Gambaran Perilaku Konsumsi Fast Food Pada Mahasiswa Obesitas
-
Upload
sarah-maftu -
Category
Documents
-
view
27 -
download
11
Transcript of Gambaran Perilaku Konsumsi Fast Food Pada Mahasiswa Obesitas
Gambaran perilaku konsumsi Fast Food pada mahasiswa Obesitas
Di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Jakarta
Oleh :
NurulAnisa
11141010000012
KesehatanLingkungan
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
APRIL/2016
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Obesitas adalah keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi makanan
yang jauh melebihi kebutuhannya sehingga terdapata penimbunan lemak yang
berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh (buku) . Obesitas merupakan
suatu keadaan antara berat badan dan tinggi badan tidak seimbang akibat jaringan
lemak dalam tubuh dan terjadi kelebihan berat badan yang melewati batas normal
(Sumanto, 2009). Jadi, obesitas adalah ketidakseimbangan antara tinggi badan dan
berat badan akibat kelebihan lemak. Menurut Word Health Organization (WHO) 2014
menyatakan pada tahun 2008 angka obesitas didunia sebesar 11,9 %. Penderita diabetes
sebanyak 200 juta remaja laki-laki dan 300 juta adalah remaja perempuan. Obesitas
adalah penyakit yang menimbulkan risiko kematian terbesar. Sekitar 3,4 juta remaja
meninggal setiap tahunnya karena obesitas. Di Indonesia, angka obesitas terus
meningkat. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, pada laki-laki
dewasa ditemukan 13,9% pada tahun 2007 menjadi 19,7% pada tahun 2013.
Sedangkan pada wanita dewasa terjadi kenaikan yang sangat tinggi mencapai 18,1%
pada tahun 2007 menjadi 32,9% pada tahun 2013 (Riskesdas 2013). Obesitas
merupakan penyakit yang kompleks karena diantaranya terkait faktor hereditas,
pilihan makanan, aktivitas fisik, pengaruh media, sensasi rasa, ketersediaan tempat
untuk berolahraga, ras, dan pengaruh keluarga serta social (Haines J, 2007).
Penyebab obes akibat fast food
Seiring dengan kemajuan dibidang perekonomian Indonesia, menyebabkan
perubahan pada gaya hidup masyrakatanya. Perubahan tersebut mempengaruhi
perilaku pola makan sehari-harinya. Memasuki abad ke-20, mulai bermunculan
restoran-restoran fast food. Menurut hasil penelitian Health Education Authority
2012, usia 15-34 tahun adalah konsumen terbanyak yang memilih menu fast food
(Erdiawati, 2011).
Masyarakat kini menyukai mengonsumsi makan-makanan yang mudah
didapat dengan cara yang cepat yaitu mengonsmsi makanan cepat saji (Fast Food)
yang mudah didapatkan diberbagai tempat. Gaya hidup di kota yang serba praktis
memungkinkan masyarakat modern sulit untuk menghindari Fast food yang banyak
mengandung kalori, lemak, dan kolesterol. Kurangnya aktivitas fisik dan kehidupan
yang disertai dengan stress terutama di kota-kota besar mulai menunjukkan dampak
dengan meningkatnya masalah gizi lebih (obesitas) (Khasanah, 2012). Fast food
merupakan makanan cepat saji yang dikonsumsi secara instan. Fast food memiliki
cirri kandungan gizi yang tidak seimbang. Kebanyakan mengandung kalori tinggi,
tetapi sangat rendah serat, tinggi kandungan lemak, gula, dan garam (Hermina 1997).
1.2 Fokus Masalah
Focus masalah pada penelitian ini merujuk pada studi pendahuluan tentang perilaku
makan fast food pada orang yang menderita obesitas. Perilaku konsumsi fast food
pada orang obesitas dilakukan karena fast food merupakan makanan yang enak,
terjangkau harganya dan menghemat waktu dalam penyajiannya sehingga dapat
langsung dikonsumsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Fast Food
Makanan cepat saji (Fast Food) adalah makanan yang tersedia dalam waktu cepat
dan siap disantap, seperti fried chiken, hamburgeratau pizza. Mudahnya memperoleh
makanan siap saji di pasaran memang memudahkan tersedianya variasi pangan sesuai
selera dan daya beli.Selain itu, pengolahan dan penyiapannya lebih mudah dan cepat,
cocok bagi mereka yang selalu sibuk (Sulistijani, 2002).
2.2 Kandungan Fast Food
2.3 Penggolongan Fast Food
2.4 Faktor Risiko Konsumsi Fast Food
2.5 Definisi Obesitas
2.6 Pengukuran Obesitas
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan yang kurang dapat meningkatkan resiko penyakit infeksi, sedangkan berat badan yang berlebih dapat meningkatkan resiko penyakit degeneratif. Berat badan yang normal memungkinkan seseorang untuk hidup yang lebih baik dan dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang. Untuk mengetahui nilai IMT, dapat dihitung dengan rumus:
Berat Badan (Kg)
IMT = -------------------------------------------------------
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)
IMT mempunyai ambang batas apabila dikatakan obesitas. Nilai ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
Sumber: Depkes 2004
2.6 Kebiasaan Makan
2.7 Perilaku Konsumsi Fast Food Pada Orang Obesitas
BAB III
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DEFINISI OEPRASIONAL
DAN HIPOTESIS
WHO. 2014. Obesity and Overweight. Cited from
Haines J, Sztainer DM, Wall M, Story M. 2007. Personal, Behavioral, andEnvironmental Risk and Protective Factors for Adolescent Overweight. Int.J. Obes. 2007; 15:2748-2760.
Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI
Sulistijani.D. A. 2002. Sehat dengan Menu Berserat. Jakarta: Trubus Agriwidya