Gangguan Neurobehavior 1

download Gangguan Neurobehavior 1

of 63

Transcript of Gangguan Neurobehavior 1

Troeboes PoerwudiDepurtement NeuroIoqyFkUA - RSDS0unnnuun NeurobehuuiorulPFt0AHuluAt Seiarah mengenai Iungsi, dapat dikatakan bukan dimulai dengan mempelaiari otak itu sendiri, akan tetapi secara tidak langsung dimulai dari organ lain, terutama iantung Orang Mesir kuno percaya kehidupan mental keiiwaan terletak di iantung dan diaIragmaBcbcrapa Pcnacr|ian Dasar Behavior Behavior NeuroIogy NeuropsychoIogy BioIogy Psychiatry NeuropsychiatryBcbcrapa Pcnacr|ian DasarBehavior Penjumlahan aksi dan reaksi psikomotor yang secara obyektif dapat diamati dan diinterpretasikan dan mempengaruhi lingkungan subyek tersebut Perilaku dapat dibagi menjadi:1. Goal directed behavior2. Specific oriented behaviorBcbcrapa Pcnacr|ian DasarBehavior NeuroIogy lmu mengenai pengaruhpenyakit otak pada perilaku manusia dan fungsi korti-kal luhurnya Perilaku dalam konteks ini dapat:1. Perilaku spesifik:berbahasa, memori, kalku-lasi dan kemampuan visuospasial2. Perilaku komplek: kualitas intelegensia, hi-dup emosi dan personalitas Bcbcrapa Pcnacr|ian DasarNeuropsychoIogy Cabang dari psikologi yang berkaitan dengan essemen penyakit otak dengan menggunakan tes psikologi yang baku.Bcbcrapa Pcnacr|ian DasarBioIogicaI Psychiatrylmu yang mempelajari abnormalitas fisik atau organik yang mendasari penyakit psikiatri seperti depresi, skizophrenia, yang mana tidak dijumpai/tidak dapat dibuktikan adanya kelainan primer di otakBcbcrapa Pcnacr|ian DasarNeuropsychiatry%idak ada konsensus yang baku untuk batasan neuropsikiatri, akan tetapi secara umum merupakan kombinasi konsep dan praktik psikiatri dan neurologirain, ehavior and WorldNEUROEHAVORWORLD'ORRANrain, ehavior and World Keluhan dibidang neurobehavior; tidaklah mirip dengan keluhan neurologi yang kla-sik, dimana keluhan neurologi sering di-tandai dengan lokalisasi yang dapat dipre-diksi Pada keluhan neurobehavior tidaklah mungkin secara tepat kita dapat mene-rangkan keluhan dressing apraxia; apakah kiranya ada 'pusat berpakaian di otak?rain, ehavior and WorldPendapat JAM Frederik,1985; tentang keluhan neurobevior tgt.dari:1. Umur pasien2. Jenis kelamin3. %empat lesi4. Sisi,dominansi otak5. Ukuran lesi6. Sifat dan perilaku lesi7. Jumlah lesi8. Stadium lesi yang multiple9. Anomali kongenital10. Personalitas, pendidikan, ketrampian, kultur, linguistik, agama, status kesadaran, motivasi dsb.ognitif ognitif adalah suatu proses dimana semua masukan sensorik taktil, visual dan auditorik) akan diubah, dioIah, disimpan, dan selanjutnya digunakan untuk hubungan interneuron secara sempurna sehingga individu mampu melakukan penaIaran terhadap masukan sensorik tersebut.ognitif ognisi1. Mencakup semua proses mental yang terkait de-ngan berfikirArcienegas&Beresford,20012. Proses esensial dimana sesuatu dapat dikenali, se-bagai persepsi, atensi, memori, rekognisi, bahasa, imajinasi, alasan, perencanaan, dan pengambilan keputusan3. Adalah suatu proses dimana memberikan makna pada masukan sensorik, menginta suatu kejadian dan prosedur, membuat generalisasi, analogi, pen-jelasan dan mengembangkan makna komunikasiognitif Pada pemeriksaan status mental diran-cang sedemikian rupa dan rcienegas & Beresford membedakan menjadi:1. asic cognition [Elemen yang sederhana]: atensi, bahasa, memori, praxis, rekognisi gnosis)2. Complex cognition Higher Cortical Functionognitif Frank Benson, 1994, mengatakan: 'Cognition is the procees by with information is manipulated in the brain' Dan ia membagi kontrol mental ini menjadi