Gambaran Prosedur Penanganan Limbah Di Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas...

146
GAMBARAN PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH DI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI ”LEMIGAS” CIPULIR, JAKARTA SELATAN TAHUN 2011 Laporan Magang Diajukan untuk memenuhi persyaratan kuliah semester 8 dan menunjang gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Disusun Oleh : NUR NAJMI LAILA NIM : 107101000119 PEMINATAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 1432H/2011 M

description

Penanganan Limbah

Transcript of Gambaran Prosedur Penanganan Limbah Di Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas...

  • GAMBARAN PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH DI

    PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN

    GAS BUMI LEMIGAS

    CIPULIR, JAKARTA SELATAN TAHUN 2011

    Laporan Magang

    Diajukan untuk memenuhi persyaratan kuliah semester 8

    dan menunjang gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

    Disusun Oleh :

    NUR NAJMI LAILA

    NIM : 107101000119

    PEMINATAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA

    PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    TAHUN 1432H/2011 M

  • FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

    MAGANG, MEI 2011

    Nur Najmi Laila, NIM : 107101000119

    Gambaran Prosedur Penanganan Limbah di Pusat Penelitian dan Pengembangan

    Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS Cipulir Jakarta Selatan Tahun

    2011

    xvi+ 137 halaman, 6 tabel, 9 bagan, 11 diagram, 13 gambar, 6 lampiran

    ABSTRAK

    PPPTMGB LEMIGAS merupakan sebuah institusi pemerintah yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan minyak dan gas bumi. PPPTMGB LEMIGAS memiliki hampir sekitar 60 Laboratorium yang beroperasi untuk melakukan penelitian tersebut. Sehingga pada saat prosesnya terdapat sisa hasil kegiatan berupa Limbah. Dimana sebagian besar limbah yang dihasilkan adalah limbah yang berasal dari Laboratorium. Adapun Limbah Laboratorium yang dihasilkan adalah berupa limbah B3 berbentuk padat, cair, dan gas serta air pecucian alat-alat Labratorium. Berdasarkan paparan tersebut, limbah yang ada termasuk limbah yang berasal dari laboratorium perlu diperlukan prosedur penanganan yang benar dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

    Adapun jenis limbah yang terdapat di KPRT Proses PPPTMGB LEMIGAS adalah Limbah cair non B3 seperti air sisa pencucian alat-alat analisis, limbah cair B3, limbah padat B3, limbah padat non B3 serta emisi yang berasal dari lemari asam. Jenis limbah sebagian besar berbentuk crude oil. Sedangkan untuk karateristik limbah B3 bersifat mudah terbakar dan menguap.

    Adapun pada Prosedur yang dilakukan untuk penanganan limbah Cair B3, Cair non B3, padat B3, padat non B3 dan emisi sebagian besar sudah memenuhi prosedur yang telah ditetapkan Walaupun masih terdapat beberapa hal yang kurang sesuai dengan prosedur yang ada. Sehingga berdasarkan hal tersebut masih perlunya dilakukan pemastian agar semua petugas laboratorium memahami cara pengendalian limbah yang benar sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Memastikan semua petugas Laboratorium menggunakan APD yang sesuai dan lengkap saat bekerja dan begitu juga saat penanganan Limbah yang ada demi keselamatan dan kesehatan para pekerja. Memperbaiki terus menerus penyimpanan limbah sementara, Memperbaiki wadah untuk

  • limbah padat B3. Memperbaiki proses penanganan limbah padat non B3 organik. Meningkatkan pemantauan IPAL secara berkala. mellakukan pemantauan berkala uji kualitas limbah air dan emisi yang ada, yang dilakukan minimal 2 kali dalam setahun oleh internal dari Lemigas sendiri. Serta memastikan pengawasan terhadap lemari asam di seluruh laboratorium agar berfungsi dengan baik. Kata kunci : Penanganan Limbah, PPPTMGB LEMIGAS, limbah cair, padat dan gas. Daftar Bacaan : 29 (1985-2010)

  • PERNYATAAN PERSETUJUAN

    GAMBARAN PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH

    PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN

    GAS BUMILEMIGAS

    CIPULIR JAKARTA SELATAN TAHUN 2011

    Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Magang Program

    Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Jakarta, Mei 2011

    Mengetahui

    Ela Laelasari, SKM, M.Kes Ir. Sugeng Riyono, M.Phil

    Pembimbing Fakultas Pembimbing Lapangan

  • PANITIA SIDANG UJIAN MAGANG

    PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Jakarta, Mei 2011

    Penguji I,

    Ela Laelasari, SKM, M.Kes

    Penguji II,

    Raihana NAdra Alkaff, SKM, MMA

  • DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama lengkap : Nur Najmi Laila

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 1 April 1989

    Warganegara : Indonesia

    Agama : Islam

    Alamat : Jl. Irian Blok C. 73 No. 17 Sarua Permai-Benda Baru Pamulang

    Tangerang Selatan

    Telepon : 08569976037 / (021) 96174082

    E-mail : [email protected]

    Pendidikan Formal:

    1. TK Islam Bukit Indah Pamulang (1994-1995)

    2. SD Tirta Buaran, Sarua Permai Ciputat (1995 2001)

    3. Mts Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2001 2004)

    4. MAN 11 Jakarta (2004 2007)

    5. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran

    dan Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat, Peminatan

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (2007 sekarang)

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan

    Maha Penyayang, yang telah memberi kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan Laporan Magang ini.

    Laporan ini disusun dalam rangka menunjang sistem pembelajaran pada mata

    kuliah magang Program Studi Kesehatan Masyarakat semester VIII Fakultas Kedokteran

    dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama penyusunan laporan ini,

    penulis sangat berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam

    proses penyusunan laporan ini, diantaranya :

    1. Kedua orang tua penulis. Terima kasih untuk semua hal yang sudah

    diberikan, yang juga senantiasa mendoakan setiap langkah yang penulis

    kerjakan demi kesuksesan penulis.

    2. Ibu Ela Laelasari, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Fakultas, terima

    kasih atas semua arahan dan masukkan dalam bimbingannya selama magang

    dan penyusunan laporan ini.

    3. Bapak Ir. Sugeng Riyono M.Phil. selaku Pembimbing Lapangan yang selalu

    memberikan bimbingan, masukkan, inspirasi dan arahan kepada penulis.

    4. Ibu Dr. Puspa Ratu. Selaku Pembimbing lapangan di gedung KPRT Proses.

    5. Seluruh Staff Komite LK3 PPPTMGB LEMIGAS, Pak Muksis, Pak Amir,

    Pak Aris, Mba Mawar, Ibu Ikha, Pak Michael dan Mba Gita. Terima kasih

    atas bantuan dan saran serta informasinya.

    6. Rekan-rekan mahasiswa dan segenap pihak yang telah berperan aktif

    membantu Penulis dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat penulis

    sebutkan dalam laporan ini.

    Akhir kata, kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kesalahannya

    datangnya dari Penulis selaku manusia yang dhaif, sehingga saran dan kritik dari

    pembaca sangat Penulis harapkan demi terciptanya perbaikan di masa yang akan

    datang.

    Ciputat, Maret 2011

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    ABSTRAK ........................................................................................................... i

    PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................................iii

    PERNYATAAN PENGUJI .............................................................................. iv

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... v

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

    DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xii

    DAFTAR DIAGRAM ..................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

    1.2 Tujuan Magang ............................................................................................ 3

    1.2.1 Tujuan Umum .................................................................................. 3

    1.2.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 3

    1.3 Manfaat Magang .......................................................................................... 4

    1.3.1 Bagi mahasiswa ................................................................................ 4

    1.3.2 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat ................................... 5

    1.3.3 Bagi Institusi Magang....................................................................... 6

  • BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Limbah ........................................................................................................ 7

    2.1.1. Pengertian Limbah .......................................................................... 7

    2.1.2. Klasifikasi dan Karateristik Limbah .............................................. 7

    2.2. Limbah Cair ............................................................................................... 8

    2.2.1. Pengertian Limbah Cair.................................................................. 8

    2.2.2. Sumber Limbah Cair ...................................................................... 8

    2.2.3. Komposisi Limbah Cair .................................................................. 9

    2.2.4. Tujuan Pengolahan Limbah Cair Industri .................................... 9

    2.2.5. Dampak Limbah Cair .................................................................. 10

    2.2.6. Cara- cara Pengolahan Limbah cair ............................................ 12

    2.3. Limbah Padat ............................................................................................ 15

    2.3.1. Pengertian Limbah Padat ............................................................. 15

    2.3.2. Sumber Limbah Padat ................................................................. 16

    2.3.3. Kategori Limbah Padat ................................................................ 17

    2.3.4. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ............................. 17

    2.3.5. Cara Pengolahan Limbah Padat .................................................. 18

    2.3.6. Dampak Limbah Padat Industri .................................................. 21

    2.4. Limbah Gas .............................................................................................. 22

    2.4.1. Pengertian Pencemaran Udara ..................................................... 22

    2.4.2. Sumber Pencemar Udara ............................................................. 22

    2.4.3. Komposisi Pencemar Udara ......................................................... 23

    2.4.4. Parameter Limbah Udara ............................................................ 24

  • 2.4.4.1. Emisi Industri ................................................................. 24

    2.4.4.2. Tingkat Kebauan ............................................................ 26

    2.4.5. Dampak Pencemaran Udara ........................................................ 27

    2.4.6. Tujuan Pengolahan Limbah Gas ................................................. 29

    2.4.7. Cara-cara Pengolahan .................................................................. 29

    2.6 Gambaran Umum Perusahaan .................................................................. 32

    2.6.1 Sejarah PPPTMGB LEMIGAS ................................................. 32

    2.6.2 Visi dan Misi PPPTMGB LEMIGAS ....................................... 34

    2.6.3 Tugas Pokok PPPTMGB LEMIGAS ......................................... 34

    2.6.4 Sumber Daya Manusia (SDM) PPPTMGB LEMIGAS ............ 36

    2.6.5 Struktur Organisasi PPPTMGB LEMIGAS ............................. 36

    2.7 Gambaran Umum Health Safety Environment (HSE) ............................. 38

    2.7.1 Komite LK3 .................................................................................... 39

    2.7.2 Kebijakan LK3 ............................................................................... 40

    2.7.3 Tujuan dan Sasaran LK3 ............................................................... 43

    2.7.4 Struktur Organisasi Komite LK3 .................................................. 45

    2.8 Gambaran Umum Kelompok Program Riset Teknologi (KPRT)Proses . 47

    2.9 UKL dan UPL ............................................................................................ 50

    2.10 Pelaksanaan ISO 14001 : 2004 ................................................................. 51

    BAB III ALUR DAN JADWAL KEGIATAN

    3.1 Alur Kegiatan Magang .............................................................................. 52

    3.2 Jadwal kegiatan Magang ........................................................................... 54

  • BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Jenis dan Karakteristik Limbah di KPRT Proses .................................. 58

