Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd
Transcript of Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 1/28
GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWI KEBIDANAN TINGKAT 3
TENTANG INISIASI MENYUSUI DINI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan sumber daya manusia tidak terlepas dari upaya kesehatan
khususnya upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, karena itu pembangunan
sumber daya manusia harus dimulai sejak dini yakni pada saat janin masih dalam
kandungan dan awal masa pertumbuhannya. Dengan demikian, maka kesehatan bayi baru
lahir kurang dari satu bulan (neonatal ) menjadi sangat penting karena akan menentukan
apakah generasi kita yang akan datang dalam keadaan sehat. (Depkes RI, 2004)
Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus
menggembirakan. Ada satu hal yang selama ini tidak disadari dan tidak dilakukan orang
tua dan tenaga medis, tetapi begitu vital bagi kehidupan bayi selanjutnya. Ternyata,
dalam satu jam pertama setelah melahirkan, ada perilaku menakjubkan antara bayi dan
ibunya. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) berperan dalam pencapaian tujuan Millenium
Development Goals (MDGs) yaitu membantu mengurangi kemiskinan dan kelaparan dan
membantu mengurangi angka kematian anak dengan target menurunkan angka kematian
sebanyak 2/3 dari tahun 1990 sampai tahun 2015.
Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang penting sebab
dengan persiapan yang lebih baik maka ibu lebih siap untuk menyusui bayinya sehingga
ibu hamil masuk dalam kelas Bimbingan Persiapan Menyusui (BPM). Demikian pula
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 2/28
suatu pusat pelayanan ibu hamil yang dapat menunjang kebijakan yang berkenaan dengan
pelayanan ibu hamil yang dapat menunjang keberhasilan menyusui (Soetjiningsih, 1997).
Proses inisiasi menyusu dini dilakukan sesaat setelah bayi lahir dalam keadaan
sehat dan menangis, sesudah dipotong tali pusarnya dan dilap dengan kain hangat
(dengan tetap mempertahankan vernix). Bayi dibiarkan telanjang dan diletakkan di dada
ibu yang juga telanjang dengan posisi tengkurap menghadap kearah ibu. Bayi sengaja
dibiarkan mencari sendiri puting susu ibunya. Proses pencarian memakan waktu
bervariasi, sekitar 30-40 menit. Dalam hal ini segala tindakan atau prosedur yang
membuat bayi stress atau merasa sakit ditunda dulu, seperti menimbang, mengukur dan
memandikan bayi dilaksanakan setelah Inisiasi menyusui dini selesai dan dapat dilakukan
pada bayi yang dilahirkan dengan cara normal maupun operasi caesar (Roesli, 2008).
Berdasarkan penelitian WHO (2000), dienam negara berkembang resiko kematian
bayi antara usia 9 – 12 bulan meningkat 40 % jika bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi
berusia dibawah 2 bulan, angka kematian ini meningkat menjadi 480 % sekitar 40 %
kematian balita terjadi satu bulan pertama kehidupan bayi. Inisiasi menyusu dini (IMD)
dapat mengurangi 22 % kematian bayi 28 hari, berarti Inisiasi menyusu dini (IMD)
mengurangi kematian balita 8,8 % (Roesli, 2008).
Kematian pada neonatal dini terjadi pada hari pertama (Komalasari, 2003).
Penyebab yang mendasari pada 54 % kematian bayi adalah gizi kurang. Data organisasi
kesehatan dunia (WHO) menunjukkan ada 170 juta anak di dunia mengalami gizi kurang.
Sebanyak 3 juta anak diantaranya meninggal tiap tahun akibat kurang gizi karena tidak
disusui. (Walujani, 2007).
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 3/28
Dengan menyusui eksklusif selama 6 bulan dapat menghindarkan 1,4 juta
kematian balita. Selain itu, dengan memberikan kesempatan kepada bayi baru lahir
berada selama 1 jam di dada ibunya untuk mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
menurunkan kematian bayi baru lahir sebanyak 22 %. (Menkokesra, 2008).
Berbagai penelitian telah membuktikan secara ilmiah manfaat dari perilaku
menyusu dini, baik bagi ibu maupun bayinya. (Depkes RI, 2008) Manfaat tersebut antara
lain menurunkan angka kematian bayi dan menghentikan perdarahan pasca melahirkan
dengan lebih cepat mempercepat terlepasnya plasenta dan meningkatkan interaksi antara
ibu dan bayi.
