Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd

28
 GAMB ARAN PE NGETAHUAN MAHASI SWI KE BI DANAN TI NGKAT 3 TENTANG INISIASI MENYUSUI DINI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pe mbangun an sumber day a manus ia ti dak te rl epas dari upaya kesehatan khususn ya upaya untuk meningkat kan keseha tan ibu dan bayi, karena itu pembang unan sumber daya manusi a har us dimula i sej ak din i yakni pada saa t jan in mas ih dal am kandungan dan awal masa pertumbuhannya. Dengan demikian, maka kesehatan bayi baru lahir kurang dari satu bulan ( neonatal ) menja di sangat pentin g karena akan menent ukan apakah generasi kita yang akan datang dalam keadaan sehat. (Depkes RI, 2004) Melahi rkan merupakan pengal aman menegangk an, aka n te tapi sekali gus menggembirakan. Ada satu hal yang selama ini tidak disadari dan tidak dilakukan orang tua dan ten aga medis, tet api begitu vit al bagi kehidupan bay i sel anj utnya. Ter nya ta, dalam satu jam pertama setelah melahirkan, ada perilaku menakjubkan antara bayi dan ibunya . Ini sia si Meny usu Dini (IMD) ber per an dal am penc apa ian tuj uan Millenium  Development Goals (MDGs) yaitu membantu mengurangi kemiskinan dan kelaparan dan membantu mengurangi angka kematian anak dengan target menurunkan angka kematian sebanyak 2/3 dari tahun 1990 sampai tahun 2015. Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang penting sebab dengan persiapan yang lebih baik maka ibu lebih siap untuk menyusui bayinya sehingga ibu hamil masuk dalam kelas Bimbingan Persiapan Menyusui (BPM). Demikian pula

Transcript of Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 1/28

GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWI KEBIDANAN TINGKAT 3

TENTANG INISIASI MENYUSUI DINI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 

Pembangunan sumber daya manusia tidak terlepas dari upaya kesehatan

khususnya upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, karena itu pembangunan

sumber daya manusia harus dimulai sejak dini yakni pada saat janin masih dalam

kandungan dan awal masa pertumbuhannya. Dengan demikian, maka kesehatan bayi baru

lahir kurang dari satu bulan (neonatal ) menjadi sangat penting karena akan menentukan

apakah generasi kita yang akan datang dalam keadaan sehat. (Depkes RI, 2004)

Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

menggembirakan. Ada satu hal yang selama ini tidak disadari dan tidak dilakukan orang

tua dan tenaga medis, tetapi begitu vital bagi kehidupan bayi selanjutnya. Ternyata,

dalam satu jam pertama setelah melahirkan, ada perilaku menakjubkan antara bayi dan

ibunya. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) berperan dalam pencapaian tujuan Millenium

 Development Goals (MDGs) yaitu membantu mengurangi kemiskinan dan kelaparan dan

membantu mengurangi angka kematian anak dengan target menurunkan angka kematian

sebanyak 2/3 dari tahun 1990 sampai tahun 2015.

Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang penting sebab

dengan persiapan yang lebih baik maka ibu lebih siap untuk menyusui bayinya sehingga

ibu hamil masuk dalam kelas Bimbingan Persiapan Menyusui (BPM). Demikian pula

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 2/28

suatu pusat pelayanan ibu hamil yang dapat menunjang kebijakan yang berkenaan dengan

 pelayanan ibu hamil yang dapat menunjang keberhasilan menyusui (Soetjiningsih, 1997).

Proses inisiasi menyusu dini dilakukan sesaat setelah bayi lahir dalam keadaan

sehat dan menangis, sesudah dipotong tali pusarnya dan dilap dengan kain hangat

(dengan tetap mempertahankan vernix). Bayi dibiarkan telanjang dan diletakkan di dada

ibu yang juga telanjang dengan posisi tengkurap menghadap kearah ibu. Bayi sengaja

dibiarkan mencari sendiri puting susu ibunya. Proses pencarian memakan waktu

  bervariasi, sekitar 30-40 menit. Dalam hal ini segala tindakan atau prosedur yang

membuat bayi stress atau merasa sakit ditunda dulu, seperti menimbang, mengukur dan

memandikan bayi dilaksanakan setelah Inisiasi menyusui dini selesai dan dapat dilakukan

 pada bayi yang dilahirkan dengan cara normal maupun operasi caesar (Roesli, 2008).

