GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

35
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG PENTINGNYA PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS CICALENGKA DTP KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2019 LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Pendidikan Program Studi DIII Kebidanan Universitas Bhakti Kencana Bandung Oleh : ARMI ARYANTI NIM : CK.1.16.046 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG 2019

Transcript of GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG

PENTINGNYA PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI

BARU LAHIR DI PUSKESMAS CICALENGKA DTP

KABUPATEN BANDUNG

TAHUN 2019

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan

Pendidikan Program Studi DIII Kebidanan

Universitas Bhakti Kencana Bandung

Oleh :

ARMI ARYANTI

NIM : CK.1.16.046

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

BANDUNG

2019

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...
Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...
Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...
Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

ABSTRAK

Derajat kesehatan masyarakat Indonesia ditentukan oleh morbiditas, mortalitas

dan status gizi. Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia antara

lain dengan jalan memberi ASI sedini mungkin. Fenomena yang terjadi yaitu

kebiasaan-kebiasaan yang salah yang dilakukan ibu dalam menyusui bayinya

yaitu memberikan cairan ASI yang sudah berwarna putih dan cairan yang kental

berwarna kuning/kolostrum tersebut dibuang karena dianggap menyebabkan sakit

perut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu

nifas hari ke 0-3 tentang pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di

puskesmas Cicalengka DTP kabupaten Bandung tahun 2019.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui

gambaran pengetahuan ibu nifas tentang pentingnya pemberian kolostrum.

Sampel didapatkan sebanyak 47 responden dengan pengambilan data secara

primer yaitu memberikan kuesioner kepada responden dengan analisa data

menggunakan analisis univariat.

Hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu nifas tentang pengetahuan

kolostrum lebih dari setengah responden berpengetahuan kurang sebanyak 24

orang (51,1%) dan sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak 10 orang

(21,3%).

Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum kurang.

Diharapkan bagi pihak puskesmas untuk bisa mengadakan penyuluhan tentang

kolostrum kepada ibu hamil supaya pada saat setelah persalinan ibu mengetahui

pentingnya pemberian kolostrum.

Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Nifas, Kolostrum

Sumber : 19 Buku (2014-2018)

6 Jurnal (2014-2017)

Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat taufik

serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan

tugas akhir dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Hari Ke 0-3 Tentang

Pentingnya Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas Cicalengka

DTP Kabupaten Bandung Tahun 2019” tanpa ada suatu halangan apapun.

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini penulis banyak mendapat

bimbingan, bantuan, saran, nasehat, dan petunjuk serta dorongan dari berbagai

pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada yang

terhormat:

1. H. Mulyana, S.H.,M.Pd., MH.Kes selaku Ketua Yayasan Adhi Guna

Kencana Bandung.

2. Dr. Entris Sutrisno, S.Farm, MH.Kes., Apt selaku Rektor Universitas

Bhakti Kencana Bandung.

3. Dr. Ratna Dian Kurniawati, M.Kes selaku ketua Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan.

4. Dewi Nurlaela Sari M.Keb selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan

Universitas Bhakti Kencana Bandung.

5. Linda Rofiasari, S.ST., M.Keb selaku pembimbing akademik yang telah

membimbing serta memberikan arahan.

6. Meda Yuliani, SST.,M.Kes dan Cici Valiani, SST., M.Kes selaku penguji

sidang laporan tugas akhir DIII Kebidanan Universitas Bhakti Kencana

Bandung.

Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

ii

7. Seluruh staff dosen dan karyawan Universitas Bhakti Kencana Bandung.

8. Puskesmas Rancaekek DTP selaku tempat uji validitas yang telah

memberikan izin.

9. Puskesmas Cicalengka DTP selaku tempat penelitian yang telah

memberikan izin penelitian.

10. Kepada orang tua serta keluarga tercinta, terima kasih atas doa restu dan

dukungannya selama ini. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan

membalas semua kebaikannya. Aamiin.

11. Teh Amila dan A Bambang Aji Eriana yang telah memberikan dukungan

dan motivasi dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.

12. Sahabat dan teman-teman sekalian yang sama-sama sedang berjuang

dalam penyusunan laporan tugas akhir ini terimakasih atas do’a dan

semangat selama ini.

13. Ibu Nifas yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Penulis menyadari laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan

masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun. Semoga segala amal baik ibu/bapak/sdr/i diterima oleh

Allah SWT, dan diberikan balasan yang lebih baik oleh-Nya.

