COUNSELING MILENIAL (CM) - scholar.ummetro.ac.id

14
COUNSELING MILENIAL (CM) ISSN (Online): 2716-4772, ISSN (Print): 2716-4144 Volume 2, Nomor 1 Desember 2020 215 | Counseling Milenial (Journal) KECEMASAN KOMUNIKASI (Studi Kasus Madrasah Aliyah Negeri 1 Lampung Timur) Marzuki Noor 1 , Rio Septora 2 , Dewi Ramadhani 3 1,2,3 Jurusan Ilmu Pendidikan Bimbingan dan Konseling, Universitas Muhammadiyah Metro E-mail: [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 Abstrak Studi kasus peserta didik yang mengalami kecemasan komunikasi adalah rasa khawatir tentang penilaian orang lain berupa perasaan negatif yang dirasakan individu. Tujuan penelitian untuk 1) mengetahui seberapa jauh yang mengalami kecemasan, 2) mengetahui faktor penyebab kecemasa komunikasi, 3) mengetahui dampak kecemasan komunikasi, 4) mengetahui cara mengatasi kecemasan komunikasi. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus: penelitian dilakukan secara mendalam gejalanya. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data: metode wawancara dan observasi. Pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Kesimpulan penelitian ini bahwa Peserta didik yang mengalami kecemasan komunikasi bisa diukur dari tingkat kecemasan komunikasi. KD kecemasan berat dilihat dari gejala kecemasannya. MAP kecemasan sedang dilihat dari gejala kecemasannya. RMA kecemasan komunikasi ringan dilihat dari gejalanya. Faktor penyebab kecemasan komunikasi perserta didik merasa sulit berdiskusi dengan kelompok, kurang percaya diri berinteraksi dengan orang lain, merasa berbeda terhadap lingkungan rumah dan asrama. Peserta didik yang mengalami kecemasan komunikasi ini berdampak pada sikap mental peserta didik seperti; merasa kurang percaya diri, selain itu berdampak pada fisik seperti; keluar keringat dingin, bisa berdampak pada kognitif yaitu nilai buruk, serta berdampak pada sosialnya seperti; sulit menyesuaikan diri dan hubungan sosial yang tidak baik dengan teman- teman, dan menghindari lawan berbicara ketika sedang berkomunikasi. Guru BK akan mengupayakan untuk mengatasi kecemasan komunikasi pada peserta didiknya antara lain: KD diberikan arahan untuk melatih dirinya berbicara dengan orang lain, lalu MAP diberikan informasi tentang komunikasi dengan orang lain sangat penting, RMA berkonsultasi dan mengikuti arahan yang di berikan. Kata Kunci: Studi Kasus, Kecemasan Komunikasi Abstract A case study of students who experience communication anxiety is a sense of worry about other people's judgments in the form of negative feelings that are felt by individuals. The research objectives were 1) how far people experience anxiety, 2 factors that cause communication anxiety, 3) the impact of communication anxiety, 4) how overcome communication anxiety. This type of research is a case study. Case study: an in-depth study of the

Transcript of COUNSELING MILENIAL (CM) - scholar.ummetro.ac.id

Page 1: COUNSELING MILENIAL (CM) - scholar.ummetro.ac.id

COUNSELING MILENIAL (CM) ISSN (Online): 2716-4772, ISSN (Print): 2716-4144

Volume 2, Nomor 1 Desember 2020

215 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )

KECEMASAN KOMUNIKASI

(Studi Kasus Madrasah Aliyah Negeri 1 Lampung Timur)

Marzuki Noor1, Rio Septora

2, Dewi Ramadhani

3

1,2,3 Jurusan Ilmu Pendidikan Bimbingan dan Konseling, Universitas Muhammadiyah Metro

E-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Studi kasus peserta didik yang mengalami kecemasan komunikasi adalah

rasa khawatir tentang penilaian orang lain berupa perasaan negatif yang

dirasakan individu. Tujuan penelitian untuk 1) mengetahui seberapa jauh

yang mengalami kecemasan, 2) mengetahui faktor penyebab kecemasa

komunikasi, 3) mengetahui dampak kecemasan komunikasi, 4) mengetahui

cara mengatasi kecemasan komunikasi. Jenis penelitian ini adalah studi

kasus. Studi kasus: penelitian dilakukan secara mendalam gejalanya.

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data: metode wawancara dan

observasi. Pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.

