PERANCANGAN APLIKASI MULTIMEDIA INTERAKTIF COMPANY PROFILE GENERIC (Studi Kasus CV. GANETIC)
Generic Term dan Tanda Milik Umum dalam Hukum Merek di Indonesia A. Konsep … · 2017. 7. 20. ·...
Transcript of Generic Term dan Tanda Milik Umum dalam Hukum Merek di Indonesia A. Konsep … · 2017. 7. 20. ·...
7
BAB II
Generic Term dan Tanda Milik Umum dalam Hukum Merek di Indonesia
A. Konsep Generic Term dalam Merek
1. Pengertian Generic Term
Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai generic term, terlebih dahulu
penulis menjelaskan sedikit mengenai pengertian “generic”.Menurut kamus
umum bahasa inggris arti kata generic adalah umum, atau hanya berkaitan dengan
kelas atau jenis barang atau jasa; atau merupakan suatu dari genus atau dari suatu
bidang biologi, atau barang atau obat yang dijual tanpa merek, atau seperti nama
obat generic dimana obat yang dijual dengan nama generic seperti obat generik,
atau suatu produk anggur yang merupakan campuran beberapa varietas anggur
dan tidak diberi nama/merek setelah setiap anggur menjadi yang spesifik.1 Selain
itu dalam kamus umum Bahasa Indonesia pengertian kata generic adalah identik
dengan istilah yang umum dan hanya menyatakan keistimewaan atau yang
menunjukan dari nama barang atau jasa yang dimaksud, seperti uraian dibawah
ini: ”generic adalah umum, lazim berhubungan dengan ke khasan sifat yang
dimiliki oleh suatu kelompok .2 Dan selain itu, kata generic menurut Black Law
Dictonary adalah sebuah kata sifat (adjective) dari trademarak‟s yakni suatu kata
1Sudargo Gautama, Segi-segi Hak Milik Intelektual, Bandung, Eresco, 1990, hlm.27.
2Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php
diakases tgl. 16 Maret 2016, pukul 11:10 WIB.
8
yang umum atau deskriptif dan dengan demikian tidak memenuhi syarat untuk
perlindungan merek dagang, seperti pengertian berikut: „common or descriptive,
and thus not eligable for trademark protection; non-proprietary‟.3Dapat
disimpulkan dari beberapa pengertian diatas bahwa arti kata generic adalah
sesuatu yang umum.
Tujuan dari sebuah merek diciptakan adalah untukmembedakan sebuah produk
dari produk sejenis yang dijual oleh perusahaan lain.Seperti yang di
definisikanoleh Lanham Act, bahwa dalam undang-undang merek dagang federal.
Merek dagang adalah setiap kata, nama, simbol, atau perangkat, atau kombinasi
dari semuanya yang berfungsi untuk membeedakan jenis barang dari jenis barang
yang dihasilkan oleh produsen lain. Seperti dalam teks berikut ini:
As defined by the Lanham Act, the federal trademark statute, a
trademark is “any word, name, symbol, or device, or any
combination thereof” that serves to “distinguish a producer‟s
goods . . . from those manufactured or sold by others and to
indicate the source of the goods, even if that source is
unknown.”4
Ada banyak pengertian lainya untuk merek, yang pada umumnya bertujuan
untuk menggambarkan produk yang dibuat atau untuk menarik perhatian
konsumen dan membuatnya berbeda dengan produk lain yang sejenis. Dan ada
juga berbagai macam definisi merek seperti istilah, tanda, simbol atau desain, atau
3Black Law Dictonary http://www.scribd.com/doc/199691370/Black-s-Law-Dictionary-8th-
Edition#scribd diakses pada tgl.16 Maret 2016, pukul 11:12 WIB. 4 Lanham Act 45, 15 USC 1127
9
paduan dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk memberikan identitas bagi
barang atau jasa yang dibuat untuk membedakannya dari barang atau jasa yang
disediakan produsen dan pesaing lain.
Dan menjadi topik permasalahan dalam pembahasan penulis adalah generic
term.Seperti yang sudah penulis jelaskan diatas mengenai arti kata generic atau
umum.yang apabila diartikan penggabungan kata tersebut menjadi istilah umum.
Pada buku Hukum Merek, Rahmi Jened P.N dikatakan bahwa istilah umum
(generic term) adalah seperti uraian dibawah ini.
