Glomerulonefritis akut & kronis.doc

download Glomerulonefritis akut & kronis.doc

of 30

Transcript of Glomerulonefritis akut & kronis.doc

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    1/30

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Nefritis atau radang pada ginjal merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering

    ditemui. Glomerulonefritis bersifat akut hingga kronis(menahun). Glomerulonefritis akut

    mengacu pada sekelompok penyakit ginjal dimana terjadi reaksi inflamasi pada glomerulus.

    Ini bukan merupakan penyakit infeksi ginjal, tetapi merupakan akibat dari efek samping

    mekanisme pertahanan tubuh. Pada kebanyakan kasus, stimulus dari reaksi adalah

    diakibatkan oleh streptokokus A pada tenggorokan yang biasanya mendahului aitan

    glomerulonefritis sampai inter!al "#$ minggu.

    Glomerulonefritis kronis mempunyai aitan sebagai plomerulonefritis akut yang

    menunjukkan reaksi antigen#antibodi tipe lebih ringan yang tidak terdeteksi. %etelah reaksi

    ini berulang, ukuran ginjal berkurang sedikitnya seperlima dari ukuran normalnya dan

    mengandung jaringan fibrosa dalam jumlah yang banyak.

    Glumerulonefritis sering ditemukan pada anak usia antara $#& tahun dan lebihsering mengenai anak laki#laki dibandingkan anak perempuan. Perbandingan antara anak

    laki#laki dan perempuan adalah " ' serta jarang menyerang anak dibaah usia $ tahun.

    asil penelitian multisenter di Indonesia pada tahun *++, melaporkan adanya & pasien

    yang diraat di rumah sakit pendidikan dalam " bulan. Pasien terbanyak diraat di

    %urabaya ("-,/), kemudian disusul berturut#turut di 0akarta ("1,&/), 2andung (&,-/)

    dan Palembang (+,"/). Perbandingan antara pasien laki#laki dan perempuan adalah " ' "

    dan terbanyakan pada anak usia -#+ tahun (1,-/).

    3engan adanya kecanggihan peralatan dan teknologi penatalaksanaan

    glomerulonefritis, maka semakin akan mengurangi banyaknya penderita glomerulonefritis.

    Gambaran klinis penderita glumerulonefritis akut dan kronis sangat ber!ariasi bahkan

    penderita mengesampingkan kondisinya hanya dengan memberikan antibiotic saja.

    1.2 Tujuan

    .". 4ujuan 5mum

    6ahasisa mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperaatan klien

    denganAcute Glomerulonephritis dan Chronic Glomerulonephritis.

    ."." 4ujuan 7husus

    1. 6engetahui definisi dari Acute Glomerulonephritis dan Chronic

    Glomerulonephritis.

    2. 6engetahui etiologi dan faktor penyebab terjadinya Acute Glomerulonephritis

    dan Chronic Glomerulonephritis.3. 6engetahui patofisiologi Acute Glomerulonephritis dan Chronic

    Glomerulonephritis.

    4. 6engetahui manifestasi klinis yang muncul pada pasien dengan Acute

    Glomerulonephritis dan Chronic Glomerulonephritis.

    5. 6engetahui pemeriksaan diagnostic yang dilakukan untuk mendiagnosa Acute

    Glomerulonephritis dan Chronic Glomerulonephritis.

    6. 6enjelaskan penatalaksanaan pada pasien denganAcute Glomerulonephritis dan

    Chronic Glomerulonephritis.

    7. 6enjelaskan proses asuhan keperaatan pada klien dengan Acute

    Glomerulonephritis dan Chronic Glomerulonephritis.

    1

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    2/30

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Anatom !njal

    Gambar Anatomi Ginjal

    Ginjal merupakan organ ganda yang terletak di dareah abdomen, retroperitoneal antara

    !etebra lumbal dan 1. 4iap ginjal terdiri dari + 8 " lobus yang berbentuk piramid. 2entuk

    ginjal menyerupai kacang dengan isi cekungnya menghadap ke medial. 9ekungan ini

    disebut sebagai hilus renalis, yang di dalamnya terdapat apeks pel!is renalis dan struktur

    lain yang meraat ginjal, yakni pembuluh darah, system limfatik dan system saraf. 2esarginjal sangat ber!ariasi. Ginjal lelaki relati!e lebih besar ukurannya daripada perempuan.

    5kuran rata#rata ginjal orang deasa adalah panjang , cm, lebar - cm, tebal $, cm.

    2eratnya ber!ariasi antara "#& gram. Pada janin permukaan ginjal tidak rata, berbolus#

    bolus yang kemudian akan menghilang dengan bertambahnya umur.

    %ecara anatomis ginjal terbagi menjadi dua bagian yaitu korteks dan medulla ginjal.

    7orteks ginjal tereltak lebih superficial dan didalamnya terdapat berjuta#juta nefron. Nefron

    merupakan unit fungsional terkecil ginjal. 6edulla ginjal yang terletak lebih profundus

    banyak terdapat duktuli atau saluran kecil yang mengalirkan hasil ultrafiltrasi berupa urine.

    Nefron terdiri atas glomerulus, tubulus kontraktus (49) proksimal, loop of henle,

    tubulus kontraktus (49) distal, dan duktus kolegentes. 3arah yang membaa sisa hasil

    "etabolism tubuh difiltrasi di dalam glomerulus dan setelah sampai di tubulus ginjalbeberapa :at yang masih diperlukan dalam tubuh mengalami reabsorbsi dan :at sisa

    "etabolism yang tidak diperlukan oleh tubuh mengalami sekresi membrane urine.

    %etiap hari tidak kurang + liter cairan darah difiltrasi di glomerulus dan menghasilkan

    urine sebanyak #" liter. 5rine yang terbentuk di dalam nefron disalurkan melalui piramida

    ke system pel!ikalises ginjal untuk kemudian disalurkan ke dalam ureter.

    %ystem pel!ikalises ginjal terdiri atas minor, infundibulum, kaliks mayor dan

    pielum;pel!is renalis.mukosa system pel!ikalies terdiri atas epitel transisional dan

    dindingnya terdiri atas otot polos yang mampu berkontraksi untuk mengalirkan urine sampai

    ke kateter.

    2

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    3/30

    2.2. "ung# !njal

    Ginjal memerankan berbagai fungsi tubuh yang sangat penting bagi kehidupan, yakni

    menyaring (filtrasi) sisa hasil $metabolisme dan toksin dari darah, serta mempertahankan

    homeostasis cairan dan elektrolit tubuh kemudian dibuang melalui urine.

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    4/30

    ginjal dapat meningkat hingga $/ (pada saat latihan fisik) dan menurun hingga "/

    dari 9>.

    7apiler glomeruli berdinding porous (berlubang#lubang) yang memungkinkan

    terjadinya filtrasi cairan dalam jumlah besar (+?;hari). 6olekul yang berukuran

    kecil (air, elektrolit, dan sisa metabolisme tubuh diantaranya kreatinin dan ureum)

    akan difiltrasi dari darah, sedangkan molekul berkuran besar (protein dan sel darah)

    tetap bertahan di dalam darah. >leh karena itu komposisi cairan filtrasi yang beradadi kapsula boman, mirip dengan yang ada di dalam plasma, hanya saja cairan ini

    tidak mengandung protein dan sel darah.

