Gambaran Global Penggunaan Narkoba Suntik Dan Infeksi HIV Di Kalangan Pengguna Narkoba Suntik

8
Tugas Kesehatan Reproduksi Analisis Jurnal Kesehatan Internasional Tentang “Gambaran Global Penggunaan Narkoba Suntik dan Infeksi HIV di Kalangan Pengguna Narkoba Suntik” Oleh: Nama : LUTHFIA ZAUMA NIM : 6411410106 Rombel : 05

Transcript of Gambaran Global Penggunaan Narkoba Suntik Dan Infeksi HIV Di Kalangan Pengguna Narkoba Suntik

Page 1: Gambaran Global Penggunaan Narkoba Suntik Dan Infeksi HIV Di Kalangan Pengguna Narkoba Suntik

Tugas Kesehatan Reproduksi

Analisis Jurnal Kesehatan Internasional

Tentang

“Gambaran Global Penggunaan Narkoba Suntik dan Infeksi HIV di Kalangan Pengguna Narkoba Suntik”

Oleh:

Nama : LUTHFIA ZAUMA

NIM : 6411410106

Rombel : 05

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012

Page 2: Gambaran Global Penggunaan Narkoba Suntik Dan Infeksi HIV Di Kalangan Pengguna Narkoba Suntik

Tujuan :

Untuk memberikan perkiraan prevalensi global penggunaan narkoba suntik dan prevalensi HIV terkait pengguna Narkoba suntik, khususnya untuk memberikan negara berkembang dan negara transisi

Metode :

Pemeriksaan dan memantau kembali dari perkiraan prevalensi IDU dan prevalensi HIV yang ada dari dokumen yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan untuk periode 1998-2003. Kekuatan bukti informasi itu dinilai berdasarkan sumber dan jenis studi.

Hasil :

Perkiraan prevalensi IDU berada pada 130 negara. Jumlah IDU di seluruh dubia diperkirakan 13, 2 juta jiwa. Lebih dari sepuluh juta (78%) tinggal di negara berkembang dan negara transisi seperti Eropa Timur, Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Pasifik. Sedangkan Prevalensi untuk HIV sendiri berada pada 78 negara. Prevalensi HIV terkait IDU dilaporkan lebih dari 20% dan setidaknya berada di satu bagian 25 negara dan sekitarnya seperti : Belarus, Estonia, Kazakhstan, Rusia, Ukraina, Italia, Belanda, Portugal, Serbia dan Montenegro, Spanyol, Libya, India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Nepal, Thailand,Vietnam, Cina, Argentina, Brasil, Uruguay, Puerto Rico, Amerika Serikat dan Kanada.

Kesimpulan :

Ditemukan hasil terbaru dari jumlah negara dengan IDU dan HIV-Infeksi IDU, dan perkiraan secara keseluruhan tentang prevalensi IDU. Namun ada beberapa kekurangan dalam informasi dan kekuatan bukti yang masih lemah.

Pengenalan :

Para majellis Umum PBB. Pada Deklarasi Sidang Khusus HIV/ AIDS tentang “Komitmen Tentang HIV/ AIDS” mengakui bahwa pada akhir tahun 2000, terdapat 36,1 juta orang diseluruh dunia yang hidup dengan HIV/ AIDS, dan 90% diantaranya berada di Negara berkembang. Sepuluh persen dari kasus HIV/ AIDS tersebut dihubungkan denngan penggunaan narkoba suntik atau lIDU (Injecting Drug Use). Telah di perkitakan pengguna narkoba suntik mencapai 10 juta orang di seluruh dunia, dan pada akhir tahun 1999, telah ada 136 negara yang melaporkan, dan 114 negara diantaranya terinfeksi HIV.

Pentingnya setiap daerah memberikan kontribusi dokumentasi penyebaran HIV dengan baik, karena dapat membantu. Beberapa negara yang yang memiliki tingkat penyebaran HIV tinggi adalah negara yang merasa tidak aman menggunakan narkoba suntik namun tetap menyebar melalui Seks komersial yang dilakukan. Selain itu, baru-baru ini diperkirakan bahwa di banyak negara seperti Eropa, Asia, Timur Tegah, sebagian Amerika Selatan Latin, peralatan suntik adalah penyebab utama bagi 30-90% yang melaporkan terinfeksi.

