GAMBARAN PENGETAHUAN, DUKUNGAN GURU DAN …
Transcript of GAMBARAN PENGETAHUAN, DUKUNGAN GURU DAN …
i
GAMBARAN PENGETAHUAN, DUKUNGAN GURU DAN KEPATUHAN
KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH (TTD) PADA REMAJA
PUTRI DI SMPN 3 WONGGEDUKU KABUPATEN KONAWE
Tugas Akhir
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan D-III Gizi
OLEH :
AGUSTIN
P00331018099
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN GIZI
2019
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
GAMBARAN PENGETAHUAN, DUKUNGAN GURU DAN KEPATUHAN
KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH (TTD) PADA REMAJA
PUTRI DI SMPN 3 WONGGEDUKU KABUPATEN KONAWE
Yang diajukan oleh :
AGUSTIN
P00331018099
Telah disetujui oleh :
Pembimbing Utama,
Purnomo Leksono, DCN, M.Kes Tanggal :…………………….......
NIP. 195903141987031002
Pembimbing Pendamping,
Evi Kusumawati, SST, M.Si Med Tanggal :………………………...
NIP. 197903272007012024
iii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI UJIAN AKHIR PROGRAM
TUGAS AKHIR
GAMBARAN PENGETAHUAN, DUKUNGAN GURU DAN KEPATUHAN
KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH (TTD) PADA REMAJA
PUTRI DI SMPN 3 WONGGEDUKU KABUPATEN KONAWE
OLEH:
AGUSTIN
P00331018099
Telah Diuji Dan Disetujui Pada Tanggal 12 Agustus 2019
TIM DEWAN PENGUJI
Purnomo Leksono, DCN, M.Kes Ketua Dewan Penguji (… ....................... )
Evi Kusumawati, SST, M.Si Med Sekretaris Penguji (… ....................... )
Rita Irma, SST, MPH Anggota Penguji (… ....................... )
Sri Yunanci, V.G, SST, MPH Anggota Penguji (… ....................... )
I Made Rai Sudarsono, S.Gz, MPH Anggota Penguji (… ....................... )
Mengetahui:
Ketua Jurusan Gizi Poltekes Kendari
Sri Yunanci, V. Gobel, SST, MPH
NIP. 196910061992032002
iv
GAMBARAN PENGETAHUAN, DUKUNGAN GURU DAN KEPATUHAN
KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH (TTD) PADA REMAJA
PUTRI DI SMPN 3 WONGGEDUKU KABUPATEN KONAWE
RINGKASAN
Agustin
di bawah bimbingan Purnomo Leksono dan Evi Kusumawati
Latar Belakang : Cakupan pemberian tablet tambah darah pada remaja putri di
Indonesia menurut Riskesdas (2018) sebesar 76.2% sedangkan yang tidak mendapatkan
23.8%, sedangkan remaja putri yang mendapat TTD disekolah sebesar 80.9% dan dan
yang tidak mendapatkan sebesar 19.1%, angka tersebut jauh melebihi dari target
nasional. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan dan dukungan
guru serta kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri di
SMPN 3 Wonggeduku Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe
Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan survey. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Juli 2019, dengan jumlah sampel 61 siswi, diambil dengan
metode total sampling, pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan
kueioner.
Hasil: Pengetahuan remaja putri tentang anemia dan tablet tambah darah sebagian besar
(78,7%) dalam kategori baik, Dukungan guru dalam mengonsumsi tablet tambah darah
sebagian besar sampel (78,7%) dalam kategori kurang, serta kepatuhan remaja putri
dalam mengonsumsi tablet tambah darah sebagian besar (63,9%) dalam kategori tidak
patuh.
Kesimpulan: Pengetahuan remaja putri sebagian besar (78,7%) baik, Dukungan guru
sebagian besar (78,7%) kurang, dan kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsi tablet
tambah darah sebagian besar (63,9%) tidak patuh.
Penelitian ini menyarankan kepada pihak sekolah perlu adanya kebijakan oleh pihak
sekolah untuk menyediakan waktu secara bersama untuk mengkonsumsi tablet tambah
darah.
Kata Kunci : Pengetahuan, Dukungan Guru, Kepatuhan, Tablet Tambah Darah
Daftar Bacaan : 28 (2003-2018)
v
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat
serta karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berjudul: Gambaran
Pengetahuan, Dukungan Guru dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah pada
Remaja Putri di SMPN 3 Wonggeduku Kabupaten Konawe.
Penulis menyadari dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,
dan banyak kekurangan baik dalam metode penulisan maupun dalam pembahasan
materi. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan Penulis. Sehingga Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun mudah-mudahan dikemudian
hari dapat memperbaiki segala kekuranganya.
Dalam penulisan tugas akhir ini, Penulis selalu mendapatkan bimbingan,
dorongan, serta semangat dari banyak pihak. Oleh karena itu Penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing yang terhormat,
yakni Bapak Purnomo Leksono DCN, M,Kes dan Ibu Evi Kusumawati, SST, M.Si
Med, yang telah meluangkan waktunya, tenaga dan pikirannya untuk membimbing
Penulis dalam penulisan tugas akhir ini, selain pembimbing Penulis juga ingin
mengucapkan banyak rasa terima kasih kepada :
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
2. Ibu Sri Yunanci, SST, MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Kendari
3. Ibu Risma, SP, MPH selaku sekretaris jurusan gizi Poltekkes Kemenkes Kendari
4. Ibu Euis Nurlaela, S.Gz, M.Kes selaku ketua Prodi DIII Jurusan Gizi
5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Kendari.
6. Kedua orang tua, suami dan anak-anakku yang telah memberikan dorongan dan
doasen hingga Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Buat rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Program Rekognisi Pembelajaran
Lampau (RPL) angkatan 2018 pada khususnya yang selalu memberikan dukungan
bantuan baik moril maupun materi, penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih.
vi
Akhirnya, Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu, dengan harapan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat
Kendari. Agustus 2019
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... ii
RINGKASAN ............................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL...................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah.............................................................................................. 5
C. Tujuan penelitian ............................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 7
A. Telaah Pustaka 7
1. Anemia ........................................................................................................ 7
2. Kepatuhan ................................................................................................... 9
3. Tablet Tambah Darah (TTD) .................................................................... 12
4. Remaja ........................................................... 15
B. Kerangka teori dan kerangka konsep .............................................................. 17
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 18
A. Jenis penelitian ................................................................................................ 18
B. Waktu dan tempat penelitian ........................................................................... 18
C. Populasi dan Sampel ....................................................................................... 18
D. Jenis dan cara pengumpulan data .................................................................... 18
E. Pengolahan data .............................................................................................. 19
F. Penyajian data ................................................................................................. 19
G. Definisi Oprasional ......................................................................................... 20
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 21
A. Hasil 21
B. Pembahasan 26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 31
A. Kesimpulan 31
B. Saran 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 32
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Sampel berdasarkan Umur ........................................................... 22
Tabel 2. Distribusi Sampel berdasarkan Pekerjaan Orang Tua ................................... 22
Tabel 3. Distribusi Sampel berdasarkan Pendidikan Orang Tua ................................ 23
Tabel 4. Distribusi Sampel berdasarkan Pengetahuan ................................................ 23
Tabel 5. Pengetahuan dengN kepatuhan dalam Mengonsumsi TTD .......................... 24
Tabel 6. Distribusi Sampel berdasarkan Dukungan Guru ........................................... 24
Tabel 7. Distribusi Kuesioner Dukungan Guru dalam Konsumsi TTD ...................... 25
Tabel 8. Distribusi Sampel berdasarkan Kepatuhan Konsumsi TTD ......................... 25
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangak Teori Penelitian ......................................................................... 17
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................................... 18
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian
2. Master Tabel Penelitian
3. Dokumentasi Penelitian
4. Surat Keterangan Selesai Penelitian
5. Surat Pengantar Penelitian dari Balitbang Prov. Sultra
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja (adolescence) dikenal sebagai periode transisi perkembangan
antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada masa remaja terjadi berbagai
perubahan diantaranya, perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional.
Perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional yang dialami remaja dapat
berkisar mulai dari perkembangan fungsi seksual, proses berpikir abstrak hingga
kemandirian (Santrock, 2007).
Pada perkembangannya masa remaja merupakan periode dimana terjadinya
kematangan fisik yang berlangsung pesat, yang melibatkan perubahan hormonal dan
tubuh yang dikenal dengan masa pubertas (Santrock, 2007). Mulai berfungsinya
organ reproduksi ditandai dengan munculnya karakteristik seks primer serta seks
sekunder (Wong, 2009).
