KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

49

Click here to load reader

description

Praktikum GeolistrikJurusan Teknik Geofisika Universitas Lampung

Transcript of KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

Page 1: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

DESAIN AKUISISI(Laporan Praktikum Eksplorasi Geomagnetik)

Oleh

Egi Ramdhani1315051018

LABORATORIUM GEOFISIKAJURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG

2015

DAFTAR ISI

HalamanLEMBAR PENGESAHAN i

ABSTRAK ii

DAFTAR ISIiii

DAFTAR GAMBARv

DAFTAR TABELvi

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang 1I2 Tujuan Percobaan 2

II TINJAUAN PUSTAKA

II1Pemilihan Konfigurasi Elektroda 3II2Kegunaan Metode Geolistrik 3

III TEORI DASAR

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1Waktu dan Tempat Praktikum10

IV2Alat Praktikum10

IV3Pengambilan Data Praktikum11

IV4Pengolahan Data Praktikum11

IV5Di

agram Alir Praktikum12

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

i

V1Data Praktikum13V2Pembahasan13

VI KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

i

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 31 Konfigurasi elektroda wenner dan schlumberger 7

Gambar 32 Pola aliran arus antara dua elektroda arus 9

Gambar 421 Laptop 10

Gambar 422 Alat Tulis 10

Gambar 423 Kalkulator 11

Gambar 424 Kertas 11

Gambar 521 Konfigurasi elektroda wenner 13

Gambar 522 Konfigurasi elektroda schlumberger 14

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger 14

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D 15

Gambar 525 Konfigurasi elektroda dipole-dipole 15

Gambar 526 Konfigurasi elektroda pole-pole 16

Gambar 527 Konfigurasi elektroda pole-dipole 17

Gambar 528 Konfigurasi elektroda square 17

ii

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda 5

iii

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang

Metode Geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam

eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan keberadaan air tanah bawah

permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi lainnya adalah untuk

eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan chromites Metode ini

menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah permukaan untuk

mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan menggunakan

sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan metode geolistrik

ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity ini bekerja dengan

menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah kedalam

permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda

potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase

(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan

disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan

konfigurasi elektroda Beberapa susunan garis linier atau konfigurasi

elektroda yang umum dipakai adalah dipole-dipole pole-pole schlumberger

dan wenner Adapun konfigurasi elektroda yang lain yakni wenner-

schlumberger pole-dipole dan square atau persegi Pada praktikum kali ini

kami membahas tentang konfigurasi metode geolistrik yakni melakukan

penurunan rumus masing-masing konfigurasi elektroda lalu melakukan

pembahasan macam-macam konfigurasi elektroda serta melakukan

perhitungan sesuai dengan faktor geometri masing-masing konfigurasi

elektroda Untuk lebih memahami tentang macam-macam konfigurasi

elektroda dalam konfigurasi metode geolistrik maka dilakukanlah praktikum

konfigurasi metode geolistrik ini

2

I2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah

1 Dapat mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda

2 Dapat menghitung nilai K sesuai dengan faktor geometri masing-masing

konfigurasi elektroda

3 Dapat mengetahui sensitivitas masing-masing konfigurasi elektroda

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Pemilihan Konfigurasi Elektroda

Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan

dipetakan sensitivitas alat tahanan jenis dan tingkat noise yang ada Masing-

masing konfigurasi elektroda diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan

Suatu permasalahan mungkin lebih baik dilakukan dengan suatu jenis

konfigurasi elektroda tetapi belum tentu permasalahan tersebut dapat

dipecahkan jika digunakan jenis konfigurasi lainnya Oleh karena itu

sebelum dilakukan pengukuran harus diketahui dengan jelas tujuannya

sehingga kita dapat memilih jenis konfigurasi yang mana yang akan dipakai

Karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan konfigurasi

elektroda adalah sensitivitas konfigurasi terhadap perubahan nilai tahanan

jenis bawah permukaan secara vertikal dan horizontal kedalaman investigasi

cakupan data horizontal dan kuat sinyal (Sari 2013)

II2 Kegunaan Metode Geolistrik

Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman

sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan

akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air Umumnya

yang dicari adalah lsquoconfined aquiferrsquo yaitu lapisan akifer yang diapit oleh

lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan

bagian atas lsquoConfinedrsquo akifer ini mempunyai lsquorechargersquo yang relatif jauh

sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh

perubahan cuaca setempat Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya

lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan

4

pada bagian atas dan bawahnya Bisa juga untuk mengetahui perkiraan

kedalaman lsquobedrockrsquo untuk fondasi bangunan Metoda geolistrik juga bisa

untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan Hanya

saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika

yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di

bawah permukaan (Batubara 2014)

III TEORI DASAR

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan

2011)

Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai

faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi

masing-masing elektroda

Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda

Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri

I

V

A M N B

Schlumberger

K = π (L2minusx2)12

2(L2+x2)

C1

P1 P2

C2

6

Wenner

K = 2πa

Wenner-Schlumberger

K = πn(n+1)a

Dipole-Dipole

K = πn(n+1)(n+2)a

Pole-Pole

K = 2πa

Pole-Dipole

K = 2πn(n+1)a

Square

K = πa(2+radic2iquestR

(Zaenudin 2015)

CC

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun

beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering

gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda

schlumberger seperti ditunjukan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger

8

Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang

dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang

secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread

bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar

listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore

untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan

standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai

dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki

tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan

elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial

dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu

dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi

dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial

memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda

arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan

lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda

saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini

diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar

L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka

mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)

Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan

geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner

aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran

untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap

kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal

atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik

resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman

yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan

9

bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda

dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada

kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil

perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas

lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut

diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)

Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah

permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas

bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air

dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara

umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan

menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial

dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang

diperlihatkan pada gambar

Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada

Waktu Kamis 9 April 2015

Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

11

Gambar 423 Kalkulator

Gambar 424 Kertas

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil

dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber

data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah

buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet

IV4 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi

elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus

nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan

perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan

praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan

penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian

sensitivitas masing-masing elektroda

12

IV5 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini

adalah sebagai berikut

Mulai

Menggambarkan masing-masing

konfigurasi elektroda

Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas

Menganalisis jenis konfigurasi yang

paling sensitif

Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik

ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi

elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang

disajikan dalam buku panduan praktikum

V2 Pembahasan

Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan

alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik

Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni

konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-

dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah

penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut

Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan

tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2

elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan

elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a

Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 2: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

