131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

49
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Minyak goreng merupakan salah satu bahan makanan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik yang berada di pedesaan maupun di perkotaan. Oleh karena itu, minyak goreng dapat pula dikategorikan sebagai komoditas yang cukup strategis, karena pangalaman selama ini menunjukkan bahwa kelangkaan minyak goreng dapat menimbulkan dampak ekonomis dan politis yang cukup berarti bagi perekonomian kita (Amang, 2001) Harga rata-rata minyak goreng curah pada bulan Januari 2011 mengalami peningkatan sebesar 1.3 % jika dibandingkan dengan bulan Desember 2010. Pada bulan Januari 2011, harga rata-rata minyak goreng curah adalah Rp 11,327 per kg. Jika dibandingan dengan bulan Januari 2010 maka terjadi peningkatan harga sebesar 19.9 %, dimana rata-rata harga bulan Januari 2010 adalah Rp 9,451 per kg.(Kemendag RI, 2011). Dilihat dari data tersebut, dapat dimungkinkan banyaknya golongan ekonomi menengah ke bawah untuk menggunakan minyak curah atau minyak jelantah untuk dikonsumsi yang harganya jauh lebih murah. 1

Transcript of 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

Page 1: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Minyak goreng merupakan salah satu bahan makanan

pokok yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia,

baik yang berada di pedesaan maupun di perkotaan. Oleh karena

itu, minyak goreng dapat pula dikategorikan sebagai komoditas

yang cukup strategis, karena pangalaman selama ini menunjukkan

bahwa kelangkaan minyak goreng dapat menimbulkan dampak

ekonomis dan politis yang cukup berarti bagi perekonomian kita

(Amang, 2001)

Harga rata-rata minyak goreng curah pada bulan Januari

2011 mengalami peningkatan sebesar 1.3 % jika dibandingkan

dengan bulan Desember 2010. Pada bulan Januari 2011, harga

rata-rata minyak goreng curah adalah Rp 11,327 per kg. Jika

dibandingan dengan bulan Januari 2010 maka terjadi peningkatan

harga sebesar 19.9 %, dimana rata-rata harga bulan Januari 2010

adalah Rp 9,451 per kg.(Kemendag RI, 2011).

Dilihat dari data tersebut, dapat dimungkinkan banyaknya

golongan ekonomi menengah ke bawah untuk menggunakan

minyak curah atau minyak jelantah untuk dikonsumsi yang

harganya jauh lebih murah.

1

Page 2: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

Hasil Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa ada

pengaruh antara tingkat konsumsi tinggi lemak dengan dengan

insidensi penyakit kardiovaskular dan salah satu faktor yang

mendasar saat ini adalah kebiasaan masyarakat yang lebih

cenderung memiliki gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok,

kurang olah raga, konsumsi alkohol dan makan yang tidak sehat

(Gennest J, 2011).

Makanan yang tinggi kadar lipid dimana kadar LDL (low

density lipoprotein) lebih tinggi dari HDL (high density

lipoprotein) akan menjadi salah satu faktor utama risiko penyakit

pembuluh darah seperti aterosklerosis dan aneurisma (Mitchell,

2007)

Salah satu makronutrien yang penting dikonsumsi

manusia adalah lemak yang memiliki fungsi penting seperti

cadangan energi dimana 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kkal serta

dapat berfungsi sebagai pelarut vitamin A, D, E, K yang penting

dalam proses bilogis. (Charles E, 2003). Salah satu sumber lemak

berasal dari minyak dimana banyak bahan pangan diolah melalui

penggorengan karena minyak berfungsi sebagai medium

penghantar panas, menambah rasa gurih, menambah nilai kalori

(Winarno, 2004).

Kerusakan lemak atau minyak akibat pemanasan pada

suhu tinggi (200-205oC) dan jika bilangan peroksida >100 akan

mengakibatkan keracunan dalam tubuh dan berbagai macam

penyakit seperti pengendapan lemak dalam pembuluh darah

(aterosklerosis) dan menurunkan nilai cerna lemak dan kerusakan

2

Page 3: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

lemak terjadi karena terjadi oksidasi dan polimerasi kemudian akan

menghasilkan senyawa seperti aldehida yang merupakan salah satu

radikal bebas. (Ketaren, 2008)

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki

elektron tidak berpasangan (unpaired electron). Adanya elektron

yang tidak berpasangan menyebabkan senyawa tersebut sangat

reaktif mencari pasangan, dengan cara menyerang dan mengikat

elektron molekul yang berada di sekitarnya (Winarsi, 2007).

Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat

atau mencegah proses oksidasi serta zat ini secara nyata mampu

menghambat oksidasi zat yang mudah teroksidasi meskipun dalam

konsentrasi rendah dan Antioksidan juga sesuai didefinisikan

sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya

radikal bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit

(Ozyurt D, 2005).

Peningkatan kadar radikal bebas di dalam tubuh bisa

membuat kegagalan tubuh dalam imunitas. Dampaknya dapat

terjadi kerusakan oksidatif sehingga akan menimbulkan kerusakan

berbagai makromolekul dalam sel yang berperan aktif dalam

pathogenesis berbagai penyakit degenerative.

Makhluk hidup diciptakan memiliki sistem antioksidan

untuk menangkal proses kerusakan oksidatif yang ditimbulkan

oleh radikal bebas. Sistem ini terbagi atas antioksidan endogen,

yang terdiri dari antioksidan enzimatik dan non-enzimatik.

Antioksidan enzimatik antara lain enzim peroksidase dismutase,

glutation peroksidase dengan enzim pendukung yaitu glutation

3

Page 4: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

reduktase dan katalase. Antioksidan eksogen yang berasal dari

makanan diantaranya adalah vitamin C (asam askorbat), vitamin E

(a-tokoferol), gol karotenoid, flavonoid dan teh hijau.

Di Indonesia, penelitian mengenai toksisitas minyak

goreng jelantah dalam bidang patobiologi, khususnya terhadap

struktur organ belum banyak dilakukan. Di kehidupan sehari-hari

khususnya di kota besar penggunaan minyak goreng jelantah yang

berasal dari rumah makan hotel atau restoran fast food bayak

digunakan, terutama oleh pedagang gorengan.

Menurut penelitian Furqonita (1997), ditemukan adanya

kerusakan pada struktur histologik hati mencit (Mus musculus L)

galur Swiss derived akibat pemberian minyak kelapa bekas

gorengan tahu-tempe (27 kali menggoreng dengan dosis 10

ul/gram berat badan mencit). Schaffer menemukan lipotoksisitas

yang menyebabkan kelainan pada organ jantung, otot, pancreas,

hati dan ginjal.

Pada penelitian ini dilakukan penelitian awal, untuk

menentukan jumlah kandungan peroksida dalam berbagai macam

minyak goreng. Kadar peroksida yang terkandung di dalam

minyak baru (Bimoli dan Tropical) adalah < 10 meq/kg, minyak

jelantah perumahan berkisar anatara 20 - 40 meq/kg, minyak

jelantah yang berasal dari restoran antara 100 -110 meq/kg,

sedangkan minyak jelantah restoran antara yang dipaki untuk

menggoreng bawang berulang kali adalah 125 – 130 meq/kg.