Berdasarkan penelitian WHO (2000), dienam negara berkembang resiko kematian

 bayi antara usia 9 – 12 bulan meningkat 40 % jika bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi

 berusia dibawah 2 bulan, angka kematian ini meningkat menjadi 480 % sekitar 40 %

kematian balita terjadi satu bulan pertama kehidupan bayi. Inisiasi menyusu dini (IMD)

dapat mengurangi 22 % kematian bayi 28 hari, berarti Inisiasi menyusu dini (IMD)

mengurangi kematian balita 8,8 % (Roesli, 2008).

Kematian pada neonatal  dini terjadi pada hari pertama (Komalasari, 2003).

Penyebab yang mendasari pada 54 % kematian bayi adalah gizi kurang. Data organisasi

kesehatan dunia (WHO) menunjukkan ada 170 juta anak di dunia mengalami gizi kurang.

Sebanyak 3 juta anak diantaranya meninggal tiap tahun akibat kurang gizi karena tidak 

disusui. (Walujani, 2007).

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 3/28

Dengan menyusui eksklusif selama 6 bulan dapat menghindarkan 1,4 juta

kematian balita. Selain itu, dengan memberikan kesempatan kepada bayi baru lahir 

 berada selama 1 jam di dada ibunya untuk mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

menurunkan kematian bayi baru lahir sebanyak 22 %. (Menkokesra, 2008).

Berbagai penelitian telah membuktikan secara ilmiah manfaat dari perilaku

menyusu dini, baik bagi ibu maupun bayinya. (Depkes RI, 2008) Manfaat tersebut antara

lain menurunkan angka kematian bayi dan menghentikan perdarahan pasca melahirkan

dengan lebih cepat mempercepat terlepasnya plasenta dan meningkatkan interaksi antara

ibu dan bayi.

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2002–2003 hanya 4% bayi

yang mendapat ASI dalam satu jam pertama kelahirannya, dan hanya 8% bayi

diIndonesia yang mendapat ASI Eksklusif enam bulan, sementara target Pemerintah

tahun 2010 ingin mencapai ASI Eksklusif sebanyak 80%. Hal ini disebabkan antara lain

karena rendahnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang

  benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari Petugas Kesehatan,

 persepsi – persepsi sosial budaya yang menentang pemberian ASI, kondisi yang kurang

memadai bagi para ibu yang bekerja dan pemasaran agresif oleh perusahan – perusahan

susu formula yang tidak saja mempengaruhi para ibu namun juga Petugas Kesehatan

(Baskoro, 2008).

Di Indonesia telah diadakan program peningkatan penggunaan Air Susu Ibu (ASI)

yang merupakan program prioritas. Karena dampaknya yang luas terhadap status gizi dan

kesehatan pada bayi dan balita. Program prioritas ini berkaitan dengan kesepakatan

global antara lain Deklarasi Innocenti (Italia) tahun 1990 tentang perlindungan, promosi

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 4/28

dan dukungan terhadap penggunaan Air Susu Ibu (ASI). Namun, pencapaian Air Susu

Ibu (ASI) eksklusif hingga saat ini belum menggembirakan. (Sujudi dalam Roesli, 2005)

Dari hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia, diketahui bahwa tingkat partisipasi

 pemberian Air Susu Ibu (ASI) di Indonesia mengalami penurunan dari 42,4 % pada tahun

1997 menjadi 39,5 % pada tahun 2002-2003 (Menkokesra, 2008). Kemudian untuk angka

kematian bayi berdasarkan profil kesehatan Jawa Tengah (2008) sebesar 10,48 per 1000

kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2008 terjadi penurunan pada angka kematian bayi

yaitu 9,17 per 1000 kelahiran hidup. Pemerintah menargetkan pada tahun 2009 angka

kematian bayi menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup. (Menkokesra, 2008).

Untuk Provinsi Jawa Tengah cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif 

tahun 2010 sekitar ........ %, terjadi sedikit peningkatan bila dibandingkan dengan tahun

2009 yang mencapai ........ %. Kemudian untuk daerah Kabupaten .............., cakupan bayi

yang diberi Air Susu Ibu (ASI) eksklusif tahun 2009 masih rendah, dari ........ jumlah bayi

hanya ........ bayi (........ %) yang mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. Angka ini

dirasakan masih sangat rendah bila dibandingkan dengan target pencapaian Air Susu Ibu

(ASI) eksklusif tahun 2010 sebesar ........ %. (Profil Kesehatan ......................, 2010)

Peran tenaga kesehatan, khususnya dokter dan bidan sangat berpengaruh terhadap

 pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara dini. Namun, di Indonesia masih banyak tenaga

kesehatan maupun pelayanan kesehatan yang belum mendukung pemberian Air Susu Ibu

(ASI) secara dini (Profil Kesehatan Indonesia, 2005).

