Modul Penyakit Pada Tulang Belakang Dan Sumsum Tulang Belakang
Gangguan Pada Tulang
-
Upload
rian-destiyani -
Category
Documents
-
view
52 -
download
4
description
Transcript of Gangguan Pada Tulang
PAPER PATOFISIOLOGI
“Hereditary Bone Disorder dan Gangguan-gangguan
pada Tulang”
Disusun Oleh :
NAMA : RIAN DESTIYANI PUTRI
NIM : 1111102000035
KELAS : FARMASI 4B
Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2013
I. Hereditary Bone Disorder
Tulang-tulang pada manusia sering mengalami gangguan baik gangguan tulang sejak
lahir, karena makanan yang kita konsumsi setiap hari, posisi tubuh yang salah, terkena
penyakit, kecelakaan, dan lain-lain. Di bawah ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan
gangguan tulang atau penyakit pada tulang, yaitu:
1. Kebiasaan posisi tubuh yang salah, seperti skoliosis, kifosis, dan lordosis.
2. Gangguan tulang karena penyakit.
3. Gangguan/kelainan tulang yang disebabkan oleh faktor keturunan (sifat
keturunan) atau sering disebut hereditay bone disorder.
4. Gangguan/kelainan tulang yang disebabkan oleh makanan.
5. Gangguan/kelainan tulang karena kecelakaan.
Hereditary Bone disorder adalah gangguan tulang berupa kelainan yang sifatnya
diturunkan dari orang tua kepada turunannya, gangguan ini bersifat genetik. Misalnya
Akondroplasia, Osteogenesis imperfekta, osteopetrosis, osteokondromatosis,
enkondromatosis, dan lain-lain.
II. Gangguan pada tulang
1. Osteosarkoma
Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai
kemampuan untuk membentuk osteoid atau tulang yang imatur. Osteosarkoma pada
rahang jarang terjadi dan gambaran histopatologinya hampir sama dengan
osteosarkoma pada tulang panjang. Osteosarkoma sering terdapat pada alveolar ridge,
maksila dan mandibula. Osteosarkoma pada maksila lebih berbahaya dibandingkan
dengan mandibula.
Trauma dipercaya mempunyai peranan penting di dalam kondisi ini. Namun ada
beberapa faktor lain yang dipercaya mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi kondisi ini antara lain ekstrinsik karsinogenik, karsinogenik kimia dan
virus. yang termaksud dalam jenis tumor ini adalah semua sarkoma berasal dari sel-
sel osteoblas. Oleh sebab itu bermacam-macam gambaran histologi yang terjadi,
seperti fibromiksosarkoma, miksosarkoma, miksokhondrosarkoma, kondrosarkoma,
dan seterusnya. Tahap-tahap perkembangan osteoblastik juga dapat terlihat mulai dari
kumparan-kumparan sel yang sederhana ke mukoid, kartilago dan tulang.
Neoplasma biasanya muncul sebagai suatu lesi yang tunggal, bisa terjadi pada
maksila dan mandibula. Bagaimanapun, tulang yang paling umum terpengaruh adalah
tulang panjang dan tulang panggul.
Thoma mengklasifikasikan osteosarkoma ke dalam 3 subklas :
1. Osteolitik osteosarkoma
2. Osteoblastik osteosarkoma
3. Telangiektatik osteosarkoma
Etiologi osteosarkoma belum diketahui secara pasti, tetapi ada berbagai macam
faktor predisposisi sebagai penyebab osteosarkoma. Adapun faktor predisposisi yang
dapat menyebabkan osteosarkoma antara lain:
1. Trauma
Osteosarkoma dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun setelah
terjadinya trauma. Walaupun demikian trauma ini tidak dapat dianggap sebagai
penyebab utama karena tulang yang fraktur akibat trauma ringan maupun parah jarang
menyebabkan osteosarkoma.
2. Ekstrinsik karsinogenik
Penggunaan substansi radioaktif dalam jangka waktu lama dan melebihi dosis
juga diduga merupakan penyebab terjadinya osteosarkoma ini.
Tanda dan Gejala Osteosarkoma
Gejala umum :
• Adanya rasa sakit, ketika beraktifitas
• Penderita osteosarkoma akan merasakan nyeri pada tulangnya pada saat malam
hari.
