GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB...

58
GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT (Mus musculus L.) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) (Skripsi) Oleh Pratami Dwi Rahmawati FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT(Mus musculus L.) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK

BIJI PEPAYA (Carica papaya L.)

(Skripsi)

Oleh

Pratami Dwi Rahmawati

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

ABSTRAK

GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT(Mus musculus L.) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK

BIJI PEPAYA (Carica papaya L.)

Oleh

PRATAMI DWI RAHMAWATI

Salah satu pemanfaatan biji pepaya sebagai obat adalah sebagai media kontrasepsialami. Zat aktif steroid, triterpenoid, dan alkaloid yang terkandung dalam ekstrakbiji papaya mampu menurunkan jumlah sel spermatogenik. Dengan adanyapengurangan jumlah sel spermatogenik dan sel Sertoli maka akan menyebabkanpengurangan pada tebal epitel tubulus seminiferus. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui populasi sel spermatogenik, diameter dan ketebalanepitel tubulus seminiferus mencit (Mus musculus L.) setelah pemberian ekstrakbiji pepaya (Carica papaya L.). Penelitian ini bersifat eksperimental denganmenggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang digunakan yaituRancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 kelompok perlakuan dan 1kelompok kontrol dengan lima kali ulangan. Dosis yang digunakan dalampenelitian ini adalah: 2 mg/kgBB, 4 mg/kgBB, dan 8 mg/kgBB. Data yangdiperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Varian (ANOVA) untukmengetahui ada tidaknya perbedaan antar perlakuan. Apabila terdapat perbedaanyang nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak biji pepaya terhadapspermatogenesis mencit dapat mengakibatkan penurunan jumlah sel spermatosit,sel spermatid, dan tebal epitel tubulus seminiferus mencit secara signifikan,namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan jumlahsel spermatogonia dan diameter tubulus seminiferus.

Kata Kunci: Obat Tradisional, Media Kontrasepsi, Biji Pepaya, TubulusSeminiferus.

Page 3: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINFERUS MENCIT

(Mus musculus L.) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK

BIJI PEPAYA (Carica papaya L.)

Oleh

Pratami Dwi Rahmawati

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 4: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang
Page 5: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang
Page 6: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Marga Kencana, pada tanggal 21

Maret 1996, merupakan putri pertama dari tiga

bersaudara pasangan Ayahanda M. Danur dan Ibunda

Sulasmi, S.P. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar

di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Marga Kencana

pada tahun 2008, pendidikan menengah pertama di

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Tulang

Bawang Udik pada tahun 2011, dan pendidikan menengah atas di Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Tumijajar pada tahun 2014. Pada tahun yang

sama penulis diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Universitas Lampung

(UNILA) pada Program Studi Biologi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Pada tahun 2017, penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) dengan judul

“Pembenihan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp.) di Balai Benih Ikan Mulya Asri

Tulang Bawang Barat”.

Page 7: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

v

Selain mengikuti perkuliahan, penulis juga turut aktif dalam organisasi Himpunan

Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA Unila sebagai anggota Bidang Kominfo

Tahun 2015-2016.

Page 8: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

Dengan Ridho ALLAH SWT,

Kupersembahkan karya kecilku ini kepada Ibu dan Bapakkutercinta

yang senantiasa memanjatkan doa untuk putri tercintanyadan

telah menghantarkan diriku sampai jenjang ini dengansegala daya upaya

tanpa kenal lelah. Juga untuk para sahabatku tersayang.

Serta Almamater dan Para Pendidikku Yang Kusayangi.

Page 9: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

MOTTO

Sekali gagal bukan berarti selamanya, sedangkan berhasil itu

tentang seberapa keras kamu mau berusaha. Sebagaimana

firman ALLAH SWT:

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka

apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada

Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Q.S. Al-Insyirah: 6-8).

Page 10: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

viii

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah

serta cinta dan kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul ”Gambaran Histologi Tubulus Seminiferus Mencit (Mus

musculus L.) Setelah Pemberian Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.)”

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Science Bidang Biologi

di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas

Lampung.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak

yang selalu memberi semangat dan dorongan agar terus maju. Pada kesempatan

ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak M. Danur dan Ibu Sulasmi yang telah

banyak memberikan perhatian, kasih sayang, serta doa , juga dukungan baik

moril maupun materiil. Terima kasih atas semuanya.

2. Untuk kedua adikku, Ade Asiyah Trie Utami dan Arif Setiawan. Aku selalu

berharap bisa menjadi inspirasi dan contoh yang baik untuk kalian berdua.

Terus semangat dalam menuntut ilmu.

3. Bapak Dr. Hendri Busman, M.Biomed, selaku pembimbing 1 yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta memberi semangat dan

Page 11: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

ix

dukungan untuk tidak putus asa. Terimakasih atas bimbingan, arahan, saran

serta masukan yang sangat membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dr. NuningNurcahyani, M.Sc., selaku pembimbing 2 dan Ketua Jurusan

Biologi FMIPA Universitas Lampung.yang dengan sabar membimbing,

memberi perhatian, dan membagi ilmu serta membantu penulis menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bapak Prof. Dr. Sutyarso, M.Biomed., selaku dosen penguji yang telah

memberikan kritik, saran, dan masukan yang sangat membantu penulis dalam

memperbaiki skripsi ini.

6. Ibu Dra. Martha Lulus Lande, M.P., selaku Pembimbing Akademik.

7. Bapak Prof. Warsito, DEA., Ph.D., selaku Dekan FMIPA Universitas

Lampung.

8. Bapak dan Ibu Dosen, serta seluruh staff Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Unversitas Lampung, khususnya di Jurusan Biologi atas

ilmu, dukungan, dan pengalaman yang telah banyak diberikan kepada penulis.

9. Terkhusus untuk sahabat sekaligus rekan tim penelitian Eka Ratna Susmala

Dewi yang telah berjuang bersama-sama dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Sahabat-sahabatku, Anggun Fitriyani, Rita Yulianti, Wunang Teguh, Risca

Dian yang secara tidak langsung sudah memberi semangat bagi penulis.

11. Sahabat jauhku Sca, yang selalu jadi penyemangat dan penyedia konsumsi dari

awal penelitian hingga skirpsi ini selesai.

12. Sahabat-sahabatku di kampus Nana, Puput, Milsa, Suminta yang selalu

memberi dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 12: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

x

13. Teman-teman angkatan 2014 Dicky, Ayu Wulan, Elok, Dian Anggraini,

Kamel, Nida, Kiki, Dian Neli, Deni, Elen, Afan, Koko, Messy, Febrina, Adel,

Oksa, Tunggul serta semuanya atas kebersamaan, dukungan dan bantuannya

dalam penyusunan skripsi ini.

14. Teman-teman KKN Wayakrui Dita, Nenek, Kak Cyn, Kuplek, Rambe, Bang

Doni. Terimasih untuk kebersamaan yang terjalin sampai saat ini.

15. Almamaterku tercinta Universitas Lampung dan semua pihak yang telah

banyak membantu dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Hanya ALLAH SWT yang dapat membalas kebaikan kalian semua. Semoga ini

akan menjadi hal yang terbaik untuk kita semua. Penulis menyadari masih banyak

kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang

membangun sangat diperlukan dalam penulisan dikemudian hari.

Bandar Lampung, 03 Juli2018

Pratami Dwi Rahmawati

Page 13: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

xi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................... ......... ii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................... ......... iii

RIWAYAT HIDUP ..................................................................... ......... iv

PERSEMBAHAN........................................................................ ......... vi

MOTTO ....................................................................................... ......... vii

SANWACANA ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI.......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR............................................................................. xv

I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................... 1B. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3C. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3D. Kerangka Pemikiran .................................................................. 4E. Hipotesis .................................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 6

A. Mencit (Mus musculus L.) ......................................................... 6B. Spermatogenesis pada Mencit.................................................... 8C. Sistem Reproduksi Mencit Jantan.............................................. 9D. Hormon Reproduksi pada Mencit ............................................. 12E. Pepaya (Carica papaya L.) ........................................................ 17

Page 14: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

xii

III. METODE PENELITIAN.............................................................. 23

A. Waktu dan Tempat..................................................................... 23B. Alat dan Bahan........................................................................... 23C. Prosedur Kerja ........................................................................... 24D. Pengamatan ................................................................................ 28E. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................. 31F. Analisis Data.............................................................................. 32G. Diagram Alir Metode Penelitian................................................ 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 34

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 341. Sel Spermatogenik ............................................................... 342. Diameter Tubulus Seminiferus ............................................ 393. Ketebalan Epitel Tubulus Seminiferus ................................ 40

B. Pembahasan................................................................................ 421. Sel Spermatogenik ............................................................... 42

a. Sel Spermatogonia ......................................................... 42b. Sel Spermatosit .............................................................. 45c. Sel Spermatid ................................................................. 46

2. Diameter Tubulus Seminiferus ............................................ 483. Ketebalan Epitel Tubulus Seminiferus ................................ 49

V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 53

A. Kesimpulan.................................................................................. 53B. Saran ........................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 54

