GAnGGuAn telePon Menyegarkan Makna Berkurban

1
JURNALISME WARGA I RABU, 21 JULI I TAHUN 2021 I HALAMAN 3 AMBULANS Kota/Kabupaten Bekasi 0813-8268-6114 PEMADAM KEBAKARAN Kota/Kabupaten Bekasi 021-88957805 / 021-22162577 Palang Merah IndonesIa (PMI) Kota/Kabupaten Bekasi 021-88960247 / 021-88331414 PEMERINTAH Kota/Kabupaten Bekasi 021-88961767 / 021-89970065 TERMINAL Kota Bekasi/Cikarang 021-89107256 / 0812-8415-0944 STASIUN PT KAI 021-3453535 GANGGUAN LISTRIK PLN UP3 Bekasi /Cikarang 021-8812222 / 021-897445 GANGGUAN TELEPON Telkom STO Bekasi 0812-8855-6975 BENCANA ALAM BPBD Kota/Kabupaten Bekasi 021-1500444 / 021-89970506 RUMAH SAKIT RSUD Kota/Kabupaten Bekasi 021-89452690 / 021-88374444 JALAN TOL Jakarta Cikampek 021-821 6515 Jagorawi 021-8413632 Jakarta Tangerang 021-5575 3904 Palikanci 021- 489800 Purbaleunyi 021-200 0867 PDAM Tirta Bhagasasi 021-8894384 Tirta Patriot 021-88966161 BPJS Kesehatan Bekasi/Cikarang 021-8847071 / 021-4946474 Ketenagakerjaan Bekasi Kota/Cikarang 021-8843909 / 021-89113873 KEPOLISIAN Polres Metro Bekasi Kota 021-8841110 Polsek Bekasi Kota 021- 8842752 Polsek Bekasi Selatan 021-82402647 Polsek Bekasi Utara 021-88989669 Polsek Bekasi Timur 021-82422457 Polsek Bantargebang 021-8250566 Polsek Pondok Gede 021-8462538 Polsek Jatisampurna 021-8841110 Polsek Jatiasih 021-8210110 Polsek Medan Satria 021-88974455 Polres Metro Bekasi 021-89114933 Polsek Tambun 021-8802738 Polsek Cikarang Barat 021-88323550 Polsek Cikarang 021-89106141 Polsek Cikarang Timur 021 89141940 Polsek Kedung Waringin 021-89140153 Polsek Pebayuran 021-89150110 Layangkan unek-unek dan keluhan Anda terkait berbagai persoalan, layanan publik, lingkungan, kinerja aparat baik pemerintahan maupun kepolisian, serta pelayanan umum lainnya. Kirim langsung ke : [email protected] web: radarbekasi.id email: [email protected] bismanradarbekasi@gmail.com PUBLIKASIKAN MENULIS ANDA KAMI NOMOR TELEPON PENTING ARIESANT/RADAR BEKASI BAGI MAKANAN Petugas kepolisian yang mengenakan kostum superhero membagikan makanan di Jalan Raya Diponegoro Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Berbagi makanan siap saji itu dilakukan guna membantu para pengendara bermotor, yang terdampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. JIKA kedatangan Islam ditandai sejak abad ke-7, bang- sa Indonesia telah menjalani agama tersebut selama 13 abad lebih. Sebuah masa yang sangat panjang untuk memas- tikan penanaman nilai-nilai dari pelbagai aspek. Seperti ibadah, muamalah (hubungan sosial ekonomi), dan siyasah (politik). Jelas, perjalanan sejarah bangsa yang bersinggungan dengan banyak sistem pemerintahan dan cara hidup, dari Hindu, Islam, hingga Kristen, turut mewarnai sikap keagamaan warga secara kultural dan kaitan praktik religius dengan negara secara struktural. Kenyataannya, secara mua- malah umat belum kukuh. Hubungan sosial masih reng- gang dan ekonomi belum matang. Keadaan ini tentu menyebabkan agama tidak lebih sebagai bangunan sup- rastruktur dan kehendak ke- bendaan sebagai infrastruktur dalam tradisi Marxian. Kehidupan keagamaan disu- burkan karena keinginan pe- menuhan materi. Panggung religius adalah cara untuk mendapatkan dukungan poli- tik dan cara mengaut keuntu- ngan. Sekilas, nilai ibadah kadang diganjar dengan ke- utamaan (fadilah), pahala berlimpah, dan surga. Demikian pula dengan iba- dah berkurban pada Hari Raya Haji dan tiga hari tasyrik. Pe- rintah Tuhan terhadap orang yang berpunya untuk me- nyembelih hewan peliharaan sebagai wujud kepedulian akan berbuah pahala. Namun, mengingat firman Tuhan menyatakan bahwa bukan darah dan daging melainkan ketakwaan yang sampai pada Allah (lihat surah Al Hajj: 37), tentu menjadi pesan tersirat bahwa keuta- maan ini bersifat etis, yaitu berbagi dengan sesama. Secara semantik, kata kunci takwa menjadi penting karena ia terkait dengan medan semantik dan hubung kait dengan kata- kata lain seperti amal, iman, dan kebahagiaan (saadah). Lebih jauh, hewan ternakan sejatinya terkait dengan akses manusia pada makanan utama. Dengan perintah ini, kita bisa membayangkan moral dari keutamaan (virtue) ini. Meski- pun sumber protein tak hanya terbatas pada sapi atau kambing, dua binatang ini sejatinya ber- fungsi tidak hanya untuk kon- sumsi, tetapi hasil sampingan. Seperti