Perkiraan prevalensi IDU dan infeksi HIV sangat penting untuk merencanakan intervensi dan pengurangan dampak buruk dari akibat penggunaan jarum suntik, dan juga untuk mendistribusi penyediaan pengobatan anti retroviral untuk IDU. Namun informasi tentang prevalensi IDU dan infeksi HIV dari berbagai negara transisi masih langka. Pada tahun 2000, kelompok refrensi untuk pencegahan dan perawatan HIV/ AIDS diantara IDU dibentuk untuk memberikan pengarahan mengenai penyebaran HIV terkait IDU di negara-negara berkembang dan negara transisi. Kelompok tersebut berusaha untuk meningkatkan pendekatan yang berbasis bukti untuk mencegah HIV dan perawatan IDU. Diantara tugas

Page 3: Gambaran Global Penggunaan Narkoba Suntik Dan Infeksi HIV Di Kalangan Pengguna Narkoba Suntik

yang diberikan adalah untuk mensintesis dan menyebarkan bukti internasional tentang penyebaran HIV, pengawasan dan pencegahan HIV, serta perawatan IDU.

Metode :

Menggunakan dokumen yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan tentang data prevalensi IDU dan Prevalensi HIV terkait IDU untuk tahun 1998/2003 yang diidentifikasi untuk seluruh negara dan seluruh dunia. Yang pertama, tahap prosedur pencarian yaitu mengumpulkan informasi dari sistem data dan ahli di organisasi internasional termasuk UNAIDS, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC), dan Pusat Pemantauan Eropa untuk Obat dan Ketergantungan Obat (EMCDDA).

Data yang diperkenalkan dalam database dirancang ad-hoc dan dikelola oleh kelompok penelitian. Kualitas kontrol, terdiri dari pilihan acak dari 10% dari angka dalam database yang kemudian diperiksa terhadap dokumen asli di mana mereka ditemukan. Kemudian secara teratur dilakukan untuk memastikan bahwa data yang diperkenalkan benar. Kualitas informasi (misalnya laporan ada atau tidak adanya IDU) tidak dipertimbangkan. Negara yang dikelompokan sebagai “Negara Berkembang” sesuai dengan Program Pembangunan Manusia PBB pada tahun 2003. UNAIDS mengklasifikasi Daerah yang termasuk didalamnya. Tidak ada pencarian informasi Utama yang dilakukan untuk mengembangkan negara. Laporan kelembagaan dan data yang diterbitkan digunakan sebagai pengganti, misalnya EMCDDA dan Eropa pusat sebagai pemantauan Epidemiologi AIDS.

Prevalensi IDU dihitung menggunakan total penduduk dewasa (15-64 tahun) sebagai penyebut. Mengingat kurangnya populasi usia kelmpok tersebut di kota itu, maka prevalensi kota dan unit sub-nasional dihitung dengan asumsi usia yang sama seperti kelompok tersebut.

Ukuran kekuatan bukti didasarkan pada desain penelitian dan sumber data. Mengingat beberapa bias dalam mengukur survey populasi pengguna jarum suntik merekomendasikan untuk mengadopsi metode tidak langsung, yaitu dengan menilai kualitas informasi untuk prevalensi IDU sebagai “A” untuk perkiraan satu metode yang diambil secara tidak langsung atau dari beberapa metode (capture-recapture, sintetik estimasi), “B” untuk survey populasi IDU dan angka sebenarnya, “C” untuk penilaian ahli, termasuk kajian dan evaluasi, dan “D” tidak ada informasi teknis yang tersedia. Prevalensi HIV dinyatakan “A” jika didasarkan pada studi yang telah dilakukan, dan setidaknya terdapat dua sampel, “B” jika berasal dari sampel tunggal, “C” untuk dermonator studi, dan “D” jika tidak terdapat informasi teknis tentang sampel yang bisa diambil. Penilaian diambil hanya untuk negara berkembang dan negara transisi dimana terdapat bahan asli. Data untuk negara-negara maju didapat dari sumebr sekunder.

Hasil :

Sebanyak 224 dokumen yang menyediakan informasi: 52 sumber digunakan untuk prevalensi IDU dan 202 untuk Prevalensi HIV di antara IDU, 30 dokumen yang termasuk data kedua indikator. Sumber yang digunakan, dapat ditemukan di Referensi PBB Kelompok website (www.idurefgroup.org). Sumber data terdiri 51 laporan oleh organisasi internasional, 68 peer-review kertas, 57 abstrak konferensi, 28 lembaran fakta, tujuh database, tujuh buku dan booklet dan enam lain-lain (slide, artikel pers dan pribadi komunikasi).