Kesimpulan penelitian ini bahwa Peserta didik yang mengalami kecemasan

komunikasi bisa diukur dari tingkat kecemasan komunikasi. KD kecemasan

berat dilihat dari gejala kecemasannya. MAP kecemasan sedang dilihat dari

gejala kecemasannya. RMA kecemasan komunikasi ringan dilihat dari

gejalanya. Faktor penyebab kecemasan komunikasi perserta didik merasa

sulit berdiskusi dengan kelompok, kurang percaya diri berinteraksi dengan

orang lain, merasa berbeda terhadap lingkungan rumah dan asrama. Peserta

didik yang mengalami kecemasan komunikasi ini berdampak pada sikap

mental peserta didik seperti; merasa kurang percaya diri, selain itu

berdampak pada fisik seperti; keluar keringat dingin, bisa berdampak pada

kognitif yaitu nilai buruk, serta berdampak pada sosialnya seperti; sulit

menyesuaikan diri dan hubungan sosial yang tidak baik dengan teman-

teman, dan menghindari lawan berbicara ketika sedang berkomunikasi.

Guru BK akan mengupayakan untuk mengatasi kecemasan komunikasi pada

peserta didiknya antara lain: KD diberikan arahan untuk melatih dirinya

berbicara dengan orang lain, lalu MAP diberikan informasi tentang

komunikasi dengan orang lain sangat penting, RMA berkonsultasi dan

mengikuti arahan yang di berikan.

Kata Kunci: Studi Kasus, Kecemasan Komunikasi

Abstract

A case study of students who experience communication anxiety is a sense

of worry about other people's judgments in the form of negative feelings that

are felt by individuals. The research objectives were 1) how far people

experience anxiety, 2 factors that cause communication anxiety, 3) the

impact of communication anxiety, 4) how overcome communication anxiety.

This type of research is a case study. Case study: an in-depth study of the

Page 2: COUNSELING MILENIAL (CM) - scholar.ummetro.ac.id

COUNSELING MILENIAL (CM) ISSN (Online): 2716-4772, ISSN (Print): 2716-4144

Volume 2, Nomor 1 Desember 2020

216 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )

symptoms. The methods data: interview and observation methods. Checking

the validity of the data using source triangulation. The conclusion of this

study is students experience communication anxiety measured from

communication anxiety. KD severe anxiety seen from the symptoms of

anxiety. MAP anxiety being seen the symptoms anxiety. RMA mild

communication anxiety the symptoms. Factors that cause communication

anxiety students find it difficult to discuss with groups, lack confidence in

interacting with other people, feel different about the home and dormitory

environment. Students who experience communication anxiety have an

impact on the mental attitudes of students such as; feel less confident, other

than that it has a physical impact such as; impact on cognitive, namely bad

grades, and impact on social; difficulty adjusting to and poor social

relations with friends, and avoiding the other person when communicating.

The BK teacher will overcome communication anxiety in students,

including: KD is given directions to train himself to talk to others, then

MAP is given information about communication with other people is very

important, RMA consults and follows the directions given.

Keywords: Case Studies, Communication Anxiety

PENDAHULUAN

Komunikasi adalah hal yang penting dalam kehidupan individu yang dilakukan

kapan saja dan di mana saja. Melalui komunikasi individu dapat mengungkapkan

perasaannya secara langsung kepada individu yang lainnya. Mengingat pentingnya

komunikasi dalam kehidupan, kemampuan berkomunikasi menjadi kebutuhan utama

dalam melakukan interaksi di lingkungan sekolah. Selain itu, sekolah sebagai tempat

peserta didik untuk belajar berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman sebaya, guru,

maupun seluruh personil sekolah. Namun, masih ada masalah yang dialami oleh

peserta didik salah satunya adalah kecemasan komunikasi.

Kecemasan komunikasi dapat dialami oleh setiap orang yang menjadi kendala

utama bagi individu dalam sebuah interaksi. Menurut Mulyana (2014: 48)

mendefinisikan bahwa: “kecemasan komunikasi diartikan rasa cemas yang dialami

individu ketika harus berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain”. Individu

yang mengalami kecemasan berkomunikasi cenderung untuk menarik diri dari

pergaulan dan berusaha sedikit mungkin untuk terlibat dalam interaksi dengan orang

lain. Faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan komunikasi diantaranya: situasi hal

yang baru bisa membuat individu merasa gelisah, menyadari komunikasi di depan

orang banyak tidak membuat individu percaya diri, dan merasa berbeda dengan lawan

Page 3: COUNSELING MILENIAL (CM) - scholar.ummetro.ac.id

COUNSELING MILENIAL (CM) ISSN (Online): 2716-4772, ISSN (Print): 2716-4144

Volume 2, Nomor 1 Desember 2020

217 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )

berbicaranya sehingga menimbulkan keengganan untuk melakukan interaksi dengan

orang lain. Hal ini sejalan dengan pedapat Powell & Powell (2010: 44) faktor

penyebab kecemasan komunikasi dengan: “situasi baru dan suasana berbeda yang bisa

membuat individu merasa gelisah, berbeda pendapat menimbulkan keengganan

individu untuk melakukan interaksi dengan orang lain”.

