Gambaran Umum dan Pengantar PSAP 21102015
Transcript of Gambaran Umum dan Pengantar PSAP 21102015
2
Agenda
Peraturan Pelaksana SAP
1
Detail Standar
2
3
4
UU Keuangan dan Perbendaharaan Negara
Latar Perubahan Standar
HASIL PEMERIKSAAN BPK 2008-2014PEMERINTAH DAERAH
Sumber: IHPS BPK
Kriteria Pemberian Opini Laporan Keuangan oleh BPK (UU 15/2004)Kesesuaian dengan Standar Akuntansi
PemerintahanKecukupan Pengungkapan (adequate
disclosure)Kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undanganEfektivitas Sistem Pengendalian Intern
LKPD OPINI JMLWTP % WDP % TW % TMP %2006 3 1% 327 28% 28 6% 105 23% 4632007 4 1% 283 59% 59 13% 123 26% 4692008 13 3% 323 67% 31 6% 118 24% 4852009 15 3% 330 65% 48 10% 111 22% 5222010 34 7% 341 65% 26 5% 121 23% 5242011 67 13% 349 67% 8 1% 100 19% 5242012 113 27% 267 64% 4 1% 31 8% 4152013 156 30% 311 59% 11 2% 46 9% 5242014 251 50% 230 46% 4 1% 19 3% 504
HASIL PEMERIKSAAN BPK 2008-2014PEMERINTAH PUSAT
Sumber: IHPS BPK
LKPDOPINI
JMLWTP % WDP % TW % TMP %
2008 34 41% 31 37% 0 0% 18 22% 83
2009 44 58% 26 33% 0 0% 8 10% 78
2010 52 63% 29 35% 0 0% 2 2% 83
2011 66 76% 18 21% 0 0% 3 3% 87
2012 68 74% 22 24% 0 0% 2 2% 92
2013 65 74% 19 22% 0 0% 3 3% 87
2014 62 71% 18 20% 0 0% 7 8% 87
Wapres Budiono dalam Rakernas Akuntansi 2014:“opini WTP bukanlah tujuan akhir, tetapi hanya sasaran antara untuk
mencapai good governance dalam pengelolaan keuangan pemerintah”.
Opini Pertanggungjawaban Keuangan
Kelemahan dalam pengelolaan kas daerah
Kelemahan dalam pengelolaan persediaan
Kelemahan dalam pengelolaan Aset Tetap dan Aset Lain-Lain
Kelemahan dalam pengelolaan investasi permanen dan investasi nonpermanen
Ketidakpatuhan dalam
pengadaan barang dan / jasa belanja barang dan
belanja modal.
OPINILKPD
Otonomi Pengelolaan Pertanggungjawaban
Psl 1 UU17/2003
• Pendapatan negara/daerah dalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih
• Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih
Psl 36 ayat (1) UU 17/2003
• Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun
Psl 70 ayat (2) UU 1/2004• Ketentuan mengenai pengakuan dan
pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya tahun anggaran 2008
DASAR HUKUM
• SAP Akrual dikembangkan dari SAP yang ditetapkan dalam PP 24/2005 dengan mengacu pada International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) dan memperhatikan peraturan perundangan serta kondisi Indonesia.
• Pertimbangan: SAP yang ditetapkan dengan PP 24/2005 berbasis ”Kas Menuju Akrual” sebagian besar telah mengacu pada praktik akuntansi berbasis akrual,Para Pengguna yang sudah terbiasa dengan SAP PP 24/2005 dapat melihat kesinambungannya.
PENYUSUNAN SAP AKRUAL
• Dalam hal diperlukan perubahan terhadap PSAP, perubahan tersebut diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan
• Rancangan perubahan PSAP tersebut disusun oleh KSAP sesuai dengan mekanisme yang berlaku dalam penyusunan SAP
PERUBAHAN PSAP(PASAL 5)
PENGATURAN PP 71 / 2010 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
10
LAMPIRAN IBASIS AKRUAL
PP71/2010
LAMPIRAN IIBASIS CTAPP24/2005
PP 71 2010
• SAP Berbasis Akrual Lampiran I• Berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat
segera diterapkan• Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintah dan 12 PSAP• Berlaku paling lambat TA 2015
• SAP Berbasis Kas Menuju Akrual Lampiran II (PP 24/2005)
• Berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP
• Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah dan 11 PSAP
• Tidak berlaku mulai TA 2015
Men
jadi
STRUKTUR SAP BERBASIS AKRUAL(LAMPIRAN I & II)
PSAP BASIS KAS MENUJU AKRUAL (LAMPIRAN II) BASIS AKRUAL (LAMPIRAN I)
PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan Penyajian Laporan Keuangan
PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas
PSAP 03 Laporan Arus Kas Laporan Arus KasPSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP 05 Akuntansi Persediaan Akuntansi PersediaanPSAP 06 Akuntansi Investasi Akuntansi Investasi
PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap Akuntansi Aset TetapPSAP 08 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan
PSAP 09 Akuntansi Kewajiban Akuntansi KewajibanPSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan
Akuntansi, dan Peristiwa Luar BiasaKoreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Operasi yang Tidak Dilanjutkan
PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan Keuangan KonsolidasianPSAP 12 - Laporan Operasional
Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusat dan Sistem Akuntansi Pemerintah daerah disusun dengan mengacu pada pedoman
umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. Pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan tersebut diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri.
PUSAP(PASAL 6)
PMK No 238/PMK.05/2011Tentang
PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN
• Penerapan SAP Berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP Berbasis Akrual
• Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan
• Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
PENERAPAN BASIS AKRUAL(PASAL 7)
KONSEPSI ANGGARAN DAN AKUNTANSI
14
ANGGARAN
AKUNTANSI
BASIS AKRUAL
BASIS KAS
LO
Surplus/Defisit-LO
Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas
Neraca
LRA SILPA/SIKPA
Laporan Perubahan SAL
LO disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus akuntansi berbasis akrual sehingga penyusunan LO, Laporan perubahan ekuitas dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan
1. Laporan Realisasi Anggaran2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
(SAL)
3. Neraca4. Laporan Arus Kas5. Laporan Operasional6. Laporan Perubahan Ekuitas7. Catatan atas Laporan Keuangan
KOMPONEN LK – PP 71/2010
Meningkatkan kualitas informasi pelaporan keuangan
Memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah
Menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan kewajiban pemerintah
Bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah terkait biaya jasa layanan, efisiensi, dan pencapaian tujuan
Menghasilkan pengukuran kinerja yang lebih baik
Memfasilitasi manajemen keuangan yang lebih baik
Memfasilitasi dan meningkatkan manajemen aset
MANFAAT AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
PP 71/2010 AKRUAL Laporan pendapatan dan beban akrual
PP 24/2005 CTAOpsional (Laporan Kinerja Keuangan)
KONSEPSI BASIS
Besarnya beban yang harus ditanggung oleh pemerintah dalam menjalankan pelayanan
Operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi, efektivitas dan kehematan perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi
Memprediksi pendapatan LO yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah dalam periode mendatang dengan menyajikan laporan secara komparatif
Peningkatan ekuitas (bila surplus operasional) dan penurunan ekuitas (bila defisit operasional)
COST Perf
ormaceEsti
mation
Equity
LO menyediakan informasi mengenai
seluruh kegiatan operasional
keuangan entitas pelaporan yang
penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya
• Laporan Operasional menyajikan informasi beban akrual yang dapat digunakan untuk menghitung cost per program/kegiatan pelayanan
COST untuk setiap
program/kegiatan
Laporan Operasional
Beban pegawai
Beban belanja barangBeban bunga
Beban subsidiBeban hibah
Beban bantuan sosialBeban penyusutan
Beban transferBeban lain-lain
Perhitungan Cost
Labor cost
Material cost
Overhead cost
LAPORAN OPERASIONAL
LAPORAN OPERASIONAL
Input (cost dari program/ kegiatan)
Output keluaran
Outcome (Hasil)
efektivitas
efisien
ekonomi
Laporan Operasional
Konsep VFM digunakan untuk menilai apakah suatu organisasi telah mencapai benefit maksimal, dengan mengunakan sumber daya yang ada.
