makalah gastroenteritis

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare atau gastroenteritis merupakan suatu penyakit penting disekitar masyarakat yang masih merupakan sebab utama kesakitan dan kematian seseorang terutama pada anak.Hal ini tercemin banyak orang yang menderita penyakit diare atau gastroenteritis yang masuk keluar dari Rumah Sakit.Akibat dari penyakit diare banyak faktor diantaranya kesehatan lingkungan, higene perorangan, keadaan gizi, faktor sosial ekonomi, menentukan serangan penyakit diare, walaupun banyak kasus diare yang mengalami dehidrasi namun banyak yang meninggal bila tidak dilakukan tindakan-tindakan yang tepat. Masyarakat pada umumnya selalu menganggap suatu hal penyakit diare adalah sepele, sedangkan jika mengetahui yang terjadi sebenarnya banyak penderita diare yang mengalami kematian. Penyakit gastrointeritis merupakan penyakit yang harus sege ra ditangani karena dapat mengalami dehidrasi berat yang mengakibatkan syok hipovolemik dan mengalami kematian. Masalah pada penyakit gastrointeritis atau diare yang dapat mengakibatkan kematian berupa komplikasi lain dan masalah lain yang berkaitan dengan diare belum sepenuhnya ditanggulangi secara memadai, namun berbagai peran untuk mencegah kematian yang berupa komplikasi dan 1

description

askep gastroenteritis

Transcript of makalah gastroenteritis

Page 1: makalah gastroenteritis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit diare atau gastroenteritis merupakan suatu penyakit penting disekitar

masyarakat yang masih merupakan sebab utama kesakitan dan kematian seseorang

terutama pada anak.Hal ini tercemin banyak orang yang menderita penyakit diare atau

gastroenteritis yang masuk keluar dari Rumah Sakit.Akibat dari penyakit diare

banyak faktor diantaranya kesehatan lingkungan, higene perorangan, keadaan gizi,

faktor sosial ekonomi, menentukan serangan penyakit diare, walaupun banyak kasus

diare yang mengalami dehidrasi namun banyak yang meninggal bila tidak dilakukan

tindakan-tindakan yang tepat. Masyarakat pada umumnya selalu menganggap suatu

hal penyakit diare adalah sepele, sedangkan jika mengetahui yang terjadi sebenarnya

banyak penderita diare yang mengalami kematian. Penyakit gastrointeritis merupakan

penyakit yang harus sege ra ditangani karena dapat mengalami dehidrasi berat yang

mengakibatkan syok hipovolemik dan mengalami

kematian.

Masalah pada penyakit gastrointeritis atau diare yang dapat mengakibatkan

kematian berupa komplikasi lain dan masalah lain yang berkaitan dengan diare belum

sepenuhnya ditanggulangi secara memadai, namun berbagai peran untuk mencegah

kematian yang berupa komplikasi dan masalah lain seperti pelayanan kesehatan yang

baik dan terpenuhi, dalam mencegah penyakit diare dengan memberikan pendidikan

kesehatan kepada semua warga masyarakat tentang penyakit gastroenteriritis serta

peran keluarga dan warga sekitarnya sangat mendorong turunnya terjadinya penyakit

gastroenteritis karena dari keluargalah pola hidup seseorang terbentuk. Dengan pola

hidup yang sehat dan bersih dapat mencegah terjadinya penyakit gastrointeritis.

Maka dari itu muncul gagasan untuk mengurangi agar tidak muncul penderita

gastroenteritis dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat luas dan

dari latar belakang tersebut penyusun mengambil kasus tersebut sebagai penyusunan

makalah keperawatan medikal bedah dengan judul gastroenteritis.

1

Page 2: makalah gastroenteritis

B. Rumusan masalah

1. Apakah yang diamaksud dengan gastroenteritis ?

2. Bagaimnanakah proses patofisiologi dan etiologinya?

3. Apakah manifestasi klinis dari gastroenteritis?

4. Bagaimana cara merumuskan asuhan keperawatan pada pasien

gastroenteritis. ?

C. Tujuan

1. Umum

Untuk mengetahui senua tentang penyakit gastroenteritis beserta

askepnya.

