GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT...

280
GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT MENYUSUI DI KELURAHAN PISANGAN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh: Dhevy Eka Rusdiana NIM: 108101000061 PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H./2013 M.

Transcript of GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT...

Page 1: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT MENYUSUI

DI KELURAHAN PISANGAN TAHUN 2013

SKRIPSI

Oleh:

Dhevy Eka Rusdiana

NIM: 108101000061

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H./2013 M.

Page 2: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

i

Page 3: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Skripsi, Juli 2013

Dhevy Eka Rusdiana, NIM: 108101000061

Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui di Kelurahan

Pisangan Tahun 2013

xxii + 190 Halaman + 42 Tabel + 39 Gambar + 5 Bagan + 9 Lampiran

ABSTRAK

Menyusui adalah kegiatan alamiah memberikan ASI kepada bayi atau balita

dari payudara ibu.. Kelancaran proses menyusui salah satunya ditentukan oleh

kenyamanan posisi ibu selama menyusui dan posisi yang paling banyak digunakan

ibu selama melakukan aktivitas menyusui adalah posisi duduk. Namun, masalah

yang kemudian muncul adalah ketidaknyamanan posisi duduk ibu saat menyusui.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kenyamanan

posisi duduk ibu saat menyusui di Kelurahan Pisangan tahun 2013. Variabel yang

diukur dalam penelitian ini adalah kenyamanan posisi duduk ibu saat menyusui dan

faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan posisi duduk yaitu karakteristik

tempat duduk yang digunakan ibu saat menyusui, karakteristik ibu yang menyusui

dengan posisi duduk, dan karakteristik aktivitas menyusui yang dilakukan oleh ibu

yang menyusui dengan posisi duduk. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

dengan jumlah sampel sebanyak 73 ibu yang menyusui di Kelurahan Pisangan tahun

2013. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, wawancara mendalam,

observasi, dan pengukuran langsung.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 80,8% ibu menandai adanya

ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh pada kuesioner Body Part Discomfort

Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar pada bahu

kanan, siku kiri, punggung bagian bawah dan kiri dengan frekuensi paling banyak

pada masing-masing bagian tubuh adalah kadang-kadang dan intensitasnya tidak

nyaman. Berdasarkan hasil observasi perubahan sikap duduk, semua ibu mengubah

sikap duduknya selama menyusui dengan rata-rata jumlah perubahan sikap duduknya

yaitu sebanyak 3 kali. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara mendalam, ibu mulai

merasakan ketidaknyamanan setelah lima menit menyusui dan ketidaknyamanan

yang dirasakan ibu berupa kesemutan dan pegal-pegal. Oleh karena itu, bagi ibu

menyusui sebaiknya menggunakan tempat duduk yang dapat memberikan

kenyamanan dan kebebasan untuk bergerak selama menyusui.

Kata Kunci: menyusui, kenyamanan, posisi duduk.

Daftar Bacaan: 63 (1991-2012)

Page 4: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

iii

ISLAMIC STATE UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

HEALTH AND SAFETY DEPARTMENT

Undergraduate Thesis, July 2013

Dhevy Eka Rusdiana, NIM: 108101000061

Overview Sitting Comfort While Breastfeeding in Pisangan 2013

xxii + 190 Pages + 42 Tables + 39 Figures + 5 Schemes + 9 Attachments

ABSTRACT

Breastfeeding is a natural activity breastfeed to baby or toddler from the mom‟s

breast.. The successfull of breastfeeding, one of them is determined by the comfort

position of mothers while breastfeeding and the most position which widely used by

mothers during breastfeeding activity was seated position. However, the problem that

then arises is discomfort sitting position when breastfeeding.

The purpose of this study is to describe the comfort of sitting position when

breastfeeding in Pisangan year 2013. Variables that‟s measured in this study are the

characteristic of seating, characteristic of mothers who breastfeed in sitting position,

and characteristic breastfeeding activity. This study is a descriptive study with a total

sample of 73 mothers who breastfeed in Pisangan year 2013. Data is collected by

questionnaire, indepth interview, observation, and measurments.

The results of this study showed that 80.8% mothers indicate discomfort in

some parts of the body at Body Part Discomfort Scale questionnaire while

breastfeeding in sitting position with the largest percentage on the right shoulder, left

elbow, lower back and left with the most frequency in each part of the body is

sometimes and the intensity is uncomfortable. Based on the observation of changes

in posture, all mothers change their sitting position during lactation with an average

amount of change in their posture as many as 3 times. While based on in-depth

interviews, the mother began to feel discomfort after feeding for five minutes and the

discomfort felt by the mother in the form of tingling and sore. Therefore, the nursing

mother should use a seat that can provide comfort and freedom of movement during

breastfeeding.

Keywords: breastfeeding, comfort, sitting position.

References: 63 (1991-2012)

Page 5: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

iv

Page 6: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

v

Page 7: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dhevy Eka Rusdiana

Tempat, Tanggal Lahir : Sidoarjo, 29 Agustus 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Dsn. Kendal, Ds. Bakung Pringgodani RT 23 RW 03

Kec. Balongbendo 61263, Kab. Sidoarjo,

Prop. Jawa Timur

Domisili : Komplek Batan No. 14 RT 006 RW 008 Kel. Pisangan

Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Agama : Islam

Status Pernikahan : Belum Menikah

Nomor Handphone : +62 857 8266 206 7

Email : [email protected]

[email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

2008 – Sekarang S1-Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2005 – 2008 Madrasah Aliyah (MA) Bilingual Krian Sidoarjo

2002 – 2005 SMP Negeri I Balongbendo

1996 – 2002 SD Negeri Bakung Pringgodani 02

PENGALAMAN MAGANG

Februari-Maret 2012 Fire Station-HSE (Health, Safety, and Environment) PT

Pertamina EP Region Jawa Field Cepu

PENGALAMAN ORGANISASI

2003 – 2004 Ketua OSIS SMPN I Balongbendo

2006 – 2008 Sekretaris Umum OSIS Madrasah Aliyah (MA) Bilingual

2009 – 2010 Staf Departemen Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEM-J) Kesehatan

Masyarakat

2009 – 2011 Sekretaris Depertemen Informasi dan Komunikasi

Community of Santri Scholars of Ministry of Religious

Affairs (CSS MoRA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2010 – 2011 Redaksi Buletin “DENTA” Community of Santri Scholars

of Ministry of Religious Affairs (CSS MoRA) UIN Syarif

Page 8: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

vii

Hidayatullah Jakarta

2010 – 2012 Sekretaris II Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEM-J)

Kesehatan Masyarakat

2010 – 2011 Koordinator Lembaga Semi Otonom (LSO) Penerbitan

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang

Ciputat Komisariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan

2008 – Sekarang Anggota Community of Santri Scholars of Ministry of

Religious Affairs (CSS MoRA)

Page 9: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim,

Alhamdulillahirobbil „alamin, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya sehingga saya

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Banyak proses telah saya lalui dalam waktu yang tidak sebentar untuk

menyelesaikan skripsi ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang

telah membantu dan mendukung saya dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima

kasih saya berikan kepada:

1. Kedua orang tua saya tercinta dan kedua adik saya yang selalu mendoakan dan

memberikan motivasi serta selalu menjadi penyemangat dan inspirasi saya untuk

tidak berhenti berusaha dan melakukan yang terbaik.

2. Pondok Pesantren Modern Al-Amanah dan Madrasah Aliyah Bilingual Krian-

Sidoarjo, dimana tempat saya berasal dan yang telah membekali saya banyak

ilmu.

3. Kementerian Agama Republik Indonesia yang telah memberikan kesempatan

kepada saya untuk menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

melalui Program Beasiswa Santri Berprestasi.

4. Bapak Prof. Dr. (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp.And. sebagai Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Bapak Kaprodi Kesehatan Masyarakat, dr. Yuli Prapanca Satar, MARS yang

juga sebagai pembimbing skripsi I saya.

6. Ibu Yuli Amran, SKM, MKM, sebagai pembimbing skripsi II saya yang juga

sebagai peneliti utama ergonomi untuk ibu menyusui, yang senantiasa

membimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasi kepada saya.

7. Ibu Iting Shofwati, ST, MKKK, sebagai dosen K3 dan penguji I skripsi saya

yang telah banyak memberikan ilmu K3 dan juga telah memberikan banyak

masukan untuk penelitian saya ini.

Page 10: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

ix

8. Ibu Dewi Utami Iriani, Ph.D sebagai penguji II skripsi saya yang sudah

memberikan masukan untuk skripsi saya yang lebih baik.

9. Bapak Ir. Rulyenzi Rasyid, MKKK sebagai penguji III skripsi saya yang juga

sudah memberikan masukan untuk skripsi saya yang lebih baik.

10. Ibu Eni, dosen Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia meluangkan

waktu untuk berdiskusi terkait kenyamanan.

11. Bapak Dr. H. Arif Sumantri M.Kes dan Ibu Ratri Ciptaningtyas, S.SN.Kes yang

telah memberikan izin untuk meminjam peralatan laboratorium kesehatan

lingkungan dan gizi yang dibutuhkan dalam pengukuran langsung pada

penelitian ini.

12. Kak Anis, Kak Ami, Kak Septi laboran-laboran laboratorium kesmas yang

senantiasa membantu terkait peminjaman alat dan selalu memberikan semangat.

Untuk Kak Anis, yang selalu setia mendampingi dalam pengukuran kebisingan

dan suhu di lapangan.

13. Bapak Ahmad Ghozali yang selalu membantu dalam proses administrasi.

14. Ibu-ibu kader posyandu di Kelurahan Pisangan yang selalu bersedia membantu

dalam memberikan informasi terkait ibu yang menyusui di Kelurahan Pisangan.

15. Ibu-ibu menyusui yang telah bersedia menjadi responden penelitian ini.

16. Teman-teman Kos 5A, Pratiwi, Risa, Eka, Ani yang selalu ada saat galau skripsi,

saat dikejar deadline, dan saat-saat urgent yang lain. Thank you so much.

17. Teman-teman tim penelitian ergonomi untuk ibu menyusui: Iqbal, Liazul, Lilis,

Titi, dan Nadya yang saling membantu dan men-support.

18. Someone Special yang selalu memberikan dukungan, semangat, doa, dan

bantuannya selama mengerjakan skripsi ini.

19. Teman-teman Kesmas UIN Jakarta 2008 “Stoopelth” yang juga selalu

memberikan semangat.

20. Beberapa teman baikku di SMP dan Aliyah yang juga selalu memberikan

semangat dan dukungan.

Page 11: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

x

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan, mendapatkan balasan yang

terbaik dari Allah SWT.

Saya sangat menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu saya mengharapkan banyak koreksi dan masukan supaya penelitian ini

dapat menghasilkan hasil penelitian yang terbaik. Harapan peneliti, semoga

penelitian ini nantinya dapat bermanfaat baik bagi penulis, ibu menyusui, peneliti

lainnya, dan semua pembaca.

Jakarta, Juli 2013

Dhevy Eka Rusdiana

Page 12: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. i

ABSTRAK ............................................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iv

PENGESAHAN PANITIAN UJIAN ................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xx

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xxii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 10

C. Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 11

D. Tujuan ..................................................................................................... 12

1. Tujuan Umum ................................................................................... 12

2. Tujuan Khusus .................................................................................. 12

E. Manfaat ................................................................................................... 13

D. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 15

A. Menyusui ................................................................................................ 15

1. Manfaat Menyusui ............................................................................ 17

2. Frekuensi dan Lama Menyusui ......................................................... 18

3. Posisi dan Perlekatan Menyusui ....................................................... 19

4. Langkah-langkah Menyusui yang Benar .......................................... 25

B. Ergonomi ................................................................................................ 31

C. Kenyamanan (Comfort) .......................................................................... 35

Page 13: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

xii

1. Pengertian ......................................................................................... 35

2. Ketidaknyamanan (Discomfort) pada Tubuh ..................................... 38

3. Perubahan Nyaman (Comfort) menjadi Tidak Nyaman

(Discomfort) ...................................................................................... 41

4. Cara Mengukur Kenyamanan ........................................................... 41

a. Intensitas ...................................................................................... 42

b. Kualitas ........................................................................................ 49

c. Lokasi ........................................................................................... 49

d. Periode Waktu .............................................................................. 50

D. Postur Kerja ............................................................................................ 58

1. Metode Penilaian Postur Kerja .......................................................... 62

2. RULA (Rapid Upper Limb Assesment) ............................................ 66

a. Penilaian Postur Tubuh Grup A ................................................... 67

b. Penilaian Postur Tubuh Grup B ................................................... 72

E. Kenyamanan dan Ketidaknyamanan Posisi Duduk (Sitting Comfort

and Discomfort) ....................................................................................... 78

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kenyamanan Posisi Duduk ............. 81

1. Karakteristik Tempat Duduk ............................................................. 82

2. Karakteristik Individu ........................................................................ 84

3. Karakteristik Pekerjaan ...................................................................... 86

4. Persepsi terhadap Kenyamanan Posisi Duduk ................................... 89

G. Kerangka Teori ........................................................................................ 91

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ............. 92

A. Kerangka Konsep .................................................................................... 92

B. Definisi Operasional ................................................................................ 95

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 105

A. Desain Penelitian .................................................................................... 105

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................... 105

C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 105

D. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 107

Page 14: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

xiii

E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 109

F. Pengolahan Data ...................................................................................... 112

G. Analisis Data ............................................................................................ 120

BAB V HASIL ....................................................................................................... 121

A. Gambaran Kelurahan Pisangan ................................................................ 121

B. Gambaran Posisi Duduk Ibu saat Menyusui di Kelurahan Pisangan

Tahun 2013 ............................................................................................... 122

C. Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui di

Kelurahan Pisangan Tahun 2013 .............................................................. 126

D. Gambaran Karakteristik Tempat Duduk yang Digunakan Ibu saat

Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013 ...... 133

1. Gambaran Dimensi Kursi yang Digunakan Ibu saat Menyusui

dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013 ................. 133

2. Gambaran Sudut Dudukan Kursi yang Digunakan Ibu saat

Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun

2013 .................................................................................................... 135

3. Gambaran Bentuk Kursi/Tempat Duduk yang Digunakan Ibu saat

Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan .................... 135

4. Gambaran Bahan Pelapis atau Bantalan Kursi/Tempat Duduk yang

Digunakan Ibu saat Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan

Pisangan Tahun 2013 .......................................................................... 136

E. Gambaran Karakteristik Ibu yang Menyusui dengan Posisi Duduk di

Kelurahan Pisangan Tahun 2013 .............................................................. 137

1. Gambaran Dimensi Tubuh Ibu saat Berada pada Posisi Duduk ......... 137

2. Gambaran Usia Ibu yang Menyusui dengan Posisi Duduk di

Kelurahan Pisangan Tahun 2013 ........................................................ 138

3. Gambaran Indeks Massa Tubuh Ibu yang Menyusui dengan Posisi

Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013 ........................................ 139

F. Gambaran Karakteristik Aktivitas Menyusui oleh Ibu yang Menyusui

dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013 ....................... 139

Page 15: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

xiv

1. Gambaran Durasi Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan

Pisangan Tahun 2013 .......................................................................... 140

2. Gambaran Ukuran Objek (Berat Badan Bayi) .................................... 140

3. Gambaran Postur Tubuh Ibu saat Menyusui dengan Posisi Duduk

di Kelurahan Pisangan Tahun 2013 .................................................... 141

4. Gambaran Kondisi Lingkungan Ibu yang Menyusui dengan Posisi

Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013 ........................................ 142

5. Gambaran Aktivitas pada Waktu Istirahat (saat Ibu Sedang Tidak

Menyusui) Ibu yang Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan

Pisangan Tahun 2013 .......................................................................... 144

G. Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui Berdasarkan

Karakteristik Tempat Duduk .................................................................... 145

H. Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui Berdasarkan

Karakteristik Ibu ....................................................................................... 147

I. Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui Berdasarkan

Karakteristik Aktivitas Menyusui ............................................................. 148

BAB VI PEMBAHASAN ..................................................................................... 152

A. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 152

B. Gambaran Posisi Duduk Ibu saat Menyusui di Kelurahan Pisangan

Tahun 2013 .............................................................................................. 153

C. Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui di

Kelurahan Pisangan Tahun 2013 .............................................................. 159

D. Gambaran Karakteristik Tempat Duduk yang Digunakan Ibu saat

Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013 ...... 167

E. Gambaran Karakteristik Ibu yang Menyusui dengan Posisi Duduk di

Kelurahan Pisangan Tahun 2013 .............................................................. 170

1. Dimensi Tubuh ..................................................................................... 170

2. Usia ...................................................................................................... 170

3. Indeks Massa Tubuh ............................................................................ 172

Page 16: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

xv

F. Gambaran Karakteristik Aktivitas Menyusui oleh Ibu yang Menyusui

dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013 ....................... 174

1. Durasi Menyusui ................................................................................. 174

2. Ukuran Objek (Berat Bdan Bayi) ....................................................... 175

3. Postur .................................................................................................. 176

4. Kondisi Lingkungan ........................................................................... 182

5. Aktivitas pada Waktu Istirahat (pada Waktu Ibu Sedang Tidak

Menyusui) ........................................................................................... 185

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 187

A. Simpulan ................................................................................................... 187

B. Saran ......................................................................................................... 189

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 17: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

xvi

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

2.1 Sumber Beberapa Ketidaknyamanan (Helander dan

Zhang, 1997 dalam Tan et. al, 2008) 39

2.2 Metode Pengukuran Ketidaknyamanan (Discomfort) 53

2.3 Skor Penilaian Lengan Atas (Upper Arm) 68

2.4 Skor Penilaian Lengan Bawah (Lower Arm) 69

2.5 Skor Penilaian Pergelangan Tangan (Wrist) 70

2.6 Skor Postur Tubuh Grup A (Tabel A) 71

2.7 Skor Aktivitas 72

2.8 Skor Beban 72

2.9 Skor Bagian Leher (Neck) 73

2.10 Skor Bagian Batang Tubuh (Trunk) 74

2.11 Skor Bagian Kaki (Legs) 75

2.12 Skor Postur Tubuh Grup B (Tabel B) 75

2.13 Skor Aktivitas 76

2.14 Skor Beban 76

2.15 Tabel C 77

2.16 Kategori Tingkat Risiko dan Tindakan yang Perlu

Dilakukan dari Hasil Analisis RULA 77

3.1 Definisi Operasional 95

5.1 Daftar Nama Posyandu di Kelurahan Pisangan 122

5.2 Distribusi Tempat Duduk yang Digunakan Ibu saat

Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan

Tahun 2013 123

5.3 Distribusi Frekuensi Ketidaknyamanan pada Beberapa

Bagian Tubuh Ibu saat Menyusui dengan Posisi Duduk

di Kelurahan Pisangan Tahun 2013 127

Page 18: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

xvii

5.4 Distribusi Intensitas Ketidaknyamanan pada Beberapa

Bagian Tubuh Ibu saat Menyusui dengan Posisi Duduk

di Kelurahan Pisangan Tahun 2013 128

5.5 Distribusi Lama Menyusui dengan Posisi Duduk saat

Dilakukan Observasi 129

5.6 Distribusi Jumlah Perubahan Sikap Duduk Ibu saat

Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan

Tahun 2013 (Berdasarkan Observasi) 130

5.7 Distribusi Dimensi Kursi yang Digunakan Ibu saat

Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan

Tahun 2013 133

5.8 Kesesuaian Dimensi Kursi dengan Dimensi Tubuh Ibu 134

5.9 Distribusi Ibu yang Menggunakan Peralatan Bantu

Berupa Bantal saat Menyusui dengan Posisi Duduk di

Kelurahan Pisangan Tahun 2013 136

5.10 Distribusi Dimensi Tubuh Ibu yang Menyusui dengan

Posisi Duduk dengan Menggunakan Kursi di Kelurahan

Pisangan Tahun 2013 137

5.11 Distribusi Usia Ibu yang Menyusui dengan Posisi Duduk

di Kelurahan Pisangan Tahun 2013 138

5.12 Gambaran IMT Ibu yang Menyusui dengan Posisi

Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013 139

5.13 Distribusi Durasi Menyusui dengan Posisi Duduk di

Kelurahan Pisangan Tahun 2013 140

5.14 Distribusi Berat Badan Bayi yang Disusui Ibu dengan

Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013 140

5.15 Gambaran Level Risiko Postur Tubuh Ibu saat

Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan

Tahun 2013 141

Page 19: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

xviii

5.16 Distribusi Tingkat Kebisingan Tempat Tinggal Ibu yang

Menyusui dengan Posisi Duduk Di Kelurahan Pisangan

Tahun 2013 142

5.17 Distribusi Suhu Tempat Menyusui Ibu pada Masing-

Masing Tempat Tinggal Ibu di Kelurahan Pisangan

Tahun 2013 143

5.18 Gambaran Tingkat Pencahayaan di Tempat Menyusui

Ibu pada Masing-Masing Tempat Tinggal Ibu di

Kelurahan Pisangan Tahun 2013 143

5.19 Gambaran Aktivitas Ibu saat Sedang Tidak Menyusui 144

5.20 Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat

Menyusui Berdasarkan Tempat Duduk yang Digunakan

Ibu 145

5.21 Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat

Menyusui Berdasarkan Jenis Tempat Duduk dan Kursi

yang Digunakan Ibu 145

5.22 Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat

Menyusui Berdasarkan Penggunaan Peralatan Bantu

Berupa Bantal 147

5.23 Distribusi Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui

Berdasarkan IMT Ibu di Kelurahan Pisangan Tahun

2013 148

5.24 Distribusi Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui

Berdasarkan Nilai Postur Duduk Ibu saat Menyusui di

Kelurahan Pisangan Tahun 2013 150

5.25 Distribusi Kenyamanan Ibu saat Menyusui dengan

Posisi Duduk Berdasarkan Tingkat Pencahayaan Tempat

Menyusui di Kelurahan Pisangan Tahun 2013 150

Page 20: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

xix

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

2.1 Ruang Lingkup Ergonomi (MacLeod, 2000) 35

2.2 Prosedur Analisis Postur dengan Metode RULA 78

2.3 Pemodelan Teori Kenyamanan dan Ketidaknyamanan

Duduk (De Looze et. al, 2003) 80

2.4 Kerangka Teori (Kumar, 1999; Pheasant, 2003;

Ramadhani, 2003 dalam Rusdjijati dan Widodo, 2008;

dan Puswiartika, 2008) 91

3.1 Kerangka Konsep 94

Page 21: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

xx

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

2.1 Posisi Menyusui dengan Berdiri yang Benar

(Perinasia, 1994 dalam Saleha, 2009) 19

2.2 Posisi Menyusui dengan Duduk yang Benar

(Perinasia, 1994 dalam Saleha, 2009) 19

2.3 Posisi Menyusui dengan Rebahan yang Benar

(Perinasia, 1994 dalam Saleha, 2009) 20

2.4 Posisi Cradle Hold 23

2.5 Posisi Cross Cradle 23

2.6 Posisi Football Hold 23

2.7 Posisi Menyusui Balita pada Kondisi Normal

(Perinasia, 1994 dalam Saleha, 2009) 24

2.8 Posisi Menyusui Bayi Baru Lahir yang Benar di

Ruang Perawatan (Perinasia, 2004 dalam Saleha,

2009) 24

2.9 Menyusui Bayi Baru Lahir dengan Posisi Berbaring

Miring (Perinasia, 2004 dalam Saleha, 2009) 25

2.10 Posisi Menyusui Bayi Bila ASI Penuh (Perinasia,

2004 dalam Saleha, 2009) 25

2.11 Posisi Menyusui Bayi Kembar secara Bersamaan 25

2.12 Cara Meletakkan Bayi 27

2.13 Cara Memegang Payudara 27

2.14 Cara Merangsang Mulut Bayi 27

2.15 Perlekatan yang Benar 27

2.16 Perlekatan yang Salah 27

2.17 Transisi Comfort menjadi Discomfort 41

2.18 Single Noun Scale 45

2.19 Multiple Noun Scale 45

Page 22: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

xxi

2.20 Visual Analog Scale 46

2.21 Numeric Rating Scale 47

2.22 Graphic Rating Scale 48

2.23 Body Map 50

2.24 General Comfort Scale 51

2.25 General Body Visual Analog Discomfort Scale 52

2.26 Body Part Discomfort for High and Low Carry

Tasks 52

2.27 Postur Lengan Atas (Upper Arm) 67

2.28 Postur Lengan Bawah (Lower Arm) 68

2.29 Postur Pergelangan Tangan (Wrist) 69

2.30 Postur Leher (Neck) 73

2.31 Postur Batang Tubuh (Trunk) 74

5.1 Sofa dan Sejenisnya 124

5.2 Kursi Makan 124

5.3 Kursi Kantor/Kerja yang Dapat

Berputar/Adjustment 124

5.4 Kursi Kecil 124

5.5 Kursi Plastik tanpa Sandaran Punggung dan Tangan 124

5.6 Kursi Plastik dengan Sandaran Punggung dan

Tangan 124

5.7 Contoh Salah Satu Kursi Lainnya 125

5.8 Posisi Duduk Ibu saat Menyusui 125

Page 23: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pernyataan Persetujuan Menjadi Informan

Lampiran 2 Instrumen Penelitian

Lampiran 3 Analisis Kesesuaian Dimensi Kursi dengan Dimensi Tubuh

Lampiran 4 Contoh Analisis RULA

Lampiran 5 Rekapitulasi Hasil Analisis RULA

Lampiran 6 Form Penilaian RULA

Lampiran 7 Transkrip Wawancara Mendalam

Lampiran 8 Data Pendukung Lainnya

Lampiran 9 Output Analisis Data

Page 24: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telah diketahui bahwa Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik

bagi bayi. ASI mengandung protein, karbohidrat, dan lemak dengan proporsi

yang tepat untuk kebutuhan bayi. ASI merupakan sumber terbaik dari zat-zat gizi

tersebut dalam enam bulan pertama. ASI juga mengandung asam lemak khusus,

enzim pencernaan, vitamin, dan hormon yang dibutuhkan bayi pada enam bulan

pertama. ASI juga dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. (Moore

dan De Costa, 2006)

Pentingnya ASI bagi bayi pada enam bulan pertama kemudian

memunculkan program ASI eksklusif. Badan Kesehatan Dunia WHO

menganjurkan program ASI eksklusif selama enam bulan karena terbukti bayi

yang memperoleh ASI eksklusif menjadi lebih cerdas, sehat, dan tidak mudah

terinfeksi penyakit (Sutomo dan Anggarini, 2010). Di Indonesia, pemerintah juga

telah menetapkan program pemberian ASI eksklusif. Ketetapan tersebut tertuang

dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

450/MENKES/SK/IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara

Eksklusif pada Bayi di Indonesia. Kemudian dalam Peraturan Pemerintah No. 33

Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif dijelaskan bahwa ASI Eksklusif

adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan,

Page 25: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

2

tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.

Oleh karena itu, menyusui menjadi suatu aktivitas rutin ibu setelah melahirkan.

Setelah pemberian ASI eksklusif, yaitu selama enam bulan pertama,

pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun. Hal ini

sebagaimana yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO)

dan United International Childrens Emergency Fund (UNICEF) dalam Global

Strategi for Infant and Young Child Feeding, bahwa salah satu hal penting yang

harus dilakukan untuk mencapai tumbuh kembang anak yang optimal selain

memberikan ASI secara eksklusif sejak bayi lahir sampai bayi berusia enam bulan

adalah meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih

(Depkes RI, 2006 dalam Kusumaningsih, 2009). Selain itu, di dalam Al-Qur’an

juga dianjurkan bahwa selambat-lambatnya waktu menyapih adalah setelah anak

berumur dua tahun. Firman Allah SWT dalam Surat Luqman Ayat 14 sebagai

berikut:

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua

orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah

yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.

Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya

kepada-Ku lah kembalimu.”

Menyusui adalah kegiatan alamiah memberikan ASI kepada bayi atau

balita dari payudara ibu (Fredregill, 2010). Kegiatan menyusui sangat penting

dilakukan, karena dengan menyusui, ibu dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayi.

Page 26: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

3

Selain itu, menyusui juga memiliki banyak manfaat, baik bagi bayi maupun bagi

ibu. Manfaat bagi bayi antara lain mengurangi frekuensi penyakit infeksi, dapat

melancarkan pencernaan, memperkecil kejadian kelumpuhan, mengurangi alergi,

memperkecil risiko obesitas, dan memperkecil risiko kerusakan gigi. Sedangkan

manfaat bagi ibu antara lain mempermudah penurunan berat badan, lebih dekat

dan lebih akrab dengan bayi, serta mengurangi risiko kanker payudara (Moore

dan De Costa, 2006).

Pada umumnya, menyusui merupakan kegiatan yang dilakukan setiap hari

oleh ibu pasca melahirkan. Kegiatan menyusui dilakukan selama berjam-jam dan

berkali-kali setiap harinya selama masa menyusui. Menurut Fredregill (2010),

menyusui sebaiknya dilakukan sesering mungkin sesuai dengan permintaan bayi

karena hanya bayi yang tahu kapan dia lapar dan akan memberikan isyarat saat

dia siap untuk makan. Biasanya bayi baru lahir ingin minum ASI setiap 2-3 jam

atau 10-12 kali dalam 24 jam (Bahiyatun, 2009). Selain itu, dalam buku An Easy

Guide to Breastfeeding juga disebutkan bahwa menyusui dilakukan minimal 2

jam sekali, namun waktu menyusui ini tidak boleh dijadwal secara ketat karena

semakin sering bayi menyusu, maka akan menstimulasi payudara ibu untuk

memproduksi lebih banyak ASI (U.S. Departement of Health and Human

Services Office on Woman’s Health, 2006).

Menyusui dilakukan selama bayi mau, rata-rata 15 sampai 30 menit pada

beberapa minggu pertama (Fredregill, 2010). Sutjiningsih (1997) menyatakan

bahwa setelah produksi ASI cukup, bayi dapat disusukan pada kedua buah

Page 27: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

4

payudara secara bergantian, tiap payudara sekitar 10-15 menit (tidak boleh lebih

dari 20 menit) dan Fredregill (2010) menyatakan bahwa untuk mengosongkan

payudara, sangat jarang dibutuhkan waktu lebih dari 20 menit per payudara.

Semakin sering menyusui, selain kebutuhan ASI bayi terpenuhi, juga untuk

memberikan isyarat kepada tubuh ibu untuk memproduksi ASI lebih banyak

sebagai persiapan kebutuhan pertumbuhan bayi (Fredregill, 2010).

Setiap ibu yang menyusui harus berada pada posisi yang tepat dan dalam

kondisi nyaman karena hal ini akan mempengaruhi proses laktasi (Roesli, 2009).

Hal ini diperkuat dengan pernyataan Behrman (2000) dalam Rahayu dan

Sudarmiati (2012) bahwa kegagalan dalam menyusui seringkali disebabkan oleh

kesalahan posisi menyusui sehingga menyebabkan puting ibu lecet, lalu ibu

enggan untuk menyusui. Akibatnya, produksi ASI menurun dan bayi tidak puas

menyusu. Selama kegiatan menyusui berlangsung, ibu dipaksa untuk

memposisikan diri dan bayi secara tepat agar proses menyusui dapat berjalan

lancar. Ibu akan berada pada posisi tertentu selama 20-30 menit (jika rentang

waktu menyusui 10-15 menit per payudara) dan berkali-kali (sesering mungkin,

sesuai dengan permintaan bayi) setiap harinya hingga beberapa bulan selama

masa pemberian ASI. Menurut Widodo (2011), posisi yang paling banyak

digunakan ibu saat menyusui terutama pada masa-masa awal menyusui adalah

posisi duduk berupa posisi cradle hold, cross cradle, dan football hold.

Posisi ibu selama menyusui menentukan bagaimana postur tubuh ibu

selama kegiatan menyusui berlangsung. Edy dan Samad (2011) menyebutkan

Page 28: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

5

bahwa postur tubuh merupakan salah satu dari hal yang paling sering

dihubungkan dengan faktor risiko ergonomi. Suryana (2001) dalam Rahmawati

dan Sugiharto (2011) menyatakan bahwa seorang pekerja bila bekerja tidak pada

posisi ergonomis, maka akan cepat merasa lelah, sering mengeluh sakit leher,

sakit pinggang, rasa semutan, pegal-pegal di lengan dan tungkai serta gangguan

kesehatan lainnya.

Sebelum masuk ke dalam keluhan-keluhan tersebut, maka pekerja yang

bekerja tidak pada posisi ergonomis, akan terlebih dahulu merasakan

ketidaknyamanan, karena menurut Stanton et. al (2005), ketidaknyamanan

merupakan tanda peringatan dari tubuh yang menunjukkan adanya masalah

ketidaksesuaian pekerja dengan pekerjaan, artinya ada faktor pekerjaan yang

harus diubah. Ketidaknyamanan ini mempunyai dampak jangka panjang yang

berupa perubahan patologis dalam jaringan otot maupun jaringan lunak yang lain.

Secara umum, rasa sakit datang seiring dengan adanya beban fisik dalam waktu

singkat dan kurangnya waktu istirahat. Pada poin ini, bukan ketidaknyamanan

lagi yang terjadi, tetapi lebih kepada cedera fisik dan proses penyakit (Pheasant,

2003). Oleh karena itu, prinsip ergonomi juga harus diterapkan pada ibu

menyusui.

Ergonomi adalah ilmu tentang kerja, dimana mempertimbangkan faktor

manusia sebagai pelaku pekerjaan, bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut,

peralatan yang digunakan, tempat dilakukannya pekerjaan, dan aspek psikososial

dari situasi pekerjaan (Pheasant, 2003). Menurut Occupational Safety and Health

Page 29: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

6

Administration (OSHA), ergonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang

bagaimana menyesuaikan kondisi tempat kerja dan tuntutan pekerjaan dengan

kemampuan pekerja. The Joy Institute (1998) dalam Widhyasari (2011)

mengungkapkan tujuan akhir dari ergonomi adalah meningkatkan produktivitas,

keselamatan, kenyamanan dan kualitas hidup. Dari sini dapat disimpulkan bahwa

kenyamanan dapat tercipta salah satunya dengan menerapkan prinsip ergonomi.

Oleh karena itu, dalam banyak penelitian sering dikaitkan antara kenyamanan

dengan ergonomi.

Kenyamanan adalah unsur perasaan manusia yang muncul sebagai akibat

minimalnya atau tidak adanya gangguan pada sensasi tubuh (Manuaba, 1993

dalam Rusdjijati dan Widodo, 2008). Kenyamanan sangat ditentukan oleh adanya

keseimbangan antara faktor dalam diri manusia dengan faktor lingkungan yang

mempengaruhinya. Dengan kondisi yang nyaman, membuat manusia merasa

sehat, betah melakukan aktivitas, dan mampu berprestasi (Grandjean, 1993 dalam

Rusdjijati dan Widodo, 2008). Namun yang kemudian menjadi masalah adalah

munculnya ketidaknyamanan.

Secara umum ketidaknyamanan digunakan dalam ilmu ergonomi untuk

menunjukkan suatu masalah fisik antara pekerja dengan pekerjaan (Karwowski

dan Marras, 2003). Menurut Stanton et. al (2005), adanya sensasi

ketidaknyamanan merupakan tanda peringatan dari tubuh bahwa ada beberapa

faktor dari pekerjaan yang harus diubah. Banyak cedera muskuloskeletal yang

berawal dari ketidaknyamanan. Jika dibiarkan, maka ketidaknyamanan ini akan

Page 30: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

7

menjadi faktor risiko untuk memunculkan atau meningkatkan keparahan gejala,

dan dari ketidaknyamanan ini akan berkembang menjadi sakit atau

Musculoskeletal Disorders (MSDs). Dalam Karwowski dan Marras (2003) juga

disebutkan bahwa Work-Related Musculoskeletal Disorders (WMSDs)

merupakan sesuatu yang kompleks dan etiologinya kurang jelas sehingga

menyebabkan kesulitan dalam melakukan penilaian faktor risiko. Oleh karena itu,

secara luas dipercaya bahwa ketidaknyamanan merupakan indikator risiko

terjadinya WMSDs. Stanton et. al (2005) juga menambahkan bahwa

ketidaknyamanan juga akan mempengaruhi work performance, kuantitas dan

kualitas kerja menurun bahkan dapat meningkatkan error rates.

Pada ibu menyusui, ketidaknyamanan posisi dapat menjadi salah satu hal

yang mempengaruhi aktivitas proses pemberian ASI seperti berkurangnya durasi

menyusui atau pemberian ASI menjadi tidak maksimal. Jika ibu sering

mengalami ketidaknyamanan, selain akan mengganggu aktivitas pemberian ASI,

juga akan memunculkan risiko terjadinya kesakitan pada ibu atau berkembang

menjadi MSDs karena aktivitas menyusui dilakukan ibu berulang-ulang setiap

hari.

Munculnya ketidaknyamanan posisi pada saat menyusui diperkirakan

disebabkan karena prinsip ergonomi belum diterapkan dalam kegiatan menyusui

yang dilakukan oleh ibu menyusui pada umumnya, padahal menyusui merupakan

kegiatan sehari-hari ibu yang baru melahirkan. Sehingga masalah yang kemudian

muncul adalah ketidaknyamanan ibu selama kegiatan menyusui berlangsung

Page 31: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

8

sebagai akibat dari posisi menyusui ibu yang bertahan selama 20-30 menit

berkali-kali setiap hari. Hal ini diperkuat dengan hasil studi pendahuluan yang

dilakukan pada bulan Januari 2013 terhadap 10 ibu menyusui di Kelurahan

Pisangan.

Studi pendahuluan dilakukan dengan mengobservasi posisi ibu saat

menyusui, dimana 80% ibu lebih sering menggunakan posisi duduk saat

menyusui. Selanjutnya, dilakukan pengukuran kenyamanan posisi duduk ibu saat

menyusui dengan kuesioner Body Part Discomfort Scale yang diisi oleh ibu

setelah ibu selesai menyusui.

Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa ada dua macam sikap duduk

ibu saat menyusui, yaitu duduk di atas kursi sofa (25%) dan duduk tanpa

menggunakan kursi yaitu duduk di atas lantai dengan dan/atau tanpa alas duduk

(75%). Berdasarkan hasil observasi, ditemukan bahwa ibu yang duduk dengan

menggunakan kursi saat menyusui tidak menggunakan sandaran punggung dan

sandaran tangan yang ada. Selain itu juga ditemukan bahwa postur tubuh ibu saat

menyusui dengan duduk tersebut tidak berada pada postur duduk yang baik.

Berdasarkan hasil analisis postur dengan menggunakan metode Rapid Upper

Limb Assesment (RULA) diperoleh bahwa 75% postur duduk ibu saat menyusui

berada pada level risiko tinggi dan 25% berada pada level risiko sedang.

Berdasarkan kuesioner Body Part Discomfort Scale, dari 80% ibu yang

menyusui dengan duduk, 75% ibu (6 ibu: 1 ibu yang duduk di sofa dan 5 ibu yang

duduk tanpa menggunakan kursi) mengalami ketidaknyamanan pada beberapa

Page 32: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

9

bagian tubuh. Beberapa bagian tubuh tersebut yaitu leher (23%), punggung

bagian atas (23%), punggung bagian bawah (17%), lengan bawah (12%),

pergelangan tangan (10%), bahu (10%), dan pinggul (5%).

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti ingin mengetahui gambaran

kenyamanan posisi duduk ibu saat menyusui di Kelurahan Pisangan lebih lanjut

dengan meninjau juga faktor-faktor lain yang dimungkinkan berkontribusi

mempengaruhi kenyamanan posisi duduk ibu saat menyusui, antara lain seperti

karakteristik tempat duduk, karakteristik individu, dan karakteristik aktivitas

menyusui. Kelurahan Pisangan dipilih karena terdapat relatif banyak ibu

menyusui.

Penelitian ini merupakan penelitian di bidang Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) yang diterapkan pada aktivitas menyusui. Aktivitas menyusui

merupakan pekerjaan rutin yang dilakukan oleh ibu-ibu pasca melahirkan pada

umumnya. Perlunya penerapan K3 terutama aspek ergonomi pada aktivitas

menyusui bertujuan untuk meminimalisir risiko-risiko ergonomi pada ibu

menyusui, terutama terkait ketidaknyamanan posisi duduk ibu saat menyusui.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperbaiki

posisi duduk ibu saat menyusui menjadi lebih ergonomis, dimana posisi duduk

merupakan posisi yang paling banyak digunakan ibu saat menyusui, sehingga

dapat membantu meningkatkan kelancaran pemberian ASI di Kelurahan Pisangan

Ciputat Timur.

Page 33: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

10

B. Rumusan Masalah

Pada umumnya, menyusui merupakan aktivitas rutin sehari-hari bagi ibu

yang baru melahirkan hingga batas waktu tertentu (enam bulan atau lebih).

Selama masa pemberian ASI tersebut, ibu akan melakukan aktivitas menyusui

secara berulang-ulang selama beberapa jam setiap harinya untuk memenuhi

kebutuhan ASI bayi. Secara umum kegiatan menyusui berlangsung selama 20-30

menit sesering mungkin sesuai dengan permintaan bayi setiap harinya. Selama

melakukan kegiatan menyusui tersebut, ibu harus memposisikan diri dan bayinya

secara tepat agar proses laktasi berjalan lancar dan menciptakan kenyamanan bagi

ibu. Pada saat menyusui tersebut, ibu berada pada posisi tertentu dan posisi yang

paling banyak digunakan ibu pada masa-masa awal menyusui adalah posisi

duduk. Sedangkan prinsip ergonomi secara umum belum diterapkan pada

aktivitas menyusui, sehingga masalah yang kemudian muncul adalah adanya

ketidaknyamanan posisi ibu selama kegiatan menyusui berlangsung dan ini akan

mengganggu proses menyusui maupun proses laktasi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari

2013 terhadap 10 ibu yang menyusui di Kelurahan Pisangan, ditemukan bahwa

80% ibu lebih sering menggunakan posisi duduk saat menyusui. Dari 80%

tersebut, terdapat dua macam sikap duduk ibu saat menyusui, yaitu duduk di atas

kursi sofa (25%) dan duduk tanpa menggunakan kursi yaitu duduk di atas lantai

dengan dan/atau tanpa alas duduk (75%).

Page 34: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

11

Berdasarkan hasil observasi, ditemukan bahwa ibu yang duduk dengan

menggunakan kursi saat menyusui, tidak menggunakan sandaran punggung dan

sandaran tangan yang ada. Selain itu juga ditemukan bahwa postur tubuh ibu saat

menyusui dengan duduk tersebut tidak berada pada postur duduk yang baik.

Berdasarkan hasil analisis postur dengan menggunakan metode Rapid Upper

Limb Assesment (RULA) diperoleh bahwa 75% postur duduk ibu saat menyusui

berada pada level risiko tinggi dan 25% berada pada level risiko sedang.

Sedangkan berdasarkan kuesioner Body Part Discomfort Scale, dari 80% ibu

yang menyusui dengan duduk, 75% ibu mengalami ketidaknyamanan pada

beberapa bagian tubuh dengan frekuensi terbesar yaitu pada leher dan punggung

bagian atas yang masing-masing sebesar 23%. Berdasarkan permasalahan ini,

peneliti ingin mengetahui gambaran kenyamanan posisi duduk ibu saat menyusui

di Kelurahan Pisangan lebih lanjut.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran kenyamanan ibu yang menyusui di Kelurahan Pisangan

Ciputat Timur tahun 2013 saat menyusui dengan posisi duduk?

2. Bagaimana gambaran karakteristik tempat duduk (dimensi kursi, sudut

dudukan, bentuk kursi/tempat duduk, dan bahan pelapis atau bantalan) yang

biasa digunakan ibu yang menyusui di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur

tahun 2013 saat menyusui?

Page 35: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

12

3. Bagaimana gambaran karakteristik ibu (dimensi tubuh, usia, dan Indeks

Massa Tubuh) yang menyusui dengan posisi duduk di Kelurahan Pisangan

Ciputat Timur tahun 2013?

4. Bagaimana gambaran karakteristik aktivitas menyusui (durasi, ukuran objek,

postur, kondisi lingkungan, dan aktivitas pada waktu istirahat) oleh ibu yang

menyusui dengan posisi duduk di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur tahun

2013?

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kenyamanan posisi duduk ibu saat

menyusui di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran kenyamanan ibu yang menyusui di Kelurahan

Pisangan Ciputat Timur tahun 2013 saat menyusui dengan posisi duduk.

b. Diketahuinya gambaran karakteristik tempat duduk (dimensi kursi, sudut

dudukan, bentuk kursi/tempat duduk, dan bahan pelapis atau bantalan)

yang biasa digunakan ibu yang menyusui di Kelurahan Pisangan Ciputat

Timur tahun 2013 saat menyusui.

c. Diketahuinya gambaran karakteristik ibu (dimensi tubuh, usia, dan Indeks

Massa Tubuh) yang menyusui dengan posisi duduk di Kelurahan Pisangan

Ciputat Timur tahun 2013.

Page 36: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

13

d. Diketahuinya gambaran karakteristik aktivitas menyusui (durasi, ukuran

objek, postur, kondisi lingkungan, dan aktivitas pada waktu istirahat) oleh

ibu yang menyusui dengan posisi duduk di Kelurahan Pisangan Ciputat

Timur tahun 2013.

E. Manfaat

1. Bagi Ibu Menyusui

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi ibu

menyusui bahwa posisi yang tepat dan nyaman bagi ibu saat menyusui

dapat memperlancar proses pemberian ASI.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi ibu

menyusui tentang risiko kesehatan yang mungkin terjadi pada ibu karena

ketidaknyamanan ibu akibat posisi menyusui yang kurang tepat.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu ibu menyusui untuk

menerapkan posisi menyusui yang benar dan ergonomis sehingga ibu

dapat menyusui dengan nyaman dan proses menyusui menjadi lancar.

2. Bagi Peneliti

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang

akan melakukan penelitian terkait ergonomi dan kenyamanan kerja.

b. Dengan penelitian ini, peneliti dapat mengaplikasikan ilmu K3 yang

diperoleh selama perkuliahan terutama yang terkait ergonomi.

Page 37: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

14

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan oleh mahasiswa program studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta karena

ingin mengetahui kenyamanan posisi duduk ibu saat menyusui di Kelurahan

Pisangan Ciputat Timur Tahun 2012. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli

2012-Mei 2013 pada beberapa ibu menyusui yang menggunakan posisi duduk

saat menyusui di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Populasi

penelitian ini adalah ibu menyusui di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Kota

Tangerang Selatan yang menggunakan posisi duduk saat menyusui. Pengambilan

sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan simple random sampling dengan

jumlah sampel sebanyak 73 ibu yang menyusui dengan posisi duduk.

Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner, wawancara, observasi,

dan pengukuran langsung. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan

dengan mengumpulkan data ibu yang menyusui di Kelurahan Pisangan Ciputat

Timur Kota Tangerang Selatan hingga Januari 2013 melalui posyandu. Analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang

kemudian dibahas sesuai dengan tujuan penelitian.

Page 38: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Menyusui

Setiap ibu menghasilkan air susu yang kita sebut ASI sebagai makanan

alami yang disediakan untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif serta proses

menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk

membangun SDM berkualitas. Seperti kita ketahui, ASI adalah makanan satu-

satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada enam

bulan pertama. (Saleha, 2009)

Menyusui adalah kegiatan alamiah memberikan ASI kepada bayi atau

balita dari payudara ibu (Fredregill, 2010). Menurut Saleha (2009), dengan proses

menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan perkembangan jasmani, emosi,

maupun spiritual yang baik dalam kehidupannya.

World Health Oraganization (WHO) dan United International Childrens

Emergency Fund (UNICEF) dalam Global Strategi for Infant and Young Child

Feeding, merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan untuk

mencapai tumbuh kembang optimal, yaitu: Pertama, memberikan ASI kepada

bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Kedua, memberikan hanya

ASI saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak bayi lahir sampai bayi berusia

enam bulan. Ketiga, memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak bayi

berusia enam bulan sampai 24 bulan. Keempat, meneruskan pemberian ASI

Page 39: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

16

sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (Depkes RI, 2006 dalam Kusumaningsih,

2009).

Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

Payudara semakin padat karena retensi air, lemak, serta berkembangnya kelenjar-

kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit. Segera setelah terjadi

kehamilan, maka korpus luteum berkembang terus dan mengeluarkan esterogen

dan progesteron untuk mempersiapkan payudara agar pada waktunya dapat

memberikan ASI.

Proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI dinamakan laktasi. Ketika

bayi mengisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat ASI mengalir

dalam alveoli, melalui saluran susu (ducts/milk canals) menuju reservoir susu

(sacs) yang berlokasi di belakang areola, lalu ke dalam mulut bayi. Pengaruh

hormonal bekerja mulai dari bulan ketiga kehamilan, dimana tubuh wanita

memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara

(Saleha, 2009).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi ASI antara lain sebagai

berikut (Saleha, 2009):

1. Frekuensi pemberian ASI.

2. Berat bayi saat lahir.

3. Usia kehamilan saat melahirkan.

4. Usia ibu dan paritas.

5. Stres dan penyakit akut.

Page 40: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

17

6. Mengkonsumsi rokok.

7. Mengkonsumsi alkohol.

8. Penggunaan pil kontrasepsi.

1. Manfaat Menyusui

Di samping ASI yang memiliki banyak manfaat untuk bayi, kegiatan

menyusui juga memiliki banyak manfaat, baik bagi bayi, ibu, keluarga,

maupun negara. Berikut beberapa manfaat dari menyusui yaitu (Saleha,

2009):

a. Manfaat bagi bayi

1) Komposisi sesuai kebutuhan.

2) Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan.

3) ASI mengandung zat pelindung.

4) Perkembangan psikomotorik lebih cepat.

5) Menunjang perkembangan kognitif.

6) Menunjang perkembangan penglihatan.

7) Memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak.

8) Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat.

9) Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri.

b. Manfaat bagi ibu

1) Mencegah perdarahan pascapersalinan dan mempercepat kembalinya

rahim ke bentuk semula.

Page 41: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

18

2) Mencegah anemia defisiensi zat besi.

3) Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil.

4) Menunda kesuburan.

5) Menimbulkan perasaan dibutuhkan.

6) Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium.

c. Manfaat bagi keluarga

1) Mudah dalam proses pemberiannya.

2) Mengurangi biaya rumah tangga.

3) Bayi yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat menghemat

biaya untuk berobat.

d. Manfaat bagi negara

1) Penghematan untuk subsidi pemakaian obat-obatan untuk anak.

2) Penghematan devisa dalam hal pembelian susu formula.

3) Mengurangi polusi, salah satunya karena sampah bungkus susu

formula.

4) Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

2. Frekuensi dan Lama Menyusui

Menurut Fredregill (2010), menyusui sebaiknya dilakukan sesering

mungkin sesuai dengan permintaan bayi karena hanya bayi yang tahu kapan

dia lapar dan akan memberikan isyarat saat dia siap untuk makan. Biasanya

bayi baru lahir ingin minum ASI setiap 2-3 jam atau 10-12 kali dalam 24 jam

(Bahiyatun, 2009). Selain itu, dalam buku An Easy Guide to Breastfeeding

Page 42: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

19

juga disebutkan bahwa menyusui dilakukan minimal 2 jam sekali, namun

waktu menyusui ini tidak boleh dijadwal secara ketat karena semakin sering

bayi menyusu, maka akan menstimulasi payudara ibu untuk memproduksi

lebih banyak ASI (U.S. Departement of Health and Human Services Office on

Woman’s Health, 2006).

Menyusui dilakukan selama bayi mau, rata-rata 15 sampai 30 menit

pada beberapa minggu pertama (Fredregill, 2010). Sutjiningsih (1997)

menyatakan bahwa setelah produksi ASI cukup, bayi dapat disusukan pada

kedua buah payudara secara bergantian, tiap payudara sekitar 10-15 menit

(tidak boleh lebih dari 20 menit) dan Fredregill (2010) menyatakan bahwa

untuk mengosongkan payudara, sangat jarang dibutuhkan waktu lebih dari 20

menit per payudara. Semakin sering menyusui, selain kebutuhan ASI bayi

terpenuhi, juga untuk memberikan isyarat kepada tubuh ibu untuk

memproduksi ASI lebih banyak sebagai persiapan kebutuhan pertumbuhan

bayi (Fredregill, 2010).

3. Posisi dan Perlekatan Menyusui

Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang

tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring.

Gambar 2.1

Posisi Menyusui dengan Berdiri

yang Benar (Perinasia, 1994

dalam Saleha, 2009)

Gambar 2.2

Posisi Menyusui dengan Duduk

yang Benar (Perinasia, 1994

dalam Saleha, 2009)

Page 43: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

20

Menurut Bahiyatun (2009), ada dua posisi ibu dan bayi yang benar

saat menyusui, yaitu:

a. Berbaring miring. Ini posisi yang amat baik untuk pemberian ASI yang

pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau merasa nyeri.

b. Duduk. Penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada

punggung ibu, dalam posisinya tegak lurus (90o) terhadap pangkuannya.

Ini mungkin dapat dilakukan dengan duduk bersila di atas tempat tidur

atau di lantai atau duduk di kursi.

Posisi berbaring miring atau duduk (dengan punggung dan kaki

ditopang) memaksimalkan bentuk payudaranya dan memberi ruang untuk

menggerakkan bayinya ke posisi yang baik. Badan bayi harus dihadapkan ke

arah badan ibu dan mulutnya dihadapkan pada puting susu ibu. Leher bayi

harus sedikit ditengadahkan. Bayi sebaiknya ditopang pada bahunya sehingga

posisi kepala yang agak tengadah dapat dipertahankan. Kepala dapat ditopang

dengan jari-jari tangan yang telentang atau pada lekukan siku ibunya.

Gambar 2.3

Posisi Menyusui dengan Rebahan yang

Benar (Perinasia, 1994 dalam Saleha, 2009)

Page 44: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

21

Menurut Widodo (2011), posisi yang paling banyak digunakan ibu

saat menyusui terutama pada masa-masa awal menyusui adalah posisi duduk

yang berupa posisi cradle hold, cross cradle, dan football hold.

a. Cradle Hold

Posisi ini adalah yang paling banyak dipraktekkan ibu menyusui.

Posisi ini baik digunakan untuk wanita yang baru saja operasi caesar, bayi

yang berusia satu bulan atau lebih, dan menyusui saat sedang bepergian

karena tidak terlalu memerlukan penyangga (lengan ibu sebagai

penyangga).

Cara:

1) Ibu duduk pada kursi berlengan yang nyaman, punggung tegak (boleh

disangga dengan bantal agar dapat bersandar dengan nyaman). Jaga

agar posisi tidak membungkuk karena akan cepat lelah.

2) Punggung hingga bokong bayi ditempatkan pada lengan bawah ibu.

Lengan yang digunakan adalah lengan pada sisi yang sama dengan

payudara yang akan digunakan untuk menyusui (lengan kanan saat

akan menyusui dengan payudara kanan).

3) Kepala dan leher bayi ditempatkan pada lekuk siku.

4) Dekatkan kepala (bibir) bayi pada payudara dengan mengangkat

lengan (bukan membungkuk).

Page 45: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

22

b. Cross Cradle

Posisi ini baik digunakan pada hari-hari pertama setelah

melahirkan, ibu yang baru belajar menyusui, dan bayi prematur. Pada saat

ibu berada pada posisi ini, ibu sebaiknya duduk tegak dengan bayi

didekatkan pada payudara dan bukan ibu yang membungkuk untuk

mendekatkan payudara ke bayi.

Cara:

1) Ibu duduk pada kursi berlengan yang nyaman, punggung tegak (boleh

disangga dengan bantal agar dapat bersandar dengan nyaman). Jaga

agar posisi tidak membungkuk karena akan cepat lelah.

2) Tangan ibu pada sisi yang berseberangan dengan payudara yang

menyusui, memegang kepala dan leher bayi (tangan kanan digunakan

bila akan menyusui dengan payudara kiri, dan sebaliknya).

3) Punggung dan bokong bayi disangga dengan lengan bawah ibu pada

tangan yang sama.

4) Tangan dapat digunakan untuk mengarahkan bayi ke payudara.

c. Football Hold

Dinamakan football karena ibu memegang bayi seperti memegang

bola pada sisi tubuh (di bawah ketiak). Posisi ini baik untuk ibu yang baru

menjalani operasi caesar (yang sudah boleh duduk), bayi kembar, dan

untuk ibu yang memiliki ukuran payudara sangat besar.

Page 46: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

23

Cara:

1) Punggung hingga bokong bayi ditempatkan pada lengan bawah ibu,

dengan daerah bokong pada lipat siku ibu. Lengan yang digunakan

adalah lengan pada sisi yang sama dengan payudara yang akan

digunakan untuk menyusui (lengan kanan saat akan menyusui dengan

payudara kanan).

2) Lengan ibu tidak ditempatkan di depan tubuh, namun di samping

(seperti mengapit tas).

3) Telapak tangan ibu menyangga kepala dan leher bayi, seluruh tubuh

bayi menghadap ke payudara (sisi tubuh) ibu.

4) Letakkan penyangga (bantal atau bantal menyusui) pada sisi tubuh

yang digunakan, di bawah lengan ibu dan tubuh bayi.

Gambar 2.4

Posisi Cradle Hold

Gambar 2.5

Posisi Cross Cradle

Gambar 2.6

Posisi Football Hold

Page 47: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

24

Tanda bayi telah berada dalam posisi menyusu yang baik (Bahiyatun,

2009):

a. Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu.

b. Mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara.

c. Areola tidak terlihat dengan jelas.

d. Bayi terlihat melakukan isapan yang lamban dan dalam serta menelan

ASI-nya.

e. Bayi terlihat tenang dan senang.

f. Ibu tidak merasakan adanya nyeri pada puting susu.

Ada situasi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu, seperti ibu

pasca operasi caesar. Bayi diletakkan di samping kepala ibu dengan posisi

kaki di atas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang

bola bila disusui bersamaan, yaitu di payudara kiri dan kanan. Pada ASI yang

memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit

menahan kepala bayi, sehingga dengan posisi ini bayi tidak tersedak. (Saleha,

2009)

Gambar 2.7

Posisi Menyusui Balita pada

Kondisi Normal (Perinasia, 1994

dalam Saleha, 2009)

Gambar 2.8

Posisi Menyusui Bayi Baru Lahir

yang Benar di Ruang Perawatan

(Perinasia, 2004 dalam Saleha, 2009)

Page 48: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

25

Gambar 2.9

Menyusui Bayi Baru Lahir dengan Posisi Berbaring Miring

(Perinasia, 2004 dalam Saleha, 2009)

4. Langkah-langkah Menyusui yang Benar

Langkah-langkah menyusui yang benar menurut Bahiyatun (2009)

adalah sebagai berikut:

1) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada

puting dan areola payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai

desinfeksi dan menjaga kelembaban puting susu.

2) Bayi diposisikan menghadap perut atau payudara ibu.

3) Ibu duduk atau berbaring dengan santai. Bila duduk, lebih baik

menggunakan kursi yang rendah (agar kaki tidak menggantung) dan

punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.

Gambar 2.10

Posisi Menyusui Bayi Bila ASI Penuh

(Perinasia, 2004 dalam Saleha, 2009)

Gambar 2.11

Posisi Menyusui Bayi Kembar secara

Bersamaan (Perinasia, 2004 dalam

Saleha, 2009)

Page 49: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

26

4) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi

terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah dan

bokong bayi disokong dengan telapak tangan).

5) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang lain di depan.

6) Perut bayi menempel pada badan ibu dan kepala bayi menghadap

payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).

7) Telinga dan lengan bayi terletak pada suatu garis lurus.

8) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

9) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lain menopang di

bawah. Jangan menekan puting susu atau areola saja.

10) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (refleks rooting) dengan

cara menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi

dengan jari. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi

didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola payudara dimasukkan

ke mulut bayi.

11) Usahakan sebagian besar areola payudara dapat masuk ke mulut bayi,

sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan

menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di

bawah areola payudara. Posisi yang salah, yaitu bila bayi hanya mengisap

puting susu saja, yang akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak

adekuat dan puting susu lecet.

Page 50: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

27

12) Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu dipegang atau

disangga lagi.

Apabila bayi telah menyusu dengan benar, maka akan memperlihatkan

tanda-tanda sebagai berikut:

1) Bayi tampak tenang.

2) Badan bayi menempel pada perut ibu.

3) Mulut bayi terbuka lebar.

Gambar 2.12

Cara Meletakkan Bayi

Gambar 2.13

Cara Memegang Payudara

Gambar 2.14

Cara Merangsang Mulut Bayi

Gambar 2.15

Perlekatan yang Benar

Gambar 2.16

Perlekatan yang Salah

Page 51: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

28

4) Dagu bayi menempel pada payudara ibu.

5) Sebagian areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak

yang masuk.

6) Bayi nampak mengisap dengan ritme perlahan-lahan.

7) Puting susu tidak terasa nyeri.

8) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

9) Kepala bayi agak menengadah.

a. Latch-On

Posisi yang tepat (latch-on) adalah elemen kunci dalam kesuksesan

proses menyusui. Proses menyusui dapat ditingkatkan dengan

menempelkan payudara ke tengah-tengah bibir bayi. Ini akan

menstimulasi bayi untuk membuka mulutnya lebar-lebar. Saat hal ini

muncul, dorong bayi lurus ke depan menuju puting susu (nipple) dan

areola (lingkaran coklat/gelap di sekeliling puting susu). Saat posisi bayi

sudah tepat (latch-on), puting susu dan sebagian besar dari areola akan

masuk di dalam mulut bayi.

Bibir bayi dan gusinya harus berada di sekeliling areola payudara,

tidak hanya pada puting susu saja. Oleh karena itu, penting untuk

membuat mulut bayi terbuka lebar sebelumnya.

Ibu dapat membantu bayi untuk latch-on dengan

memegang/menyangga payudara menggunakan tangan dalam posisi bebas

(tidak sedang dalam posisi menggendong bayi). Tempatkan jari-jari ibu di

Page 52: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

29

bawah payudara dan letakkan ibu jari pada bagian atas (di belakang

areola). Pastikan bayi berada setinggi payudara dan pastikan juga tangan

ibu yang memegang payudara berada di belakang areola, sehingga tidak

mengganggu mulut bayi.

Saat bayi pertama kali menyusu akan ada sensasi/perasaan

tersedot/tertarik (tugging sensation). Jika proses latch-on menimbulkan

rasa sakit, maka ada kemungkinan proses latch-on belum tepat. Hentikan

sementara proses latch-on dengan cara memasukkan jari ibu kemudian

susupkan jari ibu ke arah sudut dari mulut bayi, reposisi ulang, dan coba

lagi. Hal ini dilakukan agar:

1) Aliran ASI lebih lancar.

2) Mencegah lecet pada puting susu ibu.

3) Menjaga bayi agar puas dalam menyusu.

4) Menstimulasi produksi ASI yang kuat.

5) Menjaga agar tidak terjadi pembengkakan payudara.

Bayi menggunakan bibir, gusi, dan lidah untuk mengisap ASI dari

payudara. Proses mengisap puting susu yang sederhana (simple suckling)

tidak akan mengeluarkan ASI, tetapi malah akan melukai puting susu.

Proses mengisap yang baik ditandai dengan ciri-ciri berikut:

1) Lidah bayi berada di bawah puting susu.

2) Periode jeda dalam proses mengisap dengan ditandai dengan adanya

proses menelan yang dapat dilihat dan didengar.

Page 53: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

30

3) Pergerakan sendi rahang (temporomandibular joint) yang aktif terlihat

selama proses menyusui berlangsung.

Sebagian besar bayi akan aktif menyusu dalam keadaan lapar dan

dalam posisi yang tepat. Pada periode minggu pertama setelah melahirkan

sampai menyusu berjalan dengan lancar, bayi tidak perlu diberikan

suplemen apapun (air gula, formula, dan lain-lain) kecuali dengan alasan

medis. Bayi yang mendapat ASI secara teratur dan efektif akan mendapat

asupan air dan nutrisi yang dibutuhkan. Perkenalan botol susu dan puting

buatan dapat menimbulkan “bingung puting” pada bayi dan

mengakibatkan gangguan dalam proses menyusui. (Saleha, 2009)

b. Let-Down

Tanda-tanda dari refleks let-down berbeda antara satu wanita

dengan wanita lainnya. Saat bayi menyusu, ibu dapat merasakan rasa geli

atau sedikit nyeri pada payudara ibu atau ASI mulai keluar dari payudara

yang tidak digunakan untuk menyusui. Perasaan dan keluarnya ASI ini

merupakan tanda dari refleks let-down.

Ibu juga dapat merasakan kram/kontraksi pada rahim (uterus),

karena hormon dalam refleks let-down berupa oksitosin, selain

menstimulasi aliran ASI juga menyebabkan kontraksi otot-otot rahim.

Untuk itu, proses menyusui membantu rahim ibu untuk kembali ke ukuran

awal sebelum melahirkan. Proses kram ini merupakan proses normal dan

Page 54: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

31

salah satu tanda berhasilnya proses menyusui. Rasa kram ini akan hilang

dalam satu minggu dan selanjutnya. (Saleha, 2009)

Untuk membantu proses let-down, dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut (Saleha, 2009):

1) Duduk menggunakan kursi yang nyaman, sehingga dapat menyokong

punggung dan lengan ibu.

2) Pastikan bayi dalam posisi yang tepat (latch-on).

3) Dengarkan musik yang menenangkan dan siapkan minuman bergizi

untuk ibu selama proses menyusui.

4) Gunakan bra untuk menyusui dan pakaian yang memudahkan ibu

dalam proses menyusui.

5) Pastikan ibu berada di tempat yang tenang dan tidak ada gangguan

selama proses menyusui berlangsung.

B. Ergonomi

Kata ergonomi berasal dari Bahasa Yunani “ergon” yang berarti kerja dan

“nomos” yang berarti peraturan atau hukum. Pada berbagai negara digunakan

istilah yang berbeda, seperti Arbeitswissenschaft di Jerman dan Human Factors

Engineering atau Personal Research di Amerika Utara. Ergonomi adalah

penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersama-sama dengan ilmu-ilmu

teknik dan teknologi untuk mencapai kesesuaian antara manusia dengan

pekerjaannya. Ergonomi juga sering diartikan sebagai ilmu tentang bekerja (study

Page 55: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

32

of work) atau ilmu tentang kerja. Untuk ergonomi di Indonesia digunakan pula

istilah tata karya atau tata kerja. (Suma’mur, 2009)

Menurut Tarwaka (2004) dalam Sutarna (2011) ergonomi adalah ilmu,

teknologi, dan seni untuk menyerasikan alat, cara kerja dengan kemampuan,

kebolehan dan keterbatasan manusia sehingga diperoleh kondisi kerja dan

lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan efisien sehingga tercapai produktivitas

yang setinggi-tingginya. Sedangkan menurut Kubangun (2010), ergonomi adalah

suatu cabang keilmuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi

mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu

sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada tempat kerja dengan

baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif,

aman dan nyaman.

Ergonomi sebagai disiplin ilmu yang bersifat multidisipliner dimana

terintegrasi elemen-elemen fisiologi, psikologi, anatomi, higiene, teknologi dan

ilmu-ilmu lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Di dalam perkembangan dan

prakteknya, ergonomi bertujuan untuk (Sundari, 2010):

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, khususnya dalam rangka

mencegah munculnya cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban

mental dan fisik serta mempromosikan kepuasan kerja.

2. Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan memperbaiki kualitas kontak

sosial dan bagaimana mengorganisasikan kerja sebaik-baiknya.

Page 56: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

33

3. Meningkatkan efisiensi sistem manusia/mesin melalui kontribusi rasional

antara aspek teknis, ekonomi, antropologi dan budaya.

The Joy Institute (1998) dalam Widhyasari (2011) mengungkapkan bahwa

tujuan akhir ergonomi adalah meningkatkan produktivitas, keselamatan,

kenyamanan dan kualitas hidup. Chavalitsakulchai dan Shahnavaz (1993) dalam

Widhyasari (2011) juga mengemukakan bahwa, ergonomi dapat menurunkan

kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Manuaba (1998) dalam Widhyasari (2011),

lebih terperinci mengatakan manfaat penerapan ergonomi antara lain pekerjaan

lebih cepat selesai; risiko penyakit akibat kerja kecil; kelelahan berkurang; dan

rasa sakit berkurang atau tidak ada.

Suatu fokus penting dalam ergonomi adalah posisi tubuh (work posture)

dan gerakan seluruh dan anggota badan (body and limb movement), yang

menentukan besarnya pemakaian energi dan aktivitas sensorimotoris. Ilmu

tentang postur kerja dan gerakan seluruh atau sebagian anggota badan disebut

biomekanik. Dari sudut pandang ilmu tersebut, seorang tenaga kerja memenuhi

persyaratan biomekanis dalam melaksanakan pekerjaannya, apabila postur kerja

dan gerakan-gerakan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaannya sesuai

dengan keadaan alami tubuh beserta anggota badan. Sehubungan dengan itu,

tempat duduk memfasilitasi postur kerja sehingga posisi tubuh tidak menjadi

sumber hambatan bagi gerakan dalam melakukan pekerjaan dan juga tidak

menyebabkan keluhan dan ketidaknyamanan. (Suma’mur, 2009)

Page 57: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

34

Menurut Dul dan Weerdmeester (2008), dalam disain kerja dan situasi

sehari-hari, fokus dari ergonomi adalah manusia. Situasi yang tidak aman, tidak

sehat, tidak nyaman atau yang tidak efisien dalam pekerjaan atau dalam

kehidupan sehari-hari dapat dicegah dengan memperhitungkan kemampuan fisik

dan psikologi serta keterbatasan manusia. Banyak faktor yang terdapat dalam

ergonomi, yaitu antara lain: postur tubuh dan pergerakannya (duduk, berdiri,

mengangkat, mendorong, menarik), faktor lingkungan (kebisingan, getaran,

pecahayaan, iklim kerja, substansi kimia), informasi dan operasi (informasi

tambahan secara visual atau rasa yang lain, pengendalian atau kontrol, hubungan

antara display dan kontrol), organisasi kerja yang baik (tugas yang tepat dan

pekerjaan yang menarik). Faktor-faktor ini mempengaruhi secara luas tingkat

keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kinerja yang efisien dalam pekerjaan

dan kehidupan sehari-hari.

Page 58: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

35

C. Kenyamanan (Comfort)

1. Pengertian

Kenyamanan dalam Bahasa Inggris kontemporer memiliki empat

makna. Yang pertama adalah kenyamanan sebagai akibat dari terbebasnya

atau tidak adanya ketidaknyamanan atau akibat dari suatu kondisi atau

perasaan nyaman (comfort as a cause of relief from discomfort and/or a

cause of the state of comfort). Makna yang kedua dari kenyamanan adalah

Bagan 2.1

Ruang Lingkup Ergonomi

(MacLeod, 2000)

Page 59: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

36

keadaan dimana ada kemudahan, ketenangan, dan kepuasan (comfort is a state

of ease and peaceful contentment). Makna yang ketiga adalah terbebas dari

ketidaknyamanan (comfort is relief from discomfort). Sedangkan makna yang

keempat adalah segala sesuatu yang membuat hidup mudah dan nyaman

(comfort is whatever makes life easy or comfortable) (Kolcaba, 1991). Dalam

Kolcaba (2001), kenyamanan (comfort) secara teoritis didefinisikan sebagai

kondisi telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia dalam kesenangan,

ketenteraman, dan kebebasan (the state of having met basic human needs for

ease, relief, and transcendence).

Secara fisiologis, kenyamanan adalah tidak adanya ketidaknyamanan.

Kenyamanan adalah suatu keadaan pikiran yang dihasilkan dari ketiadaan

sensasi tubuh yang tidak menyenangkan (Pheasant, 2003). Pinneau (1982)

dalam Kolcaba (1992) menyatakan bahwa kenyamanan berhubungan dengan

pengalaman individu, yang mengindikasikan kebutuhan akan kenyamanan

yang kompleks secara umum.

Menurut Oborne (1995) dalam Ardiana (2007), konsep tentang

kenyamanan (comfort) sangat sulit untuk didefinisikan, terutama dikarenakan

konsep ini lebih merupakan penilaian respondentif individu. Seseorang tidak

dapat mendefinisikan atau mengukur kenyamanan secara pasti. Kita

cenderung mengukur kenyamanan berdasarkan tingkat ketidaknyamanan.

Hertzberg (dalam Oborne, 1995 dalam Ardiana, 2007) untuk pertama kalinya

mendefinisikan istilah kenyamanan sebagai the absence of discomfort.

Page 60: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

37

Sementara itu, Branton (dalam Oborne, 1995 dalam Ardiana, 2007)

mengutarakan bahwa kenyamanan itu lebih dari ketidakhadiran perasaan tidak

nyaman. Dia menyatakan bahwa kenyamanan bukan merupakan suatu

kontinum perasaan dari paling senang sampai paling menderita, juga bukan

merupakan perasaan yang bersifat sesaat, tetapi kenyamanan merupakan suatu

kontinum dari hilangnya perasaan tidak nyaman sampai dengan penderitaan

yang tidak tertahankan.

Sanders dan McCormick (1993) dalam Ardiana (2007) juga

menggambarkan konsep kenyamanan yang kurang lebih sama seperti Branton.

Menurut keduanya, kenyamanan adalah suatu kondisi perasaan dan sangat

tergantung pada orang yang mengalami situasi tersebut. Kita tidak dapat

mengetahui tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh orang lain secara

langsung atau dengan observasi, kita harus menanyakan pada orang tersebut

untuk memberitahukan pada kita seberapa nyaman diri mereka, biasanya

dengan menggunakan istilah-istilah seperti agak tidak nyaman, mengganggu,

sangat tidak nyaman, atau mengkhawatirkan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

kenyamanan merupakan suatu kondisi perasaan yang lebih dari sekedar

hilangnya rasa tidak nyaman, merupakan penilaian respondentif individu yang

sulit untuk didefinisikan secara pasti karena sangat tergantung pada orang

yang mengalami situasi tersebut atau berhubungan dengan pengalaman

individu, dan kita harus menanyakan langsung kepada orang tersebut untuk

Page 61: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

38

mengetahui kenyamanan yang dirasakan. Dengan demikian, maka rasa

nyaman yang dirasakan oleh individu satu belum tentu sama dirasakan oleh

individu lainnya.

The Cambridge Advanced Leamer’s Dictionary dalam Ardiana (2007)

mendefinisikan comfort sebagai perasaan senang, menjadi relaks, dan bebas

dari sakit/nyeri. Shen dan Parsons (1997) dalam Ardiana (2007) menjelaskan

bahwa kenyamanan adalah istilah yang sifatnya umum dan perasaan subjektif

yang sulit untuk diukur, diinterpretasikan, dan berhubungan dengan

homeostasis fisiologis manusia dan kondisi psikologis.

De Looze et. al (2003) menyatakan bahwa banyak peneliti

mendefinisikan comfort sebagai: (1) Kenyamanan merupakan kondisi yang

didefinisikan secara subjektif oleh seseorang (comfort is a construct of a

subjectively-defined personal nature); (2) Kenyamanan merupakan akibat dari

faktor-faktor dasar yang bervariasi yaitu fisik, fisiologis, dan psikologi

(comfort is affected by factors of various nature (physical, physiological,

psychological)); dan (3) Kenyamanan merupakan reaksi terhadap lingkungan

(comfort is a reaction to the environment).

2. Ketidaknyamanan (Discomfort) pada Tubuh

Secara konseptual, ketidaknyamanan merupakan indikator risiko yang

menjadi feedback dari sistem tubuh untuk mendeteksi adanya kemungkinan

masalah. Sumber ketidaknyamanan yang mungkin antara lain berasal dari

musculoskeletal stress yaitu: ketegangan otot, saraf, pembuluh darah, ligamen,

Page 62: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

39

sendi, tekanan pada jaringan lunak yang sama, perubahan kimiawi lokal yang

berhubungan dengan kelelahan otot, perubahan kimiawi lokal yang

berhubungan dengan terganggunya aliran darah dan iskemia parsial, gangguan

konduksi saraf yang diakibatkan karena adanya tekanan, dan peradangan

sekunder. Ketidaknyamanan juga dipengaruhi oleh faktor psikologi dan sosial.

(Karwowski dan Marras, 2003)

Perasaan ketidaknyamanan, sebagaimana dideskripsikan oleh

Helander dan Zhang (1997) dalam Tan et. al (2008), diakibatkan oleh faktor

biomekanik (biomechanical factors) dan kelelahan. Sumber dari beberapa

ketidaknyamanan antara lain pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Sumber Beberapa Ketidaknyamanan

(Helander dan Zhang, 1997 dalam Tan et. al, 2008)

Ketidaknyamanan diduga sebagai kondisi khusus untuk menilai

adanya ketidaksesuaian fisik yang berakibat pada otot. Hal ini karena masalah

kecil pada otot tidak dapat dideteksi secara baik dengan metode penilaian

risiko secara umum seperti biomechanical modeling dan gross physiological

indicators (denyut jantung dan suhu tubuh). (Karwowski dan Marras, 2003)

Page 63: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

40

Ketidaknyamanan berhubungan dengan faktor biomekanik yang

menghasilkan perasaan nyeri, sakit, mati rasa, kram, dan sebagainya. Perasaan

tidak nyaman akan meningkat seiring dengan meningkatnya tugas dan

kelelahan. Mengeliminasi gangguan fisik dapat mengurangi

ketidaknyamanan, namun hal ini tidak langsung menghasilkan rasa nyaman.

(Zhang, 1996)

Keadaan kerja yang ketat, yang membatasi kita khususnya perubahan

postur, akan membawa dampak jangka panjang dan jangka pendek. Dalam

jangka pendek, ketidaknyamanan dapat mengalihkan perhatian pekerja dari

tugasnya sehingga akan meningkatkan tingkat kesalahan, berkurangnya

output, terjadinya kecelakaan, dan lain-lain. Ketidaknyaman ini akan hilang

setelah beristirahat atau melakukan aktivitas atau pekerjaan yang lain.

Sedangkan dampak jangka panjang dapat berupa perubahan patologis dalam

jaringan otot maupun jaringan lunak yang lain. Secara umum, rasa sakit

datang seiring dengan adanya beban fisik dalam waktu singkat dan kurangnya

waktu istirahat. Pada poin ini, bukan ketidaknyamanan lagi yang terjadi, tetapi

lebih kepada cedera fisik dan proses penyakit. (Pheasant, 2003)

Page 64: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

41

3. Perubahan Nyaman (Comfort) Menjadi Tidak Nyaman (Discomfort)

Zhang (1996), menampilkan model ilustrasi interaksi comfort dan

discomfort sebagaimana ditampilkan pada gambar:

Gambar 2.17

Transisi Comfort menjadi Discomfort

Ketika rasa tidak nyaman meningkat, seperti setelah melakukan

pekerjaan dan merasakan kelelahan dalam waktu yang lama, rasa nyaman

akan berkurang. Hal ini berarti bahwa faktor biomekanik yang baik mungkin

tidak akan meningkatkan tingkat kenyamanan, namun lebih kepada pengertian

bahwa faktor biomekanik yang kurang baik akan mengubah rasa nyaman

menjadi tidak nyaman. (Tan et. al, 2008)

4. Cara Mengukur Kenyamanan

Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa menurut Oborne (1995)

dalam Ardiana (2007), kenyamanan (comfort) sangat sulit untuk didefinisikan

karena penilaian kenyamanan lebih merupakan penilaian respondentif

individu. Seseorang tidak dapat mendefinisikan atau mengukur kenyamanan

Page 65: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

42

secara pasti, kita cenderung mengukur kenyamanan berdasarkan tingkat

ketidaknyamanan. Begitu juga menurut Sanders dan McCormick (1993)

dalam Ardiana (2007) yang menyatakan bahwa kenyamanan adalah suatu

kondisi perasaan dan sangat tergantung pada orang yang mengalami situasi

tersebut. Kita tidak dapat mengetahui tingkat kenyamanan yang dirasakan

oleh orang lain secara langsung atau dengan observasi, kita harus menanyakan

pada orang tersebut untuk memberitahukan pada kita seberapa nyaman diri

mereka.

Karwowski dan Marras (2003) mencoba mengukur kenyamanan secara

objektif melalui pengukuran ketidaknyamanan dengan melihat empat aspek

yaitu: intensitas, kualitas, lokasi, dan periode waktu. Contohnya seperti duduk

pada kursi yang keras selama beberapa jam akan mengakibatkan

ketidaknyamanan, dimana intensitasnya tergolong rendah hingga menengah

dan terjadi setelah sekitar 15 menit duduk dan akan meningkat selama satu

jam pertama kemudian berada pada level konstan, ketidaknyamanan akan

mereda ke tingkat intensitas minimal setelah lima menit.

a. Intensitas

Pengukuran intensitas ketidaknyamanan biasanya dilakukan

dengan menanyakan kepada pekerja tingkat ketidaknyamanan yang

dirasakan melalui suatu skala subjektif. Ada banyak jenis skala subjektif

yang digunakan yaitu antara lain: verbal rating scales, visual analog

scales, numeric rating scales, dan graphic rating scales. Kesemuanya

Page 66: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

43

mempunyai skala yang berusaha agar dapat lebih objektif dalam

mengukur intensitas ketidaknyamanan. Intensitas ketidaknyamanan juga

dapat diukur melalui perubahan perilaku (yaitu menggunakan behaviuor

rating scales) atau perubahan hubungan biomekanik dan fisiologis.

Penjelasan selengkapnya tentang cara mengukur intensitas

ketidaknyamanan, yaitu sebagai berikut:

1) Biomechanical and Physiological Correlates

Jika ketidaknyamanan diduga muncul karena beban mekanik

(mechanical load) pada sendi, maka dapat diperkirakan bahwa analisis

tersebut menggunakan position data dan biomechanical modeling.

Sedangkan jika ketidaknyamanan diduga terjadi karena adanya

peningkatan aktivitas otot, maka electromyography dapat digunakan

sebagai alat penilaian objektif. Ukuran yang lain dapat digunakan pula

denyut jantung, tekanan darah, tingkat pernapasan, hantaran kulit,

tingkat keringat, dan suhu tubuh.

Kelebihan dari metode ini adalah tidak tergantung pada laporan

pekerja atau pengakuan pekerja tentang ketidaknyamanan

(discomfort). Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah bahwa

indikator biomekanik maupun fisiologis yang diukur tersebut belum

tentu menunjukkan adanya ketidaknyamanan. Artinya, ada penyebab

lain yang memunculkan hasil-hasil pengukuran secara biomekanik dan

fisiologis tersebut. Kekurangan yang lain adalah adanya kemungkinan

Page 67: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

44

pengaruh budaya dalam pengukuran tentang kenyamanan (comfort),

seperti kebudayaan barat memahami bahwa nyaman sama dengan

keseimbangan yang dinamis, bukan karena kurangnya aktivitas otot.

2) Behaviour Rating Scales

Beberapa ahli ergonomi menyarankan agar pengukuran

intensitas ketidaknyamanan dilakukan dengan melakukan obeservasi

perilaku yang diperkirakan sebagai indikator yang pasti adanya

ketidaknyamanan, seperti kegelisahan. Branton (1969) dalam

Karwowski dan Marras (2003) menyebutkan bahwa dalam posisi

duduk, ketidaknyamanan dapat dilihat dari perubahan posisi

duduknya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa semakin sering

seseorang mengubah posisi duduknya, maka hal tersebut menunjukkan

bahwa semakin ia merasa tidak nyaman.

Shackel et. al (1969) Karwowski dan Marras (2003) juga

menyebutkan bahwa pengukuran waktu perubahan posisi duduk

sebagai pengukuran objektif juga perlu dilakukan untuk mengetahui

adanya ketidaknyamanan. Hal ini sekarang telah didukung oleh adanya

teknologi dengan elektrogoniometri dan digital motion untuk

menganalisis perubahan posisi duduk.

Satu kelebihan dari metode behavioral scale assessment adalah

metode ini tidak tergantung pada kemampuan pekerja dan kesediaan

pekerja untuk mengungkapkan rasa ketidaknyamanannya secara

Page 68: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

45

verbal. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah adanya asumsi

bahwa perubahan posisi dilakukan untuk mencari kenyamanan selama

bekerja. Misalnya semakin sering seseorang bergerak mengubah

posisinya mengindikasikan sebagai kebiasaan kerja yang baik daripada

posisi statis dan diperlukan pada beberapa tindakan intervensi

ergonomi.

3) Verbal Rating Scales

Ada dua tipe verbal rating scale, yaitu single noun scale dimana

menggunakan kata tunggal “tidak nyaman (discomfort)” dan multiple

noun scale yang menggunakan banyak kata yang berbeda yang

menunjukkan pada perubahan intensitas dari discomfort.

Gambar 2.18

Single Noun Scale

Gambar 2.19

Multiple Noun Scale

Baik single noun maupun multiple noun, pengumpulan datanya

diisi oleh pekerja dengan melingkari salah satu kata yang sesuai

dengan yang dirasakan oleh pekerja.

Kelebihan dari metode ini adalah terdiri dari tingkatan-tingkatan

kenyamanan yang berurutan dan mudah dipahami oleh pekerja. Satu

Page 69: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

46

kekurangan dari metode ini adalah pilihan yang ditunjukkan terbatas

dan intensitas ketidaknyamanan saja yang terdeteksi. Kekurangan

lainnya adalah perasaan yang hampir sama dengan rasa tidak nyaman

dideskripsikan sebagai rasa tidak nyaman oleh pekerja. Multiple noun

scale mempunyai kekurangan yang lain yaitu adanya kesalahan dalam

menginterpretasikan perasaan pada kata yang berbeda. Misalnya,

pekerja merasakan “mati rasa” yang diinterpretasikan memiliki

intensitas ketidaknyamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

“kaku”, dan pekerja lain mungkin juga menginterpretasikannya

sebaliknya.

4) Visual Analog Scales

Visual analog scale terdiri dari satu garis. Garis yang digunakan

dapat berupa garis horizontal maupun vertikal. Panjang garis biasanya

sekitar 100 mm sebagaimana terlihat pada gambar berikut:

Gambar 2.20

Visual Analog Scale

Untuk mengetahui tingkat ketidaknyamanan, pekerja memberi

tanda pada garis. Tingkat intensitas kemudian diukur berdasarkan

jarak dari ujung garis yang paling kiri ke titik pada garis yang telah

ditandai oleh pekerja. Hasil ukurnya dalam satuan mm, dengan skala

sekitar 101 tingkat discomfort.

Page 70: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

47

Kelebihan dari metode ini adalah ketepatan dalam administrasi

dan sensitivitas dalam analisis statistik. Sedangkan kekurangan dari

metode ini adalah beberapa pekerja mungkin akan mengalami

kesulitan untuk mempersepsikan intensitas atau tingkat rasa “tidak

nyaman” pada garis.

5) Numeric Rating Scales

Numeric rating scale hampir sama dengan visual analog scale.

Perbedaannya hanya pada numeric rating scale terdapat nomor dari

kategori tingkatan discomfort, sebagaimana terlihat pada gambar

berikut:

Gambar 2.21

Numeric Rating Scale

Cara pengisiannya adalah pekerja akan menandai nomor yang

tersedia sesuai dengan tingkat “tidak nyaman” yang dirasakan.

Kelebihan dari metode ini adalah sederhana dan skala verbal

dapat digunakan selama pekerjaan manual tanpa ada gangguan dari

faktor postur. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah

mempunyai sensitivitas yang terbatas.

Page 71: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

48

6) Graphic Rating Scales

Graphic rating scale merupakan kombinasi dari visual analog

scale dengan numeric atau verbal rating scale. Skalanya terdiri dari

garis vertikal atau horizontal dengan penambahan nomor atau

keterangan di sepanjang garisnya, sebagaimana terlihat pada gambar

berikut:

Gambar 2.22

Graphic Rating Scale

Cara pengisiannya adalah pekerja akan memberi tanda pada

garis yang mewakili tingkat “tidak nyaman” yang dirasakannya.

Kelebihan dari metode ini adalah mempunyai “ekstra label”

yang mungkin dapat membantu atau mempermudah pekerja yang

mengalami kesulitan dengan visual analog scale. Sedangkan

kekurangan dari metode ini adalah terletak pada pengelompokan

keterangan (label) pada garis. Pekerja mungkin akan mengalami

kesulitan untuk membedakan masing-masing pengelompokan tingkat

discomfort yang tertera pada garis.

Page 72: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

49

b. Kualitas

Kualitas ketidaknyamanan hanya dapat dinilai dengan membiarkan

deskripsi yang berbeda-beda tentang ketidaknyamanan yang dirasakan

oleh pekerja. Meskipun kualitas sakit secara luas digunakan pada

penilaian kesehatan, kualitas ketidaknyamanan belum digunakan secara

umum oleh ahli ergonomi. Hal ini mungkin dikarenakan implikasi dari

perbedaan kualitas yang belum jelas, tetapi implikasi intensitas, lokasi,

dan periode waktu telah jelas.

c. Lokasi

Untuk mengetahui lokasi ketidaknyamanan biasanya digunakan peta

tubuh (body map) atau lainnya yang menunjukkan bagian-bagian tubuh

(body part). Pada saat pengukuran dengan body map, biasanya sudah

sekaligus dilakukan pengumpulan data tentang intensitas, kualitas, dan

periode waktu dari ketidaknyamanan pada bagian tubuh tersebut. Dengan

menunjukkan gambar bagian-bagian tubuh, pekerja akan lebih mudah

menunjukkan pada bagian tubuh mana saja ia mengalami

ketidaknyamanan. Pekerja akan memberi tanda pada bagian tubuh yang

dirasakan ada ketidaknyamanan.

Page 73: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

50

d. Periode Waktu

Pengukuran periode waktu ketidaknyamanan biasanya dilakukan

pada waktu yang berbeda-beda. Tergantung pada alasan atau tujuan

investigasi ketidaknyamanan. Waktu pengumpulan data dapat berbeda

menurut menit, jam, hari, atau yang lebih lama lagi. Pengumpulan data

yang berulang ini dapat dilakukan dengan menggunakan lembar

pengumpulan data yang berbeda (untuk menjaga agar pekerja tidak

terpengaruh dengan pengumpulan data sebelumnya) atau dengan lembar

pengumpulan data yang sama (yang memungkinkan pekerja untuk

membandingkan dengan pengumpulan data sebelumnya).

Gambar 2.23

Body Map

Page 74: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

51

Ada hubungan waktu yang penting antara waktu pekerja

mengalami ketidaknyamanan dengan waktu pengumpulan data. Branton

(1969) Karwowski dan Marras (2003) menyarankan karena pelaporan

post-experience ketidaknyamanan bergantung pada memori kinestetik,

maka informasi ketidaknyamanan sebaiknya dikumpulkan ketika pekerja

sedang mengalami ketidaknyamanan.

Berikut ini beberapa contoh instrumen penilaian ketidaknyamanan yang

sering digunakan pada banyak penelitian yaitu antara lain sebagai berikut:

Gambar 2.24

General Comfort Scale

(Shackel, B., Chidsey, K.D., dan Shipley, P., 1969

dalam Marras dan Karwowski, 2003)

Page 75: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

52

Gambar 2.25

General Body Visual Analog Discomfort Scale

(Visser dan Straker, 1994 dalam Marras dan Karwowski, 2003)

Gambar 2.26

Body part discomfort for high and low carry tasks

(Straker et. al, 1997 dalam Marras dan Karwowski, 2003)

Page 76: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

53

Metode pengukuran ketidaknyamanan menurut Karwowski dan Marras (2003) di atas dapat diringkas dalam tabel

berikut:

Tabel 2.2

Metode Pengukuran Ketidaknyamanan (Discomfort)

Pengukuran Metode

Pengukuran Penjelasan Kelebihan Kekurangan

Intensitas Biomechanical and

Physiological

Correlates

Jika ketidaknyamanan diduga

muncul karena beban mekanik

(mechanical load) pada sendi

atau jika ketidaknyamanan

diduga terjadi karena adanya

peningkatan aktivitas otot.

Tidak tergantung pada laporan

pekerja atau pengakuan pekerja

tentang ketidaknyamanan

(discomfort)

- Indikator biomekanik maupun

fisiologis yang diukur tersebut belum

tentu menunjukkan adanya

ketidaknyamanan. Artinya ada

penyebab lain yang memunculkan

hasil-hasil pengukuran secara

biomekanik dan fisiologis tersebut.

- Adanya kemungkinan pengaruh

budaya dalam pengukuran tentang

kenyamanan (comfort)

Behaviour Rating

Scales - Dalam posisi duduk,

ketidaknyamanan dapat dilihat

dari perubahan posisi

duduknya (Branton, 1969

dalam Marras dan Karwowski,

2003).

- Pengukuran waktu perubahan

posisi duduk sebagai

pengukuran objektif perlu

dilakukan untuk mengetahui

adanya ketidaknyamanan.

Metode ini tidak tergantung pada

kemampuan pekerja dan

kesediaan pekerja untuk

mengungkapkan rasa

ketidaknyamanannya secara

verbal.

Adanya asumsi bahwa perubahan posisi

dilakukan untuk mencari kenyamanan

selama bekerja. Misalnya semakin

sering seseorang bergerak mengubah

posisinya mengindikasikan sebagai

kebiasaan kerja yang baik daripada

posisi statis dan diperlukan pada

beberapa tindakan intervensi ergonomi.

Page 77: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

54

Pengukuran Metode

Pengukuran Penjelasan Kelebihan Kekurangan

Verbal Rating

Scales:

- Single Noun

Scales

- Multiple Noun

Scales

Menggunakan kata tunggal

“tidak nyaman (discomfort)”.

Menggunakan banyak kata yang

berbeda yang menunjukkan

pada perubahan intensitas dari

discomfort.

Terdiri dari tingkatan-tingkatan

kenyamanan yang berurutan dan

mudah dipahami oleh pekerja.

- Pilihan yang ditunjukkan terbatas dan

intensitas ketidaknyamanan saja yang

terdeteksi.

- Perasaan yang hampir sama dengan

rasa tidak nyaman dideskripsikan

sebagai rasa tidak nyaman oleh

pekerja.

- Pada Multiple Noun Scales: adanya

kesalahan dalam menginterpretasikan

perasaan pada kata yang berbeda.

Visual Analog

Scales

Terdiri dari satu garis

(horizontal atau vertical).

Panjang garis biasanya sekitar

100 mm.

Cara pengisiannya: pekerja

memberi tanda pada garis.

Tingkat intensitas kemudian

diukur berdasarkan jarak dari

ujung garis yang paling kiri ke

titik pada garis yang telah

ditandai oleh pekerja.

Ketepatan dalam adminsitrasi dan

sensitivitas dalam analisis

statistik.

Beberapa pekerja mungkin akan

mengalami kesulitan untuk

mempersepsikan intensitas atau tingkat

rasa “tidak nyaman” pada garis.

Numeric Rating

Scales - Hampir sama dengan visual

analog scales.

- Terdapat nomor dari kategori

tingkatan discomfort.

Sederhana dan skala verbal dapat

digunakan selama pekerjaan

manual tanpa ada gangguan dari

faktor postur.

Mempunyai sensitivitas yang terbatas.

Page 78: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

55

Pengukuran Metode

Pengukuran Penjelasan Kelebihan Kekurangan

Graphic Rating

Scales

Kombinasi dari visual analog

scale dengan numeric atau

verbal rating scale. Skalanya

terdiri dari garis vertikal atau

horizontal dengan penambahan

nomor atau keterangan di

sepanjang garisnya

Mempunyai “ekstra label” yang

mungkin dapat membantu atau

mempermudah pekerja yang

mengalami kesulitan dengan

visual analog scale.

Pekerja mungkin akan mengalami

kesulitan untuk membedakan masing-

masing pengelompokan tingkat

discomfort yang tertera pada garis.

Kualitas Hanya dapat dinilai dengan

membiarkan deskripsi yang

berbeda-beda tentang

ketidaknyamanan yang

dirasakan oleh pekerja.

Lokasi Contoh:

General Body

Visual Analog

Discomfort Scale

(Gambar 2.22)

Biasanya digunakan peta tubuh

(body map) atau lainnya yang

menunjukkan bagian-bagian

tubuh (body part). Biasanya

sudah sekaligus dilakukan

pengumpulan data tentang

intensitas, kualitas, dan periode

waktu dari ketidaknyamanan

pada bagian tubuh tersebut.