4

Page 5: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

Untuk menilai efek toksisitas pemberian minyak

jelantah, pada penelitian ini diamati struktur histologik pembuluh

darah aorta, dimana bagian tersebut merupakan alat persambungan

suplai darah ke seluruh jaringan tubuh pada Mencit (Mus musculus

L) Galur Swiss Derived secara peroral.

1.2 . IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN PERMASALAHAN

Berdasarkan penjelasan dan latar belakang di atas,

maka dapat didefinisikan dan dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut :

1. Apakah pemberian minyak jelantah peroral dosis 10

ul/gram berat badan mencit dengan kandungan angka

peroksida > 100 meq/kg, dapat menyebabkan kerusakan

struktur histologik pembuluh darah aorta mencit ?

1.3. HIPOTESIS

H1: Pemberian minyak jelantah peroral yang mengandung angka

peroksida > 100 meq/kg dengan dosis 10 ul/g BB/hari

selama 8, 12 dan 16 minggu dapat menyebabkan kerusakan

struktur histologik pembuluh darah aorta mencit.

H2: Pemberian minyak jelantah peroral yang mengandung angka

peroksida > 100 meq/kg dengan dosis 10 ul/g BB/hari

dapat menimbulkan adanya zat malondialdehyde (MDA)

5

Page 6: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

1.4. TUJUAN

Tujuan Umum :

Mempelajari pengaruh pemberian radikal bebas yaitu

minyak jelantah, terhadap perubahan gambaran histologik

pembuluh darah aorta mencit (Mus musculus) galur Swiss

Derived.

Tujuan Khusus :

Mempelajari pengaruh minyak jelantah terhadap

perubahan structural histologik pembuluh darah aorta.

1.5. MANFAAT

1.5.1. Meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan

minat penelitian di bidang radikal bebas khususnya

minyak jelantah.

1.5.2. Bagi masyarakat luas diharapkan hasil penelitian

bermanfaat memberikan pengetahuan bahaya dari minyak

jelantah.

6

Page 7: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. MINYAK DAN LEMAK

Minyak dan lemak merupakan zat makanan yang

penting untuk menjaga kesehatn tubuh manusia. Selain itu minyak

dan lemak merupakan sumber energy yang lebih efektif dibanding

dengan karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau minyak

dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein

hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau lemak, khususnya

minyak nabati, mengandung asam-asam lemak esensial seperti

linoleat, lenolenat dan arakidonat yang dapat mencegah

penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol.

Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai pelarut bagi vitamin-

vitamin A, D, E, dan K. (Winarno, 2004)

Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota

golongan lipid, yaitu lipid netral. Lipid itu sendiri dapat

diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu 1) lipid netral, 2) fosfatida,

3) spingolipid, dan 4) glikolipid. Semua jenis lipid ini banyak

terdapat di alam. Minyak dan lemak yang telah dipisahkan dari

jaringan asalnya mengandung sejumlah kecil komponen selain

trigliserida, yaitu 1) lipid kompleks (lesithin, cephalin, fosfatida,

dan glikolipid), 2) sterol, berada dalam keadaan bebas atau terikat

dengan asam lemak, 3) asam lemak bebas, 4) lilin, 5) pigmen yang

larut dalam lemak, dan 6) hidrokarbon. Komponen tersebut

7

Page 8: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

mempengaruhi warna dan flavor produk, serta berperan dalam

proses ketengikan. (Ketaren, 2008)

2.1.1. Sumber Minyak dan Lemak

Minyak dan lemak yang dapat dimakan (edible fat),

dihasilkan oleh alam, yang dapat bersumber dari bahan nabati atau

hewani. Minyak dan lemak dapat diklasifikasikan berdasarkan

sumbernya, sebagai berikut.

1. Bersumber dari tanaman

a. Biji-bijian palawija: minyak jagung, biji kapas, kacang,

rape seed, wijen, kedelai dan bungan matahari.

b. Kulit buah tanaman tahunan: minyak zaitun dan kelapa

sawit.

c. Biji-bijian dari tanaman tahunan: kelapa, coklat, inti

sawit, babassu, dan cohune.

2. Bersumber dari hewani

a. Susu hewan peliharaan: lemak, susu.

b. Daging hewan peliharaan: lemak sapi dan turunnya

oleostearin, oleo oil dari oleo stock, lemak babi, dan

mutton tallow.

c. Hasil laut: minyak ikan sarden, menhaden dan

sejenisnya, serta minyak ikan paus.

8

Page 9: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

Komposisi atau jenis asam lemak dan sifat fisiko-kimia

tiap jenis minyak berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan

sumber, iklim, keadaan tempat tumbuh, dan pengolahan. Adapun

perbedaan umum antara lemak nabati dan hewani adalah; 1) lemak

hewani mengandung kolesterol sedangkan lemak nabati

mengandung fitosterol, 2) kadar asam lemak tidak jenuh dalam

lemak hewani lebih kecil dari lemak nabati, dan 3) lemak hewani

mempunyai bilangan Reichert Meissl lebih besar serta bilangan

Polenske lebih kecil daripada minyak nabati. (Ketaren, 2008)

Tabel 2.1: Klasifikasi lemak dan hewani berdasarkan sifat fisiknya (sifat mengering dan sifat cair) dapat dilihat pada tabel.

Klasifikasi Minyak Nabati

Kelompok lemak Jenis lemak/minyakLemak (berwujud padat) Lemak biji cokelat, inti sawit,

cohune, babassu, tengkawang,

nutmeg butter, mowvah butter, dan

shea butter.Minyak (berwujud cair)

a. Tidak mengering

(non drying oil)

b. Setengah

mengering (semi

drying oil)

c. Mengering (drying

oil)

Minyak zaitun, kelapa, inti zaitan,

kacang tanah, almond, inti alpukat,

inti pulm, jarak rape, dan mustard

Minyak dari biji kapas, kapok,

jagung, gandum, biji bunga matahari,

croton dan urgen.

Minyak kacang kedelai, safflower,

argemone, hemp, walnut, biji poppy,

biji karet, perilla dan candle nut

9

Page 10: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

Sumber: Ketaren, 2008

Klasifikasi Lemak Hewani

Kelompok lemak Jenis lemak/minyak1. Lemak (berwujud

padat)

a. Lemak susu

(butter fat)

b. Hewan peliharaan

(gol. Mamalia)

Lemak dari susu sapi, kerbau,

kambing dan domba

Lemak babi, skin grease, mutton

tallow, lemak tulang, dan

lemak/gemuk wool2. Minyak (berwujud

cair)

a. Hewan peliharaan

b. Ikan (fish oil)

Minyak neats foot

Minyak ikan paus, dog fish, ikan

lumba-lumba, shark dan minyak

purpoise.Sumber: Ketaren (2008)

2.1.2. Minyak Goreng

Minyak goreng berfungsi sebagai pengatur panas,

penambah rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan.

Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu

pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak

diinginkan dan menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Hidrasi

gliserol akan membentuk aldehida tidak jenuh atau akrolein

tersebut. Makin tinggi titik asap, makin baik mutu minyak goreng

itu. Titik asap suatu minyak goreng tergantung dari kadar gliserol

bebas. Lemak yang telah digunakan untuk menggoreng titik

10

Page 11: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

asapnya akan turun, karena telah terjadi hidrolisis molekul lemak.

