Gangguan Pada Otot Kunlap

download Gangguan Pada Otot Kunlap

of 6

Transcript of Gangguan Pada Otot Kunlap

  • 8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap

    1/11

    Gangguan pada otot

    Dalam memperkirakan disklokasi atau perubahan posisi yang dapat terjadi

     pada fraktur tulang, perlu dipertimbangkan oto-otot yang melekat di sekitarnya.

    Struktur lain (arteri, vena, saraf) yang letaknya (sangat) berdekatan dengan tulang pada bagian- bagian tertentu, juga harus selalu mendapat perhatian, seperti lokasi

    n.radialis dan a.profunda brachii untuk fraktur di sepertiga tengah tulang humerus.

    Kerusakan saraf, di samping pada fraktur, dapat juga terjadi pada keadaan-

    keadaan lain. ang harus diperhatikan terlebih dahulu sebelum menilai lokasi

    kelumpuhan serabut saraf adalah jenis kelumpuhan yang terjadi. !ika kelumpuhan

     bersifat hypertonus  (kaku), kelainan terjadi pada sumsum belakang otak. "ila

    kerusakan bersifat hypotonus, dapat diperkirakan bah#a kerusakan bersifat perifer 

    dan mengenai serabut saraf. Karena setiap saraf mempunyai fungsi mengurus

    kelompok otot tertentu, kerusakan akan ditunjukkan oleh gangguan fungsi otot yang

    diurusnya atau oleh rasa nyeri di daerah tubuh yang diurusnya.

    !adi pada kasus fraktur tulang humerus ini, dapat diperkirakan otot yang

    mengalami gangguan adalah otot dalam kompartemen anterior dari bra$hium. %tot-

    otot tersebut antara lain adalah  M. Brachialis,   M. Biceps brachii, dan  M.

    Coracobrachialis.

    %leh sebab itu, pasien harus dimonitor se$ara teliti untuk men$egah terjadinya

    komplikasi. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi adalah Sindrom Kompartemen.

    Sindrom kompartemen merupakan kondisi yang serius dimana terjadi

     peningkatan tekanan pada satu atau lebih kompartemen otot ekstremitas yangmenyebabkan sirkulasi yang masif ke arah fraktur. "agian distal dari ekstremitas atas

    dan ba#ah mempunyai kompartemen yang lebih banyak daripada bagian proksimal,

    oleh karena itulah resiko yang lebih besar dapat terjadi saat fraktur terjadi pada bagian

    tersebut. Sumber tekanan dapat berasal dari eksternal maupun dari internal, sumber 

    tekanan eksternal adalah pembebatan, gips, penyangga, sedangkan sumber tekanan

    internal berupa perdarahan dan akumulasi $airan dalam kompartemen tulang.

    Komplikasi ini tidak dibatasi hanya pada klien gangguan muskuloskeletal saja.

      &erubahan fisiologis sebagai akibat dari peningkatan tekanan kompartemen

    yang seringkali tejadi adalah iskemik, edema. Kapiler-kapiler di dalam ototmengalami dilatasi, kapiler-kapiler ini menjadi lebih permeable karena pelepasan

    histamin dari jaringan otot yang iskemik. Sebagai akibatnya protein plasma bo$or 

    menuju ruang intersitial, kemudian terjadilah udema yang dapat menekan saraf dan

    memperparah keadaan iskemik. 'arna dari jaringan yang mengalami iskemik 

    menjadi pu$at, denyutan menjadi lemah dan daerah yang terkena menjadi mudah

    diraba. !ika kondisi ini tidak ditangani maka dapat menimbulkan sianosis, kebalmati

    rasa, paresis dan nyeri yang hebat.

