GBE 3.1 Demografi Indonesia

14
GENERAL BUSINESS ENVIRONMENT Demographical Environment Dosen Pengampu : Dewi Haryani Susilastuti, M.Sc., Ph.D. Oleh : LILIEK WIJAYANTO 14/374051/PEK/19648 Reguler 64 - B MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015

description

Demografi Indonesia

Transcript of GBE 3.1 Demografi Indonesia

GENERAL BUSINESS ENVIRONMENT

Demographical Environment

Dosen Pengampu :Dewi Haryani Susilastuti, M.Sc., Ph.D.

Oleh :LILIEK WIJAYANTO14/374051/PEK/19648Reguler 64 - B

MAGISTER MANAJEMENFAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNISUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2015I. Penduduk dan Tenaga Kerja D.I. YogyakartaDaerah Istimewa Yogyakarta mempunyai jumlah penduduk pada tahun 2013 sebesar 3.594.854 jiwa berdasarkan SP2010, dengan persentase jumlah penduduk laki-laki 49,40 persen dan penduduk perempuan 50,60 persen. Menurut daerah, persentase penduduk kota mencapai 66,09 persen dan penduduk desa mencapai 33,91 persen. Pertumbuhan penduduk pada tahun 2013 terhadap tahun 2010 mencapai 0,76 persen, meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya, yakni 0,82 persen. Dengan luas wilayah 3.185,80 km2, kepadatan penduduk di DIY tercatat 1.128 jiwa per km2. Kepadatan tertinggi terjadi di Kota Yogyakarta yakni 12.241 jiwa per km2 dengan luas wilayah hanya sekitar satu persen dari luas DIY. Sedangkan Kabupaten Gunungkidul yang memiliki wilayah terluas mencapai 46,63 persen memiliki kepadatan penduduk terendah yang dihuni rata-rata 467 jiwa per km2. Menurut angka proyeksi Penduduk 2010-2035, komposisi penduduk DI.Yogyakarta tahun 2013 menurut kelompok umur didominasi oleh kelompok usia dewasa yaitu umur 20-24 tahun sebesar 8,64 persen. Kelompok umur 0-24 tahun tercatat 38,14 persen, kelompok umur 25-59 tahun 48,80 persen, dan lanjut usia yaitu umur 60 tahun ke atas sebesar 13,06 persen. Besarnya proporsi mereka yang berusia lanjut mengisyaratkan tingginya usia harapan hidup penduduk DIY yang mencapai 73,62 tahun.

Gambar 1. Piramida Penduduk D.I. Yogyakarta (000 jiwa) Tahun 2013Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mencatat jumlah pencari kerja pada tahun 2013 sebanyak 89.418 orang, meningkat sekitar 2,14 persen dibanding tahun sebelum 2012 yang sebesar 87.541 orang. Menurut jenis kelamin, laki-laki 49,65 persen dan 50,35 persen perempuan. Dari jumlah tersebut berpendidikan SD sebesar 1,55 persen, SLTP sebesar 3,95 persen, berpendidikan SLTA sebesar 30,79, sebanyak 14,23 persen Diploma I-III, 47,85 persen Diploma IV-S1, serta 1,63 persen S2-S3. Dari total pencari kerja, persentase lowongan pekerjaan yang tersedia sebanyak 16,19 persen dan penempatan sebesar 14,32 persen.Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2013, persentase penduduk DIY umur 15 tahun ke atas menurut kegiatan adalah 69,29 persen merupakan angkatan kerja terdiri dari 67,05 persen bekerja dan 2,25 persen pengangguran, sedangkan bukan angkatan kerja sebesar 30,71 yaitu berstatus sekolah 7,17 persen, mengurus rumah tangga 17,03 persen dan lainnya 6,51 persen. Sedangkan berdasarkan lapangan usaha utama, penduduk yang bekerja bergerak pada sektor pertanian 28,18 persen, perdagangan 25,87 persen, jasa 19,93 persen, industri pengolahan 13,36 persen dan sektor-sektor lainnya 12,66 persen.

Gambar 2. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Seminggu yang Lalu menurut Lapangan Usaha Utama D.I. Yogyakarta (persen) Tahun 2013Berdasarkan potensi proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk serta jumlah pekerjaan dan pendapatan di provinsi DIY yang semakin meningkat. Hal ini membuat peluang bagi setiap sektor industri untuk terus tumbuh, terutama industri transportasi darat dimana semakin bertambahnya jumlah penduduk serta meningkatnya pendapatan daerah tersebut maka permintaan akan moda transportasi menjadi tinggi. Industri transportasi yang dapat mendukung masyarakat dalam beraktifitas berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain merupakan suatu hal penting yang juga dapat membantu meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu peluang bisnis di sektor ini menjadi sangat terbuka dan sangat menjanjikan, investasi dalam dalam industri transportasi bus di yogyakarta akan sangat berkembang, mengingat jumlah persaingan dalam industri ini tidak terlalu ketat. Faktor proyeksi pertumbuhan penduduk ini seharusnya dapat dimaksimalkan oleh perusahaan dalam meningkatkan jumlah armada bus kedepan nya, agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di masa depan.

II. Population GrowthLaju pertumbuhan penduduk Indonesia pada tahun 2010-2014 sebesar 1,40%, jika dibanding dengan periode 1971-1980 (2,33%) dan 1980-1990 (1,97%), 1990-2000 (1,44 persen) dan 2000-2010 (1,49%) dapat dikatakan jika laju pertumbuhan penduduk Indonesia pada periode 2010 2014 mengalami penurunan. Laju pertumbuhan penduduk terbesar menurut pulau adalah sebagai berikut: Kalimantan sebesar (2,09%), Maluku dan Papua (2.07%) Sumatera (1,70%) Bali dan Nusa Tenggara (1,46%). Menurut provinsi, empat provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk terbesar adalah Provinsi Kepulauan Riau (3,16%), Papua Barat (2,65%), Riau (2,64%) dan Kalimantan Timur (2.64%). Tiga provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk terkecil terdapat di Provinsi Jawa Timur (0,69%), Jawa Tengah (0,82%) dan DKI Jakarta (1,11%).Kendati secara nasional terjadi penurunan jumlah penduduk, namun Pulau Jawa merupakan pulau dengan kepadatan penduduk Indonesia terbesar pada tahun 2014 sebesar 132 jiwa per km2 dan menjadi tempat domisili penduduk Indonesia terbesar yaitu sebesar 56,9%, kemudian diikuti Pulau Sumatera (21,6%), Sulawesi (7,3%), Kalimantan (6,0%), Bali dan Nusa Tenggara (5,5%) serta Maluku dan Papua (2,7%). Sedangkan Umur Harapan Hidup adalah kemungkinan umur yang akan dicapai seseorang dari sejak lahir. Hasil proyeksi penduduk tahun 2014 menunjukkan umur harapan hidup penduduk Indonesia sebesar 70,6 tahun. Tiga provinsi dengan umur harapan hidup tertinggi adalah Yogyakarta (74,5 tahun), Kalimantan Timur (73,7 tahun) dan Jawa Tengah (73,5 tahun).Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa Pulau Jawa merupakan pulau dengan kepadatan penduduk terbesar di Indonesia, sehingga membutuhkan jumlah transportasi yang besar agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melakukan aktifitasnya serta mampu menopang roda perekonomian. Industri transportasi yang ada di Pulau Jawa akan terus mengalami pertumbuhan, hal ini didasari oleh faktor jumlah pertumbuhan penduduk serta pertumbuhan ekonomi dan juga pertumbuhan infrastruktur jalan yang terus bertambah setiap tahunnya. Hal ini memberikan peluang pertumbuhan bisnis bagi perusahaan transportasi seperti PO. Bus dan juga menjadi ancaman bagi perusahaan inkamben dengan hadirnya perusahaan-perusahaan baru di indusrti ini.III. Struktur PopulasiJumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 sebanyak 252.164,8 ribu orang. Penduduk laki-laki sebanyak 126.715,2 ribu orang, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 125.449,6 ribu orang. Rasio Jenis Kelamin penduduk Indonesia sebesar 101, artinya diantara 100 perempuan terdapat 101 laki-laki.Table 1. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin 2014

Rasio ketergantungan penduduk Indonesia (Rasio ketergantuan merupakan perbandingan antara usia penduduk non produktif (usia 0-14 tahun dan 64 tahun keatas) terhadap penduduk usia produktif (15-64 tahun)) pada tahun 2014 sebesar 48,9% angka ini menyiratkan bahwa setiap 100 orang usia produktif harus menanggung kehidupan penduduk usia non produktif sebanyak 48 orang. Pulau dengan rasio ketergantungan tertinggi adalah Bali dan Nusa Tenggara (56%), dan yang terendah Pulau Jawa (46,3%). Tiga provinsi dengan rasio ketergantungan tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (67,5%), Sulawesi Tenggara (61 %), dan Maluku (60,4%). Sedangkan tiga provinsi dengan rasio ketergantungan terendah adalah DKI Jakarta (39,3%), Jawa Timur (44,5%), dan Yogyakarta (45,1%). Jika kita bandingkan rasio ketergantungan antara tahun 1971 (86.8%) terhadap 2014 (48.9%) telah terjadi peningkatan, dan dapat dikatakan jika Indonesia telah memasuki era bonus demografi, dimana kelebihan usia produktif bisa dimanfaatkan untuk peningkatan pembangunan.

Gambar 3. Piramida Penduduk Indonesia, 2014

Gambar 4. Laju pertumbuhan penduduk 1981-2014Komposisi penduduk dengan usia produktif terbesar memberikan harapan, tumbuh pesatnya perekonomian Indonesia dan Yogyakarta pada khususnya. Transportasi sebagai salah satu mata rantai jaringan distribusi barang dan mobilitas penumpang berkembang sangat dinamis, serta berperan di dalam mendukung, mendorong, dan menunjang segala aspek kehidupan baik dalam pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor transportasi akan mencerminkan pertumbuhan ekonomi secara langsung sehingga transportasi mempunyai peranan yang penting dan strategis, baik secara makro maupun mikro. Perusahaan harus meningkatkan jumlah armada bus mereka serta meningkatkan sistem pelayanan agar dapat memenuhi permintaan konsumen serta dapat bersaingan dengan kompetitor.IV. KetenagakerjaanJumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2014 mencapai 125,3 juta orang, bertambah sebanyak 5,2 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2013 sebanyak 120,2 juta orang atau bertambah sebanyak 1,7 juta orang dibanding Februari 2013. Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2014 mencapai 118,2 juta orang, bertambah sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan pada Agustus 2013 sebanyak 112,8 juta orang atau bertambah 1,7 juta orang dibanding keadaan Februari 2013.

Gambar 5. Jumlah angkatan kerja penduduk yang bekerja dan penganggur 2011-2014 (dalam juta orang)Komposisi penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan hingga Agustus 2014 tidak mengalami perubahan, dimana Sektor Pertanian, Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan, dan Sektor Industri secara berurutan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2013, jumlah penduduk yang bekerja meningkat hampir di semua sektor terutama Sektor Konstruksi sebanyak 930 ribu orang (14,65%), Sektor Perdagangan sebanyak 730 ribu orang (3,03%), dan Sektor Industri sebanyak 300 ribu orang (2,01%). Sedangkan yang mengalami penurunan Sektor Pertanian sebanyak 250 ribu orang (0,64%) dan Sektor Jasa Kemasyarakatan sebanyak 30 ribu orang (0,16%). Pada sektor Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi mengalami peningkatan dimana pada Agustus 2014 tercatat 5,33 juta orang bekerja pada sektor tersebut.

Table 2. Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapngan pekerjaan utama 2012-2014 (juta orang)Peningkatan jumlah pekerja pada sektorsektor pembentuk bisnis transportasi memberikan indikasi, kemampuan industri untuk memproduksi barang-barang yang dibutuhkan perusahaan dengan pilihan kualitas dan harga yang beragam, sehingga memberikan perusahaan kesempatan untuk mencari sumber barang produksi yang memenuhi standar dengan harga yang lebih rendah. Disisi lain meningkatnya jumlah tenaga kerja pada industri transportasi dapat memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang tepat, berkualitas dengan biaya yang lebih kompetitif. Sehingga perusahaan mampu menciptakan inovasi-inovasi pada produk dan layanan untuk pelanggan perusahaan. Kemampuan menciptakan produk dan layanan yang relefan dengan kebutuhan pelanggan akan menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan.

Table 3. Demografi penduduk Indonesia, 2014

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2015. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi Maret 2015. http://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Laporan-Bulanan-Data-Sosial-Ekonomi-Maret-2015.pdf Diakses 15-03-2015BPS D.I.Y. 2014. Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2014 http://yogyakarta.bps.go.id/index.php?r=arc/view_flipbook&id=30 Diakses 15-03-2015