Laporan Kinerja
Evaluasi kinerja berdasarkan konsep Value for Money (ekonomi, efisien & efektif)
LAPORAN OPERASIONAL
Manajemen Kinerja
UU 1/2004 & PP 8/2006 Mengatur tentang laporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Kinerja berupa keluaran/hasil dari kegiatan/program yang hendak atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran (beban/cost), dengan kuantitas dan kualitas terukur
LAPORANKEUANGAN
LAPORANKINERJAEVALUASI KINERJA
Manajemen Keuangan
Aset & Kewajiban Pendapatan Cost KinerjaBeban
Mengaitkan cost dengan kinerja
Laporan Finansial:LO Laporan Perubahan Ekuitas Neraca
Laporan Pelaksanaan Anggaran: LRA Laporan Perubahan SAL
HUBUNGAN ANTAR LAPORAN
KETERKAITAN LAPORAN
Pendapatan 500Beban (200)Surplus/Defisit Opr 300Kegiatan non operasional 60Surplus/Defisit LO 360
Laporan Operasional
Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas Awal 1.000Surplus/Defisit LO 360Ekuitas Akhir 1.360
NeracaAset 2.000Kewajiban 640Ekuitas 1.360
LRA
Pendapatan 450Belanja (0)Surplus/(defisit) 450Pembiayaan 1.000SILPA 1.450
Laporan Perubahan SAL
SAL Awal 100Penggunaan SAL (30)SILPA 1.450SAL Akhir 1.520
24
LATAR BELAKANG
Reformasi pengelolaan keuangan negara/daerah menuju tata kelola yang baik
Perubahan sistem pemerintahan hubungan keuangan pusat & daerah
Pengawasan oleh stakeholders atas pengelolaan keuangan negara Bentuk reformasi
peraturan perundang-undangan; kelembagaan; sistem pengelolaan keuangan negara/daerah; dan Pengembangan sumber daya manusia di bidang keuangan
Regulasi – triger Reformasi Keuangan Negara UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara; UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara; UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara;
UU KEUANGAN NEGARA
1. Dasar pemikiran, Ketentuan umum2. Kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara3. Penyusunan dan penetapan APBN / APBD4. Hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Bank Sentral,
Pemerintah Daerah, serta Pemerintah/Lembaga Asing5. Hubungan keuangan antara pemerintah dan perusahaan negara,
perusahan daerah, perusahaan swasta, serta badan pengelola dana masyarakat
8. Pelaksanaan APBN dan APBD9. Pertanggungjawaban dan pelaksanaan APBN dan APBD10. Ketentuan pidana, sanksi administratif, dan ganti rugi11. Ketentuan peralihan dan ketentuan penutup
25
UU KEUANGAN NEGARA
• Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
• Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
26
UU KEUANGAN NEGARA
• Presiden menyampaikan rancangan undang-undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
• Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi :– Laporan Realisasi APBN– Neraca– Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri
dengan laporan keuangan perusahaan negara dan badan lainnya.
27
UU KEUANGAN NEGARA
• Hak dan kewajiban negara dalam hal keuangan negara.• Kekuasaan atas Pengelola Keuangan Negara
– dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;
– dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
– diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.
• Anggaran dan prosedurnya baik untuk APBN, APBD• Hubungan antara Bank Sentral, Pemerintah Daerah,
Pemerintah Pusat, Lembaga/Pemerintah lain.
UU KEUANGAN NEGARA
• Bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.
• Standar akuntansi pemerintahan disusun oleh suatu komite standar yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan.
• Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas
29
UU PERBENDAHARAAN NEGARA
• Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD.
30
UU PERBENDAHARAAN NEGARA
• Pejabat perbendaharaan negara– Pengguna Anggaran– Bendahara Umum Negara/Daerah– Bendahara Penerimaan/Pengeluaran
• Pelaksanaan pendapatan dan belanja Negara/Daerah• Pengelolaan uang• Pengelolaan piutang dan utang• Pengelolaan investasi• Pengelolaan barang milik negara/daerah• Larangan penyitaangara uang dan barang negara dan daerah• Penatausahaan dan Pertanggungjawaban APBN/APBD• Pengendalian interm pemerintah• Penyalahgunaan uang dan negara• Pengelolaan keuangan badan layanan umum
31
32
Penatausahaan dan PertanggungjawabanPelaksanaan Angggaran
• Laporan keuangan pemerintah dihasilkan melalui proses akuntansi
• Laporan Keuangan pemerintah disajikan sesuai standar akuntansi keuangan pemerintah, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas disertasi Catatan atas Laporan Keuangan.
• Laporan keuangan disajikan sebagai wujud pertanggungjawaban setiap entitas pelaporan yang meliputi laporan keuangan pemerintah pusat, laporan keuangan kementerian negara/lembaga, dan laporan keuangan pemerintah daerah
33
• Laporan keuangan pemerintah pusat/daerah disampaikan kepada DPR/DPRD selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran yang bersangkutan berakhir
• Laporan keuangan pemerintah diaudit oleh lembaga pemeriksa ekstern yang independen dan profesional sebelumj disampaikan kepada DPR
• Laporan keuangan pemerintah dapat menghasilkan statistik keuangan yang mengacu pada manual Statistik Keuangan Pemerintah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan analisis kebijakan dan kondisi fiskal, pengelolaan dan analisisi perbandingan antarnegara, kegiatan pemerintahan, dan penyajian statistik keuangan pemerintah
Penatausahaan dan PertanggungjawabanPelaksanaan Angggaran
UU PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA• Pemeriksaan keuangan negara meliputi pemeriksaan atas
pengelolaan keuangan negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara.
• BPK melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
• Pemeriksaan terdiri atas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
• Pemeriksaan dilaksanakan berdasarkan standar pemeriksaan.• Standar pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada disusun oleh
BPK, setelah berkonsultasi dengan Pemerintah.
