Gastritis

11
MAKALAH GASTRITIS Disusun oleh: 1. Dea Aulia Fariesty 2. Devita Permatasari 3. Dwi Retno Utami 4. Dwi Rohmawati 5. Eka Safitri.N.Q.W Tingkat: 2A AKADEMI KEPERAWATAN LUMAJANG

description

gastritis

Transcript of Gastritis

MAKALAH

GASTRITIS

Disusun oleh:

1. Dea Aulia Fariesty2. Devita Permatasari

3. Dwi Retno Utami

4. Dwi Rohmawati

5. Eka Safitri.N.Q.WTingkat: 2A

AKADEMI KEPERAWATAN LUMAJANG

TAHUN 2014

BAB I

PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGSalah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah penyakit saluran pencernaan seperti gastritis. Masyarakat pada umumnya mengenal gastritis dengan sebutan penyakit maag yaitu penyakit yang menurut mereka bukan suatu masalah yang besar, misalnya jika merasakan nyeri perut maka mereka akan langsung mengatasinya dengan makan nasi, kemudian nyerinya hilang. Penyakit gastritis ini bila tidak di atasi dengan cepat maka dapat menimbulkan perdarahan (hemorha gastritis) sehingga banyak darah yang keluar dan berkumpul dilambung, selain itu juga dapat menimbulkan tukak lambung, kanker lambung sehingga dapat menyebabkan kematian (Harison, 2000:1550, dalam, Hastuti:2007).Permasalahan dalam sistem pencernaan tidak boleh diabaikan. Masalah pencernaan yang paling umum terutama maag pada remaja adalah penyakit meningkatknya asam lambung atau gastro-esophageal reflux, sebagian besar dikenal sebagai penyakit maag. Gangguan ini harus diberi perlakuan khusus karena dapat menimbulkan masalah yang lebih serius yang dapat mempengaruhi sistem pernapasan. Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari guna untuk mendapatkan kebutuhan zat gizi yang cukup untuk kelangsungan hidup, pemulihan setelah sakit, beraktivitas, pertumbuhan dan perkembangan. Apabila pola makan tidak sehat akan terjadi gangguan pola makan seperti timbulnya gastritis. Maka perlu diperhatikan frekuensi, waktu dan jenis makanan, dan biasanya sering terjadi pada remaja. ( Erna:http://repository.unand.ac.id/id/eprint/18360 ).

1.2 TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi dari gastritis

2. Untuk mengetahui klasifikasi dari gastritis

3. Untuk mengetahui etiologi dari gastritis4. Untuk mengetahui manifestasi dari gastritis

5. Untuk mengetahui komplikasi dari gastritis

6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari gastritis

7. Untuk mengetahui penatalaksanaan terapi dari gastritis

8. Untuk mengetahui patofisiologi dari gastritis

BAB II

TINJAUAN TEORI2.1 KONSEP DASAR 2.1.1 DEFINISI

Gastritis merupakan peradangan pada mukosa lambung, baik akut maupun kronik yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. (Arif Mansjoer).2.1.2 KLASIFIKASI

Gastritis dibagi menjadi 2 bagian:

1. Gastritis akut

Merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas. Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrophil.

2. Gastritis kronik

Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik yang bervariasi. Kelainan ini berkaitan erak dengan infeksi H. Pylori.2.1.3 ETIOLOGI1. Gastritis Akut

a. Obat-obatan (aspirin, AINS)

b. Alkohol

c. Merokok

d. Bahan kimia, seperti lisol

e. Gangguan mikrosirkolasi mukosa lambung: trauma, luka bakar, sepsis

2. Gastritis kronik

a. Aspek imunologis

Dapat dilihat dari ditemukannya autoantibody terhadap faktor intrinsik lambung dan sel partial pada pasien dengan anemia pernisiosa. Kasus ini jarang ditemukan.

b. Aspek bakteriologi

Salah satu bakteri penyebab gastritis adalah Helicobacter pylori dan sering dijumpai berbentuk gastritis kronis aktif autrum.

c. Faktor lain yang juga dapat menyebabkan gastritis kronis adalah refluk kronik cairan pankreatobilier, asam empedu dan lisosetin, alcohol berlebih, teh panas dan merokok.

2.1.4 MANIFESTASI KLINIS

1. Gastritis Akut

a. Nyeri epigastriumb. Mual

c. Kembung

d. Muntah2. Gastritis kronik

Kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.2.1.5 KOMPLIKASI

1. Gastritis Akut

Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hamper sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter pylori, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegagkan dengan endoskopi.2. Gastritis kronik

Perdarahan saluran cerna bagian atas ulkus, perforasi dan anemia karena gangguan absorpsi vitamin B.