Dari 398 angka prevalensi IDU yang berkembang 239 negara adalah Asia Selatan dan Asia Tenggara (36 bagi Indonesia dan 24 untuk India) dan 98 untuk Timur Eropa dan Asia Tengah (22 di Rusia dan 18 di Ukraina), dan angka 801 pada prevalensi HIV di negara-negara berkembang, 272 berasal dari Eropa Timur dan Asia Tengah (134 Rusia) dan 256 untuk Aia Selatan dan Asia Tenggara (70 untuk Vietnam) dengan hanya 30 angka

Page 4: Gambaran Global Penggunaan Narkoba Suntik Dan Infeksi HIV Di Kalangan Pengguna Narkoba Suntik

ditempatkan untuk Afrika Utara dan Timur Tengah dan 63 untuk Asia Timur dan Pasifik (47 untuk Cina).

Kekuatan bukti umumnya rendah adalah: satu dari 398 sampel mengenai prevalensi IDU dinilai sebagai 'A', satu sebagai 'B', 18 dinilai sebagai 'C' dan 378 sebagai 'D'; untuk prevalensi HIV, 128 dari 801 dinilai sebagai 'A', 162 sebagai 'B', tidak sebagai 'C' dan 511 sebagai 'D'. Data prevalensi IDU yang ditemukan untuk 130 negara dan sekitarnya dilaporkan bahwa prevalensi HIV di antara IDU lebih besar dari 0% dari 78.

Kesenjangan informasi mengenai prevalensi IDU terutama terdapat di Afrika dan Karibia. Terdapat infprmasi dari 119 negara dan sekitarnnya yang hilang mrengenai prevalensi IDU di seluruh dunia. Peneliti gagal menemukan perkiraan kuantitatif untuk 29 negara dalam daftar yang disusun oleh mantan UNODCCP (sekarang UNODC) dari negara-negara dengan IDU; sedangkan peneliti menemukan perkiraan untuk 15 negara dan sekitarnya yang belum berada di daftar asli UNODCCP. Demikian pula, peneliti tidak menemukan data Prevalensi HIV terkait IDU di 33 negara di mana UNODCCP telah memberikan informasi, dan dalam tiga lainnya (Mesir, Kuwait dan Slowakia). Dan persentase yang ditemukan setara 0%. Ditemukan data prevalensi HIV untuk empat negara dan wilayah lainnya yang tidak termasuk dalam daftar asli UNODCCP.

Gambaran global populasi IDU dan Prevalensi HIV

Perkiraan jumlah IDU di seluruh dunia adalah 13,2 juta (0,3% dari perkiraan4 milyar penduduk dewasa) pada akhir 2003. Mayoritas, 10,3 juta (78%), hidup dalam Negara berkembang dan negara transisi. Diperkirakan jumlah IDU untuk Eropa Barat ada 1-1,4 juta (9,41%) dan untuk Eropa Timur dan Asia Tengah dari 2,3-4,1 juta (24,18%). Di Asia Selatan dan Asia Tenggara diperkirakan bahwa antara 1,3-5,3 juta (25,36%) IDU hidup di wilayah tersebut. Perkiraan untuk Asia Timur dan Pasifik berkisar antara 0,6 dan 4 juta (17,66%). Di Afrika Utara dan Timur Tengah, perkiraan lebih dari 0,3-0,6 juta dan untuk sub-Sahara Afrika angka yang ada menunjukkan sekitar 9000 orang penderita.Di Amerika diperkirakan untuk Amerika Latin adalah antara 0,7-1,3 juta penderita, dan 21000 dari 35000 di Karibia. Di Amerika Utara ada sekitar 1,4 juta orang adalah IDU. Perkiraan untuk IDU di Australia dan Selandia Baru adalah antara 80 ribu-298 ribu orang.

Eropa dan Asia Tengah

Di enam negara (Kazakhstan, Polandia, Rumania, Rusia, Ukraina dan Uzbekistan) populasi IDU melebihi 100 000 dan di 12 negara (Belarus, Kroasia, Est Kazakhstan, Kyrgyzstan, Latvia, Polandia, Rumania, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan dan Ukraina) yang prevalensi IDU di antara populasi orang dewasa adalah lebih dari 0,5% (1 dalam 200 orang dewasa berusia 15-64 tahun.) (Tabel1).

Asia dan Pasifik

Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Delapan negara di kawasan ini (Tabel 2) diperkirakan memiliki populasi penderita lebih besar dari 100 ribu (Bangladesh, India, Indonesia, Iran, Malaysia, Myanmar, Pakistan dan Vietnam) dan tujuh memiliki prevalensi IDU di kalangan orang dewasa lebih besar dari 0,5%: Brunei, Indonesia, Iran, Malaysia, Myanmar, Pakistan, dan Singapura.

Asia Timur dan Pasifik

China dan Jepang telah melaporkan populasi IDU lebih 100 ribu. Di HongKong dan Jepang prevalensi IDU antara populasi orang dewasa adalah lebih dari 0,5%. Prevalensi HIV kurang dari 5% di antara penasun dan ditemukan di Macaodan Jepang.

