GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA...

258
GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA PEKERJA PT. KRAKATAU ENGINEERING AREA COOK OVER PLANT (COP) PROYEK BLAST FURNACE PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO), Tbk TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh: SELLY TRI MINATI 1111101000069 PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Transcript of GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA...

Page 1: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA PEKERJA

PT. KRAKATAU ENGINEERING AREA COOK OVER PLANT (COP)

PROYEK BLAST FURNACE PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO), Tbk

TAHUN 2015

SKRIPSI

Oleh:

SELLY TRI MINATI

1111101000069

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2015

Page 2: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S-1) di Fakultas

kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas kedokteran dan Immu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, November 2015

Selly Tri Minati

Page 3: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

iii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Skripsi, Desember 2015

Selly Tri Minati, NIM : 1111101000069

Gambaran Faktor Perilaku Tidak Aman pada Pekerja PT. Krakatau

Engineering Area Cook Over Plant (COP) Proyek Blast Furnace PT.

Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015.

xiii + 240 halaman, 8 Tabel, 13 gambar, 10 lampiran

ABSTRAK

Perilaku tidak aman adalah tindakan atau perbuatan dari seseorang atau

beberapa pekerja yang memperbesar terjadinya kecelakaan kerja. Banyak faktor

yang menyebabkan terjadinya perilaku tidak aman. Perilaku tidak aman banyak

ditemui pada pekerja industri konstruksi. Salah satunya juga ditemui pada pekerja

area COP Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk. Hasil studi

pendahuluan menunjukkan bahwa dari 30 pekerja, ditemukan sebanyak 27 orang

pekerja berperilaku tidak aman.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kualitatif. Penelitian

ini dilakukan pada bulan Mei-Oktober 2015. Faktor yang diteliti adalah faktor

predisposisi yaitu motivasi, faktor pendukung yaitu ketersediaan APD, sedangkan

faktor penguat yaitu hukuman dan penghargaan serta pengawasan. Analisis yang

digunakan adalah content analysis untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang

diteliti. Pengambilan data dan penggalian informasi diperoleh melalui observasi,

wawancara mendalam dan telaah dokumen.

Hasil penelitian diketahui bahwa dari sebelas indikator perilaku tidak

aman, sebanyak sembilan perilaku tidak aman dilakukan oleh pekerja area COP

Proyek Blast Furnacebaik pada pekerja swakelola maupun subkontraktor. Faktor

predisposisi yang menyebabkan pekerja berperilaku tidak aman yaitu dikarenakan

sangat rendahnya motivasi untuk keselamatan diri bagi para pekerja, persepsi

terhadap bahaya yang buruk, kebiasaan, kenyamanan bekerja, target pekerjaan

selesai tepat waktu serta keengganan pekerja meluangkan waktunya untuk

melakukan peminjaman dan permintaan APD kepada pihak safety. Faktor

pendukung yaitu ketersediaan APD yang kurang memadai dan tidak sesuai

dengan jumlah pekerja serta sistem pendistribusian yang sulit. Selain itu faktor

penguat dikarenakan tidak adanya reward yang diberikan kepada pekerja dan

pemberian punishment yang kurang efektif serta pengawasan yang belum optimal

dilakukan.

Untuk meningkatkan pekerja berperilaku aman dalam bekerja adalah

dengan melakukan sosialisasi terkait SOP mempermudah sistem pendistribusian

APD, penambahan jumlah serta jenisnya, memberikan reward sanksi berupa

sanksi denda atau sanksi sosial dengan pemajangan foto pekerja yang berperilaku

tidak aman, dan memberikan surat peringatan kepada pihak subkontraktor ketika

terdapat pekerjanya yang berperilaku tidak aman serta membuat STOP Card

untuk meningkatkan pengawasan dan kesadaran akan keselamatan bagi para

pekerja.

Kata Kunci: perilaku tidak aman, faktor predisposisi, faktor pendukung, faktor

penguat, subkontraktor.

Page 4: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

iv

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY CONCENTRATION

Undergraduated Thesis, Desember 2015

Name : Selly Tri Minati, NIM : 1111101000069

Unsafe Behavior Factors Description of PT. Krakatau Engineering Workers

in Cook Over Plant (COP) Area on Blast Furnace Project of PT. Krakatau

Steel (Persero), Tbk, in 2015.

xviii + 229 pages, 8tables, 13pictures, 10 attachments

ABSTRACT

Unsafe Behavior is an act or acts of someone or some workers that can

increase accidents. Many factors lead to unsafe behavior and commonly found in

the construction industry workers. Based on Preliminary study at COP Blast

Furnace Project of PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk showed that 27 of 30

workers unsafely behaved.

This study is a qualitative research method. This research was conducted

from May until October 2015. The observed factors were predisposing factors

such as motivation, supporting factor is the availability of PPE, while reinforcing

factors are penalties and rewards as well as supervision. The analysis used was

content analysis to describe the observed factors. Data collection and extracted

information obtained through observation , in-depth interview and document

review .

The research results revealed that of the eleven indicators of unsafe

behavior, as many as nine unsafe behaviors by workers Blast Furnace Project

COP area either on a self-managed workers and subcontractors. Predisposing

factors that cause employees to behave unsafe namely due to very low motivation

for personal safety for workers, the bad perception of the danger, habit,

convenience to work, the target of the work to be completed on time, and the

reluctance of workers to take the time to lend and demand for PPE from safety

officer.Supporting factoris the availability of inadequate PPE and not in

accordance with the number of workers as well as the distribution system is

difficult. Besides reinforcing factors due to the absence of reward given to

workers and the provision of punishment is less effective and supervision is not

optimaly conducted.

To improve worker’s safety behavior, the employer to conduct SOP

campaign more often, simplicing the PPE distribution system, provide proper

PPE, givingrewards and punishment, and giving warning statement to the

subcontractor who have unsafe behavior worker, as well as making STOP Card to

increase surveillance and awareness of safety for workers.

Keywords: unsafe behavior, predisposing, enabling factors, reinforcing factors,

subcontractor

Page 5: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

v

Page 6: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

vi

Page 7: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

vii

RIWAYAT HIDUP

Identitas Personal

Nama : Selly Tri Minati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Talu, 16 Mei 1993

Alamat Asal : Jalan Pasar Usang, Nagari Talu, Kecamatan

Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi

Sumatera Barat.

No. Handphone : 085364194692

Alamat Email : [email protected]

Program Studi : Kesehatan Masyarakat (Kesehatan dan

Keselamatan Kerja)

Pendidikan Formal

TK : TK Darmawanita Talu, Sumatera Barat

SD : SD N 15 Talamau - Sumatera Barat

SMP : SMP N 1 Talamau – Sumatera Barat

SMA : SMA N 1 Talamau – Sumatera Barat

Prestasi

- Juara 1 Khatam Al-qur’an MDA/ TPA Nurul Huda Kecamatan Talamau,

Kabupaten Pasaman Barat, Tahun 2004

- Juara 2 Tenis Meja Wanita pada Pekan Olah Raga dan Seni Budaya se-

Page 8: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

viii

Kecamatan Talamau Tahun 2005

- Juara 1 Tilawah Wanita pada MTQ Tingkat Kecamatan Talamau Tahun

2005

- Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan Talamau Tahun 2007

- Juara 3 Tartil Wanita pada MTQ Tingkat Kecamatan Talamau Tahun 2008

- Juara 3 Vocal Group Tingkat SMP se - Kabupaten Pasaman Barat Tahun

2007

- Juara 1 Tari Tradisional Se-Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009

- 5 besar Uni Duta Wisata Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2012

Pengalaman Organisasi

- Anggota Paduan Suara Mahasiswa (PSM) UIN Jakarta – Sekarang

- Staff Div. Public Relation (PR) FSK3 UIN Jakarta Tahun 2013

- Staff Div. HRD FSK3 UIN Jakarta Tahun 2014

Page 9: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi robbil „aalamiin, puji syukur selalu dilantunkan kepada

Allah SWT, Sang Pemilik Pengetahuan, yang dengan rahmat dan inayah-Nya

sehingga penulis mampu merampungkan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu

tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, yang telah berhasil membawa

peradaban umat manusia ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi strata 1 Kesehatan

Masyarakat dengan judul “Gambaran Faktor Perilaku Tidak Aman Pada

Pekerja PT. Krakatau Engineering Area Cook Over Plant (COP)ProyekBlast

Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Keluarga, Ibunda tercinta, mama Azfiani Aziz, wanita terhebat yang tiada

lelah memberi doa restu, perhatian, cinta, kasih, dan sayang yang tiada

putus dan selalu mengajarkan untuk terus berjuang meraih apa yang

diinginkan. Ayahanda Jasmai Rafdi yang selalu memberikan dukungan

doa dan semangat tiada henti, dan kedua kakanda, Shinta Fitria Dice, S.Pd

dan Ns. Dia Melisa Rafdi, S.Kep yang telah memberi dukungan, moril dan

materil sehingga penulis mampu mencapai pendidikan di jenjang

universitas.

Page 10: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

x

2. Bapak Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes sebagai Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Fajar Ariyanti, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Iting Shofwati, ST, MKKK selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu

Dewi Utami Iriani, SKM, M.Kes. Ph.D selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberi arahan dan masukan serta motivasi dan doa kepada penulis

agar senantiasa berupaya maksimal dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Meilani Anwar, M.Epid selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi arahan serta motivasi

dan doa dalam penulisan skripsi ini.

6. Pak Nofite selaku manager SHE proyek Blast Furnace yang telah

memudahkan penulis dalam memperoleh informasi demi kelancaran

penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh karyawan dan pekerja pada proyek Blast Furnace yang tidak bisa

disebutkan satu per satu yangtelah memudahkan penulis dalam

memperoleh informasi demi kelancaran penyusunan skripsi ini

8. Para Dosen Program Studi Kesehatan Masayarakat, atas semua ilmu yang

telah diberikan.

9. Sahabat-sahabat tersayang, Aisya “gridia” karima, Kartika “mini” sari

dewi, terimakasih banyak untuk semua doa dan dukungannya.

Page 11: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

xi

10. Para sister from another mom: adik Fitri Ayu Ningsih, dan Ainil Fitri

terimakasih banyak bantuan dan dukungannya dalam proses penyelesaian

skripsi ini.

11. Sahabat seperjuangan selama penyusunan skripsi Farhana Iqbalia. P yang

selalu menjadi partner kemanapun dan dimanapun. Terimakasih sudah

berbagi keceriaan, kebahagiaan dan menemani penulis dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

12. Seluruh teman-teman peminatan K3 2011.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis panjatkan doa dan harap,

semoga kebaikan mereka dicatat sebagai amal shaleh di hadapan Allah SWT dan

menjadi pemberat bagi timbangan kebaikan mereka kelak. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.Kritik dan saran yang membangun

senantiasa penulis harapkan agar dapat dijadikan masukan di waktu

mendatang.Semoga skripsi ini dapat mendatangkan manfaat kepada penulis

khususnya, dan kepada seluruh pembaca secara keseluruhan.

Jakarta, November 2015

Selly Tri Minati

Page 12: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................ii

ABSTRAK.............................................................................................................iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN.......................................................................iv

RIWAYAT HIDUP...............................................................................................vi

KATA PENGANTAR...........................................................................................ix

DAFTAR ISI.........................................................................................................xii

DAFTAR TABEL...............................................................................................xvi

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xvii

DAFTAR BAGAN............................................................................................xviii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xix

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................7

C. Pertanyaan Penelitian.........................................................................................7

Page 13: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

xiii

D. Tujuan................................................................................................................8

1. Tujuan Umum.......................................................................................8

2. Tujuan Khusus......................................................................................8

E. Manfaat Penelitian.............................................................................................9

1. Bagi PT. Krakatau Engineering............................................................9

2. Bagi FKIK dan Mahasiswa...................................................................9

F. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................11

A. Keselamatan Kerja...........................................................................................11

B. Kecelakaan Kerja.............................................................................................12

1. Pengertian Kecelakaan Kerja..............................................................12

2. Penyebab Kecelakaan Kerja................................................................13

C. Perilaku............................................................................................................15

1. Konsep Perilaku...............................................................................15

2. Definisi Perilaku...............................................................................16

3. Batasan Perilaku................................................................................17

4. Bentuk Perilaku.................................................................................18

5. Determinan Perilaku.........................................................................20

6. Perilaku Tidak Aman........................................................................21

7. Teori Perubahan Perilaku..................................................................22

a. Teori Lawrence Green................................................................26

b. Teori Geller.................................................................................26

8. Faktor-Faktor Perilaku..............................................................................27

a. Faktor-Faktor Predisposisi..........................................................27

Page 14: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

xiv

b. Faktor-Faktor Pendukung...........................................................37

c. Faktor-Faktor Penguat................................................................40

9. Pengukuran Perilaku.................................................................................42

D. Kerangka Teori.................................................................................................44

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH......................45

A. Kerangka Berpikir ...........................................................................................45

B. Definisi Istilah..................................................................................................48

BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................51

A. Jenis Penelitian.................................................................................................51

B. Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................................................51

C. Informan Penelitian.........................................................................................51

D. Kriteria Informan Utama..................................................................................57

E. Instrumen Penelitian.........................................................................................57

F. Sumber dan Pengumpulan Data.......................................................................58

G. Manajemen Data dan Analisis Data.................................................................59

H. Keabsahan Data................................................................................................60

I. Penyajian Data.................................................................................................60

BAB V HASIL......................................................................................................61

A. Gambaran Proyek Blast Furnace.....................................................................61

B. Hasil Penelitian................................................................................................62

1. Gambaran Perilaku Tidak Aman pada Pekerja..........................................72

2. Gambaran Faktor Predisposisi Perilaku Tidak Aman pada Pekerja..........76

Page 15: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

xv

3. Gambaran Faktor Pendukung Perilaku Tidak Aman pada Pekerja............91

4. Gambaran Faktor Pendorong Perilaku Tidak Aman pada Pekerja............91

BAB VI PEMBAHASAN...................................................................................102

A. Keterbatasan Penelitian...............................................................................102

B. Perilaku Tidak Aman pada Pekerja................................................................102

C. Gambaran Faktor Predisposisi Perilaku Tidak Aman pada Pekerja..............121

D. Gambaran Faktor Pendukung Perilaku Tidak Aman pada Pekerja................127

E. Gambaran Faktor Pendorong Perilaku Tidak Aman pada Pekerja................136

1. Hukuman dan Penghargaan......................................................................136

2. Pengawasan..............................................................................................141

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN................................................................146

A. Simpulan........................................................................................................146

B. Saran..............................................................................................................149

1. Bagi PT. Krakatau Engineering...............................................................149

2. Bagi Pihak Subkontraktor........................................................................150

3. Bagi Pekerja Area COP Proyek Blast Furnace........................................151

4. Bagi Penelitian Selanjutnya.....................................................................152

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................153

LAMPIRAN........................................................................................................157

Page 16: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Istilah........................................................................................49

Tabel 4.1indikator Perilaku Tidak Aman...............................................................55

Tabel 4.2 Triangulasi Metode dan Sumber............................................................58

Tabel 5.1 Karakteristik Informan Utama...............................................................64

Tabel 5.2 Karakteristik Informan Pendukung........................................................66

Tabel 5.3 Perilaku Tidak Aman pada Pekerja Area COP......................................69

Tabel 5.4 Prosedur PT. Krakatau Engineering.......................................................74

Tabel 5.5 Prosedur APD PT. Krakatau Engineering..............................................89

Page 17: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teori Perilaku Geller .........................................................................26

Gambar 2.2 Kerangka Toeri...................................................................................46

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir..............................................................................48

Gambar 5.1Pekerja Tidak Menggunakan Safety Shoes dan Masker....................71

Gambar 5.2 Pekerja Tidak Menggunakan APD secara Benar...............................71

Gambar 5.3 Tidak Menempatkan Peralatan dengan Sesuai..................................72

Gambar 5.4 Bekerja Sambil Merokok...................................................................72

Gambar 5.5 Pekerja Subkontraktor Bekerja Tidak Menggunakan APD...............78

Gambar 5.6 Bekerja Tidak Menggunakan APD dengan Benar.............................78

Gambar 5.7APD Pekerja Swakelola.....................................................................85

Gambar 5.8 Tempat Khusus Penyimpanan Stock APD Pekerja Swakelola.........86

Gambar 5.9 APD Pekerja Subkontraktor...............................................................93

Gambar 5.10Tempat Penyimpanan APD Pekerja Subkontraktor.........................68

Page 18: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Mendalam.....................................................150

Lampiran 2 Matriks Wawancara Informan Utama..............................................155

Lampiran 3 Matriks Wawancara Informan Pendukung.......................................178

Lampiran 4 Matriks Wawancara Informan Kunci...............................................200

Lampiran 5 Hasil Observasi perilaku Tidak Aman..............................................205

Lampiran 6 Prosedur APD PT. KE......................................................................221

Lampiran 7 Form Perminntaan APD...................................................................223

Lampiran 8 Form Pelaporan Bahaya....................................................................224

Lampiran 9 Form Peminjaman APD....................................................................225

Lampiran 10 Prosedur Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan PT KE..226

Page 19: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

xix

DAFTAR ISTILAH

PT.KE : PT Krakatau Engineering

K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

K3L : Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan

SOP : Standar Operasional

SHE : Safety Health & Environment

Swakelola : Pekerja Kuli Bangunan yang mengerjakan tahap

konstruksi

Subkontyraktor : Pekerja yang mengerjakan bagian mechanical dan

elektrical

APD : Alat Pelindung Diri

Berkelakar : Bercanda

STOP : Safety Training Observastion Program

Page 20: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

xx

Page 21: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri konstruksi mempunyai peran yang penting dalam proses

pembangunan dan perkembangan suatu negara, baik di negara berkembang

maupun di negara maju. Peran penting industri konstruksi dapat dilihat dari

semakin banyaknya gedung bertingkat, sarana infrastruktur jalan dan

jembatan, sarana irigasi dan bendungan, perhotelan, perumahan dan sarana

prasarana lain (Pio, 2012).

Perkembangan industri jasa konstruksi di Indonesia dapat dikatakan telah

mengalami kemajuan dan mendapat porsi yang seimbang dengan

perkembangan sektor industri yang lain. Keseimbangan tersebut diindikasikan

oleh peran serta sektor konstruksi dalam aktivitas pembangunan di Indonesia.

Semakin berkembangnya industri konstruksi juga menunjukkan tantangan

yang semakin ketat dan kompleks di bidang konstruksi. Industri konstruksi

memberikan kontribusi yang esensial terhadap proses pembangunan di

Indonesia (Shinta, 2009).

Pekerjaan konstruksi merupakan keseluruhan atau sebagian rangkaian

kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang

mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata

lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu

bangunan fisik lain (UU No 18/1999, Jasa Konstruksi).Pada proses pekerjaan

konstruksi banyak menyerap tenaga kerja yang dapat meningkatkan taraf

hidup serta mengurangi pengangguran. Data dari Departemen Tenaga Kerja

Page 22: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

2

dan Transmigrasi tahun 2013 menunjukkan kehadiran perusahaan layanan jasa

konstruksi semakin bertambah dan mampu menyerap sekitar 4,5 juta tenaga

kerja di Indonesia.

Sektor konstruksi merupakan salah satu sektor yang paling berisiko

terhadap kecelakaan kerja, disamping sektor utama lainnya yaitu pertanian,

perikanan dan pertambangan (Wirahadikusumah, 2007). Angka kecelakaan

kerja di Indonesia terus mengalami peningkatan, berdasarkan data dari

jamsostek diketahui bahwa pada tahun 2010 terdapat sebanyak 98.711 KK,

2011 sebanyak 99.491 KK dan tahun 2012 terdapat 103.000 KK.

Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja pada proyek konstruksi adalah

hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik proyek konstruksi yang

bersifat unik, lokasi kerja yang berbeda-beda, terbuka dan dipengaruhi cuaca,

waktu pelaksanaan yang terbatas, dinamis dan menuntut ketahanan fisik yang

tinggi, serta banyak menggunakan tenaga kerja yang tidak terlatih dan

ditambah dengan manajemen keselamatan kerja yang sangat lemah (Reini,

2005). Tenaga kerja di bidang konstruksi mencakup sekitar 7-8 persen atau

sekitar 4,5 juta orang dari jumlah tenaga kerja di seluruh sektor yang terdapat

di Indonesia. Sekitar 1,5 persen dari tenaga kerja di bidang konstruksi yang

kebanyakan belum pernah mendapatkan pendidikan formal dan sebagian

merupakan pekerja harian lepas atau borongan yang tidak memiliki kontrak

kerja secara formal terhadap perusahaan yang akan mempersulit penanganan

masalah K3 (Warta Ekonomi, 2006).

Mohamed (2002) menunjukkan bahwa industri konstruksi terkenal

dengan catatan keselamatan kerja yang buruk dibandingkan industri lain.

Page 23: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

3

King and Hudson (1985) menyatakan bahwa proyek konstruksi di negara-

negara berkembang, terdapat tiga kali lebih tinggi tingkat kematian

dibandingkan negara-negara maju dan Indonesia merupakan salah satu

tingkat kecelakaan kerja yang tertinggi di dunia. Cedera dalam industri

konstruksi lima puluh persen lebih tinggi dibandingkan dengan industri

lain. Industri konstruksi telah secara teratur menyumbang lebih dari seribu

seratus kematian per tahun atau hampir sama dengan dua puluh persen dari

semua kematian pekerja industri. Selain itu berdasarkan data Depnakertrans

tahun 2013 bahwa sektor konstruksi juga menempati urutan tertinggi dalam

kecelakaan kerja yakni sebesar tiga puluh dua persen.

Kemungkinan kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi akan

menjadi salah satu penyebab terganggu atau terhentinya produktivitas, jam

kerja hilang, kerusakan materil dan mesin, serta aspek kerugian lain yang

tidak terlihat jelas seperti kenyamanan pekerja dalam beraktivitas (Kartikasari,

2005). Dampak yang ditimbulkan dari kecelakaan kerjapun tidak sedikit,

selain kerugian yang harus dialami korban berupa kecacatan atau meninggal,

perusahaan pun mengalami kerugian biaya sebagai kompensasi. Kecelakaan

ini mengakibatkan kerugian yang besar. Penelitian yang dilakukan oleh

Everett dan Frank (1996) menyimpulkan bahwa total biaya kecelakaan

konstruksi menyumbang 7,9-15,0% dari biaya total keseluruhan proyek.

Sebuah studi penelitian yang lebih baru oleh Coble dan Hinze (2000)

menunjukkan bahwa rata-rata kompensasi pekerja biaya asuransi dapat

secara konservatif diperkirakan 3,5% dari total biaya proyek.

Page 24: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

4

Secara umum kecelakaan kerja dapat terjadi karena dua hal, yaitu kondisi

tidak aman (unsafe Condition) dan tindakan tidak aman (unsafe act) (Reason,

1997). Menurut H.W Heinrich dalam bukunya the Accident

Prevention,terungkap bahwa 88% penyebab suatu kecelakaan adalah faktor

manusia, yaitu tindakan tidak aman (unsafe act), sedangkan 10 %

lainnya disebabkan oleh kondisi tidak aman (unsafe condition) dan 2%

sisanya adalah faktor lain yang tidak dapat diperhitungkan (act of GOD).

Hasil penelitian dari Dupont memperkuat hal tersebut, yaitu tindakan

tidak aman memberikan kontribusi hampir pada semua kecelakaan. Dari

penelitian ini ditemukan 96% kecelakaan yang menyebabkan hilangnya

waktu kerja disebabkan perilaku tidak aman dan hanya 4% kecelakaan

disebabkan oleh penyebab lainnya.

Perilaku tidak aman (Bird and Germain, 1990) adalah perilaku yang dapat

mengizinkan terjadinya suatu kecelakaan atau insiden. Sedangkan menurut

Heinrich (1980), perilaku tidak aman adalah tindakan atau perbuatan dari

seseorang atau beberapa pekerja yang memperbesar terjadinya kecelakaan

terhadap pekerja. Dalam proses pembentukan prilaku dan perubahan perilaku

terdapat faktor-faktor yang berpengaruh, diantaranya faktor dari dalam

(internal) seperti susunan syaraf pusat, persepsi, motivasi, proses belajar, dan

sebagainya. Sedangkan faktor yang berasal dari luar (eksternal) seperti

lingkungan fisik/non fisik, iklim, manusia sosial dan ekonomi, budaya dan

sebagainya (Notoadmodjo, 2003). Menurut teori Lawrence Green, perilaku

dipengaruhi oleh faktor predisposisi, yaitu faktor demografi, tingkat

pendidikan, pengetahuan, masa kerja, dan sikap dll. Faktor pendukung yaitu

Page 25: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

5

ketersediaan sarana dan prasarana dan fasilitas, serta faktor penguat seperti

pengawasan serta hukuman dan penghargaan.

PT. Krakatau Engineering merupakan salah satu anak perusahaan dari PT.

Krakatau Steel yang bergerak di bidang Engineering, Procurement, dan

Construction. Proyek Blast Furnace merupakan salah satu proyek yang sedang

dikerjakan oleh PT. Krakatau Engineering. Proyek Blast Furnace merupakan

perluasan area dari PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk yang terdiri dari Blast

Furnace, Sintering Plant, Coke Over Plant, Pig Iron Caster, Stockyard dan

Material / Hot metal Handling yang memproduksi 1.200.000 metrik ton

pertahun berupa hot metal dan pig iron yang mampu disediakan bagi fasilitas

pembuatan besi. Proyek ini memiliki beberapa tahapan yaitu

rancangan/rekayasa, pengadaan barang dan konstruksi. Pihak PT. Krakatau

Engineering merupakan main kontraktor yang mengerjakan pada tahap

konstruksi.

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada proyek Blast Furnace ini,

PT. Krakatau Engineering selaku main kontraktor bekerjasama dengan

berbagai pihak, yaitu pekerja swakelola atau tenaga kerja harian lepas dan

juga dengan subkontraktor. Pekerja swakelola atau yang sering dikenal dengan

tenaga kerja harian lepas merupakan pekerja borongan yang mengerjakan

pekerjaan bagian civilsedangkan untuk pekerja subkontraktor mengerjakan

pekerjaan mechanicalyang tidak memiliki kontrak kerja secara formal

terhadap perusahaan. Pekerja lapangan ini memiliki tingkat risiko kecelakaan

lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja lainnya (Shinta, 2009). Faktor yang

melatarbelakanginya pun beraneka ragam, baik dari dalam diri pekerja

Page 26: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

6

maupun faktor di luar pekerja seperti lingkungan, fasilitas dan organisasi.

Pekerjaan pada proyek konstruksi memiliki risiko dan bahaya yang bisa

membahayakan pekerja seperti jatuh dari ketinggian, tertimbun, tertimpa

material yang dapat membahayakan pekerja dan menyebabkan kecelakaan

kerja.

PT. Krakatau Engineering merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

konstruksi dan merupakan salah satu anak perusahaan PT. Krakatau Steel

yang sudah dikenal memiliki citra serta kinerja yang baik. Namun berdasarkan

studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada pekerja area Cook Over Plant

(COP) proyek Blast Furnace ini, masih banyak ditemukan pekerja yang

berperilaku tidak aman. Dari 30 orang pekerja, lebih dari setengahnya yaitu

sebanyak 76 % atau 23 orang berperilaku tidak aman. Semakin seringnya

perilaku tidak aman dilakukan maka akan memperbesar kemungkinan akan

terjadinya kecelakaan yang akan membahayakan pekerja kapan saja yang

dapat berupa kecacatan atau meninggal, dan juga tentu saja akan merugikan

perusahaan. Oleh karena itu penulis tertarik ingin melakukan penelitian

mengenai “Gambaran Faktor Perilaku Tidak Aman pada Pekerja PT. Krakatau

Engineering area Cook Over Plant (COP) Proyek Blast Furnace PT. Krakatau

Steel (Persero), Tbk Tahun 2015.”

Page 27: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

7

B. Rumusan Masalah

Perilaku tidak aman adalah tindakan atau perbuatan dari seseorang atau

beberapa pekerja yang memperbesar terjadinya kecelakaan kerja.Semakin

seringnya perilaku tidak aman dilakukan maka akan memperbesar

kemungkinan akan terjadinya kecelakaan yang akan membahayakan pekerja

kapan saja yang dapat berupa kecacatan atau meninggal, dan juga tentu saja

akan merugikan perusahaan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang

dilakukan masih banyak ditemukan pekerja yang berperilaku tidak aman. Oleh

karena itu penulis tertarik ingin melakukan penelitian mengenai “Gambaran

Faktor Perilaku Tidak Aman pada Pekerja PT. Krakatau Engineering area

COP Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015.”

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran perilaku tidak aman pada pekerja PT. Krakatau

Engineering area Cook Over Plant (COP) Proyek Blast Furnace PT.

Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015?

2. Bagaimana gambaran faktor predisposisi (motivasi) pada pekerja PT.

Krakatau Engineering area Cook Over Plant (COP) Proyek Blast Furnace

PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015?

3. Bagaimana gambaran faktor pendukung (ketersediaan APD) pada pekerja

PT. Krakatau Engineering areaCook Over Plant(COP) Proyek Blast

Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015?

4. Bagaimana gambaran faktor penguat (hukuman dan penghargaan,

pengawasan) pada pekerja PT. Krakatau Engineering areaCook Over

Page 28: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

8

Plant(COP) Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk

Tahun 2015?

D. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan

khusus sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran faktor perilaku tidak aman pada pekerja PT.

Krakatau Engineering area Cook Over Plant (COP) Proyek Blast Furnace

PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran perilaku tidak aman pada pekerja PT. Krakatau

Engineering area COP Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel

(Persero), Tbk Tahun 2015.

b. Mengetahui gambaran faktor predisposisi (motivasi) pada pekerja PT.

