Geng Motor

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi, dimana anak memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan juga keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru. Hal tersebut menyebabkan tidak sedikit remaja- remaja menyalurkan dengan media yang salah dalam bentuk “kenakalan remaja. Kenakalan remaja sangat meningkat baik kuantitas maupun kualitas, hal ini sangat mengkhawatirkan kita semua , mulai dari tawuran, pembajakan bis, pemalakan, pencurian, pelecehan seksual ,kapak merah, dll. Keadaan demikian sangat memprihatinkan mengingat kenakalan remaja sudah melampaui batas yang wajar, bahkan sudah sama dengan bentuk kejahatan yang dilakukan oleh orang dewasa. Kenakalan remaja bukan hanya melanda keluarga kelas menengah kebawa saja, namun juga keluarga menengah ke atas seperti : pencurian barang keluarga akibat kecanduan narkoba Kekhwatiran orang tua sangat beralasan mungkin saja anaknya terlibat dalam kenakalan yang melampaui batas ,karena pergaulan yang kurang baik seperti: tawuran pelajar dan juga lingkungan yang negative penuh dengan anak nakal, merokok dan narkoba. Bentuk-bentuk kenakalan remaja beraneka ragam mulai berani membangkang terhadap orang tua, sering bolos sekolah, aksi corat- coret gedung dan fasilitas umum, memalak pelajar lain,merokok,

description

go

Transcript of Geng Motor

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa transisi, dimana anak memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan juga keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru. Hal tersebut menyebabkan tidak sedikit remaja-remaja menyalurkan dengan media yang salah dalam bentuk kenakalan remaja. Kenakalan remaja sangat meningkat baik kuantitas maupun kualitas, hal ini sangat mengkhawatirkan kita semua , mulai dari tawuran, pembajakan bis, pemalakan, pencurian, pelecehan seksual ,kapak merah, dll. Keadaan demikian sangat memprihatinkan mengingat kenakalan remaja sudah melampaui batas yang wajar, bahkan sudah sama dengan bentuk kejahatan yang dilakukan oleh orang dewasa.Kenakalan remaja bukan hanya melanda keluarga kelas menengah kebawa saja, namun juga keluarga menengah ke atas seperti : pencurian barang keluarga akibat kecanduan narkoba Kekhwatiran orang tua sangat beralasan mungkin saja anaknya terlibat dalam kenakalan yang melampaui batas ,karena pergaulan yang kurang baik seperti: tawuran pelajar dan juga lingkungan yang negative penuh dengan anak nakal, merokok dan narkoba. Bentuk-bentuk kenakalan remaja beraneka ragam mulai berani membangkang terhadap orang tua, sering bolos sekolah, aksi corat-coret gedung dan fasilitas umum, memalak pelajar lain,merokok, minuman beralkohol, sex bebas, tindak pencabulan, narkoba, tawuran remaja sampai perampokan dan pembajakan bis dengan kekerasan dan ancaman senjata tajam.Kehadiran geng motor melengkapi salah satu bentuk kenakalan remaja yang cukup meresahkan, setelah selama ini masyarakat sudah banyak dipusingkan aksi dalam bentuk lain, seperti tawuran antar pelajar, pembajakan angkutan umum, sampai hal-hal yang menjurus kriminal. Dari fenomena-fenomena sosial tersebut banyak orang menyatakan bahwa perilaku destruktif remaja ini erat kaitannya dengan model pendidikan saat ini, yang cenderung mengedepankan nilai akademik, daripada penanaman budi pekerti. Pengertian Geng Motor adalah sekumpulan atau sekelompok orang memiliki hobi bersepeda motor yang membuat kegiatan berkendara sepeda motor secara bersama sama baik tujuan konvoi maupun touring dengan sepeda motor. Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan yang sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk memnuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok. Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan konflik. Perpecahan yang terjadi biasanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan kelompok. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.Dalam makalah ini saya lebih banyak membahas pada geng motor ditinjau dari aspek psikologik dan psikiatrik. Dalam ilmu psikologi, perkembangan masa remaja menjadi salah satu pembahasan yang penting karena masa remaja adalah salah satu puzzle rangkaian dari masa-masa hidup manusia yang tidak dapat terpisahkan. Oleh karena itu, saya mencoba memahami bagaimana kenakalan remaja berdasarkan fenomena komunitas geng motor dapat terbentuk dan bagaimana penanganannya menggunakan pendekatan teori psikologi perkembangan.

