globalisasi
description
Transcript of globalisasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap bangsa memiliki ideologi dan pandangan hidup yang berbeda satu dengan
yang lainnya, diambil dari nilai-nilai yang tumbuh, hidup dan berkembang di dalam
kehidupan bangsa yang bersangkutan. Demikian halnya dengan Pancasila yang
merupakan ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia digali dari tradisi dan
budaya yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia
sendiri sejak kelahirannya dan berkembangnya menjadi bangsa yang besar seperti yang
dialami oleh dua kerajaan besar tempo dulu yaitu Kedaulatan Sriwijaya dan Keprabuan
Majapahit.
Setelah berproses dalam rentang perjalanan sejarah yang panjang sampai kepada
tahap pematangannya oleh para pendiri Negara pada saat akan mendirikan Negara
Indonesia merdeka telah berhasil merancang dasar Negara yang justru bersumber pada
nilai-nilai yang telah tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan masyarakat dan
bangsa Indonesia yang kemudian diformulasikan dan disistematisasikan dalam
rancangan dasar Negara yang diberi nama Pancasila. Nama tersebut untuk pertama
kalinya diberikan oleh salah seorang penggagasnya yaitu Ir. Soekarno dalam pidatonya
tanggal 1 Juni 1945 dalam persidangan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atas saran dan
petunjuk seorang temannya yang ahli bahasa.
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik
ketika negara Indonesia didirikan, dan hingga sekarang di era globalisasi, Negara
Indonesia tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara.Sebagai dasar
negara tentulah pancasila harus menjadi acuan Negara dalam menghadapi tantangan
global dunia yang terus berkembang.
Di era globalisasi ini peran pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga
eksistensi kepribadian bangsa indonesia,karena dengan adanya globalisasi batasan
batasan diantara negara seakan tak terlihat,sehingga berbagai kebudayaan asing dapat
masuk dengan mudah ke masyarakat. Namun, kita juga jangan melupakan peran
ideologi-ideologi besar dunia yang memiliki peran masing-masing dalam mengatasi ers
globalisasi ini.
Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa indonesia,jika
kita dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari dampak globalisasi
tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena dapat menambah wawasan
dan mempererat hubungan antar bangsa dan negara di dunia.Tapi jika kita tidak dapat
memfilter dengan baik sehingga hal-hal negatif dari dampak globalisasi dapat merusak
moral bangsa dan eksistensi kebudayaan indonesia.
Dari faktor-faktor tersebutlah di butuhkan peranan pancasila sebagai dasar dan pedoman
negara dalam menghadapi tantangan global yang terus meningkat diera globalisasi.
1.2. Tujuan
1. Dapat mengetahui dan memahami pengertian pancasila sebagai ideologi negara
2. Dapat memahami dan mengetahui berbagai macam ideologi besar dunia
3. Dapat memahami dan mengetahui perkembangan globalisasi dunia
4. Dapat memahami dan mengetahui perbedaan peran ideologi pancasila dan ideologi besar
dunia terhadap globalisasi
1.3. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah pengertian pancasila sebagai ideologi negara
2. Bagaimanakah macam-macam ideologi besar dunia
3. Bagaimanakah perkembangan globalisasi dunia
4. Bagaimanakah perbedaan peran ideologi pancasila dengan ideologi besar dunia terhadap
globalisasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pancasila Sebagai Ideologi Suatu negara
Ideologi negara Indonesia adalah ideology Pancasila yang berarti Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia, memegang peranan penting dalam setiap aspek
kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila banyak memegang peranan yang sangat
penting bagi kehidupan bangsa Indonesia, salah satunya adalah “Pancasila sebagai suatu
sistem etika”.
Di dunia internasional bangsa Indonesia terkenal sebagai salah satu negara yang
memiliki etika yang baik, rakyatnya yang ramah tamah, sopan santun yang dijunjung
tinggi dan banyak lagi, dan pancasila memegang peranan besar dalam membentuk pola
pikir bangsa ini sehingga bangsa ini dapat dihargai sebagai salah satu bangsa yang
beradab didunia. Kecenderungan menganggap acuh dan sepele akan kehadiran pancasila
diharapkan dapat ditinggalkan. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang beradab.
Pembentukan etika bukan hal yang susah dan bukan hal yang gampang, karena berasal
dari tingkah laku dan hati nurani. Semoga rangkuman ini dapat membuka pikiran akan
pentingnya arti sebuah pancasila bagi kehidupan bangsa ini.
Pancasila dianggap sebagai sebuah ideologi karena Pancasila memiliki nilai-nilai
filsafat mendasar juga rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai sebuah
landasan dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu juga, Pancasila
merupakan wujud dari konsensus nasional, itu semua karena negara bangsa Indonesia ini
adalah sebuah sketsa negara moderen yang telah disepakati oleh para pendiri negara
Republik Indonesia kemudian nilai-nilai dari kandungan Pancasila itu sendiri dilestarikan
dari generasi ke generasi.1
Ideologi pancasila sendiri adalah suatu pemikiran yang beracuan Pancasila.