Periode

Waktu

Biasanya dilakukan pada waktu

yang berbeda-beda. Tergantung

pada alasan atau tujuan

investigasi ketidaknyamanan.

Waktu pengumpulan data dapat

berbeda menurut menit, jam,

hari, atau yang lebih lama lagi.

Page 79: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

56

Selain alat penilaian ketidaknyamanan yang diuraikan di atas, menurut

Pheasant (2003) ada cara lain yang dapat digunakan untuk melihat adanya

ketidaknyamanan, yaitu tingkat kegelisahan. Menurut Pheasant (2003), secara

umum kita mungkin berpikir bahwa gelisah merupakan pertahanan tubuh kita

melawan postural stress. Mekanisme ini bekerja pada tingkat bawah sadar,

biasanya kita merasa gelisah sebelum kita menyadari akan adanya

ketidaknyamanan.

Tingkat gelisah dapat digunakan sebagai indeks kenyamanan tempat

duduk kita. Semakin kita gelisah, maka semakin kita merasa kurang nyaman

dengan tempat duduk kita. Namun, banyak faktor yang mempengaruhi tingkat

kegelisahan kita. Beberapa orang mungkin lebih gelisah dari orang lain, dan kita

akan menjadi lebih gelisah ketika kita mempunyai beban mental yang lebih. Hal

ini dapat menutup rangsangan sensorik sehingga menyebabkan gelisah

(meningkatkan ambang ketidaknyamanan kita).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti memilih alat untuk mengukur

kenyamanan yang dianggap sesuai pada penelitian ini yaitu behavioral rating

scale (untuk mengukur intensitas ketidaknyamanan) karena perubahan posisi

lebih mudah diamati dan tidak tergantung pada pengakuan responden tentang

ketidaknyamanan yang dirasakannya. Sedangkan pengukuran kualitas dan lokasi

menggunakan Body Part Discomfort Scale (Corlett dan Bishop, 1976) karena

sudah dapat mengukur keduanya yaitu lokasi melalui sebuah body map,

sebagaimana telah diuraikan di atas dan kualitas, yaitu dari “nyaman” hingga

Page 80: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

57

“sakit”. Body Part Discomfort Scale banyak digunakan pada penelitian-penelitian

ergonomi terkait kenyamanan. Pengukuran akan dilakukan sebanyak dua kali

pada hari yang berbeda (untuk mengukur periode waktu).

Selain metode tersebut untuk mengukur ketidaknyamanan posisi duduk

ibu saat menyusui, peneliti juga menggunakan pendekatan kualitatif dengan

melakukan wawancara mendalam terkait kenyamanan yang dirasakan ibu saat

menyusui. Hal ini berdasarkan pendapat Sanders dan McCormick (1993) dalam

Ardiana (2007) yang menyatakan bahwa kenyamanan adalah suatu kondisi

perasaan dan sangat tergantung pada orang yang mengalami situasi tersebut. Kita

tidak dapat mengetahui tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh orang lain secara

langsung atau dengan observasi, kita harus menanyakan kepada orang tersebut

untuk memberitahukan kepada kita seberapa nyaman diri mereka. Selain itu juga

menurut Richards (1980) dalam De Looze et. al (2003) menyatakan bahwa selain

menggunakan metode pengukuran objektif, kenyamanan dan ketidaknyamanan

juga diukur dengan menggunakan metode pengukuran subjektif, yaitu dengan

menanyakan langsung kepada responden bagaimana kenyamanan yang dirasakan.

Hal ini disebabkan karena kenyamanan atau ketidaknyamanan merupakan suatu

keadaan atau perasaan subjektif.

Pengukuran kenyamanan posisi ibu saat menyusui dilakukan sesaat

setelah ibu selesai menyusui. Hal ini sesuai dengan yang disarankan oleh Branton

(1969) dalam Karwowski dan Marras (2003) yaitu bahwa informasi

ketidaknyamanan sebaiknya dikumpulkan ketika pekerja sedang mengalami

Page 81: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

58

ketidaknyamanan karena pelaporan post-experience ketidaknyamanan bergantung

pada memori kinestetik. Dengan dilakukan pengukuran sesaat setelah ibu selesai

menyusui, maka ibu akan masih dapat merasakan rasa kenyamanan atau

ketidaknyamanan yang dirasakannya saat menyusui dengan posisi duduk. Jika

pengukuran dilakukan saat ibu sedang menyusui, dikhawatirkan akan

mengganggu proses menyusui.

D. Postur Kerja

Secara umum, beban fisik pekerjaan berasal dari penggunaan tenaga,

posisi atau postur janggal, dan repetisi atau pengulangan (Feletto dan Graze,

2000). Postur dapat didefinisikan sebagai kondisi relatif tubuh pada suatu

tempat/ruang. Postur kerja dipengaruhi oleh hubungan antara dimensi tubuh dan

stasiun kerjanya (workstation). Misalnya, tempat kerja yang terlalu tinggi untuk

pekerja yang memiliki tinggi badan rendah atau tempat kerja yang terlalu rendah

untuk pekerja dengan tinggi badan lebih (Pheasant, 2003).

Posisi seseorang dalam bekerja mempengaruhi postur tubuhnya dalam

melakukan pekerjaan atau aktivitas tersebut. Kenyamanan dalam bekerja salah

satunya ditentukan oleh postur seseorang selama melakukan pekerjaan tersebut.

Menurut McKeown (2008) bahwa salah satu elemen kunci untuk memastikan

seseorang dapat bekerja dengan nyaman dan efektif adalah postur yang baik

selama bekerja.

Page 82: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

59

Postur netral merupakan posisi optimal dari masing-masing persendian

untuk lebih kuat, lebih bisa mengendalikan setiap pergerakan, dan meminimalkan

physical stress pada persendian dan jaringan di sekitarnya (MacLeod, 2000).

Namun, berbicara tentang postur tidak hanya tentang bagaimana posisi yang tepat

untuk punggung, tetapi juga untuk tubuh bagian atas seperti kepala dan leher,

serta tubuh bagian bawah (McKeown, 2008).

Dalam melakukan pekerjaan, yang sering menjadi perhatian para ahli

ergonomi adalah postur duduk dan postur berdiri. Menurut McKeown (2008), ada

beberapa keuntungan posisi duduk dibandingkan dengan posisi berdiri,

diantaranya adalah dapat memposisikan kaki secara relaks, lebih stabil,

penggunaan energi expenditure berkurang. Bridger (2003) dalam McKeown

(2008) mengatakan bahwa seseorang yang bekerja dengan posisi berdiri untuk

waktu yang lama dapat mengalami perubahan fisiologis seperti pada aliran darah

dan dapat meningkatkan denyut jantung.

Lueder (2002) mengatakan bahwa posisi duduk memerlukan lebih sedikit

kerja otot dibandingkan dengan posisi berdiri. Duduk juga menstabilkan postur

dan lebih memudahkan dalam pekerjaan tertentu. Delleman et. al (2004) juga

mengatakan bahwa ketika seseorang bekerja dengan posisi duduk efisiensi kerja

dapat ditingkatkan dan kelelahan dapat berkurang. Pada posisi berdiri, seseorang

membutuhkan cukup upaya otot statis untuk mempertahankan posisi tetap.

Namun hal ini berkurang ketika seseorang pada posisi duduk. Meskipun

Page 83: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

60

demikian, posisi duduk tetap akan menjadi masalah ketika dilakukan untuk waktu

yang lama.

Ada ketentuan untuk postur yang baik pada posisi berdiri dan duduk.

Untuk posisi berdiri, postur yang baik adalah subjek berdiri tegak, menarik

tubuhnya pada tinggi badan maksimal dan pandangan lurus ke depan, dengan

bahu relaks dan lengan menggantung lepas/bebas di samping. Sedangkan untuk

posisi duduk, postur yang baik adalah subjek duduk pada posisi horizontal, pada

permukaan yang datar, duduk tegak hingga tinggi badan maksimal dan pandangan

lurus ke depan. Bahu relaks, dengan lengan atas menggantung bebas di samping

dan lengan bawah berada pada posisi horizontal. Tinggi tempat duduk

disesuaikan hingga paha berada pada posisi horizontal dan kaki bagian bawah

berada pada posisi vertikal. (Pheasant, 2003)

Dalam Karjewski et.al (2009) disebutkan bahwa postur netral untuk

beberapa bagian tubuh adalah sebagai berikut:

1. Kepala dan leher berada pada satu garis atau satu level atau bengkok sedikit

ke depan, pandangan lurus ke depan, seimbang, dan berada satu garis dengan

tulang belakang.

2. Tangan, pergelangan tangan, dan lengan bawah berada lurus pada satu garis.

3. Siku-siku berada dekat dengan tubuh dan miring 90-120 derajat.

4. Bahu relaks, dan lengan atas menggantung normal di samping tubuh.

5. Paha dan bokong ketika duduk harus berada paralel pada lantai.

Page 84: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

61

6. Lutut ketika duduk posisinya harus sama tinggi dengan bokong, dengan kaki

sedikit ke depan.

7. Punggung ketika duduk posisinya harus vertikal atau bersandar dengan

dukungan lumbar.

Ketika tulang atau persendian tidak berada pada posisi netral, maka terjadi

postur janggal. Beberapa contoh postur janggal yang berkontribusi menyebabkan

pergerakan mendekati posisi ekstrim antara lain adalah membengkokkan leher ke

depan lebih dari 30 derajat, membengkokkan pergelangan tangan ke bawah

dengan muka tangan menghadap ke bawah lebih dari 30 derajat, membengkokkan

punggung ke depan lebih dari 45 derajat, posisi jongkok, dan sebagainya. Postur

tubuh yang lain yang tidak menyebabkan pergerakan ekstrim, tetapi diketahui

berhubungan dengan peningkatan risiko ketidaknyamanan dan MSDs antara lain

sebagai berikut (Karjewski et.al, 2009):

1. Memutar batang tubuh.

2. Membengkokkan batang tubuh ke salah satu sisi (samping kanan/kiri,

depan/belakang).

3. Membelokkan kepala ke salah satu sisi.

4. Membengkokkan leher ke salah satu sisi.

5. Membengkokkan leher ke belakang.

6. Membengkokkan pergelangan tangan ke atas dengan muka tangan ke bawah.

7. Membengkokkan pergelangan tangan ke sebelah luar tubuh dengan muka

tangan ke bawah.

Page 85: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

62

8. Memutar lengan bawah.

9. Berlutut.

Selain postur janggal, postur yang dibatasi juga dapat menyebabkan

ketidaknyamanan, misalnya postur duduk yang statis dan tidak bebas akan

menimbulkan ketidaknyamanan (Lueder, 2004). McKeown (2008) mengatakan

bahwa kerja otot yang statis dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan waktu

istirahat yang lebih lama dibutuhkan untuk ini. Duduk dengan postur alami akan

mengurangi beban kerja otot statis yang diperlukan untuk menghindari gangguan

pada sendi kaki, lutut, pinggang, dan tulang belakang (Grandjean, 1988 dalam

Kalsum, 2007).

1. Metode Penilaian Postur Kerja

Ada beberapa metode penilaian postur kerja, antara lain QEC (Quick

Exposure Checklist), RULA (Rapid Upper Limb Assesment), REBA (Rapid

Entire Body Assesment), Strain Index, LUBA (Loading on the Upper Body

Assesment), dan OWAS (The Ovako Working Posture Analyzing System).

(Karwowski, 2001; Stanton et. al, 2005; Marras dan Karwowski, 2006)

a. QEC

Quick Exposure Checklist (QEC) merupakan metode cepat untuk

menilai risiko WMSDs (work-related musculoskeletal disorders) dan

memiliki tingkat pemakaian dan sensitivitas yang tinggi. QEC dapat

mengevaluasi desain tempat kerja dan peralatannya. QEC juga dapat

Page 86: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

63

membantu untuk mencegah terjadinya berbagai jenis WMSDs. (Stanton

et.al, 2005)

b. RULA dan REBA

REBA (Rapid Entire Body Assesment) dan RULA (Rapid Upper

Limb Assesment) merupakan metode analisis cepat berdasarkan sistem

muskuloskeletal seseorang ketika sedang melakukan pekerjaan. REBA

dikembangkan untuk memfasilitasi analisis postur secara observasional

secara cepat dan mudah untuk aktivitas seluruh tubuh (statis dan dinamis)

dan memberikan gambaran tingkat risiko pada otot (McAtamney, 2000).

RULA dikembangkan lebih dahulu (McAtamney dan Corlett, 1993) untuk

memfasilitasi penilaian objektif terhadap risiko muskuloskeletal yang

disebabkan oleh pekerjaan yang menetap (sedentary work) dimana terjadi

pembebanan yang tinggi pada tubuh bagian atas. Kedua instrumen

tersebut menghasilkan skor tingkat risiko mulai dari risiko yang dapat

diabaikan hingga risiko yang paling tinggi (Marras dan Karwowski,

2006).

RULA secara umum digunakan ketika seseorang berada dalam

posisi duduk, berdiri, atau yang lainnya dengan posisi menetap dan lebih

banyak menggunakan tubuh bagian atas (upper body) dan tangan untuk

bekerja. Selain pekerjaan tersebut, maka sebaiknya analisisnya

menggunakan REBA.

Page 87: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

64

RULA dikembangkan untuk memfasilitasi analisis postur dimana

pekerjaan tersebut mempunyai beban fisik pada punggung, leher, dan

anggota tubuh bagian atas. RULA menilai postur, tenaga, dan perpindahan

yang berkaitan dengan pekerjaan menetap seperti pekerjaan operator

komputer atau pekerjaan lainnya yang membutuhkan posisi duduk atau

berdiri tanpa pergerakan/perpindahan. (Marras dan Karwowski, 2006)

c. Strain Index

Strain Index merupakan metode yang digunakan untuk menilai

risiko MSDs pada ekstrimitas atas, seperti luka pada siku, lengan bawah,

pergelangan tangan, dan telapak tangan. (Stanton et.al, 2005)

d. LUBA

Metode ini berdasarkan pada data eksperimental untuk

ketidaknyamanan, dengan menggunakan skor rasio untuk suatu

pergerakan sendi, termasuk tangan, lengan, leher, dan punggung. Metode

ini digunakan untuk postur duduk atau postur berdiri dengan

bantuan/dukungan dari anggota ekstrimitas bawah yang baik. (Marras dan

Karwowski, 2006)

e. OWAS

Metode OWAS merupakan salah satu metode observasi sederhana

untuk analisis postur (Karhu et. al, 1997 dalam Karwowski, 2001).

Metode ini dapat digunakan untuk mengevaluasi berbagai macam postur

Page 88: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

65

kerja pada banyak tempat kerja. Metode OWAS dapat digunakan untuk

tujuan (Karwowski, 2001):

1) Evaluasi ergonomi terstandarisasi untuk beban postur (postural load).

2) Mengembangkan dan merencanakan desain tempat kerja, metode

kerja, peralatan dan mesin yang digunakan.

3) Digunakan oleh bagian kesehatan kerja dalam merencanakan

pekerjaan untuk pekerja yang mempunyai keterbatasan.

4) Penelitian ilmiah untuk digunakan pada bidang yang lain.

Prosedur OWAS dilakukan dengan melakukan observasi untuk

mengambil data postur, beban/tenaga, dan fase kerja untuk kemudian

dibuat kode berdasarkan data tersebut. Evaluasi penilaian didasarkan pada

skor dari tingkat bahaya postur kerja yang ada dan selanjutnya

dihubungkan dengan kategori tindakan yang harus diambil. Klasifikasi

postur kerja dari metode OWAS adalah pergerakan tubuh bagian belakang

(punggung), lengan, dan kaki. (Karwowski, 2001)

Dalam penelitian ini, metode yang dipilih dan dirasa tepat menurut

peneliti untuk menilai postur ibu saat menyusui dengan posisi duduk adalah

RULA. RULA dipilih karena saat menyusui ibu berada pada posisi yang

menetap selama 30-60 menit dalam sekali menyusui dan lebih banyak terjadi

pembebanan fisik pada leher, bahu, tangan, dan punggung.

Page 89: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

66

2. RULA (Rapid Upper Limb Assesment)

RULA merupakan metode penilaian yang mudah untuk menilai

tingkat beban pada otot karena pekerjaan. RULA digunakan untuk menilai

postur, tenaga, dan perpindahan yang berkaitan dengan pekerjaan yang

menetap.

Empat aplikasi utama RULA yaitu untuk (Marras dan Karwowski, 2006):

a) Mengukur risiko muskuloskeletal, biasanya menjadi bagian dari

investigasi ergonomi.

b) Membandingkan antara beban muskuloskeletal saat ini dan modifikasi

desain tempat kerja.

c) Mengevaluasi outcome seperti produktivitas atau ketepatan peralatan yang

digunakan dalam bekerja.

d) Memberikan pengetahuan kepada pekerja tentang risiko muskuloskeletal

karena perbedaan postur kerja.

Prosedur penggunaan RULA terdiri dari 3 tahap, yaitu:

a) Observasi dan memilih postur yang akan dianalisis.

b) Merekam dan memberikan skor pada postur menggunakan lembar

scoring, diagram bagian tubuh, dan tabel.

c) Mengkoreksi skor dengan tingkat aktivitas (action level).

Dalam mempermudah penilaian postur tubuh, maka dalam metode ini

tubuh dibagi atas 2 segmen grup yaitu grup A dan grup B.

Page 90: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

67

a) Penilaian Postur Tubuh Grup A

Postur tubuh grup A terdiri dari lengan atas (upper arm), lengan

bawah (lower arm), pergelangan tangan (wrist), dan putaran pergelangan

tangan (wrist twist).

1) Lengan Atas (Upper Arm)

Penilaian terhadap lengan atas (upper arm) adalah penilaian

yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan atas pada saat

melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh lengan atas

diukur menurut posisi batang tubuh. Adapun postur lengan atas (upper

arm) dapat dilihat pada gambar berikut:

Skor penilaian untuk postur tubuh bagian lengan atas dapat

dilihat pada tabel berikut:

Gambar 2.27

Postur Lengan Atas (Upper Arm)

Page 91: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

68

Tabel 2.3

Skor Penilaian Lengan Atas (Upper Arm)

Pergerakan Skor Skor Perubahan

20o (ke depan

maupun ke belakang

tubuh)

+1 +1 jika bahu naik

+1 jika lengan

berputar/bengkok

-1 jika terdapat

sanggahan pada lengan

atau dalam posisi

bersandar

>20o (ke belakang)

atau 20o-45

o

+2

45o-90

o +3

>90o

+4

2) Lengan Bawah (Lower Arm)

Penilaian terhadap lengan bawah (lower arm) adalah penilaian

yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan bawah pada saat

melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh lengan bawah

diukur menurut posisi batang tubuh. Adapun postur lengan bawah

(lower arm) dapat dilihat pada gambar berikut:

Skor penilaian untuk bagian lengan bawah (lower arm) dapat

dilihat pada tabel berikut:

Gambar 2.28

Postur Lengan Bawah (Lower Arm)

Page 92: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

69

Tabel 2.4

Skor Penilaian Lengan Bawah (Lower Arm)

Pergerakan Skor Skor Perubahan

60o-100

o +1 +1 jika lengan bawah

bekerja melewati

garis tengah

+1 jika lengan bawah

bekerja keluar dari

sisi tubuh.

0o-60

o atau >100

o +2

3) Pergelangan Tangan (Wrist)

Penilaian terhadap pergelangan tangan (wrist) adalah penilaian

yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk oleh pergelangan tangan

pada saat melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh

pergelangan tangan diukur menurut posisi lengan bawah. Adapun

postur pergelangan tangan (wrist) dapat dilihat pada gambar berikut:

Skor penilaian untuk bagian pergelangan tangan (wrist) dapat

dilihat pada tabel berikut:

Gambar 2.29

Postur Pergelangan Tangan (Wrist)

Page 93: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

70

Tabel 2.5

Skor Penilaian Pergelangan Tangan (Wrist)

Pergerakan Skor Skor Perubahan

Posisi netral +1

+1 jika pergelangan

tangan putaran

menjauhi sisi tengah

0o-15

o (ke atas

maupun ke bawah)

+2

>15o (ke atas

maupun ke bawah)

+3

4) Putaran Pergelangan Tangan (Wrist Twist)

Untuk putaran pergelangan tangan (wrist twist) postur netral

diberi skor:

1 = Posisi tengah dari putaran

2 = Pada atau dekat dari putaran

Nilai dari postur tubuh bagian lengan atas, lengan bawah,

pergelangan tangan, dan putaran pergelangan tangan dimasukkan ke

dalam tabel postur tubuh grup A (Tabel A) untuk memperoleh skor postur

tubuh grup A seperti yang terlihat pada tabel berikut:

Page 94: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

71

Tabel 2.6

Skor Postur Tubuh Grup A (Tabel A)

5) Penambahan Skor Aktivitas

Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup A,

kemudian hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor aktivitas.

Penambahan skor aktivitas tersebut berdasarkan kategori yang dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 95: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

72

Tabel 2.7

Skor Aktivitas

Aktivitas Skor Keterangan

Postur Statis +1 Satu atau lebih

bagian tubuh

statis/diam

Pengulangan +1 Tindakan dilakukan

berulang-ulang lebih

dari 4 kali per menit.

6) Penambahan Skor Beban

Setelah diperoleh hasil penambahan dengan skor aktivitas

untuk postur tubuh grup A, kemudian hasil skor tersebut ditambahkan

dengan skor beban. Penambahan skor beban tersebut berdasarkan

kategori yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.8

Skor Beban

Beban Skor Keterangan

<2 kg 0 -

2 kg-10 kg +1 Jika dilakukan

sesekali

2 kg-10 kg +2 Jika postur statis dan

dilakukan berulang-

ulang

>10 kg +3 -

b) Penilaian Postur Tubuh Grup B

Postur tubuh grup B terdiri dari leher (neck), batang tubuh (trunk),

dan kaki (legs).

Page 96: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

73

1) Leher (Neck)

Penilaian terhadap leher (neck) adalah penilaian yang

dilakukan terhadap posisi leher pada saat melakukan aktivitas kerja

apakah operator harus melakukan kegiatan ekstensi atau fleksi dengan

sudut tertentu. Adapun postur leher dapat dilihat pada gambar berikut:

Skor penilaian untuk leher (neck) dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2.9

Skor Bagian Leher (Neck)

Pergerakan Skor Skor Perubahan

0o-10

o +1 +1 jika leher berputar

+1 leher menekuk 10o-20

o +2

>20o

+3

Ekstensi +4

2) Batang Tubuh (Trunk)

Penilaian terhadap batang tubuh (trunk) merupakan penilaian

terhadap sudut yang dibentuk tulang belakang tubuh saat melakukan

aktivitas kerja dengan kemiringan yang sudah diklarifikasikan.

Gambar 2.30

Postur Leher (Neck)

Page 97: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

74

Adapun klasifikasi kemiringan batang tubuh saat melakukan aktivitas

kerja dapat dilihat pada gambar berikut:

Skor penilaian bagian batang tubuh (trunk) dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 2.10

Skor Bagian Batang Tubuh (Trunk)

Pergerakan Skor Skor Perubahan

Ketika duduk dan

ditopang dengan baik

(terdapat sandaran)

dengan sudut paha-

tubuh 90o atau lebih

+1 +1 jika batang tubuh

berputar

+1 jika batang tubuh

bungkuk atau miring

ke samping 0

o-20

o atau ketika

duduk tidak terdapat

sandaran

+2

20o-60

o +3

>60o +4

3) Kaki (Legs)

Penilaian terhadap kaki (legs) adalah penilaian yang dilakukan

terhadap posisi kaki pada saat melakukan aktivitas kerja apakah

operator bekerja dengan posisi normal/seimbang atau bertumpu pada

Gambar 2.31

Postur Batang Tubuh (Trunk)

Page 98: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

75

satu kaki lurus. Adapun penilaian bagian kaki (legs) dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 2.11

Skor Bagian Kaki (Legs)

Pergerakan Skor

Posisi normal (kaki tertopang ketika

duduk dengan bobot seimbang rata)

1

Tidak seimbang (kaki tidak tertopang

atau bobot tubuh tidak tersebar

merata)

2

Nilai dari skor postur tubuh bagian leher, batang tubuh, dan kaki

dimasukkan ke dalam tabel B berikut untuk memperoleh skor postur tubuh

grup B:

Tabel 2.12

Skor Postur Tubuh Grup B (Tabel B)

4) Penambahan Skor Aktivitas

Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup B,

kemudian hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor aktivitas.

Page 99: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

76

Penambahan skor aktivitas tersebut berdasarkan kategori yang dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.13

Skor Aktivitas

Aktivitas Skor Keterangan

Postur Statis +1 Satu atau lebih

bagian tubuh

statis/diam

Pengulangan +1 Tindakan dilakukan

berulang-ulang lebih

dari 4 kali per menit.

5) Penambahan Skor Beban

Setelah diperoleh hasil penambahan dengan skor aktivitas

untuk postur tubuh grup B, kemudian hasil skor tersebut ditambahkan

dengan skor beban. Penambahan skor beban tersebut berdasarkan

kategori yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.14

Skor Beban

Beban Skor Keterangan

<2 kg 0 -

2 kg-10 kg +1 Jika dilakukan

sesekali

2 kg-10 kg +2 Jika postur statis dan

dilakukan berulang-

ulang

>10 kg +3 -

Untuk memperoleh skor akhir (final score), skor yang diperoleh untuk

postur tubuh grup A (skor C) dan grup B (skor D) dikombinasikan ke tabel C

berikut:

Page 100: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

77

Tabel 2.15

Tabel C

Hasil skor dari tabel C di atas diklasifikasikan ke dalam beberapa

kategori level risiko sebagai berikut:

Tabel 2.16

Kategori Tingkat Risiko dan Tindakan yang Perlu Dilakukan dari

Hasil Analisis RULA

Kategori Tindakan Level Risiko Tindakan

1-2 Minimum Aman

3-4 Kecil Diperlukan beberapa

waktu ke depan

5-6 Sedang Tindakan dalam

waktu dekat

7 Tinggi Tindakan sekarang

juga

Secara lengkap dan lebih jelasnya langkah-langkah dalam analisis

postur dengan metode RULA dapat dilihat pada lampiran 3. Berikut ini

diperlihatkan bagan prosedur menggunakan metode RULA.

Page 101: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

78

E. Kenyamanan dan Ketidaknyamanan Posisi Duduk (Sitting Comfort and

Discomfort)

Posisi duduk mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberikan

kenyamanan pada seseorang. Namun, posisi duduk untuk waktu yang lama tetap

akan menjadi masalah (Delleman et. al, 2004). Grandjean (1973) dalam

Munawwarah (2004), menggambarkan duduk dengan postur alami

memungkinkan tenaga kerja menjaga postur tegak yang mengurangi beban kerja

otot statis yang diperlukan untuk mengunci sendi-sendi kaki, lutut, pinggang, dan

tulang belakang serta mengurangi penggunaan energi. Selanjutnya, dinyatakan

bahwa sirkulasi darah pada posisi duduk lebih baik daripada posisi berdiri. Phoon

Bagan 2.2

Prosedur Analisis Postur dengan Metode RULA

Page 102: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

79

(1988) dalam Munawwarah (2004) menyatakan bahwa waktu duduk diusahakan

berat badan tidak ditahan oleh kaki sehingga posisi tetap stabil selama bekerja.

Kenyamanan dan ketidaknyamanan posisi duduk merupakan suatu

persepsi subjektif dan pengalaman sensoris. Beberapa studi mengindikasikan

bahwa kenyamanan dan ketidaknyamanan posisi duduk dipengaruhi oleh banyak

variabel (Kleeman, 1981; Kamijo et. al, 1982 dalam De Looze et. al, 2003).

Sebuah studi yang dilakukan oleh Zhang et. al (1996) dalam De Looze et. al

(2003) menyimpulkan bahwa kenyamanan dan ketidaknyamanan terjadi

berdasarkan pada faktor-faktor independen yang mempengaruhinya. Perasaan

tidak nyaman berhubungan dengan rasa sakit, kelelahan, dan mati rasa.

Sedangkan perasaan nyaman berhubungan dengan perasaan relaks dan kondisi

tubuh yang baik.

De Looze et. al (2003) memodelkan teori kenyamanan dan

ketidaknyamanan posisi duduk menurut paparan/faktor eksternal (exposure),

internal state atau kondisi internal individu (dose), respon (response), dan

kapasitas (capacity) sebagai berikut:

Page 103: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

80

Kondisi internal individu dapat mempengaruhi terjadinya respon dalam

tubuh individu tersebut, baik respon mekanis, biomekanis, dan fisiologis. Efek

paparan eksternal terhadap kondisi dan respon internal individu tergantung pada

kapasitas fisik individu. Jika hal tersebut diaplikasikan pada posisi duduk, maka

dapat dikatakan bahwa paparan eksternalnya adalah berupa karakteristik fisik

tempat duduk seperti bentuk dan kelembutannya, lingkungan seperti tinggi meja,

dan pekerjaan seperti aktivitas kerja. Paparan eksternal ini akan menghasilkan

aktivasi otot, beban internal, tekanan intra-discal, gerakan saraf dan sirkulasi, dan

peningkatan suhu tubuh, dimana hal ini yang dimaksud dengan kondisi internal

(internal state). Selanjutnya, kondisi internal ini akan menimbulkan respon dalam

tubuh berupa respon kimiawi, fisiologis, dan biomekanik. Berdasarkan

Bagan 2.3

Pemodelan Teori Kenyamanan dan Ketidaknyamanan Duduk

(De Looze et. al, 2003)

Page 104: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

81

exterocepsis (stimulus dari sensor kulit), propriocepsis (stimulus dari sensor yang

ada pada otot spindel, tendon, dan persendian), interocepsis (stimulus dari sistem

organ dalam), dan nocicepsis (stimulus dari adanya rasa sakit), maka persepsi

tidak nyaman akan muncul.

Pada bagian sebelah kanan, yaitu fokus pada rasa nyaman merupakan

perasaan relaks dan well-being. Pada tingkat “context”, tidak hanya kondisi fisik

saja yang berkontribusi, tetapi juga ada faktor psikososial seperti kepuasan kerja

dan dukungan sosial. Pada tingkat “seat”, estetika disain tempat duduk sebagai

tambahan dari kondisi fisik tempat duduk juga dapat mempengaruhi perasaan

nyaman. Pada tingkat “human”, diasumsikan faktor yang terlibat adalah harapan

individu dan perasaan atau emosi yang lain dari individu itu sendiri. Faktor yang

dominan dari ketidaknyamanan dapat digambarkan dengan anak panah horizontal

dari bagian kiri (discomfort) ke bagian kanan (comfort). Dari model ini,

pengukuran secara objektif terhadap ketidaknyamanan (discomfort) diharapkan

akan lebih kuat dibandingkan dengan pengukuran terhadap kenyamanan

(comfort). (De Looze et. al, 2003)

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenyamanan Posisi Duduk

Banyak faktor yang mempengaruhi kenyamanan posisi duduk antara lain

yaitu karakteristik tempat duduk, karakteristik individu, karakteristik pekerjaan,

dan persepsi terhadap kenyamanan posisi duduk (Kumar, 1999; Pheasant, 2003;

Page 105: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

82

Ramadhani, 2003 dalam Rusdjijati dan Widodo, 2008; dan Puswiartika, 2008).

Selengkapnya akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Karakteristik Tempat Duduk

Tempat duduk dan meja sebagai permukaan kerja mempunyai

pengaruh yang penting terhadap kondisi fisik seseorang dan menjadi sarana

penunjang utama dalam bekerja. Tempat duduk harus dapat memberikan

kenyamanan bagi pemakainya sehingga dapat mengurangi kelelahan orang

yang duduk pada saat orang tersebut bekerja (Sutanto, dkk., 1999 dalam

Puswiartika, 2008)

Schuler dan Jackson (1999) dalam Puswiartika (2008) mengemukakan

bahwa tempat duduk yang tidak nyaman dapat menyebabkan cedera

punggung para pekerja. Menurut Bridger (1995) dalam studi yang dilakukan

di Eastman Kodak Company New York, ditemukan bahwa 35 persen dari

pekerja yang duduk terus menerus selama bekerja, mengunjungi bagian

kesehatan dengan keluhan sakit punggung selama periode 10 tahun.

Seseorang yang mengalami problem sakit punggung yang menetap ini tidak

dapat bertahan duduk selama lebih dari beberapa jam selama sehari bekerja.

Akibatnya pekerja tersebut tidak dapat bekerja dengan baik dan produktivitas

kerjanya menurun.

Apabila karyawan merasakan bahwa tempat duduknya nyaman, maka

kelelahan kerja baik kelelahan fisik (berupa sakit atau nyeri pada sistem

kerangka otot manusia) maupun kelelahan psikis (berupa rasa jemu atau bosan

Page 106: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

83

terhadap pekerjaan yang dilakukan) akan berkurang (Anoraga, 1998 dalam

Puswiartika, 2008). Apabila kelelahan kerja berkurang maka tidak akan

banyak terjadi kesalahan kerja dan penyakit akibat kerja. Kecepatan dan

ketepatan kerja karyawan pun akan meningkat sehingga kinerja dan keluaran

dalam proses produksi akan meningkat atau dengan kata lain produktivitas

kerja para karyawan akan meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan

kinerja perusahaan atau organisasi (Puswiartika, 2008).

Menurut Pheasant (2003), karakteristik tempat duduk yang

mempengaruhi kenyamanan pada saat bekerja dengan posisi duduk terdiri dari

dimensi kursi, sudut dudukan (seat angle), bentuk kursi, dan

bahan/pelapis/bantalan kursi. Dimensi kursi yang dapat diukur antara lain

tinggi dudukan, lebar alas duduk, kedalaman alas duduk, tinggi sandaran,

lebar sandaran, sudut sandaran, tinggi sandaran tangan, dan panjang sandaran

tangan.

Kesesuaian antara dimensi tempat duduk dengan penggunanya akan

menciptakan kenyamanan pengguna selama menggunakan tempat duduk

tersebut (Pheasant, 2003). Santoso (2004) dalam Mulyono (2010) juga

mengatakan bahwa kenyamanan menggunakan suatu alat sangat tergantung

dari kesesuaian ukuran alat dengan ukuran manusia. Apabila ukuran alat tidak

sesuai dengan manusia penggunanya dalam jangka waktu tertentu, alat

tersebut dapat mengakibatkan stres tubuh berupa ketidaknyamanan, lelah,

pusing, dan nyeri. Pheasant (2003) menambahkan bahwa tidak cukup hanya

Page 107: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

84

kesesuaian dimensi tempat duduk dengan penggunanya, posisi seseorang

dalam duduk juga menentukan kenyamanan selama duduk. Hal ini berkaitan

dengan proses fisiologis dan biomekanik dalam tubuh akibat posisi duduk

tersebut. Kenyamanan akan meningkat jika didukung oleh adanya seperti

gundukan bantal, atau hal lain yang mendukung untuk dilakukannya

perubahan postur/posisi selama duduk.

2. Karakteristik Individu

Menurut Pheasant (2003), karakteristik individu yang mempengaruhi

kenyamanan seseorang ketika bekerja dengan posisi duduk antara lain

dimensi tubuh, kondisi tubuh seperti nyeri atau adanya sakit pada tubuh,

sirkulasi atau peredaran darah, dan kondisi pikiran atau tingkat stres. Dimensi

tubuh yang diukur untuk posisi duduk antara lain tinggi duduk tegak (sitting

height), tinggi bahu duduk (sitting shoulder height), tinggi siku duduk (sitting

elbow height), jarak pantat-popliteal (buttock-popliteal length), tinggi

popliteal (popliteal height), lebar bahu (shoulder breadth: bideltoid dan

biacromial), lebar pinggul (hip breadth), dan jarak siku ke ujung jari (elbow-

fingertip length).

Dimensi tubuh manusia memiliki variasi dan berbeda-beda pada setiap

orang. Variasi ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (Wignjosoebroto,

2000 dan Wicken et. al, 2004)

Page 108: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

85

a. Usia

Usia merupakan faktor yang dapat menunjukkan secara jelas

mengenai terdapatnya variasi dimensi ukuran tubuh manusia. Hal ini

terlihat jelas adanya perbedaan ukuran dimensi tubuh antara balita dengan

orang dewasa.

b. Gender

Secara umum, ukuran dimensi tubuh pria lebih besar dibandingkan

dengan ukuran dimensi tubuh wanita. Namun, pada beberapa bagian

tubuh seperti pinggul, hal tersebut tidak berlaku.

c. Suku bangsa/ras

Seperti diketahui bahwa setiap suku bangsa/ras memiliki

karakteristik yang khas terkait dengan ukuran dimensi tubuh mereka.

d. Postur tubuh

Faktor postur tubuh ini biasanya dipengaruhi oleh kebiasaan sikap

seseorang yang pada akhirnya dapat mempengaruhi ukuran dimensi tubuh

seseorang.

e. Jenis pekerjaan

Jenis pekerjaan khususnya pekerjaan-pekerjaan yang bersifat fisik

dapat melatih otot pada bagian-bagian tubuh tertentu. Hal tersebut

kemudian menyebabkan ukuran yang berbeda pada bagian tubuh tertentu

tersebut dengan ukuran tubuh manusia pada umumnya.

Page 109: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

86

f. Nutrisi

Sebagaimana diketahui bahwa asupan nutrisi yang baik akan

mendukung pertumbuhan tubuh manusia dan sebaliknya. Oleh karena itu,

nutrisi memiliki pengaruh terhadap ukuran dimensi tubuh seseorang.

Selain dimensi tubuh dan faktor-faktor lain yang disebutkan di atas

menurut Pheasant (2003), suatu hasil penelitian yang dilakukan oleh Tan et. al

(2010) pada sopir truk di Belanda menunjukkan bahwa umur, tinggi badan,

dan Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index) mempunyai hubungan yang

signifikan dengan kenyamanan saat mengemudikan truk. Hasil penelitiannya

menyebutkan bahwa sopir truk yang umurnya lebih tua lebih sering

merasakan ketidaknyamanan pada bahu kanan dibandingkan dengan sopir

truk yang lebih muda. Sopir truk yang memiliki tinggi badan lebih, jarang

merasakan ketidaknyamanan pada kepala dan leher dibandingkan dengan

sopir truk yang lebih pendek. Begitu juga dengan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Sopir truk yang memiliki IMT lebih tinggi, lebih sering merasakan

ketidaknyamanan pada betis kanan setelah satu jam bekerja.

3. Karakteristik Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan yang mempengaruhi kenyamanan seseorang

ketika bekerja dengan posisi duduk menurut Pheasant (2003) terdiri dari

durasi, beban visual, beban fisik, beban mental dan sosial. Sedangkan Kumar

(1999), selain faktor-faktor tersebut, kondisi lingkungan, waktu istirahat dan

Page 110: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

87

aktivitas pada waktu istirahat juga ikut mempengaruhi kenyamanan seseorang

ketika bekerja dengan posisi duduk.

Delleman et. al (2004), mengatakan bahwa parameter penting

menyangkut karakterisktik pekerjaan itu sendiri ditentukan oleh durasi rata-

rata komponen pekerjaan atau tugas tertentu. Durasi menunjukkan pada

jumlah waktu seseorang secara terus-menerus terpapar oleh faktor risiko.

Pekerjaan yang membutuhkan otot yang sama atau pergerakan untuk durasi

yang panjang meningkatkan kemungkinan kelelahan lokal dan umum (Cohen

et. al, 1997 dalam Rahmawati, 2010). Mansfield (2007) juga menyebutkan

bahwa duduk dengan postur yang sama (tetap/statis) untuk waktu yang lama

dapat menyebabkan terjadinya ketidaknyamanan. Risiko tinggi juga telah

ditemukan pada saat duduk untuk waktu yang lama, terutama di kendaraan

(Kelsey, 1975 dan Mangora, 1972 dalam Kumar, 1999).

Menurut Kumar (1999), beban visual terdiri dari jarak dan arah

pandang, ukuran objek yang dilihat, warna, tekstur, dan waktu. Sedangkan

beban fisik terdiri dari ukuran objek kerja (massa, bentuk, dan posisi),

penggunaan tenaga, postur, perpindahan atau pergerakan (tidak statis), dan

waktu. Beban mental dan sosial terdiri dari pembuatan keputusan, konsentrasi,

tekanan waktu, komunikasi dan interaksi sosial. Waktu istirahat dan aktivitas

pada waktu istirahat terdiri dari stabilitas selama istirahat, kemampuan untuk

relaks, bergerak bebas, dan mengubah postur. Sedangkan kondisi lingkungan

Page 111: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

88

terdiri dari pencahayaan (tingkat pencahayaan, kontras, silau, dan sumber

cahaya), kebisingan, suhu, iklim, bahan kimia, dan getaran.

Ramadhani (2003) dalam Rusdjijati dan Widodo (2008)

menambahkan bahwa dari faktor lingkungan, selain faktor-faktor tersebut di

atas, juga ada faktor kimia dan biologi. Faktor kimia selain bahan kimia,

keberadaan gas, uap, dan debu juga mempengaruhi kenyamanan seseorang

dalam bekerja. Faktor biologi antara lain seperti bakteri, jamur, virus, dan

cacing penyebab penyakit. Rusdjijati dan Widodo (2008) mengatakan bahwa

faktor-faktor lingkungan tersebut akan menciptakan kondisi yang nyaman

apabila tidak melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang telah ditetapkan atau

tidak melebihi toleransi manusia untuk menghadapinya.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1077/MENKES/PER/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam

Ruang Rumah, kadar yang disyaratkan untuk suhu di dalam rumah adalah

antara 18-30oC dan pencahayaan minimal 60 Lux. Sedangkan menurut

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang

Baku Tingkat Kebisingan, tingkat kebisingan yang diperbolehkan untuk

kawasan perumahan dan pemukiman adalah tidak lebih dari 55 dB.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kebisingan di suatu

tempat, yaitu (Mashuri, 2007 dalam Anggraini et. al, 2012):

Page 112: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

89

a. Jarak

Gelombang bunyi memerlukan waktu untuk merambat. Di

permukaan bumi, gelombang bunyi merambat melalui udara. Dalam

perjalanannya, gelombang bunyi akan mengalami penurunan intensitas

karena gesekan dengan udara.

b. Serapan udara

Gelombang suara akan mengalami gesekan dengan udara. Udara

yang bersuhu rendah akan lebih menyerap suara daripada udara bersuhu

tinggi, karena suhu rendah membuat udara menjadi lebih rapat sehingga

gesekan terhadap gelombang bunyi akan lebih besar.

c. Angin

Arah angin akan mempengaruhi besarnya frekuensi bunyi yang

diterima oleh pendengar. Arah angin yang menuju pendengar akan

mengakibatkan suara terdengar lebih keras, begitu juga sebaliknya.

d. Permukaan bumi

Permukaan bumi yang berupa tanah dan rumput, merupakan barrier

yang sangat alami. Suara yang datang akan terserap langsung. Sebaliknya,

permukaan yang tertutup aspal jalan atau konblok akan langsung

memantulkan bunyi.

4. Persepsi terhadap Kenyamanan Posisi Duduk

Setiap individu dalam kehidupannya sehari-hari akan menerima

stimulus atau rangsang berupa informasi, objek, peristiwa, dan lain-lain yang

Page 113: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

90

berasal dari lingkungan. Stimulus yang berkaitan dengan dirinya akan diberi

makna oleh individu yang bersangkutan. Proses pemahaman atau pemberian

makna terhadap stimulus itu dinamakan proses persepsi.

Menurut Robbins (1999) dalam Suprani (2010), persepsi adalah suatu

proses dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan

indera mereka untuk memberikan makna terhadap lingkungan. Sedangkan

menurut Sarwono (1983) dalam Suprani (2010), persepsi dinyatakan sebagai

kemampuan seseorang untuk mengorganisir suatu pengamatan. Kemampuan

tersebut antara lain kemampuan untuk membedakan, mengelompokkan, dan

memfokuskan. Setiap orang bisa saja mempunyai persepsi yang berbeda

meskipun objeknya sama. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya

perbedaan dalam sistem nilai dan ciri kepribadian dari individu yang

bersangkutan.

Dari beberapa pengertian persepsi di atas, persepsi terhadap

kenyamanan posisi duduk dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam

menafsirkan kondisi tempat duduk yang berimplikasi pada rasa nyaman yang

dirasakannya selama menggunakan tempat duduk tersebut. Kantowitz dan

Sorkin (1996) dalam Puswiartika (2008) menjelaskan bahwa persepsi individu

terhadap tempat duduk mempengaruhi kenyamanan duduk seseorang dalam

bekerja. Setiap individu memiliki pandangan yang berlainan terhadap tempat

duduk, karena adanya perbedaan individu masing-masing dalam menerima,

menyeleksi dan mengorganisasi serta menginterpretasikan tempat duduk.

Page 114: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

91

Perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan kelima indera. Tempat duduk

menurut seseorang mungkin keras, tetapi untuk orang lain tidak begitu keras.

G. Kerangka Teori

Mekanisme kenyamanan oleh faktor-faktor yang telah diuraikan di atas

belum ditemukan secara jelas oleh peneliti, begitu pula pada penelitian

sebelumnya. Oleh karena itu, belum dapat dilihat hubungan secara jelas masing-

masing faktor di atas dengan kenyamanan atau ketidaknyamanan posisi duduk

seseorang. Sehingga kerangka teori pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kenyamanan Posisi

Duduk

Karakteristik Tempat Duduk:

1. Dimensi Kursi/Tempat Duduk

2. Sudut Dudukan

3. Bentuk Kursi/Tempat Duduk

4. Bahan Pelapis atau Bantalan

Kursi/Tempat Duduk

Karakteristik Individu:

1. Dimensi Tubuh (Termasuk Tinggi

Badan)

2. Kondisi Tubuh

3. Sirkulasi atau Peredaran Darah

4. Kondisi Pikiran atau Tingkat Stres

5. Usia

6. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Karakteristik Pekerjaan:

1. Durasi

2. Beban Visual

3. Beban Fisik

a. Ukuran Objek (Massa, Bentuk, dan

Posisi)

b. Penggunaan Tenaga

c. Postur

d. Pergerakan

4. Beban Mental dan Sosial

5. Kondisi Lingkungan

6. Waktu Istirahat

7. Aktivitas pada Waktu Istirahat

Persepsi terhadap Kenyamanan Posisi

Duduk

Bagan 2.4

Kerangka Teori (Kumar, 1999; Pheasant, 2003; Ramadhani, 2003 dalam

Rusdjijati dan Widodo, 2008; dan Puswiartika, 2008)

Page 115: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

92

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini akan dilihat gambaran kenyamanan posisi duduk ibu

saat menyusui dengan memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya

antara lain karakteristik tempat duduk, karakteristik individu, dan karakteristik

pekerjaan atau aktivitas menyusui yang dilakukan. Karakteristik tempat duduk

yang akan diukur yaitu dimensi kursi, sudut dudukan, bentuk dan pelapis atau

bantalan kursi atau tempat duduk yang digunakan ibu saat menyusui.

Karakteristik individu yang akan diukur yaitu dimensi tubuh, usia, dan Indeks

Massa Tubuh (IMT) ibu. Sedangkan karakteristik pekerjaan yang akan diukur

yaitu durasi menyusui, ukuran objek, postur ibu saat menyusui dengan posisi

duduk, kondisi lingkungan tempat menyusui ibu, dan aktivitas ibu pada waktu

istirahat (sedang tidak menyusui).

Pada penelitian ini, pengukuran dimensi kursi hanya dilakukan pada ibu

yang menyusui dengan duduk menggunakan kursi. Selanjutnya, hasil ukurnya

akan dianalisis kesesuaiannya dengan dimensi tubuh ibu pengguna kursi tersebut.

Faktor kondisi tubuh dan sirkulasi atau peredaran darah tidak diukur

karena keterbatasan peneliti. Sedangkan kondisi pikiran atau tingkat stres tidak

diukur karena penelitian ini hanya ingin melihat gambaran kenyamanan ibu saat

menyusui dengan posisi duduk, bagaimana kenyamanan ibu betul-betul pada saat

Page 116: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

93

dia berada pada posisi duduk tersebut, sehingga faktor yang diukur oleh peneliti

hanya faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, dimana menurut peneliti dapat

menentukan atau mempengaruhi posisi duduk ibu yang pada akhirnya

mempengaruhi kenyamanan ibu selama menyusui dengan posisi duduk.