DAFTAR ISI

HalamanLEMBAR PENGESAHAN i

ABSTRAK ii

DAFTAR ISIiii

DAFTAR GAMBARv

DAFTAR TABELvi

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang 1I2 Tujuan Percobaan 2

II TINJAUAN PUSTAKA

II1Pemilihan Konfigurasi Elektroda 3II2Kegunaan Metode Geolistrik 3

III TEORI DASAR

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1Waktu dan Tempat Praktikum10

IV2Alat Praktikum10

IV3Pengambilan Data Praktikum11

IV4Pengolahan Data Praktikum11

IV5Di

agram Alir Praktikum12

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

i

V1Data Praktikum13V2Pembahasan13

VI KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

i

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 31 Konfigurasi elektroda wenner dan schlumberger 7

Gambar 32 Pola aliran arus antara dua elektroda arus 9

Gambar 421 Laptop 10

Gambar 422 Alat Tulis 10

Gambar 423 Kalkulator 11

Gambar 424 Kertas 11

Gambar 521 Konfigurasi elektroda wenner 13

Gambar 522 Konfigurasi elektroda schlumberger 14

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger 14

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D 15

Gambar 525 Konfigurasi elektroda dipole-dipole 15

Gambar 526 Konfigurasi elektroda pole-pole 16

Gambar 527 Konfigurasi elektroda pole-dipole 17

Gambar 528 Konfigurasi elektroda square 17

ii

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda 5

iii

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang

Metode Geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam

eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan keberadaan air tanah bawah

permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi lainnya adalah untuk

eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan chromites Metode ini

menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah permukaan untuk

mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan menggunakan

sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan metode geolistrik

ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity ini bekerja dengan

menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah kedalam

permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda

potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase

(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan

disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan

konfigurasi elektroda Beberapa susunan garis linier atau konfigurasi

elektroda yang umum dipakai adalah dipole-dipole pole-pole schlumberger

dan wenner Adapun konfigurasi elektroda yang lain yakni wenner-

schlumberger pole-dipole dan square atau persegi Pada praktikum kali ini

kami membahas tentang konfigurasi metode geolistrik yakni melakukan

penurunan rumus masing-masing konfigurasi elektroda lalu melakukan

pembahasan macam-macam konfigurasi elektroda serta melakukan

perhitungan sesuai dengan faktor geometri masing-masing konfigurasi

elektroda Untuk lebih memahami tentang macam-macam konfigurasi

elektroda dalam konfigurasi metode geolistrik maka dilakukanlah praktikum

konfigurasi metode geolistrik ini

2

I2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah

1 Dapat mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda

2 Dapat menghitung nilai K sesuai dengan faktor geometri masing-masing

konfigurasi elektroda

3 Dapat mengetahui sensitivitas masing-masing konfigurasi elektroda

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Pemilihan Konfigurasi Elektroda

Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan

dipetakan sensitivitas alat tahanan jenis dan tingkat noise yang ada Masing-

masing konfigurasi elektroda diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan

Suatu permasalahan mungkin lebih baik dilakukan dengan suatu jenis

konfigurasi elektroda tetapi belum tentu permasalahan tersebut dapat

dipecahkan jika digunakan jenis konfigurasi lainnya Oleh karena itu

sebelum dilakukan pengukuran harus diketahui dengan jelas tujuannya

sehingga kita dapat memilih jenis konfigurasi yang mana yang akan dipakai

Karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan konfigurasi

elektroda adalah sensitivitas konfigurasi terhadap perubahan nilai tahanan

jenis bawah permukaan secara vertikal dan horizontal kedalaman investigasi

cakupan data horizontal dan kuat sinyal (Sari 2013)

II2 Kegunaan Metode Geolistrik

Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman

sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan

akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air Umumnya

yang dicari adalah lsquoconfined aquiferrsquo yaitu lapisan akifer yang diapit oleh

lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan

bagian atas lsquoConfinedrsquo akifer ini mempunyai lsquorechargersquo yang relatif jauh

sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh

perubahan cuaca setempat Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya

lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan

4

pada bagian atas dan bawahnya Bisa juga untuk mengetahui perkiraan

kedalaman lsquobedrockrsquo untuk fondasi bangunan Metoda geolistrik juga bisa

untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan Hanya

saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika

yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di

bawah permukaan (Batubara 2014)

III TEORI DASAR

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan

2011)

Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai

faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi

masing-masing elektroda

Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda

Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri

I

V

A M N B

Schlumberger

K = π (L2minusx2)12

2(L2+x2)

C1

P1 P2

C2

6

Wenner

K = 2πa

Wenner-Schlumberger

K = πn(n+1)a

Dipole-Dipole

K = πn(n+1)(n+2)a

Pole-Pole

K = 2πa

Pole-Dipole

K = 2πn(n+1)a

Square

K = πa(2+radic2iquestR

(Zaenudin 2015)

CC

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun

beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering

gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda

schlumberger seperti ditunjukan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger

8

Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang

dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang

secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread

bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar

listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore

untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan

standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai

dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki

tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan

elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial

dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu

dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi

dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial

memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda

arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan

lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda

saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini

diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar

L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka

mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)

Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan

geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner

aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran

untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap

kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal

atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik

resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman

yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan

9

bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda

dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada

kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil

perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas

lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut

diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)

Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah

permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas

bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air

dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara

umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan

menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial

dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang

diperlihatkan pada gambar

Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada

Waktu Kamis 9 April 2015

Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

11

Gambar 423 Kalkulator

Gambar 424 Kertas

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil

dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber

data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah

buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet

IV4 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi

elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus

nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan

perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan

praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan

penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian

sensitivitas masing-masing elektroda

12

IV5 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini

adalah sebagai berikut

Mulai

Menggambarkan masing-masing

konfigurasi elektroda

Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas

Menganalisis jenis konfigurasi yang

paling sensitif

Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik

ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi

elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang

disajikan dalam buku panduan praktikum

V2 Pembahasan

Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan

alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik

Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni

konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-

dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah

penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut

Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan

tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2

elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan

elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a

Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 3: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

V1Data Praktikum13V2Pembahasan13

VI KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

i

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 31 Konfigurasi elektroda wenner dan schlumberger 7