    =olume cairan yang difiltrasi oleh glomerulus setiap satuan aktu tersebut

    sebagai rerata filtrasi glomerulus atau glomerular filtration rate (G$#. Ginjal mengaturkeseimbangan asam#basa dengan sekresi dan reabsorpsi ion hidrogen dan ion

    bikarbonat. Pada mekanisme pengaturan oleh ginjal ini berperan tiga sistem buffer

    asam karbonat#bikarbonat, buffer fosfat dan pembentukan amonia. Ion hidrogen,

    9>"dan N$dieksresi ke dalam lumen tubulus dengan bantuan energi yang

    dihasilkan oleh mekanisme pompa natrium di basolateral tubulus. Pada proses

    tersebut, asam karbonat dan natrium dilepas kembali ke sirkulasi untuk dapat

    berfungsi kembali. 4ubulus proksimal adalah tempat utama reabsorpsi bikarbonat

    dan pengeluaran asam.". @egenerasi 2ikarbonat

    2ikarbonat dipertahankan dengan cara reabsorbsi di tubulus proksimal agar

    konsentrasi ion bikarbonat di tubulus sama dengan di plasma. Pembentukan 9> $#

    baru, merupakan hasil eksresi dengan buffer urin dan dari produksi dan eksresi

    N1. 2ikarbonat dengan ion hidrogen membentuk asam karbonat. Asam karbonat

    kemudian berdisosiasi menjadi 9>" dan air. @eaksi ini dipercepat oleh en:im

    anhidrase karbonat kembali membentuk asam karbonat. Asam karbonat

    berdisosiasi menjadi ion bikkarbonat dan hidrogen. 2ikarbonat kembali ke aliran

    darah dan ion kembali ke cairan tubulus untuk dipertukarkan dengan natrium.

    3engan cara ini bikarbonat di reabsorpsi kembali. 2erdasarkan p urin, ginjal

    dapat mengembalikan bikarbonat ke dalam darah atau membiarkannnya keluar

    melalui urin.$.

    %ekresi Ion idrogenGinjal mengekresikan ion dari tubulus proksimal dan distal sangat sedikit,

    hanya sekitar ," mmol;? (p 1,-) atau , meB;? pada p urin 1,.

    7emampuan pengaturan (eliminasi) ion dalam keadaan normal sangat

    tergantung pada p cairan yang berada di tubulus ginjal (normal berada pada rerata

    1, 8 1,). Proses eliminasi ini berlangsung di tubulus proksimal dan distal serta

    pada duktus koligentes. Normalnya berkisar mCB ion per hari, dan ini setara

    dengan ion yang diabsorpsi di usus. Ion disekresikan melalui pertukaran

    dengan ion Nadengan bantuan energi yang berasal dari pompa Na#7#A4Pase yang

    berfungsi memperthankan konsentrasi ion Na. Ginjal mampu mengeluarkan ion

    melalui pompa proton (#7#A4Pase dan #A4P#ase) sampai p urin turun

    menjadi 1,.1. Produksi dan Cksresi N1

    4

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    5/30

    Amonia dibuat di sel tubulus ginjal dari asam amino glutamin dengan bantuan

    en:im glutaminase. Cn:im ini berfungsi optimal pada p rendah. Amonia

    bergabung dengan ion membentuk ion amonium yang tidak kembali ke sel

    tubulus dan keluar melalui urin bersamaan dengan ion . Produksi dan eksresi

    N1diatur ginjal sebagai respons perubahan keseimbangan asam basa. Anion

    asam non!olatil kembali ke dalam darah.

    2.(. S#tem !lomerulu# normal

    Glomerulus terdiri atas suatu anyaman kapiler yang sangat khusus dan diliputi oleh

    simpai 2oman. Glomerulus yang terdapat dekat pada perbatasan korteks dan medula

    (DjuEtame#dullaryF) lebih besar dari yang terletak di perifer. Percabangan kapiler berasal

    dari arteriola afferens, membentuk lobul#lobul, yang dalam keadaan normal tidak nyata,

    dan kemudian berpadu lagi menjadi arteriola efferens. 4empat masuk dan keluarnya kedua

    arteriola itu disebut kutub !askuler.

    Gambar " 2agian#bagian Nefron

    3iseberangnya terdapat kutub tubuler yaitu permulaan tubulus contortus proEimalis.

    Gelung glomerulus yang terdiri atas anyaman kapiler tersebut, di tunjang oleh jaringan

    yang disebut mesangium, yang terdiri atas matriks dan sel mesangial. 7apiler#kapiler dalam

    keadaan normal tampak paten dan lebar. 3i sebelah dalam kapiler terdapat sel endotel, yang

    mempunyai sitoplasma yang berfenestrasi. 3i sebelah luar kapiler terdapat sel epitel

    !iseral, yang terletak di atas membran basalis dengan tonjolan#tonjolan sitoplasma, yang

    disebut sebagai pedunculae atau foot processes.

    6aka itu sel epitel !iseral juga dikenal sebagai podosit. Antara sel endotel dan podosit

    terdapat membran basalis glomeruler (G26Glomerular 2asement 6embrane). 6embran

    basalis ini tidak mengelilingi seluruh lumen kapiler. 3engan mikroskop elektron ternyata

    membran basalis ini terdiri dari tiga lapisan yaitu dari arah dalam ke luar yaitu lamina rara

    interna, lamina densa dan lamina rara eEterna. %impai 2oman di sebelah dalam

    berlapiskan sel epitel parietal yang gepeng, yang terletak pada membran basalis simpai

    2oman.

    6embran basalis ini berlanjut dengan membran basalis glomeruler pada kutub

    !askuler, dan dengan membran basalis tubuler pada kutub tubuler. 3alam keadaan

    patologik, sel epitel parietal kadang#kadang berproliferasi membentuk bulan sabit (crescent

    ). 2ulan sabit bisa segmental atau sirkumferensial, dan bisa seluler, fibroseluler atau

    fibrosa.

    5

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    6/30

    2.). "ltra# !lomerulu#

    3engan mengalirnya darah ke dalam kapiler glomerulus, plasma di saring melalui

    dinding kapiler glomerulus. asil ultrafiltrasi tersebut yang bebas sel, mengandung semua

    substansi plasma seperti elektrolit, glukosa, fosfat, ureum, kreatinin, peptida, protein#

    protein dengan berat molekul rendah kecuali protein yang berat molekulnya lebih dari

    -+. ( seperti albumin dan globulin ).

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    7/30

    2.+. Etolog

    2.+.1!lomerulone'rt# Akut

    rganisme penyebab

    la:im adalah streptokokus beta hemolitikus grup A tipe " atau 1 dan ,jarang oleh

    penyebab lainnya. Namun sebenarnya bukan streptokukus yang menyebabkan kerusakan

    pada ginjal. 3i duga terdapat suatu antibodi yang ditujukan terhadap antigen khusus yang

    merupakan membrane plasma streptokokal spesifik. 4erbentuk kompleks antigen#antibodi

    dalam darah bersikulasi ke dalam glomerulus tempat kompleks tersebut secara mekanis

    terperangkap dalam membran basalis. %elanjutnya komplemen akan terfiksasimengakibatkan lesi dan peradangan yang menarik leukosit polimerfonuklear(P6N) dan

    trombosit menuju tempat lesi.

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    8/30

    endotel dan membran basalis glomerulus (G26). %ebagai respon terhadap lesi yang terjadi ,

    timbul poliferasi sel#sel endotel yang di ikuti sel#sel mesangium dan selanjutnya sel#sel

    epitel. %emakin meningkatnya kebocoran kapiler glomerulus menyebabkan protein dan sel

    darah merah dapat keluar ke dalam urin yang sedang di bentuk oleh ginjal, mengakibatkan

    proteinuria dan hematuria. Agaknya, kompleks komplemen antigen#antibodi inilah yang

    terlihat sebagai nodul#nodul subepitel(atau sebagai bungkusan epimembanosa)pada

    mikroskop elektron dan sebagai bentuk granular dan berbungkah#bungkah pada mikroskopimunofluoresensi,pada pemeriksaan mikroskop cahaya glomerulus tampak membengkak

    dan hiperselular di sertai in!asi P6N (%melt:er, %u:ane 9 2renda G. 2are. ").

