Gizi buruk

2
Kasus Gizi Buruk Di Kalbar Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kalbar, Hendri Hadad mengungkapkan, pada tahun 2011 jumlah kasus gizi buruk di Kalimantan Barat sebanyak 205 kasus. Dari 205 kasus gizi buruk, Kota Pontianak menduduki peringkat tertinggi kasus gizi buruk dengan jumlah 42 kasus. Sedangkan kabupaten Kapuas Hulu menduduki peringkat kedua kasus gizi buruk dengan jumlah 30 kasus. Rata- rata kasus gizi buruk menimpa anak yang berusia 0 hingga 5 tahun. Hendri menjelaskan kasus gizi buruk yang menimpa anak yang berusia 0 hingga 5 tahun disebabkan oleh berat badan yang rendah sejak si anak lahir serta tidak ada pemberian air susu ibu. Dampak gizi buruk pada kesehatan anak adalah kerusakan terhadap otak anak. Anak yang menderita gizi buruk yang berat kehilangan 10-12 IQ point. Sehingga berpengaruh pada kecerdasan anak yang dapat berdampak selama hidup sang anak. Menurut Hendri, faktor pertama penyebab gizi buruk pada anak adalah ibu. Sang ibu dianjurkan agar sebulan sekali membawa bayi ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk menimbang berat badan sang anak sehingga terkontrol status gizinya. Faktor kedua adalah masyarakat. Karena banyak masyarakat yang tidak memanfaatkan

Transcript of Gizi buruk

Page 1: Gizi buruk

Kasus Gizi Buruk Di Kalbar

 

Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kalbar, Hendri Hadad mengungkapkan, pada tahun 2011 jumlah kasus gizi buruk di Kalimantan Barat sebanyak 205 kasus. Dari 205 kasus gizi buruk, Kota Pontianak menduduki peringkat tertinggi kasus gizi buruk dengan jumlah 42 kasus. Sedangkan kabupaten Kapuas Hulu menduduki peringkat kedua kasus gizi buruk dengan jumlah 30 kasus.  Rata-rata kasus gizi buruk menimpa anak yang berusia 0 hingga 5 tahun.

Hendri menjelaskan kasus gizi buruk yang menimpa anak yang berusia 0 hingga 5 tahun disebabkan oleh berat badan yang rendah sejak si anak lahir serta tidak ada pemberian air susu ibu.  Dampak gizi buruk pada kesehatan anak adalah kerusakan terhadap otak anak. Anak yang menderita gizi buruk yang berat kehilangan 10-12 IQ point. Sehingga berpengaruh pada kecerdasan anak yang dapat berdampak selama hidup sang anak.

Menurut Hendri, faktor pertama penyebab gizi buruk pada anak adalah ibu. Sang ibu dianjurkan agar sebulan sekali membawa bayi ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk menimbang berat badan sang anak sehingga terkontrol status gizinya. Faktor kedua adalah masyarakat. Karena banyak masyarakat yang tidak memanfaatkan keberadaan Posyandu sehingga banyak yang tutup. Padahal Posyandu adalah dari masyarakat,untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga peran masyarakat sangat diperlukan untuk menghidupkan kembali Posyandu agar dapat mengurangi kasus gizi buruk di Kalbar. Sedangkan faktor ketiga adalah non kesehatan meliputi kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, lingkungan yang kurang baik serta infrastruktur yang kurang memadai. Faktor terakhir adalah kesehatan yang meliputi pengetahuan gizi.

Hendri menambahkan langkah yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar untuk mengurangi tingginya kasus gizi buruk adalah dengan menyediakan pusat-pusat perawatan gizi buruk yang tersebar di 14 kabupaten/kota di Kalbar

Page 2: Gizi buruk