    Sindrom kompartemen biasanya jarang terjadi tetapi dapat menyebabkan

    kondisi kega#atan. Dapat pula terjadi kerusakan struktur otot yang irreversible dalam#aktu -* jam setelah onset dan otot tidak dapat digunakan lagi dalam +- jam

  • 8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap

    2/11

    setelahnya. &roblem spesifik yang mun$ul akibat sindrom kompartemen adalah

    infeksi, kelemahan motorik pada ektremitas yang terkena, kontraktur dan gagal ginjal

    myoglobinuri$. nfeksi yang berasal dari jaringan yang nekrosis bisa $ukup berbahaya

    hingga mengharuskan dilakukannya amputasi. Kelemahan motorik akibat perlukaan

    saraf bersifat irreversible dan klien mungkin membutuhkan bantuan alat tertentu

    untuk bergerak. %perasi rekontruksi untuk memperbaiki fungsi dapat dilakukan padaotot yang terganggu. olkmann/s 0ontra$tur terjadi dari memendeknya otot yang

    iskemik dan ada keterlibatan saraf. Komplikasi paling fatal dari sindrom

    kompartemen adalah myoglobinuri$ renal failure. !aringan otot yang mengalami

     perlukaan melepaskan myoglobin (protein otot) ke dalam sirkulasi dan kemudian

     protein ini disaring oleh ginjal. 'alaupun patofisiologinya belum jelas, namun

    myoglobin di$urigai menyebabkan vasokonstriksimempunyai efek langsung terhadap

    ginjal untuk mengakibatkan terjadinya gangguan struktur dan fungsi.

  • 8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap

    3/11

    PROSES REGENERASI OTOT YANG CIDERA

    0edera pada sel otot akan memi$u terjadinya proses yang bertujuan untuk 

    memulihkan kembali sel otot yang rusak dan semaksimal mungkin mengembalikan

    fungsi yang hilang akibat $edera. 1ormalnya proses ini akan memakan #aktu sekitar 

    empat minggu dan meliputi empat tahapan, meliputi2

    1. Degenerasi sel otot yang rusak 

    Sebelum terjadinya inflamasi dan regenerasi sel otot yang rusak, diperlukan

    degenerasi (penghan$uran) sel otot yang mengalami $edera. &roses degenerasi

    tersebut diinisiasi oleh pembengkakan se$ara lokal (local swelling ) dan pembentukan

    hematoma, di mana makrofag, sel mononuklear dan limfosit 3 menginfiltrasi jaringan

    otot yang $edera. 4kumulasi neutrofil terjadi sekitar satu jam setelah $edera terjadi.

     1eutrofil tersebut, selain menjalankan fungsi fagositosis (selama proses inflamasi

    akut), juga akan melepas sinyal untuk merekrut sel monosit, yaitu makrofag.

    5akrofag akan memfagositosis debris sel lebih lanjut dan mengeluarkan sitokin

    seperti 6-*, 6-, dan 317 yang akan meningkatkan permeabilitas vaskular dan

    menginisiasi terjadinya inflamasi (peradangan).

    2. Inflaasi !"era#angan$

    Setelah serat otot mengalami $edera, akan terjadi influ8 ion 0al$ium ke dalam

    sel sehingga mengaktifkan berbagai protease, salah satunya adalah fosfolipase.

    7osfolipase akan merombak fosfolipid (membran sel) menjadi asam arakidonat, yang

    selanjutnya akan diubah menjadi prostaglandin melalui jalur siklooksigenase (0%9).

    &rostaglandin tersebut berperan dalam menghasilkan nyeri, inflamasi, dan regenerasi.

    Selain terjadi $edera pada otot, kemungkinan besar juga terjadi $edera

    vaskular (pembuluh darah). %leh karena itu hematoma yang terbentuk akan

    menyebabkan influks sel-sel radang seperti neutrofil, makrofag, dan limfosit 3. Kadar 

    neutrofil sendiri akan menetap selama : hari setelah trauma, dan selanjutnya

    digantikan (didominasi) oleh limfosit 3 (padainflamasi kronik). Selain itu neutrofil

  • 8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap

    4/11

     juga akan merekrut makrofag yang turut berperan dalam proses fagositosis. 5akrofag

     juga akan mengeluarkan kemoatraktan untuk memperkuat respons inflamasi dan

    melepaskan faktor pertumbuhan yang akan memi$u diferensiasi myotube.