Terjadinya menstruasi pada remaja perempuan tiap bulannya menyebabkan
remaja perempuan kehilangan zat besi ± 1,3 mg per harinya sehingga kebutuhan
akan zat besi lebih banyak dibandingkan laki-laki (Poltekkes Depkes Jakarta 1, 2010
dalam Deviani, 2017). Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan akan zat
besi pada remaja perempuan menyebabkan remaja perempuan memiliki risiko untuk
mengalami anemia.
Anemia adalah keadaan seseorang yang memiliki kadar hemoglobin di
bawah nomal yaitu pada wanita kurang dari 12 g/dl (Lee, 2013). Secara keseluruhan
prevalensi anemia pada wanita di negara berkembang mencapai 45% sedangkan di
negara maju mencapai 13% (Departemen gizi dan Kesmas, 2014). World Health
2
Organization (WHO) menyebutkan 30% penduduk di dunia mengalami anemia dan
banyak diderita oleh Ibu hamil dan remaja putri. Cakupan anemia di kalangan
remaja masih cukup tinggi yaitu sebesar 29% (WHO, 2015). Data Riskesdas 2013
menyebutkan prevalensi anemia di Indonesia secara nasional mencapai 21,7%,
dengan penderita anemia pada usia 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita
pada usia 15-24 tahun. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa
proporsi anemia pada perempuan lebih tinggi (22,7%) dibandingkan pada laki-laki
(12,4%). Anemia menjadi masalah kesehatan karena prevalensinya >20%
(Kemenkes, 2013).
Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah telah melakukan upaya untuk
mencegah dan mengatasi masalah gizi tersebut dalam Kementerian Kesehatan telah
menyusun Rencana Strategis (Renstra) tahun 2015-2019, di dalamnya tercantum
bahwa sasaran program Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak antara lain meningkatnya
ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh
masyarakat. Indikator pembinaan perbaikan gizi masyarakat salah satunya adalah
Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) atau Tablet Besi bagi remaja putri dengan
target sebesar 30% pada tahun 2019.
Program pemberian suplementasi zat besi atau TTD pada remaja putri
diharapkan dapat berkontribusi memutus lingkaran malnutrisi antargenerasi (WHO
2005). Pemerintah Indonesia sejak tahun 1997 telah menjalankan program
pencegahan dan penanggulangan anemia gizi pada Wanita Usia Subur (WUS)
dengan mengintervensi WUS lebih dini lagi, yaitu sejak usia remaja. Program ini
bertujuan untuk mendukung upaya penurunan angka kematian ibu dengan
3
menurunkan risiko terjadinya perdarahan akibat anemia pada ibu hamil (Depkes
2003).
Berdasarkan peraturan Kementrian Kesehatan RI 2016, TTD atau Tablet
Besi bagi remaja putri diberikan dengan dosis 1 tablet seminggu sekali dengan
jumlah pemberian tablet adalah 4 tablet dalam 1 paket untuk jangka waktu 1 bulan.
Cakupan pemberian tablet tambah darah pada remaja putri di Indonesia menurut
Riskesdas (2018) sebesar 76.2% sedangkan yang tidak mendapatkan 23.8%,
sedangkan remaja putri yang mendapat TTD disekolah sebesar 80.9% dan dan yang
tidak mendapatkan sebesar 19.1%, angka tersebut jauh melebihi dari target nasional,
namun data tersebut masih sebatas mendapatkan belum tentu mengkonsumsi TTD.
Program suplementasi zat besi telah diatur dalam buku Pedoman
Penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putri dan WUS dari Departemen
Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2006. Meskipun sudah cukup jelas,
program tersebut masih mengalami banyak kendala terutama dalam hal kepatuhan
(Depkes, 2006). Kepatuhan merupakan salah satu faktor yang dianggap paling
berpengaruh dalam keberhasilan program suplementasi besi (Maryani, 2006).
Kepatuhan mengonsumsi TTD diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi
dan frekuensi mengonsumsi tablet.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Green dalam Fitri (2018), terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang. Faktor-faktor tersebut terdiri
dari faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Pada perilaku
remaja putri dalam mengkonsumsi Tablet Tambah Darah, faktor predisposisi
meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan remaja putri dalam mengkonsumsi Tablet
4
Tambah Darah, kemudian faktor pendukung meliputi daya terima, dan faktor
pendorong meliputi dukungan sekolah.
Kesadaran konsumsi tablet Fe saat tidak lepas dari informasi dan
pengetahuan, hal ini dikarena pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumsi seseorang. Kesadaran remaja dalam upaya pencegahan anemia
melalui konsumsi tablet Fe saat khususnya pada saat menstruasi masih rendah
(Lestari, 2015). Hasil penelitian Fitri (2018) menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara pengetahuan dengan perilaku konsumsi tablet tambah darah pada siswi.
sebagian besar siswi tidak mengetahui pentingnya mengkonsumsi tablet tambah
darah sebagai upaya mencegah anemia pada remaja putri di SMA Pertiwi 1 Padang.
Selain itu, Nuradhiani (2017) mengemukakan salah satu penyebab masih rendahnya
kepatuhan remaja putri mengonsumsi TTD adalah kurangnya kesadaran remaja
putri untuk mengonsumsi TTD, diakibatkan oleh kurangnya dukungan dari pihak
luar untuk mengingatkan konsumsi TTD,. Menurut Tambayong (2002), kepatuhan
akan terjadi bila aturan dalam mengonsumsi obat diikuti dengan benar.
Selain itu kepatuhan sangat membutuhkan dukungan supaya menjadi terbiasa.
Salah faktor luar yang mempengaruhi kepatuhan konsumsi tablet fe pada
remaja putri adalah dukungan dari guru. Hasil penelitian Nuradhiani (2017)
menyatakan bahwa terdapat hubungan dukungan guru terhadap kepatuhan konsumsi
tablet fe pada remaja putri di kota bogor. Anderman (2009) menyatakan bahwa anak
sekolah lebih dapat menerima informasi dan mengikuti contoh yang disampaikan
oleh guru dibandingkan pihak lain. Hal ini karena guru dianggap sebagai tokoh
penting bagi anak sekolah.
5
Berdasarkan survey awal pada bulan Desember Tahun 2018, SMPN 3
Wonggeduku merupakan salah satu sekolah yang mendapatkan program pemberian
Tablet Tambah Darah dari Puskesmas, pada bulan Desember tahun 2018, sebanyak
120 remaja putri yang mengonsumsi tablet tambah darah hanya 103 orang (85,83%),
sedangkan sisanya (14,17%) tidak mau mengonsumsi dengan alasan takut, tidak
suka terhadap baunya serta tidak ada kegunaannya. Oleh karena itu berdasarkan
masalah tersebut penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Gambaran
Pengetahuan dan Dukungan Guru serta Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah
pada Remaja Putri di SMPN 3 Wonggeduku Kecamatan Wonggeduku Kabupaten
Konawe”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran pengetahuan dan dukungan guru serta kepatuhan
konsumsi Tablet Tambah Darah pada remaja putri di SMPN 3 Wonggeduku
Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan dan dukungan guru serta kepatuhan
konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri di SMPN 3
Wonggeduku Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran pengetahuan tentang anemia dan Tablet Tambah
Darah (TTD) pada remaja putri di SMPN 3 Wonggeduku Kecamatan
Wonggeduku Kabupaten Konawe
6
b. Mengetahui gambaran dukungan guru dalam mengonsumsi Tablet Tambah
Darah (TTD) pada remaja putri di SMPN 3 Wonggeduku Kecamatan
Wonggeduku Kabupaten Konawe
c. Mengetahui gambaran kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah pada
remaja putri di SMPN 3 Wonggeduku Kecamatan Wonggeduku Kabupaten
Konawe.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi Kesehatan
Berkontribusi sebagai salah satu referensi tentang faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kepatuhan remaja putri dalam mengkonsumsi Tabet
Tambah Darah (TTD), sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan oleh
petugas kesehatan dalam upaya peningkatan kepatuhan konsumsi TTD pada
remaja putri penerima program.
2. Bagi diri Pribadi
Menambah wawasan dan pengetahuan khsusnya dapat menjadi sumber
informasi mengenai gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia
dan TTD serta dukungan guru sekolah terhadap kepatuhan remaj putrid dalam
mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).
3. Bagi peneliti lain
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan
untuk mengembangkan penelitian lain yang memiliki jangkauan lebih luas dan
mendalam terkait hubungan pengetahuan remaja putrid, dan dukungan guru
dengan tingkat kepatuhan dalam mengkonsumsi TTD .