Krakatau Engineering area COP Proyek Blast Furnace PT. Krakatau

Steel (Persero), Tbk Tahun 2015.

c. Mengetahui gambaran faktor pendukung (ketersediaan APD) pada

pekerja PT. Krakatau Engineering area Cook Over Plant (COP) Proyek

Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015.

d. Mengetahui gambaran faktor penguat (hukuman dan penghargaan,

pengawasan) pada pekerja PT. Krakatau Engineering areaCook Over

Plant(COP) Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk

Tahun 2015.

Page 29: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

9

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi PT. Krakatau Engineering

a. Perusahaan akan mendapat informasi mengenai perilaku tidak aman

pada pekerja swakelola sehingga dapat ditangani dan dilakukan

tindakan perbaikan dan evaluasi agar tidak mengakibatkan kecelakaan

kerja yang bisa terjadi kapan saja serta menimbulkan kerugian bagi

perusahaan.

2. Bagi FKIK dan Mahasiswa

a. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

b. Sebagai sarana penerapan, pengaplikasian dan pengembangan

keilmuan K3.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor perilaku tidak

aman pada pekerja PT. Krakatau Engineering area COP Proyek Blast Furnace

PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015. Faktor-faktor yang akan

diteliti adalah pengetahuan, sikap, motivasi dan pengawasan. Kegiatan

penelitian ini dilakukan pada bulan Mei – Oktober2015 pada area COP proyek

Blast Furnace PT. Krakatau Steel. Informan pada penelitian ini adalah pekerja

swakelola dan subkontraktor area COP, safety officer dan safety man PT. KE

dan subkontraktor, sertamanager SHE proyek Blast Furnace. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif. Informan utama penelitian ini adalah pekerja

Page 30: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

10

swakelola dan subkontraktor PT. Krakatau Engineering Data penelitian ini

diperoleh dengan cara pengambilan data primer yang dilakukan dengan

metode wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen.

Page 31: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keselamatan Kerja

Menurut Colling (1990), kesehatan dan keselamatan kerja adalah

upaya pencegahan dari kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin,

dan peralatan kerja yang akan dapat menyebabkan traumatic injury.

Menurut ILO/WHO (1980) keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah

promosi dan pemeliharaan terhadap faktor fisik, mental dan sosial pada

semua pekerja yang terdapat di semua tempat kerja, mencegah gangguan

kesehatan yang disebabkan kondisi kerja, melindungi pekerja dan semua

orang dari hasil risiko dan dari faktor yang dapat mengganggu kesehatan,

menempatkan dan menjaga pekerja pada lingkungan kerja yang

adaptif terhadap fisiologis dan psikologis dan dapat menyesuaikan

antara pekerjaan dengan manusia dan manusia lain sesuai jenis

pekerjaannya (Kondarus, 2006).

Dalam UU RI No. 1 Tahun 1970 dinyatakan bahwa setiap tenaga kerja

berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya dalam

melakukan pekerjaan dan perlu diadakan segala upaya untuk membina

norma-norma perlindungan kerja. Berbagai upaya dilakukan oleh

perusahaan sebagai tempat bekerja untuk melindungi pekerjanya dari

bahaya kecelakaan kerja. Upaya-upaya itu antara lain pengendalian

rekayasa (Engineering control), pengendalian administratif, dan

pengendalian perilaku. Menurut Suma’mur (1996), tujuan dari

keselamatan kerja antara lain :

Page 32: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

12

a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam

melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan

meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.

b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di

tempat kerja.

c. Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman

dan efisien.

B. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan.

Tak terduga; oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur

kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. tidak diharapkan,

oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian matrial ataupun

penderitaan dari yang paling ringan sampai yang paling berat (Suma’mur,

1996). Secara lebih rinci, kecelakaan kerja diuraikan sebagai berikut:

1. Pengertian Kecelakaan Kerja

Menurut Bird (1990) kecelakaan merupakan suatu kejadian

yang tidak diinginkan dan dapat membahayakan orang,

menyebabkan kerusakan pada property atau kerugian pada proses.

Selain itu, menurut Warsto dan Mamesah (2003), kecelakaan

adalah kejadian yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan

pekerjaan yang mengakibatkan cidera/kematian terhadap orang,

kerusakan harta benda atau terhentinya proses produksi.

Page 33: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

13

2. Penyebab Kecelakaan Kerja

Teori sequential kecelakaan kerja yang dikemukakan oleh

H.W.Heinrich dikenal dengan teori domino yang mengungkapkan

bahwa penyebab kecelakaan yang terbesar adalah unsafe act atau

tindakan tidak aman 88%, 10% unsafe conditiondan atau kondisi tidak

aman 2% faktor yang tidak bisa dihindari (Heinrich, 1980).

Frank Bird Jr. dalam bukunya Management Guide to Loss

Controlmengemukakan tentang penyebab terjadinya kecelakaan yaitu

adanya kekurangan pada sistem pengawasan manajemen.

Teori lain yang memberi survei kecelakaan dengan sequential

model yang diperkenalkan oleh Ramsey dalam Industril and

Organizational Psychology (Mc Cormick dan llsen, 1985), yaitu bahwa

kemampuan yang dimiliki oleh pekerja dapat menghindarkan pekerja

tersebut dari kecelakaan pada suatu potensial bahaya. Kemampuan

ini diawali dengan tahap munculnya persepsi terhadap risiko kerja,

pengetahuan hazard di tempat kerja, sikap terhadap hazard di

tempat kerja dan keterampilan yang dimiliki oleh pekerja untuk

menerima dan menghindari hazard di tempat kerjanya. Bila setiap

tahap pada diri individu tidak dipenuhi dengan baik akan

memperlihatkan tindakan tidak aman dan berdampak pada kecelakaan

kerja.

Reason (1997) membagi penyebab kecelakaan kerja menjadi dua,

yang pertama karena tindakan tidak aman yang dilakukan oleh pekerja

dan yang kedua disebabkan oleh kondisi tidak aman pada

Page 34: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

14

lingkungan kerja. Reason (1997) menyatakan bahwa pendorong

utama timbulnya tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman

adalah faktor organisasi, yang selanjutnya mempengaruhi faktor

lingkungan kerja.

Faktor lingkungan kerja meliputi hal-hal yang berhubungan dengan

proses kerja secara langsung, seperti tekanan yang berlebihan terhadap

jadwal pekerjaan, peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja

yang diberikan pada pekerja, kurangnya pengawasan terhadap

keselamatan kerja pekerja. Faktor lingkungan kerja dapat

mendorong munculnya kesalahan dan pelanggaran oleh pihak pekerja.

Kesalahan dan pelanggaran tersebut dapat berupa tindakan tidak aman

dari pekerja, dan salah satuhasil dari tindakan tidak aman adalah

munculnya kecelakaan kerja pada pihak pekerja.

Faktor organisasi dan faktor lingkungan kerja juga dapat

menyebabkan munculnya kondisi tidak aman yang berupa kondisi

laten. Kondisi laten yaitu kondisi tidak aman yang muncul pada

lingkungan kerja jika berinteraksi dengan tindakan tidak aman dari

pihak pekerja, yang kemudian dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

Salah satu contoh kondisi laten adalah kebijakan organisasi yang

tidak menyediakan perlengkapan keselamatan kerja pada pekerjanya

dengan melakukan pengawasan secara ketat terhadap kemungkinan

terjadinya kecelakaan. Hal ini sangat berisiko karena bila suatu saat

pengawasan tidak dilakukan, dapat muncul berisiko terjadinya

kecelakaan kerja.

Page 35: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

15

Oliver,et al (2002) menyatakan bahwa kecelakaan kerja yang

disebabkan oleh tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman dapat

terjadi karena adanya pengaruh dari faktor organisasi, kondisi lokal

tempat kerja,serta perilaku dan kesehatan pekerja kurang baik atau

tindakan tidak aman yang tidak disadari atau yang disadari oleh

pekerja, berupa pelanggaran.

C. Perilaku

Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau

tindakan yang dilakukan mahluk hidup dan pada dasarnya perilaku

dapat diamati melalui sikap dan tindakan. Namun tidak berarti

bahwa bentuk perilaku hanya dapat dilihat dari sikap dan

tindakannya. Perilaku juga bersifat potensial yakni dalam bentuk

pengetahuan, motivasi, dan persepsi. Penjelasan lebih jelas mengenai

perilaku diuraikan sebagai berikut:

1. Konsep Perilaku

Perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau

aktivitas organisme yang bersangkutan, baik yang dapat diamati secara

langsung maupun tidak langsung. Perilaku manusia pada hakikatnya

adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri yang meliputi aktivitas

eksternal seperti berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya,

serta aktivitas internal seperti berfikir, persepsi, emosi juga merupakan

perilaku manusia. (Noviani, 2001)

Page 36: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

16

2. Definisi Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku adalah suatu kegiatan

atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh

sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari

tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku,

karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang

dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan

atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang

sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,

kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.

Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik

yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh

pihak luar (Notoatmodjo, 2003)

Skinner (1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa

perilaku merupakan hasil hubungan antara stimulus dengan respon.

Secara operasional perilaku dapat diartikan sebagai suatu respon dari

seseorang terhadap rangsangan dari luar subyek. Rangsangan ini

berbentuk dua macam, yaitu: (Noviani 2001).

a. Bentuk pasif (tanpa tindakan) adalah respon internal yang

terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat

dilihat oleh orang lain, misalnya berfikir, tanggapan atau

sikap batin dan pengetahuan. Bentuk perilaku ini masih

terselubung (covert behavior).

Page 37: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

17

b. Bentuk aktif (dengan tindakan) adalah apabila perilaku itu

jelas dapat diobservasi secara langsung, misalnya tindakan

nyata dari seseorang terhadap stimulus yang datang, dimana

perilaku sudah tampak dalam tindakan nyata (overt

behavior).

Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan

atau tindakan yang dilakukan mahluk hidup dan pada dasarnya perilaku

dapat diamati melalui sikap dan tindakan. Namun tidak berarti

bahwa bentuk perilaku hanya dapat dilihat dari sikap dan

tindakannya. Perilaku juga bersifat potensial yakni dalam bentuk

pengetahuan, motivasi, dan persepsi. Perilaku sebagai perefleksian

faktor-faktor kejiwaan seperti keinginan, minat, kehendak,

pengetahuan, emosi, sikap, motivasi, reaksi, dan sebagainya, dan

faktor lain seperti pengalaman, keyakinan, sarana fisik, sosio, dan

budaya (Notoatmodjo, 2003).

3. Batasan Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh

suatu organisme atau makhluk hidup. Perilaku manusia pada

hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,

menangis, tertawa, membaca dan sebagainya. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan atau

Page 38: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

18

aktivitas manusia , baik yang dapat diamati langsung, maupun yang

tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoadmodjo, 2003)

Menurut Geller (2001) dalam Halimah (2010), perilaku sebagai

tingkah atau tindakan yang dapat diobservasi oleh orang lain. Tetapi

apa yang dilakukan atau dikatakan seseorang tidaklah selalu sama

dengan apa yang individu tersebut pikir, rasakan, dan yakini.

Menurut Skinner, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon

atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.

Dalam teori Skinner dibedakan adanya dua respon:

a. Respondent respons atau flexive, yakni responden yang

ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Stimulus ini

disebut eleciting stimulation karena menimbulkan respon-

respon yang relatif tetap.

b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang

timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau

perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing

stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respon.

4. Bentuk Perilaku

Jika dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus yang

dikemukakan oleh Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2003),

maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Perilaku tertutup/terselubung (covert behavior)

Page 39: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

19

Respon seseorang terhadap stimulus masih dalam bentuk

terselubung atau tertutup. Repon dan reaksi terhadap

stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,

pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang

yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati

dengan jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka/nyata tampak (overt behavior)

Respon terhadap stimulus telah diaplikasikan dalam tindakan

nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut

sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek yang dapat

mudah diamati dan dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo,

2003).

Menurut Ircham (2005) ada beberapa cara pembentukan perilaku,

diantaranya:

a. Kebiasaan (Condisioning)

Pembentukan perilaku dengan cara membiasakan diri dan sering

atau berkali-kali untuk berperilaku seperti yang diharapkan,

sehingga akan terbentuklah perilaku tersebut.

b. Pengertian (Insight)

Pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan pengertian atau

insight. Cara ini berdasarkan teori belajar kognitif, yaitu belajar

dengan disertai adanya pengertian.

c. Menggunakan model

Page 40: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

20

Pembentukan perilaku dengan menjadikan pemimpin sebagai mode

atau contoh oleh yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan atas social

learning theory atau Observasional Learning Theory yang

dikemukakan oleh Bandura (1977)

5. Determinan Perilaku

Meskipun perilaku adalah bentuk respon terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar, namun dalam memberikan respon sangat

tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari yang

bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap

stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan

perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua faktor yaitu:

a. Faktor Internal, yaitu karakteristik orang yang bersangkutan

yang bersifat bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat

emosional, jenis kelamin dan sebagainya.

b. Faktor Eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor

lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang

mewarnai perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2007)

benyamin Bloom (1908) yang dikutip Notoatmodjo (2007),

membagi perilaku manusia ke dalam tiga domain, yakni: kognitif,

afektif, dan psikomotor. Dalam perkembangannya, teori ini

dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yaitu:

pengetahuan, sikap dan praktik atau tindakan (Notoatmodjo, 2007)

Page 41: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

21

6. Perilaku Tidak Aman

Perilaku pekerja dapat digolongkan menjadi dua yaitu perilaku

aman yang berupa tindakan yang tidak beresiko menimbulkan

cedera baik pada pekerja lain maupun pekerja itu sendiri, dan

yang kedua adalah membentuk perilaku tidak aman atau perilaku

berbahaya yaitu tindakan atau perilaku pekerja yang dapat

menimbulkan risiko cidera atau kecelakaan.

Istilah-istilah perilaku berbahaya yang diterjemahkan oleh

beberapa ahli seperti dikutip dari Winarsunu (2008) antara lain :

1) Silalahi (1995) dari kata unsafe act.

2) McCormick (1992) dan Tiffin (1974) menggunakan istilah unsafe

behavior dan accident behavior.

3) Anastasi (1979) menggunakan istilah unsafe behavior dan juga

hazardous behavior .

Definisi perilaku berbahaya menurut beberapa ahli yang juga

dikutip dari Winarsunu (2008), antara lain :

a. Kavianian (1990) adalah kegagalan (human failure) dalam

mengikuti persyaratan dan prosedur-prosedur kerja yang benar

sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.

b. Ramsey, seperti yang dikutip oleh McCormick (1992) adalah

suatu kesalahan dalam tahap-tahap persepsi, mengenali,

memutuskan menghindari dan kemampuan menghindari bahaya.

c. Lawton (1998) mendefinisikan perilaku berbahaya adalah

kesalahan-kesalahan (errors) dan pelanggaran-pelanggaran (

Page 42: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

22

violations ) dalam bekerja yang dapat menyebabkan kecelakaan

kerja.

Dari keseluruhan definisi yang dinyatakan oleh para ahli tersebut,

perilaku berbahaya atau perlaku tidak aman adalah tindakan dalam

bekerja yang sangat potensial menyebabkan kecelakaan kerja karena gagal

mengikuti prosedur kerja yang telah ditentukan didukung pula dengan

ketidakmampuan mengenali dan memutuskan menghindari bahaya secara

benar.

Menurut DNV Modern Safety Management (1996)

mendiskripsikan faktor-faktor yang termasuk dalam perilaku tidak aman,

diantaranya adalah:

a. Menjalankan peralatan tanpa wewenang

b. Tidak memberi peringatan

c. Tidak mengunci peralatan

d. Menjalankan mesin pada kecepatan yang tidak semestinya

e. Membuat alat keselamatan tidak dapat dioperasikan

f. Menuggunakan peralatan yang cacat

g. Menggunakan peralatan tidak sebagaimana mestinya

h. Menggunakan peralatan pelindung diri secara tidak benar

i. Pemuatan yang tidak benar

j. Penempatan yang tidak benar

k. Pengangkatan yang tidak benar

l. Membetulkan mesin dalam keadaan masih nyala

m. Bercanda

Page 43: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

23

n. Dipengaruhi rokok, alkohol (mabuk) dan atau obat-obatan

o. Tidak mengikuti prosedur /kebijakan/praktek yang berlaku

p. Tidak melakukan pengidentifikasian bahaya /risiko

q. Tidak melakukan pengecekan/pemantauan

r. Tidak melakukan tindakan ulang/pembetulan

s. Tidak melakukan komunikasi/koordinasi

Menurut H.W Heinrich, 1928, jenis-jenis tindakan tidak aman antara lain:

a. Mengoperasikan peralatan dengan kecepatan yang tidak sesuai

b. Mengoperasikan peralatan yang bukan haknya

c. Menggunakan peralatan yang tidak pantas

d. Menggunakan peralatan yang tidak benar

e. Membuat peralatan safety tidak berfungsi

f. Kegagalan untuk memperingatkan karyawan lain

g. Kegagalan untuk menggunakan alat pelindung diri

h. Beban, tempat dan materi yang tidak layak dalam pengangkatan

i. Melempar peralatan kerja kepada karyawan lain.

Sedangkan menurut Bird dan Germain, 1990, jenis-jenis tindakan

tidak aman antara lain:

a. Mengoperasikan peralatan tanpa otoritas

b. Gagal untuk mengingatkan

c. Gagal untuk mengamankan

d. Pengoperasian dengan kecepatan yang tidak sesuai

Page 44: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

24

e. Membuat peralatan safety menjadi tidak beroperasi

f. Memindahkan peralatan safety

g. Menggunakan peralatan yang rusak

h. Menggunakan peralatan secara tidak benar

i. Tidak menggunakan APD

j. Loading barang yang salah

k. Penempatan barang yang salah

l. Pengangkatan yang salah

m. Memperbaiki peralatan pada saat beroperasi

7. Teori Perubahan Perilaku

Terdapat beberapa teori perubahan perilaku, antara lain:

a. Teori Lawrence Green

Lawrence Green (1980) menganalisis perilaku manusia

terkait masalah kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang atau

masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku

(behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behavior

causes). Selanjutnya faktor perilaku itu sendiri terbentuk dari 3

faktor yaitu :

1) Predisposing factors (faktor dari diri sendiri) adalah faktor-

faktor yang mendahului perilaku untuk menetapkan

pemikiran ataupun motivasi yang terdiri dari pengetahuan,

sikap, persepsi, nilai, keyakinan, dan variabel demografi seperti

umur.

Page 45: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

25

2) Enabling factors (faktor pemungkin) adalah kemampuan dari

sumber daya yang diperlukan untuk membentuk perilaku.

Faktor pemungkin terdiri dari fasilitas penunjang, peraturan

dan kemampuan sumber daya.

3) Reinforcing factors(faktor penguat) adalah faktor yang

menentukan apakah tindakan kesehatan mendapatkan

dukungan. Pada program pendidikan keselamatan kerja

dilakukan oleh teman kerja, pengawas, pimpinan, dan keluarga,

pemberian rewarddan punishment(Green, 1980).

Kurt Lewin (1970) dalam Notoatmodjo (2003) berpendapat

bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara

kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan-kekuatan

penahan (restining forces). Perilaku itu dapat berubah bila terjadi

ketidak seimbangan antara kedua kekuatan tersebut didalam diri

seseorang. Kekuatan pendorong meningkat, hal ini terjadi karena

adanya stimulus-stimulus yang mendorong untuk terjadinya perubahan

perilaku. Kekuatan-kekuatan penahan menurun, hal ini terjadi karena

adanya stimulus-stimulus yang memperlemah kekuatan penahan

tersebut. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun,

dengan keadaan ini jelas juga akan terjadi perubahan perilaku.

Page 46: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

26

b. Teori Geller

Menurut Geller (2001), perubahan perilaku seseorang dapat

dilakukan dengan secara internal yaitu dengan berusaha mengubah

cara berpikir sehingga diharapkan dapat mengubah perilaku, atau secara

eksternal yaitu dengan berusaha mengubaha perilaku sehingga diharapkan

dapat terjadi perubahan cara berpikir. Proses pendekatan perilaku ini

dapat secara jelas digambarkan berikut ini:

Sumber: Geller, E. Scott, (2001)

Gambar 2.1

Teori Perilaku Geller

Page 47: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

27

Selain itu menurut Skinner (1988) proses terbentuknya perilaku

berasal dari faktor internal dan juga faktor eksternal. Faktor Internal

diantaranya adalah persepsi, motivasi, dan kepatuhan terhadap

peraturan. Sedangkan faktor eksternal yaitu peraturan dan kebijakan,

komunikasi, pengawasan, ketersediaan APD, dan juga pelatihan.

8. Faktor – Faktor Perilaku

Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku diantara adalah:

a. Faktor-Faktor Predisposisi

Faktor-faktor predisposisi yang berhubungan dengan perilaku

menurut teori Lawrence Green yaitu:

1) Umur

Umur adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun.

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan.

Umur merupakan salah satu variabel yang penting dalam

menilai individu (Chandra, 2008). Faktor umur mempunyai

hubungan langsung dengan logika berpikir dan pengetahuan

seseorang. Semakin matang usia seseorang, biasanya cenderung

bertambah pengetahuan dan tingkat kecerdasannya.

Kemampuan mengendalikan emosi psikisnya dapat mengurangi

terjadinya kecelakaan (Cece, 2005). Umur bila dikaitkan

dengan kedewasaan psikologis seseorang walaupun belum pasti

bertambahnya usia akan bertambah pula kedewasaannya.

Namun umumnya dengan bertambahnya usia akan semakin

Page 48: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

28

rasional, makin mampu mengendalikan emosi dan makin

toleran terhadap pandangan dan perilaku yang membahayakan.

Simanjutak (1985), umur secara alamiah mempunyai

pengaruh terhadap kondisi fisik seseorang, ada saat usia

tertentu dimana seseorang dapat berprestasi secara maksimal

tetapi ada saat dimana terjadinya penurunan prestasi.

Tingkat prestasi kerja mulai meningkat bersamaan dengan

meningkatnya umur, untuk kemudian menurun menjelang usia

tua.

Jika seseorang makin bertambah usianya, maka cenderung

cepat puas karena tingkat kedewasaan teknis maupun

kedewasaan psikologis. Artinya, semakin bertambah usianya

maka semakin mampu menunjukkan kematangan jiwa yaitu

semakin bijaksana, semakin mampu berfikir rasional,

semakin mampu mengendalikan emosi, semakin toleran

terhadap pandangan dan perilaku yang berbeda dari dirinya

sendiri, dan sifat-sifat lain yang menunjukkan kematangan

intelektual dan psikologis (Siagian, 1987).

Berdasarkan penelitian kerja, pekerja muda yang berusia

18-22 tahun yang mencakup 7, 35% dari seluruh pekerja

menyumbangkan 10, 62% dari total keseluruhan kecelakaan

kerja (Suma’mur, 1988). Kemudian dilakukan penelitian juga

terhadap pekerja di atas umur 50 tahun hasilnya pekerja yang

Page 49: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

29

berusia lanjut lebih stabil dan tidak kurang produktif dengan

rekan kerjanya yang lebih muda (Robbins, 1998)

2) Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang

pernah diikuti oleh seseorang. Tingkat pendidikan ini erat

kaitannya dengan pengetahuan yang dimiliki oleh masing-

masing pekerja. Pada umumnya semakin tinggi tingkat

pendidikan formal yang pernah dicapai seseorang, maka

semakin banyak pula pengetahuan yang didapat dan dipelajari

oleh orang tersebut.

Menurut penelitian, tingkat pendidikan sangat berpengaruh

terhadap pengetahuan pekerja dan membentuk perilaku secara

langsung maupun tidak langsung (Kudus, 2003)

3) Pengetahuan

Menurut Dirgagunasa (1992) pengetahuan adalah latar

belakang yang mempengaruhi penerimaan stimulus seseorang.

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

didasari oleh penngetahuan akan lebih baik dari pada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

Page 50: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

30

manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Penelitian Rogers mengatakan bahwa perilaku

apabila didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif

maka perilaku tersebut akan bersifat lebih tahan lama

dibandingkan jika tidak didasari oleh pengetahuan dan sikap

yang negatif. Menurut pengetahuan yang positif mengenai

suatu hal maka diharapkan seseorang akan berbuat yang baik

sesuai dengan apa yang diketahuinya.

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan

hasil dari tahu, terjadi setelah orang melakukan proses

pengindraan terhadap objek yang diamatinya. Menurut

Bloom (1975) yang dikutip dari Widayatun (1999),

pengetahuan adalah pemberian bukti oleh seseorang melalui

proses pengingatan atau pengenalan informasi dan ide yang

sudah diperoleh sebelumnya. Berdasarkan penelitian Rogers

(1974) dalam Notoatmodjo (2003), Pengetahuan yang tercakup

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (Know) diartikan sebagai mengingat suatu materi

yang telah dipelajari sebelumnya.

b. Memahami (Comprehension) diartikan sebagai suatu

kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.

Page 51: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

31

c. Aplikasi (Aplication) diartikan sebagai kemampuan

untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi sebenarnya.

d. Analisis (Analysis) adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam

komponen-komponen, tetapi masih ada kaitannya satu

sama lain.

e. Sintesis (Synthesis) merupakan suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang

ada.

f. Evaluasi (Evalaution) berkaitan dengan kemampuan

melakukan penilaian terhadap suatu objek.

Menurut Adenan (1986) dalam buku Widayatun (1999),

semakin luas pengetahuan seseorang maka semakin positif

perilaku yang dilakukannya. Perilaku positif mempengaruhi

jumlah informasi yang dimiliki seseorang sebagai hasil proses

penginderaan terhadap objek tertentu. Selain itu, tingkat

perilaku mempengaruhi domain kognitif seseorang dalam hal

mengingat, memahami, dan mengaplikasikan informasi yang

dimiliki. Juga berpengaruh dalam proses analisis, sintesis, dan

evaluasi suatu objek. Menurut Adenan (1986) dalam buku

Widayatun (1999) juga bahwa pengetahuan diperoleh dari

pendidikan formal atau pendidikan informal. Menurut Cahyani

(2004), pengetahuan yang tidak memadai mengenai adanya risiko

Page 52: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

32

dan bahaya dan kecelakaan kerja akan membuat pekerja bersikap

tak acuh seta mungkin ia melakukan tindakan yang tidak aman

dan merugikan keselamatan dirinya. Apabila penerimaan

perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini

didasari oleh pengetetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif

maka sikap tersebut akan bersifat langgeng (long lasting).

Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan

dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo,

2003).

Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian sejenis yang

dilakukan oleh beberapa peneliti. Salah satunya penelitian yang

dilakukan oleh Sholihin di PT. Semen Tonasa tahun 2013, terdapat

hubungan pengetahuan dengan perilaku tidak aman pada pekerja.

(Shiddiq, 2013). Sejalan dengan penelitian tersebut, Angkat (2008)

menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan keselamatan

kerja dengan pelaksanaan pencegahan kecelakaan kerja diperoleh P

sebesar 0,001. Tampak bahwa nilai p= 0,001 < 0, 05 sehingga Ha

diterima yang menyatakan bahwa ada hubungan antara

pengetahuan keselamatan kerja dengan pelaksanaan pencegahan

kecelakaan kerja pada karyawan.

Kemudian Yani (2011) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku K3

dengan nilai 13%. Artinya ada perbedaan yang bermakna antara

tingkat pengetahuan seseorang dengan perilaku K3 yang

Page 53: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

33

dilakukannya. Selain itu Mukhlis (2000) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan

perilaku K3 (Bachri, 2010)

4) Sikap

Sikap adalah respon yang tidak teramati secara lagsung

yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau

objek. Newcomb dalam Notoatmodjo (2003), seorang ahli

psikologis sosial, menerangkan bahwa sikap lebih mengacu pada

kesiapan dan kesediaan untuk bertindak, dan bukan pelaksana

motif tertentu. Sikap bukan merupakan suatu tindakan, namun

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap

merupakan reaksi tertutup, bukan reaksi terbuka.

Menurut Alport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) seorang ahli

di bidang psikologi sosial, mendefinisikan sikap sebagai

kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan cara-cara

tertentu. Kesiapan yang dimaksud disini adalah kecendrungan

untuk bereaksi apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus

yang menghendaki adanya respon.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sholihin di PT.

Semen Tonasa tahun 2013, terdapat hubungan sikap dengan

perilaku tidak aman pada pekerja. (Shiddiq, 2013)

Page 54: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

34

5) Nilai - Nilai

Green (1980) berpendapat bahwa nilai-nilai atau norma

yang berlaku akan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-

nilai atau norma yang telah melekat pada diri seseorang.

Kemudian Notoatmodjo (2003) menambahkan bahwa di dalam

suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi

pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup

bermasyarakat. Misalnya gotong royong adalah suatu nilai yang

selalu hidup di masyarakat.

6) Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin yang berarti to move.

Secara umum mengacu pada adanya kekuatan dorongan yang

menggerakan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu

dalam mempelajari motivasi kita akan berhubungan dengan

hasrat, keinginan, dorongan dan tujuan. Di dalam konsep

motivasi kita juga mempelajari sifat, kekuatan dan ketetapan dari

tingkah laku manusia (Quinn, 1995 dalam Bachri, 2010).

Menurut Etkitston (2008) motivasi merupakan suatu

disposisi laten yang berusaha kuat untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Sebelum disposisi tersebut belum terpenuhi, maka

motivasi selalu muncul ke permukaan (Saleh dan Nisa, 2006).