dua bagian pula:1. asic Mental Control: alertness, attention dan mental tone2. Higher Mental Control: fungsi eksekutif, 'social intellegence' dan motivasiognitif ModaIitas ognitif:1. Memori 2. ahasa 3. Praksis4. Visuospasial5. Atensi dan Konsentrasi6. Kalkulasi 7. Fungsi eksekutif : reasoning, mengambil keputusan [nsight& Judment], berfikir abstrakangguan Neurobehavior Gangguan neurobehavior = Gangguan status mental, terdiri dari:1. Gangguan fungsi non kognitif gejala perubahan perilaku) , dan2. Gangguan fungsi kognitif, yang terdiri dari modali-tas yaitu: Gangguan fungsi atensi & konsentrasi Gangguan fungsi bahasa Gangguan fungsi memori Gangguan fungsi visuospasial Gangguan praksis Gangguan kalkulasi Gangguan fungsi eksekutifangguan Neurobehaviorangguan fungsi non kognitif : Perubahan angguan fungsi non kognitif : PerubahanPeriIaku PeriIaku Disfungsi otak, seperti sindroma lobus frontalis memberikan gejala psikiatrik yang mempeng-aruhi mood dan status emosi eberapa gejala neurobehavior spesifik se-perti Acute Confusional State, sindroma lobus frontalis, sindroma neglek) memperlihatkan gangguan perilaku seperti gangguan perilaku fungsionalangguan Neurobehaviorangguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :A. A. angguan Atensi & onsentrasi angguan Atensi & onsentrasi Gangguan atensi dan konsentrasi akanGangguan atensi dan konsentrasi akan mempengaruhi funsi kognitif lainnya sepertimempengaruhi funsi kognitif lainnya seperti memori, bahasa dan fungsi eksekutif memori, bahasa dan fungsi eksekutif Gangguan atensi dapat berupa dua kondisi klinikGangguan atensi dapat berupa dua kondisi klinik yang berbeda: yang berbeda:i. i. %idakmampuan mempertahankan atensi maupun atensi%idakmampuan mempertahankan atensi maupun atensi yang terpecah atau tidak ada atensi sama sekali yang terpecah atau tidak ada atensi sama sekaliii. ii. natensi spesifik unilateral terhadap rangsangan pada sisinatensi spesifik unilateral terhadap rangsangan pada sisi tubuh kontralateral lesi otaktubuh kontralateral lesi otak angguan Neurobehaviorangguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :B. B. angguan Bahasa angguan Bahasa Ggn. bahasa afasia) sering terrlihat padaGgn. bahasa afasia) sering terrlihat pada lesi otak fokal maupun difus, sehimggalesi otak fokal maupun difus, sehimgga merupakan gejala patogomonik disfungsimerupakan gejala patogomonik disfungsi otak. otak. Penting: mengenal ggn. bahasa karenaPenting: mengenal ggn. bahasa karena hubungannya yang spesifik antara sindromahubungannya yang spesifik antara sindroma afasiadengan lesi neuroanatomi afasiadengan lesi neuroanatomiangguan Neurobehaviorangguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :B. B. angguan Bahasa angguan Bahasa1. 1. Disartria:Disartria: gangguan artikulasi dimana ke gangguan artikulasi dimana ke- -mampuanmampuan dasar bahasa masih intak Ke dasar bahasa masih intak Ke- -mampuan dasarmampuan dasar bahasa: tata bahasa, pe bahasa: tata bahasa, pe- -mahaman, penamaan danmahaman, penamaan dan pengulangan). pengulangan).2. 2. Disprosodi:Disprosodi: tidak adanya melodi, maupun ritmetidak adanya melodi, maupun ritme dalam berbicara dalam berbicara3. 3. Apraksia oral/bucofascial: Apraksia oral/bucofascial: ketidak mampuan untukketidak mampuan untuk melakukan ketrampilan gerakan npada wajah danmelakukan ketrampilan gerakan npada wajah dan otot otot berbicara bukan disebabkan kelumpuhanotot otot berbicara bukan disebabkan kelumpuhan otot wicara) dengan kemampuan berbasa intak otot wicara) dengan kemampuan berbasa intakangguan Neurobehaviorangguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :. . Gangguan ahasa Gangguan ahasa4. 