75550742 Askep Gastroenteritis

35
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. M DENGAN GASTROENTERITIS AKUT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun Oleh : 1. Kristina Ikawati (2005.895) 2. Miftakhu Rokhimah (2005.897) 3. Muh. Eri Bachtiar (2005.898) 4. Nani Endang Kusningsih (2005.899) 5. Neneng Niya Kurniasih (2005.900) 6. Novi Dwi Anggraini (2005.901) 7. Novika Purba Wulan (2005.902) 8. Nur Fitriana (2005.903)

Transcript of 75550742 Askep Gastroenteritis

Page 1: 75550742 Askep Gastroenteritis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. M DENGAN GASTROENTERITIS AKUT DI INSTALASI GAWAT

DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Disusun Oleh :

1. Kristina Ikawati (2005.895)2. Miftakhu Rokhimah (2005.897)3. Muh. Eri Bachtiar (2005.898)4. Nani Endang Kusningsih (2005.899)5. Neneng Niya Kurniasih (2005.900)6. Novi Dwi Anggraini (2005.901)7. Novika Purba Wulan (2005.902)8. Nur Fitriana (2005.903)

AKADEMI KEPERAWATAN PKU MUHAMMADIYAHSURAKARTA

2008

Page 2: 75550742 Askep Gastroenteritis

BAB I

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Diare adalah buang air besar yang berlebihan atau muntah akut yang

diakibatkan oleh proses inflamasi dalam lambung dan usus. (Sacharin, 1996 : 458)

Menurut Donna L. Wong (1996 : 401) gastroenteritis atau diare akut

adalah infeksi pada perut dan gastrointestinal yang disebabkan oleh beberapa

bakteri, virus, dan parasit.

Selain itu gastroenteritis juga merupakan kondisi yang ditandai dengan

adanya muntah dan diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi, tidak toleransi

terhadap makanan tertentu atau mencerna toksin. (Tucker et all, 1998 : 958) yang

awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam atau hari

(Herdarwanto cit Noer, 1996 : 451). Diare adalah keadaan frekuensi buang air

besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feces

cair, dapat berwarna hijau dan dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir

saja (Ngastiyah, 1997 : 143).

B. Etiologi

Penyebab dari gastroenteritis adalah agen virus meliputi rotavirus dengan

masa inkubasi 1 sampai 3 hari, agen bakteri yang meliputi escherichia coli,

salmonella typhii, shigella shigell, vibiro cholerae dengan masa inkubasi 8-24 jam,

clostridium botulinum dengan masa inkubasi 12-26 jam. (Wong et all, 1996 : 401).

1

Page 3: 75550742 Askep Gastroenteritis

Diare juga disebabkan karena faktor malabsorbsi yang meliputi malabsorbsi

karbohidrat, lemak dan protein dan faktor makanan yaitu makanan basi, beracun atau

alergi terhadap makanan serta faktor psikologis seperti ketakutan, cemas dan stress

(Ngastiyah, 1997 : 143).

C. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala diare adalah pasien cengeng, gelisah, suhu biasanya

meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, tinja cair disertai lendir dan

darah. Warna tinja makin lama makin berubah kehijau-hijauan karena bercampur

dengan empedu. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah daire. Gejala

dehidrasi mulai nampak yaitu berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan

ubun-ubun besar menjadi cekung pada bayi. Selaput lendir dan mulut serta kulit

tampak kering. (Ngastiyah, 1997 : 14)

Tahapan dehidrasi menurut Suriadi dan Yuliani (2005.85) adalah

dehidrasi ringan bila berat badan menurun 3% - 5% dengan volume cairan yang

hilang kurang dari 50 ml/kg berat badan. Dehidrasi sedang bila berat badan

menurut 6% - 9% dengan volume airan yang hilang 50-90 ml/kg BB. Dehidrasi

berat bila berat badan menurun lebih dari 10 %, dengan volume cairan yang

hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/kg berat badan.