34
UU PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
• Pengertian pemeriksaan & pemeriksa• Lingkup pemeriksaan• Standar Pemeriksaan• Kebebasan & Kemandirian dalam pelaksanaan
pemeriksaan• Akses pemeriksa terhadap informasi• Kewenangan untuk mengevaluasi Pengendalian Intern• Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut• Pengenaan ganti kerugian negara• Sanksi Pidana
35
36
Pembagian Kewenangan dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
SEKRETARIS DAERAH
S K P DPENGGUNA ANGGARAN
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
SKPKDPPKD / BUD
KUASA BUD
37
SISTEM AKUNTANSI DAERAH
SKPD LRA
Neraca
CaLK
LRA
Neraca
CaLK
LAK
LRA
Neraca
CaLK
LAKPPKD
SistemAkuntansi
Satker
SistemAkuntansi
BUD
BUD/SKPKD
dise
rahkan
Kepala Daerah
38
PEMERIKSAAN & PERTANGGUNGJAWABAN
BPK DPR/DPRD Pres/Kdh
Pemeriksa
LK(unaudited)
LK(unaudited)
LK(audited)
LK(audited)
RaperdaLPJ-LK
RaperdaLPJ-LK
Bahas
PerdaLPJ-LK
LK(audited)
TINGKAT DEPARTEMEN
HUBUNGAN ANTAR ENTITAS PUSAT
PEMERINTAH PUSAT(LKPP)
BENDAHARA UMUM NEGARA
(LK BUN)
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAG
A (LKKL)
ESELON I BUN(LK Ei BUN)
SATKER BUN(LK SATKER BUN)
ESELON I KL(LK E1)
WILAYAH KL(LK Wilayah)
SATKER KL (KP, KD, DK/TP &
BLU)(LK Satker)
TINGKAT ESELON I
TINGKAT WILAYAH
TINGKAT SATUAN KERJA
UNIT AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
Tingkat Kementerian Negara/LembagaUnit Akuntansi
Pengguna Anggaran/Barang
(UAPA/B)Tingkat Eselon 1
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang-
Eselon 1 (UAPPA/B-E1)Tingkat Wilayah
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang-
Wilayah (UAPPA/B-W)Tingkat Satuan KerjaUnit Akuntansi Kuasa
Pengguna Anggaran /Barang (UAKPA/B)
Tingkat Bendahara Umum Negara (BUN)
Unit Akuntansi Bendahara Umum Negara (UABUN)Tingkat Pengguna Anggaran
Unit Akuntansi Pembantu BUN (UAPBUN)
Tingkat Satuan KerjaUnit Akuntansi Kuasa
Pengguna Anggaran BUN (UAKPA-BUN)
KL BUN
21.952
Satker
Wilayah Eselon I K/L
KEMENTERIAN/LEMBAGA SEBAGAI PENGGUNA ANGGARAN/BARANG
LKPP
LRA NERACA ARUS KAS CALK
CALK
LRANERACA
LK- K/L
ARUS KAS NERACA LRA
CALK
LK-BUN BPK
DPR
ALUR KEGIATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
179
KPPN/PKN
30
Kanwil DJPBN
1
DJPBN- DAPK
SA-BL
MENTERI KEUANGAN SEBAGAI BENDAHARA UMUM NEGARA
SIAP
BUN
UAKPA
UAPPA/B-W UAPPA/B-E1 UAPA/B
38
Satker BLU
1.486 282 73
S-AUP & H SA-IP SA-BSBL SA-TK
SA-TD
KONSOLIDASI
SA BUN
APLIKASI AKRUAL DI DAERAH
• Tujuan pedoman bagi pemerintah daerah dalam rangka penerapan SAP berbasis akrual.
• Ruang lingkup kebijakan akuntansi pemerintah daerah; . SAPD; dan BAS.
• Permendagri dilengkapi dengan :• Lampiran I : Panduan penyusunan
kebijakan akuntansi pemerintah daerah
• Lampiran II : Panduan penyusunan SAPD
• Lampiran III : Bagan Akun Standar• Lampiran IV : Format konversi
penyajian LRA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013 PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH
Ketentuan UmumTujuan
Ruang LingkupKebijakan Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi
Pemerintah DaerahBagan Akun StandarKetentuan Lain-lain
SUBSTANSI PERATURAN
SUBSTANSI PERMENDAGRI 64 TAHUN 2013
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Bagan Akun Standar (BAS)
Konversi Penyajian LRA
Penyajian kembali (Restatement)
LAPORAN KEUANGANPEMDA
PP 71/2010
Pendapatan-LO
Beban
Pendapatan-LRABelanja
Aset Tetap & Penyusutan
Aset Lainnya
Kas & Setara Kas
Piutang
Persediaan
Investasi Jangka Panjang
KewajibanKoreksi Kesalahan
Pembiayaan
Dana Cadangan
Konsolidasi
ReStatement Laporan Keuangan
LRA SAL
LO LPE
Neraca
LAK
CALK
**)
1
2
3
5
4
6
7
*)
**)
Transaksi Transitoris
***)
Transfer
Kebijakan Akt & SAPD
Permen dagri
64/2013
LAPORAN KEUANGAN SKPD
PP 71/2010
Permendagri 64/2013
Pendapatan-LO
Beban
Pendapatan-LRA
Belanja
Aset Tetap & Penyusutan
Aset Lainnya
Kas & Setara KasPiutang
Persediaan
Kewajiban
Koreksi Kesalahan
KonsolidasiLaporan Pemda
LRA
LO LPE
Neraca
CALK
1
2
3
4
5
LANGKAH PELAKSANAAN
Rumuskan Kebijakan Akuntansi
Susun Sistem Akuntansi
Aplikasikan Sistem Akuntansi• K
etentuan pencatatan transaksi akrual
• Setu up BAS
Penyajian kembali Neraca 31 Des 2014 dengan basis Akrual
Penerapan basis Akrual
MODUL SAPD
Sistem akuntansi pemerintah daerah (SAPD) merupakan suatu instrumen untuk mengoperasionalkan prinsip-prinsip akuntansi yang telah ditetapkan dalam SAP dan kebijakan akuntansi.
SAPD menjelaskan siapa melakukan apa dan menegaskan tentang transaksi apa saja yang dicatat dan bagaimana mencatatnya
Modul iakan mendeskripsikan SAPD berdasarkan elemen-elemen laporan realisasi anggaran, laporan operasional, dan neraca pemerintah daerah.
MODUL SAPD
Identifikasi prosedur apa yang harus dibuat
Menentukan pihak-pihak terkait dengan prosedur
Menentukan dokumen terkait
Menentukan jurnal standar untuk mencatat
Menuangkan dalam langkah teknis
POTENSI KENDALA PENYIAPAN AKRUAL
Penyiapan sistem aplikasi akuntansi terlambat
Kapasitas SDM pengembang dan pelaksana terbatas
Ketersediaan Infrastruktur TI belum memadai
Parlemen masih lebih concern pada kas daripada akrual
Komitmen pimpinan entitas masih focus pada opini BPK
Sistem penganggaran masih menggunakan basis kas
Kewenangan setiap daerah membangun sistem aplikasi sendiri
POTENSI KENDALA PENYIAPAN AKRUAL DAERAH
◊ Perbedaan akun anggaran dengan akun pertanggungjawaban
◊ Belum adanya pengaturan tentang penyusutan aset baik penyusutan pertama kali maupun penyusutan berkala
◊ Penyajian neraca pada saat penerapan akuntansi akrual
◊ Capaian opini WTP atas LKPD masih rendah (data sementara Kemendagri: Opini LKPD 2013 WTP 15 Provinsi dan 125 Kabupaten/Kota) ;
◊ Lemahnya sistem pengendalian intern
◊ Masih belum optimalnya penatausahaan aset Barang Milik Daerah (BMD)
◊ Keterbatasan SDM Akuntansi pada SKPD/PPKD;
◊ Belum sepenuhnya SKPD/PPKD memanfaatkan aplikasi akuntansi berbasis teknologi informasi;
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH:• PP 71 Tahun 2010: Standar Akuntansi Pemerintah (lampiran I)• Bultek PSAP:
– Bultek 15: Aset Tetap Akrual– Bultek 16: Piutang Akrual– Bultek 17: Aset tak Berwujud Akrual– Bultek 18: Penyusutan AkrualAkan terbit:– PSAP Badan Layanan Umum– Bultek Pendapatan Non Perpajakan– Bultek Pendapatan Perpajakan
KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT:• PMK No.219/PMK.05/2013: Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat
52
Standar Akuntansi Pemerintahan
PMK 213 Tahun 2013
• Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP)
PMK 214 Tahun 2013
• Bagan Akun Standar
PMK 215 Tahun 2013
• Jurnal Akuntansi Pemerintah
PMK 219 Tahun 2013
• Jurnal Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat
PMK 270 Tahun 2014
• Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat
Perdirjen 42 Tahun 2014
• Pedoman Penyusunan LKKLt
Peraturan Menteri Keuangan
ALUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP)
KPPN/PKN
MENTERI KEUANGAN SEBAGAI BENDAHARA UMUM NEGARA
BUN
Sistem Akuntansi BUN
Satker
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA SEBAGAI PENGGUNA ANGGARAN/BARANG
Satker BLU
Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
Wilayah/Provinsi
KONSOLIDASI
Utang & Hibah
Investasi Pemerintah
Penerusan Pinjaman
Transfer ke Daerah
Transaksi Khusus
Badan Lainnya
Eselon 1 K/LLOLPENeracaLRACaLK
LKKL
Kanwil DJPB APK-DJPB
Lap. Arus KasLRALPELPSALNeracaCaLK
LKBUN
LKPP: 1. LRA 2. LO 3. LPE 4. Neraca 5. LAK 6. LP SAL 7. CaLK
Presiden
BPK
DPR
BS/BL
KPPN/PKN
Utang & Hibah
Investasi Pemerintah
Penerusan Pinjaman
Transfer ke Daerah
Transaksi Khusus
Kanwil DJPB APK-DJPB
SPAN
Hal-hal yang perlu dilakukan Satker dalam menyusun LKKL
1. Satker telah menggunakan Aplikasi SAIBA dan Simak yang terupdate;2. Simak BMN telah merekam data aset terbaru;3. Simak BMN telah melakukan pengiriman ke SAIBA;4. Pengiriman data Simak BMN ke SAIBA akan mengeliminasi Akun-akun
“….belum diregister”, pada akun neraca Satker, apabila akun “….belum diregister” tetap muncul maka terjadi kekeliruan perekaman jenis aset pada aplikasi Simak BMN atau adanya pembelian persediaan yang belum di GU kan pada tanggal pelaporan;
5. Satker telah melakukan rekonsiliasi dengan KPPN atas pendapatan dan belanja LRA setiap bulannya;
6. Melakukan analisis masing-masing laporan terutama laporan LO dan Neraca7. Membuat Catatan atas Laporan Keuangan secara memadai, dalam arti
beberapa pos dalam neraca dijelaskan secara khusus dalam CaLK, misalnyaa. Akun “Piutang” dibuat penjelasan mirip kartu piutang;b. Akun “Utang kepada Pihak Ketiga” juga dibuat penjelasan yang mirip
kartu utang;c. Akun “Bangunan dalam Pengerjaan” dibuat “kartu bangunan dalam
pengerjaan” yang berisi kegiatan yang belum selesai.
TRANSAKSI DALAM SAP AKRUAL
TRANSAKSI AKRUAL• Pendapatan masih harus diterima • Pendapatan diterima dimuka• Beban yang masih harus dibayar• Beban dibayar dimuka• Beban Penyusutan
• TRANSAKSI KAS PELAKSANAAN ANGGARAN
PENYESUAIAN KAS - AKRUAL
LRA
Pendapatan-LO SekaligusPendapatan-LRA
Pendapatan LRA dan Pendapatan LO
BelanjaSekaligusBeban
Belanja dan Beban
Pend. Diterima Dimuka
Piutang Pendapatan
Pendapatan LO sudah
diterima Kas-nya
Belanja Dibayar Dimuka
Utang atas Belanja (YMHD)
Beban sudah dikeluarkan
Kas-nya/ Dibayar
LO LRA LO
TRANSAKSI KAS
• Transaksi Kas dicatat sebagai pendapatan LRA dan Belanja LRA• Beberapa transaksi kas sebenarnya juga mencerminkan akrual
sehingga sama dengan Pendapatan atau Beban dalam LO• Pembayaran gaji pada periode anggaran atas seorang yang telah
bekerja• Pembayaran beban sewa selama satu periode anggaran• Penerimaan pendapatan untuk periode tersebut retribusi
• Beberapa transaksi kas tidak mencerminkan akrual• Pembiayaan• Belanja modal• Pembayaran belanja untuk dimanfaatkan jangka panjang• Penerimaan pendapatan untuk jasa di masa datang
Tanggal 1 Januari 20X5 ditetapkan bahwa Estimasi Pendapatan SKPD A untuk tahun 20X5 adalah Rp500.000.000, sedangkan belanjanya dianggarkan sebesar Rp650.000.000.
ANGGARAN - SKPD
• Jurnal anggaran digunakan untuk mencatat penetapan anggaran.• Jurnal ini tidak harus secara formaal dibuat.
Tanggal Finansial Anggaran2 Jan20x5
Estimasi PendapatanEstimasi SAL
Aproriasi Belanja
500.000.000150.000.000
650.000.000
PENDAPATAN
• Pendapatan yang diterima akan diakui sebagai pendapatan ketika kas sudah diterima – pajak, retribusi, transfer, pendapatan lain.
• Pada akhir tahun akan dilakukan penyesuaian jika ada pajak yang belum dibayar akan diakui sebagai piutang.
Pada tanggal 1 Juni 20X2 diterima pendapatan pajak sebesar 300.000.000. Pada 31 Desember masih ada pajak yang belum dibayar 50.000.000
Tanggal Finansial Anggaran2 Juni20x2
KasPendapatan pajak – LO
300.000.000300.000.000
Perubahan SALPendapatan – LRA
300.000.000300.000.000
31 Des Piutang PajakPendapatan pajak – LO
50.000.00050.000.000
Tidak dicatat
• Tanggal 28 Mei 20X5 Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah terbit dan dinyatakan bahwa SKPD Aman memiliki pendapatan pajak hotel atas Hotel Bulan sebesar Rp50.000.000
• Tanggal 10 Juni 20X5 Hotel Bulan membayar pajak hotel ke SKPD Tentram Rp50.000.000.
• Tanggal 11 Juni 20X5 Bendahara Penerimaan SKPD Aman menyetorkan uang pajak tersebut ke rekening Kas Daerah.
PENDAPATAN - SKPD
Tanggal Finansial Anggaran28 Mei20X5
Piutang pajak hotelPendapatan LO
50.000.00050.000.000
- -
10 Juni 20X5
Kas di Bendahara Penerimaan
Piutang pajak hotel
50.000.00050.000.000
Perubahan SALPendapatan pajak hotel - LRA
50.000.00050.000.000
11 Juni20X5
RK PPKDKas di
Bendahara Penerimaan
50.000.00050.000.000
• Tanggal 29 Mei 20X5 Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah terbit dan dinyatakan bahwa SKPD Aman memiliki pendapatan pajak hiburan atas Bioskop71 sebesar Rp400.000.000
• Tanggal 14 Juni 20X5 Bioskop71 membayar pajak hiburan ke kas daerah Tentram Rp360.000.000.
