Geolistrik slumberger

15
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Maksud dari praktikan ini untuk menjelaskan mengenai geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger. Hal ini dilakukan untukmemperoleh informasi keadaan di bawah permukaan tanah. Konfigurasi Schlumberger ini dilakukan dengan menginjeksi arus listrik ke dalam permukaan bumi guna mendapatkan data bawah permukaan. Hal ini dillakukan untuk Dalam kasus lain untuk mengetahui struktur bawah permukaan yang lebih dalam, maka jarak masing-masing elektroda arus (AB/2) dan elektroda potensial (MN/2). Biasanya untuk menggolah data tersebut digunakan software IP2Win. Data yang dimasukkan adalah data MN, AB/2, dan RHO. Setelah data dimasukkan akan dihasilkan sebuah grafik dan tabel yang memperlihatkan keadaan kedalaman serta data kedalaman tersebut. I.2 .Maksud dan TujuanPenelitian Praktikum ini bertujuan sebagai berikut : Mengetahui nilai resistivitas yang terjadi Mengetahui hasil pengolahan data konfigurasi schlumberger dengan menggunakan software ip2win 1

description

geofis

Transcript of Geolistrik slumberger

BAB IPENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Maksud dari praktikan ini untuk menjelaskan mengenai geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger. Hal ini dilakukan untukmemperoleh informasi keadaan di bawah permukaan tanah. Konfigurasi Schlumberger ini dilakukan dengan menginjeksi arus listrik ke dalam permukaan bumi guna mendapatkan data bawah permukaan. Hal ini dillakukan untuk Dalam kasus lain untuk mengetahui struktur bawah permukaan yang lebih dalam, maka jarak masing-masing elektroda arus (AB/2) dan elektroda potensial (MN/2).Biasanya untuk menggolah data tersebut digunakan software IP2Win. Data yang dimasukkan adalah data MN, AB/2, dan RHO. Setelah data dimasukkan akan dihasilkan sebuah grafik dan tabel yang memperlihatkan keadaan kedalaman serta data kedalaman tersebut.

I.2 .Maksud dan TujuanPenelitianPraktikum ini bertujuan sebagai berikut : Mengetahui nilai resistivitas yang terjadi Mengetahui hasil pengolahan data konfigurasi schlumberger dengan menggunakan software ip2win Mengetahui jenis material geologi berdasarkan nilai resistivitas yang ditampilkan pada software ip2win Mengetahui pengaruh nilai eror terhadap keakuratan nilai resistivitas yang diperoleh Mengetahui letak air tanah berdasarkan nilai resistivitas yang diperoleh

BAB IIDASAR TEORI

II.1. GeolistrikGeolistrik merupakan salah satu metode geofisika aktif. Dimana dalam metode ini kita menggunaakan arus listrik yang sudah ada dalam batun dapat pula dengan menginjeksikan arus ke dalam batuan menggunakan elektroda-elektroda. Maka dari itu dengan menggunakan geolistrik kita dapat menyelidiki keadaan bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan.Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah permukaan bumi. Prinsip dalam metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam bumi dengan dua elektrode arus dengan frekuensi rendah ke permukaan bumi dan diukur beda potensial diantara dua buah elektrode potensial. Teori utama dalam metoda resistivity sesuai dengan hokum Ohm.Konfigurasi Schlumberger merupakan salah satunya dalam metode geolistrik resistivitas ini, dimana konfigurasi ini memiliki jangkauan paling dalam dibandingkan konfigurasi yang lain.Dalam konfigurasi ini digunakan dua buah elektroda arus . Biasanya untuk menggolah data digunakan software IP2Win. Data yang dimasukkan adalah data MN, AB/2, dan RHO. Setelah data dimasukkan akan dihasilkan sebuah grafik dan tabel yang memperlihatkan keadaan kedalaman serta data kedalaman tersebut.Dengan memanfaatkan nilai tahanan jenis ini maka aplikasi metoda geolistrik telah digunakan pada berbagai bidang ilmu yaitu :1.Regional Geology untuk mengetahui struktur, stratigrafi dan sedimentasi.2.Hidrogeologi/Geohidrologi untuk mengetahui muka air tanah, akuifer, stratigrafi , intrusi air laut.3. Geologi Teknik untuk mengetahui struktur, startigrafi, permeabilitas dan porositas batuan, batuan dasar , pondasi , kontruksi bangunan teknis.4. Pertambangan untuk mengetahui endapan plaser, stratigrafi, struktur, penyebaran endapan mineral.5. Archeology untuk mengetahui dasar candi, candi terpendam, tanah galian lama.6. Panas bumi (geothermal) mengetahui kedalaman, penyebaran, low resistivity daerah panas bumi.7. Minyak untuk mengetahui struktur, minyak, air dan kontak air dan minyak serta porositas , water content (well logging geophysic).