Gambar 32 Pola aliran arus antara dua elektroda arus 9

Gambar 421 Laptop 10

Gambar 422 Alat Tulis 10

Gambar 423 Kalkulator 11

Gambar 424 Kertas 11

Gambar 521 Konfigurasi elektroda wenner 13

Gambar 522 Konfigurasi elektroda schlumberger 14

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger 14

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D 15

Gambar 525 Konfigurasi elektroda dipole-dipole 15

Gambar 526 Konfigurasi elektroda pole-pole 16

Gambar 527 Konfigurasi elektroda pole-dipole 17

Gambar 528 Konfigurasi elektroda square 17

ii

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda 5

iii

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang

Metode Geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam

eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan keberadaan air tanah bawah

permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi lainnya adalah untuk

eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan chromites Metode ini

menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah permukaan untuk

mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan menggunakan

sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan metode geolistrik

ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity ini bekerja dengan

menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah kedalam

permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda

potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase

(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan

disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan

konfigurasi elektroda Beberapa susunan garis linier atau konfigurasi

elektroda yang umum dipakai adalah dipole-dipole pole-pole schlumberger

dan wenner Adapun konfigurasi elektroda yang lain yakni wenner-

schlumberger pole-dipole dan square atau persegi Pada praktikum kali ini

kami membahas tentang konfigurasi metode geolistrik yakni melakukan

penurunan rumus masing-masing konfigurasi elektroda lalu melakukan

pembahasan macam-macam konfigurasi elektroda serta melakukan

perhitungan sesuai dengan faktor geometri masing-masing konfigurasi

elektroda Untuk lebih memahami tentang macam-macam konfigurasi

elektroda dalam konfigurasi metode geolistrik maka dilakukanlah praktikum

konfigurasi metode geolistrik ini

2

I2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah

1 Dapat mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda

2 Dapat menghitung nilai K sesuai dengan faktor geometri masing-masing

konfigurasi elektroda

3 Dapat mengetahui sensitivitas masing-masing konfigurasi elektroda

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Pemilihan Konfigurasi Elektroda

Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan

dipetakan sensitivitas alat tahanan jenis dan tingkat noise yang ada Masing-

masing konfigurasi elektroda diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan

Suatu permasalahan mungkin lebih baik dilakukan dengan suatu jenis

konfigurasi elektroda tetapi belum tentu permasalahan tersebut dapat

dipecahkan jika digunakan jenis konfigurasi lainnya Oleh karena itu

sebelum dilakukan pengukuran harus diketahui dengan jelas tujuannya

sehingga kita dapat memilih jenis konfigurasi yang mana yang akan dipakai

Karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan konfigurasi

elektroda adalah sensitivitas konfigurasi terhadap perubahan nilai tahanan

jenis bawah permukaan secara vertikal dan horizontal kedalaman investigasi

cakupan data horizontal dan kuat sinyal (Sari 2013)

II2 Kegunaan Metode Geolistrik

Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman

sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan

akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air Umumnya

yang dicari adalah lsquoconfined aquiferrsquo yaitu lapisan akifer yang diapit oleh

lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan

bagian atas lsquoConfinedrsquo akifer ini mempunyai lsquorechargersquo yang relatif jauh

sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh

perubahan cuaca setempat Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya

lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan

4

pada bagian atas dan bawahnya Bisa juga untuk mengetahui perkiraan

kedalaman lsquobedrockrsquo untuk fondasi bangunan Metoda geolistrik juga bisa

untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan Hanya

saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika

yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di

bawah permukaan (Batubara 2014)

III TEORI DASAR

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan

2011)

Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai

faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi

masing-masing elektroda

Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda

Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri

I

V

A M N B

Schlumberger

K = π (L2minusx2)12

2(L2+x2)

C1

P1 P2

C2

6

Wenner

K = 2πa

Wenner-Schlumberger

K = πn(n+1)a

Dipole-Dipole

K = πn(n+1)(n+2)a

Pole-Pole

K = 2πa

Pole-Dipole

K = 2πn(n+1)a

Square

K = πa(2+radic2iquestR

(Zaenudin 2015)

CC

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun

beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering

gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda

schlumberger seperti ditunjukan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger

8

Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang

dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang

secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread

bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar

listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore

untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan

standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai

dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki

tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan

elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial

dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu

dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi

dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial

memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda

arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan

lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda

saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini

diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar

L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka

mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)

Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan

geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner

aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran

untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap

kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal

atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik

resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman

yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan

9

bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda

dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada

kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil

perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas

lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut

diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)

Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah

permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas

bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air

dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara

umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan

menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial

dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang

diperlihatkan pada gambar

Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada

Waktu Kamis 9 April 2015

Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

11

Gambar 423 Kalkulator

Gambar 424 Kertas

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil

dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber

data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah

buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet

IV4 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi

elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus

nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan

perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan

praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan

penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian

sensitivitas masing-masing elektroda

12

IV5 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini

adalah sebagai berikut

Mulai

Menggambarkan masing-masing

konfigurasi elektroda

Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas

Menganalisis jenis konfigurasi yang

paling sensitif

Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik

ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi

elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang

disajikan dalam buku panduan praktikum

V2 Pembahasan

Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan

alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik

Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni

konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-

dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah

penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut

Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan

tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2

elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan

elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a

Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 4: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 31 Konfigurasi elektroda wenner dan schlumberger 7

Gambar 32 Pola aliran arus antara dua elektroda arus 9

Gambar 421 Laptop 10

Gambar 422 Alat Tulis 10

Gambar 423 Kalkulator 11

Gambar 424 Kertas 11

Gambar 521 Konfigurasi elektroda wenner 13

Gambar 522 Konfigurasi elektroda schlumberger 14

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger 14

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D 15

Gambar 525 Konfigurasi elektroda dipole-dipole 15

Gambar 526 Konfigurasi elektroda pole-pole 16

Gambar 527 Konfigurasi elektroda pole-dipole 17

Gambar 528 Konfigurasi elektroda square 17

ii

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda 5

iii

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang

Metode Geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam

eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan keberadaan air tanah bawah

permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi lainnya adalah untuk

eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan chromites Metode ini

menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah permukaan untuk

mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan menggunakan

sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan metode geolistrik

ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity ini bekerja dengan

menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah kedalam

permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda

potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase

(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan

disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan

konfigurasi elektroda Beberapa susunan garis linier atau konfigurasi

elektroda yang umum dipakai adalah dipole-dipole pole-pole schlumberger

dan wenner Adapun konfigurasi elektroda yang lain yakni wenner-

schlumberger pole-dipole dan square atau persegi Pada praktikum kali ini

kami membahas tentang konfigurasi metode geolistrik yakni melakukan

penurunan rumus masing-masing konfigurasi elektroda lalu melakukan

pembahasan macam-macam konfigurasi elektroda serta melakukan

perhitungan sesuai dengan faktor geometri masing-masing konfigurasi

elektroda Untuk lebih memahami tentang macam-macam konfigurasi

elektroda dalam konfigurasi metode geolistrik maka dilakukanlah praktikum

konfigurasi metode geolistrik ini

2

I2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah

1 Dapat mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda

2 Dapat menghitung nilai K sesuai dengan faktor geometri masing-masing

konfigurasi elektroda

3 Dapat mengetahui sensitivitas masing-masing konfigurasi elektroda

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Pemilihan Konfigurasi Elektroda

Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan

dipetakan sensitivitas alat tahanan jenis dan tingkat noise yang ada Masing-

masing konfigurasi elektroda diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan

Suatu permasalahan mungkin lebih baik dilakukan dengan suatu jenis

konfigurasi elektroda tetapi belum tentu permasalahan tersebut dapat

dipecahkan jika digunakan jenis konfigurasi lainnya Oleh karena itu

sebelum dilakukan pengukuran harus diketahui dengan jelas tujuannya

sehingga kita dapat memilih jenis konfigurasi yang mana yang akan dipakai

Karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan konfigurasi

elektroda adalah sensitivitas konfigurasi terhadap perubahan nilai tahanan

jenis bawah permukaan secara vertikal dan horizontal kedalaman investigasi

cakupan data horizontal dan kuat sinyal (Sari 2013)

II2 Kegunaan Metode Geolistrik

Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman

sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan

akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air Umumnya

yang dicari adalah lsquoconfined aquiferrsquo yaitu lapisan akifer yang diapit oleh

lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan

bagian atas lsquoConfinedrsquo akifer ini mempunyai lsquorechargersquo yang relatif jauh

sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh

perubahan cuaca setempat Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya

lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan

4

pada bagian atas dan bawahnya Bisa juga untuk mengetahui perkiraan

kedalaman lsquobedrockrsquo untuk fondasi bangunan Metoda geolistrik juga bisa

untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan Hanya

saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika

yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di

bawah permukaan (Batubara 2014)

III TEORI DASAR

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan

2011)

Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai

faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi

masing-masing elektroda

Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda

Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri

I

V

A M N B

Schlumberger

K = π (L2minusx2)12

2(L2+x2)

C1

P1 P2

C2

6

Wenner

K = 2πa

Wenner-Schlumberger

K = πn(n+1)a

Dipole-Dipole

K = πn(n+1)(n+2)a

Pole-Pole

K = 2πa

Pole-Dipole

K = 2πn(n+1)a

Square

K = πa(2+radic2iquestR

(Zaenudin 2015)

CC

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun

beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering

gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda

schlumberger seperti ditunjukan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger

8

Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang

dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang

secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread

bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar

listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore

untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan

standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai

dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki

tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan

elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial

dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu

dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi

dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial

memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda

arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan

lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda

saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini

diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar

L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka

mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)

Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan

geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner

aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran

untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap

kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal

atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik

resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman

yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan

9

bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda

dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada

kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil

perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas

lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut

diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)

Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah

permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas

bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air

dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara

umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan

menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial

dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang

diperlihatkan pada gambar

Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada

Waktu Kamis 9 April 2015

Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

11

Gambar 423 Kalkulator

Gambar 424 Kertas

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil

dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber

data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah

buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet

IV4 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi

elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus

nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan

perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan

praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan

penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian

sensitivitas masing-masing elektroda

12

IV5 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini

adalah sebagai berikut

Mulai

Menggambarkan masing-masing

konfigurasi elektroda

Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas

Menganalisis jenis konfigurasi yang

paling sensitif

Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik

ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi

elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang

disajikan dalam buku panduan praktikum

V2 Pembahasan

Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan

alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik

Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni

konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-

dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah

penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut

Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan

tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2

elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan

elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a

Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 5: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda 5

iii

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang

Metode Geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam

eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan keberadaan air tanah bawah

permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi lainnya adalah untuk

eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan chromites Metode ini

menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah permukaan untuk

mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan menggunakan

sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan metode geolistrik

ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity ini bekerja dengan

menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah kedalam

permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda

potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase

(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan

disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan

konfigurasi elektroda Beberapa susunan garis linier atau konfigurasi

elektroda yang umum dipakai adalah dipole-dipole pole-pole schlumberger

dan wenner Adapun konfigurasi elektroda yang lain yakni wenner-

schlumberger pole-dipole dan square atau persegi Pada praktikum kali ini

kami membahas tentang konfigurasi metode geolistrik yakni melakukan

penurunan rumus masing-masing konfigurasi elektroda lalu melakukan

pembahasan macam-macam konfigurasi elektroda serta melakukan

perhitungan sesuai dengan faktor geometri masing-masing konfigurasi

elektroda Untuk lebih memahami tentang macam-macam konfigurasi

elektroda dalam konfigurasi metode geolistrik maka dilakukanlah praktikum

konfigurasi metode geolistrik ini

2

I2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah

1 Dapat mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda

2 Dapat menghitung nilai K sesuai dengan faktor geometri masing-masing

konfigurasi elektroda

3 Dapat mengetahui sensitivitas masing-masing konfigurasi elektroda

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Pemilihan Konfigurasi Elektroda

Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan

dipetakan sensitivitas alat tahanan jenis dan tingkat noise yang ada Masing-

masing konfigurasi elektroda diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan

Suatu permasalahan mungkin lebih baik dilakukan dengan suatu jenis

konfigurasi elektroda tetapi belum tentu permasalahan tersebut dapat

dipecahkan jika digunakan jenis konfigurasi lainnya Oleh karena itu

sebelum dilakukan pengukuran harus diketahui dengan jelas tujuannya

sehingga kita dapat memilih jenis konfigurasi yang mana yang akan dipakai

Karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan konfigurasi

elektroda adalah sensitivitas konfigurasi terhadap perubahan nilai tahanan

jenis bawah permukaan secara vertikal dan horizontal kedalaman investigasi

cakupan data horizontal dan kuat sinyal (Sari 2013)

II2 Kegunaan Metode Geolistrik

Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman

sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan

akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air Umumnya

yang dicari adalah lsquoconfined aquiferrsquo yaitu lapisan akifer yang diapit oleh

lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan

bagian atas lsquoConfinedrsquo akifer ini mempunyai lsquorechargersquo yang relatif jauh

sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh

perubahan cuaca setempat Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya

lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan

4

pada bagian atas dan bawahnya Bisa juga untuk mengetahui perkiraan

kedalaman lsquobedrockrsquo untuk fondasi bangunan Metoda geolistrik juga bisa

untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan Hanya

saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika

yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di

bawah permukaan (Batubara 2014)