    4.2. Prosedur Penanganan Limbah Cair B3 KPRT Proses ............................ 62

    4.3. Prosedur Penanganan Limbah Cair Non B3 KPRT Proses .................... 75

    4.3.1. IPAL KPRT Proses ....................................................................... 83

    4.3.2. Pemantauan Limbah Cair KPRT Proses ..................................... 87

    4.4. Prosedur Penanganan limbah padat B3 KPRT Proses ........................... 90

    4.5. Prosedur Penanganan Limbah padat non B3 KPRT Proses ................... 99

    4.6. Prosedur Penanganan Limbah Emisi Laboratorium KPRT Proses ..... 111

    4.6.1.1 Pengukuran Cerobong Lemari Asam KPRT Proses ............... 118

    4.6.1.2 Hasil Pengukuran Udara Lingkungan KPRT Proses .............. 119

    4.7. Gudang Penyimpanan Limbah KPRT Proses ....................................... 120

    4.8. Gambaran perbandingan hasil dari nilai prosedur penanganan

    terhadap jenis limbah yang ada. ........................................................... 121

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 124

    5.2 Saran ......................................................................................................... 125

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 128

    LAMPIRAN ................................................................................................... 132

  • DAFTAR TABEL

    No. Tabel Halaman

    2.7 Konsep Sistem Manajemen Limbah (SML) .............................................. 75

    4.1 Prosedur penanganan limbah cair B3 dan penilaiannya terhadap

    kelompok-kelompok KPRT Proses tahun 2011 ............................................63

    4.2 Prosedur penanganan limbah cair non B3 dan penilaiannya terhadap

    kelompok-kelompok KPRT Proses tahun 2011 ........................................ 76

    4.3 Prosedur penanganan limbah Padat B3 dan penilaiannya terhadap

    kelompok-kelompok KPRT Proses tahun 2011 ........................................ 92

    4.4 Prosedur penanganan limbah Padat Non B3 dan penilaiannya terhadap

    kelompok-kelompok KPRT Proses tahun 2011 ...................................... 101

    4.5 Prosedur penanganan limbah Emisi dan penilaiannya terhadap

    kelompok-kelompok KPRT Proses tahun 2011 ...................................... 114

  • DAFTAR BAGAN

    No. Bagan Halaman

    2.1 Penanganan Limbah Cair .......................................................................... 15

    2.2 Skema Penaganan Limbah ........................................................................ 31

    2.3 Struktur Organisasi PPPTMGB LEMIGAS tahun 2010 .................... 38

    2.4 Struktur Organisasi Komite LK3 PPPTMGB LEMIGAS tahun 2011 46

    2.5 Struktur Organisasi Gedung KPRT Proses tahun 2011 ........................... 48

    2.6 Konsep Sistem Manajemen Limbah (SML) .............................................. 51

    3.1 Alur Kegiatan Magang .............................................................................. 52

    4.1 Penanganan Limbah KPRT Proses PPPTMGB LEMIGAS ................ 61

    4.2 Cara Kerja IPAL ....................................................................................... 83

  • DAFTAR DIAGRAM

    No. Diagram Halaman

    4.1 Skoring Pencapaian dalam Prosedur Penanganan Limbah

    Cair B3 yang dilakukan tiap Kelompok KPRT Proses ............................ 67

    4.1 Pencapaian prosedur penanganan limbah cair B3 yang dilakukan

    tiap Kelompok KPRT Proses ..................................................................... 74

    4.2 Skoring Pencapaian dalam Prosedur Penanganan Limbah Cair non B3

    yang dilakukan tiap Kelompok KPRT Proses ......................................... 77

    4.3 Pencapaian prosedur penanganan limbah cair non B3 yang dilakukan

    tiap Kelompok KPRT Proses ..................................................................... 82

    4.4 Skoring Pencapaian dalam Prosedur Penanganan Limbah Padat B3

    yang dilakukan tiap Kelompok KPRT Proses .......................................... 94

    4.5 Pencapaian prosedur penanganan limbah Padat B3 yang dilakukan

    tiap Kelompok KPRT Proses ..................................................................... 98

    4.6 Skoring Pencapaian dalam Prosedur Penanganan Limbah Padat Non B3

    yang dilakukan tiap Laboratorium KPRT Proses .................................. 103

    4.7 Pencapaian prosedur penanganan limbah Padat Non B3 yang dilakukan

    tiap Kelompok KPRT Proses ................................................................... 110

    4.8 Skoring Pencapaian dalam Prosedur Penanganan Limbah Emisi

    yang dilakukan tiap Kelompok KPRT Proses ........................................ 114

    4.10 Pencapaian prosedur penanganan limbah Emisi yang dilakukan

    tiap Kelompok KPRT Proses ................................................................ 117

    4.11 Perbandingan persentase penanganan limbah antara kelompok ....... 121

  • DAFTAR GAMBAR

    No. Gambar Halaman

    4.9 Limbah Sisa Analisis dan Limbah B3 Sisa Sampel Di Kelompok

    Analisis dan Kimia Terapan KPRT Proses .............................................. 69

    4.2 Limbah B3 yang ditampung dalam botol kecil di KPRT Proses.............. 70

    4.3 Autoklaf dan hasil analisis setelah dilakukan pemanasan di Autoklaf .... 79

    4.4 Hasil reagen setelah dilakukan uji kinerja autoklaf ................................. 80

    4.5 IPAL KPRT Proses PPPTMGB LEMIGAS ......................................... 86

    4.6 Wadah Penampungan Majun di KPRT Proses ....................................... 96

    4.7 Tungku pembakar dan Areal pembuangan sampah Organik ............... 104

    4.8 Jenis tempat sampah organik dan anorganik di KPRT Proses .............. 107

    4.9 Gerobak pengangkut sampah organik ................................................... 108

    4.10Gerobak Sampah Anorganik dan Tempat Penampungan Sementara

    Sampah Anorganik ............................................................................... 108

    4.11 Tempat sampah tertutup di Kelompok Bioteknologi KPRT Proses .... 109

    4.12 Lemari asam dan exhause KPRT Proses ............................................. 116

    4.13 Gudang penyimpanan Limbah KPRT Proses....................................... 121

  • DAFTAR LAMPIRAN

    No. Lampiran Halaman

    1. Surat Perizinan magang ..................................................................... 130

    2. Prosedur- prosedur terkait Pengendalian Limbah ........................... 131

    3. Formulir-formulir Inspeksi Limbah.................................................. 132

    4. Hasil Pengukuran Air Limbah .......................................................... 133

    5. Hasil Pengukuran emisi ruang kerja dan cerobong.......................... 134

    6. Surat-surat berita penyerahan limbah .............................................. 135

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Kegiatan industri dan teknologi dapat memberikan dampak langsung, disamping

    juga memberikan dampak tak langsung. Dikatakan dampak langsung apabila akibat

    kegiatan industri dan teknologi tersebut dapat langsung dirasakan oleh manusia. Dampak

    langsung yang bersifat positif memang diharapkan. Akan tetapi, dampak tak langsung

    yang bersifat negatif yang mengurangi kualitas hidup manusia harus dihindari atau

    dikurangi. Adapun dampak langsung yang bersifat negatif akibat kegiatan industri dan

    teknologi, dapat dilihat dari terjadinya masalah-masalah pencemaran udara, pencemaran

    air dan pencemaran daratan. Kegiatan pencemaran tersebut diatas mengurangi daya

    dukung alam. Pencemaran air dan pencemaran daratan. Kegiatan pencemaran tersebut di

    atas akan mengurangi daya dukung alam. Pencemaran udara, air dan daratan perlu

    dihindari sebagai bagian usaha menjaga kelestarian lingkungan (Wardhana, 2004).

    Adapun kegiatan penelitian dan pengembangan terhadap minyak dan gas

    mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Karena Minyak

    bumi merupakan komoditas ekspor utama Indonesia yang digunakan sebagai sumber

    bahan bakar dan bahan mentah bagi industri petrokimia. Kegiatan penelitian yang

    dilakukan biasanya menghasilkan hasil samping seperti limbah bahan-bahan kimia yang

    digunakan dalam penelitian yang dilakukan terhadap minyak dan gas bumi tersebut. Hal

    ini tentunya dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan sekita baik itu

    berupa cair, padat maupun gas. Undang-undang No 22 tahun 2001 tentang Minyak dan

  • 2

    Gas Bumi mensyaratkan pengelolaan lingkungan hidup, yakni pencegahan dan

    penanggulangan pencemaran serta pemulihan atas terjadinya kerusakan lingkungan

    hidup sebagai akibat kegiatan pertambangan, bagi badan usaha yang menjalankan usaha

    di bidang eksploitasi minyak bumi.

    Adapun Dampak pencemaran terhadap kesehatan manusia adalah seperti dapat

    menyebabkan seseorang sakit kepala dan pusing, menimbulkan keracunan, jika orang

    tersebut terlambat ditolong dapat mengakibatkan kematian, kanker kulit, katarak, infeksi

    saluran pernafasan, penyakit kulit, kolera, disentri, hati, ginjal, dan tulang, cacat pada

    saraf mata, kerusakan hati, ginjal, dan tulang, buta, dan hipertensi.

    Limbah B3 merupakan salah satu yang dihasilkan saat penelitian dilakukan, yang

    biasanya didalamnya masih mengandung bahan kimia yang masih berbahaya. Dimana

    bahan kimia (400 zat/senyawa) merupakan penyebab kanker pada manusia yang

    diantaranya adalah : Benzen, formaldehyde arsen dan lain-lain. Oleh karenanya limbah

    ini harus dikelola secara benar agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan

    gangguan kesehatan masyarakat. (IARC, 2003).

    PPPTMGB LEMIGAS merupakan sebuah institusi pemerintah yang mempunyai

    tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan minyak dan gas bumi. Dalam

    melaksanakan tugas tersebut, PPPTMGB LEMIGAS menyelenggarakan fungsi

    perumusan rencana program penelitian dan pengembangan, pelayanan jasa penelitian

    dan pengembangan teknologi. Karenanya sebagai lembaga penelitian dan

    pengembangan, PPPTMGB LEMIGAS memiliki hampir sekitar 60 Laboratorium

    yang beroperasi untuk melakukan penelitian tersebut. Sehingga pada saat prosesnya

    terdapat sisa hasil kegiatan berupa Limbah. Dimana sebagian besar limbah yang

  • 3

    dihasilkan adalah limbah yang berasal dari Laboratorium. Aadapun Limbah

    Laboratorium yang dihasilkan adalah berupa limbah B3 berbentuk padat, cair, dan gas

    serta air pecucian alat-alat Labratorium.

    Berdasarkan paparan tersebut, limbah yang ada termasuk limbah yang berasal dari

    laboratorium perlu dilakukan penanganan yang benar dan sesuai dengan standar yang

    telah ditetapkan. Hal ini sangat penting untuk menghindari pencemaran baik air, udara

    maupun darat yang tentunya juga berdampak kepada pekerja yang menanganinya secara

    langsung. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat tema permasalahan

    Limbah saat magang berlangsung dengan judul, Gambaran Prosedur Penanganan

    Limbah Di Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi

    (PPPTMGB) LEMIGAS Cipulir Jakarta Selatan Tahun 2011.

