Gangguan perkembangan pervasive.docx

13
Gangguan Perkembangan Pervasive Gangguan perkembangan pervasive adalah kelompok kondisi psikiatrik dimana ketrampilan sosial yang diharapkan, pekembangan terkait bahasa, prilaku tidak berkembang secara normal, mengalami kemunduran bahkan hilang pada masa anak – anak, gangguan ini mempengaruhi berbagai bidang perkembangan dan menyebabkan disfungsi yang persisten (Indayani, 2015). Gangguan perkembangan pervasif ditandai dengan distorsi perkembangan fungsi psikologis dasar majemuk yang meliputi perkembangan keterampilan sosial dan bahasa, seperti perhatian, persepsi, daya nilai terhadap realitas, dan gerakan-gerakan motorik (Rahma, 2012). Menurut PPDGJ III (2013), Gngguan perkembangan pervasif terdiri dari: 1. Autisme masa kanak 2. Autisme tak khas 3. Sindrom Rett 4. Gangguan disintegratif masa kanak lainnya 5. Gangguan aktivitas berlebih yang berhubungan dengan retardasi mental dan gerakan stereotipik 6. Sindrom asperger 7. Gangguan perkembangan pervasif lainnya 8. Gangguan pervasif YTT KRITERIA DIAGNOSTIK (Rahma, 2012; Maslim, 2013)

description

Gangguan perkembangan pervasive adalah ke

Transcript of Gangguan perkembangan pervasive.docx

Gangguan Perkembangan Pervasive Gangguan perkembangan pervasive adalah kelompok kondisi psikiatrik dimana ketrampilan sosial yang diharapkan, pekembangan terkait bahasa, prilaku tidak berkembang secara normal, mengalami kemunduran bahkan hilang pada masa anak anak, gangguan ini mempengaruhi berbagai bidang perkembangan dan menyebabkan disfungsi yang persisten (Indayani, 2015). Gangguan perkembanganpervasif ditandai dengan distorsi perkembangan fungsi psikologis dasar majemuk yang meliputi perkembangan keterampilan sosial dan bahasa, seperti perhatian, persepsi, daya nilai terhadap realitas, dan gerakan-gerakan motorik (Rahma, 2012). Menurut PPDGJ III (2013), Gngguan perkembangan pervasif terdiri dari: 1. Autisme masa kanak2. Autisme tak khas3. Sindrom Rett4. Gangguan disintegratif masa kanak lainnya5. Gangguan aktivitas berlebih yang berhubungan dengan retardasi mental dan gerakan stereotipik6. Sindrom asperger7. Gangguan perkembangan pervasif lainnya8. Gangguan pervasif YTT

KRITERIA DIAGNOSTIK (Rahma, 2012; Maslim, 2013)Autistik (Autistic Disorder) berbeda dengan gangguan Rett (Retts Disorder), gangguan disintegatif masa anak (Childhood Disintegrative Disorder) dan gangguan Asperger (Aspergers Disorder). Secara detail, menurut DSM IV, kriteria gangguan autistik adalah sebagai berikut:A. Harus ada total 6 gejala dari (1), (2) dan (3), dengan minimal 2 gejala dari (1) dan masing-masing 1 gejala dari (2) dan (3):1. Kelemahan kwalitatif dalam interaksi sosial, yang termanifestasi dalam sedikitnya 2 dari beberapa gejala berikut ini:a. Kelemahan dalam penggunaan perilaku non-verbal, seperti kontak mata, ekspresi wajah, sikap tubuh, gerak tangan dalam interaksi sosial.b. Kegagalan dalam mengembangkan hubungan dengan teman sebaya sesuai dengan tingkat perkembangannya.c. Kurangnya kemampuan untuk berbagi perasaan dan empati dengan orang lain.d. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik.2. Kelemahan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada 1 dari gejala berikut ini:a. Perkembangan bahasa lisan (bicara) terlambat atau sama sekali tidak berkembang dan anak tidak mencari jalan untuk berkomunikasi secara non-verbal.b. Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak digunakan untuk berkomunikasi.c. Sering menggunakan bahasa yang aneh, stereotype dan berulang-ulang.d. Kurang mampu bermain imajinatif (make believe play) atau permainan imitasi sosial lainnya sesuai dengan taraf perkembangannya.3. Pola perilaku serta minat dan kegiatan yang terbatas, berulang. Minimal harus ada 1 dari gejala berikut ini:a. Preokupasi terhadap satu atau lebih kegiatan dengan fokus dan intensitas yang abnormal atau berlebihan.b. Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik atau rutinitasc. Gerakan-gerakan fisik yang aneh dan berulang-ulang seperti menggerak-gerakkan tangan, bertepuk tangan, menggerakkan tubuh.d. Sikap tertarik yang sangat kuat atau preokupasi dengan bagian-bagian tertentu dari obyek.B. Keterlambatan atau abnormalitas muncul sebelum usia 3 tahun minimal pada salah satu bidang (1) interaksi sosial, (2) kemampuan bahasa dan komunikasi, (3) cara bermain simbolik dan imajinatif.C. Bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan Disintegratif Masa Anak.

