Gambaran Proses Produksi Kawat Las

23
Gambaran proses produksi kawat las Proses pembuatan kawat las secara umum, mulai dari awal sampai akhir adalah sama, yang membedakan adalah waktu pencampuran, ketebalan lapisan ( coating ), kelembaban saat tahap pengeringan, waktu pemanasan dan suhu di oven serta pemberian cap sesuai nama  produknya. Secara umum, produksi kawat las terdiri dari beberapa tahap, antara lain:  Pencucian ( washing ) Sebelum dilakukan proses pencampuran, alat pencampur ( mixer ) dicuci terlebih dahulu dengan air sebelum digunakan. Pencucian ini bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa campuran bubuk pengelasan yang telah digunakan sebelumnya. Setelah bersih, air bekas  pencucian dibuang ke saluran air.  Pencampuran ( mixing ) Proses pencampuran dilakukan dengan mixer . Bahan yang digunakan dalam campuran antara lain bubuk pengelasan, sodium silikat, potasium silikat dan air. Bahan-  bahan tersebut dimasukkan kedalam mixer dan dilakukan pengadukan selama beberapa menit. Bahan yang dicampurkan dengan bubuk pengelasan antara lain air dengan sodium silikat atau air dengan potasium silikat. Campuran bahan-bahan tersebut digunakan sebagai  pelapis pada kawat inti.

description

Welding product

Transcript of Gambaran Proses Produksi Kawat Las

  • Gambaran proses produksi kawat las

    Proses pembuatan kawat las secara umum, mulai dari awal sampai akhir adalah sama,

    yang membedakan adalah waktu pencampuran, ketebalan lapisan (coating), kelembaban saat

    tahap pengeringan, waktu pemanasan dan suhu di oven serta pemberian cap sesuai nama

    produknya. Secara umum, produksi kawat las terdiri dari beberapa tahap, antara lain:

    Pencucian (washing)

    Sebelum dilakukan proses pencampuran, alat pencampur (mixer) dicuci terlebih

    dahulu dengan air sebelum digunakan. Pencucian ini bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa

    campuran bubuk pengelasan yang telah digunakan sebelumnya. Setelah bersih, air bekas

    pencucian dibuang ke saluran air.

    Pencampuran (mixing)

    Proses pencampuran dilakukan dengan mixer. Bahan yang digunakan dalam

    campuran antara lain bubuk pengelasan, sodium silikat, potasium silikat dan air. Bahan-

    bahan tersebut dimasukkan kedalam mixer dan dilakukan pengadukan selama beberapa

    menit. Bahan yang dicampurkan dengan bubuk pengelasan antara lain air dengan sodium

    silikat atau air dengan potasium silikat. Campuran bahan-bahan tersebut digunakan sebagai

    pelapis pada kawat inti.

  • Mixer yang digunakan untuk mencampur adonan bubuk pengelasan

    Pencetakan (pressing)

    Adonan bubuk pengelasan yang siap dimasukkan ke mesin pencetakan

    Campuran yang dihasilkan kemudian dikeluarkan dari dalam mixer, kemudian

    dituang kedalam wadah. Campuran di wadah tersebut lalu dimasukkan ke dalam mesin

    pencetakan (pressing).

  • Kawat inti ditimbang sebelum proses produksi kawat las

    Sebelum dilakukan pencetakan di dalam mesin, kawat inti terlebih dahulu ditimbang.

    Berat kawat inti yang sering digunakan adalah 100kg. Kawat inti yang sudah ditimbang lalu

    ditambahkan sedikit demi sedikit ke mesin. Satu persatu kawat yang ditambahkan masuk

    kedalam mesin kemudian terlapis dengan campuran bubuk pengelasan.

    Proses pencetakan kawat las

  • Kawat yang sudah terlapis tadi keluar dari mesin lalu melewati gir. Saat kawat

    berlapis tadi baru keluar, dilakukan pengamatan apakah terdapat cacat pada pelapis kawat.

    Jika terjadi cacat, lapisan tersebut dikelupas lalu pengelupasannya dikembalikan kedalam

    wadah campuran untuk diproses kembali.

