Generasi Milenial Saatnya...

1

Transcript of Generasi Milenial Saatnya...

Page 1: Generasi Milenial Saatnya Merangkulbigcms.bisnis.com/file-data/1/1971/908e5532_Des17-FajarSuryaWisesaTbk.pdf · uang muka yang mahal dan administrasi yang ribet. “Pada saat kami

27 Jumat, 27 April 2018

�PEMBELI POTENSIAL

Saatnya Merangkul Generasi Milenial

JAKARTA — Pengusaha properti menilai bahwa generasi milenial adalah

pangsa pasar properti yang sangat potensial saat ini dan perlu didorong agar

berani melakukan transaksi properti.

Gloria Fransisca Katharina [email protected]

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Properti Hendro Gondokusumo mengatakan bahwa asosiasi sangat ingin berdiskusi dengan generasi milenial untuk mengatasi kendala dalam melakukan transaksi properti.

Menurutnya, perlu dibentuk forum edu-kasi untuk memberi solusi taktis dalam membantu generasi agar mereka mau berinvestasi di sektor properti.

“Forum edukasi ini diharapkan dapat memberi solusi taktis untuk membantu generasi milenial bisa memiliki dan be-rinvestasi properti,” ujar Hendro dalam acara Kapan Beli Properti, Kamis (26/4).

Sementara itu, Direktur Utama PT Sum-marecon Agung Tbk. Adrianto Adhi me-nyatakan bahwa generasi milenial adalah

generasi yang spektakuler karena memiliki sifat yang unik.

Umumnya milenial adalah golongan ter-pelajar dan mereka sangat melek edukasi dan pemberitaan karena sering menggu-nakan gadget.

“Jadi, saya membaca mereka ini me-mang belum ingin membeli properti. Kalau dihitung dari salary saja, rata-rata mere-ka dapat Rp3 juta sampai Rp6 juta [per bulan]. Ada juga yang pengusaha startup sehingga mereka tidak lagi sensitif terhadap properti, spending mereka untuk hal lain,” ujar Adrianto.

Selain itu, milenial adalah generasi yang cenderung membeli rumah sebagai rumah pertama dan untuk digunakan. Oleh se-bab itu, pemahaman tentang investasi properti menjadi sangat penting dan wajib diberikan kepada generasi milenial yang selama ini ragu untuk berinvestasi di bidang properti.

Adrianto menambahkan bahwa Sum-marecon memiliki segmen produk yang sangat luas, mulai dari kelas atas (high-end), menengah sampai dengan produk yang terjangkau dengan pemakai ataupun investor.

Menurut Adrianto, perusahaan juga me-nyajikan sejumlah alternatif bayar yang se-suai dengan kemampuan daya beli milenial.

Selain harga yang terjangkau dan cara bayar yang pas untuk generasi milenial, produk Summarecon juga diklaim sesuai dengan perkembangan gaya hidup para kaum milenial yang simpel, compact, dan modern.

“Apalagi produk kami didukung fasilitas kawasan seperti shopping mall yang sangat cocok dengan kehidupan para milenial.”

BERI KEMUDAHANSementara itu, salah satu upaya mensti-

mulus agar generasi milenial membeli properti adalah dengan memberi kemu-dahan pembiayaan.

Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan survei terhadap konsumen.

Rata-rata konsumen yang mencari infor-masi soal Rumah.com dengan persentase sekitar 44% adalah generasi dari rentang usia 21 tahun—29 tahun.

“Ini kalau kita kategorikan adalah milenial muda. Jadi, sekitar 35% berumur 30—39 tahun. Kalau dikaitkan, memang benar kalau masalah prioritas banyak [milenial] yang jalan-jalan.”

Meskipun begitu, Marine melihat masalah advokasi menjadi salah satu unsur sulitnya milenial memulai investasi.

Dia tak menampik bahwa generasi mile-nial suka hal-hal yang sederhana sehingga pada saat mereka memutuskan membeli rumah, dalam pikiran mereka antara lain uang muka yang mahal dan administrasi yang ribet. “Pada saat kami share, kondisi sekarang tidak kok. Sekarang banyak ke-mudahan dari bank, developer, beli rumah. Barulah mereka sadar.”

Jika sebelumnya pembiayaan rumah masih memakai uang muka di atas 30%, kini guna mengambil perhatian milenial, uang muka yang harus disediakan seki-tar 15%. “Dengan kondisi semudah itu dan umumnya generasi milenial menjadi senang.”

Sebelumnya, AVP Marketing Borneo Bay City Agung Wirajaya mengatakan bahwa generasi milenial akan menjadi penentu tren industri properti, khususnya apartemen pada tahun ini dan masa mendatang.

Alasannya, generasi itu lebih suka ting-gal di apartemen karena lokasinya yang strategis serta fasilitas kawasan yang juga memudahkan dalam beraktivitas.

“Generasi milenial cenderung lebih me-milih tinggal di apartemen karena segala fasilitas dan kemudahan yang ditawarkan. Ini akan menjadi tren,” kata Agung, pe-kan lalu.

Borneo Bay City merupakan superblok yang dikembangkan oleh PT Agung Po-domoro Land Tbk. (APLN) di Balikpa-pan melalui anak usahanya, yakni PT Pandega Citra Niaga. Kawasan superblok ini mengintegrasikan hunian, bisnis, dan perdagangan.

�KUARTAL I/2018

Hunian & Industri Tetap Tumbuh

JAKARTA — Kekhawatiran akan perang perdagangan dan volatilitas yang tinggi masih menekan pasar global, termasuk sektor properti.

Kendati demikian, sektor properti di Indonesia diprediksi masih tetap tumbuh yang didukung oleh per-tumbuhan wilayah yang kuat.

Director of Capital Markets and Investment Services Colliers Inter-national Indonesia Steve Atherton mengatakan bahwa pada kuartal pertama tahun ini, transaksi investasi di pasar properti Indonesia teruta-ma di pasar perumahan dan sektor industri cukup signifi kan.

Kondisi berbeda terjadi untuk perkantoran dan ritel. Kedua sek-tor ini akan mengalami kesulitan karena jumlah pasokan yang terus masuk. Lokasi strategis dengan kon-sep kawasan terpadu akan memiliki keunggulan kompetitif.

“Pada kuartal berikutnya, kami percaya industri dan sektor peru-mahan akan tetap menjadi fokus utama bagi banyak investor. Ter-jadi peningkatan substansial da-lam permintaan yang kami terima dari investor asing yang berencana memasuki pasar,” katanya dalam

sebuah riset, Selasa (24/4).Steve menuturkan bahwa banyak

investor asing memasuki pasar pe-rumahan dengan membeli tanah dari pengembang atau membentuk usaha patungan bersama pengembang Indonesia.

Sementara itu, Paramount Land masih memiliki ketersediaan lahan di dua kawasan dekat Gading Serpong masing-masing seluas 200 hektare dan 600 hektare untuk dikembangkan sebagai kawasan baru.

Managing Director Paramount Land Andreas Nawawi mengatakan bahwa dalam kawasan seluas 200 hektare telah ada pengembang asing yang menawarkan untuk mengembang-kannya bersama-sama.

Dia mengemukakan bahwa secara ekonomi makro, potensi Indonesia masih tinggi untuk investasi asing. Pasalnya, tak ada tempat lain bagi investor asing berekspansi seperti di kawasan di Eropa, Amerika, China, ataupun Uni Emirat Arab.

“Jadi, kalau di sini mau dibilang sejelek-jeleknya, tetap Indonesia lebih baik dari India, Filipina, dan lainnya. Apalagi untuk properti,” katanya. (Anitana W. Puspa)

�UANG MUKA NOL PERSEN

Pergub DKI Disahkan September 2018

JAKARTA — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan Peraturan Gubernur tentang Skema Pembia-yaan Rumah DP 0% selesai pada September tahun ini.

Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan rancangan Peraturan Gubernur ten-tang Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk program rumah tanpa uang muka (down payment) atau DP 0% baru selesai beberapa pekan lalu. Dia menjanjikan, pengesahan rancangan pergub itu pada September 2018.

“Skema pembiayaan masih perlu fi nalisasi dalam 1—2 minggu, kami akan merampungkan di pergub. Sete-lah itu, kami lengkapi dan siapkan SOP [standard, operational & procedure], kami siapkan pertengahan tahun ini menerima dan memproses pendaftar atau peminat rumah DP 0%. Saya ingin lebih cepat dari September,” ujar Sandiaga, Kamis (26/4).

Menurutnya, skema pembiayaan saat ini memang masih terkendala untuk menyelaraskan ketersediaan anggaran dan jumlah permintaan akan perumahan. Sandiaga men-jelaskan bahwa Pemprov DKI ma-sih mencoba menyelaraskan skema pembiayaan rumah DP 0% dengan program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).

Selain FLPP, pemprov juga membu-tuhkan skema lain yang memudahkan pembiayaan rumah karena tingginya angka kebutuhan perumahan di DKI.

“Penyelarasannya dengan program pemerintah, FLPP dan non-FLPP ka-rena FLPP yang disediakan di DKI

itu sedikit. Sementara kebutuhan kita banyak sekali. Kami ingin pembiayaan dihitung secara terperinci, detail, dan kami harapkan ini selaras dengan perbankan,” ungkap Sandiaga.

Dia menambahkan bahwa sejumlah perbankan yang akan terlibat untuk pembiayaan rumah DP 0% adalah Bank DKI, badan usaha milik daerah Pemprov DKI.

Selain itu, program ini juga su-dah mendapat perhatian dari Bank Tabungan Negara (BTN) sebagai salah satu bank penyedia layanan uang muka.

Selain itu, Sandiaga berencana melibatkan para pelaku teknologi fi nansial (tekfi n) untuk memudahkan pembiayaan calon penghuni. Opsi ini dipertimbangkan dengan alasan tingginya minat generasi milenial terhadap model pembiayaan tekfi n karena biaya untuk distribusi lebih hemat.

Sementara itu, CEO Strategic De-velopment & Services Sinarmas Land Ishak Chandra mengungkapkan bah-wa perusahaan belum terlalu berminat untuk bergabung dalam proyek DP 0% yang digagas Pemprov DKI.

Dia beralasan bahwa potensi ber-gabungnya Sinarmas Land sebagai pengembang atas proyek rumah DP 0% bisa terjadi selama ada kepastian lahan yang akan dibangun.

“Selama itu programnya ada yang cocok, kami akan pikirkan, tetapi so far, belum tentu ada tanah yang available untuk proyek itu. Jadi, kalau tanahnya ada dan relevan, maka bisa kami pikirkan.” (Gloria F.K. Lawi)

�Generasi milenial adalah generasi yang spektakuler karena memiliki sifat yang unik.

�Stimulus agar generasi milenial tertarik membeli properti dengan memberi ke-mudahan pembiayaan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno (tengah), Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani (kanan), dan Wakil Ketua Umum Bidang Properti Hendro S. Gondokusumo, berbincang di sela-sela Ngobrol Properti Bareng Kadin di Jakarta, Kamis (26/4). Kadin mempre-diksi pertumbuhan ekonomi di atas 5% memberi kesempatan bagi pasar properti untuk tumbuh.

�NGOBROL PROPERTI BARENG KADIN

Bisnis/Dwi Prasetya

P R O P E R T I

pusdok
Typewritten Text
27 April 2018, Bisnis Indonesia | Hal. 27