Geometri Peledakan Tambang Terbuka (Surface)

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan penambangan untuk membongkar bahan galian dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu peledakan, untuk melakukan peledakan sebelumnya telah diperhitungkan faktor-faktornya. Faktor-faktor tersebut diantaranya biaya yang dikeluarkan untuk melakukan peledakan, kekerasan batuan yang akan dibongkar, kesulitan membongkar suatu batuan, waktu yang diperlukan untuk membongkar suatu bahan galian dan keamanan untuk membongkar suatu batuan. Proses pembokaran bahan galian dengan menggunakan metode peledakan diawali dengan pengeboran lubang ledak yang dilanjutkan dengan peledakan. Perhitungan mengenai kegiatan perlu dilakukan karena diharapkan akan menghasilkan fragmentasi yang optimal, ketika setelah kegiatan peledakan hasil fragmentasinya buruk maka akan merugikan kepada semua pihak dikarenakan adanya tambahan biaya dan waktu. 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Maksud dari praktikum kali ini adalah memberikan pemahaman tentang geometri peledakan pada tambang terbuka. 1.2.2 Tujuan 1

description

menjelaskan tentang geometri peledakan dengan melihat faktor -faktor yang dipertimbangkan dalam mendesain geometri peledakan

Transcript of Geometri Peledakan Tambang Terbuka (Surface)

Page 1: Geometri Peledakan Tambang Terbuka (Surface)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kegiatan penambangan untuk membongkar bahan galian dapat

dilakukan dengan salah satu cara yaitu peledakan, untuk melakukan peledakan

sebelumnya telah diperhitungkan faktor-faktornya. Faktor-faktor tersebut

diantaranya biaya yang dikeluarkan untuk melakukan peledakan, kekerasan

batuan yang akan dibongkar, kesulitan membongkar suatu batuan, waktu yang

diperlukan untuk membongkar suatu bahan galian dan keamanan untuk

membongkar suatu batuan.

Proses pembokaran bahan galian dengan menggunakan metode

peledakan diawali dengan pengeboran lubang ledak yang dilanjutkan dengan

peledakan. Perhitungan mengenai kegiatan perlu dilakukan karena diharapkan

akan menghasilkan fragmentasi yang optimal, ketika setelah kegiatan peledakan

hasil fragmentasinya buruk maka akan merugikan kepada semua pihak

dikarenakan adanya tambahan biaya dan waktu.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari praktikum kali ini adalah memberikan pemahaman tentang

geometri peledakan pada tambang terbuka.

1.2.2 Tujuan

- Mengetahui pengertian dari geometri peledakan

- Mengetahui unsur-unsur geometri peledakan pada tambang terbuka

1

Page 2: Geometri Peledakan Tambang Terbuka (Surface)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Geometri Peledakan

Geometri peledakan merupakan suatu cara perhitungan mengenai

kegiatan peledakan yang ditujukan supaya kegiatan peledakan dapat bekerja

secara optimum. Perhitungan tersebut didapat berdasarkan percobaan-

percobaan kegiatan peledakan. Perhitungan geometri peledakan diperkenalkan

oleh berbagai ahli diantaranya Anderson (1952), Pearse (1955), R.L Ash (1963),

Langefors (1978), Konya (1972), Foldesi (1980), Olofsson (1990) dan Rustan

(1990).

Sumber : 1902miner.wordpress.comGambar 2.1

Geometri Peledakan

Dari gambar 2.1 dapat dijelaskan bagian-bagian dari geometri peledakan

dengan menggunakan sistem jenjang. Dimana :

B : Burden L : Tinggi Jenjang

J : Subdrilling PC : Powder Column

T : Stemming B’ : Burden Semu

S : Spacing

H : Hole Depth

2

Page 3: Geometri Peledakan Tambang Terbuka (Surface)

