GEMPA BUMI
-
Upload
indah-nurul-mutiah -
Category
Documents
-
view
23 -
download
2
Transcript of GEMPA BUMI
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Gempa bumi (earthquakes) merupakan salah satu bencana alam terbesar bagi umat
manusia, disamping kejadian alam lainnya,seperti letusan gunung api dan banjir. Berbeda
dengan letusan gunung api dan bencana alam lain yang selalu didahului dengan tanda-
tanda atau gejala-gejala yang muncul jauh sebelum kejadian,gempa bumi selalu datang
mendadak secara mengejutkan, sehingga menimbulkan kepanikan umum yang luar biasa
dan tidak ada seorang pun yang sempat mempersiapkan diri
Akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi luar biasa dahsyat karena mencakup
wilayah sangat luas, menembus batas teritorial negara, bahkan antarbenua. Sifat getaran
gempa bumi yang sangat kuat dan merambat ke segala arah, mampu menghancurkan
bangunan-bangunan sipil yang terkuat sekalipun,sehingga tak ayal banyak memakan
korban nyawa manusia.
Jadi,Gempa bumi yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua dapat dikatakan
sebagai malapetaka bagi manusia. Akan tetapi apakah sebenarnya gempa dan mengapa
terjadi gempa bumi serta bagaimana dampak yang dihasilkan karena gema bumi?
I.3. Ruang Lingkup
Pada makalah ini berusaha menjelaskan mengenai bagaimana gempa itu
terjadi,efek-efek gempa,dampak gempa, dan kekuatan gempa serta pusat dan lokasi gempa
yang terjadi.
I.2. Tujuan
Makalah ini diharapkan mampu memberi pengetahuan lebih mendalam mengenai
gempa bumi kepada para pembaca terutama penulis.Sehingga wawasan tentang perlunya
menjaga lingkungan dan waspada tertanam pada diri pembaca.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Gempa bumi dan tektonik lempeng
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi.
Gempa bumi disebabkan oleh pelepasan energi regangan elasatis batuan (elastically-
strained rock) pada litosfir. Makin besar energi yang dilepas makin kuat gempa yang
terjadi.
Kebanyakan gempa terjadi pada batuan regas (brittle) di kerak. Pada kedalaman
besar suhu dan tekanan tinggi sehingga terjadi deformasi ductile. Pada kondisi ini batuan
dapat rekah atau menyimpan energi dari pada mengalami perubahan tetap meskipun
gayanya sudah hilang. Jadi fenomena gempa adalah regas (pritle), dibagian luar bagian
bumi yang dingin.
Dari penyebaran pusat-pusat gempa di bumi yang merupakan jalur-jalur yang
sempit, dan batas-batas lempeng litosfir ternyata ada hubungannya. Dengan mempelajari
gerak pertama gelombang seismik dapat ditentukan gerak lempeng litosfir.
Teori tektonik lempeng terbagi 3 yaitu pusat pemekaran, sesar transform dan
konvergen. Setiap batas lempeng dicirikan oleh gempa bumi yang jelas sebagai gerak sesar
dan kedalaman foci.
II.1.a. Pusat pemekaran (spreading centre)
Sepanjang pusat pemekaran dua lempeng bergerak saling menjauhi, dan litosfir
tertarik (stretched) oleh stress tensional (Gambar 1.1A). Sesar yang beraosisasi dengan
stress tensional adalah sesar-sesar normal. Gempa pada pusat pemekaran cenderung lemah
(magnitude Richter rendah), kedalaman foci tidak beraturan, kurang dari 100km. Hal ini
memperlihatkan bahwa litosfir pada pemekaran tipis dan astenosfir yang ducktile haruslah
sampai dekat permukaan.
II.1.b. Batas Sesar Transform
Sesar transform, sangat besar, tegak lurus, merupakan sesar mendatar yang
memotong litosfir. Dan merupakan batas antara dua lempeng yang saling bergesekan
(Gambar 1.1B)
2
Studi gerak pertama membenarkan bahwa gerak sesar transform memang mendatar
(strike slip). Foci gempa selalu dangkal, tidak lebih dalam dari 100km, dan seringnya
merupakan gempa dengan magnitutede Richter tinggi.