Tanda dan gejala hipovolemik adalah ujung-ujung ekstremitas dingin dan

kadang sianosis. Karena kehilangan kalium pada diare akut juga dapat timbul

aritmia jantung, perfusi ginjal menurun sehingga timbul anuria. Apabila tidak

2

Page 4: 75550742 Askep Gastroenteritis

segera ditangani akan terjadi nekrosis tubulus ginjal akut. (Hendarwanto ci Noer,

1996 : 545)

D. Patofisiologi

Spesies bakteri tertentu menghasilkan eksotosin yang mengganggu

absorbsi usus dan dapat menimbulkan sekresi dari air dan elektrolit. Ini termasuk

enterotoksin cholerae escherichia coli, spesies escherichea coli lain beberpa

shigella, salmonella melakukan penetrasi mukosa usus kecil atau kolon dan

menimbulkan ulserasi mikroskopik. Muntah dan diare dapat menysul keracunan

makanan non bakteri dan non virus merupakan patogen utama di negara ini.

Rotavirus dan adenovirus juga telah diidentifikasi sebagai kausa dari penyakit

diare. (Sacharin, 1996 : 459)

Perjalanan penyakit dari gastroenteritis adalah akibat terdapatnya

makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik

dalam rongga usus yang berlebihan dan merangsang usus untuk

mengeluarkannya sehingga timbul diare. Akibat rangsangan tertentu (misalnya

toksin) ada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke

dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi

rongga usus. Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan

usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. (Corwin, 2000 : 427)

Sebaiknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri

tumbuh berlebihan selanjutnya timbul diare. Seringnya diare dan sifat asam dari

feces menyebabkan timbul lecet di daerah anus dan sekitarnya. Pada dehidrasi

berat volume darah berkurang sehingga dapat terjadi renjatan hipovolemik

dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat dan kecil, tekanan darah

menurun, pasien sangat lemah, kesadaran menurun, apabila sudah terjadi asidosis

3

Page 5: 75550742 Askep Gastroenteritis

metabolisme pasien akan tampak pucat disertai dengan pernapasan cepat. Muntah

dapat timbul sebeum dan sesudah diare dan disebabkan karena lambung

meradang (Ngastiyah, 1997 : 144).

Suriadi dan Yuliani (2001 : 83) menambahkan perjalanan dari

gastrotenteritis yaitu diare yang terjadi merupakan proses dari transportasi akibat

rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus. Sel dalam

mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatkan sekresi cairan dan

elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal

sehingga menurunkan permukaan intestinal dan menjadi gangguan absorbsi

cairan elektrolit. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk

mengobservasi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini terjadi pada

sindrom malabsorbsi.

Iritasi usus oleh suatu patogen mempengaruhi lapisan mukosa usus

sehingga terjadi peningkatan motilitas. Peningkatan motiltas menyebabkan

banyak air dan elektrolit terbuang karena waktu yang tersedia untuk penyerapan

zat-zat tersebut di kolon berkurang. Individu yang mengalami diare berat dapat

meninggal akibat syok hipovolemik dan kelainan elektrolit. Toksin kolera yang

dikeluarkan oleh bakteri kolera adalah contoh dari bahan yang sangat

merangsang motilitas dan secara langsung menyebabkan sekresi air dan elektrolit

ke dalam usus besar, sehingga unsur-unsur plasma yang penting ini terbuang

dalam jumlah besar. Diare juga dapat disebabkan oleh faktor psikologis, misalnya

ketakutan atau jenis-jenis stres tertentu yang diperantarai oleh stimulasi usus

karena rangsangan saraf parasimpatis (Corwin, 2000 : 521).

4

Page 6: 75550742 Askep Gastroenteritis

E. Pemeriksanaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada gastroenteritis adalah kultur tinja,

pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinin dan glukosa serta pemeriksaan tinja yang

meliputi pH, leukosit , ada tidaknya darah dalam tinja (Suriadi dan Yuliani,

2001 : 56).

5

Page 7: 75550742 Askep Gastroenteritis

F. Pathway dan Masalah Keperawatan

Merangsang pusat

pengaturan suhu

Hipertermi

Membutuhkan perawatan di rumah sakit

Hospitalisasi

Cemas

Bakteri/ mikroorganisme masuk ke dalam saluran

intestinal

Eksotoksin

Merusak sel mukosa intestinal

Mengganggu absorbsi

usus

Sekresi berlebihan cairan dan elektrolit

Feces mengandung

cairan

Peningkatan isi rongga usus

Dehidrasi

Syok hipovolemik

Kematian

Inflamasi pada lambung

Mual muntah

Nafu makan

menurun

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Diare

Kehilangan cairan dan elektrolit

Kurang volume

cairan

Stres, ketakutan, cemas

Merangsang saraf parasimpatis usus

Meningkatkan motilitas

usus

Hperperistaltik

Penyerapan pada kolon berkurang

Feces banyak

mengandung air

Sering BAB

Feces mengandung asam laktat

Iritasi kulit dan anus

Gangguan integritas kulit

6

Sumber :- Corwin (2000 : 429)- Ngastiyah (1997 : 143)- Suriadi dan Yuliani (2001 :