Merek yang memakai istilah umum (generic term) merupakan
tanda yang menggambarkan genus dari produknya.Generic term
adalah diterapkan pada produk dan bukan sekedar pada terminology
yang digunakan sekedar bersifat menggambarkan (descriptive)produk.
Pada kata ini merujuk tes pemahaman konsumen atas kata tersebut.
Setiap klaim atas generic term untuk memperoleh hak eksklusif merek
harus ditolak karena pengaruhya akan memberikan hak monopoli
tidak hanya pada tanda yang digunakan sebagai merek. Tetapi juga
pada produk. Hal ini membuat merek tersebut tidak berdaya saing
untuk dapat secara efektif memberi nama pada produk yang
diusahakan untuk dijualnya.5
Dalam pendapat tersebut menjelaskan bahwa generic term adalah merek yang
menggambarkan jenis dari produk tersebut dan bukan sekedar menggambarkan
produk. Sehingga merek seperti ini dapat menjadikan produsen pemilik merek
tersebut mempunyai hak memonopoli, karena dengan demikian produsen lain
yang memproduksi barang yang sama tidak bisa menjadi pesaing.
5Rahmi Jened P.N Op.Cit., h. 81-82.
10
Pendapat lain untuk arti makna generic term ialah, nama generic adalah salah
satu yang mengacu pada genus yang merupakan jenis barang. Artinya nama
generic bila dikaitkan dengan merek, adalah merek tersebut lebih mengacu pada
genus (dalam hal ini kelompok barang) dari produk dan bukan merupakan suatu
merek dari jenis produk.Seperti dalam teks berikut:
James Boyle & Jennifer Jenkins, generic term is one that refers, or has
come to be understood as referring, to the genus of which the
particular product is a species.6
Dalam hal ini berarti, generic term adalah suatu merek yang mengacu pada genus
suatu produk yang semula merupakan suatu merek dari jenis produk akan tetapi
pemahamannya berubah menjadi suatu merek dari genus produk tersebut.
Artinya, yang konsumen pahami bahwa merek tersebut sudah tidak lagi
memperhatikan petunjuk dan identitas yang melekat pada suatu produk ketika dia
mengingat, menyebutkan, atau mencari produk dengan merek tersebut. Sehingga
akibatnya merek tersebut menjadi makna generic.Atau sebuah istilah umum
adalah suatu merek yang mengacu pada genus dari jenis produk. Seperti dikutip
menurut Park ’N Fly, ialah:
“A generic term is one that refers to the genus of which the
particular product is a species.”7.For example, “cola” has long
been held to be a generic term.8
6Chapter 5 James Boyle & Jennifer Jenkins, Intellectual Property, Abercrombie & Fitch Co. v.
Hunting World, Inc. 537 F.2d 4 (2d Cir. 1976)
11
Nama generic adalah suatu pemahaman yang pembeli mengerti untuk
menunjukan kategori umum dari jenis atau kelas barang yang dipilih untuk
digunakan. Seperti halnya pembeli hendak membeli produk cola yaitu coca cola,
pepsi cola dan lain-lain. Seperti dalam teks berikut:
“a generic name is one that prospective purchasers understand to
denote the general category, type, or class of goods, services, or
business for which it is used.”9
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali konsumen dihadapkan dengan
kebingungan ketika hendak membeli suatu produk. Oleh karena konsumen sendiri
dihadapkan dengan berbagai macam jenis produk yang disediakan oleh
produsen.Sehingga satu merek yang terkenal dan familiar bagi konsumen tersebut
akan berubah maknyanya menjadi istilah yang umum bagi konsumen.
Istilah generic adalah istilah umum yang pembeli pahami terhadap barang atau
jasa. Seperti dalam teks berikut:
7 Park ’N Fly, Inc v Dollar Park and Fly, Inc, 469 US 189, 194 (1985). For other examples of generic
terms, see McCarthy, 2 McCarthy on Trademarks and Unfair Competition§ 12:18 at 12-66 to -84 (cited in note 6). 8See Dranoff-Perlstein Associates v Sklar, 967 F2d 852, 862 (3d Cir 1992).