Seiring perkembangan zaman, individu dituntut memiliki kemampuan

komunikasi yang lebih baik, karena komunikasi telah menjadi kebutuhan manusia.

Selain itu, setiap individu juga harus memiliki kreatifitas yang tinggi agar bisa

memecahkan suatu masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Devito (2011: 154) yang

mengatakan bahwa “kemampuan komunikasi dapat dipelajari dengan cara

meningkatkan kompetensi komunikasi, yang mencakup hal-hal seperti pengetahuan

tentang lingkungan dalam mempengaruhi isi dan bentuk pesan komunikasi".

Fenomena yang terjadi, masih ada peserta didik SLTA yang mengalami

permasalahan kecemasan komunikasi di dalam lingkungan kelas dan lingkungan

sekolah, karena keadaan lingkungan yang tidak mendukung peserta didik untuk

termotivasi dan mengembangkan kemampuan berbicara. Hal ini sejalan dengan

pendapat Fitriyani & Wilani (2019: 9) mengemukakan kecemasan komunikasi yaitu:

Siswa memiliki pemikiran takut salah ketika berkomunikasi dengan orang lain,

takut salah ketika berpendapat di dalam kelompok, bersikap pasif di kelas maupun

organisasi peserta didik, memiliki pemikiran takut ditertawakan, dan pemikiran takut

terhadap penolakan yang mungkin saja dialami apabila salah dalam berkomunikasi.

“Hasil prasurvei di Madrasah Aliyah Negeri 1 Lampung Timur pada tanggal 13-

14 Desember 2019, peneliti menemukan tiga peserta didik berinisial KD, MAP, dan

RMA yang mengalami permasalahan kecemasan komunikasi berat, sedang dan ringan.

Subjek pertama, gejala-gejala yang menonjol pada peserta didik kecemasan

komunikasi yang dialami oleh KD yaitu: 1. Mengindari komunikasi dengan teman

sebaya dan teman sebaya, 2. Menarik diri dari pergaulan, 3. Berbicara dengan

lingkungan sekitar merasa jantung berdebar cepat, gugup dan gemetaran, 4. Sering

menyendiri, diam saja, dan mudah menangis, 5. Ketika berbicara di depan kelas

merasa gelisah, kebingungan, lupa apa yang ingin disampaikan yang telah dipelajari, 6.

Sulit berkonsentrasi ketika berkomunikasi dan sulit mengungkapkan pendapatnya.

Subjek kedua, gejala-gejala yang menonjol pada peserta didik kecemasan

komunikasi yang dialami oleh MAP seperti: 1. Peserta didik yang hanya diam saja di

Page 4: COUNSELING MILENIAL (CM) - scholar.ummetro.ac.id

COUNSELING MILENIAL (CM) ISSN (Online): 2716-4772, ISSN (Print): 2716-4144

Volume 2, Nomor 1 Desember 2020

218 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )

dalam kelas, 2. Tidak mampu menyesuaikan diri dengan teman-teamannya, 3.

Menghindari terlibat dalam berkomunikasi, 4. Takut salah berbicara ketika

berkomunikasi dengan teman kelas, 5. Ketika mempresentasikan di depan umum

merasa gugup dan gelisah.

Subjek ketiga, gejala-gejala yang menonjol pada peserta didik kecemasan

komunikasi yang dialami oleh RMA adalah: 1. Merasa canggung berbicara dengan

orang lain, 2. Rasa takut menerima tanggapan dari orang lain, 3. ketika beridiri di

depan kelas merasa gugup, gelisah dan lupa yang akan disampaikan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik mengambil judul