84)- Wong et all (1996 : 401)

Page 8: 75550742 Askep Gastroenteritis

G. Penatalaksanaan

Pengobatan diare secara medik menurut Ngastiyah (1997 : 145) adalah :

1. Pemberian cairan pada pasien diare dengan memperhatikan derajat dehidrasi

dan keadaan umum.

a. Cairan per oral

Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang

diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO3, KCl

dan glukosa. Formula lengkap yang sering disebut dengan oralit yang

mengandung gram dan gula (NaCl dan sukrosa).

b. Parenteral

Berupa cairan yang disesuaikan dengan kehilangan cairan menurut

derajat dehidrasi. Cara pemberiannya sebagai berikut :

1) Belum ada dehidrasi

Per oral sebanyak anak mau minum atau 1 gelas tiap defekasi.

2) Dehidrasi ringan

Satu (1) jam pertama 25-50 ml/kg BB per oral, selanjutnya

125 ml/kg BB per hari.

3) Dehidrasi sedang

Satu (1) jam pertama 50-100 ml/kg BB per oral, selanjutnya

125 ml/kg BB per hari.

4) Dehidrasi berat

Satu (1) jam pertama 40 ml/kg BB perjam = 10 tetes/kg BB

permenit (set infus berukuran 1 ml : 15 tetes) atau 13 tetes/kg BB

permenit (set infus 1 ml : 20 tetes). Tujuh (7) jam berikutnya 12 ml/kg

7

Page 9: 75550742 Askep Gastroenteritis

BB perjam : 3 tetes/kg BB per menit (set infus 1 ml : 20 tetes). Enam

gelas (16) jam berikutnya 125 ml/kg BB (1 set infus 1 ml : 20 tetes).

2. Pengobatan diabetik

Berupa ASI makanan setengah padat, susu khusus yang disesuaikan

dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung

laktosa atau asam lemak yang berantai sedang atau tidak jenuh.

3. Obat-obatan yang sering digunakan untuk menangani diare antara lain obat

anti sekresi, obat spasmolitik dan antibiotik

Penatalaksanaan keperawatan pada pasien diare diawali dengan

pengkajian yang difokuskan pada riwayat diare, status hidrasi meliputi turgor

kulit, ubun-ubun, mata, membran mukosa mulut.

Keadaan tinja meliputi warna, bau, konsistensi dan waktu buang air besar,

intake dan output, berat badan serta tanda-tanda vital (Suriadi dan Yuliani,

2001 : 87).

Diagnosa yang sering muncul pada pasien diare diantaranya kurang

volume cairan, diare berhubungan dnegan iritasi usus, perubahan intensitas

kulit (Tucker, 1999 : 955), perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan, cemas

akibat hospitalisasi, hipertermi (Suriadi dan Yuliani, 2001 : 87).

H. Fokus Intervensi

Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien gastroenteritis

beserta intervensinya menurut Tucker et all (1999 : 958) adalah :

8

Page 10: 75550742 Askep Gastroenteritis

1. Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan ketidamampuan

mentoleransi cairan per oral tanpa muntah dan diare.

Tujuan : Tidak terjadi kekurangan volume cairan dengan masukan

cairan per oral terpenuhi.

Kriteria hasil : Mempertahankan cairan tubuh terpenuhi, turgor kulit baik

dan tanda vital stabil.

Intervensi :

a. Pantau tanda-tanda vital 1-2 jam.

b. Pantau aktifitas sampai ketidakseimbangan cairan dan elektrolit teratasi.

c. Beri cairan parenteral dengan pemberian cairan elektrolit sesuai advis.

d. Timbang berat badan setiap hari.

e. Pantau masukan dan pengeluaran.

f. Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah, penggunaan leukosit

dan diuretik.

g. Gambaran frekuensi dan karakteristik muntahan.

h. Pantau tanda perubahan atau dehidrasi yang menetap.

i. Beri cairan pengganti cairan yang keluar.

j. Pantau elektrolit darah.

k. Mulai pemberian makanan air sedikit tapi sering atau lakukan sesuai advis

dan pantau, kemampuan pasien mentoleransinya, tingkat diit secara

berangsur sesuai kemampuan.