    Kawat las yang baru keluar dari mesin

    Pengamatan kualitas kawat las

  • Seringkali terjadi macet pada mesin sehingga kawat sulit keluar dari mesin. Penyebab

    kemacetan pada mesin adalah ujung kawat inti yang tidak rata. Jika terjadi macet pada mesin,

    kawat segera ditarik keluar. Apabila sulit ditarik, kawat inti tersebut terpaksa dibengkokkan

    lalu dibuang karena tidak dapat dimanfaatkan lagi. Kawat inti yang terbuang dalam sekali

    produksi jumlahnya terbilang kecil, kurang dari 200gr. Sedangkan kawat las yang dihasilkan

    dalam sekali produksi biasanya sekitar 450kg. Kawat yang bengkok tersebut biasanya

    dibuang bersama sampah lainnya dari bagian kantor dan dianggap sampah rumah tangga,

    tidak diserahkan kepada pihak tertentu untuk diolah kembali.

    Pengeringan (drying)

    Setelah kawat keluar dari mesin kemudian ditata diatas rak besi. Setelah satu rak

    penuh lalu ditumpuk dengan rak berikutnya sampai penuh. Ketinggian rak yang ditumpuk

    sekitar 30 40 buah. Setelah itu tumpukan rak yang berisi kawat las dipindahkan kedalam

    ruangan pengeringan dan disimpan selama 36 jam.

    Kawat las ditata di rak besi

  • Proses pengeringan di ruangan khusus

    Pemanasan di oven

    Setelah dilakukan pengeringan, kemudian tumpukan rak berisi kawat las dipindahkan

    kedalam oven. Kawat las dipanaskan selama beberapa jam untuk menghilangkan sebanyak

    mungkin kadar air. Uap air yang keluar dari oven dikeluarkan melalui cerobong asap dan

    dibuang keluar.

    Kawat las yang siap dipanaskan

  • Oven untuk memanaskan kawat las

    Penyortiran

    Kawat las yang sudah dikeluarkan dari oven didiamkan selama kurang lebih 30 menit

    untuk menghilangkan panas. Setelah dingin, kawat-kawat las tersebut diperiksa

    kelembabannya. Jika melebihi standar yang sudah ditentukan, maka kawat tersebut

    dikembalikan ke oven untuk dikurangi kadar airnya. Kadar kelembaban yang tinggi pada

    kawat las tersebut dapat menyebabkan lapisan pada kawat menjadi pecah saat dilakukan

    pengelasan, yang berarti kualitas kawat tersebut buruk. Kawat yang kadar kelembabannya

    sudah dibawah standar lalu disimpan di bagian penyimpanan/ gudang. Produk jadi tersebut

    baru dikeluarkan dari gudang jika ada pesanan.

    Pemberian cap (printing)

    Kawat yang disimpan di gudang kemudian dikeluarkan dan diberi cap jika ada

    pesanan. Pemberian cap dilakukan pada kawat las untuk menandai sesuai nama produk atau

  • merek dagang. Nama produk yang dicetak pada kawat las antara lain: MG 600 (NOX 29),

    MG 210 (CAST 31), MG 570 (CON 53), MG 610 (NOX 21), MG 601 (29 SYN), MG 750

    (NOX 35), MG 540 (CON 15), MG 740 (DUR 3), MG 500 (CON 33), MG 206 (CAST 6),

    MG 310 (CU 11), SELECTRODE 29 SYN, MG 650 (NOX 4), MG 743 (DUR 42), MG 790

    (DUR 65), MG 660 (NOX 10), MG 770 (DUR 18), MG 710 (DUR 7), MG 7150 (DUR 150),

    dan MG 200 (CAST 1). Kode yang terdapat didalam kurung adalah jenis bubuk pengelasan

    yang digunakan sebagai pelapis.

    Mesin pengecapan kawat las

    Kawat las yang sudah diberi cap

  • Pengemasan (packing)

    Setelah dilakukan pencetakan, kawat las kemudian dimasukkan kedalam kemasan.

    Tiap kemasan berisi 5kg kawat las. Setelah dikemas kemudian dipasang stiker nama produk,

    segel dan dibungkus plastik.