    Glomerulonefritis kronis,aalnya seperti glomerulonefritis akut atau tampak sebagai

    tipe reaksi antigen;antibody yang lebih ringan,kadang#kadang sangat ringan,sehingga

    terabaikan. %etelah kejadian berulang infeksi ini,ukuran ginjal sedikit berkurang sekitar

    seperlima dari ukuran normal,dan terdiri dari jaringan fibrosa yang luas, korteks mengecil

    menjadi lapisan yang tebalnya #" mm atau kurang. 2erkas jaringan parut merusak sistem

    korteks,menyebabkan permukaan ginjal kasar dan ireguler. %ejumlah glomeruli dan

    tubulusnya berubah menjadi jaringan parut,dan cabang#cabang arteri renal menebal.

    Akhirnya terjadi perusakan glomerulo yang parah,menghasilkan penyakit ginjal tahap akhir

    (C%@3) (%melt:er, %u:ane 9 2renda G. 2are. ").

    2.-. an'e#ta# Kln#

    2.-.1 !lomerulone'rt# Akut

    . 4ahap aal '

    a. ematuria

    b. A:otemia (urea dan nitrogen dalam darah)

    c. Proteinuria

    d. 6alaise

    e. ?aju endap darah meningkat

    f. 2erat jenis urin meningkat

    g. >liguria

    ". 4ahap akhir '

    a. 2endungan sirkulasi

    b. Gagal ginjal dengan oliguria

    c. ipertensi ringan sampai berat pada lansia

    d. >edema

    2.-.2 !lomerulone'rt# Kronk

    . Pendarahan hebat mendadak, stroke atau kon!ulsi

    ". 7aki membengkak pada malam hari

    $. Penurunan berat badan

    1. Penurunan kekuatan tubuh. Peningkatan iritabilitas

    -. Nokturia

    &. %akit kepala dan pening

    +. Gangguan pencernaan

    *. 4ingkat keparahan gangguan ginjal ber!ariasi, dari hematuria mikroskopis yang

    asimptomatik dengan fungsi ginjal normal sampai gagal ginjal akut

    . 2erdasarkan tingkat gangguan ginjal, pasien dapat mengalami berbagai derajat

    edema, hipertensi, dan oliguria

    . Pasien dapat menderita ensefalopati dan atau gagal jantung akibat hipertensi atau

    hiper!olemia

    ". Cnsepalopati juga dapat diakibatkan secara langsung oleh efek toksik bakteristreptokokus pada sistem saraf pusat

    8

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    9/30

    $. Cdema biasanya terjadi akibat retensi garam dan air, dan sindrom nefrotik juga

    dapat muncul pada 8 " / kasus

    1. Cdema subglotis akut dan gangguan jalur pernafasan juga dilaporkan terjadi

    . Gejala spesifik ' malaise, letargi, nyeri abdomen atau pinggang belakang, dan

    demam.

    2.1/. Penatalak#anaan2.1/.1!lomerulone'rt# Akut

    4ujuan terapi adalah mencegah terjadinya kerusakan ginjal lebih lanjut dan

    menurunkan risiko komplikasi. @isiko komplikasi yang mungkin ada, meliputi'

    hipertensi ensefalopati, gagal jantung kongestif dan edema pulmonary.

    Penatalaksanaan yang dapat dilakukan meliputi '

    . Penatalaksanaan gejala dan antihipertensi, obat untuk hiperkalemia

    ( berhubungan dengan insufisiensi renal ), " 2locker ( untuk mencegah

    ulcerstres), dan agen pengikat fosfat ( untuk mengurangi fosfat dan menambah

    kalsium ).

    ". 4erapi antibiotik untuk menyembuhkan infeksi ( jika masih ada )

    $. Pembatasan cairan1. 3iet ketat pembatasan protein jika terdapat oliguria dan 25N meningkat.

    . 4ingkatkan karbohidrat untuk membantu tenaga dan mengurangi katabolisme

    protein

    -. Asupan potasium dan sodium diperketat jika terdapat edema, hiperkalemia, atau

    tanda gagal jantung ( 9< )

    &. 4erapi untuk mempercepat progresif glomerulonefritis meliputi '

    a. Penggantian plasma

    b. Pemberian imunosupressan ( corticosteroidsJ cyclopfosphamid K9ytoEanL )

    c. 3ialisis jika retensi cairan dan ureum tidak dapat di kontrol (Nursalam

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    10/30

    $. 3arah ' peningkatan 25N dan kreatinin, albumin rendah, lipid meningkat, titer

    antistreptolysin meningkat ( dari reaksi organisme streptokokus ) (Nursalam

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    11/30

    2.1$ 3

    11

    Infeksi faring oleh

    streptokokus

    @eaksi antigen#

    antibodi

    6enyebar ke

    pembulu darah

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    12/30

    BAB III

    ASUHAN KEPE4AATAN

    $.1 !lomerulone'rt# Akut

    $.1.1 Pengkajan

    Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses

    keperaatan yang mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu pengumpulan data.

    Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam

    menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita,

    mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapat diperoleh

    melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemerikasaan laboratorium serta

    pemeriksaan penunjang lainnya.

    . Anamnese

    a. Identitas penderita

    6eliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,alamat, status perkainan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk

    rumah sakit dan diagnosa medis.

    b. 7eluhan 5tama

    7eluhan utama yang sering dikeluhkan ber!ariasi meliputi keluhan

    nyeri pada pinggang atau kosto!ertebra, miksi berdarah, ajah atau kaki

    bengkak, pusing atau keluhan badan cepat lelah.

    c. @iayat 7esehatan 3ahulu

    7aji apakah pasien pernah menderita penyakit diabetes melitus dan

    penyakit hipertensi sebelumnya. Penting untuk dikaji mengenai riayat

    pemakaian obat#obatan masa lalu dan adanya riayat alaergi terhadap jenis

    obat dan didokumentasikan.

    d. Psikososiokultural

    Adanya kelemahan fisik, miksi darah, serta ajah dan kaki yang

    bengkak akan memberikan dampak rasa cemas dan koping yang maladaptif

    pada pasien.

    e. Pemeriksaan

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    13/30

    2$ (2rain) ' Cdema ajah terutama periorbital, konjungti!a anemis,

    sklera tidak ikterik , dan mukosa mulut tidak mengalami

    peradangan. %tatus neurologis mengalami perubahan

    sesuai dengan tingkat parahnya a:otemia pada sistem saraf

    pusat. Pasien beresiko kejang sekunder gangguan

    elektrolit.

    21 (2ladder) ' Inspeksi. Cdema pada ekstremitas dan ajah. Perubahanarna urine output seperti arna urine berarna kola dari

    proteinuri, silinderuri, dan hematuri. Palpasi. 3idapatkan

    adanya nyeri tekan ringan pada area kosto!ertebra.

    Perkusi. Perkusis sudut kosto!ertebra memberikan

    stimulus nyeri ringan lokal disertai suatu penjalaran nyeri

    ke pinggang dan perut.

    2 (2oel) ' 6ual dan muntah, serta anoreksia sehingga sering

    didapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan.

    2- (2one) ' 7elemahan fisik secara umum sekunder dari edema

    tungkai atau edema ajah terutama pada preorbital,

    anemia, dan penurunan perfusi perifer dari hipertensi.