LAMPIRAN........................................................................................... 59

Page 15: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

xiii

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 1. Rata-rata jumlah sel spermatogonia setelah pemberian ekstrak

biji pepaya (Carica papaya L.) ................................................. 34

Tabel 2. Rata-rata jumlah sel spermatosit setelah pemberian ekstrakbiji pepaya (Carica papaya L.) ................................................. 36

Tabel 3. Rata-rata jumlah sel spermatid setelah pemberian ekstrak bijipepaya (Carica papaya L.) ....................................................... 37

Tabel 4. Rata-rata diameter tubulus seminiferus mencit(Mus musculus L.) setelah pemberian ekstrak biji pepaya(Carica papaya L.).................................................................... 39

Tabel 5. Rata-rata ketebalan epitel tubulus seminiferus mencit(Mus musculus L.) setelah pemberian ekstrak biji pepaya(Carica papaya L.).................................................................... 41

Tabel 6. Hasil analisis uji statistik One Way ANOVA pengaruh ekstrakbiji pepaya terhadap spermatogonia mencit .............................. 61

Tabel 7. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pengaruh ekstrakbiji pepaya terhadap spermatogonia mencit .............................. 61

Tabel 8. Hasil analisis uji statistik One Way ANOVA pengaruhekstrak biji pepaya terhadap spermatosit mencit ...................... 63

Tabel 9. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pengaruh ekstrakbiji pepaya terhadap spermatosit mencit ................................... 63

Tabel 10. Hasil analisis uji statistik One Way ANOVA pengaruhekstrak biji pepaya terhadap spermatid mencit ....................... 64

Tabel 11. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pengaruh ekstrakbiji pepaya terhadap spermatid mencit.................................... 65

Tabel 12. Hasil analisis uji statistik One Way ANOVA pengaruhekstrak biji pepaya terhadap diameter tubulus

Page 16: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

xiv

seminiferus mencit ................................................................. 66

Tabel 13. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pengaruh ekstrakbiji pepaya terhadap diameter tubulus seminiferus mencit ..... 66

Tabel 14. Hasil analisis uji statistik One Way ANOVA pengaruhekstrak biji pepaya terhadap tebal epitel tubulus seminiferusmencit...................................................................................... 68

Tabel 15. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pengaruhekstrak biji pepaya terhadap tebal epitel tubulus seminiferusmencit...................................................................................... 68

Page 17: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Tubulus Seminiferus Mencit. a)Sel Spermatogonium,b)Sel Spermatosit, c)Sel Spermatid, d)Sel Sertoli,e)Sel Leydig, f)Lumen Tubulus ............................................ 10

Gambar 2. Buah Pepaya.......................................................................... 19

Gambar 3. Diagram Alir Metode Penelitian ........................................... 33

Gambar 4. Pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.)terhadap rata-rata jumlah sel spermatogonia mencit(Mus musculusL.).................................................................. 35

Gambar 5. Pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.)terhadap rata-rata jumlah sel spermatosit mencit(Mus musculus L.)................................................................. 37

Gambar 6. Pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.)terhadap rata-rata jumlah sel spermatid mencit(Mus musculusL.).................................................................. 38

Gambar 7. Pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.)terhadap rata-rata diameter tubulus seminiferu smencit(Mus musculus L.)................................................................. 40

Gambar 8. Pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.)terhadap rata-rata ketebalan epitel tubulus seminiferusmencit (Mus musculus L.) ..................................................... 42

Gambar 9. Penampang melintang tubulus seminiferus mencit(Mus musculus L.) setelah pemberian ekstrak biji pepaya(Carica papaya L.) pada kelompok kontrol denganperbesaran 400X. a) sel spermatogonia, b) sel spermatosit,c) sel spermatid, d) diameter tubulus seminiferus,e) tebal epitel tubulus seminiferus. Pewarnaan: HematoxylinEosin (HE)............................................................................. 50

Page 18: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

xvi

Gambar 10. Penampang melintang tubulus seminiferus mencit(Mus musculus L.) setelah pemberian ekstrak biji pepaya(Carica papaya L.) pada dosis 2 mg/40 grBB denganperbesaran400X. Pewarnaan: HematoxylinEosin (HE)........................................................................... 51

Gambar 11. Penampang melintang tubulus seminiferus mencit(Mus musculus L.) setelah pemberian ekstrak biji pepaya(Carica papaya L.)pada dosis 4 mg/40 grBB denganperbesaran 400X. Pewarnaan: HematoxylinEosin (HE).......................................................................... 51

Gambar 12. Penampang melintang tubulus seminiferus mencit(Mus musculus L.) setelah pemberian ekstrak biji pepaya(Carica papaya L.) pada dosis 8 mg/40 grBB denganperbesaran 400X. Pewarnaan: HematoxylinEosin (HE).......................................................................... 52

Gambar 13. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian......................... 70

Gambar 14. Proses Pembuatan Ekstrak Biji Pepaya............................... 71

Gambar 15. Ekstrak Murni Biji Pepaya Setelah di Evaporasi ................ 71

Gambar16. Larutan Stok Yang Telah diencerkan dalam Aquabides ...... 72

Gambar 17. Proses Pencekokan Ekstrak Biji Pepaya Pada Mencit ........ 72

Gambar 18. Proses Pembiusan Mencit.................................................... 72

Gambar 19. Proses Pembedahan Mencit................................................. 72

Gambar 20. Proses Pengambilan Testis Mencit...................................... 73

Gambar 21. Proses fiksasi testis mencit dalam formalin ........................ 73

Gambar 22. Proses Trimming ................................................................. 73

Gambar 23. Tahap-tahap perendaman embedding cassettedalam berbagai jenis larutan................................................ 74

Gambar 24. Macam-macam Larutan yang digunakan dalam prosesdehidrasi`............................................................................. 74

Gambar 25. Proses Pencetakan menggunakan Parafin ........................... 75

Gambar 26. Proses Pemotongan Testis menggunakanMikroton............................................................................. 75

Page 19: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

xvii

Gambar 27. Proses pewarnaan menggunakanHematoxylin Eosin............................................................. 75

Gambar 28. Preparat Histologi Testis yang telah ditutupmenggunakan cover glass ................................................... 76

Gambar 29. Proses Pengukuran diameter dan KetebalanEpitel Tubulus Seminiferus Mencit .................................... 76

Page 20: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dikenal dengan Negara megabiodiversity karena keanekaragaman

flora maupun faunanya yang tinggi. Famili tumbuhan yang terdapat di

Indonesia diperkirakan sekitar 100-150 famili, dan jumlah tersebut sebagian

besar mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai tanaman industri,

tanaman buah-buahan, tanaman rempah-rempah, dan tanaman obat-obatan

(Nasution, 1992; Sutarno, 2015). Tumbuhan sendiri berperan sebagai

produsen dalam rantai makanan, yang artinya menjadi sumber makanan bagi

makhluk hidup lain baik hewan maupun manusia.

Selain itu, Indonesia juga dikenal sebagai salah satu Negara pengguna

tumbuhan obat terbesar di dunia bersama dengan Negara lain di Asia, seperti

Cina dan India. Namun menurut Widjaya et al.(2014), penggunaannya belum

terdokumentasi dengan baik. Beberapa penelitian yang menggunakan

tumbuhan sebagai obat yakni Crinum asiaticum L. sebagai obat perawatan

pasca melahirkan (Rahayu et al., 1999), Imperata cylindrica sebagai obat

darah tinggi (Jonathan dan Hariadi, 1999), Alstonia scholaris sebagai obat

malaria (Mogea et al., 2001) serta Jathropa curcas sebagai obat penurun panas

(Susiarti et al.,1999).

Page 21: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

2

Salah satu pemanfataan tumbuhan obat di Indonesia yang banyak dilakukan

adalah sebagai bahan antifertilitas (Santosa,1993). Penggunaan kontrasepsi

sendiri dilakukan agar dapat menekan angka pertumbuhan penduduk yang

tinggi. Mengingat laju pertumbuhan penduduk yang tinggi di Indonesia yang

akan mempengaruhi tingkat kehidupan dan kesejahteraan penduduk. Untuk

itu diperlukan upaya untuk menekan pertumbuhan penduduk yang tinggi

tersebut.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan mengembangkan media

kontrasepsi yang memenuhi syarat antara lain dapat menimbulkan keadaan

azoospermia (semen) total, mudah digunakan, tidak menimbulkan efek

samping dan toksik, tidak mengganggu libido maupun perilaku seksual serta

bersifat reversibel (Prajogo et al., 2003; Wilopo, 2006). Hal ini yang menjadi

alasan dikembangkannya alternatif konrasepsi pria dari bahan herbal.

Pemanfaatan bahan alam sebagai pengganti agen kontrasepsi diharapkan tidak

menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan dan tentunya aman

digunakan.

Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai media kontrasepsi

adalah pepaya. Senyawa kimia yang terdapat pada pepaya memiliki spektrum

yang luas dari phytochemical termasuk, polisakarida, vitamin, mineral, enzim,

protein, alkaloid, glikosida, lemak dan minyak, lektin, saponin, flavonoid,

sterol (Siburian et al., 2008).

Beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pepaya mempunyai

potensi sebagai bahan antifertilitas yakni penelitian dari Siburian et al. (2008),

Page 22: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

3

(Udoh et al., 2005) serta Lohiya et al., (2002). Dari penelitian tersebut

diketahui bahwa ekstrak biji pepaya dapat mengurangi populasi

spermatogonium dan spermatosit primer tikus jantan (Rattus norvegicus L.)

serta menurunkan tingkat kesuburan tikus pada tingkat post-testikular secara

signifikan. Ekstrak biji pepaya juga dapat mengganggu fungsi reproduksi

pada tikus jantan galur Wistar melalui poros hipofisis-gonad. Berdasarkan hal

tersebut maka dilakukan penelitian dengan pemberian ekstrak biji pepaya

(Carica papaya L.) untuk mengetahui gambaran histologi tubulus seminiferus

mencit jantan (Mus muculus L.).

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian

ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap:

1. Populasi sel spermatogenik antara lain sel spermatogonia, sel spermatosit,

dan sel spermatidmencit (Mus musculus L.).

2. Diameter tubulus seminiferus mencit (Mus musculus L.).

3. Tebal epitel tubulus seminiferus mencit (Mus musculus L.).

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat

tentang manfaat biji pepaya yang dapat dijadikan obat kontrasepsi alternatif

bagi pria yang aman serta menjadi landasan bagi penelitian selanjutya.

Page 23: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

4

D. Kerangka Pemikiran

Manfaat tentang biji pepaya masih belum banyak diketahui selain digunakan

sebagai bibit lalu hanya dibuang dan tidak dimanfaatkan untuk hal yang lain.

Namun, di India biji pepaya digunakan sebagai obat kontrasepsi.

Biji merupakan cikal bakal terbentuknya bagian lain dari tumbuhan seperti

akar, daun, dan batang sehingga aktivitas metabolismenya tinggi. Di dalam

biji terdapat senyawa metabolit primer dan sekunder. Senyawa metabolit

merupakan senyawa yang dihasilkan dari proses metabolisme yang terjadi di

dalam biji. Biji pepaya dapat dijadikan sebagai media kontrasepsi karena

kandungan terbanyak dari senyawa metabolit sekunder terdapat pada bijinya

(Yuniwati, 2008).

Menurut Yurnadi (2002), biji pepaya mengandung senyawa metabolit

sekunder golongan triterpenoid, flavonoid, alkaloid, saponin, dan tannin serta

enzim proteolitik seperti papain dan cymopapain. Menurut Wijayakusuma

dan Wirian (1992), kandungan senyawa aktif pada biji pepaya tersebut diduga

bersifat antifertilitas yang dapat digunakan sebagai bahan kontrasepsi. Selain

itu, Wiji (2006) menambahkan bahwa enzim papain dan cymopapain

mempunyai kemampuan menguraikan ikatan-ikatan dalam molekul protein

sebagai bahan baku sintesis hormon reproduksi, sehingga protein terurai

menjadi polipeptida dan dipeptida akibatnya sintesis hormon reproduksi akan

menurun. Hal tersebut dapat menurunkan jumlah sel sertoli dan sel

spermatogenik yang dapat berakibat terdegenerasinya sel tubulus seminiferus.

Page 24: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

5

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ekstrak biji papaya

(Carica papaya L.) menurunkan :

1. Populasi sel spermatogenik yaitu sel spermatogonia, sel spermatosit, dan

sel spermatid mencit (Mus musculus L.).

2. Diameter tubulus seminiferus mencit (Mus musculus L.).

3. Tebal epitel tubulus seminiferus mencit (Mus musculus L.)

Page 25: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Mencit (Mus musculus L.)

Kedudukan taksonomi mencit dalam ITIS (2018) adalah sebagai berikut.

Kingdom : Animalia

Subkingdom : Bilateria

Infrakingdom : Deuterostomia

Phyllum : Chordata

Subphyllum : Vertebrata

Infraphyllum : Gnathostomata

Superclass : Tetrapoda

Class : Mamalia

Subclass : Theria

Infraclass : Eutheria

Order : Rodentia

Suborder : Myomorpha

Superfamily : Muroidea

Family : Muridae

Subfamily : Murinae

Genus : Mus

Species : Mus musculusL.

Page 26: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

7

Mencit termasuk hewan pengerat dan merupakan mamalia yang sering

digunakan sebagai hewan percobaan.selain dapat dipelajari secara efektif, juga

dapat memberikan keterangan dasar untuk kepentingan manusia (Effendi dan

Manafis, 2002).

Mencit dikelompokkan ke dalam kingdom animalia, phyllum chordata.

Hewan ini termasuk hewan yang bertulang belakang dan menyusui sehingga

dimasukkan ke dalam subphylum vertebrata dan kelas mamalia. Selain itu

hewan ini juga memiliki kebiasaan mengerat (ordo rodentia), dan merupakan

famili muridae, dengan nama genus Mus serta memilki nama spesies Mus

musculus L (Priyambodo, 1993).

Mencit secara biologis memiliki ciri umum, yaitu berupa rambut berwarna

putih atau keabu-abuan dengan warna perut sedikit lebih pucat. Mencit

merupakan hewan nokturnal yang sering melakukan aktivitasnya pada malam

hari. Perilaku mencit dipengaruhi oleh beberapa faktor , diantaranya faktor

internal seperti seks, perbedaan umur, hormon, kehamilan, dan penyakit;

faktor eksternal seperti makanan, minuman, dan lingkungan disekitarnya.

Mencit dapat bertahan hidup selama 1-2 tahun dan dapat juga mencapai umur

3 tahun. Lama bunting 19-21 hari sedangkan umur untuk siap dikawinkan 8

minggu. Perkawinan mencit terjadi pada saat mencit betina mengalami estrus.

Satu induk dapat menghasilkan 6-15 ekor anak (Smith dan Mangkoewidjojo,

1998).

Mencit termasuk hewan poliestrus, siklusnya berlangsung setiap 4-5 hari

sekali, lamanya birahi berlangsung antara 9-20 jam, estrus terjadi 20-40 jam

Page 27: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

8

seletah partus. Penyapihan dapat menginduksi estrus dalam 2-4 hari. Cara

perkawinan mencit berdasarkan rasio jantan dan betina dibedakan atas

monogamus, triogamus, dan harem sistem. Monogamus terdiri dari satu

jantan dan satu betina, triogamus terdiri dari satu jantan dan dua betina,

sementara harem terdiri dari satu .jantan dan lebih dari tiga betina dalam satu

kandang (Yuwono et al., 2006).

B. Spermatogenesis Pada Mencit

Spermatogenesis adalah rangkaian peristiwa sitologi yang bertujuan

menghasilkan spermatozoa misal dari spermatogonia pada mamalia.

Spermatogenesis berlangsung dalam tubulus seminiferus testis dan

berlangsung secara berkesinambungan sepanjang masa reproduksi (Soeradi

dan Nugroho, 2002).

Spermatogenesis dimulai dengan pertumbuhan spermatogonium menjadi sel

yang lebih besar yang disebut spermatosit primer. Sel-sel ini membelah secara

mitosis menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar. Kemudian

mengalami pembelahan meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar

juga (Walker dan Barnes, 1988).

Proses pematangan spermatid menuju pada pembentukan spermatozoa disebut

spermiogenesis. Peristiwa ini terjadi setelah meiosis selesai, dalam suatu

rangkaian perubahan teratur yang mentransformasikan spermatid bulat kecil

menjadi spermatozoa yang memanjang dan mempunyai ekor (Bevelander dan

Ramaley, 1988).

Page 28: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

9

Tahap dalam proses spermatogenesis menurut Bevelander dan Ramaley

(1988) terdiri atas:

1. Pembentukan aukrosom

2. Perubahan dalam bentuk dan derjat kondensasi dari nukleus

3. Pembentukan flagellum yang kelak akan menjadi motil (dapat bergerak)

4. Pembentukan kembali dari sitoplasma yang ekstensif termasuk

pembentukan selubung mitokondrium.

C. Sistem Reproduksi Mencit Jantan

Menurut Kusumawati (2004) alat reproduksi mencit jantan terdiri dari testis,

saluran reproduksi, kelenjar kelamin, dan penis. Testis berjumlah sepasang

dan terletak di dalam skrotum. Saluran kelamin berpangkal pada testis dan

bersambung ke uretra yang kemudian menjadi bagian dari penis dan

merupakan jalan bersama bagi urin, sekresi kelenjar-kelenjar pelengkap dan

sel-sel kelamin jantan. Kelenjar kelamin terletak pada atau di sekitar dan

bermuara ke dalam uretra.

Testis berbentuk bulat panjang dengan sumbu memanjang ke arah vertikal.

