ginjal

4
Sel adalah unit terkecil yang menunjukkan semua sifat dari kehidupan. Aktifitasnya memerlukan energi dari luar untuk proses pertumbuhan, perbaikan dan reproduksi. Ketika mengalami stres fisiologis atau rangsang patologis, sel bisa beradaptasi mencapai kondisi baru dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Namun bila kemampuan adaptif berlebihan sel mengalami jejas. Dalam batas tertentu bersifat reversibel dan sel kembali ke kondisi semula. Stres yang berat atau menetap menyebabkan cedera ireversibel dan sel yang terkena mati (Cotran et al., 2003). Penyebab cedera sel : deprivasi oksigen, infeksi, reaksi imun, defek genetik, ketidakseimbangan nutrisi, obat-obatan dan bahan kimia (Robbins et al., 2007). alkohol termasuk sebagai bahan kimia dapat menyebabkan jejas sel. Bahan tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada tingkat seluler dengan mengubah permeabilitas membran, homeostasis osmotik, keutuhan enzim atau kofaktor dan dapat berakhir dengan kematian seluruh organ. Zat kimia menginduksi cedera sel melalui cara langsung bergabung dengan komponen molekuler atau organel seluler. Pada kondisi ini kerusakan terbesar tertahan oleh sel yang menggunakan, mengabsorpsi, mengekskresi, atau mengonsentrasikan senyawa. Seperti halnya hati, ginjal juga rawan terhadap zat-zat kimia. Oleh karena itu, zat kimia yang terlalu banyak berada di dalam ginjal diduga akan mengakibatkan kerusakan sel, seperti piknosis dan kongesti. Piknosis atau pengerutan inti merupakan homogenisasi sitoplasma dan peningkatan eosinofil. Piknosis merupakan tahap awal kematian sel (nekrosis). Tahap

description

ginjal

Transcript of ginjal

Page 1: ginjal

Sel adalah unit terkecil yang menunjukkan semua sifat dari kehidupan.Aktifitasnya memerlukan energi dari luar untuk proses pertumbuhan,perbaikan dan reproduksi. Ketika mengalami stres fisiologis atau rangsangpatologis, sel bisa beradaptasi mencapai kondisi baru dan mempertahankankelangsungan hidupnya. Namun bila kemampuan adaptif berlebihan selmengalami jejas. Dalam batas tertentu bersifat reversibel dan sel kembali kekondisi semula. Stres yang berat atau menetap menyebabkan cederaireversibel dan sel yang terkena mati (Cotran et al., 2003).Penyebab cedera sel : deprivasi oksigen, infeksi, reaksi imun, defekgenetik, ketidakseimbangan nutrisi, obat-obatan dan bahan kimia (Robbins etal., 2007).

alkohol termasuk sebagai bahan kimia dapat menyebabkan jejas sel. Bahan tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada tingkat seluler dengan mengubah permeabilitas membran, homeostasis osmotik, keutuhan enzim atau kofaktor dan dapat berakhir dengan kematian seluruh organ. Zat kimia menginduksi cedera sel melalui cara langsung bergabung dengan komponen molekuler atau organel seluler. Pada kondisi ini kerusakanterbesar tertahan oleh sel yang menggunakan, mengabsorpsi, mengekskresi,atau mengonsentrasikan senyawa.Seperti halnya hati, ginjal juga rawan terhadap zat-zat kimia. Olehkarena itu, zat kimia yang terlalu banyak berada di dalam ginjal diduga akanmengakibatkan kerusakan sel, seperti piknosis dan kongesti. Piknosis ataupengerutan inti merupakan homogenisasi sitoplasma dan peningkataneosinofil. Piknosis merupakan tahap awal kematian sel (nekrosis). Tahapberikutnya yaitu inti pecah (karioreksis) dan inti menghilang (kariolisis).Piknosis dapat terjadi karena adanya kerusakan di dalam sel antara lainkerusakan membran yang diikuti oleh kerusakan mitokondria dan aparatusgolgi sehingga sel tidak mampu mengeliminasi air dan trigliserida sehinggatertimbun dalam sitoplasma sel. Pada ginjal, piknosis paling banyak terjadipada tubulus proksimalis karena di tubulus inilah terjadi proses reabsorbsisehingga peluang terjadinya kerusakan akibat dari toksikan paling tinggi.Nekrosis merupakan kematian sel jaringan akibat jejas saat individu masihhidup. Secara mikroskopik terjadi perubahan inti (nukleus) yaitu inti menjadikeriput, tidak vasikuler lagi dan tampak lebih padat, warnanya gelap hitam(karyopiknosis), inti pucat tidak nyata (kariolisis), dan inti terpecah-pecahmenjadi beberapa gumpalan (karioreksis) (Himawan, 1992).Nekrosis dapat disebabkan oleh bermacam-macam agen etiologi dandapat menyebabkan kematian dalam beberapa hari seperti zat toksik danlogam berat, gangguan metabolik dan infeksi virus (Thomas, 1988). NekrosisUniversitas Sumatera Utara32tubulus adalah lesi ginjal yang reversibel dan timbul pada suatu sebarankejadian klinik. Menurut Cotran (1995), kerusakan ginjal berupa nekrosistubulus disebabkan oleh sejumlah racun organik. Hal ini terjadi karena padasel epitel tubulus terjadi kontak langsung dengan bahan yang direabsorbsi,sehingga sel epitel tubulus ginjal dapat mengalami kerusakan berupadegenerasi lemak ataupun nekrosis pada inti sel ginjal.