kotoran bisa diman- faatkan untuk pupuk kandang yang jauh lebih ramah dengan kelestarian lingkungan. Bukan hanya itu, pemeliharaan dua binatang ini juga bisa menjadi kerja tambahan bagi petani di sela-sela menunggu hasil panen. Pendek kata, efek ber- ganda akan bekerja. Pengulangan Namun, pada waktu yang sama, Hari Raya Idul Adha hanya mengulang ritual ta- hunan. Dari petinggi hingga khalayak, kita akan melihat mereka mengurbankan sapi atau kambing untuk memenuhi seruan perintah Tuhan. Pe- mandangan serupa di negeri ini akan mudah ditemukan. Kini kehadiran media sosial makin merancakkan kegiatan ini melalui unggahan, baik oleh warga awam maupun mereka yang berkurban. Tentu, kegiatan filantropis ini layak didukung karena amal tersebut bermanfaat bagi orang yang memerlukan. Tetapi, pertanyaannya, ada- kah ia betul-betul membantu orang-orang yang membutuh- kan? Kalau sekadar pemenuhan asupan daging, sememangnya warga Indonesia masih me- ngonsumsi daging lebih rendah dibandingkan dengan rekannya di negara-negara Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei. Artinya, protein yang didapatkan dari daging tidak terpenuhi meskipun sebenarnya bisa didapatkan dari sumber lain yang lebih terjangkau. Kini perdebatan perlu digeser pada sesuatu yang jauh lebih mendesak, yaitu analisis terhadap kebutuhan manusia. Teori tentang kebutuhan itu bisa dirujuk pada Abraham Maslow, yang populer, dan Herbert Marcuse, yang filosofis. Keduanya akan melihat kaitan keperluan manusia dan makna lain dari pengorbanan orang yang berpunya. Tanpa meme- riksa kembali ritual ini, kita akan melakukan ibadah ini secara rutin tanpa evaluasi kritis. Demografi Sejauh ini, analisis terhadap peta demografi pemberi dan penerima belum dilakukan dengan cermat dan rapi. Hanya dalam hitungan kasar bahwa warga yang mampu berkurban berjumlah kira-kira 6 juta orang. Andai 10 persen dari angka tersebut menunaikan ritual ini, ada 60 ribu orang yang mampu membeli sapi untuk berbagi. Tetapi, pengorbanan ini hanya berlangsung selama 4 hari. Seusai itu, kehidupan keagamaan berjalan seperti biasa. Padahal, jika ditelisik dengan teliti, tujuan berkurban itu bukan penyebaran daging, tetapi berbagi. Artinya, per- hatian pada orang fakir dan miskin tidak berhenti pada kegiatan sembelihan, tetapi kepedulian yang utuh. Apabila aktivitas ekonomi yang mengiringi produksi sapi hingga berakhir di rumah jagal masih berkutat pada soal bagaimana orang yang jarang mengonsumsi daging bisa merasai gulai dan sate, betapa warga kita masih terbelakang. Alih-alih mereka memikirkan soal merawat kasih sayang dan aktualisasi diri, ternyata kebutuhan yang paling dasar belum terpenuhi. Dengan demikian, semua pihak kini memikirkan kembali bahwa sejatinya kebutuhan manusia yang asli (true need) itu adalah sandang, pangan, dan papan. Sekarang generasi akan dihadapkan dengan ke- sulitan untuk memiliki rumah pada masa depan karena harga kediaman melambung. Harga ini dikerek, karena kepemilikan tempat tinggal bukan lagi semata-mata untuk tempat berteduh, tetapi juga berinvestasi. Selagi manusia tidak memenuhi keperluan dasar ini, kebutuhan lain tak bisa dipenuhi dengan baik. Pendek kata, pengorbanan orang-orang berpunya pada hari mulia itu tidak bertumpu pada kedermawanan sesaat, tetapi melihat kondisi kemanusiaan secara lebih luas. Binatang ternak (bahimah al an’am) adalah ma- kanan utama dan penggerak ekonomi pada masanya. Bayangkan setelah Islam da- tang sejak berabad-abad yang lalu, kita masih belum menyele- saikan urusan ini. Apalagi beranjak pada kebutuhan lain di era baru, yang telah menjadi kewajiban untuk dipenuhi. Misalnya, iuran sekolah, biaya kesehatan, dan penyediaan fasilitas publik untuk mewujud- kan kesejahteraan umat secara lebih menyeluruh. Lebih-lebih, di era pandemi, pembatasan mobilitas mas- yarakat menyebabkan mata pencarian khalayak terganggu dan pelayanan publik yang terkendala menghambat akses ekonomi. Momen Idul Adha sejatinya merupakan titik pijak agama untuk menyodorkan pesan yang otentik, yaitu me- nyelamatkan kehidupan ma- nusia. Atas dasar pemahaman kon- tekstual, pengorbanan yang menjadikan hewan ternak sebagai wujud kepedulian menuntut mereka yang mampu untuk berbagi kekayaannya untuk mendukung pemenuhan kebutuhan dasar warga yang