1.2Tujuan PenulisanMahasiswa mampu memahami dan menjelaskan geng motor ditinjau dari aspek psikologik dan psikiatrik.

1.3Metode penulisan Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan studi kepustakaan dari literatur yang ada, baik di perpustakaan maupun di internet.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1Aspek-Aspek Perkembangan Pada Masa Remaja2.1.1 Perkembangan fisikPerkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik. Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif

2.1.2 Perkembangan KognitifSeorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Tahap perkembangan kognitif ini disebut juga sebagai tahap operasi formal.Tahap formal operations adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan. Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya. Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan.Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme. Egosentrisme di sini adalah ketidakmampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain Elkind mengungkapkan salah satu bentuk cara berpikir egosentrisme yang dikenal dengan istilah personal fabel.Personal fabel adalah suatu cerita yang kita katakan pada diri kita sendiri engenai diri kita sendiri, tetapi [cerita] itu tidaklah benar . Kata fabel berarti cerita rekaan yang tidak berdasarkan fakta, biasanya dengan tokoh-tokoh hewan. Personal fabel biasanya berisi keyakinan bahwa diri seseorang adalah unik dan memiliki karakteristik khusus yang hebat, yang diyakini benar adanya tanpa menyadari sudut pandang orang lain dan fakta sebenarnya. Papalia dan Olds (2001) dengan mengutip Elkind menjelaskan personal fable sebagai berikut :Personal fable adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak terpengaruh oleh hukum alam. Belief egosentrik ini mendorong perilaku merusak diri [self-destructive] oleh remaja yang berpikir bahwa diri mereka secara magis terlindung dari bahaya. Misalnya seorang remaja putri berpikir bahwa dirinya tidak mungkin hamil [karena perilaku seksual yang dilakukannya], atau seorang remaja pria berpikir bahwa ia tidak akan sampai meninggal dunia di jalan raya [saat mengendarai mobil], atau remaja yang mencoba-coba obat terlarang [drugs] berpikir bahwa ia tidak akan mengalami kecanduan. Remaja biasanya menganggap bahwa hal-hal itu hanya terjadi pada orang lain, bukan pada dirinya.Beyth-Marom, dkk (1993) kemudian membuktikan bahwa ternyata baik remaja maupun orang dewasa memiliki kemungkinan yang sama untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang berisiko merusak diri (self-destructive). Mereka juga mengemukakan adanya derajat yang sama antara remaja dan orang dewasa dalam mempersepsi self-invulnerability. Dengan demikian, kecenderungan melakukan perilaku berisiko dan kecenderungan mempersepsi diri invulnerable menurut Beyth-Marom, dkk., pada remaja dan orang dewasa adalah sama.

2.1.3. Perkembangan Kepribadian dan SosialPerkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup.Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua. Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman. Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar. Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya. Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya. Kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya.