    Kawat las yang sudah dikemas

  • Nama produk Jenis kawat inti Lama

    pencampuran

    (menit)

    Kelembaban

    lapisan sebelum

    oven (%)

    Suhu

    pemanasan

    (C)

    Waktu pemanasan (jam) Kelembaban

    maksimal

    setelah

    pemanasan

    (%)

    Pre bake Ramp up Hold

    MG 600 (NOX 29) ER 312 (1.4337 29/9) 15 < 2 450 - 4 2 0,3

    MG 210 (CAST 31) NiFe (bimetal) 20 < 1,2 180 2

    (150C)

    0,5 1 0,8

    MG 570 (CON 53) Mild Steel (1.4323) 15 < 6 450 - 4 2 2 - 4

    MG 610 (NOX 21 ER 310 (1.4842 NCT 3) 15 < 2 450 - 4 2 0,3

    MG 601 (29 SYN) ER 308L (1.4316) 12 < 2 450 - 4 2 0,3

    MG 750 (NOX 35) Mild Steel (1.0323) 10 < 2 450 - 4 3 0,3

    MG 540 (CON 15) Mild Steel (1.0323) 12 < 2 400 - 4 2 0,3

    MG 740 (DUR 3) Mild Steel (1.0323) 10 < 2 400 - 4 2 0,3

    MG 500 (CON 33) Mild Steel (1.0323) 12 < 2 120 - - 2 1,5

    MG 206 (CAST 6) NiCu (monel) 15 < 2 120 2 (50C) 0,5 120 0,8

    MG 310 (CU 11) ER Cu Sn-A 15 < 2 280 - 1 2 1

    SELECTRODE 29

    SYN

    ER 308L (1.4316) 15 < 2 450 - 4 2 0,3

    MG 650 (NOX 4) ER 308L (1.4316) 15 < 2 450 - 4 2 0,3

    MG 743 (DUR 42) Mild Steel (1.0323) 12 < 2 400 - 4 2 0,3

    MG 790 (DUR 65) Mild Steel (1.0323) 10 < 2 185 - 1 1 0,4

    MG 660 (NOX 10) ER 316L (1.4430) 15 < 2 450 - 4 2 0,3

    MG 770 (DUR 18) Mild Steel (1.0323) 10 < 2 400 - 4 3 0,3

    MG 710 (DUR 7) Mild Steel (1.0323) 12 < 2 450 - 4 2 0,3

    MG 7150 (DUR 150) Mild Steel (1.0323) 12 < 2 160

    (centigrade)

    - 8 (120

    centigrade)

    6 0,6

    MG 200 (CAST 1) Ni 99.2 20 < 1,2 180 2 (50C) 0,5 1 0,8

    Tabel prosedur standar operasi sesuai jenis kawat las

  • Penggunaan energi listrik per bulan

    Pemakaian tenaga listrik berikut ini dilihat dari pemakaian rata-rata dalam satu bulan.

    Dalam hal ini, waktu pemakaian listrik dibagi menjadi dua oleh Perusahaan Listrik Negara

    (PLN), yaitu Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) yaitu pukul 22.00 18.00 dan Waktu Beban

    Puncak (WBP) . Karena waktu operasi berada saat jam kerja yaitu pukul 08.00 17.00, maka

    besar pemakaian listrik dilihat saat LWBP. Besar rata-rata pemakaian listrik di bagian welding

    dalam satu bulan sebesar 3804 Kwh. Besarnya angka pemakaian listrik di bagian welding

    sebenarnya didominasi oleh pemakaian listrik di area kantor yang masih termasuk wilayah

    welding karena berlangsung setiap hari kerja, seperti penggunaan AC, komputer dan lainnya.

    Sedangkan pemakaian listrik untuk proses produksi kawat las sendiri kemungkinan besar lebih

    kecil karena proses produksi tidak berlangsung setiap hari.