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2002–2003 hanya 4% bayi
yang mendapat ASI dalam satu jam pertama kelahirannya, dan hanya 8% bayi
diIndonesia yang mendapat ASI Eksklusif enam bulan, sementara target Pemerintah
tahun 2010 ingin mencapai ASI Eksklusif sebanyak 80%. Hal ini disebabkan antara lain
karena rendahnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang
benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari Petugas Kesehatan,
persepsi – persepsi sosial budaya yang menentang pemberian ASI, kondisi yang kurang
memadai bagi para ibu yang bekerja dan pemasaran agresif oleh perusahan – perusahan
susu formula yang tidak saja mempengaruhi para ibu namun juga Petugas Kesehatan
(Baskoro, 2008).
Di Indonesia telah diadakan program peningkatan penggunaan Air Susu Ibu (ASI)
yang merupakan program prioritas. Karena dampaknya yang luas terhadap status gizi dan
kesehatan pada bayi dan balita. Program prioritas ini berkaitan dengan kesepakatan
global antara lain Deklarasi Innocenti (Italia) tahun 1990 tentang perlindungan, promosi
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 4/28
dan dukungan terhadap penggunaan Air Susu Ibu (ASI). Namun, pencapaian Air Susu
Ibu (ASI) eksklusif hingga saat ini belum menggembirakan. (Sujudi dalam Roesli, 2005)
Dari hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia, diketahui bahwa tingkat partisipasi
pemberian Air Susu Ibu (ASI) di Indonesia mengalami penurunan dari 42,4 % pada tahun
1997 menjadi 39,5 % pada tahun 2002-2003 (Menkokesra, 2008). Kemudian untuk angka
kematian bayi berdasarkan profil kesehatan Jawa Tengah (2008) sebesar 10,48 per 1000
kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2008 terjadi penurunan pada angka kematian bayi
yaitu 9,17 per 1000 kelahiran hidup. Pemerintah menargetkan pada tahun 2009 angka
kematian bayi menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup. (Menkokesra, 2008).
Untuk Provinsi Jawa Tengah cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
tahun 2010 sekitar ........ %, terjadi sedikit peningkatan bila dibandingkan dengan tahun
2009 yang mencapai ........ %. Kemudian untuk daerah Kabupaten .............., cakupan bayi
yang diberi Air Susu Ibu (ASI) eksklusif tahun 2009 masih rendah, dari ........ jumlah bayi
hanya ........ bayi (........ %) yang mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. Angka ini
dirasakan masih sangat rendah bila dibandingkan dengan target pencapaian Air Susu Ibu
(ASI) eksklusif tahun 2010 sebesar ........ %. (Profil Kesehatan ......................, 2010)
Peran tenaga kesehatan, khususnya dokter dan bidan sangat berpengaruh terhadap
pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara dini. Namun, di Indonesia masih banyak tenaga
kesehatan maupun pelayanan kesehatan yang belum mendukung pemberian Air Susu Ibu
(ASI) secara dini (Profil Kesehatan Indonesia, 2005).
Sesuai peran dan fungsi mahasiswa kebidanan sebagai calon bidan khususnya,
Mahasiswa Kebidanan Tingkat III harus bisa memahami tentang Inisiasi Menyusu Dini
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 5/28
(IMD), menyerap serta berkonsultasi dengan dosen tentang Inisiasi Menyusui Dini, serta
membahas keuntungan (ASI) Air Susu Ibu dan dukungan ibu untuk menyusui.
Berdasarkan survei awal pada tanggal ……………. di Akademi Kebidanan
………. , dengan melakukan wawancara kepada 30 orang mahasiswa D-III Akademi
Kebidanan Tingkat III yang sedang praktek klinik terdapat 15 orang yang tidak
mengetahui tentang Inisiasi Menyusui Dini. Hal ini menujukkan masih kurangnya
pengetahuan mahasiswa Kebidanan Tingkat III tentang Inisiasi Menyusui Dini.