Bandung, Juli 2019

Penulis

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN PENULIS

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi

DAFTAR BAGAN ...................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5

1.3 Tujuan ........................................................................................... 5

1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................................... 5

1.4 Manfaat.......................................................................................... 6

1.4.1 Bagi Institusi Kesehatan ........................................................ 6

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan ....................................................... 6

1.4.3 Bagi Peneliti .......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan ................................................................................... 7

2.1.1 Pengertian Pengetahuan ....................................................... 7

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

iv

2.1.2 Tingkat Pengetahuan ............................................................ 7

2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan ............................................ 9

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan................. 12

2.1.5 Cara Mendeskripsikan Tingkat Pengetahuan ........................ 14

2.2 Masa Nifas ..................................................................................... 15

2.2.1 Pengertian Masa Nifas ......................................................... 15

2.2.2 Perubahan Fisiologi Masa Nifas ........................................... 15

2.2.3 Periode Masa Nifas .............................................................. 17

2.2.4 Tahapan Masa Nifas ............................................................ 17

2.2.5 Tanda Bahaya Pada Masa Nifas ........................................... 17

2.2.6 Kunjungan Masa Nifas......................................................... 18

2.3 ASI Pertama (Kolostrum) ............................................................... 19

2.3.1 Definisi Kolostrum .............................................................. 19

2.3.2 Komposisi Kolostrum .......................................................... 20

2.3.3 Manfaat Kolostrum .............................................................. 21

2.3.4 Dampak Tidak Diberikan Kolostrum.................................... 21

2.3.5 Reflek Yang Berperan Dalam Pembentukan Kolostrum ....... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 24

3.2 Variabel Penelitian ........................................................................ 25

3.3 Populasi dan Sampel ..................................................................... 25

3.3.1 Populasi ............................................................................... 25

3.3.2 Sampel ................................................................................. 25

3.4 Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... 26

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

v

3.5 Kerangka Pemikiran Dan Kerangka Konsep .................................. 28

3.5.1 Kerangka Pemikiran............................................................. 28

3.5.2 Kerangka Konsep................................................................. 30

3.6 Definisi Operasional ..................................................................... 31

3.7 Instrumen Penelitian ..................................................................... 32

3.8 Uji Validitas Dan Reliabilitas ........................................................ 33

3.8.1 Uji Validitas ......................................................................... 33

3.8.2 Uji Reliabilitas ..................................................................... 34

3.9 Teknik Pengumpulan Dan Pengolahan Data .................................. 35

3.9.1 Pengumpulan Data ............................................................... 35

3.9.2 Pengolahan Data .................................................................. 36

3.10 Analisa Data .................................................................................. 37

3.11 Etika Penelitian ............................................................................. 39

3.12 Tempat Dan Waktu Penelitian ....................................................... 41

3.12.1 Tempat Penelitian ............................................................... 41

3.12.2 Waktu Penelitian ................................................................ 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 42

4.2 Pembahasan .................................................................................. 48

4.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................... 57

5.2 Saran ............................................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional…………………………………………. 31

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Hari

ke 0-3 Tentang Pengetahuan Kolostrum di Puskesmas

Cicalengka DTP Kabupaten Bandung Tahun 2019………….

43

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Hari

ke 0-3 Tentang Pengertian Kolostrum di Puskesmas

Cicalengka DTP Kabupaten Bandung Tahun 2019………….

44

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Hari

ke 0-3 Tentang Komposisi Kolostrum di Puskesmas

Cicalengka DTP Kabupaten Bandung Tahun 2019………….

45

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Hari

ke 0-3 Tentang Manfaat Kolostrum di Puskesmas Cicalengka

DTP Kabupaten Bandung Tahun 2019………………………

46

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Hari

ke 0-3 Tentang Dampak Tidak Diberikan Kolostrum di

Puskesmas Cicalengka DTP Kabupaten Bandung Tahun

2019…………………………………………………………..

47

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

vii

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Hari Ke

0-3 Tentang Pentingnya Pemberian Kolostrum Pada Bayi

Baru Lahir di Puskesmas Cicalengka DTP Kabupaten

Bandung Tahun 2019.........…..................................................