    Bahan baku dan bahan penolong

    Proses produksi kawat las membutuhkan bahan baku dan bahan penolong. Bahan

    bakunya yaitu kawat inti (core wire) , serta bahan penolong seperti air, potasium silikat, sodium

    silikat dan bubuk pengelasan (welding powder).. Masing-masing kawat inti terdiri atas berbagai

    jenis, yaitu: ER 312 (1.4337 29/9), NiFe (bimetal), Mild Steel (1.4323), ER 310 (1.4842 NCT 3),

    ER 308L (1.4316), Mild Steel (1.0323), NiCu (monel), ER Cu Sn-A, ER 316L (1.4430), serta Ni

    99.2. Diameter kawat yang digunakan antara lain: 2mm, 2,5mm, 3,25mm dan 4mm.

  • Kawat inti

    Sedangkan bubuk pengelasan dikemas dalam drum berwarna hitam dengan berat 50kg.

    Jenis bubuk pengelasan yang tersedia antara lain: NOX 4, NOX 10, NOX 21, NOX 29, NOX

    35, CAST 1, CAST 6, CAST 31, CON 15, CON 33, CON 53, 29 SYN, DUR 3, DUR 7, DUR

    18, DUR 42, DUR 65, DUR 150, CU 11. Namun yang sering digunakan hanya CAST 1, CAST

    6, NOX 4, NOX 21, NOX 29, NOX 309L, DUR 7 dan DUR 18.

    Bubuk pengelasan didalam drum

  • Dari berbagai jenis bubuk pengelasan yang digunakan, hanya beberapa jenis saja yang

    sering digunakan dalam proses produksi serta tercantum komposisinya, antara lain:

    Jenis bubuk pengelasan Komposisi Kadar (%)

    NOX 29 Kalsium karbonat 1-10

    Kalsium fluorida 1-10

    Potasium oksalat 1-10

    Kromium 10-25

    Besi 10-20

    Silikon 1-10

    Titanium dioksida 20-30

    Mangan 1-10

    Potasium feldspar 5-15

    NOX 35 Silikon dioksida 10-20

    Kalsium karbonat 10-20

    Barium karbonat 1-10

    Besi oksida 1-10

    Kalsium fluorida 1-10

    Titanium dioksida 10-20

    Kromium 5-15

    Nikel 5-15

    Mangan 5-15

    CAST 1 Silikon dioksida 10-20

    Kalsium karbonat 20-30

    Karbon 1-10

    Barium karbonat 20-40

    Besi oksida 1-10

    Kalsium fluorida 10-20

    CAST 6 Silikon dioksida 10-20

    Kalsium karbonat 20-30

    Karbon 1-10

    Barium karbonat 35-45

    Kalsium fluorida 10-20

    DUR 7 Kalsium karbonat 1-10

    Kalsium fluorida 25-35

    Karbon 5-15

  • Potasium oksalat 1-10

    Kromium 15-25

    Besi 10-20

    Silikon 1-10

    Barium karbonat 1-10

    Titanium dioksida 1-10

    DUR 18 Sodium alum fluorida 1-10

    Silikon 1-10

    Kalsium karbonat 1-10

    Karbon 5-15

    Besi oksida 1-10

    Kalsium fluorida 1-10

    Titanium dioksida 15-25

    Kromium 20-40

    Potasium oksalat 1-10

    Besi 10-20

    Potasium feldspar 1-10

    SYN Nic 29 Kalsium karbonat 1-10

    Kalsium fluorida 1-10

    Kromium 20-25

    Besi 10-20

    Silikon 1-10

    Titanium dioksida 20-30

    Mangan 1-10

    Potasium feldspar 5-15

    CON 53 Selulosa 15-25

    Magnesit 10-20

    Besi 30-40

    Silikon dioksida 5-15

    Grafit 5-15

    Tabel komposisi bubuk pengelasan sesuai jenisnya

  • Identifikasi adanya inefisiensi pada proses produksi

    Dalam setiap tahap produksi memungkinkan terjadinya inefisiensi. Untuk memudahkan

    penjelasan mengenai alur produksi kawat las secara umum serta mengidentifikasi kemungkinan

    adanya inefisiensi dalam proses produksi, berikut ini diagram alir proses produksi kawat las.

    Input Proses produk Keluaran bukan

    produk

    Bubuk pengelasan

    dengan potasium silikat

    + air atau sodium

    silikat + air, listrik

    Pencampuran

    (mixing)

    adonan

    Bubuk pengelasan yang

    beterbangan dan terjatuh

    sebagian

    Pencetakan

    (pressing)

    kawat las basah

    Kawat inti dan

    adonan, listrik

    Serpihan campuran

    bubuk pengelasan dan

    kawat inti yang bengkok

    Kawat las basah,

    listrik

    Pengeringan

    (drying) kawat

    las setengah kering

    Air

    Kawat las setengah

    kering, listrik

    Pemanasan

    kawat las kering

    Uap air, panas

    Kawat las kering Penyortiran

    kawat las bebas

    cacat

    Kawat las cacat /

    reject

    Pencucian(washing)

    mesin

    pencampun/ mixer

    Air yang tercampur

    dengan sisa adonan

    sebelumnya

    Listrik, air

  • Diagram alir kemunngkinan inefisiensi produksi kawat las

    Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan, dalam setiap proses perhitungan

    ekonomi dalam produksi kawat las terdiri atas dua bagian yaitu perhitungan ekonomi saat proses

    pembuatan barang jadi (finished goods) dan perhitungan ekonomi saat proses pemberian cap

    sampai pengepakan (proses printing). Namun dalam penerapannya, tidak dicantumkan

    identifikasi kerugian ekonomi akibat sisa bahan yang terbuang (losses) saat proses printing.

    Sehingga meskipun pada tahap itu ada sebagian sisa bahan yang terbuang, hal tersebut dianggap

    nihil. Perhitungan ekonomi yang terdapat identifikasi kerugian ekonomi hanya terdapat pada

    tahap finished goods. Identifikasi kerugian tersebut terdiri atas barang rusak, susut dan bubuk

    pengelasan yang terbuang. Berikut ini analisis rata-rata dalam satu bulan pada tahap finished

    goods.

    Pemberian cap

    (printing) kawat

    las telah dicap

    Kawat las bebas

    cacat, listrik, tinta cap

    Tumpahan tinta cap

    Kawat las yang telah

    dicap, listrik

    Pengepakan

    (packing) kawat

    las yang sudah

    dikemas

    Sisa potongan lakban,

    panas, kertas stiker,

    plastik.

    Kawat las siap

    dipasarkan

  • Total produksi merupakan hasil dari penjumlahan hasil penimbangan bahan baku dan

    bahan penolong sebelum proses produksi. Dalam satu bulan kurang lebih sekitar 349 kg bahan

    baku dan bahan penolong yang digunakan dengan keuntungan maksimal yang mungkin

    diperoleh sekitar Rp 66.119.658,-.

    Spoilage atau bisa didefinisikan sebagai bahan baku dan bahan penolong yang terbuang

    yang masih dapat dimanfaatkan kembali untuk proses produksi (reuse). Dalam satu bulan kurang

    lebih sekitar 7,8 kg bahan baku dan bahan penolong yang terbuang namun masih dapat

    digunakan kembali. Dengan presentase sebesar 2,23% dari berat total produksi, perkiraan

    nilainya sekitar Rp 1.477.745,-.

    Used material atau bahan baku dan bahan penolong yang pada kenyataannya benar-benar

    diproses menjadi barang jadi. Dalam satu bulan kurang lebih sekitar 347,9 kg bahan baku dan

    bahan penolong yang diproses menjadi barang jadi. Dengan presentase sebesar 99,68% dari total

    produksi, perkiraan nilainya sekitar Rp. 66.119.658,-.

    Losses adalah kerugian akibat kehilangan bahan baku dan bahan penolong saat proses

    produksi atau bahan yang tidak dapat digunakan kembali. Dalam satu bulan kurang lebih sekitar

    3,1 kg bahan yang terbuang. Dengan presentase sebesar 0,89% dari total produksi, perkiraan

    nilainya sekitar Rp122.843,-

    Dengan demikian jika dilihat berdasarkan prinsip produksi bersih dengan 4R-nya, proses

    penggunaan kembali bahan baku dan bahan penolong (reuse) dapat menghemat sekitar

    Rp1.477.745,- setiap bulannya. Meskipun angka tersebut mungkin terbilang kecil untuk skala

    industri, namun dampak terhadap manusia dan lingkungan dapat dikurangi.

  • Limbah

    Berdasarkan identifikasi inefisiensi pada tiap tahap produksi yang telah dibahas

    sebelumnya, ada berbagai macam keluaran bukan produk atau limbah dari setiap prosesnya.

    Salah satu diantaranya berpotensi mencemari lingkungan ketika dibuang keluar. Limbah yang

    berpotensi mencemari lingkungan yaitu limbah yang dihasilkan saat proses pencucian mesin

    mixer dengan air. Air yang keluar setelah pencucian telah bercampur dengan bubuk pengelasan,

    potasium silikat dan sodium silikat. Air tersebut dibuang melalui saluran air yang berada di

    ruang produksi welding. Untuk melihat perbandingan kualitas air sebelum dan sesudahnya,

    dilakukan pengambulan sampel di beberapa titik tertentu. Berikut ini proses air yang digunakan

    mulai dari sumbernya (inlet) hingga bagian akhir yang digunakan sebagai titik pengambilan

    sampel (outlet).

    Bagan alir titik pengambilan sampel sesuai aliran air

    Sumber

    air (inlet

    welding)

    Air bekas

    pencucian

    dari mixer

    (outlet

    welding)

    Kolam

    penampungan

    air dari

    welding (

    outlet A)

    Kolam

    penampungan

    air dari

    welding

    (outlet B)

    Lingkungan

  • Dari beberapa titik pengambilan sampel tersebut, didapat hasil pengamatan kualitas air

    buangan dengan bagian inlet sebagai pembanding.

    Parameter Standar * Satuan Inlet

    welding

    Outlet

    welding

    Outlet A Outlet B

    pH 6 9 - 5,03 7,83 7,89 6,5

    Temperatur < 40C C 27,6 27,39 27,07 26,6

    Kekeruhan 5 ** NTU 0 60 22 11

    Zat padat

    terlarut

    < 4000 mg/L 120 140 140 70

    Oksigen

    terlarut

    > 3 *** mg/L 7800 7800 7900 7900

    Ion klorida < 2 mg/L 33000 21000 8000 4200

    Ion nitrat < 30 mg/L 1100 100 480 1100

    Ion kalsium (tidak

    terdapat

    standarnya)

    mg/L 99000 99000 99000 99000

    *Berdasarkan KEPMENLH No. Kep-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi

    Kegiatan Industri (golongan baku mutu limbah cair II).

    **Berdasarkan KEPMENKES No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan

    Pengawasan Kualitas Air Minum.

    *** Berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

    Pencemaran Air.

    Tabel hasil pengamatan kualitas air

    Secara umum dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa kualitas air relatif baik saat baru

    diambil dari inlet. Kemudian kualitas air menurun drastis saat digunakan dalam proses pencucian

    mixer. Setelah keluar dari saluran air welding, air tertampung di kolam penampungan khusus

    yang berada di luar. Kolam tersebut memiliki sekat sehingga terbagi menjadi dua bagian, yaitu

    outlet A sebagai air yang berasal langsung dari dalam ruang produksi welding, serta outlet B

  • yaitu air yang mengalir dari outlet A setelah bagian tersebut penuh setelah beberapa waktu. Pada

    kolam tersebut ditemukan adanya makhluk hidup seperti ikan, kecebong dan alga yang membuat

    air kolam berwarna hijau. Saat air tertampung di kolam dan terjadi proses baik fisik, kimia dan

    biologi, parameter pH, kekeruhan dan zat padat terlarut menurun mendekati baku mutu meskipun

    beberapa parameter lainnya masih dinilai buruk karena melebihi ambang batas.

    Masalah kesehatan lingkungan produksi kawat las yang dapat mempengaruhi kesehatan

    manusia

    Dalam proses produksi pembuatan kawat las, para pekerja sangat rentan terkena paparan

    debu yang berasal dari bubuk pengelasan. Saat proses pencampuran oleh mixer, sebagian bubuk

    beterbangan saat penuangan kedalam mixer. Pekerja yang menunangkan bubuk menggunakan

    masker, namun pekerja lainnya tidak menggunakan masker sehingga debu yang beterbangan

    berisiko terhirup. Kemungkinan masuknya paparan bubuk pengelasan melalui mulut terbilang

    lebih kecil dibandingkan melalui inhalasi, karena para pekerja selalu mencuci tangan setelah

    bekerja

    Berdasarkan Material Safety Data Sheet (MSDS) dari produsen bubuk pengelasan, secara

    umum bahan berbahaya dalam komposisi bubuk pengelasan, yang berdampak pada kesehatan

    antara lain: besi, besi oksida, mangan, fluorida, nikel, nikel oksida dan kromium heksavalen.