Page 5: Gambaran Global Penggunaan Narkoba Suntik Dan Infeksi HIV Di Kalangan Pengguna Narkoba Suntik

Afrika Utara, Timur Tengah dan sub-SaharaAfrika

Afrika Utara dan Timur Tengah

Perkiraan populasi penderita yang lebih besar dari 100 ribu dilaporkan untuk Turki dan Mesir (Tabel 3). Prevalensi HIV 0-5% dalam 10 dari 21 negara dan terdapat 9 informasi yang hilang. Prevalensi HIV tertinggi antara IDU dilaporkan untuk Libya: dengan satupenelitian melaporkan 0,5% pada tahun 1998 dan lainnya 59% di 2001.

Sub-Sahara Afrika

Informasi tentang populasi penderita ditemukan di sembilan negara. Prevalensi HIV di antara penderita ditemukan hanya untuk Afrika Selatan (2,0% dalam studi yang dilakukan di 1991/2.

Amerika

Amerika Latin

Brasil adalah satu-satunya negara dengan perkiraan IDU populasi lebih dari 100 ribu dan prevalensi yang lebih besar dari 0,5% di antara orang dewasa berusia 15-64 tahun.

Karibia

Perkiraan untuk ukuran populasi IDU terletak pada tiga negara dan wilayah lainnya. Puerto Rico adalah salah satu wilayah dengan angka prevalensi HIV diantara IDU, yang lebih besar dari 20%.

Diskusi :

Perkirakan bahwa ada sekitar 13,2 juta orang IDU diseluruh dunia, namun masih ada ketidakpastian besar dikarenakan ada data untuk 119 negara yang hilang. Informasi tentang besarnya populsi IDU ditemukan pada 130 negara dan sekitarnya. Dan besarnya angka IDU yang terkait HIV sebesar 78 negara. Ada kegagalan dalam menemukan bukti pendukung untuk 29 negara yang sudah terdaftar dalam UNODCCP.

Informasi mengenai prevalensi HVI terkait dengan IDU di negara berkembang dan negara transisi jauh lebih langka dibandingkan dengan negara maju. Jika ada data yang tersediapun, masih dengan kekuatan bukti yang masih rendah. Kekuatan bukti didasarkan pada jenis penelitian yang digunakan, namun karena sulitnya mendapatkan sampel yang repsentatif, maka perlu adanya dukungan bukti untuk menafsirkan dan menguatkan bukti temuan. Kekuatan bukti dikota-kota tertentu seringkali lebih kuat dan besar dibandingkan dengan perkiraan nasional. Untuk mendapatkan perkiraan prevalensi IDU digunakan metode tidak langsung dan emanfaatkan data rutin.

Penelitian terbaik untuk mengetahui infeksi HIV terkait IDU dilakukan di tingkat kota. Hal tersebut dikarenakan UNAIDS, UNODC, WHO dan lembaga lainnya telah mempertimbangkan untuk memantau penyebaran HIV diantara penasun IDU di kota-kota secara menyeluruh.

Jumlah informasi yang tersedia sangat bervariasi dan tidak selalu sesuai dengan skala masalah, informasi yang didapat lebih kepada ketersediaan atau kurangnya pengawasan dan pemantauan kesehatan masyarakat. Meskipun sebagian besar penelliian pada populasi IDU atau populasi HIV terkait IDU telah dilakukan di negara berkembang, diperkitakan bahwa sekala dari penderita infeksi HIV jauh lebih tinggi di negara-negara berkembang dan negara transisi.

Page 6: Gambaran Global Penggunaan Narkoba Suntik Dan Infeksi HIV Di Kalangan Pengguna Narkoba Suntik

Menurut sistem klasifikasi penyebaran yang ditarik oleh UNAIDS/ WHO, enam dari 18 negara-negara berkembang memiliki prevalensi HIV terkait IDUyang lebih tinggi.

Kesimpulannya, jelas dari data yang dikumpulkan dan dinilai dalam penelitian ini bahwa informasi yang tersedia masih sering dengan kualitas yang buruk. Hal ini juga diketahui bahwa pemantauan perilaku berisiko pada populasi yang tidak terdata secara tidak langsung. Namun upaya untuk meningkatkan keakuratan sistem informasi harus didorong. Penelitian ini memberikan dasar baru untuk memperkirakan prevalensi dari penderita dan HIV terkait IDU yang dapat diinformasikan oleh UNAIDS dan lembaga internasional lainnya, penilaian epidemi global dan kerusakan yang berisiko tinggi pada kelompok yang sebagian besar hilang untuk IDU pada laporan terakhir.