“Studi Kasus Perilaku Peserta didik yang Mengalami Kecemasan Komunikasi pada

Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Lampung Timur Tahun Pelajaran 2019/2020”.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekekatan kualitatif,

jenis deskriptif, penelitian ini dilakukan di MA Negeri 1 Lampung Timur tahun

pelajaran 2019/2020. Menurut Sugiyono (2016: 218) penelitian kualitatif adalah

penelitian yang mendeskripsikan informasi secara mendalam, data dikumpulkan dalam

bentuk kata-kata. Menurut Wijaya (2019: 74) sumber data adalah “data yang

diperoleh dari informan, peristiwa, dokumentasi, serta data tambahan seperti sumber

data tertulis, foto”. Disini ada dua sumber yaitu: sumber data primer dalam penelitian

ini adalah tiga responden (KD,MAP, RMA), sebagai informan guru bimbingan dan

konseling. Sedangkan data sekundernya berupa dokumen-dokumen yang terkait

dengan penelitian. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara,

instrumen penelitian menggunakan pedoman observasi dan pedoman wawancar.

Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data. pengecekan keabsahan

menggunakan teknik triangulasi sumber. Tahap penelitian diawali pra-lapangan,

pekerja lapangan.

Page 5: COUNSELING MILENIAL (CM) - scholar.ummetro.ac.id

COUNSELING MILENIAL (CM) ISSN (Online): 2716-4772, ISSN (Print): 2716-4144

Volume 2, Nomor 1 Desember 2020

219 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )

Gambar 1. Wawancara dengan KD

Gambar 2. Wawancara dengan MAP

Gambar 3. Wawancara dengan RMA

Tabel 1. Kisi-kisi Wawancara Fokus masalah Aspek yang diamati Indikator

1. Seberapa jauh

kecemasan komunikasi

Gejala-gejala kecemasan

komunikasi

Fisiologis,Perilaku,

Kognitif, Afektif

2. Faktor penyebab

Kecemasan

komunikasi

a. Pemikiran

yang tidak

rasional saat

berinteraksi

1). Adanya rasa

tidak mampu

2). Kurang

percaya

diri

b. Situasi baru 1). Lingkungan

Rumah

2). Lingkungan

Asrama

Page 6: COUNSELING MILENIAL (CM) - scholar.ummetro.ac.id

COUNSELING MILENIAL (CM) ISSN (Online): 2716-4772, ISSN (Print): 2716-4144

Volume 2, Nomor 1 Desember 2020

220 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )

3. Dampak

Kecemasan

komunikasi

a. Kesulitan

menyampaikan

pesan di kelas

1). Sulit

berkonsentrasi

2). Prestasi

Belajar

b. Menarik diri

dari kegiatan

komunikasi

1). Penyesuaian

diri

2). Hubungan

sosial

c. Kompetensi

komunikasi

yang rendah

1). Minat

berkomunikasi

kurang

2). Menghindari

lawan

berbicara

4. Cara mengatasi

Kecemasan

komunikasi

Layanan Bimbingan dan

Konseling

1). Layanan

Informasi

2). Konsultasi

Keterangan: pemberian tanda atau inisial dalam penelitian ini yaitu pada cara

pengumpulan data adalah dengan memberi tanda menggunakan simbol atau kode

huruf. Wawancara diberi kode “W”, kode 01 adalah tanda/inisial untuk informan, F1

adalah tanda/inisial untuk fokus pertama dalam penelitian, tanda/inisial “a” adalah

aspek poin a, dan 1 adalah nomor urut petikan wawancara. Hasil wawancara dalam

penelitian ini dibahas pada hasil dan pembahasan.

Tabel 2. Kisi-kisi Observasi Definisi operasional Komponen Indikator

Kecemasan komunikasi adalah

adanya rasa khawatir tentang

penilaian orang lain terhadap

dirinya, sehingga dapat

berpengaruhi kondisi yang

meliputi psikologi, sosial,

belajar

a. Psikologis 1). Fisiologis

2). Afektif

3). Kognitif

b. Sosial 1). Menyesuaikan diri

2). Hubungan sosial

c. Belajar Nilai

Keterangan: pemberian tanda atau inisial dalam penelitian ini yaitu pada cara

pengumpulan data adalah dengan memberi tanda menggunakan simbol atau kode

huruf. Wawancara diberi kode “OB”. Hasil observasi dalam penelitian ini dibahas pada

hasil dan pembahasan.

Page 7: COUNSELING MILENIAL (CM) - scholar.ummetro.ac.id

COUNSELING MILENIAL (CM) ISSN (Online): 2716-4772, ISSN (Print): 2716-4144

Volume 2, Nomor 1 Desember 2020

221 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan reduksi dan analisa data penelitian tersebut, maka dapat

penulis sajikan data yang relevan berdasarkan fokus dan tujuan penelitian, secara rinci

dengan penyajian sebagai berikut:

1. Seberapa jauh kecemasan komunikasi yang dialami pada peserta didik

Seberapa jauh kecemasan komunikasi ini dilihat dari gejala-gejala yang muncul

pada diri peserta didik, apalagi ketika peserta didik berbicara depan umum dan

berinteraksi dengan orang lain akan menimbulkan kecemasan.