Begitupun dengan faktor beban mental dan sosial. Selain itu, tujuan akhir dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui posisi yang nyaman dan ergonomis untuk

ibu menyusui.

Kondisi lingkungan yang diukur dalam penelitian ini hanya kondisi

lingkungan fisik saja yang meliputi kebisingan, suhu, dan pencahayaan. Kondisi

lingkungan kimia dan biologi tidak diukur karena mempertimbangkan

keterbatasan peneliti, dimana untuk mengukur kondisi lingkungan kimia dan

biologi memerlukan analisis laboratorium lebih lanjut, seperti kadar debu, jumlah

mikroorganisme, dan sebagainya.

Faktor beban visual tidak diukur karena aktivitas menyusui tidak berkaitan

dengan beban visual. Penggunaan tenaga tidak diukur karena keterbatasan

peneliti. Faktor pergerakan tidak diukur karena aktivitas menyusui merupakan

aktivitas yang statis. Pergerakan yang mungkin terjadi adalah perubahan posisi

duduk ibu. Hal ini akan diukur oleh peneliti sebagai salah satu metode untuk

mengetahui kenyamanan posisi duduk ibu saat menyusui.

Faktor waktu istirahat tidak diukur karena berdasarkan hasil studi

pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, jeda atau selang aktivitas

menyusui tidak jauh berbeda sekitar 2-3 jam, artinya ibu menyusui bayi rata-rata

Page 117: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

94

2-3 jam sekali. Waktu istirahat di sini diartikan sebagai waktu dimana ibu sedang

tidak melakukan aktivitas menyusui. Sedangkan faktor persepsi terhadap

kenyamanan posisi duduk tidak diukur karena keterbatasan peneliti.

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 3.1

Kerangka Konsep

Kenyamanan Posisi

Duduk Ibu saat

Menyusui

Karakteristik Tempat Duduk:

1. Dimensi Kursi

2. Sudut Dudukan

3. Bentuk Kursi/Tempat Duduk

4. Bahan Pelapis atau Bantalan

Kursi/Tempat Duduk

Karakteristik Individu:

1. Dimensi Tubuh

2. Usia

3. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Karakteristik Pekerjaan:

1. Durasi

2. Ukuran Objek (Berat Badan

Bayi)

3. Postur

4. Kondisi Lingkungan

5. Aktivitas pada Waktu Istirahat

Page 118: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

95

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Kenyamanan posisi

duduk

Kondisi perasaan ibu dimana

ibu merasa nyaman, terbebas

dari rasa tidak nyaman atau

tidak adanya sensasi dari tubuh

ibu yang tidak menyenangkan

saat ibu berada pada posisi

duduk saat menyusui.

Semakin sedikit seseorang

mengubah posisi duduknya,

maka hal tersebut menunjukkan

bahwa semakin ia merasa

nyaman. (Branton, 1969 dalam

Karwowski dan Marras, 2003)

Subjektif:

Wawancara

mendalam

Objektif:

Observasi

perubahan posisi

duduk dan

kuesioner

Subjektif:

Pedoman

wawancara,

Objektif:

Lembar

observasi dan

kuesioner Body

Part Discomfort

Scale

Subjektif:

1. Deskripsi kenyamanan

yang dirasakan ibu

saat menyusui dengan

posisi duduk.

Objektif:

2. Perubahan sikap

duduk ibu selama

menyusui

3. Ketidaknyamanan

pada beberapa bagian

tubuh yang tergambar

pada Body Part

Discomfort Scale:

0. Tidak 1. Iya

Ratio

Ordinal

Page 119: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

96

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Dengan frekuensi:

1. Kadang-kadang

2. Sering

3. Selalu

Dengan intensitas:

1. Tidak nyaman

2. Sakit

3. Sangat sakit

Ordinal

Ordinal

Dimensi Kursi:

1. Tinggi dudukan

2. Lebar alas

duduk

Tinggi alas duduk yang diukur

dari lantai hingga rangka alas

duduk.

Panjang alas duduk yang diukur

pada bagian terlebar alas duduk

dari sisi paling kanan alas duduk

hinggi sisi paling kiri alas

duduk.

Pengukuran

langsung

Pengukuran

langsung

Meteran gulung

Meteran gulung

1. Sesuai dengan tinggi

popliteal pengguna

2. Tidak sesuai dengan

tinggi popliteal

pengguna

1. Sesuai dengan lebar

pinggul pengguna

2. Tidak sesuai dengan

lebar pinggul

pengguna

Ordinal

Ordinal

Page 120: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

97

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

3. Kedalaman alas

duduk

4. Tinggi sandaran

punggung

5. Lebar sandaran

punggung

Panjang alas duduk yang diukur

dari bagian paling tepi sebelah

depan kursi hingga bagian

paling tepi sebelah belakang

kursi.

Tinggi sandaran untuk

punggung yang diukur dari alas

duduk.

Lebar sandaran untuk punggung

yang diukur dari sisi terlebar

dimulai dari tepi paling kanan

ke tepi paling kiri.

Pengukuran

langsung

Pengukuran

langsung

Pengukuran

langsung

Meteran gulung

Meteran gulung

Meteran gulung

1. Sesuai dengan jarak

pantat-popliteal

pengguna

2. Tidak sesuai dengan

jarak pantat-popliteal

pengguna

1. Sesuai dengan tinggi

duduk tegak atau

tinggi bahu duduk

pengguna

2. Tidak sesuai dengan

tinggi duduk tegak

atau tinggi bahu

duduk pengguna

1. Sesuai dengan lebar

bahu bideltoid atau

biacromial pengguna

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Page 121: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

98

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

6. Sudut Sandaran

7. Tinggi sandaran

tangan

8. Panjang

sandaran tangan

Sudut yang dibentuk oleh

sandaran punggung dengan alas

duduk.

Tinggi sandaran untuk tangan

yang diukur dari alas duduk

hingga sisi yang paling atas

sandaran tangan.

Panjang sandaran untuk tangan

yang diukur dari sisi yang

berbatasan langsung dengan

sandaran punggung.

Pengukuran

langsung

Pengukuran

langsung

Pengukuran

langsung

Busur derajat

Meteran gulung

Meteran gulung

2. Tidak sesuai dengan

lebar bahu bideltoid

atau biacromial

pengguna

Sudut dalam derajat

1. Sesuai dengan tinggi

siku duduk pengguna

2. Tidak sesuai dengan

tinggi siku duduk

pengguna

1. Sesuai dengan jarak

siku ke ujung jari

pengguna

2. Tidak sesuai dengan

jarak siku ke ujung

jari pengguna

Ratio

Ordinal

Ordinal

Page 122: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

99

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Sudut Dudukan Sudut yang dibentuk antara

bidang datar horizontal (sejajar

dengan lantai) dengan alas duduk.

Pengukuran

langsung

Penggaris dan

busur derajat

Sudut dalam derajat Ratio

Bentuk

Kursi/Tempat

Duduk

Model tempat duduk yang biasa

digunakan ibu saat menyusui.

Observasi Lembar

observasi dan

kamera digital

Gambaran tempat duduk

yang biasa digunakan ibu

saat menyusui

Nominal

Bahan

Pelapis/Bantalan

Kursi atau Tempat

Duduk

Bahan tempat duduk atau

bantalan yang melapisi serta

peralatan bantu seperti bantalan

yang menunjang posisi duduk

ibu di tempat duduk yang biasa

digunakan ibu saat menyusui.

Observasi Lembar

observasi dan

kamera digital

Gambaran bahan

pelapis/bantalan tempat

duduk dan bantalan yang

menunjang posisi duduk

ibu di tempat duduk yang

biasa digunakan ibu saat

menyusui

Nominal

Dimensi Tubuh

1. Tinggi duduk

tegak

Jarak vertikal alas duduk sampai

ujung atas kepala. Subjek duduk

tegak dengan mata memandang

lurus ke depan dan membentuk

sudut siku-siku.

Pengukuran

langsung

Sit Body

Measurement

Ukuran tinggi duduk

tegak dalam cm

Ratio

Page 123: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

100

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

2. Tinggi bahu

duduk

3. Tinggi siku

duduk

4. Jarak pantat-

popliteal

5. Tinggi popliteal

Jarak vertikal dari permukaan

alas duduk sampai ujung tulang

bahu yang menonjol pada saat

subjek duduk tegak.

Jarak vertikal dari permukaan

alas duduk sampai ujung bawah

siku kanan. Subjek duduk tegak

dengan lengan atas vertikal di

sisi badan dan lengan bawah

membentuk sudut siku-siku

dengan lengan atas.

Jarak horizontal dari bagian

terluar pantat sampai lekukan

lutut sebelah dalam. Paha dan

kaki bagian bawah membentuk

sudut siku-siku.

Jarak vertikal dari lantai sampai

bagian bawah paha.

Pengukuran

langsung

Pengukuran

langsung

Pengukuran

langsung

Pengukuran

langsung

Sit Body

Measurement

Meteran gulung

Sit Body

Measurement

Sit Body

Measurement

Ukuran tinggi bahu duduk

dalam cm

Ukuran tinggi siku duduk

dalam cm

Ukuran jarak pantat-

popliteal dalam cm

Ukuran tinggi popliteal

dalam cm

Ratio

Ratio

Ratio

Ratio

Page 124: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

101

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

6. Lebar bahu

(bideltoid)

7. Lebar bahu

(biacromial)

8. Lebar pinggul

9. Jarak dari siku

ke ujung jari

Jarak horizontal antara kedua

lengan atas. Subjek duduk tegak

dengan lengan atas merapat ke

badan dan lengan bawah

direntangkan ke depan.

Jarak horizontal antara kedua

bahu. Subjek duduk tegak

dengan lengan atas merapat ke

badan dan lengan bawah

direntangkan ke depan.

Jarak horizontal dari bagian

terluar pinggul sisi kanan hingga

sisi kiri.

Jarak horizontal dari siku ke

ujung jari tengah pada saat

lengan bawah ditekuk 90o

terhadap lengan atas.

Pengukuran

langsung

Pengukuran

langsung

Pengukuran

langsung

Pengukuran

langsung

Meteran gulung

Meteran gulung

Meteran gulung

Meteran gulung

Ukuran lebar bahu

(bideltoid) dalam cm

Ukuran lebar bahu

(biacromial) dalam cm

Ukuran lebar pinggul

dalam cm

Ukuran jarak dari siku ke

ujung jari dalam cm

Ratio

Ratio

Ratio

Ratio

Page 125: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

102

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Usia Lama masa hidup ibu terhitung

sejak dilahirkan hingga saat

pengumpulan data penelitian ini

dilaksanakan.

Kuesioner Kuesioner Usia dalam tahun Ratio

Indeks Massa

Tubuh (IMT)

Ukuran status gizi ibu

berdasarkan tinggi badan dan

berat badan.

Perhitungan BB

(kg)/TB2 (m)

Alat pengukur

tinggi badan

(microtoise),

timbangan

digital, dan

kalkulator

1. Kurus: < 17,0 atau

17,0-18,5

2. Normal: 18,5-25,0

3. Gemuk: 25,0-27,0 atau

> 27,0

(Depkes, 1994 dalam

Almatsier, 2004)

Ordinal

Durasi Lama waktu yang biasa

dibutuhkan ibu untuk menyusui

bayinya dengan posisi duduk.

Kuesioner Kuesioner Durasi menyusui dalam

menit

Ratio

Ukuran Objek Berat badan bayi pada saat

dilakukan pengumpulan data

penelitian ini.

Pengukuran

langsung

Timbangan berat

badan digital

untuk bayi (Baby

Scale)

Berat badan dalam

kilogram (kg)

Ratio

Page 126: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

103

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Postur Kondisi relatif tubuh ibu pada

ruang/tempat tertentu.

(Pheasant, 2003)

Analisis Postur

Tubuh dengan

metode Rapid

Upper Limb

Assesment

(RULA)

Kamera video,

penggaris, busur

derajat, timbangan

berat badan bayi

untuk mengukur

beban objek

Skor RULA dengan

klasifikasi menurut level

risiko:

1. Minimum: Skor 1-2

2. Kecil: Skor 3-4

3. Sedang: Skor 5-6

4. Tinggi: Skor 7

Ordinal

Kondisi

Lingkungan:

1. Kebisingan

2. Suhu

Bunyi yang tidak diinginkan

dari usaha atau kegiatan dalam

tingkat dan waktu tertentu yang

dapat menimbulkan gangguan

kesehatan manusia dan

kenyamanan lingkungan.

(KEPMENLH No. 48 Tahun 1996)

Ukuran panas atau dinginnya

suatu benda atau lingkungan.

Pengukuran

langsung

Pengukuran

langsung

Sound Level Meter

Thermohygrometer

1. < 55 dB

2. > 55dB

Suhu dalam oC

Ordinal

Ratio

Page 127: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

104

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

3. Pencahayaan Jumlah penyinaran pada suatu

bidang kerja yang diperlukan

untuk melaksanakan kegiatan

secara efektif. (Kep-Menkes RI

No. 1405/MENKES/SK/XI/2002)

Pengukuran

langsung

Lux Meter 1. > 60 lux

2. < 60 lux

(Per-Menkes RI No.

1077/MENKES/PER/V/2011)

Ordinal

Aktivitas pada

Waktu Istirahat

Kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan ibu saat tidak sedang

menyusui.

Kuesioner Kuesioner Gambaran aktivitas ibu saat

sedang tidak menyusui

Nominal

Page 128: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

105

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif.

Dalam penelitian ini akan dilihat gambaran kenyamanan posisi duduk ibu saat

menyusui berdasarkan faktor karakteristik tempat duduk, individu, dan aktivitas

menyusui yang diukur.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012-Mei 2013 di Kelurahan

Pisangan Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menyusui di

Kelurahan Pisangan Ciputat Timur yang menggunakan posisi duduk saat

menyusui. Data ibu yang menyusui di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur tersebut

diperoleh melalui posyandu yang berada di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur.

Sedangkan sampel dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut:

Page 129: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

106

Keterangan:

n : Besar sampel

Z1-α/2 : Harga kurva normal sesuai α (dalam penelitian ini digunakan α = 0,05

sehingga nilai Z1-α/2 = 1,96)

p : Proporsi kejadian (karena tidak ditemukan pada literatur atau penelitian

lain, maka dalam penelitian ini digunakan nilai p berdasarkan hasil studi

pendahuluan yang sudah dilakukan oleh peneliti di Kelurahan Pisangan

yaitu sebesar 0,75)

q : 1-p

d : Beda antara proporsi di sampel dengan di populasi (presisi). Dalam

penelitian ini ditetapkan sebesar 10% = 0,1.

Dengan menggunakan rumus perhitungan sampel di atas, maka besar

sampel dalam penelitian ini dapat ditentukan sebagai berikut:

Jadi, besar sampel minimal dalam penelitian ini adalah sebanyak 73 ibu

yang menyusui yang menggunakan posisi duduk saat menyusui. Kriteria utama

sampel adalah ibu yang menyusui dan menggunakan posisi duduk saat menyusui

Page 130: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

107

serta ibu bukan ibu yang bekerja, artinya ibu hanya sebagai ibu rumah tangga.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan simple

random sampling, dimana dari sampling frame yang diperoleh dari data sekunder,

kemudian diambil secara acak ibu menyusui yang akan menjadi sampel dalam

penelitian ini.

D. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data sekunder dan

data primer. Data sekunder berupa data ibu yang menyusui di Kelurahan Pisangan

Ciputat Timur hingga Januari 2013 dikumpulkan melalui seluruh posyandu yang

berada di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur.

Data primer berupa data dimensi kursi, sudut dudukan, bentuk dan bahan

pelapis atau bantalan kursi atau tempat duduk, dimensi tubuh, usia, IMT, durasi,

postur, kondisi lingkungan, aktivitas pada waktu istirahat, dan kenyamanan ibu

saat menyusui dengan posisi duduk. Data dimensi kursi, sudut dudukan, dimensi

tubuh, dan ukuran objek dikumpulkan melalui pengukuran langsung, sedangkan

bentuk dan bahan pelapis atau bantalan tempat duduk dikumpulkan melalui

observasi langsung pada tempat duduk yang biasa digunakan ibu saat menyusui.

Data IMT dikumpulkan berdasarkan hasil perhitungan berat badan dibagi tinggi

badan kuadrat dalam meter (BB dalam kg/TB2 dalam meter). Data berat badan

dan tinggi badan diperoleh melalui pengukuran langsung.

Page 131: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

108

Data postur dikumpulkan melalui observasi dengan pengambilan gambar

berupa video kegiatan ibu saat menyusui dengan posisi duduk untuk melihat

posisi tubuh ibu yang kemudian dianalisis dengan metode RULA. Data usia,

durasi, aktivitas pada waktu istirahat dikumpulkan dengan kuesioner. Untuk

kenyamanan ibu saat menyusui dengan posisi duduk, metode pengumpulan data

yang digunakan adalah melalui kuesioner dan wawancara mendalam. Selain itu,

juga dilakukan obervasi perubahan posisi atau sikap duduk ibu selama aktivitas

menyusui dengan posisi duduk berlangsung.

Pada pengumpulan data kenyamanan posisi duduk ibu saat menyusui,

wawancara mendalam dilakukan karena kenyamanan adalah suatu kondisi

perasaan subjektif dan sangat tergantung pada orang yang mengalami situasi

tersebut. Kita tidak dapat mengetahui tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh

orang lain secara langsung atau dengan observasi, kita harus menanyakan pada

orang tersebut untuk memberitahukan kepada kita seberapa nyaman diri mereka

(Sanders dan McCormick, 1993 dalam Ardiana, 2007) atau mengukur

kenyamanan/ketidaknyamanan secara subjektif (Richards, 1980 dalam De Looze,

2003). Oleh karena itu, metode wawancara mendalam digunakan dalam penelitian

ini untuk memperoleh informasi mendalam mengenai kenyamanan yang

dirasakan ibu saat menyusui dengan posisi duduk. Observasi dilakukan untuk

mengetahui perubahan posisi/sikap duduk ibu selama menyusui berlangsung

sebagai salah satu metode untuk mengukur ketidaknyamanan secara objektif

(Karwowski dan Marras, 2003). Sedangkan kuesioner digunakan untuk

Page 132: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

109

mengetahui keluhan ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh ibu saat

menyusui dengan posisi duduk melalui suatu body map area.

Pengumpulan data primer dilakukan sesaat setelah ibu selesai menyusui.

Pengumpulan data dilakukan sebanyak dua kali untuk melihat kekonsistenan data,

terutama informasi kenyamanan posisi duduk ibu saat menyusui dan aktivitas ibu

saat sedang tidak menyusui dan juga untuk mengetahui aktivitas ibu yang lain

saat tidak sedang menyusui yang berbeda-beda setiap waktunya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner,

pedoman wawancara, lembar observasi, kamera digital, RULA, sit body

measurement, meteran gulung, busur derajat, alat pengukur tinggi badan

(microtoise), timbangan berat badan digital untuk bayi dan dewasa, sound level

meter, termometer, lux meter, penggaris, dan kalkulator. Kuesioner digunakan

untuk mengumpulkan data usia, durasi menyusui, aktivitas ibu pada waktu

istirahat, dan kenyamanan posisi duduk ibu saat menyusui. Pedoman wawancara

digunakan untuk mengumpulkan data kenyamanan posisi duduk ibu saat

menyusui.

Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui kenyamanan posisi duduk

ibu saat menyusui adalah Body Part Discomfort Scale. Body Part Discomfort

Scale merupakan suatu alat penilaian gejala secara subjektif, yang digunakan

untuk mengevaluasi pengalaman ketidaknyamanan responden secara langsung

Page 133: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

110

pada bagian tubuh yang berbeda (Corlett dan Bishop, 1976). Pada Body Part

Discomfor Scale, tubuh dibagi menjadi 12 bagian, yaitu leher, bahu (kanan dan

kiri), punggung bagian atas, punggung bagian bawah (kanan dan kiri), siku-siku

(kanan dan kiri), lengan bawah (kanan dan kiri), pergelangan tangan (kanan dan

kiri), pinggul (kanan dan kiri), paha (kanan dan kiri), lutut (kanan dan kiri), betis

(kanan dan kiri), dan tumit (kanan dan kiri). Selain responden akan memberikan

tanda pada bagian tubuh yang mengalami ketidaknyamanan, juga ditanyakan

frekuensi (seberapa sering) dan intensitas (seberapa parah) responden mengalami

ketidaknyamanan pada bagian tubuh yang ditandai tersebut. Frekuensinya terdiri

dari: 1) Kadang-kadang, 2) Sering, 3) Selalu. Sedangkan Intensitasnya terdiri dari:

1) Tidak nyaman, 2) Sakit, 3) Sangat sakit.

Lembar observasi digunakan untuk mengobservasi karakteristik tempat

duduk yang biasa digunakan ibu saat menyusui yang meliputi bentuk tempat

duduk dan bantalan tempat duduk atau yang digunakan ibu untuk menunjang

posisi duduk ibu saat menyusui. Selain itu, lembar obervasi juga digunakan untuk

mengobservasi perubahan posisi duduk ibu selama kegiatan menyusui

berlangsung untuk mengetahui intensitas ketidaknyamanan ibu saat menyusui

dengan posisi duduk tersebut. Kamera digital digunakan untuk mengobservasi

posisi duduk ibu saat menyusui yang hasilnya akan digunakan untuk analisis

postur ibu saat menyusui dengan metode RULA. Selain itu, kamera digital juga

digunakan sebagai alat bantu untuk mengobservasi karakteristik tempat duduk

yang biasa digunakan ibu saat menyusui.

Page 134: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

111

Sit Body Measurement digunakan untuk mengukur dimensi tubuh ibu

yang meliputi tinggi duduk tegak, tinggi bahu duduk, tinggi popliteal, dan jarak

pantat-popliteal. Sedangkan meteran gulung digunakan untuk mengukur dimensi

tubuh yang tidak dapat diukur dengan Sit Body Measurement yaitu tinggi siku

duduk, lebar bahu (bideltoid dan biacromial), lebar pinggul, dan jarak siku ke

ujung jari. Selain itu, meteran gulung juga digunakan untuk mengukur dimensi

kursi.

Penggaris dan busur derajat digunakan untuk melakukan analisis RULA

berdasarkan hasil observasi untuk menentukan kemiringan tubuh atau gerakan

tubuh pada saat menyusui dengan posisi duduk, yaitu tubuh bagian lengan atas,

lengan bawah, pergelangan tangan, leher, batang tubuh, dan kaki. Busur derajat

juga digunakan untuk mengukur sudut dudukan dan sudut sandaran.

Microtoise digunakan untuk mengukur tinggi badan ibu dan timbangan

berat badan digital digunakan untuk mengukur berat badan ibu secara langsung.

Begitu juga dengan timbangan berat badan digital untuk bayi digunakan untuk

mengukur secara langsung berat badan bayi. Sound Level Meter digunakan untuk

mengukur tingkat kebisingan, termometer untuk mengukur suhu, dan Lux Meter

untuk mengukur tingkat pencahayaan di lingkungan tempat ibu melakukan

aktivitas menyusui. Sedangkan kalkulator digunakan untuk menghitung IMT ibu

berdasarkan berat badan dan tinggi badan ibu.

Page 135: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

112

F. Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini terdiri dari empat jenis pengolahan

data, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan posisi duduk dari hasil

kuesioner, kesesuaian dimensi kursi dan dimensi tubuh, penilaian postur dengan

metode RULA, dan hasil wawancara mendalam.

Untuk pengolahan data dari hasil kuesioner, terdiri dari beberapa tahap

yaitu:

1. Data Coding

Data coding merupakan kegiatan mengklasifikasi data dan

memberikan kode untuk masing-masing kelas sesuai dengan tujuan

dikumpulkannya data.

Pengkodean data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Adanya ketidaknyamanan pada bagian tubuh : 0. Tidak

1. Iya

1) Dengan frekuensi : 1. Kadang-kadang

2. Sering

3. Selalu

2) Dengan Intensitas : 1. Tidak nyaman

2. Sakit

3. Sangat Sakit

b. Dimensi kursi : 1. Sesuai dengan dimensi tubuh pengguna

2. Tidak sesuai dengan dimensi tubuh pengguna

Page 136: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

113

c. Skor analisis RULA berdasarkan level risiko : 1. Minimum: Skor 1-2

4. Kecil: Skor 3-4

5. Sedang: Skor 5-6

6. Tinggi: Skor 7

d. Indeks Massa Tubuh (IMT) : 1. Kurus: < 17,0 atau 17,0-18,5

2. Normal: 18,5-25,0

3. Gemuk: 25,0-27,0 atau > 27,0

e. Kebisingan : 1. < 55 dB

2. > 55 dB

f. Pencahayaan : 1. > 60 lux

2. < 60 lux

3. Data Editing

Data editing adalah penyuntingan memeriksa kembali data yang

dilakukan sebelum proses pemasukan data (data entry). Penyuntingan data ini

dilakukan di lapangan. Hal-hal yang dapat dilakukan meliputi:

a. Memeriksa kembali apakah semua jawaban responden dapat dibaca.

b. Memeriksa kembali apakah semua pertanyaan yang diajukan kepada

responden telah dijawab.

c. Memeriksa kembali apakah hasil isian yang diperoleh sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti.

d. Memeriksa kembali apakah masih ada kesalahan-kesalahan lain yang

terdapat pada kuesioner dan jawaban responden.

Page 137: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

114

3. Data Structure

Data structure dikembangkan sesuai dengan analisis yang akan

dilakukan dan jenis perangkat lunak yang digunakan.

4. Data Entry

Data entry merupakan proses memasukkan data ke dalam program

atau fasilitas analisis data.

5. Data Cleaning

Data cleaning merupakan proses pembersihan data setelah data di

entri. Cara yang sering dilakukan adalah dengan melihat distribusi frekuensi

dari variabel-variabel dan menilai kelogisannya. Untuk data continue dapat

dilihat sebarannya untuk melihat ada atau tidaknya outliers.

Sedangkan pengolahan data untuk melihat kesesuaian dimensi kursi

dengan dimensi tubuh dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Dikumpulkan data dimensi kursi yang terdiri dari tinggi dudukan, lebar alas

duduk, kedalaman alas duduk, tinggi sandaran punggung, lebar sandaran

punggung, tinggi sandaran tangan, dan panjang sandaran tangan serta data

dimensi tubuh yang terdiri dari tinggi duduk tegak, tinggi bahu duduk, tinggi

siku duduk, jarak pantat-popliteal, tinggi popliteal, lebar bahu (bideltoid dan

biacromial), lebar pinggul, dan jarak siku ke ujung jari dari masing-masing

responden.

2. Data tinggi dudukan yang terukur dibandingkan dengan data tinggi popliteal

ibu, lebar alas duduk dibandingkan dengan lebar pinggul, kedalaman alas

Page 138: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

115

duduk dibandingkan dengan jarak pantat-popliteal, tinggi sandaran punggung

dibandingkan dengan tinggi duduk tegak atau tinggi bahu duduk, lebar

sandaran punggung dibandingkan dengan lebar bahu (bideltoid atau

biacromial), tinggi sandaran tangan dibandingkan dengan tinggi siku duduk,

dan panjang sandaran tangan dibandingkan dengan jarak siku ke ujung jari.

Kemudian masing-masing dilihat kesesuaian ukurannya antara dimensi kursi

dan dimensi tubuh yang terukur.

3. Dilakukan pengklasifikasian pada masing-masing dimensi kursi, yaitu dimensi

kursi yang sesuai dengan dimensi tubuh ibu dan dimensi kursi yang tidak

sesuai dengan dimensi tubuh ibu.

Untuk pengolahan data penilaian postur dengan metode RULA, dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memberi skor pada postur tubuh grup A yang terdiri dari lengan atas, lengan

bawah, pergelangan tangan, dan putaran pergelangan tangan.

a. Kriteria penilaian lengan atas:

1) Skor 1 untuk pergerakan lengan atas sebesar 20o ke depan maupun ke

belakang tubuh.

2) Skor 2 untuk pergerakan lengan atas lebih dari 20o ke belakang atau

20o-45

o.

3) Skor 3 untuk pergerakan lengan atas 45o-90

o

4) Skor 4 untuk pergerakan lengan atas lebih dari 90o.

Page 139: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

116

Penambahan atau pengurangan skor diberikan apabila sikap bahu

naik (ditambah 1), lengan berputar atau bengkok (ditambah 1), dan

terdapat sanggahan pada lengan atau lengan dalam posisi bersandar

(dikurangi 1).

b. Kriteria penilaian lengan bawah:

1) Skor 1 untuk pergerakan lengan bawah sebesar 60o-100

o.

2) Skor 2 untuk pergerakan lengan bawah 0o-60

o atau lebih dari 100

o.

Penambahan skor diberikan apabila lengan bawah bekerja melewati

garis tengah atau keluar dari sisi tubuh (masing-masing ditambah skor 1).

c. Kriteria penilaian pergelangan tangan:

1) Skor 1 apabila pergelangan tangan berada pada posisi netral.

2) Skor 2 apabila pergerakan pergelagan tangan 0o-15

o ke atas maupun ke

bawah.

3) Skor 3 apabila pergerakan pergelangan tangan lebih dari 15o.

Penambahan skor diberikan apabila pergerakan pergelangan tangan

menjauhi sisi tengah, yaitu ditambah skor 1.

d. Kriteria penilaian putaran pergelangan tangan:

1) Skor 1 apabila pergelangan tangan berada pada posisi tengah dari

putaran.

2) Skor 2 apabila pergelangan tangan berada pada atau dekat dari

putaran.

Page 140: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

117

2. Setelah penilaian pada masing-masing postur tubuh pada grup A selesai

diberikan, kemudian masing-masing skornya dimasukkan ke dalam tabel A.

Pertemuan silang antara masing-masing skor akan menghasilkan skor postur

tubuh grup A.

3. Skor postur tubuh grup A kemudian ditambahkan dengan skor aktivitas, yaitu

untuk postur statis (satu atau lebih bagian tubuh statis atau diam) atau

pengulangan (tindakan dilakukan berulang-ulang lebih dari empat kali per

menit) ditambahkan skor 1.

4. Setelah ditambahkan skor aktivitas, ditambahkan juga skor beban dengan

kriteria sebagai berikut:

a. Skor 0 ditambahkan untuk beban kurang dari 2 kg.

b. Skor 1 ditambahkan untuk beban 2-10 kg dan hanya sesekali dilakukan.

c. Skor 2 ditambahkan untuk beban 2-10 kg dan jika postur statis dan

dilakukan berulang-ulang.

d. Skor 3 diberikan untuk beban lebih dari 10 kg.

5. Skor postur tubuh grup A, skor aktivitas, dan skor beban dijumlahkan. Hasil

penjumlahannya dimasukkan pada tabel C.

6. Memberikan skor pada postur tubuh grup B yang terdiri dari leher, batang

tubuh, dan kaki.

a. Kriteria penilaian leher:

1) Skor 1 diberikan apabila pergerakan leher 0o-10

o ke depan.

2) Skor 2 diberikan apabila pergerakan leher 10o-20

o ke depan.

Page 141: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

118

3) Skor 3 diberikan apabila pergerakan leher lebih dari 20o ke depan.

4) Skor 4 diberikan apabila pergerakan leher ke atas (ekstensi).

Penambahan skor pada leher diberikan apabila leher berputar atau

menekuk. Masing-masing ditambahkan skor 1.

b. Kriteria penilaian batang tubuh:

1) Skor 1 diberikan apabila berada pada posisi duduk dan ditopang

dengan baik (terdapat sandaran) dengan sudut paha-tubuh 90o atau

lebih.

2) Skor 2 diberikan apabila pergerakan batang tubuh 0o-20

o atau ketika

duduk tidak terdapat sandaran.

3) Skor 3 diberikan apabila pergerakan batang tubuh 20o-60

o.

4) Skor 4 diberikan apabila pergerakan batang tubuh lebih dari 60o.

Penambahan skor pada batang tubuh dilakukan apabila batang

tubuh berputar atau bungkuk. Masing-masing ditambahkan skor 1.

c. Kriteria penilaian kaki:

1) Skor 1 diberikan apabila posisi kaki normal atau seimbang dimana

bobot tubuh tersebar merata pada kaki.

2) Skor 2 diberikan apabila posisi kaki tidak seimbang dimana kaki tidak

tertopang atau bobot tubuh tidak tersebar merata.

7. Setelah penilaian pada masing-masing postur tubuh pada grup B selesai

diberikan, kemudian masing-masing skornya dimasukkan ke dalam tabel B.

Page 142: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

119

Pertemuan silang antara masing-masing skor akan menghasilkan skor postur

tubuh grup B.

8. Setelah diperoleh hasil skor postur tubuh grup B, kemudian ditambahkan skor

aktivitas dan skor beban sebagaimana disebutkan di atas.

9. Skor postur tubuh grup B, skor aktivitas, dan skor beban dijumlahkan. Hasil

penjumlahannya dimasukkan pada tabel C.

10. Pertemuan silang antara skor hasil penjumlahan skor tubuh grup A, skor

aktivitas, dan skor beban dengan skor hasil penjumlahan skor tubuh grup B,

skor aktivitas, dan skor beban pada tabel C menghasilkan skor akhir RULA.

11. Skor akhir RULA kemudian digunakan untuk menentukan level risiko

ergonomi dan tindakan yang harus dilakukan.

Sedangkan pengolahan data hasil wawancara mendalam, dilakukan

dengan cara mereduksi data hasil wawancara mendalam. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Miles

dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2009)

Pada penelitian ini, hasil wawancara mendalam yang telah direkam,

diterjemahkan secara tertulis berupa transkrip wawancara. Selanjutnya

keseluruhan data tersebut dikumpulkan dan direduksi dan disajikan dalam bentuk

teks naratif sesuai dengan tujuan dilakukannya wawancara mendalam.

Page 143: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

120

G. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini hanya berupa analisis

deskriptif dimana akan dilihat gambaran kenyamanan posisi duduk ibu saat

menyusui berdasarkan masing-masing faktor yang mempengaruhi kenyamanan

posisi duduk yang diteliti. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program

analisis data pada komputer.

Kajian pada analisis deskriptif meliputi penataan, peringkasan, dan

penggambaran. Penataan pada umumnya berupa tabel-tabel baik tabel distribusi

frekuensi maupun tabel silang yang melibatkan dua atau lebih variabel.

Peringkasan meliputi ukuran pusat atau ukuran tengah dan ukuran penyebaran.

Ukuran pusat misalnya modus, median, dan mean. Sedangkan ukuran penyebaran

antara lain rentang, variasi, standard deviasi, dan lain-lain. Penggambaran data

pada analisis deskriptif dapat berupa diagram batang, diagram lingkaran,

histogram, dan sebagainya (Fajar, 2009). Setelah dilakukan analisis data, hasilnya

kemudian diinterpretasikan dan dibahas sesuai dengan tujuan penelitian.

Page 144: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

121

BAB V

HASIL

A. Gambaran Kelurahan Pisangan

Kelurahan Pisangan merupakan salah satu kelurahan yang berada di

Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Batas wilayah Kelurahan

Pisangan adalah sebagai berikut:

1. Sebelah utara : Cireundeu, Ciputat Timur

2. Sebelah selatan : Pondok Cabe Ilir, Pamulang

3. Sebelah timur : Cinere, Limo

4. Sebelah barat : Cempaka Putih, Ciputat Timur

Luas wilayah Kelurahan Pisangan adalah sebesar 405 ha/m2 dengan luas

pemukiman 380 ha/m2. Penduduk di Kelurahan Pisangan berjumlah 29.779 orang

yang terdiri dari 15.035 penduduk laki-laki (50,49%) dan 14.744 penduduk

perempuan (49,51%). Kelurahan Pisangan terbagi menjadi 18 RW dengan 108

RT.

Kondisi lingkungan di Kelurahan Pisangan antara lain yaitu Kelurahan

Pisangan mempunyai suhu rata-rata harian sekitar 24-34oC dan memiliki tingkat

kebisingan yang tergolong tingkat kebisingan ringan. (Profil Kelurahan Pisangan,

2012)

Kelurahan Pisangan mempunyai posyandu yang aktif yang berjumlah 23

posyandu. Berikut daftar posyandu yang ada di Kelurahan Pisangan.

Page 145: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

122

Tabel 5.1

Daftar Nama Posyandu di Kelurahan Pisangan

No. Nama Posyandu Alamat

1. Melati I Jl. Lurah Disah RT 02 RW 01

2. Melati II Jl. Legoso Raya RT 03 RW 07

3. Melati III Jl. Legoso Raya RT 06 RW 01

4. Mawar I Jl. H. Muri Salim RT 02 RW 02

5. Mawar II Jl. Puri Intan RT 04 RW 17

6. Mawar III Jl. Purnawarman RT 03 RW 02

7. Anggrek Jl. Legoso Gg. Gandaria RT 01 RW

02

8. Tulip Komplek Telkom

9. Nirwana Jl. Legoso Raya RT 04 RW 11

10. Wijaya Kusuma Jl. Legoso RT 04 RW 01

11. Kenanga Ciputat Molek RT 05 RW 07

12. Bugenvil Jl. Jambu II RT 01 RW 11

13. Nusa Indah I Jl. Kertamukti RT 04 RW 08

14. Flamboyan I Jl. Bungur RT 05 RW 08

15. Flamboyan II Jl. Sedap Malam RT 08 RW 08

16. Melon Jl. Tarumanegara RT 03 RW 10

17. Cempaka I Jl. Cirendeu Indah I RT 05 RW 03

18. Cempaka II Jl. Lebak Hijau Pemancingan RT 05

RW 05

19. Cempaka III Jl. Gelagah RT 02 RW 03

20. Dahlia Jl. Pluto Dalam RT 05 RW 04

21. Peruri Komplek Peruri RT 08 RW 02

22. Soka Jl. Pondok Hijau RW 09

23. Teratai Masjid Al Mabrur RT 01 RW 01

Sumber: Data Posyandu Kelurahan Pisangan Tahun 2012

B. Gambaran Posisi Duduk Ibu saat Menyusui di Kelurahan Pisangan Tahun

2013

Berdasarkan hasil observasi, diperoleh bahwa sebagian besar ibu yang

menyusui dengan posisi duduk di Kelurahan Pisangan lebih memilih duduk di

atas tempat duduk yang bukan kursi atau ibu tidak menggunakan kursi saat

menyusui dengan duduk, yaitu sebesar 75,3% (55 orang) yang terdiri dari ibu

yang lebih sering menyusui dengan duduk di atas tempat tidur 37% (27 orang), di

atas lantai tanpa alas 37% (27 orang), dimana saja sesuai dengan keinginan ibu

Page 146: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

123

tetapi bukan kursi (duduk di bawah bukan kursi) 1,4% (1 orang). Sedangkan ibu

yang selalu menyusui dengan duduk di kursi berjumlah 18 orang (24,7%). Kursi

yang digunakan ibu saat menyusui dengan posisi duduk di rumah terdiri dari

kursi sofa atau sejenisnya 12,4% (9 orang), kursi makan 1,4% (1 orang), kursi

kantor/kursi kerja yang dapat berputar/adjustment 1,4% (1 orang), kursi kecil

1,4% (1 orang), kursi plastik tanpa sandaran punggung dan tangan 1,4% (1

orang), kursi plastik dengan sandaran punggung dan tangan 1,4% (1 orang), dan

kursi lainnya 5,5% (4 orang). Berikut tabel distribusi tempat duduk yang

digunakan ibu saat menyusui dengan duduk:

Tabel 5.2

Distribusi Tempat Duduk yang Digunakan Ibu saat Menyusui dengan

Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

No. Tempat Duduk

yang Digunakan n %

Jenis Tempat

Duduk yang

Digunakan

n %

1. Bukan Kursi 55 75,3

Di atas tempat tidur 27 37

Di atas lantai 27 37

Di mana saja (di

bawah dan bukan

kursi)

1 1,4

2. Kursi 18 24,7

Sofa dan sejenisnya 9 12,4

Kursi makan 1 1,4

Kursi kantor/kerja

yang dapat

berputar/adjustment

1 1,4

Kursi kecil 1 1,4

Kursi plastik tanpa

sandaran punggung

dan tangan

1 1,4

Kursi plastik dengan

sandaran punggung

dan tangan

1 1,4

Kursi lainnya 4 5,5

Total 73 100 73 100

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Page 147: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

124

Gambar tempat duduk dan kursi-kursi yang digunakan ibu saat menyusui:

Gambar 5.1

Sofa dan Sejenisnya

Gambar 5.2

Kursi Makan

Gambar 5.3

Kursi kantor/kerja yang dapat

berputar/adjustment

Gambar 5.4

Kursi Kecil

Gambar 5.5

Kursi Plastik tanpa Sandaran

Punggung dan Tangan

Gambar 5.6

Kursi Plastik dengan Sandaran

Punggung dan Tangan

Page 148: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

125

Gambar posisi duduk ibu saat menyusui:

Secara umum, posisi duduk ibu saat menyusui adalah dengan salah satu

tangan memegang bayi/menyangga/menopang kepala bayi (sesuai dengan

payudara yang disusukan. Jika payudara kanan, tangan kanan ibu yang

digunakan untuk menyangga kepala bayi. Jika payudara kiri, maka tangan kiri

ibu yang digunakan untuk menyangga kepala bayi), dengan pandangan ibu

mengarah ke bayi selama menyusui. Punggung ibu sedikit membungkuk dengan

bersandar maupun tidak, memposisikan sedemikian rupa agar posisi payudara

Gambar 5.8

Posisi Duduk Ibu saat Menyusui

Gambar 5.7

Contoh Salah Satu Kursi

Lainnya

Page 149: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

126

ibu pas dengan mulut bayi atau ibu menggunakan sanggahan (peralatan bantu,

biasanya berupa bantal) pada tangan yang digunakan ibu untuk menyangga

kepala bayi atau meniggikan posisi paha ibu agar posisi mulut bayi pas ke

payudara ibu.

Tangan ibu yang tidak digunakan untuk menyangga bayi digunakan ibu

untuk memegang payudara ibu yang sedang disusukan. Kaki ibu bersila atau

selonjor (jika ibu menyusui tidak di atas kursi) atau kaki ibu menggantung secara

vertikal (jika ibu menyusui dengan duduk di atas kursi) sesuai dengan posisi

yang paling nyaman menurut ibu.

C. Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui di Kelurahan

Pisangan Tahun 2013

Penilaian kenyamanan posisi duduk ibu saat menyusui dilakukan dengan

tiga cara, yaitu dengan kuesioner Body Part Discomfort Scale, observasi

perubahan sikap duduk ibu selama menyusui, dan wawancara mendalam terkait

kenyamanan yang dirasakan ibu saat menyusui. Berdasarkan hasil kuesioner

Body Part Discomfort Scale diperoleh bahwa sebesar 80,8% (57 orang)

menandai adanya ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh selama

menyusui berlangsung. Berikut ini disajikan tabel frekuensi dan intensitas

ketidakyamanan pada beberapa bagian tubuh yang ditandai oleh ibu pada Body

Part Discomfort Scale.

Page 150: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

127

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Ketidaknyamanan pada Beberapa Bagian Tubuh Ibu

saat Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

No. Bagian Tubuh

Frekuensi Total

(orang) Kadang-

kadang Sering Selalu

n % n % n % N %

1. Leher 6 8,2 1 1,4 1 1,4 8 11

2. Bahu kanan 14 19,2 6 8,2 1 1,4 21 28,8

3. Bahu kiri 10 13,7 3 4,1 1 1,4 14 19,2

4. Siku kanan 6 8,2 3 4,1 0 0 9 12,3

5. Siku kiri 11 15,1 4 5,5 1 1,4 16 21,9

6. Lengan bawah

kanan

2 2,7 1 1,4 0 0 3 4,1

7. Lengan bawah kiri 4 5,5 2 2,7 1 1,4 7 9,6

8. Tangan/pergelangan

tangan kanan

0 0 1 1,4 0 0 1 1,4

9. Tangan/pergelangan

tangan kiri

2 2,7 1 1,4 0 0 3 4,1

10. Punggung bagian

atas

10 13,7 2 2,7 0 0 12 16,4

11. Punggung bagian

bawah kanan

14 19,2 9 12,3 1 1,4 24 32,9

12. Punggung bagian

bawah kiri

14 19,2 8 11 1 1,4 23 31,5

13. Pinggul kanan 8 11 2 2,7 0 0 10 13,7

14. Pinggul kiri 7 9,6 1 1,4 0 0 8 11

15. Paha kanan 1 1,4 1 1,4 0 0 2 2,7

16. Paha kiri 3 4,1 1 1,4 0 0 4 5,5

17. Lutut kanan 3 4,1 1 1,4 0 0 4 5,5

18. Lutut kiri 5 6,8 2 2,7 0 0 7 9,6

19. Betis kanan 3 4,1 3 4,1 0 0 6 8,2

20. Betis kiri 5 6,8 3 4,1 0 0 8 11

21. Tumit kanan 2 2,7 1 1,4 0 0 3 4,1

22. Tumit kiri 3 4,1 0 0 0 0 3 4,1

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Page 151: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

128

Tabel 5.4

Distribusi Intensitas Ketidaknyamanan pada Beberapa Bagian Tubuh Ibu

saat Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

No. Bagian Tubuh

Intensitas Total

(orang) Tidak

Nyaman Sakit

Sangat

Sakit

n % n % n % n %

1. Leher 4 5,5 4 5,5 0 0 8 11

2. Bahu kanan 13 17,8 8 11 0 0 21 28,8

3. Bahu kiri 11 15,1 3 4,1 0 0 14 19,2

4. Siku kanan 8 11 1 1,4 0 0 9 12,3

5. Siku kiri 15 20,5 1 1,4 0 0 16 21,9

6. Lengan bawah

kanan

3 4,1 0 0 0 0 3 4,1

7. Lengan bawah kiri 6 8,2 1 1,4 0 0 7 9,6

8. Tangan/pergelangan

tangan kanan

1 1,4 0 0 0 0 1 1,4

9. Tangan/pergelangan

tangan kiri

1 1,4 2 2,7 0 0 3 4,1

10. Punggung bagian

atas

8 11 4 5,5 0 0 12 16,4

11. Punggung bagian

bawah kanan

17 23,3 7 9,6 0 0 24 32,9

12. Punggung bagian

bawah kiri

16 21,9 7 9,6 0 0 23 31,5

13. Pinggul kanan 7 9,6 3 4,1 0 0 10 13,7

14. Pinggul kiri 6 8,2 2 2,7 0 0 8 11

15. Paha kanan 2 2,7 0 0 0 0 2 2,7

16. Paha kiri 3 4,1 1 1,4 0 0 4 5,5

17. Lutut kanan 3 4,1 1 1,4 0 0 4 5,5

18. Lutut kiri 5 6,8 2 2,7 0 0 7 9,6

19. Betis kanan 6 8,2 0 0 0 0 6 8,2

20. Betis kiri 8 11 0 0 0 0 8 11

21. Tumit kanan 1 1,4 2 2,7 0 0 3 4,1

22. Tumit kiri 2 2,7 1 1,4 0 0 3 4,1

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.3 dan 5.4 di atas, terlihat bahwa ketidaknyamanan

yang dirasakan oleh ibu saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase

terbesar adalah pada bahu kanan sebesar 28,8% dengan frekuensi kadang-kadang

(19,2%) dan dengan intensitas tidak nyaman (17,8%), siku kiri sebesar 21,9%

Page 152: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

129

dengan frekuensi kadang-kadang (15,1%) dan dengan intensitas tidak nyaman

(20,5%), punggung bagian bawah kanan yaitu sebesar 32,9% dengan frekuensi

kadang-kadang (19,2%) dan dengan intensitas tidak nyaman (23,3%), dan

punggung bagian bawah kiri sebesar 31,5% dengan frekuensi kadang-kadang

(19,2%) dan dengan intensitas tidak nyaman (21,9%).

Sedangkan berdasarkan hasil observasi perubahan sikap duduk, semua ibu

mengalami perubahan sikap duduk selama menyusui dengan posisi duduk.

Kegiatan observasi tidak dapat dilakukan kepada semua responden. Hal ini

disebabkan karena ada sebagian responden yang tidak bersedia untuk diobservasi

karena menyusui merupakan aktivitas privasi ibu. Berikut tabel distribusi lama

menyusui dengan posisi duduk saat dilakukan observasi.