Lokasi-lokasi foci gempa menunjukan sesar transform yang memotong kerak benua
cenderung sebagai satu sistem sesar-sesar sejajar daripada sesar tunggal. Kemungkinan
gejala ini yang membentuk sesar San Andreas.
II.1.c. Batas Konvergen
Sebagai telah diuraikan bahwa ada dua macam batas konvergen, yakni subduksi
dan tumbukan. Batas subduksi (subduction), dimana litosfir yang ditutupi kerak samudera
menunjam ke astenosfir dan mesosfir. Dan batas tumbukan (collision) dimana dua benua
3
Gambar 1.1 Hubungan seismisitas dan batas lempeng (plate boundarles). Titik-titik besar besar menunjukkan gempa. A batas divergen. Gempa mempunyai foci dangkal,magnitude Richter rendah dan gerak sesar normal. B. sesar transform. Gempa mempunyai kedalaman foci sampai 100km, terkadang magnitude Richter tinggi dan gerak strike slip. C. Batas subduksi,gempa-gempanya kompleks,magnitude Richter rendah, foci dangkal dan gerak sesar normal berarah kelaut (palung samudera). D. Batas tumbukan (collision) benua. Gempa kedalaman mempunyai foci sampai 300 km, gerak sesar anjakan (thrust fault) dan terkadang magnitude Richter tinggi (BJ Skinner,1992)
bertumbukan. Masing-masing mempunyai pola aktivitas seismik yang karakteristik dan
masing-masing kompleks dan dapat terjadi berbagai gempa (Gambar 1.1C)
Litosfir melenting ke bawah karena menunjam yang mengakibatkan
berkembangnya sesar-sesar normal pada bagian atas lempeng. Gempa yang berasosiasi
dengan sesar ini ini semuanya mempunyai foci dangkal dan magnitude rendah. Subduksi
melibatkan satu lempeng menggelincir dibawah yang lain, sehingga batas lempeng
merupakan sesar anjakan. Gempa-gempa yang mempunyai kedalaman yang mempunyai
kedalaman paling sedikit 100km (daerah dimana dua lempeng litosfir bersinggungan)
magnitudenya tinggi dan memperlihatkan gerak pertamanya gerak sesar anjakan. Dibawah
100km,dimana litosfir turun kedalam astenosfir, terjadi gempa dalam lempeng yang
menunjam. Pengeplotan foci di busur kepulauan pada penampangsistem palung sistem
palung memperlihtakan foci makin dalam (Gambar 1.2) dan membentuk satu jalur (band)
tipis yang disebut sebagai zona Benioff. Zona Benioff ini ada yang menginterpretasi
sebagai daerah subduksi. Beberapa gempa menunjukkan tegasan tensional (sesar normal),
sedangkan lainnya tegasan kompressional (sesar naik). Mengapa dan bagaimana gempa
dalam terjadi pada lempeng menunjam ini masih diteliti.
Batas tumbukan adalah tempat-tempat dimana dua benua betrumbukan. Contoh
aktualnya adalah rangkaian pegunungan Himalaya, tumbukan India dengan Asia. Zona
tumbukan merupakan daerah yang luas nya beberapa ratus kilometer,dimana batuan
mengalami tekanan dan teranjakan (thrusted) sangat intensif (Gambar 1.1D).
Pada zona tumbukan litosfir mengalami penebalan setempat (local). Gempa
mempunyai foci sedalam 300km dan magnitude tinggi dan gerak pertamanya menunjukkan
sesar anjakan.
Gambar 1.2 Zona Benioff. Konsentrasi focus gempa-bumi dalam di daerah Benioff zone, yang diperkirakan indikasi gerak penenjaman lempeng (Ludman, 1982)
II.2 Jenis-jenis gempa bumi
Jenis-jenis gempa bumi berdasarkan penyebab terjadinya dapat dibedakan
menjadi:
4
1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya
aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga
akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di
sekitar gunung api tersebut.
2. Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi
ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa
bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik
disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat
tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.
Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan
tektonik. Teori dari tektonik plate (plat tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri
dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut
dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga
berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya gempa tektonik. Gempa bumi tektonik memang unik. Peta
penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni
mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak
bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng
merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang
melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan
lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta,
Indonesia pada sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB,
3. Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor
atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi
4. Gempa bumi runtuhan atau longsoran ; Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi
akibat daerah kosong di bawah lahan mengalami runtuh. Getaran yang dihasilkan
akibat runtuhnya lahan hanya dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.
4. Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan
oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang
dipukulkan ke permukaan bumi.
5
Episenter
Episenter
II.3. Fokus Gempa dan Episenter
Tempat dimana energi gempa terlepas menyebabkan gempa bumi dinamakan fokus
gempa (earthquake focus). Kenyataan bahwa sumber gempa berasal dari gerak sesar, maka
fokus gempa tidak merupakan satu titik, melainkan satu daerah yang membentang
beberapa kilometer. Fokus gempa gempa terletak dikedalaman, dibawah permukaan bumi.
Untuk mengidentifikasi pusat gempa umumnya dilakukan dari episenter, titik di
permukaan bumi tegak lurus diatas fokus, seperti pada Gambar 1.3a Dalam menentukan
fokus perlu diketahui lokasi episenter dan kedalamannya.
Gambar 1.3a Fokus gempa bumi adalah tempat pergerakan pertama pada sesar dan pusat pelepasan energi. Episenter terletak dipermukaan bumi, tegak lurus diatas fokus (Skinner, 1992)
Lokasi Episenter
Sudah sejak 2000 tahun yang lalu orang cina mempelajari gempa bumi. Dengan
alat sederhana mereka mencoba untuk mengetahui darimana datangnya gempa. Ilmu yang
mempelajari kegempaan dinamakan seismologi yang berasal dari bahasa yunani kuno
seismos yang berarti gempa bumi. Kemajuan seismologi ditunjang oleh banyaknya stasiun-
stasiun gempa yang tersebar diseluruh dunia, yang mendeteksi dan merekam setiap terjadi
gempa. Alat untuk merekam hentakan (shock) dan getaran (vibration) yang disebabkan
gempa dinamakan seismograf. Prinsip alat ini sederhana, sebuah beban yang sangat berat
digantung pada penyangga yang melekat kuat pada permukaan bumi. Saat getaran gempa
dari jauh mencapai alat,energi beban tetap diam, sedangkan tanah dan penyangga turut
bergetar beserta fondasi yang menyangga seluruh system (Gambar 1.3b)
6
Gambar 1.3b Prinsip kerja seismograf. Bandul yang dilengkapi dengan alat tulis, menggaris pada silinder berputar dan bergerak mengikuti getaran gempa. Garis yang terekam pada silinder membentuk grafik, dinamakn seismogram
Pada beban atau bandul diberi alat tulis, yang dapat menggores pada kertas yang
dipasang pada silinder berputar. Goresan yang terjadi berbentuk grafik gelombang-
gelombang seismik yang dating disebut seismogram. Pada seismogram dapat dikenali
gelombang-gelombang P, S, Love, dan Rayleugh. Dan berdasarkan seismogram dapat
dihitung dari jarak dari stasiun gempa, juga kuat gempanya.