    $.1.2 Pengkajan Dagno#tk Laboratorum

    a. Pada pemeriksaan urinalisis

    3itemukan hematuria (darah dalam urine) mikroskopik atau makroskopik

    (gros). 5rine tampak berarna kola akibat sel darah merah dan butiran atau

    sedimen protein (lempengan sel darah merah menunjukkan adanya cedera

    glomerular). Proteinuria, terutama albumin, juga terjadi akibat meningkatnya

    permeabilitas membran glumerulus.

    b. 7adar 25N dan kreatinin serum

    6eningkat seiring dengan menurunnya urine output. Pasien adapat

    anemik akibat hilangnya sel darah merah ke dalam urine dan perubahan

    mekanisme hematopoetik tubuh.

    $.1.$ Dagno#a Ke0era5atan

    . @isiko kelebihan !olume cairan b.d penurunan !olume urine, retensi cairan

    dan natrium, peningkatan aldosteron sekunder dari penurunan G

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    14/30

    7riteria hasil ' Pasien tidak sesak napas, edema ekstremitas berkurang, piting

    edema #, produksi urine O- ml; hari.

    Inter!ensi @asional

    7aji adanya edema ekstremitas 9uriga gagal kongestif; kelebihan !olume

    cairan

    7aji tekanan darah 5ntuk mengetahui peningkatan jumlah cairan,dengan meningkatkan beban kerja jantung.

    5kur intake dan output Penurunan curah jantung, mengakibatkan

    gangguan perfusi jaringan ginjal, retensi,

    natrium;air dan penurunan urine output

    2erikan oksigen sesuai dengan indikasi 6eningkatkan sediaan oksigen untuk kebuthan

    miokard untuk melaan efek hipoksia;iskemia

    7olaborasi untuk pemberian diuretic 3iuretik bertujuan untuk menurunkan !olume

    plasma dan menurunkan retensi ciran

    dijaringan sehingga menurunkan risiko

    terjadinya edema paru.

    ". @isiko tinggi kejang b.d kerusakan hantaran saraf sekunder dari abnormalitas

    elektrolit dan uremia.

    4ujuan ' 3alam aktu $E"1 jam peraatan risiko kejang berulang tidak

    terjadi

    7riteria hasil ' Pasien tidak mengalami kejang

    Inter!ensi @asional

    7aji dan catat faktor#faktor yang

    menurunkan kalsium dari sirkulasi

    Penting untuk mengamati hipokalsemia pada

    pasien beresiko. Peraat harus bersiap untuk

    keaspadaan kejang bila hipokalsemia hebat.

    7aji stimulus kejang 2eberapa stimulus kejang adalah rangsangancahaya dan peningkatan suhu tubuh

    indari konsumsi alkohol dan kafein

    yang tinggi

    6enghambat penyerapan kalsium dan perokok

    kretek sedang akan menimgkatkan ekskresi

    kalsium urine

    7olaborasi pemberian terapi ' Garam

    kalsium parenteral, !itamin 3

    5ntuk meningkatakan absorpsi ion kalsium

    6onitor pemeriksaan C7G dan

    laboratorium, serta kalsium serum

    6enilai keberhasilan inter!ensi

    $. Nyeri b.d respons inflamas, kontraksi otot sekunder, adanya inflamasi

    glomerulus.4ujuan ' 3alam aktu E"1 jam terdapat penurunan respon nyeri.

    7riteria hasil '

    . 7lien menyatakan penurunan rasa nyeri, skala nyeri # (#1)

    ". 44= dalam batas normal, ajah rileks, tidak terjadi penurunan perfusi

    perifer, urine O-ml;hari

    14

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    15/30

    1. @isiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.dketidakadekuatan intake nutrisi sekunder dari nyeri, ketidaknyamanan

    lambung dan intestinal.

    4ujuan '3alam aktu E"1 jam pasien akan mempertahankan kebutuhan

    nutrisi yang adekuat

    7riteria hasil ' 6embuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

    dalam situai indi!idu, menunjukkan peningkatan berat.

    Inter!ensi @asional

    7aji pengetahuan pasien

    tentang asupan nurisi

    Peraat dapat memberikan pendidikan yang sesuai

    dengan pengetahuan pasien yang efisien dan efektif

    6ulai dengan makanan yang

    kecil kemudian ditingkatkan

    sesuai dengan toleransi

    7andungan makanan dapat mengakibatkan

    ketidaktoleransian GI, memerlukan perubahan pada

    kecepatan atau tipe formula

    2erikan diet secara rutin 6emberikan makan pada pasien $E sehari dan dalam

    keadaan hangat akan memberikan kondisi normal

    terhadap fungsi gastrointestinal.

    2eri makanan dalam keadaan

    hangat dan porsi kecil serta

    diet 474P@G (4inggi 7lori

    4inggi Protein @endah Gula)

    5tuk meningkatkan selera dan mencegah mual,

    mempercepat perbaikan kondisi, serta mengurangi

    beban kerja jantung.

    2erikan nutrisi secaraparenteral Nutrisi secara intra!ena dapat membantu memenuhikebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh pasien untuk

    mempertahankan kebutuhan nutrisi harian.

    . Gangguan Acti!ity 3aily ?i!ing (A3?) b.d edema ekstremitas, kelemahan

    fisik secara umum

    4ujuan ' 3alam aktu $E$1 jam akti!itas sehari#hari klien terpenuhi dan

    meningkatnya kemampuan berakti!itas

    7riteria hasil ' 7lien menunjukkan kemampuan berakti!itas tanpa gejala#

    gejala berat, terutama mobilisasi di tempat tidur.

    Inter!ensi @asional

    15

    Inter!ensi @asional

    7aji nyeri dengan pendekatan

    P@%4

    6enjadi parameter untuk menegtahui bagaimana

    inter!ensi dan sejauh mana keberhasilan dari inter!ensi

    yang diberikan

    Anjurkan klien untuk

    melaporkan apabila terjadi nyeri

    Nyeri berat dapat mengakibatkan syok kardiogenik

    yang berdampak pada kematian yang mendadak?akukan manejemen nyeri

    keperaatan.

    Atur posisi fisiologis, teknik

    relaksasi, teknik ditraksi

    5ntuk mengalihkan perhatian pasien bertujuan untuk

    mengurangi rasa nyeri

    4ingkatkan pengetahuan

    tentang sebab#sebab nyeri dan

    menghubungkan berapa lama

    nyeri akan berlangsung

    Pengetahuan dapat mengurangi nyeri dan dapat

    membantu kepatuhan pasien terhadap rencana

    terapeutik

    7olaborasi dengan dokter untuk

    pemberian analgetik

    Analgetik dapat memblok nyeri sehingga nyeri dapat

    berkurang

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    16/30

    4ingkatkan istirahat, batasi

    akti!itas senggang yang tidak

    berat

    6enurunkan konsumsi oksigen jaringan dan

    memberikan kesempatan jaringan yang mengalami

    gangguan dapat memperbaiki kondisi yang optimal.

    Pertahankan rentang gerak

    pasif selama sakit kritis.

    6eningkatkan kontraksi otot sehingga membantu

    !enous return

    C!aluasi tanda !ital saat

    kemajuan akti!itas terjadi.

    5ntuk mengetahui fungsi jantung, bila dikaitkan

    dengan akti!itas2erika aktu istirahat diantara

    aktu akti!itas

    5ntuk mendapatkan cukup aktu resolusi bagi tubuh

    dantidak terlalu memaksa kerja jantung

    Pertahankan penambahan

    >"sesuai pesanan

    5ntuk meningkatkan oksigenasi jaringan

    -. 7ecemasan b.d prognosis oenyakit, ancaman, kondisi sakit, dan perubahan

    kesehatan.