Sedangkan untuk memotivasi pekerja untuk berperilaku aman

Page 55: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

35

dalam bekerja ada 6 prinsip dasar menurut Frank E. Bird, 1996,

yaitu:

a. Prinsip penetapan tujuan dan sasaran

b. Prinsip keterlibatan pekerja yang bersangkutan

c. Prinsip mutual interest dari pekerja

d. Prinsip psychological Appeal dari pekerja

e. Prinsip pemberian informasi kepada pekerja

f. Prinsip penguatan perilaku.

Dengan 6 prinsip dasar yang ada dapat dilakukan untuk

memotivasi pekerja untuk dapat dan harus berperilaku aman

dalam bekerja di lingkungan kerja. Sehingga dapat mengurangi

frekuensi tingkat kecelakaan yang mungkin terjadi (Bachri, 2010)

Berdasarkan penelitian Siagalan (2008) pada pekerja PT.

EGS Indonesia didapatkan hubungan yang bermakna antara

motivasi terhadap perilaku K3. Selain itu, penelitian yang

dilakukan oleh Karyani (2005) juga didapatkan hubungan yang

bermakna antara motivasi dengan perilaku K3 dalam bekerja.

Dimana, motivasi pekerja yang tinggi mempunyai peluang 3 kali

untuk berperilaku aman dibanding pekerja yang mempunyai

motivasi yang rendah.

8). Persepsi

Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana

seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah

bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu

Page 56: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

36

(Gibson, 1996). Persepsi merupakan proses yang menyatu dalam

diri individu terhadap stimulus yang diterimanya. Menurut

Notoatmodjo (2003) persepsi merupakan proses

pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang

diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan

sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang menyeluruh

dalam diri individu.

Oleh karena itu dalam penginderaan orang akan

mengaitkan dengan stimulus, sedangkan dalam persepsi orang

akan mengaitkan dengan obyek. Persepsi pada individu akan

menyadari tentang keadaan sekitarnya dan juga keadaan dirinya.

Orang yang mempunyai persepsi yang baik tentang sesuatu

cenderung akan berperilaku sesuai dengan persepsi yang

dimilikinya.

Berdasarkan penelitian Karyani (2005) dan Siagalan

(2008), terdapat hubungan yang tidak bermakna antara persepsi

dengan perilaku tidak aman.

9). Keyakinan

Menurut Notoatmodjo (2003) keyakinan atau kepercayan

sering diperoleh dari orang tua kakek atau nenek. Seseorang

menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa

adanya pembuktian terlebih dahulu. Misalnya wanita hamil tidak

boleh makan telur agar tidak kesulitan saat melahirkan. Seseorang

Page 57: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

37

yang mempunyai atau meyakini suatu kepercayan tertentu akan

mempengaruhi perilakunya dalam menghadapi suatu penyakit

yang akan berpengaruh terhadap kesehatannya (Green 1980

dalam Notoatmodjo 2003).

b. Faktor-Faktor Pendukung

Faktor-faktor pendukung perilaku menurut teori Lawrence

Greenantara lain:

1. Ketersediaan Alat Pelindung Diri

Menurut Teori L. Green (1980), perilaku dapat dibentuk

oleh 3 faktor, salah satunya adalah faktor

pendukung/pemungkin (enabling) yaitu ketersediaan fasilitas

dan sarana kesehatan. Ketersediaan APD dalam hal ini

merupakan salah satu bentuk dari faktor pendukung perilaku,

dimana suatu perilaku otomatis belum terwujud dalam suatu

tindakan jika terdapat fasilitas yang mendukung

terbentuknya perilaku tersebut (Notoatmodjo, 2003).

Ketersediaan Sarana dan prasaran yang mendukung

tindakan pekerja berperilaku selamat dalam bekerja

(Suma’mur, 1996). Menurut Sahab (1997) bahwa sistem yang

didalamnya terdapat manusia (sumber dan manusia) dan

fasilitas merupakan salah satu hal yang penting dalam

mewujudkan penerapan keselamatan di tempat kerja.

Penggunaan APD merupakan alternatif yang paling terakhir

Page 58: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

38

dalam Hierarki pengendalian bahaya. Lebih baik

mendahulukan tempat kerja yang aman, daripada pekerjaan

yang safety karena tempat kerja yang memenuhi standar

keselamatan lebih menjamin terselenggaranya perlindungan

bagi tenaga kerja.

Pada pengguanaan APD harus dipertimbangkan berbagai

hal, seperti pemilihan dan penetapan jenis pelindung diri,

standarisasi, pelatihan cara pemakaian dan perawatan APD,

efektivitas penggunaan, pengawasan pemakaian, pemeliharaan

dan penyimpanan (Suma’mur. 1996). Menurut Roughton

(2002) beberapa pekerja mungkin menolak untuk

menggunakan APD karena APD tersebut menimbulkan

ketidaknyamanan dan menambah beban stress pada tubuh.

Stress ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman atau

kesulitan untuk bekerja. Berdasarkan penelitian

Hendrabuwana (2007) terdapat hubungan yang bermakna

antara ketersediaan APD dengan perilaku tidak aman.

2. Pelatihan

Para tenaga kerja dilatih atau dikembangkan agar

memperlihatkan perilaku (memberikan prestasi) sesuai

dengan yang ditetapkan oleh perusahaan. Pelatihan menurut

Siluka (1976) dalam Sialagan (2008), adalah proses

pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur

Page 59: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

39

sistemnya dan terorganisisr, sehingga tenga kerja non

manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis

untuk tujuan tertentu. Pelatihan mempunyai pengaruh yang

besar dan merupakan suatu alat pemotivasi yang kuat dalam

keselamatan. Melalui pelatihan seseorang umumnya dapat

diberikan tiga hal yaitu pengetahuan, keterampilan, dan

motivasi.

Menurut penelitian yang dilakukan Sumbung, tidak

terdapat hubungan antara pelatihan dengan perilaku tidak aman.

Meski telah mengikuti pelatihan, namun sebagian besar pekerja

masih memiliki pengetahuan tentang bahaya maupun

penggunaan APD yang rendah. Hal ini mungkin saja terjadi.

Menurut Maaniaya (2005), kegagalan suatu program

pelatihan dapat juga disebabkan karena 1). Pelatihan

dilaksanakan pada waktu yang tidak tepat, kurang

partisipasi manajer terkait dalam perancangan program

pelatihan. Tanpa partisispasi ini, pelatihan seringkali

berorientasi pada masalah teknis daripada berorientasi pada

permasalahan yang ada dan hasil–hasil yang diharapkan pada

pelatihan tersebut. 2). Penyampaian materi sangat bergantung

pada metode pemberian kuliah. Suatu pelatihan terutama

yang berkaitan dengan dunia industri, harus dilakukan dengan

sangat interaktif dan memungkinkan peserta untuk merapkan

dan mempraktikkan konsep-konsep yang diajarkan selama

Page 60: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

40

proses berlangsung. 3). Buruknya komunikasi selama pelatihan

berlangsung. Banyak keuntungan yang dapat diraih apabila

instruktur pelatihan lebih menitikberatkan pada penggunaan

bahasa yang sederhana dan teknik presentasi yang

menggunakan grafik atau gambar.

c. Faktor- Faktor Penguat

Faktor-faktor penguat perilaku menurut Lawrence Green

antara lain:

1. Pengawasan

Pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar

pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan

atau hasil yang dikehendaki. Agar pengawasan berhasil maka

manajer harus melakukan kegiatan-kegiatan pengecekan, inspeksi,

pengendalian dan berbagai tindakan yang sejenis dengan itu.

Bahkan bilamana perlu mengatur dan mencegah sebelumnya

terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya yang mungkin terjadi

(Sarwono, 1991).

Pengawasan merupakan peran manajerial professional yang

dilaksanakan oleh semua anggota yang terlibat dalam manajemen,

apakah ia seorang pengawas atau pemimipin utama suatu

organisasi. Semua anggota yang terlibat dalam organisasi harus

mampu memberikan pengawasan terhadap jalannya operasi

perusahaan. bila fungsi pengawasan ini tidak dilaksanakan maka

Page 61: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

41

akan timbul penyebab dasar dari suatu insiden yang dapat

mengganggu kegaiatan perusahaan (Birds dan Germain, 1990).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Karyani

(2005) kepada pekerja di Schlumberger Indonesia tahun 2005

diperoleh bahwa supervisor(pengawas) merupakan faktor yang

paling berpengaruh terhadap perilaku aman. Hal ini dapat dilihat

dari hasil penelitian yang Karyani (2005) lakukan yaitu Dalam

penelitiannya, Karyani (2005) menyebutkan bahwa dari pekerja di

Schlumberger Indonesia tahun 2005 terdapat 51 orang (45,13%)

yang berperilaku tidak aman karena peran supervisor yang

kurang baik, 10 orang (8,85%) berperilaku tidak aman karena

peran supervisor yang baik. Selain itu, pekerja yang memiliki

supervisor yang berperan baik memiliki peluang untuk berperilaku

aman 9,633 kali dibanding pekerja yang supervisor-nya berperan

kurang baik.

Peran seorang pengawas sangat penting dan harus dapat

mamanfaatkan waktu dengan baik dalam berbicara untuk

mmberitahukan ataupun memberikan teguran terhadap pekerja yang

melakukan tindakan tidak aman dan memberikan pujian pada

pekerja yang mengikuti prosedur kerja ditempat kerja. Kontak

secara personal harus dilakukan sesering mungkin untuk

mempengaruhi sikap pekerja, pengetahuan, dan keterampilan (Bird

dan Germain, 1990). Pengawasan terhadap aktivitas pekerja

diharapkan dapat menumbuhkan kepatuhan dan kesadaran akan

Page 62: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

42

pentignya keselamatan dan kesehatan kerja bagi dirinya, pekerja

lain, dan lingkungan kerjanya.

2. Hukuman dan Penghargaan (Reward & Punishment)

Hukuman adalah konsekuensi yang diterima individu atau

kelompok sebagai bentuk akibat dari perilaku yang tidak diharapkan

(Syaaf, 2008). Hukuman dapat menekan atau melemahkan perilaku.

Hukuman tidak hanya berorientasi untuk menghukum pekerja yang

melanggar peraturan melainkan sebagai kontrol terhadap

lingkungan kerja sehingga pekerja terlindungi dari kecelakaan kerja.

Sedangkan penghargaan adalah konsekuensi positif yang

diberikan kepada individu atau kelompok dengan tujuan

mengembangkan, mendukung dan memelihara perilaku yang

diharapkan (Syaaf, 2008). Jika digunakan sebagaimana mestinya,

penghargaan dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan optimisme

dalam diri si penerimanya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Putri Helliyanti tahun

2009, menyatakan terdapat hubungan antara pemberian

penghargaan dan hukuman dengan perilaku tidak aman pada

pekerja.

9. Pengukuran Perilaku

Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan

melalui dua cara, secara langsung maupun tidak langsung. Pengukuran

Page 63: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

43

perilaku yang baik adalah secara langsung, yakni dengan pengamatan

dan observasi, yaitu mengamati tindakan dari subyek dalam rangka

memelihara keselamatannya dalam bekerja. Sedangkan secara tidak

langsungmenggunakan metode mengingat kembali (recall). Metode ini

dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subyek tentang apa

yang telah dilakukan berhubungan dengan obyek tertentu

(Notoatmodjo, 2005)

D. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini, teori yang digunakan mengacu pada teori Green

(1980), Geller (2001) dan Skinner (1988) dimana dalam teori tersebut

terdapat 3 faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu faktor

predisposisi, faktor pendukung, dan faktor penguat yang digambarkan

sebagai berikut:

Page 64: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

44

Sumber: Teori Lawrence Green (1980), Skinner (1988), dan Geller

(2001)

Gambar 2.2

Kerangka Teori

Perilaku

tidak aman

Faktor Predisposisi:

- Pengetahuan

- Sikap

- motivasi

- persepsi

- nilai-nilai

- keyakinan

- variabel

demografi

Green (1980)

greeg

Faktor Pendukung:

- Ketersedia

an Fasilitas

- Kemampu

an sumber

daya

Green (1980)

Faktor Penguat:

- Hukuman &

penghargaan

- Pengawasan

Green (1980)

Faktor

Internal:

- Persepsi

- Motivasi

Skinner (1988)

Faktor Eksternal :

- Peraturan dan

kebijakan

- Pengawasan

- Ketersediaan

APD

- Pelatihan

Skinner (1988)

Faktor Internal:

- Sikap

- Kepribadian

- Persepsi

- Nilai-nilai

Geller (2001)

Faktor Internal:

- Pelatihan

- Pengawasan

- Pengkomunikasian

Geller (2001)

Page 65: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

45

BAB III

KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir ini sesuai dengan teori yang sebelumnya dijelaskan

yaitu teori Lawrence Green (1980), Skinner (1988) dan Geller (2001).

Teori ini menjelaskan konsep sehat yang dilihat dari faktor perilaku yang

memengaruhinya, yaitu diawali dengan adanya faktor internal dan

eksternal, predisposisi, faktor pendukung dan faktor penguat.

Penggunaan teori ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Cahyani (2004) dan juga Delfianda (2012) yang meneliti faktor perilaku

tidak aman yang dilakukan oleh pekerja proyek konstruksi pada tahun

2012.

Faktor predisposisi terdiri dari pengetahuan, sikap, motivasi, persepsi,

nilai-nilai, keyakinan, kepribadian dan variabel demografi.Untuk variabel

demografi usia tidak dilakukan penelitian dikarenakan faktor tersebut

homogen. Usia rata-rata pekerja merupakan usia produktif kerja yaitu

dengan rentang usia pekerja 25-41 tahun. Menurut Denisa (2013) pekerja

dengan rentang usia 20-40 tahun tergolong kepada usia produktif kerja.

Faktor pengetahuan juga tidak diteliti dengan alasan pengetahuan juga

terbentuk dari pendidikan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Menurut

penelitian yang dilakukan oleh Maanaiya (2005) dan Irawati (2008) tidak

terdapat hubungan antara pendidikan dengan perilaku tidak aman.

Sedangkan untuk faktor persepsi juga tidak dilakukan penelitian

Page 66: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

46

dikarenakan persepsi dapat terlihat dari variabel motivasi. Petersen (1998)

mengemukakan bahwa persepsi seseorang dapat terlihat dari pandangan

dan penafsiran seseorang terhadap bahaya dan risiko yang ada. Nilai-nilai,

kepribadian dan keyakinan tidak dilakukan penelitian dikarenakan nilai-

nilai dan keyakinan tersebut terbentuk dari nenek moyang seseorang yang

diperoleh secara turun temurun dari lingkungan dimana seseorang tersebut

tumbuh dan dibesarkan. Sehingga sulit untuk dilakukan penelitian (Erick,

2006). Variabel sikap juga tidak dilakukan penelitian dikarenakan sikap

seseorang dapat terlihat dari perilaku yang dilakukan (Karyani, 2005).

Sedangkan pada faktor pendukung dan penguat, yaitu variabel

peraturan dan kebijakan serta pelatihan tidak dilakukan penelitian

dikarenakan variabel tersebut homogen.

Page 67: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

47

Gambar 3.1

Kerangka Berpikir

Perilaku tidak

aman

Faktor Predisposisi:

1. Motivasi

Faktor Penguat:

1. Hukuman dan

penghargaan

2. Pengawasan

Faktor Pendukung:

1. Ketersediaan

APD

Page 68: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

48

B. Definisi Istilah

Tabel 3.1

Definisi Istilah

NO Istilah Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil ukur Sumber

Informasi

1. Perilaku tidak

aman

Perilaku pekerja yang salah dan

menyimpang dari prinsip keselamatan

yang dapat mengakibatkan terjadinya

kecelakaan maupun insiden, yaitu:

a. Tidak melakukan pekerjaan

sesuai prosedur

b. Tidak melakukan tindakan

perawatan kerja dan peralatan

keselamatan

c. Memberi peringatan terhadap

adanya bahaya dengan cara

yang tidak dapat dimengerti

d. Tidak menggunakan APD

e. Menggunakan APD secara tidak

benar

f. Tidak menempatkan peralatan

dengan sesuai

g. Melempar alat-alat kerja

h. Bekerja dibawah pengaruh obat,

dan minuman beralkohol

i. Bekerja sambil merokok

j. Bekerja sambil berkelakar

- Wawancara

- Observasi

- Telaah

dokumen

- Pedoman

wawancar

a

- Lembar

observasi

Informasi mengenai

wujud perilaku tidak

aman yang dilakukan

pekerja

- Pekerja

- Safety

man

- Safety

officer

- Informan

Kunci

Page 69: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

49

NO Istilah Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil ukur Sumber

Informasi

dengan teman

k. Melakukan pekerjaan dengan

cepat dan terburu-buru.

2. Motivasi Dorongan yang membuat pekerja

berperilaku tidak aman. - Wawancara - Pedoman

wawancar

a

Informasi mengenai

motivasi apa yang

membuat pekerja

berperilaku tidak aman

- Pekerja

- Safety

man

- Safety

officer

- Informan

Kunci

3. Ketersediaan

APD

Ketersediaan, kelengkapan, jumlah dan

kelayakan APD yang ada. - Wawancara

- Observasi

- Telaah

dokumen

- Pedoman

wawancar

a

- Lembar

observasi

Informasi mengenai

ketersediaan APD

untuk pekerja.

- Pekerja

- Safety

man

- Safety

officer

- SHE

manager

Page 70: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

50

NO Istilah Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil ukur Sumber

Informasi

4. Hukuman dan

Penghargaan

Konsekuensi negatif dan postif yang

diberikan kepada pekerja terkait

perilaku saat bekerja.

- Wawancara

- Observasi

- Telaah

dokumen

- Pedoman

wawancar

a

- Lembar

observasi

Informasi mengenai

sistem reward dan

punishment yang

berlaku untuk pekerja.

- Pekerja

- Safety

man

- Safety

officer

- SHE

manager

- Informan

Kunci

5. .

Pengawasan

Kegiatan pemantauan pada pekerja

untuk selalu berperilaku aman saat

bekerja.

- Wawancara

- Observasi

- Telaah

dokumen

- Pedoman

wawancar

a

- Lembar

observasi

Informasi mengenai

pengawasan yang

dilakukan

- Pekerja

- Safety

man

- Safety

officer

- SHE

manager

- Informan

Kunci

Page 71: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

51

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

deskripsi. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih

mendalam mengenai faktor penyebab perilaku tidak aman pada pekerja.

Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam

(Maleong, 2007) adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau dari lisan seseorang dan bisa juga

berupa hasil pengamatan. Lebih lanjut Moleong (2000) juga menyatakan

bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

secara holistik dan dengan cara deskripsi pada konteks khusus dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada area Cook Over Plant (COP)proyek

Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk pada bulan Mei-Oktober

2015.

C. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan metode purposive

sampling. Pemilihan informan dilakukan secara langsung melalui

Page 72: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

52

pertimbangan – pertimbangan yang dilakukan peneliti sesuai dengan

tujuan dan masalah penelitian (Bungin, 2010).

Penentuan jumlah informan dilakukan dengan teknik sequential yaitu

jumlah informan yang dipilih tidak ditentukan batasannya sampai peneliti

menilai data yang dikumpulkan dari sejumlah informan tersebut telah

mencapai titik jenuh atau tidak ada hal baru lagi yang dapat dikembangkan

(Neuman, 2003).

Karakteristik informan yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain:

nama, usia, dan pendidikan terakhir. Pada penelitian ini pengumpulan data

dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan semua informan,

serta juga dengan melakukan observasi dan telaah dokumen.

Mengacu pada prinsip tersebut, maka informan dalam penelitian ini

dibagi menjadi tiga(Moleong, 2004) yaitu:

1. Informan utama

Informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti (Moleong, 2004). Informan utama dalam

penelitian ini ditentukan dengan cara observasi menyeluruh terhadap

pekerja area COP proyek Blast Furnace yaitu pekerja swakelola dan

pekerja subkontraktor. Kemudian peneliti memilih delapan orang

informan yang paling sering melakukan perilaku tidak aman selama

peneliti melakukan observasi yang terdiri dari empat orang pekerja

swakelola dan empat orang pekerja subkontraktor.

Dalam melakukan observasi terhadap informan, peneliti

menggunakan kriteria atau indikator sebagai berikut:

Page 73: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

53

Tabel 4.1

Indikator Perilaku Tidak Aman

No Indikator Perilaku Tidak Aman

1. Tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur

2. Tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan peralatan

keselamatan

3. Memberi peringatan terhadap adanya bahaya dengan cara yang

tidak dapat dimengerti

4. Tidak menggunakan APD

5. Menggunakan APD secara tidak benar

6. Tidak menempatkan peralatan dengan sesuai

7. Melempar alat-alat kerja

8. Bekerja dibawah pengaruh obat, dan minuman beralkohol

9. Bekerja sambil merokok

10. Bekerja sambil berkelakar dengan teman

11. Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-buru.

Dari hasil observasi awal, delapan orang informan utama

merupakan pekerja yang paling banyak dan paling sering diantara

pekerja yang lain dalam melakukan perilaku tidak aman yaitu

sebanyak lebih dari 20 kali perilaku tidak aman. Selanjutnya peneliti

mengamati delapan orang informan utama tersebut selama tiga minggu

untuk memperoleh informasi mengenai perilaku tidak aman yang

dilakukan dan kemudian dilakukan wawancara mendalam mengenai

perilaku tidak aman dalam bekerja.

Karakteristik informan utama dalam penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 4.2 berikut:

Page 74: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

54

Tabel 4.2

Karakteristik Informan Utama

Informan Umur (th) Pendidikan

Terakhir

Pekerja

IU1 41 th SD Swakelola

IU2 31th SMP Swakelola

IU3 38th SMP Swakelola

IU4 29th SMA Swakelola

IU5 36 th SMA Subkontraktor

IU6 30th SMP Subkontraktor

IU7 27th SMA Subkontraktor

IU8 38th SMK Subkontraktor

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa informan utama

penelitian ini yang merupakan pekerja swakelola berusia 29 hingga 41

tahun dengan rentang pendidikan SD hingga SMA. Sedangkan untuk

informan utama yang merupakan pekerja subkontraktor dengan usia 27

hingga 38 tahun dan dengan rentang pendidikan SMP-SMA.

Perilaku tidak aman dalam bekerja yang sering dilakukan informan

utama ini berdasarkan hasil observasi yaitu untuk pekerja swakelola

tidak menggunakan APD secara lengkap, (sarung tangan, full body

harness, masker, helm, sepatu), merokok saat bekerja, tidak

menggunakan APD secara benar, melempar material ketika bekerja,

bekerja sambil merokok dan juga bekerja sambil berkelakar dengan

Page 75: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

55

teman. Sedangkan perilaku tidak aman yang sering dilakukan informan

utama yang merupakan pekerja subkontraktor adalah tidak

menggunakan APD secara lengkap (tidak menggunakan masker,

faceshield, sarung tangan), tidak menggunakan APD secara benar, dan

juga merokok pada saat bekerja.

2. Informan Kunci

Informan kunci yaitu pihak-pihak yang terkait langsung dengan

informan utama dan mengetahui tentang perilaku informan utama saat

bekerja (Moleong, 2004). Informan kunci dalam penelitian ini adalah

safety man, safety officer dan SHE manager.

Pengambilan informan kunci bertujuan untuk melakukan cross

check informasi ataupun triangulasi sumber yang didapat dari informan

utama. Kemudian dilakukan wawancara mendalam terhadap informan

kunci tersebut tentang perilaku tidak aman pada pekerja.

Karakteristik informan kunci, disajikan dalam tabel 4.3 di bawah

ini:

Page 76: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

56

Tabel 4.3

Karakteristik Informan Kunci

Informan Umur (tahun) Pendidikan

Terakhir

Jabatan

IP1 35th S1 Safety Officer

IP2 31th D3 Safety Man

IP3 32th S1 Manager SHE

IP4 26th S1 Safety Man Subkon

IP5 32th S1 Safety Officer Subkon

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa informan

pendukung sebanyak lima orang yang terdiri dari safety officer dan

safety man dari pihak PT. KE dan subkontraktor, serta seorang SHE

Manager Proyek Blast Furnace. Rentang usia informan kunci pada

penelitian ini yaitu 26 hingga 35 tahun dan dengan pendidikan terakhir

D3 hingga S1.

3. Informan Pendukung

Informan pendukungyaitu mereka yang dapat memberikan

informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang

diteliti (Moleong, 2004). Informan pendukung dari penelitian ini

adalahibu Izzatu Millah seorang magister K3 berusia 29 tahun, yang

memahami dan memiliki pengalaman dan informasi serta pengetahuan

mengenai keilmuan K3 serta perilaku pekerja.

Page 77: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

57

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama,

namun untuk memperoleh data yang dibutuhkan dibantu dengan instrumen

lain berupa pedoman wawancara mendalam mengenai perilaku tidak aman

dan faktor yang mempengaruhinya. Adapun jenis wawancara yang akan

penulis gunakan dalam penelitian ini dengan cara mewawancarai informan

secara perorangan. Hal ini menurut peneliti sangat efektif untuk

mendapatkan data yang lebih valid dan akurat. Disamping itu untuk

mendapatkan kejelasan dan kekuatan digunakan instrumen pendukung

berupa lembar observasi, alat pencatat, kamera dan perekam suara.

E. Sumber dan Pengumpulan Data

Sumber data dari penelitian ini, yaitu:

a) Data Primer

Data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari

informan. Data primer yang dibutuhkan adalah mengenai

perilaku tidak aman dan faktor yang mempengaruhinya

sehingga membuat pekerja tersebut berperilaku tidak aman

melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan

menggunakan pedoman wawancara dan observasi dengan

lembar observasi kepada seluruh informan penelitian.

b) Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data dan dokumen

perusahaan, antara lain profil perusahaan, prosedur yang

Page 78: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

58

berlaku, data ketenagakerjaan dll. Selain itu data juga diperoleh

dari studi literatur.

F. Manajemen Data dan Analisis Data

Data yang didapat akan dianalisa dengan model content analysis,

yang mencakup kegiatan klarifikasi lambang-lambang yang dipakai dalam

komunikasi dan menggunakan teknik analisis dalam memprediksikan.

Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Reduksi

Perolehan informasi akan ditulis dan dilaporkan dalam bentuk

transkrip. Transkrip merupakan uraian dalam bentuk tulisan yang rinci

dan lengkap mengenai apa yang dilihat dan didengar baik secara

langsung maupun dari hasil rekaman. Laporan disusun berdasarkan

data yang diperoleh kemudian direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal

yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting.

2. Display

Data yang telah dikategorisasikan menurut pokok permasalahan

dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk

melihat pola-pola hubungan satu data dengan data lainnya.

3. Verifikasi

Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan proses perumusan

makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang

singkat, padat dan mudah dipahami. Dilakukan dengan meninjau

kebenaran dari penyimpulan itu, khususnya berkaitan dengan relevansi

Page 79: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

59

dan konsistensinya terhadap judul, tujuan dan perumusan masalah

yang ada.

G. Keabsahan Data

Untuk mendapatkan data yang benar-benar valid dan memiliki akurasi

data yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka pengecekan

keabsahan data yang nanti diperoleh adalah salah satu tahapan yang

peneliti lakukan. Pengecekan tersebut dilakukan dengan cara triangulasi,

yaitu (Sugiono, 2009):

1. Triangulasi sumber, yaitu melakukan wawancara mendalam dengan

informan yang berbeda, yaitu: pekerja swakelola dan subkontraktor

yang berperilaku tidak aman, safety man, safety officerdari pihak PT.

KE dan juga pihak Subkontraktor, dan manager SHE proyek Blast

FurnacePT. Krakatau Engineering.

2. Triangulasi metode, yaitu melakukan dengan beberapa metode antara

lain wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen untuk

mempelajari analisis dan memvalidasi data hasil wawancara.

Tabel 4.4

Triangulasi Metode dan Sumber

Informasi Triangulasi Metode Triangulasi Sumber

Wawancara

mendalam

Observasi Telaah

Dokumen

Pekerja Safety

man

Safety

officer

SHE

Manager

IK

Perilaku

tidak aman √ √ √ √ √ √ √ √

Motivasi √ - - √ √ √ √ √ Ketersediaan

APD √ √ √ √ √ √ √ √

Hukuman &

penghargaan √ √ √ √ √ √ √ √

pengawasan √ √ √ √ √ √ √ √

Page 80: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

60

H. Penyajian Data

Setelah dianalisis dan ditarik kesimpulan kemudian data yang

diperoleh disajikan dalam bentuk narasi kutipan hasil wawancara yang

kemudian dibandingkan dengan teori. Dan juga disajikan dalam bentuk

matriks berdasarkan unsur-unsur yang diteliti.

Page 81: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

61

BAB V

HASIL

A. Gambaran Proyek Blast Furnace

Proyek Blast Furnace merupakan proyek area PT. Krakatau Steel

(persero), Tbk.. Pekerjaan proyek merupakan pekerjaan yang melibatkan

banyak tenaga kerja. Suatu pekejaan konstruksi tidak bisa dikerjakan

hanya oleh kontraktor saja. PT. Krakatau Engineering selaku main

kontraktor menjalin kerjasama dengan subkontraktor dan pekerja

swakelola.

Subkontraktor adalah pihak ketiga yang dilibatkan oleh pihak

kontraktor (PT. Krakatau Engineering) selaku main kontraktor untuk

melaksanakan kewajiban-kewajiban tertentu yang diikat dengan kontrak

konstruksi antara pihak kontraktor utama dan pihak subkontraktor. Pada

intinya pihak subkontraktor mengerjakan pekerjaan tertentu sesuai dengan

kontrak untuk pihak perusahaan dan atas nama perusahaan PT. Krakatau

Engineering. Pekerja subkontraktor pada proyek Blast Furnace ini antara

lain mengerjakan pekerjaan mechanikal dan listrik.