4. Afasia :Afasia :gangguan berbahasa; biasnyagangguan berbahasa; biasnya digunakan untuk gangguan bahas yangdigunakan untuk gangguan bahas yang terjadi sesudah kelainan / kerusakan otak terjadi sesudah kelainan / kerusakan otak5. 5. Aleksia: Aleksia: hilangnya kemampuan membacahilangnya kemampuan membaca pada pasien yang sebelumnya mampupada pasien yang sebelumnya mampu membaca membaca6. 6. Agrafia: Agrafia: gangguan menulis, dengangangguan menulis, dengan kesalahan bahasa. kesalahan bahasa.angguan Neurobehaviorangguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :. . Gangguan Memori Gangguan Memori Gangguan memori merupakan gejala yangGangguan memori merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan pasien paling sering dikeluhkan pasien Amnesia secara umum merupakan defekAmnesia secara umum merupakan defek fungsi memori. fungsi memori. Amnesia anterograde: ketidak mampuan untukAmnesia anterograde: ketidak mampuan untuk mempelajari materi barumempelajari materi baru setelah brain insult setelah brain insult Amnesia retrograde: merujuk pada amnesia padaAmnesia retrograde: merujuk pada amnesia pada kejadiankejadian sebelum brain insult sebelum brain insultangguan Neurobehaviorangguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :. . Gangguan Memori Gangguan Memori Hampir semua pasienHampir semua pasien demensiademensia menunjukkanmenunjukkan masalah memori pada awal perjalanan penyakit masalah memori pada awal perjalanan penyakit Pasien depresi dan ansietas sering mengalamiPasien depresi dan ansietas sering mengalami kesulitan memori kesulitan memori Amnesia psikogenik:Amnesia psikogenik: adalah amnesia yang hanyaadalah amnesia yang hanya terjadi pada satu periode tertentu, dan pada peme terjadi pada satu periode tertentu, dan pada peme- -riksaan tidak dijumpai defek padariksaan tidak dijumpai defek pada recent memory recent memoryangguan Neurobehaviorangguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :C. C. Gangguan Visuospasial: Gangguan Visuospasial: Gangguan kemampuan konstruksionalGangguan kemampuan konstruksional seperti menggambar atau meniru berbagaiseperti menggambar atau meniru berbagai macam gambar misal: lingkaran, kubus)macam gambar misal: lingkaran, kubus) dan menyusun balok balok dan menyusun balok balok Semua lobus berperan pada dalam kemam Semua lobus berperan pada dalam kemam- -puan konstruksi tetapi lobus parietalis ter puan konstruksi tetapi lobus parietalis ter- -utama hemisfer kanan mempunyai peranutama hemisfer kanan mempunyai peran yang paling dominanyang paling dominan angguan Neurobehaviorangguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :D. D. Gangguan Praksis Gangguan Praksis Kehilangan kemampuan untuk melakukan aktivitasKehilangan kemampuan untuk melakukan aktivitas trampil motorik yang bertujuan meskipun tidaktrampil motorik yang bertujuan meskipun tidak terdapat gangguan fungsi motorik sebagai akibatterdapat gangguan fungsi motorik sebagai akibat kerusakan motorik,kerusakan motorik, atau atau Gangguan pada gerakan yang dipelajari yang tidakGangguan pada gerakan yang dipelajari yang tidak diakibatkan oleh kelemahan, hilangnya sensoris,diakibatkan oleh kelemahan, hilangnya sensoris, inatensi, atau kegagalan untuk memahami gerakaninatensi, atau kegagalan untuk memahami gerakan yang diminta yang dimintaangguan Neurobehaviorangguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :D. D. Gangguan Praksis Gangguan Praksis Dua tipe apraksia utama yang dikenali: Dua