    4ujuan ' 3alam aktu E"1 jam kecemasan pasien berkurang

    7riteria hasil ' Pasien menyatakan kecemasan berkurang, mengenal

    perasaannya, dapat mengindentifikasi penyebab atau faktor yang

    memengaruhinya, koorperatif terhadap tindakan, ajah rileks.

    Inter!ensi @asional

    7aji tanda !erbal dan

    non!erbal, dampingi pasien dan

    lakukan tindakan bila

    menunjukkan perilaku

    merusak.

    @eaksi !erbal;non !erbal dapat menunjukkan rasa

    agitasi, marah, dan gelisah

    indari konfrontasi 7onfrontasi dapat meningkatkan rasa marah,

    menurunkan kerja asma dan mungkin memperlambat

    penyembuhan

    2eri kesempatan pada pasienuntuk mengungkapkan

    ansietasnya

    3apat menghilangkan ketegangan terhadapkekhaatiran yang tidak diekspresikan

    2erikan pri!asi untuk pasien

    dan orang terdekat

    6emberi aktu untuk mengekspresikan perasaan dan

    menghilangkan rasa cemas

    7olaborasi berikan anticemas

    sesuai indikasi

    6eningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan

    $.1.) E6alua#

    . 7elebiham !olume cairan dapat diturunkan atau tidak terjadi

    ". 4idak terjadi kejang atau dapat menurunkan stimulus kejang$. 4erjadi penurunan skala nyeri

    1. 4erjadi peningkatan asupan nutrisi

    . 4erpenuhinya akti!itas sehari#hari

    -. 4erjadinya penurunan tingkat kecemasan.

    $.2 !lomerulone'rt# Kron#

    $.2.1 Pengkajan

    . anamesa

    Pada pengkajian ditemukan klien yang mengalami glomerulonrfritis kronik

    bersifat insidental pada saat pemeriksaan dijumpai hipertensi atau peningkatan25N dan kreatin serum. Pada beberapa klien hanya mengeluh baha tungkai

    mereka sedikit bengkak di malam hari dan pada sebagian klien mengeluh adanya16

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    17/30

    kehilangan berat badan dan kekuatan badan, peningkatan iritabilitas, dan

    peningkatan berkemih di malam hari (nokturia). %akit kepala, pusing, dan gangguan

    pencernaan umumnya terjadi.

    ". Pemeriksaan fisik

    7eadaan umum pasien lemah dan terlihat sakit berat dengan tingkat kesadaran

    biasanya compos metis, tetapi akan berubah apabila sistem saraf pusat mengalami

    gangguan sekunder dari penurunan perfusi jaringan otak dan kerusakan handaransaraf sekunder dari abnormalitas elektrolit dan uremia. Pada 44= sering didapatkan

    adanya perubahan pada fase aal sering didapatkan suhu tubuh meningkat,

    frekuensi denyut nadi mengalami peningkatan,frekuensi meningkat sesuai dengan

    peningkatan suhu tubuh dan denyut nadi. 4ekanan darah terjadi perubahan dari

    hipertensi ringan sampai berat.

    2 (breathing) '2iasanya didapatkan gangguan pola napas dan jalan napas yang

    merupakan respons terhadap edema pulmoner dan adanya sindrom

    uremia. 2unyi napas ronkhi. 2iasanya didapatkan pada kedua paru.

    2" (blood) 'Adanya tanda perikarditis disertai friksi perikardial dan pulsus

    paradoksus (perbedaan tekanan darah lebih dari mmg selama

    inspirasi dan ekspirasi). Peningkatan tekanan darah sekunder dariretensi natrium dan air yang memberikan dampak pada fungsi sistem

    kardio!askuler di mana akan terjadi penurunan perfusi jaringan

    akibat tingginya beban sirkulasi. Pangkal !ena mengalami distensi

    akibat cairan yang berlebihan. 7ardiomegali, irama galop, dan tanda

    gagal jantung kongesti lain dapat terjadi.

    2$ (brain) '7lien mengalami konfusi dan memperlihatkan rentang perhatian yang

    menyempit. 4emuan pada retina mencangkup hemoragi, adanya

    eksudat, arterior menyempit dan berliku#liku, serta papiledema.

    Neuropati perifer disertai hilangnya refleks tendon dan perubahan

    neurosensori muncul setelah penyakit terjadi. Pasien beresiko kejang

    sekunder gangguan elektrolit.

    21 (bladder) ' 2iasanya akan didapatkan tanda dan gejala insufiensi renal dan gagal

    ginjal kronik. Penurunan produksi urin sampai anuria. Perubahan

    arna urin output seperti berarna kola dari proteinuri, silinderuri,

    dan hematuri.

    2 (boel) '3idapatkan danya mual dan muntah, anoreksia dan diare sekunder dari

    bau mulut amonia, peradangan mukosa mulut, ulkus saluran cerna

    sehingga sering didapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan.

    2- (bone) '7lien tampak sangat kurus, pigmen kulit tampak kuning keabu#abuan

    dan terjadi oedeme perifer (dependen) dan periorbital. 3idapatkan

    adanya nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki, kulit gatal,dan ada; berulangnya infeksi. Pruritis, demam (sepsis, dehidrasi),

    petekie, area ekimosis pada kulit, dan keterbatasan gerak sendi.

    3idapatkan adanya kelemahan fisik secara umum sekunder dari anemia

    dan penurunan perfusi perifer dari hipertensi.

    $.2.2 Pengkajan 7agno#tk

    . 5rinalisis didapatkan proteinuria, endapan urinarius (hasil sekresi protein oleh

    tubulus yang rusak), hematuri

    ". iperkalemi akibat penurunan ekskresi, masukan dari makanan dan medikasi,

    asidosis, dan katabolisme.

    $. Asidosis metabolik akibat sekresi asam oleh ginjal dan ketidak mampuan untukregenerasi bikarbonat

    1. Anemia akibat penurunan eritropoesis (produksi sel darah merah).

    17

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    18/30

    . ipoalbuminemia disertai edema akibat kehilangan protein melalui membran

    glomerulus yang rusak.

    -. %erum kalsium meningkat (kalsium terikat pada fosfor untuk mengkonsasi

    peningkatan kadar serum fosfor).

    &. ipermagnesemia akibat penurunan ekskresi dan ingesti antasid yang

    mengandung magnesium.

    +. @ontgen dada menunjukkan perbesaran jantung dan edema pulmoner.*. Clektrokardiogram mungkin normal namun dapat juga menunjukkan adanya

    hipertensi disertai hipertrofi !entrikel kiri dan gangguan elektrolit, seperti

    hiperkalemi dan puncak gelombang 4 yang tinggi.

    $.2.$Pengkajan 0enatalak#anaan me7#

    4ujuan dari penanganan medis adalah menurunkan risiko dari penurunan progresif

    fungsi ginjal. Penatalaksanaan tersebut meliputi hal#hal berikut ini.

    . 3iet rendah natrium dan pembatasan cairan. Protein dengan nilai biologis yang

    tinggi (produk susu, telur, daging) diberikan untuk mendukung status nutrisi

    yang baik bagi klien. 7alori yang adekuat juga penting untuk menyediakan

    protein bagi pertumbuhan dan perbaikan jaringan.

    ". Antimikroba. Infeksi traktus urinarius harus ditangan dengan tepat untukmencegah kerusakan renal lebih lanjut.

    $. 3iuretik. 5ntuk menurunkan edema dan hipertensi.

    1. 3ialisis. 3imulainya dialisis dipertimbangkan diaal terapi untuk menjaga agar

    kondisi fisik klien tetap optimal, mencegah ketidakseimbangan cairan dan

    elektrolit, dan mengurangi risiko komplikasi gagal ginjal.