Jarak episenter dari stasiun gempa dapat diketahui dari perbedaan waktu dating S
dan P dengan menyesuaikannya dengan travel time curve. Letak episenter yang tepat dapat
ditentukan dari tiga seismograf atau lebih, pusatnya terletak dimana lingkaran-lingkaran
bertemu (Gambar 1.4)
Gambar 1.4 Lokasi episenter gempa ditentukan berdasarkan jarak dari tiga stasiun gempa. Titik potong ketiga lingkaran yang masing-masing berjari-jari jarak dari episenter (di atas peta) adalah letak episenter gempanya
II.4. Gelombang Gempa
7
Saat terjadi gempa energi yang tertimbun dipancarkan dari fokus ke bagian-bagian
lain dari bumi. Seperti benda yang bergetar, gelombang (getaran) menyebar menjauhi
fokus. Gelombang-gelombang ini yang dinamakan gelombang gempa, seperti halnya
dengan gelombang suara, menyebar ke segala arah. Gelombang gempa merupakan
gangguan elastis (elastic disturbances), dan ketika batas elastisitas dilampaui batuan yang
dilaluinya akan kembali kebentuk asal setelah gelombang lewat. Oleh karena itu
gelombang gempa diukur dan direkam, harus pada saat batuan bergetar. Sebab itu
seismograf di stasiun gempa seluruh dunia berfungsi terus menerus setiap waktu (kontinu).
Ada beberapa jenis gelombang gempa yang dikelompokkan menjadi dua, yakni gelombang
badan dan gelombang permukaan.
II.4.a. Gelombang Badan (Body Waves)
Body waves, menjalar dan menjauhi fokus dan mampu merambat keseluruh bumi.
Sama dengan gelombang cahaya dan suara, menyebar kesegala arah menjauhi sumbernya.
Ada dua jenis, tergantung pada 2 cara zat padat dapat terdeformasi elastis, dengan berubah
volume atau dengan berubah bentuk.
Jenis body wafe pertama adalah gelombang kompresi (compressional wafe),
mendeformasi batuan dengan mengubah volume. Gelombang kompresi merupakan pulsa-
pulsa bergantian (alternating pulses), antara kompresi dan tarikan/mekar (expansion) yang
bergerak searah dengan jalan gelombang, (Gambar 1.5). seperti gelombang suara
merambat pada udara dengan menggerakkan udara,memampatkan dan merenggangkannya.
Pemampatan dan perenggangan menyebabkan perubahan volume dan densitas medium.
Gelombang kompresi dapat merambat melalui medium padat, cair maupun gas,
karena ketiganya dapat menanggung perubahan densitas. Ketika gelombang kompresi
melalui suatu medium, kompresi menekan atom-atom saling mendekat. Tarkan atau
perenggangan, adalah kebalikannya, merupakan reaksi elastis (elastic respon) terhadap
pemampatan, menjarangkan jarak antar atom.
Partikel seolah-olah bergerak maju mundur searah gerak gelombang, sehingga
dinamakan gelombang longitudinal. Gelombang kompresi mempunyai kecepatan tertinggi
diantara gelombang-gelombang seismik, 6 km/s merupakan kecepatan yang umum pada
kerak bagian atas. Dan merupakan gelombang pertama yang tercatat pada stasiun gempa
saat terjadi gempa oleh karena itu dinamakan sebagai gelombang P (primary wave)
8
Body wave jenis kedua adalah gelombang geser (shear wave), mendeformasi
material dengan mengubah bentuk. Karena cairan tidak mempunyai daya elastisitas untuk
kembali kebentuk asal. Shear wave hanya dapat memacar atau merambat pada medium
padat. Shear wave terdiri dari seri gerak tegak, tegak lurus arah gelombang. Gerak
partikelnya bolak-balik tegak lurus arah gelombang, dinamakan gelombang transverse
(Gambar 1.5). Kecepatan rambatnya lebih rendah dari gelombang longitudinal, 3,5 km/s.
karena itu terekam pada stasiun gempa setelah gelombang P, sehingga dinamakan juga
sebagai gelombang S (secondary). Sebagai halnya pada gelombang cahaya,seismik body
wave dapat juga dipantulkan oleh cermin atau kaca, gelombang gempa dipantulkan oleh
bidang-bidang didalam bumi. Pembiasan atau refraksi merupakan fenomena yang kurang
dikenal, terjadi karena kecepatan gelombang berubah –ubah yang mengakibatkan arah
merambatnya menyimpang dari arah geraknya. Perubahan kecepatan dan penyimpangan
arah dapat terjadi secara bertahap atau mendadak. Penyimpangan mendadak dapat
dibayangkan sebagai seberkas sinar bertemu permukaan air maka sebagian arahnya akan
berbelok dan sebagian mengikuti permukaan air. Kecepatan rambat body wave merupakan
fungsi densitas medium yang dilaluinya.