Fungsi testis ada dua macam, yakni menghasikan hormon seks jantan

(androgen) dan menghasilkan gamet jantan (sperma). Testis dibungkus oleh

kulit dan tunika albugenia, di dalam terdapat lobus. Lobus merupakan

kantung-kantung kecil yang berbentuk kerucut yang berisi tubulus

seminiferus. Sperma dihasilkan di dalam tubulus seminiferus yang merupakan

lebih dari 90% masa testis (Patodiharjo, 1992 dan Nalbdanov, 1990).

Page 29: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

10

Testis mencit terdiri dari tubulus seminiferus dan jaringan stroma (Gambar 1).

Sel generatif dan sel Sertoli pada lapisan dalam epitel tubulus seminiferus,

sedangkan pembuluh darah, limfa, sel saraf, sel makrofag, dan sel Leydig

terdapat pada jaringan stroma (Yatim, 1996).

Gambar 1. Tubulus Seminiferus Mencit. a)Sel Spermatpgonium, b)SelSpermatosit, c)Sel Spermatid, d)Sel Sertoli, e)Sel Leydig,f)Lumen tubulus

Sumber :Dokumentasi Pribadi

Menurut Toelihere (1981) sel generatif yang masih muda disebut

spermatogonia yang selanjutnya akan mengalami spermatogenesis menjadi

spermatozoa. Setiap tubulus mempunyai selaput dasar (membran basalis)

terdiri dari jaringan ikat dengan bagian luarnya yang kaya akan pembuluh-

pembuluh darah. Pembuluh darah ini tidak menembus membran basalis dan

makanan bagi sel-sel spermatogenik yang ada di dalam tubulus diperoleh

dengan jalan difusi. Menurut Junquiera dan Cameriro (1988) potongan

d

a b

e

c

f

Page 30: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

11

melintang tubulus seminiferus memperlihatkan sel-sel turunan spermatogenik

(spermatogonium, spermatosit perimer, spermatosit sekunder, spermatid)

tersebar dalam 4 sampai 8 lapisan yang menempati ruangan antara lamina

basalis dan lumen tubulus. Sel-sel ini membelah beberapa kali dan akhirnya

berdiferensiasi menghasilkan spermatozoa.

Yatim (1996) melaporkan bahwa sel Setoli yang terdapat pada epitel tubulus

seminiferus memiliki ukuran besar dan terletak di antara deretan sel

spermatogenik. Inti sel Sertoli berbentuk lonjong dengan nukleolus besar dan

kromatin kurang jelas, memiliki banyak retikulum endoplasma (RE) halus dan

sedikit RE kasar, badan golgi yang berukuran besar, banyak mitokondria dan

lisosom. Guyton (1994) menambahkan, sel-sel ini berhubungan dengan proses

spermatogenesis. Sel-sel Sertoli mensekresi cairan yang membasahi sel-sel

germinal dan cairan tambahan ke dalam lumen tubulus seminiferus, sebagai

nutrisi bagi sperma yang berkembang dan baru dibentuk. Sel-sel Sertoli juga

mensekresi hormon Factor inhibisi muller, ABP, estradiol, dan inhibin.

Selama spermatogenesis, kelebihan sitoplasma pada spermatid dilepaskan

sebagai bahan residu. Kepingan sitoplasma ini difagositosis dan rombak oleh

lisosom sel Sertoli.

Menurut Junqueira dan Cameriro (1988) saluran kelamin intratestis meliputi

tubulus rektus, rete testis, dan duktus eferen. Ujung tubulus seminiferus

berhubungan dengan rete testis dengan perantara struktur yang dikenal sebagai

tubulus rektus. Tubulus rektus dicirikan dengan hilangnya sel spermatogenik

secara berangsur-angsur dengan bagian awal yang hanya terdiri dari sel Sertoli

Page 31: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

12

sebagai unsur dindingnya. Tubulus rektus bersambung denganrete testis yang

terletak di mediastium, yaitu penebalan tunika albugenia. Rete

testismerupakan jalinan sambungan yang bersinambungan secara luas, dibatasi

epitel kuboid.

Duktuli eferen memiliki epitel yang terdiri dari kelompok sel kuboid tanpa

silia diselingi sel bersilia ke arah epididimis. Sel tanpa silia mengabsorbsi

cairan yang disekresikan tubulus seminiferus. Aktivitas sel bersilia dan

absorbsi cairan menimbulkan aliran cairan yang menggerakkan spermatozoa

ke arah epididimis. Duktus eferen berangsur-angsur bersatu membentuk

duktus epididimis dari epididimis (Junquiera dan Cameriro, 1988).

D. Hormon Reproduksi pada Mencit

Menurut Syaifuddin (2011), hormon adalah subtansi yang dihasilkan oleh sel

atau kelompok sel yang bergerak dalam aliran darah yang mengantarnya ke

organ target atau jaringan dalam tubuh yang memberikan suatu reaksi yang

dapat menolong mengkoordinasi fungsi-fungsi dalam tubuh. Hormon dapat

memberikan efeknya pada struktur-struktur target dengan cara :

1. Mengubah fungsi gen

2. Memengaruhi jalur-jalur metabolik secara langsung

3. Mengontrol perkembangan organ-organ spesifik atau produk-produk

sekretorisnya.

Hormon adalah zat kimia berupa getah yang dihasilkan kelenjar endokrin dan

disekresi secara alami yang kemudian dibawa darah ke areal yang dituju atau

Page 32: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

13

ditentukan. Adanya hormon menimbulkan efek tertentu sesuai dengan

fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, sama halnya dengan sistem tubuh

lainnya, sistem reproduksi juga mempunyai hormon yang memberikan efek

dan fungsi dalam perkembangannya (Luqman, 1999).

a. Klasifikasi Hormon Reproduksi Berdasarkan Unsur Pembentuknya

Semua hormon berpartisipasi dalam semua aspek reproduksi. Partisipasi

ini mungkin melalui kerja langsung terhadap fungsi fisiologik lingkungan

internal yang menjamin keberhasilan reproduksi atau pengaruh tidak

langsung. Hormon-hormon reproduksi dibagi dalam tiga kategori menurut

unsur pembentuknya, yakni golongan protein (peptida), golongan steroid,

dan golongan asam lemak.Berikut penjelasan dari ketiga golongan hormon

diatas, sebagai berikut.

1. Hormon protein atau polipeptida bermolekul besar dengan berat

molekul 300-70.000 dalton dengan sifat-sifat mudah dipisahkan oleh

enzim sehingga tidak dapat diberikan melalui oral tetapi harus

diberikan melalui suntikan (Contohnya : Gn-RH).

2. Hormon steroid mempunyai berat molekul 300-400 dalton. Hormon

steroid alami tidak efektif apabila diberikan melalui oral, tetapi steroid

sintesis dan yang berasal dari tumbuhan dapat diberikan melalui oral

maupun suntikan (Contohnya : estrogen, progesteron, dan androgen).

3. Hormon asam lemak mempunyai berat molekul 400 dalton dan hanya

dapat diberikan melalui suntikan (Contohnya: prostaglandin) (Luqman,

1999).

Page 33: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

14

b. Hormon-hormon Reproduksi Primer

1. Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis terletak di dalam legokan pada dasar ruang otak

yang dikenal sebagai sella turcic. Kelenjar ini mensekresikan

sejumlah hormon-hormon, seperti Melanophore Stimulating Hormone

(MSH) dan Vasopressin juga disekresikan oleh kelenjar hipofisis.

MSH mengatur sintesis dan penyebaran melanin sedangkan

Vasopressin mempengaruhi tekanan darah dan keseimbangan air dalam

tubuh.

2. Hormon-hormon gonadotropin

Kelenjar adenohipofisis mensekresikan tiga hormon gonadotropin

yaitu, FSH, LH, dan LTH. Hormon-hormon ini sangat penting dalam

pengaturan ovarium dan testis untuk produksi ovum dan spermatozoa

dan pelepasan hormon-hormon gonadal yaitu testosteron, estradiol, dan

progesterone (Anonim, 2016).

Fungsi utama FSH menstimulasi pertumbuhan dan pematangan folikel

deGraaf di dalam ovarium dan spermatogenesis di dalam tubuli

semeniferi testis. FSH murni menstimulir pertumbuhan folikel pada

hewan betina yang dihipofisektomi tetapi tidak menyebabkan ovulasi,

luteinisasi, atau stimulasi terhadap jaringan interstistial ovarium.

Luteinizing Hormon (LH) bekerja sama dengan FSH untuk

menstimulir pematangan folikel dan pelepasan estrogen. Sesudah

pematangan folikel, LH menyebabkan ovulasi dengan menggertak

Page 34: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

15

pemecahan dinding sel dan pelepasan ovum. FSH dan LH bersifat

sinergistik dalam pengaruhnya terhadap gonad. Keduanya terdapat

dalam berbagai perbandingan yang berimbang sesuai dengan berbagai

kondisi atau tahap siklus kelamin dari berbagai jenis hewan.

Luteotropic Hormone (LTH) atau Prolaktin.Hormon ini merupakan

hormon protein dengan berat molekul 22.000 sampai 35.000. prolaktin

yang berasal dari domba dan sapi tampaknya terdiri dari satu rantai

peptida tunggal dengan suatu konfigurasi siklis dan mengandung

jembatan-jembatan disulfide (Anonim, 2016).