    $.2.( Dagno## ke0era5atan

    3ari hasil pengkajian diatas diagnosis keperaatan yang la:im ditemukan, meliputi

    hal#hal berikut ini.

    . Aktual; risiko tinggi pola napas tidak efektif b.d pengembangan paru tidak

    optimal, perembesan cairan, kongesti paru sekunder perubahan membran kapiler

    al!eoli dan retensi cairan, kongesti paru sekunder perubahan membran kapiler

    al!eoli dan retensi cairan interstisial dari edema paru dan respons asidosis

    metabolik.

    ". Aktual; resiko kelebihan !olume cairan b.d penurunan urine, retrensi cairan dan

    natrium, peningkatan aldosteron sekunder dan penurunan G

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    19/30

    . @isiko tinggi pola napas tidak efektif b.d pengembangan paru tidak optimal, perembesan

    cairan, kongesti paru sekunder perubahan membran kapiler al!eoli dan retensi cairan,

    kongesti paru sekunder perubahan membran kapiler al!eoli dan retensi cairan interstisial

    dari edema paru dan respons asidosis metabolik.

    4ujuan' dalam aktu Q"1 jamtidak terjadi perubahan pola napas

    7riteria hasil'

    Pasien tidak sesak napas, @@ dalam batas normal -#"Q; menit, pemeriksaan gas arteri

    p &,1 R ., 9>, "1R" mCB;?, dan Pa9>, 1 mmG

    Inter!ensi @asional

    kaji faktor penyebab pola napas

    tidak efektif

    6engidentifikasi untuk mengatasi penyebab

    dasar dari alkalosis

    6onitor ketat 44= Perubahan 44= akan memberikan dampak

    pada resiko alkalosis yang bertambah beratdan berindikasi pada inter!ensi untuk

    secepatnya melakukan koreksi alkalosis

    Istirahatkan pasien dengan posisi

    foler

    posisi foler akan meningkatkan ekspansi

    paru optimal. Istirahat akan mengurangi kerja

    jantung, meningkatkan tenaga cadangan

    jantung, dan menurunkan tekanan darah.

    7olaborasi

    S Pantau data laboratorium analisa

    gas darah

    berkelanjutan

    4ujuan inter!ensi keperaatan pada alkalosis

    adalah menurunkan p sistemik sampai ke

    batas yang aman, dan menanggulangi sebab#

    sebab alkalosis yang mendasarinya. 3engan

    monitoring, perubahan dari analisa gas darah

    berguna untuk menghindari komplikasi yang

    tidak diharapkan.

    ". 7elebihan !olume cairan b.d penurunan !olume urine, retensi cairan dan natrium,

    peningkatan aldosteron sekunder dari penurunan G

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    20/30

    7aji tekanan darah 5ntuk mengetahui peningkatan jumlah

    cairan, dengan meningkatkan beban kerja

    jantung.

    5kur intake dan output Penurunan curah jantung, mengakibatkan

    gangguan perfusi jaringan ginjal, retensi,

    natrium;air dan penurunan urine output

    2erikan oksigen sesuai dengan indikasi 6eningkatkan sediaan oksigen untukkebuthan miokard untuk melaan efek

    hipoksia;iskemia

    7olaborasi untuk pemberian diuretik 3iuretik bertujuan untuk menurunkan

    !olume plasma dan menurunkan retensi

    ciran dijaringan sehingga menurunkan

    risiko terjadinya edema paru.

    $. Nyeri b.d respons inflamas, kontraksi otot sekunder, adanya inflamasi glomerulus.

    4ujuan ' 3alam aktu E"1 jam terdapat penurunan respon nyeri.

    7riteria hasil ' # 7lien menyatakan penurunan rasa nyeri, skala nyeri # (#1)# 44= dalam batas normal, ajah rileks, tidak terjadi penurunan perfusi

    perifer, urine O-ml;hari

    Inter!ensi @asional

    7aji nyeri dengan pendekatan

    P@%4

    6enjadi parameter untuk menegtahui

    bagaimana inter!ensi dan sejauh mana

    keberhasilan dari inter!ensi yang diberikan

    Anjurkan klien untuk melaporkan

    apabila terjadi nyeri

    Nyeri berat dapat mengakibatkan syok

    kardiogenik yang berdampak pada kematian

    yang mendadak

    ?akukan manejemen nyerikeperaatan.

    Atur posisi fisiologis, teknik

    relaksasi, teknik ditraksi

    5ntuk mengalihkan perhatian pasienbertujuan untuk mengurangi rasa nyeri

    4ingkatkan pengetahuan tentang

    sebab#sebab nyeri dan

    menghubungkan berapa lama nyeri

    akan berlangsung

    Pengetahuan dapat mengurangi nyeri dan

    dapat membantu kepatuhan pasien terhadap

    rencana terapeutik

    7olaborasi dengan dokter untuk

    pemberian analgetik

    Analgetik dapat memblok nyeri sehingga

    nyeri dapat berkurang

    1. @esiko defisit neurologik b.d. akibat#akibat dehidrasi seluler pada sel#sel otak,

    sekunder dari peningkatan natrium di sirkulasi otak.

    4ujuan ' dalam aktu "Q"1 jam perfusi jaringan otak dapat tercapai secara optiomal

    7riteria hasil'

    7lien tidak gelisah, tidak ada keluhan nyeri kepala, mual, kejang, G9% 1,,-, pupil

    isokor, reflek cahaya (), tanda#tanda !ital normal serta pasien tidak mengalami

    defisit neurologis

    20

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    21/30

    Inter!ensi @asional

    2erikan penjelasan kepada keluarga

    klien tentang sebab#sebab peningkatan

    4I7 dan akibatnya

    7eluarga lebih berpartisipasi dalam

    proses penyembuhan

    Anjurkan klien tirah baring (bed rest)

    secara total dengan posisi tidur

    terlentang tanpa bantal

    Perubahan tekanan intrakanial akan dapat

    menyebabkan risiko untuk terjadinya

    herniasi otak

    6onitor tanda#tanda status neurologis

    dengan G9%

    3apat mengurangi kerusakan otot lanjut

    . @esiko tinggi aritmia b.d gangguan konduksi elektrikal sekunder dari penurunan

    kalium sel.

    4ujuan' dalam Q"1 jam tidak terjadi aritmia

    7riteria hasil '. 7lien tidak gelisah, klien tidak mengeluh mual muntah, G9% 1,,-,

    ". tidak terdapat papiledema, 44= dalam batas normal

    $. 7lien tidak mengalami defisit neurologis

    1. 7adar kalium serum dalam batas normal

    Inter!ensi @asional

    7aji faktor penyebab dari situasi keadaan

    indi!idu dan faktor#faktor yang

    menurunkan kalium di I9C

    2anyak faktor yang menyebabkan

    hipokalemia dan penanganan disesuaikan

    dengan faktor penyebab

    6emonitoring 44= tiap 1 jam Adanya perubahan 44= secara cepat

    dapat pencetus aritmia pada klien

    hipokalemia

    Pemberian suplemen kalium oral seperti

    obat Aspar 7.

    7alium oral dapat menghasilkan lesi

    usus kecil oleh karena itu, klien harus

    dikaji dan diberi peringatan tentang

    distensi abdomen, nyeri, atau pendarahan

    GI.

    -. @esiko tinggi kejang b.d kerusakan hantaran saraf sekunder dari abnormalitas

    elektrolit dan uremia.