Gambar 1.5 Gelombang P (Gelombang longitudinal), partikel dalam material bergetar maju mundur searah dengan arah gelombang (A). gelombang S (transversal), partikel berisolasi tegak lurus ke arah gelombang (B). Seperti seutas tali yang satu ujungnya terikat pada tiang dan ujung lainnya digerakkan naik turun
II.4.b. Gelombang permukaan (surface wave)
Penampilan gelombang permukaan sangat mirip dengan gelombang P dan S, tetapi
bergerak atau merambat pada permukaan bumi, bukan di dalam bumi seperti body waves.
Kecepatannya lebih rendah dari gelombang P dan S oleh karena itu terekam pada stasiun
9
gempa paling akhir. Gelombang permukaan merambat dipermukkaan bumi sebagai getaran
gelombang getaran vertical dan horizontal, yang dinamakan berdasarkan nama seorang
pionir seismologi. Gelombang Love mirip dengan gelombang S, hanya gerakan partikel
melintang selalu pada permukaan atau bidang sepanjang lintasan gelombang (Gambar
1.6A). Gelombang Raylegh berbeda dengan gelombang-gelombang gempa pada
umumnya. Partikel-partikel yang terlibat tidak bergerak lurus tetapi melingkar (circular
orbit), seperti partikel air dalam gelombang laut, tetapi arahnya berlawanan (Gambar
1.6B).
Gambar 1.6 Gelombang permukaan A. Gelombang Love terdiri dari gelombang-gelombang melintang dimana gerak partikel pada permukaan sepanjang energi dipancarkan. B. Gelombang Rayleigh, dipancarkan dengan gerak melingkar berbalik (retrograde circular orbit) partikel batuan (Ludman,1982).
Perbedaan gelombang permukaan dan body wave, mengenai adanya disperse
(dispersion). Body wave merambat dalam Bumi dengan kecepatan yang sama, tidak
bergantung pada panjang gelombang, tetapi tidak demikian halnya dengan gelombang
permukaan, makin dalam penetrasi gelombang ke dalam bumi. Karena bumi terdiri dari
lapisan-lapisan yang makin ke dalam makin padat, gelombang permukaan yang panjang
gelombangnya panjang,penetrasinya lebih dalam, yang berarti lebih padat, zona kecepatan
lebih tinggi, sedangkan yang panjang gelombangnya pendek tidak sampai. Dengan kata
lain, gelombang permukaan dengan panjang gelombang berbeda mempunyai kecepatan
yang berbeda pula, hal inilah yang dimaksud disperse gelombang permukaan.
10
II.5. Kuat Gempa (Magnitude of Earthquake)
Pengukuran batuan terdeformasi elastis sebelum gempa, dan batuan tak
terdeformasi setelah gempa dapat dipergunakan untuk mengetahui dengan tepat berapa
besar energi yang dilepaskan.
Namun hal ini sulit dilaksanakan, karena menayangkut waktu dan sering kali
pengukuran sebelum gempa tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu para ahli seismologi
mendekatinya dengan mengukur amplitude gelombang seismik. Richter menghitungnya
dari amplitudo P dan S dari seismogram 100 km dari episenter. Oleh karena itu kuat sinyal
gelombang bervariasi, tergantung dari banyak faktor, Richter membuat skalanya
logaritmik, Richter magnitude scale. Dimulai dari magnitude 1, tiap naik 1 unit skala
berarti magnitudenya naik dengan 10 kali lipat, atau amplitudo gelombangnya 10 kali lebih
besar dan 3 berarti seratus kali.