3. Hormon Gonadal

Gonad, yaitu testis pada hewan jantan dan ovarium pada hewan betina

sebagai organ-organ kelamin merupakan tempat pembentukan hormon-

hormon kelamin jantan dan betina selain fungsinya sebagai penghasil

gamet atau sel-sel kelamin. Pada umumnya, hormon-hormon gonadal

berfungsi mempertahankan organ-organ kelamin pelengkap dan sifat-

sifat kelamin sekunder (Linda dan Danny, 2008).

Androgen atau testosteron merupakan hormon kelamin jantan

diproduksi di dalam testis dan sedikit oleh korteks adrenal. Selain

androgen, testis juga menghasilkan sejumlah kecil

estrogen.Testosteron dan testis berfungsi untuk:

a. Diferensiasi seksual organ-organ kelamin luar dan penurunan testis

kedalam skrotum pada fetus yang baru lahir.

Page 35: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

16

b. Keratinisasi epithel praeputium, pemisahan glands penis dari

praeputium, serta pertumbuhan penis dan praeputium pada

pubertas.

c. Pertumbuhan dan kelangsungan fungsi kelenjar-kelenjar kelamin

untuk menghasilkan cairan atau plasma semen pada waktu

ejakulasi.

d. Keinginan kelamin atau libido dan kesanggupan untuk ereksi serta

ejakulasi.

e. Perkembangan sistem-sistem kelamin sekunder yang khas bagi

hewan jantan, misalnya pertumbuhan tanduk, bentuk tubuh yang

kecil pada pinggul, jengger ayam dan perubahan suara.

f. Kelangsungan sekretoris dan aktivitas absorbsi dan struktur ductulli

eferentes, epididimis, ductus defferensia termasuk ampula.

g. Spermatogenesis, perkembangan dan pematangan spermatid dan

spermatozoa didalam saluran-saluran testiskuler dan

memperpanjang umur sperma di dalam epididymis.

h. Aktifitas metabolik terhadap protein (Linda dan Danny,2008).

Pada prinsip nya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus

(bagian dari otak). Hipotalamus mengatur sekresi banyak kelanjar yang

lain, terutama melalui pituitari yang mengontrol kelenjar-kelenjar yang

lain. Hipotalamus akanmemerintahkan kelenjar pituitari untuk

mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus

anteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya. Fungsi

Page 36: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

17

hormon reproduksi yakni merangsang keluarnya hormon-hormon lain,

mempengaruhi fungsi gonad, activator sexual, mempertahankan

kebuntingan, dan melisis corpus luteum (Dellmaan, 1992).

E. Pepaya (Carica papaya L.)

1. Morfologi dan Taksonomi Pepaya

Pepaya merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko bagian Selatan dan

bagian Utara dari Amerika Selatan. Tanaman ini menyebar ke Benua

Afrika dan Asia serta India.Dari India, tanaman ini menyebar ke berbagai

negara tropis, termasuk Indonesia di abad ke-17 (Kalie, 1996). Menurut

Cronquist (1981), suku Caricaceae memiliki empat marga, yaitu Carica,

Jarilla, Jacaranta, dan Cylicomorpha. Ketiga marga pertama merupakan

tanaman asli Meksiko bagian Selatan serta bagian Utara dari Amerika

Selatan, sedangkan marga keempat merupakan tanaman yang berasal dari

Afrika.Marga Carica memiliki 24 jenis, salah satu diantaranya adalah

papaya. Kedudukan taksonomi tanaman pepaya dalam ITIS (2018) adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Viridiplantae

Infrakingdom : Streptophyta

Superdivision : Embryophyta

Division : Tracheophyta

Subdivision : Spermatophytina

Page 37: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

18

Class : Magnoliopsida

Superorder : Rosanae

Order : Brassicales

Family : Caricaceae

Genus : Carica

Species : Carica papaya L.

Bentuk dan susunan tubuh bagian luar tanaman pepaya termasuk tumbuhan

yang umur sampai berbunganya dikelompokkan sebagai tanaman buah-

buahan semusim, namun dapat tumbuh setahun lebih. Sistem

perakarannya memiliki akar tunggang dan akar-akar cabang yang tumbuh

mendatar ke semua arah pada kedalaman 1 meter atau lebih menyebar

sekitar 60-150 cm atau lebih dari pusat batang tanaman. Batang tanaman

berbentuk bulat lurus, di bagian tengahnya berongga, dan tidak

berkayu.Ruas-ruas batang merupakan tempat melekatnya tangkai daun

yang panjang, berbentuk bulat, dan berlubang. Daun pepaya bertulang

menjari dengan warna permukaan atas hijau-tua, sedangkan warna

permukaan bagian bawah hijau-muda (Kalie, 1996). Morfologi tumbuhan

pepaya dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 38: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

19

Gambar 2. Buah PepayaSumber :Barus (2008)

2. Kandungan Biji Pepaya

Biji pepaya dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena

mengandung sejumlah bahan aktif. Menurut Sukadanaet al. (2008) bahan

aktif yang terkandung dalam biji pepaya mampu bekerja untuk

memperbaiki kondisi yang sakit. Secaratradisional biji pepaya dapat

dimanfaatkan sebagai obat cacing gelang, gangguan pencernaan, diare,

penyakit kulit, bahan baku obat masuk angin dan kontrasepsi pria.

Yuniwati (2008) melaporkan bahwa biji pepaya mengandung senyawa

metabolit primer dan sekunder. Senyawa metabolitmerupakan senyawa

yang dihasilkan dari proses metabolisme yang terjadi di dalam biji. Biji

pepaya mengandung senyawa metabolit primer seperti lemak 9,5%, protein

8,5%, abu 1,47%, karbohidrat 9,44%, dan cairan 71,89%. Menurut Kamil

(1986) karbohidrat yang terdapat pada biji pepaya dipakai sebagai sumber

energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkecambahan, pembelahan

dan pemanjangan sel sebagai bahan pembentuk dinding sel baru. Lemak

Page 39: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

20

lebih banyak terdapat pada biji sebagai cadangan, sumber energi bagi

pertumbuhan tanaman. Fungsi utama air dan protein adalah sebagai

pembentukan protoplasma pada permulaan pertumbuhan. Biji pepaya

diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder golongan glikosida

alkaloid, triterpenoid, flavonoid, saponin, dan tanin. Kandungan senyawa

metabolit sekunder golongan triterpenoid merupakan komponen utama biji

pepaya. Disampingmengandung senyawa metabolit sekunder,biji pepaya

juga mengandung enzim proteolitik seperti papain dan chymopapain

(Yurnadiet al., 2002).

Triterpenoid yang terdapat dalam biji pepaya merupakan senyawa yang

kerangka karbonnya berasal dari 6 satuan isoprene dan secara biosintesis

diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualena. Triterpenoid jenis

tetrasiklik memiliki keserupaan dan kemungkinan adanya kaitan

biogenesis dengan steroid. Senyawa ini dianggap sebagai senyawa antara

biosintesis steroid, senyawa harus dibuat sekurang-kurangnya dalam

jumlah kecil, oleh semua makhluk yang mensistesis steroid (Harborne,

1987).

Rustaman dan Anshori (2005) menyatakan bahwa ekstrak biji pepaya

mengandung bahan aktif steroid, triterpenoid, alkaloid, dan estradiol (E2)

maupun hormon progesteron (P4) yang dapat menyebabkan terganggunya

sekresi FSH dan LH. Estradiol menyebabkan penekanan hipotalamus dan

hipofisis anterior sehingga menyebabkan GnRH dan hormon Gonadotropin

(FSH dan LH) terhambat. Hormon progesteron akan menghambat sekresi

Page 40: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

21

FSH yang mengakibatkan gangguan proses spermatogenesis, FSH juga

berperan penting dalam menunjang tahap pematangan maupun reduksi

meiosis dari spermatosit menjadi spermatid.

3. Pengaruh Enzim Papain Terhadap Struktur Tubulus Seminiferus

Papain pada pepaya merupakan suatu protease, yaitu enzim pemecah

protein. Papain termasuk endopeptidase, bersifat menghidrolisis ikatan

peptida yang terletakdi tengah rantai peptida. Menurut Wiji (2006), papain

dan chymopapain yang terkandung dalam ekstrak biji pepaya mempunyai

kemampuan menguraikan ikatan-ikatan dalam molekul protein sehingga

protein terurai menjadi polipeptida dan dipeptida. Protein sebagai bahan

baku sintesis hormon reproduksi, jika protein teruraimaka sintesis hormon

reproduksi juga menurun.

Menurut Satriyasa (2010), papain dapat menekan spermatogenesis dan

menyebabkan degenerasi tubulus seminiferus. Papain dapat merusak

organel sel Sertoli dan sel spermatogenik (spermatogonia, spermatosit,

spermatid, dan spermatozoa). Penurunan jumlah sel Sertoli dan sel

spermatogenik diakibatkan penurunan kadar hormon reproduksi sehingga

komponen sel dan tubulus seminiferus mengalami degradasi. Bila keadaan

ini berlanjut menyebabkan proses spermatogenesis terganggu dan akhirnya

jumlah spermatozoa menurun.