Sesuai peran dan fungsi mahasiswa kebidanan sebagai calon bidan khususnya,

Mahasiswa Kebidanan Tingkat III harus bisa memahami tentang Inisiasi Menyusu Dini

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 5/28

(IMD), menyerap serta berkonsultasi dengan dosen tentang Inisiasi Menyusui Dini, serta

membahas keuntungan (ASI) Air Susu Ibu dan dukungan ibu untuk menyusui.

Berdasarkan survei awal pada tanggal ……………. di Akademi Kebidanan

………. , dengan melakukan wawancara kepada 30 orang mahasiswa D-III Akademi

Kebidanan Tingkat III yang sedang praktek klinik terdapat 15 orang yang tidak 

mengetahui tentang Inisiasi Menyusui Dini. Hal ini menujukkan masih kurangnya

 pengetahuan mahasiswa Kebidanan Tingkat III tentang Inisiasi Menyusui Dini.

Dengan diketahuinya Banyaknya Mahasiswa yang masih belum paham mengenai

Inisiasi Menyusui Dini, Berdasarkan latar belakang inilah, maka peneliti tertarik untuk 

menulis Karya Tulis Ilmiah ini tentang “Gambaran Pengetahuan mahasiswa tingkat III

Akademi Kebidanan ………………… tentang Inisiasi Menyusui Dini”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengetahuan mahasiswa tingkat III Akademi Kebidanan

………………… tentang Inisiasi Menyusui Dini.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi pengetahuan mahasiswa tingkat III ……………..tentang

Inisiasi Menyusui Dini.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik mahasiswa yaitu sumber informasi mengenai

Inisiasi Menyusui Dini.

  b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan mahasiswa tentang pelaksanaan Inisiasi

Menyusui Dini yang meliputi

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 6/28

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Akademi Kebidanan Widya Husada

Untuk dijadikan bahan masukan dan memberikan informasi bagi dosen dan

mahasiswa tentang Inisiasi Menyusui Dini.

2. Bagi Mahasiswa

Untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang Inisiasi Menyusui Dini

3. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan dalam menerapkan metode penelitian yang telah

dipelajari.

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 7/28

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGETAHUAN

a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

  penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2003).

Penginderaan terjadi melalui pasca indra manusia, yakni indera pengelihatan,

 perdengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan atau kognitif merupakan dominant  yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan (Over   behariour ). Dari pengalaman dan

  penelitian, ternyata prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan

( Notoatmodjo, 2003 ).

Sebelum orang mengapdosi perilaku baru atau berperilaku baru

didalam diri seseorang terjadi proses yang berurutan, yakni :

1)  Awareness ( kesadaran ), dimana orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi atau Objek.

2)  Interest  ( merasa tertarik ) terhadap stimulasi atau objek 

tersebut,disini sikap subjek sudah mulai timbul.

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 8/28

3)  Evaluation ( menimbang-nimbang ) terhadap baik dan tidaknya

stimulasi tersebut bagi dirinaya hal ini berarti sikap responden sudah lebih

 baik lagi.

4) Trial , sikap dimana mulai mencoba melakuakan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulasi.

5)  Adoption, dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan

 pengetahuan, kesadran dan sikapaya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan prilaku tersebut akan bersifat langgeng ( long 

lasting ) sebaiknya apabila prilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran akan tidak berlangsung lama, jadi pentingnya pengetahuan disini

adalah tempat menjadi dasar dalam merubah prilaku sehingga itu langgeng.

( Notoatmodjo, 2003 ).

 b. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan,

yaitu :

1) Tahu ( know )

Tahu artinya sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan termasuk dalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali ( re call  ) terhadap suatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima.oleh sebab itu,” Tahu “ ini adalah merupakan tingkat

 pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 9/28

tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain : Menyebutkan,

Menguraikan, Mendefinisikan, Menyatakan, dan sebagainya.

Contoh : Dapat menyebutkan tanda-tanda bahaya pada masa nifas.

2) Memahami ( Comprehesion )

Dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan –perhitungan hasil

 penelitian dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah

(problem solving cycle )didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus

yang berikan.

3) Analisis ( analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarakan materi atau suatu

objek didalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur 

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain, kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata–kata:dapat mengambarkan,

membuat, Membedakan, Memisahkan, Mengelompokan dan sebagainya.

4) Sintesis ( Syinthesis )

Sintesis menujukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

  baru dengan kata lain,sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada misalnaya: dapat

menyusun,dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan

sebagainya.