    4ujuan ' 3alam aktu $E"1 jam peraatan risiko kejang berulang tidak terjadi

    7riteria hasil ' Pasien tidak mengalami kejang

    Inter!ensi @asional

    7aji dan catat faktor#faktor yang

    menurunkan kalsium dari sirkulasi

    Penting untuk mengamati hipokalsemia

    pada pasien beresiko. Peraat harus

    bersiap untuk keaspadaan kejang bila

    hipokalsemia hebat.7aji stimulus kejang 2eberapa stimulus kejang adalah

    21

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    22/30

    rangsangan cahaya dan peningkatan

    suhu tubuh

    indari konsumsi alkohol dan kafein

    yang tinggi

    6enghambat penyerapan kalsium dan

    perokok kretek sedang akan

    menimgkatkan ekskresi kalsium urine

    7olaborasi pemberian terapi ' Garam

    kalsium parenteral, !itamin 3

    5ntuk meningkatakan absorpsi ion

    kalsium6onitor pemeriksaan C7G dan

    laboratorium, serta kalsium serum

    6enilai keberhasilan inter!ensi

    &. @esiko tinggi defisit neurologis b.d tranmisi sel#sel saraf sekunder dan hiperkalsemi.

    4ujuan ' dalam aktu $Q"1 jam setelah diberikan inter!ensi, defisit neurologi tidak

    terjadi dan perfusi jaringan ke otak meningkat

    7riteria hasil' 7lien tidak mengalami konfusi mental, kerusakan memori, bicara

    tidak jelas, letargi, perilaku psikotik akut, atau koma.

    Inter!ensi @asional6onitor tanda#tanda !ital dan

    neurologik tiap #$ menit. 6engenai

    tekanan intrakanial, catat dan laporkan

    segera perubahan#perubahan kepada

    dokter.

    Perubahan#perubahan ini menandakan

    ada perubahan tekanan intrakanial dan

    penting untuk inter!ensi dini.

    4inggikan sedikit kepala klien dengan

    hati#hati, cegah gerakan yang tiba#tiba

    dan tidak perlu dari kepala dan leher,

    serta hindari fleksi leher

    5ntuk mengurangi tekanan intrakranial

    +. 7etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. intake nutrisi yang

    tidak adekuat efek sekunder dari anoreksi, mual, muntah.

    4ujuan '3alam aktu E"1 jam pasien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi

    yang adekuat

    7riteria hasil ' 6embuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam situai

    indi!idu, menunjukkan peningkatan berat.

    Inter!ensi @asional

    7aji pengetahuan pasien tentang asupan nurisi Peraat dapat memberikan

    pendidikan yang sesuai dengan

    pengetahuan pasien yang efisien

    dan efektif

    6ulai dengan makanan yang kecil kemudian

    ditingkatkan sesuai dengan toleransi

    7andungan makanan dapat

    mengakibatkan

    ketidaktoleransian GI,

    memerlukan perubahan pada

    kecepatan atau tipe formula

    2erikan diet secara rutin 6emberikan makan pada pasien$E sehari dan dalam keadaan

    hangat akan memberikan kondisi

    22

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    23/30

    normal terhadap fungsi

    gastrointestinal.

    2eri makanan dalam keadaan hangat dan

    porsi kecil serta diet 474P@G (4inggi 7lori

    4inggi Protein @endah Gula)

    5tuk meningkatkan selera dan

    mencegah mual, mempercepat

    perbaikan kondisi, serta

    mengurangi beban kerja jantung.

    2erikan nutrisi secara parenteral Nutrisi secara intra!ena dapatmembantu memenuhi kebutuhan

    nutrisi yang diperlukan oleh

    pasien untuk mempertahankan

    kebutuhan nutrisi harian.

    *. Gangguan acti!ity daily li!ing (A3?) b.d. edema ekstremitas, kelemahan fisik serta

    umum.

    4ujuan ' 3alam aktu $E$1 jam akti!itas sehari#hari klien terpenuhi dan

    meningkatnya kemampuan berakti!itas

    7riteria hasil ' 7lien menunjukkan kemampuan berakti!itas tanpa gejala#gejala

    berat, terutama mobilisasi di tempat tidur.

    Inter!ensi @asional

    4ingkatkan istirahat, batasi akti!itas senggang

    yang tidak berat

    6enurunkan konsumsi oksigen

    jaringan dan memberikan

    kesempatan jaringan yang

    mengalami gangguan dapat

    memperbaiki kondisi yang

    optimal.

    Pertahankan rentang gerak pasif selama sakitkritis. 6eningkatkan kontraksi ototsehingga membantu !enous

    return

    C!aluasi tanda !ital saat kemajuan akti!itas

    terjadi.

    5ntuk mengetahui fungsi

    jantung, bila dikaitkan dengan

    akti!itas

    2erika aktu istirahat diantara aktu akti!itas 5ntuk mendapatkan cukup

    aktu resolusi bagi tubuh

    dantidak terlalu memaksa kerja

    jantung

    Pertahankan penambahan >" sesuai pesanan 5ntuk meningkatkan oksigenasi

    jaringan

    . 7ecemasan b.d. prognosis penyakit, ancaman, kondisi sakit, dan perubahan

    kesehatan.

    4ujuan ' 3alam aktu E"1 jam kecemasan pasien berkurang

    7riteria hasil ' Pasien menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya,

    dapat mengindentifikasi penyebab atau faktor yang memengaruhinya, koorperatif

    terhadap tindakan, ajah rileks.

    Inter!ensi @asional

    7aji tanda !erbal dan non!erbal, dampingipasien dan lakukan tindakan bila menunjukkan

    @eaksi !erbal;non !erbal dapatmenunjukkan rasa agitasi,

    23

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    24/30

    perilaku merusak. marah, dan gelisah

    indari konfrontasi 7onfrontasi dapat

    meningkatkan rasa marah,

    menurunkan kerja asma dan

    mungkin memperlambat

    penyembuhan

    2eri kesempatan pada pasien untukmengungkapkan ansietasnya

    3apat menghilangkanketegangan terhadap

    kekhaatiran yang tidak

    diekspresikan

    2erikan pri!asi untuk pasien dan orang terdekat 6emberi aktu untuk

    mengekspresikan perasaan dan

    menghilangkan rasa cemas

    7olaborasi berikan anticemas sesuai indikasi 6eningkatkan relaksasi dan

    menurunkan kecemasan

    $.2.* E6alua#

    asil yang diharapkan setelah mendapat inter!ensi keperaatan adalah sebagai

    berikut.

    . pola napas kembali efektif.

    ". kelebihan !olume cairan dapat teratasi.

    $. membaiknya curah jantung.

    1. tidak mengalami defisit neurologis.

    . tidak didapatkan gejala aritmia.

    -. tidak mengalami kejang

    &. perbaikan neurologis

    +. peningkatan kemampuan sehari#hari.

    *. penurunan kecemasan.$.$ 3onto9 Ka#u#

    4n 3 ($ tahun) diraat di @% A di unit penyakit dalam dengan keluhan saat

    2A7 terdapat darah dan juga bengkak#bengkak diajah dan bagian tungkai. Pasien juga

    mengeluh lemah dan sakit kepala. Pada pemeriksaan urinalisis terdapat hematuria

    (secara mikroskopik) dan proteinuria. Pada pemeriksaan laboratorium 25N'"+ mg;dl

    Albumin' "mg;dl b' + gr;dl . 3itemukan sumbatan pada kapiler glomerulus dari

    proliferasi sel endotel saat pemeriksaan biopsi dengan jarum. Pada pemeriksaan 44=

    didapatkan 43 ' ; mmg, N' E;menit, %'$&T9, @@' "E;menit.