2. Khusus

1. Untuk mengetahui devenisi dan patofisiologi Gastroentertis.

2. Untuk mengetahui etilogi dan manifestasi klinis gastroenteritis.

3. Untuk mengetahui komplikasi dari gastronteritis.

3. Untuk memperdalam kajian tentang gastroenteritis.

4. Menambah informasi kepada para pembaca tentang gastroenteritis.

5. Merumuskan asuhan keperawatan pada pasien gastroenteritis.

2

Page 3: makalah gastroenteritis

BAB II

KONSEP MEDIS

A. Pengertian

Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB

dimana frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250

gram (Syaiful Noer, 1996). Istilah gastroenteritis digunakan secara luas untuk

menguraikan pasien yang mengalami perkembangan diare dan/ atau munmtah

akut. Istilah ini menjadi acuan bahwa terjadi proses inflamasi dalam lambung dan

usus.

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih

banyak dari biasanya (normal 100 – 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk

cairan atau setengah cair (setengah padat) dapat pula disertai frekuensi yang

meningkat (Arif Mansjoer, 1999 : 501).

Menurut WHO (1980) gastroenteritis adalah buang air besar encer atau

cair lebih dari tiga kali sehari.

Gastroenteritis (diare akut) adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan

oleh berbagai bakteri , virus, dan pathogen parasitic. Diare adalah defekasi yang

tidak normal baik frekuensi maupun konsistensinya, frekuensi diare lebih dari 4

kali sehari.

B. Klasifikasi

Menurut jenis :

1. Gastroentritis akut

Adalah diare yang kurang dari 14 hari yang sebagian besar disebapkan

oleh Infeksi.

2. Gastroenteritis kronik

Adalah diare yang lebih dari 14 hari atau lebih.

Menurut patofisiologi :

1. Diare sekresi

Diare dengan volume banyak disebapkan oleh peningkatan produksi

dan sekresi air serta elektrolit oleh mukosa usur kedalam lomen usus.

3

Page 4: makalah gastroenteritis

2. Diare osmotic

Bila air terdorong ke usus oleh tekanan osmotikdari pertikel yang

tidak dapat diabsorbsi,sehingga reabsorbsi terlambat.

3. Diare campuran

Disebabkan oleh peningkatan kerja peristaltik dari usus ( biasanya

karena penyakit usus inflamasi) dan kombinasi peningkatan sekresi atau

peningkatan absobsi dalam usur.

C. Etiologi

Faktor infeksi

1. Infeksi internal, yaitu saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama

diare. Pada sat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis

mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare pada anak dan bayi.

Penyebab itu dapat digolongkan lagi kedalam penyakit yang ditimbulkan

adanya virus, bakteri, dan parasit usus. Penyebab utama oleh virus yang

terutama ialah rotavirus (40-60%) sedangkan virus lainnya ialah virus

Norwalk, astrovirus, calcivirus, coronavirus, minirotavirus dan virus bulat

kecil. Bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan penyakit itu adalah

aeromonashidrophilia, bacillus cereus, campylobacter jejuni, clostridium

defficile, clostridium perfringens, E, coli, plesiomonas, shigelloides,

salmonella spp, staphylococcus aureus, vibrio cholerae, dan yersinia

enterocolitica.

2. Sedangkan penyebab gastroenteritis (diare akut) oleh parasit adalah

balantidium coli, capillaria philippinensis, cryptosporidium, entamoeba

histolitica, giarsia lamblia, isospora billi, fasiolapsis buski, sarcocystis

suihominis, strongiloides stercoralis, dan trichuris trichuria.

3. Bakteri penyebab gastroenteritis (diare akut) dibagi dalam dua golongan

besar, ialah bvakteri non invasive dan bakteri invasive. Yang termauk

dalam golongan bakteri non invasive adalah : vibrio cholera, E. coli

pathogen (EPEC,ETEC,EIEC). Sedangkan golongan bakteri invasiv adalah

salmonella spp, shigella spp, E. coli infasif (EIEC), E. coli hemorrhagic

(EHEC) dan camphylobcter. Diare karena bakteri invasive dan non

4

Page 5: makalah gastroenteritis

ihnvasiv terjadi melalui suatu mekanisme yang berhubungan dengan

pengaturan transport ion di dalam sel-sel usus berikut ini : CAMP (cyclic

adenosine monophospate), CGMP (cyclic guaniosin monophospate), Ca-

dependent dan pengaturan ulang sitoskeleton.

4. Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan

seperti : otitis media akut tonsilopharingitis, dan sebagainya.

D. Manifestasi KLinis

Rasa perih di ulu hati

Nyeri perut (abdominal discomfort)

Mual, kadang-kadang sampai muntah

Nafsu makan berkurang

Rasa lekas kenyang

Perut kembung

Rasa panas di dada dan perut

Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).

E. Patofisiologi

Diare akut akibat infeksi( gastro enteritis) terutama dilakukan secara fekal

oral. Hal ini disebabkan masukan minuman atau makanan yang terkontaminasi

tinja ditambah dengan ekskresi yang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan

yang disajikan tanpa dimasak penularannya transmisi orang ke orang melalui

aerosolisasi (Norwalk, rotavirus), tangan yang terkontaminasi (clostridium

difficille), atau melalui aktivitas seksual. Kuman tersebut membentuk koloni-

koloni yang dapat menginduksi diare patogenesis diare disebabkan infeksi bakteri

terbagi dua yaitu :

a. Bakteri noninvasif (enterotoksigenik)

Bakteri masuk kedalam makanan atau minuman yang tercemar oleh

bakteri tersebut. Bakteri kemudian tertelan dan masuk kedalam lambung,

didalam lambung bakteri akan dibunuh oleh asam lambung, namun bila jumlah

bakteri terlalu banyak maka akan ada yang lolos kedalam usus 12 jari

(duodenum). Di dalam duodenum bakteri akan berkembang biak sehingga

5

Page 6: makalah gastroenteritis

jumlahnya mencapai 100 juta koloni atau lebih per ml cairan usus. Denan

memproduksi enzim muicinase bakteri berhasil mencairkan lapisan lendir yang

menutupi permukaan sel epitel usus sehingga bakteri dapat masuk ke dalam

membrane (dinding sel epitel). Di dalam membrane bakteri mengeluarkan

toksin yang disebut sub unit A dan sub unit B. sub unit B melekat di dalam

membrane dari sub unit A dan akan bersentuhan dengan membrane sel serta

mengeluarkan cAMP (cyclic Adenosin Monophospate). cAMP berkhasiat

merangsang sekresi cairan usus di bagian kripta vili dan menghambat absorbsi

cairan di bagian kripta vili, tanpa menimbulkan kerusakan sel epitel tersebut.

Sebagai akibat adanya rangsangan sekresi cairan dan hambatan absorbsi cairan

tersebut, volume cairan didalam lumen usus akan bertambah banyak. Cairan ini

akan menyebabkan dinding usus menggelembung dan tegang dan sebagai

reaksi dinding usus akan megadakan kontraksi sehingga terjadi hipermotilitas

atau hiperperistaltik untuk mengalirkan cairan ke baeah atau ke usus besar.

Dalam keadaan normal usus besar akan meningkatkan kemampuannya untuk

menyerap cairan yang bertambah banyak, tetapi tentu saja ada batasannya. Bila

jumlah cairan meningkat sampai dengan 4500 ml (4,5 liter), masih belum

terjadi diare, tetapi bila jumlah tersebut melampaui kapasitasnya menyerap,

maka akan terjadi diare.

b. Bakteri enteroinvasif

Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan

ulserasi, dan bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir

dan darah. Bakteri yang termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvasif E.

Coli (EIEC), S. Paratyphi B, S. Typhimurium, S. Enteriditis, S. Choleraesuis,

Shigela, Yersinia dan Perfringens tipe C.

Penyebab diare lainnya, seperti parasit menyebabkan kerusakan berupa

usus besar (E. Histolytica) kerusakan vili yang penting menyerap air, elektrolit

dan zat makanan (lamdia) patofisologi kandida menyebabkan gastroenteritis

belum jelas, mungkin karena superinfeksi dengan jasad renik lain.