9 The Black’s Law Dictionaryentry for “generic” is: “adj. Trademarks. 1. Common or descriptive,
and thus not eligible for trademark protection; nonproprietary <a generic name>. . . .” Abridged 8th ed. (2005). Professor McCarthy perhaps best, and certainly most clearly, defines it as “A Name of a Thing.” He succinctly (and accurately) summarizes the trademark doctrine with respect to generic names with the first sentence of the chapter of his treatise that deals with “Generic Terms”: “A Name of a Thing Cannot Be a Trademark for That Thing.” 2 J. Thomas McCarthy on Trademarks and Unfair Competition, § 12:1 (4th ed. 2011). There is no apparent reason why this definition cannot be expanded to “A name of a thing or service cannot be a trade or service mark for the thing or service.” While the doctrine is analogously just as applicable to collective and certification marks, expanding the sentence to so state—and remain coherent—presents a syntactical challenge the author could not best. Dikutip dari fletcher, Descriptive and Generic, Vol 103 no 2 a2.
12
Generic terms are terms that the relevant purchasing public
understands primarily as the common or class name for the goods
or services.10
Artinya, pemahaman pembeli atau konsumen terhadap merek jenis produk barang,
itu menyatakan keistimewaan atau yang menunjukan dari nama barang atau jasa
yang dimaksud tersebut. Atau nama yang umum untuk satu kelas barang atau jasa.
Sehingga fungsi merek sebagai pembeda sudah menjadi istilah yang umum.
Menurut Bayer yang disebut dengan generic term adalah satu arti untuk suatu
kelompok pengguna dari suatu yang berbeda. seperti dalam teks berikut:
A term also may have one meaning to one group of users and a
different one to others, such as the generic term "aspirin" to
consumers and the registered trademark of the same name to
trade persons.11
Apabila diartikan secara luas, satu arti merupakan suatu pemahaman terhadap satu
pengertian dan suatu kelompok pengguna yang berbeda adalah konsumen. Yang
digabungkan menjadi satu pemahaman konsumen terhadap suatu jenis produk dari
produsen yang berbeda itu sama. Artinya generic term adalah suatu sebutan yang
umum untuk jenis produk yang sama. Di amerika yang menjadi standar bahwa
suatu merek merupakan makna generic atau isitilah umum ditentukan oleh
persepsi dari publik. Seperti dalam teks berikut ini:
10
How, then, does the USPTO prevent registration of generic names of the goods for which the marks are intended to be registered? Currently, the answer is by fiat to the trademark examining corps found in the Office’s TMEP, USPTO ¶ 1209.01(c) Generic Term. Dikutip dari fletcher, Descriptive and Generic, Vol 103 no 2 a2. 11
Bayer Co. v. United Drug Co., 272 F. 505 (S.D.N.Y. 1921) (ASPIRIN held generic to public and non-generic to trade). Dikutip dari Melton, Generic Term or Trademark
13
Generic terms are terms that the relevant purchasing public understands
primarily as the common or class name for the goods or services.12
Contoh bentuk dari generic term atau istilah yang umum. TAS, tas merupakan
istilah yang umum untuk alat membawa suatu barang atau buku dan lain
sebagainya. Selain itu merek Larutan Penyegar untuk larutan penyegar, larutan
penyegar merupakan istilah yang umum untuk sebutan larutan atau cairan yang
dapat menyegarkan. Dan merek Coffe Shop unutuk warung kopi. Apabila
diartikan dalam bahasa indonesia, Coffe Shop adalah warung kopi, hal tersebut
merupakan istilah yang umum untuk sebutan warung-warung kopi seperti
Excelso, Starbuck, dan Merek lainnya untuk warung kopi. Dengan demikian
generic term atau istilah umum adalah suatu kata dari golongan bentuk produk.
Dari pengertian dan contoh diatas disimpulkan bahwa pengertian dari Generic
Term adalah sebuah makna yang menggambarkan bentuk kelompok dari produk
atau istilah yang umum untuk kalangan konsumen atau publik.
2. Ketika Merek Kehilangan Daya Pembeda
Pada awalnya setiap produsen memberikan merek yang terbaik untuk setiap
produknya dan dengan tujuan baik. Dengan tujuan untuk menarik perhatian
konsumen, untuk mudah diingat, dan beda dari produsen lainya. Akan tetapi untuk
12
Lanham Act 1209.01 (c)
14
mempertahankan merek agar tetap baik adanya tidak mudah.Diantaranya merek
tersebut kehilangan daya pembedanya atau berubah menjadi makna generic term
atau istilah umum, seperti yang sudah dibahas penulis diatas. Banyak hal yang
menyebabkan merek tersebut dapat kehilangan daya pembedanya. Diantaranya hal
tersebut dipengaruhi oleh besar nya pengaruh konsumen atau publik. Peter J.