Gambar 1.7 Pengukuran yang dipergunakan untuk menentukan Skala Magnitude Richter (M) dari rekaman seismograf (Skinner, 1992)
Gambar 1.7 memperlihatkan contoh menghitung skala magnitude Richter (M),
dengan menggunakan formula:
M = log X/T + V
Energi gelombang gempa merupakan fungsi dari amplitudo dan waktu gelombang
(T), waktu yang diperlukan untuk osilasi satu gelombang. Dengan membagi amplitudo
maksimum (X), diukur pada jangka 10-4 cm pada pengaturan seismograf dengan (T) dalam
detik. Kemudian ditambah faktor koreksi (Y), ditentukan dari interval gelombang S-P. X/T
adalah besar energi yang sampai seismograf. Gempa terbesar yang pernah terjadi berskala
8,6 skala Richter. Energi yang dilepaskannya sama dengan 10.000 kali bomb atom yang
menghancurkan Hiroshima pada perang dunia ke-2. Kemungkinan adanya gempa lebih
11
besar sedikit sekali karena batuan tidak dapat menimbun energi elastik lebih besar.
Sebelum batuan terdeformasi lebih lanjut, sudah patah dan melepaskan energi.
Selain Skala Magnitute Richter besarnya gempa dinyatakan juga dalam intensitas
kerusakan akibat gempa sebagai Modified Mercelli Scale. Dasar skalanya adalah getaran
atau goyangnya yang dapat dirasakan manusia pada saat gempa sebagai skala terendah dan
hancurnya bangunan sebagai skala tertinggi. Skala Mercalli dan perbandingannya dengan
skala Richter terlihat dalam table 1.8.Tabel 1.8. Magnitude (Skala Richter) gempa dan tingkat kerusakannya (Skala Modified Mercalli) (1kinner, 1992)
Skala Magnitude Richter
Skala Intensitas Modified Mercalli
Karakteristik Pengaruh Gempa di Sekitar Populasi
< 3.43.5-4.24.3-4.84.9-5.4
5.5-6.1
6.2-6.9
7-7.3
7.4-7.9> 8
III dan III
IVV
VI dan VII
VIII dan IX
X
XIXII
Hanya terdeteksi oleh seismografTerasa oleh beberapa orang didalama pegununganTerasa oleh orang banyak dan jendela bergetarTerasa oleh semua orang, piring-piring pecah dan pintu bergoyangKerusakan ringan bangunan, lantai rekah dan bata berjatuhanKerusakan bangunan lebih parah, cerobong asap runtuh dan rumah-rumah bergerak diatas fondasinyaKerusakan serius (parah), jembatan-jembatan terpelintir, dinding rekah-rekah, bengunan dari bata runtuhKehancuran berat, banyak bangunan runtuhHancur total, gelombang terlihat di permukaan tanah dan benda-benda terlempar ke udara
II.6. Bahaya Gempa Bumi
Akibat goncangan gempa bumi ada enam yang utama, dua yang pertama, akibat
goncangan permukaan tanah dan pensesaran mengakibatkan secara langsung. Empat
lainnya merupakan pengaruh adanya goncangan yang mengakibatkan kerusakan secara
tidak langsung.
1. Bergeraknya tanah akibat gempa, terutama gelombang permukaan, di lapisan lapisan
batuan di permukaan dan regolith. Goncangannya dapat merusak bahkan kadang-kadang
menghancurkakn bangunan
2. Bila permukaan tanah tersesarkan, bangunan-bangunan terbelah, jalan terputus dan
segala sesuatu yang dilalui atau diatas sesar terbelah
3. Efek kedua, yang sering kali merusak dari tanah yang bergerak, adalah kebakaran.
Goncangan menumpahkan kompor, mematahkan saluran gas, memutuskan kabel listrik,
12
sehingga terjadi kebakaran. Celakanya lagi pipa saluran hidran juga patah, sehingga
pemadam kebakaran tidak berfungsi.
