gastritis erosif.docx
Transcript of gastritis erosif.docx
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini tepat pada waktunya. Laporan kasus ini
disusun guna memenuhi tugas kepaniteraan klinik Ilmu Penyakit Dalam di RSUD Karawang.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Irwin Sp.PD
yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan laporan kasus ini, serta kepada seluruh
dokter yang telah membimbing penulis selama di kepaniteraan klinik Ilmu Penyakit Dalam di
RSUD Karawang. Tak lupa juga ucapan terima kasih penulis haturkan kepada teman-teman
seperjuangan di kepaniteraan ini, serta kepada semua pihak yang telah memberi dukungan dan
bantuan kepada penulis.
Dengan penuh kesadaran dari penulis, meskipun telah berupaya semaksimal mungkin
untuk menyelesaikan laporan kasus ini, namun masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis
mengharapkan semoga laporan kasus ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi kita
semua.
Karawang, Agustus 2014
Ghayatrie Healthania
03010114
1
BAB I
LAPORAN KASUS
I. Identitas
Nama : Ny. R
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bayur II Payungsari Karawang
Agama : Islam
Suku : Sunda
Status : Sudah Menikah
Pekerjaan : Buruh
Tanggal masuk RS : 18 Agustus 2014
II. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 19 Agustus 2014 di ruang rengasdengklok.
a. Keluhan UtamaOS datang dengan keluhan utama muntah darah sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit.
b. Keluhan Tambahan Nyeri ulu hati, kembung, mual.perut terasa begah
c. Riwayat Penyakit SekarangOs datang ke IGD RSUD karawang pada tanggal 18 Agustus dengan keluhan muntah darah sejak 1 hari smrs. Muntah sebanyak 2 kali sehari. Muntah berwarna merah tua . Volume darah dikatakan kira-kira satu gayung kecil. Os juga mengeluh muntah disertai mual. Kembung dan begah juga dirasa oleh os. Penurunan nafsu makan (+), os juga
2
mnegaku berat badan menurun tapi tidak terlalu signifikan. BAB dirasa sulit sejak 4 hari smrs. BAK lancar berwarna kuning. Demam dan Pusing disangkal oleh Os.
d. Riwayat Penyakit DahuluOs mengaku pernah muntah darah seperti ini 8 bulan yang lalu. Sempat di bawa ke RS lalu sembuh. Os mengaku punya sakit maag kronis. Sakit kuning dan infeksi berat lainnya disangkal. Hipertensi dan DM disangkal.
e. Riwayat Penyakit KeluargaOs mengaku suaminya juga menderita maag kronis. Hipertensi dan DM disangkal.
f. Riwayat KebiasaanOs mengaku merokok , dapat menghabiskan sebungkus rokok perhari dan suka minum kopi sehari 2 kali. Os juga mengaku suka makan makanan pedas dan asam.
g. Riwayat pengobatanOs mengaku sakitnya sudah dibawa ke klinik Media Medika tapi tidak ada perubahan. Os mengaku suka mengkonsumsi obat- obatan pereda nyeri.
III. Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik dilakukan pada tanggal 19 Agustus 2014. Hasilnya adalah sebagai berikut :
I. Keadaan Umuma. Kesan sakit : Tampak Sakit Sedangb. Kesadaran : Compos mentis
II. Tanda Vitala. Tekanan darah : 110/700 mmHgb. Frek. Nadi : 68 x/ mc. Frek. Nafas : 16 x/ md. Suhu : 36.0 °C
III. Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut.
IV. Mata :Konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-).
V. Telinga :Bentuk normal, NT auricular (-/-), secret (-/-).
VI. Hidung :Bentuk normal, septum deviasi (-), secret (-), pernafasan cuping hidung (-).
VII. Mulut :
3
mukosa mulut pucat (+).VIII. Leher :
KGB dan tiroid tidak teraba membesar.IX. Thorax
Cor :Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.Palpasi : Ictus cordis teraba linea midclavicula sinistra di ICS VPerkusi : dalam batas normalAuskultasi : BJ I & II regular, murmur(-) dan gallop(-).
Pulmo :Inspeksi : Gerak dinding dada simetris saat bernafas, retraksi sela iga (-/-).Palpasi : Vocal fremitus teraba sama pada kedua hemithorax.Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru Auskultasi : Suara nafas vesikuler (+/+), ronki basah kasar (-/-), Wheezing (-/-).
X. AbdomenInspeksi : datar , sagging of the flank (-), smiling umbilicus (-), tidak tampak efloresensi yang bermakna.Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+), lien dan hepar tidak teraba membesar.Perkusi : Timpani , Shifting dullness (-)Auskultasi : Bising usus (+).