5) Evaluasi ( evalusion )

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 10/28

Evaluasi ini berkaiatan dengan kemampuan untuk melaksanakan

identifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian-

  penilaian ini berdasarakan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria - kriteria yang telah ada.

c. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut  green ( 2000) ada 3 faktor yang mempengaruhi perubahan

 prilaku individu maupun kelompok sebagai berikut :

1) Faktor yang mempermudah ( predisposing    factor) yang mencakup

 pengetahuan, sikap, kepercayaan, norma sosial, dan unsur lain terdapat

dalam individu maupaun masyarakat.

2) Faktor pendukung (  Enabling faktor ) anatara lain umur,stasus sosial

ekonomi, pendididkan dan sumber daya manusia.

3) Faktor pendorong ( Reinforcing factor ) yaitu faktor yang memperkuat

  perubahan perilaku seseorang yang dikarenakan adanya sikap suami,

orang tua, tokoh masyarakat dan petugas kesehatan.

Pengetahuan seorang termasuk pengetahuan mengenai kesehatan

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan hasil – hasil yang telah dilakukan,

diantaranya oleh Yustina (2004) secara garis besar faktor – faktor tersebut yaitu :

a. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon

terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan

memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 11/28

 berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari

gagasan tersebut

 b. Peranan Media Massa (Askes Informasi)

Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai informasi

dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar 

media massa (TV, Radio, Majalah, dan lain – lain). Akan memperoleh

informasi yang lebih banyak digunakan dengan orang yang tidak pernah

terpapar informasi medis.

c. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (Primer) maupun kebutuhan skunder 

keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah tercukupi dibanding

keluarga dengan ststus ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi

 pemenuhan kebutuhan akan informasi pendidikan yang termasuk kebutuhan

skunder.

d. Hubungan Sosial (Lingkungan Sosial Budaya)

Manusia adalah makhluk sosial dimana didalam kehidupan saling berinteraksi

antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu

akan lebih besar terpapar informasi.

e. Pengalaman

Pengalaman individu tentang berbagai hal diperoleh dari tingkat kehidupan

dalam proses perkembangannya, misal sering mengikuti kegiatan – kegiatan

yang mendidik misalnya seminar.

f. Askes Layanan Kesehatan

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 12/28

Mudah atau sulit dalam mengakses layanan kesehatan tentunya akan

 berpengaruh terhadap pengetahuan dalam hal kesehatan

d. Faktor – faktor yang mempengaruhi faktor belajar 

Menurut Notoatmodjo (2003) faktor – faktor yang mempengaruhi proses

 belajar/ proses menjadi tahu dapat dibagi menjadi 4 faktor yaitu :

1) Faktor Materi

2) Faktor Instrumental

Faktor ini dapat dibagi menjadi dua yaitu hardwere / perangkat keras

contohnya perlengkapan/ fasilitas, sofware contohnya metode atau cara

menyampaikan materi.

3) Faktor Lingkungan

Terdiri dari faktor fisik contohnya kondisi tempat belajar dan faktor sosial

misalnya manusia dengan segala interaksinya, status dan kedudukannya.

4) Faktor Kondisi/ subyek 

Terdiri dari kondisi fisiologis contohnya kesehatan dan kondisi psikologis

contohnya motivasi.

B. INISIASI MENYUSU DINI

1. Pengertian

Inisiasi Menyusu Dini (early  initiation) atau permulaan menyusu dini

adalah bayi mulai menyusu segera setelah lahir dengan mencari sendiri payudara

ibunya (Roesli, 2008). Jadi pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini adalah proses

memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan mengisap Air Susu Ibu (ASI)

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 13/28

sendiri dalam satu jam pertama pada awal kehidupannya. Cara bayi melakukan

IMD dinamakan The Breast Crawl  atau merangkak mencari payudara. (Roesli,

2008)

2. Tujuan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

Inisiasi Menyusu Dini juga berperan dalam pencapaian tujuan Millenium

 Development Goals (MDGs) (Roesli, 2008) :

a. Membantu mengurangi kemiskinan

Jika seluruh bayi yang lahir di Indonesia dalam setahun disusui secara

eksklusif enam bulan, berarti biaya pembelian susu formula selama enam

 bulan tidak ada.

 b. Membantu mengurangi kelaparan

Pemberian ASI membantu memenuhi kebutuhan makanan bayi sampai dua

tahun juga mengurangi angka keajadian kurang gizi dan pertumbuhan yang

terjadi pada usia ini.

c. Membantu mengurangi angka kematian anak 

IMD dapat mengurangi 22 % kematian neonatus dan 40 % kematian bayi

 pada satu bulan pertama kehidupannya. Selain itu meningkatkan keberhasilan

menyusu eksklusif dan lama menyusu sampai dua tahun. Dengan demikian

dapat menurunkan angka kematian anak secara menyeluruh. (Roesli, 2008)

3. Keuntungan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini bagi ibu dan bayi (Depkes

RI, 2008)

a. Keuntungan IMD untuk bayi

1) Menstabilkan pernapasan.