6

Page 7: makalah gastroenteritis

WOC Gastroenteritis

7

Masukan makanan /minuman yang terkontaminasi

Infeksi pada mukosa usus

Ganguan rasa nyaman

Diare

Berkurangnya kesempatan

usus menyerap makanan

Peningkatan gerakan usus

Menimbulkan mekanisme tubuh untuk mrngrluarkan

toksin

Resiko kekeurangan cairan & elektrolit

Peningkatan sekresi air & elektrolit kedalam rongga

usus

Menimbulkan rangsangan tertentu yaitu : menimbulkan

mekanisme tubuh untuk mengeluarkan toksin

Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya

Terjadi pergeseran air & elektrolit kedalam rongga

usus

Tekana osmotik dalam

rongga usus meninngi

Makanan atau zat tidak dapat

diserap

Page 8: makalah gastroenteritis

F. Tes Diagnostik

BAHAN PEMERIKSAAN:

Tinja

Darah

Cairan duadenum

Biakan : Siggela, salmonella, E. coli, V. Cholarae

Virus : Mikroskop elektron, elisa

Parasit : Pemeriksaan mikroskopika

PH dan uji reduksi

Lemak (pewarna sudam III)

Elektrolit dan osmolalitas

Darah tepi lengkap

Asam folat serum dan eritrosit

Mikroskopik : glordia dorstring dan loides.

Biakan : kuman aerob dan anaerob.

G. Penatalaksanaan

Dasar pengobatan diare adalah :

1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan dan jumlah cairan.

2. Dietetik.

3. Obat-obatan.

Ketiga dasar pengobatan tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Pemberian cairan pada pasien diare dengan memperhatikan derajat

dehidrasinya dan keadaan umum.

Jenis cairan

a. Cairan peroral :

Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa dehidrasi dan

bila anak mau minum serta kesadaran baik diberikan peroral berupa cairan

yang berisi NaCl dan NaHCO3, KCI dan glukosa. Formula lengkap sering

disebut juga oralit. Cairan sederhana yang dapat dibuat sendiri (formula

tidak lengkap)hanya mengandung garam dan gula (NaCl dan sukrosa),

atau air tajin yang diberi garam dan gula untuk pengobatan sementara

8

Page 9: makalah gastroenteritis

sebelum di bawah berobat ke rumah sakit pelayanan kesehatan untuk

mencegah dehidrasi lebih jauh.

b. Cairan parenteral :

Belum ada dehidrasi : Peroral sebanyak anak mau minum atau 1

gelas tiap defekasi.

Dehidrasi ringan : 1 jam pertama : 25 – 50 ml/kg BB per oral

(intragastrik). Selanjutnya : 125 ml/kg BB /hari.

Dehidrasi sedang : 1 jam pertama : 50 – 100 ml/kg BB peroral

/intragastrik (sonde). Selanjutnya ; 125 ml/kg BB/hari.

Dehidrasi berat

a) Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun, berat badan 3 – 10 kg.

yaitu 1 jam pertama : 40 ml/kg BB / jam = 10 tetes / kg

BB /menit (set infus berukuran 1 ml = 15 tetes) atau 13

tetes / kg BB /menit (set infus 1 ml : 20 tetes). 7 jam

berikutnya : 12 ml /kg BB/jam = 33 tetes / kg BB/ m atau 4

tetes / kg BB/menit. 16 jam berikutnya : 125 ml/kg BB

oralit peroral atau intragastrik. Bila anak tidak mau minum,

teruskan dengan intravena 2 tetes/.kg BB/menit atau 3

tetes/kgBB/menit.

b) Untuk anak lebih dari 25 tahun dengan BB 10 – 15 kg :

1 jam pertama : 30 ml /kg BB/jam = 8 tetes/kgBB/menit.

atau 10 tetes/kgBB/menit. 7 jam berikutnya : 10 ml /kg

BB /jam = 3 tetes/kgBB/ menit. atau 4 tetes/kgBB/menit.

16 jam berikutnya : 125 ml /kg BB oralit peroral atau

intragastrik. Bila anak tidak mau minum dapat diteruskan

dengan DG aa intravena 2 tetes/kgBB/m, atau 3 tetes/

kgBB/m.

c) Untuk bayi baru lahir (neonatus) dengan BB 2 – 3 kg.

Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml /kg

bb /24 jam. Jenis cairan 4 : 1 (4 bagian glukosa 5 % + 1

bagian NaHCO3 1 %) dengan kecepatan 4 jam pertama =

25 ml / kg BB /jam atau 6 tetes/kgBB/menit., 8 tetes/kgBB/

9

Page 10: makalah gastroenteritis

menit. 20 jam berikutnya 150 ml /kg BB /20 jam = 2

tetes/kgBB/ menit. atau 2 ½ tetes/kgBB/menit.

2. Pengobatan dietetik

a. Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB

kurang dari 7 kg jenis makanan

b. Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan

asam lemak tak jenuh).

c. Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim).

d. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan.

Cara memberikannya :

Hari pertama : setelah dehidrasi segera diberikan makanan peroral. Bila

diberi ASI/susu formula tapi masih diare diberikan oralit selang-seling.

Hari kedua – keempat : ASI /susu formula rendah laktosa penuh.

Hari kelima : bila tidak ada kelainan pasien dipulangkan. Kembali susu

atau makanan biasa.

3. Obat-obatan

a. Obat anti sekresi : dosis 25 mg /tahun dengan dosis minimum 30 mg.

Klorpromazin dosis 0,5 – 1 mg /kg bb /hari.

b. Obat spasmolitik.

c. Antibiotik (Ngastiyah, 1997).

H. Komplikasi

1. Dehidrasi

2. Renjatan hipovolemik

3. Kejang

4. Bakterimia

5. Mal nutrisi

6. Hipoglikemia

7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

10

Page 11: makalah gastroenteritis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA

GASTROENTERITIS

A. Pengkajian

1. Kaji riwayat penyakit yang mencakup:

Pernah/ tidak terpajan makanan atau air yang terkontaminasi

Pernah/ tidak mengalami infeksi lainnya, seperti infeksi saluran

pernafasan atau saluran kemih

2. Lakukan pengkajian fisik secara rutin

3. Observasi manivestasi klinis derajat dehidrasi, misalnya dehidrasi ringan:

Volume cairan yang hilang <50 ml/kg

Warna kulit pucat

Turgor kulit menurun

Membran mukosa kering

Urin output menurun

Tekanan darah normal

Nadi normal atau meningkat

4. Catat fekal output: jumlah, volume, karakteristik

5. Observasi dan catat munculnya tanda-tanda seperti: tenesmus, kram

abdomen,vomitus.

6. Bantu dengan prosedur diagnostik, kumpulkan spesimen yang dibutuhkan:

Feses: pH, darah, glukosa, frekuensi

Urin: pH, frekuensi

CBC

Elektrolit serum

Kreatinin

BUN

7. Kaji sumber infeksi.

11

Page 12: makalah gastroenteritis

B. Analisa Data

Data Masalah keperawatan Etiologi

DS : klien mengatan berak

kuning kehijauan

bercampur lendir

DO : Turgor kulit menurun,

mulut kering, malas makan

Gangguan keseimbangan

cairan

Output yang berlebihan

DS : Pasien mengatakan

bahwa mengalami perut

kembung

DO : setelah dilakukan

perkusi diketahui klien

distensi, klien tampak

menahan kesakitan.

Peristaltik : 40x/ menit

Skala nyeri :

P : sebelum dan sesudah

BAB

Q : nyeri seperti teremas

R : pada regio epigastrium

S : skala nyeri 5

T : sering

Gangguan rasa nyaman

(nyeri)

Hiperperistaltik

DS : klien mengatakan

bahwa klien BAB berkali-

kali

DO :klien tampak lemas,

mata cowong.

Gangguan pola eliminasi

BAB

Infeksi bakteri

12

Page 13: makalah gastroenteritis

C. Diagnosa Keperawatan

1. Defisit volume cairan tubuh b.d kehilangan cairan yang berlebihan, diare.

2. Resiko gangguan integritas kulit b.d iritasi akibat frekuensi BAB yang

meningkat.

3. Gangguan keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d

malabsorpsi usus, mual, muntah.

4. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d diare lama, distensi abdomen,

hiperperistaltik.

D. Intervensi

1. Defisit volume cairan tubuh b.d kehilangan cairan yang berlebihan, diare.

Intervensi Keperawatan RasionalMandiri:Awasi masukan dan haluaran, karakter, dan jumlah feses.

Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan dan elektrolit.

Observasi tanda-tanda vital secara teratur.. Hipotensi, takikardia, demam, dapat menunjukkan respon terhadap efek kehilngan cairan.

Observasi kulit kering berlebihan dan membrane mukosa, penurunan turgor kulit.

Menunjukkan kehilangan cairan berlebihan atau dehidrasi.

Pertahankan pembatasan per oral, tirah baring, hindari kerja.

Kolon diistirahatkan untuk penyembuhan dan untuk menurunkan kehilangan cairan usus.

Observasi perdarahan pada feses. Penurunan absorpsi dapat menimbulkan defisiensi vitamin K dan merusak koagulasi, potensial resiko perdarahan.

Catat kelemahan otot umum. Kehilangan usus berlebihan dapat menimbulkan ketidakseimbangan elektrolit.

Kolaborasi:Berikan cairan parenteral, transfusi darah sesuai indikasi.

Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan penggantian cairan untuk memperbaiki kehilangan/anemis.

Berikan obat sesuai indikasi:AntidiareAntiemetikAntipiretikVitamin K

Menurunkan kehilangan cairan dari usus.Mengontrol mual muntahMengontrol demamMenstabilisasi koagulasi dan menurunkan resiko perdarahan.

13

Page 14: makalah gastroenteritis

2. Gangguan keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d

malabsorpsi, usus, mual, muntah.

Intervensi Keperawatan RasionalMandiri:Timbang berat badan tiap hari

Memberikan informasi tentang kebutuhan diet.

Dorong tirah baring atau pembatasan aktivitas selama fase sakit akut.

Menurunkan kebutuhan metabolic untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi..

Anjurkan istirahat sebelum makan. Menenangkan peristaltik dan meningkatkan energi untuk makan.

Lakukan oral hygiene. Mulut yang bersih dapat meningkatkab rasa makanan.

Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen.

Mencegah serangan akut.

Kolaborasi:Pertahankan puasa sesuai indikasi.

Istirahat usus menurunkan peristaltik.

Berikan obat sesuai indikasi seperti antikolinergik.

Antikolinergik diberikan 15-30 menit sebelum makan memberikan penghilangan kram dan diare, menurunkan motilitas gaster, dan meningkatkan waktu untuk absorpsi nutrient.

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB

yang berlebihan.

Tujuan             :  Gangguan integritas kulit teratasi

Kriteria hasil   :

Integritas kulit kembali normal

Iritasi tidak ada

Tanda-tanda infeksi tidak ada

Intervensi        :

Ganti popok anak jika basah.

Bersihkan bokong perlahan sabun non alcohol.

Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada

kulit.

14

Page 15: makalah gastroenteritis

Observasi bokong dan perineum dari infeksi.

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi

antipungi sesuai indikasi.

4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

Tujuan             :  Nyeri dapat teratasi.

      Kriteria hasil   : 

Nyeri dapat berkurang / hilang.

Ekspresi wajah tenang.

Intervensi        :

Observasi tanda-tanda vital.

Kaji tingkat rasa nyeri.

Atur posisi yang nyaman bagi klien.

Beri kompres hangat pada daerah abdomen.

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi

analgetik sesuai indikasi.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

penyakit, prognosis dan pengobatan.

Tujuan             :  Pengetahuan keluarga meningkat

       Kriteria hasil   :    

Keluarga klien mengeri dengan proses penyakit klien.

Ekspresi wajah tenang

Keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses

penyakit klien.

     Intervensi        :

Kaji tingkat pendidikan keluarga klien.

Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses

penyakit klien.

Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui

penkes.

15

Page 16: makalah gastroenteritis

Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang

belum dimengertinya.

Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada

klien.