    %. Regenerasi

    Se$ara fisiologis, otot rangka merupakan jaringan yang sudah berdiferensiasi

    se$ara akhir (nukleusnya bersifat post-mitotik). 1amun demikian, terdapat sel-sel

    satelit di membran basal dan sarkolema yang dapat berproliferasi untuk menggantikan

    sel-sel otot yang rusak. Sel-sel satelit ini diaktivasi oleh makrofag dan sebagai respons

    terhadap $edera jaringan. 4ktivasi sel satelit ini terjadi sekitar ;< hari setelah $edera,

    dia#ali oleh proses degenerasi dan inflamasi. Selain itu, diketahui bah#a berbagaifaktor pertumbuhan, seperti b7G7, 1G7, dan G7-; juga turut berperan dalam

    menstimulasi proliferasi sel-sel satelit.

    &. Pe'entukan fi'rosis

    7ibrosis, atau jaringan parut akan terbentuk apabila $edera otot terlalu parah

    dan proses inflamasi kronik berlanjut. !aringan parut akan terbentuk di antara minggu

    ketiga dan keempat setelah $edera. &ada proses ini terjadi aktivasi matriks

    ekstraselular dan peningkatan produksi jaringan kolagen (terutama tipe dan ).

    &enyembuhan melalui pembentukan jaringan parut juga dapat terjadi bersamaan

    dengan regenerasi sel otot (proliferasi sel satelit). Diketahui bah#a 3G7-=;

    merupakan faktor yang menginduksi terbentuknya fibrosis. &ada penyembuhan

    melalui pembentukan fibrosis, otot dapat kehilangan unit kontraktilnya sehingga

    fungsinya se$ara keseluruhan menjadi berkurang atau hilang sama sekali.

  • 8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap

    5/11

    S(E)A REGENERASI OTOT YANG CEDERA

  • 8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap

    6/11

    &enatalaksanaan medis

    3erapi tergantung dari kondisi klien, keadaan luka, lokasi fraktur, dan jenis fraktur.

    "erikut adalah penatalaksanaan fraktur.

     

    1. )engurangi atau en*ega+ fraktur le'i+ "ara+ ! Re#u*tion $

      >edu$tion adalah mengembalikan posisi tulang ke posisi anatomi. 5etode

    dengan manipulasi tertutup atau terbuka. 5anipulasi tertutup dengan memberikan

    tekanan se$ara manual pada daerah fraktur dari permukaan kulit dan dilakukan traksi.

    5anipulasi terbuka atau operasi dilakukan dengan pemasangan peralatan didalam

    kaki pasien misalnya pen, setelah itu dilakukan rekontruksi.

    2. Io'ilisasi

      mobilisasi adalah upaya untuk men$egah mobilisasi dari bagian yangmengalami injuri, hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi fragmen

    tulang untuk menyatu kembali. mobilisasi dapat dilakukan dengan pemasangan alat

    interna atau eksterna.

    %. Penye'u+an 'agian yang engalai in,uri ! Restorasi $

    •  Tera"i o'at

      1yeri muskuloskeletal berhubungan dengan kerusakan jaringan lunak,

    disrupsi tulang, dan spasme otot merupakan tipe nyeri yang paling parah yang

     biasanya diperlihatkan oleh individu. Klien sering merasa nyeri dalam #aktu lamadan memakai manajemen nyeri yang buruk. 4nalgesik narkotik dosis besar, anti

    inflammatory, dan rela8an otot adalah obat-obat yang umum diberikan. 3rans?uili@er 

    seperti dia@epam (valium) digunakan untuk ketenangan, meminimalkan spasme otot,

    dan menurunkan ansietas. Antuk klien nyeri kronik, narkotik dan non-narkotik 

    diberikan bersama untuk men$egah ketergantungan obat. &era#at harus

    mengobservasi efektivitas pengobatan dan efek sampingnya.

    •  Tera"i non-farakologi

      Antuk nyeri parah yang kronik, klien tidak bisa tergantung terus pada obat.

    "iasanya pera#at menggunakan kompres hangat atau dingin tergantung penyebab

    nyeri. !ika pembengkakan menyebabkan tekanan pada area luka, kompres es mungkin

    digunakan. Spasme otot bisa dikendorkan dengan kompres hangat dan massage.

    Selain itu digunakan juga sentuhan terapeutik, jika terapi tersebut tidak efektif untuk 

    mengurangi nyeri, pera#at bisa menggunakan teknik distraksi atau terapi musik.

    &era#at mengajarkan pada klien teknik relaksasi seperti nafas dalam selama periode

    nyeri yang parah.