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Anemia
a. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb)
dalam darah lebih rendah dari normal. Hemoglobin adalah salah satu
komponen dalam sel darah merah/eritrosit yang berfungsi untuk mengikat
oksigen dan mengantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh. Oksigen
diperlukan oleh jaringan tubuh untuk melakukan fungsinya. Kekurangan
oksigen dalam jaringan otak dan otot akan menyebabkan gejala antara lain
kurangnya konsentrasi dan kurang bugar dalam melakukan aktivitas.
Hemoglobin dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan membentuk sel
darah merah/eritrosit (Kemenkes RI, 2016).
b. Diagnosis Anemia
World Health Organization menuliskan bahwa penegakkan diagnosis
anemia dilakukan dengan pemeriksaaan laboratorium kadar hemoglobin/Hb
dalam darah dengan menggunakan metode Cyanmethemoglobin (Kemenkes
RI, 2016). Hal ini sesuai dengan Permenkes Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat. Rematri dan
WUS menderita anemia bila kadar hemoglobin darah menunjukkan nilai
kurang dari 12 g/dL.
8
c. Penyebab anemia
Anemia terjadi karena berbagai sebab, seperti defisiensi besi,
defisiensi asam folat, vitamin B12 dan protein. Secara langsung anemia
terutama disebabkan karena produksi/kualitas sel darah merah yang kurang
dan kehilangan darah baik secara akut atau menahun. Ada 3 penyebab
anemia, yaitu:
1) Defisiensi zat gizi
2) Perdarahan (Loss of blood volume)
3) Hemolitik
d. Gejala dan dampak anemia
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016) dalam Buku
Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri dan
Wanita Usia Subur (WUS) menuliskan bahwa gejala yang sering ditemui
pada penderita anemia adalah Lesu, Letih, Lemah, Lelah dan Lalai atau
disebut dengan 5 L yang disertai sakit kepala dan pusing, mata berkunang-
kunang, mudah mengantuk, cepat lelah serta sulit berkonsentrasi.
Secara klinis, penderita anemia ditandai dengan pucat pada bagian
wajah seperti kelopak mata, bibir, kulit, kuku dan telapak tangan. Anemia
dapat menyebabkan berbagai dampak buruk pada Remaja Putri (Rematri)
dan Wanita Usia Subur (WUS), diantaranya adalah menurunkan daya tahan
tubuh sehingga penderita anemia mudah terkena penyakit infeksi ,
menurunnya kebugaran dan ketangkasan berpikir karena kurangnya oksigen
ke sel otot dan sel otak serta menurunnya prestasi belajar dan produktivitas
kerja.
9
2. Kepatuhan
a. Pengertian Kepatuhan
Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan secara umum
bahwa kepatuhan adalah sifat taat dalam menjalankan perintah atau sebuah
aturan. Slamet tahun 2007 menambahkan bahwa kepatuhan yaitu perilaku
yang sesuai dengan perintah agar sesuai dengan peraturan. Kepatuhan adalah
sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
profesional kesehatan (Arifin, 2016)
b. Pengukuran kepatuhan
Kepatuhan sulit dianalisa, karena sulit untuk didefinisikan, sulit
untuk diukur dan tergantung pada banyak faktor. Kebanyakan studi berkaitan
dengan ketidakpatuhan minum obat sebagai cara pengobatan, misalnya tidak
minum cukup obat, minum obat terlalu banyak, minum obat tambahan tanpa
resep dokter dan sebagainya. Tingkat ketidakpatuhan terbukti cukup tinggi
dalam seluruh populasi medis yang kronis. Secara umum, ketidak patuhan
meningkatkan risiko berkembangnya masalah kesehatan serta
memperpanjang atau memperburuk kesakitan yang diderita. Metode-metode
untuk mengukur sejauh mana para pasien mematuhi nasehat dokter dengan
baik meliputi laporan pasien, laporan dokter, perhitungan pil dan botol, tes
darah dan urine, alat-alat mekanis, observasi langsung dan hasil pengobatan
(Putri, 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Nuradhiani (2017) menuliskan
bahwa, pengumpulan data tingkat kepatuhan konsumsi TTD dilakukan
dengan cara menghitung jumlah tablet yang dikonsumsi. Subjek dinyatakan
10
patuh jika mengkonsumsi tablet = 75% dari total tablet yang diberikan dan
dinyatakan tidak patuh jika mengkonsumsi < 75% dari total tablet yang
diberikan.
Berdasarkan peraturan Kementrian Kesehatan RI 2016, Tablet
Tambah Darah (TTD) atau Tablet Besi bagi remaja putri diberikan dengan
dosis 1 tablet seminggu sekali dengan jumlah pemberian tablet adalah 4
tablet dalam 1 paket untuk jangka waktu 1 bulan.
c. Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
Penelitian terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kepatuhan telah banyak dilakukan diantaranya:
1) Tingkat pengetahuan
Penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2015) menemukan
bahwa responden yang memiliki pengetahuan rendah lebih cenderung
untuk memiliki tingkat kepatuhan rendah. Widiyanto dalam Boyoh
(2015) menuliskan bahwa kepatuhan seseorang terhadap suatu standar
atau peraturan dipengaruhi juga oleh pengetahuan dan pendidikan
individu tersebut. Semakin tinggi tingkat pengetahuan, maka semakin
mempengaruhi ketaatan seseorang terhadap peraturan atau standar yang
berlaku.
2) Persepsi
Persepsi mengenai suatu penyakit atau pengobatan berpengaruh
pada perilaku kepatuhan. Seseorang dengan persepsi positif cenderung
patuh dalam menjalani pengobatan dibandingkan dengan yang memiliki
persepsi negatif (Pasek, 2013). Arifin (2016) menuliskan bahwa Persepsi
11
dan pengharapan pasien terhadap penyakit yang dideritanya
mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan. Teori
Health Belief Model (HBM) mengatakan bahwa kepatuhan sebagai
fungsi dari keyakinan-keyakinan tentang kesehatan, ancaman yang
dirasakan, persepsi, kekebalan, pertimbangan mengenai hambatan atau
kerugian dan keuntungan. Seseorang akan cenderung patuh jika ancaman
yang dirasakan begitu serius, sedangkan seseorang akan cenderung
mengabaikan kesehatannya jika keyakinan akan pentingnya kesehatan
yang harus dijaga rendah.
3) Motivasi
Responden dengan motivasi rendah lebih kurang patuh berobat
dibandingkan dengan responden dengan motivasi tinggi (Pratama, 2015).
Motivasi atau sikap yang paling kuat adalah dalam diri individu sendiri.
Motivasi individu ingin tetap mempertahankan kesehatannya sangat
berpengaruh terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
penderita dalam control penyakitnya (Beauty, 2016).
4) Dukungan sosial
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, responden yang mendapat
dukungan dari keluarga dan petugas kesehatan cenderung memiliki
kepatuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mendapat
dukungan (Pratama, 2015). Dukungan keluarga diartikan sebagai
informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan nyata atau tingkah laku
yang diberikan oleh orang yang akrab dengan subjek di dalam
lingkungannya atau yang berupa kehadiran dan hal -hal yang dapat
12
memberi keuntungan emosional dan berpengaruh pada tingkah laku
penerimanya.
Dukungan petugas kesehatan merupakan faktor lain yang dapat
mempengaruhi perilaku kepatuhan. Dukungan mereka terutama berguna
saat pasien menghadapi bahwa perilaku sehat yang baru tersebut
merupakan hal penting. Begitu juga mereka dapat mempengaruhi
perilaku pasien dengan cara menyampaikan antusias mereka terhadap
tindakan tertentu dari pasien, dan secara terus menerus memberikan
penghargaan yang positif bagi pasien yang telah mampu beradaptasi
dengan program pengobatannya (Beauty, 2016).
3. Tablet Tambah Darah (TTD)
a. Suplementasi TTD
Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) pada Rematri dan WUS
merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk memenuhi asupan
zat besi. Pemberian TTD dengan dosis yang tepat, dapat mencegah anemia
dan meningkatkan cadangan zat besi di dalam tubuh. Penelitian yang
dilakukan pada siswi SMA di Tasikmalaya menunjukkan bahwa pemberian
TTD 1 kali seminggu dibandingkan dengan pemberian TTD 1 kali seminggu
ditambah setiap hari selama 10 hari saat menstruasi, dapat meningkatkan
kadar Hb, tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok
tersebut. Di beberapa negara lain seperti India, Bangladesh, dan Vietnam,
pemberian TTD dilakukan 1 kali seminggu dan hal ini berhasil menurunkan
prevalensi anemia di negara tersebut (Kemenkes RI, 2016).