Pekerja swakelola adalah bagian dari subkontraktor yang sebagian

besar mengerjakan bagian civil dan konstruksi bangunan. Pekerja

swakelola ini sering kita kenal dengan istilah tenaga kerja harian lepas.

Proyek Blast Furnace terdiri dari beberapa area kerja untuk

memudahkan dalam prosedur pekerjaan. Pada dasarmya setiap area

memiliki kesamaan prosedur, aktivitas dan juga cara kerja. Salah satu area

dari proyek Blast furnace ini adalah area Cook Over Plant (COP). Area

Page 82: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

62

COP ini memiliki jumlah pekerja sebanyak 115 orang yang terdiri dari

pekerja office PT. Krakatau Engineering sebanyak 45 orang serta 41 orang

pekerja swakelola dan 29 pekerja subkontraktor.

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini merupakan gambaran dari faktor perilaku tidak

aman pada pekerja PT. Krakatau Engineering pada area Cook Over Plant

proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel persero Tbk yang dilihat dengan

gambaran faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong.

Informasi diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan informan

utama, observasi serta telaah dokumen. Sedangkan untuk memvalidasi

data, dilakukan dengan cross check sumber dengan cara melakukan

wawancara mendalam dengan informan kunci yaitu safety man, safety

officer dan SHE manager serta juga diperkuat dengan seorang informan

pendukung.

1. Gambaran Perilaku Tidak Aman pada Pekerja

Perilaku tidak aman yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah perilaku yang sering dilakukan pekerja yang memperbesar

kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, yaitu:

a. Tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur

b. Tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan peralatan

keselamatan

c. Memberi peringatan terhadap adanya bahaya dengan cara yang

tidak dapat dimengerti

Page 83: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

63

d. Tidak menggunakan APD

e. Menggunakan APD secara tidak benar

f. Tidak menempatkan peralatan dengan sesuai

g. Melempar alat-alat kerja ketika memberikannya ke teman kerja

h. Bekerja dibawah pengaruh obat, dan minuman beralkohol

i. Bekerja sambil merokok

j. Bekerja sambil berkelakar dengan teman

k. Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-buru.

Penjelasan mengenai perilaku tidak aman yang dilakukan oleh

pekerja area COP Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel

(Persero), Tbk yang terdiri dari pekerja swakelola dan pekerja

subkontraktor tersebut dijabarkan di bawah ini:

a. Gambaran Perilaku Tidak Aman Pada Pekerja Swakelola

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pekerja

swakelola PT. Krakatau Engineering pada area COP proyek

Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk, diperoleh

gambaran perilaku tidak aman pada pekerja swakelola yaitu

sebagian besar pekerja tidak menggunakan APD secara lengkap

sesuai dengan bahaya pekerjaannya seperti tidak menggunakan

kacamata, masker, tidak menggunakan safety helmet, sarung

tangan dan full body harness, selain itu juga terdapat pekerja

swakelola yang tidak menggunakan APD secara benar, tidak

menempatkan peralatan dengan sesuai yang terlihat dari

melempar alat-alat kerja, bekerja sambil merokok, berkelakar

Page 84: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

64

sambil bekerja dengan teman, dan melakukan pekerjaan dengan

cepat dan terburu-buru.Hasil observasi tersebut antara lain

seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 5.1

Pekerja Tidak Menggunakan APD (Safety Shoes dan

Masker)

Gambar 5.2

Pekerja Tidak Menggunakan APD secara Benar

Gambar 5.3

Tidak Menempatkan Peralatan dengan Sesuai

Page 85: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

65

Gambar 5.4

Bekerja Sambil Merokok

Berdasarkan hasil telaah dokumen prosedur kesehatan

keselamatan kerja dan lingkungan PT. Krakatau Engineering

diketahui bahwa setiap pekerja wajib menggunakan APD dasar

ataupun tambahan sesuai dengan bahaya pekerjaannya. Selain

itu juga terdapat prosedur mengenai ketentuan larangan untuk

merokok di area kerja, prosedur bekerja di ketinggian dengan

harus menggunakan Alat pengaman (Full body harness) dan

juga prosedur mengenai menaikkan dan menurunkan material

yang harus menggunakan tali. Berdasarkan prosedur tersebut

dapat disimpulkan bahwa perilaku tidak aman lainnya yang

sering dilakukan pekerja swakelola adalah bekerja tidak sesuai

dengan prosedur. Dalam hal ini adalah prosedur keselamatan.

Berikut ini kutipan isi prosedur tersebut:

Page 86: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

66

Tabel 5.1

Prosedur PT. Krakatau Engineering

No Prosedur Isi Kebijakan

1. APD Setiap pekerja bertanggung jawab untuk menerima dan menggunakan APD dasar maupun tambahan

pada analisa risiko kerja dan tanda pengenal sepanjang waktu selama berada di area proyek.

Dasar peralatan keamanan personil setiap pekerja adalah helm dan sepatu safety. Tambahan

peralatan keamanan personil adalah:

a. Alat Pengaman Wajah jika bekerja dengan zat skimia

b. Penutup kuping jika bekerja di tempat yang bising

c. Kacamata safety jika bekerja langsung di bawah sinar matahari atau berhubungan dengan

api

d. Sepatu boot safety jika bekerja dengan kimia dan bekerja di tempat yang basah

e. Penutup/topeng debu jika bekerja di lingkungan yang penuh debu

f. Penutup/topeng gas jika bekerja yang berkenaan dengan risiko atmosfir

g. Body harness, jika bekerja di ke tinggian lebih dari 2 meter atau lebih

2. Merokok Merokok tidak diperbolehkan pada area kerja. Kontraktor dan subkontraktor harus melengkapi

tanda “Dilarang Merokok” pada area kerja. Manajemen kontraktor harus secepatnya

memberhentikan siapapun juga yang ditemukan merokok pada area kerja.

3. Bekerja di tempat

ketinggian

Setiap orang yang akan bekerja atau mengawasi di elevasi yang tinggi lebih dari 2 meter harus

menggunakan alat pengaman atau full body harness atau tali kekang untuk pencegahan risiko jatuh.

4. Material dan Peralatan Material dan peralatan yang akan diturunkan dari tingkat tinggi ke tingkat rendah atau ke bawah

tanah harus diturunkan menggunakan peralatan pengangkat. Ketika mengurangi atau memindahkan

material ke bawah tanah, peralatan yang sesuai, container, keranjang, diikat dengan kuat

menggunakan tali. Material bekas, sampah, material penyekat harus dikumpulkan.

Sumber : Prosedur SHE PT. Krakatau Engineering

Page 87: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

67

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan utama,

diperoleh informasi yang serupa mengenai perilaku tidak aman

yang dilakukan pekerja, berikut kutipannya:

“kalo rawat gitu sih engga ya, ga sempet, paling kalo udh rusak

gitu ya gadipake lagi gitu kayak gergaji misalnya patah yaudah gadipake

lagi kan, kalo APD gitu mah engga ya, dipake doang, kan tiap hari kerja

kan dipake, jadi ya gimana ntar dicuci ga mungkin langsung

kering..”(Informan IU1)

“ga pake itu mba apa body harness gitu, ngerokok juga sih

mbaa iyaa... kadang kalo lagi di atas kan ada kayu atau apa yang

udah gaperlu, ga dipake, harus diturunin kalo lagi gaada orang ya

kita lempar-lemparin aja ke bawah ke tumpukan kayu yang udah

ga dipake.. tapi liat – liat dulu di bawah ada orang apa engga..”

(Informan IU3)

“kerja ya emang harus cepet lah mba kan banyak kerjaan

mah ntar diomelin yang ada kalo gacepet diselesaiin

kerjaannya.”(Informan IU4)

Penjelasan tersebut didukung dengan pernyataan yang

diberikan oleh safety man dan managerSHE proyek Blast

Furnacedi bawah ini:

“kadang material itu suka dilempar aja gitu buat naronya

ke bawah, harusnya kan prosedurnya pake tali kan ditarik gitu”

(Informan IK2)

“APD nya yaa jarang-jarang make nyaa, kadang juga

galengkap dipakenya, apalagi body harness tuh ya jarang dipakai,

dipake pun misalnya kadang dipake tapi tidak difungsikan.. pengen

nyari jalan pintas kali ya, pengen cepet gitu lah kali, selain itu

ngerokok sih ya paling yaa, (Informan IK3)

Informasi mengenai perilaku tidak aman yang dilakukan

oleh pekerja juga didukung oleh pernyataan informan pendukung

yang menyatakan hal yang sejalan. Berikut kutipannya:

Page 88: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

68

“lebih kepada jalan pintas gitu yaa, mereka kerja tidak

memperhatikan aspek safety yang penting kerjaan mereka selesai,

target tercapai gitu..”(Informan IP1)

Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh gambaran bahwa

perilaku tidak aman yang sering dilakukan oleh pekerja swakelola

adalah tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur yaitu prosedur

keselamatan, tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan

peralatan keselamatan, tidak menggunakan APD, menggunakan

APD secara tidak benar, tidak menempatkan peralatan dengan

sesuai, melempar alat-alat kerja, bekerja sambil merokok, bekerja

sambil berkelakar dengan teman dan melakukan pekerjaan dengan

cepat dan terburu-buru.

b. Gambaran Perilaku Tidak Aman Pada Pekerja Subkontraktor

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pekerja

subkontraktor PT. Krakatau Engineering pada area COP proyek

Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk, diperoleh

gambaran perilaku tidak aman pada pekerja subkontraktor yaitu

tidak menggunakan APD secara lengkap (tidak menggunakan ear

plug, faceshield, full body harness, kacamata, dan masker),

menggunakan APD secara tidak benar, bekerja sambil merokok,

bekerja sambil berkelakar dengan teman, melakukan pekerjaan

dengan cepat dan terburu-buru seperti yang terlihat pada gambar di

bawah ini:

Page 89: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

69

Gambar 5.5

Pekerja Subkontraktor Bekerja Tidak Menggunakan APD

Gambar 5.6

Pekerja Subkontraktor Bekerja Tidak Menggunakan APD

Secara Benar

Hasil observasi tersebut didukung dengan pernyataan

informan utama yang mengatakan bahwa perilaku tidak aman yang

sering dilakukan pekerja subkontraktor yaitu tidak melakukan

tindakan perawatan kerja dan peralatan keselamatan, tidak

menggunakan APD secara lengkap, bekerja sambil merokok, dan

melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-buru. Informasi

tersebut didapatkan berdasarkan wawancara yang telah dilakukan

dengan informan utama seperti kutipan di bawah ini:

“paling ini ya APD, kan harusnya ini lagi ngelas pake

sarung tangan ya.. ear plug ya dikasih sih tapi kadang lupa

makenya mba.. ngerokok aja mba ini..dirawat khusus gitu sih engga,

Page 90: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

70

boro-boro mba, setiap hari banyak yang harus dikerjain mana sempet.”

(Informan IU5)

“yang pelindung muka buat ngelas itu, kita juga jarang

pake itu..,ngerokok sih yaa..iyaa juga sering..” (Informan IU6)

“ini sih masker yaa yang paling sering kalo saya mah..

kacamata sama sarung tangan juga jarang sih..kita harus kerjanya

cepet gitu harus cepet selesai.”(Informan IU8)

Informasi tersebut didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan dengan informan kunci. Selain itu, berdasarkan

pernyataan dari safety man dan safety officer pihak subkontraktor

diketahui bahwa perilaku tidak aman lain yang dilakukan pekerja

subkontraktor adalah tidak menggunakan APD secara benar dan

tidak menempatkan peralatan dengan sesuai. Berikut kutipannya:

“body harnessnya jarang tuh dipake, kadang dipake malah

ga di cantolin gitu kan .. helmnya suka di lepas di area kerja,

padahal mah selama di proyek helm itu harus selalu dipake

walaupun ga lagi kerja kan..terus ada juga tuh faceshield nya

gadipake, motong besi kan mereka sering motong-motong besi gitu

kan nah sisa-sisanya itu kadang ga ditaro ke tempat tumpukan

pembuangan gitu, kadang mereka motong besi itu di atas, nah

dibiarin aja kadang di atas gitu..pengennya kerjaannya biar gimana

cepet kelar aja, ya itu buru-buru. ini sih ya ngerokok itu yang susah

dilarangnya” (Informan IK4)

“ngelas pada males pake faceshield.. masalah bodyharness

juga kalo ngerokok sih masih ya ada lah beberapa orang gituu

kadang-kadang ngerokok.. besi abis pemotongan itu

loh..besi..baja.. gitu gitu, dibiarin aja ..harusnya disatuin sama

tumpukan material yang udah gakepake kan.. nah itu..”(Informan

IK5)

Dari hasil penelitian diperoleh gambaran mengenai perilaku

tidak aman pada pekerja PT. Krakatau Engineering area COP

Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk yang

terlihat pada tabel di bawah 5.2 berikut ini:

Page 91: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

71

Tabel 5.2

Perilaku Tidak Aman pada Pekerja

PT. Krakatau Engineering area COP Proyek Blast Furnace

No Perilaku Tidak Aman Swakelola Subkontraktor

1. Tidak melakukan pekerjaan

sesuai prosedur

√ √

2. Tidak melakukan tindakan

perawatan kerja dan peralatan

keselamatan

√ √

3. Memberi peringatan terhadap

adanya bahaya dengan cara

yang tidak dapat dimengerti

× ×

4. Tidak menggunakan APD √ √

5. Tidak menggunakan APD

secara benar

√ √

6. Tidak menempatkan peralatan

dengan sesuai

√ √

7. Melempar alat-alat kerja √ ×

8. Bekerja di bawah pengaruh

obat, dan minuman beralkohol

× ×

9. Bekerja sambil merokok √ √

10. Bekerja sambil berkelakar

dengan teman

√ √

11. Melakukan pekerjaan dengan

cepat dan terburu-buru

√ √

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa perilaku tidak aman

yang dilakukan oleh pekerja swakelola yaitu sebanyak 82% dari

indikator perilaku tidak aman. Perilaku tidak aman yang dilakukan

adalah tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur, tidak

melakukan tindakan perawatan kerja dan peralatan keselamatan,

tidak menggunakan APD, menggunakan APD secara tidak benar,

tidak menempatkan peralatan dengan sesuai, melempar alat-alat

Page 92: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

72

kerja, bekerja sambil merokok, bekerja sambil berkelakar dengan

teman dan melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-buru.

Sedangkan untuk pekerja subkontraktor, perilaku tidak

aman yang dilakukan yaitu sebanyak 73% dari indikator perilaku

tidak aman dalam penelitian ini. Perilaku tidak aman yang

dilakukan adalah tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur, tidak

melakukan tindakan perawatan kerja dan peralatan keselamatan,

tidak menggunakan APD, menggunakan APD secara tidak benar,

tidak menempatkan peralatan dengan sesuai, bekerja sambil

merokok, bekerja sambil berkelakar dengan teman kerja, dan

melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-buru.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh informasi

bahwa seluruh prosedur kerja untuk subkontraktor mengikuti

prosedur PT. KE yang juga diketahui bahwa perilaku tidak aman

lainnya yang sering dilakukan pekerja subkontraktor adalah

bekerja tidak sesuai dengan prosedur. Dalam hal ini adalah

prosedur keselamatan.Perilaku tidak aman yang dilakukan pekerja

subkontraktor yaitu tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur,

tidak menggunakan APD, menggunakan APD secara tidak benar,

tidak menempatkan peralatan dengan sesuai, bekerja sambil

merokok, bekerja sambil berkelakar dengan teman kerja, dan

melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-buru.

Page 93: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

73

2. Gambaran Faktor Predisposisi Perilaku Tidak Aman pada

Pekerja

Faktor predisposisi perilaku tidak aman pada pekerja yang

dimaksud dalam penelitian ini yaitu terkait dengan motivasi pekerja

berperilaku tidak aman.Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini

yaitu gambaran mengenai alasan atau dorongan yang membuat

pekerja berperilaku tidak aman saat bekerja.

Hasil penelitian mengenai gambaran motivasi perilaku tidak aman

pada pekerja PT. Krakatau Engineering area COP proyek Blast

Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk dijabarkan dibawah ini:

a. Gambaran Motivasi Perilaku Tidak Aman pada Pekerja

Swakelola

Dari hasil wawancara mendalam dengan informan utama

diketahui bahwa sangat rendahnya motivasi keselamatan diri pada

pekerja. Mereka berperilaku tidak aman saat bekerja dengan

alasan karena kurangnya keterampilan dalam menggunakan APD,

demi kenyamanan kerja, karena kebiasaan, tidak menganggap

perilaku yang dilakukan berbahaya dan demi pekerjaan selesai

tepat waktu. Berikut kutipannya:

“susah makenya saya dari kampung.. kalo buat kerja di atas

itu mba, ribet banget itu berat dari pada ribet kerjaan saya ga

selesai mending ya biar gimana enaknya aja mba biar kerjaan

saya selesai hehe, kalo untuk sarung tangan gitu, kalo kerja pake

sarung tangan itu susah juga kadang mba, takut kelepas gitu mba

ga kepegang gitu ..kalo ngerokok kan ga ganggu mba.. udah biasa

mba namanya cowo kan“ (Informan IU1)

Page 94: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

74

“gaenak banget dipake nya mba, panas, gaenak lah pokonya..

kalo ngerokok kan ga deket api juga, jadi gapapa lah..” (Informan

IU2)

“kalo lempar kayu gitu y biar cepet beres mba kerjaannya, kan

kita disuruh kerja tuh cepet, biar cepet kelar gitu...” (Informan

IU3)

Hal tersebut didukung dengan informasi yang diperoleh dari

wawancara mendalam dengan informan kunci seperti pernyataan

di bawah ini:

“ya mungkin karna kebiasaan, karna waktu sebelum bekerja di

proyek besar begini ya, kan mereka kebanyakan perumahan tuh

yang memang pake sendal gitu ya kaya perumahan yang

memang safety nya ga diutamain gitu, kadang udah dipake eh

dilepas, jadi ya mereka jadi ngerasa ga nyaman aja” (Informan

IK1)

“alasan yang pertama ribet pasti...” (Informan IK2)

“mungkin pengen nyari jalan pintas kali ya, pengen cepet gitu

lah kali, biar bisa lebih simpel kerjanya kan.” (Informan IK3)

Pernyataan tersebut juga didukung dengan pernyataan dari

informan pendukung di bawah ini:

“risih dan ga biasa gitu kan jadi gimana caranya biar kerja

enak, gada yang ngeganggu dan target mereka selesai gitu sih”

(Informan IP)

Jadi berdasarkan hasil wawancara mendalam diperoleh

informasi dan gambaran bahwa sangat rendahnya motivasi

keselamatan diri bagi para pekerja swakelola. Motivasi pekerja

swakelola berperilaku tidak aman adalah karena kurangnya

keterampilan dalam penggunaan APD, karena kebiasaan, demi

Page 95: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

75

kenyamanan bekerja serta demi target pekerjaan selesai tepat

waktu namun tidak memperhatikan aspek keselamatan.

b. Gambaran Motivasi Perilaku Tidak Aman pada Pekerja

Subkontraktor

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan

utama yang merupakan pekerja subkontraktor diperoleh informasi

terkait motivasi pekerja subkontraktor yang berperilaku tidak

aman dikarenakan demi kenyamanan bekerja, demi pekerjaan

selesai tepat waktu dan juga karena kebiasaan. Selain itu juga

dikarenakan para pekerja tidak mau untuk meluangkan waktunya

untuk melakukan peminjaman dan permintaan APD kepada pihak

safetyoffice mereka. Berikut kutipan hasil wawancaranya:

“cuma ga enak aja itu tadi kaya yang saya bilang kalo yang

disediain kaya penutup kaya masker gitu kan sakit ya, susah

nafas juga, kalo dipake yang ada kita ribet sama itunya aja

gaberes nanti kerjaan.. kalo ngerokok ya emang udah biasa aja

itu mah mba..” (Informan IU5)

“males ngambilnya di kantor jadi kalo ga terlalu tinggi kan

gapapa ya..kalo ngambil dulu ke kantor lama.. dari pada kita

bolak balik ke kantor ngabisin waktu buat minta apd doang ya

mending kita kerja kan biar cepet selesai kerjaan, kerjaan kan

juga banyak..”(Informan IU7)

“Mintanya susah harus ke kantor dulu kan minta, isi formulir

gitu dulu kalo lagi gaada, ribet ngabisin waktu saya, mending

waktunya buat nyelesaiin kerjaan kan.”(Informan IU8)

Informasi tersebut didukung dengan pernyataan serupa dari

safety man dan safety officer pihak subkontraktor pada kutipan di

bawah ini:

Page 96: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

76

“banyak yang ga biasa, terus ada juga ga tau gitu..kadang

kan mereka dikejar target juga kerjanya, nah itu pada males ke

kantor, pada ribet sama kerjaannya aja.. yang begitu tuh kadang

yang ga sadar sama keselamatan diri gitu.. ya kalo ngerokok ya

pasti karna udah terbiasa kan..” (Informan IK4)

“intinya sih karna ga dibiasain aja gitu, ga menilai itu tuh

perlu gitu buat diri sendiri.. mau gimana enaknya aja..(Informan

IK5)

Jadi diketahui bahwa motivasi pekerja swakelola berperilaku

tidak aman adalah adalah karena kebiasaan, tidak menganggap

perilaku yang dilakukan berbahaya, demi kenyamanan bekerja

serta demi target pekerjaan selesai tepat waktu namun tidak

memperhatikan aspek keselamatan. Sedangkan untuk motivasi

pekerja subkontraktor berperilaku tidak aman juga tidak jauh

berbeda dengan pekerja swakelola, namun pada pekerja

subkontraktor, motivasi pekerja berperilaku tidak aman juga

karena tidak maunya mereka meluangkan waktu untuk melakukan

peminjaman dan permintaan APD kepada pihak safetyoffice.

3. Gambaran Faktor Pendukung Perilaku Tidak Aman pada

Pekerja

Faktor pendukung perilaku tidak aman pada pekerja yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah terkait ketersediaan APD.

a. Ketersediaan APD

Ketersediaan APD yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

gambaran mengenai ketersediaan, penyimpanan, kondisi, dan

kelengkapan jenis APD dengan bahaya yang ada, maupun jumlah

Page 97: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

77

APD yang disediakan. Hasil penelitian mengenai gambaran

ketersediaan APD pada area COP proyek Blast Furnace PT.

Krakatau Steel (Persero), Tbk dijelaskan dibawah ini:

1) Gambaran Ketersediaan APD pada Pekerja Swakelola

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada

area COP proyek Blast Furnace, diperoleh gambaran

mengenai ketersediaan, penyimpanan, perawatan, kondisi

serta kesesuaian jenis dan jumlah APD yang disediakan

bagi pekerja swakelola. Ketersediaan APD untuk pekerja

swakelola terdiri dari penyediaan dari mandor yaitu berupa

safety helmet dan safety shoes, sedangkan untuk APD

lainnya yaitu berupa masker, sarung tangan, earplug serta

full bodyharness diberikan dengan sistem permintaan

terlebih dahulu oleh pekerja kepada pihak safety dengan

mengikuti prosedur yang berlaku, namun prosedur ini

cukup menyulitkan pekerja untuk memperoleh APD.

Berikut contoh APD yang disediakan untuk pekerja

swakelola:

(a) (b) (c)

Page 98: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

78

(c) (e) (f)

Gambar 5.7(a), (b), (c), (d), (e), (f)

Alat Pelindung Diri Pekerja Swakelola

APD yang disediakan pihak PT. Krakatau

Engineering dalam kondisi yang layak digunakan. Hasil

observasi tersebut didukung oleh pernyataan informan

utama yang diperoleh melalui wawancara mendalam yang

peneliti lakukan. Berikut kutipannya:

“kalo ini mah kita disediain ya mba sepatu, helm,

dari mandornya mba.. yang dari kantor sarung tangan

sama buat yang kerja di atas itu mba, tapi sarung tangan

juga susah dapet nya mba, saya mah kalo dikasi ya dibawa

kalo minta saya gamau mba, ribet, mending saya kerja,

minta juga belum tentu dapet. kalo kondisi kayanya baik-

baik aja gitu yaa” (Informan IU1)

“kita dari mandor ya helm sama sepatu, kalo yang

selain itu ya ada yang dipinjemin orang kantornya, body

harness, ada juga itu teh yang dikasih kaya masker gitu,

pernah, nah yang susah dapetnya itu sarung tangan gitu,

kadang juga kalo dapet, ga cukup buat kita semua, jadi ga

make semua juga gitu neng..baguslah ya kalo kondisinya,

Cuma masalahnya teh suka gaada gituu...”(Informan IU4)

Pernyataan informan utama tersebut didukung oleh

pernyataan dari safety officer seperti di bawah ini:

Page 99: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

79

“untuk swakelola ada yang disediin mandor sama

dari kita kan, kita yang menyediakan body harness sama

kaya sarung tangan gitu, masker juga nyediain tuh kita,

earplug juga ada. yang pasti mereka kesini bilang butuh

APD apa gitu, kalo harness biasanya kita tanggung

jawabin ke mandornya, jadi yang minjem atas nama

mandor, kalo untuk yang lain-lain mereka mah langsung

dikasih kalo ada, kalo engga kita tulis dulu namanya yang

udah minta butuh berapa, nanti kita request ke orang

procurement, gitu sih biasanya.. ya pasti kita nyediain

yang bagus lah ya maksudnya yang ga rusak gitu, kan kita

juga kalo rusak ada pengecekan gitu..” (Informan IK1)

Untuk perawatan APD pada pekerja diketahui

bahwa perawatan ada yang dilakukan oleh pihak PT. KE

yaitu berupa perawatan alat kerja dan perawatan

keselamatan berupa full body harness dengan melakukan

pengecekan secara kasat mata. Sedangkan untuk perawatan

yang dilakukan oleh pekerja adalah perawatan untuk APD

seperti helm, safety shoes dan sarung tangan. Pernyataan

ini didukung oleh safety officer dan juga manager SHE

Proyek Blast Furnace di bawah ini:

Kalo body harness mah kita ini ya periksa gitu

kadang kan kalo dipinjem gitu kan dikeluarin dari tempat

nyimpennya tuh, nah kita liat aja sekasat mata. Kan kita

kalo ngecek gitu ada ngecek alat kerja mereka juga. Jadi

kalo yang kaya helm, sepatu gitu-gitu mah pekerja ya kan

udah jadi milik mereka.(IK2)

Sedangkan untuk penyimpanannya, diketahui

bahwa stock APD untuk pekerja disimpan pada ruangan

khusus, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Page 100: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

80

(a) (b)

Gambar 5.8(a), (b)

Tempat Khusus Penyimpanan Stock APD untuk

Pekerja Swakelola

Sedangkan APD yang sudah diberikan di simpan

oleh masing-masing pekerja swakelola, dan dibawa pulang

ketika pekerjaan selesai. Selain itu diketahui bahwa tidak

ada tempat penyimpanan khusus untuk APD bagi pekerja

swakelola pada saat jam istirahat atau ketika APD tidak

digunakan. Penjelasan tersebut juga didukung oleh kutipan

hasil wawancara dengan informan utama di bawah ini:

Ya di bawa-bawa aja mba, misalnya duduk minum

kopi di warung ya bawa ke warung gitu aja.. terus dibawa

pulang lah kalo udahan mah kan udah jadi punya kita gitu,

jadi ya tanggung jawab kita gitu” (Informan IU3)

Informasi tersebut juga sesuai dengan pernyataan

yang diberikan oleh manager SHE yang merupakan

informan kunci. Berikut kutipannya:

“kita kalo untuk stock APD tempat rungan khusus

APD itu kan.. kalo lagi istirahat mah kalo untuk pekerja

swakelola belum ada untuk penyimpanan khusus pas saat

istirahat gitu jadi yaa sepinter-pinternya mereka aja

nyimpennya” (Informan IK3)

Page 101: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

81

Selanjutnya untuk kesesuaian jenis APD dengan

bahaya yang ada, diketahui bahwa jenis APD yang

disediakan tidak sepenuhnya sesuai dengan bahaya yang

ada, jenis yang disediakan hanya satu jenis pada masing-

masing APD nya, tidak disesuaikan dengan bahaya dan

risiko setiap aktivitas pekerjaan yang membutuhkan jenis

APD yang berbeda-beda. Selain itu juga tidak adanya

disediakan Alat pelindung mata berupa kacamata.

Sedangkan untuk kesesuaian jumlah diketahui bahwa

jumlah APD yang disediakan untuk pekerja dinilai masih

sangat kurang dan tidak mencukupi untuk seluruh pekerja

sehingga masih banyak pekerja yang tidak memiliki APD

seperti masker dan sarung tangan. Pernyataan tersebut

didasari oleh hasil observasi yang peneliti lakukan dan juga

pernyataan dari hasil wawancara dengan informan utama.

Berikut kutipannya:

“Sesuai sih, tapi ada yang gaada juga.. kacamata

gitu gaada.. kadang mau ngelas apa gitu kan, kalo kena

debu juga tuh kan butuh karna suka masuk mba debunya

ke mata perih, apalagi musim panas kaya gini liat sendiri

kan nih debunya”(Informan IU2)

Pernyataan tersebut juga didukung dengan

pernyataan yang diberikan oleh safety man area COP

Proyek Blast Furnacedi bawah ini:

“Cuma kacamata tuh tadi yang ga tersedia untuk

mereka kan, tapi menurut saya mah secara keseluruhan

udah sesuai lah, dibilang kurang sih kurang juga, kan

mereka banyak tuh, nah kaya masker, sarung tangan,

Page 102: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

82

mereka kan paling dikasi hari ini juga bakal rusak kan

besoknya minta lagi gitu, ya gitu gakan mampu nyediain

untuk sebanyak itu mah.”(Informan IK2)

Berdasarkan hasil telaah dokumen pada prosedur

APD PT. Krakatau Engineering diperoleh informasi bahwa

pengadaan APD untuk pekerja yang disediakan PT.

