Gempa 2002 50

1
SNI-1726-2002 49 dari 63 perilaku struktur yang non-linier pada tahap pembebanan gempa pasca elastik. Sumber penyebab kedua adalah adanya komponen rotasi dari gerakan tanah melalui suatu sumbu vertikal, perbedaan dalam nilai kekakuan struktur, nilai kekuatan leleh baja, nilai beban mati serta nilai dan distribusi beban hidup, antara yang dihitung secara teoretis dan kenyataan sesungguhnya. Sehubungan dengan adanya 2 sumber penyebab penyimpangan di atas, maka eksentrisitas rencana e d terdiri dari 2 suku. Suku pertama yang merupakan fungsi dari eksentrisitas teoretis e adalah untuk mengatasi pengaruh sumber penyebab pertama. Suku kedua yang merupakan fungsi dari ukuran horisontal terbesar denah struktur gedung tegak lurus pada arah beban gempa b adalah untuk mengatasi sumber pengaruh penyebab kedua. Pengaruh sumber penyebab pertama adalah lebih dominan pada eksentrisitas yang kecil (0 < e < 0,3 b), sedangkan sumber penyebab kedua adalah yang lebih dominan pada eksentrisitas yang besar (e > 0,3 b). Pada keadaan perbatasan e = 0,3 b tentu didapat eksentrisitas rencana e d yang sama. A.5.4.4. Pasal ini menegaskan, bahwa eksentrisitas rencana antara pusat massa dan pusat rotasi harus ditinjau baik dalam analisis statik, maupun analisis dinamik. Dianggap tidak beralasan, untuk membedakan eksentrisitas tersebut dalam ke dua macam analisis tersebut. A.5.5 Kekakuan struktur A.5.5.1 Dalam pasal ini dibakukan cara penentuan momen inersia efektif penampang unsur struktur, di mana persentase efektifitas penampang yang ditetapkan itu didasarkan atas hasil berbagai penelitian. Dengan demikian, kekakuan struktur secara keseluruhan dihitung melalui kaidah yang seragam, sehingga perilaku struktur (simpangan, waktu getar alami) dapat dikaji melalui kriteria yang seragam pula. A.5.5.2 Pasal ini memberi ketentuan mengenai modulus elastisitas beton E c dan modulus elastisitas baja E s . A.5.5.3 Pasal ini menegaskan, bahwa momen inersia efektif yang ditetapkan dalam Pasal 5.5.1 berlaku baik dalam analisis statik, maupun analisis dinamik untuk menghitung simpangan dan waktu getar alami struktur gedung. Dianggap tidak beralasan untuk membedakan perhitungan kekakuan struktur dalam ke dua macam analisis tersebut. A.5.6 Pembatasan waktu getar alami fundamental Pemakaian struktur gedung yang terlalu fleksibel seyogyanya harus dicegah. Dalam pasal ini hal itu dilakukan dengan membatasi nilai waktu getar fundamentalnya. Ada 4 alasan untuk membatasi waktu getar fundamental suatu struktur gedung, yaitu : - untuk mencegah Pengaruh P-Delta yang berlebihan; - untuk mencegah simpangan antar-tingkat yang berlebihan pada taraf pembebanan gempa yang menyebabkan pelelehan pertama, yaitu untuk menjamin kenyamanan penghunian dan membatasi kemungkinan terjadinya kerusakan struktur akibat pelelehan baja dan peretakan beton yang berlebihan, maupun kerusakan non-struktur. - untuk mencegah simpangan antar-tingkat yang berlebihan pada taraf pembebanan gempa maksimum, yaitu untuk membatasi kemungkinan terjadinya keruntuhan struktur yang menelan korban jiwa manusia. - untuk mencegah kekuatan (kapasitas) struktur terpasang yang terlalu rendah, mengingat struktur gedung dengan waktu getar fundamental yang panjang menyerap