Tabel 5.5

Distribusi Lama Menyusui dengan Posisi Duduk saat Dilakukan Observasi

Variabel Mean Standar

Deviasi Minimum Maksimum

Lama Menyusui saat

Observasi 6,91 menit 5,70 menit 1,00 menit 23,47 menit

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Dari tabel 5.5 di atas terlihat bahwa pada saat dilakukan observasi, waktu

menyusui minimum adalah satu menit dan maksimum adalah 23,47 menit.

Sedangkan rata-rata lama menyusui adalah 6,91 menit dengan standar deviasi

5,70 menit.

Pada rentang waktu tersebut, ibu mengubah sikap duduknya rata-rata

sebanyak 3 kali dengan standar deviasi 2 kali. Jumlah perubahan sikap duduk

Page 153: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

130

minimum adalah sebanyak satu kali dan maksimum 12 kali. Sebagaimana dapat

dilihat pada tabel 5.6 berikut.

Tabel 5.6

Distribusi Jumlah Perubahan Sikap Duduk Ibu saat Menyusui dengan

Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

(Berdasarkan Observasi)

Variabel Mean Standar

Deviasi Minimum Maksimum

Jumlah Perubahan Sikap

Duduk 3 kali 2 kali 1 kali 12 kali

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Perubahan sikap duduk ibu yang terjadi terdiri dari perubahan sikap kaki,

tangan, kepala, bahu, dan punggung ibu. Perubahan sikap kaki yang terjadi yaitu

perubahan dari sikap duduk bersila menjadi duduk dengan kaki berselonjor atau

sebaliknya dari berselonjor menjadi bersila, atau dari bersila kedua kaki ibu

kemudian satu kaki tetap bersila dan satu kaki berselonjor, atau kedua kaki

berselonjor dengan posisi kedua kaki disilangkan (kaki kanan di atas kaki kiri

atau sebaliknya).

Perubahan sikap tangan terjadi pada tangan ibu yang menyangga kepala

bayi. Kadang ibu mengangkat sebentar kepala bayi dan menyangganya dengan

telapak tangan ibu kemudian meletakkannya kembali pada lekukan siku ibu

sebagaimana posisi sebelumnya. Perubahan sikap tangan yang lain, yaitu ibu

mengangkat tangan yang menyangga kepala bayi mendekati payudara ibu yang

disusukan, kemudian berubah menjadi tangan ibu yang menyangga bayi

diletakkan pada paha atau bantal (jika ibu menggunakan sanggahan bantal) dan

sebaliknya dari diletakkan di paha atau bantal menjadi diangkat mendekati

payudara ibu yang disusukan. Hal ini menyebabkan perubahan posisi badan ibu

Page 154: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

131

terutama punggung ibu menjadi membungkuk atau dari membungkuk menjadi

tegak atau bersandar, baik bersandar pada sandaran kursi (untuk ibu yang

menggunakan kursi) maupun bersandar pada dinding.

Selama menyusui, pandangan ibu tidak seterusnya mengarah kepada bayi.

Tetapi ibu sesekali mengangkat kepalanya dan posisi leher ibu berada pada posisi

tegak, hanya menoleh ke kanan atau ke kiri. Namun, pada saat pandangan ibu

mengarah ke bayi, posisi leher ibu menjadi menunduk dan bengkok. Begitu

seterusnya perubahan sikap kepala atau leher ibu selama aktivitas menyusui

berlangsung.

Hasil dari wawancara mendalam dengan ibu yang menyusui dengan

posisi duduk menunjukkan bahwa ibu tidak mempunyai ketentuan khusus

terhadap posisi duduk yang membuat ibu merasa nyaman saat menyusui. Ibu

lebih cenderung mengutamakan ketepatan posisi bayi terhadap payudara ibu saat

menyusui. Jadi, posisi duduk ibu mengikuti posisi yang pas untuk bayi. Seperti

kutipan hasil wawancara berikut:

“Engga bisa nyender sih, kan ngikutin bayi. Kalau bayinya udah enak

kadang saya baru bisa nyantai.”(Ibu Yp)

Ibu mengatakan bahwa ketidaknyamanan dengan posisi duduk ibu saat

menyusui mulai dirasakan ibu setelah menyusui berlangsung selama lima menit.

Seperti kutipan hasil wawancara berikut:

“Lima menitan udah mulai ngerasa kesemutan...” (Ibu Dw)

“Ya itu kalau udah deket-deket 5 menitan. Biasanya empat menit saat

menyusui udah mulai kesemutan.” (Ibu Tk)

Page 155: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

132

“Paling selama 5 menit setelah 5 menit, tapi entar pegelnya ilang sendiri

gitu.” (Ibu Dy)

“Ya, kalau nyusunya lama, punggung dan tangan juga mulai pegel-

pegel.” (Ibu Yp)

Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa

ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu selama menyusui antara lain berupa

kesemutan dan pegal-pegal.

Ketika sudah merasakan ketidaknyamanan tersebut, yang biasa ibu

lakukan adalah mengubah posisi duduknya. Seperti kutipan hasil wawancara

berikut:

“Ya, posisinya engga duduk begitu terus. Kadang begini

duduknya...(sambil ibu memperagakan posisi duduknya)” (Ibu Py)

“Ya misalnya saya udah capek nih, tangannya pegel, saya pindahin aja

ke tangan satunya.” (Ibu Yp)

Namun ketika ibu sudah tidak bisa lagi menahan ketidaknyamanan yang

dirasakan, biasanya ibu menghentikan menyusui sebentar dan/atau mengubah

posisi menyusui menjadi berdiri atau berbaring miring. Sebagaimana kutipan

hasil wawancara berikut:

“Berhentiin aja sebentar, terus bawa jalan-jalan keluar. Terus lanjutin

lagi neteknya, tapi sambil tiduran.” (Ibu Py)

“Ya terusin aja nyusunya sampai selesai, kadang ya sambil tiduran.”

(Ibu Tk)

Page 156: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

133

D. Gambaran Karakteristik Tempat Duduk yang Digunakan Ibu saat

Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

Karakteristik tempat duduk yang diukur terdiri dari dimensi kursi, sudut

dudukan, bentuk kursi/tempat duduk, dan bahan pelapis atau bantalan. Berikut

gambaran karakteristik tempat duduk yang digunakan ibu saat menyusui dengan

posisi duduk di Kelurahan Pisangan tahun 2013.

1. Gambaran Dimensi Kursi yang Digunakan Ibu saat Menyusui dengan

Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

Pengukuran dimensi kursi hanya dilakukan pada ibu yang

menggunakan kursi saat menyusui dengan posisi duduk. Ibu yang

menggunakan kursi saat menyusui dengan posisi duduk di Kelurahan

Pisangan berjumlah 18 orang, sehingga dimensi kursi yang digunakan ibu

saat menyusui dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut.

Tabel 5.7

Distribusi Dimensi Kursi yang Digunakan Ibu saat Menyusui dengan

Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

No. Variabel Mean

Standar

Deviasi Minimum Maksimum

1. Tinggi Dudukan 36,26 cm 7,64 cm 19,2 cm 46 cm

2. Lebar Alas

Duduk 47,89 cm 11 cm 24 cm 67,5 cm

3. Kedalaman Alas

Duduk 47,65 cm 11,83 cm 24 cm 73 cm

4. Tinggi Sandaran

Punggung 41,85 cm 9,46 cm 21,5 cm 53 cm

5. Lebar Sandaran

Punggung 51,03 cm 14,25 cm 29,5 cm 72 cm

6. Sudut Sandaran 112,35 cm 30,47 cm 90 cm 160 cm

7. Tinggi Sandaran

Tangan 18,68 cm 7,8 cm 10,8 cm 39 cm

8. Panjang Sandaran

Tangan 44,73 cm 12,56 cm 24 cm 60 cm

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Page 157: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

134

Berdasarkan tabel 5.6 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata ukuran

dimensi tinggi dudukan adalah 36,26 cm; lebar alas duduk adalah 47,89 cm;

kedalaman alas duduk adalah 47,65 cm; tinggi sandaran punggung adalah

41,85 cm; lebar sandaran punggung adalah 51,03 cm; sudut sandaran adalah

112,35 cm; tinggi sandaran tangan adalah 18,68 cm; dan panjang sandaran

tangan adalah 44,73 cm. Setelah dilakukan analisis kesesuaian antara masing-

masing dimensi kursi dengan masing-masing dimensi tubuh ibu yang

menggunakannya, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 5.8

Kesesuaian Dimensi Kursi dengan Dimensi Tubuh Ibu

No. Kesesuaian

Dimensi Kursi

1 2 3 4 5 6 7

n % n % n % n % n % n % n %

1. Sesuai 3 16,7 14 77,8 11 61,1 1 5,9 15 88,2 5 38,5 9 69,2

2. Tidak Sesuai 15 83,3 4 22,2 7 38,9 16 94,1 2 11,8 8 61,5 4 30,8

Total 18 100 18 100 18 100 17 100 17 100 13 100 13 100

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Keterangan Dimensi Kursi:

1) Tinggi Dudukan

2) Lebar Alas Duduk

3) Kedalaman Alas Duduk

4) Tinggi Sandaran Punggung

5) Lebar Sandaran Punggung

6) Tinggi Sandaran Tangan

7) Panjang Sandaran Tangan

Berdasarkan tabel 5.8 di atas, dapat diketahui bahwa dari tujuh

dimensi kursi yang diukur, terdapat tiga dimensi kursi yang paling banyak

Page 158: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

135

tidak sesuai dengan dimensi tubuh ibu, yaitu tinggi dudukan (83,3%), tinggi

sandaran punggung (94,1%), dan tinggi sandaran tangan (61,5%). Sedangkan

dimensi kursi yang paling banyak sesuai dengan dimensi tubuh ibu yaitu

lebar alas duduk (77,8%), kedalaman alas duduk (61,1%), lebar sandaran

punggung (88,2%), dan panjang sandaran tangan (69,2%).

Jumlah responden yang menggunakan kursi saat menyusui dengan

posisi duduk ada 18 orang. Namun, tidak semua kursi yang digunakan

terdapat tujuh dimensi kursi yang diukur. Ada satu responden yang

menggunakan kursi tanpa sandaran punggung dan sandaran tangan, dan

empat responden menggunakan kursi tanpa sandaran tangan.

2. Gambaran Sudut Dudukan Kursi yang Digunakan Ibu saat Menyusui

dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

Kursi yang digunakan ibu saat menyusui dengan posisi duduk di

Kelurahan Pisangan ternyata memiliki sudut dudukan yang sama yaitu 0o.

3. Gambaran Bentuk Kursi/Tempat Duduk yang Digunakan Ibu saat

Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

Gambaran bentuk kursi atau tempat duduk yang digunakan ibu saat

menyusui dengan posisi duduk di Kelurahan Pisangan sebagaimana disajikan

pada tabel 5.2 di atas. Tempat duduk yang digunakan ibu saat menyusui

dengan posisi duduk terdiri dari tempat tidur, lantai, sofa dan sejenisnya,

kursi makan, kursi kantor/kerja yang dapat berputar/adjustment, kursi kecil,

kursi plastik tanpa sandaran punggung dan tangan, kursi plastik dengan

sandaran punggung dan tangan, serta kursi lainnya. Sebagaimana dapat

dilihat pada gambar 5.1 sampai dengan 5.7 di atas.

Page 159: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

136

4. Gambaran Bahan Pelapis atau Bantalan Kursi/Tempat Duduk yang

Digunakan Ibu saat Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan

Pisangan Tahun 2013

Bahan pelapis tempat duduk yang digunakan ibu saat menyusui

dengan posisi duduk di Kelurahan Pisangan terdiri dari bahan spon/busa,

kapuk, plastik, dan stainless/besi/logam lainnya. Ada sebanyak 21 ibu

(28,8%) yang menggunakan peralatan bantu berupa bantal saat menyusui

dengan posisi duduk. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut:

Tabel 5.9

Distribusi Ibu yang Menggunakan Peralatan Bantu Berupa Bantal saat

Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

No. Menggunakan Alat

Bantu Bantal n Persentase (%)

1. Iya 21 28,8

2. Tidak 52 71,2

Total 73 100

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Ibu yang menggunakan peralatan bantu berupa bantal saat menyusui

dengan posisi duduk tersebut, 66,7% (14 ibu) diantaranya adalah ibu yang

usia bayi yang sedang disusuinya kurang dari enam bulan.

Beberapa alasan penggunaan bantal yang dikemukakan ibu antara

lain supaya tidak lelah atau pegal (9,6%), supaya posisi bayi lebih tinggi dan

pas untuk menyusu (6,8%), supaya ibu tidak membungkuk ketika menyusui

(5,5%), supaya ada sandaran pada tangan, kepala, dan punggung masing-

masing 2,8%.

Page 160: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

137

E. Gambaran Karakteristik Ibu yang Menyusui dengan Posisi Duduk di

Kelurahan Pisangan Tahun 2013

Karakteristik ibu menyusui dengan posisi duduk yang diukur terdiri dari

dimensi tubuh, usia, dan indeks massa tubuh ibu menyusui. Berikut gambaran

karakteristik ibu yang menyusui dengan posisi duduk di Kelurahan Pisangan

tahun 2013.

1. Gambaran Dimensi Tubuh Ibu saat Berada pada Posisi Duduk

Pengukuran dimensi tubuh ibu saat berada pada posisi duduk saat

menyusui hanya dilakukan pada ibu yang menggunakan kursi. Hal ini

dilakukan untuk menganalisis kesesuaian dimensi kursi yang digunakan ibu

saat menyusui dengan dimensi tubuh ibu. Ibu yang menyusui dengan

menggunakan kursi berjumlah 18 orang, sehingga dimensi tubuh ibu yang

menyusui dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut:

Tabel 5.10

Distribusi Dimensi Tubuh Ibu yang Menyusui dengan Posisi Duduk

dengan Menggunakan Kursi di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

No. Dimensi Mean Standar

Deviasi Min. Maks. 5% 95%

1. Tinggi duduk

tegak

78,16

cm

4,56 cm 71,0 cm 86,3 cm 71,00

cm

86,30

cm

2. Tinggi bahu

duduk

54,34

cm

3,84 cm 49,0 cm 61,0 cm 49,00

cm

61,00

cm

3. Tinggu siku

duduk

21,55

cm

2,45 cm 18,3 cm 26,5 cm 18,30

cm

26,50

cm

4. Jarak pantat-

popliteal

45,71

cm

5,51 cm 30,9 cm 59,0 cm 30,90

cm

59,00

cm

5. Tinggi popliteal 41,56

cm

3,16 cm 37,0 cm 61,0 cm 36,10

cm

49,00

cm

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Page 161: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

138

No. Dimensi Mean Standar

Deviasi Min. Maks. 5% 95%

6. Lebar bahu

(bideltoid)

44,78

cm

7,29 cm 37,0 cm 61,0 cm 37,00

cm

61,00

cm

7. Lebar bahu

(biacromial)

36,49

cm

4,64 cm 29,0 cm 47,0 cm 29,00

cm

47,00

cm

8. Lebar pinggul 40,89

cm

7,05 cm 32,0 cm 57 cm 32,00

cm

57,00

cm

9. Jarak siku ke

ujung jari

42,68

cm

2,74 cm 37,0 cm 46,0 cm 37,00

cm

46,00

cm

Sumber: Data Primer Tahun 2013

2. Gambaran Usia Ibu yang Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan

Pisangan Tahun 2013

Gambaran usia ibu yang menyusui dengan posisi duduk di Kelurahan

Pisangan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 5.11 berikut.

Tabel 5.11

Distribusi Usia Ibu yang Menyusui dengan Posisi Duduk

di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

Variabel Mean Standar

Deviasi Minimum Maksimum

Usia Ibu 28 tahun 6 tahun 17 tahun 43 tahun

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.11 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata usia

ibu yang menyusui dengan posisi duduk di Kelurahan Pisangan tahun 2013

adalah 28 tahun dengan standar deviasi 6 tahun. Usia ibu yang menyusui

dengan posisi duduk di Kelurahan Pisangan yang paling muda adalah 17

tahun dan yang paling tua adalah 43 tahun.

Page 162: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

139

3. Gambaran Indeks Massa Tubuh (IMT) Ibu yang Menyusui dengan

Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

Perhitungan (IMT) ibu dilakukan dengan membagi berat badan ibu

(dalam kg) dengan tinggi badan ibu (dalam meter) kuadrat. Berikut gambaran

klasifikasi berdasarkan IMT ibu yang menyusui dengan posisi duduk di

Kelurahan Pisangan tahun 2013.

Tabel 5.12

Gambaran IMT Ibu yang Menyusui dengan Posisi Duduk

di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

No. Klasifikasi Berdasarkan IMT n Persentase (%)

1. Kurus 3 4,1

2. Normal 41 56,2

3. Gemuk 29 39,7

Total 73 100

Berdasarkan tabel 5.12 di atas, dapat diketahui bahwa berdasarkan

IMT, terdapat 4,1% ibu yang kurus, 56,2% ibu yang normal, dan 39,7% ibu

yang gemuk.

F. Gambaran Karakteristik Aktivitas Menyusui oleh Ibu yang Menyusui

dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

Karakteristik aktivitas menyusui yang diukur terdiri dari durasi menyusui,

ukuran objek (dalam hal ini adalah berat badan bayi), postur, kondisi lingkungan,

dan aktivitas pada waktu istirahat. Berikut gambaran karakteristik aktivitas

menyusui oleh ibu yang menyusui dengan posisi duduk di Kelurahan Pisangan

tahun 2013.

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Page 163: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

140

1. Gambaran Durasi Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan

Pisangan Tahun 2013

Gambaran durasi menyusui dengan posisi duduk di Kelurahan

Pisangan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut:

Tabel 5.13

Distribusi Durasi Menyusui dengan Posisi Duduk

di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

Variabel Mean Standar

Deviasi Minimum Maksimum

Durasi 19,8 menit 16,1 menit 2 menit 90 menit

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.13 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata lama

menyusui ibu dengan posisi duduk adalah 19,8 menit dengan standar deviasi

16,1 menit. Sedangkan lama menyusui tercepat yaitu 2 menit dan terlama

yaitu 90 menit.

2. Gambaran Ukuran Objek (Berat Badan Bayi)

Gambaran ukuran objek, dimana dalam penelitian ini yang dimaksud

ukuran objek adalah berat badan bayi, dapat dilihat pada tabel 5.14 berikut:

Tabel 5.14

Distribusi Berat Badan Bayi yang Disusui Ibu dengan Posisi Duduk

di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

Variabel Mean Standar

Deviasi Minimum Maksimum

Berat Badan

Bayi 7,08 kg 1,99 kg 3,87 kg 14,20 kg

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.14 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata berat

badan bayi adalah 7,08 kg dengan standar deviasi 1,99 kg. Berat badan bayi

yang paling kecil adalah 3,87 kg dan yang paling besar adalah 14,20 kg.

Page 164: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

141

3. Gambaran Postur Tubuh Ibu saat Menyusui dengan Posisi Duduk di

Kelurahan Pisangan Tahun 2013

Penilaian postur tubuh ibu saat menyusui dengan posisi duduk

dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap posisi duduk ibu saat menyusui

yang kemudian dianalisis dengan metode RULA. Namun, tidak semua ibu

bersedia untuk diamati saat sedang menyusui dengan posisi duduk. Dari 73

responden, hanya 59 ibu saja yang bersedia untuk diamati.

Penilaian postur tubuh ibu saat menyusui dengan posisi duduk

dilakukan dengan membagi bagian tubuh ibu menjadi dua kelompok, yaitu

postur tubuh grup A dan grup B. Postur tubuh grup A terdiri dari lengan atas,

lengan bawah, pergelangan tangan, dan putaran pergelangan tangan.

Sedangkan postur tubuh grup B terdiri dari leher, batang tubuh, dan kaki.

Selain penilaian postur tubuh grup A dan grup B tersebut, juga dilakukan

penilaian terhadap aktivitas dan beban (berat badan bayi) saat menyusui.

Setelah dilakukan analisis postur ibu saat menyusui dengan posisi

duduk dengan metode RULA, diperoleh level risiko postur duduk ibu saat

menyusui berdasarkan skor akhir RULA sebagai berikut:

Tabel 5.15

Gambaran Level Risiko Postur Tubuh Ibu saat Menyusui dengan

Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

No. Level Risiko n Persentase (%)

1. Risiko Sedang 4 6,78

2. Risiko Tinggi 55 93,22

Total 73 100

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Page 165: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

142

Berdasarkan tabel 5.15 di atas, dapat diketahui bahwa 4 ibu (6,78%)

postur tubuhnya saat menyusui dengan posisi duduk berada pada level risiko

sedang dan 55 ibu (93,22%) berada pada level risiko tinggi.

4. Gambaran Kondisi Lingkungan Ibu yang Menyusui dengan Posisi

Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

a. Kebisingan

Hasil pengukuran kebisingan menunjukkan bahwa tingkat

kebisingan di tempat tinggal ibu yang menyusui dengan posisi duduk di

Kelurahan Pisangan seluruhnya (100%) lebih dari 55 dB dengan nilai

rata-rata tingkat kebisingan yaitu 66,46 dB dan standar deviasi 4,39 dB.

Sedangkan nilai minimum tingkat kebisingan di tempat tinggal ibu yang

menyusui dengan posisi duduk di Kelurahan Pisangan adalah 55,1 dB dan

nilai maksimumnya adalah 81,4 dB. Sebagaimana terlihat pada tabel 5.16

berikut:

Tabel 5.16

Distribusi Tingkat Kebisingan Tempat Tinggal Ibu yang Menyusui

dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

Variabel Mean Standar

Deviasi Minimum Maksimum

Tingkat

Kebisingan 66,46 dB 4,39 dB 55,1 dB 81,4 dB

Sumber: Data Primer Tahun 2013

b. Suhu

Hasil pengukuran suhu di tempat menyusui ibu pada masing-

masing tempat tinggal ibu dapat dilihat pada tabel 5.17 berikut:

Page 166: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

143

Tabel 5.17

Distribusi Suhu Tempat Menyusui Ibu pada Masing-masing

Tempat Tinggal Ibu di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

Variabel Mean Standar

Deviasi Minimum Maksimum

Suhu 32,66oC 1,67

oC 30

oC 37

oC

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.17 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata suhu

di tempat menyusui ibu adalah sebesar 32,66oC dengan standar deviasi

1,67oC. Sedangkan suhu minimum di tempat menyusui ibu adalah 30

oC

dan suhu maksimumnya adalah 37 oC.

c. Pencahayaan

Hasil pengukuran tingkat pencahayaan di tempat menyusui ibu pada

masing-masing tempat tinggal ibu dapat dilihat pada tabel 5.18 berikut:

Tabel 5.18

Gambaran Tingkat Pencahayaan di Tempat Menyusui Ibu pada

Masing-Masing Tempat Tinggal Ibu di Kelurahan Pisangan

Tahun 2013

No. Tingkat Pencahayaan n Persentase (%)

1. > 60 lux 41 56,2

2. < 60 lux 32 43,8

Total 73 100

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.18 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat

56,2% (41 orang) yang tempat menyusuinya memiliki tingkat

pencahayaan > 60 lux dan 43,8% (32 orang) yang memiliki tingkat

pencahayaan < 60 lux.

Page 167: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

144

5. Gambaran Aktivitas pada Waktu Istirahat (saat Ibu Sedang Tidak

Menyusui) Ibu yang Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan

Pisangan Tahun 2013

Gambaran aktivitas ibu pada saat sedang tidak menyusui adalah

sebagai berikut:

Tabel 5.19

Gambaran Aktivitas Ibu saat Sedang Tidak Menyusui

No. Aktivitas n Persentase (%)

1. Mencuci dengan tangan 45 61,6

2. Mencuci dengan mesin cuci 21 28,8

3. Menjemur pakaian 69 94,5

4. Menyetrika 66 90,4

5. Mencuci peralatan

masak/makan

67 91,8

4. Memasak 49 67,1

5. Mengepel lantai 62 84,9

6. Menyapu lantai 69 94,5

7. Membersihkan halaman 37 50,7

8. Membereskan peralatan 71 97,3

9. Membersihkan perabot rumah

tangga lainnya dengan banyak

menggunakan tangan

69 94,5

10. Membuang sampah 64 87,7

11. Mengelap kaca jendela 41 56,2

12. Nonton TV 56 76,7

13. Mengantarkan anak ke sekolah 4 5,5

14. Bersosialisasi dengan tetangga

sekitar

60 82,2

15. Mengikuti kegiatan di

masyarakat

9 12,3

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.19 di atas, dapat diketahui bahwa aktivitas ibu

saat sedang tidak menyusui adalah mengerjakan pekerjaan rumah tangga

sebagaimana disebutkan pada tabel di atas.

Page 168: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

145

G. Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui Berdasarkan

Karakteristik Tempat Duduk

Gambaran kenyamanan posisi duduk ibu saat menyusui berdasarkan

tempat duduk yang digunakan ibu adalah sebagai berikut:

Tabel 5.20

Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui

Berdasarkan Tempat Duduk yang Digunakan Ibu

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.20 di atas, dapat diketahui bahwa, 77,8% (14 ibu)

dari 18 ibu yang menyusui dengan posisi duduk di atas kursi dan 81,8% (45 ibu)

dari 55 ibu yang menyusui dengan posisi duduk dimana tempat duduknya bukan

kursi, merasakan ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh yang ditandai

pada Body Part Discomfort Scale. Secara lebih terperinci, kenyamanan ibu saat

menyusui dengan posisi duduk berdasarkan jenis tempat duduk dan kursi yang

digunakan dapat dilihat pada tabel 5.21 berikut:

Tabel 5.21

Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui Berdasarkan

Jenis Tempat Duduk dan Kursi yang Digunakan Ibu

No. Tempat Menyusui

Kenyamanan Total

Nyaman Tidak Nyaman

n % n % n %

1. Di atas tempat tidur 5 18,5 22 81,5 27 100

2. Di atas lantai 4 14,8 23 85,2 27 100

3. Di mana saja bukan

kursi

1 100 0 0 1 100

4. Sofa dan sejenisnya 1 11 8 89 9 100

5. Kursi makan 0 0 1 100 1 100

Sumber: Data Primer Tahun 2013

No. Tempat

Menyusui

Kenyamanan Total

Nyaman Tidak Nyaman

n % n % n %

1. Kursi 4 22,2 14 77,8 18 100

2. Bukan Kursi 10 18,2 45 81,8 55 100

Page 169: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

146

No. Tempat Menyusui

Kenyamanan Total

Nyaman Tidak Nyaman

n % n % n %

6. Kursi kantor/kerja

yang dapat

berputar/adjustment

0 0 1 100 1 100

7. Kursi kecil 1 100 0 0 1 100

8. Kursi plastik tanpa

sandaran punggung

dan tangan

1 100 0 0 1 100

9. Kursi plastik

dengan sandaran

punggung dan

tangan

0 0 1 100 1 100

10. Kursi lainnya 1 25 3 75 4 100

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.21 di atas, dapat diketahui bahwa yang paling banyak

mengalami ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh yang ditandai pada

Body Part Discomfort Scale adalah yang menyusui dengan posisi duduk di atas

tempat tidur (81,5% dari 27 ibu), di atas lantai (85,2% dari 27 ibu), di sofa dan

sejenisnya (89% dari 9 ibu), di kursi makan, kursi kantor/kerja yang dapat

berputar/adjustment, kursi plastik dengan sandaran punggung dan tangan, serta di

kursi lainnya (75% dari 4 ibu).

Berdasarkan penggunaan peralatan bantu berupa bantal saat menyusui

dengan posisi duduk, diperoleh bahwa yang merasakan ketidaknyamanan pada

beberapa bagian tubuh saat menyusui dengan posisi duduk yang ditandai pada

Body Part Discomfort Scale adalah 95,2% ibu yang menggunakan bantal dan

75% ibu yang tidak menggunakan bantal saat menyusui dengan posisi duduk.

Jadi, baik pada ibu yang menggunakan peralatan bantu berupa bantal saat

menyusui maupun yang tidak, paling banyak merasakan ketidaknyamanan pada

Page 170: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

147

beberapa bagian tubuh yang ditandai pada Body Part Discomfort Scale.

Sebagaimana dapat dilihat pada tabel 5.22 berikut:

Tabel 5.22

Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui

Berdasarkan Penggunaan Peralatan Bantu Berupa Bantal

Sumber: Data Primer Tahun 2013

H. Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui Berdasarkan

Karakteristik Ibu

Kenyamanan posisi duduk ibu saat menyusui berdasarkan karakteristik

ibu adalah sebagai berikut:

1. Kenyamanan Ibu saat Menyusui dengan Posisi Duduk Berdasarkan Usia

Ibu

Rata-rata usia ibu yang merasakan ketidaknyamanan pada beberapa

bagian tubuh saat menyusui dengan posisi duduk yang ditandai pada Body

Part Discomfort Scale adalah 27 tahun dengan standar deviasi 6 tahun dan

yang tidak adalah 33 tahun dengan standar deviasi 5 tahun.

2. Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui Berdasarkan IMT Ibu

Kenyamanan posisi duduk ibu saat menyusui berdasarkan IMT ibu

dapat dilihat pada tabel 5.23 berikut:

No. Penggunaan

Bantal

Kenyamanan Total

Nyaman Tidak Nyaman

n % n % n %

1. Iya 1 4,8 20 95,2 21 100

2. Tidak 13 25 39 75 52 100

Page 171: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

148

Tabel 5.23

Distribusi Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui Berdasarkan

IMT Ibu di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

No. Klasifikasi

Kenyamanan Total

Nyaman Tidak Nyaman

n % n % n %

1. Kurus 0 0 3 100 3 100

2. Normal 9 22 32 78 41 100

3. Gemuk 5 17,2 24 82,8 29 100

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.23 di atas, dapat diketahui bahwa yang merasakan

ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh saat menyusui dengan posisi

duduk yang ditandai pada Body Part Discomfort Scale adalah 3 ibu yang

memiliki IMT kategori kurus, 78% (32 ibu) dari 41 ibu yang memiliki IMT

kategori normal, dan 82,8% (24 ibu) dari 29 ibu yang memiliki IMT kategori

gemuk.

I. Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui Berdasarkan

Karakteristik Aktivitas Menyusui

1. Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui Berdasarkan Durasi

Menyusui

Rata-rata lama menyusui dengan posisi duduk pada ibu yang

merasakan ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh yang ditandai pada

Body Part Discomfort Scale adalah 21,8 menit dengan standar deviasi 19,7

menit dan yang tidak adalah 16,9 menit dengan standar deviasi 11,8 menit.

Ibu tidak mengetahui dengan pasti durasi menyusuinya karena lama

menyusui yang tidak menentu. Hal ini menyebabkan ketika ditanya lama

Page 172: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

149

rata-rata menyusui ibu dengan posisi duduk, jawaban ibu cenderung hanya

memperkirakan saja.

2. Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui Berdasarkan Berat

Badan Bayi

Rata-rata berat badan bayi ibu yang merasakan ketidaknyamanan pada

beberapa bagian tubuh saat menyusui dengan posisi duduk yang ditandai

pada Body Part Discomfort Scale adalah 6,95 kg dengan standar deviasi 2,07

kg dan yang tidak adalah 7,61 kg dengan standar deviasi 1,60 kg.

3. Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui Berdasarkan Postur Ibu

saat Menyusui dengan Posisi Duduk

Seperti yang telah dijelaskan pada subbab sebelumnya bahwa tidak

semua ibu bersedia untuk diambil gambar untuk kemudian dianalisis postur

duduk ibu saat menyusui dengan metode RULA. Hanya 59 ibu yang bersedia,

sehingga data nilai postur ibu saat menyusui dengan posisi duduk yang dapat

diperoleh hanya 59. Dari 59 ibu tersebut, setelah dilakukan analisis, dari 4 ibu

yang berada pada risiko sedang, kesemuanya merasakan ketidaknyamanan.

Sedangkan dari 55 ibu yang berada pada risiko tinggi, 43 (78,2%)

diantaranya mengalami ketidaknyamanan.Sebagaimana dapat dilihat pada

tabel 5.24 berikut:

Page 173: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

150

Tabel 5.24

Distribusi Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui Berdasarkan

Nilai Postur Duduk Ibu saat Menyusui di Kelurahan Pisangan

Tahun 2013

No. Nilai Postur

Kenyamanan Total

Nyaman Tidak Nyaman

n % n % n %

1. Risiko Sedang 0 0 4 100 4 100

2. Risiko Tinggi 12 21,8 43 78,2 55 100

Sumber: Data Primer Tahun 2013

4. Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui Berdasarkan Kondisi

Lingkungan Tempat Menyusui

1. Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui Berdasarkan Suhu

Tempat Menyusui

Rata-rata suhu tempat menyusui pada ibu yang merasakan

ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh saat menyusui dengan

posisi duduk yang ditandai pada Body Part Discomfort Scale adalah

32,48oC dengan standar deviasi 1,70

oC dan yang tidak adalah 33,46

oC

dengan standar deviasi 1,31oC.

2. Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui Berdasarkan Tingkat

Pencahayaan Tempat Menyusui

Kenyamanan posisi duduk ibu saat menyusui berdasarkan tingkat

pencahayaan tempat menyusui dapat dilihat pada tabel 5.25 berikut:

Tabel 5.25

Distribusi Kenyamanan Ibu saat Menyusui dengan Posisi Duduk

Berdasarkan Tingkat Pencahayaan Tempat Menyusui

di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

No. Tingkat

Pencahayaan

Kenyamanan Total

Nyaman Tidak Nyaman

n % n % n %

1. > 60 lux 9 22 32 78 41 100

2. < 60 lux 5 15,6 27 84,4 32 100

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Page 174: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

151

Berdasarkan tabel 5.25 di atas, dapat diketahui bahwa yang

merasakan ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh saat menyusui

dengan posisi duduk yang ditandai pada Body Part Discomfort Scale

adalah 78% (32 ibu) dari 41 ibu yang tempat menyusuinya memiliki

tingkat pencahayaan > 60 lux dan 84,4% (27 ibu) dari 32 ibu yang tempat

menyusuinya memiliki tingkat pencahayaan < 60 lux. Hal ini berarti, baik

pada tingkat pencahayaan > 60 lux maupun < 60 lux, sebagian besar ibu

merasakan ketidaknyamanan saat menyusui dengan posisi duduk.

Page 175: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

152

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Sebagaimana diketahui bahwa aktivitas menyusui merupakan aktivitas

yang tidak dapat ditentukan waktunya. Ia merupakan aktivitas yang insidental

yaitu suatu proses alami dan tidak dapat dipaksakan. Aktivitas menyusui

dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kemauan bayi, bukan kemauan ibu.

Tidak seperti pekerjaan di sektor formal maupun non formal pada umumnya

yang mempunyai waktu kerja dan standar operasional kerja yang pasti. Selain itu,

aktivitas menyusui cenderung merupakan aktivitas yang bersifat privasi bagi ibu

yang menyusui karena menyusui merupakan kegiatan memberikan ASI langsung

dari payudara ibu. Oleh karena itu, penelitian ini mempunyai keterbatasan-

keterbatasan yaitu antara lain:

1. Waktu atau kondisi yang tidak memungkinkan bagi ibu untuk menyusui

bayinya saat pengumpulan data dilakukan (waktu pengumpulan data tidak

sesuai dengan waktu menyusui), seperti bayi baru selesai menyusu dan tidak

mau menyusu lagi; bayi baru selesai menyusu dan saat pengumpulan data

sedang dilakukan, bayi sedang tidur; bayi yang berusia lebih dari enam bulan,

ketika pengumpulan data sedang dilakukan, bayi sedang atau baru saja

makan, sehingga bayi sudah tidak mau menyusu lagi; bayi sedang sakit

Page 176: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

153

sehingga tidak mau menyusu, sehingga sulit untuk dilakukan observasi sesuai

dengan kondisi yang sebenarnya.

2. Ibu cenderung tidak bersedia untuk menyusui di depan orang lain. Maka

ketika pengumpulan data dilakukan, pada saat ibu sedang menyusui,

observasi tidak dapat dilakukan karena ibu tidak mengizinkan pengumpul

data untuk mengamati aktivitas menyusui yang sedang dilakukan. Ibu

melakukan aktivitas menyusuinya di dalam ruangan pribadi ibu.

3. Ketika dilakukan pengambilan video oleh pengumpul data, seringkali ibu

tidak berada pada sikap duduk alami saat menyusui karena ibu menyadari

aktivitas menyusuinya sedang diamati atau diambil gambar, seperti ibu selalu

melihat ke arah kamera dan ibu berusaha melakukan aktivitas menyusui

sebaik-baiknya dengan maksud supaya gambar ibu terlihat bagus di kamera.

4. Pada pengumpulan data kedua, ibu cenderung enggan untuk diamati kembali

aktivitas menyusuinya.

B. Gambaran Posisi Duduk Ibu saat Menyusui di Kelurahan Pisangan Tahun

2013

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 75,3% (55 orang) saat menyusui

dengan posisi duduk lebih memilih untuk duduk di atas tempat duduk yang

bukan kursi atau ibu tidak menggunakan kursi saat menyusui dengan posisi

duduk, yaitu terdiri dari duduk di atas tempat tidur, di atas lantai, dan dimana saja

bukan kursi (duduk di bawah bukan kursi). Sedangkan 24,7% (18 orang) lainnya

menggunakan kursi saat menyusui, yaitu terdiri dari kursi sofa dan sejenisnya,

Page 177: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

154

kursi makan, kursi kantor/kursi kerja yang dapat berputar/adjustment, kursi kecil,

kursi plastik tanpa sandaran punggung dan tangan, kursi plastik dengan sandaran

punggung dan tangan, dan kursi lainnya.

Pemilihan tempat duduk yang digunakan ibu saat menyusui dengan posisi

duduk selain dipengaruhi oleh faktor kenyamanan menurut masing-masing ibu,

juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi ibu. Sebagian besar responden penelitian

ini berada pada kondisi ekonomi rendah dengan kondisi rumah yang berada pada

wilayah pemukiman yang padat. Hal ini menyebabkan keterbatasan dalam

kepemilikan kursi. Artinya, tidak terdapat kursi di rumah ibu. Oleh karena itu,

selain alasan kenyamanan, tidak adanya kursi menjadi penyebab ibu menyusui

dengan posisi duduk tidak menggunakan kursi (duduk di bawah atau di atas

tempat tidur).

Keputusan ibu untuk memilih posisi duduk sebagai posisi yang paling

sering (hampir seluruh aktivitas menyusui ibu dalam sehari dilakukan dengan

duduk) dilakukan ibu saat menyusui secara umum sudah tepat dilakukan. Hal ini

sesuai dengan yang dikemukakan dalam Bahiyatun (2009) bahwa ada dua posisi

ibu dan bayi yang benar saat menyusui, yaitu berbaring miring dan duduk.

Namun ada sebagian ibu dalam penelitian ini yang pada saat menyusui dengan

posisi duduk baik duduk di atas tempat tidur, di lantai, maupun di kursi, posisi

punggung ibu tidak bersandar atau membungkuk. Sedangkan menurut Bahiyatun

(2009), pada posisi duduk, penting untuk memberikan topangan atau sandaran

pada punggung ibu, dalam posisinya tegak lurus (90o) terhadap pangkuannya.

Page 178: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

155

Hal ini dapat dilakukan dengan duduk bersila di atas tempat tidur atau di lantai

atau duduk di kursi.

Namun, tidak semua ibu yang memilih untuk menggunakan posisi duduk

selalu menggunakan posisi duduk saat menyusui. Adakalanya ibu juga

menggunakan posisi berbaring miring. Posisi ini dilakukan ibu saat bayi sedang

akan tidur atau lebih sering dilakukan ibu pada malam hari. Selain itu, posisi ini

juga dilakukan ibu ketika ibu sudah merasakan ketidaknyamanan saat menyusui

dengan posisi duduk dan ibu sudah tidak dapat menahan rasa ketidaknyamanan

tersebut, sedangkan bayi masih ingin menyusu. Oleh karena itu, ibu akan

mengubah posisi menyusui dari posisi duduk menjadi posisi berbaring miring.

Posisi yang digunakan ibu menyusui di Kelurahan Pisangan saat

menyusui dengan posisi duduk adalah posisi cradle hold seperti pada gambar 5.8.

Sebagian besar ibu menyusui yang menjadi responden dalam penelitian ini saat

menyusui dengan posisi duduk tidak duduk di kursi dan posisi punggung ibu

membungkuk, meskipun ada sebagian ibu yang menyangga punggungnya dengan

bantal atau bersandar di dinding (bagi ibu yang tidak menggunakan kursi) dan

bersandar pada sandaran kursi (bagi ibu yang menggunakan kursi). Tidak hanya

ibu yang tidak menggunakan kursi saat menyusui dengan posisi duduk, ibu yang

menggunakan kursi juga posisi punggungnya membungkuk dan tidak

menggunakan sandaran kursi meskipun kursi yang digunakan ibu memiliki

sandaran punggung. Sedangkan menurut Widodo (2011), posisi cradle hold yang

benar beberapa diantaranya adalah ibu duduk pada kursi berlengan yang nyaman,

Page 179: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

156

punggung tegak (boleh disangga dengan bantal agar dapat bersandar dengan

nyaman). Posisi ibu dijaga agar tidak membungkuk karena akan cepat lelah.

Posisi ibu yang membungkuk disebabkan karena ibu harus menyesuaikan

posisi puting ibu dengan mulut bayi, sebagaimana yang dikemukakan ibu pada

kutipan hasil wawancara pada bab sebelumnya. Padahal menurut Widodo (2011),

yang seharusnya dilakukan adalah mendekatkan bibir bayi dengan payudara ibu

dengan mengangkat tangan, bukan membungkuk.

Secara umum posisi tangan ibu saat menyusui dengan posisi duduk

(gambar 5.8), yaitu ibu menempatkan posisi kepala bayi pada lekukan sikunya

dan lengan bawah ibu menyangga tubuh bayi hingga bokong. Namun, ketika ibu

sudah merasakan ketidaknyamanan pada sikunya, maka ibu akan mengubah

posisi kepala bayi. Ibu akan mengangkat kepala bayi dan memindahkannya dari

lekukan siku ke jari-jari tangan ibu, sebagaimana telah diuraikan pada bab

sebelumnya tentang macam-macam perubahan sikap duduk ibu yang berhasil

diamati saat ibu menyusui dengan posisi duduk.

Posisi tangan ibu yang demikian sudah tepat, karena menurut Bahiyatun

(2009), saat menyusui, kepala bayi dapat ditopang dengan jari-jari tangan yang

telentang atau pada lekukan siku ibunya. Widodo (2011) juga menyebutkan

bahwa punggung hingga bokong bayi ditempatkan pada lengan bawah ibu.

Lengan yang digunakan adalah lengan pada sisi yang sama dengan payudara

yang akan digunakan untuk menyusui (lengan kanan saat akan menyusui dengan

payudara kanan). Hal ini juga yang dilakukan oleh beberapa ibu dalam penelitian

ini yang posisi menyusuinya bergantian antara payudara kanan dan kiri.

Page 180: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

157

Selanjutnya, Widodo (2011) menyebutkan bahwa kepala dan leher bayi

ditempatkan pada lekuk siku.

Tangan ibu yang tidak digunakan untuk menyangga bayi digunakan ibu

untuk memegang payudara ibu yang sedang disusukan. Ibu memegang payudara

ibu dengan jari-jari ibu supaya bayi dapat menyusu dengan tepat. Hal ini sesuai

dengan yang dijelaskan dalam Saleha (2009) bahwa memegang/menyangga

payudara menggunakan tangan dalam posisi bebas (tidak sedang dalam posisi

menggendong bayi) dapat membantu bayi untuk latch-on (bayi sudah tepat

menyusu). Cara memegangnya adalah dengan menempatkan jari-jari ibu di

bawah payudara dan ibu jari diletakkan pada bagian atas (di belakang areola).

Posisi bayi berada setinggi payudara. Selain itu, duduk dengan menggunakan

kursi yang nyaman yang dapat menyokong punggung dan lengan ibu serta bayi

berada pada posisi yang tepat dapat membantu proses let-down. Namun, tidak

semua ibu yang menyusui dengan posisi duduk di Kelurahan Pisangan

melakukan hal tersebut. Ibu memang duduk di tempat duduk yang nyaman

menurut ibu, tetapi punggung dan lengan ibu tidak bersandar meskipun pada ibu

yang menggunakan kursi terdapat sandaran punggung dan tangan pada kursi

yang digunakan tersebut.

Menurut ibu, ibu tidak bisa bersandar karena ibu lebih mengutamakan

ketepatan posisi menyusui (posisi payudara ibu dengan mulut bayi) sebagaimana

pada kutipan hasil wawancara yang ditampilkan pada bab sebelumnya. Hal ini

memang sudah sesuai dengan penjelasan Saleha (2009), bahwa saat menyusui

dengan posisi duduk, lebih mengutamakan ketepatan posisi menyusui, karena

Page 181: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

158

posisi yang tepat saat menyusui adalah elemen kunci dalam kesuksesan proses

menyusui. Namun, cara yang dilakukan ibu kurang tepat. Untuk memposisikan

mulut bayi agar tepat dengan payudara ibu, ibu memilih untuk membungkuk.

Padahal seharusnya menurut Widodo (2011), untuk mendekatkan bibir bayi

dengan payudara ibu, dilakukan dengan mengangkat tangan, bukan posisi ibu

yang membungkuk.

Ditinjau dari sudut pandang ergonomi, tempat duduk dapat memfasilitasi

postur kerja sehingga posisi tubuh tidak menjadi sumber hambatan bagi gerakan

dalam melakukan pekerjaan dan juga tidak menyebabkan keluhan dan

ketidaknyamanan (Suma’mur, 2009). Ibu-ibu yang menyusui dalam penelitian ini

lebih memilih duduk tidak menggunakan kursi dengan alasan kenyamanan yaitu

ibu lebih bebas bergerak, seperti mengubah sikap kaki dari bersila menjadi

selonjor dan sebaliknya. Perubahan atau pergerakan inilah yang membuat ibu

tetap merasakan nyaman saat menyusui dengan posisi duduk karena menurut

Lueder (2004), postur yang dibatasi dapat menyebabkan ketidaknyamanan,

misalnya postur duduk yang statis dan tidak bebas akan menimbulkan

ketidaknyamanan.

Namun, meskipun demikian jika menyusui dilakukan ibu dalam waktu

yang lama (lebih dari lima menit), maka rasa ketidaknyamanan akan muncul dan

jika sudah tidak dapat dipertahankan lagi, maka ibu akan menghentikan

menyusui atau mengubah posisi menyusui menjadi berdiri atau berbaring miring.

Sebagaimana kutipan hasil wawancara yang ditampilkan pada bab sebelumnya.

Page 182: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

159

Delleman et. al (2004) juga mengatakan bahwa posisi duduk tetap akan menjadi

masalah ketika dilakukan untuk waktu yang lama.

C. Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui di Kelurahan

Pisangan Tahun 2013

Secara fisiologis, kenyamanan adalah tidak adanya ketidaknyamanan.

Kenyamanan adalah suatu keadaan pikiran yang dihasilkan dari ketiadaan sensasi

tubuh yang tidak menyenangkan (Pheasant, 2003). Seseorang tidak dapat

mendefinisikan atau mengukur kenyamanan secara pasti. Kita cenderung

mengukur kenyamanan berdasarkan tingkat ketidaknyamanan (Oborne, 1995

dalam Ardiana, 2007), sebagaimana yang dilakukan pada penelitian ini.

Kenyamanan merupakan suatu kondisi perasaan yang lebih dari sekedar

hilangnya rasa tidak nyaman, tetapi merupakan penilaian respondentif individu

yang sulit untuk didefinisikan secara pasti karena sangat tergantung pada orang

yang mengalami situasi tersebut atau berhubungan dengan pengalaman individu,

dan kita harus menanyakan langsung kepada orang tersebut untuk mengetahui

kenyamanan yang dirasakan. Dengan demikian, maka rasa nyaman yang

dirasakan oleh individu satu belum tentu sama dirasakan oleh individu lainnya.