Krakatau Engineering harus berdasarkan prosedur yang

berlaku yaitu sesuai dengan daftar permintaan yang dibuat

oleh pekerja ketika persediaan tidak ada. Namun

berdasarkan prosedur disebutkan bahwa adanya

penyediaan Alat Pelindung Mata berupa kacamata,

sedangkan pada kenyataan di lapangan untuk pekerja

swakelola tidak terdapat persediaan kacamata. Berikut

kutipan prosedur APD yang berlaku pada proyek Blast

Furnace PT. Krakatau Engineering:

Page 103: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

83

Tabel 5.5

Prosedur APD PT. Krakatau Engineering

No Prosedur Isi Kebijakan

1. Ketersediaan APD Setiap pekerja bertanggung jawab untuk menerima dan menggunakan APD dasar maupun

tambahan pada analisa risiko kerja dan tanda pengenal sepanjang waktu selama berada di area

proyek.

Dasar peralatan keamanan personil setiap pekerja adalah helm dan sepatu safety. Tambahan

peralatan keamanan personil adalah:

a. Alat Pengaman Wajah jika bekerja dengan zat kimia

b. Penutup kuping jika bekerja di tempat yang bising

c. Kacamata safety jika bekerja langsung di bawah sinar matahari atau berhubungan

dengan api

d. Sepatu boot safety jika bekerja dengan kimia dan bekerja di tempat yang basah

e. Penutup/topeng debu jika bekerja di lingkungan yang penuh debu

f. Penutup/topeng gas jika bekerja yang berkenaan dengan risiko atmosfir

g. Body harness, jika bekerja di ke tinggian lebih dari 2 meter atau lebih

Aliran proses kerja pemakaian APD diawali dengan pembuatan daftar kebutuhan APD yang

dilanjutkan dengan pembelian dan pengadaan APD, selanjutnya setelah APD yang dibutuhkan

tersedia maka dilakukan distribusi APD dan sosialisasi APD yang selanjutnya diikuti dengan

pemakaian APD

2. Kondisi APD Project Procurement Manager bertanggung jawab untuk melakukan pembelian APD sesuai

dengan standar yang berlaku. Melakukan pemeriksaan kondisi dan masa pakai APD. Semua

APD yang rusak atau sudah berakhir masa pakainya diserahkan kembali ke Dinas

Umum/General Affair Project dan/atau penanggung jawab K3L untuk dimusnahkan dan

diberikan APD pengganti kepada pekerja.Pemusnahan APD dilakukan sesuai dengan kebijakan

dari penanggung jawab area

3. Kesesuian Jenis dengan

Bahaya

Penanggung jawab K3L bertanggung jawab untuk Membuat daftar pekerja/penerima APD dan

membuat pengajuan kebutuhan APD berdasarkan potensi bahaya yang ada dalam kegiatan

pekerjaan dan/atau lingkungan kerja.

Sumber : Prosedur APD PT. Krakatau Engineering

Page 104: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

84

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh informasi

bahwa ketersediaan APD untuk pekerja swakelola terdiri dari

penyediaan oleh mandor berupa APD standar yaitu safety

helmet dan safety shoes serta penyediaan oleh pihak PT.

Krakatau Engineering berupa masker, sarung tangan, ear plug

dan full body harness dengan prosedur peminjaman untuk full

body harness, dan permintaan untuk APD tambahan lain. Jika

stock APD masih tersedia di kantor safety maka akan

langsung diberikan kepada pekerja swakelola, namun jika

persediaan habis, maka pekerja diharuskan untuk mengikuti

prosedur request dengan mengisi form request APD.

Selanjutnya jika list pada form request sudah lumayan

banyak maka akan dilakukan permintaan kepada pihak

procurement PT. KE untuk pengadaan, jika persediaan sudah

tersedia, baru akan di distribusikan kepada pekerja. Namun

prosedur pendistribusian APD ini dirasa menyulitkan

informan utama untuk meminta APD, sehingga banyak

pekerja yang tidak mau meminta dikarenakan prosedurnya

yang dirasa sulit dan memakan waktu.

Berdasarkan observasi dan wawancara mendalam juga

diketahui tidak ada tersedianya alat pelindung mata untuk

pekerja swakelola. Selain itu untuk kondisi APD yang

disediakan diketahui dalam kondisi yang layak digunakan

Page 105: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

85

dikarenakan pihak PT. Krakatau Engineering selalu

melakukan pengecekan untuk APD, dan untuk APD yang

rusak maka akan dibuang dan dimusnahkan namun untuk

safety helmet dan safety shoes pekerja swakelola yang

disediakan oleh mandor tidak semuanya sesuai dengan standar

dan kelayakan. Selain itu diketahui tidak tersedianya tempat

khusus penyimpanan APD untuk pekerja swakelola ketika

sedang tidak digunakan, APD hanya mereka letakkan di

sekitar mereka ketika sedang tidak digunakan, dan dibawa

pulang ketika selesai bekerja. Selanjutnya untuk kesesuaian

APD dengan bahaya belum sesuai secara keseluruhan

dikarenakan tidak tersedianya kacamata dan juga jenis-jenis

APD sesuai dengan jenis pekerjaan. Setiap APD yang

disediakan hanya satu jenis saja, tidak sesuai dengan paparan

bahaya yang berbeda-beda, serta untuk jumlah APD yang

disediakan diketahui tidak sesuai dengan jumlah pekerja

swakelola.

2) Gambaran Ketersediaan APD pada Pekerja

Subkontraktor

Berdasarkan hasil observasipenyediaan APD untuk pekerja

subkontraktor secara keseluruhan disediakan oleh

perusahaannya dengan sistem yang sama dengan pekerja

swakelola yaitu ada yang diberikan dari awal kerja seperti

sepatu dan helm, ada yang diberikan sesuai permintaan seperti

Page 106: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

86

sarung tangan, kacamata, masker dan ear plug, serta ada yang

dipinjamkan yaitu welding cap, dan juga full body harness.

Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:

(a) (b) (c)

(d) (e)

(f) (g)

Gambar 5.9(a), (b), (c), (d), (e), (f), (g)

APD Pekerja Subkontraktor

APD yang disediakan tersebut dalam kondisi yang

layak untuk digunakan. Hasil observasi tersebut juga

didukung oleh pernyataan informan utama yang diperoleh

Page 107: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

87

melalui wawancara mendalam yang peneliti lakukan.

Berikut kutipannya:

“kalo yang biasa nih kaya helm sepatu emang dari

dulu mulai kerja udah dikasih, full body harness

dipinjemin, topeng buat ngelas gitu dipinjemin.. sarung

tangan, masker, sama kacamata sih dikasih, ear plug

juga..Masih bersih.. masih kinclong.. ya belum pernah

dipake kan soalnya” (Informan IU8)

Informasi tersebut juga didukung dengan

pernyataan informan kunci seperti pada kutipan di bawah

ini:

“APD mah ada kita sediakan seluruhnya untuk

pekerja.. mulai dari helm, sepatu. kalau yang kita kasih

helm, sepatu, terus kayak masker, sarung tangan,

kacamata, masker, sama earplug itu berdasarkan

permintaan..full body harness, faceshield, sama welding

cap itu kita pinjamkan... kalo untuk kondisi yang pasti

gaada masalah ya kita yang kita sediain kondisinya pasti

yang layak, yang masih layak untuk dipake, kan kalo udah

galayak pake kita buang..” (Informan IP4)

Sedangkan untuk penyimpanan APD, untuk stock

APD subkontraktor disimpan di gudang penyimpanan

APD, sedangkan untuk APD lain ketika sedang tidak

digunakan tidak disimpan di tempat khusus karena tidak

ada tersedia tempat penyimpanan khusus untuk APD ketika

sedang tidak digunakan, namun seperti welding cap atau

faceshield ketika tidak digunakan disimpan di dalam kotak

yang disediakan yaitu berupa kotak alat-alat kerja yang

dibutuhkan namun digabungkan dengan alat-alat kerja

yang lain seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:

Page 108: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

88

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 5.10 (a), (b), (c), (d)

Tempat Penyimpanan APD Pekerja Subkontraktor

Hasil observasi ini juga didukung dengan hasil

wawancara mendalam yang peneliti lakukan dengan

informan utama. Berikut kutipan hasil wawancaranya:

“dibawa pulang aja kalo udah jam pulang gitu

mba.. di bawa ke rumah disimpen di rumah..dipegang aja

dipake kaya sepatu helm gini kan dipake ya mba, ya paling

selain itu ya dibawa aja kemana kita pergi..gaada juga

mba disini tempat khusus gitu mah.. belum ada, belum

disediain kayanya mba..”(Informan IU5)

“ya saya taro aja di atas itu yang penting orang

lewat ga ngalangin gitu ga ketendang-tendang sama

orang..”(informan IU8)

Informasi yang sejalan juga diperoleh dari

pernyataan dari pihak safety man subkontraktor berikut ini:

Page 109: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

89

“ada kita gudangnya.. di masing-masing tempat

juga ada kita sediakan semacam box kotak tools nya

mereka gitu, itu kayak APD yang ga selalu dipake gitu tapi

udah dipinjem biasanya mereka taro disitu.. welding cap

faceshield, mesin las yang gitu-gitu ada tuh kotaknya.. kalo

stock ya otomatis kita simpen d kantor kan di ruangan

tersendiri...tapi kaya tempay helm sama sepatu gitu sih

gaada kita belum nyediain” (Informan IK4)

Selain itu untuk jenis APD yang disediakan sudah

sesuai dengan bahaya yang ada, hanya saja penyediaan

jenis sarung tangan yang disediakan belum sepenuhnya

sesuai dikarenakan penyediaan sarung tangan hanya satu

jenis saja yaitu sarung tangan kain atau wol. Untuk jumlah

APD yang disediakan juga dirasa masih kurang

dikarenakan sistem pengadaan APD pada proyek ini yang

harus sesuai permintaan dari pekerja sehingga masih

banyak pekerja yang tidak memiliki APD. Pernyataan

tersebut didukung dengan pernyataan informan utama

berikut ini:

“sesuai-sesuai aja ya mba kayanya.. itu mungkin

yang ga ya mba.. kan ini kita kalo perlu APD gitu harus

minta gitu kan ke kantor, jadi kalo butuh kita minta

kan..nah kadang tuh suka abis katanya..jadi mungkin

belum cukup lah ya..”(Informan IU5)

“kalo itu mah udah sesuai kayanya sih ya...

mungkin kayanya kalo jumlah agak kurang ya mba ya..

harusnya disediain lebih banyak biar masing-masing

semua dapet.. “(informan IU7)

Pernyataan tersebut juga didukung oleh pernyataan

informan kunci berikut ini:

Page 110: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

90

“kalo untuk kesesuaian mah sudah sesuai yaa..

mungkin kesulitannya karna kita penyediaan APD itu

harus sesuai permintaan jadi kadang stock gitu bisa

sempet aja kurang gitu, jadi mungkin perlu sedikit

penambahan biar stock ga bener-bener abis

gitu..istilahnya kalo mereka minta bisa langsung dapet

gitu..” (informan IK4).

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh informasi

bahwa untuk pekerja subkontraktor penyediaan APD secara

keseluruhan disediakan oleh pihak perusahaan mereka. APD yang

disediakan berupa safety helmet dan safety shoes yang sudah

mereka dapatkan dari awal mulai bekerja. Untuk APD lain seperti

masker, sarung tangan, ear plug, dan kacamata diberikan sesuai

dengan prosedur permintaan mengikuti prosedur PT. KE. APD

yang disediakan sudah layak dan sesuai dengan bahaya yang ada,

hanya saja jenis APD yang tersedia masih perlu disesuaikan lagi

dengan aktivitas pekerjaannya. Untuk penyimpanan APD pekerja

subkontraktor, padaarea terdapat box atau kotak penyimpanan alat

kerja yang biasanya digabungkan dengan APD yang jarang

digunakan seperti faceshield dan welding cap. Sedangkan untuk

kesesuaian jumlah APD dengan pekerja subkontraktor juga belum

sesuai dan mencukupi untuk semua pekerja subkontraktor.

Jadi untuk ketersediaan APD untuk pekerja swakelola dan

subkontraktor secara keseluruhan memiliki sistem yang sama

namun untuk swakelola ada yang disediakan oleh pihak mandor,

sedangkan untuk subkontraktor secara keseluruhan disediakan oleh

pihak subkontraktor. APD yang disediakan pun kurang lebih sama

Page 111: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

91

namun pada subkontraktor terdapat penyediaan kacamata,

faceshield dan juga welding cap.

4. Gambaran Faktor Penguat Perilaku Tidak Aman pada Pekerja

Faktor pendorong yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

faktor lain selain diri pekerja itu sendiri yang mendorong pekerja

untuk berperilaku tidak aman dalam bekerja. Faktor pendorong

tersebut dalam hal ini adalah pemberian hukuman dan penghargaan

(Reward&Punishment) serta pengawasan.

a. Hukuman dan Penghargaan

Hukuman/sanksi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

konsekuensi negatif yang diberikan kepada pekerja terkait perilaku

tidak aman yang dilakukan. Penghargaan yang dimaksud dalam

penelitian ini yaitu konsekuensi positif yang diberikan kepada

pekerja terkait perilaku aman yang dilakukan. Gambaran hukuman

dan penghargaan pada pekerja PT. Krakatau Engineering area

COP proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk

dijelaskan di bawah ini:

a) Gambaran Hukuman dan Penghargaan Pekerja

Swakelola

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh

informasi bahwa hukuman atau sanksi yang diberikan kepada

pekerja yang berperilaku tidak aman yaitu berupa teguran yang

Page 112: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

92

dilanjutkan dengan pembolongan ID Card pekerja. Selain itu juga

terdapat form pencatatan pelanggaran (lampiran) untuk

pendataan setiap perilaku tidak aman sehingga jika memang

sudah tercatat tiga kali pelanggaran maka bisa ditindaklanjuti. Hal

ini didukung dengan pernyataan informan utama yang diperoleh

dari hasil wawancara mendalam yang peneliti lakukan di bawah

ini:

“ga dihukum sih, ditegur aja palingan, pernah liat temen

tapi di area lain gitu pernah dikeluarin gitu gaboleh kerja lagi,

katanya dia kalo kerja di atas tuh gamau pake body harness jadi

sering kepergok sama orang safety gitu”(Informan IU3)

“ya ngingetin aja gitu, pernah disuruh pulang gitu gausah

kerja katanya.. tapi kadang ada toleransi gitu, tolong dipake

sekarang APD nya gitu, pake sekarang harus, kalo gamau,

pulang”(Informan IU4)

Pernyataan tersebut juga didukung dengan pernyataan

safety officer PT. Krakatau Engineering area COP Proyek Blast

furnace di bawah ini:

“ya kita ya pertama teguran dulu ya mba sekali dua kali,

kalo ketiga kita cabut id card nya mba, gaboleh kerja lagi..”

(Informan IK1)

Penjelasan tersebut juga diperkuat dengan pernyataan

informan pendukung seperti pada kutipan di bawah ini:

kalo hukuman sih harus ada ya pasti untuk pekerja yang

berperilaku ga aman yaa, kalo untuk awal sih yaa, teguran dulu

gitu yaa.. (Informan IP)

Sedangkan untuk pemberian penghargaan yang berlaku,

dari hasil penelitian diketahui bahwa belum pernah terdapat

pemberian penghargaan ataupun hadiah untuk pekerja yang

Page 113: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

93

berperilaku aman untuk pekerja swakelola sebagaimana yang

diungkapkan oleh informan utama di bawah ini:

“gatau deh mba, kayanya gaada ya kalo yang ke kita,

gapernah mba, kita mah Cuma taunya kerja aja mba, gatau kita ga

pernah terima yang begitu-begituan mah hehe apalagi hadiah gitu

gaada mba” (Informan IU1)

“kalau yang kerjanya bagus gitu kayanya gapernah dikasih

apa-apa deh mba kita” (Informan IU2)

Penjelasan tersebut juga didukung dengan pernyataan dari

pihak manager SHE Proyek Blast Furnaceyang menyatakan

memang belum pernah memberikan reward kepada pekerja yang

berperilaku aman. Berikut kutipannya:

“reward yaaa kita belum berlakuin disini paling kita

ngasih secara keseluruhan aja sih susu kadang sama roti gitu tiap

jumat abis safety talk, sekali sebulan lah kadang gitu aja sih.. kalo

khusus untuk pekerja yang berperilaku aman belum sih yaa.. karna

itu kan menyangkut ketersediaan dananya juga kan..” (Informan

IK3)

Selain itu berdasarkan telaah dokumen prosedur kesehatan

keselamatan kerja dan lingkungan PT. Krakatau Engineering yang

berlaku, diketahui bahwa belum terdapat aturan khusus mengenai

pemberian hukuman dan penghargaan untuk pekerja yang

berperilaku tidak aman. Pernyataan ini juga didukung oleh

manager SHE Proyek Blast Furnaceyang diperoleh melalui

wawancara mendalam yang dilakukan. Berikut kutipannya:

“kalo aturan khusus tentang itu sih kayanya sih gaada yaa,

gaada tertulis gitu.. Cuma itu ketentuan yang kita bikin disini kaya

gituuu..”(Informan IK3)

Page 114: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

94

Jadi berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui

bahwa hukuman/sanksi yang diberikan kepada pekerja swakelola

yang berperilaku tidak aman yaitu berupa teguran terlebih dahulu

yang diikuti dengan peringatan yang kemudian dilanjutkan dengan

pembolongan ID Card pekerja. Selain itu juga terdapat form

pencatatan pelanggaran untuk pekerja yang berperilaku tidak aman

agar jelas terdata, sehingga jika memang sudah tercatat tiga kali

pelanggaran maka bisa ditindaklanjuti. Sedangkan untuk pemberian

reward atau penghargaan, berdasarkan hasil penelitian diketahui

bahwa pada proyek Blast Furnace belum pernah diberlakukan

pemberian reward atau penghargaan untuk pekerja yang

berperilaku aman.

b) Gambaran Hukuman dan Penghargaan Pekerja

Subkontraktor

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada pekerja

subkontraktor diperoleh informasi mengenai gambaran hukuman

atau sanksi yang diberikan pihak perusahaan terhadap pekerja yang

berperilaku tidak aman yaitu juga berupa teguran. Sebagaiman

yang diungkapkan oleh informan utama di bawah ini:

“hukuman ya..ga ada mba hukuman gitu..Cuma ya mungkin

ini aja kadang kayak ditegor gitu kalo orang safetynya ngeliat ada

yang gabener gitu misalnya ya ditegor aja ga dihukum

gitu..”(Informan IU5)

“gaada..diingetin gitu doang sama yang biasa nungguin kita

kerja kadang...”(informan IU7)

Page 115: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

95

Penjelasan tersebut juga didukung oleh informasi yang

diberikan oleh safety manarea COP dalam kutipan di bawah ini:

“yang paling pertama sih saya tegor dulu kalo saya liat ada

yang gapake APD.. saya tegor saya suruh pake APD nya baru

melanjutkan pekerjaan, selanjutnya kalau udah sampe berkali-kali

dan sering melanggar ya kita keluarkan karna kalau gitu susah di

atur kan berarti padahal buat diri mereka juga..” (Informan IK4)

Sedangkan untuk pemberian reward atau penghargaan, dari

hasil penelitian diketahui bahwa belum pernah terdapat pemberian

penghargaan ataupun hadiah untuk pekerja yang berperilaku aman

untuk pekerja subkontraktor sebagaimana pernyataan informan

utama yang diperoleh melalui wawancara mendalam yang

dilakukan. Berikut kutipannya:

“belum ada sih mba setau saya mah ya belum...” (Informan

IU5)

“hadiah sih belum pernah sih ya kantor ngasih hadiah mba

selama kerja.” (Informan IU7)

“gapernah tuh.. belum pernah liat kantor ngasih hadiah

buat kita-kita yang kerja disini..”(Informan IU8)

Pernyataan informan utama tersebut juga diperkuat dengan

pernyataan dari informan kunci yang menyatakan bahwa memang

belum ada pemberian reward yang diberikan kepada pekerja yang

berperilaku aman seperti pada kutipan di bawah ini:

”kalau untuk khusus pekerja yang berperilaku aman gitu

sih belum ada ya selama di proyek ini.. karna memang belum ada

kebijakannya kayak gitu gitu..”(Informan IK5)

Page 116: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

96

Jadi dapat diperoleh gambaran dan informasi bahwa tidak

ada perbedaan antara sistem reward dan punishment baik pada

pekerja swakelola maupun pekerja subkontraktor. Dan diketahui

tidak adanya sistem pemberian reward untuk pekerja yang

berperilaku aman, baik pekerja swakelola maupun pekerja

subkontraktor. Sedangkan untuk hukuman atau punishment yang

diberikan untuk pekerja yang berperilaku tidak aman baik pekerja

swakelola maupun pekerja subkontraktor yaitu berupa teguran

terlebih dahulu, dan jika pelanggaran terjadi hingga tiga kali akan

dilakukan pembolongan ID Card dan dikeluarkan.

b. Pengawasan

Pengawasan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

pengawasan yang dilakukan pihak safety perusahaan terkait

perilaku pekerja.

a). Gambaran Pengawasan pada Pekerja Swakelola

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada

pekerja swakelola diketahui bahwa terdapat pengawasan

terhadap pekerja terkait K3 berupa safety patrol yang

dilakukan setiap harinya pada pagi, siang dan sore. Safety

patrol dilakukan oleh safety officer dan safety man dari PT. KE

untuk pekerja swakelola. Pengawasan yang dilakukan pada

Page 117: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

97

saat safety patrol berupa pengawasan terkait perilaku pekerja,

jika ditemukan pelanggaran atau perilaku tidak aman maka

akan dilakukan peneguran. Hasil observasi tersebut diperkuat

dengan yang dikatakan para informan utama saat peneliti

melakukan wawancara mendalam. Berikut kutipannya:

“orang safety kalo lagi keliling-keliling gitu biasanya

bentaran doang tapi ada tuh tiap hari biasanya, sembari lewat

liat gitu kalo ada yang ga sesuai menurut mereka ya ditegor”

(Informan IU2)

“kaya suruh pake body harness kalo kerja di atas kan kalo

kita gapake gitu.. mba orang safetynya suka jalan aja gitu liat

kita pada lagi kerja gitu.. kadang suka ada pagii.. kadang

siang, kadang juga kalo udah mau pulang..” (Informan IU3)

Pernyataan tersebut didukung dengan pernyataan dari

informan kunci sebagaimana pada kutipan di bawah ini:

“paling kalo dari kita mah safety man sama safety officer

kan ada yang namanya safety patrol setiap hari gitu muter

ngawasin pekerja per areanya gitu...baik dari perilaku atau

unsafe conditionnya yaa.. paling gitu sih.. yaa setiap hariii

harus.. di pagi..siang sama sore..” (Informan IK3)

Penjelasan tersebut juga diperkuat dengan pernyataan dari

informan pendukung seperti pada kutipan di bawah ini:

“pengawasan mungkin dari patroli gitu di area kerja, bisa

dilihat dari lingkungan kerjanya ada perilaku yang tidak baik

atau engga, aturan safetynya dijalankan atau tidak.. atau dari

perilaku pekerjanya gitu kan.. biasanya sih orang safetynya

yaa” (Informan IP)

Hal tersebut juga didukung dengan hasil telaah

dokumen pada Prosedur Kesehatan Keselamatan Kerja dan

Lingkungan PT. Krakatau Engineering yang peneliti lakukan.

Page 118: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

98

Berikut prosedur mengenai pengawasan yang terdapat pada

PT.KE:

“Personil K3L memeriksa pekerjaan di lapangan

setiap harinya dan mempelajari seluruh tindakan yang kurang

aman/kondisi kerja. Ketika tindakan tidak aman/kondisi kerja

atau pelanggaran ditemukan, personil K3L menyarankan atau

menjalankan tanggung jawab pengawasan untuk perbaikan.”

Menurut salah satu informan utama, tidak ada

pengawasan dari pihak perusahaan, artinya, salah satu

informan ada yang merasa tidak adanya pengawasan selama

mereka bekerja sebagaimana pernyataan yang diberikan

informan utama di bawah ini:

“Gatau tuh saya, gaada yang ngawasin kayanya, mandor

aja sih biasanya..ga perhatiin juga saya” (Informan IU1)

Selain itu juga diketahui pengawasan yang diberikan belum

efektif menimbulkan efek jera untuk melanggar bagi informan

utama. Hal ini terlihat dari pernyataan informan utama yang

merasa biasa saja tidak merasa takut untuk melakukan

pelanggaran saat adanya pengawasan dikarenakan pengawasan

yang dilakukan hanya sebentar tidak sepanjang jam kerja

sebagaimana yang diungkapkan informan utama pada kutipan

dio bawah ini:

“biasa aja orang mereka kan itu juga ga lama kalo

disininya mah, ya kalo gasalah ya kenapa harus takut, lagian

Page 119: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

99

juga gabakal diapa-apain kok jadi ya santai ajalah..”

(Informan IU2)

“ga liatin sepanjang hari gitu, jadi yaa gapapa biasa aja

gitu”(Informan IU4)

Hal tersebut juga didukung dengan hasil wawancara

yang peneliti peroleh dari informan kunci yang menyatakan

bahwa pengawasan yang dilakukan memang belum efektif

dikarenakan kurangnya jumlah pengawas dibandingkan

dengan pekerja sehingga tidak mungkin terawasi satu per satu,

selain itu juga karena bentuk pengawasan yang hanya

berbentuk safety patrol yang tidak bisa selalu mengawasi

selama pekerja bekerja pada jam kerja setiap harinya. Berikut

kutipannya:

“belum kalo untuk efektif mah.. karna yaa itu kita kan ga

ngawasin setiap saat setiap waktu disana kan, gabisa juga

melototin satu satu gitu lo, jadi ya kalo dibilang efektif sih yaa

belum sih.. “(Informan IK2)

“mungkin belum efektif karna kalah jumlah gitu kan sama

mereka gituu, mereka kan banyak kan, safety man sama safety

officer mungkin cuma 1 orang kan di masing-masing area, “

(Informan IK3)

Berdasarkan penjabaran wawancara mendalam,

diketahui bahwa terdapat pengawasan yang diberikan kepada

pekerja swakelola saat bekerja. Pengawasan tersebut berupa

safety patrol yang dilakukan setiap harinya oleh safety officer

dan safety man dari pihak perusahaan baik PT. KE maupun

subkontraktor. Akan tetapi, pengawasan yang dilakukan dinilai

belum optimal dikarenakan belum menimbulkan efek takut

Page 120: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

100

untuk melanggar bagi pekerja serta dikarenakan pengawasan

yang diberikan hanya melalui patroli, tidak selama jam kerja

berlangsung serta juga tidak sebandingnya jumlah pihak safety

yang melakukan pengawasan dengan jumlah keseluruhan

pekerja.

b). Gambaran Pengawasan pada Pekerja Subkontraktor

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada

pekerja subkontraktor diketahui bahwa terdapat pengawasan

terhadap pekerja terkait K3 berupa safety patrol yang

dilakukan setiap harinya. Safety patrol dilakukan oleh safety

officer dan safety man dari pihak perusahaan subkontraktor

sendiri. Pengawasan yang dilakukan pada saat safety patrol

berupa pengawasan terkait perilaku pekerja, jika ditemukan

pelanggaran atau perilaku tidak aman maka akan dilakukan

peneguran. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara mendalam

yang peneliti lkukan, berikut kutipannya:

“sekali-kali ke sini gitu liat dan negor kalo lagi gapake

APD gitu. yang sering sih pak lamsihar namanya (safety man)

itu sering saya liat disini merhatiin kita make APDnya apa

gitu-gitu.. tiap hari sih, tapi bentar-bentaran...”(Informan

IU8)

“ada kita selalu safety patrol, saya safety man sama safety

officer kita.. kita patrol untuk ngawasin pekerja dari sgegi

safetynya ya meskipun ga terus-terusan selama jam kerja kita

dilapangan” (Informan IP4)

Page 121: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

101

Pengawasan yang dilakukan pihak safety subkontraktor

juga belum efektif. Seperti yang diungkapkan para informan

dalam kutipan hasil wawancara mendalam berikut ini:

“takut mah ya engga mba..paling juga kan kalo gapake APD

kan diomongin doang palingan ini ditegur lah gitu kan..jadi ga

takut saya mah..” (Informan IU5)

“mungkin kayanya belum karna sistem pengawasan kita dari

safety hanya patroli aja gitu kan gabisa ngeliatin sepanjang

mereka kerja gitu..”(Informan IP5)

Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa

pengawasan yang diberikan kepada pekerja subkontraktor

sama halnya dengan pekerja swakelola yang juga berupa safety

patrol yang dilakukan safety man dan safety officer dari i pihak

safety perusahaan subkontraktor. Pengawasan yang dilakukan

dinilai belum efektif dan optimal dikarenakan belum

menimbulkan efek takut untuk melanggar bagi para pekerja.

Hal ini dikarenakan sistem pengawasan yang hanya berbentuk

patroli sehingga tidak bisa terawasi sepanjang pekerja

subkontraktor bekerja.