Wiji (2006) melaporkan bahwa mekanisme penghambatan

spermatogenesis oleh papain adalah masuk melalui saluran cerna,

kemudian terjadi penyerapan di usus setelah itu masuk ke dalam peredaran

Page 41: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

22

darah menuju hipotalamus sehingga dapat menekan sekresi GnRH.

Akibatnya sekresi FSH dan LH juga menurun. Penurunan FSH akan

mempengaruhi sel Sertoli dalam menghasilkan nutrien dan hormon ABP.

Penurunan ABP akan berakibat pada gangguan spermatogenesis seperti

penurunan spermatogonium. Spermatogonium merupakan stem cell dari

sel-sel spermatogenik, jika spermatogonium berkurang maka terjadi

penurunan spermatozoa.

Page 42: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

23

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Maret 2018 di

Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung. Pembuatan ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.)

dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Untuk pembuatan preparat

histologi dilakukan di Laboratorium Patologi Balai Penyidikan dan Pengujian

Veteriner (BPPV) Regional III Bandar Lampung.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pisau yang berfungsi

untuk membelah buah pepaya, nampan yang berfungsi untuk menampung biji

pepaya, oven yang berfungsi untuk mengeringkan biji pepaya, alat penumbuk

yang berfungsi untuk menghaluskan biji pepaya, penyaring dan pompa vacum

yang berfungsi untuk menyaring filtrat, timbangan yang berfungsi untuk

menimbang biji pepaya, gelas ukur yang berfungsi untuk mengukur

banyaknya etanol yang dibutuhkan, tabung reaksi yang berfungsi untuk

menampung filtrat hasil reaksi, botol film yang berfungsi untuk menampung

ekstrak biji pepaya, pipet tetes yang berfungsi untuk mengambil ekstrak biji

Page 43: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

24

pepaya, jarum suntik yang berfungsi untuk alat pencekok ekstrak biji pepaya,

alat bedah yang berfungsi untuk membedahhewan uji, mikroskop yang

berfungsi untuk mengamati preparat histologi, rak kandang mencit yang

berfungsi untuk meletakkan kandang mencit, kandang mencit (sekam padi,

tempat makan dan minum serta pakan mencit) yang berfungsi untuk tempat

tinggal mencit, label yang berfungsi untuk memberi label pada objek

pengamatan, tisu yang berfungsi untuk membersihkan sisa zat warna pada

objek gelas, dan alat tulis yang berfungsi untuk mencatat data hasil penelitian.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji pepaya yang berfungsi

untuk bahan utama yang di uji efeknya , alkohol yang berfungsi untuk

setrilisasi, aquabides yang berfungsi untuk larutan pada perlakuan kontrol,

mencit jantan (Mus musculus L.) yang berfungsi untuk hewan uji dan larutan

kloroform yang berfungsi untuk larutan pembius saat pembedahan.

C. Prosedur Kerja

1. Pembuatan Ekstrak

Menyiapkan biji pepaya kemudian dibersihkan. Setelah dibersihkan, biji

pepaya kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari dan dikeringkan

menggunakan oven sampai benar-benar kering. Biji pepaya yang sudah

kering dihaluskan dengan cara ditumbuk sehingga berbentuk serbuk kering

atau seperti tepung. Kemudian tepung biji pepaya direndam dalam etanol

untuk dimaserasi. Cairan yang diperoleh kemudian disaring dengan

bantuan pompa vacum sehingga menghasilkan filtrat. Filtrat kemudian

dievaporasi menggunakan rotari evaporator hingga terbentuk ekstrak.

Page 44: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

25

Pada saat akan digunakan, ekstrak biji pepaya ditimbang sesuai dengan

dosis perlakuan. Ekstrak yang didapatkan disimpan dalam botol film di

tiap-tiap dosis.

2. Pemeliharaan Mencit

Hewan uji yangdigunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan

sebanyak 20 ekor berumur 3 bulan, fertil, dengan berat 30-40 gram yang

dibagi dalam 4 kelompok yaitu satu kelompok kontrol, dan tiga kelompok

perlakuan masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor. Sebelum diberi

perlakuan, semua mencit di aklimatisasi terlebih dahulu selama satu

minggu. Mencit diberi makan pellet dan air minum yang dilakukan dua

kali setiap harinya, perlakuan dilakukan selama 35 hari.

3. Perhitungan Penetapan Dosis

1 ml = 0,86 g

0,4 ml = ekstrak yang diperlukan dalam satu kali pencekokan

Contoh

Perlakuan C : Dosis 45mg/40gBB dalam 0,4 ml aquabides

45 mg = ...... ml

45 mg/ 0,86 g = 0,045 g/ 0,86 g x 1 ml

= 0,052 ml x 14 x 50

= 36,4 ml

Keterangan : 14 = lama waktu pemberian ekstrak

50 = jumlah atau banyaknya mencit (Agustina, 2008).

Page 45: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

26

Sehingga dalam penelitian ini, banyaknya ekstrak biji pepaya yang akan

disediakan untuk 20 ekor mencit selama 35 hari pemberian ekstrak adalah:

1. Kelompok K= Kontrol Aquabides

2. Kelompok P1= 2 mg/40gBB0,35ml

3. Kelompok P2= 4 mg/40gBB0,87 ml

4. Kelompok P3= 8 mg/40gBB 1,23 ml

4. Pemberian Perlakuan

Sebelum perlakuan, dilakukan penimbangan berat badan mencit. Mencit

jantan dibagi dalam 4 kelompok perlakuan, masing-masing terdiri dari 5

ekor. Pada penelitian ini ekstrak biji pepaya diberikan secara oral atau

dicekok dengan menggunakan aquabides sebagai kontrol sehingga

menurut Yorijuly (2012) presentase yang digunakan adalah 1%. Hewan

uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan dengan berat

sekitar 40 gram, sehingga rumus perhitungan volume penggunaan

aquabides yaitu sebagai berikut.

Volume pemberian = Berat x Persen Pemberian

=40 gram x 1%

=40 gram x (1 ml/100 gram)

= 0,4 ml

Menurut Chirstijanti (2009), dosis ekstrak biji pepaya yang diberikan

adalah sebagai berikut :

A. Kolompok K : Kontrol

B. Kolompok P1 : 10 mg/200 gr BB

Page 46: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

27

C. Kolompok P2 : 20 mg/200 gr BB

D. Kolompok P3 : 40 mg/200 gr BB

Dosis tersebut diberikan pada hewan uji Tikus Putih yang beratnya 5 x

dari berat mencit (Mus musculus L) sehingga dosis ekstrak biji pepaya

yang digunakan adalah :

A. Kelompok K(kontrol) diberi 0,4 ml aquabides.

B. Kelompok P1 diberi dosis 2 mg/40 g BB dalam 0,4 ml aquabides .

C. Kelompok P2diberi dosis 4 mg/40 g BB dalam 0,4 ml aquabides.

D. Kelompok P3diberi dosis 8 mg/40 g BB dalam 0,4 ml aquabides.

Pencekokan dilakukan setiap pagipada pukul 08.00 WIB selama 35 hari.

5. Proses Pembedahan Mencit

Setelah mencit diberi perlakuan selama 35 hari, kemudian dilakukan

pembedahan. Mencit yang dibedah terlebih dahulu diberi kloroform dan

diletakkan pada bak parafin. Spesimen dibuka perutnya untuk diambil

testisnya. Testis yang telah dipotong difiksasi dengan buffer formalin 10%

di dalam botol, kemudian dibawa ke Laboratorium Patologi Balai

Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Regional III Bandar

Lampung untuk dibuat preparat histologi sehingga tubulus seminiferus

dapat diamati.

Page 47: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

28

D. Pengamatan

1. Teknik Pembuatan Slide

a. Trimming

Trimming merupakan poses pemotongan tipis jaringan setebal kurang

lebih 4 mm dengan orientasi sesuai organ yang akan dipotong yaitu

pada bagian testis. Proses ini dilakukan setelah sebelumnya spesimen

yang berupa potongan organ difiksasi terlebih dahulu dengan

menggunakan larutan pengawet yang berupa buffer formalin atau 10%

formalin. Setelah itu potongan jaringan testis tersebut dimasukkan ke

dalam embedding casette.

b. Dehidrasi

Proses dehidrasi dilakukan dengan menggunakan tissue processor

yang bertujuan untuk menghilangkan kandungan air dalam jaringan.