  • 8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap

    7/11

    Penanganan Preo"eratif 

      Prinsi"-"rinsi" "ertolongan "ertaa

      3ujuan utama pertolongan pertama adalah menyelamatkan nya#a seseorang

    dan men$egah kerusakan lebih lanjut. %rang yang pertama tiba di tempat kejadianharus mempertahankan jalan nafas, jika perlu dengan pernafasan mulut ke mulutdan

    kemudian ia harus mengusahakan pengangkutan pasien ke rumah sakit terdekat. 6uka

    ditutupi, perdarahan dihentikan dan anggota gerak yang $edera dibidai untuk 

    men$egah pergerakan yang nyeri lebih lanjut. Setiba di rumah sakit, pasien mulai

    diperiksa dan diobati.

     

      Peeriksaan

      &ertama-tama jalan nafas dibersihkan, mungkin pasien memerlukan intubasi

    segera. Kesadaran diamati, tekanan darah di ukur serta $edera sebenarnya di$atat.

      Amumnya fraktur besar dapat terlihat. 3erdapat nyeri, pembengkakan,

    deformitas dan kehilangan fungsi. &erlu diperhatikan apakah kulit di atas fraktur 

    robek sehingga dinamai B$ompound fra$turC yang mudah mengalami infeksi.

    endaknya diperhatikan keadaan kerusakan otot terutama pada $ompound fra$tur.

    &erlu dinilai supply darah arterial diluar daerah $edera, bila terganggu harus

    diperbaiki se$epat mungkin untuk men$egah kerusakan anggota gerak yang permanen

    karena iskemia. Saraf tepi harus diperiksa sebagai patokan dasar bagi pemulihan

    nantinya.

      Sinar 9 2 segera setelah pasien diresusitasi, dibuatkan radiograf anggota

    gerak atau dada, tulang belakang,pelvis atau abdomen yang $edera.

    Pengo'atan

    •  olume Darah

    !ika ada perdarahan maka perlu memperbaiki volume darah yang beredar.

    !aringan perifer memerlukan perfusi yang adekuat oleh darah teroksigenasi dengan

     baik. Setelah fraktur, terjadi kehilangan darah dari tulang dan jaringan yang rusak.

    Dengan ini diperlukan adanya transfusi dan jika kemudian diperlukan transfusi

     berulang bisa dipakai plasma beku segar.

    •  1yeri

      1yeri karena $edera bisa dihilangkan dengan memblok saraf regional.Antuk itu bisa digunakan Entono8 tanpa mengganggu pemeriksaan $edera kepala atau

    intra abdominal. 3etapi jika pembuatan diagnosa telah adekuat dan sirkulasi tepi tidak 

    kolaps, maka nyeri dapat dihilangkan dengan morfin atau petidin.

    • 4ntibiotika

    Antuk infeksi pada $ompound fra$tur dianjurkan pemberian antibiotika. 4ntibiotika

    yang terpilih seperti ben@yl penisilin yang mungkin dapat dikombinasi dengan

    fluklosasilin atau sefalosporin seperti sefaloridin atau sefaleksin.

    • 4nti tetanus

  • 8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap

    8/11

    3indakan mengobati tetanus harus dilakukan pada klien dengan luka terbuka.

    Diberikan to8oid tetanus sebanyak

  • 8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap

    9/11

      3raksi adalah pengaplikasian kekuatan tarikan pada bagian tubuh untuk 

    memberikan reduksi, posisi yang lurus dan istirahat, juga dapat menurunkan spasme

    otot, mengurangi nyeri, dan men$egah atau memperbaiki bentuk tulang. Klien yang

    ditraksi biasanya dira#at di >S lebih lama daripada klien dengan gips, tapi biasanya

    mobilisasi lebih $epat. 3raksi mekanikal dapat dilanjutkan sebagai pera#atan fraktur.

      3raksi diklasifikasikan menjadi Brunning tra$tionC atau Bbalan$ed

    suspentionC. &ada running tra$tion kekuatan tarikan langsung pada daerah yang

    fraktur dan daerah yang tidak ditraksi boleh aktifitas. &ada Bbalan$ed suspentionC

     bagian yang $ountertra$tion diberi juga tarikan. 3raksi dikelompokkan menjadi tipe

    yaitu2 kulit, skeletal, plestergips, dan penguat.