Page 122: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

102

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain:

1. Adanya bias informasi yang kemungkinan terjadi dikarenakan

kecenderungan informan utama untuk menutupi informasi yang

dibutuhkan. Hal ini berkaitan dengan pertanyaan yang mengangkat

perilaku yang tidak sesuai dengan yang semestinya dilakukan oleh

informan utama. Sehingga ada kemungkinan bahwa pada saat

dilakukan wawancara, informan utama tidak memberikan keseluruhan

informasi atau menutupi sebagian informasi yang dibutuhkan terkait

perilaku tidak aman yang sering dilakukan.

2. Pada saat wawancara dilakukan dengan beberapa informan, kondisi

lingkungan sekitar tidak kondusif karena proses pekerjaan yang sedang

berjalan, sehingga dapat mempengaruhi konsentrasi informan dalam

memberikan jawaban.

B. Perilaku Tidak Aman pada Pekerja

Perilaku tidak aman menurut Bird dan Germain (1990) adalah

perilaku yang dapat mengizinkan terjadinya suatu kecelakaan atau insiden.

Sedangkan menurut Heinrich (1980), perilaku tidak aman adalah tindakan

atau perbuatan dari seseorang atau beberapa pekerja yang memperbesar

terjadinya kecelakaan terhadap pekerja.

Page 123: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

103

Dari sebelas indikator perilaku tidak aman pada penelitian ini,

sembilan perilaku tidak aman dilakukan oleh pekerja, yaitu tidak

melakukan pekerjaan sesuai prosedur, tidak melakukan tindakan

perawatan kerja dan peralatan keselamatan, tidak menggunakan APD,

tidak menggunakan APD secara benar, tidak menempatkan peralatan

dengan sesuai, melempar alat-alat kerja, bekerja sambil merokok dan

bekerja sambil berkelakar dengan teman, serta melakukan pekerjaan

dengan cepat dan terburu- buru. Sedangkan perilaku tidak aman yang tidak

dilakukan pekerja adalah memberi peringatan terhadap adanya bahaya

dengan cara yang tidak dapat dimengerti dan bekerja di bawah pengaruh

obat dan minuman beralkohol.

Penjelasan mengenai perilaku tidak aman yang dilakukan oleh

pekerja area COP Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk

dijabarkan di bawah ini:

1. Tidak Melakukan Pekerjaan Sesuai Prosedur

Salah satu perilaku tidak aman yang dilakukan pekerja area COP

Proyek Blast Furnace adalah tidak melakukan pekerjaan sesuai

prosedur. Hal ini sesuai dengan DNV Modern Safety Management

(1996) yang mengatakan bahwa salah satu faktor-faktor yang termasuk

dalam perilaku tidak aman adalah tidak mengikuti prosedur atau

kebijakan kerja.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi

(2012) yang mengatakan bahwa salah satu perilaku tidak aman yang

sering dilakukan oleh pekerja adalah tidak melakukan pekerjaan sesuai

Page 124: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

104

prosedur. Hal tersebut dikarenakan adanya kesalahan pada manajemen,

beban kerja yang berat dan karakteristik individu. Hal ini juga sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Putri (2009) yang menyatakan

bahwa 40% pekerja melakukan perilaku tidak aman berupa tidak

melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP.

Pada prosedur PT.KE terdapat aturan mengenai penggunaan APD,

larangan merokok dan melempar material atau alat-alat kerja, serta

penempatan material yang digunakan saat bekerja. Pada prosedur

tersebut disebutkan bahwa setiap pekerja bertanggung jawab untuk

menggunakan APD dasar maupun tambahan sepanjang waktu selama

berada di area proyek. Selain itu pada prosedur juga terdapat aturan

bahwa seharusnya material dan peralatan yang akan diturunkan dari

tingkat tinggi ke tingkat rendah atau ke bawah tanah diturunkan

dengan menggunakan peralatan pengangkat, dan ketika mengurangi

atau memindahkan material ke bawah tanah, peralatan yang sesuai

adalah container dan keranjang, kemudian diikat dengan kuat

menggunakan tali.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa masih

banyak pekerja yang mencari jalan pintas dengan tidak mematuhi

prosedur yang ada seperti tidak menggunakan APD, tidak

menempatkan material dengan sesuai, melempar alat-alat kerja dan

bekerja sambil merokok. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya

kesadaran dan pemahaman para pekerja akan keselamatan diri dan

kurangnya sosialisasi terhadap kebijakan yang berlaku kepada pekerja.

Page 125: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

105

Oleh karena itu hendaknya pihak PT. KE dapat memberikan

sosialisasi terhadap prosedur yang berlaku sesering mungkin untuk

selalu mengingatkan dan menumbuhkan kesadaran bagi pekerja untuk

bekerja sesuai dengan prosedur yang berlaku. Karyani (2005)

mengungkapkan perubahan perilaku dan tingkat kepatuhan yang baik

adalah internalisasi dimana individu melakukan sesuatu karena

memahami makna, mengetahui pentingnya tindakan dan keadaan

tersebut.

Lina (2004) mengatakan bahwa pedoman atau prosedur tata cara

kerja tidak akan ada manfaatnya jika tidak diamati dan dipahami oleh

seluruh pekerja. Oleh karena itu, untuk selalu mengingatkan pekerja

terhadap prosedur kerja yang berlaku, hendaknya prosedur kerja

tersebut juga ditempel disekitar area kerja agar dapat dibaca, diamati

dan diingat oleh pekerja.

Kurang tegasnya manajemen dalam memberikan sanksi atau

peringatan kepada pekerja yang tidak mematuhi prosedur kerja seperti

bekerja sambil merokok juga merupakan salah satu penyebab pekerja

tidak mematuhi prosedur yang ada. Menurut Sahab (1997) komunikasi

K3 yang baik diperlukan untuk mendorong perubahan perilaku

sehingga dapat termotivasi untuk bekerja dengan selamat. Pengawasan

dan pemberian sanksi serta peringatan yang dilakukan bagi pekerja

hendaknya lebih dioptimalkan lagi agar pekerja tidak lagi melakukan

pelanggaran serupa dan tidak hanya berorientasi kepada pekerjaan

Page 126: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

106

dapat terselesaikan dengan cepat, namun juga hendaknya dapat

memperhatikan aspek keselamatan.

2. Tidak Melakukan Tindakan Perawatan Kerja dan Peralatan

Keselamatan

Salah satu perilaku tidak aman yang dilakukan oleh pekerja adalah

tidak melakukan perawatan alat kerja dan peralatan keselamatan.

Perawatan alat kerja dan peralatan keselamatan bertujuan untuk

menjaga kualitas agar tetap berfungsi dengan baik. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan Ayu (2012), perilaku pekerja yang tidak

melakukan tindakan perawatan kerja dan peralatan keselamatan

merupakah salah satu perilaku tidak aman yang paling sering

dilakukan oleh pekerja. Hal tersebut dikarenakan faktor kurangnya

ketersediaan fasilitas dan kesalahan pada manajemen. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ayu (2012), hasil penelitian yang

dilakukan oleh Widayatun (2000) yang menyatakan bahwa sebanyak

40% pekerja tidak melakukan tindakan perawatan alat kerja dan alat

keselamatan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui perawatan alat kerja

dilakukan oleh pihak perusahaan dengan inspeksi dan perawatan secara

berkala. Selain itu pihak perusahaan juga melakukan perawatan untuk

alat keselamatan yang dipinjamkan oleh pihak safety kepada pekerja

seperti faceshield, dan full body harness untuk alat keselamatan.

Sedangkan untuk perawatan peralatan keselamatan menjadi kewajiban

Page 127: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

107

masing-masing pekerja. Oleh karena itu pada penelitian ini terfokus

kepada perawatan yang dilakukan oleh pekerja yaitu perawatan alat

keselamatan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pekerja tidak

melakukan perawatan pada alat keselamatan tersebut. Hal ini

dikarenakan tidak tersedianya sarana dan fasilitas untuk pekerja

melakukan perawatan alat keselamatan di tempat kerja. Selain itu juga

dikarenakan rendahnya motivasi akan aspek keselamatan pada pekerja.

Menurut Budiono, dkk (2003) perawatan alat kerja dan perawatan

keselamatan sangat diperlukan untuk menjaga kualitas agar tetap

terjaga dengan baik. Secara umum pemeliharaan alat keselamatan

dapat dilakukan antara lain dengan mencuci dengan air sabun,

kemudian dibilas dengan air secukupnya, serta menjemur dipanas

matahari untuk menghilangkan bau, terutama pada helm. Oleh karena

itu hendaknya pihak PT.KE menyediakan sarana untuk perawatan

keselamatan seperti tempat pencucian dan memberikan penambahan

pengetahuan tentang pentingnya perawatan alat kerja dan peralatan

keselamatan yang dapat diberikan melalui pelatihan atau pemberian

informasi melalui safety talk, dan juga toolbox meeting yang rutin

dilaksanakan.

3. Tidak Menggunakan APD

Perilaku tidak aman lainnya yang dilakukan oleh pekerja area COP

proyek Blast Furnaceadalahtidak menggunakan APD seperti tidak

Page 128: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

108

menggunakansafety glasses, masker, helm, safety shoes, sarung tangan

dan full body harness.

Hal ini sesuai dengan penelitian Delfianda (2012) yang

menyatakan bahwa perilaku tidak aman yang sering dilakukan pekerja

konstruksi diantaranya adalah tidak menggunakan APD secara lengkap

dan benar. Menurut Delfianda (2012), hal tersebut dikarenakan faktor

internal dan juga faktor eksternal, diantaranya adalah rendahnya

motivasi keselamatan pada diri pekerja, kurangnya kepatuhan terhadap

peraturan, dan faktor eksternal berupa kurangnya peraturan dan

kebijakan, pengawasan yang tidak maksimal, kurangnya ketersediaan

fasilitas seperti APD, serta karena kurangnya pelatihan.

Dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 pasal 12 mengenai

kewajiban dan hak tenaga kerja, pada butir b disebutkan bahwa adanya

penggunaan alat-alat pelindung diri yang diwajibkan, pada butir c

disebutkan agar pekerja memenuhi dan mentaati syarat-syarat

keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. Berdasarkan

Permenakertrans No 8 tahun 2010 pasal 6 menyatakan bahwa

pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib

memakai/menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko.

APD yang digunakan harus sesuai standar ketentuan untuk masing-

masing jenis dan kelayakannya, digunakan serta difungsikan dengan

baik dan benar sebagaimana mestinya.

Namun pada area COP proyek Blast Furnace ini masih banyak

ditemukan pekerja yang tidak menggunakan APD yang diwajibkan

Page 129: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

109

bahkan masih terdapat pekerja yang tidak menggunakan APD standar

untuk memasuki area kerja yaitu tidak menggunakan safety helmet dan

safety shoes dikarenakan kurangnya kepedulian pekerja akan

keselamatan dan kesehatan dirinya, padahal banyak bahaya di tempat

kerja yang sewaktu-waktu dapat membahayakan keselamatan dan

kesehatan para pekerja.

Perilaku pekerja merupakan manifestasi yang dipengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal dari individu tersebut. Sahab (1997)

mengatakan bahwa kegagalan dalam menjalankan misi K3 karena

kurangnya motivasi untuk bekerja dengan selamat.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang peneliti lakukan

diperoleh informasi bahwa pekerja swakelola merupakan pekerja yang

tidak terlatih untuk bekerja pada proyek konstruksi yang

memperhatikan aspek keselamatan. Oleh karena itu, banyak pekerja

yang berperilaku tidak aman dengan alasan tidak bisa dalam

menggunakan APD dan ketidaknyamanan karena tidak terbiasa

menggunakan APD tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Roughton (2002) yang menyatakan bahwa beberapa pekerja

menolak untuk menggunakan APD karena APD tersebut menimbulkan

ketidaknyamanan dan menambah beban stress pada tubuh. Padahal

menurut penelitian yang dilakukan Syaaf, kenyamanan akan timbul

apabila seseorang membiasakan diri melakukan sesuatu hal (Syaaf,

2008).

Page 130: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

110

Oleh karena itu seharusnya pekerja selalu melakukan penyesuaian

dan membiasakan diri untuk selalu bekerja dengan menggunakan

APD, dan bukan hanya menilai penggunaan APD sebagai tanggung

jawab semata. Dukungan dari pihak PT.KE juga sangat diperlukan

yaitu dengan pengawasan terhadap perilaku pekerja yang lebih

diperketat untuk mengurangi perilaku tidak aman. Pelatihan

penggunaan APD untuk meningkatkan pengetahuan dan membiasakan

pekerja dalam penggunaan APD juga sangat diperlukan. Menurut

Atmodiwirjo (2000), pelatihan merupakan kegiatan yang didisain

untuk membantu meningkatkan pekerja memperoleh pengetahuan,

keterampilan dan meningkatkan sikap serta perilaku yang dibutuhkan

untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik sehingga tujuan organisasi

dapat tercapai

4. Tidak Menggunakan APD Secara Benar

BerdasarkanPermenakertrans No 8 tahun 2010 pasal 6 menyatakan

bahwa pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja

wajib memakai/menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan

risiko. APD yang digunakan harus sesuai standar ketentuan untuk

masing-masing jenis dan kelayakannya, digunakan serta difungsikan

dengan baik dan benar sebagaimana mestinya.

Namun pada area COP Proyek Blast furnace ini masih banyak

ditemukan pekerja yang tidak menggunakan APD secara benar seperti

dalam penggunaan full body harness namun tidak dikaitkan. Pada

Page 131: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

111

hirarki pengendalian risiko, penggunaan APD merupakan metode

terakhir yang dapat dilakukan untuk mengendalikan risiko bahaya yang

ada ketika pengendalian yang lain tidak dapat sepenuhnya

mengendalikan bahaya. Namun, jika penggunaan APD tersebut tidak

benar, maka APD yang digunakan tersebut tidak akan berfungsi

dengan baik dan maksimal untuk melindungi pekerja sesuai dengan

fungsinya. Hal ini berarti pengendalian yang dilakukan akan sia-sia.

Perilaku pekerja yang tidak menggunakan APD secara benar ini

dikarenakan kurangnya keterampilan pekerja dalam penggunaan APD

tersebut, serta juga dikarenakan kurangnya fasilitas yang memadai

seperti kurangnya penyediaan lifeline untuk mengoptimalkan

penggunaan full body harness pada pekerja.

Hal ini sama dengan pendapat Sahab (1997) yang mengemukakan

bahwa sistem yang di dalamnya terdapat sumber daya manusia,

fasilitas merupakan salah satu hal yang penting dalam mewujudkan

penerapan keselamatan di tempat kerja. Sehingga dengan ketersediaan

fasilitas yang memadai, akan dapat mencegah pekerja melakukan

perilaku tidak aman dalam bekerja.

Oleh karena itu hendaknya pihak PT. KE memberikan pelatihan

untuk meningkatkan keterampilan pekerja dalam penggunaan APD

secara benar, serta diperlukan penambahan lifeline untuk

mengoptimalkan penggunaan APD agar digunakan dan dapat

difungsikan sebagaimana mestinya oleh pekerja.

Page 132: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

112

Selain itu hal ini juga disebkan kurangnya maksimalnya

pengawasan yang dilakukan serta sistem reward dun punishment yang

juga tidak maksimal untuk mengurangi perilaku yang tidak aman pada

pekerja seperti tidak menggunakan APD secara benar. Azwar (1998)

meyatakan bahwa dengan adanya pengawasan dan peraturan yang

mengikutinya merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi

perilaku seseorang. Oleh karena itu hendaknya pihak PT. KE

meningkatkan sistem pengawasan yang ketat yang diikuti dengan

pemberian punishment yang dapat menimbulkan efek jera seperti

pemberian peringatan yang tegas terhadap pekerja yang tidak

menggunakan APD secara benar.

5. Tidak Menempatkan Peralatan dengan Sesuai

Salah satu perilaku tidak aman yang dilakukan pekera area COP

Proyek Blast Furnace ini adalah tidak menempatkan peralatan dengan

sesuai seperti meletakkan besi sisa-sisa material tidak pada tempat

pembuangan yang seharusnya.Hal ini sesuai dengan teori Bird dan

Germain (1990) yang mengatakan bahwa salah satu jenis perilaku

tidak aman adalah penempatan peralatan yang tidak sesuai. Sejalan

dengan itu, DNV Modern Safety Management (1996) juga menyatakan

hal yang sama bahwa salah satu perilaku yang termasuk perilaku tidak

aman adalah penempatan yang tidak sesuai.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Meisya (2008) yang memperoleh hasil penelitian bahwa sebanyak 36%

Page 133: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

113

pekerja berperilaku tidak aman yaitu tidak menempatkan peralatan

dengan sesuai. Hal ini dikarenakan karakteristik individu dan

kurangnya pengawasan dari manajemen. Sejalan dengan penelitian

tersebut, Panjaitan (2003) juga menemukan hal yang serupa yang

mengatakan bahwa salah satu bentuk perilaku tidak aman yang

dilakukan oleh pekerja adalah tidak menempatkan peralatan dengan

sesuai. Hal tersebut juga dikarenakan kurang maksimalnya

pengawasan dan juga disebabkan oleh karakteristik individu pekerja.

Pada prosedur Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan

PT.KE terdapat aturan mengenai penempatan material yang digunakan

saat bekerja yang menyatakan bahwa material bekas, sampah, material

penyekat harus dikumpulkan. Namun pada kenyataannya masih

banyak sisa-sia material yang berserakan di area kerja yang dapat

membahayakan pekerja dan juga orang-orang disekitar area kerja.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Delfianda (2012) yang menyatakan bahwa salah satu perilaku tidak

aman yang sering dilakukan oleh pekerja adalah tidak menempatkan

peralatan dengan sesuai pada tempatnya. Hal ini dikarenakan

karakteristik dari individu seperti kurangnya kesadaran akan aspek

keselamatan dan juga kesalahan dari manajemen seperti kurang

tegasnya pengawasan yang diberikan.

Hal tersebut sama halnya dengan yang terjadi pada area COP

Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk ini. Pekerja

berperilaku demikian dikarenakan kurangnya kesadaran akan aspek

Page 134: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

114

keselamatan, dan juga kesalahan dari pihak manajemen seperti

kurangnya sosialisasi yang diberikan kepada pekerja terkait prosedur

kerja, serta kurang tegasnya pihak manajemen dalam melakukan

pengawasan dan memberikan sanksi kepada pekerja yang berperilaku

tidak aman.

Oleh karena itu hendaknya, untuk meningkatkan kesadaran pekerja

untuk bekerja dengan memperhatikan aspek-aspek keselamatan, pihak

PT. KE hendaknya memberikan pelatihan terkait keselamatan dan

kesehatan kerja untuk dapat meminimalisir perilaku tidak aman yang

dilakukan oleh pekerja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Siti (2011) yang menyatakan bahwa pekerja yang

mendapatkan pelatihan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja

akan cenderung berperilaku aman dalam bekerja. Menurut Bird dan

Germain (1990)juga menyatakan bahwa dengan memberikan pelatihan

yang tepat kepada para pekerja dapat meningkatkan kesadaran pekerja

akan bahaya dari pekerjaannya dan mengetahui apa yang dapat

dilakukan terhadap bahaya tersebut.

Selain itu juga diperlukan sosialisasi terkait prosedur kerja agar

pekerja mengetahui, dan lebih memahami cara kerja sesuai dengan

aturan dan ketentuan yang berlaku. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Pratiwi (2009) yakni perilaku kerja yang aman akan

muncul jika pekerja sudah sampai pada tahap memahami manfaat dan

tatacara untuk berperilaku yang aman.

Page 135: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

115

Pengawasan sepanjang jam kerja juga sangat diperlukan untuk

dapat mengetahui dengan segera perilaku tidak aman yang dilakukan

oleh pekerja agar dapat segera dilakukan tindakan perbaikan yang

disertakan dengan pemberian sanksi yang tegas untuk menimbulkan

efek jera bagi pekerja yang berperilaku tidak aman. Hal ini sama

dengan yang dikemukakan Azwar (1998) yang meyatakan bahwa

dengan adanya pengawasan dan peraturan yang mengikutinya

merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi perilaku

seseorang. Menurut Sarwono (1991) dengan pengawasan yang

dilakukan secara berkala dan intens, perilaku yang tidak aman dapat

diketahui dengan segera dan dapat dilakukan usaha untuk

memperbaikinya.

6. Melempar Alat-Alat Kerja

Salah satu perilaku tidak aman yang dilakukan oleh pekerja adalah

melempar material. Hal ini terlihat dari perilaku pekerja yang

melempar material seperti sisa kayu dan besi yang sudah tidak

digunakan ke bawah saat bekerja di ketinggian.Menurut

Heinrich(1928) perilaku melempar alat-alat kerja merupakan salah satu

jenis perilaku yang tidak aman.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Annishia (2010) yang menyatakan bahwa salah satu perilaku tidak

aman yang dilakukan oleh pekerja konstruksi adalah melempar

material. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian

Page 136: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

116

Salawati (2009) yang menyatakan sebanyak lebih dari 50% pekerja

melakukan tindakan melempar alat-alat kerja ketika memberikannya

kepada rekan kerjanya. Hal tersebut dikarenakan kurangnya

pemahaman pekerja terkait keselamatan dan kesehatan kerja, serta juga

dikarenakan tuntutan target pekerjaan untuk selesai tepat waktu.

Pada pekerja area COP Proyek Blast Furnace ini, alasan yang

membuat pekerja untuk berperilaku demikian adalah karena kebiasaan

dan demi pekerjaan selesai dengan cepat. Hal ini juga dikarenakan

pengawasan yang diberikan oleh pihak perusahaan terkait keselamatan

belum maksimal serta juga disebabkan beban kerja yang berat yang

menuntut pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu.

Kurangnya sosialisasi terkait prosedur kerja juga menjadi penyebab

pekerja berperilaku tidak aman.

Oleh karena itu hendaknya pihak PT. KE meningkatkan sistem

pengawasan kepada pekerja sepanjang jam kerja, tidak hanya pada saat

safety patrolsaja. Menurut Geller (2001) menyebutkan bahwa peran

pengawas sangatlah penting dalam mempengaruhi perilaku pekerja,

Selain itu juga diperlukan sosialisasi terkait prosedur kerja yang

berlaku secara rutin yang dapat diberikan pada saat toolbox meeting

yang dilakukan setiap harinya untuk selalu mengingatkan para pekerja

untuk bekerja dengan aman dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Page 137: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

117

7. Bekerja Sambil Merokok

Pada prosedur Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan

PT.KE terdapat aturan mengenai larangan untuk merokok di area

kerja. Pada prosedur yang berlaku tersebut disebutkan bahwa merokok

tidak diperbolehkan pada area kerja. Manajemen harus secepatnya

memberhentikan siapapun juga yang ditemukan merokok pada area

kerja. Namun berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada

kenyataannya masih banyak pekerja yang tidak mematuhi prosedur

tersebut. Bekerja sambil merokok merupakan perilaku tidak aman yang

paling sering dilakukan oleh pekerja.

Hal ini sesuai dengan DNV Modern Safety Management (1996)

mendeskripsikan perilaku pekerja yang merokok sambil bekerja

termasuk dalam kategori perilaku yang tidak aman. Hasil penelitian ini

juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suraji (2001) yang

menyatakan bahwa bekerja sambil merokok merupakan perilaku tidak

aman yang paling sering dilakukan oleh pekerja. Sejalan dengan itu,

Delfianda (2012) juga memperkuat hasil penelitian tersebut yang

menyatakan bahwa 100% responden melakukan perilaku tidak aman

yaitu berupa bekerja sambil merokok.

Perilaku tersebut dikarenakan dorongan dari dalam diri pekerja

yaitu berupa kebiasaan, kurangnya kepedulian akan keselamatan, tidak

menganggap perilaku yang dilakukan tersebut berbahaya dan juga

dikarenakan kesalahan pada manajemen seperti kurangnya pengawasan

Page 138: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

118

yang diberikan, dan kurang tegasnya sanksi yang diberikan kepada

pekerja.

Menurut Suraji (2001), perilaku tersebut kerap dimaklumi oleh

pengawas dengan alasan hal tersebut dibutuhkan untuk sedikit

mengurangi tekanan pekerjaan yang sangat besar. Padahal

sebenarnyadengan membiarkan pekerja merokok di area kerja maka

akan dapat menimbulkan kondisi yang tidak aman yang dapat

membahayakan semua pekerja yang ada pada area tersebut, salah

satunya dapat menimbulkan bahaya kebakaran.

Oleh karena itu hendaknya pihak PT. KE dapat memberikan

pengawasan secara rutin di sepanjang jam kerja, serta dengan

memberikan sanksi yang dapat menimbulkan efek jera bagi pekerja

untuk mengurangi perilaku tidak aman yang dilakukan. Menurut

Sarwono (1991) pengawasan sebaiknya dilakukan secara terus

menerus untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Selain

itu Sarwono (1991) juga menyatakan salah satu persyaratan

pengawasan yang efektif dilakukan harus mampu menjamin adanya

tindakan perbaikan yaitu salah satunya dengan pemberian sanksi

kepada pekerja yang berperilaku tidak aman.

Pihak PT/ KE juga hendaknya memberikan pelatihan terkait

keselamatan dan kesehatan kerja untuk menumbuhkan kesadaran akan

keselamatan diri pada para pekerja. Budiono (2003) juga mengatakan

salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kesadaran pekerja

untuk berperilaku aman adalah melalui pelatihan. Dengan pelatihan,

Page 139: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

119

akan dapat mempengaruhi perilaku pekerja. Pelatihan untuk

meningkatkan kesadaran untuk beperilaku aman bagi pekerja juga bisa

diberikan melalui safety induction, safety talk dan toolbox meeting

yang dilakukan secara rutin. Menurut Sumbung (2000) pelatihan

merupakan salah satu metode terbaik yang dapat digunakan untuk

mempengaruhi perilaku manusia yang bertujuan dalam pengembangan

kebiasaan perilaku bekerja yang aman.

8. Bekerja Sambil Berkelakar dengan Teman

Perilaku tersebut kerap dimaklumi oleh pengawas dengan alasan

hal tersebut dibutuhkan untuk sedikit mengurangi tekanan pekerjaan

yang sangat besar. Padahal sebenarnya tindakan tersebut merupakan

hal yang dapat menimbulkan bahaya yang sangat besar.

Menurut DNV Modern Safety Management (1996) , bekerja sambil

berkelakar dengan terman termasuk salah satu jenis perilaku yang tidak

aman. Perilaku seperti ini dapat membuka ruang bagi ketidaksesuaian

dalam bekerja yang dapat memungkinkan terjadinya

kelalaian(Delfianda, 2012).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2009) diketahui

bahwa, dari 93 responden, diketahui sebanyak 75 pekerja bekerja

sambil berkelakar dengan rekan kerjanya. Selain itu Irawadi (2007)

sebagian besar pekerja berkelakar dengan rekan kerjanya untuk

mengurangi beban kerja. Dalam kondisi seperti ini hendaknya

pengawas mampu menciptakan suasana kerja yang nyaman tapi serius

Page 140: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

120

agar pekerja tidak menjadi jenuh sewaktu bekerja atau menjadi lengah

akibat sering berkelakar dengan pekerja yang lainnya (Robbins, 2001).

9. Melakukan Pekerjaan dengan Cepat dan Terburu-Buru

Salah satu perilaku tidak aman yang dilakukan oleh pekerja area

COP Proyek Blast Furnace ini adalah melakukan pekerjaan dengan

cepat dan terburu-buru. Hal ini terlihat dari cara pekerja dalam bekerja

seperti melempar material dari atas ke bawah saat bekerja diketinggian.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Pratiwi (2009) yang menyatakan bahwa sebanyak 56.8% pekerja

melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-buru. Hal ini

dikarenakan oleh faktor karakteristik individu dan tuntutan pekerjaan.

Sejalan dengan itu, Larasati (2011) juga memperoleh hasil yang sama,

sebagian besar pekerja konstruksi melakukan pekerjaan dengan cepat

dan terburu-buru. Hal ini juga dikarenakan kurangnya pemahaman

pekerja akan aspek keselamatan, beban kerja yang berat serta

pengawasan yang kurang optimal.

Pada pekerja area COP Proyek Blast Furnace ini juga terdapat hal

yang serupa. Pekerja berperilaku demikian dikarenakan kurangnya

kepedulian dan motivasi keselamatan bagi diri pekerja. Selain itu juga

dikarenakan beban pekerjaan yang berat yang menuntut pekerja harus

menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

Oleh karena itu hendaknya pihak PT.KE selalu memberi

peringatan, dan pengawasan kepada pekerja sepanjang jam kerja agar

Page 141: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

121

bekerja tidak hanya dengan cepat dan tepat waktu tapi hendaknya juga

mengutamakan aspek keselamatan diri pekerja. Menurut Geller (2001)

menyebutkan bahwa peran pengawas sangatlah penting dalam

mempengaruhi perilaku pekerja.

C. Gambaran Faktor Predisposisi (Motivasi) Perilaku Tidak Aman pada

Pekerja

Motivasi secara umum mengacu pada adanya kekuatan dorongan

yang menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Menurut Munandar

(2001), motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan mendorong

seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah kepada

tercapainya tujuan tertentu. Menurut Astiti (2001), salah satu hal

terpenting yang perlu dipertimbangkan pada diri individu untuk

berperilaku adalah motivasi. Motivasi yang ada pada diri seseorang akan

mempengaruhi apakah dia akan mengerjakan setiap tugasnya dengan baik

atau sebaliknya, apakah dia akan berperilaku aman atau tidak. (Halimah,

2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Karyani (2005)didapatkan

hubungan yang bermakna antara motivasi dengan perilaku K3 dalam

bekerja. Motivasi pekerja yang tinggi mempunyai peluang tiga kali untuk

berperilaku aman dalam bekerja dibandingkan dengan pekerja yang

mempunyai motivasi yang rendah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sialagan (2008) dan

Siti (2010) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna

Page 142: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

122

antara motivasi dengan perilaku pekerja. Berdasarkan hasil penelitian,

diperoleh kesimpulan bahwa motivasi terkait keselamatan diri bagi para

pekerja sangat rendah. Pada dasarnya, motivasi untuk melakukan

pekerjaan sesuai dengan prosedur sangat diperlukan agar sesuai dengan

tujuan perusahaan dan dapat menjamin keselamatan bagi pekerja itu

sendiri (Heliyanti, 2009). Jadi jika pekerja memiliki motivasi yang baik

untuk keselamatannya maka sudah pasti ia akan selalu berperilaku aman.