Dengan diketahuinya Banyaknya Mahasiswa yang masih belum paham mengenai
Inisiasi Menyusui Dini, Berdasarkan latar belakang inilah, maka peneliti tertarik untuk
menulis Karya Tulis Ilmiah ini tentang “Gambaran Pengetahuan mahasiswa tingkat III
Akademi Kebidanan ………………… tentang Inisiasi Menyusui Dini”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengetahuan mahasiswa tingkat III Akademi Kebidanan
………………… tentang Inisiasi Menyusui Dini.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi pengetahuan mahasiswa tingkat III ……………..tentang
Inisiasi Menyusui Dini.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik mahasiswa yaitu sumber informasi mengenai
Inisiasi Menyusui Dini.
b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan mahasiswa tentang pelaksanaan Inisiasi
Menyusui Dini yang meliputi
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 6/28
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Akademi Kebidanan Widya Husada
Untuk dijadikan bahan masukan dan memberikan informasi bagi dosen dan
mahasiswa tentang Inisiasi Menyusui Dini.
2. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang Inisiasi Menyusui Dini
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan dalam menerapkan metode penelitian yang telah
dipelajari.
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 7/28
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGETAHUAN
a. Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2003).
Penginderaan terjadi melalui pasca indra manusia, yakni indera pengelihatan,
perdengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan atau kognitif merupakan dominant yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan (Over behariour ). Dari pengalaman dan
penelitian, ternyata prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
( Notoatmodjo, 2003 ).
Sebelum orang mengapdosi perilaku baru atau berperilaku baru
didalam diri seseorang terjadi proses yang berurutan, yakni :
1) Awareness ( kesadaran ), dimana orang tersebut menyadari dalam
arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi atau Objek.
2) Interest ( merasa tertarik ) terhadap stimulasi atau objek
tersebut,disini sikap subjek sudah mulai timbul.
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 8/28
3) Evaluation ( menimbang-nimbang ) terhadap baik dan tidaknya
stimulasi tersebut bagi dirinaya hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi.
4) Trial , sikap dimana mulai mencoba melakuakan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh stimulasi.
5) Adoption, dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadran dan sikapaya terhadap stimulus.
Apabila penerimaan prilaku tersebut akan bersifat langgeng ( long
lasting ) sebaiknya apabila prilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan
kesadaran akan tidak berlangsung lama, jadi pentingnya pengetahuan disini
adalah tempat menjadi dasar dalam merubah prilaku sehingga itu langgeng.
( Notoatmodjo, 2003 ).
b. Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan,
yaitu :
1) Tahu ( know )
Tahu artinya sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan termasuk dalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali ( re call ) terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima.oleh sebab itu,” Tahu “ ini adalah merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 9/28
tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain : Menyebutkan,
Menguraikan, Mendefinisikan, Menyatakan, dan sebagainya.
Contoh : Dapat menyebutkan tanda-tanda bahaya pada masa nifas.
2) Memahami ( Comprehesion )
Dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan –perhitungan hasil
penelitian dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah
(problem solving cycle )didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus
yang berikan.
3) Analisis ( analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarakan materi atau suatu
objek didalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain, kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata–kata:dapat mengambarkan,
membuat, Membedakan, Memisahkan, Mengelompokan dan sebagainya.
4) Sintesis ( Syinthesis )
Sintesis menujukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru dengan kata lain,sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada misalnaya: dapat
menyusun,dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan
sebagainya.
5) Evaluasi ( evalusion )
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 10/28
Evaluasi ini berkaiatan dengan kemampuan untuk melaksanakan
identifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian-
penilaian ini berdasarakan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria - kriteria yang telah ada.
c. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut green ( 2000) ada 3 faktor yang mempengaruhi perubahan
prilaku individu maupun kelompok sebagai berikut :
1) Faktor yang mempermudah ( predisposing factor) yang mencakup
pengetahuan, sikap, kepercayaan, norma sosial, dan unsur lain terdapat
dalam individu maupaun masyarakat.
2) Faktor pendukung ( Enabling faktor ) anatara lain umur,stasus sosial
ekonomi, pendididkan dan sumber daya manusia.
3) Faktor pendorong ( Reinforcing factor ) yaitu faktor yang memperkuat
perubahan perilaku seseorang yang dikarenakan adanya sikap suami,
orang tua, tokoh masyarakat dan petugas kesehatan.