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 14/28

2) Mengendalikan temperatur tubuh bayi.

3) Mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan efektif.

4) Meningkatkan kenaikan berat badan (bayi kembali keberat lahirnya

dengan lebih cepat).

5) Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi.

6) Bayi tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama.

7) Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi

sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi.

8) Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal mendapat kolostrum

segera, disesuaikan dengan kebutuhan bayi.

9) Meningkatkan kecerdasan.

 b. Keuntungan IMD untuk Ibu

Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu :

1) Oksitosin

a) Stimulasi kontraksi uterus dan menurunkan resiko perdarahan

 pasca persalinan.

  b) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi

Air Susu Ibu (ASI).

c) Ibu menjadi lebih tenang, fasilitasi kelahiran plasenta dan

 pengalihan rasa nyeri dari berbagai prosedur pasca persalinan lainnya.

2) Prolaktin

a) Meningkatkan produksi ASI.

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 15/28

 b) Membantu ibu mengatasi stres terhadap berbagai rasa kurang

nyaman.

c) Memberi efek relaksasi pada ibu setelah bayi selesai menyusu.

d) Menunda ovulasi.

4. Dua kerugian jika bayi tidak disusui secara dini (Menkokesra, 2008) :

a. Bayi cenderung tidak berminat untuk menyusu selama satu minggu ke

depan.

  b. Ibu akan kesulitan untuk memberikan Air Susu Ibu (ASI) yang harus

diberikan eksklusif selama enam bulan.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui menurut

Bianccuzzo (2001) adalah sosial budaya, psikologi dan biologis ibu sendiri.

Sementara, faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan (IMD) :

a. Faktor Psikologi

Status psikologi mendasari ibu dan pendukungnya untuk keberhasilannya

menyusui, termasuk percaya diri ibu dan komitmen untuk menyusui, bayi

merasa kenyang merupakan kepuasan bagi ibu menyusui. Psikologi ibu

termasuk di sekitarnya yang dekat dalam struktur dukungan. Jenis dari

dukungan termasuk memberi dukungan informasi, emosi dan memberi

 pertolongan. Dukungan informasi termasuk bagian dari pengetahuan tentang

keuntungan menyusui dan cara menyusui. Dukungan emosi termasuk 

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 16/28

memberi pengertian, membesarkan hati dan menyayangi. Dukungan

  pertolongan termasuk memberi pertolongan fisik untuk dapat menyusu

 bayinya. Pemberi dukungan termasuk keluarga, teman, suami atau teman

dekat, tenaga kesehatan dan lingkungan budaya.

 b. Faktor dukungan tenaga kesehatan

Dukungan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dapat membangkitkan

rasa percaya diri ibu untuk membuat keputusan menyusui bayinya. Informasi

tentang perawatan pada masa hamil, lamanya menyusui, kontak awal bayi,

 petunjuk-petunjuk menyusui, tipe bantuan yang dibutuhkan oleh ibu adalah

merupakan dukungan tenaga kesehatan untuk menyukseskan kelangsungan

 pemberian ASI eksklusif.

6. Faktor penghambat pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

Inisiasi Menyusu Dini masih sulit untuk diterapkan karena adanya

  beberapa mitos atau pendapat yang masih simpang siur. Berikut ini beberapa

 pendapat yang menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit bayi

(Roesli, 2008) :

a. Bayi kedinginan-tidak benar 

Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang

ibu. Berdasarkan hasil penelitian Dr. Niels berguman (2005), ditemukan

 bahwa suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 1º C lebih panas dari pada

suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini

kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1º C. Jika bayi kedinginan, suhu dada

ibu akan meningkat 2º C untuk menghangatkan bayi. Jadi, dada ibu yang

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 17/28

melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi yang baru lahir dibandingkan

tempat tidur yang canggih dan mahal.

 b. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya-tidak 

 benar 

Seorang ibu tidak akan merasakan terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera

setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi

menyusu dini membantu menenangkan ibu.

c. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk-tidak masalah

Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar 

 perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai

 payudara dan menyusu dini.

d. Ibu harus di jahit-tidak masalah

Kegiatan mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit adalah

 bagian bawah tubuh ibu.

e. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore

( gonorrhea) harus segera diberikan setelah lahir-tidak benar 

Menurut American College Of Obstetrics and Gynecology dan academy

 Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda

setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa

membahayakan bayi.

f. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan di ukur-tidak 

 benar 

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 18/28

Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan

 bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi

kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir.

Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda smpai menyusu awal selesai.

g. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga

diperlukan cairan lain (cairan pre-laktal) tidak benar 

Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan

dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai saat itu.

h. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi tidak benar 

Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. yaitu sebagai

imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir.

7. Tahapan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (Roesli, 2008) :

a. Pada tiga puluh menit pertama, bayi terkadang matanya terbuka lebar 

untuk melihat ibunya. Masa tenang ini merupakan proses penyesuaian persalinan

keadaan bayi, dari keadaan dalam kandungan ke keadaan di luar kandungan.

Tercipta hubungan kasih sayang yang membuat bayi merasa aman.

  b. Antara 30 sampai 40 menit, bayi mulai mengeluarkan suara,

menggerakkan mulutnya mencium dan menjilat-jilat tangannya. Bayi mulai

mencium dan merasakan cairan ketuban yang menempel ditangannya, bau ini

sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu, hal ini berguna dalam

membimbing bayi untuk menemukan puting susu ibu.

c. Bayi mulai mengeluarkan air liur, karena pada saat bayi mulai menyadari

 bahwa ada makanan di sekitarnya bayi mulai mengeluarkan air liurnya.

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 19/28

d. Bayi mulai bergerak ke arah payudara, areola sebagai daerah sasaran.

Dengan kaki menekan perut ibu, bayi mulai memijat-mijat kulit ibu, menghentak-

hentakkan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan ke kiri serta menyentuh dan

meremas daerah puting susu dan sekitarnya.

e. Bayi mulai memijat, mengulum puting, membuka mulut selebar-lebarnya

serta melekatkan kontak kulit dengan baik.

8. Tata laksana Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (Roesli, 2008) :

a. Tata laksana Inisiasi Menyusu Dini secara umum

1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.

2) Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi,

misalnya pijat, aroma terapi, gerakan atau hypnobirthing .

3) Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya

melahirkan normal, di dalam air, atau dengan jongkok.

4) Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua

tangan. Lemak putih (vernix) yang menghangatkan kulit bayi sebaiknya

dibiarkan.

5) Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat

dengan kulit ibu, pertahankan minimum satu jam atau setelah menyusu awal

selesai. Keduanya diselimuti, jika perlu digunakan topi bayi.

6) Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi

dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.

7) Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau

 perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 20/28

atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya

diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya

setidaknya selama satu jam, walaupun ia telah berhasil menyusu pertama.

8) Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit bayi dengan kulit

ibu yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi Caesar.

9) Rawat gabung ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, selama 24 jam ibu-

 bayi tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian

minuman pre-laktal (cairan yang diberikan sebelum asi keluar) dihindarkan.

 b. Tata laksana Inisiasi Menyusu Dini pada operasi caesar 

1) Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif.

2) Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 200-250 C. Disediakan selimut

untuk menutupi punggung bayi dan badan ibu. Disiapkan juga topi bayi untuk 

mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi.

3) Jika inisiasi dini belum terjadi di kamar bersalin, kamar operasi, atau bayi

harus dipindah sebelum satu jam, maka bayi tetap diletakkan di dada ibu

ketika dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan. Menyusu dini

dilanjutkan di kamar perawatan ibu atau kamar pulih.

4) Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini yang kurang tepat (Roesli Utami,

2008). Saat ini umumnya praktek Inisiasi Menyusu Dini seperti berikut :

a) Begitu bayi lahir, bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi

kain kering.

 b) Bayi segera dikeringkan dengan kain kering, tali pusat di potong,

lalu diikat.

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 21/28

c) Karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan

selimut bayi.

d) Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (bounding )

untuk beberapa lama (10-15 menit) atau sampai tenaga kesehatan

selesai menjahit perinium.

e) Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara

memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi.

f) Setelah itu, bayi dibawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan

( Recoveri Room) untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah,

diberi suntikan vitamin K dan kadang diberi tetes mata.

5) Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini yang dianjurkan (Roesli, 2008)

a) Begitu bayi lahir, bayi diletakkan diperut ibu yang tidak dialasi

kain kering.

 b) Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya kecuali

kedua tangannya.

c) Tali pusat dipotong, lalu diikat.

d) Vernix (Zat Lemak Putih) yang melekat ditubuh bayi sebaiknya

tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.

e) Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau

diperut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi

diselimuti bersama-sama. Jika perlu, bayi diberi topi untuk mengurangi

 pengeluaran panas dari kepalanya.

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 22/28

6) Kriteria bayi yang memungkinkan diterapkannya proses Inisiasi Menyusu

Dini (Yulianti, 2008) :

a) Bayi yang tidak mengalami kasus MAS (Meconium Aspiration

Syndrome), yang diartikan sebagai sindrom aspirasi air ketuban atau

sindrom pencemaran air ketuban, dimana bayi meminum atau

menghirup air ketuban yang sudah tercemar. Bayi yang dapat

diselamatkan adalah bila kasus MAS (Meconium Aspiration

Syndrome) yang diidap relatif ringan, penanganannya pun dilakukan

dengan cepat dan tepat. Untuk itu, ungkap Dr. Bagazi bagi ibu

hamil yang beresiko mengalami MAS (Meconium Aspiration

Syndrome), sebaiknya pada saat persalinan, selain ditangani oleh

dokter kandungan juga didampingi oleh dokter anak.

  b) Bayi yang dilahirkan dari ibu hamil yang tidak terinfeksi Virus

HIV/AIDS, dimana bagi ibu yang melahirkan anak dengan HIV positif 

sebaiknya tidak menyusui karena dapat terjadi penularan HIV dari ibu

ke bayi antara 10-20 %, terlebih jika puting payudara ibu mengalami

 perlukaan, baik terjadi lecet maupun radang.

c) Bayi yang dilahirkan tepat pada waktunya, dimana bayi normalnya

lahir adalah berumur kurang lebih 280 hari.

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 23/28

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka konsep

Adapun kerangka konsep untuk penelitian ini yang dijelaskan dalam bentuk bagan

adalah sebagai berikut:

Gambar 1

Kerangka Konsep

B. Definisi Operasional

Pengetahuan adalah tingkat pemikiran dan pemahaman mahasiswa D-III

Kebidanan Tingkat III tentang Inisiasi Menyusui Dini. Dalam Penelitian ini yang

dimaksud Inisiasi Menyusui Dini adalah bayi mulai menyusu segera setelah lahir dengan

mencari sendiri payudara ibunya. Mahasiswa DIII Kebidanan Tingkat III adalah

seseorang yang mengikuti perkuliahan di bidang Kebidanan untuk memperoleh gelar 

diploma. Jadi didalam penelitian ini, pengetahuan mahasiswa DIII Kebidanan Tentang

tentang Inisiasi Menyusui Dini adalah pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa DIII

Kebidanan Tingkat III tentang prosedur Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini.

Pengetahuan mahasiswa tingkat III

Akademi Kebidanan Widya HusadaMedan tentang Hipotermi pada bayi baru lahir 

Inisiasi Menyusui Dini

yang meliputi:

Proses PelaksanaanTeknik 

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 24/28

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang

  bertujuan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa tingkat III Akademi Kebidanan

……………. tentang Inisiasi Menyusui Dini.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat III di Akademi Kebidanan

…………………, yaitu sebanyak …….. orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan di teliti atau sebagian jumlah dari

karakteristik yang dimiliki oleh polulasi (Hidayat, 2007). Tekhnik pengambilan

sample dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan total sampling . Seluruh

 populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak …….. orang.

C. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Akademi Kebidanan ........................... Alasan

 peneliti mengambil lokasi ini adalah lokasi yang mudah terjangkau. Selain itu juga di

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 25/28

Akademi Kebidanan .......................... belum pernah dilakukan penelitian tentang

 pengetahuan mahasiswa tingkat III tentang Inisiasi Menyusui Dini.

D. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan bulan ……….. - ………. Tahun 2011 yang di mulai dari

  pengajuan judul, pembagian pembimbing, menyelesaikan proposal, ujian proposal,

  perbaikan proposal, mengajukan izin lokasi, pengumpulan data, pengolahan data,

membuat laporan, ujian KTI, perbaikan KTI dan penjilitan/penggandaan KTI.

E. Pertimbangan Etik 

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan

kepada Ketua Program Diploma III Kebidanan …………………... Kemudian kuesioner 

disebarkan kepada responden dengan lebih dulu menjelaskan maksud dan tujuan

 penelitian. Ini dilakukan untuk menjaga kerahasiaan data responden dan boleh juga

menjelaskan bahwa angket ini tidak untuk penelitian tetapi hanya untuk mengetahui

 pengetahuan mahasiswa tingkat III Akademi Kebidanan ………….. tentang Inisiasi

Menyusui Dini.

F. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner 

yang diberikan kepada responden. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner 

tertutup atau berstruktur dimana kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga

responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada.

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 26/28

Kuesioner berisikan karakteristik responden dan pertanyaan-pertanyaan yang

 berhubungan dengan pengetahuan mahasiswa tingkat III tentang Inisiasi Menyusui Dini

sebanyak 25 pertanyaan yang meliputi pengertian Inisiasi Menyusui Dini sebanyak …

  pertanyaan, Proses Inisiasi Menyusui Dini sebanyak ….. pertanyaan, Teknik-Teknik 

Inisiasi Menyusui Dini sebanyak …. pertanyaan. Semua jawaban dari kuesioner yang

sudah dikumpulkan diberi nilai untuk setiap jawaban dari pertanyaan, apabila skor benar 

nilainya 1 dan skor salah nilainya 0. Hasil dari perhitungan jawaban responden kemudian

dikategorikan sebagai berikut: baik, cukup, kurang.

G. Uji Validitas

Uji Validitas Kuesioner Penelitian adalah prosedur untuk memastikan apakah

kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak.

Kuesioner yang valid berarti kuesioner yang dipergunakan untuk mengumpulkan data itu

valid. Valid berarti kuesioner tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak 

diukur. Kuesioner ada yang sudah baku, karena telah teruji validitas dan reliabilitasnya,

tetapi banyak juga yang belum baku. Jika kita menggunakan kuesioner yang sudah baku,

tidak perlu dilakukan uji validitas lagi, sedangkan kuesioner yang belum baku perlu

dilakukan uji validitas.

Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal.

Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang

ada dalam kuesioner secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur,

sedangkan kuesioner yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria didalam kuesioner 

disusun berdasarkan fakta-fakta emperis yang telah ada (eksternal). Validitas internal

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 27/28

kuesioner harus memenuhi: construct validity (validitas kontruks) dan content validity

(validitas isi).

Pada Penelitian Ini uji validitas instrumen diuji oleh …………….. dilakukan

dengan cara Content Validity. Pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan

antara isi kuesioner dengan isi yang terdapat dalam konsep dengan Kuesioner terdiri dari

……. pertanyaan

H. Prosedur Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan dengan mengurus surat permohonan izin

 penelitian kepada pihak pendidikan atau ketua pelaksanaan program D-III Kebidanan ,

setelah surat permohonan izin penelitian didapat kemudian peneliti mengajukan surat

 permohonan izin penelitian tersebut kepada direktur Akademi Kebidanan ...............

Setelah surat izin penelitian tersebut diterima oleh direktur Akademi

Kebidanan .........................., peneliti kemudian memperoleh izin dari direktur yang

  bersangkutan untuk melakukan penelitian di Akademi Kebidanan tersebut. Peneliti

kemudian mengumpulkan responden dalam ruangan aula sesuai dengan jumlah sampel

yang diteliti yaitu ……. orang mahasiswa tingkat III, selanjutnya peneliti menjelaskan

tujuan penelitian dan cara pengisian kuesioner kepada responden.

Setelah responden mengerti dengan penjelasan yang diberikan, responden

menyatakan setujuuntuk menjadi responden secara sukarela. Peneliti kemudian

menggunakan   Informed consent sebagai tanda persetujuan responden dan responden

 bebas bertanya tentang apapun yang berhubungan dengan cara pengisian kuesioner.

5/12/2018 Gambaran Penget Mhs Kebidanan 3 Tentang Imd - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/gambaran-penget-mhs-kebidanan-3-tentang-imd 28/28

Responden selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan menjawab

seluruh pertanyaan secara jujur selama 30 menit.

Dengan bantuan salah seorang staf dosen di Akademi Kebidanan ……………..,

 peneliti mendampingi responden dalam pengisian kuesioner dimana diantara responden

tidak diperbolehkan untuk bekerja sama. Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali

oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.

Setelah peneliti selesai melakukan penelitian, kemudian peneliti meminta surat balasan

  penelitian dari Akademi Kebidanan .......................... bahwa peneliti telah selesai

melakukan penelitian di Akademi Kebidanan tersebut.

I. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara univariat yaitu dengan membahas tabel distribusi

frekuensi dan persentase terhadap tiap variabel dari hasi penelitian. Yang termasuk dalam

analisis data ini adalah persentase sumber informasi dan pengetahuan responden. Data

diolah dengan menggunakan sistem komputerisasi.