Namun pada pekerja area COP proyek Blast Furnace ini yang

terjadi adalah sebaliknya, motivasi akan keselamatan sangat rendah

sehingga menyebabkan pekerja untuk berperilaku tidak aman seperti

perilaku tidak melakukan tindakan perawatan keselamatan, melempar alat-

alat kerja, tidak menempatkan peralatan dengan sesuai dan juga bekerja

sambil merokok. Perilaku pekerja yang bekerja sambil merokok juga

dikarenakan kebiasaan pekerja.

Menurut Ircham (2005), kebiasaan memang merupakan salah satu

pembentukan perilaku. Pembentukan perilaku dengan cara membiasakan

diri dengan frekuensi yang sering atau berkali-kali untuk berperilaku

seperti yang diharapkan, sehingga akan membentuk perilaku

tersebut.Menurut Sigelman dan Shaffer dalam Sumarlin (2009), terdapat

dua aspek kepribadian seseorang yang kemudian membentuk perilakunya.

Pertama, social cognition yaitu keinginan yang berpengaruh kuat terhadap

minatnya untuk memperoleh manfaat. Kedua adalah conformity yaitu

keinginan untuk sama dengan kebiasaan yang dilakukan. Conformity

dikaitkan dengan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa perilaku tidak

Page 143: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

123

aman didorong oleh kebiasaan melakukan perilaku tersebut. (Suyono,

2009).

Selain itu juga diketahui persepsi pekerja akan bahaya yang ada di

area kerja juga buruk. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh informasi

bahwa sebagian besar pekerja yang berperilaku tidak aman dikarenakan

persepsi terhadap bahaya yang buruk. Hal ini terlihat dari alasan pekerja

yang merokok sambil bekerja dan juga bekerja sambil berkelakar dengan

teman dikarenakan pekerja tidak menganggap perilaku tersebut berbahaya.

Petersen (1998) mengemukakan bahwa persepsi seseorang dapat

terlihat dari pandangan dan penafsiran seseorang terhadap bahaya dan

risiko yang ada. Seseorang pekerja yang berperilaku tidak selamat salah

satunya dikarenakan persepsi yang buruk. Persepsi pekerja tersebut dapat

berupa buruknya pandangan terhadap adanya bahaya atau risiko serta

menganggap remeh akan kemungkinan terjadinya kecelakaan. (Petersan,

1998). Hal ini juga terjadi pada pekerja area COP Proyek Blast Furnace

yang menyatakan tidak menganggap perilaku yang dilakukan tersebut

berbahaya.

Motivasi atau dorongan lain yang membuat pekerja berperilaku

tidak aman adalah demi kenyamanan bekerja, seperti perilaku tidak

menggunakan APD. Selain itu, dorongan yang membuat pekerja

berperilaku tidak aman jugadikarenakan demi target pekerjaan selesai

tepat waktu seperti perilaku pekerja yang tidak menempatkan peralatan

dengan sesuai, melempar alat-alat kerja dan juga melakukan pekerjaan

dengan cepat dan terburu-buru.

Page 144: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

124

Oleh karena itu, ntuk menumbuhkan motivasi keselamatan diri

bagi para pekerja, hendaknya pihak PT.KE dapat memberikan beberapa

perlakuan seperti pemberian hukuman bagi pekerja yang berperilaku tidak

aman pada saat bekerja dan pemberian penghargaan bagi pekerja yang

berperilaku aman sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang ada serta

juga untuk meningkatkan motivasi keselamatan bagi para pekerja, bisa

dilakukan dengan pemberian pelatihan, karena pelatihan merupakan salah

satu upaya untuk meningkatkan kompetensi dan juga motivasi pekerja

dalam melakukan pekerjaan sesuai standar K3. (Chandra, 2005)

Selain itu juga hendaknya pihak PT. KE dapat memaksimalkan

pengawasan dengan melakukan pengawasan sepanjam jam kerja untuk

meminimalisir perilaku tidak aman yang sudah menjadi kebiasaan yang

dilakukan oleh pekerja. Sehingga dengan pengawasan yang dilakukan

sepanjang jam kerja, setiap pelanggaran yang dilakukan akan langsung

dapat diketahui dan dapat segera dilakukan tindakan perbaikan seperti

peneguran tegas dan jika pelanggaran berulang maka dapat diberi

punishment yang dapat menimbulkan efek jera bagi pekerja.

Motivasi pekerja berperilaku tidak amanjuga dikarenakan tidak

maunya pekerjameluangkan waktu untuk melakukan peminjaman dan

permintaan APD kepada pihak safetyoffice, dikarenakan prosedur

pendistribusian APD yang rumit. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Siti Halimah (2010) yang menyatakan bahwa kesulitan

mendapatkan fasilitas dapat menjadi salah satu yang mendorong atau

memotivasi pekerja untuk berperilaku tidak aman. Notoadmodjo (2003)

Page 145: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

125

juga mengatakan hal yang sama bahwa kesulitan untuk mendapatkan

fasilitas pendukung merupakan salah satu penyebab pekerja berperilaku

tidak aman. Oleh karena itu, hendaknya pihak perusahaan perlu

memperbaiki sistem pendistribusian APD sehingga dapat memudahkan

pekerja untuk mendapatkan APD yang lengkap dan sesuai dengan yang

dibutuhkan yang dapat dilakukan dengan penyediaan APD yang

dibutuhkan pekerja di sekitar area kerja. Sehingga pekerja tidak perlu

untuk melakukan permintaan APD di kantor safety PT. KE.

Untuk memperkuat motivasi tersebut, diperlukan suatu dorongan

seperti pemberian reward sebagai bentuk penghargaan dan pengembalian

positif dari perilaku yang dilakukan sebagai bentuk dukungan dari

perusahaan agar pekerja termotivasi untuk berperilaku dengan aman dan

selamat karena merasa keberadaannya dihargai. Sebagaimana yang telah

dipaparkan oleh Geller (2001), penghargaan merupakan konsekuensi

positif yang diberikan kepada individu atau kelompok dengan tujuan untuk

mengembangkan, mendukung dan memelihara perilaku yang diharapkan.

Penghargaan dapat membentuk perasaan percaya diri, pengendalian diri,

optimisme dan rasa memiliki (Halimah, 2010). Selain itu juga, menurut

Mangkunegara (2005), imbalan yang diberikan kepada pekerja sangat

berpengaruh terhadap motivasi.

Kurangnya motivasi akan keselamatan juga dapat dipengaruhi oleh

hukuman atau punishment yang berlaku. Pemberian hukuman sudah

dilakukan oleh pihak perusahaan untuk pekerja yang berperilaku tidak

aman pada area COP ini. Pemberian hukuman yang berlaku yaitu berupa

Page 146: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

126

teguran lisan terlebih dahulu, dan jika pelanggaran berlanjut maka pekerja

yang bersangkutan akan dikeluarkan. Namun sanksi atau hukuman yang

diberikan oleh pihak perusahaan belum optimal dikarenakan perilaku tidak

aman yang dilakukan pekerja tidak terdata dengan baik sehingga sulit

untuk menindaklanjuti pekerja yang berperilaku tidak aman. Sehingga

hukuman atau sanksi yang diberikan lebih sering melalui teguran secara

lisan.

Oleh karena itu hendaknya pihak PT. KE dapat melakukan

perbaikan sistem pemberian sanksi yang diberikan kepada pekerja dengan

pemberian sanksi yang lebih tegas. Pihak PT. KE juga dapat meberikan

sanksi yang tegas kepada pihak subkontraktor untuk meminimilasir

perilaku tidak aman yang dilakukan oleh pekerja subkontraktor. Sanksi

tersebut dapat berupa surat peringatan yang diberikan jika ada pekerjanya

yang berperilaku tidak aman. Jika perilaku tidak aman masih dilakukan

maka dapat diberikan surat peringatan kedua dan berlanjut kepada

pemutusan hubungan kerjasama agar perilaku tidak aman yang dilakukan

pekerja tersebut dapat diminimalisir.

Selain itu, pada proyek Blast Furnace ini juga belum terdapat

sistem pemberian reward atau imbalan yang diberikan bagi pekerja yang

berperilaku aman. Maka dari itu pihak PT.KEhendaknya melakukan

pembuatan perencanaan pemberian imbalan dalam bentuk yang memadai

agar pekerja terpacu motivasinya dalam berperilaku yang aman dalam

bekerja (Halimah, 2010). Pemberian hukuman atau sanksi yang efektif

juga diperlukan untuk meningkatkan motivasi pekerja berperilaku aman

Page 147: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

127

dikarenakan takut akan sanksi atau hukuman yang diberikan. Geller (2001)

menyatakan bahwa hasil atau keefektifan dari suatu hukuman sangat

dipengaruhi oleh bentuk hukuman yang diberikan.

D. Gambaran Faktor Pendukung Perilaku Tidak Aman pada Pekerja

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan gambaran faktor

pendukung yaitu hal-hal yang mendukung pekerja untuk berperilaku tidak

aman saat bekerja. Faktor pemungkin yang diteliti dalam penelitian ini

yaitu ketersediaan APD. Ketersediaan APD pada proyek Blast Furnace ini

terbagi menjadi dua, yaitu ketersediaan APD pada pekerja swakelola serta

ketersediaan APD pada pekerja subkontraktor.

1. Ketersediaan APD pada Pekerja Swakelola

Ketersediaan APD yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

ketersediaan APD untuk pekerja, penyimpanan, kelengkapan jenis dan

kecukupan jumlah APD yang disediakan dengan jumlah pekerja serta

kelayakan APD yang disediakan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maniaya (2005),

ketersediaan APD berpengaruh terhadap perilaku yang dilakukan oleh

pekerja. Ketersediaan yang minim akan memperbesar kemungkinan

pekerja untuk berperilaku yang tidak aman. Hasil penelitian ini juga

sejalan dengan penelitian Hendrabuwana (2007) yang mengatakan

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ketersediaan APD

dengan perilaku tidak aman.

Page 148: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

128

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ketersediaan APD

untuk pekerja swakelola, yaitu penyediaan oleh mandor berupa APD

standar yaitu safety helmet dan safety shoes serta penyediaan oleh

pihak PT. KE berupa masker, sarung tangan, ear plug dan full body

harness.Prosedur pendistribusian APD yang berlaku pada proyek Blast

Furnace ini cukup menyulitkan pekerja untuk memperoleh APD yang

dibutuhkan. Selain itu juga diketahui bahwa ketersediaan jenis dan

juga jumlah APD yang tersedia belum memadai untuk keseluruhan

pekerja, sehingga menyebabkan tidak semua pekerja memiliki APD

sesuai dengan bahaya pekerjaannya.

Penyediaan APD dari pihak PT.KE sesuai dengan prosedur yang

berlaku yaitu prosedur peminjaman yang berlaku untuk full body

harness, dan permintaan untuk APD lain yang bersifat consumable

seperti masker, sarung tangan dan ear plug. Jika persediaan APD

masih tersedia di kantor safety maka akan langsung diberikan kepada

pekerja swakelola. Namun jika persediaan habis, maka pekerja

diharuskan untuk mengikuti prosedur request dengan mengisi form

request APD yang berlaku. Selanjutnya jika daftar kebutuhan APD

pada form request sudah terisi minimal dua puluh list permintaan maka

akan dilakukan permintaan kepada pihak procurement PT. KE

pengajuan pengadaan APD yang dibutuhkan. Apabila persediaan sudah

tersedia maka baru akan dilakukan pendistribusian.

Prosedur mengenai pendistribusian APD yang berlaku tersebut

cukup menyulitkan pekerja untuk memperoleh APD, sehingga banyak

Page 149: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

129

pekerja yang tidak memiliki APD secara lengkap dikarenakan tidak

mau melakukan permintaan APD kepada pihak safety. Menurut

Siagalan (2008) prosedur atau peraturan memiliki peran besar dalam

menentukan perilaku seorang pekerja, apakah prosedur tersebut bisa

diterima atau tidak dapat diterima. Jika prosedur tersebut menyulitkan

dan tidak dapat diterima tentu akan menyebabkan pekerja melanggar

dan tidak mengikuti ketentuan yang berlaku, dan akhirnya membuat

pekerja untuk berperilaku tidak aman.

Oleh karena itu hendaknya pihak PT. KE dapat memperbaiki

sistem pendistribusia APD agar pekerja tidak sulit dalam memperoleh

APD. Hendaknya penyediaan APD dapat disediakan di sekitar area

kerja yang dekat dengan para pekerja. Selain itu hendaknya pemberian

APD tersebut diberikan dari mulai awal para pekerja mulai bekerja dan

dilakukan pengecekan berkala untuk penggunaannya. Sehingga jika

ditemukan pekerja yang tidak memiliki APD maka akan langsung

dapat diberikan APD yang dibutuhkan.

Selain itu juga diketahui bahwa tidak ada penyediaan alat

pelindung mata untuk pekerja swakelola. Padahal jika dilihat aktivitas

pekerjaannya, penggunaan kacamata keselamatan sangat diperlukan.

Selain itu diketahui bahwa tidak tersedianya tempat khusus

penyimpanan APD untuk pekerja swakelola ketika sedang tidak

digunakan, APD hanya mereka letakkan di sekitar mereka ketika

sedang tidak digunakan, dan dibawa pulang ketika selesai bekerja.

Page 150: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

130

APD yang tersedia juga belum sesuai dengan bahaya yang ada.

Ketidaksesuaian ini terlihat dari tidak tersedianya kacamata

keselamatan dan pelindung muka seperti faceshield ataupun welding

cap serta jenis-jenis APD lain seperti penyediaan jenis sarung tangan

yang seharusnya berbeda untuk setiap aktivitas pekerjaan. Setiap APD

yang disediakan hanya satu jenis saja, tidak sesuai dengan paparan

bahaya yang berbeda-beda. Padahal menurut Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum Nomor : 05/Prt/M/2014 tentang Pedoman Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi

Bidang Pekerjaan Umum, APD adalah alat pelindung diri yang

memenuhi standard dan harus dipakai oleh pekerja pada semua

pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya, seperti pemakaian

kacamata las dan sarung tangan kulit pada pekerjaan pengelasan.

Kemudian untuk jumlah APD yang disediakan juga belum sesuai

dengan keseluruhan jumlah pekerja. Hal ini terlihat dari banyaknya

pekerja yang tidak memiliki APD dengan lengkap dikarenakan pada

saat melakukan permintaan APD, persediaan APD pada kantor safety

sedang tidak tersedia. Sehingga membuat pekerja tersebut bekerja

tanpa menggunakan APD yang seharusnya. Hal ini sama dengan

pendapat Sahab (1997) yang mengemukakan bahwa sistem yang

didalamnya terdapat manusia (sumber daya manusia), fasilitas

merupakan salah satu hal yang penting dalam mewujudkan penerapan

keselamatan di tempat kerja. Sehingga dengan ketersediaan fasilitas

Page 151: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

131

berupa APD yang tidak lengkap maka akan dapat memperbesar

kemungkinan pekerja untuk berperilaku tidak aman.

Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 pasal 14 butir c telah

dikatakan bahwa pengurus (pengusaha) diwajibkan mengadakan secara

cuma-cuma semua APD yang diwajibkan pada tenaga kerja dibawah

pimpinannya. Hal ini juga serupa dengan peraturan dalam

PERMENAKERTRANS No. 8/MEN/VII/2010 dalam pasal 2 ayat 1

yang mengatakan bahwa pengusaha wajib menyediakan APD bagi

pekerja/buruh di tempat kerja.

Penyediaan APD untuk pekerja swakelola terdapat penyediaan

yang dilakukan oleh masing-masing mandor. Namun penyediaan APD

oleh mandor tersebut belum sepenuhnya sesuai dengan standar yang

berlaku. Penyediaan APD baru hanya sebatas pemenuhan syarat kerja

dikarenakan kurangnya pengetahuan terkait APD baik dari mandor

maupun juga pekerjanya.

Penyimpanan APD untuk pekerja swakelola diketahui bahwa untuk

persediaan APD yang disimpan oleh pihak PT. KE sudah disimpan di

tempat atau ruangan khusus. Namun untuk penyusunan dan kerapian

ruangan masih sangat perlu penataan demi menjaga kualitas persediaan

APD yang tersedia. PT. KE perlu memperhatikan aspek housekeeping

dari ruangan tempat penyimpanan stock APD tersebut. Karena

menurut Tarwaka (2008)tempat penyimpanan APD haruslah bebas dari

debu, kotoran, dan tidak terlalu lembab, serta terhindar dari gigitan

binatang. Penyimpanan harus diatur sedemikian rupa sehingga

Page 152: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

132

mudah diambil dan dijangkau oleh pekerja dan diupayakan disimpan

di almari khusus APD.

Berdasarkan hasil telaah dokumen prosedur APD PT. KE,

diketahui bahwa pada prosedur APD yang berlaku pada PT. KE juga

tidak terdapat penjelasan dan aturan khusus mengenai penyimpanan

APD, sehingga penerapan di lapangan pun tidak ada acuan dan aturan

yang mengikat.

Dari hasil penelitian juga diperoleh informasi bahwa perilaku tidak

aman yang dilakukan pekerja adalah menggunakan APD secara tidak

benar yaitu menggunakan full body harness namun tidak dikaitkan.

Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan, diketahui bahwa

alasan pekerja tidak mengaitkan full body harness adalah dikarenakan

kurangnya lifeline atau tempat untuk memasang pengaitnya. Hal ini

sejalan dengan teori Lawrence Green (1980) yang menyatakan bahwa

perilaku dapat terbentuk dari tiga faktor, salah satunya adalah

ketersediaan sarana dan prasarana serta fasilitas. Jika dikaitkan dengan

penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa meskipun sudah ada

kesadaran dan keinginan pekerja untuk berperilaku aman, namun jika

fasilitas tidak memadai seperti kurangnya APD dan lifeline untuk

mengoptimalkan penggunaannya, maka perilaku tersebut otomatis

belum terwujud dalam suatu tindakan (Notoadmodjo, 2005)

Penambahan fasilitas seperti APD baik dari segi jumlah dan jenis

sangat penting dilakukan agar PD yang tersedia benar-benar sesuai

dengan bahaya yang dihadapi pekerja, seperti penambahan kacamata

Page 153: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

133

keselamatan atau pelindung muka untuk pengelasan. Pihak PT. KE

juga perlu memperhatikan aspekhousekeeping dan tata letak ruangan

tempat penyimpnan APD dengan dilengkapi almari khusus untuk APD

yang disimpan pada ruangan tersebut. Penambahan pemasangan

lifeline juga diperlukan untuk meningkatkan keefektifan penggunaan

full body harness bagi pekerja agar dapat difungsikan sebagaimana

mestinya.

Kemudian untuk menjaga kualitas APD yang tersedia agar tetap

terjaga, hendaknya pihak PT. KE menyediakan tempat penyimpanan

khusus APD di area kerja untuk para pekerja swakelola ketika APD

tersebut sedang tidak digunakan. Karena menurut Tarwaka

(2008)tempat penyimpanan APD haruslah bebas dari debu, kotoran,

dan tidak terlalu lembab, serta terhindar dari gigitan binatang.

Perbaikan sistem pendistribusian APD untuk pekerja juga sangat

diperlukan agar semua pekerja mendapatkan APD sesuai dengan

kebutuhan, namun dengan tidak menyulitkan pekerja untuk

memperoleh APD tersebut. Pada prosedur APD yang berlaku juga

hendaknya dijelaskan secara detail mengenai aturan dan manajemen

APD agar dapat dilaksanakan di lapangan agar sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. Ketersediaan APD pada Pekerja Subkontraktor

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa untuk pekerja

subkontraktor penyediaan APD secara keseluruhan disediakan oleh

Page 154: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

134

pihak perusahaan subkontraktor sendiri. APD yang disediakan berupa

safety helmet dan safety shoes yang sudah pekerja dapatkan dari awal

mulai bekerja. Untuk APD lain seperti masker, sarung tangan, ear

plug, dan kacamata diberikan sesuai dengan prosedur permintaan

mengikuti prosedur PT. KE.

Prosedur pendistribusian APD yang berlaku tersebut cukup

menyulitkan pekerja untuk memperoleh APD yang dibutuhkan. Selain

itu juga diketahui bahwa ketersediaan jumlah APD yang tersedia

belum memadai untuk keseluruhan pekerja, sehingga menyebabkan

tidak semua pekerja memiliki APD sesuai dengan bahaya

pekerjaannya.

Prosedur pendistribusian APD tersebut juga membuat para pekerja

subkontraktor enggan untuk meluangkan waktu untuk meminta APD

yang dibutuhkan. Sehingga juga banyak pekerja subkontraktor yang

memilih tidak menggunakan APD dikarenakan tidak memiliki APD

secara lengkap. Hal ini dikarenakan pekerja tidak ingin menghabiskan

waktu untuk mengikuti prosedur permintaan APD yang berlaku.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh informasi bahwa

APD yang disediakan sudah layak dan sesuai dengan bahaya yang ada,

hanya saja jenis APD yang tersedia masih perlu disesuaikan lagi

dengan aktivitas pekerjaannya. Seperti penyediaan sarung tangan yang

hanya satu jenis saja yaitu sarung tangan kain atau wol, sedangkan

sarung tangan tersebut sebenarnya tidak cocok digunakan untuk

pekerjaan seperti pengelasan. Soeripto (2008)

Page 155: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

135

Untuk penyimpanan APD pekerja subkontraktor, diketahui bahwa

penyimpanan untuk persediaan APD disimpan di dalam suatu ruangan

yang digabungkan dengan alat kerja lain. Sedangkan menurut Tarwaka

(2008)tempat penyimpanan APD haruslah terbebas dari debu, kotoran,

dan tidak terlalu lembab, serta terhindar dari gigitan binatang.

Penyimpanan harus diatur sedemikian rupa sehingga mudah

diambil dan dijangkau oleh pekerja dan diupayakan disimpan di almari

khusus APD. Sedangkan untuk APD yang jarang digunakan seperti

faceshield, welding cap maupun full body harness disimpan pada kotak

yang ada di area tersebut namun disatukan dengan alat kerja yang lain.

Padahal seharusnya penyimpanan APD harus terpisah dan seharusnya

disimpan di tempat khusus APD untuk menjaga kualitasnya (Tarwaka,

2008).

Jumlah APD yang tersedia untuk pekerja subkontraktor juga belum

sesuai dengan seluruh pekerja subkontraktor dikarenakan sistem

pengadaan APD subkontraktor yang mengikuti sistem pengadaan APD

PT. KE yang harus sesuai dengan permintaan. Namun pekerja enggan

untuk meluangkan waktunya untuk melakukan permintaan APD,

sehingga penyediaan APD tidak bisa dilakukan. Hendaknya pihak PT.

KE memperbaiki prosedur pendistribusian APD agar tidak

menyulitkan pekerja untuk memperoleh dan memiliki APD yang

dibutuhkan. Penambahan penyediaan jumlah dan jenis APD seperti

penyediaan sarung tangan kulit juga perlu dilakukan agar semua

pekerja memiliki APD sesuai dengan bahaya pekerjaannya.

Page 156: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

136

Dalam penyimpanan APD juga diperlukan perbaikan yaitu untuk

tempat penyimpanan stock APD yang seharusnya disimpan di ruangan

khusus dan tidak digabungkan dengan alat-alat kerja lain agar kualitas

APD tersebut tetap terjaga.

E. Gambaran Faktor Penguat Perilaku Tidak Aman pada Pekerja

Faktor penguat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor

lain selain diri pekerja itu sendiri yang membuat pekerja untuk berperilaku

tidak aman dalam bekerja. Faktor penguatdalam penelitian ini adalah

pemberian hukuman dan penghargaan (Reward&Punishment) serta

pengawasan.

1. Hukuman dan Penghargaan

Berdasarkan hasil penelitian pada area COP proyek Blast Furnace

PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk, diperoleh kesimpulan bahwa untuk

hukuman atau punishment yang diberikan untuk pekerja yang

berperilaku tidak aman baik pekerja swakelola maupun pekerja

subkontraktor yaitu berupa teguran secara lisan terlebih dahulu, dan

jika pelanggaran terjadi hingga tiga kali akan dilakukan pembolongan

ID Card dan kemudian pekerja yang bersangkutan akan dikeluarkan.

Hukuman adalah konsekuensi yang diterima individu atau

kelompok sebagai bentuk akibat dari perilaku yang tidak diharapkan

(Syaaf, 2008). Hukuman dapat menekan atau melemahkan perilaku.

Hukuman tidak hanya berorientasi untuk menghukum pekerja yang

melanggar peraturan melainkan sebagai kontrol terhadap lingkungan

Page 157: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

137

kerja sehingga pekerja terlindungi dari kecelakaan kerja. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan Helliyanti (2009), menyatakan terdapat

hubungan antara pemberian penghargaan dan hukuman dengan

perilaku tidak aman pada pekerja.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pada area

COP Proyek Blast Furnace ini telah diberlakukan sistem pemberian

sanksi atau hukuman untuk pekerja yang berperilaku tidak aman, baik

pekerja swakelola maupun pekerja subkontraktor dengan pemberian

hukuman yang sama. Namun pemberian hukuman atau sanksi yang

berlaku pada proyek Blast Furnace ini belum efektif dapat mengurangi

perilaku tidak aman dikarenakan hukuman atau sanksi yang diberikan

terlalu ringan yaitu hanya berupa teguran lisan.

Oleh karena itu hendaknya pihak PT. KE dapat melakukan

perbaikan sistem pemberian sanksi yang diberikan kepada pekerja

dengan pemberian sanksi yang lebih tegas. Pihak PT. KE juga dapat

meberikan sanksi yang tegas kepada pihak subkontraktor untuk

meminimilasir perilaku tidak aman yang dilakukan oleh pekerja

subkontraktor. Sanksi tersebut dapat berupa surat peringatan yang

diberikan jika ada pekerjanya yang berperilaku tidak aman. Jika

perilaku tidak aman masih dilakukan maka dapat diberikan surat

peringatan kedua dan berlanjut kepada pemutusan hubungan kerjasama

agar perilaku tidak aman yang dilakukan pekerja tersebut dapat

diminimalisir.

Page 158: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

138

Selain itu pengawas juga masih belum terlalu tegas memberikan

hukuman dan sanksi kepada pekerja yang berperilaku tidak aman,

karena pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja tidak sepenuhnya

terdata, padahal sudah tersedia form pelaporan bahaya untuk mendata

pelanggaran yang dilakukan pekerja, sehingga jika memang sudah tiga

kali pelanggaran maka akan bisa ditindaklanjuti yaitu dengan

pembolongan ID Card dan kemudian dikeluarkan. Namun form

pelaporan bahaya tersebut belum optimal digunakan. Selain itu juga

dikarenakan pengawasan yang dilakukan tidak sepanjang jam kerja

sehingga perilaku pekerja tidak selalu bisa teramati.

Menurut Salawati (2009) dengan pengawasan dan memonitor

kinerja pekerja merupakan sesuatu yang penting untuk kesuksesan

program K3, dan pengawasan yang baik adalah pengawasan yang

dilakukan secara terus menerus.Oleh karena itu hendaknya pihak PT.

KE maupun pihak subkontraktor memberikan sanksi atau hukuman

yang lebih bisa menimbulkan efek jera dan dapat mengurangi perilaku

tidak aman pada pekerja.

Hukuman menekankan atau dapat melemahkan perilaku (Geller,

2009). Hukuman tidak hanya berorientasi untuk menghukum pekerja

yang melanggar peraturan tetapi juga bisa sebagai kontrol terhadap

lingkungan kerja sehingga dapat mengurangi terjadinya perilaku yang

tidak aman (Roughton, 2002).Pemberian hukuman hendaknya

disertakan dengan teguran secara tulisan atau juga bisa dengan

pemberlakuan sistem denda untuk pekerja yang berperilaku tidak

Page 159: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

139

aman. Menurut Budiono, dkk (2003) untuk menerapkan kedisiplinan

pekerja hendaknya didorong oleh berbagai pihak, misalnya dengan

memberikan pemeriksaan dan pengawasan serta sangsi bagi yang tidak

mematuhi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa tidak

adanya sistem pemberian reward untuk pekerja yang berperilaku

aman, baik pekerja swakelola maupun pekerja subkontraktor pada area

COP Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk.

Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Geller (2001),

penghargaan merupakan konsekuensi positif yang diberikan kepada

individu atau kelompok dengan tujuan untuk mengembangkan,

mendukung, dan memelihara perilaku yang diharapkan. Jika digunakan

sebagaimana mestinya, penghargaan dapat memberikan yang terbaik

kepada setiap orang karena penghargaan membentuk perasaan percaya

diri dan optimisme.

Selain itu juga menurut Mangkunegara (2005), imbalan yang

diberikan kepada pekerja sangat berpengaruh terhadap motivasi. Oleh

karena itu pimpinan perlu membuat perencanaan pemberian imbalan

agar pekerja terpacu motivasinya untuk berperilaku aman dan patuh

akan aturan yang berlaku.