terdampak. (*) Dosen Program Pascasarjana Universitas Nurul Jadid, Paiton, Jawa Timur BUKAN tidak mendukung optimalisasi seluruh elemen untuk sukses vaksinasi, akan tetapi menerjunkan anggota Badan Intelijen Negara (BIN) untuk melakukan operasi “door to door” ke rumah warga untuk vaksinasi, rasanya kurang pas. BIN bukan lembaga yang kurang kerjaan untuk berada di depan program vaksinasi. Presiden Jokowi yang telah memerintahkan penyebaran anggota BIN dari rumah ke rumah tersebut harus mela- kukan evaluasi kembali. Out of the box” mungkin langkah ini. Akan tetapi BIN adalah badan intelijen bukan lembaga kemasyarakatan atau aparat yang biasa melakukan kegiatan terbuka untuk dikenal masyarakat. Bukan pula badan penanggulangan bencana. Sektor terdepan untuk kegia- tan vaksinasi adalah Kemenkes bukan BIN. Kecuali jika dicu- rigai ada elemen masyarakat yang melakukan serangan teror senjata biologis, maka deteksi BIN mungkin tepat. Kekacauan penanganan pandemi Covid 19 di bawah pemerintahan Jokowi memang terbukti. Koordinator pena- nganan pandemi Jawa Bali adalah Menko Kemaritiman dan untuk luar Jawa Bali Men- ko Ekonomi. Mengapa bukan Menko bi- dang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), di mana Kemenkes berada di bawah koordinasinya ? Sejak awal dikeluarkan Per- ppu 1/2020 tanda-tanda pe- ngelolaan Covid 19 sudah terlihat bakal kacau. Ada nuan- sa legitimasi untuk segala hal. Terbukti korupsi besar dana bansos terjadi di Kemensos. Menteri pun menjadi pesakitan hukum. Lalu menggunakan alasan Covid untuk penguatan oligarkhi dan kriminalisasi. BIN yang melakukan “door to door” dalam kaitan vaksinasi tidak sesuai dengan Tupoksi BIN yang diatur dalam Perpres No 90 tahun 2012 tentang BIN. Fungsi utama BIN adalah penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan baik di dalam maupun luar negeri. Soal vaksinasi dapat dikerjakan oleh pegawai Kemenkes, Dinkes daerah, lembaga swadaya mas- yarakat, relawan masyarakat, atau organisasi lain yang relevan. Melibatkan BIN sama saja dengan melibatkan Densus 88 untuk vaksinasi. Belum lagi sebagaimana ulasan Majalah Forum Keadilan edisi Juli 2021 dalam konteks lain, akan adanya apa yang disinyalir dengan intelijen hitam. Nah betapa bahayanya jika ada operasi intelijen hitam dalam door to door” vaksinasi ini. Lepas kendali resmi. Jika dibutuhkan bantuan BIN maka sifatnya tertutup dan bergerak sebagaimana lazimnya kegiatan intelijen. Ataukah ada anggapan kondisi negara ini sudah super darurat dimana instansi yang kompeten dianggap sudah tidak mampu lagi sehingga melakukan lang- kah luar biasa dengan me- nurunkan BIN? Jika ini yang terjadi maka Presiden harus segera mengeluarkan Perppu untuk kemudian menjadi UU melalui DPR. Sejak BIN dipimpin Budi Gu- nawan, maka ada hal yang perlu dievaluasi. BIN yang tertutup dibawa ke ruang terbuka. Secara psikologis tidak bagus meli- batkan Intel mendatangi rumah ke rumah. Masyarakat tidak boleh ditakut-takuti. Intelijen adalah kegiatan yang lebih menekankan pada prinsip ke- rahasiaan, anonimitas, dan operasi klandestin. Benar bahwa Corona virus itu tidak kelihatan, namun penang- gulangan bukan dengan operasi klandestin, kecuali jika kita yakin bahwa keberadaan Covid 19 adalah bagian dari serangan senjata biologis yang dikendalikan oleh negara asing yang meli- batkan warga kita. BIN kompeten bergerak di depan. Betapa hebat sepenggal motto BIN yang menjadi pengi- ngat untuk evaluasi atas kebi- jakan “door to door“. “Berhasil tidak dipuji, gagal dicaci maki, hilang tak akan dicari, mati tak ada yang me- ngakui”. (*) Pemerhati politik dan kebangsaan Oleh: AHMAD SAHIDAH* Oleh: M. RIZAL FADILLAH* Menyegarkan Makna Berkurban Waduh BIN Door to Door Berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan No. 4 Tahun 1996, PT BRI (Persero), Tbk KC Cikarang beralamat di Cikarang Central City Blok F No. 1-2, Jl. Raya Cikarang-Cibarusah Km. 10, Cikarang Selatan, Bekasi, akan melaksanakan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan dengan perantaraan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bekasi, terhadap jaminan debitur sebagai berikut: 1. SHOLEH DWI PRASETYO 1. 