Pancasila dijadikan ideologi dikerenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah
mendasar dan rasional
2.2. Macam-Macam Ideologi Besar Dunia
1 M.S.Faridy. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Suatu ideologi memiliki kemampuan untuk menjaga integritas nasional. Ketiga
dimensi itulah yang menjadi ciri suatu ideologi dikatakan sebagai ideologi terbuka. Di
dunia ini dikenal adanya beberapa ideologi yang dianut oleh negara-negara di dunia,
antara lain sebagai berikut.
Cina salah satu negara berideologi Komunis
1. Komunisme
Ideologi ini berasal dari ajaran Karl Marx. Paham komunis merupakan bentuk reaksi
atas perkembangan masyarakat kapitalis dan sebagai hasil dari ideologi liberal.
Liberalisme memunculkan masyarakat kapitalis sehingga mengakibatkan penderitaan
rakyat.
Oleh karena penderitaan rakyat tersebut, maka komunisme muncul sebagai reaksi
atas penindasan rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung pemerintah. Ideologi
komunisme mendasarkan pada suatu keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya hanya
makhluk sosial saja sehingga hak milik pribadi tidak ada. Negara yang berpaham
komunisme bersifat ateis bahkan bersifat antiteis, melarang dan menekan kehidupan
agama. Nilai yang tertinggi dalam negara adalah materi sehingga nilai manusia
ditentukan oleh materi.2
2. Liberalisme
Liberalisme berasal dari bahasa Latin liber yang artinya bebas. Liberalisme adalah
suatu paham ditegakkannya kebebasan bagi setiap individu serta memandang setiap
individu berada pada posisi yang sederajat dalam hal kemerdekaan dan hak-hak
dasarnya. Paham individualisme liberalisme menempatkan individu sebagai makhluk
yang bebas dan merdeka di atas segala doktrin dan politik.
Paham liberalisme berkembang dari nilai rasionalisme, materialisme, empirisme, dan
2 M.S.Faridy. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
individualisme. Rasionalisme, yaitu paham yang meletakkan rasio sebagai sumber
kebenaran tertinggi; materialisme yang meletakkan materi sebagai nilai tertinggi;
empirisme yang mendasarkan atas kebenaran fakta empiris (yang dapat ditangkap
dengan indera manusia); serta individualisme yang meletakkan nilai dan kebebasan
individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan masyarakat dan negara.3
Liberalisme menjamin kebebasan individu dan manusia secara bersama-sama dalam
mengatur negara. Prinsipnya adalah rakyat merupakan ikatan dari individu-individu yang
bebas dan ikatan hukumlah yang mendasari kehidupan bersama dalam negara. Sebagai
contoh, negara memberi kebebasan kepada warganya untuk memeluk dan menjalankan
ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing, ataupun diberi kebebasan untuk tidak
percaya terhadap Tuhan atau ateis. Negara liberal memberi kebebasan warganya untuk
menilai dan mengkritik agama.
Sebagai suatu bangsa, bangsa Indonesia pun memiliki ideologi. Ideologi bangsa
Indonesia disesuaikan dengan nilai dan budaya Indonesia. Ideologi bangsa Indonesia
adalah Pancasila.
3. Sosialisme
Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal sebagai
sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan
(humanitarian). Ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada
abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas.4
Sekalipun gerakan-gerakan yang dinamakan sosialisme (gerakan yang memprotes
terhadap kepincangan yang ada dalam masyarakat) telah lama muncul, namun istilah
sosialisme baru pertama kali dipakai tahun 1827 dalam majalah perkoperasian oleh
Robert Owen.
Ciri-ciri paham sosialisme :
3 M.S.Faridy. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.4 Frans Magnis Suseno : Pemikiran Karl Marx : Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme : Jakarta : 1999
Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan
argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.
Permasalahan seyogyanya diselesaikan dengan cara demokratis.
2.3. Perkembangan Globalisasi di Dunia
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak
mengenal batas wilayah, Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan
yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya
sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi
bangsa- bangsa di seluruh dunia.5
Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar
bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin
dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung
di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor
pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat
sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas
ke seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Globalisasi adalah fenomena dimana batasan-batasan antar negara seakan
memudar karena terjadinya berbagai perkembangan di segala aspek
kehidupan,khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.Dengan terjadinya
perkembangan berbagai aspek kehidupan khususnya di bidang iptek maka manusia dapat
pergi dan berpindah ke berbagai negara dengan lebih mudah serta mendapatkan berbagai
informasi yang ada dan yang terjadi di dunia.
Namun fenomena globalisasi ini tidak selalu memberi dampak positif,berbagai
perubahan yang terjadi akibat dari globalisasi sudah sangat terasa,baik itu di bidang
politik,ekonomi,sosial,budaya,dan teknologi informasi.
5 Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005
BAB III
METODE
BAB IV
HASIL
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Perbedaan Peran Ideologi Pancasila Dan Ideologi Besar Dunia Terhadap Globalisasi
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri negara
ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga tidak mampu
untuk menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia,pancasila terus
dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara,itu membuktikan
bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia.6
Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian
bangsa,dan kini mau tak mau,suka tak suka ,bangsa Indonesia berada di pusaran arus
globalisasi dunia.Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti
kehilangan jatidiri,kendati hidup ditengah-tengah pergaulan dunia.Rakyat yang tumbuh
di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja mendatangkan kemajuan,tetapi kemajuan
tersebut akan membuat rakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya sendiri.Mereka
kehilangan jatidiri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila.
Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada lagi batasan-batasan yang jelas antar
setiap bangsa Indonesia,rakyat dan bangsa Indonesia harus membuka diri. Dahulu,sesuai
dengan tangan terbuka menerima masuknya pengaruh budaya hindu,islam,serta
masuknya kaum barat yang akhirnya melahirkan kolonialisme.pengalaman pahit berupa
kolonialisme tentu sangat tidak menyenangkan untuk kembali terulang. Patut diingat
bahwa pada zaman modern sekarang ini wajah kolonialisme dan imperialisme tidak lagi
dalam bentuk fisik, tetapi dalam wujud lain seperti penguasaan politik dan ekonomi.
Meski tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak
asing akan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa lebih
menyakitkan.
Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari
dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-
bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet—yang terkenal anti dunia luar—
tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka, kini, konsep pembangunan
modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk
meletakan dasar-dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia bukan hanya menyerap
masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa
masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal dari kebudayaan bangsa lain.
6 .Ahmad Muchji,Drs,H.MM.dkk,Gunadarma,Jakarta,Pendidikan Pancasila,2006.
Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar
hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang
terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai
budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut
terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan
bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau
budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Cuma, persoalannya,
dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justeru jati diri bangsa Indonesia tengah
berada pada titik nadir.
Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga
budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-
bulat. Nilai-nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai
luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam hati sanubari rakyat dinilai usang.
Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di Tanah Air yang mengarah
kepada faham liberalisme. Padahal, negara Indonesia—seperti ditegaskan dalam pidato
Bung Karno di depan Sidang Umum PBB—menganut faham demokrasi Pancasila yang
berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat.
Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham liberalisme dan
semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya dibangun
dan diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan
sebagai kebebasan tanpa batas. Hak asasi manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan
dengan boleh berbuat semaunya dan tak peduli apakah merugikan atau mengganggu hak
orang lain. Budaya dari luar, khususnya faham liberalisme, telah merubah sudut pandang
dan jati diri bangsa dan rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba
liberal memaksa bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya,
seperti terlihat saat ini, konstelasi politik nasional serba tidak jelas. Para elite politik
tampak hanya memikirkan kepentingan dirinya dan kelompoknya semata.
Dalam kondisi seperti itu—sekali lagi—peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan
dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana saja
yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu,
nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa
Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar
mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai.
Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman dalam memandang setiap
persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan tersebut
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pancasila adalah bagian dari
Ideologi bangsa yang diangkat dari nilai – nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai
religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia. Ideologi dapat
diartikan sebagai suatu gagasan dan buah pikiran yang dikembangkan secara keseluruhan
yang tersusun secara sistematis untuk mewujudkan tujuan dan cita- cita suatu Negara.
Pancasila sebagai Ideologi bangsa menunjukkan adanya keseimbangan ide dan gagasan
serta tidak bersifat absolute dalam memandang manusia dan kehidupan bernegara,
sedangkan Liberalisme, Komunisme lebih bersifat mutlak atau totaliter. Keduanya juga
cenderung menutup mata akan adanya dampak individualisme dan persaingan. Selain itu,
jika dibandingkan dengan Pancasila, Sosialisme sering dikatakan sebagai antitesa
Kapitalisme, yang tingkah laku ekonomi dikuasai oleh kepentingan untuk memperoleh
keuntungan maksimal lewat persaingan bebas, sistem pasar, dan harga. Jadi kesimpulan
dari makalah ini adalah bangsa dan negara Indonesia tidak bisa menghindari akan adanya
tantangan globalisasi,dengan menjadikan pancasila sebagai pedoman dalam menghadapi
globalisasi bangsa Indonesia akan tetap bisa menjaga eksistensi dan jatidiri bangsa
Indonesia.
6.2. Saran
Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan pandangan
hidup bangsa Indonesia. Kerena Pancasila merupakan ideologi dari negeri kita. Dengan
adanya persatuan dan kesatuan tersebut jelas mendorong usaha dalam menegakkan dan
memperjuangkan kemerdekaan. Ini membuktikan dan meyakinkan tentang Pancasila
sebagai suatu yang harus kita yakini karena cocok bagi bangsa Indonesia.
Jadi, Indonesia saat ini sangat membutuhkan sebuah idiologi dalam menjalankan
pemerintahan ini ke depan. Tidak lain ideologi itu adalah Pancasila. Sebelumnya
melangkah lebih jauh, sangat perlu kita memahami apa arti dari ideologi dan apa itu
Pancasila sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Muchji, Drs,H.MM.dkk,Gunadarma,Jakarta,Pendidikan Pancasila,2006.
Jamli, Edison dkk.Kewarganegaraan.2005.Jakarta: Bumi Akasara Krsna. Pengaruh
Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara
Berkembang.2005.internet:Public Jurnal
M.S.Faridy. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.