SINDROM ASPERGER

Sindrom Asperger pertama kali dijelaskan oleh seorang pediatri (ahli kesehatan anak) dari Wina, Hans Asperger. Dalam tesis doktoral yang dipublikasikan pada 1944, Hans Asperger menggambarkan empat anak laki-laki yang tidak memiliki kemampuan berinteraksi, linguistik, dan kognitif. Ia menggunakan istilah Psikopati Autistik untuk menjelaskan gejala ini. Baik Leo Kanner maupun Hans Asperger menggambarkan anak-anak tersebut sebagai orang yang memiliki interaksi sosial yang sangat minim, kegagalan berkomunikasi, dan perkembangan pada minat-minat khusus. Leo Kanner menggambarkan anak-anak dengan ekspresi Autism yang lebih para, sementara Hans Asperger menjelaskan anak-anak yang lebih memiliki kecakapan. Adapun kriteria diagnostik gangguan Asperger menurut DSM-IV adalah sebagai berikut:

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan AspergerA. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti ditunjukkan oleh sekurangnya dua dari berikut:1) Gangguan jelas dalam penggunaan perilaku non verbal multipel seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak-gerik untuk mengatur interaksi sosial.2) Gagal untuk mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sesuai menurut tingkan perkembangan.3) Gangguan jelas dalam ekspresi kesenangan dalam kegembiraan orang lain.4) Tidak ada timbal balik sosial atau emosional.

B. Pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas, berulang, dan stereotipik, seperti ditunjukkan oleh sekurangnya satu dari berikut:1) Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipik dan terbatas, yang abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya.2) Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel terhadap rutinitas atau ritual yang spesifik dan non fungsional.3) Manerisme motorik stereotipik dan berulang (misalnya, menjentikkan atau memuntirkan tangan atau jari, atau gerakan kompleks seluruh tubuh).4) Preokupasi persisten dengan bagian-bagian benda.

C. Gangguan menyebabkan ganggguan yang bermakna secara klinis dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

D. Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yang bermakna secara klinis dalam bahasa (misalnya, menggunakan kata tunggal pada usia 2 tahun, frasa komunkatif digunakan pada usia 3 tahun).

E. Tidak terdapat keterlambatan yang bermakna secara klinis dalam perkembangan kognitif atau dalam perkembangan keterampilan menolong diri sendiri dan perilaku adaptif yang sesuai dengan usia (selain dalam interaksi sosial), dan keinginan tahuan tentang lingkungan pada masa anak-anak.

F. Tidak memenuhi kriteria untuk gangguan perkembangan pervasif spesifik atau skizofrenia.

Catatan: berbeda dengan autis infantil asperger baru dapat terdeteksi saat umur 6 11 tahun.

GANGGUAN RETT

Gangguan RETT dikenalkan oleh Andreas Rett (1965) untuk menjelaskan perkembangan 22 anak perempuan yang mengalami perkembangan normal selama sekurangnya enam bulan, diikuti oleh pemburukan perkembangan yang menakutkan. Prevalensi kejadian antara 67 per 100.000 anak perempuan. Adapun kriteria diagnostik sindrom RETT menurut DSM-IV adalah sebagai berikut (Rahma, 2012):

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan RettA. Semua berikut:1) Perkembangan pranatal dan perinatal yang tampaknya normal.2) Perkembangan psikomotor yang tampaknya normal selama lima bulan pertama setelah lahir.3) Lingkaran kepala yang normal saat lahir.