Page 2: ginjal

proses ekskresi obat yangberlangsung di ginjal dapat menimbulkan dampak buruk bagi ginjal itu sendiri.12Hal tersebut disebabkan oleh beberapa macam faktor yang salah satunya adalahwalaupun berat ginjal hanya sekitar 0,4% dari berat badan, tetapi ginjal menerimadarah sebesar 20% dari curah jantung melalui arteri renalis. Tingginya aliran12darah yang menuju ginjal inilah yang menyebabkan berbagai macam obat danbahan-bahan kimia dalam sirkulasi sistemik dikirim ke ginjal dalam jumlah yangbesar. Zat-zat toksik ini akan terakumulasi di ginjal dan menyebabkan kerusakanbagi ginjal tersebut.13,14Faktor predisposisi lain yang mengakibatkan sel tubulus mudah rusakadalah luasnya bidang permukaan reabsorbsi tubulus, metabolic rate yang tinggi,tingginya konsumsi oksigen untuk melakukan fungsi transpor dan reabsorbsi jugakemampuan tubulus untuk mengkonsentrasi zat.15 Selain itu, sistem transpor aktifuntuk ion, asam-asam organik, protein dengan berat molekul rendah, peptida, danlogam-logam berat sebagian besar terjadi di tubulus proksimal sehinggamenyebabkan toktisitas dan akumulasi tubulus proksimal yang pada akhirnyamengakibatkan kerusakan tubulus proksimal. Epitel tubulus proksimal yanglonggar mempermudah masuknya berbagai macam komponen ke dalam seltubulus juga diduga sebagai hal yang turut mempengaruhi kerusakan tubulus.Selain menimbulkan kerusakan tubulus secara langsung, zat-zat toksikjuga memiliki kemampuan untuk merusak tubulus dengan cara mempengaruhisistem hemodinamik. Beberapa zat toksik dapat merubah hemodinamik intrarenalyang memicu terjadinya vasokonstriksi. Konstriksi arteriol dan obstruksi tubulus dapat menyebabkan nekrosistubuler akut (NTA).Patogenesis Nekrotik Tubular Akut (NTA) dapat terjadi karenaberkurangnya aliran darah ke ginjal sebagai akibat suatu penurunan tekananUniversitas Sumatera Utara33darah. Karena epitel tubulus-tubulus ginjal terutama tubulus proksimal sangatpeka terhadap suatu iskemia, maka jaringan ini dalam batas–batas tertentu

Page 3: ginjal

akan mengalami kerusakan, walaupun sisa jaringan ginjal lainnya tampakseperti tidak mengalami kelainan. NTA dapat juga disebabkan karenakeracunan, misalnya zat kimia, air raksa atau karbon tetraklorida. Efeknyaterhadap epitel tubulus langsung akibat kontak antara racun yang kemudiandiekskresi dalam urin dengan epitel ini (Alpers dan Fogo, 2007).