Gizi Buruk

download Gizi Buruk

of 23

description

kjk

Transcript of Gizi Buruk

REFERAT STASE ANAKGIZI BURUK

Disusun oleh :Meita Putri Aldillah

PEMBIMBING :dr. Nurvita Susanto, Sp.Adr. Budi Risjadi, Sp.A M.Kes

RSUD SOREANG2012BAB IPENDAHULUAN

Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi disamping merupakan sindrom kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan juga menyangkut aspek pengetahuan serta perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat1. Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan umur harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam pennetuan keberhasilan pembangunan negara2.Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu kurang gizi makro dan kurang gizi mikro5. Kurang gizi makro pada dasarnya merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi dan protein. Masalah gizi mikro adalah masalah gizi yang utamanya disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan energi dan protein. Kekurangan zat gizi makro umumnya disertai dengan kekurangan zat gizi mikro 3,4,6.Gizi buruk masih merupakan masalah di Indonesia, walaupun Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk menanggulanginya. Data Susenas menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang menurun dari 37,5 % (1989) menjadi 24,6 % (2000). Namun kondisi tesebut tidak diikuti dengan penurunan prevalensi gizi buruk, bahkan prevalensi gizi buruk cenderung meningkat5.Tujuan penyusunan referat ini adalah untuk mengetahui secara umum definisi, etiologi, manifestasi klinis, serta penatalaksaan gizi buruk.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

I. DEFINISIGizi buruk adalah suatu keadaan kurang gizi yang ditandai dengan kehilangan berat badan/ buruknya kenaikan berat badan, kehilangan lemak subkutan tubuh yang biasanya berhubungan dengan konsumsi kalori yang inadekuat3. Diagnosis gizi buruk dibuat berdasarkan riwayat diet yang teliti yang disertai evaluasi berat badan , tinggi badan , serta usia yang dibandingkan satu sama lain1.

II. ETIOLOGIBanyak faktor yang menyebabkan terjadinya kasus gizi buruk. Menurut UNICEF ada dua penyebab langsung terjadinya gizi buruk, yaitu1,2 :1. Kurangnya asupan gizi dari makanan. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan. Yang didalam ini termasuk perilaku dan budaya dalam pengelolaan makanan serta mengasuh anak.2. Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi. Hal ini disebabkan oleh rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik.Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 3 faktor penyebab gizi buruk pada balita, yaitu4 :1. Keluarga miskin.2. Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak.3. Faktor penyakit bawaan pada anak, seperti : jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran pernapasan dan diare.

III. PENENTUAN STATUS GIZI ANAKAda beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut5 : a. Umur.Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan5.b. Berat Badan Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu5c. Tinggi Badan Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun5.Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh1,2.Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS5NoIndeks yang dipakaiBatas PengelompokanSebutan Status Gizi

1BB/U < -3 SDGizi buruk

- 3 s/d +2 SDGizi lebih

2TB/U < -3 SDSangat Pendek

- 3 s/d +2 SDTinggi

3BB/TB < -3 SDSangat Kurus

- 3 s/d +2 SDGemuk

Sumber : Depkes RI 2004.

Setiap anak yang memiliki status gizi antropometri (BB/TB) < -3 SD yang secara klinis tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh disebut sebagai gizi buruk6.Penampilan klinis seorang anak dengan gizi buruk dibagi menjadi 3 tipe berdasarkan ada/tidaknya edema, yaitu8 :1. KwashiorkorKwashiorkor memiliki ciri-ciri1,2,3,8: Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki (dorsum pedis) Penampilan seperti anak gendut Wajah membulat dan sembab Pandangan mata sayu Rambut tipis karena mudah dicabut tanpa rasa sakit dan rontok. Pada kwashiorkor yang lanjut terlihat rambut kusam, kering, halus, jarang. Warna hitam menjadi merah, coklat, kelabu sampai putih. Perubahan status mental, rewel, banyak menangis, dan pada stadium lanjut sangat apatis Pembesaran hati Otot mengecil (hipotropi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk Kelainan kulit disebut crazy pavement dermatosis dimulai dengan titik merah menyerupai petekie, berpadu menjadi bercak yang lambat laun menghitam, yang kemudian akan mengelupas maka terdapat bagian yang merah dikelilingi oleh batas-batas yang masih hitam. Bagian tubuh yang sering basah disebabkan terjadinya keringat atau air kencing dan terus-menerus berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna mendapat tekanan merupakan predileksi terjadinya crazy pavement dermatosis.

Gambar 1. Ciri anak Kwashiorkor (WHO,1999)2. MarasmusMarasmus memiliki ciri-ciri1,2,3,8 : Tampak sangat kurus, seperti hanya tulang terbungkus kulit Wajah seperti orang tua Perubahan mental (cengeng, rewel, apatis) Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (pada daerah pantat tampak seperti memakai celana longgar/baggy pants) sehingga turgor kulit berkurang. Kulit juga tampak kering dan dingin Perut cekung Iga gombang Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang) dan diare Otot-otot atrofi Tekanan darah rendah dan tidak jarang terdapat bradikardi Frekuensi nafas berkurang Anemia

Gambar 2. Ciri Anak Marasmus (WHO,1999)

3. Marasmus-kwashiorkorMarasmus-kwashiorkor memiliki ciri gabungan dari beberapa gejala klinis kwashiorkor dan marasmus disertai edema yang tidak mencolok1,2,3,8.