tipe apraksia utama yang dikenali:1) 1) Apraksia ideasional, dimana pasien gagal untuk secaraApraksia ideasional, dimana pasien gagal untuk secara benar memperagakan urutan kegiatan multikomponenbenar memperagakan urutan kegiatan multikomponen seperti melipat sebuah surat, menyisipkannya ke dalamseperti melipat sebuah surat, menyisipkannya ke dalam amplop, dan merekatkan amplop tersebut, amplop, dan merekatkan amplop tersebut,2) 2) Apraksia ideomotor, dimana pasien gagal melaksanakanApraksia ideomotor, dimana pasien gagal melaksanakan gerakan yang diperintahkan, yang dapat dilakukan secaragerakan yang diperintahkan, yang dapat dilakukan secara spontan, seperti melambaikan tangan , memalu, menjahit spontan, seperti melambaikan tangan , memalu, menjahitangguan Neurobehaviorangguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :E. E. Gangguan Kalkulasi Gangguan Kalkulasi Kalkulasi merupakan fungsi neuropsikologiKalkulasi merupakan fungsi neuropsikologi yang komplek, meliputi komponen: yang komplek, meliputi komponen:a) a) Rote tables Rote tables: penambahan, pengurangan, per : penambahan, pengurangan, per- -kalian kalianb) b) Konsep dasar aritmatik:Konsep dasar aritmatik: carrying dan borrowing carrying dan borrowingc) c) Pengenal tanda : +.Pengenal tanda : +. - - , x, : , dan simbol nomer , x, : , dan simbol nomerd) d) Penempatan tempat / ruang yang benar untukPenempatan tempat / ruang yang benar untuk menulis hitungan menulis hitunganangguan Neurobehaviorangguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :E. E. Gangguan Kalkulasi Gangguan Kalkulasi Ada tiga tipe utama akalkulia: Ada tiga tipe utama akalkulia:1) 1) Akalkulia yang bersamaan dengan gangguanAkalkulia yang bersamaan dengan gangguan bahas,meliputi parafasia angka, agrafia angka,bahas,meliputi parafasia angka, agrafia angka, atau aleksia angka atau aleksia angka2) 2) Alkalkulia sekunder akibat disfungsi visuospasialAlkalkulia sekunder akibat disfungsi visuospasial dengan ketidak urutan angka dan kolom, dan dengan ketidak urutan angka dan kolom, dan3) 3) Alkakulia anaritmetria primer yang menggangguAlkakulia anaritmetria primer yang mengganggu proses komputasi proses komputasiangguan Neurobehaviorangguan fungsi kognitif : angguan fungsi kognitif :F. F. angguan fungsi eksekutif angguan fungsi eksekutif Adalah gangguan kemampuan kognitif ting Adalah gangguan kemampuan kognitif ting- -gi, seperti cara berfikir dan kemampuan me gi, seperti cara berfikir dan kemampuan me- -mecahkan masalah. mecahkan masalah. Kemampuan eksekusi diperankan oleh lo Kemampuan eksekusi diperankan oleh lo- -bus frontalis, tetapi pengalaman klinis me bus frontalis, tetapi pengalaman klinis me- -nunjukkan bahwa semua sirkit yang berkait nunjukkan bahwa semua sirkit yang berkait- -an dengan lobus frontal dapat menyebab an dengan lobus frontal dapat menyebab- -kan sindroma lobus frontalis kan sindroma lobus frontalisFFRAPA 6At66uAt tFuR0FHAvl0R YAt6 SFRlt6 0lJuHPAlangguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan Bahasa Komunikasi verbal merupakan sarana ko-munikasi yang paling sering digunakan da-lam kehidupan bermasyarakat. Pertukaran verbal merupakan bagian utama dari seluruh wawancara neuropsi-kiatrik dan karakteristik output verbal pa-sien merupakan kebanyakan bukti yang bersifat diagnostik bagi klinisiangguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan BahasaI. Mutisme Adalah hilangnya percakapan yang propor-sional [tetapi dengan menahan kemampuan untuk meggerutu, batuk, menyanyi, dll] dan kehilangan lengkap dari kemampuan mem-produksi seluruh