XI. Ekstermitas : Palmar eritema (-)Pitting Oedem
_ _
- -
akral hangat
+ +
+ +
4
IV. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan laboratorium darah :
Parameter hasil Nilai rujukan Interpretasi
Hemoglobin 10.5 g/dl 12-16 g/dl Menurun
Leukosit 6.250/ul 3800-10600 Normal
Trombosit 253000/ul 150000-450000 Normal
Hematokrit 33.4 % 35-45% menurun
Gula darah sewaktu
113 <140 Normal
Ureum 24.3 15-50 Normal
Creatinine 0.58 0.50-0.90 normal
V. Diagnosis KerjaPada kasus ini diagnosis kerjanya adalah Hematemesis e.c Gastritis erosif
VI. Diagnosis BandingDiagnosis banding pada kasus ini adalah :
Hematemesis e.c varises esophagus Hematemesis e.c tukak peptikum Hematemesis e.c syndrome Mallory weis Hematemesis e.c keganasan
VII. PenatalaksanaanTerapi yang diberikan di IGD adalah :
1. Infus NaCl 0.9% 20 tpm2. Inj Ranitidin 2x1 ampul3. Inj Kalnex 3x1 ampul4. Inj Ondancentron 3x1 ampul5. Ceftriaxon 2x 1 gr6. Sucralfat syr 4x CI
Tindakan yang diusulkan
- BUN test
5
- Endoskopi- Pemeriksaan radiologi- Biopsi dan histopatologi
VIII. PrognosisAd vitam : dubia ad bonamAd sanationam : dubia ad malamAd fungsionam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
Tanggal 20 Agustus 2014
S : Mual (+) , muntah berisi makanan tadi malam. Nyeri ulu hati(+), BAB sulit sejak 4 hari
O:
TD: 120/80, N: 72, RR: 16 , S: 36.0
Mata: CA(+/+), SI(-/-).
Leher:dbn
Thoraks :dbn
Abd: Nyeri tekan epigastrium(+)
Eks : dbn
A: Hematemesis e.c
Gastritis Erosif
P: Diit D2
Infus NaCl 20 tpm
Inj ceftriaxone 1x2 gr
Inj Ranitidin 2x1
Inj OMZ 1x1
Inj Ondancentron3x1
Sucralfat syr 3x CI
Follow up tanggal 21 agustus 2014
S: Mual (+) , Nyeri
ulu hati(+), Kembung
O: TD : 120/80, N:70, RR: 17, S: 35.9
Mata: CA(+/+),SI(-/-)
Leher: dbn
Thoraks:dbn
Abd: Nyeri tekan epigastrium(+)
A: Hematemesis et
causa gastritis erosif
P:Diit D2
Infus NaCl 20 tpm
Inj ceftriaxone 1x2 gr
Inj Ranitidin 2x1
Inj OMZ 1x1
6
Eks: dbn Inj Ondancentron3x1
Sucralfat syr 3x CI
As tranexamat 3x1
Follow up tanggal 22 Agustus 2014
S: Nyeri ulu hati(+) O: TD: 130/80. N:60. RR: 16 ,S:36
Mata: CA(-/-),SI(-/-)
Leher: dbn
Thoraks:dbn
Abd: Nyeri tekan epigastrium(+)
Eks:dbn
A: Hematemesis e.c
Gastritis Erosif
P:Diit D2
Infus NaCl 20 tpm
Inj ceftriaxone 1x2 gr
Inj Ranitidin 2x1
Inj OMZ 1x1
Inj Ondancentron3x1
Sucralfat syr 3x CI
As tranexamat 3x1
7
BAB II
ANALISIS KASUS
Seorang wanita usia 55 tahun datang ke IGD dengan diagnosis Hematemesis e.c Gastritis
Erosif karena penggunaa obat NSAID. Salah satu penyebab dari gastritis adalah penggunaan
obat NSAID serta beberapa faktor lain seperti alhohol ,stress, makan-makanan yang merangsang
asam lambung dan merokok.
Dari anamnesis didapatkan os mengeluhkan muntah darah sejak 1 hari smrs. Muntah
darah dikatakan berwarna merah tua. Muntah sebanyak 2 kali sehari dengan volume kira-kira
satu gayung. Hematemesis atau muntah darah bisa dalam bentuk darah segar atau hitam akibat
beraksi dengan asam lambung. Pada kasus ini mengarah adanya gastritis erosive akibat
penggunaan NSAID. NSAID sebagai analgesic bekerja sebagai inhibitor non selektif enzim
siklooksigenase ,dimana obat ini menghambat isoenzim sikooksigenase 1(COX-1) dan
siklooksigenase 2 ( COX-2). Siklooksigenase mengkatalisis pembentukan prostaglandin dan
tromboksan dari asam arakhidonat,Asam arakhidonat ini dihasilkan dari lapisan ganda fosfolipid
oleh fosfolipase A2. Prostaglandin merupakan substansi sitoprotektif terhadap mukosa lambung.