IV. DIAGNOSISAnamnesisDi dalam anamnesis perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut2 :a. Intake makanan dan cairan saat inib. Diet sebelum sakitc. Menyusuid. Durasi dan frekuensi diare dan muntahe. Tipe diare (berair/berdarah)f. Hilangnya nafsu makang. Lingkungan keluarga untuk mengetahui latar belakang sosial anakh. Batuk kronisi. Kontak dengan penderita tuberkulosisj. Kontak dengan penderita campakk. Diketahui atau suspek menderita infeksi HIV

Pemeriksaan fisikSetiap anak yang datang untuk berobat harus ditimbang dan diukur tingginya agar dapat segera diketahui status gizinya. Tidak semua orang tua membawa anaknya berobat karena tampak kurus/hilang nafsu makan maka itu perlu dilakukan pemeriksaan pada setiap anak5. Pada pemeriksaan fisik anak dengan gizi buruk dapat dilihat adanya9:a. Tanda dehidrasi atau syokb. Tanda kepucatan pada palmar yang beratc. Tanda defisiensi vitamin A pada mata : konjungtiva atau kornea kering (Bitots spot), ulkus kornea, dan keratomalasia.

Gambar 3. Bercak Bitot (WHO,1999)d. Tanda infeksi, seperti infeksi telinga dan tenggorokan, infeksi kulit, atau pneumoniae. Pitting Edema

Gambar 4. Pitting Edema (WHO,1999)

Pada anak dengan gizi buruk dapat kita temukan edema yang seringkali mengelabui diagnosa, sehingga sebagai klinisi harus dapat mengetahui diagnosis banding anak dengan edema yang dapat pula ditemukan pada penyakit penyakit sebagai berikut : Gagal ginjalPada anak dengan gagal ginjal dapat kita temukan edema yang terlebih dahulu muncul di palpebra karena jaringan mata merupakan jaringan ikat longgar sehingga memudahkan cairan berakumulasi. Bila bengkak telah sedemikian berat makan dapat ditemukan menyebar ke seluruh tubuh yang disebut dengan edema anasarka yang dapat mengelabui penampilan anak gizi buruk dengan edema1.Selain edema, yang dapat kita perhatikan pada anak dengan gagal ginjal adalah diuresis yang menurun, pucat,aritmia, perdarahan saluran cerna, terdapat retensi air dan garam (sehingga dapat terjadi hipertensi), kejang dan koma (yang sering ditemukan pada ensefalopati uremia)2. Sindrom nefritik akut ( SNA)Edema yang ditemukan pada kelainan ginjal seringkali dimulai di palpebra , namun pada SNA harus didapatkan infeksi saluran napas bagian atas 1 3 minggu sebelumnya ataupun infeksi pada kulit. Keluhan kencing berdarah dan tekanan darah tinggi seringkali menjadi keluhan utama pada pasien ini3. Sindrom NefrotikPada kelainan ginjal ini juga dapat ditemukan edema namun penyait ini harus disertai dengan proteinuria masif, hipoalbuminemia (yang seringkali juga rendah pada gizi buruk) dengan atau tanpa hiperlipidemia/hiperkolesterolemia3. Gagal JantungEdema pada kelainan jantung lebih sering dimulai pada kedua tungkai karena aliran balik vena berkurang serta tahanan perifer yang tinggi1. Pada pasien dengan gagal jantung maka dapat didapatkan pula keluhan sesak nafas terutama saat aktifitas,mudah lelah,dan gagal tumbuh. Pada pemeriksaan dapat ditemukan takikardia, irama gallop, kulit dingin/lembab, takipneu ataupun ortopneu, wheezing dan crackles. Pada foto rontgen dapat ditemukan kardiomegali2,3. f. Tanda infeksi HIVg. Demam atau hipotermih. Ulkus pada muluti. Perubahan kulit pada kwashiorkor; hipo atau hiperpigmentasi, deskuamasi, ulserasi, lesi eksudatif yang sering dengan infeksi sekunder (candida)

Namun, tanda tanda diatas tidak selalu khas dan terlihat pada anak dengan gizi buruk. Yang penting diketahui adalah kondisi klinis seorang anak gizi buruk saat dibawa ke sarana kesehatan. Kondisi tersebut dibagi berdasarkan adanya 3 tanda bahaya dan tanda penting pada anak gizi buruk yaitu syok letargis dan diare/muntah/dehidrasi6.