(Sanders dan McCormick, 1993; Oborne, 1995; Branton dalam Oborne, 1995

dalam Ardiana, 2007)

Pada penelitian ini, digunakan tiga metode untuk mengetahui

kenyamanan posisi duduk ibu saat menyusui. Ketiga metode tersebut adalah

kuesioner Body Part Discomfort Scale untuk mengidentifikasi adanya

Page 183: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

160

ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh menurut frekuensi dan

intensitasnya. Kedua, dilakukan pengamatan terhadap perubahan sikap duduk,

karena menurut Branton (1969) dalam Kawowski dan Marras (2003) bahwa

dalam posisi duduk, ketidaknyamanan dapat dilihat dari perubahan posisi

duduknya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa semakin sering seseorang

mengubah posisi duduknya, maka hal tersebut menunjukkan bahwa semakin ia

merasa tidak nyaman. Sedangkan yang ketiga adalah wawancara mendalam

tentang kenyamanan ibu saat menyusui dengan posisi duduk.

Hasil dari kuesioner Body Part Discomfort Scale menunjukkan bahwa

bagian tubuh ibu yang paling banyak mengalami ketidaknyamanan adalah bahu

kanan, siku kiri, punggung bagian bawah kanan dan kiri dengan frekuensi paling

banyak pada masing-masing bagian tubuh adalah kadang-kadang dan

intensitasnya tidak nyaman. Sebagaimana yang disajikan pada tabel 5.3. Rasa

ketidaknyamanan yang paling banyak dirasakan ibu yaitu berupa kesemutan dan

pegal-pegal, namun tidak sampai sakit.

Menurut Zhang (1996), ketidaknyamanan berhubungan dengan faktor

biomekanik yang menghasilkan perasaan nyeri, sakit, mati rasa, kram, dan

sebagainya. Rasa tidak nyaman ini akan hilang setelah aktivitas menyusui

dihentikan dan setelah ibu beristirahat. Sebagaimana kutipan hasil wawancara

pada bab sebelumnya, bahwa rasa tidak nyaman yang dirasakan ibu saat

menyusui dengan posisi duduk akan hilang setelah selesai menyusui dan

beristirahat. Hal ini sesuai dengan penjelasan Pheasant (2003) bahwa

Page 184: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

161

ketidaknyamanan akan hilang setelah beristirahat atau melakukan aktivitas atau

pekerjaan yang lain.

Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu pada bahu dan siku kemungkinan

disebabkan karena sikap menggendong bayi saat menyusui dengan posisi duduk.

Sedangkan ketidaknyamanan pada punggung kemungkinan disebabkan karena

saat menyusui dengan posisi duduk, punggung ibu tidak bersandar dan

membungkuk sehingga memunculkan rasa ketidaknyamanan seperti pegal-pegal

pada punggung bagian bawah ibu setelah menyusui dalam waktu yang lama.

Hasil penelitian Klinpikul et.al (2010) menunjukkan bahwa postur duduk selama

menyusui untuk waktu yang lama menyebabkan sakit punggung. Semakin lama

waktu menyusui dengan posisi duduk, maka akan semakin besar sakit punggung

yang dialami ibu.

Pada penelitian ini juga diamati adanya perubahan sikap duduk ibu

selama melakukan aktivitas menyusui dengan posisi duduk. Perubahan yang

paling banyak terjadi pada ibu yang tidak menggunakan kursi adalah perubahan

sikap kaki dari bersila atau menekuk lutut menjadi selonjor atau sebaliknya.

Menurut Mulyono (2010), gerakan meluruskan kaki ke depan dan menekuk lutut

merupakan salah satu gerak sebagai upaya memperluas dasar dari massa tubuh

dan mengurangi usaha dari otot-otot lain untuk menjadikan batang tubuh stabil.

Jumlah perubahan sikap duduk ibu selama melakukan aktivitas menyusui

bervariasi. Hal ini tergantung pada lama menyusui dan kondisi bayi yang disusui,

seperti keaktifan bayi, bayi susah menyusu, dan sebagainya. Sehingga perubahan

sikap duduk ibu selama melakukan aktivitas menyusui ada kemungkinan

Page 185: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

162

disebabkan juga karena ibu berusaha menyesuaikan antara posisi ibu dengan

bayi, bukan hanya karena ibu sudah mulai tidak nyaman dengan posisi duduk ibu

saat menyusui. Namun, meskipun demikian, saat menyusui dengan posisi duduk,

ibu tetap memilih posisi yang paling nyaman seperti dengan kaki bersila atau

selonjor, duduk di bawah bukan kursi, dengan bersandar, dan sebagainya.

Salah satu kekurangan metode pengamatan perubahan sikap duduk,

adalah adanya asumsi bahwa perubahan posisi dilakukan untuk mencari

kenyamanan selama bekerja (Karwowski dan Marras, 2003). Hal ini juga yang

kemungkinan terjadi pada ibu saat menyusui dengan posisi duduk. Perubahan

sikap duduk yang dilakukan ibu selama menyusui adalah untuk mencari

kenyamanan selama ibu menyusui. Selain kenyamanan untuk ibu juga

kenyamanan untuk bayi, yaitu kesesuaian posisi ibu dengan posisi bayi.

Keadaan kerja yang membatasi kita khususnya perubahan postur, akan

membawa dampak jangka panjang dan jangka pendek. Dalam jangka pendek,

dampak yang muncul adalah adanya ketidaknyamanan. Ketidaknyamanan ini

dapat mengalihkan perhatian pekerja dari tugasnya sehingga akan meningkatkan

tingkat kesalahan, berkurangnya output, terjadinya kecelakaan, dan lain-lain.

Pada ibu menyusui, dampak adanya ketidaknyamanan ini dapat mengurangi lama

waktu menyusui. Sedangkan dampak jangka panjangnya dapat berupa perubahan

patologis dalam jaringan otot maupun jaringan lunak yang lain. Pada poin ini,

bukan ketidaknyamanan lagi yang terjadi, tetapi lebih kepada cedera fisik dan

proses penyakit (Pheasant, 2003). Oleh karena itu, perubahan sikap duduk ibu

Page 186: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

163

selama menyusui dengan posisi duduk juga penting untuk dilakukan dengan

tujuan untuk menghindari adanya risiko ini.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam sebagaimana telah diuraikan

pada bab sebelumnya, ibu sudah mulai merasa tidak nyaman dengan posisi

duduknya setelah 5 menit menyusui. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

hanya 4 ibu yang lama menyusuinya kurang dari 5 menit. Hal ini berarti bahwa

hampir semua ibu mengalami ketidaknyamanan saat menyusui dengan posisi

duduk, yaitu sebesar 94,5% (69 ibu. Sedangkan berdasarkan kuesioner Body Part

Discomfort Scale, hanya 80,8% ibu yang menandai adanya ketidaknyamanan

pada beberapa bagian tubuh saat menyusui dengan posisi duduk. Perbedaan ini

kemungkinan disebabkan karena adanya faktor kasih sayang ibu yang besar

kepada anak sehingga dapat menghilangkan atau mengabaikan rasa

ketidaknyamanan yang sebenarnya dirasakan ibu selama menyusui dengan posisi

duduk. Di dalam Al-Qur’an juga sudah disebutkan bahwa kasih sayang seorang

ibu begitu besar. Ibu sudah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-

tambah dan menyusui selama dua tahun. Firman Allah SWT:

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua

orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah

yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.

Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya

kepada-Ku lah kembalimu.”(QS. Luqman: 14)

Page 187: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

164

Besarnya kasih sayang seorang ibu juga terlihat sebagaimana berdasarkan

hasil wawancara mendalam, meskipun ibu sudah merasakan ketidaknyamanan

pada posisi duduknya saat menyusui, ibu akan tetap mempertahankannya.

Bahkan bila ibu sudah tidak dapat lagi menahan ketidaknyamanannya selama

menyusui dengan posisi duduk, ibu akan mengubah posisi menyusui menjadi

berbaring miring atau berdiri atau menghentikan sejenak aktivitas menyusuinya

kemudian melanjutkannya kembali dengan posisi yang berbeda yaitu berbaring

miring atau berdiri. Hal ini dilakukan ibu untuk memenuhi kebutuhan ASI bayi

atau balitanya supaya kebutuhan nutrisi bayinya terpenuhi sehingga bayinya akan

terus sehat.

Namun, kasih sayang ibu yang demikian juga dapat memberikan dampak

kesehatan bagi ibu akibat rasa tidak nyaman yang sebenarnya dirasakan ibu saat

menyusui dengan posisi duduk. Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu seperti

rasa kesemutan dan pegal-pegal terutama pada bagian punggung dan tangan yang

menurut ibu akan hilang dengan sendirinya, untuk waktu yang lama dapat

berkembang menjadi MSDs (Musculoskeletal Disorders).

Pada awalnya memang hanya tidak nyaman atau pegal-pegal saja yang

akan hilang dengan sendirinya sebagaimana yang dikatakan oleh ibu. Namun jika

hal ini berlangsung terus-menerus, maka akan meningkatkan ketidaknyamanan

yang dirasakan dan dapat berkembang menjadi penyakit. Hal ini sebagaimana

yang dikemukakan oleh Stanton et. al (2005) bahwa ketidaknyamanan

merupakan tanda peringatan dari tubuh dan banyak cedera muskuloskeletal yang

berawal dari ketidaknyamanan. Jika dibiarkan, maka ketidaknyamanan ini akan

Page 188: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

165

menjadi faktor risiko untuk memunculkan atau meningkatkan keparahan gejala,

dan dari ketidaknyamanan ini akan berkembang menjadi sakit atau

Musculoskeletal Disorders (MSDs). Dalam Karwowski dan Marras (2003) juga

disebutkan bahwa secara luas dipercaya bahwa ketidaknyamanan merupakan

indikator risiko terjadinya WMSDs (Work-Related Musculoskeletal Disorders).

Sumber ketidaknyamanan posisi duduk ibu saat menyusui antara lain

dapat berasal dari sikap menyusui ibu yaitu dengan menggendong bayi yang

mempunyai massa tertentu dan mempertahankan sikap menyusui yang tepat dan

sesuai untuk bayi. Selain itu, dimungkinkan juga faktor tempat duduk ibu yang

keras berkontribusi untuk memunculkan rasa tidak nyaman saat menyusui

dengan posisi duduk di tempat duduk tersebut. Menurut Karwowski dan Marras

(2003), sumber ketidaknyamanan yang mungkin antara lain berasal dari

musculoskeletal stress di antaranya yaitu: ketegangan otot, saraf, pembuluh

darah, ligamen, sendi, adanya tekanan pada jaringan lunak, kelelahan otot,

perubahan kimiawi lokal yang berhubungan dengan terganggunya aliran darah,

dan adanya gangguan konduksi saraf yang diakibatkan karena adanya tekanan.

Musculoskeletal stress ini dapat berasal dari kedua hal di atas, yaitu sikap

menggendong bayi dan tekanan dari tempat duduk ibu. Namun tidak hanya itu,

ketidaknyamanan juga dipengaruhi oleh faktor psikologi dan sosial.

Menurut McKeown (2008), ada beberapa keuntungan posisi duduk

dibandingkan dengan posisi berdiri, diantaranya adalah dapat memposisikan kaki

secara relaks, lebih stabil, penggunaan energi expenditure berkurang. Lueder

(2002) mengatakan bahwa posisi duduk memerlukan lebih sedikit kerja otot

Page 189: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

166

dibandingkan dengan posisi berdiri. Duduk juga menstabilkan postur dan lebih

memudahkan dalam pekerjaan tertentu. Meskipun demikian, Delleman et. al

(2004) mengatakan bahwa posisi duduk tetap akan menjadi masalah ketika

dilakukan untuk waktu yang lama.

Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa ada dua posisi menyusui yang

benar, yaitu berbaring miring dan duduk (Bahiyatun, 2009). Selain itu, menurut

Delleman et. al, (2004), posisi duduk mempunyai peranan yang sangat penting

dalam memberikan kenyamanan pada seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa

posisi duduk merupakan posisi terbaik dan yang paling tepat dilakukan untuk

menyusui. Namun, posisi duduk untuk waktu yang lama tetap akan menjadi

masalah.

Menurut model teori kenyamanan dan ketidaknyamanan posisi duduk De

Looze et. al (2003), maka ketidaknyamanan posisi duduk ibu saat menyusui

dapat dijelaskan sebagai berikut. Ketidaknyamanan posisi duduk ibu saat

menyusui yang berupa rasa kesemutan dan pegal-pegal dimungkinkan

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik ibu dan karakteristik tempat duduk

yang digunakan ibu saat menyusui dengan posisi duduk. Kedua hal ini kemudian

menjadi paparan eksternal dalam tubuh ibu. De Looze et. al (2003) menjelaskan

bahwa paparan eksternal ini akan menghasilkan aktivasi otot, beban internal,

tekanan intra-discal, gerakan saraf dan sirkulasi, dan peningkatan suhu tubuh.

Selanjutnya, paparan eksternal ini akan mempengaruhi kondisi internal ibu.

Kondisi internal ibu akan memunculkan respon internal dalam tubuh berupa

respon kimiawi, fisiologis, dan biomekanik. Berdasarkan exterocepsis (stimulus

Page 190: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

167

dari sensor kulit), propriocepsis (stimulus dari sensor yang ada pada otot spindel,

tendon, dan persendian), interocepsis (stimulus dari sistem organ dalam), dan

nocicepsis (stimulus dari adanya rasa sakit), maka persepsi tidak nyaman akan

muncul.

Proses yang berlangsung dalam tubuh ibu ini dipengaruhi juga oleh

kapasitas fisik ibu untuk merespon paparan eksternal sampai muncul respon

berupa rasa tidak nyaman. Kondisi lingkungan, karakteristik tempat duduk, dan

kapasitas fisik ibu yang berbeda-beda inilah yang menyebabkan

ketidaknyamanan yang dirasakan ibu saat menyusui dengan posisi duduk juga

berbeda-beda.

D. Gambaran Karakteristik Tempat Duduk yang Digunakan Ibu saat

Menyusui dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa karakteristik

tempat duduk terdiri dari dimensi kursi, sudut dudukan, bentuk kursi atau tempat

duduk, dan bahan pelapis atau bantalan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

dari 18 orang yang menggunakan kursi saat menyusui dengan posisi duduk,

dimensi kursi yang paling banyak tidak sesuai dengan dimensi tubuh ibu adalah

tinggi dudukan, tinggi sandaran punggung, dan tinggi sandaran tangan. Menurut

Pheasant (2003), kesesuaian antara dimensi tempat duduk dengan penggunanya

akan menciptakan kenyamanan pengguna selama menggunakan tempat duduk

tersebut. Berdasarkan penjelasan Pheasant (2003) ini, dapat dikatakan bahwa jika

terdapat ketidaksesuaian antara dimensi kursi dengan dimensi tubuh

Page 191: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

168

penggunanya, maka akan memunculkan ketidaknyamanan selama duduk

menggunakan kursi tersebut.

Santoso (2004) dalam Mulyono (2010) juga menyatakan bahwa

kenyamanan menggunakan suatu alat sangat tergantung dari kesesuaian ukuran

alat dengan ukuran manusia. Apabila ukuran alat tidak sesuai dengan manusia

pengguna dalam jangka waktu tertentu, alat tersebut dapat mengakibatkan stres

tubuh berupa ketidaknyamanan, lelah, pusing, dan nyeri.

Berdasarkan kedua penjelasan di atas, maka ketidaksesuaian dimensi

kursi yang digunakan ibu saat menyusui dengan dimensi tubuh ibu

dimungkinkan menjadi penyebab ketidaknyamanan yang dirasakan ibu saat

menyusui dengan posisi duduk di kursi tersebut. Namun, tidak dapat dipaksakan

juga bahwa ibu harus menggunakan kursi yang sesuai dengan dimensi tubuh ibu

saat menyusui dengan duduk. Hal ini disebabkan karena keterbatasan ibu dalam

kepemilikan kursi. Kursi yang digunakan ibu adalah kursi yang memang sudah

ada di rumah. Jadi, ibu memanfaatkan kursi yang sudah ada di rumah untuk

menyusui saat ibu memilih menyusui dengan duduk. Selain itu, kursi yang

digunakan ibu saat menyusui bukan merupakan kursi menyusui yang ergonomis.

Schuler dan Jackson (1999) dalam Puswiartika (2008) mengemukakan

bahwa tempat duduk yang tidak nyaman dapat menyebabkan cedera punggung

pemakainya. Inilah yang dimungkinkan menjadi penyebab keluhan

ketidaknyamanan yang paling banyak dirasakan ibu saat menyusui dengan posisi

duduk yaitu di bagian punggung bawah kanan dan kiri. Dari 18 orang yang

menggunakan kursi, 77,8% (14 orang) mengalami ketidaknyamanan.

Page 192: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

169

Pada penelitian ini, selain kesesuaian dimensi kursi dengan dimensi tubuh

ibu yang menggunakannya, posisi ibu saat menyusui juga menentukan

kenyamanan ibu selama menyusui dengan posisi duduk tersebut. Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Pheasant (2003), yaitu tidak cukup hanya kesesuaian

dimensi tempat duduk dengan penggunanya, posisi seseorang dalam duduk juga

menentukan kenyamanan selama duduk. Hal ini berkaitan dengan proses

fisiologis dan biomekanik dalam tubuh akibat posisi duduk tersebut.

Kenyamanan akan meningkat jika didukung seperti oleh adanya gundukan bantal

atau hal lain yang mendukung untuk dilakukannya perubahan postur/posisi

selama duduk. Namun dalam penelitian ini, meskipun ibu sudah menggunakan

peralatan bantu saat menyusui dengan posisi duduk berupa bantal dengan alasan

paling banyak adalah supaya tidak lelah atau pegal, 95,2% dari 21 ibu yang

menggunakan peralatan bantu berupa bantal tersebut tetap merasakan

ketidaknyamanan. Hal ini terjadi kemungkinan disebabkan karena adanya faktor

lain yang mempengaruhi kenyamanan posisi duduk ibu saat menyusui. Artinya,

tidak hanya dari tempat duduk yang menyebabkan ibu merasakan

ketidaknyamanan saat menyusui dengan posisi duduk.

Page 193: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

170

E. Gambaran Karakteristik Ibu yang Menyusui dengan Posisi Duduk di

Kelurahan Pisangan Tahun 2013

Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa karakteristik

ibu terdiri dari dimensi tubuh, usia, dan Indeks Massa Tubuh (IMT) ibu.

1. Dimensi Tubuh

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pengukuran

dimensi tubuh hanya dilakukan kepada ibu yang menggunakan kursi saat

menyusui dengan posisi duduk. Berdasarkan hasil pengumpulan data

diperoleh bahwa ada 18 ibu yang menyusui dengan posisi duduk

menggunakan kursi, sehingga pengukuran dimensi tubuh hanya dilakukan

pada 18 ibu tersebut. Pengukuran dimensi tubuh dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui kesesuaian dimensi kursi dengan dimensi tubuh ibu yang

menggunakannya saat menyusui dengan posisi duduk.

Ukuran dimensi tubuh setiap orang sudah pasti berbeda-beda. Menurut

Wignjosoebroto (2000) dan Wicken et. al (2004), faktor-faktor yang

menyebabkan variasi pada dimensi tubuh manusia adalah usia, gender, suku

bangsa/ras, postur tubuh, jenis pekerjaan, dan nutrisi.

2. Usia

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata usia ibu yang

menyusui dengan posisi duduk adalah 28 tahun. Sedangkan rata-rata usia ibu

yang merasakan ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh saat

menyusui dengan posisi duduk yang ditandai pada Body Part Discomfort

Scale adalah 27 tahun.

Page 194: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

171

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang berusia 27 tahun

atau kurang dari 27 tahun merupakan ibu yang baru mengalami pengalaman

menyusui. Artinya, bayi yang sedang disusui ibu merupakan bayi pertama

ibu (lampiran 8) sehingga aktivitas menyusui merupakan aktivitas dan

pengalaman yang baru bagi ibu. Bayi yang merupakan bayi pertama ibu,

61,5% diantaranya berusia kurang dari sama dengan 6 bulan (lampiran 8).

Hal ini berarti, bayi masih berada pada masa pemberian ASI eksklusif atau

frekuensi menyusui lebih sering dilakukan dan durasinya lebih lama

dibandingkan dengan bayi yang berusia lebih dari enam bulan.

Pada penelitian ini, dari 73 responden penelitian, terdapat 38

responden (52,1%) yang usia bayinya kurang dari sama dengan enam bulan

dan 35 responden (47,9%) yang usia bayinya lebih dari enam bulan.

Berdasarkan usia bayi, kenyamanan posisi duduk ibu saat menyusui dapat

dilihat pada tabel yang terdapat pada lampiran 8.

Berdasarkan tabel 3 pada lampiran 8, dapat diketahui bahwa 86,8% (33

ibu) dari 38 ibu yang usia bayinya kurang dari sama dengan enam bulan dan

74,3% (26 ibu) dari 35 ibu yang usia bayinya lebih dari enam bulan,

merasakan ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh yang ditandai pada

Body Part Discomfort Scale.

Menurut Fredregrill (2010), menyusui dilakukan selama bayi mau,

rata-rata 15 sampai 30 menit pada beberapa minggu pertama. Sedangkan

berdasarkan hasil penelitian Klinpikul et.al (2010) menunjukkan bahwa

postur duduk selama menyusui untuk waktu yang lama menyebabkan sakit

Page 195: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

172

punggung. Semakin lama waktu menyusui dengan posisi duduk, maka akan

semakin besar sakit punggung yang terjadi.

Moore dan De Costa (2006) mengatakan bahwa ASI merupakan

sumber terbaik bagi zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi pada enam bulan

pertama. Hal ini menyebabkan pemberian ASI pada enam bulan pertama

pada umumnya dilakukan lebih sering dan lebih lama yaitu selama 15-30

menit sebagaimana telah diuraikan di atas. Oleh karena itu, pada enam bulan

pertama, risiko ketidaknyamanan yang diterima ibu akibat posisi duduk saat

menyusui akan lebih besar. Sedangkan menurut Stanton et. al (2005) dan

Pheasant (2003), ketidaknyamanan merupakan tanda peringatan dari tubuh

dan mempunyai dampak jangka panjang yaitu berupa perubahan patologis

yang berupa rasa sakit.

Namun, berdasarkan tabel 3 pada lampiran 8, baik ibu yang usia bayi

yang sedang disusuinya kurang dari sama dengan enam bulan maupun yang

lebih dari enam bulan, masing-masing menunjukkan persentase tertinggi

adanya ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh saat menyusui dengan

posisi duduk yang ditandai pada Body Part Discomfort Scale. Hal ini berarti,

kemungkinan ada kontribusi dari faktor lain yang menyebabkan ibu

merasakan ketidaknyamanan tersebut saat menyusui dengan posisi duduk.

3. Indeks Massa Tubuh

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik pada ibu yang kurus,

normal, maupun gemuk, sebagian besar ibu merasakan ketidaknyamanan

pada beberapa bagian tubuh saat menyusui dengan posisi duduk,

Page 196: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

173

sebagaimana disajikan pada tabel 5.23. Persentase ketidaknyamanan pada

ibu yang kurus adalah 100%, pada ibu yang normal adalah 78%, dan pada

ibu yang gemuk adalah 82,8%. Namun, jika ditinjau berdasarkan jumlah ibu

yang merasakan ketidaknyamanan, ibu yang normal justru paling banyak

merasakan ketidaknyamanan yaitu sebanyak 32 orang dari 59 orang yang

merasakan ketidaknyamanan.

IMT akan menentukan dimensi tubuh seseorang. Sebagaimana telah

dijelaskan di atas, bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi ukuran

dimensi tubuh seseorang adalah nutrisi dan asupan nutrisi akan menentukan

IMT seseorang. Pada umunya, semakin tinggi IMT, maka akan semakin

besar ukuran dimensi tubuhnya dan semakin besar pula kemungkinan

ketidaksesuaian dimensi kursi dengan dimensi tubuh seseorang yang

menggunakan kursi tersebut. Hal ini akan semakin memperkecil ruang

pergerakan posturnya selama bekerja menggunakan kursi tersebut dan akan

memperbesar kemungkinan terjadinya ketidaknyamanan.

Namun, tidak demikian pada ibu menyusui. Tempat duduk yang

digunakan oleh ibu menyusui bervariasi. Pada penelitian ini, 75,3% ibu lebih

memilih untuk menyusui dengan duduk tidak menggunakan kursi. Ibu

memilih untuk duduk di tempat duduk yang lebih luas seperti di atas tempat

tidur, di atas lantai, dan sebagainya sehingga ibu akan lebih bebas bergerak

dan tidak dipengaruhi oleh IMT ibu.

Page 197: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

174

F. Gambaran Karakteristik Aktivitas Menyusui oleh Ibu yang Menyusui

dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa karakteristik

aktivitas menyusui terdiri dari durasi menyusui, ukuran objek (dalam hal ini

adalah berat badan bayi), postur, kondisi lingkungan, dan aktivitas pada waktu

istirahat atau pada waktu ibu sedang tidak menyusui.

1. Durasi Menyusui

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata lama menyusui

dengan posisi duduk pada ibu yang merasakan ketidaknyamanan pada

beberapa bagian tubuh yang ditandai pada Body Part Discomfort Scale

adalah 21,78 menit dengan standar deviasi 19,71 menit dan yang tidak adalah

16,93 menit dengan standar deviasi 11,82 menit. Berdasarkan hasil

wawancara mendalam dengan ibu yang merasakan ketidaknyamanan saat

menyusui dengan posisi duduk, ibu sudah mulai merasakan ketidaknyamanan

setelah 5 menit menyusui. Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu seperti rasa

kesemutan atau pegal-pegal, sebagaimana hasil kutipan wawancara pada bab

sebelumnya. Ini berarti, hampir semua ibu merasakan ketidaknyamanan saat

menyusui dengan posisi duduk, karena hanya 4 ibu yang lama menyusuinya

kurang dari 5 menit.

Menurut Delleman et. al (2004), durasi menunjukkan jumlah waktu

seseorang secara terus-menerus terpapar oleh faktor risiko. Meskipun

menurut Delleman et. al, (2004) posisi duduk mempunyai peranan yang

sangat penting dalam memberikan kenyamanan pada seseorang, namun posisi

Page 198: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

175

duduk untuk waktu yang lama tetap akan menjadi masalah. Mansfield (2007)

juga menyebutkan bahwa duduk dengan postur yang sama (tetap/statis) untuk

waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya ketidaknyamanan dan Cohen

et. al (1997) dalam Rahmawati (2010) menjelaskan bahwa pekerjaan yang

membutuhkan otot yang sama atau pergerakan untuk durasi yang panjang

meningkatkan kemungkinan kelelahan lokal dan umum. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa durasi menyusui dimungkinkan menjadi penyebab

terjadinya ketidaknyamanan pada ibu saat menyusui dengan posisi duduk.

2. Ukuran Objek (Berat Badan Bayi)

Rata-rata berat badan bayi ibu yang merasakan ketidaknyamanan pada

beberapa bagian tubuh saat menyusui dengan posisi duduk yang ditandai

pada Body Part Discomfort Scale adalah 6,95 kg dan yang tidak adalah 7,61

kg. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bayi yang memiliki berat badan

kurang dari sama dengan 7 kg, 79,5% diantaranya adalah bayi yang usianya

kurang dari sama dengan enam bulan (lampiran 8).

Menurut Kumar (1999), berat objek dapat mempengaruhi pengeluaran

energi metabolik dan dapat memberikan beban pada otot. Semakin berat

objek, maka pengeluaran energi metabolik akan meningkat dan beban pada

otot akan semakin besar. Beban pada otot inilah yang kemudian dapat

menyebabkan terjadinya musculoskeletal stress yang dapat mengakibatkan

terjadinya ketidaknyamanan.

Pada penelitian ini, yang lebih banyak mengalami ketidaknyamanan

adalah ibu yang bayinya memiliki berat badan kurang dari sama dengan 7 kg.

Page 199: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

176

Hal ini disebabkan karena bayi yang memiliki berat badan kurang dari sama

dengan 7 kg, 79,5% diantaranya adalah bayi yang usianya kurang dari sama

dengan enam bulan, dimana frekuensi menyusuinya lebih sering dan lama

waktu menyusuinya juga lebih lama serta ibu yang usia bayinya kurang dari

sama dengan enam bulan lebih sering menggunakan posisi duduk daripada

posisi menyusui lainnya. Sedangkan pada ibu yang berat badan bayinya lebih

dari 7 kg, 79,4% usia bayi sudah lebih dari enam bulan, dimana frekuensi dan

lama waktu menyusuinya sudah berkurang karena bayi sudah mendapatkan

makanan lain selain ASI serta durasi menyusui lebih lama dengan posisi

berbaring miring daripada posisi duduk.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa menurut Delleman et. al,

(2004) posisi duduk untuk waktu yang lama akan menjadi masalah dan

Mansfield (2007) juga menyebutkan bahwa duduk dengan postur yang sama

(tetap/statis) untuk waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya

ketidaknyamanan.

3. Postur

Postur tubuh ibu saat menyusui dengan posisi duduk antara lain

dipengaruhi oleh tempat duduk ibu saat menyusui dan kesesuaian dimensi

kursi dengan dimensi tubuh ibu menyusui yang menggunakannya.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Pheasant (2003) bahwa postur kerja

dipengaruhi oleh hubungan antara dimensi tubuh dan stasiun kerjanya

(workstation). Misalnya, tempat kerja yang terlalu tinggi untuk pekerja yang

Page 200: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

177

memiliki tinggi badan rendah atau tempat kerja yang terlalu rendah untuk

pekerja dengan tinggi badan lebih.

Selain itu, postur duduk ibu saat menyusui juga dipengaruhi oleh

posisi duduk ibu itu sendiri, dimana ibu harus menyesuaikan posisi ibu

dengan bayi yang disusuinya supaya posisi bayi pas dan tepat untuk

menyusu. Menurut Pheasant (2003), posisi seseorang saat duduk juga

menentukan kenyamanan selama duduk karena hal ini berkaitan dengan

proses fisiologis dan biomekanik dalam tubuh akibat posisi duduk tersebut.

Sedangkan menurut McKeown (2008), salah satu elemen kunci untuk

memastikan seseorang dapat bekerja dengan nyaman dan efektif adalah

postur yang baik selama bekerja.

Pada penelitian ini, berdasarkan hasil penilaian postur duduk ibu saat

menyusui dengan metode RULA, diperoleh bahwa dari 59 ibu yang berhasil

diobservasi, 93,22% (55 orang) diantaranya berada pada level risiko tinggi.

Ini berarti, dibutuhkan tindakan sekarang juga untuk memperbaiki postur

duduk ibu saat menyusui agar posisi duduk ibu saat menyusui lebih

ergonomis dan mengurangi terjadinya ketidaknyamanan ibu selama menyusui

dengan posisi duduk atau bahkan lebih jauh lagi dapat mengurangi risiko

terjadinya MSDs akibat postur duduk ibu saat menyusui.

Postur duduk ibu berada pada level risiko tinggi kemungkinan

disebabkan karena posisi pergelangan tangan, leher, dan punggung ibu. Pada

saat menyusui dengan posisi duduk, ibu membengkokkan pergelangan

tangannya ke bawah untuk menyangga bayi, leher ibu menunduk dan

Page 201: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

178

bengkok karena selama aktivitas menyusui berlangsung ibu akan melihat ke

arah bayi atau memperhatikan keluarnya ASI dari payudara ibu, sedangkan

sikap punggung ibu menyesuaikan dengan ketepatan posisi bayi untuk

menyusu dan kemungkinan ibu sudah terbiasa dengan sikap duduk

membungkuk yang menurut ibu nyaman.

Menurut Bahiyatun (2009) salah satu cara menyusui yang benar adalah

ibu menyusui sambil menatap bayi dengan kasih sayang. Oleh karena itu,

wajar jika postur leher ibu menunduk dan bengkok karena saat menyusui, ibu

sambil menatap bayi dengan kasih sayang serta memperhatikan proses bayi

saat menyusu. Namun, menurut Karjewksi et. al (2009) membelokkan kepala

atau leher ke salah satu sisi, diketahui berhubungan dengan peningkatan

risiko ketidaknyamanan dan MSDs.

Sikap duduk ibu yang membungkuk selama menyusui dengan alasan

menyesuaikan posisi payudara ibu dengan mulut bayi, merupakan sikap

duduk yang kurang tepat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Widodo

(2011), bahwa yang seharusnya dilakukan untuk mendekatkan bibir bayi

dengan payudara ibu adalah dengan mengangkat tangan, bukan

membungkuk. Selain itu, menurut Anderson (1981) dan Tyson et. al (2005)

dalam Klinpikul et. al (2010), duduk dengan postur membungkuk atau

membengkokkan tulang belakang akan mengakibatkan otot akan lebih

menegang dimana hal ini pada akhirnya akan menyebabkan kelelahan dan

ketidaknyamanan. Karjewski et.al (2009) juga menjelaskan bahwa ketika

tulang atau persendian tidak berada pada posisi netral, maka terjadi postur

Page 202: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

179

janggal. Sedangkan menurut Mulyono (2010), sikap duduk yang salah dapat

menyebabkan masalah pada punggung dan menyebabkan otot perut

melembek.

Postur pergelangan tangan ibu yang bengkok disebabkan karena ibu

harus memegang dan menyangga tubuh bayi saat menyusui. Postur

pergelangan tangan yang seperti ini merupakan salah satu bentuk postur

janggal menurut Karjewski et. al (2009). Sebagaimana yang disebutkan oleh

Karjewski et. al (2009), salah satu contoh postur janggal yang berkontribusi

menyebabkan pergerakan mendekati posisi ekstrim adalah membengkokkan

pergelangan tangan ke bawah dengan muka tangan menghadap ke bawah

lebih dari 30 derajat.

Sedangkan beberapa postur netral untuk beberapa bagian tubuh

menurut Karjewski et.al (2009) yaitu sebagai berikut:

1. Kepala dan leher berada pada satu garis atau satu level atau bengkok

sedikit ke depan, pandangan lurus ke depan, seimbang, dan berada satu

garis dengan tulang belakang.

2. Tangan, pergelangan tangan, dan lengan bawah berada lurus pada satu

garis.

3. Siku-siku berada dekat dengan tubuh dan miring 90-120 derajat.

4. Bahu relaks dan lengan atas menggantung normal di samping tubuh.

5. Paha dan bokong ketika duduk harus berada paralel dengan lantai.

6. Lutut ketika duduk posisinya harus sama tinggi dengan bokong, dengan

kaki sedikit ke depan.

Page 203: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

180

7. Punggung ketika duduk posisinya harus vertikal atau bersandar dengan

dukungan lumbar.

Selama melakukan aktivitas menyusui (setiap menyusui), tidak

seterusnya postur duduk ibu saat menyusui sama dengan pada saat dilakukan

observasi. Mungkin kadangkala postur leher ibu saat menekuk kurang dari 20

derajat, atau sudut yang dibentuk oleh pergerakan lengan atas atau lengan

bawah ibu lebih kecil dari yang diobservasi, pergelangan tangan ibu berada

pada posisi lurus atau tidak dibengkokkan, atau sikap punggung ibu tegak,

dan seterusnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan karena pada umumnya

selain ibu mencari kenyamanan untuk dirinya sendiri saat menyusui, ibu juga

harus memperhatikan kenyamanan dan ketepatan bayi saat menyusu. Kedua

hal ini, baik kenyamanan ibu maupun ketepatan bayi saat menyusu dapat

memperlancar proses menyusui.

Menurut Pheasant (2003), postur yang baik untuk posisi duduk adalah

subjek duduk pada posisi horizontal, pada permukaan yang datar, duduk

tegak hingga tinggi badan maksimal dan pandangan lurus ke depan. Bahu

relaks, dengan lengan atas menggantung bebas di samping dan lengan bawah

berada pada posisi horizontal. Tinggi tempat duduk disesuaikan hingga paha

berada pada posisi horizontal dan kaki bagian bawah berada pada posisi

vertikal. Namun, pada ibu menyusui tidak demikian. Lengan ibu harus

menggendong dan menyangga bayi selama menyusui dan posisi ibu harus

menyesuaikan dengan ketepatan bayi untuk menyusu.

Page 204: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

181

Selain postur janggal, postur yang dibatasi juga dapat menyebabkan

ketidaknyamanan, misalnya postur duduk yang statis dan tidak bebas

(Lueder, 2004). Menurut McKeown (2008), kerja otot yang statis dapat

mengakibatkan ketidaknyamanan dan waktu istirahat yang lebih lama

dibutuhkan untuk ini. Pada ibu menyusui, postur duduknya cenderung statis,

artinya tidak banyak pergerakan yang dilakukan ibu dan postur duduk ibu

juga dibatasi. Mungkin hanya kaki, punggung, dan tangan ibu yang dapat

melakukan pergerakan. Namun, meskipun demikian, pergerakannya tetap

terbatas karena ibu masih harus tetap menggendong dan menyangga serta

menjaga posisi bayi agar masih tetap pas dan tepat untuk menyusu.

Menurut Grandjean (1988) dalam Mulyono (2010), masalah utama

yang ditemukan pada aktivitas dalam posisi duduk adalah kelelahan otot dan

tulang bagian belakang yang disebabkan posisi duduk yang terlalu tegang.

Oleh karena itu, untuk menunjang posisi duduk yang efektif perlu

memperhatikan perilaku aktivitas yang didukung dengan fasilitas duduk atau

kursi yang tepat. Fasilitas duduk atau kursi yang tepat ini dapat membantu

agar dapat duduk dengan postur alami. Grandjean (1988) dalam Kalsum

(2007) mengatakan bahwa duduk dengan postur alami akan mengurangi

beban kerja otot statis yang diperlukan untuk menghindari gangguan pada

sendi kaki, lutut, pinggang, dan tulang belakang.

Page 205: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

182

4. Kondisi Lingkungan

Faktor lingkungan yang diukur dalam penelitian ini adalah tingkat

kebisingan, suhu dan pencahayaan. Menurut Rusdjijati dan Widodo (2008),

faktor-faktor lingkungan tersebut akan menciptakan kondisi yang nyaman

apabila tidak melebihi NAB yang telah ditetapkan atau tidak melebihi

toleransi manusia untuk menghadapinya. Namun sebaliknya, jika faktor-

faktor lingkungan tersebut melebihi NAB yang telah ditetapkan, maka akan

mengakibatkan ketidaknyamanan.

a. Kebisingan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan tempat menyusui

73 ibu memiliki tingkat kebisingan lebih dari 55 dB. Nilai ini berada di

atas NAB yang diperbolehkan untuk wilayah perumahan dan pemukiman

menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun

1996 (55 dB). Rata-rata sumber kebisingan di lingkungan sekitar tempat

tinggal ibu berasal dari keramaian masyarakat (seperti suara anak-anak,

orang-orang yang sedang mengobrol, dan sebagainya). Namun, bagi

tempat tinggal ibu yang berada dekat dengan jalan raya, maka sumber

kebisingannya selain dari keramaian masyarakat juga dapat berasal dari

lalu lintas kendaraan bermotor.

Menurut Rusdjijati dan Widodo (2008), jika nilai kebisingan

sudah melebihi NAB yang ditetapkan, maka dapat mengakibatkan

ketidaknyamanan bagi manusia yang menerima kebisingan tersebut.

Dengan demikian, maka faktor kebisingan dimungkinkan menjadi salah

Page 206: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

183

satu penyebab terjadinya ketidaknyamanan pada ibu saat menyusui

dengan posisi duduk.

Kondisi cuaca yang tidak menentu saat dilakukan pengumpulan

data mempengaruhi kondisi angin dan udara. Menurut Mashuri (2007)

dalam Anggraini et. al (2012), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

tingkat kebisingan di suatu tempat, yaitu jarak, serapan udara, angin, dan

permukaan bumi. Udara yang bersuhu rendah akan lebih menyerap suara

daripada udara bersuhu tinggi. Selain itu, besarnya frekuensi bunyi yang

diterima juga dipengaruhi oleh arah angin. Arah angin yang menuju

pendengar akan mengakibatkan suara terdengar lebih keras, begitu juga

sebaliknya.

b. Suhu

Rata-rata suhu tempat menyusui pada ibu yang merasakan

ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh saat menyusui dengan

posisi duduk yang ditandai pada Body Part Discomfort Scale adalah

32,48oC dan yang tidak adalah 33,46

oC.

Pada penelitian ini, suhu paling rendah yang terukur pada tempat

menyusui ibu adalah 30oC dan suhu tertinggi adalah 37

oC dengan rata-

rata 32,66oC. Tingginya suhu yang terukur ini kemungkinan disebabkan

karena faktor cuaca, seperti cuaca yang panas dengan sinar matahari yang

terik.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1077/MENKES/PER/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam

Page 207: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

184

Ruang Rumah, kadar yang disyaratkan untuk suhu di dalam rumah adalah

antara 18-30oC. Rata-rata nilai suhu yang terukur di tempat ibu menyusui

sudah melebihi NAB yang ditetapkan. Menurut Rusdjijati dan Widodo

(2008), jika nilai suhu melebihi NAB yang telah ditetapkan, maka akan

mengakibatkan ketidaknyamanan. Dengan demikian, maka suhu

dimungkinkan juga menjadi penyebab terjadinya ketidaknyamanan ibu

saat menyusui dengan posisi duduk.

c. Pencahayaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 78% ibu yang tempat

menyusuinya memiliki tingkat pencahayaan > 60 lux dan 84,4% ibu

yang tempat menyusuinya memiliki tingkat pencahayaan < 60 lux

merasakan ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh saat menyusui

dengan posisi duduk. Jadi, baik yang tingkat pencahayaan tempat

menyusui ibu > 60 lux maupun < 60 lux, sebagian besar ibu merasakan

ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh saat menyusui dengan

posisi duduk.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1077/MENKES/PER/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam

Ruang Rumah, pencahayaan yang disyaratkan minimal 60 Lux. Oleh

karena itu, jika nilai pencahayaan kurang dari 60 lux, maka dapat

menyebabkan ketidaknyamanan (Rusdjijati dan Widodo, 2008). Artinya,

ibu yang tempat menyusuinya memiliki tingkat pencahayaan kurang dari

60 lux, jelas akan lebih banyak mengalami ketidaknyamanan

Page 208: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

185

dibandingkan dengan ibu yang tempat menyusuinya memiliki tingkat

pencahayaan lebih dari 60 lux.

5. Aktivitas pada Waktu Istirahat (pada Waktu Ibu Sedang Tidak

Menyusui)

Pada penelitian ini, keseluruhan responden adalah ibu rumah tangga

dan bukan ibu yang bekerja. Penentuan responden ini dilakukan untuk

menghindari adanya kemungkinan faktor pekerjaan ibu di luar rumah yang

dapat menjadi penyebab terjadinya ketidaknyamanan ibu saat menyusui

dengan posisi duduk. Oleh karena itu, aktivitas ibu saat sedang tidak

menyusui adalah aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan rumah tangga

seperti yang ditampilkan pada tabel 5.19. Aktivitas yang rata-rata dilakukan

ibu setiap harinya yaitu mencuci dan menjemur pakaian yang telah dicuci,

memasak, mencuci peralatan masak dan makan, mengepel lantai, menyapu

lantai, membersihkan halaman, membereskan peralatan, membersihkan

perabot rumah tangga lainnya dengan banyak menggunakan tangan,

membuang sampah, menonton TV, dan bersosialisasi dengan tetangga

sekitar.

Banyaknya aktivitas rumah tangga ibu dimungkinkan juga menjadi

penyebab ketidaknyamanan ibu saat menyusui dengan posisi duduk. Menurut

Zhang (1996), perasaan tidak nyaman akan meningkat seiring dengan

meningkatnya tugas dan kelelahan. Perlu diketahui juga bahwa ibu menyusui

yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang

Page 209: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

186

tidak menggunakan jasa pembantu rumah tangga, sehingga seluruh pekerjaan

rumah tangga dikerjakan sendiri oleh ibu.

Beban pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga dan kurangnya waktu

istirahat pada beberapa ibu dapat meningkatkan dampak ketidaknyamanan

menjadi munculnya rasa sakit. Hal ini dijelaskan oleh Pheasant (2003) bahwa

secara umum, rasa sakit datang seiring dengan adanya beban fisik dalam

waktu singkat dan kurangnya waktu istirahat. Pada poin ini, bukan

ketidaknyamanan lagi yang terjadi, tetapi lebih kepada cedera fisik dan

proses penyakit. Oleh karena itu, aktivitas rumah tangga ibu dimungkinkan

juga berkontribusi menyebabkan ketidaknyamanan ibu saat menyusui dengan

posisi duduk.

Page 210: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

187

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian Gambaran Kenyamanan Posisi Duduk Ibu

saat Menyusui di Kelurahan Pisangan Tahun 2013, diperoleh simpulan sebagai

berikut:

1. Ibu yang mengalami ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh saat

menyusui dengan posisi duduk adalah sebesar 80,8% dengan persentase

terbesar pada bahu kanan, siku kiri, punggung bagian bawah dan kiri dengan

frekuensi paling banyak pada masing-masing bagian tubuh adalah kadang-

kadang dan intensitasnya tidak nyaman. Semua ibu mengalami perubahan

sikap duduk selama menyusui dengan posisi duduk dengan rata-rata jumlah

perubahan sikap duduknya adalah 3 kali. Ketidaknyamanan mulai dirasakan

ibu setelah lima menit menyusui.

2. Sebagian besar ibu yang menyusui dengan posisi duduk di Kelurahan

Pisangan lebih memilih tidak menggunakan kursi saat menyusui dengan

posisi duduk, yaitu sebesar 75,3% (55 orang).

3. Dari tujuh dimensi kursi yang diukur, terdapat tiga dimensi kursi yang paling

banyak tidak sesuai dengan dimensi tubuh ibu yaitu dimensi tinggi dudukan,

tinggi sandaran punggung, dan tinggi sandaran tangan.

Page 211: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

188

4. Kursi yang digunakan ibu saat menyusui dengan posisi duduk di Kelurahan

Pisangan ternyata memiliki sudut dudukan yang sama yaitu 0o.

5. Bahan pelapis tempat duduk yang digunakan ibu saat menyusui dengan

posisi duduk di Kelurahan Pisangan terdiri dari bahan spon/busa, kapuk,

plastik, dan stainless/besi/logam lainnya.

6. Ada sebanyak 21 ibu (28,8%) yang menggunakan peralatan bantu berupa

bantal saat menyusui dengan posisi duduk dengan alasan paling banyak

adalah supaya ibu tidak lelah atau pegal.

7. Rata-rata usia ibu yang menyusui dengan posisi duduk di Kelurahan

Pisangan tahun 2013 adalah 28 tahun.

8. Berdasarkan IMT ibu, terdapat 4,1% ibu yang kurus, 56,2% ibu yang normal,

dan 39,7% ibu yang gemuk.

9. Rata-rata lama menyusui ibu dengan posisi duduk adalah 19,8 menit.

10. Rata-rata berat badan bayi yang sedang disusui ibu adalah 7,08 kg.

11. Dari 59 ibu yang berhasil diobservasi, 93,22% postur ibu saat menyusui

dengan posisi duduk berada pada level risiko tinggi dan 78,2% diantaranya

mengalami ketidaknyamanan.

12. Tingkat kebisingan yang terukur di tempat tinggal ibu melebihi NAB yang

disyaratkan (55dB), yaitu antara 55,1 s.d 81,4 dB dengan rata-rata 66,46 dB;

suhu yang terukur di tempat menyusui ibu melebihi NAB yang disyaratkan

(18-30oC), yaitu antara 30 s.d 37

oC dengan rata-rata 32,66

oC; dan terdapat

43,8% (32 orang) yang tempat menyusuinya memiliki tingkat pencahayaan

kurang dari NAB yang disyaratkan (60 lux).

Page 212: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

189

13. Aktivitas ibu saat sedang tidak menyusui adalah mengerjakan pekerjaan

rumah tangga.

14. Faktor-faktor yang dimungkinkan menjadi penyebab terjadinya

ketidaknyamanan pada ibu saat menyusui dengan posisi duduk adalah

ketidaksesuaian dimensi kursi yang digunakan ibu saat menyusui dengan

posisi duduk dengan dimensi tubuh (antropometri) ibu, durasi, berat objek

(berat badan bayi), postur, kondisi lingkungan (kebisingan, suhu, dan

pencahayaan), aktivitas ibu pada waktu sedang tidak menyusui (aktivitas

rumah tangga), dan usia bayi yang kurang dari sama dengan enam bulan.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi Ibu Menyusui

Saran yang dapat diberikan kepada ibu menyusui berdasarkan hasil

penelitian ini adalah memberikan pelatihan kepada ibu hamil tentang cara

menyusui yang benar, yaitu meliputi posisi menyusui yang benar, pemilihan

tempat duduk yang tepat untuk menyusui, dan pengaturan kondisi ruang

menyusui yang tepat sehingga akan memberikan kenyamanan bagi ibu

selama menyusui. Sasaran pelatihan adalah ibu hamil karena ibu hamil akan

menjadi ibu menyusui. Pelatihan sebaiknya diberikan sedini mungkin supaya

ketika ibu hamil menjadi ibu menyusui sudah dapat melakukan teknik

menyusui yang benar dari awal proses menyusui dilakukan. Pelatihan dapat

diberikan melalui kelas ibu hamil.