• Tanggal 30 Juni 20X5 masih terdapat saldo piutang pajak hiburan Rp 40.000.000
PENDAPATAN - SKPD
Tanggal Finansial Anggaran28 Mei20X5
Piutang pajak hiburanPendapatan pajak hiburan - LO
400.000.000400.000.000
- -
14 Juni 20X5
RK PPKDPiutang pajak
hiburan
360.000.000360.000.000
Perubahan SALPendapatan pajak hiburan - LRA
360.000.000360.000.000
14 Juni20X5
PPKDKas
RK SKPD360.000.000
360.000.000
BEBAN
• Beban akan diakui pada saat terdapat bukti transaksi beban telah terjadi. Biasanya terkait dengan bukti pembayaran
• Pada akhir tahun jika ada beban yang dibayar dimuka atau utang beban akan dibuat jurnal penyesuaian
Pada tanggal 2 Juni 20X2 dibayar beban barang (pembelian ATK) sebesar 30.000.000. Pada 31 Desember masih ada persediaan 2.000.000
Tanggal Finansial Anggaran2 Juni20x2
Persediaan Kas
30.000.00030.000.000
Belanja BarangPerubahan SAL
30.000.00030.000.000
31 Des Beban BarangPersediaan
28.000.00028.000.000
Tidak dicatat
Tanggal 15 Februari 20X5 Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP UP sebesar Rp25.000.000 kepada PA melalui PPK SKPD. Pada hari yang sama PPK SKPD menerbitkan SPM UP, SPM ini diotorisasi dan langsung diserahkan oleh PA kepada BUD. Tanggal 16 Februari 2015 BUD menerbitkan SP2D UP.
Tanggal 20 Februari 20X5 Bendahara pengeluaran SKPD Aman membayar makan dan minum rapat dengan uang UP senilai Rp500.000.
Tanggal 25 April 20X5 Bendahara pengeluaran SKPD Aman melakukan pembayaran dengan menggunakan uang UP atas belanja ATK sebesar Rp2.500.000
Tanggal 28 Februari 20X5 BUD menerbitkan SP2D LS Gaji Pokok sebesar Rp215.000.000.
BEBAN - SKPD
Tanggal Finansial Anggaran16 Feb20X5
Kas di Bend. PengeluaranRK PPKD
25.000.00025.000.000
- -
20 Feb 20X5
Beban makan dan minum rapat
Kas di BendaharaPengeluaran
500.000500.000
Belanja makan minum rapat
Perubahan SAL
500.000500.000
25 Feb 20X5
PersediaanKas di BendaharaPengeluaran
2.500.0002.500.000
Belanja barangPerubahan SAL
2.500.0002.500.000
28 Feb 20X5
Beban Gaji PokokRK PPKD
215.000.000215.000.000
Belanja Gaji PokokPerubahan SAL
215.000.000215.000.000
PEMBELIAN ASET TETAP
• Aset tetap yang dibeli akan dicatat sebagai aset dan kas yang dikeluarkan untuk membayar. Transaksi ini akan dicatat dalam LRA sebagai belanja modal.
• Atas peralatan akan dibuat jurnal penyusutan
Pada tanggal 2 Juni 20X2 dibeli peralatan sebesar 50.000.000. Pada 31 Desember beban depresiasi 5.000.000
Tanggal
Finansial Anggaran
2 Juni20x2
Peralatan Kas
50.000.00050.000.000
Belanja ModalPerubahan SAL
50.000.00050.000.000
31 Des Beban penyusutanAkumulasi penyusutan
5.000.0005.000.000
Tidak dicatat
PENJUALAN ASET TETAP
• Aset tetap yang dijual akan dicatat kas yang diterima, aset yang dijual dihapuskan dari pembukuan nilai aset dan akumulasinya. Dalam LRA akan dicatat sebagai penerimaan pendapatan lain sebesar kas yang diterima
Pada tanggal 30 Desember 20X2 dijual peralatan sebesar 10.000.000. Pada tanggal penjualan saldo peralatan 50.000.000, akumulasi penyusutan sebesar 30.000.000
Tgl Finansial Anggaran2 Juni20x2
KasAkumulasi penyusutanDefisit penjualan aset
Peralatan
10.000.00030.000.00010.000.000
50.000.000
Perubahan SALPendapatan lain-lain
10.000.00010.000.000
PENJUALAN ASET TETAP
• Aset tetap yang dijual akan dicatat kas yang diterima, aset yang dijual dihapuskan dari pembukuan nilai aset dan akumulasinya. Dalam LRA akan dicatat sebagai penerimaan pendapatan lain sebesar kas yang diterima
Pada tanggal 30 Desember 20X2 dijual peralatan sebesar 10.000.000. Pada tanggal penjualan saldo peralatan 50.000.000, akumulasi penyusutan sebesar 30.000.000
Tgl Finansial Anggaran2 Juni20x2
KasAkumulasi penyusutanDefisit penjualan aset
Peralatan
10.000.00030.000.00010.000.000
50.000.000
Perubahan SALHasil penjualan aset
10.000.00010.000.000
• Tanggal 9 Juni 20X5 BUD menerbitkan SP2D LS Barang untuk pembelian kendaraan dinas senilai Rp400.000.000
• Tanggal 15 Juni 20X5 menerima hibah peralatan dari aktivitas CSR BUMN senilai 200.000.000.• Tanggal 29 Juni melakukan pelelangan aset tetap. Peralatan dijual seharga Rp 20.000.000,
peralatan tersebut harga perolehannya 80.000.000 dan telah disusutkan semuanya. Kendaraan dijual dengan harga Rp 50.000.000, harga perolehan 200.000.000, akumulasi penyusutan 125.000.000
• Tanggal 30 Juni 20X5 mengakui beban depresiasi peralatan sebesar 50.000.000
ASET TETAP - SKPD
Tanggal Finansial Anggaran9 Juni20X5
KendaraanRK PPKD
400.000.000400.000.000
Belanja ModalPerubahan SAL
400.000.000400.000.000
15 Juni20X5
PeralatanPendapatan hibah
200.000.000200.000.000
- -
29 Juni 20X5
KasAkumulasi Penyusutan
Surplus penjualan asetPeralatan
20.000.00080.000.000
20.000.00080.000.000
Perubahan SALPendapatan lain-lain
20.000.00020.000.000
29 Juni 20X5
Kas Bend PenerimaanAkumulasi PenyusutanDefisit penjualan aset
Kendaraan
50.000.000125.000.00025.000.000
200.000.000
Perubahan SALPendapatan lain-lain
50.000.00050.000.000
30 Juni20X5
Beban PenyusutanAkumulasi Penyusutan
50.000.00050.000.000
- -
PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA
Pembayaran 1 Februari 20X3
Rp. 250 Jt.
Diakui sebagai pendapatan pada tahun
20X2 dan dicatat sebagai “Pendapatan yang masih
harus diterima = Aset”
70
Pendapatan tahun 20X2
Des. 20X2
Pembayaran atas piutang yang telah diakui
pada 31 Des 20X2
PENDAPATAN MASIH HARUS DITERIMA
Pada tanggal 31 Desember 20X2 terdapat SKP yang telah dikirimkan ke pengusaha restoran dan hotel namun belum diterima pelunasannya. Sebesar 250.000.000. Pelunasan baru dilakukan pada 1 Februari 20X3Pada 31 Desember 20X2, terdapat deposito Pemda tertanggal 1 Nopember 20X2 sebesar 500.000.000 berbunga 6%, jangka waktu 3bulan, jatuh tempo 1 Februari 20X3
Tanggal
Finansial Anggaran
31 Des20X2
Piutang PendapatanPendapatan Pajak – LO
250.000.000250.000.000
Tidak dicatat
31 Des20X2
Piutang BungaPendapatan Bunga – LO
5.000.0005.000.000
Tidak dicatat
1 Feb20X3
Kas Piutang Pendapatan
250.000.000250.000.000
Perubahan SAL Pendapatan Pajak-LRA
250.000.000250.000.000
1 Feb20X3
Kas Piutang Bunga Pendapatan Bunga – LO
7.500.0005.000.0002.500.000
Perubahan SAL Pendapatan bunga- LRA
7.500.0007.500.000
PENYESUAIAN PENDAPATAN LO CTA AKRUAL
Pendapatan LO = Pendapatan LRA tahun berjalan -/- Piutang awal periode +/+ Piutang akhir periode
Pendapatan LO = Pendapatan LRA + kenaikan piutang pendapatan atau – penurunan piutang
20X5 20X4Pendapatan LO Pendapatan LRA 300.000 300.000 Piutang 25.000 20.000 5.000 kenaikan Pendapatan LRA + kenaikan piutang 305.000
20X5 20X4Pendapatan LO Pendapatan LRA 800.000 800.000 Piutang 50.000 80.000 30.000 penurunan Pendapatan LRA – penurunan piutang 770.000
PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
• Pendapatan Diterima Dimuka merupakan pendapatan yang telah diterima oleh pemerintah dan sudah disetor ke Kas Umum Daerah, namun wajib pajak dan/atau wajib setor belum menikmati barang/jasa/fasilitas dari pemerintah.