1 (satu) unit Kios sesuai SHMASRS No.336/Cikarang Kota seluas 4,86 M2 atas nama Umayah, terletak di Sentra Grosir Cikarang Kota Lantai 1 (Lower Ground Floor) Blok Counter 132 Desa Cikarang Kota, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi Harga Limit Rp. 400.000.000,- dan Uang Jaminan Rp. 80.000.000,- 2. Sebidang tanah beserta bangunan yang berdiri di atasnya sesuai SHGB No.05623/Sukajaya seluas 84 M2 atas nama Nyonya Umayah, terletak di Perum Gramapuri Persada Blok N2 No 08, Desa Sukajaya, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi Harga Limit Rp. 354.000.000,- dan Uang Jaminan Rp. 70.800.000,- 2. CV NIDA PRIMA TEKNIK 1. Dua bidang tanah beserta bangunan yang berdiri di atasnya dijual satu paket terdiri dari SHGB No.2169/Karang Satria seluas 54 M2 atas nama Jamaludin terletak di Villa Anggrek Ruko Kav 1A Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi dan SHGB No 931/Karang Satria seluas 72 m2 atas nama Jamaludin, terletak di Villa Anggrek Blok C 1 No 17 Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi Harga Limit Rp. 1.237.640.000,- dan Uang Jaminan Rp. 247.528.000,- 2. Dua bidang tanah beserta bangunan yang berdiri di atasnya dijual satu paket terdiri dari SHM No.4016/Karang Satria seluas 70 M2 atas nama Jamaludin dan SHM No 2123/Karang Satria seluas 70 m2 atas nama Jamaludin, terletak di Villa Anggrek Blok C 03 No 16-17 Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi Harga Limit Rp. 638.050.000,- dan Uang Jaminan Rp. 127.610.000,- 3. Sebidang tanah beserta bangunan yang berdiri di atasnya sesuai SHGB No.955/Karang Satria seluas 60 M2 atas nama Jamaludin, terletak di Villa Anggrek Blok D 1 No 06 Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi Harga Limit Rp. 288.450.000,- dan Uang Jaminan Rp. 57.690.000,- Lelang akan dilaksanakan pada : Hari/Tanggal : Rabu, 04 Agustus 2021 Batas Akhir Penawaran : Rabu, 04 Agustus 2021, Pukul 13.00 Waktu Server (WIB) Penetapan Pemenang Lelang : Setelah Batas Akhir Penawaran Tempat : KPKNL Bekasi, Jalan Sersan Aswan No 8 D, Bekasi Timur, Kota Bekasi Syarat dan Ketentuan Lelang 1. Cara Penawaran. Lelang dilaksanakan dengan penawaran secara tertulis tanpa kehadiran peserta lelang dengan cara penawaran Closed Bidding melalui alamat domain https://www.lelang.go.id/. Tata cara mengikuti lelang dapat dilihat pada menu “Tata Cara dan Prosedur” dan “Panduan Penggunaan” pada domain tersebut. 2. Uang Jaminan Lelang disetorkan ke nomor Virtual Account (VA) masing-masing peserta lelang yang dapat di lihat pada menu status lelang setelah berhasil melakukan pendaftaran dan data identitas dinyatakan sesuai dokumen yang diberikan paling lambat 1 (satu) hari kalender sebelum pelaksanaan lelang. 3. Cara Penawaran lelang secara Closed Bidding dimulai dari nilai limit. Penawaran lelang dapat diajukan berkali-kali sampai Batas Akhir penawaran. 4. Pemenang lelang harus melunasi harga pembelian dan bea lelang ditujukan ke nomor VA Pemenang Lelang paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak pelaksanaan lelang. Apabila wanprestasi atau tidak melunasi kewajiban pembayaran sesuai ketentuan di atas, uang jaminan akan disetorkan ke kas negara. 5. Obyek Lelang di atas, dijual lelang dalam kondisi apa adanya “as is”, dengan segala kekurangan dan konsekuensi biaya-biaya, tunggakan-tunggakan yang ada pada aset di atas, berikut permasalahan yang akan timbul dikemudian hari. Peserta dianggap telah mengetahui/memahami kondisi objek lelang dan bertanggung jawab atas obyek lelang yang dibeli. 6. Karena satu dan lain hal, pihak Penjual dan/atau Pejabat Lelang dapat melakukan pembatalan/penundaan lelang terhadap obyek lelang diatas, dan pihak-pihak yang berkepentingan/peminat lelang tidak dapat melakukan tuntutan/keberatan dalam bentuk apapun kepada pihak Penjual, Pejabat Lelang, dan/atau KPKNL. 7. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi PT BRI (Persero), Tbk KC Cikarang 021- 29689530-31-32-33 atau CP Fanna Maulana Telp. 0817 0048 842. Cikarang, 21 Juli 2021 Ttd, PT BRI (Persero), Tbk KC Cikarang PENGUMUMAN LELANG KEDUA EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN Berdasarkan Legal Announcement PT JBA Indonesia kota Bekasi tanggal 06 Juli 2021 yang terbit pada harian Koran Radar Bekasi, untuk pelaksanaan lelang bulan Juli - September 2021 yang diinformasikan semula Lelang Mobil DIREVISI menjadi Lelang Motor. Ttd PT JBA Indonesia PEMBERITAHUAN