30

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Derajat kesehatan masyarakat Indonesia ditentukan oleh banyak

faktor, tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan

sarana dan prasarana kesehatan, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

pendidikan, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya. Faktor-

faktor ini berpengaruh pada kejadian morbiditas, mortalitas dan status gizi

di masyarakat. Angka morbiditas, mortalitas dan status gizi dapat

menggambarkan keadaan dan situasi derajat kesehatan masyarakat.(1)

Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia antara

lain dengan jalan memberi Air Susu Ibu (ASI) sedini mungkin.(2)

World

Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa ASI adalah makanan

ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI mengandung

berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan bayi baru lahir yang akhirnya bertujuan untuk menurunkan

angka kematian bayi (AKB).(3)

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan bayi yang paling penting

terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan dengan komposisi yang

seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. Komposisi ASI

itu sendiri tidak sama dari waktu ke waktu komposisi tersebut terbagi atas

tiga macam yaitu kolostrum, ASI masa transisi dan ASI matur.(4)

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

2

Kolostrum yaitu ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai

hari ketiga setelah bayi lahir, berwarna agak kekuningan lebih kuning dari

ASI biasa, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan

sel-sel epitel.(5)

Kolostrum merupakan bagian dari ASI yang sangat-sangat

penting untuk diberikan pada kehidupan pertama bayi karena kolostrum

mengandung zat kekebalan terutama immunoglobulin (IgA) untuk

melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi dan zat ini tidak akan

ditemukan dalam ASI selanjutnya ataupun dalam susu formula. Selain itu

kolostrum juga mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan lemak

rendah sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama

kelahiran dan juga membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi

yang pertama berwarna hitam kehijauan. Oleh karena itu kolostrum harus

diberikan pada bayi.(6)

Pemberian kolostrum dapat dimulai sejak satu jam pertama bayi

dilahirkan dengan melakukan praktik inisiasi menyusu dini (IMD).

Pendekatan IMD yang sekarang dianjurkan adalah dengan metode breast

crawl (merangkak mencari payudara) dimana setelah bayi lahir segera

diletakkan di perut ibu dan dibiarkan merangkak untuk mencari sendiri

puting ibunya dan akhirnya menghisapnya tanpa bantuan.(7)

Masalah saat ini yang sering dijumpai kebiasaan-kebiasaan yang

salah yang dilakukan ibu Indonesia dalam menyusui bayinya yaitu

memberikan cairan ASI yang sudah berwarna putih dan cairan yang kental

berwarna kuning atau kolostrum itu sendiri dibuang karena dianggap

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

3

menyebabkan sakit perut, oleh karena itu sebelum susu matur (ASI) keluar

bayi diberi makanan pengganti seperti air gula dan madu, akibat dari

kurangnya pemahaman tersebut maka merugikan kesehatan bayi itu

sendiri.(8)

Faktor pengetahuan, pendidikan, dan sumber informasi dapat

menyebabkan ibu tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir,

namun banyak disertai dengan faktor persepsi, sikap, sosial budaya,

dukungan sosial dan faktor ketidakmampuan tenaga kesehatan untuk

memotivasi dalam memberi penambahan ilmu bagi ibu-ibu yang

menyusui.

Beberapa pendapat yang menghambat ibu nifas tidak

memberikan kolostrum dengan segera, diantaranya takut bayi kedinginan,

setelah melahirkan ibu terlalu lelah untuk menyusui bayinya, kolostrum

tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai, serta kolostrum tidak

baik dan berbahaya bagi bayi. Hal di atas tidak akan terjadi jika seorang

ibu nifas mempunyai pengetahuan yang bagus serta mendapat dukungan

dari keluarga.(9)

Akibat tidak diberikan kolostrum dan ASI eklusif berdampak pada

status gizi, ISPA, pertumbuhan anak, stunting dan lain-lain. Berdasarkan

hasil penelitian Dina Hanifa tahun 2017 didapatkan lebih banyak anak

stunting (75,8%) yang tidak mendapatkan kolostrum maupun ASI secara

eklusif (24,2%) dari pada anak tidak stunting dengan hasil p-value=0,000.

Hal itu dikarenakan berbagai alasan yaitu karena pada saat bayi lahir ASI

belum keluar, jadi banyak ibu yang langsung memberikan susu formula.(23)

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

4

Data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2018

menunjukan bahwa persentase IMD di 62 puskesmas kabupaten Bandung,

dari 62 puskesmas cakupan yang paling rendah berada di puskesmas

Cinunuk sebanyak 60,8%, puskesmas Cicalengka DTP sebanyak 61,8%,

dan puskesmas Pasir Jambu sebanyak 65,1%.(10)

Dari data yang diperoleh

maka peneliti melakukan penelitian di puskemas Cicalengka DTP.

Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas Cicalengka

DTP. Dari data yang diambil rata-rata ibu nifas tiap bulan di puskesmas

Cicalengka DTP 40 orang. Berdasarkan wawancara didapatkan hasil

wawancara dengan 11 orang ibu nifas didapatkan data bahwa 5 orang ibu

mengetahui tentang kolostrum, sedangkan 6 orang ibu tidak mengetahui

tentang kolostrum dan tidak memberikan kepada bayinya. Menurut ibu hal

ini dilakukan karena tidak mengetahui manfaat kolostrum bagi bayi.

Petugas di Puskesmas Cicalengka DTP menyatakan bahwa di puskesmas

tersebut ada penyuluhan akan tetapi penyuluhannya tidak terfokus

terhadap kolostrum.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Hari Ke

0-3 Tentang Pentingnya Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di

Puskesmas Cicalengka DTP Kabupaten Bandung Tahun 2019.

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya yaitu

bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Hari Ke 0-3 Tentang

Pentingnya Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas

Cicalengka DTP Kabupaten Bandung Tahun 2019.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Hari Ke

0-3 Tentang Pentingnya Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir

di Puskesmas Cicalengka DTP Kabupaten Bandung Tahun 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas hari ke 0-3

tentang pengertian kolostrum di puskesmas Cicalengka DTP

Kabupaten Bandung Tahun 2019.

2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas hari ke 0-3

tentang komposisi kolostrum di puskesmas Cicalengka DTP

Kabupaten Bandung Tahun 2019.

3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas hari ke 0-3

tentang manfaat pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di

puskesmas Cicalengka DTP Kabupaten Bandung Tahun 2019.

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

6

4. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas hari ke 0-3

tentang dampak tidak diberikan kolostrum pada bayi baru lahir

di puskesmas Cicalengka DTP Kabupaten Bandung Tahun

2019.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat memberi informasi tentang gambaran

pengetahuan ibu nifas hari ke 0-3 tentang pentingnya pemberian

kolostrum pada bayi baru lahir di puskesmas Cicalengka DTP

Kabupaten Bandung Tahun 2019.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Bermanfaat dalam mengembangkan pengetahuan khususnya

tentang gambaran pengetahuan ibu nifas hari ke 0-3 tentang

pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di puskesmas

Cicalengka DTP Kabupaten Bandung Tahun 2019.

1.4.3 Bagi Peneliti

Menambah pengalaman baru tentang penelitian mengenai

gambaran pengetahuan ibu nifas hari ke 0-3 tentang pentingnya

pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di puskesmas Cicalengka

DTP Kabupaten Bandung Tahun 2019.

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, penciuman, rasa dan raba). Pada waktu

pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.(11)

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2015), pengetahuan yang tercakup

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi

yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam

pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

8

antara lain menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,

menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelasakan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan

sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu

struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata

kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

9

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk

meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formula baru dari

formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun,

dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan

dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan

yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaiatan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi.

Penialain-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada.

2.1.3 Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2015), cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a. Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:

a) Cara coba – salah (Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan.

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah.

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

10

Apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat

terpecahkan.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena

tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada

masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada

masyarakat modern. Kebiasaan ini seolah diterima dari

sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber

pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka

agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya.

d) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu

cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang

lalu.

Page 23: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

11

e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense terkadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian

hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut

oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam

konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini

harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang

bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut

rasional atau tidak.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara

cepat melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui

proses penalaran atau berpikir.

h) Melalui jalan pikiran

Manusia mampu menggunakan penalarannya dalam

memperoleh pengetahuan. Apabila proses pembuatan

kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus

kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi

adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan

umum ke khusus.

Page 24: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

12

b. Cara ilmiah atau modern

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematis,

logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah,

atau metodologi penelitian (research metodology). Bahwa

dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan

observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan

terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang

diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :

a) Segala sesuatu yang positif yaitu gejala tertentu yang

muncul pada saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang

tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-

gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

2.1.4 Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

Menurut Notoatmodjo (2015), faktor-faktor yang

mempengaruhi

tingkat pengetahuan secara umum adalah :

a. Umur

Semakin tua umur seseorang maka proses-proses

perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada

umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini

tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun.

Page 25: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

13

b. Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

belajar dan berpikir abstrak guna menyesuaikan diri secara

mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar.

Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk

berpikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah

sehingga mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang

akan berpengauh pula terhadap tingkat pengetahuan.

c. Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan

memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana

seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-

hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam

lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang

akan berpengaruh pada cara berpikir seseorang.

d. Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam

hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini

Page 26: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

14

seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh

suatu pengetahuan.

e. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran

untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan

tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri.

Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya

seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka

peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang

semakin baik pula pengetahuannya.

f. Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah

tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber

pengetahuan atau pengalaman itu suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu,

pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk

memperoleh pengetahuan.

2.1.5 Cara mendeskripsikan tingkat pengetahuan

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang dapat

dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu: baik, cukup, kurang :

1. ≥ 76 % Baik

2. 56-<76% Cukup

3. ≤ 56% Kurang

Page 27: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

15

2.2 Masa Nifas

2.2.1 Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah

plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kadungan kembali

seperti semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-

kira 6 minggu.(12)

Masa nifas atau puerperium adalah masa pulih kembali,

dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6

minggu (42 hari).(13)

2.2.2 Perubahan Fisiologi Masa Nifas

a. Involusi Rahim

Keadaan uterus yang berangsur-angsur mengecil ke ukuran

semula seperti sebelum hamil.

b. Involusi Tempat Plasenta

Setelah persalinan, tempat implantasi plasenta akan cepat

mengecil karena banyak pembuluh darah yang tersumbat

akibat regenerasi endometrium.

c. Perubahan Ligamen

Selama kehamilan berlangsung, terjadi peregangan

ligamen-ligamen uterus dan akan kembali ke keadaan semula

setelah persalinan.

Page 28: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

16

d. Perubahan pada Serviks

Serviks mengalami involusi bersamaan dengan involusi

uterus. Involusi serviks akan menyebabkan bentuk serviks

yang akan menganga seperti corong.

e. Lochea

Lochea adalah cairan yang berasal dari uterus dan luka

jalan lahir selama dalam masa nifas.

Macam-macam lochea :

a) Lochea rubra, keluar dari hari ke-1 sampai hari ke-3

berwarna merah dan hitam. Lochea ini terdiri dari sel

desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa meconium,

dan sisa darah.

b) Lochea sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah

dan lendir yang keluar pada hari ke-4 sampai ke-7 pasca

persalinan.

c) Lochea serosa, keluar dari hari ke-8 sampai hari ke-14,

berwarna kekuningan.

d) Lochea alba adalah lochea yang keluar pada hari ke 15- 42

hari, berwarna putih.(12)

Page 29: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

17

2.2.3 Periode Masa Nifas

a. Immediate Puerperium

Segera setelah persalinan sampai 24 jam setelah persalinan.

b. Early puerperium

1-7 hari setelah melahirkan.

c. Late puerperium

1 minggu sampai 6 minggu setelah melahirkan.

2.2.4 Tahapan Masa Nifas

Menurut Wulandari dan Handayani (2015), nifas dibagi dalam 3

periode :

a. Puerperium dini adalah masa kepulihan dimana ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

b. Puerperium Intermedial adalah masa kepulihan menyeluruh

alat-alat genital yang lamanya 6-8 minggu.

c. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih

dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu

persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna

bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau tahunan.

2.2.5 Tanda Bahaya Pada Masa Nifas

a. Lochea yang berbau busuk.

b. Nyeri pada perut atau pelvis.

c. Pusing atau lemas yang berlebihan.

d. Suhu tubuh ibu > 38º C.

Page 30: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

18

e. Tekanan darah yang meningkat.

f. Ibu mengalami kesulitan menyusui karena ada bagian payudara

yang kemerahan, terasa panas, bengkak, dan ada pus.

g. Terdapat masalah mengenai makan dan tidur.(12)

2.2.6 Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan rumah pada masa nifas dilakukan sebagai suatu

tindakan untuk pemeriksaan postpartum lanjut.

Kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu :

a. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari

setelah persalinan.

a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan

c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri.

d) Pemberian ASI awal

e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

f) Mencegah hipotermi pada bayi

b. Kunjungan nifas kedua dalam waktu hari ke-4 sampai dengan

hari ke- 28 setelah persalinan.

a) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus

berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada

perdarahan abnormal.

Page 31: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

19

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan perdarahan

abnormal.

c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan

istirahat.

d) Memberikan konseling tentang perawatan bayi

c. Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu hari ke-29 sampai dengan

hari ke- 42 setelah persalinan.

a) Asuhan yang diberikan sama dengan kunjungan kedua

b) Memberikan konseling tentang KB secara dini.(14)

2.3 ASI Pertama (Kolostrum)

2.3.1 Definisi Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan kental kekuning-kuningan

keluar pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir.