    1.2 Tujuan Magang

    1.2.1 Tujuan Umum

    Mengetahui Gambaran Prosedur Penanganan Limbah Di Pusat Penelitian Dan

    Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS

    Cipulir Jakarta Selatan Tahun 2011

    1.2.2 Tujuan Khusus

    1. Diketahuinya jenis dan karakteristik Limbah di Di Pusat Penelitian Dan

    Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS

    Cipulir Jakarta Selatan tahun 2011

  • 4

    2. Diketahuinya Prosedur Penanganan Limbah Cair B3 di Di Pusat Penelitian Dan

    Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS

    Cipulir Jakarta Selatan tahun 2011

    3. Diketahuinya Prosedur Penanganan Limbah Cair non B3 di Di Pusat Penelitian

    Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB)

    LEMIGAS Cipulir Jakarta Selatan tahun 2011

    4. Diketahuinya Prosedur Penanganan Limbah Padat B3 di Di Pusat Penelitian Dan

    Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS

    Cipulir Jakarta Selatan tahun 2011

    5. Diketahuinya Prosedur Penanganan Limbah Padat non B3 di Di Pusat Penelitian

    Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB)

    LEMIGAS Cipulir Jakarta Selatan tahun 2011

    6. Diketahuinya Prosedur Penanganan Limbah Gas di Di Pusat Penelitian Dan

    Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS

    Cipulir Jakarta Selatan tahun 2011

    1.3 Manfaat Magang

    1.3.1. Bagi Mahasiswa

    1. Dapat mengaplikasikan ilmu khususnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3)

    dan pengetahuan yang telah diperoleh diperkuliahan pada tempat kerja yang

    sesungguhnya.

    2. Mengenal secara dekat dan nyata karakteristik dan kondisi lingkungan dunia

    kerja sesungguhnya.

  • 5

    3. Mendapatkan pengalaman bekerja sesuai dengan topik yang akan diteliti Pusat

    Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB)

    LEMIGAS

    4. Memperoleh kesempatan bekerja sama dengan profesi lain yang ada di Pusat

    Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB)

    LEMIGAS

    5. Mendapatkan pengalaman bekerja sesuai dengan topik yang aka diteliti di Pusat

    Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB)

    LEMIGAS

    6. Dapat menjadi masukan dalam pelaksanaan aplikasi ilmu dan teori serta merubah

    wawasan dan pengalaman mahasiswa di Pusat Penelitian Dan Pengembangan

    Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS

    7. Dapat menjadi masukan dalam pelaksanaan aplikasi ilmu dan teori serta merubah

    wawasan dan pengalaman mahasiswa di Pusat Penelitian Dan Pengembangan

    Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS

    1.3.2 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

    1. Laporan magang dapat dijadikan sebagai bahan tambahan bacaan mengenai

    gambaran penanganan limbah di Di Pusat Penelitian Dan Pengembangan

    Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS

    2. Terbinanya kerja sama dengan instansi perusahaan lahan magang guna

    menambah pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang

    dibutuhkan

  • 6

    3. Meningkatkan kualitas pendidikan dan melibatkan tenaga tenaga terampil dan

    tenaga lapangan dalam kegiatan magang

    4. Memperoleh masukan yang positif untuk dapat ditetapkan dalam program

    magang selanjutnya

    1.3.3. Bagi Institusi Magang

    1. Perusahaan dapat menjalankan program perusahaan yang berada di sector

    edukasi.

    2. Perusahaan dapat melakukan koreksi terhadap dilingkungan kerja yang telah

    mereka miliki.

    3. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara

    perusahaan dengan Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Jakarta.

    4. Hasil dari kegiatan magang dapat dijadikan suatu sumber ilmu baru yang lebih

    akurat dan dapat dijadikan masukan yang bermanfaat tentang gambaran

    pengolahan limbah

    5. Hasil dari magang yang dilakukan penulis dapat dijadikan referensi masukan

    yang bermanfaat tentang kajian dalam aspek Lindungan Lingkungan Komite

    LK3.

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Limbah

    2.1.1. Pengertian Limbah

    Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu

    kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan,

    dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dandebu, cair atau padat. Di

    antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal

    sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) Definisi dari limbah B3

    berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses

    produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,

    flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik

    secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau

    membahayakan kesehatan manusia.

    2.1.2. Klasifikasi dan Karateristik Limbah

    Berdasarkan nilai ekonominya limbah dibedakan menjadi limbah yang mempunyai nilai

    ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah yang memiliki nilai

    ekonomis yaitu limbah dimana dengan melalui suatu proses lanjut akan memberikan

    suatu nilai tambah. Limbah non ekonomis adalah suatu limbah walaupun telah dilakukan

    proses lanjut dengan cara apapun tidak akan memberikan nilai tambah kecuali sekedar

    mempermudah sistem pembuangan. Limbah jenis ini sering menimbulkan masalah

    pencemaran dan kerusakan lingkungan (Kristanto, 2002). Berdasarkan karakteristik

  • 8

    limbah industri dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu limbah cair, limbah padat

    dan limbah gas (Darmono, 2001).

    Pendapat lain menyatakan bahwa Limbah industri dapat digolongkan kedalam

    tiga golongan yaitu limbah cair, limbah padat, dan limbah gas yang dapat mencemari

    lingkungan (Djajadiningrat dan Harsono, 1990).

    2.2. Limbah Cair

    2.2.1. Pengertian Limbah Cair

    Berdasarkan pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :

    KEP-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Industri,

    Pengertian Limbah cair adalah limbah dalam wuju cair yang dihasilkan oleh kegiatan

    industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan

    (BAPEDAL 1997). Sedangkan menurut Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus

    Ibu Kota Jakarta Nomor 582 Tahun 1995, Limbah cair adalah limbah yang berasal dari

    sisa kegiatan proses produksi dan usaha lainnya yang tidak dimanfaatkan kembali

    (KPPL 1995). Sehingga dapat dikatakan bahwa limbah cair adalah limbah yang berasal

    dari kegiatan yang menggunakan air, dimana hal tersebut merupakan sisa hasil dari

    kegiatan tersebut.

    2.2.2. Sumber Limbah Cair

    Beberapa sumber dari air buangan antara lain adalah (Kusnoputranto, 1985) :

    1. Air buangan rumah tangga (domestic wastes water).

    2. Air buangan kota praja (municipal wastes water).

    3. Air buangan industri (industrial wastes water).

  • 9

    2.2.3. Komposisi Limbah Cair

    Limbah Cair mempunyai komposisi yang bervariasi dari setiap tempat dan setiap

    saat sesuai dengan sumber asalnya. Komposisi Limbah cair sebagian besar terdiri dari

    air (99,9%) dan sisanya terdiri dari partikel-partikel padat terlarut dan tidak terlarut

    sebesar (0,1%). Partikel-partikel padat terdiri dari (70 %) zat organik dan (30 %) zat

    anorganik. Zat-zat organik tersebut sebagian besar mudah terurai (degredable) yang

    merupakan sumber makanan dan media yang baik bagi bakteri dan organisme lainnya.

    Sedangkan zat-zat anorganik terdiri dari grift, salt dan metal (logam) yang merupakan

    bahan pencemar yang penting (Djabu, 1990).

    2.2.5. Tujuan Pengolahan Limbah Cair Industri

    Pengolahan limbah cair industri mempunyai tujuan (Pandia, 1995):

    1. Penghilangan bahan tersuspensi dan terapung.

    2. Penghilangan organisme patogen.

    3. Pengolahan bahan organik yang terbiodegradasi.

    4. Peningkatan pengertian tentang dampak pembuangan limbahan yang tidak diolah

    atau sebagian diolah terhadap lingkungan.

    5. Peningkatan pengetahuan dan pemikiran tentang efek jangka panjang yang

    mungkin ditimbulkan oleh komponen tertentu dalam limbah yang dibuang ke

    badan air.

    6. Peningkatan kepedulian nasional untuk perlindungan lingkungan.

    7. Pengembangan berbagai metoda yang sesuai untuk pengolahan limbah.

  • 10

    2.2.6. Dampak Limbah Cair

    1. Terhadap Badan Air

    a. Limbah cair organik

    Kandungan senyawa organik dalam badan air penerima akan meningkat,

    akan terjadi kadar parameter menyimpang dari standard maka akan terjadi

    penguraian yang tidak seimbang dan akan menimbulkan kondisi septik

    (suatu keadaan dimana kadar oksigen terlarut nol) dan timbul bau busuk

    (H2S).

    b. Limbah cair anorganik

    Pada badan air penerima, kandungan unsur kimia beracun, logam berat, dan

    lain-lain meningkat. Kadang-kadang diikuti dengan kenaikan temperatur,

    kenaikan/penurunan pH. Keadaan ini akan mengganggu kehidupan air

    misalnya tumbuhan dan hewan akan punah ataupun ada senyawa beracun/

    logam berat dalam kehidupan air. Bila air tersebut mempunyai kesadahan

    tinggi atau partikel yang dapat mengendap cukup banyak, hal ini akan

    mengakibatkan pendangkalan, sehingga dapat menimbulkan banjir di

    musim hujan. Selain itu senyawa beracun/ logam berat sangat

    membahayakan bagi masyarakat yang menggunakan air sungai sebagai

    badan air penerima yang dipergunakan sebagai sumber penyediaan air

    bersih (Depkes RI, 1987).

    2. Terhadap Kesehatan Manusia

    Limbah cair berperan dalam kehidupan karena selain mengandung air

    juga terdapat di dalamnya zat-zat organik dan anorganik yang diperlukan dalam

  • 11

    batas-batas tertentu, oleh sebab itu ada dua peranan Limbah cair dalam

    kehidupan yaitu peranan positif dan negatif. Peranan positif apabila Limbah cair

    dengan kualitas parameter yang dikandungnya sesuai dengan peruntukannya

    antara lain untuk irigasi, perikanan, perkebunan, perindustrian, rumah tangga,

    rekreasi, dan lain-lain.

    Peranan Limbah cair yang lain selain lebih banyak negatifnya karena

    manusia tidak merasa berkepentingan akan Limbah cair tersebut. Limbah cair

    dianggap sebagai air yang tidak berguna lagi atau tidak diperuntukkan lagi, oleh

    karena itu membuangnya begitu saja tanpa mempertimbangkan segi negatifnya

    yang mungkin timbul baik terhadap sumber alam hayati dan non hayati yang

    berguna bagi kehidupan. Peranan negatif tersebut termasuk pengaruhnya

    terhadap kesehatan manusia dan lingkungannya baik secara langsung maupun

    tidak langsung. Badan air yang menerima limbah cair industri, mempunyai

    potensi untuk menyebabkan gangguan saluran pencernaan makanan, kulit, dan

    sistem tubuh lain.

    Ada beberapa penyakit yang ditularkan melalui Limbah cair antara lain

    (Soedjono, 1991) : Penyakit Amoebiasis, Ascariasis, Cholera, penyakit cacing

    tambang, Leptospirosis, Shigellosis, Strongyloidiasis, Tetanus, Trichuriasis, dan

    Thypus.