Karena itu untuk menekan terjadinya hidrolisis, pemanasan lemak

atau minyak sebaiknya dilakukan pada suhu yang tidak terlalu

tinggi dari seharusnya. Pada umunya suhu penggorengan adalah

177-221 C. (Winarno, 2004)

Lemak dan minyak goreng yang baik digunakan untuk

minyak goreng adalah oleo stearin, oleo oil, lemak babi (lard), atau

lemak nabati yang dihidrogenasi dengan titik cair 35-40 C. Oleo

stearin dan oleo oil diperoleh dari lemak sapi yang diproses dengan

cara rendenering pada suhu rendah. Lemak yang dihasilkan

dipertahankan pada suhu 32 C, sehingga terbentuk Kristal. Setelah

penyaringan, dapat dipisahkan oleh oleo stearin yang berkristal

besar dan oleo oil yang berkristal halus. (Winarno, 2004)

2.1.3. Kerusakan Minyak

Kerusakan minyak selama proses menggoreng akan

mempengaruhi mutu dan nilai gizi dari bahan pangan yang

digoreng. Minyak yang rusak akibat proses oksidasi dan polimerasi

akan menghasilkan bahan dengan rupa yang kurang menarik dan

cita rasa yang tidak enak, serta kerusakan sebagian vitamin dan

asam lemak esensial yang terdapat dalam minyak (Ketaren,2008)

Kerusakan minyak karena pemanasan pada suhu tinggi,

disebabkan oleh proses oksidasi dan polimerasi:

11

Page 12: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

a)Oksidasi

Oksidasi minyak akan menghasilkan senyawa aldehida, keton,

hidrokarbon, alcohol, lakton, serta aromatis yang mempunyai bau

tengik dan getir. Kerusakan minyak karena proses oksidasi, terdiri

dari 6 tahap sebagai berikut:

1. Pada permulaan minyak terbentuk volatile decomposition

product (VDP) yang dihasilkan dari pemecahan rantai karbon

asam lemak.

2. Proses oksidasi disusul dengan proses hidrolisa trigliserida

karena adanya air.

3. Oksidasi asam-lemak berantai panjang

4. Degradasi ester oleh panas

5. Oksidasi asam lemak yang terikat pada posisi a dalam

trigliserida

6. Autooksidasi keton dan aldehida menjadi asam karboksilat

b)Polimerasi

Pembentukan senyawa polimer selama proses menggoreng terjadi

karena reaksi polimerasi adisi dari asam lemak tidak jenuh. Hal ini

terbukti dengan terbentuknya bahan menyerupai gum (gumy

material) yang mengendap di dasar ketel atau wadah penggoreng

(Ketaren, 2008).

12

Page 13: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

Proses polimerasi ini mudah terjadi pada minyak setengah

mongering atau minyak mongering, karena minyak tersebut

mengandung asam-asam lemak tidak jenuh dalam jumlah besar.

Kerusakan lemak atau minyak akibat pemanasan pada suhu tinggi

(200-250 C) akan mengakibatkan keracunan dalam tubuh dan

berbagai macam penyakit, misalnya diare, arterosklerosis, kanker

dan menurunkan nilai cerna lemak. Bahan makanan yang

mengandung lemak dengan bilangan peroksida tinggi akan

mempercepat ketengikan. Lemak dengan bilangan peroksidase

lebih besar dari 100 dapat meracuni tubuh. (Ketaren,2008)

2.1.3.1. KETENGIKAN

Ketengikan adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan

rusaknya lemak dan minyak. Penyebab ketengikan dalam lemak

dibagi 3 golongan yaitu 1) ketengikan oleh oksidasi (oxidative

rancidity), 2) ketengikan oleh enzim (enzymatic rancidity), dan

3)ketengikan oleh proses hidrolisa (hidrolitic rancidity).

(Ketaren,2008)

Berbagai jenis minyak atau lemak akan mengalami perubahan

flavor dan bau sebelum terjadi proses ketengikan. Hal ini dikenal

sebagai reversion. Berbagai penyelidik berpendapat bahwa hal ini

khas pada minyak dan lemak. Reversion terutama dijumpai dalam

lemak di pasar dan pada pemanggangan atau penggorengan dengan

13

Page 14: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

menggunakan temperature tinggi. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi perkembangan dari reversion ini adalah:

1.Suhu

2.Cahaya

3.Tersedianya oksigen

4.Adanya logam-logam yang bersifat sebgai katalisator pada

proses oksidasi

Ketengikan berbeda dengan reversion; beberapa minyak atau

lemak mudah terpengaruh untuk menjadi tengik tapi akan

mempunyai daya tahan terhadap peristiwa reversion, misalnya

pada minyak jagung. Perubahan flavor yang terjadi selama

reversion, berbeda untuk setiap jenis minyak, sedangkan minyak

yang tengik akan menghasilkan flavor yang sama untuk semua

jenis minyak atau lemak.(Ketaren, 2008)

a.Oksidasi

Ini terjadi sebagai hasil reaksi antara trigliserida tidak jenuh

dengan oksigen dari udara. Molekul oksigen bergabung pada

ikatan ganda molekul trigliserida dan dapat terbentuk berbagai

senyawa yng menimbulkan rasa tengik yang tidak sedap. Reaksi

ini dipercepat oleh panas, cahaya dan logam-logam dalam

konsentrasi amat kecil, khususnya tembaga. Ketengikan terbentuk

oleh otoksodasi radikal asam lemak tidak jenuh atau aldehida

bukan oleh peroksida. Otoksodasi dimulai dengan pembentukan

14

Page 15: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh faktor-faktor yang

dapat mempercepat oksidasi (F.G Winarno,2004)

b.Hidrolisis

Dengan adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan

asam lemak. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-

enzim. Dalam tekhnologi makanan, hidrolisis oleh enzim lipase

sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada semua jaringan

yang mengandung minyak. Dengan adanya lipase, lemak akan

diuraikan sehingga kadar asam lemak bebas lebih dari 10%.

Hidrolisis sangat mudah terjadi dalam lemak dengan asam lemak

rendah (lebih kecil dari C 14) seperti pada mentega, minyak kelapa

sawit, dan minyak kelapa. Hidrolisis sangat menurunkan mutu

minyak goreng. Minyak yang telah terhidrolisis, smoke point-nya

menurun, bahan-bahan menjadi coklat dan lebih banyak menyerap

minyak. Selama penyimpanan dan pengolahan minyak atau lemak

asam lemak bebas bertambah dan harus dihilangkan dengan proses

pemurnian dan deodorisasi untuk menghasilkan minyak yang lebih

baik mutunya. (Winarno, 2004)

2.2. METABOLISME LEMAK

15

Page 16: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

Hati merupakan tempat terpenting untuk pembentukan asam

lemah, lemak, benda-benda keton dan kolesterol. Metabolisme

lemak dalam hati sangat erat hubungannya dengan metabolisme

karbohidrat dan asam amino. Hati mengambil asam lemak dari

lemak yang diberikan dari usus ke dalam hati bersama-sama

kilomikron. Asam lemak dari kedua sumber tersebut kemudian

diubah menjadi lemak netral dan fosfolipid. Bersama dengan

apolipoprotein, lemak netral dan fosfolipid membentuk kompleks

lipoprotein (VLDL). Kompleks tersebut kemudian diberikan ke

dalam plasma dan berfungsi mengurus jaringan ekstrahepatik,

terutama jaringan lemak dan otot. (Jan Koolman, 2001)