2.2 Kenakalan RemajaMenurut Santrock (2002), kenakalan remaja (juvenile delinquency) mengacu kepada suatu rentang perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial (seperti bertindak berlebihan di sekolah), pelanggaran (seperti melarikan diri dari rumah) hingga tindakan-tindakan kriminal (seperti mencuri).Kartono sebagai ilmuan sosiologimenyatakan bahwa kenakalan remajamerupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.Perilaku nakal remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).2.2.1 Faktor internal:1. Krisis identitas. Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi.Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya.Kedua, tercapainya identitas peran.Kenakalan ramajaterjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.2. Kontrol diri yang lemah. Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.2.2.2 Faktor eksternal:1. KeluargaPerceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinyakenakalan remaja.2. Teman sebaya yang kurang baik3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik2.3 Geng MotorPerludibedakan antara geng motor denganClubMotor. Geng motor adalah kumpulan orang-orang pecinta motor yang doyan kebut-kebutan, tanpa membedakan jenis motor yang dikendarai. SedangkanClubMotor biasanya mengusung merek tertentu atau spesifikasi jenis motor tertentu dengan perangkat organisasi formal, seperti HDC (Harley Davidson Club), Scooter (kelompok pecinta Vesva), kelompok Honda, kelompok Suzuki, Tiger, Mio. Ada juga Brotherhood kelompok pecinta motor besar tua. Tapi kalau soal aksi jalanan, semuanya sama saja. Kebanyakan sama-sama merasa jadi raja jalanan, tak mau didahului, apalagi disalip oleh pengendara lain.Ada empat geng motor yang paling besar di Bandung yakni Moonraker , Grab on Road (GBR), Exalt to Coitus (XTC) dan Brigade Seven (Brigez).Keempat geng itu sama- sama eksis dan memiliki anggota di atas 1000 orang. Kini mereka mulai menjalar ke daerah- daerah pinggiran Jawa Barat, seperti Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Ciamis, Cirebon dan Subang. Kita mulai saja dengan Moonraker. Inilah konon ruh dari semua geng motor di Bandung. Moonraker lahir pada tahun 1978. Sel-sel komunitas ini, dirajut oleh tujuh orang pemuda yang sama-sama hobi balap.Sekarang geng-geng motor udah berada dalam taraf berbahaya, tak segan mereka tawuran dan tak merasa berdosa para geng tersebut membunuh. Perbedaanjelasdari geng motor danclubmotordan motorcommunityadalah :1. Kebanyakan anggota geng motortidak memakaiperangkatsafetyseperti helm, sepatu dan jaket.2. Membawa senjata tajam yang dibuat sendiri atau udah dari pabriknya seperti samurai, badik hingga bom Molotov.3. Biasanya hanyamunculmalam hari dan tidak menggunakan lampu penerang serta berisik.4. Jauh dari kegiatan sosial, tidak pernah membuat acara-acara sosial seperti sunatan masal atau kawin masal, mereka lebih suka membuat acara membunuh masal.5. Anggotanya lebih banyak kepada kaum lelaki yang sangar, tukang mabok, penjudi dan hobi membunuh, sekalipun tidak menutup kemungkinan ada kaum hawa yang ikut geng motor biasanyahanyadijadikan budak nafsu.6. Motor yang mereka gunakantidak lengkap,tidakada spion, sein, hingga lampu utama, yang penting buat mereka adalah kencang dan mampu melibas orang yang lewat.7. Visi dan misi mereka jelas, hanya membuat kekacauan dan ingin menjadi geng terseram diantara geng motor lainnya hingga sering terjadi tawuran diatas motor.8. Tidak terdaftar dikepolisian atau masyarakat setempat.9. Kalaunongkrong, lebih suka ditempat yang jauh dari kata terang. Lebih memilih tempat sepi, gelap dan bau busuk.10. Kalau pelantikan anak baru biasanya bermain fisik, disuruh berantem dan menenggak minuman kerassampaijackpot(muntah-muntah).Sedangkan untuk club dan komunitas motor, penjelasan di atas jelas bukan ciri-ciri mereka, namun sekarang perlu diwaspadai karena ada geng motor yang berkedokclubmotor. Berpakaian rapi, safetydan penuh perlengkapan berkendaraan namun arogan, anarkis dan egois kalau dijalan serta tak segan mereka membuat rusuh bila merasa diganggu.Selama AD/ART mereka jelas dan terdaftar dipihak kepolisian,clubmotortidakbakal berubah menjadi geng motor.Dari keterangan di atas, geng motor yang kebanyakan beranggotakan remaja biasanya melakukanjuvenile deliquencydalam bentuk ngebut-ngebutan dan pelanggaran lalu lintas disebabkan karena selain keinginan untuk coba-coba yaitu karena mereka menganggap semuanya itu sekedar permainan tanpa pikir panjang sebelumnya bagaimana konsekuensi yang akan mereka dapat.Pendapat Elkind bahwa remaja memiliki semacam perasaaninvulnerabilityyaitu keyakinan bahwa diri mereka tidak mungkin mengalami kejadian yang membahayakan diri, merupakan kutipan yang populer dalam penjelasan berkaitan perilaku berisiko yang dilakukan remaja (Beyth-Marom, dkk., 1993). Umumnya dikemukakan bahwa remaja biasanya dipandang memiliki keyakinan yang tidak realistis yaitu bahwa mereka dapat melakukan perilaku yang dipandang berbahaya tanpa kemungkinan mengalami bahaya itu.