• Contoh:– Pajak / Retribusi Diterima Dimuka Pajak / Retribusi yang
diterima lebih dari satu periode.– Penerimaan sewa yang diterima untuk jangka waktu lebih dari
satu periode
PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
Pembayaran 1 Juli 20X2 Rp. 100 Jt.
18 bulan sebagai :- Kewajiban (Pendapatan
Diterima Dimuka);- Pengurang Pendapatan
Akrual
6 bulan sebagai “Pendapatan
Akrual”
Berakhir 30 Jun 20X4
74
Sewa selama 2 tahun berakhir 30 Juni 20X4
Des. 20X3Des. 20X2
12 bulan pendapatan 20X3,
6bulan Pendapatan diterima dimuka, yang
akan diakui pendapatan LO 20x4
25 Jt. 50 Jt. 25 Jt.
PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
Pada tanggal 1 Juli 20X2 Diterima pendapatan sewa atas gedung yang tidak dipakai dalam rangka pendayagunaan aset daerah dengan nilai sewa 100 juta untuk masa 2 tahun.
Tanggal Finansial Anggaran1 Juli 20x2
KasPendapatan diterima dimuka – LO
100.000.000100.000.000
Perubahan SALPendapatan – LRA
100.000.000100.000.000
31 Des Pendapatan diterima dimuka - LO
Pendapatan – LO
25.000.00025.000.000
Tidak dicatat
PENYESUAIAN PENDAPATAN LO CTA AKRUAL
Pendapatan LO = Pendapatan LRA tahun berjalan +/+ Pendapatan diterima dimuka awal -/- Pendapatan diterima dimuka akhir periode
Pendapatan LO = Pendapatan LRA – kenaikan pendapatan diterima dimuka + penurunan pendapatan diterima dimuka
20X2 20X1Pendapatan LO Pendapatan LRA 400.000 400.000
Pendapatan diterima dimuka 30.000 10.000 (20.000) kenaikan
Pendapatan LRA – kenaikan pendapatan diterima dimuka 380.000
20X2 20X1Pendapatan LO Pendapatan LRA 600.000 600.000 Pendapatan diterima dimuka 50.000 90.000 40.000 penurunanPendapatan LRA + penurunan pendapatan diterima dimuka 640.000
PENDAPATAN JAMINAN
Pada tanggal 1 Juli 20X2 diterima uang jaminan sebesar 20.000.000. Pada 31 Desember jaminan dieksekusi oleh Pemda
Tanggal Finansial Anggaran1 Juli 20x2
KasUtang jaminan
20.000.00020.000.000
tidak dicatat
31 Des Utang jaminanPendapatan – LO
20.000.00020.000.000
Perubahan SALPendapatan – LRA
20.000.00020.000.000
PENYESUAIAN PENDAPATAN LO CTA AKRUAL
Pendapatan LO = Pendapatan LRA tahun berjalan -/- Piutang awal periode +/+ Piutang akhir periode +/+ Pendapatan diterima dimuka awal -/- Pendapatan diterima dimuka akhir periode
Pendapatan LO = Pendapatan LRA + kenaikan piutang pendapatan – kenaikan pendapatan diterima dimuka
20X2 20X1Pendapatan LO Pendapatan LRA 300.000 300.000
Piutang 25.000 20.000 5.000 kenaikan
Pendapatan diterima dimuka 10.000 14.000 (4.000) penurunan Pendapatan LRA + kenaikan piutang + penurunan pendapatan diterima dimuka 309.000
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
• Beban yang masih harus dibayar merupakan kewajiban yang timbul akibat hak atas barang/jasa yang telah diterima dan dinikmati dan/atau perjanjian komitmen telah dilakukan, namun sampai akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/komitmen tersebut.
• Contoh:– Belanja Pegawai yang masih harus dibayar– Belanja Barang yang masih harus dibayar– Belanja lainnya yang masih harus dibayar
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Pembayaran 1 Februari 20X3
Rp. 150 Jt.
Diakui sebagai beban pada tahun 20X2 dan
dicatat sebagai “Beban yang masih harus
dibayar = Kewajiban”
80
Beban tahun 20X2
Des. 20X2
Pembayaran atas utang yang telah diakui pada
31 Des 20X2
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Pada tanggal 31 Desember 20X2 terdapat tagihan atas kegiatan pemeliharaan rutin sebesar 20.000.000 yang telah diselesaikan oleh seorang rekanan, namun belum dibayar. Karena kegiatan rutin ini disatukan dalam kontrak pemeliharaan setahun maka pembayaran baru dilakukan pada 1 Maret 20X3
Tanggal Finansial Anggaran31 Des20X2
Beban barang/jasaBeban yang masih harus dibayar
20.000.00020.000.000
Tidak dicatat
1 Mar20X3
Beban yang masih harus dibayar
Kas
20.000.000
20.000.000
Belanja barang/jasa Perubahan SAL
20.000.00020.000.000
BEBAN LO CTA AKRUAL
Beban LO = Belanja tahun berjalan -/- Beban yang masih harus dibayar awal periode +/+ Beban yang masih harus dibayar akhir periode
Beban LO = Beban LRA – penurunan beban yang masih harus dibayar + kenaikan beban yang masih harus dibayar.
20X2 20X1 Beban Belanja pegawai 500.000 500.000 Beban yang masih harus dibayar 40.000 30.000 10.000 Kenaikan Belanja LRA - penurunan beban yang masih harus dibayar + kenaikan beban yang masih harus dibayar 510.000
20X2 20X1 Beban Belanja pegawai 300.000 300.000 Beban yang masih harus dibayar 10.000 30.000 20.000 PenurunanBelanja LRA - penurunan beban yang masih harus dibayar + kenaikan beban yang masih harus dibayar 280.000
BEBAN DIBAYAR DIMUKA
• Beban Dibayar Dimuka merupakan pengeluaran satuan kerja/pemerintah yang telah dibayarkan dari rekening Kas dan membebani pagu anggaran, namun barang/jasa/fasilitas dari pihak ketiga belum diterima/dinikmati satuan kerja/pemerintah.
• Persediaan dan aset tetap sebenarnya beban dibayar dimuka, namun karakteristiknya khusus
• Contoh:– Beban Pegawai dibayar dimuka– Beban Barang dibayar dimuka– Uang muka kegiatan
BEBAN DIBAYAR DIMUKA
Pembayaran 1 Januari 20X2 Rp. 40 Jt untuk 4 tahun.
3 tahun diakui sebagai beban tahun 20X3-20X5
1 tahun sebagai Beban sewa
Berakhir 31 Des 20X5
84
Sewa ruangan selama 4 tahun berakhir 31 Desember 20X5
Des. 20X2
10 Jt. 30 Jt.
3 tahun sebagai Aset (Beban dibayar dimuka)
BEBAN LO CTA AKRUAL
Beban LO = Belanja tahun berjalan +/+ Beban dibayar dimuka awal periode -/- Beban dibayar dimuka akhir periode
Beban LO = Beban LRA – penurunan beban dibayar dimuka + kenaikan beban dibayar dimuka.