Proses ini dilakukan secara bertahap dengan menggunakan larutan

alkohol (konsentrasi 70-100%). Setelah proses dehidrasi selesai

dilanjutkan dengan proses clearin’ menggunakan larutan xylol dan

impregnasi menggunakan larutan paraffin.

c. Embedding

Setelah melalui proses dehidrasi, maka jaringan yang berada dalam

embedding cassette dipindahkan ke dalam base mold, kemudian diisi

Page 48: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

29

dengan parafin cair, yang selajutnya dilekatkan pada balok kayu

ukuran 3x3 cm.

d. Cutting

Proses cutting dilakukan dalam ruangan dingin. Sebelumnya blok

terlebih dahulu didinginkan. Pemotongan diawali dengan pemotongan

kasar yang selanjutnya dilakukan pemotongan halus dengan ketebalan

4-5 mikron. Setelah dipotong, pilih lembaran potongan yang paling

baik, apungkan di air. Kemudian pindahkan lembaran jaringan ke

dalam water bath selama beberapa detik sampai mengembang

sempurna. Selanjutnya menempatkan jaringan pada slide bersih

dengan cara menyendok lembaran jaringan tersebut di dalam water

bath. Setelah itu, slide ditempatkan pada inkubator (suhu 370C)

selama 24 jam sampai jaringan melekat sempurna.

e. Staining

Setelah jaringan melekat sempurna, selanjutnya di lakukan pewarnaan

slide dengan menggunakan teknik pewarnaan Hematoxylin Eosin

(HE).

f. Mounting

Penetesan bahan mounting dilakukan dengan menggunakan canada

balsam dan ditutup dengan coverglass, cegah jangan sampai terbentuk

gelembung udara.

Page 49: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

30

g. Pembacaan Slide

Pembacaan slide dilakukan dengan memeriksa slide di bawah

mikroskop cahaya dan membedakan antara spermatogonia,

spermatosit, dan spermatid dari tubulus seminiferus mencit tersebut.

2. Parameter Yang Diamati

Preparat testis diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya,

pengamatan meliputi sel-sel spermatogenik dari lapisan basalis kearah

lumen tubulus seminiferus.

Parameter yang diamati dalam penelitian adalah jumlah sebagai berikut.

1. Populasi sel spermatogenik yaitu sel spermatogonia, sel spermatosit,

dan sel spermatid.

2. Diameter tubulus seminiferus

3. Tebal epitel tubulus seminiferus

Pengamatan sel-sel spermatogenik dilakukan dengan menghitung jumlah

sel-seltersebut secara manual. Penghitungan jumlah sel-sel tersebut

dilakukan pada setiap tubulus seminiferus yang telah dipilih. Pengamatan

dilakukan pada potongan melintang tubulus seminiferus yang diambil

secara random.

Pengukuran diameter dan tebal epitel tubulus seminiferus dilakukan

dengan menggunakan mikrometer pada lensa okuler. Pengukuran

diameter tubulus seminiferus menggunakan mikroskop dengan perbesaran

Page 50: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

31

40 x 10, pengamatan sel-sel spermatogenik dilakukan dengan mikroskop

dengan perbesaran 40 x 10.

E. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan mencit jantan

sebagai hewan uji. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak

Lengkap (RAL). Digunakan metode RAL karena unit eksperimen

dianggap bersifat homogen dan perlakuan dilakukan secara acak.

Penelitian ini terdiri dari 3 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol

dengan lima kali ulangan.

1. Kelompok Kontrol (K) : Perlakuan dengan aquabides

2. Kelompok Perlakuan I (P1) : Kelompok perlakuan 1, mencit

diberiektrak biji pepaya sebanyak

2 mg/gBB.

3. Kelompok Perlakuan II (P2) :Kelompok perlakuan 2, mencit

diberiekstrak biji pepaya sebanyak

4 mg/gBB.

4. Kelompok Perlakuan III (P3) : Kelompok perlakuan 3, mencit

diberi ekstrak biji papaya sebanyaK

8 mg/gBB.

Page 51: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

32

Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan :

K : Kelompok Kontrol U1 : Ulangan 1

P1 : Kelompok Perlakuan 1 U2 : Ulangan 2

P2 : Kelompok Perlakuan 2 U3 : Ulangan 3

P3 : Kelompok Perlakuan 3 U4 : Ulangan 4

U5 : Ulangan 5

F. Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan Analisis of Varian (ANOVA) untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan antar perlakuan. Apabila terdapat

perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil

(BNT) dengan taraf 5%.

P2U5P2U3P3U5KU1

P1U1 P2U4P3U1P2U2

P1U3 P3U4KU2P2U1

KU5 P1U2 KU3P3U3

KU4 P3U2 P1U4P1U5

Page 52: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

33

G. Diagram Alir Metode Penelitian

Gambar 3. Diagram Alir Metode Penelitian

Mulai

Persiapan Penelitian:

Persiapan Hewan Uji Persiapan Bahan Persiaan Alat

Penyusunan Laporan

Interpretasi Data

Perlakuan Dengan Pemberian Ekstrak Biji pepaya

Analisis preparat histologi tubulusseminiferus

Selesai

Page 53: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian

ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap mencit (Mus musculus L.):

1. Tidak berpengaruh terhadap jumlah sel spermatogonia.

2. Berpengaruh terhadap jumlah sel spermatosit pada dosis 8 mg/40grBB.

3. Berpengaruh terhadap jumlah sel spermatid.

4. Tidak berpengaruh terhadap diameter tubulus seminiferus.

5. Berpengaruh terhadap ketebalan epitel tubulus seminiferus.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek jangka panjang terhadap

fertilitas dari pemberian ekstrak bijipepaya sebagai bahan antifertilitas serta

perlu dilakukan uji toksisitas ekstrak biji pepaya terhadap organ-organ yang

terkait seperti hepar dan ginjal.

Page 54: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

54

DAFTAR PUSTAKA

Adimunca, C. 1996. Kemungkinan Pemanfaatan Ekstrak Buah Pare sebagaiBahan Kontrasespsi Pria. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran. Vol. 112.Hlm. 12-14.

Agustina, I. 2008. Aktivitas Folikulogenesis Mencit (Mus musculus L.) SetelahPemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki (Cyperus rotundus L.). Srikpsi.Jurusan Biologi FMIPA.Unila. Lampung

Anonim. 2016. Hormon Reproduksi.https://veterinariangirl.wordpress.com/2016/02/06/hormon-reproduksi/diakses pada tanggal 28 Mei 2018 pukul 00.01 WIB.

Barus, A. 2008.Agroteknologi Tanaman Buah-buahan. USU-Press. Medan.

Bevelander, G dan Ramaley. 1988.Dasar-dasar Histologi. Penerbit Erlangga.Jakarta.

Campbell, Reece-Mitchell. 2004. Biologi, Edisi Kelima, Jilid 3. Alih BahasaWasmen Manulu. Erlangga. Jakarta

Christijanti, W. 2009. Penurunan Jumlah dan Motilitas Spermatozoa SetelahPemberian Ekstrak Biji Pepaya (Kajian Potensi Biji Papaya sebagai BahanKontrasepsi Alternatif). Biosaintifika.Vol.1(1). Halaman 19-26

Cronquist, A. 1981.An Integrated System of Classification of Flowering Plants.New York.Columbia University Press.477

Danial. 2005. Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Asetat Peroral terhadap BeratTestis, Diameter dan Tebal Epitel Tubulus Seminifreus Testis Mencit(Mus musculus) Jantan.Tesis tidak diterbitkan. Program Pasca SarjanaUnuversitas AirlanggaSurabaya. Surabaya.

Dellmaan, B. 1992.Buku Teks Histologi Veteriner II 3rd. UI Press. Jakarta.

Effendi, E.M.dan S. Manafis. 2002. Respon Komposisi Dosis HormonPMSGDan HCG Terhadap Hasil Superovulasi dan Perkembangan In VitroEmbrio Mencit umur 2 hari.Ekologia.Vol.2. No. 1.Hlm.19-24.

Page 55: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

55

Elyal, B dan D. Kusmana. 2002. Pengaruh Infus Daun Puding(Polyscias gulfolyet L.H Bailey) Terhadap Kualitas Spermatozoa Tikusjantan (Rattus norvegicus) Galur DDY. Jurnal makara, sains. Vol. 6. No.2. Hlm. 99-104.

Guyton, A.C.1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 7 Bagian III.ECGPenerbit Buku Kedokteran. Jakarta

Harborne, J.B.1987. Metode Fitokimia.ITB. Bandung.

Heckert, L. L., D. Michael, dan Grisworld. 2002. The Expression of theFollicle stimulating Hormone Receptor in Spermatogenesis.Article theEndocrine Society al rights of reproduction in any from reserved. Pages129-148.

Integrated Taxonomic Information System (ITIS). 2018. Taxonomic Hierarchy ofCarica papaya L.http://itis.gov/servlet/singlerpt? Diakses pada Tanggal 7Juni 2018 pukul21.58 WIB

Integrated Taxonomic Information (ITIS). 2018. Taxonomic Hierarchy of MusmusculusL.http://itis.gov/servlet/singlerpt? Diakses pada Tanggal 7 Juni2018 pukul21.59 WIB

Isnaeni, W. 2006.Fisiologi Hewan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

Jonathan, J. and B.P.J. Hariadi. 1999. Imperata cirillo. In: de Padua, L.S., N.Bunyapraphatsara, and R.H.M.J. Lemmens (eds). Plants Resources ofSouth-East Asia No. 12 (1).Medicinal and Poisonous Plant 1.Leiden:Backhuys Publishers.

