Gaya Kognitif Dalam Pembelajaran

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan seseorang dalam memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda-beda tingkatannya. Ada yang cepat, sedang, ada pula yang sangat lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menepuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajarang yang sama. Fenomena tersebut menjelaskan bahwa tidak semua orang mempunyai gaya belajar yang sama. Termasuk apabila mereka bersekolah di sekolah yang sama atau bahkan duduk di kelas yang sama. Apapun cara yang dipilih, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Jika kita bisa memahami bagaimana perbedaan gaya belajarsetiap orang itu, mungkin akan lebih mudah bagi kita jika suatu ketika misalnya, kita harus memandu seseorang untuk mendapatkan gaya belajar yang tepat dan memberikan hasil yang maksimal bagi dirinya. 1 Salah satu karakteristik siswa adalah gaya kognitif. Gaya kognitif merupakan cara siswa yang khas dalam belajar, baik yang berkaitan dengan cara penerimaan dan pengolahan informasi, sikap terhadap 1 B. Uno, Hamzah, Dr. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. 2006. hal: 180

Transcript of Gaya Kognitif Dalam Pembelajaran

Page 1: Gaya Kognitif Dalam Pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan seseorang dalam memahami dan menyerap pelajaran sudah

pasti berbeda-beda tingkatannya. Ada yang cepat, sedang, ada pula yang sangat

lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menepuh cara berbeda untuk bisa

memahami sebuah informasi atau pelajarang yang sama. Fenomena tersebut

menjelaskan bahwa tidak semua orang mempunyai gaya belajar yang sama.

Termasuk apabila mereka bersekolah di sekolah yang sama atau bahkan duduk di

kelas yang sama.

Apapun cara yang dipilih, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara

tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari

luar dirinya. Jika kita bisa memahami bagaimana perbedaan gaya belajarsetiap

orang itu, mungkin akan lebih mudah bagi kita jika suatu ketika misalnya, kita

harus memandu seseorang untuk mendapatkan gaya belajar yang tepat dan

memberikan hasil yang maksimal bagi dirinya.1

Salah satu karakteristik siswa adalah gaya kognitif. Gaya kognitif

merupakan cara siswa yang khas dalam belajar, baik yang berkaitan dengan cara

penerimaan dan pengolahan informasi, sikap terhadap informasi, maupun kebiasaan

yang berhubungan dengan lingkungan belajar.

Di sini kami akan membahas gaya kognitif dalam pembelajaran yang

merupakan salah satu variabel kondisi belajar yang menjadi salah satu bahan

pertimbangan dalam merancang pembelajaran. Pengetahuan tentang gaya kognitif

dalam pembelajaran dibutuhkan untuk merancang atau memodifikasi meteri

pembelajaran, tujuan pembelajaran, serta metode pembelajaran. Diharapkan dengan

adanya interaksi dari faktor gaya kognirif , tujuan, materi, serta metode

pembelajaran, hasil belajar siswa dapat dicapai semaksimal mungkin.

1 B. Uno, Hamzah, Dr. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. 2006. hal: 180

Page 2: Gaya Kognitif Dalam Pembelajaran

BAB II

PEMBAHASAN

A. Awal Pertumbuhan Teori-Teori Belajar Psikologi Kognitif

1. Teory Belajar Gestalst

Psikologi kognitif mulai berkembang dengan lahirnya teory belajar

Gestalt. Peletak dasar psikologi Gestalt adalah Mex Wertheimer (1880-1943)

yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving. Wertheimer (1945)

menjadi seorang Gestaltis yang mula-mula menghubungkan pekerjaannya dengan

proses belajar di kelas. Dari pengamatannya itu, ia menyesalkan penggunaan

metode menghafal di sekolah dan menghendaki agar murid belajar dengan

pengertian, bukan hafalan akademis.

Menurut pandangan Gestalt, semua kegiatan belajar menggunakan

instinght atau pemahaman terhadap hubungan-hubungan terutama hubungan-

hubungan antara bagian dan keseluruhan. Menurut psikologi Gestalt, tingkat

kejelasan dan keberartian dari apa yang diamati dalam situasi belajar adalah lebih

meningkatkan belajar seseorang daripada dengan hukum dan ganjaran.

2. Teory Belajar Cognitive-Field dari Lewin

Bertolak dari penemuan Gestalt Psychology, Kurn Lewin (1892-1947)

mengembangkan suatu teori belajar cognitivefield dengan menaruh perhatian

kepada kepribadian dan psikologi sosial. Lewin berpendapat bahwa tingkah laku

merupakan hasil interaksi antar kekuatan-kekuatan, baik yang dari dalam individu

seperti tujuan, kebutuhan, tekanan jiwa, maupun dari luar individu seperti

tantangan dan permasalahan.

Menurur Lewin, belajar berlangsung sebagai akibat dari perubahan

dalam unsur kognitif. Perubahan struktur kognitif itu adalah hasil dari dua macam

kekuatan, satu dari struktur medan kognisi itu sendiri, yang lainnya dari

kebutuhan dan motivasi internal individu. Lewin memberikan peranan yang lebih

penting dari pada motivasi dari reward.2

2 Soemanto, Wasty, M.Pd. Psikologi Pendidikan. Hal: 128-129

Page 3: Gaya Kognitif Dalam Pembelajaran

3. Teory Belajar Cognitive Developmental dari Piaget

Dalam teorinya, Piaget memndang bahwa proses berpikir sebagai

aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari kongkret menuju abstak. Menurut

Piaget, pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan-kemampuan

mental baru yang sebelumnya tidak ada. Pertumbuhan intelektual adalah tidak

kuantitatif, melainkan kualitatif. Apabila ahli Biologi menekankan penjelasan

tentang pertumbuhan struktur yang memungkinkan individu mengalami

penyesuaian diri dengan lingkungan, maka Piaget tekanan penyelidikan lain.

Piaget menyelidiki masalah yang sama dari segi penyesuaian/adaptasi manusia

serta meneliti perkembangan intelektual atau kognisi berdasarkan dalil bahwa

struktur intelektual terbentuk di dalam individu akibat interaksinya dengan

lingkungan.3

B. Beberapa Definisi Gaya Pembelajaran

Setiap individu memiliki gaya pembelajaran yang berbeda. Demikian

juga,para pendidik memiliki pandangan yang berbeda tentang gaya pembelajaran

yang didiskusikan.

Menurut Dunn (1980), gaya pembelajaran adalah cara seseorang pelajar

memproses serta mempertahankan informasi baru. Gaya pembelajaran tergantung

ke fitur biologi dan perkembangan kepribadian seseorang dan ia dipengaruhi oleh

lingkungan, emosi, pengaruh sosial serta perasaan individu. Akibatnya, sesuatu

pengajaran dapat efektif bagi seorang mahasiswa namun tidak efektif bagi siswa

yang lain karena gaya pembelajaran mereka berbeda.

Renzulli and Smith (1978) mendefinisikan gaya pembelajaran sebagai satu

bidang strategi pengajaran yang mana siswa mencoba menuntut pembelajaran.

Mereka berpendapat bahwa siswa dapat belajar dengan lebih efektif jika

pengajaran guru sejalan dengan gaya pembelajaran pelajar. Dengan ini,

penyesuaian dalam pengajaran perlu dilakukan untuk melayani gaya pembelajaran

pelajar.

 

3 Soemanto, Wasty, M.Pd. Psikologi Pendidikan. Hal: 130

Page 4: Gaya Kognitif Dalam Pembelajaran

Kolb (1985) dapat menggambarkan empat model pembelajaran yang dasar

hasil dari kombinasi pengalaman siswa dan kebutuhan lingkungan. Ia berpendapat

bahwa dalam proses pembelajaran, semua siswa yang efektif perlu mampu segi

pengalaman beton (concrete experience), pengamatan reflektif (Reflective jenis),

konseptualisasi abstrak (abstract conceptualization) dan eksperimentasi aktif

(active experimentation).

Keefe (1987) berpendapat bahwa gaya pembelajaran mencakup tiga aspek,

yaitu kognitif, afektif dan kejiwaan. Gaya kognitif melibatkan pememprosesan

informasi, gaya afektif melibatkan reaksi yang berdasarkan motivasi sedangkan

gaya kejiwaan bersifat tabiat yang berhubungan dengan unsur-unsur seks,

kesehatan dan lingkungan. Ia mendefinisikan pembelajaran sebagai satu proses

internal dan berpendapat bahwa pembelajaran hanya berlaku apabila ada

perubahan tabiat baik secara permanen atau sementara bagi seseorang individu.

Satu tim bertugas yang dianjurkan oleh National Association of Secondary

School Principals dan terdiri dari pakar teori dalam bidang gaya pembelajaran

telah mendefinisikan gaya pembelajaran sebagai satu komposit faktor-faktor

bersifat kognitif, afektif dan psikologi yang berfungsi sebagai petanda-petanda

stabil pada cara mana seorang pelajar membuat persepsi, berinteraksi dan bereaksi

dengan lingkungan pembelajarannya. Berdasarkan Tim ini, gaya pembelajaran

juga mencakup gaya kognitif yaitu cara intrinsic pengolahan informasi yang

mewakili modus membuat persepsi, pemikiran, pemecahan masalah dan cara

mengingat kembali seseorang individu itu (Griggs, S.A., 1991).4

4 http://apps.emoe.gov.my/ipba/rdipba/cd1/article97.pdf (12 Mei 2010)

Page 5: Gaya Kognitif Dalam Pembelajaran

C. Teori Belajar Kognitif

Ahli psikologi berpendapat bahwa prinsip teori tingkah laku hanya

memberikan bagian dari pertanyaan tentang bagaimana kita belajar. Contoh,

bagian tingkah laku yang paling baik kita ingat ialah kejadian-kejadian yang

praktis dan sering kontradiksi dalam kehidupan kita sehari-hari. Mungkin kita

mempunyai seorang teman yang mempunyai telepon dan setiap kita ingin

menelpon, kita akan melihat nomor telepon teman kita. Walaupun kita sering

memutar nomor teleponnya dan menikmati percakapan dengan dia, kita tidak

belajar nomor telepon teman kita. Kita mungkin mengingat sesuatu yang lucu atau

mengingat suatu percakapan yang hanya terjadi sekali dan tidak dipraktikkan.jadi,

belajar tidak hanya mempraktikkan dan mendapat hadiah, tetapi lebih dari itu.

Ahli-ahli teori kognitif berpendapat bahwa belajar adalah hasil dari

usaha kita untuk dapat mengerti dunia. Untuk melakukan ini, kita menggunakan

semua alat mental kita. Caranya, kita berpikir tentang situasi, sama baiknya kita

berpikir tentang kepercayaan, harapan, dan perasaan kita yang akan

mempengaruhi bagaimana dan apa yang akan kita pelajari. Dua siswa mungkin

akan ada dalam kelas yang sama, tetapi belajar dua pelajaran yang berbeda. Apa

yang dipelajari setiap siswa tergantung pada apa yang diketahui dari masing-

masing siswa dan bagaimana informasi baru diproses.

Tetapi, walaupun banyak perspektif belajar kognitif, hanya ada dua

kategori penting, yaitu pertama information processing approach (pendekatan

proses informasi) yang mempercayakan terutama komputer sebagai model untuk

belajar dan untuk ingatan manusia.5

D. Implikasi Teori Kognitif Dalam Pendidikan

Ada sejumlah cara untuk menggunakan model belajar kognitif dalam

kelas. Petama, kita akan melihat strategi mengajar pada umumnya, terutama yang

menyangkut rencana pelajaran. Kemudian, kita akan memusatkan perhatian untuk

membantu siswa dalam mengingat informasi baru.

5 Wuryani, Esti. Psikologi Pendidikan. 2006. hal: 148-150

Page 6: Gaya Kognitif Dalam Pembelajaran

a. Strategi Mengajar

Guru-guru dapat membantu siswa untuk menaruh perhian pada

pelajaran. Ini penting untuk mengidentifikasi apa yang penting, sulit, atau

sesuatu yang belum dikenal, membangkitkan kembali informasi yang telah

dipelajari, dan memahami metode baru dengan menghubungkan materi itu

dengan informasi yang telah ada dalam ingatan jangka panjang.

1. Memusatkan Perhatian

Banyak faktor yang mempengaruhi perhatian siswa. Dalam

permulaan pelajaran, guru dapat membuat kontak mata atau berbuat

sesuatu yang mengejutkan siswa dengan maksud untuk menarik perhatian

siswa. Siswa akan belajar lebih banyak karena guru dalam menyampaikan

mata pelajaran sangat menarik dan mengasyikkan.

2. Mengidentifikasi Apa yang Penting, Sulit, dan Tidak Biasa

Siwa sering memperhatikan dan belajar keras, tetapi mereka

memusatkan pada metode yang salah. Mereka mungkin menghabiskan

waktu belajar mereka dengan hal-hal jyang tidak penting dan kehilangan

pokok-pokok yang penting. Mereka mungkin berkonsentrasi pada materi

yang telah mereka ketahui dan menghindari mengerjakan tugas-tugas yang

sulit atau kurang dikenal. Beberapa siswa ada yang lebih baik dari yang

lain dalam mempertimbangkan pelajaran mana yang penting setelah

mereka betul-betul mengerti ide yang disampaikan guru.

3. Belajar Dapat Dipertinggi Jika Guru Membantu Siswa Mearasa Betapa

Pentingnya Informasi Baru

Satu strategi untuk melakukan ini adalah membuat tujuan pelajaran

sejelas mungkin. Jika siswa-siswa tahu apa yang diharapkan dari mereka

untuk melakukan sesuatu dengan informasi, mereka akan lebih dapat

memusatkan perhatian pada hal-hal yang penting.

Dalam penyampaian pelajaran lisan, guru dapat memperjelas

persamaan dan perbedaan ide-ide yang disampaikan dan memberikan

contoh yang berbeda dari konsep-konsep yang diajarkan. Jika suatu ide

Page 7: Gaya Kognitif Dalam Pembelajaran

baru membuat siswa bingung, guru harus memberikan contoh dengan

perbedaan yang ada. Bagian pelajaran yang sulit harus diberikan ekstra

perhatian.

4. Membantu Siswa Mengingat Kembali Informasi Yang Telah Dipelajari

Sebelumnya

Ahli-ahli teori kognitif berpendapat bahwa belajar adalah suatu

integrasi atau gabungan antara informasi baru dan struktur kognitif yag

ada. Sebelum integrasi dibuat, siswa harus dapat mengingat kembali

informasi yang telah mereka ketahui. Belajar sebelumnya mungkin dalam

bentuk konsep, definisi, dan hukum-hukum. Ketika siswa harus menguasai

informasi baru, konsep, definisi, dan hukum-hukum ini sudah harus

dikuasai.

Strategi untuk membantu siswa mengingat kembali pelajaran yang

sudah diberikan dapat berupa meninjau kembali secara singkat pelajaran

yang sudah diberikan, atau mendiskusikan kata-kata kunci dalam pelajaran

kosakata.

5. Membantu Siswa Memahami Dan Menggabungkan Informasi

Mungkin satu-satunya metode terbaik untuk membantu siswa

memahami pelajaran dan mengombinasikan informasi yang telah ada

denga informasi baru adalah membuat pelajaran sedapat mungkin

bermakna (meaningfuul). Pelajaran yang berarti itu sendiri artinya bukan

suatu perubahan, dan pelajaran itu selalu berhungan dengan informasi atau

konsep siswa yang telah ada. Pelajaran yang berarti disampaikan dalam

perbendaharaan kata yang dapat dimengerti oleh siswa. Istilah baru

dijelaskan melalui penggunaan kata dan ide-ide yang sudah dikenal.

Pelajaran yang berarti umumnya teorganisasi dengan baik dan dengan

jelas menghubungkan diantara unsur-unsur pelajaran yang berbeda.

Akhirnya, pelajaran yang bermakna membuat wajarpenggunaan

informasi-informasi yang sudah ada untuk membantu siswa mengerti

informasi baru dengan memberikan contoh atau analogi.6

6 Wuryani, Esti. Psikologi Pendidikan. 2006. hal: 158-162

Page 8: Gaya Kognitif Dalam Pembelajaran

b. Strategi Untuk Membantu Siswa Mengingat

Lindsay dan Norman (987) menyampaikan tiga aturan umum untuk

memperbaiki ingatan. Pertama, menghafal memerlukan usaha; ini sering tidaj

mudah. Kedua, materi yang harus dihafal atau diingat seharusnya

berhubungan dengan hal-hal lain. Menguraikan dengan kata-kata sendiri dan

menggambarkan dalam khayalan mungkin dapat membantu. Ketiga,

menghafal atau mengingat memerlukan organisasi. Materi dapat dibagi dalam

kelopok atau bagian-bagian kecil dan kemudian diletakkan kembali bersama-

sama dalam pola yang berarti. Siswa seharusnya juga mencari struktur dalam

materi itu sendiri dan gunakan bantuan mnemonic (suatu metode untuk

mengingat yang menekankan atau membentuk stuktur bagi hal-hal atau

benda-benda yang perlu diingat sehingga mempermudah mengingat kembali)

jika diperlukan.

Diantara beberapa sistem mnemonic yang berguna adalah Peg-Type

Mnemonic, Chain-Type Method, The Keyword Method, dan Chunkin.

1. Peg-Type Mnemonic

Metode Peg-Type mengharuskan kita mengingat daftar tempat atau kata-

kata yang sudah terstandar. Kemudian kapan saja kita belajar suatu daftar

item-item, kita dapat menggabungkan dengan informasi-informasi item-

item ini dengan peg yang telah ada dalam ingtan anda.

Jika kita tahu kata-kata peg, daftar item mbaru yang dipelajari dapat

dihubungkan dengan kata-kata ini melalui suatu kesan atau bayangan.

Contoh, jika kita harus berhenti di kantor bank, kantor pos, dan toko

makanan dalam perjalanan pulang dari sekolah ke rumah. Kita

membayangkan dapat melihat uang yang diisiukan ke dalam sepasang

sepatu (shoes). Kemudian, kita memimpikan surat-surat tergantung seperti

daun di pohon (tree). Akhirnya, kita mungkin membayangkan menabrak

pintu (door) dengan kereta belanja.

2. Chain-Type Method

Chain-type mnemonic berhubungan dengan item pertama untuk diingat

dengan yang kedua, yang kedua dengan ketiga, yang ketiga dengan yang

Page 9: Gaya Kognitif Dalam Pembelajaran

keempat, dan seterusnya. Contoh, dengan sistem mata rantai (linking

system), setiap item pada satu daftar mata rantai pada item berikutnya

melalui beberapa hubungan visual. Jika kita berhenti di kantor bank,

kantor pos, dan toko makanan, kita mungkin membayangkan uang yang

dimasukkan dalam surat. Kemudian, kita membayangkan surat-surat

dimasukkan dalam dompet. Dalam setiap kasus, satu visual mengantarkan

kita untuk proses berikutnya.

3. The Keyword Method (metode kata penting atau kata kunci)

Pendekatan ini mempunyai dua tahap. Pertama, kita harus

mengidentifikasi kata bahasa Indonesia yang paling disukai sebagai kata

benda yang kongkret. Selanjutnya, kita hubungkan arti dalam bahasa

inggris (atau bahasa asing lainnya) dengan kata-kata bahasa Indonesia

yang dipilih melalui kesan atau kalimat. Contoh, kata bahasa inggris, cart

(artinya kereta), suaranya seperti bahasa Indonesia kata karat. Karat

menjadi kata kunci dan kita bayangkan “kereta kuno itu dibersihkan

karena ada bagian yang sudah berkarat”.

Pada umumnya, tekhnik-tekhnik yang menggunakan kesan atau bayangan

lebih tepat untuk siswa-siswa SD dan SMP, karena mereka masih

mempunyai kesulitan membentuk kesan atau bayangannya sendiri.

4. Chunking

Mnemonic terakhir adalah chunking. Jika kita memang mengingat 6 digit

3, 5, 4, 8, 7, dan 0 kita akan mengalami kesulitan. Tetapi hal itu bisa

dipermudah dengan meletakkan dua atau tiga digit ke dalam dua atau tiga

chunk. Misalnya menjadi 35, 48, 70, atau 354, 870. Dengan cara ini 2 atau

3 informasi akan kita ingat dalam waktu pendek.7

7 Wuryani, Esti. Psikologi Pendidikan. 2006. hal: 164-167

Page 10: Gaya Kognitif Dalam Pembelajaran

KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, Psikologi

kognitif mulai berkembang dengan lahirnya teory belajar Gestalt. Menurut pandangan

Gestalt, semua kegiatan belajar menggunakan instinght atau pemahaman terhadap

hubungan-hubungan terutama hubungan-hubungan antara bagian dan keseluruhan

Teori-teori belajar kognitif mulai berkembang dari teori belajar Gestalt, teori

belajar Cognitive-Field dari Lewin, dan teori belajar Cognitive Developmental dari

Piaget. Tetapi, walaupun banyak perspektif belajar kognitif, hanya ada dua kategori

penting, yaitu pertama information processing approach (pendekatan proses informasi)

yang mempercayakan terutama komputer sebagai model untuk belajar dan untuk ingatan

manusia.

Ada sejumlah strategi untuk menggunakan model belajar kognitif dalam kelas.

Yang pertama memusatkan perhatian pada siswa, mengidentifikasi apa yang lebih

penting, sulit, dan tidak biasa, belajar dapat dipertinggi jika guru membantu siswa merasa

betapa pentingnya informasi baru, membantu siswa mengingat kembali informasi yang

telah dipelajari sebelumnya, membantu siswa memahami dan menggabungkan informasi.

Diantara beberapa sistem mnemonci (suatu metode untuk mengingat yang

menekankan atau membentuk stuktur bagi hal-hal atau benda-benda yang perlu diingat

sehingga mempermudah mengingat kembali) yang berguna adalah Peg-Type Mnemonic,

Chain-Type Method, The Keyword Method, dan Chunkin.

Page 11: Gaya Kognitif Dalam Pembelajaran

DAFTAR ISI

B. Uno, Hamzah, Dr. 2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta:

Bumi Aksara

Soemanto, Wasty, M.Pd. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipata

Wuryani, Esti. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo

http://apps.emoe.gov.my/ipba/rdipba/cd1/article97.pdf (12 Mei 2010)