2. Diare yang berhubungan dengan iritasi usus, proses infeksi atau malabsorbsi.

9

Page 11: 75550742 Askep Gastroenteritis

Tujuan : Tidak terjadi diare pada pasien dan defekasi menjadi

normal.

Kriteria hasil : Penurunan frekuensi defekasi, konsistensi BAB kembali

normal.

Intervensi :

a. Pertahankan status puasa sampai frekuensi dan volume defekasi menurun

untuk mencegah iritasi gastrik lebih lanjut.

b. Gambarkan frekuensi, karakteristik dan warna feses.

c. Ambil warna feses untuk pemeriksaan laborat.

d. Beri makanan berupa larutan elektrolit dalam porsi sedikit tapi sering.

e. Berikan ASI secara berangsur-angsur susu formula dari seperempat porsi

setengah sampai satu porsi penuh sesuai petunjuk.

f. Kaji kemampuan pasien menerima setiap perubahan diit dan formula

apabila jumlah feces keluar meningkat secara bermakna.

g. Pada anak yang lebih besar, diet dapat ditingkatkan dari cair, menjadi

lebih padat.

3. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan seringnya defekasi dengan

iritasi pada daerah anal dan bokong, intervensi meliputi :

Tujuan : Tidak terjadi perubahan integritas kulit dan tidak terjadi

iritasi pada daerah anal dan bokong.

Kriteria hasil : Tidak ada kerusakan kulit, pasien dan keluarga

menunjukkan perilaku mempertahankan integritas kulit.

10

Page 12: 75550742 Askep Gastroenteritis

Intervensi :

a. Observasi kemerahan, pucat, ekskoriasi.

b. Jaga daerah anal bersih dan kering.

c. Cuci kulit dengan sabun yang lembut dan air setiap kali setelah buang air

besar.

d. Biarkan daerah bokong terbuka terhadap udara.

e. Gunakan sarung tangan dan cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti

pakaian.

f. Yakinkan pemenuhan kebutuhan nutrisi segera mungkin untuk

mendukung penyembuhan jaringan.

Diagnosa yang muncul pada pasien gastroenteritis menurut Suriadi dan

Yuliani (2001 : 87) beserta intervensinya adalah :

1. Perubahan nutriri kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

menurunnya absorbsi makanan dan cairan.

Tujuan : Kurang nutrisi tidak terjadi dan kebutuhan pasien terpenuhi.

Kriteria hasil : Berat badan stabil, nafsu makan meningkat, tidak mau

muntah, tidak ada tanda malnutrisi.

Intervensi :

a. Timbang berat badan anak setiap hari.

b. Monitor intake dan output atau pemasukan dan pengeluaran.

c. Berikan minuman oral dengan sering dan makanan yang sesuai dengan

diet dan usia atau berat badan anak setelah dehidrasi.

d. Hindari minuman buah-buahan.

e. Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan.

f. Beri ASI

11

Page 13: 75550742 Askep Gastroenteritis

g. Beri formula rendah laktosa jika bayi tidak toleran dengan ASI.

2. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang

asing, prosedur tindakan.

Tujuan : Cemas berkurang dan anak tidak cemas dengan prosedur

tindakan.

Kriteria hasil : Rasa cemas dan takut pada anak berkurang atau hilang.

Intervensi :

a. Berikan perawatan mulut dan kesukaan pasien.

b. Anjurkan keluarga berpartisipasi dalam perawatan sebisa mungkin.

c. Berikan stimulasi sensori dan alihkan kepada tingkat perkembangan anak

dan kondisi.

d. Dekati anak, beri pengertian kepada anak sesering mungkin.

3. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses inflamasi.

Tujuan : Hipertermi tidak terjadi dan suhu pasien normal.

Kriteria hasil : Tanda-tanda vital kembali normal.

Intervensi :

a. Monitor tanda-tanda vital.

b. Ajarkan keluarga dalam pengukuran suhu.

c. Lakukan tepid sponge dengan air biasa.

d. Tingkatkan intake cairan.

e. Anjurkan pasien untuk banyak minum kurang lebih 2-5 liter perhari dan

jelaskan manfaatnya.

f. Berikan terapi parenteral dan obat-obatan sesuai program dokter.