Dalam fase penyerapan, terutama dalam keadaan puasa dan

kelaparan serta Diabetes mellitus, metabolisme lemak dibalik

arahnya. Karena tidak lagi glukosa dan lemak yang masuk dengan

bahan makanan, maka organism mengambil kembali simpanannya

sendiri. Jaringan lemak dalam keadaan ini membebaskan asam

lemak. Asam lemak diambil oleh hati dari dalam darah, kemudian

dipecahkan secara oksidatif menjadi asetil-KoA dan akhirnya

menjadi benda-benda keton. (Jan Koolman, 2001)

16

Page 17: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

Gambar: Diagram sederhana system lipoprotein untuk mangangkut lipid pada manusia. Pada system eksogen, kilomikron yang kaya trigliserida dari makanan diubah menjadi sisa-sisa kilomikron yang kaya ester kolesteril dengan kerja lipoprotein liase. Dalam system endogen, VLDL yang kaya trigliserida disekresi oleh hati dan diubah menjadi IDL dan kemudian menjadi LDL yang kaya ester kolesteril, LCAT (lesitin-kolesterol asetiltranferase). Sepertiga dari LDL diambil oleh makrofag dan sel lain dengan mekanisme alternative. (William F.Ganong, 2003).

17

Page 18: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

2.2.1 Peroksida Lipid

Suatu keadaan yang mengarah ke oksidasi degradasi dari lipid.

Proses ini dimana radikal bebas mengambil electron dari lipid

dalam membrane sel sehingga akan menghasilkan kerusakan sel.

Proses ini di atur oleh mekanisme radikal bebas reaksi berantai.

Lebih sering berdampak pada asam lemak tak jenuh, ini terjadi

karena mereka terdiri atas banyak ikatan ganda yang mana diantara

kumpulan metilen –CH2- mempunyai hydrogen yang sangat

reaktif. Seperti dengan reaksi radikal lainnya, reaksi ini terdiri dari

tiga tahap utama yaitu:

a) Inisiasi: adalah tahapan dimana radikal asam lemak diproduksi.

Paling banyak sumber inisiasi berasal dari sel adalah Reactive

oxygen species (ROS), seperti OH dan H20, yang akan

dikombinasikan oleh atom hydrogen sehingga menghasilkan H20

dan radikal asam lemak. (Enrique, 2008)

b) Propagasi: Keadaan dimana molekul radikal asam lemak sangat

tidak stabil, sehingga dapat dengan mudah bereaksi dengan

molekul oksigen, dengan cara demikian mensintesis radikal asam

lemak peroksil. Dan itu merupakan jenis tidak stabil dan dapat

bereaksi dengan asam lemak bebas lainnya, menghasilkan radikal

asam lemak yang berbeda dan peroksida lipid, atau siklus

peroksida jika memiliki reaksi sendiri. Siklus ini berlanjut yang

akan menjadi radikal asam lemak baru dengan reaksi yang sama.

(Enrique, 2008)

c) Terminasi: Pada tahap ini terjadi reaksi antara radikal dan non

radikal, dan reaksi ini disebut mekanisme reaksi berantai. Reaksi

18

Page 19: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

radikal berhenti jika dua radikal bereaksi dan menghasilkan jenis

non radikal. Ini terjadi hanya ketika konsentrasi radikal cukup

tinggi untuk menjadi terbentuknya dua radikal. Makhluk hidup

mempunyai evolusi yang berbeda-beda dalam molekulnya dan

kecepatan dari proses terminasi dengan penangkapan radikal bebas

dan oleh karena itu terjadi perlindungan membran sel. Satu contoh

antioksidan penting adalah Vitamin E. Dan antioksidan lainnya

bersal dari dalam tubuh seperti enzim superoksida dismutase,

katalase dan peroksidase. (Enrique, 2008)

2.2.2 Malondialdehid (MDA)

Adalah senyawa organic dengan struktur CH2(CHO)2, struktur untuk jenis ini lebih kompleks dari yang seharusnya. Jenis reaktif ini berlangsung secara alami dan merupakan penanda untuk stress oksidatif. Struktur dan sintesis dari Malonaldialdehid, lebih banyak

berada dalam bentuk enol (CH2(CHO)2 HOCH=CH-CHO. (V. Nair, 2008)

Dalam larutan organic, isomer cis diuntungkan, sedangkan di air

isomer trans lebih mendominasi. Malondialdehid adalah senyawa

reaktif tinggi tetapi bukan jenis yang diamati dalam bentuk aslinya.

Dalam laboratorium dapat dihasilkan senyawa tersebut secara in

situ oleh hidrolisis dari 1,1,3,3-tetramethoxypropane. (V. Nair,

2008)

Jenis oksigen reaktif mendegradasi lemak tak jenuh, membentuk

malondialdehid. Senyawa ini adalah aldehid reaktif dan salah satu

19

Page 20: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

dari jenis elektrofil reaktif dan itu bisa terjadi karena stres toksik di

sel dan bentuk protein kovalen dan dimaksudkan sebagai Advance

Lipoxidation endproducts (ALE) dan dianalogi menjadi Advance

Glycation end-product (AGE). Produksi dari aldehid ini digunakan

sebagai biomarker to mengukur level stress oksidatif dalam suatu

organism. (Farmer, 2007).

Malondialdehid bereaksi dengan deoksiadenosin dan

deoksiguanosin di DNA, membentuk DNA yang utama menjadi

M1G bersifat mutagenic. Kelompok guanidine dari residu arginin

dikonsentrasikan dengan MDA untuk member 2-

aminopyrimidines. Aldehid dehidrogenase (ALDH1A1) mampu

untuk mengoksidasi malondialdehid. (Marnett, 1999)

Dapat dianalisis bahwa MDA dan substansi reaktif tiobarbiturat

(TBARS) lainnya dikonsentrasikan dengan dua ekuivalen asam

tiobarbiturat untuk memberikan turunan merah floresen dan dapat

dilihat dalam spectrophotometer. Dan 1-Metil-2-fenilindol adalah

adalah reagen yang lebih selektif. (V. Nair, 2008)

MDA bersifat reaktif dan potensial menjadi mutagenic. Pada

kondisi dimana terjadi peningkatan MDA, kornea pasien menderita

keratokonus dan keratopati bulosa. Dan MDA dan ditemukan

dalam bagian sendi dengan pasien mengidap osteoarthritis. (Buddi

R, 2002).

20

Page 21: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

2.3 RADIKAL BEBAS

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki

elektron tidak berpasangan (unpaired electron). Adanya elektron

yang tidak berpasangan menyebabkan senyawa tersebut sangat

reaktif mencari pasangan, dengan cara menyerang dan mengikat

elektron molekul yang berada di sekitarnya. Target utama radikal

bebas adalah protein, asam lemak tak jenuh dan lipoprotein, serta

unsur DNA termasuk karbohidrat. Dari molekul-molekul target

tersebut, yang paling rentan terhadap serangan radikal bebas

adalah asam lemak tak jenuh. Senyawa radikal bebas di dalam

tubuh dapat merusak asam lemak tak jenuh ganda pada

membran sel sehingga dinding sel menjadi rapuh, merusak basa

DNA sehingga mengacaukan sistem genetika, dan berlanjut pada

pembentukan sel kanker (Winarsi, 2007).