Pengetahuan seorang termasuk pengetahuan mengenai kesehatan
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan hasil – hasil yang telah dilakukan,
diantaranya oleh Yustina (2004) secara garis besar faktor – faktor tersebut yaitu :
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon
terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan
memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 11/28
berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari
gagasan tersebut
b. Peranan Media Massa (Askes Informasi)
Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai informasi
dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar
media massa (TV, Radio, Majalah, dan lain – lain). Akan memperoleh
informasi yang lebih banyak digunakan dengan orang yang tidak pernah
terpapar informasi medis.
c. Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan pokok (Primer) maupun kebutuhan skunder
keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah tercukupi dibanding
keluarga dengan ststus ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan akan informasi pendidikan yang termasuk kebutuhan
skunder.
d. Hubungan Sosial (Lingkungan Sosial Budaya)
Manusia adalah makhluk sosial dimana didalam kehidupan saling berinteraksi
antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu
akan lebih besar terpapar informasi.
e. Pengalaman
Pengalaman individu tentang berbagai hal diperoleh dari tingkat kehidupan
dalam proses perkembangannya, misal sering mengikuti kegiatan – kegiatan
yang mendidik misalnya seminar.
f. Askes Layanan Kesehatan
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 12/28
Mudah atau sulit dalam mengakses layanan kesehatan tentunya akan
berpengaruh terhadap pengetahuan dalam hal kesehatan
d. Faktor – faktor yang mempengaruhi faktor belajar
Menurut Notoatmodjo (2003) faktor – faktor yang mempengaruhi proses
belajar/ proses menjadi tahu dapat dibagi menjadi 4 faktor yaitu :
1) Faktor Materi
2) Faktor Instrumental
Faktor ini dapat dibagi menjadi dua yaitu hardwere / perangkat keras
contohnya perlengkapan/ fasilitas, sofware contohnya metode atau cara
menyampaikan materi.
3) Faktor Lingkungan
Terdiri dari faktor fisik contohnya kondisi tempat belajar dan faktor sosial
misalnya manusia dengan segala interaksinya, status dan kedudukannya.
4) Faktor Kondisi/ subyek
Terdiri dari kondisi fisiologis contohnya kesehatan dan kondisi psikologis
contohnya motivasi.
B. INISIASI MENYUSU DINI
1. Pengertian
Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini
adalah bayi mulai menyusu segera setelah lahir dengan mencari sendiri payudara
ibunya (Roesli, 2008). Jadi pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini adalah proses
memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan mengisap Air Susu Ibu (ASI)
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 13/28
sendiri dalam satu jam pertama pada awal kehidupannya. Cara bayi melakukan
IMD dinamakan The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara. (Roesli,
2008)
2. Tujuan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
Inisiasi Menyusu Dini juga berperan dalam pencapaian tujuan Millenium
Development Goals (MDGs) (Roesli, 2008) :
a. Membantu mengurangi kemiskinan
Jika seluruh bayi yang lahir di Indonesia dalam setahun disusui secara
eksklusif enam bulan, berarti biaya pembelian susu formula selama enam
bulan tidak ada.
b. Membantu mengurangi kelaparan
Pemberian ASI membantu memenuhi kebutuhan makanan bayi sampai dua
tahun juga mengurangi angka keajadian kurang gizi dan pertumbuhan yang
terjadi pada usia ini.
c. Membantu mengurangi angka kematian anak
IMD dapat mengurangi 22 % kematian neonatus dan 40 % kematian bayi
pada satu bulan pertama kehidupannya. Selain itu meningkatkan keberhasilan
menyusu eksklusif dan lama menyusu sampai dua tahun. Dengan demikian
dapat menurunkan angka kematian anak secara menyeluruh. (Roesli, 2008)
3. Keuntungan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini bagi ibu dan bayi (Depkes
RI, 2008)
a. Keuntungan IMD untuk bayi
1) Menstabilkan pernapasan.
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 14/28
2) Mengendalikan temperatur tubuh bayi.
3) Mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan efektif.
4) Meningkatkan kenaikan berat badan (bayi kembali keberat lahirnya
dengan lebih cepat).
5) Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
6) Bayi tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama.
7) Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi
sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi.
8) Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal mendapat kolostrum
segera, disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
9) Meningkatkan kecerdasan.
b. Keuntungan IMD untuk Ibu
Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu :
1) Oksitosin
a) Stimulasi kontraksi uterus dan menurunkan resiko perdarahan
pasca persalinan.
b) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi
Air Susu Ibu (ASI).
c) Ibu menjadi lebih tenang, fasilitasi kelahiran plasenta dan
pengalihan rasa nyeri dari berbagai prosedur pasca persalinan lainnya.
2) Prolaktin
a) Meningkatkan produksi ASI.
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 15/28
b) Membantu ibu mengatasi stres terhadap berbagai rasa kurang
nyaman.
c) Memberi efek relaksasi pada ibu setelah bayi selesai menyusu.
d) Menunda ovulasi.
4. Dua kerugian jika bayi tidak disusui secara dini (Menkokesra, 2008) :
a. Bayi cenderung tidak berminat untuk menyusu selama satu minggu ke
depan.
b. Ibu akan kesulitan untuk memberikan Air Susu Ibu (ASI) yang harus
diberikan eksklusif selama enam bulan.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui menurut
Bianccuzzo (2001) adalah sosial budaya, psikologi dan biologis ibu sendiri.
Sementara, faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan (IMD) :
a. Faktor Psikologi
Status psikologi mendasari ibu dan pendukungnya untuk keberhasilannya
menyusui, termasuk percaya diri ibu dan komitmen untuk menyusui, bayi
merasa kenyang merupakan kepuasan bagi ibu menyusui. Psikologi ibu
termasuk di sekitarnya yang dekat dalam struktur dukungan. Jenis dari
dukungan termasuk memberi dukungan informasi, emosi dan memberi
pertolongan. Dukungan informasi termasuk bagian dari pengetahuan tentang
keuntungan menyusui dan cara menyusui. Dukungan emosi termasuk
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 16/28
memberi pengertian, membesarkan hati dan menyayangi. Dukungan
pertolongan termasuk memberi pertolongan fisik untuk dapat menyusu
bayinya. Pemberi dukungan termasuk keluarga, teman, suami atau teman
dekat, tenaga kesehatan dan lingkungan budaya.
b. Faktor dukungan tenaga kesehatan
Dukungan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dapat membangkitkan
rasa percaya diri ibu untuk membuat keputusan menyusui bayinya. Informasi
tentang perawatan pada masa hamil, lamanya menyusui, kontak awal bayi,
petunjuk-petunjuk menyusui, tipe bantuan yang dibutuhkan oleh ibu adalah
merupakan dukungan tenaga kesehatan untuk menyukseskan kelangsungan
pemberian ASI eksklusif.
6. Faktor penghambat pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
Inisiasi Menyusu Dini masih sulit untuk diterapkan karena adanya
beberapa mitos atau pendapat yang masih simpang siur. Berikut ini beberapa
pendapat yang menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit bayi
(Roesli, 2008) :
a. Bayi kedinginan-tidak benar
Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang
ibu. Berdasarkan hasil penelitian Dr. Niels berguman (2005), ditemukan
bahwa suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 1º C lebih panas dari pada
suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini
kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1º C. Jika bayi kedinginan, suhu dada
ibu akan meningkat 2º C untuk menghangatkan bayi. Jadi, dada ibu yang
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 17/28
melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi yang baru lahir dibandingkan
tempat tidur yang canggih dan mahal.
b. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya-tidak
benar
Seorang ibu tidak akan merasakan terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera
setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi
menyusu dini membantu menenangkan ibu.
c. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk-tidak masalah
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar
perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai
payudara dan menyusu dini.
d. Ibu harus di jahit-tidak masalah
Kegiatan mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit adalah
bagian bawah tubuh ibu.
e. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore
( gonorrhea) harus segera diberikan setelah lahir-tidak benar
Menurut American College Of Obstetrics and Gynecology dan academy
Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda
setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa
membahayakan bayi.
f. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan di ukur-tidak
benar
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 18/28
Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan
bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi
kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir.
Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda smpai menyusu awal selesai.
g. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga
diperlukan cairan lain (cairan pre-laktal) tidak benar
Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan
dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai saat itu.
h. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi tidak benar
Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. yaitu sebagai
imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir.