Junquiera, L. C. dan Cameriro. 1988. Basic Hitology. 3rd Edition.Terjemahan: H.Dharma.ECG Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Kalie, M. B. 1996. Bertanam Pepaya. Edisi Revisi. PenerbitSwadaya. Jakarta.

Kamil, J. 1986. Tekonologi Benih. Angkasa. Padang.

Kusumaningrum, E. 2008. Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya (Carica papayaL.) terhadap Spermatogenesis Mencit (Mus musculus). Skripsi tidakditerbitkan. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya.Surabaya.

Kusumawati, D. 2004. Bersahabat dengan Hewan Coba.Gadjah MadaUniversity Press.Yogyakarta.

Linda J. H.,and J. S. Danny. 2008. At a Glance: Sistem Reproduksi.EGC. Jakarta.

Page 56: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

56

Lohiya, M., Mishra, Pathak, Sriram, Bhande, and Panerdoss. Chloroformextract of Carica papaya seeds induces long-term reversible azoospermiain Langur monkey. Asian J Androl. 2002. 4 (1): 17-26.

Luqman, M., 1999.Fisiologi Reproduksi. Fakultas Kedokteran Hewan.Universitas Airlangga. Surabaya.

Mogea, J.P., D. Gandawidjaja, H. W. Adinata, R.E. Nasution, dan Irawati.2001.Tumbuhan Langka Indonesia. Pusat Penelitian dan PengembanganBiologi-LIPI. Bogor.

Nalbdanov, A. V. 1990. Fisiologi reproduksi pada Mamalia dan Unggas.Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Nasution, R.E. 1992. Prosiding Seminar dan Loka Karya Nasional Etnobotani.Departement Pendidikan dan Kebudayaan RI-LIPI. Perpustakaan NasionalRI. Jakarta.

Nwaehujor, C. O., J. O. Ode, M. R. Ekweredan, and R. I. Udegbunam. 2014.Anti-fertility effect of fraction from Carica papaya (PawPaw) Linn.Metanholrootextract in male Wistar rats.Arabian Journal of Chemistry.Halaman 1-6.

Patodiharjo, S. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

Prajogo B, Widjiati, dan M. Tandjung.2003. Pengaruh Fraksi PolifenolGendarussa vulgaris Nees.pada Penurunan Aktivitas HialuronidaseSpermatozoa Mencit melalui Uji Fertilisasi in Vitro.J Penelit MedEksakta, 4(1).

Prajogo, B., S. A. Whida, E. Wiwied, dan Widjiati. 2007. Pengaruh DaunJustica gendrarrusa Burnn. F. Terhadap Pacuan Apoptosis Sel KankerPayudara.Jurnal Pharmacon. Vol 9.No. 1. Hlm. 21-26.

Priyambodo. 1993. Pengendalian Hewan Tikus Terpadu. Penebar Swadaya.Jakarta.

Purnomo, B.B. 2008.Dasar-dasar Urologi.Fakultas Kedokteran UniversitasBrawijaya. Malang.

Rahayu, M., Wardah, dan Hamzah. 1999. Pemanfaaatan tumbuhan sebagai obattradisional oleh suku Saluan, Sulawesi Tengah. Seminar PERHIPBACabang Jakarta.Universitas Pancasila.Depok.23 Juli 1999.

Rustaman, M .A., danJ. A. Anshori. 2005. Skrining Fitokimia Tumbuhan diKawasan Gunung Kuda Kabupaten Bandung Seabagai PenelaahanKeanekaragaman Hayati.Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.

Page 57: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

57

Santosa, S. O. 1993. Perkembangan Obat Tradisional di Indonesia dan Upayapengembangan Sebagai Obat Alternatif. Universitas Indonesia. Jakarta.

Satriyasa, B.K. 2005. Fraksi Heksan Ekstrak Biji Pepaya Muda DapatMenghambat proses Spermatogenesis mencit jantan Lebih Besar DaripadaFraksi Metanol Ekstrak Biji Pepaya Muda. Jurnal Penelitian Juli 2005.Bagian Fharmakologi Ilmu Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.Bali.

Satriyasa, B. K. dan W. I. Pangkahila. 2010. Fraksi Heksan dan fraksi MetanolEkstrak Biji Pepaya Muda Menghambat Spermatogonia Mencit (MusMusculus) Jantan.Jurnal Veteriner. 11 (1): 36-40.

Sherwood, L., Kldanorf, Hillar, Yance, dan H., Paul. 2005. AnimalPhysiology Form Gees to Organism. Thomson Books/cole. United States.

Siburian, J., J. Marlina dan A. Johari. 2008. Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya(Carica papaya L.) Pada Tahap Prakopulasi Terhadap Fungsi ReproduksiMencit (Mus musculus L.)Swiss Webster Betina.Laporan Penelitian. PSPendidikanBiologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Jambi.1:1-5.

Soeradi, O. dan Y. A. Nugroho. 2002. Toksisitas Akut dan Efek PemberianEkstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap StrukturAnatomi Tubulus Seminiferus Testis Tikus Putih.Jurnal Bahan AlamIndonesia. 1(1):35-37.

Smith, J.B. dan S. Mangkoewidjojo. 1998. Pemeliharaan, Pembiakan danPenggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Tikus Laboratorium(Rattus norvegicus): 37- 57. Penerbit Universitas Indonesia.

Sukadana, I. M., S. R. Santi dan N. K. Juliarti. 2008. Aktivitas AntibakteriSenyawa Golongan Triterpenoid dari Biji Pepaya (Carica papaya L.).Jurnal Kimia. 2(1): 15-18.

Susiarti, S., E. Munawaroh, and S.F.A.F. Horsten. 1999. JatrophaL. In: dePadua,L.S., N. Bunyapraphatsara, and R.H.M.J. Lemmens (eds). PlantsResources of South-East Asia.No. 12 (1).Medicinal and Poisonous Plant1.Backhuys Publishers. Leiden.

Sutarno. 2015. Biodiversitas Indonesia: Penurunan dan Upaya Pengelolaanuntuk Menjamin Kemandirian Bangsa. Vol 1(01).

Syaifuddin. 2011.Fisiologi Tubuh Manusia.Salemba Medica. Jakarta.

Toelihere, M. R. 1981. Fisiologi Reproduksi pada Ternak.Angkasa. Bandung.

Udoh, P.,I. Essien, dan F. Udoh. Effercts of Carica papaya (paw-paw) seed

Page 58: GAMBARAN HISTOLOGI TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT L.) S …digilib.unila.ac.id/32128/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menggunakan mencit jantan sebagai hewan uji. Rancangan yang

58

extracton the morphology of pituitary-gonad axis of male Wistar rats.PhytothRes. 2005. 19:1065-1068.

Walker, V. dan Barnes, diterjemahkan oleh Soegiri, N. 1988.Zoologi Umum.Erlangga. Jakarta.

Widjaya, E. A., Y. Rahayuningsih, J. S. Rahajoe, R. Ubaidillah, I. Maryanto, E. B.Waluyo, dan G. Semiadi. 2014. Kekinian Keanekaragaman HayatiIndonesia. LIPI Press.Kementrian Lingkungan Hidup dan Bappenas.

Wilopo, S.A. 2006. Perkembangan Teknologi Kontrasepsi Pria Terkini, GemaPria,http://pikas.bkkbn.go.id/gemapria/ articledetail.php.

Wijayakusuma, D., dan Wirian. 1992. Tanaman Berkhasiat Obat d3244Wiji, I. 2006. Pengaruh Filtrat Buah Pepaya (Carica papaya L.) Muda tehadap

Jumlah Spermatozoa.Skripsi Tidak Diterbitkan. Jurusan Biologi FMIPAUniversitas Muhammadyah Malang. Malang.

Yatim, W. 1996.Histologi.Tarsito. Bandung.

Yorijuly. 2012. Perhitungan dosis untuk hewan percobaan. http:/yorijuly14.Wordpress.com/2017/11/01/perhitungan-dosis-untuk-hewan-percobaan.Diakses tanggal 1 November 2017 pukul 10.23 WIB

Yuniwati, M. dan A. Purwanti. 2008. Optimasi kondisi proses minyak biji pepaya.Jurnal Teknologi Technoscientia. Jurusan Teknik Kimia. Yogyakarta ISTAkprind. 1(1): 76

Yurnadi, S. P., D. P. Ari, dan O. Soeradi. 2002. Pengaruh Penyuntikan Ekstrakbiji pepaya (Carica papaya.) terhadap Konsentrasi Spermatozoa danKeadaan Sel Spermatogenik Tikus jantan (Rattus norvegicus L.) strainLMR. Makara, Kedokteran dan Kesehatan, 5(1): 19-25.

Yuwono S.S., E. Sulaksono, dan R. P. Yekti. 2006. Keadaan Nilai Normal BakuMencit Strain CBR Swiss Derived di Pusat Penelitian Penyakit Menular.http://www.kalbefarma.com/filesedk/15keadaannilainormal92.pdf/15- -0keadanilainormal/92.html