Tabel I. Beberapa macam Reactive Oxygen Species (ROS) dan antioksidan yang menetralkannya (Percival, 2001)

ROS Neutralizing AntioxidantsRadikal Hidroksil Vitamin C, glutation, flavonoid, asam lipoatRadikal Superoksida Vitamin C, glutation, flavonoid, superoksida

dismutasePeroksida Hidrogen Vitamin C, glutation, flavonoid, beta karoten, vitamin

E, asam lipoatPeroksida Lipid Vitamin E, beta karoten, ubikuinon, flavonoid,

glutation peroksidase

Kemiripan sifat antara radikal bebas dan oksidan terletak pada

agresivitas untuk menarik elektron di sekelilingnya. Berdasarkan

sifat ini, radikal bebas dianggap sama dengan oksidan. Tetapi perlu

diketahui, bahwa tidak setiap oksidan merupakan radikal bebas.

21

Page 22: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

Radikal bebas lebih berbahaya dibandingkan dengan senyawa

oksidan non-radikal (Winarsi, 2007).

2.3.1 Definisi Antioksidan

Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron

donor) atau reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul kecil

tetapi mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi,

dengan cara mencegah terbentuknya radikal.Antioksidan juga

merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi

dengan mengikat radikal bebas. Akibatnya kerusakan sel dapat

dihambat (Winarsi, 2007). Kebanyakan senyawa ini (misalnya

tokoferol) digunakan sebagai pengawet dalam berbagai produk

(misalnya dalam lemak, minyak dan produk makanan untuk

menunda ketengikan dan perubahan-perubahan yang tidak

diinginkan, dalam karet untuk menunda oksidasi). Pengertian

antioksidan yang lebih relevan secara biologis ialah senyawa alami

atau sintetik yang ditambahkan ke dalam produk untuk mencegah

atau menunda kerusakan yang disebabkan oleh udara

(Winarsi,2007).

2.3.2 Mekanisme antioksidan

Secara garis besar, mekanisme penangkapan radikal bebas

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu secara enzimatik dan

non-enzimatik. Enzim yang dapat berperan sebagai antioksidan

22

Page 23: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

adalah superoksida dismutase, katalase, glutation peroksidase, dan

glutation reduktase (Winarsi, 2007).

Secara non-enzimatik, senyawa antioksidan bekerja melalui empat

cara, yaitu sebagai berikut:

a. penangkap radikal bebas, misalnya vitamin C dan vitamin E,

b. pengkelat logam transisi, misalnya EDTA,

c. inhibitor enzim oksidatif, misalnya aspirin dan ibuprofen,

dan

d. kofaktor enzim antioksidan, misalnya selenium sebagai

kofaktor glutation peroksidase.

Aktivitas senyawa polifenol sebagai antioksidan meliputi tiga

mekanisme sebagai berikut.

(a) Aktivitas penangkapan radikal seperti reactive oxygen

species (ROS) ataupun radikal yang dihasilkan dari peroksidasi

lipid seperti R’, RO’ dan ROO’ dengan proses transfer elektron

melalui atom hidrogen,

(b) mencegah spesies senyawa reaktif produksi katalisis transisi

metal seperti reaksi melalui khelasi metal, dan

(c) interaksi dengan antioksidan lainnya, seperti lokalisasi dan

penggabungan dengan antioksidan lainnya.

23

Page 24: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

2.3.4 Penggolongan Antioksidan

Menurut sumbernya, antioksidan dapat digolongkan menjadi dua

macam, yaitu antioksidan sintetik dan alami.

a. Antioksidan sintetik

Antioksidan sintetik merupakan antioksidan yang dibuat melalui

sintesis secara kimia, contohnya: ter-butyl hidroquinone (tBHQ),

butylated hydroxyanisole (BHA), butylated hydroxytoluene (BHT),

dan propil galat (PG). Konsentrasi rendah dari antioksidan tBHQ

dan BHA telah lama digunakan untuk mencegah oksidasi dari

produk makanan sehingga dapat menstabilkan produk tersebut

(nutrisi, rasa, maupun warna).

Dalam konsentrasi yang tinggi, tBHQ dapat menyebabkan kanker.

Penyebabnya adalah metabolit dari oksidasi tBHQ, yaitu 2-

tertbutyl-1,4-benzoquinone (tBBQ) dan ROS (Gharavi, Haggarty,

dan El-Kadi, 2007). Peters, Rivera, Jones, Monks, dan Lau pada

tahun 1996 melaporkan bahwa antioksidan sintetik, yaitu tBHQ

dan 3-tert-butyl-4-hydroxyanisole dapat mempromosi

karsinogenesis renal dan kandung kemih pada tikus.

Walaupun dalam penelitian tersebut tidak diketahui secara pasti

mekanisme karsinogenesisnya. Begitu pula dengan BHA dan BHT,

dalam konsentrasi tinggi dan penggunaan yang lama, BHA dapat

menginduksi tumor pada perut hewan uji sedangkan BHT dapat

menginduksi tumor pada liver hewan uji. Semua publikasi juga

setuju dengan fakta tersebut.

24

Page 25: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

Lain halnya vitamin E yang merupakan antioksidan alami tidak

memiliki sifat karsinogenik (Parke dan Lewis, 1992; Kahl dan

Kappus, 1993). BHT yang diadministrasikan secara kronis

terhadap mencit menyebabkan menurunnya konsentrasi alpha

isozyme of protein kinase C (PKCa) dalam paru-paru sehingga

dapat menginisiasi terjadinya tumor (Kahl, 1984; dan Malkinson,

1999).

b. Antioksidan alami

Antioksidan alami merupakan antioksidan yang diproduksi

langsung oleh tanaman maupun tubuh, contohnya: senyawa

polifenol flavonoid, tanin, katalase dan glutation peroksidase

bekerja dengan cara mengubah H2O2 menjadi H2O dan O2,

sedangkan superoksid dismutase bekerja dengan cara

mengkatalisis reaksi dismutasi dari radikal anion superoksida

menjadi H2O2. (Winarsi, 2007)

25

Page 26: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

2.4. PEMBULUH DARAH

2.4.1 Anatomi Pembuluh Darah Aorta

Sistem pembuluh darah terdiri dari beberapa struktur:

1) Jantung, organ yang berfungsi untuk memompa darah ke

seluruh tubuh.

2) Arteri, serangkaian pembuluh eferen yang mengecil

sewaktu bercabang, dan berfungsi untuk mengangkut

darah, dengan nutrient dan oksigen, ke jaringan.

3) Kapiler, pembuluh darah terkecil, berupa jalinan saluran

halus dan rumit yang saling beranastomosis dan dindingnya

merupakan tempat berlangsungnya pertukaran zat antara

darah dan jaringan

4) Vena, terbentuk dari penggabungan kapiler menjadi system

saluran. Ukurannya makin membesar saat mendekati

jantung dengan membawa darah ke jantung, untuk dipompa

keluar lagi.

-Sistem pembuluh limfe yang dimulai dari kapiler limfe, yaitu

saluran yang beranastomosis untuk membentuk pembuluh-

pembuluh yang makin membesar, dan berakhir dalam system

pembuluh darah dengan muara ke vena-vena besar dekat jantung.