Brody berpendapat bahwa daya pembeda dari suatu merek itu ditentukan dari
persepsi Konsumen atau publik. Seperti dalam teks tersebut:
Trademark rights are defined by public perception. If the public
identifies a particular mark with a given firm, that mark is
protectable; however, if the public understands the mark to refer
to a class of products, the mark is “generic” and not
protectable.13
Artinya, dalam hal ini hak perlindungan atas merek dagang ditentukan oleh
persepsi konsumen atau publik. Jika konsumen atau publik mengerti atau
memahami suatu merek tertentu dengan perusahan tertentu artinya merek tersebut
masih dapat memberikan daya pembeda terhadap konsumen atau publik tersebut.
Karena konsumen atau publik masih mampu membedakannya. Akan tetapi jika
konsumen itu sendiri memahami suatu merek tersebut mengacu pada kelas produk
maka merek tersbut sudah tidak dapat memberikan daya pembedanya bagi
konsumen dan publik.
13
Dikutip dari Peter J. Brody, Reprotection For Formerly Generic Trademarks.
15
Dan ada berbagai hal lain yang juga menyebabkan merek tersebut menjadi
kehilangan daya pembedanya. seperti halnya merek tersebut mudah ditiru. Di
Indonesia pemilik produsen air mineral dalam kemasan sangatlah banyak.Dalam
hal ini setiap produsen juga harus kreatif untuk merebut konsumen. Sehingga
suatu produk sangatlah mudah untuk ditiru baik kemasan atau isinya karena
mempunyai fungsi yang sama yaitu menhilangkan rasa haus. Contohnya seorang
konsumen yang datang kepenjual minuman untuk membeli sebuah air mineral
merek AQUA dan penjual memberikan ADES dan konsumen tidak pikir panjang
untuk menerimanya, karna fungsi kedua merek tersebut sama dan bisa saling
menggantikan.
Selain itu Top of Mind (TOM) but Low of Presence (LOP).Untuk produk-
produk pemenuhan kebutuhan dasar, ketersediaan produk sangat penting.Sebuah
merek diterjen yang sangat terkenal (Rinso) di Indonesia (sangat dikenal oleh
konsumen-top of mind)memang dapat menjadikan konsumennya loyal pada
kondisi-kondisi normal. Namun ketika konsumen membutuhkan pada saat darurat
dan tidak menemukan merk tersebut, merk lain akan dengan mudah
diterimanya.Hal ini terjadi oleh karena yang menjadi mindset masyarakat adalah
rinso bukan menjadi merek dari suatu produk lagi melainkan sudah menjadi
merek kategori.Apabila kondisi ini terus menerus terjadi, perpindahan merk juga
akan sangat mudah dilakukan.Menjadi suatu keuntungan bagi suatu produsen
16
apabila merek dari hasil produksinya menjadi terkenal bahkan mendominasi
pasar.Akan tetapi hal tersebut bisa menjadi pedang bermata dua bagi produsen itu
sendiri.Dampak apabila Suatu merek menjadi sangat mendominasi.Contoh kasus
nyata, di desa tempat saya tinggal tepatnya Desa Telang Karya Kab. Musi
Banyuasin Sumatera Selatan, hampir 90% penduduk menggunakan sepeda motor
keluaran PT.ASTRA (Honda) karena dalam pemikiran penduduk desa tersebut
motor dengan merek Honda irit dan nyaman. Sehingga yang mendominasi merek
kendaran bermotor di desa tersebut adalah Honda.Akibatnya apabila ada
kendaraan bermotor dengan merek lain, penduduk setempat tersebut tetap
menyebut bahwa kendaraan bermotor merek lain tersebut Honda.Akibatnya akan
banyak yang membeli brand lain namun dengan masih tetap
menyebutbrand tersebut Honda sebagai sebutan atas produk tersebut.