Efek sitoprotektif itu dilakukan dengan cara menjaga aliran darah mukosa, meningkatkan sekresi
mukosa, dan ion bikarbonat dan meningkatkan epithel defense.Aliran darah mukosa yang
menurun menimbulkan adhesi netrolit pada endhotel pembuluh darah mukosa dan memacu lebih
jauh proses imunologis .Radikal bebas dan protease yang dilepaskan akibat proses imunologis
tersebut akan merusak mukosa lambung sehingga menimbulkan perdarahan.
Sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium , mual, dan kembung juga dirasakan pasien.
Nyeri epigastrium diyakini bahwa nyeri yang terjadi bila kandungan asam lambung menigkat
menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain menunjukan lesi
dengan asam merangsang mekanisme reflex local yang memulai kontraksi otot halus sekitarnya.
8
Dari pemeriksaan fisik dan laboratorium didapatkan konjungtiva anemis dan hemoglobin
menurun. Hal ini menandakan pasien dalam keadaan anemia. Anemia terjadi karena pengeluaran
darah berlebihan.
Os juga mengeluh susah BAB sejak 4 hari smrs. Hal ini mungkin dikarenakan pasien
muntah-muntah akibatnya nafsu makan turun sehingga tidak ada makanan yang dicerna. Berat
badan juga dirasakan sedikit turun akibat kurangnya asupan makanan.
9
BAB III
PEMBAHASAN
DEFINISI
Perdarahan saluran cerna bagian atas (PSCBA) adalah perdarahan saluran makan
proksimal dari ligamentum treitz. Sebagian besar penyebab perdarahan saluran cerna atas adalah
pecahnya varises esophagus, gastritid erosive, tukak peptic, gastropati kongestif, sindroma
Mallory Weiss dan keganasan. Manifestasinya dapat berupa hematemesis dan melena.1
Epidemiologi
Di Negara barat perdarahan karena tukak peptic menempati urutan terbanyak sedangkan
di Indonesia perdarahan karena rupture varises esophagus merupakan penyebab tersering yaitu
sekitar 50%-60%, gastritis erosive sekitar 25-30%, tukak peptic sekitar 10%-15% dank arena
sebab lainnya <5%.Kecenderungan saat ini menunjukkan bahwa perdarahan yang terjadi karena
pemakaian jamu rematik menempati urutan terbanyak sebagai penyebab perdarahan saluran
cerna bagian atasa yang datang ke UGD RS Hasan Sadikin Bandung.Mortalitas secara
keseluruhan masih tinggi yaitu sekitar 25% ,kematian pada penderita rupture varises bisa
mencapai 60% sedangkan kematian pada perdarahan non varises sekitar 9%-12%. Insidens
perdarahan SCBA dua kali lebih sering pada pria dari pada wanita dalam seluruh tingkatan usia,
tetapi jumlah angka kematian tetap sama pada kedua jenis kelamin. Angka kematian meningkat
pada usia yang lebih tua> 60 tahun pada pria dan wanita.2
Etiologi
Pecahnya varises esophagus
10
Gastritis erosive
Tukak peptic
Syndrom Mallory Weiss
Keganasan
Oesofagitis
Kelainan vascular. 3
FAKTOR RISIKO
Tabel 1. Faktor risiko untuk mendapat Efek samping OAINS.8
Terbukti sebagai Faktor risiko
Usia lanjut> 60 tahun
Riwayat pernah menderita tukak
Digunakan bersama dengan steroid
Dosis tinggi untuk menggunakan lebih dari satu jenis OAINS
Menderita penyakit sistemik yang berat
Mungkin sebagai faktor risiko
Bersama-sama dengan infeksi H. pylori\
Merokok
Minum Alkohol
Patofisiologi
Efek samping OAINS pada saluran cerna tidak terbatas pada lambung. Efek samping
pada lambung memang yang paling sering terjadi . OAINS merusak mukosa lambung melalui 2
mekanisme yakni : topical dan sistemik. Kerusakan mukosa secara topical terjadi karena OAINS
11
bersifat asam dan lipofilik, sehingga memudahkan traping ion hydrogen masuk mukosa dan
menimbulkan kerusakan .Efek sistemik OAINS tampakanya lebih penting yaitu kerusakan
mukosa terjadi akibat prostaglandin menurun , Oains secara bermakna menekan
prostaglandin.Seperti diketahui prostaglandin merupakan substansi sitoprotektif yang amat
penting bagi mukosa lambung, Efek sitoprotektif itu dilakukan dengan cara menjaga aliran darah
mukosa, meningkatkan sekresi mukosa, dan ion bikarbonat dan meningkatkan epithel
defense.Aliran darah mukosa yang menurun menimbulkan adhesi netrolit pada endhotel
pembuluh darah mukosa dan memacu lebih jauh proses imunologis .Radikal bebas dan protease
yang dilepaskan akibat proses imunologis tersebut akan merusak mukosa lambung.