bunyi pada pasien yang sa-dar Pemeriksaan fungsi : rahang, wajah dan lidah penting dalam menentukan penyebab mutis-me angguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan BahasaI. Mutisme a) Gangguan struktural penyebab mutisme Afonia: inflamasi lokal dan nyeri tenggorakan, neoplasma, gangguan fungsi pita suara [akibat miopati, neuropati perifer, gangguan neuromuscular junction dsb] Lesi saraf pusat rostral batang otak [pseudobulbar]: mutisme disertai disfagia, diartria, dismasesi dan reflek sentakan rahang meningkat Penyakit saraf yang lanjut: sindroma bradikenitik dan distonik ekstrapiramidal dimana terjadi disartria dan hipofonia progresifmutisme Gangguan serebelum terutama pada anak, dengan pengangkatan tumor serebelumangguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan BahasaI. Mutisme a) Gangguan struktural penyebab mutisme Mutisme menghalangi pengenalan afasia karena mutisme adalah tiadanya produksi bahasa, se-mentara afasia merujuk pada output bahasa yang abnormal Mutisme dapat tampak pada fase awal afasia nonfluen [afasia rocca, afasia global] dan merupakan suatu standar dini pada perjalanan afasia yang disertai lesi subkortikal Mutisme dapat terjadi dalam perjalanan sindrom demensia yang lanjutangguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan BahasaI. Mutisme b) Gangguan neuropsikiatrik idiopatik dengan mutisme Dapat merupakan manifestasi retardasi dan kelelahan pada depresi dan merupakan manifestasi umum dari katatonia yang terjadi pada gangguan mood dan skizofrenia Dapat pula merupakan gejala dari reaksi konversi Mutisme selektif: Sindroma anak pradewasa yang memiliki kompetensi bahasa pada beberapa keadaan, seperti dilingkungan anggota keluarga / teman, akan tetapi tidak bercakap cakap pada situasi sosial yang lain, terutama disekolah Sering disertai gangguan perilaku: negativism, melawan, pemalu, relasi kelompok yang buruk dan isolasi sosialangguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan BahasaII. II. Disartria Disartria Adalah gangguan motorik dari bicara Kelainan diartrik meliputi:o Gangguan kecepatan bicara [terlalu lambat, terlalu cepat, meledak ledak]o Gangguan volume bicara [hipofonia, megafonia]o %ekanano %inggi rendah nadao %imingo Akurasi dari artikulasiangguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan BahasaII. II. Disartria Disartria Masing masing disartria berhubungan dengan gangguan motorik yang predominan: Flasid, Spastik, Hipokinetik [parkinsonism] Hiperlinetik [koreik] Distonikn[disfonia spasmodik] Disartria campuran: terdapat pada penyakit penyakit dimana terdapat lebih dari satu disfungsi motorik campuran, misal pada multipel sklerosis angguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan BahasaIII. III. AfasiaAfasia Afasia merupakan suatu gangguan bahasa yang di-akibatkan oleh disfungsi otak Afasia merupakan sindroma yang didapat dan dapat diakibatkan oleh beragam cidera otak: stroke, neo-plasma intrakranial,trauma otak dan penyakit dege-neratif Afasia harus dibedakan dari mutisme, gangguan volume dan artikulasi bicara [disartria] eberapa pola output afasia yang berbeda telah di-kenali dan berhubungan dengan lesi lesi yang ber-ada pada daerah anatomi yang spesifikangguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan BahasaIasifikasi irshnerDimodifikasi dari Benson& eschwind (1976)-----------------------------------------------------------------------------------------------Tipe BicaraPenamaanPengertian PenguIangan Membaca MenuIisAuditorik-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------roca %elegrafik [-] [+] [-] [+][-]atau mutismeWernickeFluen tetapi[-] [-] [-][-][-]dgn.kesalahanGlobal %elegrafik atau [-][-][-][-][-]mutisme angguan Bicara dan Bahasa angguan Bicara dan BahasaIasifikasi irshnerDimodifikasi dari Benson& eschwind (1976)---------------------------------------------------------------------------------------------------------Tipe BicaraPenamaanPengertian PenguIangan Membaca MenuIisAuditorik-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------AnomikFluen dgn[-][+][+] [+] [+]pencarian kata%ranskortikal Seperti roca [+/-] [+][+] [+] [+]Motorik%ranskortikal Seperti SensorikWernicke [-] [-] [+] [-][+/-]SindromaMenurun/solasi absen[-] [-][+] [-][-]Aleksia de- Hampir[+/-][+] [+] [-][-]ngan agrafia normalAleksia tan-pa agrafiaNormal [+/-] [+][+] [-] [+]-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Catatan: Positif berarti normalNegatif berarti tergangguPositf/negatif berarti normal atau sedikit tergangguangguan Fungsi Eksekutif angguan Fungsi Eksekutif Fungsi eksekutif otak dapat didefinisikan seba-gai suatu proses kompleks seseorang dalam memecahkan masalah/persoalan baru Proses ini meliputi kesadaran akan keberadaan suatu masalah, mengevaluasinya, menganilisa serta memecahkan / mencari jalan keluar dari satu permasalahan Fungsi ini adalah suatu proses yang kompleks dari aktivitas kognitif yang terintergrasi, sehing-ga tidak dapat dengan mudah dinilai hanya ber-dasarkan tes psikologi atau pengukuran tertentuangguan Fungsi Eksekutif angguan Fungsi Eksekutifomponen Fungsi ognitif: ezak,1995, membagi fungsi eksekutif menjadi 4 komponen:1. Volition2. Planning3. Purposive action4. Effective performanceangguan Fungsi Eksekutif angguan Fungsi Eksekutifomponen volition: Gejala yang timbul pada pasien dengan gangguanGejala yang timbul pada pasien dengan gangguan volitionvolition ke ke- -mauan) mauan)1. 1. Apatis/indefererence Apatis/indefererence2. 2. Memburuknya penampilan dan kebersihan diri Memburuknya penampilan dan kebersihan diri3. 3. Hilangnya rasa keingintahuan Hilangnya rasa keingintahuan4. 4. Hilangnya kesadaran terhadap dirinya sendiri Hilangnya kesadaran terhadap dirinya sendiri5. 5. Kesadaran yang buruk terhadap aktivitas yang dahulu disukainya Kesadaran yang buruk terhadap aktivitas yang dahulu disukainya6. 6. Hilangnya rasa sosial Hilangnya rasa sosial7. 7. Hilangnya minat terhadap aktivitas yang dahulu diminatinya Hilangnya minat terhadap aktivitas yang dahulu diminatinya8. 8. Kebutuhan yang tinggi terhadap struktur eksternal Kebutuhan yang tinggi terhadap struktur eksternal9. 9. %idak adanya kemampuan menikmati hidup dan sex %idak adanya kemampuan menikmati hidup dan sex10. 10. %idak adanya rencana masa depan %idak adanya rencana masa depan11. 11. %idak adanya motivasi %idak adanya motivasiangguan Fungsi Eksekutif angguan Fungsi Eksekutifomponen planning: Gejala yang timbul pada pasien denganGejala yang timbul pada pasien dengan gangguan komponengangguan komponen planning: planning:1. 1. %idak adanya pikiran abstrak dan konseptual %idak adanya pikiran abstrak dan konseptual2. 2. Pikiran dan perilaku yang tidak terarah Pikiran dan perilaku yang tidak terarah3. 3. Pikiran yang kaku Pikiran yang kaku4. 4. Kemampuan perencanaan yang buruk Kemampuan perencanaan yang buruk5. 5. %idak adanya rencana masa depan %idak adanya rencana masa depan6. 6. Perilaku sosial yang tidak pantas Perilaku sosial yang tidak pantasangguan Fungsi Eksekutif angguan Fungsi Eksekutifomponen purposive action (bertujuan): Gejala yang timbul pada pasien denganGejala yang timbul pada pasien dengan gangguan komponen gangguan komponen purposive action: purposive action:1. 