II.2. Konfigurasi Metode SchlumbergerPada konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-kecilnya, sehingga jarak MN secara teoritis tidak berubah. Tetapi karena keterbatasan kepekaan alat ukur, maka ketika jarak AB sudah relatif besar maka jarak MN hendaknya dirubah. Perubahan jarak MN hendaknya tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB.

Kelemahan dari konfigurasi Schlumberger ini adalah pembacaan tegangan pada elektroda MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh, sehingga diperlukan alat ukur multimeter yang mempunyai karakteristik high impedance dengan akurasi tinggi yaitu yang bisa mendisplay tegangan minimal 4 digit atau 2 digit di belakang koma. Atau dengan cara lain diperlukan peralatan pengirim arus yang mempunyai tegangan listrik DC yang sangat tinggi.Sedangkan keunggulan konfigurasi Schlumberger ini adalah kemampuan untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda MN/2.Agar pembacaan tegangan pada elektroda MN bisa dipercaya, maka ketika jarak AB relatif besar hendaknya jarak elektroda MN juga diperbesar. Pertimbangan perubahan jarak elektroda MN terhadap jarak elektroda AB yaitu ketika pembacaan tegangan listrik pada multimeter sudah demikian kecil, misalnya 1.0 milli Volt.Umumnya perubahan jarak MN bisa dilakukan bila telah tercapai perbandingan antara jarak MN berbanding jarak AB = 1 : 20. Perbandingan yang lebih kecil misalnya 1 : 50 bisa dilakukan bila mempunyai alat utama pengirim arus yang mempunyai keluaran tegangan listrik DC sangat besar, katakanlah 1000 Volt atau lebih, sehingga beda tegangan yang terukur pada elektroda MN tidak lebih kecil dari 1.0 milliVolt.Parameter yang diukur :1. Jarak antara stasiun dengan elektroda-elektroda (AB/2 dan MN/2)2. Arus (I)3. Beda Potensial ( V)Parameter yang dihitung :1. Tahanan jenis (R)2. Faktor geometrik (K)3. Tahanan jenis semu ( )Cara intepretasi Schlumberger adalah dengan metode penyamaan kuva (kurva matching). Ada 3 (tiga) macam kurva yang perlu diperhatikan dalam intepretasi Schlumberger dengan metode penyamaan kurva, yaitu : Kurva Baku Kurva Bantu, terdiri dari tipe H, A, K dan Q Kurva LapanganUntuk mengetahui jenis kurva bantu yang akan dipakai, perlu diketahui bentuk umum masing-masing kurva lapangannya. Kurva bantu H, menunjukan harga minimum dan adanya variasi 3 lapisan dengan 1 > 2 < 3. Kurva bantu A, menunjukkan pertambahan harga dan variasi lapisan dengan 1 < 2 < 3. Kurva bantu, K menunjukan harga maksimum dan variasi lapisan dengan 1 < 2 > 3. Kurva bantu Q, menunjukan penurunan harga yang seragam : 1 > 2 > 3

BAB III METODOLOGI

III.1. Diagram Alir Pengolahan Data

Mulai

Ms.Excel

Menghitung nilai R, K, dan Rho

Menghitung nilai rata-rata RHO yang nilai MN/2nya sama

Gambar III.1.1. Diagram alir pengolahan data

Mencari nilai MN

Mengelompokkan AB/2, MN, RHO

Mengolah data dalam IP2Win

Menyesuaikan kurva

Memnginterpretasi profil

Membuat laporan

Selesai

III.2 Pembahasan Diagram AlirSiapkan data excel yang dicopykan asisten, kemudian hitung nilai R, K dan RHO selanjutnya menghitung nilai rata-rata RHO yang memiliki nilai MN/2 sama, mencari nilai MN dari MN/2 dikali 2, setelah itu kita mengelompokkan data excel yang akan diolah dalam IP2Win, yaitu data AB/2, MN dan RHO. Setelah dikelompokkan maka masukkan data ke IP2Win untuk mendapatkan kurva, lalu buat kurva seperti data excel, interpretasikan data dalam bentuk profil. Buat laporan untuk memaparkan hasil pengolahan data.METODOLOGIPraktikum geofisika ini dilakukan pada hari Sabtu 12 Mei 2014 mulai dari pukul 09.30 WIB dan berakhir pukul 11.30 WIB di laboratorium Geofisika kampus I Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Dalam praktikum ini, para praktikan diberi materi mengenai geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger. Data yang akan diolah merupakan data sekunder yang didapat dari laboratorium. Pengolahan data menggunakan IP2Win yang akan dihasilkan grafik terhadap resistivitas batuan, kedalaman dan tebal lapisan batuan. Maka dari itu kita dapat menginterpretasikan keadaan bawah permukaan dan memperkirakan batuan apa saja yang berada di bawah permukaan.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Tabel Pengolahan Data