    2.2.7. Cara- cara Pengolahan Limbah cair

    Menurut Soeparman, 2002 pengolahan limbah dapat dikelompokkan menjadi

    empat kelompok yaitu :

  • 12

    1. Pengolahan pendahuluan

    Pengolahan pendahuluan digunakan untuk memisahkan padatan kasar, mengurangi

    ukuran padatan, memisahkan minyak atau lemak, dan proses menyetarakan fluktuasi

    aliran limbah pada bak penampung. Unit yang terdapat dalam pengolahan

    pendahuluan adalah :

    a. Saringan (bar screen)

    b. Pencacah (communitor)

    c. Bak penangkap pasir (grit chamber)

    d. Penangkap lemak dan minyak (skimmer and grease trap)

    e. Bak penyetaraan (equalization basin)

    2. Pengolahan tahap pertama

    Pengolahan tahap pertama bertujuan untuk mengurangi kandungan padatan

    tersuspensi melalui proses pengendapan (sedimentation). Pada proses pengendapan

    partikel padat dibiarkan mengendap ke dasar tangki. Bahan kimia biasanya

    ditambahkan untuk menetralisasi dan meningkatkan kemampuan pengurangan

    padatan tersuspensi. Dalam unit ini pengurangan BOD dapat mencapai 35 %

    sedangkan suspended solid berkurang sampai 60 %. Pengurangan BOD dan padatan

    pada tahap awal ini selanjutnya akan membantu mengurangi beban pengolahan tahap

    kedua.

    3. Pengolahan tahap kedua

    Pengolahan tahap kedua berupa aplikasi proses biologis yang bertujuan untuk

    mengurangi zat organik melalui mekanisme oksidasi biologis. Proses biologis yang

    dipilih didasarkan atas pertimbangan kuantitas limbah cair yang masuk unit

  • 13

    pengolahan, kemampuan penguraian zat organik yang ada pada limbah tersebut serta

    tersedianya lahan. Pada unit ini diperkirakan terjadi pengurangan kandungan BOD

    dalam rentang 35 95 % bergantung pada kapasitas unit pengolahnya. Unit yang

    biasa digunakan pada pengolahan tahap kedua berupa saringan tetes (trickling

    filters), unit lumpur aktif dan kolam stabilisasi.

    4. Pengolahan tahap ketiga atau pengolahan lanjutan

    Pengolahan tahap ketiga disamping masih dibutuhkan untuk menurunkan kandungan

    BOD juga dimaksudkan untuk menghilangkan senyawa fosfor dengan bahan kimia

    sebagai koagulan, menghilangkan senyawa Nitrogen melalui proses amonia

    stripping menggunakan udara ataupun Nitrifikasi-Denitrifikasi dengan

    memanfaatkan reaktor biologis, menghilangkan sisa bahan organik dan senyawa

    penyebab warna melalui proses absorbsi menggunakan karbon aktif, menghilangkan

    padatan terlarut melalui proses pertukaran ion, osmosis balik maupun elektrodialisis.

    Beberapa tahap pengolahan lanjutan antara lain (Soeparman, 2002) :

    1. Proses pemekatan yang bertujuan mengurangi kadar air yaitu dengan cara

    pengapungan.

    2. Proses stabilisasi yang menggunakan proses biologis, baik secara aerob maupun

    anaerob.

    3. Proses pengaturan/conditioning yang bertujuan untuk mengurangi kadar air

    dengan cara penggumpalan yang menggunakan polimer sehingga dapat

    mempermudah proses pengangkutan.

    4. Proses pengurangan air yang bertujuan mengurangi kadar air dari lumpur. Cara

    yang dapat dilakukan untuk mengambil air yang terdapat di dalam lumpur

  • 14

    dengan cara alamiah maupun cara mekanis misalnya penyaringan dengan

    penekanan, gerakan kapiler, saringan hampa udara, pemutaran dan pemadatan.

    5. Proses penyaringan yang menggunakan bak pengering.

    6. Proses pembuangan yang dapat dilakukan di laut dan di tanah.

    7. Pembunuhan bakteri yang bertujuan untuk mengurangi atau membunuh

    mikroorganisme patogen yang ada di air limbah. Bahan yang umum dipakai

    adalah desinfektan antara lain klorin yang tujuannya untuk merusak enzim dan

    dinding mikroorganisme.

  • 15

    Bagan 2.1

    Penanganan Limbah Cair

    Sumber : Soeparman, 2002

    2.3. Limbah Padat

    2.3.1. Pengertian Limbah Padat

    Limbah padat adalah benda yang tidak terpakai, tidak diinginkan dan dibuang

    yang berasal dari suatu aktifitas dan bersifat padat (Kusnoputranto, 2002). Secara umum

    Limbah

    Pencemaran

    Industri

    TEKNOLOGI Primary Treatment

    Secondary Treatment Tertiary Treatment

    Proses Fisika Kimia

    Biologi

    BAKU MUTU LIMBAH

  • 16

    yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses

    produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk

    limbah tersebut dapat berupa gas, debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah

    ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah

    Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).

    Definisi dari limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa

    (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan

    beracun (B3) karena sifat (toxicity,flammabi lity, reactivity, dan corrosivity) serta

    konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat

    merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.

    2.3.2. Sumber Limbah Padat

    Beberapa sumber dari limbah padat antara lain (Kusnoputranto, 2002) :

    1. Sampah buangan rumah tangga termasuk sisa bahan makanan, sisa pembungkus

    makanan dan pembungkus perabotan rumah tangga sampai sisa tumbuhan kebun

    dan sebagainya.

    2. Sampah buangan pasar dan tempat-tempat umum (warung, toko dan sebagainya)

    termasuk sisa makanan, sampah pembungkus makanan dan sampah pembungkus

    lainnya, sisa bangunan, sampah tanaman dan sebagainya.

    3. Sampah buangan jalanan termasuk diantaranya sampah berupa debu jalan,

    sampah sisa tumbuhan taman, sampah pembungkus bahan makanan dan bahan

    lainnya, sampah sisa makanan, sampah berupa kotoran serta bangkai hewan.

    4. Sampah industri termasuk diantaranya air limbah industri, debu industri. Sisa

    bahan baku dan bahan jadi dan sebagainya.

  • 17

    5. Pertanian

    2.3.4. Kategori Limbah Padat

    Adapun kategori untuk limbah padat pada industri adalah :

    1. Limbah padat non B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) diantaranya lumpur,

    boiler ash, sampah kantor, sampah rumah tangga, spare part alat berat, sarung

    tangan, dan sebagainya.

    2. Limbah padat B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) diantaranya bahan radioaktif,

    bahan kimia, toner catridge, minyak, dan sebagainya.

    2.3.5. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

    Menurut sumbernya limbah B3 dibagi atas :

    1. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik adalah berasal bukan dari proses

    utamanya, tetapi dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi,

    dan lain-lain.

    2. Limbah B3 dari sumber spesifik adalah sisa proses suatu industri atau kegiatan

    yang dapat ditentukan.

    3. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan buangan

    produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

    Limbah yang termasuk sebagai limbah B3 apabila memiliki salah satu atau lebih

    karakteristik sebagai berikut :

    1. Mudah meledak

    2. Mudah terbakar

    3. Bersifat reaktif

    4. Beracun

  • 18

    5. Menyebabkan infeksi dan

    6. Bersifat korosif (PPRI No. 18 Tahun 1999).

    2.3.8. Cara Pengolahan Limbah Padat

    Berdasarkan sifatnya pengolahan limbah padat dapat dilakukan melalui 2 cara

    (Kristanto, 2002) :

    1. Limbah padat tanpa pengolahan.

    2. Limbah padat dengan pengolahan.

    Limbah padat tanpa pengolahan dapat dibuang ke tempat tertentu yang

    difungsikan sebagai tempat pembuangan akhir karena limbah tersebut tidak mengandung

    unsur kimia yang beracun dan berbahaya. Tempat pembuangan limbah semacam ini

    dapat di daratan ataupun di laut. Berbeda dengan limbah padat yang mengandung

    senyawa kimia berbahaya atau yang setidak-tidaknya menimbulkan reaksi kimia baru.

    Limbah semacam ini harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat

    pembuangan akhir.

    Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum limbah diolah :

    a. Jumlah limbah, jika jumlah limbahnya sedikit maka tidak membutuhkan

    penanganan khusus seperti tempat dan sarana pembuangannya, tetapi jika limbah

    yang dibuang misalnya 4 meter kubik perhari sudah tentu membutuhkan tempat

    pembuangan akhir dan sarana pengangkutan tersendiri.

    b. Sifat fisik dan kimia limbah, dapat merusak dan mencemari lingkungan, secara

    kimia dapat menimbulkan reaksi saat membentuk senyawa baru. Limbah padat

    yang berupa lumpur akan mencemari air tanah melalui penyerapan ke dalam

    tanah.

  • 19

    c. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan, perlu diketahui komponen

    lingkungan yang rusak akibat pencemaran pada tempat pembuangan akhir. Unsur

    mana yang terkena dampak dan bagaimana tingkat pencemaran yang

    ditimbulkan.

    d. Tujuan akhir yang hendak dicapai, tujuan yang hendak dicapai tergantung dari

    kondisi limbah, bersifat ekonomis atau non ekonomis. Untuk limbah yang

    memiliki nilai ekonomis mempunyai tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan

    untuk memanfaatkan kembali bahan yang masih berguna. Sedangkan limbah non

    ekonomis pengolahan ditujukan untuk pencegahan perusakan lingkungan.

    Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas pengelolaan limbah padat dapat

    dilakukan proses-proses sebagai berikut :

    1. Pemisahan

    Pemisahan perlu dilakukan karena dalam limbah terdapat berbagai ukuran dan

    kandungan bahan tertentu. Proses pemisahan dapat dilakukan dengan cara-cara

    sebagai berikut :

    a. Sistem Balistik

    Pemisahan cara ini dilakukan untuk mendapatkan ukuran yang lebih

    seragam, misalnya atas berat dan volumenya.

    b. Sistem Gravitasi

    Pemisahan dilakukan berdasarkan gaya beratnya, misalnya terhadap

    bahan yang terapung dan bahan yang tenggelam dalam air yang karena

    gravitasi akan mengendap.

    c. Sistem Magnetis

  • 20

    Bahan yang bersifat magnetis akan menempel pada magnet yang terdapat

    pada peralatan sedangkan yang tidak mempunyai akan langsung terpisah.

    2. Penyusutan Ukuran

    Ukuran bahan diperkecil untuk mendapatkan ukuran yang lebih homogen

    sehingga mempermudah pemberian perlakuan pada pengolahan berikutnya

    dengan maksud antara lain :

    a. Ukuran bahan menjadi lebih kecil

    b. Volume bahan lebih kecil

    c. berat dan volume bahan lebih kecil. Cara ini umumnya dilakukan dengan

    pembakaran (insenerasi) pada alat insenerator.

    3. Pengomposan

    Bahan kimia yang terdapat di dalam limbah diuraikan secara biokoimia, sehingga

    menghasilkan bahan organik baru yang lebih bermanfaat. Pengomposan banyak

    dilakukan terhadap limbah yang sudah membusuk, buangan industri, lumpur

    pabrik dan sebagainya. Untuk beberapa jenis buangan tertentu barang kali tidak

    membutuhkan pengomposan, tetapi pembakaran (insenerasi) dengan tahap

    sebagai berikut :

    a. Pemekatan

    b. Penghancuran

    c. Pengurangan air

    d. Pembakaran

    e. Pembuangan.