1. Kemampuan mengacaukan Kemampuan mengacaukan2. 2. %idak ada iniiatif %idak ada iniiatif3. 3. Kesulitan menjalankan satu atau lebih aktivitasKesulitan menjalankan satu atau lebih aktivitas secara simultan secara simultan4. 4. %idak adanya kemampuan mempertahankan%idak adanya kemampuan mempertahankan respons kognitif atau respon motorik yang sedangrespons kognitif atau respon motorik yang sedang atau respon motorik yang sedang berjalanatau respon motorik yang sedang berjalan angguan Fungsi Eksekutif angguan Fungsi Eksekutifomponen purposive action (bertujuan): Gejala yang timbul pada pasien denganGejala yang timbul pada pasien dengan gangguan komponen gangguan komponen purposive action: purposive action:5. 5. Pikiran dan perilaku yang tidak terarah Pikiran dan perilaku yang tidak terarah6. 6. Emosi labil Emosi labil7. 7. %idak sabar %idak sabar8. 8. %idak ada asosiasi antara apa yang diucapkan dan%idak ada asosiasi antara apa yang diucapkan dan yang dilakukan yang dilakukan9. 9. Kesulitan mempertahankan rangkaian pikiran Kesulitan mempertahankan rangkaian pikiranangguan Fungsi Eksekutif angguan Fungsi Eksekutifomponen purposive action (bertujuan): Gejala yang timbul pada pasien denganGejala yang timbul pada pasien dengan gangguan komponen gangguan komponen purposive action: purposive action:10. 10. Pikiran pikiran yangPikiran pikiran yang circumstantial/tangential circumstantial/tangential11. 11. Kesulitan mengerjakan tugas tugas baru Kesulitan mengerjakan tugas tugas baru12. 12. Kesulitan beradaptasi dengan situasi baru Kesulitan beradaptasi dengan situasi baru13. 13. Kebiasaan buruk dalam bekerja sering tidakKebiasaan buruk dalam bekerja sering tidak tuntas)tuntas) angguan Fungsi Eksekutif angguan Fungsi Eksekutifomponen Fungsi effective performance: Gejala yang timbul pada pasien dengan gang Gejala yang timbul pada pasien dengan gang- -guan komponenguan komponen effective performance (pelak effective performance (pelak- -sanaan yang efektif): sanaan yang efektif):1. 1. Keras hati Keras hati2. 2. Pikiran yang kaku Pikiran yang kaku3. 3. Ketidakmampuan mengerjakan tugas dengan tuntas Ketidakmampuan mengerjakan tugas dengan tuntas4. 4. Ketidakmampuan mengenali atau meralat kesalahan Ketidakmampuan mengenali atau meralat kesalahan5. 5. Riwayat kebiasaan bekerja yang buruk Riwayat kebiasaan bekerja yang buruk6. 6. Kesulitan memecahkan masalah Kesulitan memecahkan masalah7. 7. Ketidakmampuan memanfaatkan rencana/strategi yangKetidakmampuan memanfaatkan rencana/strategi yang dulu berguna dulu bergunaangguan Fungsi Eksekutif angguan Fungsi Eksekutif Fungsi eksekutif dapat terganggu bila sirkuit frontal subkortikal terputus. Pasien akan tampak seperti menderita sindroma frontalis, meskipun lobus fron-talis masih intak Karena fungsi eksekutif merupakan sua-tu proses yang kompleks dari aktivitas kognitif terintergrasi, sehingga penilaian-nya sulitlFSl F0KAl 0TAK 0At K0t0lSl K0t0lSl YAt6 FRHuut6At $troke dan CerebrovascuIar Disease $troke dan CerebrovascuIar Disease Lesi fokal otak terdiri dari kelompok kelompok yang berbeda kondisinya, mengakibatkan ab-normalitas kognitif dan gejala gejala neuro-psikiatrik Stroke merupakan penyebab terbanyak dalam praktik neurologi dan menempati penyebab mor-talitas setelah penyakit jantung, akan tetapi menempati rangking teratas penyebab morbid-itas, termasuk gangguan neurobehavior$troke dan CerebrovascuIar Disease $troke dan CerebrovascuIar Disease Gejala neuropsikiatri biasanya merupakan manifestasi post stroke:1. Depresi