Dan terakhir, dampak dari pendidikan, pengetahuan, dan tempat tinggal
masyarakat juga sangat mempengaruhi.Ini biasanya dialami oleh produk-produk
inventor (produk yang ditemukan pertama kali). Sebenarnya tujuan edukasi adalah
mengenalkan produk, baik fungsi maupun identitas mereknya. Dalam hal ini jelas
bahwa merek belum berfungsi sepenuhnya sebagai pembeda karena memang
belum ada saingan. Apabila persepsi konsumen tidak dikelola, merek bisa
disamakan dengan produk.Contohnya Odol (merek pasta gigi) di tujukan untuk
konsumen agar menjaga kebersihan gigi.Namun hal ini ternyata menjadi
17
bumerang tatkala banyak merk-merk lain bermunculan, karena teknologi sangat
memudahkan perusahaan untuk melakukan imitasi (mengekor) produk dengan
merek yang sudah dikenal. Yang lebih berbahaya lagi apabila sebuah merek
menjadi merek keluarga (family brand) untuk beberapa lini produk sehingga
akhirnya merek hanya diasosiasikan dengan satu lini produk saja.Akibatnya
merek Odol menjadi kata generic karna kehilangan daya pembedanya dan yang
kosnumen tahu bahwa kata pasta gigi telah digantikan menjadi Odol.
Kehilangan daya pembeda dari merektentu adalah hal yang membuat rugi
pemegang merek tersebut. Oleh karena hialngnya daya pembeda dan dengan
berubahnya merek tersebut menjadikanperlindungan merek tersebut menjadi
hilang.Sehingga pemegang merek tersebut untuk mendapatkan hak eksklusif atas
merek tersebut harus mendapatkan reprotection atas mereknya. Menjadi
pertanyaan dari fakta yang sudah terjadi, apakah merek yang sudah menjadi
generic term atau istilah umum dapat dilindungi dan mendapatkan reprotection
?suatu contoh kasus yang sudah pernah terjadi, seperti dalam teks berikut:
Courts consider the “primary significance” of the term, asking
“whether consumers think the term represents the generic name of
the product . . . or a mark indicating merely one source of that
product.”14
If the answer is the name of a product class, protection
14
E.T. Browne Drug Co v Cococare Products, Inc, 538 F3d 185, 192 (3d Cir 2008), quoting Dranoff-Perlstein Associates, 967 F2d at 859. This primary-significance test is also set out by statute. See Lanham Act part 14(3), 15 USC part 1064(3) (“The primary significance of the registered mark to the relevant public . . . shall be the test fordetermining whether the registered mark has become the generic name of goods or services on or in connectionwith which it has been used.”).dikutip dari Peter J. Brody, Reprotection For Formerly Generic Trademarks.
18
is denied; if the answer is a particular producer, the mark remains
valid.15
Dalam kasus tersebut, pengadilan meberi pertimbangan dengan bertanya kepada
konsumen dan publik itu sendiri. Apakah suatu merek tersebut merupakan istilah
generik atau bukan. Jika konsumen masih bisa membedakan mana merupakan
merek suatu jenis produk maka pengadilan akan memberikan perlindungan. Akan
tetapi jika sebaliknya maka pengadilan tidak bisa memberikan perlindungan karna
merek tersebut sudah tidak bisa memberikan daya pembedanya lagi.
Sehingga cukup adil bagi pemegang merek apabila pengadilan memberikan
pilihan untuk kembali kepada konsumen untuk generic(dalam hal ini generic tidak
dapat membangun daya pembeda) atau tidak makna dari merek tersebut, seperti
pada teks diatas.Anthony Flatcher berpendapat dalam The Journal of the
International Trademark Association.Bahwa dengan produsen mempromosikan
mereknya yang mungkin suatu merek yang mengandung makna generik dapat
merubah makna merek tersebut. Karena peran konsumen atau publik sangatlah
besar. Sehingga kemungkinan tersebut tidaklah kecil untuk produsen. Seperti
dalam teks berikut:
While promoting a generic name as a trademark might result in a
degree of trademark recognition.16
15
E.T. Browne Drug, 538 F3d at 192.dikutip dari Peter J. Brody, Reprotection For Formerly Generic Trademarks.