4. Pada daerah berlereng curam, terjadi regolith meluncur ke bawah, tebing-tebing ambruk
dan gerak tanah atau longsor, menghancurkan rumah, jalan dan struktur bangunan
lainnya
5. Goncangan mendadak dan gangguan terhadap sedimen dan regolith yang jenuh air dapat
mengubah tanah yang padat menjadi seperti massa cairquicksand. Prosesnya disebut
liquefaction, yang menyebabkan amblesnya bangunan
6. Terakhir adalah gelombang laut seismik atau tsunami berasal dari bahasa jepang yang
berarti gelombang pelabuhan. Gempa pada lantai samudera menyebabkan air laut
bergerak dengan sangat cepat (sampai 950 km/jam). Di laut terbuka gelombangnya tidak
tampak, karena amplitudonya hanya beberapa meter, tetapi panjang gelombangnya
sampai 200km. Setelah mencapai tempat yang dangkal membentuk gelombang yang
sangat tinggi, sampai 30 meter. Gelombang sangat besar ini menyapu segala sesuatu
didaratan dan menyeretnya kembali ke laut. Di Indonesia pernah terjadi beberapa kali,
di Sulawesi, Sumbawa dan Flores
II.7. Penyebaran Gempa di Bumi
Meskipun tidak ada tempat di bumi yang bebas dari gempa, namun dari seringnya
terjadi hentakan gempa, ada jaluir-jalur seismik (seismic belts) Gambar 1.9. Diantaranya
yang sangat nyata adalah cirkum Pasific belt, hampir 80 % dari pusat gempa yang terekam
bersumber pada jalur ini. Jalurnya mengikuti rangkaian pegunungan di Ameriksa Barat,
mulai dari Cape Horn ke Alaska,menyebrang ke Asia, menjulur di pantai kea rah Selatan
melalui Jepang,Philipina,New Guinea dan Fiji kemudian melingkar jauh ke selatan, ke
New Zealand. Selanjutnya jalur Mediterran-Himalaya (Miditrrenean-Himalayan belt),
sekitar 15% gempa bumi bersumber pada jalur ini, memanjang dari giblaltar ke Asia
Tenggara, termasuk Indonesia, melingkar dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan dari
Flores kea rah utara, ke Sulawesi. Sisanya mengikuti jalur pematang tengah samudera.
Jalur seismik merupakan tempat-tempat dimana energi dalam bumi terlepas. Dan
tentunya ada manifestasi lainnya untuk pelepasan energi dalam ini. Ternyata memang ada,
yaitu pematang tengah samudera, palung dalam, yaitu pematang tengah samudera,palung
dalam,gunung api andesitic dan lainnya, berimpit atau sejajar dengan batas lempeng
litosfir.
13
Kedalaman foci (bentuk tunggal dari pusat gempa) sekitar ujung lempeng juga
sangat informative. Umumnya kedalaman foci tidak lebih dari 100km, karena gempa
hanya terjadi pada batuan regas (brittle) dan litosfir regas tebalnya 100km. Namun ada
gempa yang berpusat pada kedalaman 700km. Gempa sangat dalam ini tidak berhubungan
dengan pematang tengah samudera atay sesar transform, tetapi dengan palung lantai
samudera. Palung- palung tersebut mencirikan tempat yang dingin dimana litosfir regas
menunjang ke selubung.
Gambar 1.9. Penyebaran gempa bumi, membentuk jalur-jalur Circum Pasific, Mediterranean-Himalayan dan yang mengikuti pematang tengah samudera (Tarbuck, 1988)
II.8. Sejarah gempa bumi besar pada abad ke-20 dan 21
Dampak gempa bumi telah banyak dirasakan oleh manusia, khususnya yang
menjadi korban dari tahun ke tahun, berikut catatan sejarah mengenai gempa yang terjadi
di Nasional dan mancanegara:
30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang
berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala
Richter (BMG Indonesia) atau 7,9 Skala Richter (BMG Amerika) mengguncang
Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan
ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan.