    $.$.1 Pengkajan

    A. 3ata demografiNama ' 4n 3

    5mur ' $ tahun

    Agama ' Islam

    Pendidikan ' 4amat %?4A

    Pekerjaan ' %asta

    %uku;2angsa ' Indonesia

    Alamat ' %urabaya

    0enis kelamin ' ?aki#laki

    %tatus perkainan ' 6enikah

    penanggung biaya ' 0A6%>4C7

    2. @iayat %akit dan 7esehatan

    . 7eluhan utama

    24

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    25/30

    Pasien mengeluh lemah dan sakit kepala. 2A7 terdapat darah dan juga

    bengkak#bengkak diajah dan bagian tungkai.

    ". @iayat penyakit saat ini

    %aat 2A7 terdapat darah dan juga bengkak#bengkak diajah dan bagian

    tungkai. Pasien juga mengeluh lemah dan sakit kepala saat 2A7 terdapat

    darah dan juga bengkak#bengkak diajah dan bagian tungkai. Pasien juga

    mengeluh lemah dan sakit kepala$. @iayat penyakit dahulu

    #

    1. @iayat penyakit keluarga

    Ibu 4n 3 menderita penyakit hipertensi

    9. Pemeriksaan % ' @e!ie of %ystem )

    . 2 (2reathing)

    @@' "E;menit

    ". 2" (2lood)

    Nadi ' Q;menit

    4ekanan darah ' ; mm;hg (normal' ";+ mm;hg)

    $. 2$ (2rain) %akit kepala

    1. 21 (2ladder)

    ematuria (Pada pemeriksaan urinalisis terdapat hematuria dan proteinuria)

    . 2 (2oel)

    normal

    -. 2- (2one)

    pasien lemah, edema diajah dan bagian tungkai, dan anemia.

    3. 3ata ?aboratorium

    Pemeriksaan menunjukkan '

    . Pada pemeriksaan urinalisis terdapat hematuria (secara mikroskopik) danproteinuria.

    ". Pada pemeriksaan laboratorium 25N'"+ mg;dl Albumin' "mg;dl b' + gr;

    $. pemeriksaan biopsi dengan jarum' ditemukan sumbatan pada kapiler glomerulus

    dari proliferasi sel endotel.

    $.$.2 Anal#a Data

    No. 3ata Ctiologi 6asalah

    . 3%' terdapat darah dalam urine

    3>' 43'; mm;hg (hipertensi)

    nadi' Q;menit

    edema

    proteinuria

    b' + gr;dl (anemia)

    Adanya sumbatan di

    glomerulus

    penyempitan

    pembuluh darah

    peningkatan tekanan

    ke ginjal (hipertensi)

    terdapat darah dalam

    urine

    7etidakefektifan

    perfusi jaringan

    ginjal

    ". 3%' pE mengeluh 2A7 terdapat darah,ajah dan tungkai bengkak, 43

    hipertensi, anemia sertakan hb pasien,

    Penyumbatan padakapiler glomerulus

    7elebihan !olumecairan

    25

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    26/30

    edema, proteinuria b' + gr;dl

    3>' urinalisis ' hematuria proteinuria,

    25N'"+ mg;dl

    Albumin' "mg;dl

    b' + gr;dl,

    pemeriksaan biopsi dengan jarum '

    sumbatan pada kapiler glomerulus dariproliferasi sel endotel saat

    43' ; mm;hg

    bengkak#bengkak diajah (moon face)

    edema ekstremitas

    proteinuria

    hipertensi

    anemia

    Adanya protein

    dalam urin

    Penurunan albumin

    6oonface dan edema

    ekstremitas

    $.$.$ Dagno#a Ke0era5atan

    . 7etidakefektifan perfusi jaringan ginjal b.d cedera pada fungsi glomerulus

    ". 7elebihan !olume cairan b.d gangguan fungsi ginjal

    $.$.( Inter6e# Ke0era5atan

    . 3E 7etidakefektifan perfusi jaringan ginjal b.d cedera pada fungsi glomerulus

    4ujuan' meningkatkan fungsi ginjal

    Inter!ensi @asional

    6onitoring tanda !ital serta atur asupan dan

    pengeluaran diet selama fase akut

    5ntuk mengetahui apabilada ada perubahan

    yang signifikan

    Istirahat di tempat tidur (bedrest) selama fase

    akut hingga 25N, kreatin, dan tekanan darah

    normal

    7arena istirahat juga membantu diuresis

    2erikan obat sesuai resep dan e!aluasi

    respons pasien untuk mengantisipasi'

    diuretik, penghambatan , agen pengikat

    fosfat, dan antibiotik (jika ada infeksi)

    ". 3E 7elebihan !olume cairan b.d gangguan fungsi ginjal

    4ujuan' memperbaiki keseimbangan cairan

    Inter!ensi @asional

    6onitoring keseimbangan cairan secara

    seksama, ganti cairan sesuai cairan yang

    hilang (urine, respirasi, dan feses), dan

    ukuran berat badan setiap hari

    5ntuk mengetahui seimbang atau tidaknya

    cairan dalam tubuh

    6onitoring tekanan arteri pulmonal dan

    tekanan !ena pusat (9=P), jikadiindikasikan.

    Agar tidak terjadi peningkatan yang

    signifikan

    6onitoring tanda dan gejala 9

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    27/30

    !ena leher, takikardia,OOOOOOO pergeseran

    li!er, serta bunyi crackles di dasar paru.

    paru#paru

    >bser!asi enselopati hipertensi dan berbagai

    kejadian saat berakti!itas

    5ntuk mengetahui seberapa besar akti!itas

    pada pasien

    $.$.) E6alua#

    . pengeluaran urine adekuat dan tanda#tanda !ital stabil". tidak terdapat edema, sesak napas, serta suara paru dan suara jantung tambahan.

    27

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    28/30

    $.$.* 3 Ka#u#

    28

    Infeksi faring oleh

    streptokokus

    @eaksi antigen#

    antibodi

    6enyebar ke

    pembulu darah

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    29/30

    BAB I%

    KESIPULAN

    Ke#m0ulan

    Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan

    tingginya angka morbiditas baik pada anak maupun pada deasa ( 2uku Ajar Nefrologi Anak

    edisi ", "" ). Glomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal bilateral. Peradangan

    dimulai dalam gromelurus dan bermanifestasi sebagai proteinuria dan atau hematuria. 0enis

    glomerulonefritis dibagi menjadi dua jenis yaitu glomerulonefritis akut dan glomerulonefritis

    kronik.

    Glomerulonefritis akut ( GNA ) adalah penyakit ginjal dimana terjadi suatu peradangan di

    glomerulus. 3alam kebanyakan kasus, stimulus dari reaksi adalah infeksi streptokokus grup A

    yang biasanya mendahului timbulnya glomerulonefritis oleh " sampai $ minggu. Patofisiologi

    Antigen#antibodi kompleks dalam darah yang terjebak dalam glomeruli, merangsangperadangan dan memproduksi cedera pada ginjal.

    Glomerulonefritis kronik diaali dengan glomerulonefritis akut atau dikarenakan adanya

    reaksi antigen#antibodi tipe yang lebih ringan yang tidak terdeteksi. %etelah reaksi ini terjadi

    berulang, ukuran ginjal berkurang sedikitnya sepertima dari ukuran normalnya dan mengandung

    jaringan fibrosa dalam jumlah yang banyak.

    29

  • 8/10/2019 Glomerulonefritis akut & kronis.doc

    30/30

    Da'tar Pu#taka

    %melt:er, %u:ane 9 2renda G. 2are. ". 2uku Ajar 7eperaatan 6edikal 2edah

    2runner %uddart. Cd. +. 0akarta' CG9

    Nursalam