GANGGUAN METABOLISME lemak
-
Upload
muhammad-rizki -
Category
Documents
-
view
117 -
download
5
description
Transcript of GANGGUAN METABOLISME lemak
dihasilkan oleh sel beta di dalam pulau Langerhans pada kelenjar pankreas yang
mengatur metabolisme glukosa. Kekurangan hormon insulin terjadi karena sintesa
yang kurang. Bisa juga sintesa cukup, tetapi sensitivitas sel target terhadap
hormon menurun.
Insulin bekerja mengubah glukosa menjadi glikogen di dalam sel-sel hati
maupun otot, ini terjadi jika glukosa di dalam darah meningkat. Sebaliknya jika
glukosa darah menurun, glikogen hati dimobilisasikan sehingga menaikkan
kembali glukosa di dalam darah. Seseorang yang kekurangan insulin, glukosa
yang ada tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga glukosa di luar sel dan di
dalam cairan darah meningkat. Namun, timbunan glukosa tersebut tidak dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi. Glukosa yang bertumpuk tersebut
kemudian dibuang melalui ginjal ke dalam urin sehingga urin mengandung
glukosa (glukosuria), itulah sebabnya mengapa penyakit diabetes mellitus sering
disebut penyakit kencing manis oleh orang awam.
GANGGUAN METABOLISME PROTEIN
Penyakit akibat Defisiensi protein yaitu terjadi pada pemasukan protein
kurang sehingga kekurangan kalori, asam amino, mineral, dan faktor lipotropik.
Akibatnya terganggunya pertumbuhan tubuh, pemeliharaan jaringan tubuh,
pembentukkan zat anti dan serum protein akan terganggu. Menyebabkan penderita
mudah terserang penyakit infeksi, perjalanan infeksi berat, luka sukar sembuh dan
mudah terserang penyakit hati akibat kekurangan faktor lipotropik macam-macam
penyakit defisiensi protein antara lain adalah Hipoproteinemia, dapat disebabkan
exkresi protein darah berlebihan melalui air kemih, pembentukan albumin
terganggu spt pada penyakit hati, dan Absorpsi albumin berkurang akibat
kelaparan atau penyakit usus, juga pada penyakit ginjal
Marasmus
Pada penderita Marasmus pertumbuhan penderita atau anak (berat badan dan
tinggi badan) terganggu, penderita sangat kurus, adanya perbesaran hati, kulit
tampak keriput, pada bagian muka terdapat kulit yang berlipat-lipat, sehingga
muka anak seperti muka orang tua yang sudah keriput, mudah terserang diare,
infeksi saluran pernafasaan, dan batuk rejan. Kekurangan protein hampir selalu
disertai dengan terjadinya kekurangan Energi. Hubungan antara kekurangan
Protein dan Energi dapat terjadi karena protein merupakan salah satu sumber
utama penghasil energi. Jika dalam hidangan makanan yang kita makan kurang
mengandung energi, maka protein akan lebih banyak diambil untuk menjadi
energi. Ini berarti protein dalam tubuh akan semakin berkurang. Penyakit yang
terjadi karena kekurangan Energi dan Protein ini biasa dikenal dengan sebutan
penyakit Kurang Energi Protein (KEP).
Penyakit Kurang Energi Protein (KEP), pada dasarnya terjadi karena
kekurangan energi dan protein, disertai susunan hidangan yang tidak seimbang.
Pada umumnya penyakit ini diderita anak balita dan ibu hamil. KEP dapat juga
menyerang orang dewasa, misalnya pada orang yang mengalami kelaparan dalam
waktu yang lama atau menderita penyakit kronis. Pada umumnya penyakit terjadi
pada anak-anak antara usia 2–5 tahun ketika mereka berhenti minum ASI dan
menerima makanan tambahan yang kurang atau sama sekali tidak mengandung
protein. Selain pada anak–anak, Kurang Energi Protein juga dapat menyerang
orang dewasa, misalnya pada orang yang mengalami kelaparan dalam waktu yang
lama atau menderita penyakit kronis.
Hipoproteinemia
1. Exkresi protein darah berlebihan melalui air kemih
2. Pembentukan albumin terganggu spt pada penyakit hati
3. Absorpsi albumin berkurang akibat kelaparan atau penyakit usus, juga pada
penyakit ginjal
Hiperlipemia
1. Jumlah lipid darah total dan kholesterol meningkat
2. Terdapat pada :
a. Diabetes melitus tidak diobati
b. Hipotiroidisme
c. Nefrosis lupoid
d. Penyakit hati
e. Sirhrosis biliaris
f. Xantomatosa
g. Hiperlipidemi
GANGGUAN METABOLISME LEMAK
Kelebihan lemak (Obesitas) meyababkan terjadi kalori didapat lebih besar
dari pada kalori yang dimetabolisme (hipometabolisme). Hal ini terjadi pada
hipopituitarisme dan hipotiroidisme. Kalori yg dibutuhkan menurun sehinnga
berat badan naik, meskipun diberi makan tidak berlebihan. Lemak dapat
ditimbun pada jaringan subkutis, jaringan retroperitoneum, peritoneum, omentum,
pericardium, pankreas. Obesitas dapat memperberat hipertensi, diabetes, penyakit
jantung. Kelebihan lemak disebut Hiperlipemia yaitu jumlah lipid darah total dan
kholesterol meningkat hal ini dapat terjadi pada Diabetes melitus tidak diobati,
Hipotiroidisme, Nefrosis lupoid, Penyakit hati, Sirhrosis biliaris, Xantomatosa,
Hiperlipidemi, Hiperkholesterolemi. Penimbunan lemak terjadi di dinding
pembuluh darah dapat menyebabkan penyumbatan pada arteri atau disebut
arteriosklerosis.
Kekurangn lemak dapat terjadi pada orang yang kelaparan, atau karena terjadi
gangguan penyerapan. Hal ini dapat menyebabkan tubuh terpaksa mengambil
kalori dari simpanannya karena intake kurang yang mula-mula dimobilisasi :
karbohidrat dan lemak, dan hanya pada keadaan gizi buruk akhirnya protein
diambil dari jaringan pada penyakit Whipple selain difisiensi lemak, juga
difisensi protein, karbohidrat dan vitamin.
Referensi :
Ahira, A. 2011. Gangguan Metabolisme Karbohidrathttp://www.anneahira.com/gangguan-metabolisme-karbohidrat.htmlDiakses Pada Tanggal 28 April 2013
Hamdi, H. 2012. Gangguan - Gangguan Dalam Proses Metabolismehttp://www.sibarasok.web.id/2012/09/gangguan-gangguan-dalam-proses.htmlDiakses Pada Tanggal 28 April 2013
Tjekyan, S. 2007. Risiko Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kalangan Peminum Kopi Di Kotamadya Palembang Tahun 2006 - 2007. Department of Public Health and Community Medicine, Medical Faculty, Sriwijaya University. Palembang