IV.2 Pembahasan Data

PembahasanDari percobaan yang telah dilakukan, merupakan metode geolistrik restivitas. Teknik pengukuran geolistrik yang digunakan dalam percobaan adalah teknik sounding. Dimana teknik ini merupakan teknik untuk mencari nilai restivitas sebagai fungsi dari kedalaman titik jangkauan pengukuran. Karena nilai restivitas merupakan fungsi dari nilai kedalaman, maka jarak antar elektroda yang digunakan adalah bervariasi. Oleh karena itu dalam percobaan ini digunakan konfigurasi Schlumberger.Konfigurasi Schlumberger merupakan konvigurasi P1P2 yang sangat kecil dan berada di tengah-tengah antara C1 dan C2. Setelah setelah data yang didapat diperoleh, maka dilakukan perhitungan data mencari besar nilai resistansi, factor geometri, dan restivitas dari data praktikum. Setelah semuanya selesai, baik data pengukuran maupun data hasil perhitungan, data tersebut dimasukkan ke dalam software IPI2win untuk kemudian dihasilkan restivitas penampang yang kemudian akan dibaca nilai restivitasnya. Dalam pemodelanyan mengunakan IPI2win yang mempunyai spesifikasi dalam pengolahan data geolistrik model 1-D Pemodelan struktur di dalam bumi bisa didapatkan setelah kita mencocokkan kurva yang didapat dengan kurva standart, dengan catatan nilai error pada saat pencocokan adalah kurang dari 14,8%. Nilai tersebut merupakan acuan bahwa pemodelan lapisan batuan yang terukur di dalam bumi adalah valid. Hasil pengolahan data geolistrik resistivitas schlumberger yang dilakukan dengan metode pencocokan kurva adalah berupa model perlapisan bumi di bawah permukaan yang ditunjukkan oleh Gambar 1. Dari pencocokan kurva diatas dapat dijelaskan bahwa kurva merah menunjukkan kurva standart, kurva hitam dengan titik titik lingkaran kecil merupakan gambaran pelapisan. Teknik interpretasi yang digunakan untuk mendapatkan gambaran model perlapisan bumi dibawah permukaan dilakukan dengan cara memplot data dan mencocokkan kurva hasil pengukuran dengan kurva standart. Metode ini secara prinsip berpedoman pada pencarian nilai error minimum (RMS).Nilai RMS menunjukkan tingkat perbedaan dari pengukuran nilai resistivitas material terhadap nilai resisitivitas material yang sebenarnya. Semakin besar nilai RMS maka model yang diperoleh dari proses inversi akan semakin halus. Model yang halus dengan nilai RMS yang tinggi cenderung semakin tidak mewakili kondisi sebenarnya dilapangan. Interpretasi dari model distribusi nilai resistivitas material bawah permukaan Bumi dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai resistivitas material dan pola distribusinya. Faktor-faktor tersebut antara lain jenis batuan, komposisi dan kondisi Alam.Oleh karena itu dilakukan split dan pencocokan kurva beberapa kali untuk menurunkan nilai error (RMS) yang ada. Nilai RMS berbanding terbalik dengan keakuratan data. Karena semakin kecil nilai RMS maka dapat dikatakan bahwa data hasil topografi dan nilai resistivitas yang ditunjukkan telah sesuai dan akurat.

PROFIL KEDALAMAN

m

BAB VPENUTUPV.1. KesimpulanTeknik pengukuran geolistrik yang digunakan dalam percobaan adalah teknik sounding. Mengunakan konvigurasi Schlumberger. Gambaran model perlapisan bumi dibawah permukaan dilakukan dengan cara mengeksekusi data pada software ip2win. Penentuan jenis material geologi berdasarkan sumber dari data yang telah ada. Jenis material mempunyai kandungan material berbeda-beda. Nilai RMS berbanding terbalik dengan keakuratan data. Karena semakin kecil nilai RMS maka dapat dikatakan bahwa data nilai resistivitas yang dihasilkan sudah akurat. Dari hasil interpretasi data menunjukkan bahwa sebagian besar terdiri dari lempung, pasir dan kerikil.

V.2 SaranPada aspek penyampaian materi dirasa sudah cukup bagus, tetapi dalam segi pendampingan masih kurang baik yang mana praktikan yang tertinggal cenderung tidak paham, diharapkan untuk lebih banyak asisten yang dapat mendampingi praktikan dalam pengolahan data agar tidak tertinggal atau tidak paham. 11