description

Teknik Sipil

Transcript of Gempa 2002 50

  • SNI-1726-2002

    49 dari 63

    perilaku struktur yang non-linier pada tahap pembebanan gempa pasca elastik. Sumber penyebab kedua adalah adanya komponen rotasi dari gerakan tanah melalui suatu sumbu vertikal, perbedaan dalam nilai kekakuan struktur, nilai kekuatan leleh baja, nilai beban mati serta nilai dan distribusi beban hidup, antara yang dihitung secara teoretis dan kenyataan sesungguhnya. Sehubungan dengan adanya 2 sumber penyebab penyimpangan di atas, maka eksentrisitas rencana ed terdiri dari 2 suku. Suku pertama yang merupakan fungsi dari eksentrisitas teoretis e adalah untuk mengatasi pengaruh sumber penyebab pertama. Suku kedua yang merupakan fungsi dari ukuran horisontal terbesar denah struktur gedung tegak lurus pada arah beban gempa b adalah untuk mengatasi sumber pengaruh penyebab kedua. Pengaruh sumber penyebab pertama adalah lebih dominan pada eksentrisitas yang kecil (0 < e < 0,3 b), sedangkan sumber penyebab kedua adalah yang lebih dominan pada eksentrisitas yang besar (e > 0,3 b). Pada keadaan perbatasan e = 0,3 b tentu didapat eksentrisitas rencana ed yang sama.

    A.5.4.4. Pasal ini menegaskan, bahwa eksentrisitas rencana antara pusat massa dan pusat rotasi harus ditinjau baik dalam analisis statik, maupun analisis dinamik. Dianggap tidak beralasan, untuk membedakan eksentrisitas tersebut dalam ke dua macam analisis tersebut.

    A.5.5 Kekakuan struktur A.5.5.1 Dalam pasal ini dibakukan cara penentuan momen inersia efektif penampang unsur struktur, di mana persentase efektifitas penampang yang ditetapkan itu didasarkan atas hasil berbagai penelitian. Dengan demikian, kekakuan struktur secara keseluruhan dihitung melalui kaidah yang seragam, sehingga perilaku struktur (simpangan, waktu getar alami) dapat dikaji melalui kriteria yang seragam pula.

    A.5.5.2 Pasal ini memberi ketentuan mengenai modulus elastisitas beton Ec dan modulus elastisitas baja Es.

    A.5.5.3 Pasal ini menegaskan, bahwa momen inersia efektif yang ditetapkan dalam Pasal 5.5.1 berlaku baik dalam analisis statik, maupun analisis dinamik untuk menghitung simpangan dan waktu getar alami struktur gedung. Dianggap tidak beralasan untuk membedakan perhitungan kekakuan struktur dalam ke dua macam analisis tersebut.

    A.5.6 Pembatasan waktu getar alami fundamental Pemakaian struktur gedung yang terlalu fleksibel seyogyanya harus dicegah. Dalam pasal ini hal itu dilakukan dengan membatasi nilai waktu getar fundamentalnya. Ada 4 alasan untuk membatasi waktu getar fundamental suatu struktur gedung, yaitu :

    - untuk mencegah Pengaruh P-Delta yang berlebihan; - untuk mencegah simpangan antar-tingkat yang berlebihan pada taraf pembebanan

    gempa yang menyebabkan pelelehan pertama, yaitu untuk menjamin kenyamanan penghunian dan membatasi kemungkinan terjadinya kerusakan struktur akibat pelelehan baja dan peretakan beton yang berlebihan, maupun kerusakan non-struktur.

    - untuk mencegah simpangan antar-tingkat yang berlebihan pada taraf pembebanan gempa maksimum, yaitu untuk membatasi kemungkinan terjadinya keruntuhan struktur yang menelan korban jiwa manusia.

    - untuk mencegah kekuatan (kapasitas) struktur terpasang yang terlalu rendah, mengingat struktur gedung dengan waktu getar fundamental yang panjang menyerap