2.1.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan darah

Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.2. Uji napas urea

Yaitu suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh urea H. Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2). CO2 cepat diabsorpsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.3. Pemeriksaan fesesTes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.4. Endoskopi saluran cerna bagian atas

Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam.5. Analisis Lambung Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO ( basal acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).6. Analisis stimulasi

Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO, maximum acid output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti histamin atau pentagastrin. Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.2.1.7 PENATALAKSANAAN TERAPI OBAT

1. Penatalaksanaan FarmakologiObat-obatan yang biasanya digunakan:

a. Antasida (Menetralisir asam lambung dan menghilangkan rasa nyeri) b. Pompa Proton pencegah pertumbuhan bakteri(Menghentikan produksi asam lambung dan menghambat infeksi bakteri helicobacter pylori) c. Agen Cytoprotektif (Melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus) d. Obat anti sekretorik (Mampu menekan sekresi asam) e. Pankreatin (Membantu pencernaan lemak, karbohidrat, protein dan mengatasi gangguan sakit pencernaan seperti perut kembung, mual, dan sering mengeluarkan gas) f. Ranitidin (Mengobati tukak lambung)g. Simetidin (Mengobati dispepsia)2. Penatalaksanaan Non FarmakologiMemodifikasi diet pasien, yaitu dengan makanan lembek dan tidak merangsang. Hindari makanan daging atau ikan karena meningkatkan sekresi HCL lambung.2.1.8 PATOFISIOLOGI1. Obat-obat NSAIDs (Non-Steroidal Anti Inflamatory Drug) seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis. Obat analgesik anti inflamasinonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil tapi, jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.Pemberian aspirin juga dapat menurunkansekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktordefensif terganggu.2. Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang mengandung nitrat (bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya gastritis karena bahan-bahan tersebut bila terlalu sering kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam lambung berlebih sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung.3. Stress psikologis maupun fisiologis yang lama dapat menyebabkan gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma menyebabkan iskemia mukosa lambung.Iskemia mukosa lambung mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosaakibatnya terjadi difusi balik H+ ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi menahan asam berlebih menyebabkanedema lalu rusak.2.2 KEPERAWATAN2.2.1 PENGKAJIAN

a. Anamnesa tanda dan gejala: nyeri ulu hati, mual, muntah

b. Riwayat penggunaan bahan-bahan yang diduga sebagai faktor penyebab

c. Pemeriksaan fisik: pucat, tachycardia, hipotensi, distensi abdomen, nyeri tekan abdomen.2.2.2 DIAGNOSAa. Nyeri b/d iritasi mukosa lambung

b. Resiko defisit volume cairan b/d output berlebih (muntah)

c. Kurang pengetahuan b/d ketidakadekuatan informasi penatalaksanaan diet dan factor pencetus iritan pada mukosa lambung2.2.3 INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI1. Nyeri b/d iritasi mukosa lambung

a. Istirahatkan pasien pada saat nyeri muncul

b. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri muncul

c. Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri

d. Manajemen lingkungan: lingkungan tenang, batasi pengunjung, istirahatkan pasien

e. Tindakan kolaborasi: pemberian cimetidine, ranitidine, antasida

2. Resiko deficit volume cairan b/d out berlebih

a. Monitor status cairan (turgor kulit, membrane mukosa, dan urin output)

b. Pengukuran tekanan darah

c. Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, dan diaforesis secara teratur

3. Kurang pengetahuan b/d ketidakadekuatan informasi penatalaksanaan diet dan factor pencetus iritan pada mukosa lambung

a. Kaji kemampuan pasien untuk mengikuti pembelajaran (tingkat kecemasan, kelelahan umum, pengetahuan pasien sebelumnya, dan suasana yang tepat)b. Jelaskan tentang proses terjadinya gastritis akut sampai menimbulkan keluhan pada pasien

c. Bantu pasien mengidentifikasi agen iritan2.2.4 EVALUASI

a. Nyeri berkurang sampai menghilang

b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi

c. Kebutuhan cairan terpenuhi

d. Klien mengetahui dan memahami penatalaksanaan diit dan proses penyakitBAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULAN1.Gastritis atau yang lebih dikenal maag adalah penyakit tidak menular yang disebabkan inflamasi (pembengkakan) dari mukosa lambung.

2. Gastritis ada 2 kelompok yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Tetapi gastritis kronik bukan merupakan lanjutan dari gastritis akut, dan keduanya tidak saling berhubungan.3. Ada banyak factor risiko yang dapat menyebabkan maag antara lain, pola makan yang tidak teratur, jenis makanan yang dapat memicu asam lambung kopi, teh, rokok, alcohol, stress, obat-obatan, dan usia.4. Gejala gastritis bermacam-macam, tergantung kepada jenis gastritisnya. Biasanya penderita gastritis mengalami gangguan pencernaan (indigesti) dan rasa tidak nyaman di perut sebelah atas.

5.Pencegahan dari penyakit ini yaitu dengan menghindari semua factor risiko yang dapat memicu timbulnya penyakit gastritis

6. Pengobatan dengan memberikan obat yang dapat menetralisir asam lambung seperti antasida, selain itu selalu perhatikan pola konsumsi makanan, hindari makanan yang dapat memicu naiknya asam lambung.\DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapiushttp://www.slideshare.net/rizkibratbretbrot/asuhan-keperawatan-gastritishttp://www.e-bookspdf.org/download/jurnal-penelitian-tentang-gastritis.htmlhttp://perawat-2010.blogspot.comMuttaqin Arif. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika