Gangguan Pada Otot Kunlap
-
Upload
anonymous-hsxpxaiakf -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of Gangguan Pada Otot Kunlap
-
8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap
1/11
Gangguan pada otot
Dalam memperkirakan disklokasi atau perubahan posisi yang dapat terjadi
pada fraktur tulang, perlu dipertimbangkan oto-otot yang melekat di sekitarnya.
Struktur lain (arteri, vena, saraf) yang letaknya (sangat) berdekatan dengan tulang pada bagian- bagian tertentu, juga harus selalu mendapat perhatian, seperti lokasi
n.radialis dan a.profunda brachii untuk fraktur di sepertiga tengah tulang humerus.
Kerusakan saraf, di samping pada fraktur, dapat juga terjadi pada keadaan-
keadaan lain. ang harus diperhatikan terlebih dahulu sebelum menilai lokasi
kelumpuhan serabut saraf adalah jenis kelumpuhan yang terjadi. !ika kelumpuhan
bersifat hypertonus (kaku), kelainan terjadi pada sumsum belakang otak. "ila
kerusakan bersifat hypotonus, dapat diperkirakan bah#a kerusakan bersifat perifer
dan mengenai serabut saraf. Karena setiap saraf mempunyai fungsi mengurus
kelompok otot tertentu, kerusakan akan ditunjukkan oleh gangguan fungsi otot yang
diurusnya atau oleh rasa nyeri di daerah tubuh yang diurusnya.
!adi pada kasus fraktur tulang humerus ini, dapat diperkirakan otot yang
mengalami gangguan adalah otot dalam kompartemen anterior dari bra$hium. %tot-
otot tersebut antara lain adalah M. Brachialis, M. Biceps brachii, dan M.
Coracobrachialis.
%leh sebab itu, pasien harus dimonitor se$ara teliti untuk men$egah terjadinya
komplikasi. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi adalah Sindrom Kompartemen.
Sindrom kompartemen merupakan kondisi yang serius dimana terjadi
peningkatan tekanan pada satu atau lebih kompartemen otot ekstremitas yangmenyebabkan sirkulasi yang masif ke arah fraktur. "agian distal dari ekstremitas atas
dan ba#ah mempunyai kompartemen yang lebih banyak daripada bagian proksimal,
oleh karena itulah resiko yang lebih besar dapat terjadi saat fraktur terjadi pada bagian
tersebut. Sumber tekanan dapat berasal dari eksternal maupun dari internal, sumber
tekanan eksternal adalah pembebatan, gips, penyangga, sedangkan sumber tekanan
internal berupa perdarahan dan akumulasi $airan dalam kompartemen tulang.
Komplikasi ini tidak dibatasi hanya pada klien gangguan muskuloskeletal saja.
&erubahan fisiologis sebagai akibat dari peningkatan tekanan kompartemen
yang seringkali tejadi adalah iskemik, edema. Kapiler-kapiler di dalam ototmengalami dilatasi, kapiler-kapiler ini menjadi lebih permeable karena pelepasan
histamin dari jaringan otot yang iskemik. Sebagai akibatnya protein plasma bo$or
menuju ruang intersitial, kemudian terjadilah udema yang dapat menekan saraf dan
memperparah keadaan iskemik. 'arna dari jaringan yang mengalami iskemik
menjadi pu$at, denyutan menjadi lemah dan daerah yang terkena menjadi mudah
diraba. !ika kondisi ini tidak ditangani maka dapat menimbulkan sianosis, kebalmati
rasa, paresis dan nyeri yang hebat.
Sindrom kompartemen biasanya jarang terjadi tetapi dapat menyebabkan
kondisi kega#atan. Dapat pula terjadi kerusakan struktur otot yang irreversible dalam#aktu -* jam setelah onset dan otot tidak dapat digunakan lagi dalam +- jam
-
8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap
2/11
setelahnya. &roblem spesifik yang mun$ul akibat sindrom kompartemen adalah
infeksi, kelemahan motorik pada ektremitas yang terkena, kontraktur dan gagal ginjal
myoglobinuri$. nfeksi yang berasal dari jaringan yang nekrosis bisa $ukup berbahaya
hingga mengharuskan dilakukannya amputasi. Kelemahan motorik akibat perlukaan
saraf bersifat irreversible dan klien mungkin membutuhkan bantuan alat tertentu
untuk bergerak. %perasi rekontruksi untuk memperbaiki fungsi dapat dilakukan padaotot yang terganggu. olkmann/s 0ontra$tur terjadi dari memendeknya otot yang
iskemik dan ada keterlibatan saraf. Komplikasi paling fatal dari sindrom
kompartemen adalah myoglobinuri$ renal failure. !aringan otot yang mengalami
perlukaan melepaskan myoglobin (protein otot) ke dalam sirkulasi dan kemudian
protein ini disaring oleh ginjal. 'alaupun patofisiologinya belum jelas, namun
myoglobin di$urigai menyebabkan vasokonstriksimempunyai efek langsung terhadap
ginjal untuk mengakibatkan terjadinya gangguan struktur dan fungsi.
-
8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap
3/11
PROSES REGENERASI OTOT YANG CIDERA
0edera pada sel otot akan memi$u terjadinya proses yang bertujuan untuk
memulihkan kembali sel otot yang rusak dan semaksimal mungkin mengembalikan
fungsi yang hilang akibat $edera. 1ormalnya proses ini akan memakan #aktu sekitar
empat minggu dan meliputi empat tahapan, meliputi2
1. Degenerasi sel otot yang rusak
Sebelum terjadinya inflamasi dan regenerasi sel otot yang rusak, diperlukan
degenerasi (penghan$uran) sel otot yang mengalami $edera. &roses degenerasi
tersebut diinisiasi oleh pembengkakan se$ara lokal (local swelling ) dan pembentukan
hematoma, di mana makrofag, sel mononuklear dan limfosit 3 menginfiltrasi jaringan
otot yang $edera. 4kumulasi neutrofil terjadi sekitar satu jam setelah $edera terjadi.
1eutrofil tersebut, selain menjalankan fungsi fagositosis (selama proses inflamasi
akut), juga akan melepas sinyal untuk merekrut sel monosit, yaitu makrofag.
5akrofag akan memfagositosis debris sel lebih lanjut dan mengeluarkan sitokin
seperti 6-*, 6-, dan 317 yang akan meningkatkan permeabilitas vaskular dan
menginisiasi terjadinya inflamasi (peradangan).
2. Inflaasi !"era#angan$
Setelah serat otot mengalami $edera, akan terjadi influ8 ion 0al$ium ke dalam
sel sehingga mengaktifkan berbagai protease, salah satunya adalah fosfolipase.
7osfolipase akan merombak fosfolipid (membran sel) menjadi asam arakidonat, yang
selanjutnya akan diubah menjadi prostaglandin melalui jalur siklooksigenase (0%9).
&rostaglandin tersebut berperan dalam menghasilkan nyeri, inflamasi, dan regenerasi.
Selain terjadi $edera pada otot, kemungkinan besar juga terjadi $edera
vaskular (pembuluh darah). %leh karena itu hematoma yang terbentuk akan
menyebabkan influks sel-sel radang seperti neutrofil, makrofag, dan limfosit 3. Kadar
neutrofil sendiri akan menetap selama : hari setelah trauma, dan selanjutnya
digantikan (didominasi) oleh limfosit 3 (padainflamasi kronik). Selain itu neutrofil
-
8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap
4/11
juga akan merekrut makrofag yang turut berperan dalam proses fagositosis. 5akrofag
juga akan mengeluarkan kemoatraktan untuk memperkuat respons inflamasi dan
melepaskan faktor pertumbuhan yang akan memi$u diferensiasi myotube.
%. Regenerasi
Se$ara fisiologis, otot rangka merupakan jaringan yang sudah berdiferensiasi
se$ara akhir (nukleusnya bersifat post-mitotik). 1amun demikian, terdapat sel-sel
satelit di membran basal dan sarkolema yang dapat berproliferasi untuk menggantikan
sel-sel otot yang rusak. Sel-sel satelit ini diaktivasi oleh makrofag dan sebagai respons
terhadap $edera jaringan. 4ktivasi sel satelit ini terjadi sekitar ;< hari setelah $edera,
dia#ali oleh proses degenerasi dan inflamasi. Selain itu, diketahui bah#a berbagaifaktor pertumbuhan, seperti b7G7, 1G7, dan G7-; juga turut berperan dalam
menstimulasi proliferasi sel-sel satelit.
&. Pe'entukan fi'rosis
7ibrosis, atau jaringan parut akan terbentuk apabila $edera otot terlalu parah
dan proses inflamasi kronik berlanjut. !aringan parut akan terbentuk di antara minggu
ketiga dan keempat setelah $edera. &ada proses ini terjadi aktivasi matriks
ekstraselular dan peningkatan produksi jaringan kolagen (terutama tipe dan ).
&enyembuhan melalui pembentukan jaringan parut juga dapat terjadi bersamaan
dengan regenerasi sel otot (proliferasi sel satelit). Diketahui bah#a 3G7-=;
merupakan faktor yang menginduksi terbentuknya fibrosis. &ada penyembuhan
melalui pembentukan fibrosis, otot dapat kehilangan unit kontraktilnya sehingga
fungsinya se$ara keseluruhan menjadi berkurang atau hilang sama sekali.
-
8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap
5/11
S(E)A REGENERASI OTOT YANG CEDERA
-
8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap
6/11
&enatalaksanaan medis
3erapi tergantung dari kondisi klien, keadaan luka, lokasi fraktur, dan jenis fraktur.
"erikut adalah penatalaksanaan fraktur.
1. )engurangi atau en*ega+ fraktur le'i+ "ara+ ! Re#u*tion $
>edu$tion adalah mengembalikan posisi tulang ke posisi anatomi. 5etode
dengan manipulasi tertutup atau terbuka. 5anipulasi tertutup dengan memberikan
tekanan se$ara manual pada daerah fraktur dari permukaan kulit dan dilakukan traksi.
5anipulasi terbuka atau operasi dilakukan dengan pemasangan peralatan didalam
kaki pasien misalnya pen, setelah itu dilakukan rekontruksi.
2. Io'ilisasi
mobilisasi adalah upaya untuk men$egah mobilisasi dari bagian yangmengalami injuri, hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi fragmen
tulang untuk menyatu kembali. mobilisasi dapat dilakukan dengan pemasangan alat
interna atau eksterna.
%. Penye'u+an 'agian yang engalai in,uri ! Restorasi $
• Tera"i o'at
1yeri muskuloskeletal berhubungan dengan kerusakan jaringan lunak,
disrupsi tulang, dan spasme otot merupakan tipe nyeri yang paling parah yang
biasanya diperlihatkan oleh individu. Klien sering merasa nyeri dalam #aktu lamadan memakai manajemen nyeri yang buruk. 4nalgesik narkotik dosis besar, anti
inflammatory, dan rela8an otot adalah obat-obat yang umum diberikan. 3rans?uili@er
seperti dia@epam (valium) digunakan untuk ketenangan, meminimalkan spasme otot,
dan menurunkan ansietas. Antuk klien nyeri kronik, narkotik dan non-narkotik
diberikan bersama untuk men$egah ketergantungan obat. &era#at harus
mengobservasi efektivitas pengobatan dan efek sampingnya.
• Tera"i non-farakologi
Antuk nyeri parah yang kronik, klien tidak bisa tergantung terus pada obat.
"iasanya pera#at menggunakan kompres hangat atau dingin tergantung penyebab
nyeri. !ika pembengkakan menyebabkan tekanan pada area luka, kompres es mungkin
digunakan. Spasme otot bisa dikendorkan dengan kompres hangat dan massage.
Selain itu digunakan juga sentuhan terapeutik, jika terapi tersebut tidak efektif untuk
mengurangi nyeri, pera#at bisa menggunakan teknik distraksi atau terapi musik.
&era#at mengajarkan pada klien teknik relaksasi seperti nafas dalam selama periode
nyeri yang parah.
-
8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap
7/11
Penanganan Preo"eratif
Prinsi"-"rinsi" "ertolongan "ertaa
3ujuan utama pertolongan pertama adalah menyelamatkan nya#a seseorang
dan men$egah kerusakan lebih lanjut. %rang yang pertama tiba di tempat kejadianharus mempertahankan jalan nafas, jika perlu dengan pernafasan mulut ke mulutdan
kemudian ia harus mengusahakan pengangkutan pasien ke rumah sakit terdekat. 6uka
ditutupi, perdarahan dihentikan dan anggota gerak yang $edera dibidai untuk
men$egah pergerakan yang nyeri lebih lanjut. Setiba di rumah sakit, pasien mulai
diperiksa dan diobati.
Peeriksaan
&ertama-tama jalan nafas dibersihkan, mungkin pasien memerlukan intubasi
segera. Kesadaran diamati, tekanan darah di ukur serta $edera sebenarnya di$atat.
Amumnya fraktur besar dapat terlihat. 3erdapat nyeri, pembengkakan,
deformitas dan kehilangan fungsi. &erlu diperhatikan apakah kulit di atas fraktur
robek sehingga dinamai B$ompound fra$turC yang mudah mengalami infeksi.
endaknya diperhatikan keadaan kerusakan otot terutama pada $ompound fra$tur.
&erlu dinilai supply darah arterial diluar daerah $edera, bila terganggu harus
diperbaiki se$epat mungkin untuk men$egah kerusakan anggota gerak yang permanen
karena iskemia. Saraf tepi harus diperiksa sebagai patokan dasar bagi pemulihan
nantinya.
Sinar 9 2 segera setelah pasien diresusitasi, dibuatkan radiograf anggota
gerak atau dada, tulang belakang,pelvis atau abdomen yang $edera.
Pengo'atan
• olume Darah
!ika ada perdarahan maka perlu memperbaiki volume darah yang beredar.
!aringan perifer memerlukan perfusi yang adekuat oleh darah teroksigenasi dengan
baik. Setelah fraktur, terjadi kehilangan darah dari tulang dan jaringan yang rusak.
Dengan ini diperlukan adanya transfusi dan jika kemudian diperlukan transfusi
berulang bisa dipakai plasma beku segar.
• 1yeri
1yeri karena $edera bisa dihilangkan dengan memblok saraf regional.Antuk itu bisa digunakan Entono8 tanpa mengganggu pemeriksaan $edera kepala atau
intra abdominal. 3etapi jika pembuatan diagnosa telah adekuat dan sirkulasi tepi tidak
kolaps, maka nyeri dapat dihilangkan dengan morfin atau petidin.
• 4ntibiotika
Antuk infeksi pada $ompound fra$tur dianjurkan pemberian antibiotika. 4ntibiotika
yang terpilih seperti ben@yl penisilin yang mungkin dapat dikombinasi dengan
fluklosasilin atau sefalosporin seperti sefaloridin atau sefaleksin.
• 4nti tetanus
-
8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap
8/11
3indakan mengobati tetanus harus dilakukan pada klien dengan luka terbuka.
Diberikan to8oid tetanus sebanyak
-
8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap
9/11
3raksi adalah pengaplikasian kekuatan tarikan pada bagian tubuh untuk
memberikan reduksi, posisi yang lurus dan istirahat, juga dapat menurunkan spasme
otot, mengurangi nyeri, dan men$egah atau memperbaiki bentuk tulang. Klien yang
ditraksi biasanya dira#at di >S lebih lama daripada klien dengan gips, tapi biasanya
mobilisasi lebih $epat. 3raksi mekanikal dapat dilanjutkan sebagai pera#atan fraktur.
3raksi diklasifikasikan menjadi Brunning tra$tionC atau Bbalan$ed
suspentionC. &ada running tra$tion kekuatan tarikan langsung pada daerah yang
fraktur dan daerah yang tidak ditraksi boleh aktifitas. &ada Bbalan$ed suspentionC
bagian yang $ountertra$tion diberi juga tarikan. 3raksi dikelompokkan menjadi tipe
yaitu2 kulit, skeletal, plestergips, dan penguat.
Skin tra$tion berhubungan dengan penggunaan pita traksi (jarang digunakan
karena merusak kulit), el$ro (hook and loop), boot (bu$k/s tra$tion), sabuk traksi ini
digunakan untuk kulit dan jaringan lunak. 3ujuan dari tipe traksi ini untuk
mengurangi nyeri otot yang menyertai fraktur. "eban yang diberikan terbatas yaitu
antara :-;< lb. Antuk men$egah injury kulit.
3raksi skeletal, pin, ka#at, penjepit atu sekrup dimasukkan langsung ke tulang
dan traksi ini membutuhkan #aktu yang lamadan beban biasanya antara ;:-< lb.
3raksi skeletal bertujuan untuk meluruskan tulang. 3raksi plester merupakan
kombinasi dari traksi skeletal dan gip plester. 3raksi jepitan digunakan untuk
memperbaiki kesalahan bentuk tulang. 0ir$umferential traksi menggunakan sabuk
yang mengelilingi tubuh, missal fraktur pelvis untuk masalah punggung ba#ah.
Ketika traksi digunakan pasien, pera#at bertanggung ja#ab atas
keseimbangan antara tarikan traksi dan tekanan $ountertraksi. "eban tidak boleh
diganti tanpa i@in dokter, bebab harus bebas tergantung. nspeksi kulit dilakukan tiap
jam untuk tanda iritasi dan inflamasi jika memungkinkan, sabuk atu boot diberikan
pada skin traksi dilepas untuk inspeksi daerah di ba#ah alat. &ada klien lansia yang
sering menderita penyakit vaskuler, penyakit jaringan konektif, danatau D5, mereka
mempunyai resiko tinggi bila ditraksi karena ketidakadekuatan sirkulasi. 4da tipe
traksi yang tidak $o$ok untuk klien lansia karena memerlukan immobilisasi pada
#aktu yang lama, sehingga menyebabkan komplikasi yang serius, misalnya pneumoni
dan emboli pulmoner.
&era#at harus memberikan perhatian khusus untuk pins, ka#at atu skrup pada
kulit untuk tanda inflamasiinfeksi ketika traksi skeletal digunakan.I Gi"s
Gips adalah alat imobilisasi eksternal yang kaku yang di$etak sesuai kontur
tubuh dimana gips ini dipasang. 3ujuan dari pemasangan gips ini adalah untuk
mengimobilisasi bagian tubuh dalam posisi tertentu dan memberikan tekanan yang
merata pada jaringan lunak yang terletak di dalamnya. Dapat digunakan untuk
mengimobilisasi fraktur yang telah direduksi, mengkoreksi deformitas, memberikan
tekanan merata pada jaringan lunak di ba#ahnya, atau memberikan dukungan dan
stabilitas bagi sendi yang mengalami kelemahan. Se$ara umum, gips memungkinkan
mobilisasi pasien sementara membatasi gerakan pada bagian tubuh tertentu.
• 3ipe gips untuk trauma muskuloskeletal
-
8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap
10/11
Ti"e #an karakteristik gi"s (egunaan
Gips untuk ekstremitas atas2
;. Gips pendek untuk lengan (panjangnya
dari ba#ah siku sampai ke bagian tangan).
+. Gips panjang untuk lengan (meliputi
lengan atas sampai ke bagian tangan).. Gips untuk lengan dan digantung (sama
dengan no.+ , tapi lebih berat dengan
ditambahlengkung pada lengan ba#ah).
;. 7raktur stabil pada pergelangan tangan
(meta$arpal, $arpal, dan tulang radius
bagian distal).
+. 7raktur yang tidak stabil pada pergelangan tangan, humerus bagian
distal, radius danatau ulna.
. 7raktur humerus yang tidak dapat
diluruskan dengan gips panjang, traksi
yang ringan bisa dipasang sementara
klien tetap di tempat tidur.
Gips untuk ekstremitas ba#ah2
;. Short leg $ast (S60), dari ba#ah lutu
sampai ke dasar kaki.
+. 6ong leg $ast (660), dari pertengahan
paha ke dasar kaki.
. Gips yang bisa untuk dibuat jalan (alat
untuk berjalan pada pantat pada
S60600).
. 6eg $ylinder (mirip dengan S60, tapi
pergelangan kaki tidak digips).
:. 6ong-leg $ylinder (mirip dengan 660
tetapi pergelangan kaki tidak digips)
;. 7raktur pergelangan kaki dan
metatarsal.
+. 7raktur tibia yang tidak stabil dan
fibula.
. Sama dengan S60660.
. 7raktur tibia yang stabil, fibula dan
lutut.
:. 7raktur femur distal yang stabil,
proksimal tibia dan fraktur pada lutut.
Gips penahan2
&atella #eight-bearing $ast (mirip denganS60 atau leg $ylinder)
7raktur femur bagian tengah atau distal.
Gips badan2
;. ip spi$a (dari ba#ah mammae ke kaki,
kaki ba#ah dan setengah dari kaki yang
tak terpengaruh atau kedua kaki).
+. >iser/s $ast (jaket dari bahu ke ilia$a
dan panggul dan terbuka di depan dada).
. alo $ast(jaket yang berisi beban).
;. Dislokasi pada pinggul, pelvis, dan
injury pada pinggul.
+. S$oliosis, fraktur spina thora$is.
. 7raktur pada spina $ervi$al.
Antuk gips plester, penting digunakan untuk memperingatkan klien tentang
panas yang akan dirasakn segera setelah gips dipasang. Gips yang baru, biasa disebut
‘a green cast’ yang tidak ditutup agar uudara bisa menguap. Ketika gips klien basahharus dipindah dan diganti. &lester ini diganti setiap ; atau + jam agar sirkulasi udara
lan$ar dan semua bagian gips tetap kering. &etugas kesehatan harus selalu ingat
bah#a gips yang basah perlu penanganan yang khusus.
Antuk men$egah terjadinya kontaminasi oleh urinfeses, gips seluruh
tungkai seharusnya digunakan untuk melindunginya dan menutupi daerah perineum.
"edpan khusus untuk fraktur lebih baik daripada bedpan tradisional karena lebih ke$il
dan lebih nyaman untuk klien. &era#at menge$ek untuk memastikan bah#a gips tidak
terlalu ketat dan memonitor se$ara teratur status neurovaskuler klien, biasanya
dilakukan selama + jam pertama setelah aplikasi. &era#at seharusnya dapat
memasukkan jarinya diantara kulit dan gips. !ika gips kering, pera#at harus
menginspeksi gips minimal ; kali sehari untuk melihat adatidaknya drainase, retak,
-
8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap
11/11
remuk, penjajaran, dan ketepatan penyembuhan. 4rea drainase pada gips dibuat
melingkar dan dimonitor terus setiap ada perubahan. !ika ada darah pada gips de ngan
fraktur tebuka harus segera dilaporakan pada dokter jumlah drainase atau perubahan
integritan kulit dari gips. Komplikasi lain dari gips perlu pera#atan, misalnya infeksi,
gangguan sirkulasi dan kerusakan saraf perifer.
Gangguan sirkulasi, kerusakan nervus perifer, dan nekrosis dapat terjadi
karena gips yang terlalu ketat, dalam hal ini pera#at harus mengkaji status
neurovaskuler klien. 4tropi dapat terjadi karena kurang latihan selama immobilisasi
ang lama pada daerah yang terpengaruh fraktur, biasanya pada ekstermitas. &era#at
mengkaji adanya komplikasi adanya immobilisasi kerusakan kulit, tromboemboli dan
konstipasi. Sebelum gips dilepas pera#at perlu memberitahu klien bah#a tidak akan
melukai kulit hanya merasa panas selama prosedur.
Sumber 2 anatomi tubuh manusia Daniel S. 'ibo#o penerbit grasindo jakarta +