2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya,
Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban
14
jiwa masih belum diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga
pengevakuasian warga terhambat.
Kerusakan akibat gempa bumi di San Francisco pada tahun 1906
Sebagian jalan layang yang runtuh akibat gempa bumi Loma Prieta pada tahun 1989
3 Januari 2009 - Gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter di Papua.
12 Mei 2008 - Gempa bumi berkekuatan 7,8 Skala Richter di Provinsi Shichuan,
China. Menyebabkan sedikitnya 80.000 orang tewas dan jutaan warga kehilangan
tempat tinggal.
12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter
9 Agustus 2007 - Gempa bumi 7,5 Skala Richter
15
6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat,
Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas [3].
27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB
selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United
States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang
tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan,
berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.
26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter
mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang
tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih dari 220.000
jiwa.
26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada
skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.
21 Mei 2002 - Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan
menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.
26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500
ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.
21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan
2.400 korban tewas.
17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut
17.000 nyawa.
25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.
30 Mei 1998 - Di utara Afganistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala
Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.
17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut
6.000 nyawa.
30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan
menewaskan 1.000 orang.
12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan
menewaskan 2.500 orang.
16
21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut
50.000 nyawa.
7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan
menyebabkan 25.000 kematian.
19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter,
meragut lebih dari 9.500 nyawa.
16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan
menyebabkan 25.000 kematian.
4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan sekitar
1.570 korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma Caragiu, juga
menghancurkan sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares (Bucureşti).
28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan
240.000 orang terbunuh.
4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan
menyebabkan 22.778 terbunuh.
29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran
5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan
seluruh kota Agadir.
26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan
33.000 orang tewas.
24 Januari 1939 - Di Chillan, Chile dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000
kematian.
31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan
50.000 orang.
1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan
merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.
17
BAB III
PENUTUP
III.1.Kesimpulan
1. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi.
Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
2. Macam-macam gempa bumi berdasarkan proses terjadinya dapat dibagi meliputi
gempa bumi vulkanik, gempa bumi tektonik, gempa bumi tumbukan, gempa bumi
runtuhan, dan gempa bumi buatan.
3. Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Akan tetapi,sebagian juga
disebabkan oleh aktivitas magma pada gunung.
4. Gelombang gempa merupakan gangguan elastis (elastic disturbances). Ada
beberapa jenis gelombang gempa yang dikelompokkan menjadi dua, yakni
gelombang badan dan gelombang permukaan.
5. Gempa bumi diukur dengan menggunakan ukuran skala Richter dan skala Mercalli.
6. Teori tektonik lempeng terbagi 3 yaitu pusat pemekaran, sesar transform dan
konvergen. Setiap batas lempeng dicirikan oleh gempa bumi yang jelas sebagai
gerak sesar dan kedalaman foci.
III.2.Saran
1. Perkembangan teknologi seperti alat-alat yang diperlukan dalam seismologi masih
kurang, sementara, diperlukan penelitian-penelitian yang mampu membantu dalam
memprediksikan gempa sehingga memperkecil dampak yang terjadi.
2. Sebaiknya meningkatkan kesiapsiagaan terutama daerah-daerah yang rawan gempa
dalam penanggulangan (mitigasi gempa) agar mampu meminimalkan dampak dari
gempa itu sendiri.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://www.akupercaya.com 3 April 2011. 15:30 Wita.
http://www.mail-archive.com/[email protected] 3 April 2011. 15:47 Wita.
http://www.bmg.go.id 3 April 2011. 16:08 Wita.
http://neic.usgs.gov/neis/phase_data/mag_formulas.html 3 April 2011. 16:19 Wita.
http://www.reindo.co.id/gempa/Reference/ 3 April 2011. 16:01 Wita.
http://rovicky.wordpress.com/2007/08/09/ 3 April 2011. 16:35 Wita.
http://windsilverstorm.blogspot.com 3 April 2011. 16:40 Wita.
19