7. Tahapan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (Roesli, 2008) :
a. Pada tiga puluh menit pertama, bayi terkadang matanya terbuka lebar
untuk melihat ibunya. Masa tenang ini merupakan proses penyesuaian persalinan
keadaan bayi, dari keadaan dalam kandungan ke keadaan di luar kandungan.
Tercipta hubungan kasih sayang yang membuat bayi merasa aman.
b. Antara 30 sampai 40 menit, bayi mulai mengeluarkan suara,
menggerakkan mulutnya mencium dan menjilat-jilat tangannya. Bayi mulai
mencium dan merasakan cairan ketuban yang menempel ditangannya, bau ini
sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu, hal ini berguna dalam
membimbing bayi untuk menemukan puting susu ibu.
c. Bayi mulai mengeluarkan air liur, karena pada saat bayi mulai menyadari
bahwa ada makanan di sekitarnya bayi mulai mengeluarkan air liurnya.
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 19/28
d. Bayi mulai bergerak ke arah payudara, areola sebagai daerah sasaran.
Dengan kaki menekan perut ibu, bayi mulai memijat-mijat kulit ibu, menghentak-
hentakkan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan ke kiri serta menyentuh dan
meremas daerah puting susu dan sekitarnya.
e. Bayi mulai memijat, mengulum puting, membuka mulut selebar-lebarnya
serta melekatkan kontak kulit dengan baik.
8. Tata laksana Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (Roesli, 2008) :
a. Tata laksana Inisiasi Menyusu Dini secara umum
1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.
2) Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi,
misalnya pijat, aroma terapi, gerakan atau hypnobirthing .
3) Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya
melahirkan normal, di dalam air, atau dengan jongkok.
4) Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua
tangan. Lemak putih (vernix) yang menghangatkan kulit bayi sebaiknya
dibiarkan.
5) Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat
dengan kulit ibu, pertahankan minimum satu jam atau setelah menyusu awal
selesai. Keduanya diselimuti, jika perlu digunakan topi bayi.
6) Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi
dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.
7) Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau
perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 20/28
atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya
diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya
setidaknya selama satu jam, walaupun ia telah berhasil menyusu pertama.
8) Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit bayi dengan kulit
ibu yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi Caesar.
9) Rawat gabung ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, selama 24 jam ibu-
bayi tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian
minuman pre-laktal (cairan yang diberikan sebelum asi keluar) dihindarkan.
b. Tata laksana Inisiasi Menyusu Dini pada operasi caesar
1) Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif.
2) Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 200-250 C. Disediakan selimut
untuk menutupi punggung bayi dan badan ibu. Disiapkan juga topi bayi untuk
mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi.
3) Jika inisiasi dini belum terjadi di kamar bersalin, kamar operasi, atau bayi
harus dipindah sebelum satu jam, maka bayi tetap diletakkan di dada ibu
ketika dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan. Menyusu dini
dilanjutkan di kamar perawatan ibu atau kamar pulih.
4) Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini yang kurang tepat (Roesli Utami,
2008). Saat ini umumnya praktek Inisiasi Menyusu Dini seperti berikut :
a) Begitu bayi lahir, bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi
kain kering.
b) Bayi segera dikeringkan dengan kain kering, tali pusat di potong,
lalu diikat.
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 21/28
c) Karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan
selimut bayi.
d) Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (bounding )
untuk beberapa lama (10-15 menit) atau sampai tenaga kesehatan
selesai menjahit perinium.
e) Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara
memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi.
f) Setelah itu, bayi dibawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan
( Recoveri Room) untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah,
diberi suntikan vitamin K dan kadang diberi tetes mata.
5) Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini yang dianjurkan (Roesli, 2008)
a) Begitu bayi lahir, bayi diletakkan diperut ibu yang tidak dialasi
kain kering.
b) Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya kecuali
kedua tangannya.
c) Tali pusat dipotong, lalu diikat.
d) Vernix (Zat Lemak Putih) yang melekat ditubuh bayi sebaiknya
tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.
e) Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau
diperut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi
diselimuti bersama-sama. Jika perlu, bayi diberi topi untuk mengurangi
pengeluaran panas dari kepalanya.