B. Onset semua berikut ini setelah periode perkembangan normal:1) Perlambatan pertumbuhan kepala antara usia 5 dan 48 bulan.2) Hilangnya keterampilan tangan bertujuan yang sebelumnya telah dicapai antara usia 5 dan 30 bulan dengan diikuti perkembangan gerakan tangan stereotipik (misalnya, memuntirkan tangan atau mencuci tangan).3) Hilangnya keterlibatan sosial dalam awal perjalanan (walaupun seringkali interaksi sosial tumbuh kemudian).4) Terlihatnya gaya berjalan atau gerakan batang tubuh yang terkoordinasi secara buruk.5) Gangguan parah pada perkembangan bahasa ekspresif dan reseptif dengan retardasi psikomotor yang parah.

Catatan: Yang membedakan gangguan Rett dengan Autis:A. Pada gangguan autis penyimpangan perkembangan secara umum terjadi sejak awal.B. Pada gangguan Rett, gerakan tangan yang spesifik dan karakteristik selalu ditemukan, sementara pada autis tidak.C. Koordinasi yang buruk, ataxia dan apraxia banyak ditemukan pada gangguan Rett.D. Gangguan verbal biasanya hilang sama sekali.E. Pada gangguan Rett kejang ditemukan sejak awal, sementara pada gangguan autis biasanya sering terjadi pada masa remaja.F. Adanya disorganisasi pernafasan.GANGGUAN DISINTEGRATIF MASA ANAK-ANAKDikenal juga sebagai sindroma Heller dan psikosis disintegratif, dijelaskan pertama kali pada tahun 1908. Prevalensi kejadian kira-kira 1 dari 100.000 anak laki-laki. Adapun kriteria diagnostik gangguan disintegratif masa anak-anak seperti dijelaskan dalam DSM-IV adalah sebagai berikut:Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Disintegratif Masa Anak-AnakA. Pertumbuhan yang tampaknya normal selama sekurangnya dua tahun pertama setelah lahir seperti yang ditunjukkan oleh adanya komunikasi verbal dan non verbal yang sesuai dengan usia, hubungan sosial, permainan dan perilaku adaptif.

B. Kehilangan bermakna secara klinis keterampilan yang telah dicapai sebelumnya (sebelum usia 10 tahun) dalam sekurangnya bidang berikut:1) Bahasa ekspresif atau reseptif2) Keterampilan sosial atau perilaku adaptif.3) Pengendalian usus atau kandung kemih.4) Bermain.5) Keterampilan motorik.

C. Kelainan fungsi dalam sekurangnya dua bidang berikut:1) Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial (misalnya, gangguan dalam perilaku non verbal, gagal untuk mengembangkan hubungan teman sebaya, tidak ada timbal balik sosial atau emosiaonal).2) Gangguan kualitatif dalam komunikasi (misalnya, keterlambatan atau tidak adanya bahasa ucapan, ketidak mampuan untuk memulai atau mempertahankan suatu percakapan, pemakaian bahasa yang stereotipik dan berulang, tidak adanya berbagai permainan khayalan).3) Pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas, berulang dan stereotipik, termasuk stereotipik dan manerisme motorik.

D. Gangguan tidak diterangkan lebih baik oleh gangguan perkembangan pervasif spesifik lain atau oleh skizofrenia.

RETARDASI MENTAL (RM)

KRITERIA DIAGNOSTIK UNTUK RMA. IQ kira-kira 70 atau kurang pada tes IQ (Individual).B. Adanya defisit atau gangguan yang menyertai dalam fungsi adaptif sekarang (yaitu: efektivitas orang tersebut untuk memenuhi standar-standar yang dituntut menurut usianya dan kelompok kulturalnya) pada sekurangnya dua bidang keterampilan berikut: komuikasi, merawat diri sendiri, dirumah, keterampilan interpersonal, menggunakan sarana masyarakat, mengarahkan diri sendiri, keteramplilan akademik fungsional, pekerjaan, kesehatan, liburan dan keamanan.C. Onset sebelum usia 18 tahun.

KLASIFIKASI RMA. RM ringan: IQ 50-55 sampai kira-kira 70.B. RM sedang: IQ 35-40 sampai 50-55.C. RM berat: IQ 20-25 sampai 35-40.D. RM sangat berat: IQ dibawah 20 atau 25.Catatan: keparahan tidak ditentukan: jika terdapat kecurigaan kuat adanya RM tetapi IQ pasien tidak dapat diuji oleh tes IQ baku.