12

Page 14: 75550742 Askep Gastroenteritis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. M DENGAN GASTROENTERITIS

AKUT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS. PKU MUHAMMADIYAH

SURAKARTA

A. Pengkajian

Tanggal pengkajian : 11 Mei 2008

Jam pengkajian : 12.30 WIB

Tanggal masuk : 11 Mei 2008

1. Pengkajian awal

a. Airway control

1) Bernafas spontan

2) Kesadaran compos mentis

3) Bicara jelas

4) Irama nafas teratur

b. Breathing

1) RR : 24 x/menit

2) Cappylary refill < 2 detik

3) Pengembangan dada dan diafragma simetris

4) Tidak ada sianosis

c. Circulation

1) TD : 110/80 mmHg

2) N : 88 x/menit

2. Identitas

a. Identitas pasien

1) Nama : Sdr. M

2) Umur : 21 tahun

13

Page 15: 75550742 Askep Gastroenteritis

3) Jenis kelamin : Laki-laki

4) Alamat : Gang Amanuk No. 2 Kentingan, Jebres, Surakarta

5) Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia

6) Agama : Islam

7) Pekerjaan : Mahasiswa

b. Identitas penanggung jawab

1) Nama : Sdr. N

2) Umur : 21 tahun

3) Jenis kelamin : Laki-laki

4) Hubungan dg pasien : Teman

3. Keluhan utama

Pasien mengatakan badan lemas.

4. Riwayat keperawatan

a. Riwayat keperawatan sekarang

Pasien mengatakan sudah 2 hari buang air besar cair lebih dari 10

kalii, pasien mengatakan mual dan muntah, pasien mengatakan badan

lemes, pasien mengatakan nafsu makan turun, belum diperiksakan dan

belum diobati, kemudian dibawa ke IGD RS PKU Muhammadiyah

Surakarta, karena kondisinya melemah, nafsu makan turun, mual dan

muntah.

b. Riwayat keperawatan dahulu

Pasien mengatakan sudah pernah mengalami penyakit yang sama

tetapi tidak sampai dirawat di RS.

14

Page 16: 75550742 Askep Gastroenteritis

c. Riwayat keperawatan keluarga

Keluarga pasien tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan

dan menular (asma (-), DM (-), hipertensi (-).

5. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : Sedang

b. Tingkat Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda vital : TD : 110/80 mmHg S : 37°C

N : 88 x/menit Rr : 24 x/menit

d. Kepala :