  • 21

    2.3.9. Dampak Limbah Padat Industri

    1. Terhadap Lingkungan

    a. Dampak Menguntungkan

    Dapat dipakai sebagai penyubur tanah, penimbun tanah dan dapat

    memperbanyak sumber daya alam melalui proses daur ulang (Slamet,

    2000).

    b. Dampak merugikan

    Limbah padat organik akan menyebabkan bau yang tidak sedap akibat

    penguraian limbah tersebut. Timbunan limbah padat dalam jumlah besar

    akan menimbulkan pemandangan yang tidak sedap, kotor dan kumuh.

    Dapat juga menimbulkan pendangkalan pada badan air bila dibuang ke

    badan air (Wardhana, 2004).

    2. Terhadap Manusia

    a. Dampak menguntungkan

    Dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak, dapat berperan sebagai

    sumber energi dan benda yang dibuang dapat diambil kembali untuk

    dimanfaatkan (Slamet, 2000).

    b. Dampak merugikan

    Limbah padat dapat menjadi media bagi perkembangan vektor dan

    binatang pengguna. Baik tikus, lalat, nyamuk yang dapat menimbulkan

    penyakit menular bagi manusia diantaranya Demam berdarah, Malaria,

    Pilariasis, Pes, dan sebagainya (Wardhana, 2004).

  • 22

    2.4. Limbah Gas

    2.4.1. Pengertian Pencemaran Udara

    Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi

    dan atau komponen lain ke dalam udara dan atau berubahnya tatanan (komposisi) udara

    oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara menjadi kurang atau

    tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Kristanto, 2002).

    2.4.2. Sumber Pencemar Udara

    Berdasarkan asal dan kelanjutannya di udara pencemar udara dapat dibedakan

    menjadi pencemar udara primer dan pencemar udara sekunder. Pencemar udara primer

    yaitu pencemar di udara yang ada dalam bentuk yang hampir tidak berubah, sama seperti

    pada saat dibebaskan dari sumbernya sebagai hasil dari suatu proses tertentu. Pencemar

    udara primer umumnya berasal dari sumber-sumber yang diakibatkan oleh aktifitas

    manusia seperti dari industri (cerobong asap industri), dari sektor industri transportasi.

    Pencemar udara sekunder adalah semua pencemar di udara yang sudah berubah

    karena reaksi tertentu antara dua atau lebih kontaminan/ polutan. Umumnya polutan

    sekunder merupakan hasil antara polutan primer dengan polutan lain yang ada di udara.

    Reaksi-reaksi yang menimbulkan polutan sekunder diantaranya adalah reaksi fotokimia

    dan reaksi oksida katalis. Reaksi fotokimia misalnya oleh pembentukan ozon, reaksi-

    reaksi oksida katalis diwakili oleh polutan berbentuk oksida gas (Kristanto, 2002).

    2.4.3. Komposisi Pencemar Udara

    Pencemar udara primer dapat digolongkan menjadi lima kelompok yaitu

    (Wardhana, 2004):

  • 23

    1. Karbon Monoksida (CO), komponen ini mempunyai berat sebesar 96,5% dari

    berat air dan tidak dapat larut dalam air. CO yang terdapat di alam terbentuk

    dari satu proses sebagai berikut pembakaran tidak sempurna terhadap karbon

    atau komponen yang mengandung karbon, reaksi antara karbon dioksida dan

    komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi. Pada suhu tinggi

    karbon dioksida terurai menjadi karbon monoksida dan atom O.

    2. Nitrogen Oksida (Nox), Nox adalah kelompok gas yang terdapat di atmosfir,

    terdiri dari gas NO dan NO2. NO merupakan gas yang tidak berwarna dan

    tidak berbau, sebaliknya NO2 mempunyai warna coklat kemerahan dan

    berbau tajam.

    3. Hidrokarbon (HC), yaitu komponen-komponen hidrokarbon terdiri dari

    elemen hidrogen dan karbon. Hidrokarbon yang sering menimbulkan

    masalah dalam pencemaran udara adalah yang berbentuk gas pada suhu

    normal atmosfir atau hidrokarbon yang bersifat sangat volatil (mudah

    berubah menjadi gas) pada suhu tersebut.

    4. Sulfur Oksida (Sox), yaitu pencemaran olah Sox terutama disebabkan oleh

    dua komponen gas yang tidak berwarna yaitu SO2 dan SO3. SO2 mempunyai

    karakteristik bau yang tajam dan tidak terbakar di udara sedangkan

    SO3merupakan komponen yang tidak reaktif.

    5. Partikel, polutan udara disamping berwujud gas dapat pula berbentuk

    partikel-partikel kecil padat dan dropled cairan yang terdapat dalam jumlah

    cukup besar di udara.

    Gas dan uap dibedakan menjadi :

  • 24

    a. Yang larut dalam air, misalnya oksigen larut dalam air.

    b. Yang tidak larut dalam air. Dibedakan lagi menjadi yang tidak larut tetapi

    berekasi dengan salah satu komponen dalam air lambat sekali, misalnya benzena.

    2.4.4. Parameter Limbah Udara

    2.4.4.1. Emisi Industri

    Udara alamiah selain terdiri dari gas dan uap air juga mengandung campuran

    partikel padat dan cair yang sangat halus yang disebut aerosol. Baku mutu emisi adalah

    batas kadar yang dikeluarkan dari zat-zat atau bahan pencemar yang dikeluarkan

    langsung dari sumber pencemar udara, sehingga kadar zat-zat atau bahan-bahan tersebut

    tidak menimbulkan gangguan pada manusia, hewan, tumbuhan dan benda-benda serta

    tidak melampaui baku mutu udara ambien (MenLH, 2002).

    Emisi sebagai salah satu penentu mutu udara berperan penting dalam

    menentukan kualitas udara. Sumber emisi bahan pencemar dalam hal ini dapat

    disebabkan oleh setiap orang atau kegiatan usaha yang menimbulkan emisi bahan

    pencemar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa emisi merupakan akibat dari

    aktifitas manusia yaitu pabrik-pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran.

    Bahan pencemar yang dapat ditimbulkan oleh sumber stasioner (tak bergerak)

    tersebut adalah (BPLHD DKI, 2000):

    Non Logam

    1. Amonia (NH)

    2. Gas Chlorin

    3. Hidrogen Klorida (HO)

    4. Hidrogen Fluorida (HF)

  • 25

    5. Nitrogen Dioksida (N02)

    6. Opasitas

    7. Partikel

    8. Sulfur Dioksida (S02)

    9. Total Sulfur Tereduksi (HAS)

    (total Reduced Sulphur)

    Logam

    1. Air Raksa (Hg)

    2. Arsem (As)

    3. Antimon (Sb)

    4. Kadmium (Cd)

    5. Seng (Zn)

    6. Timah Hitam (Pb)

    Bahan pencemar tersebut di atas walaupun akumulasinya banyak dipengaruhi

    oleh keadaan alam setempat (misalnya arah angin) tetapi asal bahan pencemar tetap

    (stationer) maka lingkungan sekitar terdekat dengan kegiatan yang potensil

    menimbulkan bahan pencemar, merupakan kelompok yang mempunyai resiko tinggi

    yang mendapat dampak negatif.

    2.4.4.2. Tingkat Kebauan

    Kebauan adalah bau yang tidak diinginkan dalam kadar dan waktu tertentu yang

    dapat mengganggu kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Baku mutu tingkat

    kebauan adalah batas maksimal bau dalam udara yang diperbolehkan yang tidak

    mengganggu kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Dalam KepmeLH No.50

  • 26

    tahun 1996 baku tingkat kebauan diatur dalam dua jenis zat odoran bau yaitu berupa zat

    odoran tunggal dan zat odoran campuran.

    a. Parameter bau dari odoran tunggal

    1. Amoniak (NH3)

    2. Metil Merkaptan (CH3SH)

    3. Hidrogen

    4. Metil Sulfida ((CH3)2)S

    5. Stirena (C6H5CHCH2)

    b. Bau dari odoran campuran

    Tingkat kebauan yang dihasilkan oleh campuran odoran dinyatakan sebagai ambang

    bau yang dapat dideteksi secara sensorik oleh lebih dari 50% anggota penguji yang

    berjumlah minimal 8 orang.

    2.4.5. Dampak Pencemaran Udara

    1. Terhadap Lingkungan

    a. Partikel

    Partikel di atmosfir membuat dampak yang terbatas pada sejumlah radiasi

    matahari yang mencapai permukaan bumi. Satu prinsip efek adalah pengurangan

    kenampakan. Intensitas cahaya yang diterima dari benda dan latar belakang

    menjadi kurang. Jumlah polusi partikel tergantung pada musim ataupun lokasi

    sumber polusi dan emisinya. Debu pada daun jika terkena kabut atau hujan

    ringan akan membuat kerak yang tebal pada permukaan daun dapat mengganggu

    proses fotosintesis dengan menghalangi sinar matahari yang diperlukan daun dan

    mengacaukan proses pertukaran CO.

  • 27

    b. SO 2

    Kerusakan tanaman dapat terjadi oleh sulfur dioksida (SO 2). Uap asap sulfat

    dapat merusak tanaman dan dapat terlihat pada daun. Kerusakan kronis dapat

    terjadi bila kontak dengan SO2 dalam waktu yang lama ditandai dengan warna

    daun kuning karena terhambatnya pembentukan klorofil kemudian dapat

    mengakibatkan gugurnya daun. Pengaruh SO2 antara lain terhadap cat, dimana

    waktu pengeringan dan pengerasan beberapa cat meningkat jika mengalami

    kontak dengan SO2, beberapa film cat menjadi lunak dan rapuh jika dikeringkan,

    serat tekstil terutama yang terbuat dari serta tumbuhan menjadi lapuk. Kondisi

    lingkungan yang tercemar SO2 merangsang kecepatan korosi teruma besi, baja,

    dan zink (Sunu, 2001) dengan atmosfer. Dengan demikian pertumbuhan tanaman

    akan terhenti. Partikulat debu yang ada juga dapat menimbulkan kerusakan

    material/bahan secara luas. Partikulat mempercepat korosi terutama adanya

    campuran yang mengandung sulfur.

    c. NO 2

    Adanya konsentrasi NO 2 di udara dapat menimbulkan kerusakan tanaman.