13
Hasil Penelitian di Indonesia dan di beberapa negara lain yang telah
dilakukan sebelumnya menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk
menetapkan kebijakan program pemberian TTD pada Rematri dan WUS
yang sebelumnya 1 tablet per minggu dan pada masa haid 1 tablet per hari
selama 10 hari sesuai dengan Surat Edaran Kementerian Kesehatan RI
Nomor HK.03.03/V/0595/2016 menjadi 1 tablet dilakukan setiap 1 kali
seminggu. Pemberian TTD untuk Rematri diberikan secara blanket approach
atau dalam Bahasa Indonesia berarti pendekatan selimut, yaitu berusaha
mencakup seluruh sasaran program dalam hal ini, seluruh Rematri
diharuskan minum TTD untuk mencegah anemia dan meningkatkan
cadangan zat besi dalam tubuh tanpa dilakukan skrining awal pada kelompok
sasaran (Kemenkes RI, 2016).
Pemberian TTD pada Rematri dan WUS dilakukan melalui
suplementasi yang mengandung sekurangnya 60 mg elemental besi dan 400
mcg asam folat. Pemberian suplement ini dilakukan di beberapa tatanan
yaitu fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes), institusi pendidikan, tempat
kerja dan Kantor Urusan Agama (KUA) atau tempat ibadah lainnya
(Kemenkes RI, 2016).
b. Cara mengkonsumsi TTD
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016) menuliskan
bahwa upaya meningkatkan penyerapan zat besi dapat dilakukan dengan
cara mengkonsumsi TTD bersama dengan makanan kaya sumber vitamin C
seperti jeruk dan jambu serta makanan sumber protein hewani, seperti hati,
ikan, unggas dan daging. Hindari konsumsi makanan yang banyak
14
mengandung zat yang dapat menghambat penyerapan zat besi dalam usus
dalam jangka panjang dan pendek seperti tanin, kalsium, fosfor, serat dan
fitat (biji-bijian). Beberapa makanan yang harus dihindari adalah:
1) Teh dan kopi karena mengandung senyawa fitat dan tanin yang dapat
mengikat zat besi menjadi senyawa yang kompleks sehingga tidak dapat
diserap.
2) Tablet kalsium (kalk) dosis yang tinggi, dapat menghambat penyerapan
zat besi. Susu hewani umumnya mengandung kalsium dalam jumlah
yang tinggi sehingga dapat menurunkan penyerapan zat besi di mukosa
usus.
3) Obat sakit maag yang berfungsi melapisi permukaan lambung sehingga
penyerapan zat besi terhambat. Penyerapan zat besi akan semakin
terhambat jika menggunakan obat maag yang mengandung kalsium.
Apabila ingin mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat
menghambat penyerapan zat besi, sebaiknya dilakukan dua jam sebelum atau
sesudah mengonsumsi TTD.
Konsumsi zat besi secara terus menerus tidak akan menyebabkan
keracunan karena tubuh mempunyai sifat autoregulasi zat besi. Bila tubuh
kekurangan zat besi, maka absorpsi zat besi yang dikonsumsi akan banyak,
sebaliknya bila tubuh tidak mengalami kekurangan zat besi maka absorpsi
besi hanya sedikit, oleh karena itu TTD aman untuk dikonsumsi namun,
terkadang konsumsi TTD dapat menimbulkan efek samping. Konsumsi TTD
secara terus menerus perlu mendapat perhatian pada sekelompok populasi
yang mempunyai penyakit darah seperti talasemia dan hemosiderosis
15
sehingga, TTD tidak diberikan pada Rematri yang menderita penyakit,
seperti talasemia, hemosiderosis, atau atas indikasi dokter lainnya
(Kemenkes RI, 2016).
c. Efek samping TTD
Konsumsi TTD kadang menimbulkan efek samping seperti nyeri atau
perih di ulu hati, mual dan muntah serta tinja berwarna hitam. Gejala
tersebut tidak berbahaya. Untuk mengurangi gejala di atas, sangat dianjurkan
mengkonsumsi TTD setelah makan (perut tidak kosong) atau malam
sebelum tidur. Bagi Rematri dan WUS yang mempunyai gangguan lambung
dianjurkan konsultasi kepada dokter (Kemenkes RI, 2016). Tinjauan
program suplementasi IFA (Iron and Folic Acid) Program Pencegahan
Anemia Nutrisi NasionalPemerintah India telah melaporkan efek samping,
seperti mual, muntah, dan pusing pasca konsumsi IFA atau takut efek
samping ini, kurangnya kesadaran tentang manfaat IFA dan kegagalan untuk
mengingat asupan rutin tablet sebagai alasan umum untuk kepatuhan rendah
ke IFA (Chakma, 2012).
4. Remaja
World Health Organization (WHO) menuliskan, remaja merupakan
penduduk dengan rentang usia 10-19 tahun. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang
usia 10-18 tahun sedangkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
(BKKBN) mengatakan rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah (Kemenkes RI, 2016). Pieter tahun 2013 menuliskan, seseorang disebut
remaja apabila sudah ditandai dengan kematangan seksual dan memantapkan
16
identitasnya sebagai individu, terpisah dari ketergantungan keluarga,
mempersiapkan diri menghadapi tugas-tugas perkembangannya, mampu
menentukan masa depannya, dan mencapai usia matang secara hukum negara.
Pertumbuhan dan perkembangan remaja meliputi karakteristik fisik, psikologis
dan sosial (Sarwono, 2011). Pieter (2013) memaparkan bahwa karakteristik
masa remaja dari aspek psikologis dan sosial terdiri atas Disebut sebagai masa
peralihan Disebut sebagai masa mencari identitas diri
a. Disebut sebagai masa yang menakutkan dan fase unrealistic
b. Disebut sebagai fase gelisah dan meningginya emosi
c. Disebut sebagai fase yang banyak masalah
B. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep Penelitian
1. Kerangka Teori
Pengetahuan
Persepsi
Kepatuhan konsumsi
TTD Motivasi
Dukungan Sosial
Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian
(Sumber : Riana, 2018)
17
2. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Kepatuhan konsumsi
TTD
Dukungan Guru
Keterangan :
= Hubungan yang tidak diteliti
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan survey
yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, dukungan guru serta
kepatuhan konsumsi TTD Pada Remaja Putri Di SMPN 3 Wonggeduku Kabupaten
Konawe.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 8 Juli s/d 5 Agustus 2019 di
SMPN 3 Wonggeduku Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah siswi yang berada DI SMPN 3
Wonggeduku, Kabupaten Konawe yang tercatat sebagai siswi yang yaitu kelas
VIII dan IX berjumlah 61 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Total
sampling. Yaitu semua jumlah populasi dijadikan sebagai sampel berjumlah 61
remaja putri.
D. Jenis dan Cara Pengumpalan Data
1. Data Primer
a. Data identitas sampel dikumpulkan dengan wawancara menggunakan
kuesioner
19
b. Data pengetahuan tentang anemia dan Tablet Tambah Darah (TTD)
dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner.
b. Data dukung guru terhadap konsumsi TTD dikumpulkan dengan cara
wawancara menggunakan kuesioner
c. Data kepatuhan konsumsi TTD dikumpulkan dengan cara wawancara
menggunakan kuesioner
b. Data Sekunder
Data diperoleh dari kantor SMPN 3 Wonggeduku, Kecamatan
Wonggeduku Kabupaten Konawe.
E. Pengolahan Data
a. Data tentang pengetahuan tentang anemia dan TTD diolah dengan cara
menjumlahkan semua skor kemudian dibagi dengan total skor dikali dengan
100, hasil presentase tersebut di bandingkan dengan kriteria obejktif.
b. Data tentang dukungan guru diolah dengan cara menjumlah skor kemudian
dibagi dengan total skor dikalikan dengan 100%, lalu di bandingkan dengan
kriteria objektif.
c. Data tentang kepatuhan mengonsumsi Tablet Tambah Darah diolah dengan cara
melihat jumlah konsumsi Tablet TTD yang kemudian dikategorikan patuh dan
tidak patuh
F. Penyajian Data
Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel/grafik yang
kemudian dinarasikan.