mayor terjadi pada 10-25 % 2. Depresi minor sekitar 10-40% 3. Anxietas yang terjadi depresi 20% pasien post stroke depresi4. Anxietas tanpa depresi 7-10%5. Apatis terjadi pada 20%10% dengan depresi, 10% tanpa depresi)6. Anosognosia dengan denial of illness pada 25-45%, terutama pada lesi posterior kanan7. Reaksi katastropik tampak pada 20% pasien8. Emosi yang labil pada 20% pasien%raumatic rain njury %)Iasifikasi Cidera epaIa Cidera kepala tanpa cidera otak Whiplash % ringan/kontusi, P%A 30 menit tetapi kurang dari 24 jam % berat: kehilangan kesadaran atau P%A > 24 jam % dengan komplikasi:%raumatic rain njury %)Iasifikasi Cidera epaIa % dengan komplikasi:Fraktur tengkorak, tulang fasial,Cerebral injury [kontusio, laserasi, difus axonal injury]Perdarahan [intraserebral, subarachnoid, sudural, epidural]Herniasi Cidera leher/ fraktur leherStroke % dengan komplikasi sekunder: hidrosefalus post traumatik, seizure post traumatik Komplikasi neuropsikiatrik:sindroma post kontusio, sindroma post traumatik,ggn.stres post traumatik, depresi, psikosis, anxietas, mania/euforia, sindroma lobus frontalis Post traumatik amnesia Dementia [encefalopati post traumatik] Vegetative state persisten%raumatic rain njury %) Segera setelah cidera, pasien mengeluh gangguan kon-sentrasi, sering lupa, gangguan siklus pola tidur, nyeri kepala, dizziness, anxietas, irritabilitas dan depresi Gejala gejala ini biasanya hilang pada kebanyakan pa-sien dan setelah 1 tahun 85-90% dari pasien yang me-ngalami kepulihan yang berarti. Pasien dengan usia >55 tahun atau dengan % yang berat pulih lebih lambat dan mungkin memiliki lebih ba-nyak gejala sisa Penilaian psikologis mengungkapakan defisit pada aten-si atau pada fungsi eksekutif yang diakibatkan oleh gangguan sirkuit frontal-subkortikal atau efek dari depre-si, anxietas Kira kira 10-15% pasien berkembang menjadi gangguan post kontusio yang kronis%raumatic rain njury %)riteria untuk gangguan Post ontusio1. Riwayat trauma yang menyebabkan kontusio serebri2. ukti tes neuropsikologi atau penilaian kognitif dari kesulitan atensi konsentrasi, pergeseran fokus atensi, memori)3. Satu atau lebih dari berikut terjadi singkat setelah trauma dan berakhir selambat lambatnya 3 bulan:a. gampang lelah / fatiqueb. Ganggan tidurc. Nyeri kepalad. Vertigo / dizzinesse. rratability atau agresiff. Anxietas, depresi atau efek labilg. Perubahan kepribadianh. Apatis %raumatic rain njury %)riteria untuk gangguan Post ontusio4. Gejala mulai muncul mengikuti cedera kepala atau menunjukkan perburukan dari gejala sebe-lumnya5. Gangguan diatas menyebabkan gangguan so-sial atau fungsi pekerjaan dan menunjukkan pe-nurunan yang signifikan dari level sebelumnya. Pada anak sekolah, gangguan bermanifestasi sebagai perburukan dalam prestasi akademik yang dimuali sejak dari trauma6. Gejala gejala tidak memenuhi kriteria dari de-mentia akibat cedera kepala dan tidak baik bila dimasukkan sebagai gangguan mental yang lain.Peran Neurobehavior di ndonesia Partisipasi neurobehavior dalam layanan kesehatan, aspek medikolegal dsb:Dimulai dengan pemeriksaan HMS untuk menentukan fit and proper to stand a trialPemeriksaan Calon Presiden dan Wakil PresidenPemeriksaan dalam rangka PilkadaPemeriksaan dalam rangka perpanjangan pensiun bagi para guru besarPemeriksaan terpadu pada MPKetua Tim Dokter independen meyerahkan Medical Record Suharto kepada hakim Lalu Mariyun didampingi Juan Felix Tampubolon dan iaksa penuntut umum Muhtar riIin saat sidang pengadilan Suharto di Gedung Departemen Pertanian, Jakarta 28/09/2000NILAI LIHIRSIAPA TAKIT. .