Page 213: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

190

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode penelitian

dimana peneliti dapat mengikuti setiap kegiatan menyusui ibu sehingga

kenyamanan atau ketidaknyamanan ibu saat menyusui dengan posisi

duduk dapat diidentifikasi lebih jauh setiap waktunya.

b. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melihat lebih jauh lagi hubungan

faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan posisi duduk dengan

kenyamanan posisi duduk ibu saat menyusui sehingga dapat diketahui

dengan jelas mekanisme terjadinya ketidaknyamanan atau kenyamanan

posisi duduk ibu saat menyusui dan faktor apa saja yang mempengaruhi

atau yang paling mempengaruhi kenyamanan posisi duduk ibu saat

menyusui dengan posisi duduk.

Page 214: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cet. IV. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

An Easy Guide to Breastfeeding. 2006. U.S. Departement of Health and Human

Services Office on Woman’s Health

Anggraini, Bima et. al. 2012. Penentuan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas di Jalan

Tuanku Tambusai Pekanbaru. Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Riau. Available on:

http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/2444/1/karya%20imiah%20b

ima%20anggraini.pdf

Ardiana, Lintang. 2007. Dalam http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124448-

155.942%20ARD%20p%20-%20Persepsi%20ketidaknyamanan-Literatur.pdf.

Diakses pada tanggal 17 September 2012 pukul 21.00

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC

Bridger. 1995. Introduction to Ergonomics. Singapore: McGraw-Hill Inc.

Corlett, E. N. & Bishop, R. P. 1976. A Technique For Measuring Postural

Discomfort. Dalam http://www.humanics-

es.com/bodypartdiscomfortscale.htm. Diakses pada tanggal 5 Desember 2012

pukul 6.01

De Looze, Michiel P. et. al. 2003. Sitting Comfort and Discomfort and the

Relationships with Objective Measures. Ergonomics, Vol. 46 No. 10 985-997.

Taylor & Francis Ltd.

Delleman, Nico J. et. al. 2004. Working Posture and Movements: Tool for Evaluation

and Engineering. Boca Raton Florida: CRC Press. Ed.

Dul, Jan dan Bernhard Weerdmeester. 2008. Ergonomics for beginners: A Quick

Reference Guide. Boca Raton: London: CRC Press Taylor & Francis Group

Edy, Sarwo dan Rasmidar Samad. 2011. Aplikasi Postur yang Ergonomi Dokter Gigi

Selama Perawatan Klinis di Kota Makassar. Departemen Ilmu Kesehatan

Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar

Page 215: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Fajar, Ibnu. 2009. Statistika untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ed. I.

Cet. I

Feletto, Mario dan Walter Graze. 2000. A Back Injury Prevention Guide For Health

Care Providers. Publication Available from the California OSHA

Consultation, Education & Training Units with Modifications Suitable to

Oregon

Fredregill, Suzanne dan Ray Fredregill. 2010. The Everything Breastfeeding Book.

Second Edition. U.S.A: F+W Media Inc.

Kalsum. 2007. Kenyamanan dan Produktivitas Pembuat Sapu Ijuk Ditinjau dari

Aspek Ergonomis Di Desa Medan Sinembah, Tanjung Morawa. Available on:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19038/1/ikm-jun2007-

11%20(8).pdf

Karjewski, Janet Torma et. al. 2009. Ergonomics: MSD Risk Factors-Awkward

Postures. NIOSH Publication No. 2009-107

Karwowski, Waldemar. 2001. International Encyclopedia of Ergonomics and Human

Factors Volume 1. London: CRC Press Taylor & Francis Group. Ed.

Karwowski, Waldemar dan William S. Marras. 2003. Principles and Application in

Engineering Series Occupational Ergonomics Engineering and

Administrative Controls. Florida: CRC Press

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

450/MENKES/SK/IV/2004 Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara

Eksklusif pada Bayi di Indonesia

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang: Baku

Mutu Kebisingan

Klinpikul, N., et. al. 2010. Factors Affecting Low Back Pain during Breastfeeding of

Thai Woman. World Academy of Science, Engineering and Technology.

Available on: http://www.waset.org/journals/waset/v48/v48-56.pdf

Kolcaba, Katharine. 1991. A Taxonomic Structure for The Concept Comfort. IMAGE:

Journal of Nursing Scholarship Vol. 23, No. 4

Kolcaba, Katharine. 1992. Holistic comfort: Operationalizing The Construct as A

Nurse-Sensitive Outcome. Advance in Nursing Science

Kolcaba, Katharine. 2001. Evolution of The Mid Range Theory of Comfort for

Outcomes Research. Nursing Outlook Vol. 49

Page 216: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Kubangun, Hamdani. 2010. Analisis Ergonomi Pada Proses Mesin Tenun Dengan

Pendekatan Subjektifitas Pada PT Industri Sandang Nusantara Unit Makateks

Makassar. Arika, Vol. 04, No. 1

Kumar, Shrawan. 1999. Biomechanics in Ergonomics. London: CRC Press Taylor &

Francis Group. Ed.

Kusumaningsih, Tri Puspa. 2009. Hubungan Antara Pemberian Makanan

Pendamping ASI dengan Status Gizi pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Desa

Gogik Kecamatan Ungaran Barat. Available on: http://e-journal.akbid-

purworejo.ac.id/index.php/jkk4/article/view/60. Diakses pada tanggal 6

Desember 2012 pukul 15.34.

Lueder, Rani. 2002. Anatomical, Physiological and Health Considerations Relevant

to The SwingSeat. For SmartMotion Technology, Inc.

Lueder, Rani. 2004. Ergonomics of Seated Movement, A Review of The Scientific

Literature. Humanics ErgoSystems, Inc.

MacLeod, Dan. 2000. The Rules of Work: A Practical Engineering Guide to

Ergonomics. CRC Press Taylor & Francis Group

Mansfield, Neil J., et. al. 2007. Relative Influence of Sitting Duration and Vibration

Magnitude on Sitting Discomfort in A Car Seat. Presented at the 42nd

United

Kingdom Conference on Human Responses to Vibration, held at ISVR

University of Southampton, Southampton, England, 10-12 September 2007

Marras, William S. dan Waldemar Karwowski. 2006. Fundamentals and Assesment

Tools for Occupational Ergonomics. Boca Raton: CRC Press Taylor &

Francis Group. Ed.

McKeown, Celine. 2008. Office Ergonomics: Practical Applications. Boca Raton:

CRC Press Taylor & Francis Group

Moore, Michele C. dan Caroline M. de Costa. 2006. Pregnancy and Parenting After

Thirty-Five: Mid Life, New life. U.S.A: The Johns Hopkins University Press

Mulyono, Grace. 2010. Kajian Ergonomi pada Fasilitas Duduk Universitas Kristen

Petra Surabaya. Dimensi Interior, Vol. 8, No. 1, Juni 2010: 44-51

Munawwarah, Sa’adatul. 2004. Sikap Kerja Duduk terhadap Kenyamanan Kerja

Ditinjau dari Aspek Ergonomi pada Pekerja Pembuat Sapu Ijuk Di Desa

Medan Sinembah Tanjung Morawa Medan Tahun 2004. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Skripsi

Page 217: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Occupational Safety and Health Administration (OSHA). Ergonomics. Available on:

http://www.osha.gov/SLTC/ergonomics/. Diakses pada tanggal 28 Juni 2012

pukul 9.23

Pangaribuan, Dina Meliana. 2010. Analisa Postur Kerja dengan Metode RULA pada

Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan. Skripsi. Departemen

Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1077/MENKES/PER/V/2011 Tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam

Ruang Rumah

Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif

Pheasant, Stephen. 2003. Body Space Anthropometry, Ergonomics and the Design of

Work. London: Taylor & France. Second Edition

Puswiartika, Dhevy. 2008. Peran Ergonomi dalam Meningkatkan Produktivitas

Kerja. Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora Vol. 8 No. 1

Rahayu, Rizka Yulianti dan Sari Sudarmiati. 2012. Pengetahuan Ibu Primipara

tentang Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Produksi ASI. Jurnal

Nursing Studies Vol. 1 No. 1. Available on: http://ejournal-

s1.undip.ac.id/index.php/jnursing

Rahmawati, Suci. 2009. Analisis Tingkat Risiko Terjadinya Musculoskeletal

Disorders (MSDs) pada Aktivitas Pekerjaan Di Unit Produksi Donat PD.

Safari Donat Tahun 2009. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Rahmawati, Yulita dan Sugiharto. Hubungan Sikap Kerja Duduk dengan Kejadian

Cumulative Trauma Disorder Pekerja Pengamplasan. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Vol. 7 No. 1 Hal. 8-11. Available on:

http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas

Roesli, Utami. 2009. Panduan Praktis Menyusui. Cet. I. Jakarta: Pustaka Bunda.

Rusdjijati, Retno dan Eko Muh Widodo. 2008. Pengaruh Paparan Getaran Tempat

Duduk Pengemudi Bis terhadap Kenyamanan Kerja. J@TI UNDIP, Vol. III,

No. 3

Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika

Page 218: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Soetjiningsih. 1997. Seri Gizi Klinik, ASI:Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan.

Cetakan I (Ed). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Stanton, Neville et. al. 2005. Handbook of Human Factor dan Ergonomics Methode.

London: CRC Press Taylor & Francis Group

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta:

CV Sagung Seto

Sundari, Komang Nelly. 2010. Tinjauan Ergonomi terhadap Sikap Kerja Petani di

Banjar Tengah, Desa Peguyangan, Denpasar Utara. Metris, Vol. 11 No. 2

Suprani, Budi. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persepsi Supir

Angkot (Angkutan Kota) Jurusan Parung-Bogor Tentang Keselamatan

Berkendara di Jalan Raya Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sutarna, I Nyoman. 2011. Aplikasi Ergonomi Pada Proses Pemotongan Pelat Eser

Meningkatkan Kinerja Mahasiswa Di Bengkel Teknologi Mekanik Politeknik

Negeri Bali. Tesis Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar

Sutomo, Budi dan Dwi Yanti Anggraini. 2010. Makanan Sehat Pendamping ASI. Cet.

I. Jakarta: Demedia Pustaka

Tan, CheeFai et. al. 2008. Subjective and Objective Measurements for Comfortable

Truck Driver’s Seat

Tan, Chee Fai et. al. 2010. Seat Discomfort of Dutch Truck Driver Seat: A Survey

Study and Analysis

Widhyasari, Maria Putri. 2011. Aspek Ergonomi Pada Aktivitas Penangkapan Ikan

Tuna (Studi Kasus Pada KM Satelit Di Muara Baru Jakarta Utara). Skripsi.

Available on

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52200/C11mpw.pdf?se

quence=1

Widodo, Ariani Dewi. 2011. Posisi Menyusui yang Nyaman Bagi Ibu dan Buah Hati.

Available on: http://www.tanyadok.com/anak/posisi-menyusui-yang-nyaman-

bagi-ibu-dan-buah-hati. Diakses pada tanggal 5 Desember 2012 pukul 5.39

Zhang, L. et. al. 1996. Identifying Factors of Comfort and Discomfort in Sitting.

Human Factors Vol. 38 Hal. 377-389

Page 219: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Wicken, C.D., et. al. 2004. An Introduction to Human Factors Engineering. New

Jersey: Pearson Education

Wignjosoebroto, S. 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu-Teknik Analisis untuk

Peningkatan Produktivitas Kerja. Surabaya: Guna Widya

Page 220: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Lampiran 1: Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

PENYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Saya mahasiswa S1 Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Program

Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian tentang “Gambaran

Kenyamanan Posisi Duduk Ibu Saat Menyusui Di Kelurahan Pisangan Tahun 2013”.

Penelitian ini saya lakukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sehubungan dengan hal tersebut, saya meminta kesediaan Ibu untuk menjadi

responden dalam penelitian ini dimana akan diberikan kuesioner dan dilakukan observasi

serta wawancara mendalam terkait dengan aktivitas menyusui ibu. Semua informasi yang

Ibu berikan dan peneliti amati akan terjamin kerahasiaannya. Setelah Ibu membaca maksud

dan kegiatan penelitian ini, maka saya meminta Ibu untuk mengisi nama dan tanda tangan di

bawah ini.

“Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi responden pada penelitian ini dan

akan memberikan informasi yang diminta dengan sebenar-benarnya”.

Nama: ____________________________________________________________________

Tanda Tangan:

____________________________________________________________________

Atas kesediaan dan partisipasi Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Ciputat, ______________2013

Hormat Saya,

Dhevy Eka Rusdiana

Page 221: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Lampiran 2: Instrumen Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Pertanyaan Koding

A. Informasi Umum Responden

A.1 Posisi yang digunakan ibu saat menyusui:

1) Duduk (Lanjut) 2) Berbaring (Selesai)

A.2 Apakah saat ini Ibu bekerja?

1) Iya (Selesai) 2) Tidak (Lanjut)

A.3 Nama Ibu : _______________________________

A.4 Tanggal Lahir Ibu : __ __ / __ __ / __ __ __ __

A.5 Tanggal Lahir Bayi : __ __ / __ __ / __ __ __ __

A.6 Bayi adalah anak ke- : __

A.7 Alamat : _________________________________

_________________________________

A.8 No. Telp./Hp : ________________________

B. Informasi Aktivitas Menyusui

B.1 Berapa kali Ibu menyusui dalam sehari: __ __ kali 99. Lupa/Tidak tahu

B.2 Jika saat ini, sudah berapa kali Ibu menyusui? __ __ kali 99. Lupa/Tidak tahu

B.3 Berapa lama Ibu menyusui dengan posisi duduk dalam sehari per menyusui: __ __ menit

99. Lupa/Tidak tahu

C. Penilaian Tempat Duduk yang Biasa Digunakan Ibu saat Menyusui

C.1 Tempat duduk yang digunakan ibu saat menyusui adalah: (Tidak perlu ditanyakan, dari pengamatan

peneliti saat pengumpulan data)

1) Kursi, sebutkan_______________ 2) Bukan kursi, sebutkan ___________________

C.2 Apakah ibu menggunakan peralatan bantu seperti bantal saat menyusui dengan duduk di tempat

duduk tersebut? (Tidak perlu ditanyakan, dari pengamatan peneliti saat pengumpulan data)

1) Iya (ambil gambar) 2) Tidak pertanyaan D1

C.3 Jika iya, mengapa ibu menggunakannya? (Jawaban jangan dibacakan. Cukup lingkari yang sesuai

dengan jawaban ibu)

No. Alasan Ya Tidak

C.3.a Supaya nyaman 1 2

C.3.b Supaya lebih rileks 1 2

C.3.c Mempermudah proses menyusui 1 2

C.3.d Supaya tidak lelah/pegal 1 2

C.3.e Supaya posisi bayi lebih tinggi dan pas 1 2

A1 ( )

A2 ( )

A3 ( )

A4 ( )

A5 ( )

A6 ( )

B1 ( )

B2 ( )

B3 ( )

C1 ( )

C2 ( )

C3a ( )

C3b ( )

C3c ( )

C3d ( )

C3e ( )

Page 222: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

untuk menyusu

C.3.f Supaya ibu tidak membungkuk ketika

menyusui 1 2

C.3.g Supaya ada sandaran pada tangan 1 2

C.3.h Supaya ada sandaran pada kepala 1 2

C.3.i Supaya ada sandaran pada punggung 1 2

C.3.j Supaya ada sandaran pada kaki 1 2

C.3.k Supaya tidak sakit 1 2

C.3.l Supaya bisa menyusui lebih lama 1 2

C.3.m Lainnya, sebutkan ________________ 1 2

D. Penilaian Aktivitas Ibu saat Sedang Tidak Menyusui

D.1 Apa saja aktivitas Ibu saat sedang tidak menyusui?

No. Aktivitas Ya Tidak

D.1.a Mencuci dengan tangan 1 2

D.1.b Mencuci dengan mesin cuci 1 2

D.1.c Menjemur pakaian 1 2

D.1.d Memasak 1 2

D.1.e Mengepel lantai 1 2

D.1.f Menyapu lantai 1 2

D.1.g Membersihkan halaman 1 2

D.1.h Membereskan peralatan 1 2

D.1.i Membersihkan rumah dengan banyak

menggunakan tangan 1 2

D.1.j Membuang sampah 1 2

D.1.k Berkebun 1 2

D.1.l Mengelap kaca jendela 1 2

D.1.m Nonton TV 1 2

D.1.n Mengantarkan anak ke sekolah dengan

berjalan kaki 1 2

D.1.o Mengantarkan anak ke sekolah dengan

bersepeda 1 2

D.1.p Bersosialisasi dengan tetangga sekitar 1 2

D.1.q Mengikuti kegiatan di masyarakat 1 2

D.1.r Lainnya, sebutkan ___________________ 1 2

C3f ( )

C3g ( )

C3h ( )

C3i ( )

C3j ( )

C3k ( )

C3l ( )

C3m ( )

D1a ( )

D1b ( )

D1c ( )

D1d ( )

D1e ( )

D1f ( )

D1g ( )

D1h ( )

D1i ( )

D1j ( )

D1k ( )

D1l ( )

D1m ( )

D1n ( )

D1o ( )

D1p ( )

D1q ( )

D1r ( )

Page 223: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

D.2 Apa saja aktivitas Ibu sebelum menyusui saat ini? (Bacakan pilihan jawaban dan jawaban boleh

lebih dari satu)

No. Aktivitas Ya Tidak

D.2.a Mencuci dengan tangan 1 2

D.2.b Mencuci dengan mesin cuci 1 2

D.2.c Menjemur pakaian 1 2

D.2.d Memasak 1 2

D.2.e Mengepel lantai 1 2

D.2.f Menyapu lantai 1 2

D.2.g Membersihkan halaman 1 2

D.2.h Membereskan peralatan 1 2

D.2.i Membersihkan rumah dengan banyak

menggunakan tangan 1 2

D.2.j Membuang sampah 1 2

D.2.k Berkebun 1 2

D.2.l Mengelap kaca jendela 1 2

D.2.m Nonton TV 1 2

D.2.n Mengantarkan anak ke sekolah dengan

berjalan kaki 1 2

D.2.o Mengantarkan anak ke sekolah dengan

bersepeda 1 2

D.2.p Bersosialisasi dengan tetangga sekitar 1 2

D.2.q Mengikuti kegiatan di masyarakat 1 2

D.2.r Lainnya, sebutkan ___________________ 1 2

E. Penilaian Kenyamanan Posisi Duduk saat Menyusui

E.1 Mengapa Ibu memilih menggunakan posisi duduk? (Jawaban jangan dibacakan. Cukup lingkari

yang sesuai dengan jawaban ibu)

No. Alasan Ya Tidak

E.1.a Ibu merasa lebih nyaman daripada posisi

lainnya 1 2

E.1.b Supaya bayi tidak tersedak 1 2

E.1.c Supaya Ibu dapat sambil melakukan

aktivitas lainnya 1 2

E.1.d Supaya Ibu tidak tidur 1 2

E.1.e Supaya ASI Ibu dapat keluar dengan baik 1 2

D2a ( )

D2b ( )

D2c ( )

D2d ( )

D2e ( )

D2f ( )

D2g ( )

D2h ( )

D2i ( )

D2j ( )

D2k ( )

D2l ( )

D2m ( )

D2n ( )

D2o ( )

D2p ( )

D2q ( )

D2r ( )

E1a ( )

E1b ( )

E1c ( )

E1d ( )

E1e ( )

Page 224: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

E.1.f Lainnya, sebutkan ___________________ 1 2

E.2 Apakah Ibu merasakan ketidaknyamanan (pegal/kram/kesemutan/mati rasa/kaku) pada beberapa

bagian tubuh saat menyusui dengan posisi duduk?

0) Tidak pertanyaan E4 1) Iya

E.3 Jika iya, pada bagian tubuh mana saja Ibu merasakan ketidaknyamanan tersebut? (Perlihatkan

gambar 1)

E.3.1 Frekuensi (Jawaban boleh lebih dari satu)

No. Bagian Tubuh Kadang Sering Selalu

E.3.1.a Leher 1 2 3

E.3.1.b Bahu Kanan 1 2 3

E.3.1.c Bahu Kiri 1 2 3

E.3.1.d Siku-siku Kanan 1 2 3

E.3.1.e Siku-siku Kiri 1 2 3

E.3.1.f Lengan Bawah Kanan 1 2 3

E.3.1.g Lengan Bawah Kiri 1 2 3

E.3.1.h Tangan/Pergelangan Tangan Kanan 1 2 3

E.3.1.i Tangan/Pergelangan Tangan Kiri 1 2 3

E.3.1.j Punggung Bagian Atas 1 2 3

E.3.1.k Punggung Bagian Bawah Kanan 1 2 3

E.3.1.l Punggung Bagian Bawah Kiri 1 2 3

E.3.1.m Pinggul Kanan 1 2 3

E.3.1.n Pinggul Kiri 1 2 3

E.3.1.o Paha Kanan 1 2 3

E.3.1.p Paha Kiri 1 2 3

E.3.1.q Lutut Kanan 1 2 3

E.3.1.r Lutut Kiri 1 2 3

E.3.1.s Betis Kanan 1 2 3

E.3.1.t Betis Kiri 1 2 3

E.3.1.u Tumit Kanan 1 2 3

E.3.1.v Tumit Kiri 1 2 3

E.3.2 Intensitas (Jawaban boleh lebih dari satu)

No. Bagian Tubuh Tidak

Nyaman Sakit Sangat Sakit

E.3.2.a Leher 1 2 3

E.3.2.b Bahu Kanan 1 2 3

E1f ( )

E2 ( )

E3.1a ( )

E3.1b ( )

E3.1c ( )

E3.1d ( )

E3.1e ( )

E3.1f ( )

E3.1g ( )

E3.1h ( )

E3.1i ( )

E3.1j ( )

E3.1k ( )

E3.1l ( )

E3.1m ( )

E3.1n ( )

E3.1o ( )

E3.1p ( )

E3.1q ( )

E3.1r ( )

E3.1s ( )

E3.1t ( )

E3.1u ( )

E3.1v ( )

E3.2a ( )

E3.2b ( )

Page 225: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

E.3.2.c Bahu Kiri 1 2 3

E.3.2.d Siku-siku Kanan 1 2 3

E.3.2.e Siku-siku Kiri 1 2 3

E.3.2.f Lengan Bawah Kanan 1 2 3

E.3.2.g Lengan Bawah Kiri 1 2 3

E.3.2.h Tangan/Pergelangan Tangan

Kanan 1 2 3

E.3.2.i Tangan/Pergelangan Tangan Kiri 1 2 3

E.3.2.j Punggung Bagian Atas 1 2 3

E.3.2.k Punggung Bagian Bawah Kanan 1 2 3

E.3.2.l Punggung Bagian Bawah Kiri 1 2 3

E.3.2.m Pinggul Kanan 1 2 3

E.3.2.n Pinggul Kiri 1 2 3

E.3.2.o Paha Kanan 1 2 3

E.3.2.p Paha Kiri 1 2 3

E.3.2.q Lutut Kanan 1 2 3

E.3.2.r Lutut Kiri 1 2 3

E.3.2.s Betis Kanan 1 2 3

E.3.2.t Betis Kiri 1 2 3

E.3.2.u Tumit Kanan 1 2 3

E.3.2.v Tumit Kiri 1 2 3

E.4 Apa saja kendala Ibu saat menyusui dengan posisi duduk? (Jawaban jangan dibacakan. Cukup

lingkari yang sesuai dengan jawaban ibu)

No. Kendala Ya Tidak

E.4.a Tidak ada kendala 1 2

E.4.b Tangan pegal 1 2

E.4.c Duduk tidak nyaman 1 2

E.4.d Membutuhkan sandaran 1 2

E.4.e Pantat pegal atau kram 1 2

E.4.f Betis sakit atau kram 1 2

E.4.g Pinggul pegal 1 2

E.4.h Leher pegal 1 2

E.4.i Punggung pegal 1 2

E.4.j Kaki pegal/kesemutan 1 2

E.4.k Lainnya, sebutkan ___________________ 1 2

E3.2c ( )

E3.2d ( )

E3.2e ( )

E3.2f ( )

E3.2g ( )

E3.2h ( )

E3.2i ( )

E3.2j ( )

E3.2k ( )

E3.2l ( )

E3.2m ( )

E3.2n ( )

E3.2o ( )

E3.2p ( )

E3.2q ( )

E3.2r ( )

E3.2s ( )

E3.2t ( )

E3.2u ( )

E3.2v ( )

E4a ( )

E4b ( )

E4c ( )

E4d ( )

E4e ( )

E4f ( )

E4g ( )

E4h ( )

E4i ( )

E4j ( )

E4k ( )

Page 226: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

LEMBAR OBSERVASI

1. Ambil gambar tempat duduk yang digunakan ibu saat menyusui. Jika Ibu menggunakan

kursi, maka lakukan pengukuran dimensi kursi dan antropometri.

2. Ambil gambar video posisi atau sikap tubuh ibu saat menyusui dengan posisi duduk.

3. Saat sedang dilakukan pengumpulan data, hitung berapa lama ibu menyusui.

4. Saat pengumpulan data sedang dilakukan, observasi perubahan sikap duduk ibu selama

menyusui.

5. Berapa kali ibu mengubah sikap duduknya saat menyusui?

Perubahan Menit ke- setelah menyusui

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

6. Apa saja perubahan sikap duduk ibu saat menyusui?

______________________________________________________________________

______________________________________________________________________

______________________________________________________________________

______________________________________________________________________

______________________________________________________________________

Page 227: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

HASIL PENGUKURAN LANGSUNG

Faktor yang Diukur Hasil

Pengukuran

Tinggi Badan Ibu (cm)

Berat Badan Ibu (kg)

Indeks Massa Tubuh (IMT) Ibu

Berat Badan Bayi (kg)

Kebisingan (dB)

Suhu (oC)

Pencahayaan (Lux)

Page 228: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

ANTROPOMETRI

No. Ukuran Antropometri Hasil Ukur

(cm)

1. Sitting Height (8)

2. Sitting Shoulder Height (10)

3. Sitting Elbow Height (11)

4. Buttock-Popliteal Length (14)

5. Popliteal Height (16)

6. Shoulder Breadth (bideltoid) 17

7. Shoulder Breadth (biacromial) 18

8. Hip Breadth (19)

10. Elbow-Fingertip Length (23)

Page 229: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

DIMENSI KURSI

No. Ukuran Tempat Duduk Hasil Ukur

(cm)

1. Tinggi Dudukan (H)

2. Lebar Alas Duduk

3. Kedalaman Alas Duduk (D)

4. Tinggi Sandaran

5. Lebar Sandaran

6. Sudut Sandaran (α)

7. Sudut Dudukan (β)

8. Tinggi Sandaran Tangan

9. Panjang Sandaran Tangan

Page 230: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana posisi duduk yang membuat ibu merasa nyaman? Bagaimana posisi kaki,

tangan, punggung ibu yang menurut ibu nyaman saat menyusui dengan duduk? Gali

terus lebih dalam, misalnya kaki selonjor, punggung bersandar, dst.

2. Untuk ibu yang tidak menandai adanya ketidaknyamanan pada beberapa bagian

tubuh saat menyusui, tanyakan apakah ibu sama sekali tidak pernah merasakan

ketidaknyamanan (seperti merasakan kesemutan, pegal-pegal, kram, mati rasa, atau

kaku pada beberapa bagian tubuh ibu) selama menyusui dengan posisi duduk? Jika

jawaban ibu pernah, rasa tidak nyaman yang bagaimana yang ibu rasakan (tidak nyaman

pada bagian tubuh, atau dari segi psikis/emosi ibu)? Jika jawaban ibu tidak, maka lanjut

ke pertanyaan selanjutnya.

3. Berapa lama biasanya ibu menyusui dengan posisi duduk? (Waktu tercepat dan terlama)

Tanyakan untuk ibu yang tidak menandai adanya ketidaknyamanan pada

beberapa bagian tubuh saat menyusui dengan posisi duduk. Pada saat ibu menyusui

dengan posisi duduk dengan waktu terlama yang disebutkan ibu, apakah ibu tetap tidak

merasakan ketidaknyamanan saat menyusui dengan posisi duduk tersebut? Jika iya,

maka lanjut ke pertanyaan no. 9. Jika jawaban ibu ada ketidaknyamanan, maka lanjut ke

pertanyaan no. 4.

4. Setelah menyusui berapa lama ibu biasanya mulai merasa tidak nyaman dengan posisi

duduk ibu (seperti merasakan kesemutan, pegal-pegal, kram, mati rasa, atau kaku pada

beberapa bagian tubuh ibu)?

5. Bagaimana ketidaknyamanan yang dirasakan ibu saat menyusui dengan posisi duduk

tersebut? (seperti kesemutan, pegal-pegal, kram, mati rasa, kaku pada beberapa bagian

tubuh ibu, atau yang lainnya)

6. Apa yang ibu lakukan ketika sudah merasa tidak nyaman dengan posisi duduk ibu

tersebut (seperti mengubah sikap duduk, berhenti menyusui, dsb)? Mengapa ibu lebih

memilih melakukannya?

7. Biasanya jika sudah merasakan ketidaknyamanan tersebut, berapa lama lagi ibu akan

bertahan untuk melanjutkan aktivitas menyusuinya saat itu?

Page 231: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

8. Apakah ketidaknyamanan itu selalu ibu rasakan saat menyusui? Lalu apakah posisi

duduk ibu berubah-ubah setiap kali menyusui atau tidak (seperti posisi kaki, tangan,

punggung) yang menurut ibu nyaman pada jawaban ibu sebelumnya?

9. Apakah ibu mempunyai syarat posisi duduk tertentu saat menyusui dengan duduk

(seperti posisi kaki, punggung, tangan, atau tubuh ibu harus bagaimana supaya ibu

merasa nyaman dengan posisi duduknya tersebut selama menyusui)? Apakah ibu

menggunakan peralatan bantu menyusui seperti bantal atau lainnya yang mendukung

kenyamanan ibu saat menyusui dengan posisi duduk?

10. Jika usia bayi ibu lebih dari enam bulan, apakah ada perbedaan cara ibu menyusui

dengan posisi duduk dan keluhan ketidaknyamanan yang dirasakan ibu? Jika iya,

bagaimana perbedaannya?

11. Jika bayi ibu bukan anak pertama ibu, apakah ada perbedaan cara ibu menyusui dengan

posisi duduk dan keluhan ketidaknyamanan yang dirasakan ibu? Jika iya, bagaimana

perbedaannya?

Page 232: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Lampiran 3: Analisis Kesesuaian Dimensi Kursi dengan Dimensi Tubuh

Analisis Kesesuaian Dimensi Kursi dengan Dimensi Tubuh

1. Tinggi Dudukan

Responden Tinggi

Popliteal

Tinggi

Dudukan Keterangan

1 42,2 46,0 Tidak Sesuai

2 41,3 36,0 Tidak Sesuai

3 39,5 36,0 Tidak Sesuai

4 38,0 32,5 Tidak Sesuai

5 49,0 38 Tidak Sesuai

6 39,5 40,5 Sesuai

7 40,5 24 Tidak Sesuai

8 43,4 44,5 Sesuai

9 43,2 41 Tidak Sesuai

10 40,7 33 Tidak Sesuai

11 41,0 23 Tidak Sesuai

12 43,4 34,5 Tidak Sesuai

13 36,1 37,5 Sesuai

14 36,5 19,2 Tidak Sesuai

15 45,0 43 Tidak Sesuai

16 45,3 43 Tidak Sesuai

17 41,5 43 Tidak Sesuai

18 41,9 38 Tidak Sesuai

2. Lebar Alas Duduk

Responden Lebar

Pinggul

Lebar Alas

Duduk Keterangan

1 35,0 24,0 Tidak Sesuai

2 41,0 54,0 Sesuai

3 39,0 47,0 Sesuai

4 48,0 67,5 Sesuai

5 57,0 56,0 Sesuai

6 52,0 40,0 Tidak Sesuai

7 33,5 Sofa Panjang Sesuai

8 48,0 49,5 Sesuai

9 40,5 61,0 Sesuai

Page 233: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Responden Lebar

Pinggul

Lebar Alas

Duduk Keterangan

10 35,0 52,0 Sesuai

11 36,5 53,0 Sesuai

12 42,0 54,0 Sesuai

13 34,5 42,0 Sesuai

14 35,0 30,2 Tidak Sesuai

15 48,0 46,0 Tidak Sesuai

16 38,0 51,0 Sesuai

17 32,0 39,0 Sesuai

18 41,0 Sofa Panjang Sesuai

3. Kedalaman Alas Duduk

Responden

Jarak

Pantat-

Popliteal

Kedalaman

Alas Duduk Keterangan

1 45,7 24 Tidak Sesuai

2 48,5 47 Sesuai

3 43,5 45 Sesuai

4 50,0 56,5 Sesuai

5 59,0 51 Tidak Sesuai

6 51,0 37 Tidak Sesuai

7 46,5 73 Sesuai

8 30,9 52,7 Sesuai

9 46,7 54 Sesuai

10 46,5 54 Sesuai

11 45,5 53,5 Sesuai

12 45,6 53 Sesuai

13 41,4 36,5 Tidak Sesuai

14 41,6 29,5 Tidak Sesuai

15 46,0 39 Tidak Sesuai

16 46,7 58 Sesuai

17 41,0 38 Tidak Sesuai

18 46,7 56 Sesuai

Page 234: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

4. Tinggi Sandaran Punggung

Responden

Dimensi Tubuh Tinggi

Sandaran

Punggung

Keterangan Tinggi

Duduk

Tegak

Tinggi Bahu

Duduk

1 77,5 55,1 Tidak Ada

2 82,3 60,4 45 Tidak Sesuai

3 72,8 50,7 34 Tidak Sesuai

4 71,0 49,0 36 Tidak Sesuai

5 83,0 56,0 50 Tidak Sesuai

6 75,0 50,0 40 Tidak Sesuai

7 81,5 57,0 48 Tidak Sesuai

8 81,8 53,3 47,5 Tidak Sesuai

9 79,1 56,7 47 Tidak Sesuai

10 80,1 56,3 49 Tidak Sesuai

11 75,4 52,7 22 Tidak Sesuai

12 86,3 61,0 40,5 Tidak Sesuai

13 72,3 50,2 41 Tidak Sesuai

14 72,5 50,5 21,5 Tidak Sesuai

15 78,0 52,0 37 Tidak Sesuai

16 84,7 61,0 53 Tidak Sesuai

17 74,5 53,8 47 Tidak Sesuai

18 79,7 52,4 53 Sesuai

5. Lebar Sandaran Punggung

Responden

Dimensi Tubuh Lebar

Sandaran

Punggung

Keterangan Lebar Bahu

(Bideltoid)

Lebar Bahu

(Biacromial)

1 40,0 34,5 Tidak Ada

2 47,0 44,0 72 Sesuai

3 42,0 35,5 38 Sesuai

4 52,0 36,0 66,5 Sesuai

5 60,0 47,0 55 Sesuai

6 61,0 40,0 41 Sesuai

7 40,0 34,5 Sofa Panjang Sesuai

8 41,9 38,5 60 Sesuai

9 47,0 41,0 57,5 Sesuai

10 37,0 29,0 60 Sesuai

11 42,3 34,0 68 Sesuai

12 44,0 37,0 55 Sesuai

13 37,5 31,5 35 Sesuai

14 37,8 32,0 29,5 Tidak Sesuai

Page 235: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Responden

Dimensi Tubuh Lebar

Sandaran

Punggung

Keterangan Lebar Bahu

(Bideltoid)

Lebar Bahu

(Biacromial)

15 50,0 38,0 30 Tidak Sesuai

16 41,0 32,0 59 Sesuai

17 37,0 32,8 39 Sesuai

18 48,5 39,5 Sofa Panjang Sesuai

6. Tinggi Sandaran Tangan

Responden Tinggi Siku

Duduk

Tinggi

Sandaran

Tangan

Keterangan

1 23,5 Tidak Ada

2 23,0 23 Sesuai

3 19,0 19,5 Sesuai

4 22,0 Tidak Ada

5 23,0 23 Sesuai

6 19,5 17 Tidak Sesuai

7 25,0 Tidak Ada

8 19,3 10,8 Tidak Sesuai

9 18,3 11 Tidak Sesuai

10 21,0 39 Tidak Sesuai

11 18,3 17 Sesuai

12 26,5 25,5 Sesuai

13 21,0 Tidak Ada

14 21,0 11 Tidak Sesuai

15 19,0 13 Tidak Sesuai

16 25,0 15 Tidak Sesuai

17 21,0 Tidak Ada

18 22,5 18 Tidak Sesuai

7. Panjang Sandaran Tangan

Responden Jarak Siku-

Jari Tengah

Panjang

Sandaran

Tangan

Keterangan

1 42,0 Tidak Ada

2 45,0 59 Sesuai

3 43,0 24 Tidak Sesuai

4 39,0 Tidak Ada

5 44,0 55 Sesuai

6 41,5 31 Tidak Sesuai

Page 236: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Responden Jarak Siku-

Jari Tengah

Panjang

Sandaran

Tangan

Keterangan

7 45,0 Tidak Ada

8 45,5 44,5 Sesuai

9 43,7 44,0 Sesuai

10 43,0 60,0 Sesuai

11 43,0 56,0 Sesuai

12 46,0 48,0 Sesuai

13 37,0 Tidak Ada

14 37,0 26,0 Tidak Sesuai

15 43,0 33,0 Tidak Sesuai

16 46,0 46,0 Sesuai

17 41,0 Tidak Ada

18 43,5 55 Sesuai

Page 237: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Lampiran 4: Contoh Analisis RULA

Langkah-langkah penilaian postur duduk ibu saat menyusui dengan metode RULA:

1. Diambil gambar postur duduk ibu saat menyusui melalui video.

2. Video yang telah direkam, kemudian dijadikan gambar-gambar sesuai dengan postur

yang diinginkan untuk dianalisis.

3. Ditentukan sudut-sudut bagian tubuh yang terbentuk dari postur duduk ibu saat

menyusui tersebut.

4. Ditentukan skor masing-masing bagian tubuh berdasarkan sudut yang dibentuk dan

ketentuan skor pada masing-masing bagian tubuh.

5. Skor tubuh grup A ditambahkan dengan skor aktivitas dan beban kemudian hasil

penjumlahannya dimasukkan ke dalam tabel C. Begitu juga dengan skor tubuh grup B

ditambahkan dengan skor aktivitas dan beban kemudian hasil penjumlahannya

dimasukkan ke dalam tabel C.

6. Diperoleh skor akhir RULA.

Page 238: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Contoh pada gambar di atas:

1. Skor Tubuh Grup A

a. Postur Lengan Atas

Sudut yang dibentuk adalah sebesar 35 derajat, sehingga skor untuk postur lengan

atas adalah 2.

b. Postur Lengan Bawah

Sudut yang dibentuk adalah sebesar 105 derajat, sehingga skor untuk postur lengan

bawah adalah 2.

c. Postur Pergelangan Tangan

Sudut yang dibentuk adalah sebesar 30 derajat dan menjauhi sisi tengah sehingga

skor untuk postur pergelangan tangan adalah 2 + 1 = 3

d. Putaran Pergelangan Tangan

Putaran pergelangan tangan ibu pada gambar di atas adalah dekat dari putaran,

sehingga skor untuk putaran pergelangan tangan adalah 2.

Masing-masing skor postur tubuh di atas dimasukkan ke dalam tabel A, yaitu sebagai

berikut:

Skor lengan atas

Skor lengan bawah

Skor pergelangan

tangan

Skor putaran

pergelangan tangan

Page 239: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Skor tubuh grup A gambar di atas adalah 4. Skor tersebut kemudian ditambahkan

dengan skor aktivitas dan skor beban.

a. Skor aktivitas untuk gambar di atas adalah 1 karena postur saat menyusui adalah

merupakan postur statis.

b. Skor beban pada gambar di atas adalah 2 karena berat beban objek adalah 4,54 kg dan

postur statis serta dilakukan berulang-ulang.

Jadi, skor tubuh grup A + skor aktivitas + skor beban = 4 + 1 + 2 = 7

2. Skor Tubuh Grup B

a. Postur Leher

Sudut yang dibentuk adalah sebesar 25 derajat dan leher menekuk, sehingga skor

untuk postur leher adalah 3 + 1 = 4

b. Postur Batang Tubuh

Sudut yang dibentuk adalah sebesar 0 derajat dan tidak terdapat sandaran. Selain itu,

posisi punggung ibu membungkuk, sehingga skor untuk postur batang tubuh adalah 2

+ 1 = 3.

c. Postur Kaki

Kaki ibu pada gambar di atas berada pada posisi normal, sehingga skor untuk postur

kaki adalah 1.

Masing-masing skor postur tubuh di atas dimasukkan ke dalam tabel B, yaitu sebagai

berikut:

Skor leher

Skor batang

tubuh

Skor kaki

Page 240: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Skor tubuh grup B gambar di atas adalah 6. Skor tersebut kemudian ditambahkan

dengan skor aktivitas dan skor beban.

a. Skor aktivitas untuk gambar di atas adalah 1 karena karena postur saat menyusui adalah

merupakan postur statis.

b. Skor beban pada gambar di atas adalah 2 karena berat beban objek adalah 4,54 kg dan

postur statis serta dilakukan berulang-ulang.

Jadi, skor tubuh grup B + skor aktivitas + skor beban = 6 + 1 + 2 = 9

Skor A dan Skor B dimasukkan ke dalam tabel C berikut:

Diperoleh skor akhir RULA gambar di atas adalah 7, sehingga responden pada gambar

di atas berada pada level risiko tinggi dan dibutuhkan tindakan sekarang juga untuk

mengurangi risiko dan meminimalisir akibat dari risiko lebih lanjut.

Skor A

Skor B

Page 241: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Lampiran 5: Rekapitulasi Hasil Analisis RULA

Skor Postur Duduk Ibu saat Menyusui Berdasarkan Metode Analisis RULA

No. Skor Tubuh Grup A

Skor

Tabel

A

Skor

Aktivitas

Skor

Beban

Skor

A

Skor Tubuh

Grup B

Skor

Tabel

B

Skor

Aktivitas

Skor

Beban

Skor

B

Skor

RULA LA LB PT PPT L BT K

1. 2 2 3 2 4 1 2 7 4 3 1 6 1 2 9 7 2. 1 1 2 1 2 1 2 5 3 1 1 3 1 2 6 7 3. 1 1 3 1 2 1 2 5 3 2 1 3 1 2 6 7 4. 2 2 3 2 4 1 2 7 3 3 1 4 1 2 7 7 5. 1 2 2 1 2 1 2 5 4 1 1 5 1 2 8 7 6. 1 2 1 1 2 1 2 5 3 2 1 3 1 2 6 7 7. 3 1 3 2 4 1 2 7 2 2 1 2 1 2 5 7 8. 1 2 2 2 2 1 2 5 3 1 1 3 1 2 6 7 9. 1 2 2 2 2 1 2 5 3 1 1 3 1 2 6 7 10. 2 1 2 2 3 1 2 6 4 1 1 5 1 2 8 7 11. 1 1 1 2 2 1 2 5 3 1 1 3 1 2 6 7 12. 1 3 2 2 3 1 2 6 2 1 1 2 1 2 5 6 13. 2 1 2 1 3 1 2 6 4 2 1 5 1 2 8 7 14. 1 2 1 1 2 1 2 5 3 1 1 3 1 2 6 7 16. 1 2 3 1 3 1 2 6 2 1 1 2 1 2 5 6 17. 1 2 4 2 3 1 2 6 2 1 1 2 1 2 5 6 18. 1 2 3 1 3 1 2 6 3 1 1 3 1 2 6 7 19. 2 1 4 2 4 1 2 7 2 1 2 3 1 2 6 7 20. 2 1 4 2 4 1 2 7 2 2 1 2 1 2 5 7 21. 2 1 3 2 4 1 2 7 3 1 1 3 1 2 6 7 22. 2 1 3 2 4 1 2 7 3 2 2 4 1 2 7 7

Page 242: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

No. Skor Tubuh Grup A

Skor

Tabel

A

Skor

Aktivitas

Skor

Beban

Skor

A

Skor Tubuh

Grup B

Skor

Tabel

B

Skor

Aktivitas

Skor

Beban

Skor

B

Skor

RULA LA LB PT PPT L BT K

23. 3 1 2 1 3 1 2 6 3 1 1 3 1 2 6 7 24. 1 2 1 1 2 1 2 5 3 2 1 3 1 2 6 7 25. 3 1 3 2 4 1 2 7 3 3 2 5 1 2 8 7 26. 3 1 2 1 4 1 2 7 3 3 1 4 1 2 7 7 27. 1 1 1 2 2 1 2 5 3 1 1 3 1 2 6 7 29. 2 1 2 2 3 1 2 6 3 1 1 3 1 2 6 7 30. 2 1 2 2 3 1 2 6 3 1 1 3 1 2 6 7 32. 1 1 3 1 2 1 2 5 4 2 1 5 1 2 8 7 33. 2 1 2 1 3 1 2 6 4 2 1 5 1 2 8 7 35. 3 1 3 1 4 1 2 7 3 3 1 4 1 2 7 7 36. 1 2 1 1 2 1 2 5 3 3 1 4 1 2 7 7 38. 2 2 2 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 7 7 40. 2 1 3 2 4 1 2 7 3 2 1 3 1 2 6 7 41. 1 1 1 2 2 1 2 5 4 1 1 5 1 2 8 7 42. 1 1 1 2 2 1 2 5 3 1 1 3 1 2 6 7 43. 1 1 3 1 2 1 2 5 3 2 1 3 1 2 6 7 44. 2 2 4 2 4 1 2 7 3 2 1 3 1 2 6 7 45. 2 2 4 2 4 1 2 7 4 2 1 5 1 2 8 7 46. 2 3 1 1 2 1 2 5 4 1 1 5 1 2 8 7 48. 1 2 1 2 3 1 2 6 4 2 2 5 1 2 8 7 49. 1 1 4 2 3 1 2 6 3 1 1 3 1 2 6 7 50. 2 1 4 2 4 1 2 7 3 1 1 3 1 2 6 7

Page 243: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

No. Skor Tubuh Grup A

Skor

Tabel

A

Skor

Aktivitas

Skor

Beban

Skor

A

Skor Tubuh

Grup B

Skor

Tabel

B

Skor

Aktivitas

Skor

Beban

Skor

B

Skor

RULA LA LB PT PPT L BT K

51. 1 1 3 2 3 1 2 6 2 2 1 2 1 2 5 6 52. 2 1 2 1 3 1 2 6 4 1 1 5 1 2 8 7 53. 2 1 3 2 4 1 2 7 3 1 1 3 1 2 6 7 54. 1 1 3 1 2 1 2 5 3 2 1 3 1 2 6 7 55. 2 1 2 2 3 1 2 6 4 1 1 5 1 2 8 7 56. 1 1 3 2 3 1 2 6 4 1 1 5 1 2 8 7 57. 2 2 2 2 3 1 2 6 3 1 1 3 1 2 6 7 58. 3 1 3 2 4 1 2 7 2 1 1 2 1 2 5 7 59. 2 1 3 2 4 1 2 7 3 1 1 3 1 2 6 7 60. 2 2 1 2 3 1 2 6 4 1 1 5 1 2 8 7 61. 1 1 3 2 3 1 2 6 3 1 1 3 1 2 6 7 64. 1 1 3 2 3 1 2 6 2 2 2 3 1 2 6 7 65. 2 2 2 2 3 1 2 6 3 1 1 3 1 2 6 7 66. 1 1 2 2 2 1 2 5 3 1 1 3 1 2 6 7 67. 2 1 3 2 4 1 2 7 1 1 2 3 1 2 6 7 68. 1 2 2 2 2 1 2 5 3 1 1 3 1 2 6 7

Keterangan:

LA : Lengan Atas

LB : Lengan Bawah

PT : Pergelangan Tangan

PPP : Putaran Pergelangan Tangan

L : Leher

BT : Batang Tubuh

K : Kaki

Page 244: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Lampiran 7: Transkrip Wawancaran Mendalam

Draft Wawancara Kenyamanan Posisi Duduk Ibu Menyusui

Ibu Py: Tidak nyaman, di atas lantai

Pw : Ibu, tolong dipraktekkan posisi duduk ibu ketika menyusui dedek yang

paling nyaman menurut ibu.