Peserta didik yang mengalami kecemasan komunikasi adalah KD, RMP dan RMA.

Peserta didik tersebut mengatakan bahwa gerogi deg-degan takut salah, keluar

keringat dingin, lupa apa yang ingin disampaikan ketika berbicara di depan umu

2. Faktor penyebab kecemasan komunikasi

Faktor kecemasan komunikasi biasanya mengalami pemikiran yang tidak rasional

seperti adanya rasa tidak mampu berdiskusi dalam kelompok, merasa kurang

percaya diri, merasakan situasi yang baru belum dirasakan oleh peserta didik

Seperti yang dialami oleh responden KD, MAP dan RMA. Peserta didik tersebut

mengatakan bahwa mereka merasa sulit untuk berdiskusi dalam kelompok, dan

merasa tidak penting dengan temannya

3. Dampak kecemasan komunikasi

Dampak kecemasan komunikasi mengalami kesulitan menyampaikan pesan di

kelas, menarik diri dari kegiatan komunikasi, kompetensi komunikasi yang rendah

seperti peserta didik sulit berkonsentrasi, berpengaruh terhadap prestasi belajar, sulit

menyesuaikan diri, hubungan sosial yang tidak baik, minat berkomunikasi kurang,

dan menghindari lawan berbicara

Peserta didik yang mengalami kecemasan komunikasi adalah KD, MAP dan RMA.

Peserta didik tersebut mengatakan bahwa mereka sulit berkonsentrasi jika

berpresentasi di depan kelas.

4. Cara mengatasi kecemasan komunikasi

Cara mengatasi kecemasan komunikasi dengan menggunkan layanan bimbingan

dan konseling, seperti layanan infromasi dan berkonsultasi dengan guru BK

Page 8: COUNSELING MILENIAL (CM) - scholar.ummetro.ac.id

COUNSELING MILENIAL (CM) ISSN (Online): 2716-4772, ISSN (Print): 2716-4144

Volume 2, Nomor 1 Desember 2020

222 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )

Peserta didik yang mengalami kecemasan komunikasi adalah KD, MAP dan RMA.

Peserta didik tersebut mengatakan bahwa mereka mendapatkan informasi dari

internet serta akan berkonsultasi dengan guru BK.

Selain itu, KD, MAP dan RMA mereka ada yang belum pernah dan sudah pernah

berkonsultasi dengan guru BK. Seperti pada petikan wawancara responden 01 oleh

KD (W01/F4/b/15/77), sebagai berikut:

“tidak pernah berkonsultasi dengan guru BK”

Hal ini senada dengan keterangan responden kedua oleh MAP yang mengalami hal

serupa, hal tersebut sesuai dengan petikan wawancara (W02/F4/b/15/81) sebagai

berikut:

“tidak pernah berkonsultasi dengan guru BK”

Kemudian, hal serupa dirasakan oleh responden ketiga oleh RMA, yang mengalami

hal serupa. Hal tersebut sesuai dengan petikan wawancara (W03/F4/b/15/84),

sebagai berikut:

“pernah berkonsultasi namun tidak diikuti saran dari guru BK”

Kemudian, diperkuat oleh Guru BK sebagai informan, dijelaskan bahwa KD, MAP

dan RMA, yang mengatakan bahwa KD, MAP dan RMA ada yang sudah konsultasi

dan tidak pernah berkonsultasi. Hal tersebut sesuai dengan petikan wawancara

(W04/F3/d/13/89), sebagai berikut:

“Kalau RMA pernah berkonsultasi, namun KD dan MAP tidak pernah konsultasi.

Dan akan mengupaya guru BK untuk peserta didiknya si KD diberikan arahan

untuk melatih dirinya berbicara dengan orang lain, lalu MAP diberikan informasi

tentang komunikasi dengan orang lain sangat penting, sedangkan RMA

berkonsultasi dan mengikuti arahan yang di berikan sehingga KD, MAP dan RMA

dapat merubah serta membiasakan diri untuk berkomunikasi.”