19
Sehingga produsen harus lebih lagi untuk mempromosikan suatu merek jenis
barangnya.Agar konsumen tidak menjadikan merek tersebut sebagai suatu jenis
merek produk dan kehilangan daya pembedanya.Kehilangan daya pembeda atau
menjadi makna generik dapat dihindari oleh para produsen. salah satu cara dengan
mempromosikan merek dari jenis produk secara terus menerus untuk merubah dan
mencegah pola pikir dari konsumen atau publik tersebut. Suatu contoh yang
berhasil menggunakan trik tersebut adalah sangka dan xerox. Xerox
mempromosikan xerox sebagai mesin fotokopi bukan fotocopy. Oleh karena
konsumen atau publik pada saat itu banyak yang memahami xerox adalah kata
kerja untuk memfotocopy. Seperti dalam teks berikut:
But genericide can be avoided.17
For example, “[s]takeholders
wishing to prevent their marks from falling into genericness should
consistentlyuse a generic signifier along with the mark.”18
Perhaps
the two most famous examples of companies that have used this
tactic are “Sanka,” which saved its mark by promoting the term
“decaf,” and “Xerox,” which protected its mark by popularizing
the word “copier.”19
Sehingga dari pengertian dan contoh kasus diatas penulis memberi kesimpulan
bahwa maksut dari pembahasan tersebut, sebuah merek terdaftar tentunya
16
Anthony Flatcher, The Journal of The International Trademark Association, Vol 103 TMR, Hal 487. 17
See, for example, Charles R. Taylor and Michael G. Walsh, Legal Strategies for Protecting Brands from Genericide: Recent Trends in Evidence Weighted in Court Cases, 21 J Pub Pol & Mktg 160, 161–62 (Spring 2002) (discussing advertising and consumer surveys as ways to avoid genericide).Dikutip dari Peter J. Brody, Reprotection for Formerly Generic Trademark, 481. 18
Timothy Denny Greene and Jeff Wilkerson, Understanding Trademark Strength, 16 Stan Tech L Rev 535, 575 (2013).dikutip dari Peter J. Brody, Reprotection for Formerly Generic Trademark, 481. 19
See Ty Inc v Softbelly’s, Inc, 353 F3d 528, 532 (7th Cir 2003).Dikutip dari Peter J. Brody, Reprotection for Formerly Generic Trademark, 481.
20
memiliki sebuah perbedaan & ciri khas. Dan apabila hilangnya identitas merek
tersebut maka merek tersebut menjadi makna generic yang tidak membangun
secondary meaning. Oleh karena merek tersebut telah kehilangan daya pembeda
yang menjadi identitas merek.
B. Konsep Tanda Yang Sudah Menjadi Milik Umum dalam Merek
Pasal 5 dan Pasal 6 Undang-undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek ada
beberapa merek yang tidak bisa didaftarkan dan yang ditolak
permohonanya.Salah satunya adalah telah menjadi milik umum.Ada berbagai
mcam definisi mengeni arti telah menjadi milik umum menurut beberapa para
ahli. Menurut Sudargo Gautama Apa yang dimksud dengan “tanda-tanda” atau
“lukisan-lukisan” serta “perkataan” yang telah menjadi milik umum? Yang
diartikan dengan istilah ini adalah tanda-tanda yang karena telah dikenal dan
dipakai secara luas serta bebas dikalangan masyarakat tidak lagi cukup untuk
dipakai sebagai tanda pengenal bagi keperluan pribadi dari orang-orang tertentu.20
Meskipun kata-kata deskriptif dapat memperoleh daya pembeda melalui
penggunaan secara berkelanjutan sebagai sebuah merek, merek tersebut dapat
kehilangn daya pembedanya jika telah digunakn terus-menerus sebagai
merek.Kadang-kadang sebuah merek tidak menggambarkan produk barang atau
20
Sudargo Gautma, Op.Cit., h.35.
21
jasa yang dipresentasikannya menjadi term/kata umum yang berhubungan dengan
produk atau jasa yang bersangkutan.Namun, merek tersebut dapat memperoleh
arti yang kemudian membuatnya menjadi deskriptif. Para produsen menanggung
resiko saat memperkenalkan sebuah produk atau teknologi baru ke pasar karena
nama yang mereka pilih dapat menjadi nama umum untuk produk yang sejenis.21
Rahmi Jened. P.N. berpendapat, tanda-tanda tersebut merupakan tanda milik
umum yang terdiri dari tanda atau indikasi yang menunjukan kelaziman atau
kebisaan terkait dengan bahasa yang dikenali secara nasional atau interntional
digunakan dalam praktik perdagangan yang jujur.Tanda seperti itu adalah tanda
yang bersifat umum dan telah menjadi milik umum (public domain).Merek yang
menggunakan tanda semcam ini harus tidak dapat diterima pendaftarannya,
meskipun telah dicoba untuk membangun secondary meaning.Hal ini mengingat
tidak adil untuk memberikan monopoli sesuatu yang menjdi milik umum (public
domain) karena menyangkut hak masyarkat yang lebih luas.22
Dari beberpa pengertian dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tanda
yang telah menjadi milik umum adalah tanda yang sejak lahir telah menjdi milik
umum. Artinya tanda tersebut telah digunakan terlebih dahulu untuk sesuatu yang
umum dan telah dipahami semua orang. Seperti tanda tengkorak kepala manusia
21
Tim lindsey dkk, Op.Cit., h.138. 22
Rahmi Jened.P.N, Op.Cit., h.103.