1) Mata : Conjungtiva anemis, simetris kanan dan kiri

2) Hidung : Tidak ada sekret, penciuman berfungsi dengan

baik

3) Telinga : Tidak ada serumen, pendengaran berfungsi baik

4) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

5) Mulut : Mukosa bibir kering

e. Dada

1) Paru : I : Pengembangan dada kanan dan kiri sama

P : Fremitus, raba kanan sama dengan kiri

P : Sonor

A : Tidak ada wheezing

2) Jantung : I : Ictus cordis tidak tampak

P : Ictus cordis kuat angkat

P : Pekak

15

Page 17: 75550742 Askep Gastroenteritis

A : Bunyi jantung I sama dengan II

. 3) Abdomen : I : Tidak ada lesi, permukaan dada sama dengan

perut

A : Peristaltik usus 40 x/menit

P : Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan

P : Tympani

f. Ektremitas

Atas : Dapat bergerak bebas

Bawah : Dapat bergerak bebas

g. Genitalia urinaria : -

h. Kulit : Warna kulit sawo matang, turgor kulit sedang

i. Eliminasi : Defekasi BAB tidak ada darah, BAB 10 x/hari

konsistensi encer, ada lendir

BAB sedikit-sedikit, 3-4 x/hari ± 100 cc/hari

6.. Program terapi

a. Infus RL 20 tpm

b. Ulceranin 50 mg/2 lt

c. Neurosanbe 3 ml drip infus RL

7. Data fokus

a. Data subyektif

1) Pasien mengatakan badan lemas

2) Pasien mengatakan mual dan muntah

3) Pasien mengatakan sudah 2 hari BAB cair lebih dari 10 x/hari

16

Page 18: 75550742 Askep Gastroenteritis

4) Pasien mengatakan nafsu makan turun

b. Data obyektif

1) Pasien tampak lemah

2) Keadaan umum sedang

3) TD : 110/80 mmHg, N : 88 x/menit, RR : 24 x/menit, S : 37°C

4) Turgor kulit sedang

5) Peristaltik usus 40 x/menit

6) Mukosa bibir kering

B. Analisa Data

No Data Etiologi Problem

1. DS : - Pasien mengatakan sudah dua

hari BAB cair lebih dari 10

x/hari

- Pasien mengatakan badan lemes

DO: - Pasien tampak lemes

- Keadaan umum sedang

- TD : 110/80 mmHg, N : 88

x/menit, S : 37°C, RR : 24

x/menit

- Turgor kulit sedang

- Peristaltik usus 40 x/menit

- BAK sedikit-sedikit, 3-4

x/hari ± 100 cc/hari

Output yang

berlebihan

Gangguan

kekurangan

volume

cairan tubuh

17

Page 19: 75550742 Askep Gastroenteritis

No Data Etiologi Problem

2.. DS : - Pasien mengatakan mual dan

muntah

- Pasien mengatakan badan lemes

- Pasien mengatakan nafsu makan

turun

- Pasien mengatakan badan lemes

DO: - Pasien tampak lemah

- TD : 110/80 mmHg, N : 88

x/menit , S : 37°C, RR : 24

x/menit

- Mukosa bibir kering

Intake yang tidak

adekuat

Resiko tinggi

kekurangan

nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

C. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan output yang

berlebihan.

2. Resiko tinggi kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat.

D. Intervensi

1. Dx. I

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawtan selama 1 x 24 jam volume

cairan tubuh terpenuhi.

18

Page 20: 75550742 Askep Gastroenteritis

Kriteria hasil :

a. Kebutuhan volume cairan tubuh seimbang (intake adekuat)

b. Turgor kulit baik

Intervensi :

a. Pantau tanda-tanda vital 1-2 jam

b. Beri cairan parenteral dengan pemberian cairan dan elektrolit sesuai advis

c. Anjurkan banyak minum

d. Monitor balance cairan

2. Dx. II

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi.

Kriteria hasil :

a. Intake adekuat

b. Pasien tidak mual muntah

c. Nafsu makan meningkat

Intervensi :

a. Kaji pola makan pasien

b. Timbang BB pasien

c. Anjurkan pasien utnuk makan sedikit tapi sering

d. Kolaborasi dalam pemberian obat antiemetik

19

Page 21: 75550742 Askep Gastroenteritis

E. Implementasi

Tgl/hari/

jamDx. Implementasi Respon Paraf

Minggu

11-5-2008

12.30

I - Mengkaji keadaan

umum pasien

Keadaan umum

pasien sedang

- Mengkaji tanda-tanda

vital

TD : 110/80 mmHg

N : 88 x/menit

S : 37°C

RR : 24 x/menit

- Mendekati pasien dan

menganjurkan untuk

beristirahat di ruangan

Pasien merasa tenang

- Mengambil sample

darah pada tangan kiri

Pasien tampak tenang

I, II - Memasang infus RL 20

tpm pada tangan kiri

Infus RL 20 tpm

terpasang

- Memasukkan obat

ulceranin 50 mg/2 ml dan

neurosanbe 3 ml drip

infus RL 20 tpm

Obat masuk

I - Menganjurkan pasien

untuk banyak minum

Pasien kooperatif

20

Page 22: 75550742 Askep Gastroenteritis

Tgl/hari/

jamDx. Implementasi Respon Paraf

II - Menganjurkan pasien

untuk makan sedikit tapi

sering

Pasien kooperatif

F. Evaluasi

Hari/Tgl/jam Dx Evaluasi TTD

Minggu,

11-5-2008

I S : Pasien mengatakan badan masih lemes

O : - Pasien tampak lemah

- Peristaltik usus 40 x/menit

- Terpasang infus RL 20 tpm

- Turgor kulit sedang

A : Masalah kekurangan volume cairan

tubuh teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

- Pantau tanda-tanda vital 1-2 jam

- Beri cairan parenteral dengan

pemberian cairan dan elektrolit sesuai

advis

- Anjurkan banyak minum

Minggu

11-5-2008

II S : - Pasien mengatakan badan masih lemes

- Pasien mengatakan masih mual

21

Page 23: 75550742 Askep Gastroenteritis

Hari/Tgl/jam Dx Evaluasi TTD

O : - Pasien tampak lemah

- Keadaan umum sedang

A : Masalah resiko tinggi kekurangan

volume cairan kurang dari kebutuhan

tubuh teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

- Anjurkan pasien untuk makan sedikit

tapi sering

- Kolaborasi dalam pemberian obat anti

emetik

22