    Percobaan cara fumigasi tanaman-tanaman dengan NO2 menunjukkan adanya

    bintik-bintik pada daun. Pencemaran udara oleh gas NOX juga menyebabkan

    timbulnya fotokimian yang sangat mengganggu lingkungan (Sunu, 2001)

    2. Terhadap Kesehatan Manusia

    a. Partikel

    Partikel (debu) yang masuk atau mengendap dalam paru-paru dapat

    mengakibatkan Pneumoniosis, dan iritasi pada mata.efek tidak langsung terhadap

  • 28

    manusia bila partikel polutan yang mengandung zat kimia mengendap pada daun

    dan daun digunakan sebagai bahan makanan oleh manusia

    b. SO2

    SO2 mempunyai sifat iritasi/perangsangan, gangguan yang lebih kuat. SO2

    merupakan polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama bagi penderita

    penyakit kronis sistem pernafasan dan kardiofaskuler.

    c. NO2

    Organ tubuh yang paling peka terhadap pencemaran gas Nitrogen Oksida adalah

    paru-paru. Paru-paru terkontaminasi oleh gas NO 2 akan membengkak sehingga

    penderita sulit bernafas dan mengakibatkan kematian. Pengaruhnya terhadap

    kesehatan yaitu terganggunya sistem pernafasan, bila kondisinya kronis dapat

    berpotensi terjadi Bronkhitis serta akan terjadi penimbunan Nitrogen Oksida dan

    dapat merupakan sumber Karsinogenik (Sunu, 2001).

    2.4.6. Tujuan Pengolahan Limbah Gas

    1. Mencegah terjadinya penurunan kualitas udara di dalam area pabrik maupun

    di desa-desa sekitarnya yang dekat dengan area pabrik sehingga berguna bagi

    hajat hidup orang banyak.

    2. Minimalisasi atau mengurangi bau yang tidak menyenangkan yang

    disebabkan kegiatan operasional.

    3. Minimalisasi atau mengurangi tingkat kebisingan di dalam area pabrik

    maupun di daerah sekitarnya.

  • 29

    2.4.7. Cara-cara Pengolahan

    Ada beberapa metode yang telah dikembangkan untuk penyederhanaan buangan

    gas. Dasar pengembangan yang dilakukan adalah penyapuan partikel (particulate

    scrubber), penyerapan absorbsi, pembakaran, penutupan bau, dilusi, penyerapan ion

    excanger, dan kolam netralisasi.

    Beberapa jenis peralatan yang digunakan untuk pengolahan limbah gas :

    1. Scrubber, alat ini digunakan untuk membersihkan gas yang mudah bereaksi dengan

    air.Prinsip kerjanya adalah mencampur air dengan uap/gas dalam suatu wadah. Alat

    ini terdiri dari beberapa tipe seperti wet scrubber, ventury scrubber dan vertical

    scrubber, spray tower, package tower, plate tower dan cyclon.

    2. Menara isi, terdiri dari yang berbentuk silinder yang diisi dengan butiran pengisi

    untuk memperluas permukaan kontak antara gas dan cairan penyerap.

    3. Menara semprot (spray tower), pemakaiannya lebih banyak untuk keperluan

    perpindahan panas.

    4. Penyerapan berdasarkan tarikan cairan. Cara ini banyak dipakai untuk gas klor yang

    membawa partikel-partikel kapur.

    5. Ruang penyerapan berbentuk siklon. Cara ini adalah perpaduan antara teknik

    penyemprotan dengan prinsip mekanis dari gaya sentrifugal. Alat ini bisa dipakai

    untuk menyerap buangan dalam bentuk gas seperti gas klor atau gas yang membawa

    partikel.

    6. Penyerapan secara mekanis, dispersi cairan penyerap ke dalam gas pada alat ini

    dilakukan dengan cara mekanis.

  • 30

    Untuk menghilangkan bau gas yang mengganggu dilakukan dengan cara

    penutupan (counter of odor). Apabila bau yang keluar tidak efektif untuk dihilangkan

    dengan cara kimia, pembakaran atau absorbsi maka perlu diberi zat lain yang berbau

    lebih enak misalnya essens, parfum dan lain-lain yang dapat menutupi bau yang

    mengganggu tersebut. Penambahan zat tersebut dapat dilakukan dengan penyemprotan

    pada dasar cerobong dengan konsentrasi sampai 2%. Cara lain dapat pula dengan

    penambahan pada scrubber zat tambahan kimiawi yang mudah menguap dan dapat

    menetralkan bau

    Pembakaran dilakukan terhadap gas buangan yang mengganggu tetapi tidak

    mengandung pencemar yang berbahaya atau terhadap gas buangan yang sulit diolah

    tetapi mengandung zat-zat yang dapat dibakar dan biasanya dilakukan pembakaran

    sebalum dibuang ke udara. Pembakaran merupakan cara yang sangat efektif untuk

    menghilangkan pencemar yang dapat terbakar, bau, senyawa beracun dan dapat

    mengurangi bahaya ledakan.

  • 31

    Bagan 2.2

    Skema Penanganan Limbah

    Air Limbah Air Buangan

    (PP 82/2001)

    Sumber: HMTL UPN"V" Yogyakarta ( 2008)

    Bahan baku Pp74/2001

    Proses Produksi

    *limbah padat *limbah Cair

    Limbah B3 (PP 18/1999 jo. 85/1999)

    Limbah gas PP41/1999

    IPAL

    Produk

    sludge

  • 32

    2.6 Gambaran Umum Perusahaan

    2.6.1 Sejarah PPPTMGB LEMIGAS

    Adanya perkembangan pengusahaan pertambangan Minyak dan Gas Bumi di

    Indonesia yang harus dipercepat karena adanya proyek B yang tercantum dalam dasar

    pembangunan nasional berebcana tahapan pertama 1964-1969 sebagai mana ditetapkan

    dalam rencana Depennas tanggal 3 Desember 1963 yang garis-garis besarnya telah di

    sahkan dengan ketetapan MPRS No.11/MPRS/1960 dalam bidang minyak bumi harus

    dilakukan pembangunan kilang minyak dan pelaksaan eksplorasi minyak bumi.

    Perencanaan dan penelitian dari pembangunan tersebut akan ditampung dalam satu

    lembaga, yang memerlukan tenaga-tenaga dan kader-kader terdidik dan terlatih. Untuk

    merealisasikannya, salah satunya dibentuk Panitia Persiapan Research Laboratorium

    Minyak dan Gas Bumi dangan Keputusan Menteri Perdatam No. 301/62 tanggal 26

    Oktober 1962.

    Sebagai pelaksana dan keputusan no.17/M/Migas/65 khusus untuk LEMIGAS,

    maka dikeluarkanlah Keputusan Mentreri urusan Minyak dan Gas Bumi No.

    2088a/M/Migas/65 tanggal 16 Desember 1665 tentang Tugas dan Susunan Organisasi

    LEMIGAS. Kemudian berdasarkan keputusan Menteri Pertambangan

    No.261/Kpst/M/Pertamb/68 tanggal 22 Agustus 1968 dibentuklah lembaga Minyak dan

    Gas Bumi, yang di dasarkan pada Instruksi Presiden No.17 tahun 1967 tanggal 28

    Desember 1967 untuk segera mengadakan persiapan/penyempurnaan usaha/proyek

    Negara yang diarahkan kepada salah satu dari tiga bentuk pokok usaha Negara yaitu ke

    dalam bentuk perusahaan (Negara) Jawatan.

  • 33

    Dalam keputusan ini disebutkan bahwa lapangan usaha LEMIGAS adalah

    pendidikan atau latihan, riset dan dokumentasi/publikasi. LEMIGAS Berkedudukan di

    Jakarta. Dengan letak geografis PPPTMGB LEMIGAS, berdiri di atas lahan yang

    luasnya 124,940 yang terdiri dari 53 units (54.534 m) gedung perkantoran,

    laboratorium 30 unitt, dan sarana laboratorium 1.085 Units. Terletak di jalan Cileduk

    Raya kav.109 Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12230, Indonesia.

    Dengan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.1092 tahun 1984

    tanggal 5 novenber 1984 tentang organisasi dan tata kerja departemen pertambangan dan

    energi, maka Pusat Pertambangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS

    (PPTMGB LEMIGAS) berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan

    Teknologi Minyak dan Gas Bumi. LEMIGAS (PPPTMGB LEMIGAS). LEMIGAS

    sendiri tidak lagi disebut dengan kepanjangan Lembaga Minyak dan Gas Bumi, tetapi

    sudah menjadi sebuah nama. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi

    No. 1748 tahun 1992 Tanggal 31 Desember 1992 maka struktur organisasi Departemen

    Pertambangan dan Energi mengalami penyempurnaan lagi.

    Dengan ditetapkan keputusan presiden No. 177 tahun 2000 tanggal 15 Desember

    2000 tentang susunan dan organisasi dan tugas Departemen dan keputusan Menteri

    Energi dan Sumber Daya Mineral No. 150 tahun 2001 tanggan 2 Maret 2001 tentang

    organisasi dan tata kerja Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, maka

    PPPTMGB LEMIGAS dibawah Badan Penelitian Pengembangan Energi Sumber

    Daya dan Mineral.

  • 34

    2.6.2 Visi dan Misi PPPTMGB LEMIGAS

    Visi yang ingin dicapai oleh PPPTMGB LEMIGAS adalah menjadi lembaga

    penelitian dan pengembangan yang unggul, profesional dan bertaraf internasional di

    bidang minyak dan gas.

    Sedangkan misi PPPTMGB LEMIGAS diantaranya adalah :

    1. Meningkatkan peran lemigas dalam memberikan masukan kepada

    pemerintah guna meningkatkan iklm yang kondusif bagi pengembangan

    industri migas.

    2. Meningkatkan kualitas jasa litbang untuk memberikan nilai tambah bagi

    pelanggan.

    3. Menciptakan produk unggulan dan mengenbangkan produk andalan.

    4. Meningkatkan iklim kerja yang kondusif melalui sinergi koordinasi serta

    penerapan sistim manajemen secara konsisten

    2.6.3 Tugas Pokok PPPTMGB LEMIGAS

    Tugas pokok suatu kegiatan seputar penelitian dari PPPTMGB LEMIGAS

    adalah melaksanakan :

    1. Penelitian dan Pengembangan

    Penelitian dan pengembangan meliputi Kelompok Program Riset Teknologi

    Eksplorasi, Ekspoitasi, Proses, Aplikasi Produk dan Teknologi Gas bagi perindustrian

    minyak dan gas bumi.

    2. Dokumentasi dan Informasi Ilmiah

  • 35

    Tugasnya mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh

    PPPTMGB LEMIGAS seperti perayaan hari-hari besar agama, workshop, kegiatan-

    kegiatan olahraga, penelitian dan pengembangan dan lainnya serta memberikan

    informasi dalam bentuk publikasi dan situs internet.

    3. Pelayanan Jasa Teknologi di Bidang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi.

    Tugas ini merupakan tugas utama dalam memberikan layanan konsultasi

    teknologi dalam industri Migas

    4. Aktifitas PPPTMGB LEMIGAS

    Berbagai aktifitas penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh PPPTMGB

    LEMIGAS di fokuskan pada kegiatan di bidang Migas. hal tersebut direalisasikan

    dalam tujuan program penelitian, yaitu :

    a. Mengidentifikasi cadangan sumber Migas

    b. Meningkatkan Penemuan Kembali Sumber-sumber Migas.

    c. Meningkatkan Kualitas Produk Migas.

    d. Melakukan Konservasi

    e. Mencari energi alternatif

    f. Pemanfaatan Lingkungan

    g. Menyediakan alat-alat teknologi

  • 36

    Sumber Daya Manusia (SDM) PPPTMGB LEMIGAS

    Karyawan merupakan sumber daya penggerak utama dalam kegiatan di

    PPPTMGB LEMIGAS. Total sumber daya manusia yang ada di PPPTMGB

    LEMIGAS adalah sebanyak 775 orang.