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwasannya peserta didik yang

mengalami kecemasan komunikasi dapat diatasi dengan menggunakan layanan

bimbingan dan konseling. Seperti menggunakan layanan informasi peserta didik

mendapatkan caranya melalui internet dan berkonsultasi dengan guru BK, walaupun

baru satu peserta didik yang berkonsultasi dengan guru BK sudah diberikan saran

namun tidak diikuti sarannya. Sedangkan dua peserta didik belum pernah sama

sekali untuk berkonsultasi dengan guru BK di sekolah. Namun upaya guru BK

Page 9: COUNSELING MILENIAL (CM) - scholar.ummetro.ac.id

COUNSELING MILENIAL (CM) ISSN (Online): 2716-4772, ISSN (Print): 2716-4144

Volume 2, Nomor 1 Desember 2020

223 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )

sendiri akan memberikan arahan melatih diri, memberikan informasi dan

melakukan konsultasi sehingga dapat merubah membiasakan diri untuk

berkomunikasi.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Seberapa Jauh Kecemasan Komunikasi

Kecemasan komunikasi adalah kekhawatiran yang berlebihan untuk

berbicara dengan orang lain bisa lihat dari gejala-gejala. Kecemasan komunikasi

dialami oleh tiga peserta didik di MAN 1 Lampung Timur yang berinisial KD,

MAP, RMA. Berikut mengenai temuan penelitian terkait kecemasan komunikasi

di MAN 1 Lampung Timur yang berinisial KD, MAP, RMA adalah:

a. Peserta didik megalami ketidak nyamanan ketika berbicara di depan umum,

sehingga membuat peserta didik merasa gerogi, gelisah, keluar keringat

dingin, dan lupa yang ingin disampaikan.

b. Peserta didik juga gugup dan malu ketika berinteraksi dengan orang lain.

Kecemasan komunikasi ini hal yang tidak sejalan dengan salah satu tugas

perkembangan masa remaja, dimana remaja harus mengembangkan keterampilan

komunikasi interpersonal. Pada temuan ini berbeda dengan teori yang dijelaskan

oleh Stuart (dalam Wahyuni, 2015: 69) bahwa “komunikasi dengan orang lain

percaya diri, tidak merasa gerogi dan gugup, ketika berbicara dan pelajari

terlebih dahulu sebelum tampil”.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan

komunikasi yang dialami oleh KD, MAP, RMA adalah merasa tidak nyaman

membuat peserta didik gelisah, gugup, cemas, keluar keringat dingin, lupa yang

ingin disampaikan. Bahkan berinteraksi dengan orang lain peserta didik merasa

malu, gerogi.

2. Faktor Penyebab Kecemasan Komunikasi

Peserta didik yang mengalami kecemasan komunikasi ini pasti ada

penyebabnya. Faktor penyebab kecemasan komunikasi yang dialami oleh tiga

peserta didik di MAN 1 Lampung Timur berinisial KD, MAP, RMA. Berikut

mengenai temuan penelitian terkait faktor kecemasan komunikasi yang terjadi di

MAN 1 Lampung Timur pada KD, MAP, RMA adalah:

a. Adanya rasa tidak mampu (sulit) berdisksi dengan kelompok,

Page 10: COUNSELING MILENIAL (CM) - scholar.ummetro.ac.id

COUNSELING MILENIAL (CM) ISSN (Online): 2716-4772, ISSN (Print): 2716-4144

Volume 2, Nomor 1 Desember 2020

224 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )

b. Kurang percaya diri berinteraksi dengan orang lain,

c. Merasa berbeda terhadap lingkungan rumah dan asrama,

d. Merasa kurang nyaman berada di lingkungan asrama.

Faktor kecemasan komunikasi pada peserta didik kurang percaya diri,

merasa berbeda dengan lingkungannya. Pada temuan ini berbeda dengan

penelitian yang dijelaskan oleh Muslimin (2013: 7) bahwa” pemikiran yang

rasional membuat individu yakin dan percaya, berdiskusi dengan kelompok,

merasa tenang meski berbeda lingkungannya.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor kecemasan

komunikasi yang dialami oleh KD, MAP, RMA adalah sulit berdiskusi dengan

kelompok, kurang percaya diri ketika berinteraksi, merasa perbedaan

dilingkungan rumah dan asrama, dan merasa kurang nyaman di lingkungan

asrama.