Kondisi klinis tersebut dipakai pula untuk menetukan rencana penatalaksanaan selanjutnya. Lima kondisi klinis pada anak gizi buruk6 : a. Kondisi 1Jika ditemukan : Syok , letargis dan munta dan atau diare atau dehidrasiPada kondisi ini lakukan Rencana penatalaksanaan 1 (dibahasi dibagian selanjutnya).b. Kondisi 2Jika ditemukan : Letargis dan muntah dan atau diare atau dehidrasiPada kondisi ini lakukan rencana penatalaksanaan 2c. Kondisi 3Jika ditemukan : Muntah dan atau diare atau dehidrasiPada kondisi ini lakukan rencana penatalaksanaan 3d. Kondisi 4Jika ditemukan : LetargisPada kondisi ini lakukan rencana penatalaksanaan 4e. Kondisi 5Jika tidak ditemukan 3 tanda bahaya diatasPada kondisi ini lakukan rencana penatalaksanaan 5

V. PENATALAKSANAANPerawatan anak dengan gizi buruk dibagi menjadi beberapa fase setelah ditentukan ada tidaknya tanda bahaya / tanda penting yaitu6 :1. Perawatan awal Fase Stabilisasi yaitu pada hari 1 dan 22. Perawatan lanjut fase stabilisasi yaitu pada hari 3 hingga 73. Perawatan pada fase transisi yaitu pada hari ke 8 hingga hari ke 144. Perawatan pada fase rehabilitasi pada minggu ke-3 hingga 65. Fase tindak lanjut yaitu pada minggu 7 26 dapat dilakukan di rumah, ditindak sebagai outpatient.

Pada fase fase tersebut diatas yang dilakukan di rumah sakit adalah berupa 10 langkah penting yaitu8 :1.Mengatasi/mencegah hipoglikemia2.Mengatasi/mencegah hipotermia3.Mengatasi/mencegah dehidrasi4.Mengkoreksi gangguan keseimbangan elektrolit5.Mengobati/mencegah infeksi6.Mulai pemberian makanan7.Fasilitasi tumbuh-kejar (catch up growth)8. Mengkoreksi defisiensi nutrien mikro9.Melakukan stimulasi sensorik dan dukungan emosi/mental10. Menyiapkan dan merencanakan tindak lanjut setelah sembuh

Sehingga dapat disimpulkan pengobatan gizi buruk adalah seperti tabel dibawah iniTabel 2. Jadwal Pengobatan Gizi Buruk (WHO,1999)Fase StabilisasiHari ke 1-2Hari 3-7Fase RehabilitasiMinggu ke 2-6

1. Hipoglikemia2. Hipotermia3. Dehidrasi4. Elektrolit5. Infeksi6. Mikronutrien tanpa Fe dengan Fe7. Makanan awal8. Tumbuh kejar9. Simulasi sensoris10. Persiapan pulang

Tindakan pada anak gizi buruk pada setiap fase setelah penilaian tanda bahaya dan tanda penting6 adalah sebagai berikut :1. Perawatan awal pada fase stabilisasi6 Setiap hari diperiksa berat badan dan suhu tubuh, jika perlu status gizi.Pada fase ini dilakukan tindakan : Pemberian oksigen hanya pada kondisi 1 yaitu kondisi yang disertai syok. Menghangatkan tubuh dilakukan pada semua kondisi Pemberian cairan dan makanan sesuai dengan kondisi, Rencana I/II/III/IV/V Antibiotik diberikan kepada setiap kondisiPemberian antibiotik untuk anak gizi buruk7 : Tanpa komplikasi : berikan kotrikmoksazol per oral setiap 12 jam selama 5 hari Komplikasi (syok,hipoglikemi,dermatosis,ISPA,letargis) : berikan gentamisin IV/IM (7,5ml/kgBB) setiap hari sekali selama 7 hari + ampisilin IV/IM (50mg/kgBB) setiap 6 jam selama 2 hari atau Amoxicillin oral (15mg/Kg) setiap 8 jam selama 5 hari Bila tidak membaik dalam 48 jam tambahkan : kloramfenikol IV/IM (25mg/KgBB setiap 8 jam selama 5 hari (jika curiga meningitis berikan tiap 6 jam) Infeksi khusus : antibiotik yang sesuai

2. Perawatan lanjutan pada fase stabilisasi6Pada fase ini dilakukan anamnesis lanjutan untuk mengkonfirmasi kejadian campak dan TB paru. Pemeriksaan fisik selalu dipantau khususnya berat badan, panjang badan, dada,perut, otot jaringan lemak, pemeriksaan khusus juga perlu untuk melihat penyakit yang menyertai seperti mata, THT, dan kulit. Pemeriksaan laboratorium yang harus diberikan adalah kadar gula darah dan Hemoglobin.

Tindakan yang dilakukan pada fase ini : Pemberian vitamin AJadwal dan dosis pemberian vitamin A pada tatalaksana gizi buruk adalah sebagai berikut7 : apabila tidak ada gejala mata atau tidak pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir maka diberikan kapsul vitamin A dosis sesuai umur hanya pada hari pertama saja apabila ada salah satu gejala buta senja, bercak bitot, radang, kornea keruh, ulkus kornea atau pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir maka berikan kapsul vitamin A dosis sesuai umur pada hari pertama, kedua dan kelimabelas.

Tabel.4 Dosis vitamin A sesuai umur (Direktorat Bina Gizi,2007)UsiaDosis