20X5 20X4 Beban Belanja pegawai 500.000 500.000 Beban dibayar dimuka 30.000 40.000 10.000Penurunan
Belanja LRA + penurunan beban dibayar dimuka – kenaikan beban dibayar dimuka 510.000 20X5 20X4 Beban Belanja pegawai 200.000 200.000 Beban dibayar dimuka 20.000 10.000 (10.000)Kenaikan
Belanja LRA + penurunan beban dibayar dimuka – kenaikan beban dibayar dimuka 190.000
BEBAN DIBAYAR DIMUKA
Pada tanggal 1 Januari 20X2 dibayar sewa ruangan untuk ruang kantor unit SKPD dengan nilai sewa 40 juta untuk masa 4tahun.
Tanggal Finansial Anggaran1 Januari 20X2
Beban sewa dibayar dimuka
Kas
40.000.00040.000.000
Belanja barang/jasaPerubahan SAL
40.000.00040.000.000
31 Des20X2
Beban sewa Beban sewa dibayar
dimuka
10.000.00010.000.000
Tidak dicatat
31 Des20X3
Beban sewa Beban sewa dibayar
dimuka
10.000.00010.000.000
Tidak dicatat
BEBAN LO CTA AKRUAL
Beban LO = Belanja tahun berjalan +/+ Beban dibayar dimuka awal periode -/- Beban dibayar dimuka akhir periode -/- Beban yang masih harus dibayar awal periode +/+ Beban yang masih harus dibayar akhir periode
Beban LO = Beban LRA +penurunan beban dibayar dimuka + kenaikan biaya yang masih harus dibayar.
20X2 20X1 Beban
Belanja pegawai 500.000 500.000
Beban dibayar dimuka 30.000
40.000 10.000Penurunan
Beban yang masih harus dibayar 20.000 14.000 6.000 Kenaikan
Belanja LRA + penurunan beban dibayar dimuka – kenaikan beban yang masih harus dibayar 516.000
BIAYA PENYUSUTAN
• Penyusutan adalah alokasi biaya atas penggunaan aset tetap penyesuaian nilai akibat pemanfaatan dari suatu aset.
• Metode penyusutan yang dapat digunakan:– Metode garis lurus– Metode saldo menurun ganda– Metode unit produksi
• Akumulasi Penyusutan disajikan sebagai pengurang aset di neraca.
• Beban penyusutan identik dengan beban pemakaian aset tetap
• Beban penyusutan beban LO tidak ada dalam LRA
REKONSILIASI DATA PENYUSUTAN
• Kenaikan akumulasi penyusutan = beban penyusutan jika dalam periode tersebut tidak terdapat penjualan / pelepasa aset.
• Rekonsiliasi data : • akumulasi penyusutan awal periode • +/+ beban penyusutan• -/- akumulasi penyusutan aset yang dijual / dilepaskan• = akumulasi penyusutan akhir periode
• Beban depresiasi = akumulasi penyusutan akhir periode – akumulai penyusutan awal periode + akumulasi penyusutan barang yang terjual
REKONSILIASI DATA ASET TETAP
• Dalam Akrual aset tetap akan dicatat dalam LRA sebagai belanja modal dan akan dicatat dalam siklus akuntansi sebagai penambah aset tetap.
• Dalam akhir periode harus dilakukan rekonsiliasi :• Aset tetap akhir periode = Aset tetap awal + penambahan • Penambahan = pembelian (belanja modal) + hibah aset dari
pihak lain• Pengurangan = penjualan aset tetap + aset yang dihibahkan
kepada pihak lain + aset yang dihapuskan.• Jika terjadi penjualan aset harus dihitung keuntungan atau
kerugian penjualan aset = harga jual aset – (harga perolehan aset yang dijual – akumulasi depresiasi yang telah diakui).
• Jika aset dihapuskan juga haru dihitung keuntungan / kerugiannya. Jika nilai aset yang dihapuskan tidak nol maka akan muncul kerugian.
BIAYA PENYISIHAN PIUTANG
• Penyisihan piutang adalah penyisihan atas jumlah piutang yang kemungkinan tidak tertagih di masa depan.
• Aset merupakan manfaat masa depan yang akan mengalir ke entitas, sehingga jika piutang kemungkinan tidak dapat ditagih akan dilakukan penyisihan.
• Besarnya piutang ditetapkan dalam kebijakan akuntansi yang mengacu regulasi yang ada.
• Penyisihan piutang hanya membuat nilai aset agar menceriminkan nilai yang dapat direalisasi, namun entitas tetap berupaya untuk melakukan penagihan atas piutang yang telah disisihkan.
• Untuk proses penghapusan piutang, mengikuti regulasi yang berlaku.
PENYUSUTAN DAN PENYISIHAN
Pada 31 Desember 20X2, berdasarkan kebijakan akuntansi yang ditetapkan jumlah penyusutan tahun 20X2 sebesar 230.000.000 dan penyisihan piutang sebesar 10.000.000
Tanggal Finansial Anggaran31 Des20X2
Beban penyusutan Akumulasi penyusutan
230.000.000230.000.000
Tidak dicatat
31 Des20X3
Beban penyisihan piutang Akumulasi penyisihan
piutang
10.000.00010.000.000
Tidak dicatat
PERSEDIAAN
• Persediaan dalam perlakuan akuntansi sebenarnya hampir sama dengan beban dibayar dimuka.
• Perbedaannya dalam penentuan persediaan yang dibebankan dalam satu periode didasarkan pada perhitungan secara fisik.
• Beban persediaan (barang) dalam LO merupakan beban penggunaan persediaan.
• Beban persediaan = persediaan awal + belanja barang persediaan (LRA) – persediaan akhir
PERSEDIAAN
Pada 31 Desember 20X1, entitas memiliki saldo persediaan sebesar 45.000.000. Selama peride 20X2 persediaan yang dibeli (3 Juli) sebesar 150.000.000. Pada akhir periode, persediaan yang masih tersisa sebesar 50.000.000.Persediaan yang terpakai = 45.000.000+150.000.000-50.000.000=145.000.000
Tanggal Finansial Anggaran
3 Juli20X2
Persediaan Kas
150.000.000150.000.000
Belanja barang Perubahan SAL
150.000.000150.000.000
31 Des Beban persediaan Persediaan
145.000.000145.000.000
Tidak ada jurnal
PENDAPATAN BUKAN KAS
• Pendapatan LO meliputi pendapatan yang diterima bukan dalam bentuk kas, misalnya• Hibah dalam bentuk barang• Hibah dalam bentuk jasa yang dapat diukur dengan
andal.• Pendapatan bukan kas, akan diakui sebagai pendapatan
LO namun tidak diakui sebagai pendapatan LRA.• Klasifikasi pendapatan mengikuti kententuan dalam
kontrak pemberian barang/jasa dan bagan akun entitas.• Untuk hibah dalam bentuk jasa, harus dipastikan bentuk
dari jasa tersebut (terukur) dan manfaat yang dihasilkan dalam meningkatkan kinerja misal jasa perawatan gedung, jasa sewa gedung, jasa tenaga dokter.