20
G. Definisi Operasional
1. Pengetahuan adalah segala yang diketahui tentang anemia dan Tablet Tambah
Darah (TTD) oleh remaja putri dengan kriteria objektif sebagai berikuti
(Arikunto, 2010)
Baik : ≥ 60%
Kurang : < 60%
2. Dukungan guru adalah dukungan atau sokongan yang diberikan oleh guru
mengenai tindakan/perhatian pada remaja putri untuk mengonsumsi tablet
tambah darah diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner, dengan
kriteria objektif
Mendukung : Jika ≥ 80 %
Tidak mendukung : Jika skor < 80%
3. Kepatuhan dalam mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) adalah perilaku
remaja putri dalam mengonsumsi Tablet Tambah Darah baik yang diberikan
oleh petugas kesehatan maupun membeli sendiri sebanyak 1 tablet per minggu
secara berturut-turut selama 1 bulan terkahir, dengan kriteria:
Patuh : Apabila mengonsumsi Tablet Tambah Darah > 4 Tablet
dalam 1 bulan terakhir secara berturut-turut.
Tidak Patuh : Apabila mengonsumsi Tablet Tambah Darah < 4 Tablet dalam
1 bulan terakhir ataupun mengonsumsi tablet tambah darah
secara tidak berturut-turut (Kemenkes RI, 2016).
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis
SMPN 3 Wonggeduku tertelat di jalan Beo Kelurahan Puuduria
Kecamatan Wonggeduku, berdiri diatas lahan seluas 14737 m2, berjarak ± 26
km dari ibu kota kabupaten Konawe dengan batas-batas sebagai berikut :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Puskesmas Wonggeduku
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kantor Camat Wonggeduku
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Usaha Tani
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Stadion Bangga Suka Desa
b. Jumlah Guru
Data guru di SMPN 3 Wonggeduku terdiri dari guru PNS sebanyak 11
orang, Guru Tidak Tetap (GTT) sebanyak 9 orang Tata Usaha (TU) sebanyak
2 orang, serta PHL sebanyak 1 orang.
c. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasana berupa bangunan ruang teori/kelas sebanyak 11,
laboratorium IPA 1 buah, perpustakaan sebanyak 1 buah, ruang kepala
sekolah 1 buah, ruang tata usaha 1 buah.
2. Gambaran Umum Responden
a. Umur
Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
22
Tabel 1.
Distribusi Sampel berdasarkan Umur
Umur n %
12-14 56 91,8
15-16 5 8,2
Total 61 100,0
Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa sebagian besar (91,8%) sampel
berumur 12-14 tahun.
b. Pekerjaan Orang Tua
Distribusi sampel berdasarkan pekerjaan orang tua dapat dilihat pada
tabel dibawah ini
Tabel 2
Distribusi Sampel berdasarkan Pekerjaan Orang Tua
Pekerjaan Ayah Ibu
n % n %
Pedagang 1 1,6 3 4,9
Petani 49 80,3 4 6,6
Peternak 1 1,6 0 0,0
PNS 2 3,3 0 0,0
Swasta 2 3,3 0 0,0
Wiraswasta 6 9,8 0 0,0
IRT 0 0,0 53 86,9
PNS 0 0,0 1 1,6
Total 61 100,0 61 100,0
Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa sebagian besar (80,3%) ayah
sampel bekerja sebagai petani, sedangkan ibu sampel sebagian besar (86,9)
hanya sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT).
c. Pendidikan Orang Tua
Distribusi sampel berdasarkan pendidikan orang tua dapat dilihat pada
tabel dibawah ini
23
Tabel 3
Distribusi Sampel berdasarkan Pendidikan Orang Tua
Pendidikan Ayah Ibu
n % n %
Tidak Sekolah 2 3, 1 1,6
SD 34 55,7 26 42,6
SMP 16 26,2 18 29,5
SMA 5 8,2 13 21,3
PT 4 6,6 2 3,3
Total 61 100,0 61 100,0
Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa sebagian besar (55,7%) ayah
memiliki pendidikan SD, serta sebagian besar (42,6%) ibu juga memiliki
pendidikan SD.
3. Gambaran Umum Pengetahuan, Dukungan Guru dan Kepatuhan
Konsumsi Tablet Tambah Darah
a. Pengetahuan
Distribusi sampel berdasarkan pengetahuan dapat dilihat pada pada
tabel dibawah ini
Tabel 4
Distribusi Sampel berdasarkan Pengetahuan Anemia dan
Tablet Tambah Darah
Pengetahuan n %
Baik 48 78,7
Kurang 13 21,3
Total 61 100,0
Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa sebagian besar sampel (78,7%)
memiliki pengetahuan dalam kategori baik.
24
Tabel 5
Pengetahuan dengan Kepatuhan Sampel dalam Mengonsumsi
Tablet Tambah Darah
Pengetahuan
Kepatuhan Total
Patuh Tidak Patuh
n % n % n %
Baik 15 31,2 33 68,8 48 100,0
Kurang 7 53,8 6 46,2 13 100,0
Total 22 36,1 39 63,9 61 100,0
Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa sebagian besar sampel (68,8%)
yang mempunyai pengetahuan baik tidak patuh dalam mengonsumsi tablet
tambah darah, serta sebagian besar sampel (53,8%) yang memiliki
pengetahuan kurang justru patuh dalam mengonsumsi tablet tambah darah.
b. Dukungan Guru
Distribusi sampel berdasarkan dukungan guru dapat dilihat pada pada
tabel dibawah ini
Tabel 6
Distribusi Sampel berdasarkan Dukungan Guru
Dukungan Guru 4 %
Baik 13 21,3
Kurang 48 78,7
Total 61 100,0
Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa sebagian besar sampel (78,7%)
memiliki dukungan guru dalam kategori kurang.
25
Tabel 7
Distribusi Kuesioner Dukungan Guru dalam Mengonsumsi
Tablet Tambah Darah
No
Dukungan Guru
Pernyataan
Ya Tidak
n % n %
1 Siswi diperbolehkan oleh guru untuk
mengkonsumsi tablet zat besi
58 95,1 3 4,9
2 Siswi pernah diberitahu oleh guru tentang
pentingnya tablet zat besi pada remaja putri seperti anda
52 85,2 9 14,8
3 Siswi mengonsumsi tablet tambah darah
jika diingatkan oleh guru
35 57,4 26 42,6
4 Guru berperan serta membantu Anda
dalam mengkonsumsi tablet zat besi.
24 39,3 37 60,7
5 Guru pernah menegur anda ketika lupa mengonsumsi tablet tambah darah
21 34,4 40 65,6
6 Guru pernah memberikan hadiah atau
pujian apabila anda mengonsumsi tablet
tambah darah
8 13,1 53 86,9
Berdasarkan tabel 7, sebagian besar sampel tidak diberi dukungan
dari guru seperti guru tidak berperan serta membantu dalam mengkonsumsi
tablet zat besi, guru tidak pernah menegur ketika lupa mengonsumsi tablet
tambah darah serta guru tidak pernah memberikan hadiah atau pujian apabila
anda mengonsumsi tablet tambah darah.
c. Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah
Distribusi sampel berdasarkan kepatuhan konsumsi tablet tambah
darah dapat dilihat pada pada tabel dibawah ini
Tabel 8
Distribusi Sampel berdasarkan Kepatuhan Konsumsi
Tablet Tambah Darah
Kepatuhan Konsumsi TTD n %
Patuh 22 36,1
Tidak patuh 39 63,9
Total 61 100,0
26
Berdasarkan tabel 8, diketahui bahwa sebagian besar sampel (63,9%)
tidak patuh dalam mengonsumsi tablet tambah darah.
B. Pembahasan
1. Pengetahuan
Pengetahuan baik remaja perempuan yang diperoleh dalam penelitian ini
pun dapat dipengaruhi oleh faktor lain yaitu informasi/ media massa. Notoatmojo
(2007) mengemukakan bahwa informasi yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediete
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
Penelitian yang dilakukan Deviani (2017) menyatakan bahwa lebih dari setengah,
yaitu 39 remaja perempuan (56%) pernah mendapatkan informasi mengenai tablet
zat besi (Fe). Informasi yang diperoleh oleh remaja perempuan tersebut membuat
dirinya tahu mengenai tablet zat besi (Fe), sehingga diperoleh pengetahuan baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sampel (78,7%) memiliki
pengetahuan dalam kategori baik. hal ini kemungkinan disebabkan para petugas
kesehatan selalu melakukan sosialisasi serta mengingatkan akan pentingnya
konsumsi tablet tambah darah, terutama apabila para petugas kesehatan
melakukan pembagian tablet tambah darah di sekolah-sekolah mereka.