2.4 Penanganan Kenakalan Remaja (Geng Motor)Dalam pendekatan psikologi penanganan kenakalan remaja memiliki banyak cara yang bervariasi namun dalam pembahasan fenomena komunitas geng motor kita memfokuskan menggunakan 2 metode, yaitu: (1)Behavioural methods, (2)Cognitive-behavioral (CBT) methods.Metode PenangananJuvenile Delinquency1. Behavioural MethodsPenanganan kenakalan remaja geng motor dengan menggunakan metode ini adalah dengan mencoba untuk mengubah perilaku remaja tersebut.Behavioural methodsakan lebih terlihat hasilnya ketika diiringi denganmultimodal interventions(Henggeler dalam Herbert, 2005). Penanganannya termasuk:- Training komunikasi-Feedback-Positive interruption- Problem-solving- Membentuk pemikran rasional-Happy talk- Positive request-Non-blaming communication- Training keahlian negosiasi- Meningkatkan dialog- Permainan-permainan dalam keluargaSelain cara-cara diatas terdapat beberapa training dan program rehabilitasi yang berbeda, antara lain:-The Reasoning and Rehabilitation Programme, dikembangkan oleh Ross and Fabiono dalam Herbert (2005).Dalam fenomena komunitas geng motor perlu diadakannya program rehabilitasi dan penalaran untuk para anggota geng sesuai dengan prosedur rehabilitasi tersebut untuk mengubah perilaku ngebut-ngebutan dan melanggar lalu lintas menjadi pemakai jalan raya yang beradab.-Agression Replacement Training (ART)(Glick & Goldstein dalam Herbert, 2005) terdiri dari tiga pendekatan utama untuk mengubah perilaku: bentuk pembelajaran keahlian sosial, training mengkontrol kemarahan atau emosi, dan pendidikan moral.Anggota geng motor perlu memahami untuk berinteraksi sosial yang seharusnya. Selain itu, mengontrol emosi atau kemarahan adalah aspek penting yang harus dilakukan anggota geng tersebut karena biasanya gejolak emosi yang berlebihan itulah yang menyebabkan seorang remaja menyalurkan dalam bentukjuvenile deliquency. Pendidikan formal juga faktor penting yang harus didapatkan oleh para remaja.1. Cognitive-behavioural (CBT) MethodsPendekatan CBT sebagai intervensi untuk kenakalan remaja biasanya terdiri dari beberapa teknik yang mana merupakan akar dari terapi kognitif (persuasion, challenging, debate, hypothesizing, cognitive restructuring, and internal debate) yang digabungkan dengan terapi prilaku (operant procedure, desentization, social skills training, role play, behaviour rehearsal, modelling, relaxation exercise, self monitoring).Program penganan didesain seperti urutan dibawah ini:-Training relaksasi, yaitu remaja anggota geng motor tersebut perlu mengikuti training relaksasi ataupun menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang dapat membuat mereka tenang dan nyaman. Hal ini disebabkan dengan hati yang panik dan penuh gejolak akan menyebabkan seseorang salah dan tidak awas untuk mengambil suatu tindakan. Selain itu, dalam keadaan tenang dan nyaman akan mempermudah seseorang dimana dalam konteks ini remaja anggota geng motor untuknmenerima perlakuan-perlakuan lainnya.-Modelling dan reinforcement tingkahlaku, yaitu dengan memberikan mereka model dan penguatan yang dapat mereka tiru. Hal ini penting karena biasanya remaja yang terjebak oleh kenakalannya tidak dapat membedakan apakah tindakan mereka itu baik atau buruk. Oleh karena itu, dengan adanya contoh dan penguatan baik iturewardataupunishmentakan memberi arahan bagi remaja anggota geng motor tersebut.-Menumbuhkan lebih banyak pikiran-pikiran positif (kognisi)dan atribusi diri untuk alter maladaptive beliefs, yaitu dengan memberi sugesti-sugesti positif apa yang seharusnya dilakukan. Sehingga para komunitas geng motor tersebut dapat bepikir bahwa tindakan mereka itu tidak benar.-Self-appraisal-Pengalaman kegiatan yang menyenangkan,yaitu mengganti tindakan mereka yang tidak mematuhi norma-norma sosial dengan kegiatan lain yang menyenangkan namun itu tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada seperti permainan balapan motor, atau pertandingan balap motor F1, atau dengan kegiatan-kegiatan yang lain.-Menggunakan operant conditioning untuk mengembangkan perilaku prososial dan mengembangkan keahlian sosial,yaitu menggunakanreinforcementuntuk menimbulkan perilaku yang dapat diterima sosial.Selain dua metode di atas Santrock (1999) memberikan strategi-strategi untuk mengembangkan kehidupan remaja, diantaranya: Lebih mengembangkan harapan-harapan positif untuk remajaDengan mengembangkan harapan-harapan positif kepada remaja akan membuat remaja merasa dirinya tidak dipandang hanya sebagai sumber kenakalan dan perusak. Janganlah melihat remaja saat dia melakukan kerusakan dan krisis. Lihatlah sewaktu evaluasi dan membuat komitmen tentang dirinya. Buatlah sekolah yang lebih baik untuk remajaSekolah untuk para remaja membutuhkan pengembangan sosioemosional sebaik pengembangan kognitif. Sukseskan program untuk remaja dalam menghadapi bahayaDua komposisi terpenting untuk menyukseskan program untuk remaja dalam bahaya, yaitu:1. Tumbuhkan atensi individu2. Kembangkan koordinasi komunitas-jaringan luas

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanKenakalan remaja mengacu kepada suatu rentang perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial (seperti bertindak berlebihan di sekolah), pelanggaran (seperti melarikan diri dari rumah) hingga tindakan-tindakan kriminal (seperti mencuri). Kartono sebagai ilmuan sosiologi menyatakan bahwa kenakalan remaja merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Perilaku nakal remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

DAFTAR PUSTAKA

Soedjono Dirdjosisworo, Penanggulangan Kejahatan, cetakan Ketiga, Alumni, Bandung, 1983 Ninik Widiyanti-Yulus Waskita, Kejahatan Dalam Masyarakat dan Pencegahannya, Bina Aksara, Jakarta, 1987 Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia: Pengembangan Konsep Diversi dan Restrorative Justice, Refika Aditama, Medan, 2009 http;//m.kompasiana.com/post/4cd6acc89bc1d45330000/prihatin-brutal-dan-tidakmanusiawi/ http://gunardia.wordpress.com/geng-motor-dan-patologi-sosial/http://mulyanihasan.wordpress.com/20or-di-bandung/.http://tawvic.wordpress.com/2009/01/07/perbedaan-geng-motor-club-motor-dan- motorcommunity/