-Sistem Sirkulasi dibagi menjadi dua: Makrovaskular, dengan diameter kebih dari 0,1 mm (arteriol besar, muskularis, arteri elastic, dan vena muskularis). Dan Mikrovaskular (arteriol, Kapiler, dan venula post kapiler). (Basic Histology - Text And Atlas -11th Edition)

26

Page 27: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

Aorta yang keluar keluar dari ventrikel kiri jantung sebagai aorta

ascendens. Kemudian, aorta ascendens mengalami percabangan

yaitu arcus aorta sebelum melanjutkan diri sebagai aorta

descendens. kemudian menembus diafragma (Hiatus Aorticus)

meninggalkan cavum thoracis menuju cavum abdominalis bersama

ductus thoraxicus setinggi vertebrae Th 12. Arcus aorta memiliki

tiga percabangan yaitu:

1. A.Carotis Comunis Sinistra: (baik dextra maupun sinistra) akan

bercabang menjadi a.carotis interna (yang mendarahi otak) dan

a.carotis externa (yang mendarahi wajah, mulut, rahang dan

leher) .

2. A. subclavia sinistra: (baik dextra dan sinistra) akan bercabang

antara lain menjadi a.vertebralis (mendarahi otak dan medula

spinalis). Kedua a.vertebralis (dextra dan sinistra) akan menyatu

menjadi arteri-arteri spinal yang segmental, dan sebelum naik ke

otak akan membentuk a.basilaris. A.basilaris lalu bercabang

menjadi a.cerebralis posterior dan beranastomosis dengan

a.communicating posterior dan a.cerebralis anterior membentuk

circulus Willisi yang khas di otak. a.subclavia juga akan bercabang

menjadi a.mammaria interna (memperdarahi dinding dada depan

dan kelenjar susu), a.thyrocervicalis dan a.costocervical. Cabang

dari a.thyrocervical adalah a.thyroidea inferior yang mendarahi

kelenjar thyroid, a.suprascapular (a.transversa scapulae) dan

a.transversa colli (a.transversa cervical).

3. Truncus Brachiochepalica, bercabang menjadi A.Subsclavia

Dextra dan A.Carotis Comunis Dextra. Diantara Aorta dengan

27

Page 28: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

Truncus A.Pulmonalis ada Chorda Ligamentum Arteriosum

Botalli. Cabang-cabang Aorta Ascendens adalah A.Coronaria

Cordis Dextra dan A.Coronaria Cordis Sinistra. (Pocket Atlas of

Human Anatomy,Heinz Fenesis, 2000)

Stuttgart · New York 2000

Gambar:

Struktur Anatomi Jantung dan Pembuluh darah Aorta. Dilihat dari Ventral (Sobotta, 2006)

28

Page 29: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

2.4.2 Histologi Pembuluh Darah

Pada umumnya pembuluh darah terdiri dari lapisan atau tunika, berikut:

1) Tunika Intima: terdiri dari satu lapis sel endotel, yang ditopang oleh lapisan subendotel jaringan ikat longgar yang kadang mengandung sel otot polos.

2) Tunika Media: terdiri dari lapisan konsentris sel-sel otot polos yang tersusun secara berpilin. Diantara sel otot polos, terdapat serat dan lamella elastin, serat retikulin (kolagen tipe III), proteoglikan dan glikoprotein dalam jumlah bervariasi.

3) Tunika Adventisia: terdiri dari serat kolagen dan elastin. Kolagen dalam adventisia berasal dari tipe I, Lapisan ini berangsur menyatu dengan jaringan ikat organ tempat pembuluh darah berada. (Janqueira, 2007)

29

Page 30: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

Gambar 11-8. Diagram sebuah arteri muscular dengan pulasan H&E.(kiri) dan sebuah arteri elastis dengan pulasan cara Weigert (kanan). Tunika media sebuah arteri muscular terutama terdiri atas otot polos, sedangkan tunika media sebuah arteri elastis terdiri atas lapisan otot polos yang saling diselingi lembaran-lembaran elastin. Adventisia dan bagian luar media memiliki pembuluh darah kecil (vasa vasorum) dan serat-serat elastin dan kolagen. (Janqueira, 2007)

30

Page 31: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

Gambar 11-13. Potongan melintang yang memperlihatkan bagian arteri muscular (kaliber sedang) pembuluh darah kecil (vasa vasorum) juga dijumpai di tunika adventisia. (Janqueira, 2007)

2.4.3 Fungsi dan Disfungsi Endotel

Sel endotel membentuk lapisan tunggal (monolayer; endothelium)

yang melapisi seluruh system vaskular. Sel ini memiliki badan

Weibel-Palade, organel berlapis membrane dengan panjang 0,3um

dan lebar 0,1um untuk menyimpan faktor non Wiilebrand. Sel

endotel dapat diidentifikasi secara imunohistokimiawi dengan

antibody terhadap faktor von Willebrand dan CD31. Endotel

vaskular merupakan jaringan multifugsi yang memiliki banyak

kemampuan sintetik dan metabolik dan aktif dalam interaksi darah-

jaringan. (V.Kumar, 2003)

31

Page 32: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

Sifat dan Fungsi Sel Endotel

Mempertahankan sawar Permeabilitas

Mengeluarkan molekul Antikoagulan dan Antitrombotik

Contoh: Prostasiklin, Trombomodulin, Aktivator Plasminogen,

molekul mirip Heparin

Mengeluarkan Molekul Protrombotik

Contoh: Faktor von Willebrand (faktor VIII-vWF), Faktor

jaringan, Inhibitor activator plasminogen

Membentuk Matriks Ekstrasel (Kolagen, Proteoglikan)

Memodulasi Aliran Darah dan Reaktivitas Vaskular

Contoh: Vasokonstriktor, endotelin, ACE, vasodilator, NO,

prostasiklin

Mengendalikan Peradangan dan Imunitas

Contoh: IL-1, IL-6, IL-8, molekul perekat dan Antigen

histokompatibilitas

Mengendalikan Pertumbuhan Sel

Contoh: Stimulator pertumbuhan (PDGF, CSF, FGF), Inhibitor

pertumbuhan (TGF-b)

Mengoksidasi Lipoprotein Densitas Rendah

Istilah disfungsi endotel menerangkan beberapa jenis

perubahan status fungsional sel endotel yang terjadi sebagai

respon terhadap lingkungan. Perubahan ini bisa berlangsung cepat,

32

Page 33: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

reversible, dan tidak bergantung pada sintesis protein baru.

Disfungsi endotel dapat bermanifestasi sebagai gangguan

vasodilatasi dependen-endotel, penurunan sistesis nitrat oksida,

peningkatan kadar endotelin, dan pembentukan radikal bebas

oksigen. Pemicu disfungsi endotel adalah sitokin dan produk

bakteri, yang dapat menyebabkan jejas inflamasi dan syok septic;

stress hemodinamik dan produk lemak, yang penting dalam

pathogenesis ATH dan jejas lain. (V.Kumar, 2003)

2.4.3 Aterosklerosis dan Aneurisma

Aterosklerosis adalah penyakit yang sering menyerang

susunan pembuluh darah arteri. Aterosklerosis mula-mula ditandai

oleh deposit lemak pada tunika intima arteri. Selanjutnya dapat

terjadi kalsifikasi, fibrosis, thrombosis dan perdarahan, semuanya

itu membantu terbentuknya suatu plak aterosklerosis yang

kompleks, atau ateroma. Akhirnya, tunika media mulai degenerasi.

