Garis Besar Pertanyaan Yang Diajukan Pada Wawancara … · Pertanyaan yang diajukan berkaitan...
Transcript of Garis Besar Pertanyaan Yang Diajukan Pada Wawancara … · Pertanyaan yang diajukan berkaitan...
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Garis Besar Pertanyaan
Yang Diajukan Pada Wawancara dengan
Masyarakat Lokal Dalam Pengelolaan Pariwisata Berbasis Masyarakat
Di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Karang Pusentasi Donggala
1. Data diri responden meliputi nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pendidikan,
dan pekerjaan responden.
2. Persepsi mengenai kegiatan pariwisata, yang meliputi :
Pengetahuan dan sikap mereka terhadap kegiatan pariwisata.
Manfaat dan kerugian yang diperoleh dari kegiatan pariwiwisata.
Harapan keterlibatan dan peran mereka pada kegiatan pariwisata.
Pandangan terhadap konsep pengelolaan pariwisata yang baik dan sesuai
dengan kepentingan dan keinginan mereka.
3. Keterlibatan dalam kegiatan pariwisata saat ini, yang meliputi :
Bentuk keterlibatan dalam kegiatan pariwisata.
Lama waktu keterlibatan dalam kegiatan pariwisata.
Pengalaman dalam kegiatan pariwisata.
Pendidikan dan keterampilan khusus yang dimiliki berkaitan dengan pariwisata.
Keberadaan kelompok masyarakat yang berkaitan dengan pariwisata dan
keterlibatannya mereka didalamnya.
Penghasilan yang diperoleh dari kegiatan pariwisata.
Masalah/hambatan yang ditemukan dalam keikutsertaan pada kegiatan
pariwisata.
4. Potensi alam, sosial, dan budaya yang mendukung pariwisata menurut masyarakat.
5. Saran dan pikiran masyarakat dalam pengembangan pariwisata kedepan.
112
Lampiran 2.
Pedoman Wawancara
Bagi Aparat Pmerintahatah, Pengusaha Wisata dan LSM Mengenai
Pengelolaan Pariwisata Berbasis Masyarakat di Tanjung Karang-
Pusentasi Donggala
I. Identitas Responden yang meliputi, nama, instansi/lembaga, jabatan, dan
alamat.
II. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan :
1. Pandangan mereka terhadap kegiatan pariwisata yang
dikembangkan di kawasan ini.
2. Akibat positif dan negatif dari kegiatan pariwisata.
3. Pendapat mereka tentang peran masyarakat dalam pengelolaan
pariwisata.
4. Pendapat mereka bila pengelolaan pariwisata di kawasan wisata
ini dikembangkan dengan sistim pengelolaan berbasis
masyarakat.(Diceritakan sekilas konsep pengelolaan pariwisata
berbasis masyarakat menurut peneliti)
5. Bila setuju terhadap sistim pengelolaan tersebut, bagaimana
sebaiknya peran masyarakat dalam kaitannya dengan :
a. Keikutsertaan dalam perencanaan
b. Keikutsertaan dalam pengelolaan usaha/kegiatan
pariwisata
6. Bila tidak setuju, bagaimana bentuk keikutsertaan masyarakat
dalam kegiatan pariwisata tersebut.
7. Pendapat mereka yang berkaitan dengan aspek sosial budaya
masyarakat dan tentang pengelolaan sumberdaya alam untuk
pariwisata.
Sebagai contoh misalnya, pengetahuan lokal dan kearifan yang
dimiliki oleh masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya alam
yang tersedia. Apakah hal ini dapat dijadikan referensi untuk
mendukung pengembangan pariwisata ?
(Akan didialogkan beberapa contoh kasus)
8. Faktor-faktor apa yang dapat mendukung dan menghambat
pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat di kawasan wisata ini.
(Dilihat dari sudut pandang potensi/kesiapan pemerintah,
masyarakat, dan swasta).
113
Lampiran 3
Pedoman Pertanyaan
Dalam Diskusi Kelompok Terfokus
1. Pandangan mereka (peserta diskusi) terhadap kegiatan pariwisata yang
dikembangkan di kawasan ini.
2. Apa akibat negatif dari kegiatan tersebut.
3. Apa akibat positif dari kegiatan tersebut.
4. Apakah mereka (masyarakat) berminat untuk ikut terlibat dalam kegiatan
tersebut.
