Gizi dm

download Gizi dm

of 4

description

Gizi dm

Transcript of Gizi dm

2.1 DEFINISIChronic Kidney Disease ( CKD ) merupakan penurunan faal ginjal yang menahun yang umumnya tidak riversibel dan cukup lanjut. ( Burner, 2002 ). Gagal ginjal kronik ( GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap ( Doenges, 1999 : 626 )Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir ( ESRD ) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia ( retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah ). ( Brunner & Suddarth, 2002: 1448 )Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. ( Price, 1992 : 812 )2.2 ETIOLOGI Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit vaskuler ( nefrosklerosis ), proses obstruksi ( kalkuli ), penyakit kolagen ( luris sutemik ), agen nefrotik ( amino glikosida ), penyakit endokrin ( diabetes ). ( Doenges, 1999 : 626 ) Penyebab GGK menurut Price, 1992 : 817, dibagi menjadi delapan kelas, antara lain :1. Infeksi misalnya pielonefritis kronik2. Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis3. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis4. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif5. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal6. Penyakit metabolik misalnya DM, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis7. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik, nefropati timbale8. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas : kalkuli neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah : hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.

EpidemiologiBanyaknya pasien gagal ginjal kronik yang tak bergejala atau dirujuk menyebabkan sulitnya mengetahui prevalensi gagal ginjal kronik dengan tepat. Angka yang lebih tepat adalah banyaknya pasien gagal ginjal kronik yang masuk fase terminal oleh karena memerlukan atau sedang menjalani dialisis. Dari data yang didasarkan atas kreatinin serum abnormal, saat ini diperkirakan pasien gagal ginjal kronik adalah sekitar 2000 per juta penduduk. Kebanyakan diantara pasien ini tidak memerlukan pengobatan pengganti, karena sudah terlebih dahulu meninggal oleh sebab lain. Dibandingkan dengan penyakit jantung koroner, strok, DM, dan kanker, angka ini jauh lebih kecil, akan tetapi menimbulkan masalah besar oleh karena pengobatannya sangat mahal.Data dan studi epidemiologis tentang gagal ginjal kronik di Indonesia dapat dikatakan tidak ada. Yang ada tetapi juga langka, adalah studi atau data epidemiologis klinis. Pada saat ini tak dapat dikemukakan pola prevalensi di Indonesia, demikian pula pola pola morbiditas dan mortalitas. Data klinis yang ada, berasal dari RS rujukan nasional, RS rujukan propinsi dan RS swasta spesifik. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa data tersebut berasal dari kelompok khusus.

2.7 PENATALAKSANAAN

1. Tentukan dan tatalaksana terhadap penyebab.2. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam.3. Diet tinggi kalori rendah protein.4. Kendalikan hipertensi.5. Jaga keseimbangan eletrolit.6. Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang akibat GGK.7. Modifikasi terapi obat sesuai dengan keadaan ginjal.8. Deteksi dini terhadap komplikasi dan berikan terapi.9. Persiapkan program hemodialisis.10. Transplantasi ginjal

Pencucian darahCuci darah (dialisis) ada 2 macam , prinsip kerjanya berdasarkan proses difusi osmosis: Hemodialisis : dipergunakan membran semipermeabel buatan (dialiser). Peritoneal dialisis : menggunakan selaput dinding perut (peritoneum) pasien sendiri sebagai membran semipermiabel.Sisa metabolisme (racun racun seperti ureum dan kreatinin) akan berpindah dari pasien ke cairan dialisat setelah melalui membran tersebut, sehingga darah pasien menjadi bersih.Pada gagal ginjal kronik diperlukan terapi cuci darah seumur hidup sebagai terapi pengganti ginjal kecuali dilakukan operasi cangkok ginjal untuk mengganti ginjal yang rusak.Idealnya cuci darah dilakukan 2 3 kali dalam seminggu. Apabila pasien ingin mengurangi frekuensi dialisis, maka harus membatasi diet protein dan air lebih ketat, yang mempunyai konsekuensi terjadi malnutrisi kurang disarankan. Penundaan cuci darah dapat berisiko terjadi komplikasi seperti pembengkakan paru paru, kejang kejang, penurunan kesadaran, gangguan elektrolit yang berat, perdarahan saluran cerna, gagal jantung bahkan bisa menimbulkan kematian.Transplantasi ginjal atau pencangkokan ginjalTransplatasi ginjal adalah terapi pengganti ginjal yang melibatkan pencangkokan ginjal dari orang hidup atau mati kepada orang yang membutuhkan. Transplatasi ginjal adalah terapi pilihan untuk sebagian besar pasien dengan gagal ginjal kronik. Transplatasi ginjal menjadi pilihan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.Transplatasi ginjal biasanya diletakkan di fossa iliaka bukan diletakkan di tempat ginjal yang asli, sehingga diperlukan pasokan darah yang berbeda, sepeerti arteri renalis yang dihubungkan ke arteri iliaka eksterna dan vena renalis yang dihubungkan ke vena iliaka ekstema.Terdapat sejumlah komplikasi setelah transplatasi, seperti penolakan (rejeksi), infeksi, sepsis, gangguan poliferasi limfa pasca transplatasi, ketidakseimbangan elektrolit.

Daftar pustakaBrunner& Sudarth, 2002, Edisi VIII, Vol. 2. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alihbahasa Agung Waluyo. Jakarta: EGCCorwin, J, E, 2001. Buku Saku Patofisiologi. Alih bahasa Brahm Pendit. Jakarta: EGCCarpenito, L,J. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan, Alihbahasa Ester, M. Jakarta: EGC Doengoes E. Mrylynn, dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.Jakarta: EGCNursalam, 2001. Proses& Dokumentasi Keperawata Konsep dan Praktik. Jakarta: SalembaMedikaSuyono, dkk. 2001.Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I. Jakarta : FK