12
DIAGNOSIS
1) Anamnesis
Dalam anamnesis yang perlu ditekankan :1) Sejak kapan terjadinya perdarahan dan
berapa banyak terjadinya perdarahan 2) riwayat perdarahan sebelumnya 3) Riwayat
perdarahan dalam keluarga 4) Ada tidaknya perdarahan dibagian tubuh lain 5)
Penggunaan obat-obatan terutama obat NSAID dan antikoagu;an 6) kebiasaan minum
alcohol 7) mencari kemungkinan adanya penyakit hati kronik ,demam berdarah, demam
tifoid, ckd, DM , hipertensi dan alergi obat-obatan. 8) riwayat transfuse sebelumnya.
2) Pemeriksaan fisis yang perlu dilakukan : 1) stigmata penyakit hati kronik 2) suhu badan
dan perdarahan ditempat lain 3) Tanda-tanda penyakit kulit dan mukosa penyakit
sistemik yang bisa disertai perdarahan saluran makanan misalnya pigmentasi
mukokutaneus pada sindrom peutz Jegher.
3) Endoskopi pada endoskopi akan dijumpai kongesti mukosa , erosi-erosi kecil kadang-
kadang disertai perdarahan kecil.Lesi ini dapat sembuh sendiri .Kemampuan mukosa
mengatasi lesi-lesi ringan akibat rangsangan kemis sering disbut adapatasi mukosa .Lesi
yang lebih berat dapat berupa erosi dan tukak multiple ,perdarahan luas dan perforasi
saluran cerna.7
TATALAKSANA
-Non medika mentosa
1.) Istirahat
2.) Diet ; Makanan lunak sepert bubur. Mengurangi konsumsi makanan pedas, asam,
alcohol
3.) Penggunaan OAINS sebaiknya di hentikan.1
Medika Mentosa
Obat penangkal kerusakan mucus
13
1.) Sukralfat ; Suatu kompleks garam sukrosa dimana grup hidroksil diganti dengan
alumunium hidroksida dan sulfat. Mekanisme nya melalui pelepasan kutub peroksida
yang berikatan dengan kutub positif molekul protein membentuk lapisan
fisikokemikal pada dasar tukak melindungi tukak dari pengaruh asam dan pepsin.
Dosis 4x1 gr perhari.
2.) Antagonis reseptor H2/ ARH2: Mekanisme kerjanya memblokir efek histamine pada
sel parietal sehingga sel parietal tidak dapat dirangsang untuk mengeluarkan asam
lambung. Dosis terapiutik : Simetidin 2x 400 mg atai 800 mg malam hari. Anitidin
300 mg malam hari.
3.) Proton pump inhibitor. Mekanisme kerja PPI adalah memblokir kerja enzim K+H+
ATPase yang akan memecah K+H+ ATP menghasilkan energy yang digunakan untuk
mengeluarkan asam HCL dari kanalikuli sel parietal dalam lambung. Dosis
omeprazole 2z20 mg /standard dosis atau 1x40 mg/ dobel dosis.1
14
Daftar pustaka
1. Abdullah M. Pengelolaan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas.In:Suyono S, Waspadji
S,et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Kelima. Jakarta. Balai Penerbit
FKUI, 2009;453-59
2. Almi DU. Hematemesis Melena et causa Gastritis erosive dengan riwayat pengunaan
obat NSAID pada pasien Laki-laki lanjut usia. Medula. 2013 ;1; 73-79
3. Greenberger NJ.Gastrointestinal Bleeding . Accessed on August 23 2014. Available at :
http://www.merckmanuals.com/home/digestive_disorders/
symptoms_of_digestive_disorders/gastrointestinal_bleeding.html#v6650139
4. Hirlan. Gastritis .In: Suyono S, Waspadji S, et al (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I Edisi Kelima. Jakarta. Balai Penerbit FKUI, 2009;509-12
5. Palmer K. Management of Haematemesis and Melena. Postgrad med J.2004;80:339-404
6. Palmer K. Acute Upper Gastrointestinal haemorrahge. Accessed on August 23 2014 .
Available at : bmb.oxfordjournals.org/content/83/1/307.full
7. Aduful HK. Naaeder SB. Darko r. et al. Upper Gastrointestinal Endoscopy at the Korle
Bu Teaching Hospital , Accra, Ghana. Ghana Med J. Mar.2007;41(1):12-16.
8. Bashir S. Roy P. upper Gastrointestinal Bleeding – A review of the literature .Indian
Journal for the Practising Doctor.2008. vol 5.No 2
15