Transcript of GAnGGuAn telePon Menyegarkan Makna Berkurban

Page 1: GAnGGuAn telePon Menyegarkan Makna Berkurban

JURNALISME WARGAI RABU, 21 juli I TAHUn 2021 I HALAMAn 3

AmbulAnsKota/Kabupaten Bekasi 0813-8268-6114

PemAdAm KebAKArAnKota/Kabupaten Bekasi 021-88957805 / 021-22162577

Palang Merah IndonesIa (PMI)Kota/Kabupaten Bekasi 021-88960247 / 021-88331414

PemerintAhKota/Kabupaten Bekasi 021-88961767 / 021-89970065

terminAl Kota Bekasi/Cikarang 021-89107256 / 0812-8415-0944

stAsiunPT KAI 021-3453535

GAnGGuAn listriKPLn UP3 Bekasi /Cikarang 021-8812222 / 021-897445

GAnGGuAn telePonTelkom STO Bekasi 0812-8855-6975

bencAnA AlAmBPBD Kota/Kabupaten Bekasi 021-1500444 / 021-89970506

rumAh sAKitRSUD Kota/Kabupaten Bekasi 021-89452690 / 021-88374444

jAlAn tolJakarta Cikampek 021-821 6515Jagorawi 021-8413632Jakarta Tangerang 021-5575 3904Palikanci 021- 489800Purbaleunyi 021-200 0867

PdAmTirta Bhagasasi 021-8894384Tirta Patriot 021-88966161

bPjsKesehatan Bekasi/Cikarang 021-8847071 / 021-4946474Ketenagakerjaan Bekasi Kota/Cikarang 021-8843909 / 021-89113873

KePolisiAnPolres Metro Bekasi Kota 021-8841110Polsek Bekasi Kota 021- 8842752Polsek Bekasi Selatan 021-82402647Polsek Bekasi Utara 021-88989669Polsek Bekasi Timur 021-82422457Polsek Bantargebang 021-8250566Polsek Pondok Gede 021-8462538Polsek Jatisampurna 021-8841110Polsek Jatiasih 021-8210110Polsek Medan Satria 021-88974455

Polres Metro Bekasi 021-89114933Polsek Tambun 021-8802738Polsek Cikarang Barat 021-88323550Polsek Cikarang 021-89106141Polsek Cikarang Timur 021 89141940Polsek Kedung Waringin 021-89140153Polsek Pebayuran 021-89150110

Layangkan unek-unek dan keluhan Anda terkait berbagai persoalan, layanan publik, lingkungan, kinerja aparat baik pemerintahan maupun kepolisian, serta pelayanan umum lainnya. Kirim langsung ke :

[email protected]: radarbekasi.id

email: [email protected]@gmail.com

PUBLIKASIKAN

MENULIS ANDA KAMI

NoMor tELEPoNPENtINg

ARIESANT/RADAR BEKASI

BAGI MAKANAN Petugas kepolisian yang mengenakan kostum superhero membagikan makanan di Jalan Raya Diponegoro Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Berbagi makanan siap saji itu dilakukan guna membantu para pengendara bermotor, yang terdampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

JIKA kedatangan Islam ditandai sejak abad ke-7, bang-sa Indonesia telah menjalani agama tersebut selama 13 abad lebih. Sebuah masa yang sangat panjang untuk memas-tikan penanaman nilai-nilai dari pelbagai aspek.

Seperti ibadah, muamalah (hubungan sosial ekonomi), dan siyasah (politik). Jelas, perjalanan sejarah bangsa yang bersinggungan dengan banyak sistem pemerintahan dan cara hidup, dari Hindu, Islam, hingga Kristen, turut mewarnai sikap keagamaan warga secara kultural dan kaitan praktik religius dengan negara secara struktural.

Kenyataannya, secara mua-malah umat belum kukuh. Hu bungan sosial masih reng-gang dan ekonomi belum ma tang. Keadaan ini tentu menyebabkan agama tidak lebih sebagai bangunan sup-rastruktur dan kehendak ke-bendaan sebagai infrastruktur dalam tradisi Marxian.

Kehidupan keagamaan disu-burkan karena keinginan pe-me nuhan materi. Panggung religius adalah cara untuk mendapatkan dukungan poli-tik dan cara mengaut keuntu-ngan. Sekilas, nilai ibadah ka dang diganjar dengan ke-utamaan (fadilah), pahala berlimpah, dan surga.

Demikian pula dengan iba-dah berkurban pada Hari Raya Haji dan tiga hari tasyrik. Pe-rintah Tuhan terhadap orang

yang berpunya untuk me-nyembelih hewan peliharaan sebagai wujud kepedulian akan berbuah pahala.

Namun, mengingat firman Tuhan menyatakan bahwa bukan darah dan daging melainkan ketakwaan yang sampai pada Allah (lihat surah Al Hajj: 37), tentu menjadi pesan tersirat bahwa keuta-maan ini bersifat etis, yaitu berbagi dengan sesama. Secara semantik, kata kunci takwa menjadi penting karena ia terkait dengan medan semantik dan hubung kait dengan kata-kata lain seperti amal, iman, dan kebahagiaan (saadah).

Lebih jauh, hewan ternakan sejatinya terkait dengan akses manusia pada makanan utama. Dengan perintah ini, kita bisa membayangkan moral dari keutamaan (virtue) ini. Meski-pun sumber protein tak hanya terbatas pada sapi atau kam bing, dua binatang ini sejatinya ber-fungsi tidak hanya untuk kon-sum si, tetapi hasil sampingan.