Jumlah kolostrum akan betambah dan mencapai komposisi ASI

biasa/matur sekitar 3-14 hari.(15)

Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi

oleh kelenjar payudara dari hari ke 1 sampai ke 3, mengandung

tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan

duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa

puerperium. Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu

berubah.(16)

Page 32: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

20

2.3.2 Komposisi Kolostrum

Menurut Wulandari dan Handayani (2015), komposisi kolostrum

meliputi :

a. Kadar karbohidrat dan lemak rendah jika dibandingkan dengan

ASI matur.

b. Lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI

matur, tetapi berlainan dengan ASI yang matur, pada kolostrum

protein yang utama adalah globulin (gamma globulin).

c. Lebih banyak mengandung antibody dibandingkan dengan ASI

matur, dan dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai

umur 6 bulan.

d. Mineral, terutama natrium kalium dan klorida lebih tinggi jika

dibandingkan dengan ASI matur.

e. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K) lebih

tinggi jika dibandingkan dengan ASI matur, sedangkan vitamin

yang larut dalam air (vitamin B dan C) dapat lebih tinggi atau

lebih rendah.

f. Zat kekebalan tubuh atau Immunoglobulin Ig A, Ig G dan Ig M

lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASI matur.

g. Total energi rendah jika dibandingkan dengan susu matur hanya

58 Kal/100 ml kolostrum.

h. Volume berkisar 150-300 ml/ 24 jam.

Page 33: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

21

2.3.3 Manfaat Kolostrum

a. Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh terutama IgA

(Immunoglobulin A) untuk melindungi bayi dari berbagai

penyakit infeksi terutama diare.

b. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari

isapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun

sedikit, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.

Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan pada bayi.

c. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan

mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai

dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

d. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang

pertama berwarna hitam kehijauan.

2.3.4 Dampak tidak diberikan kolostrum

Bayi yang tidak mendapatkan kolostrum akan mudah

terkena penyakit seperti infeksi dan alergi, tersebab kurangnya

asupan zat kekebalan yang banyak terkandung dalam kolostrum

mudah tertular penyakit yang disebabkan kekurangan protein dan

vitamin.(15)

Resiko jangka panjang tidak diberikan kolostrum pada bayi

baru lahir dapat menyebabkan bayi menjadi lebih rentan pada

penyakit-penyakit seperti diare, diabetes, bahkan leukimia. Lebih

lanjut, kelalaian memberikan kolostrum bisa meningkatkan resiko

Page 34: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

22

bayi lebih rentan terserang obesitas. Studi medis membuktikan

bahwa 25% bayi yang tidak diberikan kolostrum mengalami

masalah dengan berat badan ketika besar.(16)

2.3.5 Reflek yang berperan dalam pembentukan kolostrum atau

air susu.

a. Refleks Prolaktin (Proses produksi ASI)

Hormon prolaktin dari plasenta memegang peranan untuk

membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum masih terbatas

karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi.

Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada

puting susu terangsang. Jumlah prolaktin yang disekresi dan

jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan

yaitu frekuensi, intensitas dan lamanya bayi menghisap.

b. Refleks Let Down (Proses pengaliran ASI)

Hormon oksitosin setelah dilepas kedalam darah akan

mengacu otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan

duktulus berkontraksi sehingga memeras air susu dari alveoli,

duktulus, dan sinus menuju puting susu. Tanda-tanda lain dari

let down adalah tetesan pada payudara lain yang sedang

dihisap oleh bayi. Refleks ini dipengaruhi oleh kejiwaan ibu.

Page 35: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 0-3 TENTANG ...

23

2.3.6 Faktor-faktor yang menyebabkan seorang ibu tidak

memberikan ASI Pertama (Kolostrum)

Beberapa penelitian menunjukkan banyak faktor yang

menyebabkan seorang ibu tidak menyusui bayinya, terutama dalam

pemberian kolostrum, antara lain :

a. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat

kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat

pemberian ASI terutama kolostrum.

b. Faktor kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian

kolostrum.

c. Faktor perubahan sosial budaya yang masih berlaku di beberapa

daerah yang mengharuskan kolostrum dibuang.

d. Faktor ASI yang belum keluar pada hari-hari pertama sehingga

perlu ditambah susu formula.

e. Faktor payudara kecil sehingga tidak menghasilkan cukup ASI

Pertama (kolostrum). Besar kecilnya payudara tidak menentukan

banyak sedikitnya produksi ASI Pertama (kolostrum) karena

payudara yang besar hanya mengandung lebih banyak jaringan

lemak dibandingkan yang kecil.(17)