Nekrosis pada sel otot polos yang terisi lemak juga terjadi dan

secara progresif semua proses akan menyumbat lumen pembuluh

darah dan melemahkan dinding arteri. (Sylvia A. Price, 2003)

33

Page 34: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

Gambar: Proses sebagai respons terhadap hipotesis jejas. 1 dan 2, Jejas endotel disertai melekatnya monosit dan trombosit dan pergerakan monosit ke dalam intima. 3, Migrasi sel otot polos ke dalam intima. 4, Penimbunan lemak di sel otot polos dan makrofag di intima. 5, Plak yang terbentuk sempurna disertai proliferasi sel otot polos dan pembentukan inti lemak. (Kumar, 2007)

Aneurisma adalah suatu dilatasi dinding arteri yang

terlokalisasi. Aneurisma sejati timbul akibat atrofi tunika media

arteri. Aneurisma sejati dapat berbentuk fusiformis atau sakular.

Aneurisma fusiformis dengan bentuk sirkumferensial uniformis,

34

Lipid Colagen

Lymphocyte

Page 35: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

sedangkan sakular menonjol keluar dan berhubungan dengan

dinding arteri melalui leher sempit. Serta terdapat Aneurisma palsu

atau pseudoaneurisma adalah akumulasi darah ekstravaskular

disertai disrupsi ketiga lapisan pembuluh darah. Penyebab

aneurisma karena degenerasi dan melemahnya tunika media arteri

seperti Aterosklerosis, atau Sindrom Marfan. Akibat dilatasi dapat

terjadi akibat efek semprotan aliran darah melalui suatu plak

vaskular yang menyumbat, menimbulkan aliran turbulen di distal

lesi; dilatasi pascastenosis ini melemahkan dinding arteri. (Sylvia

A. Price 2003)

Gambar: Aneurisma. A. Pembuluh darah normal. B, Aneurisma tipe sakular. Terjadi pelebaran dinding pembuluh darah pada satu sisi. C, Aneurisma tipe fusiformis. Terdapat dilatasi sirkumferensial pembuluh darah tanpa terjadi rupture. D, Aneurisma semu atau pseudo. Terjadi rupture dan hematoma karena adanya ekstravasasi darah dari lumen ke jaringan ikat ekstravaskular. E, Diseksi. Darah memasuki dinding pembuluh darah dengan ekstravasasi dan berbeda lapisan kemudian dapat terjadi rupture di intima sehingga bisa terjadi ruptur di bagian vasa vasorum di dalam tunika media. (Kumar, 2007).

35

SEL

JARINGA

N

Page 36: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

2.5 KERANGKA TEORI

36

SEL

JARINGA

N

LIPID

LIPID NETRAL

FOSFATIDA

SPINGOLIPID

GLIKOLIPID

MINYAK LEMAK

KLASIFIKASI

DITAMBAH

FAKTOR: SUHU,

CAHAYA, O2 &

PEMAKAIAN BERULANG

MINYAK GORENG

MALONDIALDEHIDE (MDA)

STRESS OKSIDATIF MARKER

HIDROLITIC

ENZYMATIC

OXIDATIVE

REVERSION

ANTIOKSIDAN

INHIBITORMINYAK

JELANTAH

RADIKAL BEBAS

ALAMI DAN

BUATANDEFEK KE SEL DAN JARINGAN

PERUBAHAN HISTOPATOLOGI DAN KARSIONOGENESIS

INISIASI PROPAG

ASI TERMINA

PEROKSIDA LIPID

METABOLISME

HEWANI DAN NABATI

RANCIDITY

Page 37: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

2.5. KERANGKA TEORI

37

EDNDOGEN

RADIKAL BEBAS

EKSOGEN

PEROKSIDA LIPID

DIET MINYAK JELANTAH

SEL

JARINGA

N

ROS: O2o, O2-, OH o, NO o,

ONOO-, HOCL, H2O, H2O2,

LO, LO2

Page 38: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

2.6. KERANGKA KONSEP

38

MINYAK JELANTAH (Angka Peroksida Lipid: 80-100 meq/Kg)

TUNIKA ELASTIKA AORTA

MINGGU KE- 8 MINGGU KE- 12 MINGGU KE- 16

PERUBAHAN HISTOLOGIK PEMBULUH DARAH AORTA Mus Musculus L Galur Swiss Derived

Mus Musculus L Galur Swiss Derived

PEMBERIAN PERLAKUAN

Adaptasi Lingkungan 1 minggu

JantanUsia 8 Minggu

(DEWASA)

Kebersihan Kandang

Kebutuhan harian (Pola Makan) Suhu

Faktor Psikologis

Pemberian Peroral 5ul/gr per hari

Teknik Pemeriksaan

Peroksida Lipid

Teknik Pengambilan Minyak Jelantah

EUTHANASIA

Page 39: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

III.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental.

Penelitian dilakukan di Laboratorium dengan menggunakan

perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen, kemudian

hasil dibandingkan dengan kelompok kontrol (Sopiyudin, 2009).

III.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Departemen

Farmakologi FK UPN “Veteran” Jakarta serta dilanjutkan di

Laboratorium Patologi Anatomi dan Laboratorium Biokimia

Molekuler FK UI Jakarta. Pelaksanaan penelitian dilakukan dari

bulan November 2011 sampai bulan Januari 2012.

III.3. Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah radikal bebas eksogen

berupa minyak jelantah yang diambil secara random dari sisa

minyak goreng dari restoran fastfood di Jakarta yang sudah diukur

angka peroksidanya yaitu 80 - 100 meq/kg.

39

Page 40: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

III.4. Besar Sampel

Jumlah ulangan dari tiap kelompok perlakuan akan

dihitung dengan Rumus Federer (Sucy, 2006). Kelompok

perlakukan berjumlah 24 ekor ( kelompok 8 minggu, kelompok 12

minggu, kelompok 16 minggu ) dan satu kelompok kontrol

berjumlah 8 ekor (non-minyak)

Rumus Federer :

(n-1)(t-1) ≥ 15 ; dengan t = jumlah kelompok = 4,

n= jumlah ulangan.

(n-1)(4-1) ≥ 15

(n-1) (3) ≥ 15

n ≥ 6

Berdasarkan perlakuan tersebut, maka jumlah sampel

minimal yang diperlukan adalah 6 atau lebih dari 6, dengan

kelompok 4 dengan 6 ulangan atau lebih dari 6 ulangan.

Kelompok perlakuan tersebut :

40

Page 41: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

Kelompok kontrol : beri perlakuan dengan

konsumsi minyak goreng dengan AP (8-10 meq/kg)

sebanyak 10 ul/gram, dan diet standar.

Kelompok minyak jelantah : diberi diet standar dan

minyak jelantah peroral 10 µl/gram berat badan, satu kali

sehari selama 8 minggu (Kelompok -1), 12 minggu

(Kelompok -2), dan 16 minggu (Kelompok -3).