    2.6.5 Struktur Organisasi PPPTMGB LEMIGAS

    Pusat penelitian dan pengembangan teknologi minyak dan gas bumi LEMIGAS

    terdiri dari :

    a. Bagian Tata Usaha

    Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan,

    rumah tangga kantor, serta pemeliharaan sarana dan prasarana di lingkungan Pusat.

    b. Bidang Program

    Bidang program mempunyai tugas melaksanakan penyusunan serta kerja sama

    penelitian dan pengembangan.

    c. Bidang Afiliasi

    Bidang Afiliasi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dokumentasi dan publikasi

    di bidang teknologi minyak dan gas bumi.

    d. Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan

    Bidang Sarana Laboratorium dan Mutu mempunyai tugas melaksanakan Pengembangan

    dan pemeliharaan sarana laboratorium serta perumusan dan evaluasi pelaksanaan sistem

    mutu.

    e. Kelompok Program Riset dan Teknologi (KPRT)

  • 37

    Kelompok Program Riset dan Teknologi (KPRT) atau kelompok-kelompok

    fungsional mempunyai tugas melaksanakan dan memberikan pelayanan jasa penelitian

    dan pengembangan di bidang minyak dan gas bumi, yang terdiri dari :

    a. Kelompok Program Riset Teknologi Eksplorasi

    b. Kelompok Program Riset Teknologi Eksploitasi

    c. Kelompok Program Riset Teknologi Proses

    d. Kelompok Program Riset Teknologi Aplikasi

    e. Kelompok Program Riset Teknologi Gas

    Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi PPPTMGB LEMIGAS dapat dilihat dalam

    bagan 2.3 berikut.

  • 38

    Bagan 2.3

    Struktur Organisasi PPPTMGB LEMIGAS Tahun 2010

    Sumber : Bidang Afiliasi Tahun 2010

    2.7 Gambaran Umum Health Safety Environment (HSE)

    PPPTMGB LEMIGAS merupakan institusi pemerintah yang mempunyai tugas

    melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi di bidang minyak dan gas bumi.

    Dalam melaksanakan tugas tersebut, PPPTMGB LEMIGAS menyelenggarakan fungsi

    perumusan rencana program penelitian dan pengembangan, pelayanan jasa penelitian

    dan pengembangan teknologi, pengelolaan sarana dan prasarana, pengembangan kerja

  • 39

    sama kemitraan serta kebijakan sistem manajemen lingkungan keselamatan dan

    kesehatan kerja (SMLK3).

    Dalam pelayanan jasa litbang, PPPTMGB LEMIGAS melaksanakan jasa

    penelitian dan pengembangan di bidang minyak dan gas bumi dengan menyediakan jasa

    studi, jasa laboratorium, jasa perbantuan tenaga ahli, dan jasa penyewaan alat atau

    laboratorium yang konsisten dan memenuhi persyaratan sesuai kebutuhan pelanggan.

    Sebagai lembaga yang memberikan pelayanan jasa dalam penelitian dan

    pengembangan di bidang minyak dan gas bumi, PPPTMGB LEMIGAS mempunyai

    komitmen terhadap aspek lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja dalam

    menghasilkan produk atau jasa litbang dan selalu konsisten dalam menerapkan Sistem

    manajemen LK3 (SMLK3) yang mengacu pada standar ISO 14001:2004 dan OHSAS

    18001:2007, serta berusaha menjadi organisasi yang efektif, efesien dan professional.

    Dalam menjalankan komitmen terhadap Sstem Manajemen Lingkungan,

    Keselamatan dan Kesehatan kerja PPPTMGB LEMIGAS melaksanakan tugas dan

    fungsi SMLK3 di bawah naungan komite LK3.

    2.7.1 Komite LK3

    K3 telah dilaksanakan dengan sepenuhnya mulai dari awal didirikannya

    LEMIGAS sebagai lembaga minyak dan gas bumi tahun 1965, untuk memenuhi

    standard safety sebagaimana dipersyaratkan di dunia industri perminyakan. Kedudukan

    LEMIGAS adalah di Cipulir Jakarta Selatan serta Cepu, Jawa Tengah. Keadaan tersebut

    berlangsung sehingga LEMIGAS ditetapkan sebagai institusi pemerintah dengan nama

    Pusat Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (PPPTMGB) pada tahun 1977.

    Pada tahun 1988 LEMIGAS dipecah menjadi dua institusi : berkedudukan di Cipulir

  • 40

    Jakarta dan Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPPTMGB)

    Cepu, Jawa Tengah. Namun kedua institusi tersebut tetap menerapkan K3 dengan

    standar industri perminyakan sebagaimana sebelumnya.

    Tahun 2002 LEMIGAS mulai menerapkan ISO 17025, kemudian ISO 9000-

    2001 mulai tahun 2003 dan pada tahun 2004-2005 LEMIGAS mulai dibentuknya

    SMLK3 berdasarkan OHSAS 18001 dan ISO 14001. PPPTMGB LEMIGAS

    mempunyai komitmen terhadap aspek mutu, keselamatan dan lindungan dalam

    menghasilkan produk atau jasa dan berusaha menjadi organisasi yang efektif dan efisien

    dan professional.

    2.7.2 Kebijakan LK3

    Berdasarkan Visi dan Misi organisasi yang telah ditetapkan untuk memberikan

    kepuasan terhadap pelanggan maupun stakeholder, maka kepala PPPTMGB

    LEMIGAS menetapkan kebijakan K3 sebagai berikut :

    PPPTMGB LEMIGAS menjamin bahwa dalam melaksanakan kegiatannya selalu

    berupaya memenuhi persyaratan standar serta peraturan yang berlaku menyangkut

    aspek lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk pecegahan terhadap luka

    (injury) maupun gangguan kesehatan (ill health) serta larangan penggunaan narkotika

    dan obat-obatan psikotropika lainnya, melaksanakan perbaikan berkelanjutan terhadap

    keefektifan system manajemen lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan

    kinerja LK3 serta memastikan bahwa seluruh personil berperan aktif dan bertanggung

    jawab terhadap pencapaian tujuan dan sasarn LK3 sesuai tugas fungsinya.

    Bersamaan dengan ini PPPTMGB LEMIGAS mempunyai komitmen dan

    berjanji untuk memenuhi semua peraturan pemerintah pusat, daerah dan persyaratan

  • 41

    tenaga LK3, menghasilkan produk maupun proses yang aman juga ramah lingkungan

    bagi pelanggan dan semua orang yang berada di lingkungan PPPTMGB LEMIGAS.

    Untuk menunjang aktifitas di atas, PPPTMGB LEMIGAS berupaya terus

    menerus melakukan perbaikan kondisi kelestarian LK3 dengan melaksanakan program-

    program LK3, meminimalisasi pencemaran lingkungan dari sumbernya,

    mengefisiensikan sumber energi, daur ulang bahan baku utama, serta menghilangkan

    resiko bahaya kerja dengan melibatkan peran aktif seluruh pegawai. Setiap pegawai

    diberikan alat pelindung diri dan pengetahuan tentang green company serta ditanamkan

    kepedulian terhadap LK3, sehingga pegawai mampu turut serta dalam penyelenggaraan

    tempat kerja yang bersih, rapih, sehat, aman dan nyaman.

    Kepala Pusat PPPTMGB LEMIGAS menentukan kebijakan dan menjamin bahwa

    kebijakan ini :

    a) Sesuai dengan sifat, skala dan dampak lingkungan serta bahaya kerja dari

    kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan PPPTMGB LEMIGAS.

    b) Mencakup komitmen untuk mencegah terhadap cidera (injury) dan gangguan

    kesehatan (ill health), dan melaksanakan perbaikan berkelanjutan terhadap

    keefektifan Sistem Manajemen Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja,

    dan Kinerja Kerja LK3.

    c) Mencakup komitmen dalam larangan penggunaan narkotika dan obat-obatan

    psikotropika lainnya.

  • 42

    d) Mencakup komitmen untuk memenuhi perundang-undangan dan peraturan LK3

    yang relevan dan persyaratan lain yang ditetapkan oleh PPPTMGB

    LEMIGAS.

    e) Merupakan kerangka untuk menyusun dan mengkaji tujuan dan sasaran LK3.

    f) Didokumentasikan, dilaksanakan, dipelihara.

    g) Dikomunikasikan kepada seluruh personel untuk bertanggung jawab secara

    dalam pribadi dalam mencegah hal-hal yang dapat mencelakakan dirinya sendiri,

    dan orang lain dibawah kendali organisasi.

    h) Berlaku untuk pihak-pihak terkait.

    i) Ditinjau ulang secara periodik untuk menyakinkan kesesuaian penerapan LK3

    dengan kebutuhan organisasi.

    2.7.3 Tujuan dan Sasaran LK3

    Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, komite LK3 memiliki tujuan dan

    sasaran yang sudah ditetapkan dalam Program Manajemen (PM) LK3. Tujuan dan

    sasaran LK3 PPPTMGB LEMIGAS periode 2008-2009 diantaranya sebagai berikut :

    1. Mencegah terjadinya keadaan bahaya dan kecelakaan kerja.

    - Memastikan peralatan kompresor memenuhi peraturan yang berlaku sebanyak

    50% dari total kompressor yang ada.

    - Memastikan peralatan angkat hoist memenuhi peraturan yang berlaku sebanyak

    100% dari total pesawat yang ada.

  • 43

    - Memastikan Genset memenuhi peraturan yang berlaku.

    - Memastikan penanganan tabung gas bertekanan memenuhi peraturan yang

    berlaku sebanyak 75% dari total tabung gas bertekanan yang ada.

    - Memastikan kelistrikan di lingkungan sesuai peraturan yang berlaku sebanyak

    75% dari total tabung gas bertekanan yang ada.

    - Memastikan peralatan instalasi penyalur petir memenuhi peraturan yang berlaku

    sebanyak 100% dari total penyalur petir yang ada.

    - Memenuhi peraturan depnaker mengenai pengurus P2K3 sebanyak 100%.

    - Mengidentifikasi dan mengendalikan kecelakaan kerja akibat paparan B3

    sebanyak 100%.

    - Mengidentifikasikan dan mengendalikan potensi hazard penyebab kecelakaan

    kerja sebanyak 75%.

    - Meningkatkan kepedulian pegawai terhadap potensi bahaya K3.

    2. Mencegah terjadinya PAK (Penyakit Akibat Kerja) terhadap pegawai PPPTMGB

    LEMIGAS

    - Menciptakan kondisi kerja yang sehat dengan memenuhi peraturan yang berlaku.

    3. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan

    - Memastikan pengendalian limbah labratorium memenuhi peraturan yang berlaku

    sebanyak 50%.

  • 44

    - Memastikan pengendalian limbah domestik mematuhi peraturan yang berlaku

    sebanyak 50%.

    - Memastikan pengendalian limbah udara memenuhi peraturan yang berlaku

    sebanyak 50%.