PENDAPATAN BUKAN KAS
Pada 3 Januari 20X2, entitas menerima hibah dari perusahaan swasta berupa 2 unit kendaraan untuk dinas pendidikan dengan nilai 420.000.000 beserta service pemeliharaan kendaraan gratis selama 1 tahun dengan nilai jasa pemeliharaan sebesar 10.000.000
Tanggal Finansial Anggaran
3 Jan20X2
Kendaraan Pendapatan hibah
420.000.000420.000.000
Tidak dicatat
3 Jan20X2
Beban Pemeliharaan Pendapatan hibah
10.000.00010.000.000
SURPLUS/DEFISIT PENJUALAN ASET
• Penjualan aset dalam LRA akan dicatat sebesar nilai kas yang diterima dari penjualan tersebut.
• Dalam LO transaksi tersebut akan dicatat debit kas, akumulasi depresiasi, kredit aset yang dijual, selisihnya akan dicatat sebagai kredit surplus penjualan aset (keuntungan) atau debit defisit penjualan aset (kerugian)
• Untuk pelepasan aset, akan diakui defisit pelepasan aset sebesar selisih nilai aset dan akumulasi depresiasi.
PENJUALAN ASET
Pada 2 Januari 20X2, entitas melakukan penjualan peralatan dengan harga 70.000.000. Berdasarkan catatan yang ada, nilai perolehan aset sebesar 400.000.000 dan akumulasi depresiasi sebesar 350.000.000
Tanggal Finansial Anggaran
2 Januari20X2
KasAkumulasi Depresiasi Peralatan
Surplus penjualan aset - LO
70.000.000350.000.000
400.000.00020.000.000
Perubahan SAL Pendapatan lain
70.000.00070.000.000
PENJUALAN ASET
Pada 2 Januari 20X2, entitas melakukan penjualan peralatan dengan harga 40.000.000. Berdasarkan catatan yang ada, nilai perolehan aset sebesar 300.000.000 dan akumulasi depresiasi sebesar 240.000.000
Tanggal Finansial Anggaran
2 Januari20X2
KasAkumulasi DepresiasiDefisit penjualan aset peralatan
40.000.000240.000.000 20.000.000
300.000.000
Perubahan SAL Pendapatan lain
40.000.00040.000.000
JURNAL PENGELUARAN & PENYELESAIAN KDP
Pada 30 Desember 20X0 SKPD ABC melakukan pengeluaran untuk KDP berbentuk gedung sebesar 700juta. Pada 30 Desember 20X1 pengeluaran untuk pembangunan sebesar 500juta. Pada 30 Juni pengeluaran 300 juta dan gedung diserahterimakan dan mulai digunakan. Depresiasi 20 tahun.
Tanggal Finansial Anggaran
30/12/20X0 KDP 700.000.000 Belanja Modal 700.000.000
Kas 700.000.000 Perubahan SAL 700.000.000
30/12/20X1 KDP 500.000.000 Belanja Modal 500.000.000
Kas 500.000.000 Perubahan SAL 500.000.000
30/6/20X2 KDP 300.000.000 Belanja Modal 300.000.000
Kas 300.000.000 Perubahan SAL 300.000.000
30/6/20X2 Aset Tetap 1.500.000.000 Tidak ada jurnal
KDP 1.500.000.000
31/12/20X2 Beban dep. 75.000.000 Tidak ada jurnal
Ak. Dep 75.000.000
INVESTASI JANGKA PENDEK
Pada 30 Maret 20X2, Pemerintah Kota Bengawan menempatkan dananya sebesar 200.000.000 pada deposito berjangka 6 bulan dapat diperpanjang (ARO) di Bank Amarta, bunga 5%. Pada 30 September 20X2 diterima bunga deposito 5.000.000. Deposito ini sampai akhir tahun belum dicairkan.
Tanggal Finansial Anggaran30 Mar Invesasi jangka pendek 200.000.000 Tidak ada jurnal
20X2 Kas 200.000.000
30 Sep Kas 5.000.000 Perubahan SAL 5.000.000
20X2 Pendapatan bunga – LO
5.000.000 Pendapatan bunga – LRA
5.000.000
31 Des Piutang Bunga 2.500.000
20X2 Pendapatan bunga – LO
2.500.000
30 Mar Ksd 5.000.000 Perubahan SAL 5.000.000
20X3 Pendapatan bunga – LO
2.500.000 Pendapatan bunga – LRA
5.000.000
Piutang bunga 2.500.000
INVESTASI JANGKA PANJANGMETODE EKUITAS
Pada 1 Juli 20X2, Pemerintah Kota Bengawan mengambilalih investasi sebuah perusahaan swasta (PT. Lawu) menjadi BUMD dengan nilai investasi 8.000.000.000 dengan kepemilikan Pemda sebesar 60%. Selama tahun 20X2 PT. Lawu menghasilkan laba sebesar 800.000.000, hak Pemda 480.000.000 dan membagikan dividen pada 25 Mart 20X3 sebesar 500.000.000 juta, yang menjadi hak Pemda 300.000.000
Tanggal Finansial Anggaran
1 Juli Invesasi jangka panjang 8.000.000.000 Pengeluaran Pembiayaan 8.000.000.000
Kas 8.000.000.000 Perubahan SAL 8.000.000.000
31 Des Investasi jangka panjang 480.000.000 Tidak ada jurnal
Pendapatan investasi – LO 480.000.000
25 Des Kas 300.000.000 Perubahan SAL 300.000.000
Investasi jangka panjang 300.000.000 Pendapatan dividen -LRA 300.000.000
INVESTASI JANGKA PANJANGPENJUALAN
Pada 1 Juli 20X5 nilai investasi di BUMD di neraca sebesar 5.000.000.000. Pemda menjual 20%nya dengan harga 1.750.000.000. (asumsi telah dilakukan pencatatan atas pengakuan laba sampai dengan semester tersebut.
Tanggal Finansial Anggaran
1 Juli Kas 1.750.000.000 Perubahan SAL 1.750.000.000
Investasi jangka panjang
1.000.000.000 Penerimaan pembiayaan dari penjualan investasi
1.750.000.000
Surplus penjualan investasi
750.000.000
TRANSAKSI UTANG JANGKA PENDEK
Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menerima penagihan atas kegiatan pemeliharaan rutin AC 10.000.000. Kegiatan telah diselesaikan Namun tagihan diterima setelah tutup anggaran sehingga tidak dapat dikeluarkan kas untuk membayar kegiatan tersebut.
Tanggal Finansial Anggaran30 Juni Beban pemeliharaan 200.000.000 Tidak ada jurnal
Utang 200.000.00030 Juni Utang 10.000.000 Belanja pemeliharaan 10.000.000
Kas 10.000.000 Estimasi Perubahan SAL
10.000.000
TRANSAKSI UTANG
Pada 1 April 20X2 Kota Bengawan menerima utang dari Luar Negeri 5.000.000.000 untuk pengembangan jaringan transportasi yang dapat menunjang industri di kota tersebut. Utang tersebut berbunga rendah 4% per tahun. Bunga dibayar setiap tanggal 1 April dan pembayaran akan dilakukan setelah 5 tahun selama 5 kali angsuran.
Tanggal Finansial Anggaran1 April 20X2 Kas 5.000.000.000 Estimasi Perubahan SAL 5.000.000.000
Utang 5.000.000.000 Penerimaan pembiayaan - utang jangka panjang
5.000.000.000
31 Des 20X3
Beban bunga 150.000.000 Tidak ada jurnal
Utang bunga 150.000.000
1 Des 20X3 Utang bunga 150.000.000 Belanja bunga 200.000.000
Beban bunga 50.000.000 Estimasi Perubahan SAL 200.000.000
Kas 200.000.000
TERIMA KASIH
Profesi untukMengabdi pada
NegeriDwi Martani
[email protected] atau [email protected]
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
Akuntan