Pengetahuan siswi SMA 3 Wonggeduku tentang Anemia umumnya mereka
tahu, umumnya mereka sudah tahu tentang pengertian, penyebab, gejala anemia,
manfaat mengkonsumsi tablet tambah darah, jumlah TTD yang harusnya
dikonsumsi setiap bulan, namun sebagian besar siswi tidak mengetahui kadar HB
remaja putri yang seharusnya, disamping itu mereka juga umumnya tidak
mengetahui sumber makanan yang kaya akan zat besi.
27
Sejalan dengan penelitian Deviani (2017) di SMA Negeri 10 Kota Bogor
menyatakan bahwa dari penelitian pengukuran pengetahuan mengenai konsumsi
tablet zat besi (Fe) yang telah dilakukan terhadap 70 remaja perempuan
menunjukan bahwa lebih dari setengahnya yaitu 39 remaja perempuan (56%)
memiliki pengetahuan cukup, kurang dari setengahnya yaitu 25 remaja
perempuan (36%) memiliki pengetahuan baik, dan sebagian kecil yaitu 6 remaja
perempuan (8%) memiliki pengetahuan kurang.
Sementara penelitian yang dilakukan oleh Riana (2018) di SMAN 1
Gianyar juga menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Anemia menunjukkan
bahwa 56,2% responden memiliki pengetahuan baik sedangkan hasil analisis data
pengetahuan tentang Tablet Tambah Darah (TTD) menunjukkan bahwa 44,6%
responden berpengetahuan baik.
Meskipun sebagian besar siswi memiliki pengetahuan yang baik, tidak
serta diikuti dengan perilaku yang bai pula. Perilaku seseorang merupakan hasil
dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya
yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan praktek, Suatu sikap belum
otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt bahavior). Untuk terwujudnya
sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Selain itu diperlukan
pula faktor dukungan (support) dari pihak lain.
2. Dukungan Guru
Motivasi adalah faktor yang timbul karena ada-nya pengetahuan,
keyakinan (kepercayaan), sarana yang ada, dan kebutuhan yang dirasakan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswi (78,7%) memiliki dukungan
28
guru dalam kategori kurang. Kurang dukungan tersebut dilihat dari kurang
perhatiannya atau peran serta guru dalam membantu sisi mengonsumsi TTD,
seperti menyediakan air minum ketika pemberian TTD, guru tidak pernah tidak
pernah mengingatkan ataupun menegur siswi yang tidak mengonsumsi TTD, serta
tidak adanya pujian ataupun hadia dari guru untuk siswi yang rajin konsumsi
TTD.
Sebagian besar dukungan guru di SMP 3 Wonggeduku dalam bentuk guru
memperbolehkan siswi untuk mengonsumsi tablet tambah darah serta guru
terkadang memberitahu siswi tentang pentingnya mengonsumsi tablet tambah
darah
Peran guru sangat penting untuk membuat remaja putri patuh mengosumsi
TTD karena waktu remaja putri lebih banyak dihabiskan di sekolah setiap harinya
daripada di rumah. Adanya dukungan guru di sekolah yang mengingatkan remaja
putri mengonsumsi TTD serta memberikan informasi mengenai TTD dapat
memberikan sikap positif dalam diri remaja putri yang akan mewujudkan perilaku
positif pula, yaitu patuh megonsumsi TTD sesuai anjuran (Listiana 2016).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nuradhiani (2017)
yang menyatakan bahwa mayoritas siswi (75,4%) mendapatkan dukungan guru
yang baik untuk mengonsumsi TTD, Salah satu upaya untuk meningkatkan
kepatuhan konsumsi TTD remaja putri dalam pelaksanaannya memerlukan
bantuan dari pihak luar, seperti guru.
3. Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa sebagian besar sampel
(63,9%) tidak patuh dalam mengonsumsi tablet tambah darah, meskipun siswi
29
memiliki pengetahuan yang baik namun kurang patuh dalam mengonsumsi tablet
tambah darah, dukungan guru yang kurang kemungkinan menjadi salah satu satu
penyebab kurang patuhnya siswi dalam mengonsumsi TTD, namun hal yang
mendasari kurang patuhnya siswa adalah persepsi mereka yang menganggap TTD
adalah obat dan mereka berpikiran mereka tidak lagi sakit, selain itu rasa yang
tidak enak serta bau menjadi penyebab rendahnya konsumsi tablet tambah darah
di SMP N 3 Wonggeduku.
Kurang dapat diterimanya rasa TTD menjadi salah satu faktor yang
memengaruhi kepatuhan untuk mengonsumsi TTD. Penelitian lain yang
dilakukan Budiarni dan Subagio (2012), sebesar 48,2% subjek tidak
mengonsumsi TTD karena rasa yang tidak enak dan bau amis (Lestari, 2015).
Penelitian Susanti (2016) pada remaja putri di Kabupaten Tasikmalaya,
menyatakan alasan tertinggi suplemen tidak dikonsumsi adalah bosan atau malas.
Faktor lain yang menyebabkan remaja putri tidak patuh mengonsumsi TTD adalah
efek samping yang dirasakan setelah mengonsumsi TTD (Yuniarti et al. 2015).
Rendahnya tingkat kepatuhan subjek mengonsumsi TTD saat menstruasi
disebabkan oleh kurangnya minat mengonsumsi TTD yang didasari karena in-
dividu merasa tidak sakit dan tidak memerlukan TTD (Lestari, 2015)
Kurangnya dukungan guru juga dapat menyebabkan kurang patuhnya
siswi mengonsumsi tablet tambah darah, Anderman et al. (2009) menyatakan
bahwa anak sekolah lebih dapat menerima informasi dan mengikuti contoh yang
disampaikan. oleh guru dibandingkan pihak lain. Hal ini karena guru dianggap
sebagai tokoh penting bagi anak sekolah
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Lestari (2012) di SMAN 2
Banguntapan Kabupaten Bantul menyatakan bahwa responden yang melakukan
30
konsumsi tablet Fe pada penelitian ini hanya berjumlah 8 siswi (12.5%) dari total
responden 64 siswi kelas XI. Selain itu penelitian oleh Riana (2018) di SMA N 1
Gianyar juga menyatakan siswi yang patuh mengkonsumsi TTD ditemukan
sebanyak 19,2% dari total 130 responden.
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengetahuan remaja putri tentang anemia dan tablet tambah darah sebagian besar
(78,7%) dalam kategori baik
2. Dukungan guru pada remaja putri dalam mengonsumsi tablet tambah darah
sebagian besar sampel (78,7%) dalam kategori kurang
3. Kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsi tablet tambah darah sebagian besar
(63,9%) dalam kategori tidak patuh.
B. Saran
1. Kepada petugas kesehatan, selain meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang
pentingnya konsumsi tablet tambah darah hendaknya juga memberikan edukasi
kepada guru agar senantiasi memberikan dukungan kepada siswinya untuk rutin
dalam mengonsumsi tablet tambah darah.
2. Kepada pihak Puskesmas, perlunya evaluasi cakupan dan kepatuhan siswa dalam
mengonsumsi tablet tambah darah.
3. Kepada pihak puskesmas dan pihak sekolah perlu adanya kerjasama untuk
menyediakan waktu untuk mengkonsumsi tablet tambah darah secara bersama-sama.
Penyediaan waktu mengonsumsi tablet tambah darah secara bersama ini sebagai upaya
meningkatkan kepatuhan siswi meminum tablet tersebut
4. Kepada pemerintah, perlu adanya solusi berupa modifikasi bentuk dan rasa agar
tablet tambah darah dapat diterima oleh remaja putri.
5. Kepada peneliti selanjutnya, hendaknya melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan siswi dalam mengonsumsi tablet tambah darah seperti sikap
dan persepsi.
32
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. F.F. 2016. Hubungan Antara Persepsi Tentang Penyakit Dengan Kepatuhan
Minum Obat Hipoglikemik Oral (Oho) Di Puskesmas Srondol Kota Semarang.
Universitas Diponegoro. Semarang. Skripsi.
Anderman EM, Lane DR, Zimmerman R, Cupp PK, Phebus V. 2009. Comparing the
efficacy of permanent classroom teachers to temporary health educators for
pregnancy and HIV prevention instruction. Health Promot Pract 10(4):597-
605.
Beauty, A. L. 2016. Hubungan Antara Persepsi dan Dukungan Keluarga dengan
Kepatuhan Minum Obat Pasien Baru Tuberkolosis Paru. Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang. Skripsi
Boyoh, M. E., dkk. 2015. Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Prof. DR.