III TEORI DASAR

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan

2011)

Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai

faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi

masing-masing elektroda

Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda

Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri

I

V

A M N B

Schlumberger

K = π (L2minusx2)12

2(L2+x2)

C1

P1 P2

C2

6

Wenner

K = 2πa

Wenner-Schlumberger

K = πn(n+1)a

Dipole-Dipole

K = πn(n+1)(n+2)a

Pole-Pole

K = 2πa

Pole-Dipole

K = 2πn(n+1)a

Square

K = πa(2+radic2iquestR

(Zaenudin 2015)

CC

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun

beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering

gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda

schlumberger seperti ditunjukan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger

8

Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang

dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang

secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread

bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar

listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore

untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan

standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai

dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki

tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan

elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial

dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu

dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi

dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial

memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda

arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan

lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda

saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini

diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar

L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka

mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)

Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan

geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner

aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran

untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap

kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal

atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik

resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman

yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan

9

bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda

dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada

kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil

perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas

lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut

diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)

Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah

permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas

bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air

dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara

umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan

menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial

dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang

diperlihatkan pada gambar

Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada

Waktu Kamis 9 April 2015

Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

11

Gambar 423 Kalkulator

Gambar 424 Kertas

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil

dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber

data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah

buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet

IV4 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi

elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus

nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan

perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan

praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan

penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian

sensitivitas masing-masing elektroda

12

IV5 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini

adalah sebagai berikut

Mulai

Menggambarkan masing-masing

konfigurasi elektroda

Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas

Menganalisis jenis konfigurasi yang

paling sensitif

Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik

ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi

elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang

disajikan dalam buku panduan praktikum

V2 Pembahasan

Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan

alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik

Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni

konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-

dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah

penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut

Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan

tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2

elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan

elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a

Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 6: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang

Metode Geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam

eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan keberadaan air tanah bawah

permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi lainnya adalah untuk

eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan chromites Metode ini

menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah permukaan untuk

mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan menggunakan

sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan metode geolistrik

ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity ini bekerja dengan

menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah kedalam

permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda

potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase

(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan

disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan

konfigurasi elektroda Beberapa susunan garis linier atau konfigurasi

elektroda yang umum dipakai adalah dipole-dipole pole-pole schlumberger

dan wenner Adapun konfigurasi elektroda yang lain yakni wenner-

schlumberger pole-dipole dan square atau persegi Pada praktikum kali ini

kami membahas tentang konfigurasi metode geolistrik yakni melakukan

penurunan rumus masing-masing konfigurasi elektroda lalu melakukan

pembahasan macam-macam konfigurasi elektroda serta melakukan

perhitungan sesuai dengan faktor geometri masing-masing konfigurasi

elektroda Untuk lebih memahami tentang macam-macam konfigurasi

elektroda dalam konfigurasi metode geolistrik maka dilakukanlah praktikum

konfigurasi metode geolistrik ini

2

I2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah

1 Dapat mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda

2 Dapat menghitung nilai K sesuai dengan faktor geometri masing-masing

konfigurasi elektroda

3 Dapat mengetahui sensitivitas masing-masing konfigurasi elektroda

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Pemilihan Konfigurasi Elektroda

Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan

dipetakan sensitivitas alat tahanan jenis dan tingkat noise yang ada Masing-

masing konfigurasi elektroda diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan

Suatu permasalahan mungkin lebih baik dilakukan dengan suatu jenis

konfigurasi elektroda tetapi belum tentu permasalahan tersebut dapat

dipecahkan jika digunakan jenis konfigurasi lainnya Oleh karena itu

sebelum dilakukan pengukuran harus diketahui dengan jelas tujuannya

sehingga kita dapat memilih jenis konfigurasi yang mana yang akan dipakai

Karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan konfigurasi

elektroda adalah sensitivitas konfigurasi terhadap perubahan nilai tahanan

jenis bawah permukaan secara vertikal dan horizontal kedalaman investigasi

cakupan data horizontal dan kuat sinyal (Sari 2013)

II2 Kegunaan Metode Geolistrik

Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman

sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan

akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air Umumnya

yang dicari adalah lsquoconfined aquiferrsquo yaitu lapisan akifer yang diapit oleh

lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan

bagian atas lsquoConfinedrsquo akifer ini mempunyai lsquorechargersquo yang relatif jauh

sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh

perubahan cuaca setempat Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya

lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan

4

pada bagian atas dan bawahnya Bisa juga untuk mengetahui perkiraan

kedalaman lsquobedrockrsquo untuk fondasi bangunan Metoda geolistrik juga bisa

untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan Hanya

saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika

yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di

bawah permukaan (Batubara 2014)

III TEORI DASAR

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan

2011)

Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai

faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi

masing-masing elektroda

Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda

Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri

I

V

A M N B

Schlumberger

K = π (L2minusx2)12

2(L2+x2)

C1

P1 P2

C2

6

Wenner

K = 2πa

Wenner-Schlumberger

K = πn(n+1)a

Dipole-Dipole

K = πn(n+1)(n+2)a

Pole-Pole

K = 2πa

Pole-Dipole

K = 2πn(n+1)a

Square

K = πa(2+radic2iquestR

(Zaenudin 2015)

CC

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun

beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering

gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda

schlumberger seperti ditunjukan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger

8

Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang

dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang

secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread

bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar

listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore

untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan

standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai

dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki

tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan

elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial

dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu

dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi

dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial

memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda

arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan

lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda

saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini

diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar

L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka

mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)

Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan

geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner

aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran

untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap

kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal

atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik

resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman

yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan

9

bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda

dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada

kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil

perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas

lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut

diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)

Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah

permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas

bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air

dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara

umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan

menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial

dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang

diperlihatkan pada gambar

Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada

Waktu Kamis 9 April 2015

Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

11

Gambar 423 Kalkulator

Gambar 424 Kertas

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil

dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber

data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah

buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet

IV4 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi

elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus

nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan

perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan

praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan

penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian

sensitivitas masing-masing elektroda

12

IV5 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini

adalah sebagai berikut

Mulai

Menggambarkan masing-masing

konfigurasi elektroda

Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas

Menganalisis jenis konfigurasi yang

paling sensitif

Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik

ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi

elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang

disajikan dalam buku panduan praktikum

V2 Pembahasan

Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan

alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik

Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni

konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-

dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah

penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut

Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan

tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2

elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan

elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a

Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 7: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