3

Dalam melakukan kegiatan peledakan dalam suatu area tidaklah dapat

dipungkiri terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan peledakan,

faktor tersebut sangatlah berperan penting untuk membuat keputusan ketika

akan memulai kegiatan peledakan. Faktor-faktor tersebut dimulai dari aspek

teknis, merupakan suatu parameter yang menjadikan keberhasilan target

produksi berdasarkan ketepatan data actual dilapangan dengan perhitungan

yang telah dilakukan. Aspek keselamatan kerja, merupakan suatu aspek yang

memperhatikan keselamatan kerja pada seluruh rangkaian kegiatan peledakan

beserta faktor daerah kerja. Aspek lingkungan, merupakan suatu aspek yang

memperhatikan dampak-dampak yang akan muncul ketika kegiatan peledakan

selesai dilakukan yang berpengaruh kepada lingkungan sekitar.

Selain aspek diatas dalam pembuatan desain peledakan pada suatu

wilayah, perlu untuk memperhatikan parameter-parameter yang ada dalam suatu

wilayah tersebut. Parameter tersebut diantaranya :

a. Diameter lubang bor

b. Spasing

c. Burden

d. Tinggi jenjang

e. Stemming

f. Sub Drill

2.2 Faktor-Faktor Geometri Peledakan

Faktor-faktor yang ada dalam geometri peledakan antara satu dengan

yang lainnya sangatlah berkaitan erat, untuk itu sebaiknya mengenal faktor-faktor

apa saja yang terdapat dalam geometri peledakan.

2.2.1 Diameter Lubang Bor

Pemilihan ukuran lubang bor (diameter lubang bor) sangatlah diperlukan

untuk mendapatkan hasil peledakan yang maksimal. Seiring meningkatnya

produksi pada suatu area penambangan maka pemilihan lubang bor akan

semakin besar, dengan kata lain bahwa pemilihan lubang bor sangat tergantung

oleh perkembangan produksi. Peningkatan diameter lubang bor sesuai dengan

kemajuan produksi haruslah dengan syarat bahwa dengan alat bor dan kondisi

batuan yang sama. Dari diameter inilah nantinya akan mempengaruhi kepada

tinggi atau kedalaman lubang bor. Terdapat keterbatasan dalam pemilihan

Page 4: Geometri Peledakan Tambang Terbuka (Surface)

4

diameter lubang bor, aspek tersebut yaitu dari segi ukuran fragmentasi hasil

peledakan, air blast, flying rocks, keperluan penggalian batuan secara selektif

dan isian bahan peledak utama harus dikurangi atau lebih kecil dari perhitungan

teknis yang ada karena pertimbangan energi yang dihasilkan pasca peledakan

sampai pertimbangan dari segi ekonomis.

Dimana : D = Diameter lubang bor (mm).

K = Tinggi jenjang (mm).

Dengan percobaan di lapangan bahwa ketika batuan memiliki kerapatan

yang solid maka ukuran fragmentasi batuan tersebut akan memiliki

kecenderungan untuk meningkat apabila perbandingan kedalam lubang ledak

dan diameter kurang dari 60. Pemilihan besar kecilnya diameter lubang bor

seharusnya harus melihat ke struktur geologi yang ada pada area kerja dan juga

dari segi ekonomisnya. Semakin besar diameter lubang bor maka akan semakin

panjang juga tinggi lubang bornya.

Sumber : 1902miner.wordpress.comGambar 2.2

Pengaruh Diameter Lubang Tembang Pada Stemming

Page 5: Geometri Peledakan Tambang Terbuka (Surface)

5

Sumber : 1902miner.wordpress.com

Gambar 2.3Pengaruh Diameter Lubang Bor Terhadap Kedalaman

2.2.2 Ketinggian Jenjang

Tinggi jenjang merupakan jarak antara bidang datar dalam bench

terhadap bidang datar dibawahnya yang diukur secara tegak lurus (vertikal).

Tinggi jenjang ini memiliki batasan maksimum yang tergantung kemampuan atau

jangkauan alat. Dalam merencanakan geometri peledakan diperhatikan tentang

pengaruh ledakan terhadap kestabilan jenjang. Penggunaan besar kecilnya

diameter lubang bor sangat mempengaruhi terhadap perhitungan jenjang,

apabila diameter lubang bor kecil maka jenjang pendek dan diameter lubang bor

besar maka untuk jenjang yang lebih tinggi. Terdapat rumus untuk hubungan

lubang bor dengan ketinggian jenjang :

Dimana : K = Tinggi Jenjang (m)

D = Diameter lubang bor

2.2.3 Burden

Burden merupakan jarak dari lubang bor terhadap bidang bebas yang

terdekat pada saat terjadi kegiatan peledakan. Burden ini sangat berpengaruh

terhadap fragmentasi dan efek peledakan.

Gambar 2.4Burden Terhadap Fragmentasi

Yang mempengaruhinya ialah dari jaraknya apabila jarak burden terlalu dekat

maka akan timbul flyrocks dan sebaliknya bila jarak burden terlalu dekat maka

akan tibul retak-retak disekeliling lubang bor bahkan terjadi flyrocks kearah atas

(vertikal). Untuk menentukan dimensi burden pada tempat yang berbeda maka

Page 6: Geometri Peledakan Tambang Terbuka (Surface)

6

digunakan burden adjustment pada batuan dan jenis handak. Dalam pengeboran

tegak hanyalah dikenal satu burden, sebaliknya pada pengeboran miring

terdapat dua burden yaitu burden sebenarnya (true burden) dan burden semu

(apparent burden), yang dimana bahwa burden semu merupakan jarak antar

surface dan lubang bor dalam posisi miring sesuai dengan sudut kemiringan

lubang. Berikut merupakan rumus burden :

Menurut C.J. Konya

B=3 ,15 .De . 3√ SGeSGr

Dimana : B = burden (ft)

De = diameter lubang tembak (inch)

SGe = specific gravity bahan peledak

SGr = specific gravity batuan yang diledakkan

Menurut R.L. Ash

B=Kb . d12

Dimana : B = burden (ft)

Kb = burden ratio (14 – 49 ; harga rata-rata 30)

d = diameter mata bor (inch)

2.2.4 Spasing

Spacing adalah jarak antara lubang tembak dalam satu baris (row) dan

diukur sejajar terhadap pit wall. Biasanya spacing tergantung pada burden,

kedalaman lubang bor, letak primer, waktu tunda, dan arah struktur bidang

batuan. Berikut merupakan rumus spasing :

Menurut C.J. Konya

S=√B .LDimana : S = spacing (m)

L = kedalaman lubang ledak (m)

B = burden (m)

Menurut R.L. Ash

S=Ks. B

Dimana : S = spacing (ft)

Page 7: Geometri Peledakan Tambang Terbuka (Surface)

7

Ks = spacing ratio (1-3; rata-rata 1,5)

B = burden (ft)

2.2.5 Subdrilling

Subdrilling adalah tambahan kedalaman daripada lubang bor dibawah

rencana lantai jenjang. Subdrilling perlu untuk menghindari problem tonjolan

pada lantai (toe), karena dibagian ini adalah tempat yang paling sukar

diledakkan. Dengan demikian, gelombang ledak yang ditimbulkan pada lantai

dasar jenjang yang akan bekerja secara maksimum. Berikut merupakan rumus

Subdrilling :

Menurut C.J. Konya

Dimana : SD = subdrilling (ft)

Ks = antara 0,3 sampai 0.5

B = burden (ft)

Menurut R.L. Ash

Dimana : J = subdrilling (ft)

Kj = subdrilling ratio (rata-rata 0,33 dan minimum 0,3)

B = burden (ft)

2.2.6 Stemming

Stemming adalah panjang isian lubang ledak yang tidak diisi dengan

bahan peledak tapi diisi dengan material seperti tanah liat atau material hasil

pemboran (cutting), dimana stemming berfungsi untuk mengurung gas yang

timbul sehingga air blast dan flyrock dapat terkontrol.

Panjang pendeknya stemming juga akan mempengaruhi hasil dari

peledakan, jika stemming terlalu panjang, maka :

a. Ground vibration tinggi (getar tinggi).

b. Lemparan kurang.

c. Fragmentasi area jelek.

d. Suara kurang.

Jika stemming terlalu pendek :

a. Fragmentasi diarea bawah jelek.

Page 8: Geometri Peledakan Tambang Terbuka (Surface)

8

b. Terdapat toe di floor (tonjolan di floor).

c. Terjadi flying rock.

d. Suara keras (noise) atau (airblast).

Menurut C.J. Konya

Dimana : T = stemming (m)

Kt = 0.17 sampai 1 kali B

B = burden (m)

OB = overburden (m)

Menurut R.L Ash

Dimana : T = stemming (ft)

Kt = stemming ratio (0,5-1; rata-rata 0,7)

B = burden (ft)

2.2.7 Kedalaman Lubang Tembak

Kedalaman lubang ledak tergantung pada ketinggian bench, burden, dan

arah pemboran. Kedalaman lubang tembak merupakan penjumlahan dari

besarnya stemming dan panjang kolom isian bahan peledak. Berikut merupakan

rumus kedalamana lubang tembak :

Untuk lubang ledak vertikal

H=L+J

Dimana : H = kedalaman lubang ledak (m)

L = tinggi bench (m)

J = subdrilling (m)

Untuk lubang ledak miring

H= Lcosα

+J

Dimana : H = kedalaman lubang ledak (m)

L = tinggi bench (m)

J = subdrilling (m)

2.3 Powder Factor (PF)

Page 9: Geometri Peledakan Tambang Terbuka (Surface)

9

Powder factor (PF) menunjukkan jumlah bahan peledak (kg) yang dipakai

untuk memperoleh satu satuan volume atau berat fragmentasi peledakan, jadi

satuannya biasa kg/m³ atau kg/ton. Pemanfaatan PF cenderung mengarah pada

nilai ekonomis suatu proses peledakan karena berkaitan dengan harga bahan

peledak yang digunakan dan perolehan fragmentasi peledakan yang akan dijual.

Berikut merupakan rumus kedalamana powder factor :

Dimana : V = Volume (cubic yard)

B = Spacing (ft)

B = Burden (ft)

H = Tinggi jenjang (ft)

Page 10: Geometri Peledakan Tambang Terbuka (Surface)

BAB III

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan geometri peledakan merupakan merupakan suatu cara

perhitungan mengenai kegiatan peledakan yang ditujukan supaya kegiatan

peledakan dapat bekerja secara optimum. Dalam perhitungan yang dilakukan

dalam geometri peledakan terdapat unsur-unsurnya yaitu diameter lubang bor,

ketinggian jenjang, burden, spasing, subdrilling, stemming dan kedalaman lubang

tembang. Dari unsur-unsur tersebutlah perhitungan mengenai jumlah pemakaian

bahan peledak barulah dapat dihitung. Selain itu terdapat faktor-faktor dalam

kegiatan peledakan aspek teknis, merupakan suatu parameter yang menjadikan

keberhasilan target produksi, aspek keselamatan kerja dan aspek lingkungan

10

Page 11: Geometri Peledakan Tambang Terbuka (Surface)

DAFTAR PUSTAKA

Anggha, 2011 “Peledakan”, http://angghajuner.blogspot.com/2011/10

/peledakan.html. Diakses pada tanggal 02 November 2015 (html, online).

Dirga, 2010, “Teknik Peledakan, http://dirgamining.blogspot.com/2012/10/

teknik-peledakan.html. Diakses pada tanggal 02 November 2015 (html,

online).

Rachmat, 2013, “Teknik Peledakan”, http://1902minerwordpress.com /2013

/07/teknik-peledakan_15.html. Diakses pada tanggal 02 November 2015

(html, online).