    Skin tra$tion berhubungan dengan penggunaan pita traksi (jarang digunakan

    karena merusak kulit), el$ro (hook and loop), boot (bu$k/s tra$tion), sabuk traksi ini

    digunakan untuk kulit dan jaringan lunak. 3ujuan dari tipe traksi ini untuk 

    mengurangi nyeri otot yang menyertai fraktur. "eban yang diberikan terbatas yaitu

    antara :-;< lb. Antuk men$egah injury kulit.

    3raksi skeletal, pin, ka#at, penjepit atu sekrup dimasukkan langsung ke tulang

    dan traksi ini membutuhkan #aktu yang lamadan beban biasanya antara ;:-< lb.

    3raksi skeletal bertujuan untuk meluruskan tulang. 3raksi plester merupakan

    kombinasi dari traksi skeletal dan gip plester. 3raksi jepitan digunakan untuk 

    memperbaiki kesalahan bentuk tulang. 0ir$umferential traksi menggunakan sabuk 

    yang mengelilingi tubuh, missal fraktur pelvis untuk masalah punggung ba#ah.

    Ketika traksi digunakan pasien, pera#at bertanggung ja#ab atas

    keseimbangan antara tarikan traksi dan tekanan $ountertraksi. "eban tidak boleh

    diganti tanpa i@in dokter, bebab harus bebas tergantung. nspeksi kulit dilakukan tiap

    jam untuk tanda iritasi dan inflamasi jika memungkinkan, sabuk atu boot diberikan

     pada skin traksi dilepas untuk inspeksi daerah di ba#ah alat. &ada klien lansia yang

    sering menderita penyakit vaskuler, penyakit jaringan konektif, danatau D5, mereka

    mempunyai resiko tinggi bila ditraksi karena ketidakadekuatan sirkulasi. 4da tipe

    traksi yang tidak $o$ok untuk klien lansia karena memerlukan immobilisasi pada

    #aktu yang lama, sehingga menyebabkan komplikasi yang serius, misalnya pneumoni

    dan emboli pulmoner.

    &era#at harus memberikan perhatian khusus untuk pins, ka#at atu skrup pada

    kulit untuk tanda inflamasiinfeksi ketika traksi skeletal digunakan.I Gi"s

      Gips adalah alat imobilisasi eksternal yang kaku yang di$etak sesuai kontur 

    tubuh dimana gips ini dipasang. 3ujuan dari pemasangan gips ini adalah untuk 

    mengimobilisasi bagian tubuh dalam posisi tertentu dan memberikan tekanan yang

    merata pada jaringan lunak yang terletak di dalamnya. Dapat digunakan untuk 

    mengimobilisasi fraktur yang telah direduksi, mengkoreksi deformitas, memberikan

    tekanan merata pada jaringan lunak di ba#ahnya, atau memberikan dukungan dan

    stabilitas bagi sendi yang mengalami kelemahan. Se$ara umum, gips memungkinkan

    mobilisasi pasien sementara membatasi gerakan pada bagian tubuh tertentu.

    • 3ipe gips untuk trauma muskuloskeletal

  • 8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap

    10/11

    Ti"e #an karakteristik gi"s (egunaan

    Gips untuk ekstremitas atas2

    ;. Gips pendek untuk lengan (panjangnya

    dari ba#ah siku sampai ke bagian tangan).

    +. Gips panjang untuk lengan (meliputi

    lengan atas sampai ke bagian tangan).. Gips untuk lengan dan digantung (sama

    dengan no.+ , tapi lebih berat dengan

    ditambahlengkung pada lengan ba#ah).

    ;. 7raktur stabil pada pergelangan tangan

    (meta$arpal, $arpal, dan tulang radius

     bagian distal).

    +. 7raktur yang tidak stabil pada pergelangan tangan, humerus bagian

    distal, radius danatau ulna.

    . 7raktur humerus yang tidak dapat

    diluruskan dengan gips panjang, traksi

    yang ringan bisa dipasang sementara

    klien tetap di tempat tidur.