2

I2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah

1 Dapat mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda

2 Dapat menghitung nilai K sesuai dengan faktor geometri masing-masing

konfigurasi elektroda

3 Dapat mengetahui sensitivitas masing-masing konfigurasi elektroda

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Pemilihan Konfigurasi Elektroda

Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan

dipetakan sensitivitas alat tahanan jenis dan tingkat noise yang ada Masing-

masing konfigurasi elektroda diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan

Suatu permasalahan mungkin lebih baik dilakukan dengan suatu jenis

konfigurasi elektroda tetapi belum tentu permasalahan tersebut dapat

dipecahkan jika digunakan jenis konfigurasi lainnya Oleh karena itu

sebelum dilakukan pengukuran harus diketahui dengan jelas tujuannya

sehingga kita dapat memilih jenis konfigurasi yang mana yang akan dipakai

Karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan konfigurasi

elektroda adalah sensitivitas konfigurasi terhadap perubahan nilai tahanan

jenis bawah permukaan secara vertikal dan horizontal kedalaman investigasi

cakupan data horizontal dan kuat sinyal (Sari 2013)

II2 Kegunaan Metode Geolistrik

Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman

sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan

akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air Umumnya

yang dicari adalah lsquoconfined aquiferrsquo yaitu lapisan akifer yang diapit oleh

lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan

bagian atas lsquoConfinedrsquo akifer ini mempunyai lsquorechargersquo yang relatif jauh

sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh

perubahan cuaca setempat Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya

lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan

4

pada bagian atas dan bawahnya Bisa juga untuk mengetahui perkiraan

kedalaman lsquobedrockrsquo untuk fondasi bangunan Metoda geolistrik juga bisa

untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan Hanya

saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika

yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di

bawah permukaan (Batubara 2014)

III TEORI DASAR

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan

2011)

Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai

faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi

masing-masing elektroda

Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda

Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri

I

V

A M N B

Schlumberger

K = π (L2minusx2)12

2(L2+x2)

C1

P1 P2

C2

6

Wenner

K = 2πa

Wenner-Schlumberger

K = πn(n+1)a

Dipole-Dipole

K = πn(n+1)(n+2)a

Pole-Pole

K = 2πa

Pole-Dipole

K = 2πn(n+1)a

Square

K = πa(2+radic2iquestR

(Zaenudin 2015)

CC

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun

beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering

gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda

schlumberger seperti ditunjukan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger

8

Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang

dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang

secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread

bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar

listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore

untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan

standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai

dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki

tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan

elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial

dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu

dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi

dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial

memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda

arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan

lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda

saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini

diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar

L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka

mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)

Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan

geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner

aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran

untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap

kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal

atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik

resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman

yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan

9

bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda

dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada

kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil

perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas

lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut

diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)

Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah

permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas

bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air

dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara

umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan

menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial

dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang

diperlihatkan pada gambar

Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada

Waktu Kamis 9 April 2015

Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

11

Gambar 423 Kalkulator

Gambar 424 Kertas

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil

dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber

data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah

buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet

IV4 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi

elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus

nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan

perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan

praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan

penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian

sensitivitas masing-masing elektroda

12

IV5 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini

adalah sebagai berikut

Mulai

Menggambarkan masing-masing

konfigurasi elektroda

Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas

Menganalisis jenis konfigurasi yang

paling sensitif

Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik

ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi

elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang

disajikan dalam buku panduan praktikum

V2 Pembahasan

Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan

alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik

Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni

konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-

dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah

penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut

Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan

tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2

elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan

elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a

Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 8: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Pemilihan Konfigurasi Elektroda

Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan

dipetakan sensitivitas alat tahanan jenis dan tingkat noise yang ada Masing-

masing konfigurasi elektroda diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan

Suatu permasalahan mungkin lebih baik dilakukan dengan suatu jenis

konfigurasi elektroda tetapi belum tentu permasalahan tersebut dapat

dipecahkan jika digunakan jenis konfigurasi lainnya Oleh karena itu

sebelum dilakukan pengukuran harus diketahui dengan jelas tujuannya

sehingga kita dapat memilih jenis konfigurasi yang mana yang akan dipakai

Karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan konfigurasi

elektroda adalah sensitivitas konfigurasi terhadap perubahan nilai tahanan

jenis bawah permukaan secara vertikal dan horizontal kedalaman investigasi

cakupan data horizontal dan kuat sinyal (Sari 2013)

II2 Kegunaan Metode Geolistrik

Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman

sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan

akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air Umumnya

yang dicari adalah lsquoconfined aquiferrsquo yaitu lapisan akifer yang diapit oleh

lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan

bagian atas lsquoConfinedrsquo akifer ini mempunyai lsquorechargersquo yang relatif jauh

sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh

perubahan cuaca setempat Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya

lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan

4

pada bagian atas dan bawahnya Bisa juga untuk mengetahui perkiraan

kedalaman lsquobedrockrsquo untuk fondasi bangunan Metoda geolistrik juga bisa

untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan Hanya

saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika

yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di

bawah permukaan (Batubara 2014)

III TEORI DASAR

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan

2011)

Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai

faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi

masing-masing elektroda

Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda

Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri

I

V

A M N B

Schlumberger

K = π (L2minusx2)12

2(L2+x2)

C1

P1 P2

C2

6

Wenner

K = 2πa

Wenner-Schlumberger

K = πn(n+1)a

Dipole-Dipole

K = πn(n+1)(n+2)a

Pole-Pole

K = 2πa

Pole-Dipole

K = 2πn(n+1)a

Square

K = πa(2+radic2iquestR

(Zaenudin 2015)

CC

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun

beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering

gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda

schlumberger seperti ditunjukan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger

8

Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang

dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang

secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread

bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar

listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore

untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan

standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai

dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki

tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan

elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial

dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu

dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi

dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial

memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda

arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan

lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda

saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini

diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar

L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka

mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)

Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan

geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner

aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran

untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap

kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal

atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik

resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman

yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan

9

bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda

dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada

kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil

perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas

lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut

diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)

Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah

permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas

bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air

dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara

umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan

menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial

dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang

diperlihatkan pada gambar

Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada

Waktu Kamis 9 April 2015

Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

11

Gambar 423 Kalkulator

Gambar 424 Kertas

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil

dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber

data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah

buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet

IV4 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi

elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus

nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan

perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan

praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan

penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian

sensitivitas masing-masing elektroda

12

IV5 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini

adalah sebagai berikut

Mulai

Menggambarkan masing-masing

konfigurasi elektroda

Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas

Menganalisis jenis konfigurasi yang

paling sensitif

Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik

ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi

elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang

disajikan dalam buku panduan praktikum

V2 Pembahasan

Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan

alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik

Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni

konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-

dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah

penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut

Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan

tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2

elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan

elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a

Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 9: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

4

pada bagian atas dan bawahnya Bisa juga untuk mengetahui perkiraan

kedalaman lsquobedrockrsquo untuk fondasi bangunan Metoda geolistrik juga bisa

untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan Hanya

saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika

yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di

bawah permukaan (Batubara 2014)

III TEORI DASAR

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan

2011)

Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai

faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi

masing-masing elektroda

Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda

Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri

I

V

A M N B

Schlumberger

K = π (L2minusx2)12

2(L2+x2)

C1

P1 P2

C2

6

Wenner

K = 2πa

Wenner-Schlumberger

K = πn(n+1)a

Dipole-Dipole

K = πn(n+1)(n+2)a

Pole-Pole

K = 2πa

Pole-Dipole

K = 2πn(n+1)a

Square

K = πa(2+radic2iquestR

(Zaenudin 2015)

CC

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun

beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering

gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda

schlumberger seperti ditunjukan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger

8

Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang

dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang

secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread

bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar

listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore

untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan

standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai

dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki

tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan

elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial

dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu

dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi

dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial

memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda

arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan

lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda

saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini

diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar

L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka

mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)

Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan

geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner

aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran

untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap

kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal

atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik

resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman

yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan

9

bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda

dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada

kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil

perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas

lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut

diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)

Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah

permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas

bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air

dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara

umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan

menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial

dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang

diperlihatkan pada gambar

Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada

Waktu Kamis 9 April 2015

Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

11

Gambar 423 Kalkulator

Gambar 424 Kertas

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil

dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber

data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah

buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet

IV4 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi

elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus

nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan

perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan

praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan

penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian

sensitivitas masing-masing elektroda

12

IV5 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini

adalah sebagai berikut

Mulai

Menggambarkan masing-masing

konfigurasi elektroda

Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas

Menganalisis jenis konfigurasi yang

paling sensitif

Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik

ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi

elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang

disajikan dalam buku panduan praktikum

V2 Pembahasan

Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan

alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik

Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni

konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-

dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah

penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut

Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan

tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2

elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan

elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a

Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 10: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

III TEORI DASAR

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan

2011)

Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai

faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi

masing-masing elektroda

Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda

Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri

I

V

A M N B

Schlumberger

K = π (L2minusx2)12

2(L2+x2)

C1

P1 P2

C2

6

Wenner

K = 2πa

Wenner-Schlumberger

K = πn(n+1)a

Dipole-Dipole

K = πn(n+1)(n+2)a

Pole-Pole

K = 2πa

Pole-Dipole

K = 2πn(n+1)a

Square

K = πa(2+radic2iquestR

(Zaenudin 2015)

CC

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun

beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering

gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda

schlumberger seperti ditunjukan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger

8

Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang

dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang

secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread

bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar

listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore

untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan

standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai

dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki

tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan

elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial

dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu

dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi

dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial

memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda

arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan

lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda

saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini

diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar

L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka

mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)

Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan

geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner

aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran

untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap

kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal

atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik

resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman

yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan

9

bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda

dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada

kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil

perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas

lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut

diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)

Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah

permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas

bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air

dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara

umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan

menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial

dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang

diperlihatkan pada gambar

Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada

Waktu Kamis 9 April 2015

Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

11

Gambar 423 Kalkulator

Gambar 424 Kertas

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil

dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber

data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah

buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet

IV4 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi

elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus

nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan

perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan

praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan

penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian

sensitivitas masing-masing elektroda

12

IV5 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini

adalah sebagai berikut

Mulai

Menggambarkan masing-masing

konfigurasi elektroda

Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas

Menganalisis jenis konfigurasi yang

paling sensitif

Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik

ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi

elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang

disajikan dalam buku panduan praktikum

V2 Pembahasan

Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan

alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik

Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni

konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-

dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah

penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut

Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan

tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2

elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan

elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a

Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 11: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

6

Wenner

K = 2πa

Wenner-Schlumberger

K = πn(n+1)a

Dipole-Dipole

K = πn(n+1)(n+2)a

Pole-Pole

K = 2πa

Pole-Dipole

K = 2πn(n+1)a

Square

K = πa(2+radic2iquestR

(Zaenudin 2015)

CC

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun

beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering

gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda

schlumberger seperti ditunjukan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger

8

Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang

dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang

secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread

bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar

listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore

untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan

standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai

dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki

tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan

elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial

dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu

dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi

dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial

memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda

arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan

lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda

saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini

diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar

L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka

mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)

Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan

geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner

aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran

untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap

kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal

atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik

resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman

yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan

9

bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda

dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada

kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil

perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas

lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut

diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)

Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah

permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas

bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air

dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara

umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan

menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial

dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang

diperlihatkan pada gambar

Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada

Waktu Kamis 9 April 2015

Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

11

Gambar 423 Kalkulator

Gambar 424 Kertas

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil

dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber

data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah

buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet

IV4 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi

elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus

nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan

perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan

praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan

penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian

sensitivitas masing-masing elektroda

12

IV5 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini

adalah sebagai berikut

Mulai

Menggambarkan masing-masing

konfigurasi elektroda

Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas

Menganalisis jenis konfigurasi yang

paling sensitif

Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik

ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi

elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang

disajikan dalam buku panduan praktikum

V2 Pembahasan

Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan

alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik

Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni

konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-

dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah

penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut

Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan

tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2

elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan

elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a

Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 12: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun

beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering

gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda

schlumberger seperti ditunjukan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger

8

Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang

dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang

secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread

bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar

listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore

untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan

standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai

dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki

tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan

elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial

dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu

dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi

dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial

memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda

arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan

lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda

saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini

diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar

L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka

mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)

Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan

geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner

aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran

untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap

kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal

atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik

resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman

yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan

9

bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda

dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada

kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil

perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas

lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut

diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)

Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah

permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas

bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air

dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara

umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan

menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial

dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang

diperlihatkan pada gambar

Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada

Waktu Kamis 9 April 2015

Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

11

Gambar 423 Kalkulator

Gambar 424 Kertas

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil

dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber

data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah

buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet

IV4 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi

elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus

nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan

perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan

praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan

penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian

sensitivitas masing-masing elektroda

12

IV5 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini

adalah sebagai berikut

Mulai

Menggambarkan masing-masing

konfigurasi elektroda

Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas

Menganalisis jenis konfigurasi yang

paling sensitif

Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik

ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi

elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang

disajikan dalam buku panduan praktikum

V2 Pembahasan

Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan

alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik

Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni

konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-

dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah

penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut

Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan

tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2

elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan

elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a

Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 13: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

8

Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang

dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang

secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread

bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar

listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore

untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan

standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai

dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki

tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan

elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial

dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu

dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi

dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial

memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda

arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan

lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda

saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini

diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar

L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka

mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)

Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan

geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner

aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran

untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap

kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal

atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik

resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman

yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan

9

bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda

dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada

kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil

perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas

lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut

diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)

Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah

permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas

bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air

dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara

umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan

menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial

dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang

diperlihatkan pada gambar

Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada

Waktu Kamis 9 April 2015

Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

11

Gambar 423 Kalkulator

Gambar 424 Kertas

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil

dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber

data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah

buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet

IV4 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi

elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus

nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan

perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan

praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan

penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian

sensitivitas masing-masing elektroda

12

IV5 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini

adalah sebagai berikut

Mulai

Menggambarkan masing-masing

konfigurasi elektroda

Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas

Menganalisis jenis konfigurasi yang

paling sensitif

Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik

ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi

elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang

disajikan dalam buku panduan praktikum

V2 Pembahasan

Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan

alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik

Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni

konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-

dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah

penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut

Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan

tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2

elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan

elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a

Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 14: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

9

bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda

dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada

kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil

perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas

lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut

diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)

Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah

permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas

bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air

dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara

umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan

menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial

dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang

diperlihatkan pada gambar

Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada

Waktu Kamis 9 April 2015

Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

11

Gambar 423 Kalkulator

Gambar 424 Kertas

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil

dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber

data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah

buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet

IV4 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi

elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus

nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan

perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan

praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan

penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian

sensitivitas masing-masing elektroda

12

IV5 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini

adalah sebagai berikut

Mulai

Menggambarkan masing-masing

konfigurasi elektroda

Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas

Menganalisis jenis konfigurasi yang

paling sensitif

Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik

ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi

elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang

disajikan dalam buku panduan praktikum

V2 Pembahasan

Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan

alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik

Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni

konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-

dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah

penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut

Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan

tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2

elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan

elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a

Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 15: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada

Waktu Kamis 9 April 2015

Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

11

Gambar 423 Kalkulator

Gambar 424 Kertas

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil

dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber

data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah

buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet

IV4 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi

elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus

nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan

perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan

praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan

penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian

sensitivitas masing-masing elektroda

12

IV5 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini

adalah sebagai berikut

Mulai

Menggambarkan masing-masing

konfigurasi elektroda

Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas

Menganalisis jenis konfigurasi yang

paling sensitif

Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik

ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi

elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang

disajikan dalam buku panduan praktikum

V2 Pembahasan

Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan

alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik

Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni

konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-

dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah

penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut

Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan

tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2

elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan

elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a

Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 16: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

11

Gambar 423 Kalkulator

Gambar 424 Kertas

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil

dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber

data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah

buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet

IV4 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi

elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus

nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan

perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan

praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan

penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian

sensitivitas masing-masing elektroda

12

IV5 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini

adalah sebagai berikut

Mulai

Menggambarkan masing-masing

konfigurasi elektroda

Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas

Menganalisis jenis konfigurasi yang

paling sensitif

Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik

ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi

elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang

disajikan dalam buku panduan praktikum

V2 Pembahasan

Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan

alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik

Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni

konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-

dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah

penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut

Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan

tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2

elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan

elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a

Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 17: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

12

IV5 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini

adalah sebagai berikut

Mulai

Menggambarkan masing-masing

konfigurasi elektroda

Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas

Menganalisis jenis konfigurasi yang

paling sensitif

Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik

ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi

elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang

disajikan dalam buku panduan praktikum

V2 Pembahasan

Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan

alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik

Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni

konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-

dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah

penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut

Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan

tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2

elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan

elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a

Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 18: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik

ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi

elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang

disajikan dalam buku panduan praktikum

V2 Pembahasan

Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan

alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik

Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni

konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-

dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah

penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut

Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan

tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2

elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan

elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a

Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 19: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

14

Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara

bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)

Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau

mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa

Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)

Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir

sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap

pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar

Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk

pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =

NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara

konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F

dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi

maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya

mencapai 80 m

Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 20: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

15

Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D

Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang

teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger

adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2

serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2

(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan

Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan

Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole

Pole-dipole dan Dipole-dipole

Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan

satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan

pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang

C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 21: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

16

ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi

terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang

mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi

Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan

terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a

Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu

penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial

sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik

terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri

untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a

Sehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda

elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial

Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole

Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan

di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya

dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya

K = 2πa

Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi

pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang

membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor

geometrinya adalah

K = 2πn(n+1)a

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 22: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

17

Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole

Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan

untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah

permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam

perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi

persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model

pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m

dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi

wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini

lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65

dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K

= πa(2+radic2iquestR

Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square

Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda

dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para

praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi

elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan

adalah terlampir dalam lampiran 1A

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 23: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

18

Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang

terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga

melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K

macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah

terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B

Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari

rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga

melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan

dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya

dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C

Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya

Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif

terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi

schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area

mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan

tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang

dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini

sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda

wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik

untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N

akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang

sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a

Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda

dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding

konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-

pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah

vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi

elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan

anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih

unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 24: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa

1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan

formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei

geolistrik

2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda

pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada

konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil

3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-

beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk

fungsi mapping

4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi

elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda

5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan

konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat

data beda potensial

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 25: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186

Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 26: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

LAMPIRAN

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 27: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone

Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik

Page 28: KONFIGURASI METODE GEOLISTRIK

httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml

Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik

Aplied Geophysics 522 cover

Introduction 186 cover

Cover buku praktikum

Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER

Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH

httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-

metode_18html

httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-

geolistrik

httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik