Gastroenteritis

15
Laporan Kasus Anak Di RSIA. Zainab 1. Identitas pasien : - No rekam medik: 121.200.270 - Nama anak: An. D o Umur: 1,7 tahun o Jenis kelamin: Perempuan - Nama Ayah : Tn. S o Alamat : jalan rawa bening o Agama : islam o Pekerjaan : - 2. Keluhan Utama : Buang air besar encer lebih dari lima kali sehari sejak tiga hari yang lalu 3. RPS : Buang air besar encer lebih dari lima kali sehari sejak tiga hari yang lalu. Buang air besar disertai air dan ampas, tidak ada lendir dan darah. Kemudian pasien juga mengalami muntah sejak 3 hari yang lalu 2 kali dalam sehari, muntah terjadi setelah makan/minum, muntah tidak disertai darah dan nafsu makan menurun. Pasien juga mengalami demam sejak empat hari yang lalu, demam naik turun. 4. RPD : pernah mengalami penyakit ini sebelumnya namun hanya satu atau dua hari sudah sembuh, tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya 1

description

Gastroenteritis

Transcript of Gastroenteritis

Laporan Kasus Anak Di RSIA. Zainab 1. Identitas pasien :

No rekam medik: 121.200.270

Nama anak: An. D Umur: 1,7 tahun

Jenis kelamin: Perempuan

Nama Ayah : Tn. S Alamat : jalan rawa bening

Agama : islam Pekerjaan : -2. Keluhan Utama : Buang air besar encer lebih dari lima kali sehari sejak tiga hari yang lalu3. RPS

: Buang air besar encer lebih dari lima kali sehari sejak tiga hari yang lalu. Buang air besar disertai air dan ampas, tidak ada lendir dan darah. Kemudian pasien juga mengalami muntah sejak 3 hari yang lalu 2 kali dalam sehari, muntah terjadi setelah makan/minum, muntah tidak disertai darah dan nafsu makan menurun. Pasien juga mengalami demam sejak empat hari yang lalu, demam naik turun. 4. RPD

: pernah mengalami penyakit ini sebelumnya namun hanya satu atau dua hari sudah sembuh, tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya5. RPK

: keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti ini.6. RSE

:-7. Riw. Kelahiran : Pasien merupakan anak pertama, lahir dirumah sakit umum dengan dokter spesialis 8. Riw. Imunisasi : imunisasi tidak lengkap9. Pemeriksaan Fisik :

Status Generalis

Keadan umum : sedang Kesadaran

: kompos mentis, rewel Vital sign

:

Temperatur: 38 OC

Nadi

: 110x/menit irama teratur, pulsasi kuat Pernafasan : 28x/menit, teratur, Suara: vesikuler BB

: 9 kgKepala: Mata

: agak cekung Hidung: Bagian luar : normal, tidak terdapat deformitas

Septum : terletak ditengah dan simetris

Mukosa hidung : tidak hiperemis

Cavumnasi : tidak ada tanda perdarahan Telinga: Daun telinga : normalLiang telinga : lapangMembrana timpani : intakeNyeri tekan mastoid : tidak nyeri tekanSerumen : tidak ada Mulut dan Tenggorokan : Mulut :simetris

Bibir : mukosa basah, bersihGusi : tidak mudah berdarah

Gigi geligi : lengkap, ada karies

Palatum : tidak ditemukan torus

Lidah : bentuk simetris, pucat (-), kotor (-)

Tonsil : T1/T1 tenang

Faring : tidak hiperemis

Leher:

JVP : tidak terlihat

Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar

Trakea : letak di tengah

Thorax:Paru-Paru:

I

:simetris kiri dan kanan

Pa

:fremitus normal kiri sama dengan kanan Pr

:sonor Au

:vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-) Jantung:I : tampak pulsasi ictus cordis Pa

: teraba pulsasi ictus cordis pada ICS V (2 cm) medial linea midclavicula sinistraPr

: Atas: ICS II linea parasternalis sinistra Kiri : ICS V, 1 cm lateral linea midclavicularis sinistra Kanan: ICS II-IV kanan liea sternalis dextra Au

:regularAbdomen:I

:datar, tidak terdapat pelebaran vena Au

:bising usus terdengar meningkat Pe

:timpaniPa

:nyeri tekan (-), turgor kulit lambat Ekstremitas atas

: akral hangat (ka/ki), ptekie (+)Ekstremitas Bawah: akral hangat (ka /ki), ptekie (+)10. Pemeriksaan penunjang:

Laboratorium :

a. Feses

Makroskopis: feses: cair, warna: kuning kecoklatan, darah: negative, lendir: positif Mikroskopis:Leukosit:5-8/lpd, eritrosit:3-5/lpd, cacing: ascaris lumbricoides (+), bakteri: (+), lemak: (-), karbohidrat: (-)b. Darah Hemoglobin:11,6 g/dl Hematokrit: 32,1 % Trombosit:280/mm3 Leukosit :9,5/mm3 Diff count: eusinofil:1, basofil: 0, stb:2, segmen:52, limposit:35, monosit: 10, eritrosit: 4,67 juta/mm3, 11. Diagnosa kerja : gastroenteritis dehidrasi ringan-sedang at causa bakteri, observasi febris 12. Diagnosa Banding : Gastroenteritis at causa rotavirus Demam tifoid

Demam berdarah dengue13. Penatalaksanaan:

Medikamentosa: Infuse RL 10 tpm/ makro

Sanmol drop 3x0,9cc Ranitidine 1 gr 3x10 mg Lacto b 3x1 Zink 1x 20 mg oralit

Edukatif: observasi tanda-tanda vital dan tanda-tanda perdarahan 14. Prognosis : dubia ad bonamGASTROENTERITIS /DIARE1. Epidemiologi

Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar diantara 150-430 perseribu penduduk pertahun.5 Dengan upaya yang kini telah dilaksanakan angka kematian dirumah sakit kini dapat ditekan menjadi kurang dari 3 %. Penyebab tersering diare pada anak adalah rotavirus.Penggnaan istilah diare sebenarnya lebih tepat daripada gastroenteritis karena istilah ini memberi kesan seolah-olah penyakit ini hanya disebabkan oleh infeksi dan walaupun disebabkan oleh infeksi, lambung jarang mengalami peradangan.22. Definisi

Gastroenteritis merupakan peradangan akut lapisan lambung dan usus ditandai dengan anoreksia, rasa mual, diare, nyeri abdomen dan kelemahan yang mempunyai beberapa penyebab termasuk keracunan makanan yang disebabkan oleh infeksi organisme seperti Escerichia coli, Stapilokokus aureus dan species Salmonella, konsumsi makanan dan minuman yang iritatif atau faktor psikologis seperti rasa marah, stress dan rasa takut.6Menurut hipokrates diare merupakan pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Menurut bagian ilmu kesehatan anak FKUI diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer den gan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonates dinyatakan diare bila frekuensi lebih dari 4 kali sedangkan bayi lebih dari satu bulan dan anak bila frekuensi lebih dari tiga kali.23. Etiologia. Faktor infeksi

Infeksi bakteri: Vibrio colera, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter dll

Infeksi virus: Rotavirus, Adenovirus, Enterovirus, Astrovirus

Infeksi parasit: cacing Ascaris, Trichiuris, Strongiloides dll b. Faktor malabsorbsi (karbohidrat, lemak, protein)

c. Faktor makanan; makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

d. Faktor psikologis: rasa takut dan cemas.24. Klasifikasi

Diare non inflamasi disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah. Gejala klinis yang menyertai keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak mendapat cairan pengganti. Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit. Diare inflamasi disebabkan oleh invasi bakteri dan sitotoksin dikolon dengan manifestasi sindrom disentri dan diare yang disertai lendir dan darah. Gejala klinis yang menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis ditemukan lender dan/atau darah, serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear.35. Patofisiologi diarea. Diare osmotic terjadi bila ada bahan yang tidak dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi diare. Hal ini terjadi pada intoleransi laktosa, obat laksatif (laktulosa, magnesium fosfat), obat (antasida).4b. Diare sekretorik terjadi bila gangguan transport elektrolit baik absorbs yang berkurang atau sekresi yang meningkat. Hal ini terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya toksin kolera atau pengaruh garam empedu, lacsatif non osmotic.3c. Diare karena gangguan motilitas: disebabkan oleh transit usus yg cepat atau yang lambat sehingga menimbulkan pertumbuhan bakteri intralumen yang berlebihan. Penyebabnya adalah: irritable bowel sindrom.26. Gejala klinis2 Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu tubuh meningkat Nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare Tinja cair mungkin disertai lendir atau darah