E. Implementasi

1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan output cairan yang berlebihan :       

a. Mengobservasi tanda-tanda vital.

b. Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi.

c. Mengukur infut dan output cairan ( balanc cairan )

d. Memberikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang

banyak kurang lebih 2000 – 2500 cc per hari.

e. Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan

pemeriksaan lab elektrolit.

f. Mengkolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah

sodium.

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual dan muntah.

a. Mengkaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.

b. Menimbang berat badan klien.

c. Mengkaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.

d. Melakukan pemerikasaan fisik abdomen ( palpasi,perkusi,dan

auskultasi ).

e. Memberikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.

f. Mengkolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang

berlebihan.

a. Mengganti popok jika basah.

b. Membersihkan bokong perlahan sabun non alcohol.

c. Memberi salp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit.

d. Mengobservasi bokong dan perineum dari infeksi.

16

Page 17: makalah gastroenteritis

e. Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi antipungi

sesuai indikasi.

4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

a. Mengobservasi tanda-tanda vital.

b. Mengkaji tingkat rasa nyeri.

c. Mengtur posisi yang nyaman bagi klien.

d. Memberi kompres hangat pada daerah abdomen.

e. Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai

indikasi.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

penyakit, prognosis dan pengobatan.

a. Mengkaji tingkat pendidikan keluarga klien.

b. Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.

c. Meenjelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes.

d. Memberikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum

dimengertinya.

e. Melibatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.

F. Evaluasi

a. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.

b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.

c. Integritas kulit kembali normal.

d. Rasa nyaman terpenuhi.

e. Pengetahuan kelurga meningkat.

f. Cemas pada klien teratasi

S : Kien mengatakan bahwa masih merasa lemas

O : - Klien masih tampak lemas

- Aktifitas klien masih dibantu keluarganya

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi 1-4 dilanjutkan

S : Klien mengatakan bahwa perutnya masih tersa sakit

O : - Kien tampak menyeringai kesaklitan

17

Page 18: makalah gastroenteritis

-    Klien terus memegangi perutnya

-    Skala nyeri 3

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi 1,3,4,5 dan 6 dilanjutkan

S : Klien mengatakan bahwa klien BAB berkali-kali,sudah mulai berkurang

2x/hari, masih merasa mual tapi tidak sampai muntah.

O : - Klien BAB 2x/hari

- Turgor kulit kembali < 1 detik

- Mata tidak cowong

- Klien merasa mual sehingga tidak menghabiskan porsi makannya

- Klien tidak muntah

A : Masalah gangguan pola eliminasi BAB teratasi sebagian

P : Pertahankan intervensi 1-4 dilanjutkan

-  Kaji intak output cairan setiap 8 jam

-  Pantau tanda-tanda dehidras

18

Page 19: makalah gastroenteritis

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB

dimana frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250

gram

Etiologi terdiri dari 3 faktor infeksi :

1. Infeksi internal

2. Bakteri penyebab gastroenteritis (diare akut) dibagi dalam dua golongan

besar, ialah bakteri non invasive dan bakteri invasive

3. Infeksi parenteral

a. Gejala klinik pasien dengan diare akibat infeksi sering mengalami

nausea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, torgor kulit

menurun, demam dan diare terjadi renjatan hipovolemik.Tes

diagnostik sangat diperlukan untuk pengkajian penyakit diare

Dasar pengobatan diare adalah :

1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan dan jumlah cairan.

2. Dietetik.

3. Obat-obatan

Pemberian asuhan keperawatan diperikan untuk penderita diare

B. Saran

Saran dari para pembaca sebagai masukan sangat diperlukan untuk

perbaikan bagi penulis, diharapkan penulis mampu membuat karya tulisanya lagi

lebih baik dimasa yang akan datang.

19

Page 20: makalah gastroenteritis

DAFTAR PUSTAKA

Doenges., dkk. (1999). Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien (M. Kariasa & N.

M. Sumarwati, Terj.). Edisi 3. Jakarta: EGC. (Naskah asli dipublikasikan pada

tahun 1993)

Sudoyo, W. Aru, dkk., Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2 Edisi IV, Pusat Penerbitan

Departemen Penyakit Dalam FKUI, Jakarta 2006.

20