3. Dampak Kecemasan Komunikasi

Peserta didik yang mengalami kecemasan komunikasi, jelas akan berdampak

pada dirinya apalagi peserta didik yang masih baru berada di lingkungan yang

berbeda. Dampak kecemasan komunikasi yang dialami oleh tiga peserta didik di

MAN 1 Lampung Timur berinisial KD, MAP, RMA. Berikut mengenai temuan

penelitian terkait kecemasan komunikasi yang terjadi pada KD, MAP, RMA di

MAN 1 Lampung Timur:

a. Sulit berkonsentrasi ketika presentasi di depan kelas,

b. Berdampak pada nilai, apalagi ketika mengalami kesulitan untuk menjawab

soal dan tidak berani mejawab,

c. Sulit menyesuaikan diri dengan teman-teman,

d. Tidak berhubungan baik dengan teman-teman,

e. Menghindari lawan berbicara ketika berinteraksi dengan orang.

Dampak kecemasan komunikasi ini adanya perasaan ketidak nyaman peserta

didiik terhadap pergaulan teman sebaya, mempunyai kegiatan diskusi kelompok

kurang berbicara. Pada temu penelitian ini berbeda dengan teori yang dijelaskan

oleh McCroskey (Rahmat, 2010: 50) mengatakan bahwa “dapatmenyesuaikan

diri, menjalani hubungan sosial, berani bertanya, minat komunikasi dengan orang

lain tinggi tanpa harus menghindari lawan berbicara”.

Page 11: COUNSELING MILENIAL (CM) - scholar.ummetro.ac.id

COUNSELING MILENIAL (CM) ISSN (Online): 2716-4772, ISSN (Print): 2716-4144

Volume 2, Nomor 1 Desember 2020

225 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa dampak

kecemasan komunikasi yang dialami oleh KD, MAP, RMA adalah sulit

berkonsentrasi ketika presentasi di depan kelas, berdampak pada nilai karena

tidak berani bertanya, sulit menyesuaikan diri, hubungan sosial tidak baik dengan

teman, minat komunikasi kurang ketika berbicara depan kelas mengecilkan

volume suara dan menhindari lawan berbicara.

4. Cara Mengatasi Kecemasan Komunikasi

Peserta didik yang mengalami kecemasan komunikasi, seharusnya segera di

cari solusinya agar peserta didik merasa nyaman dengan teman dan

lingkungannya. Namun peserta didik yang dialami oleh tiga peserta didik di

MAN 1 Lampung Timur berinisial KD, MAP, RMA ada yang belum tau cara

mengatasinya seperti apa. Berikut mengenai temuan penelitian terkait kecemasan

komunikasi yang terjadi pada KD, MAP, RMA di MAN 1 Lampung Timur:

a. Sudah berkonsultasi dengan guru BK namun tidak diikuti

b. Tidak pernah berkonsultasi dengan guru BK

Peserta didik yang mengalami kecemasan komunikasi ini harus cepat di

atasi. Pada temuan penelitian ini berbeda dengan teori yang dijelaskan oleh

Wasak, dkk (2013: 37), bahwa “mengetahui cara mengatasi permasalahan,

berkonsultasi dengan guru bimbingan dan konseling yang ada di sekolah”.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa belum

mengetahui cara mengatasi kecemasan komunikasi, sudah pernah berkonsultasi

dengan guru bimbingan dan konseling tidak diikuti sarannya, bahkan ada yang

belum pernah berkonsultasi dengan guru bimbingan dan konseling.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Peserta didik yang mengalami kecemasan komunikasi bisa diukur dari tingkat

kecemasan komunikasi. Tingkat kecemasan komunikasi pada KD tergolong

kecemasan berat dilihat dari gejala-gejala kecemasannya. Lalu, tingkat kecemasan

komunikasi pada MAP tergolong kecemasan sedang dilihat dari gejala-gejala

Page 12: COUNSELING MILENIAL (CM) - scholar.ummetro.ac.id

COUNSELING MILENIAL (CM) ISSN (Online): 2716-4772, ISSN (Print): 2716-4144

Volume 2, Nomor 1 Desember 2020

226 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )

kecemasannya. Sedangkan RMA tergolong kecemasan komunikasi ringan dilihat

dari gejala-gejalanya.

2. Faktor penyebab kecemasan komunikasi perserta didik merasa adanya rasa tidak

mampu (sulit) berdisksi dengan kelompok, kurang percaya diri berinteraksi dengan

orang lain, merasa berbeda terhadap lingkungan rumah dan asrama, merasa kurang

nyaman berada di lingkungan asrama.