Anus dan sekitarnya lecet

Muntah dapat terjadi sebelum atau sesuah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit

7. Pemeriksaan laboratorium2 Pemeriksaan tinja

Pemeriksaan darah

Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang)

8. Komplikasi2 Dehidrasi

Renjatan hipovolemik

Kelainan elektrolit dan asam basa Hipoglikemia

Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan vili mukosa usus halus Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik

Malnutrisi energy protein, karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami kelaparan

9. Terapi1

Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan)

Dietetic (pemberian makanan)

Obat-obatan.

Menilai derajat dehidrasi Tabel penilaian derajat dehidrasi

PenilaianABC

1.Lihat :Keadaan UmumMataRasa HausBaik, sadarNormalMinum biasatidak haus* GelisahCekung* Haus, ingin minum banyak* Lesu, lunglai atau tidak sadarSangat cekung dan kering* Malas minum atau tidak bisa minum

2.Periksa turgor kulitKembali cepat* Kembali lambat* Kembali sangat lambat

3.Derajat dehidrasiTanpa dehidrasiDehidrasi ringan/sedangbila ada 1 tanda * ditambah 1 atau lebih tanda lainDehidrasi beratBila ada 1 tanda * ditambah 1 atau lebih tanda lain

4.TerapiRencana terapi ARencana terapi BRencana terapi C

Kesimpulan derajat dehidrasi penderita ditentukan dari adanya 1 gejala kunci ( yang diberi tanda bintang ) ditambah minimal 1 gejala yang lain ( minimal 1 gejala ) pada kolom yang sama.Rencana terapi A Umur Jumlah oralit yang diberikan tiap BABJumlah oralit yang diberikan dirumah

< 12 bulan50-100 ml400 ml/hari (2 bungkus)

1-4 Tahun100-200 ml600-800ml/hari (3-4 bungkus)

>5 tahun200-300 ml800-1000ml/hari (4-5 bungkus)

Dewasa300-400 ml1.200-2.600 ml/hari

Rencana terpi B jika berat badan tidak diketahuiUmur 5Dewasa

Jumlah oralit (ml)30060012002400

Jika berat badan diketahui jumlah oralit dalam satu jam pertama: 75 ml/kgbb

Rencana terapi C

Umur (thn)Pemberian 1, 30 ml/kgbb dalam jamLalu 70 ml/kgbb dalam jam

Bayi < 1 tahun1 5

Anak >1 tahun- 1 2,5-3

Diet Sesuai dengan penyebab diare

Bila intoleransi karbohidrat beri susu rendah sampai bebas laktosa

Bila anak alergi protein susu sapi beri susu kedelai

Malabsorbsi lemak, beri susu yang mengandung medium chain trigliseride (MCT)

Kausal

Antibiotic hanya untuk;

Diare invasive: kotrimoksazol 50 mg/kgbb/hari dibagi 2 dosis selama 5 hari

Kolera: tetrasiklin 50 mg/kgbb/hari diberikan selama 2-3 hari Amoeba, giardia: metronidazol 30-50 mg/kgbb/hari dibagi tiga dosis selama 5 hari (10 hari untuk kasus berat)

Antidiare tidak diberikanReferensi

1. Budi Hartoko, Yandri Wijayanti dkk. Art of Therapi. Pustaka Pres:Yogyakarta. 20022. Rusepno Hasan, Husein Alantas dkk. Ilmu Kesehatan Anak. Infomedika: Jakarta. 2007

3. Richard E. Behrman, Robert M. Kliegman. Nelson Esensi Pediatri. Edisi 4. Jakarta: EGC. 20104. Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:Tim Editor. 2009

5. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Mentri Kesehatan Republik Indonesia. http//www.depkes.go.id/downloads/SK 1216-01. Pdf

6. Neuman Dorland. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta:EGC.20028