III.5. Bahan Penelitian

1. Mus Musculus L Galur Swiss Derived usia 8

minggu jenis kelamin jantan (32 ekor)

2. Minyak jelantah dengan angka peroksidase >100

meq/kg

3. Makanan Mus Musculus L Galur Swiss derived (5-

10 gram/hari)

4. Aquades Steril (1 liter/hari)

5. Serbuk Kayu kandang (10 gr/kandang/ minggu)

6. Antiseptik aerosol

41

Page 42: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

III.6. Alat Penelitian

Kandang hewan, tempat makanan dan minuman, Rak tempat

kandang, Timbangan Standar (milligram), Spuit dispossible 0,1 ml,

Sonde Lambung, Alat busa padat, Selotip, Bedah minor set, Botol

kecil 40 ml beserta tutup, Proses pulasan, Mikrotom, Kaca obyek

dan kaca penutup, Mikroskop binokuler, Lensa okuler dengan

micrometer, Jarum Pentul.

III.7. Variabel dan Definisi Operasional

III.7.1. Variabel Penelitian

a. Variable bebas

Batas waktu pemberian minyak jelantah peroral sebanyak 5

ul/gram/hari setiap ekor untuk 3 kelompok perlakuan (kelompok 8

minggu, kelompok 12 minggu dan kelompok 16 minggu).

b.Variabel terikat

42

Page 43: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

Perubahan secara histopatologik pada pembuluh darah

Aorta, lalu dilihat setiap kelompok (1,2 dan 3) setelah dilakukan

euthanasia serta dibuat pulasan dengan pewarnaan Eosin (HE) dan

pewarnaan Verhoeff’s elastic dan dibandingkan dengan kelompok

kontrol). Skala: Ordinal

III.7.2. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

2. Pembuluh Darah Aorta Mus Musculus L Galur Swiss Derived

Saluran pembawa darah terbesar dari jantung ke seluruh tubuh dan termasuk dalam jenis arteri elastic

Mikroskop Perubahan Histopatologi pembuluh darah Aorta

Ordinal

43

Page 44: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

3. Waktu Lama terpaparnya Mus Musculus L Galur Swiss Derived terhadap minyak jelantah

Jam, tanggal, bulan, tahun

Staging perubahan mikroskopis dari pembuluh darah aorta

Ordinal

III.8. Cara Penelitian

1. Pengamatan Kelompok Perlakuan

Mencit-mencit dicatat konsumsi makanan dan minumannya, serta

tanda-tanda toksisitas seperti penurunan berat badan serta

kemungkinan gejala sakit seperti diare, dehidrasi atau kematian.

Selama proses percobaan dilakukan pengamatan berat badan

mencit setiap hari.

2. Euthanasia mencit

Setelah 12, 16 dan 20 minggu, dilakukan euthanasia pada seluruh

mencit dengan anestesi umum menggunakan eter. Kemudian setiap

mencit dilaparotomi mulai dari bawah dagu sampai pangkal paha.

Setelah organ jantung terlihat (dalam keadaan masih hidup) maka

disuntikan cairan formalin 10% sebnayak 0,1 ml secara langsung

ke jantung mencit tersebut untuk memfiksasi pembuluh darah dan

reservasi jaringan secara baik, kemudian ditunggu sebentar.

Setelah mencit mati maka akan diambil organ jantung dan

44

Page 45: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

pembuluh darah aorta sampai ke percabangan arteri iliaca untuk

diamati secara makroskopik dan mikroskopik. Pengamatan

makroskopik pada pembuluh darah aorta dilihat dengan perubahan

warna, konsistensi dan bentuk secara in situ. Kemudian pembuluh

darah aorta tersebut difiksasi dalam larutan formalin 10% untuk

dibuat sediaan mikroskopik.

3. Pewarnaan Hematoksilin Eosin dan Pewarnaan Verhoeff’s

elastic

Pengamatan mikroskop organ jantung dilakukan dengan

pemotongan jantung menjadi 3 seksi dari kiri ke kanan, kemudian

diproses menurut cara yang baku menjadi blok paraffin dan

menggunakan pewarnaan Hematoksisilin Eosin (HE) dan

pewarnaan Verhoeff’s elastic merupakan pewarnaan khusus, guna

melihat serat elastin secara lebih jelas, dimana serat elastin tersebut

akan menjadi warna hitam.

Cara Pemotongan:

4. Penilaian histopatologi

Pemeriksaan histopatologi organ jantung dan hati dilakukan di

bagian Patologi Anatomi FKUI yang dilakukan oleh peneliti dan

bimbingan pembimbing. Untuk penilaian kerusakan organ

dilakukan berdasarkan lesi per low power visual field (pembesaran

45

Page 46: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

10 x 10), selanjutnya untuk lebih memperjelas lesi dilihat dengan

high power visual field/ HPVF (pembesaran 40 x 10).

Parameter penilaian:

a. Pembuluh darah aorta

Tunika elastika: Penilaian tunika elastika aorta dengan

pembesaran: 4 x 10 dan 4 x 40 berdasarkan berikut:

i. Tunika elastika regular, bergelombang dan teratur, nilai 0

(normal)

ii. Tunika elastika tidak teratur, nilai 1

iii. Tunika elastika rata, nilai 2

iv. Tunika elastika putus, nilai 3

III.9. Analisis data

Dalam uji eksperimental ini data akan dikumpulkan kemudian

diedit,dikoding, di-entry dan cleaning data. Bila data dengan

distribusi normal, akan dilakukan uji anova , Data yang akan

diperoleh akan dilakukan uji normalitas dengan uji Kruskal Wallis.

karena data yang di gunakan tidak saling mempengaruhi atau

Independen dimana ntuk mengetahui perbedaan mean lebih dari

dua kelompok . Prinsip uji Anova adalah melakukan telah

variabilitas data menjadi dua sumber variasi. Tujuan : Untuk

46

Page 47: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

mengetahui perbedaan mean lebih dari dua kelompok. Dan anova

adalah melakukan telaah variabilitas data menjadi dua

sumber variasi yaitu variasi dalam kelompok (within) dan variasi

antarkelompok (between). Syarat yang harus di penuhi

adalah varian homogen, sampel/kelompok independen,

databerdistribusi normal, jenis data yangdihubungkan adalah

numerik & kategorik > 2. Dan uji kolerasi Pearson untuk

mengetahui hubungan antara parametenya.

III.10. Protokol Penelitian

47

Mencit (n=

32)

Kelompok kontrol

(minyak goreng dengan Angka Peroksida 8-10

Kelompok Minyak Jelantah

dengan Angka Peroksida 80-100

Minggu

Tesis dr.Maria: ANALISIS DATA

Data yang diperoleh dilakukan uji normalitas dengan Uji Kolmogorov Smirnov, bila data berdistribusi normal, dilakukan Uji Anova untuk mengetahui adanya perbedaan. Untuk mengetahui perbedaan antar kelompok dilakukan Uji Duncan, dan uji korelasi Pearson untuk melihat hubungan parameternya. Apabila data tidak berdistribusi normal, dilakukan uji non-parametrik Kruskal Wallis dan Mann Whitney U. Untuk mengetahui adanya hubungan antar parameter yang diukur dilakukan uji korelasi Spearman’s

Page 48: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI

AORTA

Tunika Elastika Aorta

48

XII

VIII

E U T H A N A S I A

XVI

Page 49: 131389739 KTI Mencit Proposal NEW 1

49