    Gips untuk ekstremitas ba#ah2

    ;. Short leg $ast (S60), dari ba#ah lutu

    sampai ke dasar kaki.

    +. 6ong leg $ast (660), dari pertengahan

     paha ke dasar kaki.

    . Gips yang bisa untuk dibuat jalan (alat

    untuk berjalan pada pantat pada

    S60600).

    . 6eg $ylinder (mirip dengan S60, tapi

     pergelangan kaki tidak digips).

    :. 6ong-leg $ylinder (mirip dengan 660

    tetapi pergelangan kaki tidak digips)

    ;. 7raktur pergelangan kaki dan

    metatarsal.

    +. 7raktur tibia yang tidak stabil dan

    fibula.

    . Sama dengan S60660.

    . 7raktur tibia yang stabil, fibula dan

    lutut.

    :. 7raktur femur distal yang stabil,

     proksimal tibia dan fraktur pada lutut.

    Gips penahan2

    &atella #eight-bearing $ast (mirip denganS60 atau leg $ylinder)

    7raktur femur bagian tengah atau distal.

    Gips badan2

    ;. ip spi$a (dari ba#ah mammae ke kaki,

    kaki ba#ah dan setengah dari kaki yang

    tak terpengaruh atau kedua kaki).

    +. >iser/s $ast (jaket dari bahu ke ilia$a

    dan panggul dan terbuka di depan dada).

    . alo $ast(jaket yang berisi beban).

    ;. Dislokasi pada pinggul, pelvis, dan

    injury pada pinggul.

    +. S$oliosis, fraktur spina thora$is.

    . 7raktur pada spina $ervi$al.

      Antuk gips plester, penting digunakan untuk memperingatkan klien tentang

     panas yang akan dirasakn segera setelah gips dipasang. Gips yang baru, biasa disebut

    ‘a green cast’  yang tidak ditutup agar uudara bisa menguap. Ketika gips klien basahharus dipindah dan diganti. &lester ini diganti setiap ; atau + jam agar sirkulasi udara

    lan$ar dan semua bagian gips tetap kering. &etugas kesehatan harus selalu ingat

     bah#a gips yang basah perlu penanganan yang khusus.

      Antuk men$egah terjadinya kontaminasi oleh urinfeses, gips seluruh

    tungkai seharusnya digunakan untuk melindunginya dan menutupi daerah perineum.

    "edpan khusus untuk fraktur lebih baik daripada bedpan tradisional karena lebih ke$il

    dan lebih nyaman untuk klien. &era#at menge$ek untuk memastikan bah#a gips tidak 

    terlalu ketat dan memonitor se$ara teratur status neurovaskuler klien, biasanya

    dilakukan selama + jam pertama setelah aplikasi. &era#at seharusnya dapat

    memasukkan jarinya diantara kulit dan gips. !ika gips kering, pera#at harus

    menginspeksi gips minimal ; kali sehari untuk melihat adatidaknya drainase, retak,

  • 8/19/2019 Gangguan Pada Otot Kunlap

    11/11

    remuk, penjajaran, dan ketepatan penyembuhan. 4rea drainase pada gips dibuat

    melingkar dan dimonitor terus setiap ada perubahan. !ika ada darah pada gips de ngan

    fraktur tebuka harus segera dilaporakan pada dokter jumlah drainase atau perubahan

    integritan kulit dari gips. Komplikasi lain dari gips perlu pera#atan, misalnya infeksi,

    gangguan sirkulasi dan kerusakan saraf perifer.

      Gangguan sirkulasi, kerusakan nervus perifer, dan nekrosis dapat terjadi

    karena gips yang terlalu ketat, dalam hal ini pera#at harus mengkaji status

    neurovaskuler klien. 4tropi dapat terjadi karena kurang latihan selama immobilisasi

    ang lama pada daerah yang terpengaruh fraktur, biasanya pada ekstermitas. &era#at

    mengkaji adanya komplikasi adanya immobilisasi kerusakan kulit, tromboemboli dan

    konstipasi. Sebelum gips dilepas pera#at perlu memberitahu klien bah#a tidak akan

    melukai kulit hanya merasa panas selama prosedur.

    Sumber 2 anatomi tubuh manusia Daniel S. 'ibo#o penerbit grasindo jakarta +