R. D. Kandou Manado. Ejurnal keperawatan. Volume III, No. 3, Agustus 2015.
Chakma, T., Pinnamneni, V., Pradeep, K. 2012. Factors associated with high
compliance/feasibility during iron and folic acid supplementation in a tribal
area of Madhya Pradesh, India, 16(2). doi:10.1017/S1368980012002704. 377-
380.
Depkes RI. 2003. Pogram Penanggulangan Anemia Gizi pada Wanita Usia Subur (WUS).
Departemen Kesehatan. Jakarta
Depkes RI. 2006. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembang-an
Kesehatan Kementerian Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta:
Deviani, 2011. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Perempuan terhadap Konsumsi
Tablet Zat Besi (Fe) di SMA Negeri 10 Kota Bogor. Poltekkes Kemenkes
Bandung. Karya Tulis Ilmiah
Fitri. Y. 2018. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Konsumsi
Tablet Tambah Darah Pada Siswi Di Sma Pertiwi 1 Padang Tahun 2018.
Universitas Andalas. Padang. Skripsi.
Lestari. P. 2015. Hubungan Pengetahuan dan dengan Konsumsi Tablet Fe saat Menstruasi
pada remaja Putri di SMAN 2 Banguntapal Bantul.. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta. Karya Tulis Ilmiah
Listiana A. 2016. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi
besi pada remaja putri di SMKN 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah. J
Kesehatan 8(3):455-469.
Maryani, 2006. Sistem distribusi dan cakupan suplementasi tablet besi ibu hamil pasca
bencana tsunami 2004 di Kabupaten Aceh Besar Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam. JGKI 3(1):66-73.
33
Nuradhiani, A. 2017. Dukungan Guru Meningkatkan Kepatuhan Konsumsi Tablet
Tambah Darah Pada Remaja Putri Di Kota Bogor. Jurnal Gizi Pangan, Volume
12, Nomor 3, November 2017.
Pratama, G.W dan Ariastuti. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Pengobatan Hipertensi pada Lansia Binaan Puskesmas Klungkung 1. Program
Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Skripsi
Riskesdas. 2013. Laporan Riskesdas 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.
Kemenkes, 2016 Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri
dan Wanita Usia Subur (WUS). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia;
2016. Jakarta
Pasek, M.S., dkk. 2013. Hubungan Persepsi dan Tingkat Pengetahuan Penderita
Tuberkulosis dengan Kepatuhan Pengobatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Buleleng 1, 1(1), pp. Jurnal Magister Kedokteran Keluarga.
Pieter, H.Z dan Lubis, N.L. 2013. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Kencana
Prenada Media Group. Jakarta
Putri. J.A. 2015. Kepatuhan Minum Obat Antituberklosis Pasien TB. Paru. Jurnal.
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/1478/1
317 (diakses tanggal 18 Januari 2019)
Riana, NWM. 2018. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Dan Tablet
Tambah Darah (Ttd) Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Ttd Di SMAN 1
Gianyar Tahun 2018. Poltekkes Kemenkes Denpasar. Bali. Skripsi.
Santrock, John W. (2007). Remaja Edisi Kesebelas. Erlangga. Jakarta
Sarwono, S. 2011. Psikologi Remaja. PT. Raja Grafindo. Jakarta
Susetyowati. 2016. Gizi Remaja. In: Hardiansyah, Supariasa, editor. Ilmu Gizi : Teori
& Aplikasi. EGC. Jakarta
Tambayong. 2002. Anatomi fisiologi untuk keperawatan. EGC. Jakarta
WHO. 2005. Worldwide Prevalence of Anemia 1993-2005. World Health.
WHO. 2015. The Global Prevalence Of Anaemia In 2011. World Health Organization,
Geneva
Wong, D. L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6. EGC. Jakarta
Yuniarti, Rusmilawaty, Tunggal T. 2015. Hubung-an antara kepatuhan minum tablet Fe
dengan kejadian anemia pada remaja putri di MA Darul Imad Kecamatan
Tatah Makmur Kabupaten Banjar. JPKMI 2(1):31-36.
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN, DUKUNGAN GURU SERTA KEPATUHAN
KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH PADA REMAJA PUTRI DI SMPN 3
WONGGEDUKU KECAMATAN WONGGEDUKU
KABUPATEN KONAWE
A. Identitas Sampel
Nama :
Umur :
Kelas :
Pekerjaan ortu
a. Ayah :
b. Ibu :
Pendidikan ortu
a. Ayah :
b. Ibu :
B. Kepatuhan Konsumsu Tablet Tambah Darah
1. Apakah Anda mendapatkan tablet tambah tambah darah dalam 1 bulan terakhir?
a. Ya
b. Tidak (lanjut pertanyaan C “pengetahuan”)
2. Berapa jumlah tablet tambah darah yang dikonsumsi selama 1 bulan terkahir?
............ Tablet
Alasan tidak mengonsumsi Tablet Fe ............................................................................
........................................................................................................................................
C. Pengetahuan remaja putri (Total Skor 11)
1. Apakah anda mendangar tentang Anemia (kurang darah) ?
a. Pernah (1)
b. Tidak pernah (0)
2. Jika pernah, apakah yang dimaksud dengan Anemia ?
a. Kurang kadar Hb dalam darah (1)
b. Darah rendah dalam tubuh (0)
c. Tidak tahu (0)
3. Menurut anda, apa penyebab Anemia ?
a. Kurangnya asupan dan pendarahan (1)
b. Terlalu banyak makan makanan berlemak (0)
c. Terlalu banyak pikiran (0)
4. Apa saja gejala dari anemia (kurang darah) ?
a. Diare, kejang (0)
b. Lemah, lesu (1)
c. Pegal, kaki kram (0)
5. Menurut anda, siapa yang beresiko terkena Anemia ?
a. Wanita (1)
b. Laki-laki (0)
c. Laki-laki dan wanita (0)
6. Menurut anda, berapa kadar Hb remaja putri dikatan Anemia ?
a. Bila Hb 12-15 g / dl (0)
b. Bila Hb 15-20 g / dl (0)
c. Bila Hb < 12 g / dl (1)
7. Sumber makanan apa yang paling banyak mengandung zat besi (Fe) ?
a. Ikan, daging, telur, hati (1)
b. Tahu, Tempe, kacang-kacangan (0)
c. Sayur dan Buah (0)
8. Faktor apa yang menyebabkan wanita kehilangan zat besi yang berlebihan dalam
tubuh ?
a. Menstruasi dan melahirkan (1)
b. Kurang komsumsi makanan bergizi (0)
c. Tidak tahu (0)
9. Jika seseorang menderita Anemia dapat diobati dengan apa ?
a. Obat generik (0)
b. Makan banyak (0)
c. Tablet besi (1)
10. Apa fungsi dari tablet tanda darah pada remaja seperti Anda?
a. Agar volume darah bertambah (0)
b. Agar dapat mencegah penyakit anemia dan memenuhi asupan zat besi (1)
c. Tidak tahu (0)
11. Menurut aturan Kementrian Kesehatan RI berapakah sebaiknya jumlah TTD yang
harus di konsumsi pada remaja putri?
a. 1 Tablet setiap minggu (1)
b. 2 Tablet setiap minggu (0)
c. 3 Tablet setiap minggu (0)
D. Dukungan Guru (Total Skor 6)
No Pertanyaan Ya (1) Tidak (0)
1. Apakah Anda diperbolehkan oleh guru untuk
mengkonsumsi tablet zat besi
2. Apakah Anda pernah diberitahu oleh guru tentang
pentingnya tablet zat besi pada remaja putri seperti anda?
3. Apakah Anda mengonsumsi tablet tambah darah jika
diingatkan oleh guru?