Py : Oh iya. (Bu Paiyem mengatur posisi duduk)

Pw : Biasanya di atas lantai ya, bu?

Py : Ya, begini. Duduk dulu nah dedeknya (sambil menunjukkan posisi

duduknya: kedua kaki selonjor, kaki kiri di atas kaki kanan untuk membuat

bayi lebih tinggi sehingga lebih menjangkau payudara ketika akan menyusu,

punggung menyandar ke tembok)

Pw : Itu paling nyaman begitu ya, bu?

Py : Ya, ini yang nyaman. Sambil senderan tembok.

Pw : Sambil senderan tembok?

Py : Ya, sambil senderan tembok. Dedeknya engga boleh nakal.

Pw : Punggungnya senderan. (responden Pa kemudian mempraktikkan posisi

duduk sambil menyusui, sehingga pewawancara menemukan areola sekitar

putting kiri ibu diplester)

Py : Ya, perlu nyender gitu.

Pw : Terus, paling nyaman di payudara kiri atau kanan, bu?

Py : Yang kiri. Kiri, Mba. (sambil member isyarat tidak ketika menunjuk

payudara kanan)

Pw : Oh, kanan engga disusui?

Py : Engga.

Pw : Kenapa itu, Bu?

Py : Dari dulu anak pertama ya engga mau dianya. Ya, mau, cuma sayanya

engga mau gantian. Males gitu gantian.

Pw : Kenapa, dari ibunya memang merasa kenapa, bu?

Py : Sakit.

Page 245: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Pw : Sakit di kanan

Py : Ya.

Pw : Itu kejadiannya sakitnya karena pas kalau lagi disusui atau karena sakit

dari sebab lain?

Py : Ya, pas kalau disusui itunya lecet.

Pw : Oh, putingnya lecet. Tadi di payudara kiri diplester itu kenapa ya, bu?

Py : Ya, lecet juga.

Pw : Itu kira-kira lecetnya mulai kapan ya, bu? Pas tumbuh gigi dedeknya atau

emang udah dari dedeknya bayi?

Py : Pas tumbuh gigi. Tapi nggigit-nggigit itu mah belum lama, baru

semingguan.

Pw : Oh begitu. Terus ada pengaruhnya engga bu untuk mengubah posisi duduk

ibunya ketika menyusui?

Py : Ya, berunah. Jadi begini sambil nahan sakit. (sambil menunjukkan contoh

perubahan posisi duduknya: kaki kiri ditekuk ke samping sedangkan kaki

kanan tetap selonjor)

Pw : Tapi, kira-kira kenapa dedeknya bias nggigit ya, bu?

Py : Ya, giginya tajem soalnya. Ini juga kayaknya mau tumbuh gigi lagi, tuh.

(artinya, usia bayi yang sudah tumbuh gigi ikut mempengaruhi kenyamanan

posisi duduk saat menyusui, karena bayi cenderung aktif)

Pw : Lanjut ya, bu. Berapa lama waktu menyusui paling cepat buat ibu?

Py : 15 menit.

Pw : Kalau yang paling lama, bu?

Py : 30 menit.

Pw : Nah, terus setelah menyusui berapa lama sih, ibu biasanya mulai merasa

engga nyaman?

Py : Ya sekitar 5 menitan kayaknya.

Pw : Terus bu, selain engga nyaman di tubuh ibu, apa ada rasa engga nyaman

secara emosional gitu bu saat menyusui?

Py : Engga sih.

Page 246: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Pw : Nah, bu, ketika ibu udah ngerasa engga nyaman kayak tadi, apa yang ibu

lakukan?

Py : Langsung udahan aja neteknya.

Pw : Kenapa ibu melakukan itu?

Py : Berhentiin aja sebentar, terus bawa jalan-jalan keluar. Terus lanjutin lagi

neteknya, tapi sambil tiduran.

Py : Nah, biasanya kalau ibu merasa engga nyaman tadi untuk meneruskan

menyusui itu butuh berapa lama lagi, bu?

Py : Ya, paling 10 menitan.

Pw : Terus, rasa engga nyaman tadi apakah selalu ibu rasakan setiap menyusui?

Py : Ya, kalau neteknya kelamaan sih iya.

Pw : Terus, posisi duduknya berubah engga, bu?

Py : Ya, posisinya engga duduk begitu terus. Kadang begini duduknya (kaki kiri

ditekuk ke samping sedangkan kaki kanan selonjoran)

Pw : Terus apa lagi yang diubah, bu?

Py : Paling ganti posisi, sambil gendong, berdiri atau tiduran.

Pw : Nah, sekarang usia bayi udah 8 bulanan nih bu, tumbuh gigi lagi, terus

kira-kira ada engga perbedaan posisi duduk saat menyusui ketika dedeknya

masih bayi dengan usia 8 bulanan ini, bu?

Py : Engga, sama aja kayak posisi tadi kalau duduk. Cuman karena sekarang

udah tumbuh gigi terus banyak gerak, paling ya sambil berdiri atau tiduran

gitu.

Pw : Terus, keluhan engga nyamannya ada bedanya, bu?

Py : Engga, sama aja paling biasanya di tangan kiri (menunjuk siku kiri) karena

nyangga kepala bayi.

Pw : Dedek yang sekarang kan anak ketiga ya bu, kalau waktu menyusui anak

pertama dulu di payudara kanan, kiri, atau keduanya bu?

Py : Tetep sama yang kiri. Tapi, waktu masih bayi sempet sih nyusuin pake yang

kanan, cuman pas mulai lecet udah gitu putingnya emang lebih kecil

Page 247: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

daripada yang kiri, nyusuinnya dari yang kiri terus. (ada indikasi ibu trauma

pada payudara kanan dengan proses menyusui pertama kali)

Pw : Kalau posisi duduk menyusuinya ada bedanya bu antara anak pertama

dengan ketiga?

Py : Engga, sama.

Ibu Dw: Tidak nyaman, di atas lantai

Pw : Ibu, bias minta tolong dipraktikkan posisi duduk menyusui yang nyaman

menurut ibu?

Dw : Ya kayak gini (sambil menunjukkan posisi menyusui: duduk dengan kedua

kaki disilang ke depan, biasanya tidak bersandar tetapi nyaman jika

duduknya bersandar)

Pw : Apakah ibu butuh bantuan bantalan buat nyangga bayi?

Dw : Engga.

Pw : Ketika menyusui, apakah bergantian pada payudara kanan dan kiri, bu?

Dw : Ya.

Pw : Ibu pakai sandaran duduknya?

Dw : Engga.

Pw : Tapi, merasa lebih nyaman kalau ibu bersandar atau tidak?

Dw : Ya bersandar.

Pw : Berapa lama waktu menyusui ibu yang paling cepat?

Dw : Lima menit paling.

Pw : Kalau paling lama?

Dw : Paling 10 menitan.

Pw : Setelah berapa lamakah ibu mulai merasakan ketidaknyamanan saat

menyusui dengan posisi duduk seperti itu?

Dw : Lima menitan udah mulai ngerasa kesemutan.

Pw : Terus, selain ketidaknyamanan secara fisik, adakah ketidaknyamanan

secara emosional ketika ibu menyusui dengan posisi duduk demikian?

Dw : Pengennya udahan gitu nyusunya. Udah dong dek nyusunya, gitu.

Page 248: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Pw : Apakah yang ibu lakukan ketika merasakan ketidaknyamanan saat sedang

menyusui?

Dw : Ini copot aja neteknya.

Pw : Kenapa ibu?

Dw : Capek.

Pw : Kira-kira butuh berapa lama lagi untuk ibu dapat kembali menyusui ketika

berhenti menyusui setelah merasa tidak nyaman?

Dw : Ya paling sekitaran 10 atau 15 menitan.

Pw : Kalau masih dalam keadaan menyusui tapi ibu sudah mulai merasa engga

nyaman, kira-kira berapa lama lagi ibu akan bertahan untuk terus

melanjutkan menyusuinya?

Dw : Ya paling 2 menitan lah, engga lama.

Pw : Apakah ketidaknyamanan itu selalu ibu rasakan ketika menyusui?

Dw : Engga, engga selalu sih. Kalau lama doank, kayak 10 menitan gitu. Lama

itu kan. Kalau pas lagi dia mau tidur juga lama kan.

Pw : Ketika setelah 5 menit ibu merasa engga nyaman pas menyusui, adakah

posisi duduk ibu berubah saat menyusui?

Dw : Ya paling kadang tiduran.

Pw : Kalau posisi duduknya yang tadinya kakinya disilang ke depan, ada yang

berubah, bu?

Dw : Ya, paling selonjoran.

Pw : Bagaimana dengan perubahan yang terjadi pada tangan atau punggung

ibu?

Dw : Paling yang tadinya dibeginiin jadi begini (maksudnya, posisi tangan yang

menyangga kepala bayi awalnya menggunakan bagian siku kemudian dapat

berubah menjadi telapak tangan beserta jari-jarinya yang memegang kepala

bayi).

Pw : Apakah ibu punya syarat tertentu dalam posisi duduk ketika menyusui?

Dw : Apa, ya. Engga ada sih. Ya paling bersandar doing kalau nyusunya lama

gitu.

Page 249: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Pw : Sekarang dedeknya udah berapa bulan, bu?

Dw : Sembilan.

Pw : Nah, apakah ada perbedaan cara posisi duduk ibu saat menyusui sampai

dedek usianya 9 bulan?

Dw : Ya ada. Dulu kan waktu masih kecil neteknya pake dialasin bantal,

duduknya juga engga bersila begini di bangku gitu.

Pw : Bangkunya itu kayak gimana ya, bu?

Dw : Kayak itu, kakinya ke bawah terus dipakein bantal buat nyangga dedeknya.

Pw : Lebih nyaman yang mana bu posisi duduknya selama menyusui ini?

Dw : Kalau dulu lebih nyaman yang di bangku itu, kalau sekarang ya lebih

nyaman yang bersila ini.

Pw : Bu, tadi kalau setelah 5 menit ibu sudah merasa engga nyaman, terus kan

ibu menghentikan menyusui, posisi menyusuinya berubah tidak, bu?

Dw : Paling tiduran aja.

Ibu Dy: Nyaman, di atas kasur

Pw : Ibu, tolong dipraktekkin cara posisi duduk yang nyaman menurut ibu saat

menyusui?

Dy : Oh, kalau lagi duduk ya, biasanya di kasur saya. Kalau duduknya, begini

saja dah (salah satu kaki selonjor sedangkan yang lainnya ditekuk ke arah

dalam hingga bagian pergelangan kaki sampai jari-jari berada di atas/

menopang paha dari kaki yang selonjor)

Pw : Oh, jadi kaki kirinya…

Dv : Buat iniin paha dia gitu

Pw : Kaki kanannya buat ninggiin kepala.

Dv : He’eh iya, kan begini (sambil menunjukkan posisi duduknya) jadi biar agak

tinggian gitu.

Pw : Oh gitu, kalau begini untuk menyusui pada payudara yang mana ya, bu?

Dy : Sebelah kiri

Pw : Kalau yang payudara kanan, tetep atau berubah?

Page 250: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Dy : Berubah begini, ngikutin gitu aja gitu.

Pw : Terus, ibu nyamannya kalau ibu sandaran tidak?

Dy : Engga sih Mba.

Pw : Terus, selama menyusui samai sekarang nih, bu, apakah ibu sama sekali

tidak merasakan rasa engga nyaman seperti: kesemutan, mati rasa, pegal-

pegal, kram?

Dy : Engga.soalnya emang nysuinnya kan emang gag lama juga.

Pw : Berapa lama waktu paling cepat saat ibu menyusui dengan posisi duduk

demikian?

Dy : Berapa menit gitu ya?.

Pw : Ya, bu.

Dy : Ya, 5 menitan deh.

Pw : Kalau yang paling lama, bu?

Dy : Ya, 10 menitan dah.

Pw : Nah, ibu, kalau pas menyusui dedek dengan waktu terlama tadi selama 10

menit, apakah ibu sama sekali tak merasakan engga nyaman seperti pegel-

pegel, kesemutan, mati rasa, kaku ketika ibu menyusui dengan posisi duduk

begiti?

Dy : Engga sih. Biasa aja. Paling kalau pas tiduran di tangan karena dia kan

nyangga kepala saya gitu.

Pw : Oh. Apakah ibu punya syarat tertentu kalau menyusui dengan posisi duduk

tadi?

Dy : Ya, paling ya biasa aja. Paling kalau lagi netek ya saya cuma fokus liatin

dia aja, jadi engga sambil nonton tv gitu.

Pw : Oh, jadi kalau pas lagi menyusui, ibunya harus fokus dalam menyusui gitu

ya, bu? Tanpa melakukan aktivitas lainnya?

Dy : Ya, pokoknya emang haus fokus.

Pw : Terus, ibu pake bantuan peralatan kayak bantalan tertentu saat menyusui?

Dy : Dulu ya, waktu masih bayi. Kalau sekarang sih udah gedean, jadi gag pake

bantalan.

Page 251: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Pw : Sekarang sudah berapa bulan memangnya, bu?

Dy : Sudah 6 bulan.

Pw : Kira-kira adakah perbedaan cara posisi duduk saat menyusui ketika bayi

kurang dari enam bulan sebelumnya dengan sekarang yang udah 6 bulanan

ini?

Dy : Paling waktu masih bayi dulu neteknya harus duduk karena kan kalau

tiduran belum bisa.

Pw : Kalau cara posisi duduknya sama kayak tadi engga, bu?

Dy : Ya sama aja, cuma pake bantalan waktu masih kecil gitu.

Pw : Oh, jadi bedanya waktu bayi ibu merasa lebih mudah menyusui dengan

posisi duduk sedangkan ketika bayi udah gede kayak sekarang posisinya

bisa duduk atau tiduran, gitu?

Dy : Ya begitu.

Pw : Terus bu, kan sekarang dedeknya itu anank kedua, kira-kira ada bedanya

engga bu dengan anak pertama waktu menyusui dengan posisi duduk?

Dy : Sama sih.

Pw : Kalau keluhan engga nyaman kayak kesemutan atau pegel-pegel tadi ada

engga bu saat menyusui anank pertama?

Dy : Engga ada, sama. Paling ya tadi kalau posisinya tiduran udah lama ya,

tangannya agak pegel gitu. Kan tidurannya miringan, jadi kalau udah lama

ya pegel

Pw : Oh jadi keluhannya kalau lagi tiduran ya bu, tapi sama sekali engga ada

keluhan pas duduk?

Dy : Ya, soalnya kalau tiduran kan miring terus.

Page 252: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Ibu Mn: Nyaman, di atas kasur

Pw : Mohon maaf ibu, bisa tolong dipraktekkan posisi duduk ibu menyusui yang

menurut ibu nyaman?

Mn : Biasa aja, ya gini-gini aja (sambil menunjukkan posisi duduknya: kedua

kaki selonjor tapi kaki kanan di atas kaki kiri dan posisi kaki ini tidak

berubah meski menyusui dengan payudara secara bergantian, ibu biasanya

tidak sandaran).

Pw : Terus, ibu nyamannya kalau ibu sandaran tidak?

Mn : Engga, begini aja. Jadi, engga pernah nyender.

Pw : Apakah selama proses menyusui dedek dengan posisi duduk demikian

ibsama sekali engga pernah merasakan ketidaknyamanan seperti keluhan

pegal-pegal, kesemutan, mati rasa, kaku, dan semacamnya?

Mn : Engga.

Pw : Terus, ibu nyamannya kalau ibu sandaran tidak?

Mn : Engga. Biasa aja.

Pw : Waktu paling cepet ibu menyusui biasanya berapa lama ya, bu?

Mn : 5 menitan, kalau lama sampai setengah jam-an. Kalau malem malah bias

sampai 1 jam. Terus, kalau udah pegel paling ditaroh bayinya.

Pw : Oh berarti ibu pernah merasakan pegal-pegal saat menyusui?

Mn : Engga, sih. Pegelnya biasa, paling kalau kelamaan nyusunya gitu.

Pw : Pegalnya di bagian mana, bu?

Mn : Di tangan, di siku kiri, biasa aja sih.

Pw : Terus, selain pegal di siku, ibu pernah ngalamin ketidaknyamanan secara

emosional tidak?

Mn : Engga. Paling pegal disitu doang.

Pw : Setelah berapa lama menyusui ibu mulai merasakan pegal seperti tadi, bu?

Mn : Paling selama 5 menit setelah 5 menit, tapi entar pegelnya ilang sendiri

gitu.

Pw : Apa yang ibu lakukan ketika merasakan ketidaknyamanan saat sedang

menyusui?

Page 253: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Mn : Ya engga ngapa-ngapain, diterusin aja nyusunya. Kan pegelnya bentar.

Daripada entar kalau diberhentiin nangis anaknya, jadi diterusin aja.

Pw : Kenapa ibu melakukan itu, padahal katanya tadi ibu merasakan pegal di

siku kirinya?

Mn : Ya, emang kalau diberhentiin nangis soalnya.

Pw : Ibu, kalau tadi ibu memilih meneruskan menyusui padahal ibu merasa

pegal?

Mn : Ya diterusin aja, soalnya kan pegelnya sebentar, paling 5 menitan gitu

pegelnya.

Pw : Apakah ibu punya syarat tertentu dalam mengatur posisi duduk menyusui

yang nyaman menurut ibu?

Mn : Ya duduk aja.

Pw : Anak ke berapa, bu dedeknya?

Mn : Anak ketiga.

Pw : Kira-kira ada perbedaan cara posisi duduk pada anak ibu sebelumnya

ketika menyusui dengan anak ketiga ini?

Mn : Engga, sama aja. Paling sering di kasur kayak gini.

Pw : Bagaimana dengan perbedaan keluhan pegal-pegalnya, bu?

Mn : Engga, sama aja di tangan siku ini.

Ibu Tk: Tidak nyaman, kursi

Pw : Ibu, maaf ibu, bisa tolong dipraktekkan posisi duduk yang nyaman menurut

ibu ketika menyusui bagaimana ya, bu?

Tk : Oh, begini (sambil menunjukkan posisi duduk: di atas kursi dengan ada

bantalan dan sandaran tangan, tapi bantalan pada sandaran punggung hanya

sedikit, kedua kaki dapat menyentuh lantai tetapi kaki kiri di angkat di atas

kaki kanan ketika menyusui pada payudara kiri, begitu sebaliknya dengan

alasan meninggikan posisi bayi karena payudara si ibu kecil, ibu juga tidak

bisa sandaran karena mengikuti posisi alamiah ketika menyusui sehingga

punggung cenderung membungkuk dan kepala cenderung menunduk).

Page 254: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Pw : Terus, punggung ibu biasanya bersandar?

Tk : Kalau nyender engga bias, soalnya nenennya kecil.

Pw : Menyusuinya selalu bergantian dari payudara kanan dengan kiri, bu?

Tk : He’eh sih, tapi lebih sering yang sebelah kiri.

Pw : Waktu paling cepat ibu menyusui kira-kira berapa lama ya, bu?

Tk : Engga lama, paling satu menit.

Pw : Kalau paling lama, bu?

Tk : Paling lama lima menit.

Pw : Setelah berapa lama menyusui ibu merasakan ketidaknyamanan seperti

keluhan pegal-pegal, kesemutan, mati rasa, kaku, dan semacamnya?

Tk : Ya itu kalau udah deket-deket 5 menitan. Biasanya empat menit saat

menyusui udah mulai kesemutan.

Pw : Selain ketidaknyamanan tadi, apakaah ibu pernah mengalami

ketidaknyamanan secara psikis/emosional?

Tk : Engga, engga ada.

Pw : Lalu, apa yang ibu lakukan ketika mengalami ketidaknyamanan itu?

Tk : Istirahat, ngeratain pinggang.

Pw : Bagaimana kalau dedeknya masih nyusu, bu?

Tk : Ya terusin aja nyusunya sampai selesai, kadang ya sambil tiduran.

Pw : Kenapa ibu lebih memilih meneruskan menyusui?

Tk : Ya dedeknya masih nyusu, ya terusin aja. Soalnya kalau udah tiduran engga

mau lagi nyusunnya.

Pw : Setelah menyusui berapa lama ibu mulai merasakan ketikanyamanan itu

saat menyusui?

Tk : Ya paling sekitar satu menitaan, soalnya dedekny.

Pw : Apakah ketidaknyamanan itu selalu ibu rasakan setiap kali menyusi?

Tk : He’em, engga engga sih tergantung, kalau lama aja.

Pw : Terus, kadang ikut berubah tidak posisi duduknya?

Tk : Engga sih, paling karena sekarang usianya sudah 6 bulanan jadi kadang

kalau pegel saya posisikan anak begini (posisi anak: duduk di pangkuan ibu

Page 255: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

dengan kedua kaki ngangkang mengapit pinggang ibu menghadap kea rah

ibu).

Pw : Apakah ibu punya syarat tertentu dalam mengatur posisi duduk ketika

menyusui?

Tk : Engga, biasa aja. Yang penting nyaman aja dan asal anaknya mau netek.

Pw : Terus, pakai peralatan bantu tidak?

Tk : Bantal. Tapi juga udah jarang juga sih. Dulu waktu masih bayi sih iya.

Sekarang udah engga juga.

Pw : Anak keberapa ya, bu, dedeknya sekarang?

Tk : Anak kedua.

Pw : Apakah ada perbedaan cara posisi duduk ibu menyusui antara anak

pertama dan kedua ini?

Tk : Kalau waktu anak pertama bisa sambil duduk sama tiduran, tapi paling

sering tiduran. Kalau yang kedua malah engga mau tiduran, maunya sambil

duduk dia.

Pw : Kalau keluhan ketidaknyamanannya sama atau berbeda, bu?

Tk : Sama, Mba. Kan kalau tiduran miring, jadi pinggang juga pegel.

Pw : Anak keberapa ya, bu dedeknya sekarang?

Tk : Anak kedua.

Ibu Yp: Tidak nyaman, kursi

Pw : Ibu, bisa minta tolong dipraktekkin cara posisi duduk menyusui yang

nyaman menurut ibu?

Yp : Oh, begini (sambil menunjukkan posisi duduknya: duduk di atas sofa

panjang di dekat sandaran tangan, satu kaki agak jinjit karena tak sempurna

menyentuh lantainya sedangkan satu kakinya lagi menyentuh pijakan meja

bagian bawah agar posisi bayi lebih tinggi) ya, begini aja.

Pw : Ibu biasanya senderan punggungnya?

Yp : Engga bisa nyender sih, kan ngikutin bayi.

Pw : Oh, gitu.

Page 256: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Yp : Kalau bayinya udah enak kadang saya baru bisa nyantai.

Pw : Kalau posisi kakinya memang nyaman begitu ya, bu? Agak jinjit gitu?

Yp : Ya, kaki kiri begini soalnya buat ngimbangin biar posisi kepalanya tinggi

gitu.

Pw : Kalau pas nyusuinnya di payudara kanan, kaki kanannya yang agak

ditinggiin gitu ya, bu?

Yp : Ya.

Pw : Biasanya waktu tercepat saat menyusui, berapa lama ya, bu?

Yp : Paling lama 20 menit.

Pw : Kalau paling cepet, bu?

Yp : Paling cepet ya 10 menit.

Pw : Terus, kira-kira setelah menyusui berapa lama ibu biasanya mulai merasa

engga nyaman?

Yp : Engga nyamannya?

Pw : Kayak keluhan kesemutan, pegel, kaku, mati rasa dan semacamnya gitu di

bagian tubuh ibu.

Yp : Oh paling di punggung belakang pegelnya.

Pw : Mulai pegelnya setelah berapa lama menyusui, bu?

Yp : Ya kalau nyusunya udah lama. Waktu bayi kan dulu nyusunya pernah

hampir 30 menitan karena laper banget kali ya, punggung ya pegel tangan

juga (menunjuk siku).

Pw : Kalau sekarang bu, setelah berapa lama menyusui ibu merasa

ketidaknyamanan?

Yp : Ya, kalau nyusunya lama, punggung dan tangan juga mulai pegel-pegel.

Pw : Kira-kia setelah berapa menit, bu.

Yp : Ya tadi, kalau udah hampir 20 menitan.

Pw : Terus, bu, selain engga nyaman seperti keluhan fisik tadi, adakah

kenyamanan secara psikis/emosional yang ibu rasakan saat sedang

menyusui?

Page 257: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Yp : Dari awal juga engga ada, yang ada seneng aja. Paling haus laper udah

biasa kan.

Pw : Ada rasa ingin menghentikan menyusui gitu, bu?

Yp : Engga, engga ada. Saya rasa seluruh ibu-ibu engga ada yang begitu. Paling

malah pengennya terus dek terus sampai kenyang, gitu. Kalau kenyang kan

ibu seneng. Kayak nyuapin makan anak aja. Kan kalau habis, ibunya jadi

seneng. Kalau engga habis, ya kita kecewa gitu.

Pw : Apa yang ibu lakukan ketika ibu merasakan ketidaknyamanan itu saat

menyusui?

Yp : Berdiri atau tiduran.

Pw : Tapi, saat itu ibu masih dalam keadaan sedang menyusui.

Yp : Oh kalau masih menyusui ya terusin aja nyusunya sampai berhenti sendiri.

Pw : jadi, tetap ibu tahan rasa engga nyamannya ya, bu.

Yp : Iya.

Pw : Kenapa ibu rela menahan ketidaknyamanan itu?

Yp : Ya mungkin itu ada hubungannya saat kita melahirkan. Itu saya rasa masih

ada hubungannya. Karena apa? Ya namanya kita ibunya kan. Saya lebih

suka ngasih air susu ibu ya daripada susu formula. Saya selama ini kalau

dedeknya belum mau lepas, saya engga lepas.

Pw : Kira-kira ibu sanggup menahan rasa engga nyamannya sampai berapa

lama ya, bu?

Yp : Ya 5 menitan. Karena kan nyusunya udah lama ya. Paling sebentar lagi.

Paling engga sampai 5 menit juga.

Pw : Dan setelah sekitar 5 menit tadi ibunya yang lepasin atau dari bayinya?

Yp : Lepas sendiri dari nayinya.

Pw : Lalu, apakah ketidaknyamanan itu selalu dirasakan ibu setiap menyusui?

Yp : Engga. Engga ada. Paling kalau lagi lama. Kalau nyusunya sebentar-

sebentar sih engga ada.

Pw : Ketika mengalami ketidaknyamanan itu, posisi duduk ibu ada yang

berubah? Misalnya dari tangan yang menahan kepala bayi?

Page 258: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Yp : Ya misalnya saya udah capek nih, tangannya pegel, saya pindahin aja ke

tangan satunya.

Pw : Bagaimana dengan bagian kaki atau punggungnya, bu?

Yp : Ya paling kalau sandaran begini enak banget. Kalau kakinya begini ya saya

engga enak. Paling saya nyari apa gitu di dalam yang bisa menopang kaki

supaya lurus. Tapi emang enak lurus sih, bener. Itu sebenarnya kalau kita

menyusui enakan lurus kakinya. Bahkan saya suka ngebayangin ada kursi

yang begitu.

Pw : Tapi, bu, kan tadi ibu engga bisa senderan dan cenderung mengikuti bayi

gitu sementara ibu merasa nyaman senderan. Kira-kira ibu paksain untuk

bisa senderan saat menyusui?

Yp : Engga, tetep ngikutin aja ngebungkuk.

Pw : Apakah ibu punya syarat tertentu untuk posisi duduk ketika menyusui agar

terasa nyaman?

Yp : Oh kadang ya kalau lagi mau nenen pakai kursi apapun bisa. (artinya, si ibu

terbiasa jika menyusui harus menggunakan kursi)

Pw : Terus, ibu butuh peralatan bantu seperti bantalan gitu, bu?

Yp : Kalau ada. Kalau begini kan juga enak (maksudnya, ketika ibu menyusui

diupayakan agar dekat dengan sandaran tangan untuk membantu menopang

bagian tangan yang memegang kepala bayi)

Pw : Dedek ini anak yang keberapa ya, bu?

Yp : Ketiga.

Pw : Nah, jika dibandingkan dengan anak ibu sebelum dedek, adakah perbedaan

cara posisi duduknya ketika ibu menyusui?

Yp : Engga ada, sama. Di kursi juga.

Pw : Bagaimana dengan perbedaan keluhan ketidaknyamanan yang ibu rasakan?

Yp : Engga beda, sama aja.

Page 259: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Ibu Sr: Nyaman, Kursi

Pw : Bagaimana posisi duduk yang membuat ibu merasa nyaman saat menyusui?

Sr : Ya duduk biasa aja, begini. Begini aja udah nyaman.

Pw : Apakah posisi tangan ibu harus disanggah atau bagaimana ibu?

Sr : O iya, tangannya harus disanggah.

Pw : Apakah disanggah pakai bantal atau memakai alat bantu lain ibu?

Sr : O enggag, begini saja. Biasa aja.

Pw : Punggungnya harus sandaran atau tidak ibu?

Sr : Kalo duduk mah di kursi biasa aja.

Pw : Apakah perlu bersandar ibu?

Sr : Enggag

Pw : Apakah ibu sama sekali tidak pernah merasakan ketidaknyamanan seperti

kesemutan, pegal-pegal, kaku, kram saat menyusui dengan posisi duduk?

Sr : Enggag. Jarang sih netekin sambil duduk, kalo lagi santai2 aja begini

sambil duduk

Pw : Berapa lama ibu biasanya menyusui dengan duduk?

Sr : Emmm...berapa ya. Nggag pernah ngitungin sih.

Pw : Waktu tercepatnya ibu?

Sr : Ya sekitar 15 menitan...

Pw : Kalau waktu terlamanya ibu?

Sr : Kalo setengah jam ngga mungkin. Ya paling 20 menitan.

Pw : Selama 20 menit menyusui itu, apakah ibu sama sekali tidak merasakan

ketidaknyamanan seperti kesemutan, dsb?

Sr : Enggag ada, ngga ada sama sekali. Soalnya kalo orang begitu punya

penyakit. Tapi alhamdulillah saya enggag. Kesemutan itu asam urat.

Pw : Apakah ada perbedaan cara menyusui dengan posisi duduk antara bayi

pertama sampai bayi yang keempat ini?

Sr : Enggag, enggag ada bedanya. Kalo lagi snatai aja, duduk di bawah.

Pw : Ibu merasa lebih nyaman duduk dimana, di bawah atau di kursi?

Sr : Kalo lagi duduk nyamannya duduk di atas kursi.

Page 260: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Lampiran 8: Data Pendukung Lainnya

Tabel 1

Distribusi Anak Ke- Berdasarkan Usia Ibu yang Menyusui dengan

Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

No. Usia Ibu

Anak Ke- Total

1 2 3 4

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

1. < 27 tahun 32 80 8 20 0 0 0 0 40 100

2. > 27 tahun 7 21,2 14 42,4 11 33,3 1 3 33 100

Tabel 2

Distribusi Anak Ke- Berdasarkan Usia Bayi yang sedang Disusui oleh Ibu yang

Menggunakan Posisi Duduk saat Menyusui di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

No. Usia Bayi

Anak Ke-

1 2 3 4

Jml % Jml % Jml % Jml %

1. < 6 bulan 24 61,5 8 36,4 5 45,5 1 100

2. > 6 bulan 15 38,5 14 63,6 6 54,5 0 0

Total 39 100 22 100 11 100 1 100

Tabel 3

Distribusi Kenyamanan Ibu saat Menyusui dengan Posisi Duduk

Berdasarkan Usia Bayi di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

No. Usia Bayi

Kenyamanan Total

Nyaman Tidak Nyaman

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. < 6 bulan 5 13,2 33 86,8 38 100

2. > 6 bulan 9 25,7 26 74,3 35 100

Tabel 4

Distribusi Ibu yang Menggunakan Peralatan Bantu Berupa Bantal saat Menyusui

dengan Posisi Duduk di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

No. Usia Bayi

Penggunaan Bantal

Iya Tidak

Jumlah % Jumlah %

1. < 6 bulan 14 66,7 24 46,2

2. > 6 bulan 7 33,3 28 53,8

Total 21 100 52 100

Page 261: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Tabel 4

Distribusi Kenyamanan Ibu saat Menyusui dengan Posisi Duduk

Berdasarkan Usia Bayi di Kelurahan Pisangan Tahun 2013

No. Berat Badan Bayi

Kenyamanan Total

< 6 bulan > 6 bulan

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. < 7 kg 31 79,5 8 20,5 39 100

2. > 7 kg 7 20,6 27 79,4 34 100

Page 262: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Lampiran 9: Output Analisis Data

1. Kenyamanan Posisi Duduk Ibu saat Menyusui

a. Frekuensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 14 19.2 19.2 19.2

1 59 80.8 80.8 100.0

Total 73 100.0 100.0

Leher

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 6 8.2 75.0 75.0

2 1 1.4 12.5 87.5

3 1 1.4 12.5 100.0

Total 8 11.0 100.0

Missing System 65 89.0

Total 73 100.0

Bahu kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 14 19.2 66.7 66.7

2 6 8.2 28.6 95.2

3 1 1.4 4.8 100.0

Total 21 28.8 100.0

Missing System 52 71.2

Total 73 100.0

Bahu kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 10 13.7 71.4 71.4

2 3 4.1 21.4 92.9

3 1 1.4 7.1 100.0

Total 14 19.2 100.0

Missing System 59 80.8

Total 73 100.0

Page 263: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Siku kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 6 8.2 66.7 66.7

2 3 4.1 33.3 100.0

Total 9 12.3 100.0

Missing System 64 87.7

Total 73 100.0

Siku kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 11 15.1 68.8 68.8

2 4 5.5 25.0 93.8

3 1 1.4 6.2 100.0

Total 16 21.9 100.0

Missing System 57 78.1

Total 73 100.0

Lengan bawah kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 2 2.7 66.7 66.7

2 1 1.4 33.3 100.0

Total 3 4.1 100.0

Missing System 70 95.9

Total 73 100.0

Lengan bawah kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 4 5.5 57.1 57.1

2 2 2.7 28.6 85.7

3 1 1.4 14.3 100.0

Total 7 9.6 100.0

Missing System 66 90.4

Total 73 100.0

Page 264: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Tangan/Pergelangan tangan kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 1 1.4 100.0 100.0

Missing System 72 98.6

Total 73 100.0

Tangan/Pergelangan tangan kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 2 2.7 66.7 66.7

2 1 1.4 33.3 100.0

Total 3 4.1 100.0

Missing System 70 95.9

Total 73 100.0 Punggung bagian atas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 10 13.7 83.3 83.3

2 2 2.7 16.7 100.0

Total 12 16.4 100.0

Missing System 61 83.6

Total 73 100.0

Punggung bagian bawah kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 14 19.2 58.3 58.3

2 9 12.3 37.5 95.8

3 1 1.4 4.2 100.0

Total 24 32.9 100.0

Missing System 49 67.1

Total 73 100.0 Punggung bagian bawah kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 14 19.2 60.9 60.9

2 8 11.0 34.8 95.7

3 1 1.4 4.3 100.0

Page 265: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Total 23 31.5 100.0

Missing System 50 68.5

Total 73 100.0

Pinggul kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 8 11.0 80.0 80.0

2 2 2.7 20.0 100.0

Total 10 13.7 100.0

Missing System 63 86.3

Total 73 100.0

Pinggul kiri

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 7 9.6 87.5 87.5

2 1 1.4 12.5 100.0

Total 8 11.0 100.0

Missing System 65 89.0

Total 73 100.0

Paha kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 1 1.4 50.0 50.0

2 1 1.4 50.0 100.0

Total 2 2.7 100.0

Missing System 71 97.3

Total 73 100.0

Paha kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 3 4.1 75.0 75.0

2 1 1.4 25.0 100.0

Total 4 5.5 100.0

Missing System 69 94.5

Total 73 100.0

Page 266: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Lutut kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 3 4.1 75.0 75.0

2 1 1.4 25.0 100.0

Total 4 5.5 100.0

Missing System 69 94.5

Total 73 100.0

Lutut kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 5 6.8 71.4 71.4

2 2 2.7 28.6 100.0

Total 7 9.6 100.0

Missing System 66 90.4

Total 73 100.0

Betis kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 3 4.1 50.0 50.0

2 3 4.1 50.0 100.0

Total 6 8.2 100.0

Missing System 67 91.8

Total 73 100.0

Betis kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 5 6.8 62.5 62.5

2 3 4.1 37.5 100.0

Total 8 11.0 100.0

Missing System 65 89.0

Total 73 100.0

Page 267: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

b. Intensitas

Leher

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 4 5.5 50.0 50.0

2 4 5.5 50.0 100.0

Total 8 11.0 100.0

Missing System 65 89.0

Total 73 100.0

Tumit kanan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 2 2.7 66.7 66.7

2 1 1.4 33.3 100.0

Total 3 4.1 100.0

Missing System 70 95.9

Total 73 100.0

Tumit kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 3 4.1 100.0 100.0

Missing System 70 95.9

Total 73 100.0

Page 268: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Lengan bawah kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 3 4.1 100.0 100.0

Missing System 70 95.9

Total 73 100.0

Bahu kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 13 17.8 61.9 61.9

2 8 11.0 38.1 100.0

Total 21 28.8 100.0

Missing System 52 71.2

Total 73 100.0

Bahu kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 11 15.1 78.6 78.6

2 3 4.1 21.4 100.0

Total 14 19.2 100.0

Missing System 59 80.8

Total 73 100.0

Siku kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 8 11.0 88.9 88.9

2 1 1.4 11.1 100.0

Total 9 12.3 100.0

Missing System 64 87.7

Total 73 100.0

Siku kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 15 20.5 93.8 93.8

2 1 1.4 6.2 100.0

Total 16 21.9 100.0

Missing System 57 78.1

Total 73 100.0

Page 269: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Lengan bawah kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 6 8.2 85.7 85.7

2 1 1.4 14.3 100.0

Total 7 9.6 100.0

Missing System 66 90.4

Total 73 100.0

Tangan/Pergelangan tangan kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 1 1.4 100.0 100.0

Missing System 72 98.6

Total 73 100.0

Punggung bagian atas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 8 11.0 66.7 66.7

2 4 5.5 33.3 100.0

Total 12 16.4 100.0

Missing System 61 83.6

Total 73 100.0

Tangan/Pergelangan tangan kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 1 1.4 33.3 33.3

2 2 2.7 66.7 100.0

Total 3 4.1 100.0

Missing System 70 95.9

Total 73 100.0

Page 270: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Punggung bagian bawah kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 17 23.3 70.8 70.8

2 7 9.6 29.2 100.0

Total 24 32.9 100.0

Missing System 49 67.1

Total 73 100.0

Punggung bagian bawah kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 16 21.9 69.6 69.6

2 7 9.6 30.4 100.0

Total 23 31.5 100.0

Missing System 50 68.5

Total 73 100.0

Pinggul kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 7 9.6 70.0 70.0

2 3 4.1 30.0 100.0

Total 10 13.7 100.0

Missing System 63 86.3

Total 73 100.0

Pinggul kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 6 8.2 75.0 75.0

2 2 2.7 25.0 100.0

Total 8 11.0 100.0

Missing System 65 89.0

Total 73 100.0

Page 271: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Paha kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 2 2.7 100.0 100.0

Missing System 71 97.3

Total 73 100.0

Paha kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 3 4.1 75.0 75.0

2 1 1.4 25.0 100.0

Total 4 5.5 100.0

Missing System 69 94.5

Total 73 100.0 Lutut kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 3 4.1 75.0 75.0

2 1 1.4 25.0 100.0

Total 4 5.5 100.0

Missing System 69 94.5

Total 73 100.0

Lutut kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 5 6.8 71.4 71.4

2 2 2.7 28.6 100.0

Total 7 9.6 100.0

Missing System 66 90.4

Total 73 100.0

Betis kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 6 8.2 100.0 100.0

Missing System 67 91.8

Total 73 100.0

Page 272: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Betis kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 8 11.0 100.0 100.0

Missing System 65 89.0

Total 73 100.0

Tumit kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 1 1.4 33.3 33.3

2 2 2.7 66.7 100.0

Total 3 4.1 100.0

Missing System 70 95.9

Total 73 100.0 Tumit kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 2 2.7 66.7 66.7

2 1 1.4 33.3 100.0

Total 3 4.1 100.0

Missing System 70 95.9

Total 73 100.0

Page 273: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

2. Dimensi Kursi 3. Dimensi Tubuh

Statistics

DIMENSI_8

N Valid 18

Missing 23

Mean 78.156

Std. Error of Mean 1.0759

Median 78.550

Mode 71.0a

Std. Deviation 4.5649

Variance 20.838

Range 15.3

Minimum 71.0

Maximum 86.3

Percentiles 5 71.000

95 86.300

a. Multiple modes exist. The smallest value is

shown

Statistics

T_DUDU

K L_DUDUK

DALAM_DUDU

K

T_SANDAR

AN

L_SANDA

RAN

T_SAND

_TANGA

N

P_SAND_

TANGAN

N Valid 18 16 18 17 15 13 13

Missing 0 2 0 1 3 5 5

Mean 36.261 47.888 47.650 41.853 51.033 18.677 44.731

Std. Error of

Mean 1.8007 2.7509 2.7888 2.2948 3.6792 2.1623 3.4847

Median 37.750 50.250 51.850 45.000 55.000 17.000 46.000

Mode 43.0 54.0 54.0 47.0a 55.0

a 11.0

a 55.0

Std. Deviation 7.6399 11.0034 11.8319 9.4617 14.2496 7.7963 12.5642

Variance 58.368 121.076 139.993 89.524 203.052 60.782 157.859

Range 26.8 43.5 49.0 31.5 42.5 28.2 36.0

Minimum 19.2 24.0 24.0 21.5 29.5 10.8 24.0

Maximum 46.0 67.5 73.0 53.0 72.0 39.0 60.0

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Page 274: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

Statistics

DIMENS

I_10

DIMENS

I_11

DIMENS

I_14

DIMENS

I_16

DIMENS

I_17

DIMENSI

_18

DIMENSI_

19

DIMENSI_

22

DIMENSI_

23

N Valid 18 18 18 18 18 18 18 18 18

Missin

g 23 23 23 23 23 23 23 23 23

Mean 54.339 21.550 45.711 41.556 44.778 36.489 40.889 32.750 42.678

Std. Error of

Mean .9058 .5774 1.2998 .7453 1.7182 1.0928 1.6625 .7443 .6452

Median 53.550 21.000 46.250 41.400 42.150 35.750 39.750 33.850 43.000

Mode 61.0 21.0 46.7 39.5a 37.0

a 32.0

a 35.0

a 35.0 43.0

Std. Deviation 3.8428 2.4498 5.5147 3.1621 7.2896 4.6364 7.0535 3.1577 2.7372

Variance 14.767 6.001 30.412 9.999 53.138 21.496 49.752 9.971 7.492

Range 12.0 8.2 28.1 12.9 24.0 18.0 25.0 10.5 9.0

Minimum 49.0 18.3 30.9 36.1 37.0 29.0 32.0 26.0 37.0

Maximum 61.0 26.5 59.0 49.0 61.0 47.0 57.0 36.5 46.0

Perce

ntiles

5 49.000 18.300 30.900 36.100 37.000 29.000 32.000 26.000 37.000

95 61.000 26.500 59.000 49.000 61.000 47.000 57.000 36.500 46.000

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

Statistics

umuribu Usia Ibu:

N Valid 73

Missing 0

Mean 27.89

Std. Error of Mean .698

Median 27.00

Mode 23

Std. Deviation 5.962

Variance 35.543

Range 26

Minimum 17

Maximum 43

4. Usia Ibu

Page 275: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

5. Indeks Massa Tubuh (IMT) 6. Durasi

IMT_NEW

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurus 3 4.1 4.1 4.1

normal 41 56.2 56.2 60.3

gemuk 29 39.7 39.7 100.0

Total 73 100.0 100.0

7. Berat Badan Bayi

Statistics

N Valid 72

Missing 0

Mean 19.76

Std. Error of Mean 1.898

Median 15.00

Mode 30

Std. Deviation 16.104

Variance 259.338

Range 88

Minimum 2

Maximum 90

Statistics

BB_BAYI

N Valid 73

Missing 0

Mean 7.0768

Std. Error of Mean .23343

Median 6.9100

Mode 7.50

Std. Deviation 1.99439

Variance 3.978

Range 10.33

Minimum 3.87

Maximum 14.20

Page 276: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

8. Skor RULA 9. Kebisingan 10. Suhu

Statistics

SKOR_RULA

N Valid 59

Missing 14

Mean 6.93

Std. Error of Mean .033

Median 7.00

Mode 7

Std. Deviation .254

Variance .064

Range 1

Minimum 6

Maximum 7

Statistics

BISING

N Valid 73

Missing 0

Mean 66.462

Std. Error of Mean .5138

Median 66.300

Mode 67.8

Std. Deviation 4.3901

Variance 19.273

Range 26.3

Minimum 55.1

Maximum 81.4

Statistics

SUHU

N Valid 73

Missing 0

Mean 32.664

Std. Error of Mean .1958

Median 33.000

Mode 31.0

Std. Deviation 1.6730

Variance 2.799

Range 7.0

Minimum 30.0

Maximum 37.0

Page 277: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

9. Pencahayaan

CAHAYA_NEW

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 41 56.2 56.2 56.2

2 32 43.8 43.8 100.0

Total 73 100.0 100.0

10. Tempat duduk yang digunakan saat menyusui dengan posisi duduk

Tempat duduk yang digunakan ibu saat menyusui adalah:

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kursi 18 24.7 24.7 24.7

bukan kursi 55 75.3 75.3 100.0

Total 73 100.0 100.0

Statistics

Sdt_Sandaran

N Valid 17

Missing 0

Mean 112.35

Std. Error of Mean 7.390

Median 90.00

Mode 90

Std. Deviation 30.471

Variance 928.493

Range 70

Minimum 90

Maximum 160

Lanjutan Dimensi Kursi (Sudut Sandaran)

Page 278: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

, sebutkan Sebutkan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid BANGKU 2 2.7 2.7 2.7

DI ATAS LANTAI 27 37.0 37.0 39.7

DI ATAS TEMPAT TIDUR 27 37.0 37.0 76.7

DI MANA SAJA BUKAN

KURSI 1 1.4 1.4 78.1

DINGKLIK KECIL 1 1.4 1.4 79.5

KURSI BERPUTAR 1 1.4 1.4 80.8

KURSI LENGAN TANPA

BANTAL 1 1.4 1.4 82.2

KURSI MAKAN 1 1.4 1.4 83.6

KURSI PLASTIK 1 1.4 1.4 84.9

KURSI TAMU 3 4.1 4.1 89.0

KURSI TAMU (SOFA) 1 1.4 1.4 90.4

KURSI TANPA SANDARAN 1 1.4 1.4 91.8

KURSI YANG ADA

BANTALAN 1 1.4 1.4 93.2

MIRIP SOFA 1 1.4 1.4 94.5

SOFA 4 5.5 5.5 100.0

Total 73 100.0 100.0

Page 279: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar

11. Rata-rata usia ibu, durasi menyusui dengan posisi duduk, berat badan bayi, dan suhu tempat menyusui pada ibu yang

mengalami ketidaknyamanan

Group Statistics

kenya

manan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

umurib

u Usia

Ibu:

0 14 32.50 5.403 1.444

1

59 26.80 5.589 .728

Group Statistics

Kenya

manan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

BB_B

AYI

0 14 7.6107 1.60167 .42807

1 59 6.9501 2.06823 .26926

Group Statistics

kenya

manan N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

B.3 Berapa lama Ibu

menyusui dalam

sehari per menyusui:

0 14 16.93 11.822 3.160

1 59 21.78 19.706 2.565

Group Statistics

Kenyam

anan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

SUHU 0 14 33.464 1.3077 .3495

1 59 32.475 1.7030 .2217

Page 280: GAMBARAN KENYAMANAN POSISI DUDUK IBU SAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25848/1/Dhevy... · Scale saat menyusui dengan posisi duduk dengan persentase terbesar