5. Apakah model pengelolaan yang dikembangkan saat ini sudah memberi
peluang bagi mereka untuk ikut terlibat.
6. Bila terdapat peluang, apakah masih diperlukan bantuan pihak lain,
termasuk pemerintah.
7. Apa saran dan pendapat mereka bila kegiatan pariwisata dikembangkan
dengan konsep pengelolaan yang berbasis masyarakat.
.
114
Lampiran 4.
Rangkuman Hasil
Diskusi kelompok Terfokus
Di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Karang Pusentasi
1. Kegiatan pariwisata di Kawasan Wisata Tanjung Karang Pusentasi sudah
berlangsung lama (Tanjung Karang sejak tahun 1970an sementara Boneoge
dan Pusentasi sejak awal tahun 1990an). Terbukanya Tanjung Karang sebagai
lokasi wisata yang dikunjungi oleh wisatawan asing telah mendorong lokasi di
sekitarnya untuk berkembang sebagai lokasi kegiatan wisata.
2. Akibat negatif dari kegiatan wisata :
Lokasi wisata yang sering digunakan oleh orang-orang dari kota untuk
tempat berpesta-pesta dan beberapa kegiatan lainnya yang sering
mengganggu ketenangan masyarakat.
Masuknya minuman keras dan kemungkinan telah adanya penggunaan
narkoba yang dapat merusak moral masyarakat lokal.
Berkembangnya Tanjung Karang sebagai lokasi wisata, terutama sebagai
lokasi penyelaman (diving) telah menimbulkan konflik kepentingan antara
masyarakat lokal dengan pariwisata. Terumbu karang yang terdapat di
Tanjung karang merupakan lokasi yang biasa digunakan oleh masyarakat
sebagai sumber ikan alternatif pada musim barat tidak dapat lagi diakses
karena diperuntukan bagi kegiatan pariwisata.
Rencana pemerintah dan swasta untuk mengembangkan Tanjung Karang
sebagai satu kawasan/resort yang diperuntukan khusus dengan
memindahkan lokasi pemukiman menimbulkan keresahan di masyarakat.
Kondisi ini pula yang menyebabkan masyarakat pada lokasi lain melihat
perkembangan pariwisata sebagai ancaman bagi status kepemilikan lahan
mereka.
Kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dalam memperlebar jalan
menuju Tanjung Karang dengan menggusur gunung dan membuang
gusuran ke laut dapat mengganggu kondisi pantai.
3. Akibat positif dari kegiatan wisata :
Manfaat ekonomi yang diperoleh masyarakat melalui pendapatan tambahan
yang didapatkan dari berjualan, melayani transportasi sebagai ojek,
menjual hasil laut siap saji, dan menjual buah kelapa segar (muda).
Keberadaan kegiatan pariwisata mendorong keinginan masyarakat untuk
kembali menggali potensi sosial budaya yang saat ini sebagian sudah
tenggelam.
Kegiatan pariwisata yang ada saat ini telah mendorong masyarakat untuk
menata desa/kelurahan dan pemukiman mereka agar lebih bersih dan
teratur.
Dari aspek motivasi, sebenarnya telah mendorong masyarakat untuk ikut
berpartisipasi lebih jauh dalam proses pengelolaan kegiatan pariwisata.
Namun, keinginan ini masih terhambat oleh kendala berupa modal,
keterampilan, dan terutama dukungan pemerintah setempat.
115
4. Minat masyarakat untuk terlibat cukup tinggi, yang dibuktikan oleh
keikutsertaan mereka dalam melayani kebutuhan wisatawan akan bahan
makanan, sarana transportasi dan lokasi peristrahatan. Munculnya minat
masyarakat tersebut tidak hanya didasarkan pada kepentingan ekonomi semata,
tetapi juga berkaitan dengan upaya untuk mengambil peran yang lebih jauh
agar supaya mereka dapat langsung ambil bagian dalam mencegah terjadinya
akibat-akibat negatif.
5. Model pengelolaan (yang lebih bersifat top-down) yang dikembangkan saat ini
masih kurang memberikan peluang bagi masyarakat untuk
terlibat/berpartisipasi. Beberapa aktifitas yang dilakukan oleh pemerintah
selama ini (misalnya aktifitas Pekan Budaya dan Promosi Wisata yang
dilakukan disini tidak melibatkan masyarakat) tidak dikomunikasikan dengan
baik ke masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat sepakat bahwa model
pengelolaan yang dapat memberi kesempatan keterlibatan mereka secara luas
sangat diperlukan untuk mengembangkan wilayah ini.