22
dengan tulang menyilang dibawahnya yang mengartikan bahwa ini merupakan
tanda bahaya.
Berangkat dari pengertian tanda yang telah menjadi milik umum, demikian
juga mengenai contoh-contoh dari tanda yang telah menjadi milik
umum.Sebelumnya telah dibahas diatas bahwa tanda menjadi milik umum karena
penyebutanya yang berulang kali sehingga merek dari sebuah produk berubah
menjadi merek sebuah kategori.beberapa contoh merek atau tanda yang sejak
lahir telah menjadi milik umum dan merek yang telah menjdi milik umum karena
penyebutannya yang berulang kali. Tengkorak Manusia, tanda ini sudah menjadi
milik umum sejak lahirnya. Didalam kategori ini seperti tanda tengkorak manusia
dengan dibawahnya ditaruh tulang bersilang, yang secara umum dikenal dan juga
dalam dunia international sebagai tanda bahaya racun.Selain itu tanda farmasi,
lambang dari ular yang melilit gelas, tanda ini tidak dapat didaftarkan sebagai
merek karena merupakan lambang dari farmasi.Demikian dengan tanda daur
ulang.Gambar dengan tiga anak panah yng saling berhubungan yang menandakan
daur ulang.Lalu tanda lalu lintas.Semua gambar bentuk dan rupa tanda lalu lintas
(trafic light) adalah milik umum.dan terakhir. Produk fragile (mudah
pecah).Lambang atau gambar yang sering digunkan pada kemasan barang yang
mudah pecah.Dan masih banyak tanda yang sudah menjadi milik umum dan
penulis tidak bisa sebutkan semua.
23
C. Perbandingan Generic Term Dan Tanda Yang Sudah Menjadi Milik
Umum
Penulis menarik kesimpulan dari uraian definisi mengenai generic term dan
tanda yang telah menjadi milik umum dan dengan melihat beberapa contoh yang
telah penulis cantumkan. Bila diartikan kedalam bahasa indonesia arti kata
generic term ialah disebut dengan istilah umum. Beberapa pengertian mengatakan
bahwa generic term adalah suatu tanda yang mengacu pada genus produk. Selain
itu pendapat lain mengatakan bahwa generic term adalah pemahaman yang
pembeli mengerti untuk menunjukan kategori umum dari jenis atau kelas barang
yang dipilih untuk digunakan. Dari beberapa definisi tersebut dan seperti yang
telah penulis bahas dalam sub judul pengertian generic term, penulis
menyimpulkan bahwa generic term atau istilah umum adalah sebuah makna yang
menggambarkan bentuk kelompok dari produk atau istilah yang umum bagi
kalangan konsumen atau publik. Contohnya pada saat ini banyak sekali merek-
merek pasata gigi terkenal seperti pepsodent, ciptadent, close-up, dll. Merek-
merek tersebut bila digolongkan merupakan bentuk dari pasta gigi. Akan tetapi
seiring waktu berlalu merek-merek bukanlah sebuah merek lagi, melainkan
konsumen telah mengartikan merek sebagai istilah umum untuk pasta gigi.
24
Berbeda dengan halnya yang sudah diatir dalam Pasal 5 huruf (c) Undang-
undang No.15 Tahun 2001 yaitu telah menjadi milik umum. Berbagai pendapat
bermunculan mengenai arti tanda telah menjadi milik umum salah satunya adalah
merupakan tanda yang terdiri dari tanda atau indikasi yang biasa digunakan dan
dikenal secara international.dari beberapa pengertian mengenai tanda yang telah
menjadi milik umum seperti yang penulis bahas dalam sub judul pengertian sudah
menjadi milik umum, penulis memberi kesimpulan bahwa, tanda yang telah
menjadi milik umum adalah tanda yang sejak lahir telah menjadi milik umum.
Artinya tanda tersebut telah digunakan terlebih dahulu untuk suatu yang umum
dan telah dipahami semua orang. Seperti tengkorak kepala manusia dan tulang
menyilang dibawahnya yang dikenal sebagai tanda bahaya.