Seperti kotoran bisa diman-faatkan untuk pupuk kandang yang jauh lebih ramah dengan kelestarian lingkungan. Bukan hanya itu, pemeliharaan dua binatang ini juga bisa menjadi kerja tambahan bagi petani di sela-sela menunggu hasil panen. Pendek kata, efek ber-ganda akan bekerja.Pengulangan

Namun, pada waktu yang sa ma, Hari Raya Idul Adha hanya mengulang ritual ta-hunan. Dari petinggi hingga khalayak, kita akan melihat mereka mengurbankan sapi atau kambing untuk memenuhi

seruan perintah Tuhan. Pe-man dangan serupa di negeri ini akan mudah ditemukan.

Kini kehadiran media sosial makin merancakkan kegiatan ini melalui unggahan, baik oleh warga awam maupun mereka yang berkurban. Tentu, kegiatan filantropis ini layak didukung karena amal tersebut bermanfaat bagi orang yang memerlukan.

Tetapi, pertanyaannya, ada-kah ia betul-betul membantu orang-orang yang membutuh-kan? Kalau sekadar pemenuhan asupan daging, sememangnya warga Indonesia masih me-ngon s umsi daging lebih rendah dibandingkan dengan rekannya di negara-negara Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei. Artinya, protein yang didapatkan dari daging tidak terpenuhi meskipun sebenarnya bisa didapatkan dari sumber lain yang lebih terjangkau.

Kini perdebatan perlu digeser pada sesuatu yang jauh lebih mendesak, yaitu analisis terhadap kebutuhan manusia. Teori tentang kebutuhan itu bisa dirujuk pada Abraham Maslow, yang populer, dan Herbert Marcuse, yang filosofis. Keduanya akan melihat kaitan keperluan manusia dan makna lain dari pengorbanan orang yang berpunya. Tanpa meme-rik sa kembali ritual ini, kita akan melakukan ibadah ini se cara rutin tanpa evaluasi kritis.Demografi

Sejauh ini, analisis terhadap peta demografi pemberi dan penerima belum dilakukan dengan cermat dan rapi. Hanya

dalam hitungan kasar bahwa warga yang mampu berkurban berjumlah kira-kira 6 juta orang. Andai 10 persen dari angka tersebut menunaikan ritual ini, ada 60 ribu orang yang mampu membeli sapi untuk berbagi. Tetapi, pengor banan ini hanya berlangsung selama 4 hari. Seusai itu, kehidu pan keagamaan berjalan seperti biasa.

Padahal, jika ditelisik dengan teliti, tujuan berkurban itu bukan penyebaran daging, tetapi berbagi. Artinya, per-hatian pada orang fakir dan mis kin tidak berhenti pada ke giatan sembelihan, tetapi ke pedulian yang utuh.

Apabila aktivitas ekonomi yang mengiringi produksi sapi hingga berakhir di rumah jagal masih berkutat pada soal bagaimana orang yang jarang mengonsumsi daging bisa merasai gulai dan sate, betapa warga kita masih terbelakang. Alih-alih mereka memikirkan soal merawat kasih sayang dan aktualisasi diri, ternyata kebutuhan yang paling dasar belum terpenuhi.

Dengan demikian, semua pihak kini memikirkan kembali bahwa sejatinya kebutuhan manusia yang asli (true need) itu adalah sandang, pangan, dan papan. Sekarang generasi akan dihadapkan dengan ke-su litan untuk memiliki rumah pada masa depan karena harga kediaman melambung.

Harga ini dikerek, karena kepemilikan tempat tinggal bukan lagi semata-mata untuk tempat berteduh, tetapi juga berinvestasi. Selagi manusia tidak memenuhi keperluan

dasar ini, kebutuhan lain tak bisa dipenuhi dengan baik.

Pendek kata, pengorbanan orang-orang berpunya pada hari mulia itu tidak bertumpu pada kedermawanan sesaat, tetapi melihat kondisi kemanu siaan secara lebih luas. Binatang ternak (bahimah al an’am) ada lah ma-kanan utama dan peng gerak ekonomi pada masanya.

Bayangkan setelah Islam da-tang sejak berabad-abad yang lalu, kita masih belum menyele-saikan urusan ini. Apalagi beranjak pada kebu tuhan lain di era baru, yang telah menjadi kewajiban untuk dipenuhi. Misalnya, iuran sekolah, biaya kesehatan, dan penyediaan fasilitas publik untuk mewujud-kan kesejah teraan umat secara lebih menyeluruh.

Lebih-lebih, di era pandemi, pembatasan mobilitas mas-yarakat menyebabkan mata pencarian khalayak ter ganggu dan pelayanan publik yang terkendala menghambat akses ekonomi. Momen Idul Adha sejatinya merupakan titik pijak agama untuk menyodorkan pesan yang otentik, yaitu me-nyelamat kan kehidupan ma-nusia.

Atas dasar pemahaman kon-tekstual, pengorbanan yang menjadikan hewan ternak sebagai wujud kepedulian menuntut mereka yang mampu untuk berbagi kekayaannya untuk mendukung pemenuhan kebutuhan dasar warga yang terdampak. (*)

Dosen Program Pascasarjana Universitas

Nurul Jadid, Paiton, Jawa Timur

BUKAN tidak mendukung optimalisasi seluruh elemen untuk sukses vaksinasi, akan tetapi menerjunkan anggota Badan Intelijen Negara (BIN) untuk melakukan operasi “door to door” ke rumah warga untuk vak si nasi, rasanya kurang pas.

BIN bukan lembaga yang kurang kerjaan untuk berada di depan program vaksinasi.

Presiden Jokowi yang telah memerintahkan penyebaran anggota BIN dari rumah ke rumah tersebut harus mela-kukan evaluasi kembali.

“Out of the box” mungkin lang kah ini. Akan tetapi BIN adalah badan intelijen bukan lembaga kemasyarakatan atau aparat yang biasa melakukan kegiatan terbuka untuk dikenal masyarakat. Bukan pula badan penanggulangan bencana.

Sektor terdepan untuk kegia-tan vaksinasi adalah Kemenkes

bukan BIN. Kecuali jika dicu-rigai ada elemen masyarakat yang melakukan serangan teror senjata biologis, maka deteksi BIN mungkin tepat.

Kekacauan penanganan pan demi Covid 19 di bawah peme rintahan Jokowi memang terbukti. Koordinator pena-ngan an pandemi Jawa Bali adalah Menko Kemaritiman dan untuk luar Jawa Bali Men-ko Ekonomi.

Mengapa bukan Menko bi-dang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), di mana Kemenkes berada di bawah koordinasinya ?

Sejak awal dikeluarkan Per-ppu 1/2020 tanda-tanda pe-nge lolaan Covid 19 sudah terlihat bakal kacau. Ada nuan-sa legitimasi untuk segala hal. Terbukti korupsi besar dana

bansos terjadi di Kemensos. Menteri pun menjadi pesakitan hukum. Lalu menggunakan alasan Covid untuk penguatan oligarkhi dan kriminalisasi.

BIN yang melakukan “door to door” dalam kaitan vaksinasi tidak sesuai dengan Tupoksi BIN yang diatur dalam Perpres No 90 tahun 2012 tentang BIN. Fungsi utama BIN adalah pe nyelidikan, pengamanan, dan penggalangan baik di dalam maupun luar negeri. Soal vak si nasi dapat dikerjakan oleh pe gawai Kemenkes, Din kes daerah, lembaga swadaya mas-ya rakat, relawan masyara kat, atau organisasi lain yang relevan.

Melibatkan BIN sama saja dengan melibatkan Densus 88 untuk vaksinasi. Belum lagi sebagaimana ulasan Majalah Forum Keadilan edisi Juli 2021 dalam konteks lain, akan adanya apa yang disinyalir dengan intelijen hitam. Nah betapa bahayanya jika ada operasi intelijen hitam dalam “door to door” vaksinasi ini. Lepas kendali resmi.

Jika dibutuhkan bantuan BIN maka sifatnya tertutup dan bergerak sebagaimana lazimnya kegiatan intelijen. Ataukah ada anggapan kondisi negara ini sudah super darurat dimana instansi yang kompeten dianggap sudah tidak mampu

lagi sehingga melakukan lang-kah luar biasa dengan me -nurunkan BIN? Jika ini yang terjadi maka Presiden harus segera mengeluarkan Perppu untuk kemudian menjadi UU melalui DPR.

Sejak BIN dipimpin Budi Gu-nawan, maka ada hal yang perlu dievaluasi. BIN yang tertutup dibawa ke ruang terbuka. Secara psikologis tidak bagus meli-batkan Intel mendatangi rumah ke rumah. Mas yarakat tidak boleh dita kut-takuti. Intelijen adalah kegia tan yang lebih mene kankan pada prinsip ke-raha siaan, anonimitas, dan operasi klandestin.

Benar bahwa Corona virus itu tidak kelihatan, namun pe nang- gulangan bukan dengan operasi klandestin, kecuali jika kita yakin bahwa kebera daan Covid 19 adalah bagian dari se rangan senjata biologis yang dikendalikan oleh negara asing yang meli-batkan warga kita. BIN kompeten bergerak di depan.

Betapa hebat sepenggal motto BIN yang menjadi pengi-ngat untuk evaluasi atas kebi-jakan “door to door“.

“Berhasil tidak dipuji, gagal dicaci maki, hilang tak akan dicari, mati tak ada yang me-ngakui”. (*)

Pemerhati politik dan kebangsaan

O l e h :

AHMAD SAHIDAH*

O l e h :

M. RIzAL FADILLAH*

Menyegarkan Makna Berkurban

Waduh BIN Door to Door

PENGUMUMAN LELANG KEDUA EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN Berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan No. 4 Tahun 1996, PT BRI (Persero), Tbk KC Cikarang beralamat di Cikarang Central City Blok F No. 1-2, Jl. Raya Cikarang-Cibarusah Km. 10, Cikarang Selatan, Bekasi, akan melaksanakan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan dengan perantaraan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bekasi, terhadap jaminan debitur sebagai berikut: 1. SHOLEH DWI PRASETYO

1. 1 (satu) unit Kios sesuai SHMASRS No.336/Cikarang Kota seluas 4,86 M2 atas nama Umayah, terletak di Sentra Grosir Cikarang Kota Lantai 1 (Lower Ground Floor) Blok Counter 132 Desa Cikarang Kota, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi Harga Limit Rp. 400.000.000,- dan Uang Jaminan Rp. 80.000.000,-

2. Sebidang tanah beserta bangunan yang berdiri di atasnya sesuai SHGB No.05623/Sukajaya seluas 84 M2 atas nama Nyonya Umayah, terletak di Perum Gramapuri Persada Blok N2 No 08, Desa Sukajaya, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi Harga Limit Rp. 354.000.000,- dan Uang Jaminan Rp. 70.800.000,-

2. CV NIDA PRIMA TEKNIK 1. Dua bidang tanah beserta bangunan yang berdiri di atasnya dijual satu paket terdiri dari SHGB

No.2169/Karang Satria seluas 54 M2 atas nama Jamaludin terletak di Villa Anggrek Ruko Kav 1A Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi dan SHGB No 931/Karang Satria seluas 72 m2 atas nama Jamaludin, terletak di Villa Anggrek Blok C 1 No 17 Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi Harga Limit Rp. 1.237.640.000,- dan Uang Jaminan Rp. 247.528.000,-

2. Dua bidang tanah beserta bangunan yang berdiri di atasnya dijual satu paket terdiri dari SHM No.4016/Karang Satria seluas 70 M2 atas nama Jamaludin dan SHM No 2123/Karang Satria seluas 70 m2 atas nama Jamaludin, terletak di Villa Anggrek Blok C 03 No 16-17 Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi Harga Limit Rp. 638.050.000,- dan Uang Jaminan Rp. 127.610.000,-

3. Sebidang tanah beserta bangunan yang berdiri di atasnya sesuai SHGB No.955/Karang Satria seluas 60 M2 atas nama Jamaludin, terletak di Villa Anggrek Blok D 1 No 06 Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi Harga Limit Rp. 288.450.000,- dan Uang Jaminan Rp. 57.690.000,-

Lelang akan dilaksanakan pada : Hari/Tanggal : Rabu, 04 Agustus 2021 Batas Akhir Penawaran : Rabu, 04 Agustus 2021, Pukul 13.00 Waktu Server (WIB) Penetapan Pemenang Lelang : Setelah Batas Akhir Penawaran Tempat : KPKNL Bekasi, Jalan Sersan Aswan No 8 D, Bekasi Timur,

Kota Bekasi

Syarat dan Ketentuan Lelang 1. Cara Penawaran.

Lelang dilaksanakan dengan penawaran secara tertulis tanpa kehadiran peserta lelang dengan cara penawaran Closed Bidding melalui alamat domain https://www.lelang.go.id/. Tata cara mengikuti lelang dapat dilihat pada menu “Tata Cara dan Prosedur” dan “Panduan Penggunaan” pada domain tersebut.

2. Uang Jaminan Lelang disetorkan ke nomor Virtual Account (VA) masing-masing peserta lelang yang dapat di lihat pada menu status lelang setelah berhasil melakukan pendaftaran dan data identitas dinyatakan sesuai dokumen yang diberikan paling lambat 1 (satu) hari kalender sebelum pelaksanaan lelang.

3. Cara Penawaran lelang secara Closed Bidding dimulai dari nilai limit. Penawaran lelang dapat diajukan berkali-kali sampai Batas Akhir penawaran.

4. Pemenang lelang harus melunasi harga pembelian dan bea lelang ditujukan ke nomor VA Pemenang Lelang paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak pelaksanaan lelang. Apabila wanprestasi atau tidak melunasi kewajiban pembayaran sesuai ketentuan di atas, uang jaminan akan disetorkan ke kas negara.

5. Obyek Lelang di atas, dijual lelang dalam kondisi apa adanya “as is”, dengan segala kekurangan dan konsekuensi biaya-biaya, tunggakan-tunggakan yang ada pada aset di atas, berikut permasalahan yang akan timbul dikemudian hari. Peserta dianggap telah mengetahui/memahami kondisi objek lelang dan bertanggung jawab atas obyek lelang yang dibeli.

6. Karena satu dan lain hal, pihak Penjual dan/atau Pejabat Lelang dapat melakukan pembatalan/penundaan lelang terhadap obyek lelang diatas, dan pihak-pihak yang berkepentingan/peminat lelang tidak dapat melakukan tuntutan/keberatan dalam bentuk apapun kepada pihak Penjual, Pejabat Lelang, dan/atau KPKNL.

7. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi PT BRI (Persero), Tbk KC Cikarang 021- 29689530-31-32-33 atau CP Fanna Maulana Telp. 0817 0048 842.

Cikarang, 21 Juli 2021

Ttd, PT BRI (Persero), Tbk KC Cikarang

PENGUMUMAN LELANG KEDUA EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN

B e r d a s a r k a n L e g a l Announcement PT JBA Indonesia kota Bekasi tanggal 06 Juli 2021 yang terbit pada harian Koran R a d a r B e k a s i , u n t u k pelaksanaan lelang bulan Juli - S e p t e m b e r 2 0 2 1 y a n g diinformasikan semula Lelang Mobil DIREVISI menjadi Lelang Motor.

TtdPT JBA Indonesia

PEMBERITAHUAN