• Penderita osteosarkoma sering jatuh
• Bengkak, tergantung besar dan lokasi lesi
• Faktor herediter
Gejala sistemik :
• Demam
• Berkeringat pada malam hari (biasanya terjadi pada penderita tuberculosis yang
menggunakan thorium sebagai obat )
• Palpasi, adanya massa yang lunak dan panas.
• Adanya pergerakan
• Respiratori, auskultasi yang tidak normal
2. Osteomielitis
Yaitu infeksi pada tulang yang dapat terjadi melalui perluasan langsung dari
sumbernya, kontaminasi langsung misalnya pada patah tulang atau luka terbuka dan
penyebaran hematogen dari pousat infeksi jauh. Pasien dengan osteomielitis akut
tampak akit, bengkak, merah di tempat infeksi dan kulit sangat sensitif. Pada foto
ronsen tampak destruiksi tulang setelah 10 hari sakit. Terapi haru dengan antibiotik
spektrum luas terhadapt kuman penyebab.
3. Tuberkulosis
Tuberkulosis menyebar melalui darah dan limfe, penyebaran dapat ke tulang
(sumsum tulang) infeksi ini merusak tulang, timbul nekrosi (perkejuan) yang dapat
menjalar ke sendi atau terdapat di bawah kulit berupa abses. Bila sampai merusak
diskus intervertebralis dapat menimbulkan deformitas. TB dari tulang belakang
disebut penyakit Pott, sering terjadi pada anak-anak dan dapat berakibat kifoi,
skoliosis, atau deformitas. Komplikasi TB tulang belakang adalah paraplegia, dan
meningitis.
4. Carpal tunnel syndrome
Carpal tunnel syndrome suatu bentuk cedera tkanan yang berulang,
merupakan syndrome penjepitan saraf yang paling sering ditemukan. Biasanya carpal
tunnel syndrome terjadi pada wanita berusia 30 sampai 60 tahun. Kendati demikian,
laki-laki yang bekerja sebagai perakit serta pengemas barang yang berkali-kali
menggunakan peralatan yang berdesain buruk , juga cenderung mengalami kelainan
ini. Setiap penggunaan tangan secara intensif – menggemgam, memutar, atatu
menekuk secara terus menerus akan memperparah keadaan ini.
Penyebab. Sebagian besar carpal tunnel syndrome bersifat idiopatik atau
dapat terjadi karena :
Cedera tekanan yang berulang
Arthritis rheumatoid
Tenosinovitis fleksor
Kompresi saraf
Kehamilan
Myeloma multiple
Diabetes mellitus, akromegali
Hipotirodisme
Amiloidosis
Obesita
Tumor benigna
Patofisiologi. Tulang-tulang carpar dan ligamentum karpalis transversal
membentuk terowongan karpal yang dalam bahasa inggris yang disebut carpa tunnel.
Inflamasi atau fibrosis pada selubung tendon yang melintasi terowongan karpal ini
biasanya akan menyebabkan edema dan kompresi nervus medianus. Neropati kompresi
ini mengakibatkan gangguan sensorik serta motorik di daerah distribusi nervus
medianuspada tangan dan mula-mula menimbulkan gangguan transmisi sensorik pada ibu
jari tangan, jari telunjuk, jari kedua dan permukaan medial jari ketiga.
Tanda dan gejala. Pasien carpal tunnel syndrome biasanya mengeluh merasa lemah,
nyeri, rasa terbakar atau kesemutan pada salah satu atau kedua tangan. Gejala parastesia
ini dialami oleh ibu jari, jari telunjuk, jari tengah dan separuh jari keempat. Pasien tidak
mampu mengepalkan tangannya, kuku-kukunya dapat mengalami atropi, kulitnya
menjadi kering dan mengkilap.
Komplikasi. Penggunaan pergelangan tangan yang sakit secara terus mnerus dapat
meningkatkan inflamasi tendon, kompresi dan iskemia neural sehingga terjadi penurunan
fungsi tangan. Carpal tunnel syndrome yang tidak ditangani dengan baik dapat
menimbulkan kerusakan saraf yang permanen diseratai gangguan gerak dan sensibilitas.