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 22/28
6) Kriteria bayi yang memungkinkan diterapkannya proses Inisiasi Menyusu
Dini (Yulianti, 2008) :
a) Bayi yang tidak mengalami kasus MAS (Meconium Aspiration
Syndrome), yang diartikan sebagai sindrom aspirasi air ketuban atau
sindrom pencemaran air ketuban, dimana bayi meminum atau
menghirup air ketuban yang sudah tercemar. Bayi yang dapat
diselamatkan adalah bila kasus MAS (Meconium Aspiration
Syndrome) yang diidap relatif ringan, penanganannya pun dilakukan
dengan cepat dan tepat. Untuk itu, ungkap Dr. Bagazi bagi ibu
hamil yang beresiko mengalami MAS (Meconium Aspiration
Syndrome), sebaiknya pada saat persalinan, selain ditangani oleh
dokter kandungan juga didampingi oleh dokter anak.
b) Bayi yang dilahirkan dari ibu hamil yang tidak terinfeksi Virus
HIV/AIDS, dimana bagi ibu yang melahirkan anak dengan HIV positif
sebaiknya tidak menyusui karena dapat terjadi penularan HIV dari ibu
ke bayi antara 10-20 %, terlebih jika puting payudara ibu mengalami
perlukaan, baik terjadi lecet maupun radang.
c) Bayi yang dilahirkan tepat pada waktunya, dimana bayi normalnya
lahir adalah berumur kurang lebih 280 hari.
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 23/28
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka konsep
Adapun kerangka konsep untuk penelitian ini yang dijelaskan dalam bentuk bagan
adalah sebagai berikut:
Gambar 1
Kerangka Konsep
B. Definisi Operasional
Pengetahuan adalah tingkat pemikiran dan pemahaman mahasiswa D-III
Kebidanan Tingkat III tentang Inisiasi Menyusui Dini. Dalam Penelitian ini yang
dimaksud Inisiasi Menyusui Dini adalah bayi mulai menyusu segera setelah lahir dengan
mencari sendiri payudara ibunya. Mahasiswa DIII Kebidanan Tingkat III adalah
seseorang yang mengikuti perkuliahan di bidang Kebidanan untuk memperoleh gelar
diploma. Jadi didalam penelitian ini, pengetahuan mahasiswa DIII Kebidanan Tentang
tentang Inisiasi Menyusui Dini adalah pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa DIII
Kebidanan Tingkat III tentang prosedur Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini.
Pengetahuan mahasiswa tingkat III
Akademi Kebidanan Widya HusadaMedan tentang Hipotermi pada bayi baru lahir
Inisiasi Menyusui Dini
yang meliputi:
Proses PelaksanaanTeknik
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 24/28
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang
bertujuan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa tingkat III Akademi Kebidanan
……………. tentang Inisiasi Menyusui Dini.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat III di Akademi Kebidanan
…………………, yaitu sebanyak …….. orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan di teliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh polulasi (Hidayat, 2007). Tekhnik pengambilan
sample dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan total sampling . Seluruh
populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak …….. orang.
C. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Akademi Kebidanan ........................... Alasan
peneliti mengambil lokasi ini adalah lokasi yang mudah terjangkau. Selain itu juga di
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 25/28
Akademi Kebidanan .......................... belum pernah dilakukan penelitian tentang
pengetahuan mahasiswa tingkat III tentang Inisiasi Menyusui Dini.
D. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan bulan ……….. - ………. Tahun 2011 yang di mulai dari
pengajuan judul, pembagian pembimbing, menyelesaikan proposal, ujian proposal,
perbaikan proposal, mengajukan izin lokasi, pengumpulan data, pengolahan data,
membuat laporan, ujian KTI, perbaikan KTI dan penjilitan/penggandaan KTI.
E. Pertimbangan Etik
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan
kepada Ketua Program Diploma III Kebidanan …………………... Kemudian kuesioner
disebarkan kepada responden dengan lebih dulu menjelaskan maksud dan tujuan
penelitian. Ini dilakukan untuk menjaga kerahasiaan data responden dan boleh juga
menjelaskan bahwa angket ini tidak untuk penelitian tetapi hanya untuk mengetahui
pengetahuan mahasiswa tingkat III Akademi Kebidanan ………….. tentang Inisiasi
Menyusui Dini.
F. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
yang diberikan kepada responden. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
tertutup atau berstruktur dimana kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga
responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada.
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 26/28
Kuesioner berisikan karakteristik responden dan pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan pengetahuan mahasiswa tingkat III tentang Inisiasi Menyusui Dini
sebanyak 25 pertanyaan yang meliputi pengertian Inisiasi Menyusui Dini sebanyak …
pertanyaan, Proses Inisiasi Menyusui Dini sebanyak ….. pertanyaan, Teknik-Teknik
Inisiasi Menyusui Dini sebanyak …. pertanyaan. Semua jawaban dari kuesioner yang
sudah dikumpulkan diberi nilai untuk setiap jawaban dari pertanyaan, apabila skor benar
nilainya 1 dan skor salah nilainya 0. Hasil dari perhitungan jawaban responden kemudian
dikategorikan sebagai berikut: baik, cukup, kurang.
G. Uji Validitas
Uji Validitas Kuesioner Penelitian adalah prosedur untuk memastikan apakah
kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak.
Kuesioner yang valid berarti kuesioner yang dipergunakan untuk mengumpulkan data itu
valid. Valid berarti kuesioner tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak
diukur. Kuesioner ada yang sudah baku, karena telah teruji validitas dan reliabilitasnya,
tetapi banyak juga yang belum baku. Jika kita menggunakan kuesioner yang sudah baku,
tidak perlu dilakukan uji validitas lagi, sedangkan kuesioner yang belum baku perlu
dilakukan uji validitas.
Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal.
Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang
ada dalam kuesioner secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur,
sedangkan kuesioner yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria didalam kuesioner
disusun berdasarkan fakta-fakta emperis yang telah ada (eksternal). Validitas internal
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 27/28
kuesioner harus memenuhi: construct validity (validitas kontruks) dan content validity
(validitas isi).
Pada Penelitian Ini uji validitas instrumen diuji oleh …………….. dilakukan
dengan cara Content Validity. Pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan
antara isi kuesioner dengan isi yang terdapat dalam konsep dengan Kuesioner terdiri dari
……. pertanyaan
H. Prosedur Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan dengan mengurus surat permohonan izin
penelitian kepada pihak pendidikan atau ketua pelaksanaan program D-III Kebidanan ,
setelah surat permohonan izin penelitian didapat kemudian peneliti mengajukan surat
permohonan izin penelitian tersebut kepada direktur Akademi Kebidanan ...............
Setelah surat izin penelitian tersebut diterima oleh direktur Akademi
Kebidanan .........................., peneliti kemudian memperoleh izin dari direktur yang
bersangkutan untuk melakukan penelitian di Akademi Kebidanan tersebut. Peneliti
kemudian mengumpulkan responden dalam ruangan aula sesuai dengan jumlah sampel
yang diteliti yaitu ……. orang mahasiswa tingkat III, selanjutnya peneliti menjelaskan
tujuan penelitian dan cara pengisian kuesioner kepada responden.
Setelah responden mengerti dengan penjelasan yang diberikan, responden
menyatakan setujuuntuk menjadi responden secara sukarela. Peneliti kemudian
menggunakan Informed consent sebagai tanda persetujuan responden dan responden
bebas bertanya tentang apapun yang berhubungan dengan cara pengisian kuesioner.
5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 28/28
Responden selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan menjawab
seluruh pertanyaan secara jujur selama 30 menit.
Dengan bantuan salah seorang staf dosen di Akademi Kebidanan ……………..,
peneliti mendampingi responden dalam pengisian kuesioner dimana diantara responden
tidak diperbolehkan untuk bekerja sama. Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali
oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.
Setelah peneliti selesai melakukan penelitian, kemudian peneliti meminta surat balasan
penelitian dari Akademi Kebidanan .......................... bahwa peneliti telah selesai
melakukan penelitian di Akademi Kebidanan tersebut.
I. Analisa Data
Analisa data dilakukan secara univariat yaitu dengan membahas tabel distribusi
frekuensi dan persentase terhadap tiap variabel dari hasi penelitian. Yang termasuk dalam
analisis data ini adalah persentase sumber informasi dan pengetahuan responden. Data
diolah dengan menggunakan sistem komputerisasi.