6. Keterlibatan masyarakat didalam kegiatan pariwisata disini tetap memerlukan
bantuan dari pihak lain terutama pemerintah. Masyarakat masih sangat
membutuhkan upaya untuk meningkatkan keterampilannya dalam
mengembangkan usaha-usaha yang berhubungan dengan pariwisata. Misalnya,
pelatihan keterampilan pembuatan cindera mata, perencanaan/pembuatan paket
wisata, serta perencanaan dan pengelolaan hunian bagi wisatawan.
Disamping itu, diharapkan bahwa sumberdaya yang dimiliki oleh masyarakat
dapat dijadikan sebagai modal keikutsertaan atau saham masyarakat didalam
mengembangkan usaha dibidang pariwisata. Kegiatan-kegiatan usaha
masyarakat (pertanian, peternakan, dan perikanan) diharapkan dapat
dikembangkan menjadi atraksi wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan,
sehingga hasil usaha masyarakat dapat dapat pula dibeli oleh wisatawan
sehingga masyarakat lokal dapat memperoleh pendapatan langsung.
7. Masyarakat sependapat bila pengelolaan pariwisata dilakukan dengan
menggunakan pendekatan yang berbasis masyarakat. Meskipun demikian, hal
ini harus dilakukan dengan sungguh-sungguh melalui proses yang sesuai yang
dapat mendorong kearah pendekatan tersebut. Pengalaman pada beberapa
kegiatan yang dilakukan dengan mengatasnamakan partisipasi masyarakat
harusnya tidak terulang dalam upaya pengembangan pariwisata di kawasan
ini.
116
Lampiran 5.
Sketsa lokasi wisata pantai Tanjung Karang
text
Teluk Palu
Teluk PaluSelat
Makassar Area D
iving
Ke Donggala
Ke Boneoge
Harmoni Cottages
Natural Cottages
Prince John Cottages
Rumah penduduk
Pondok peristrahatan milik penduduk
Cottage milik N Bidja
Kebun penduduk
Jalan Tugu Selamat Datang
Pos retribusi masuk lokasi wisata
Masjid
Keterangan :
117
Lampiran 6.
Sketsa lokasi wisata Boneoge
text
Dari Tg Karang
Ke Kaluku/P’ntasi
Selat Makassar
Keterangan :
Tugu Selamat Datang
Madjid
Cottage
Sekolah
Rumah penduduk
Kebun penduduk
Jalan aspal
Jalan setapak
Cottage milik Pemda
118
Lampiran 7.
Sketsa lokasi wisata Kaluku-Pusentasi
text
Selat Makassar
Vatu Nolanto
Vatubula
Dusun
Kaluku
Lokasi “Panambe”
Ke Donggala
Pusentasi
Keterangan :
Jalan beraspal
Jalan tidak beraspal
Rumah penduduk
Cottage Kaluku
Beach
Kebun Pisang penduduk
Kebun kelapa
119
Lampiran 8.
Peralatan tenun yang digunakan masyarakat lokal
120
Beberapa motif hasil tenunan masyarakat lokal
121
122
Lampiran 9.
Foto beberapa peralatan rumahtangga masyarakat Tanjung Karang
Pusentasi
Tempat air minum terbuat dari tempurung kelapa yang disebut bobo
Belanga tanah sebagai alat masak masyarakat
123
Tempat kue (kiri) dan buah-buahan (kanan)
Alas belanga yang diproduksi dan digunakan masyarakat lokal
124
Sendok sayur dan nasi yang digunakan masyarakat lokal
Tempurung kelapa yang telah dibersihkan sebagai alat makan
125
Lamapiran 10.
Foto beberapa lokasi di Kawasan Wisata Tanjung Karang Pusentasi
Pintu gerbang memasuki lokasi Tanjung Karang
Lokasi wiasata Tanjung Karang dengan latar belakang Kota Donggala
126
Salahsatu sudut pantai Tanjung Karang
Lokasi di Pantai Boneoge
127
Salahsatu pemandangan di Pusentasi
Pusentasi (sumur air laut)
128
Cottage yang terdapat di pantai Kaluku
Lokasi pertanian masyarakat lokal di Kaluku-Pusentasi