FAKTOR PENYEBABA. Faktor sosial ekonomi, genetik & lingkungan sosial.B. Keruskan fisik otak.C. Usia ibu hamil, radiasi, infeksi virus.D. Phenylketunuria (PKU) atau gangguan metabolisme bawaan.E. Kelainan Kromosom1. Down Sindrom. Diagnosis: Hambatan bahasa, daya ingat, keterampilan bina diri, memecahkan masalah (pada usia 30 tahun), rata-rata IQ kurang dari 50 (penurunan terus terjadi mulai usia 1 s/d 30 tahun). Catatan: penderita down sindrom kebanyakan hidup tidak lebih dari 40 tahun.2. Sindrom X Rapuh. Fenotip: Kepala besar & Panjang, perawakan pendek. Diagnosis: gangguan hiperaktivitas, gangguan belajar & gangguan pervasif. Catatan: Fungsi Intelektual mulai menurun pada periode pubertal.

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ORANG DENGAN RMDerajad RMUsia PrasekolahMaturasi & PerkembanganUsia sekolah 6-20Latihan & PendidikanDewasa (21 & lebih)Keadekuatan Sosial & Kejuruan

Sangat beratRetardasi jelas; kapasitas berfungsi yang minimal dalam bidang sensorimotorik; memerlukan perawatan; memerlukan bantuan & pengawasan terus menerus.Ada beberapa perkembangan motorik; dapat berespon minimal atau terbatas terhadap latihan menolong diri sendiri.Beberapa perkembangan motorik dan bicara; dapat mencapai perawatan diri yang sangat terbatas; memerlukan perawatan.

BeratPerkembangan motorik yang miskin; berbicara sedikit biasanya tidak mampu belajar dari latihan menolong diri sendiri; sedikit atau tidak mempunyai keterampilan komunuikasi.Dapat berbicara atau belajar berkomunikasi; dapat dilatih dalam kebiasaan sehat dasar; memperoleh manfaat dari latihan kebiasaan sistematik; tidak mampu memperoleh manfaat dari latihan kejuruan.Dapat bereperan sebagian dalam pemeliharaan diri sendiri dibawah pengawasan lengkap; dapat mengembangkan keterampilan melindungi diri sendiri sampai tingkat minimal yang berguna dalam lingkungan yang terkendali.

SedangDapat berbicara atau belajar untuk berkomunikasi; kesadaran sosial yang buruk; perkembangan motorik yang cukup; mendapat manfaat dari latihan menolong diri sendiri; dapat ditangani dengan pengawasan sedang.Dapat memperoleh manfaat dari latihan dalam keterampilan sosial dan pekerjaan; tidak mungkin berkembang lebih dari kelas dua dalam subjek akademik; dapat belajar pergi sendirian ditempat yang dikenal.Dapat bekerja sendiri dalam pekerjaan yang tidak terlatih dan setengah terlatih dibawah kondisi terawasi; memerlukan pengawasan dan bimbingan jika berada dalam stress sosial atau ekonomi ringan.

RinganDapat mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi; retardasi minimal dan bidang sensorimotorik; sering tidak dapat dibedakan dari normal sampai lebih tua.Dapat belajar keterampilan akademik sampai kira-kira kelas enam pada akhir usia remaja; dapat dibimbing untuk menyesuaikan diri dengan sosial.Biasanya dapat mencapai keterampilan sosial dan kejuruan yang adekuat untuk membiayai diri sendiri minimal tetapi mungkin memerlukan bantuan dan bimbingan jika dibawah stress sosial atau ekonomi yang tidak biasa.

Catatan: Yang membedakan anak RM dengan gejala perilaku dan Autis adalah: 1. Anak RM biasanya berhubungan dengan orang tua atau anak-anak lain dengan cara yang sesuai dengan umur mentalnya, 2. mereka menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain, 3. mereka memiliki gangguan yang relatif tetap tanpa pembelahan fungsi.

Indayani, F. 2015. Pengembangan Rawat diri anak pada spektrum autisme. Jurnal Sains dan Praktik Psikologi 2015, Volume 3 (I): 91-99 Rahma. 2012. Diagnosis Gangguan Perkembangan Pervasif. Universitas Islam Sultan Agung: Semarang. Diakses tanggal 23 April 2015