3. Peserta didk yang mengalami kecemasan komunikasi ini berdampak pada sikap

mental peserta didik seperti; merasa georgi, kurang percaya diri, selain itu

berdampak pada fisik seperti; keluar keringat dingin dan tegang., bisa berdampak

pada kognitif yaitu nilai buruk dan mengganggu konsentrasi, serta berdampak pada

sosialnya seperti; sulit menyesuaikan diri dan hubungan sosial yang tidak baik

dengan teman-teman, dan menghindari lawan berbicara ketika sedang

berkomunikasi.

4. Guru BK akan mengupayakan untuk mengatasi kecemasan komunikasi pada peserta

didiknya antara lain: KD diberikan arahan untuk melatih dirinya berbicara dengan

orang lain, lalu MAP diberikan informasi tentang komunikasi dengan orang lain

sangat penting, sedangkan RMA berkonsultasi dan mengikuti arahan yang di

berikan. Sehingga KD, MAP dan RMA dapat merubah serta membiasakan diri

untuk berkomunikasi.

B. Saran

1. Bagi Peserta Didik

Agar peserta didik mengurangi kecemasan komunikasi, tidak merasakan gerogi dan

gugup lagi, hendaknya selalu berpikiran yang positif, sebelum tampil depan umum

bisa berlatih di depan kaca terlebih dahulu, dan ketika ingin berbicara dengan orang

lain dibiasakan untuk mengajak ngobrol orang sekitar agar tidak merasa malu, dan

takut salah.

2. Bagi guru BK

Sebaiknya, guru BK melaksanakan sosiodrama dan bekerja sama dengan

psikodrama agar peserta didik bisa mengurangi kecemasan komunikasi tersebut.

Page 13: COUNSELING MILENIAL (CM) - scholar.ummetro.ac.id

COUNSELING MILENIAL (CM) ISSN (Online): 2716-4772, ISSN (Print): 2716-4144

Volume 2, Nomor 1 Desember 2020

227 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )

3. Bagi orang tua

Hendaknya lebih memberi informasi terhadap anaknya masing-masing bahwa

komunikasi dengan orang lain sangat diperlukan dan dibutuhkan serta memberi

dukungan penuh terhadapan perubahan pada anaknya.

4. Bagi guru mata pelajaran

Saat pembelajaran berlangsung, hendaknya guru mapel menanyakan kembali

apakah sudah mengerti atau belum, jika peserta didik yang memiliki kesulitan

memahami materi dan soal bisa bertanya dengan guru.

5. Penulis berharap penelitian ini bisa membantu dan menjadi ilmu yang akan terus

diingat, bermanfaat serta menjadi inspirasi bagi para calon sarjana (adik-adik

tingkat) selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Devito, Joseph A. (2011). Komunikasi Antar Manusia. Tanggerang Selatan: Karisma

Publishing Group.

Fitriyanti, K,. & Wiliani, NMA. (2019). Pengaruh Pelatihan Efikasi Diri Terhadap Tingkat

Kecemasan Berkomunikasi Pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di Denpasar.

Bali: Universitas Udayana. Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus Kesehatan

Mental. e-ISSN: 2654 4024. p-ISSN: 2354 5607 1. Hlm. 1-11.

Mulyana, Deddy. (2013). Metodelogi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muslimin, Khoirul. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Berkomunikasi

di depan Umum (Kasus Mahasiswa Fakultas Dakwah INISNU jepara). Jurnal

Interaksi. e-ISSN: 2548-4907. Vol.II. No.2.

Rakhmat, Jalaludin. (2010). Psikologi komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.

Powell, R& Powell, D. (2010). Classroom Communication and Diversity. New York:

Routledge.

Wahyuni, Endang. (2015). Hubungan Self-Effecacy dan Ketrampilan Komunikasi dengan

Kecemasan Berbicara di Depan Umum. Jurnal Komunikasi Islam. e-ISSN:2443-

09000. Vol. 5. No.1.

Page 14: COUNSELING MILENIAL (CM) - scholar.ummetro.ac.id

COUNSELING MILENIAL (CM) ISSN (Online): 2716-4772, ISSN (Print): 2716-4144

Volume 2, Nomor 1 Desember 2020

228 | C o u n s e l i n g M i l e n i a l ( J o u r n a l )

Wasak, Dkk. (2018). Konsep Diri Akademik sebagai Solusi Mengendalikan Kecemasan

Berkomunikasi Peserta Didik. Jurnal Indigenous. Vol. 3 No. 1.

Wijaya, H.H. (2019). Analisis Data Kualitatif: Sebuah Tinjauan Teori & Praktik. Jakarta:

Sekolah Tinggi Theologia jaffray.