    4. Mencegah dan menanggulangi terjadinya keadaan darurat

    - Mentaati peraturan perudang-undangan pengendalian kebakaran dan keadaan

    darurat

    - Mengendalikan potensi bahaya penyebab kebakaran

    - Meningkatkan kepedulian pegawai terhadap keadaan darurat

    5. Mengembangkan dan meningkatkan program komunikasi tentang LK3

    - Mengkomunikasikan program LK3 kepada seluruh pegawai, supplier, kontraktor

    dan konsumen dan instansi terkait (Depnaker, Instansi pemberi izin) secara

    berkelanjutan.

    2.7.4 Struktur Organisasi Komite LK3

    Kepala Komite LK3 merupakan pimpinan puncak implementasi LK3 PPPTMGB

    LEMIGAS yang bertanggung jawab terhadap masalah lingkungan, Kesehatan dan

    Keselamatan Kerja. Koordinator Komite LK3 yang dijabat oleh Ir. Sugeng Riyono,

    M.Phil membawahi unit-unit yang berhubungan dengan LK3. Unit-unit tersebut adalah

    unit Administrasi, unit Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Unit Lindungan

    Lingkungan (LL).

  • 45

    Setiap unit membawahi sub unit dibidangnya. Unit Administrasi membawahi

    Sub Unit TI yang mengurus masalah administrasi dan pendokumentasian. Sub unit

    Kecelakaan Kerja dan Kesiagaan Tanggap Darurat (KKTD) bersama dengan Sub Unit

    Hygene dan Kesehatan Kerja (HKK) berada di bawah naungan Unit K3. Unit LL

    membawahi Sub unit Pengelolaan dan Pengolahan Limbah (PPL) dan Sub Unit

    Konservasi Lingkungan (KL). Untuk lebih jelas mengenal struktur organisasi Komite

    LK3 dapat dilihat dalam bagan 2.4 berikut :

  • 46

    Bagan 2.4

    Struktur Organisasi Komite LK3 PPPTMGB LEMIGAS Tahun 2011

    Koordinator Komite LK3

    Ir. Sugeng Riyono, M.Phil

    Ka. PPPTMGB LEMIGAS

    Dra. Yani Kussuryani M.Si

    Sub Unit Konservasi

    Lingkungan (KL)

    Gitafajar Saptyani. ST

    Sub Unit pengelolaan

    dan Pengolahan Limbah

    (PPL)

    Ikha Novita MS,

    Sub Unit Kecelakaan

    Kerja dan Kesiagaan

    Tanggap Darurat (KKTD)

    Aristian Ayubi

    Sub Unit TI

    Unit Lindungan

    Lingkungan (LL)

    Michael C. Willem, ST

    Unit Keselamatan dan

    Kesehatan Kerja (K3)

    Muksis

    Unit Administrasi

    Amirullah

    Sub Unit Hygene dan

    Kesehatan Kerja (HKK)

    Dr. Bibit Suripto, Sp.,KJ

  • 47

    Gambaran Umum Kelompok Program Riset Teknologi (KPRT)Proses

    Kelompok Program Riset Teknologi Proses merupakan kelompok kegiatannya yang

    berada di bagian hilir industri minyak dan gas bumi. Terdiri dari beberapa kegiatan

    kelompok fungsional dan didukung oleh jasa laboratorium. Kegiatan jasa studi dan

    laboratorium KPRT proses meliputi teknik separasi, proses konversi dan katalitik, disain

    dan modeling proses, Bioteknologi dan kimia analitik dan terapan serta lingkungan

    hidup. Dalam melaksanakan aktivitas, laboratorium memiliki Dokumen Internal yang

    dibuat dan ditetapkan oleh satuan kerja untuk memenuhi persyaratan standar dan

    peraturan yang berlaku. Dokumen Internal dapat dibagi menjadi :

    a. Pedoman Mutu

    b. Prosedur dan Instruksi Kerja Khusus

    c. Instruksi Kerja Alat (IKA) dan Metode Uji/kalibrasi

    d. Dokumen Pendukung Sistem Manajemen Mutu.

    Penggunaan Gedung KPRT Proses sebagai tempat penelitian dan pengembangan

    sumber daya Alam, diharapkan dapat lebih efisien dan efektif apabila setiap pegawai dan

    tamu secara sadar mengikuti ketentuan-ketentuan umum maupun khusus penggunaan

    ruang yang ada di dalam gedung.

    Sesuai dengan misi PPPTMGB LEMIGAS dibidang proses, pemanfaatan

    Gedung KPRT Proses lebih berorientasi sebagai wahana penelitian yang pada

    laboratorium dan eksperimental, dimana tenaga pelaksanaannya merupakan satu

    kesatuan dengan peralatan. Karena itu pada dasarnya semua ruangan adalah untuk

  • 48

    sarana penelitian atau laboratorium tanpa ada pemisahan antara alat dan manusia.

    Adapun struktur organisasi Gedung KPRT Proses meliputi :

  • 49

    Di KPRT Proses terdapat beberapa kelompok yang terdiri dari :

    1. Kelompok Proses Separasi

    2. Kelompok Proses Konversi dan Katalisa

    3. Kelompok Analitik dan Kimia Terapan

    4. Kelompok Bioteknologi

    5. Kelompok Pemodelan dan Perancangan Proses

    6. Kelompok Lingkungan

    Enam kelompok tersebut kemudian terdiri lagi atas beberapa laboratorium yang

    melakukan penelitian dan alisis. Terdapat sekitar 12 laboratorium yang beroperasi di

    Gedung KPRT Proses, untuk melakukan penelitian dan pengembangan di bidang

    minyak dan gas bumi.

    Semua laboratorium yang ada di Gedung KPRT Proses dapat membantu dalam

    pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan adanya pengembangan ilmu pengetahuan

    tersebut, tentunya hasil samping yang ada berupa limbah juga perlu diberi perhatian

    khusus terhadap penanganannya sebagai bentuk pencegahan terhadap pencemaran yang

    dimungkinkan akan timbul. Mengingat sebagian besar limbah yang ada merupakan hasil

    samping dari proses analisis yaitu limbah laboratorium, sehingga sangat dimungkinkan

    adanya bahan B3 yang terkandung dalam limbah tersebut yang dapat membahayakan

    lingkungan apabila tidak ditangani dengan baik. .

    Hasil indentifikasi dan evaluasi Aspek Lingkungan yang ada, dapat berasal dari

    limbah cair sisa analisis, limbah cair sisa alat pencucian gelas, emisi lemari asam,

    konsumsi air dan penggunaan energi Listrik, emisi gas buang pemanasan, limbah padat

  • 50

    pipet bekas/pecah, kertas saring, kemasan bekas, majun B3, tissue B3, penurunan SDA

    dan pencemaran tanah.

    2.9 UKL dan UPL

    Dalam melaksanakan kegiatan atau aktifitas laboratorium. PPPTMGB

    LEMIGAS juga melakukan kajian dokumen UKL dan UPL. Dimana dokumen UKL

    dan UPL ini merupakan acuan bagi perusahaan untuk melaksanakan pengelolaan dan

    pemantauan lingkungan, sehingga dampak negatif yang timbul dari kegiatan usaha ini

    dapat diminimalkan sekecil mungkin dan dampak positif yang akan terjadi dapat

    dikembangkan. Adapun dampak lingkungan yang sudah diperhatikan dari PPPTMGB

    LEMIGAS terhadap kegiatan usaha yang telah beroperasi diantaranya akibat unit-unit

    kegiatan produksi, kegiatan workshop, kegiatan domestik pendukung usaha, dan lain-

    lain diantaranya dengan melakukan pengukuran terhadap :

    Pencemaran udara dan kebisingan

    Penurunan kualitas air permukaan dan sumber air lainnya.

    Pengelolaan Bahan dan Limbah berbahaya dan beracun (B3).

    Pengelolaan aspek-aspek lingkungan yang relevan dengan tipologi operasional

    perusahaan

    Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 11 Tahun 2006,

    dimana sebuah kegiatan usaha sepanjang sesuai harus memiliki Dokumen Upaya

    Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL dan UPL) yang up

    to date sesuai keadaan sesungguhnya yang akan menjadi pedoman dalam upaya

    pengelolaan dan pemantauan lingkungan perusahaan.

  • 51

    2.10 Pelaksanaan ISO 14001 : 2004

    Adapun semua aktifitas pemantauan terhadap lingkungan kerja, yang dalam hal

    ini adalah penanganan limbah, PPPTMGB LEMIGAS berbasis pada standar ISO

    14001 : 2004. Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001 sudah dilakukan

    dimana semua kompartemen struktural yang berada dalam struktur organisasi direktorat

    produksi dituntut untuk senantiasa patuh dan memenuhi persyaratan yang diinginkan

    termasuk didalamnya laboratorium yang merupakan unit kerja pendukung operasional

    perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan PPPTMGB LEMIGAS telah mendapatkan

    sertifikat ISO 14001 : 2004. yang memuat semua persyaratan sistem manajemen yang

    berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan. Standard ini berdasarkan kepada metodologi

    yang dikenal sebagai beberapa tahapan yaitu, Rencanakan-Lakukan-Periksa-Tindakan

    (PDCA).

    Bagan 2.6

    Konsep Sistem Manajemen Limbah (SML)

  • 52

    BAB III

    RENCANA KEGIATAN MAGANG

    3.1. Alur Kegiatan Magang

    Bagan 3.1 Alur Kegiatan Magang

    Dalam kegiatan magang ini, diperlukan rencana kegiatan magang yang dibuat

    sebelum turun ke lapangan magang. Hal ini adalah untuk dilakukan dapat

    Pemberian pengarahan

    magang serta Induction dari

    pembimbing lapangan

    Studi Literatur dan menelaah

    dokumen, pengambilan data,

    observasi dan wawancara

    terkait tema magang

    Pengamatan penanganan limbah Cair B3 dan Non B3. Limbah padat B3 dan Non B3. dan Limbah Emisi gas.

    Penyusunan Laporan Magang

    Pencarian serta pengumpulan

    kelengkapan data serta

    pendokumentasian

    penanganan limbah

    Presentasi laporan magang

    (sidang)

  • 53

    dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Adapun rencana kegiatan magang dibuat

    secara terstruktur dalam tahap-tahap tertentu.

    Adapun tahap pertama adalah melakukan Pengenalan dengan staff

    PPPTMGB LEMIGAS dan pemberian pengarahan magang serta Induction dari

    pembimbing lapangan.

    Sebelum melakukan observasi lapangan, terlebih dahulu melakukan studi

    Literatur serta telaah dokumen tentang sistem Manajemen Lingkungan dan

    Keselamatan dan kesehatan Kerja (SMLK3) Komite LK3 PPPTMGB LEMIGAS.

    Hal ini dilakukan untuk memahami prosedur LK3 yang berlaku di institusi magang,

    untuk kemudian sebagai referensi pada saat melakukan pencarian data sekunder,

    serta observasi dan wawancara dengan pihak-pihak tertentu terkait tema magang.

    Tahapan selanjutnya adalah Pengamatan penanganan limbah Cair B3 dan

    Non B3. Limbah padat B3 dan Non B3. dan Limbah