    Dalam paparannya terhadap manusia, ada dua cara paparan berdasarkan waktunya. Yaitu jangka

    pendek (akut) dan jangka panjang (kronis). Berikut ini dampak paparan bubuk pengelasan

    terhadap kesehatan:

  • Paparan jangka pendek (akut)

    Efek yang mungkin dirasakan akibat terpapar bubuk pengelasan secara akut

    seperti demam debu logam, pusing, mual, kekeringan atau iritasi pada hidung, tenggorokan

    atau mata. Jalur masuknya paparan melalui pernafasan.

    Besi, besi oksida dan mangan: hindari paparan berlebih dan diberikan nafas buatan

    jika diperlukan.

    Kromium: terhirupnya kromium menyebabkan iritasi membran nasal dan kulit.

    Fluorida: komponen fluorida menyebabkan rasa terbakar pada mata dan kulit, serta

    edema paru bronkitis. Paparan fluorida pada tingkat tinggi secara ekstrim

    menyebabkan nyeri perut, diare, lelah otot dan kejang-kejang. Dalam kasus yang

    ekstrim menyebabkan hilangnya kesadaran serta kematian.

    Nikel dan nikel oksida: menyebabkan rasa seperti logam, mual, sesak nafas, demam

    dan reaksi alergi.

    Paparan jangka panjang (kronis)

    Dalam paparan jangka panjang, bubuk pengelasan dapat menyebabkan siderosis

    atau penumpukan besi dalam paru-paru serta diyakini dapat mempengaruhi fungsi paru-paru.

    Jalur masuknya paparan melalui pernafasan.

  • Besi dan besi oksida: paparan berlebih dalam jangka panjang terhadap debu besi

    dapat menyebabkan penumpukan besi di dalam paru-paru (siderosis). Paru-paru dapat

    bersih dengan sendirinya jika dihentikannya paparan besi dan senyawanya.

    Mangan: Paparan jangka panjang menyebabkan Manganisme. Sistem saraf pusat

    dapat terpengaruh dan gejala yang muncul antara lain: lelah otot, gangguan bicara,

    gangguan gerak dan tremor. Telah ada kasus yang dilaporkan mengenai bronkitis dan

    fibrosis paru-paru akibat paparan ini. Pekerja yang terpapar harus segera mendapat tes

    kesehatan akibat manganisme.

    Fluorida: Paparan berlebihan oleh fluorida menyebabkan erosi tulang serius,

    kalsifikasi dari tulang dan kalsifikasi dari tulang rusuk yang berlebihan, panggul dan

    tulang belakang, serta juga menyebabkan ruam pada kulit.

    Nikel dan nikel oksida: paparan berlebihan dalam jangka panjang dari produk nikel

    menyebabkan fibrosis paru-paru atau pneumokoniosis.

    Heksavalen kromium: paparan berlebihan dalam jangka panjang telah dilaporkan

    menyebabkan kanker paru-paru pada manusia.

    Jalur pemajanan

    Berdasarkan teori menurut Achmadi (2012), patogenesis penyakit berbasis

    lingkungan dapat digambarkan dalam suatu paradigma yang dibentuk dalam teori simpul.

    Berikut ini penerapan teori simpul Achmadi (2012) dengan kasus paparan bubuk

    pengelasan.

  • Bagan alir proses paparan bubuk pengelasan terhadap manusia

    Sumber Penyakit :

    Agen kimia (besi,

    besi oksida,

    mangan, fluorida,

    nikel, nikel oksida

    dan kromium

    heksavalen.

    Udara Manusia

    (perilaku

    menggunakan

    masker)

    Sehat

    Sakit

    Tingkat pendidikan,

    keterpaparan info kesehatan,

    kebijakan perusahaan,

    pemanfaatan alat pelindung

    diri