4. Apakah guru berperan serta membantu Anda dalam
mengkonsumsi tablet zat besi, misalkan apabila ada tenaga
kesehatan memberikan TTD disekolah guru menyediakan
air minum
5. Apakah guru pernah menegur anda ketika lupa
mengonsumsi tablet tambah darah
6. Apakah guru pernah memberikan hadiah atau pujian apabila anda mengonsumsi tablet tambah darah
MASTER TABEL PENELITIAN
Gambaran Pengetahuan Dukungan Guru Dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
pada Remaja Putri di SMPN 3 Wonggeduku Kabupaten Konawe
No nama umur
kelas (thn)
Kerja ortu Didik Ibu Kepatuhan TTD Pengetahuan Dukungan guru
ayah Ibu ayah ibu Jmlh Kateg. skor % Kateg skor % kateg
1 NH 13 VIII B PETANI IRT SMP SMP 4 Patuh 6 54,55 Kurang 4 66,67 Kurang
2 PA 12 VIIIC PETANI IRT TIDAK SEKOLAH SD 4 Patuh 8 72,73 Baik 3 50,00 Kurang
3 NM 13 VIII A PNS IRT PT SMP 4 Patuh 10 90,91 Baik 4 66,67 Kurang
4 RA 13 VIII C PETERNAK IRT TIDAK SEKOLAH DAK SEKOL 4 Patuh 10 90,91 Baik 4 66,67 Kurang
5 SS 14 VIII C PETANI IRT PT PT 0 Tidak patuh 8 72,73 Baik 3 50,00 Kurang
6 AR 13 VIII A PETANI IRT SD SMP 1 Tidak patuh 10 90,91 Baik 5 83,33 Baik
7 MK 13 VIII B PETANI IRT SMP SD 0 Tidak patuh 9 81,82 Baik 5 83,33 Baik
8 TW 13 VIII B PETANI IRT SD SD 4 Patuh 6 54,55 Kurang 4 66,67 Kurang
9 NI 13 VIII PETANI IRT SMP SMP 4 Patuh 7 63,64 Baik 3 50,00 Kurang
10 MD 13 VIII A PNS IRT PT SMA 0 Tidak patuh 9 81,82 Baik 6 100,00 Baik
11 SE 14 VIII C PETANI IRT SMP SD 0 Tidak patuh 6 54,55 Kurang 1 16,67 Kurang
12 SW 12 VIII C PETANI IRT SD SMP 1 Tidak patuh 9 81,82 Baik 5 83,33 Baik
13 CS 12 VIII C PETANI IRT SMA SMP 1 Tidak patuh 9 81,82 Baik 5 83,33 Baik
14 SR 12 VIII A IRASWAST IRT SMP SMA 1 Tidak patuh 8 72,73 Baik 3 50,00 Kurang
15 RR 13 VIII A PETANI IRT SD SMP 1 Tidak patuh 9 81,82 Baik 5 83,33 Baik
16 KE 12 VIII C IRASWAST IRT SD SMA 2 Tidak patuh 9 81,82 Baik 2 33,33 Kurang
17 DA 13 VIII A PETANI IRT SD SD 1 Tidak patuh 7 63,64 Baik 3 50,00 Kurang
18 RF 13 VIII C PETANI IRT SD SMP 4 Patuh 9 81,82 Baik 4 66,67 Kurang
19 PI 13 VIII B PETANI IRT SD SD 2 Tidak patuh 9 81,82 Baik 2 33,33 Kurang
20 SM 13 VIII C PETANI PETANI SD SMP 4 Patuh 9 81,82 Baik 3 50,00 Kurang
21 KE 13 VIII PETANI IRT SMP SD 0 Tidak patuh 8 72,73 Baik 4 66,67 Kurang
22 RA 13 VIII C PETANI IRT SD SD 2 Tidak patuh 9 81,82 Baik 2 33,33 Kurang
23 NA 13 VIII A PETANI IRT SD SD 1 Tidak patuh 9 81,82 Baik 5 83,33 Baik
24 MA 13 VIII A IRASWAST IRT SD SD 1 Tidak patuh 9 81,82 Baik 5 83,33 Baik
25 IP 13 VIII C PETANI IRT SMP SD 4 Patuh 6 54,55 Kurang 2 33,33 Kurang
26 AZ 13 VIII PEDAGANG PEDAGANG SMA SMP 0 Tidak patuh 10 90,91 Baik 2 33,33 Kurang
27 MA 13 VIII B PETANI IRT SMP SMA 4 Patuh 6 54,55 Kurang 3 50,00 Kurang
28 NA 13 VIII B PETANI IRT SD SD 0 Tidak patuh 9 81,82 Baik 3 50,00 Kurang
29 SNS 12 VIII B PETANI PEDAGANG SMA SMA 2 Tidak patuh 9 81,82 Baik 3 50,00 Kurang
30 LR 13 VIII B PETANI IRT SMP SMP 3 Tidak patuh 9 81,82 Baik 3 50,00 Kurang
No nama umur
kelas (thn)
Kerja ortu Didik Ibu Kepatuhan TTD Pengetahuan Dukungan guru
ayah Ibu ayah ibu Jmlh Kateg. skor % Kateg skor % kateg
31 SN 13 VIII C PETANI IRT SMP SD 2 Tidak patuh 10 90,91 Baik 3 50,00 Kurang
32 NM 12 IX A PETANI IRT SD SMP 4 Patuh 9 81,82 Baik 1 16,67 Kurang
33 NH 12 IX B PETANI IRT SD SMP 0 Tidak patuh 6 54,55 Kurang 5 83,33 Baik
34 NR 14 IX B PETANI IRT SD SD 4 Patuh 8 72,73 Baik 4 66,67 Kurang
35 NS 13 IX C PETANI IRT SD SD 0 Tidak patuh 8 72,73 Baik 5 83,33 Baik
36 DR 14 IX A PETANI IRT SD SMA 0 Tidak patuh 8 72,73 Baik 3 50,00 Kurang
37 AD 14 IX A PETANI IRT SMP SMA 4 Patuh 7 63,64 Baik 4 66,67 Kurang
38 MU 15 IX A PETANI PEDAGANG SD SMP 0 Tidak patuh 6 54,55 Kurang 4 66,67 Kurang
39 AR 14 IX A PETANI IRT SD SD 0 Tidak patuh 7 63,64 Baik 3 50,00 Kurang
40 SW 14 IX A PETANI IRT SD SMP 0 Tidak patuh 8 72,73 Baik 3 50,00 Kurang
41 IY 14 IX PETANI IRT SD SD 0 Tidak patuh 7 63,64 Baik 3 50,00 Kurang
42 KH 13 IX PETANI IRT SD SD 0 Tidak patuh 6 54,55 Kurang 3 50,00 Kurang
43 AR 13 IX C SWASTA IRT SD SMP 4 Patuh 7 63,64 Baik 3 50,00 Kurang
44 EY 12 IX C PETANI IRT SD SD 4 Patuh 6 54,55 Kurang 3 50,00 Kurang
45 MI 14 IX C PETANI IRT SD SMA 4 Patuh 8 72,73 Baik 6 100,00 Baik
46 JD 14 IX SWASTA IRT SMA SMA 2 Tidak patuh 6 54,55 Kurang 2 33,33 Kurang
47 NK 14 IX B PETANI IRT SMP SMP 0 Tidak patuh 7 63,64 Baik 1 16,67 Kurang
48 AF 13 IX IRASWAST IRT SD SMA 0 Tidak patuh 4 36,36 Kurang 5 83,33 Baik
49 RW 13 IX B PETANI IRT SD SD 3 Tidak patuh 8 72,73 Baik 3 50,00 Kurang
50 AR 14 IX B PETANI IRT SMA SMA 4 Tidak patuh 6 54,55 Kurang 2 33,33 Kurang
51 KY 14 IX PETANI PETANI SD SD 0 Tidak patuh 8 72,73 Baik 1 16,67 Kurang
52 HI 14 IX C IRASWAST IRT SD SD 0 Tidak patuh 8 72,73 Baik 1 16,67 Kurang
53 AE 14 IX A PETANI PETANI SMP SMP 0 Tidak patuh 8 72,73 Baik 1 16,67 Kurang
54 NDP 13 IX IRASWAST IRT PT SMA 0 Tidak patuh 9 81,82 Baik 1 16,67 Kurang
55 NS 12 IX A PETANI PNS SMP PT 1 Tidak patuh 7 63,64 Baik 4 66,67 Kurang
56 SR 14 IX PETANI IRT SD SD 0 Tidak patuh 8 72,73 Baik 1 16,67 Kurang
57 PW 15 IX PETANI IRT SD SD 4 Patuh 7 63,64 Baik 2 33,33 Kurang
58 RU 15 IX B PETANI PETANI SMP SMA 4 Patuh 6 54,55 Kurang 3 50,00 Kurang
59 KS 15 IX B PETANI IRT SD SD 4 Patuh 7 63,64 Baik 3 50,00 Kurang
60 RW 12 IX C PETANI IRT SD SMP 4 Patuh 7 63,64 Baik 3 50,00 Kurang
61 NH 16 IX C PETANI IRT SMP SD 4 Patuh 8 72,73 Baik 6 100,00 Baik
DOKUMENTASI PENELITIAN
Meminta Izin Kepada Guru Sekolah Siswi SMPN 3 Wonggeduku
Wawancara dengan siswi Wawancara dengan siswi