Menurut penelitin Edmin Locke(1980) dalam Mangkunegara

(2005), menyebutkan bahwa imbalan atau penghargaan jika

pemberiannya dikaitkan dengan tujuan pelaksanaan tugas sangat

berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja pada pekerja.

Page 160: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

140

Pemberian imbalan akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan

motivasi pekerja untuk berperilaku aman dan dapat meminimalisir

perilaku tidak aman. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Helliyanti (2009) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara

pemberian penghargaan dengan perilaku tidak aman pada pekerja.

Selain itu berdasarkan hasil telaah dokumen, diketahui bahwa tidak

adanya aturan tertulis mengenai pemberian reward kepada pekerja

yang berperilaku aman sehingga pemberian reward tidak dilakukan

pada proyek Blast Furnace ini. Selain itu juga berdasarkan hasil

wawancara dengan pihak safety PT. KE diperoleh informasi bahwa

tidak adanya pemberian reward juga dikarenakan keterbatasan dana

begitupun dengan subkontraktor. Dengan tidak adanya pemberian

reward untuk pekerja ini akan mengakibatkan tidak adanya motivasi

pekerja untuk berperilaku yang aman dan tidak adanya motivasi untuk

keselamatan diri.

Oleh karena itu hendaknya pihak PT. KE memberlakukan sistem

pemberian reward untuk meningkatkan motivasi bagi pekerja untuk

berperilaku aman. Pemberian reward bisa diberikan dengan ucapan

terimakasih dari supervisor atau dari pihak perusahaan kepada pekerja

yang berperilaku aman, agar pekerja merasa dihargai dan merasa

dianggap serta akan membuat pekerja lebih termotivasi untuk

berperilaku aman. Pemberian reward juga bisa dilakukan dengan

pemberian APD untuk pekerja. Selain itu juga hendaknya pihak PT.

KE membuat ketentuan tertulis mengenai sistem reward pada prosedur

Page 161: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

141

atau kebijakan perusahaan agar bisa dilaksanakan di lapangan untuk

mengurangi perilaku tidak aman pada pekerja.

2. Pengawasan

Menurut Sarwono (2001) pengawasan merupakan kegiatan

manajer yang mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan

rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa

pengawasan yang diberikan kepada pekerja baik swakelola maupun

subkontraktor yaitu berupa safety patrol yang dilakukan safety man

dan safety officer dari pihak safety perusahaan. Namun, pengawasan

yang dilakukan dinilai belum efektif dan optimal dikarenakan belum

dapat meminimalisir perilaku tidak aman yang dilakukan pekerja. Hal

ini dikarenakan sistem pengawasan yang hanya berbentuk patroli pada

waktu-waktu tertentu sehingga pekerja tidak bisa terawasi sepanjang

jam kerja.

Ketidakefektifan pengawasan yang dilakukan dikarenakan jumlah

pengawas yang tidak sebanding dengan jumlah pekerja sehingga tidak

semua pekerja dapat terawasi. Hasil wawancara dengan salah satu

informan utama yang merupakan pekerja swakelola mengatakan

bahwa pekerja tersebut tidak merasakan adanya pengawasan. Hal ini

berarti pengawasan yang dilakukan masih belum maksimal sehingga

belum dapat mengurangi perilaku tidak aman pada pekerja.

Page 162: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

142

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Annishia (2010) yang

menyatakan bahwa pengawasan dan peraturan yang mengikutinya

merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi perilaku

seseorang. Hal ini juga dikuatkan dengan pendapat Geller (2001) yang

menyebutkan adanya peran manager (pengawas) dalam perilaku kerja,

keduanya berhubungan langsung dengan target individu yang sedang

berlangsung. Menurut Bird dan Germain (1990), pengawas memiliki

posisi kunci dalam mempengaruhi pengetahuan, sikap keterampilan,

dan kebiasaan akan keselamatan setiap pekerja dalam suatu area

tanggungjawabnya.

Para pengawas mengetahui lebih baik dari pada pihak lain

mengenai kebiasaan bekerja, perbuatan dan keterampilan dalam

bekerja. Para pengawas juga memonitor kinerja pekerja. Hal ini

merupakan sesuatu yang penting untuk kesuksesan program (Salawati,

2009)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Karyani (2005)

kepada pekerja di Schlumberger Indonesia tahun 2005 diperoleh

kesimpulan bahwa supervisor (pengawas) merupakan faktor yang

paling berpengaruh terhadap perilaku pekerja. Hal ini dapat dilihat

dari hasil penelitian Karyani (2005) yang menyebutkan bahwa 45,13%

pekerja yang berperilaku tidak aman karena peran supervisor yang

kurang baik. Pekerja dengan supervisor yang berperan baik memiliki

peluang untuk berperilaku aman sebesar 9,633 kali dibanding pekerja

yang supervisor-nya berperan kurang baik. Sejalan dengan hal itu,

Page 163: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

143

hasil penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan (2003) pengawasan juga

memperoleh hasil yang serupa, pekerja yang mendapatkan pengawasan

yang optimal akan memiliki kemungkinan yang kecil untuk

berperilaku tidak aman.

Namun pengawasan yang dilakukan oleh safety man maupun safety

officer pihak PT. KE dan pihak perusahaan subkontraktor belum

maksimal dilakukan. Hal ini juga dikarenakan pelanggaran yang

dilakukan oleh pekerja yang ditemui saat pengawas melakukan safety

patrol tidak terdata dengan baik, sehingga pekerja yang melakukan

pelanggaran walaupun sudah tiga kali pelanggaran tetapi tidak

ditindaklanjuti dikarenakan tidak adanya pencatatan dan pendataan

yang lengkap terkait perilaku tidak aman yang dilakukan.

Peran seorang pengawas sangat penting untuk memberitahukan

ataupun memberikan teguran terhadap pekerja yang melakukan

tindakan tidak aman. Kontak secara personal harus dilakukan

sesering mungkin untuk mempengaruhi sikap pekerja, pengetahuan,

dan keterampilan (Bird dan Germain, 1990). Pengawasan terhadap

aktivitas pekerja diharapkan dapat menumbuhkan kepatuhan dan

kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja bagi

dirinya, pekerja lain, dan lingkungan kerjanya. Namun pada proyek

Blast Furnace ini, belum terdapat prosedur khusus terkait pengawasan

yang harus dilakukan.

Oleh karena itu hendaknya pihak PT. KE melakukan pengawasan

selama jam kerja, tidak hanya dengan patroli saja, agar pengawasan

Page 164: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

144

yang dilakukan dapat lebih maksimal dan juga pelanggaran dapat

segera diketahui untuk dilakukannya perbaikan. Menurut Sarwono

(2001), dengan pengawasan yang dilakukan secara berkala dan intens,

kondisi yang berbahaya atau kegiatan yang tidak aman dapat diketahui

dengan segera dan dapat dilakukan usaha untuk memperbaikinya.

Pengawasan terkait keselamatan pekerja juga hendaknya dibantu

oleh mandor atau supervisor yang selama jam kerja berada di lapangan

untuk menutupi kekurangan personil pengawas. Hal ini bisa dengan

diberikan pelatihan terlebih dahulu kepada mandor atau supervisor

terkait ilmu keselamatan dan kesehatan kerja agar semua pekerja dapat

terawasi selama pekerja melakukan pekerjaannya.

Pihak safety yang melakukan safety patrol harus memaksimalkan

penggunaan form pelaporan bahaya agar semua pelanggaran yang

dilakukan pekerja dapat terdata dengan jelas sehingga bisa dengan

tegas untuk menindaklanjuti pekerja tersebut untuk menimbulkan efek

jera sehingga dapat meminimalisir perilaku tidak aman yang

dilakukan pekerja.Menurut William H. Newman dalam Sarwono

(1991) pengawasan yang baik memerlukan beberapa persyaratan

diantaranya adalah harus disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan

organisasi, dalam hal ini adalah penyesuaian jumlah pengawas dengan

intensitas pengawasan, harus menjamin adanya tindakan perbaikan

dan pengawasan harus bersifat preventif yang artinya dapat mencegah

timbulnya perilaku yang tidak aman.

Page 165: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

145

Ayu (2013) menyatakan bahwa untuk mengubah perilaku pekerja

dalam hubungannya dengan K3 dan memastikan terciptanya kerja yang

lebih aman dapat dilakukan dengan membuat STOP Card (Safety

Training Observastion Program). Program ini merupakan salah satu

bentuk program terkait perilaku pekerja yang memberi pengajaran-

pengajaran pada pekerja untuk mengobservasi, mengkomunikasikan

dan mengambil tindakan positif yang akan membantu mengubah

perilaku pekerja untuk terciptanya perilaku kerja yang aman.Setiap

pekerja akan saling mengawasi satu sama lain dan juga dapat

membantu pendataan yang lebih jelas terkait pekerja yang berperilaku

tidak aman untuk lebih mudah ditindaklanjuti oleh pengawas. Selain

itu juga dengan adanya STOP Card tersebut, akan dapat membuat

pekerja selalu merasa terawasi sepanjang jam kerja, sehingga dapat

mengurangi perilaku tidak aman yang dilakukan oleh pekerja.

Page 166: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

146

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada pekerja PT. Krakatau

Engineering Area COP Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel

(Persero), Tbk tahun 2015 tentang gambaran faktor perilaku tidak aman

pada pekerja, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran perilaku tidak aman pada pekerja PT. Krakatau Engineering

area COP proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), tbk

yaitu:dari sebelas indikator perilaku tidak aman, sebanyak sembilan

perilaku tidak aman dilakukan oleh pekerja area COP Proyek Blast

Furnace. Perilaku tidak aman yang tidak dilakukan pekerja adalah

memberi peringatan terhadap adanya bahaya dengan cara yang tidak

dapat dimengerti serta bekerja di bawah pengaruh obat dan minuman

beralkohol.

2. Gambaran faktor predisposisi (motivasi) perilaku tidak aman pada

pekerja PT. Krakatau Engineering area COP Proyek Blast Furnace PT.

Krakatau Steel (Persero), Tbk yaitu : sangat rendahnya motivasi untuk

keselamatan diri bagi para pekerja. Motivasi atau dorongan yang

membuat pekerja swakelola berperilaku tidak aman adalah karena

kurangnya pengetahuan dalam penggunaan APD, karena kebiasaan,

demi kenyamanan bekerja serta demi target pekerjaan selesai tepat

waktu namun tidak memperhatikan aspek keselamatan. Serta karena

Page 167: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

147

tidak mau untuk meluangkan waktunya untuk melakukan peminjaman

dan permintaan APD kepada pihak safety.

3. Gambaran faktor pendukung (ketersediaan APD) perilaku tidak aman

pada pekerja PT. Krakatau Engineering area COP Proyek Blast

Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk yaitu:

a. Ketersediaan APD pekerja swakelola yaitu berupa

penyediaan dari pihak PT. KE dan juga dari pihak mandor.

APD yang tersedia yaitu safety helmet, safety shoes,

masker, sarung tangan, earplug dan full body harness.

Namun sistem pendistribusian APD sangat menyulitkan

pekerja. Ketersediaan APD untuk pekerja swakelola belum

sesuai dengan bahaya yang ada serta jumlah APD yang

disediakan belum mencukupi untuk seluruh pekerja

swakelola.

b. Ketersediaan APD untuk pekerja subkontraktor sepenuhnya

disediakan oleh pihak perusahaan subkontraktor sendiri

namun dengan sistem dan ketentuan yang sama dengan

PT.KE. Ketersediaan APD untuk pekerja berupa safety

helmet, safety shoes, masker, safety glasses, sarung tangan,

earplug, full body harness dan faceshield serta welding cap

dan sudah sesuai dengan bahaya yang ada namun masih

diperlukan penambahan jenis lain yang sesuai dengan

aktivitas pekerjaannya, serta jumlah APD yang disediakan

yang belum mencukupi untuk seluruh pekerja.

Page 168: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

148

4. Gambaran faktor penguat perilaku tidak aman pada pekerja PT.

Krakatau Engineering area COP Proyek Blast Furnace PT. Krakatau

Steel (Persero), Tbk yaitu

a. Terdapat pemberian hukuman atau punishment untuk

pekerja yang berperilaku tidak aman yaitu berupa teguran

secara lisan terlebih dahulu hingga tiga kali pelanggaran

akan dilakukan pembolongan ID Card dan kemudian

pekerja yang bersangkutan akan dikeluarkan. Sedangkan

untuk penghargaan diketahui bahwa tidak adanya sistem

pemberian reward untuk pekerja yang berperilaku aman.

b. Terdapat pengawasan yang diberikan pada pekerja yaitu

berupa safety patrol yang dilakukan setiap harinya oleh

safety officer dan safety man dari pihak PT. KE dan juga

subkontraktor. Akan tetapi, pengawasan yang dilakukan

belum optimal dikarenakan pengawasan yang diberikan

hanya melalui patroli, tidak dilakukan selama jam kerja

berlangsung, serta tidak sebandingnya jumlah pihak safety

yang melakukan pengawasan dengan jumlah keseluruhan

pekerja.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian di atas, maka penulis

memberikan saran sebagai bahan pertimbangan perbaikan kedepannya,

yaitu:

Page 169: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

149

1. Bagi PT. Krakatau Engineering

a. Melakukan sosialisasi terkait SOP kepada pekerja melalui safety

talk dan toolbox meeting dan dimaksimalkan dengan pemajangan

prosedur kerja tersebut di sekitar area kerja untuk selalu

mengingatkan pekerja agar bekerja sesuai dengan SOP yang

berlaku.

b. Melakukan pelatihan terkait pengawasan keselamatan kepada

supervisor dan mandor untuk meningkatkan pengawasanterkait

kesehatan dan keselamatan pekerja selama jam kerja

c. Pemberian pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja untuk

menumbuhkan kesadaran keselamatan diri bagi pekerja melaui

safety talk dan toolbox meeting yang rutin dilakukan.

d. Mempermudah sistem pendistribusian APD dan penambahan

jumlah serta jenisnya berupa safety glasses, pelindung muka dan

sarung tangan kulit untuk pekerja yang melakukan pekerjaan

pengelasan.

e. Memberikan reward untuk pekerja yang berperilaku aman dan

sanksi untuk pekerja yang berperilaku tidak aman berupa sanksi

denda atau sanksi sosial dengan pemajangan foto pekerja yang

berperilaku tidak aman untuk menimbulkan rasa malu bagi pekerja

yang berperilaku tidak aman.

f. Melakukan pelatihan terkait tata cara penggunaan alat keselamatan

untuk menambah keterampilan pekerja dalam penggunaannya.

Page 170: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

150

g. Membuat STOP Card untuk meningkatkan pengawasan dan

kesadaran akan keselamatan bagi para pekerja.

h. Memberikan sanksi tegas kepada subkontraktor berupa surat

peringatan jika terdapat pekerjanya yang berperilaku tidak aman.

2. Subkontraktor Area COP Proyek Blast Furnace PT. Krakatau

Steel (Persero), Tbk

a. Melakukan sosialisasi terkait SOP kepada pekerja melalui safety

talk dan toolbox meeting dan dimaksimalkan dengan pemajangan

prosedur kerja tersebut di sekitar area kerja untuk selalu

mengingatkan pekerja agar bekerja sesuai dengan SOP yang

berlaku.

b. Pemberian pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja untuk

menumbuhkan kesadaran keselamatan diri bagi pekerja.

c. Mempermudah sistem pendistribusian APD dan penambahan

jumlah serta jenis APDberupa sarung tangan kulit.

d. Memberikan reward untuk pekerja yang berperilaku aman dan

sanksi untuk pekerja yang berperilaku tidak aman berupa sanksi

denda atau sanksi sosial dengan pemajangan foto pekerja yang

berperilaku tidak aman untuk menimbulkan rasa malu bagi pekerja

yang berperilaku tidak aman.

e. Melakukan pelatihan terkait tata cara penggunaan alat keselamatan

untuk menambah keterampilan pekerja dalam penggunaannya.

Page 171: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

151

3. Bagi Pekerja Area COP Proyek Blast Furnace

a. Pekerja hendaknya bekerja sesuai dengan SOP yang berlaku.

b. Pekerja hendaknya dapat melakukan tindakan perawatan

keselamatan untuk menjaga kualitas alat keselamatan yang

digunakan.

c. Pekerja hendaknya selalu menggunakan APD saat bekerja

dan meminta bantuan pihak safety jika memiliki

keterampilan yang kurang dalam penggunaannya.

d. Pekerja hendaknya dapat menempatkan peralatan kerja

dengan sesuai untuk menghindari kondisi yang tidak aman.

e. Pekerja hendaknya tidak merokok selama berada di area

kerja.

f. Pekerja hendaknya mampu bekerja dengan serius dan tidak

berkelakar dengan teman kerja.

g. Pekerja hendaknya mampu memperhatikan aspek

keselamatan diri, tidak hanya berorientasi kepada pekerjaan

untuk bisa selesai dengan cepat dan tepat waktu.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut

terhadap faktor-faktor yang tidak diteliti pada penelitian ini.

b. Penelitian berikutnya dapat dilakukan dengan melihat

hubungan di antara faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku tidak aman yang dilakukan oleh pekerja. Sehingga

Page 172: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

152

dapat diketahui faktor yang paling berpengaruh terhadap

perilaku tidak aman yang dilakukan oleh pekerja untuk

dilakukan perbaikan agar dapat meminimalisir perilaku tidak

aman yang dilakukan.

Page 173: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

153

DAFTAR PUSTAKA

Annishia, Fristi Bellia. 2010. Analisis Perilaku Tidak Aman Pekerja Konstruksi

PT. PP (Persero) di Proyek Pembangunan Tiffany Apartemen Jakarta

Selatan Tahun 2011. Skripsi FKIK UIN Syahid Jakarta

Ayu, Annisa. 2010. Evaluasi Perilaku Tidak Aman (Unsafe Act) pada Pekerja

Proyek Konstruksi Gedung Ruko Bertingkat di Palangkaraya tahun 2011.

Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Depok

Bird, Frank E, Jr and George L. Germain.1986. Practical Loss Control

Leadership. Georgia.

Bird,Frank E, Jr.1974. Management Guide to Loss Control. Atlanta :Institue

Press.

Budiono, Sugeng. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Kecelakaan Kerja.

Semarang : Universitas Diponegoro

Delfianda. 2012. Survey Faktor Tindakan Tidak Aman Pekerja Konstruksi PT.

Waskita Karya Proyek World Class University di UI Depok Tahun 2011.

Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Depok

Demak, Denisa. 2014. Analisis Penyebab Perilaku Aman Bekerja pada Perawat

di RS. Islam Asshobirin Tangerang Selatan Tahun 2013. Skripsi Program

Sarjana Kesehatan Masyarakat. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta

Diah Pratiwi, Ayu. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tindakan

Tidak Aman (Unsafe Act) pada Pekerja di PT. X Tahun 2011. Skripsi

Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok

DNV Modern Safety Management, 1996, Loss Control Management

Training, Revised edition, United State of America.

Page 174: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

154

Geller, E. Scott, 2001. The Psychology of safety Hanbook. Lewis Publissher

, Boca Raton London. New York Washington, D.C.

Halimah, Siti. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Aman

Karyawan di PT. SIM PlANT Tambun II Tahun 2010. Skripsi Program

Kesehatan Masyarakat Uin Syahid Jakarta

Heinrich, H.W. 1980 Industrial Accident Prevention , A Safety Management

Approach. McGraw Hill Book Company.

Helliyanti, Putri. (2009). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku

Tidak Aman Di Departemen Utility and Operation, PT. Indofood

Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills, Tahun 2009.

Skripsi. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok

Hendrabuwana, La Ode. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku

Bekerja Selamat bagi Pekerja di Departemen Cor PT. Pindad persero

Bandung Tahun 2007. Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia. Depok

Hinze, Jimmie W, 1997. Construction Safety, New Jersey, Prentice Hall, Inc.

Iqbal, Mochammad. 2014. Gambaran Faktor-Faktor Perilaku Penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja di Departemen Metalforming PT.

Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2014. Skripsi Program Sarjana

Kesehatan Masyarakat. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta

Karyani. 2005. Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Perilaku Aman (Safety

Behavior) di Sclumberger Indonesia Tahun 2005. Tesis. FKM UI. Depok

Linggasari. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Penggunaan Alat

Pelindung Diri di Departemen Engineering PT. Kiat Pupl & Paper Tbk.

Tangerang Tahun 2011. Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia. Depok

Page 175: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

155

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Penerbit

PT. Refika Aditama

Mohamed, S. 2002. Safety Climate in Construction Site Environments. Journal of

Construction Engineering and Management.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta

Oliver, A, Cheyne, A, Tomas, J.M, Cox, S. 2002. The Effects of Organizational

and Individual Factors on Occupational Accidents. Journal of

Occupational and Organizational Psychology.

Pratiwi, Shinta Dwi. 2009. Tinjauan Faktor Perilaku Kerja Tidak Aman pada

Pekerja Konstruksi Bagian Finishing PT. Waskita Karya Proyek

Pembangunan Fasilitas dan Sarana Gelanggang Olah Raga (GOR) Boker,

Ciracas, Jakarta Timur 2009. Skripsi Program Sarjana Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia. Depok

Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

OHSAS 18001. Jakarta : Dian Rakyat

Reason, James. (1990). Human Error. Cambridge University Press. New York

Robbins, Stephen.2006. Perilaku Organisasi. PT.Indeks Kelompok

Gramedia.Jakarta

Sahab, Syukri. 1997. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Jakarta: PT. Bina Sumber Daya Manusia

Salawati, Liza. 2009. Hubungan Perilaku, Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja di laboratorium

Patologi Klinik Rumah Sakit DR. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2009.

Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan

Page 176: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

156

Sarwono, Sarlito Wirawan. 1991. Teori-teori Psikologi Sosial. CV. Rajawali:

Jakarta

Siagian, T. 2001. Teori Motivasi dan Aplikasi. Jakarta: PT. Prima Aksara

Sialagan, Togar Robin. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Berkontribusi pada

Perilaku Aman di PT. EGS Indonesia Tahun 2008. Tesis. Depok : FKM

UI

Suma’mur, 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Jakarta, PT

Gunung Agung.

Sumbung, Johny. 2000. Studi Tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Alat Pelindung Diri di Bagian Dryer dan Gluing Pabrik Kayu Lapis PT.

Jati Dharma Indah Batu Gong Kota Ambon Tahun 2000. Tesis program

Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok

Syaaf, Fathul Mashuri. 2008. Analisis Perilaku Berisiko (at-risk Behavior) pada

Pekerja Unit Usaha Las Sektor Informal di Kota X. Skripsi Program

Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok

Syaaf, Masruri. 2008. Analisis perilaku berisiko (At-Risk Behavior) pada Pekerja

Unit Usaha Las Sektor Informal di Kota X Tahun 2008. Skripsi Program

Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok

Tarwaka, 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta : Harapan Press

Undang-Undang Republik Indonesia No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

Page 177: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

157

LAMPIRAN

Page 178: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

158

Lampiran 1

Pedoman Wawancara Mendalam

Gambaran Faktor Perilaku Tidak Aman pada Pekerja PT. Krakatau

Engineering Area COP Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero),

Tbk Tahun 2015

1. Pekerja

Tanggal :

Nama Pewawancara :

Karakteristik Informan

1. Nama :

2. Usia : :

3. Pendidikan terakhir :

Perilaku Tidak Aman

4. Coba Anda ceritakan, bagaimana pekerjaan anda sehari-hari?

5. Bagaimana Anda melakukan pekerjaan anda tersebut?

6. Bagaimana perilaku yang sering Anda lakukan pada saat melakukan

pekerjaan yang bisa menyebabkan kecelakaan kerja??

Probing: - seperti contohnya.. (menyebutkan indikator-indikator

perilaku tidak aman pada penelitian)

-Selain itu?

Motivasi

7. Mengapa Anda berperilaku demikian?

(Probing: Kebiasaan, demi kenyamanan bekerja?)

8. Bagaimana perasaan Anda saat anda berperilaku demikian?

Ketersediaan APD

9. Bagaimana ketersediaan APD di tempat anda bekerja?

10. Apa saja jenis APD yang disediakan?

11. Bagaimana anda dalam menyimpan APD anda?

12. Bagaimana kondisi APD yang disediakan?

13. Bagaimana kesesuaian jenis APD yang disediakan dengan bahaya yang

ada saat Anda bekerja?

Page 179: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

159

(Probing: seperti bekerja diketinggian dengan disediakannya full body

harness, bagaimana dengan APD yang lainnya?)

14. Bagaimana menurut Anda kesesuaian jumlah APD yang ada dengan

jumlah pekerja?

Hukuman dan Penghargaan

15. Jelaskan bagaimana hukuman/sanksi yang berlaku di tempat Anda

bekerja untuk pekerja yang sering berperilaku yang bisa menyebabkan

kecelakan?

16. Bagaimana pula penghargaan yang diberikan untuk pekerja yang

berperilaku aman?

(Probing: seperti pemberian hadiah atau sertifikat untuk pekerja yang

patuh pada aturan seperti dengan selalu menggunakan APD saat

bekerja?)

Pengawasan

17. Bagaimana pengawasan yang diberikan oleh pihak perusahaan ketika

Anda sedang bekerja?

18. Siapa yang melakukan pengawasan tersebut?

19. Kapan biasanya pengawasan tersebut dilakukan?

20. Bagaimana yang Anda rasakan ketika adanya pengawasan tersebut?

Page 180: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

160

2. Safety man, safety officer, manager SHE

Tanggal :

Karakteristik Informan

1. Nama :

2. Usia :

3. Jabatan :

4. Pendidikan terakhir :

Perilaku Tidak Aman

1. Jelaskan menurut Anda bagaimana perilaku tidak aman yang sering

dilakukan pekerja saat bekerja?

Motivasi

2. Menurut Anda, mengapa pekerja berperilaku demikian?

(Probing: Kebiasaan, demi kenyamanan bekerja?)

Ketersediaan APD

3. Bagaimana ketersediaan APD yang disediakan pihak perusahaan untuk

pekerja?

(Probing: -APD wajib yang harus digunakan pekerja?

4. Bagaimana prosedur yang ada tentang APD?

Probing: APD wajib dan dokumen tertulis?

5. Bagaimana sistem penyimpanan APD?

6. Apa saja jenis APD yang disediakan untuk pekerja?

7. Bagaimana kondisi APD yang disediakan tersebut?

8. Bagaimana tindakan Anda jika ada APD yang rusak?

9. Bagaimana kesesuaian jenis APD yang disediakan untuk pekerja

dengan bahaya yang ada saat mereka bekerja?

10. Bagaimana kesesuaian jumlah APD yang ada dengan keseluruhan

jumlah pekerja?

Page 181: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

161

Hukuman dan Penghargaan

11. Coba ceritakan, bagaimana anda memberikan hukuman/sanksi yang

berlaku untuk pekerja swakelola yang berperilaku tidak aman?

(probing: dokumen prosedur terkait?)

12. Bagaimana pula anda memberikan penghargaan yang diberikan untuk

pekerja swakelola yang berperilaku aman?

Pengawasan

13. Coba ceritakan, bagaimana Anda memberikan hukuman/sanksi untuk pekerja

yang berilaku tidak aman?

14. Bagaimana dokumen atau prosedur terkait pemberian hukuman atau sanksi

yang berlaku kepada pekerja yang berperilaku tidak aman?

15. Siapa yang melakukan pengawasan tersebut?

16. Kapan biasanya pengawasan tersebut dilakukan?

17. Menurut Anda, bagaimana keefektifan pengawasan yang diberikan

kepada pekerja?

3. Informan Kunci

Perilaku Tidak Aman

1. Menurut Anda bagaimana perilaku tidak amanyang sering pekerja

proyek konstruksi lakukan pada saat bekerja?

Motivasi

2. Menurut anda, mengapa pekerja tersebut berperilaku demikian?

Ketersediaan APD

3. Bagaimana biasanya ketersediaan APD yang disediakan pihak

perusahaan bagi pekerja pada proyek konstruksi?

4. Apa saja biasanya jenis APD yang disediakan?

5. Bagaimana ketersediaan APD yang seharusnya disediakan oleh pihak

perusahaan?

Hukuman dan Penghargaan

6. Menurut anda, bagaimana biasanya hukuman/sanksi yang berlaku

untuk pekerja yang berperilaku tidak aman?

Page 182: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

162

7. Bagaimana pula penghargaan yang biasanya diberikan untuk pekerja

yang berperilaku aman?

8. Menurut anda, bagaimana seharusnya sistem hukuman dan

penghargaan yang efektif diberikan kepada pekerja konstruksi?

Pengawasan

9. Bagaimana pengawasan yang biasanya diberikan kepada pekerja saat

bekerja?

10. Siapa yang melakukan pengawasan tersebut?

11. Kapan biasanya pengawasan tersebut dilakukan?

12. Menurut anda, bagaimana seharusnya pengawasan yang efektif

diberikan kepada pekerja konstruksi?

Page 183: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

163

Lampiran 2

Matriks Wawancara Informan Utama

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Swakelola

IU1 IU2 IU3 IU4 Kesimpulan

Perilaku Tidak Aman

Coba Anda Ceritakan,

Bagaimana pekerjaan

Anda sehari-hari?

yaa kalo kerjaan mah

ya paling nyemen,

ngaduk semen, ngecor,

ya bikin bangunan lah

gitu mba, ngecet

kadang juga tapikan

kalo ngecat mah kalo

udah beres gitu kan,

ngelas atau motong

besi nih gitu gitu aja

paling mah masang-

masang besi-besi gitu

kan karna bikin pabrik,

ya sesuai sama yang

disuruh bos kita ajaa..

Hmm kerjaan ya

gimana yaa, ngecat

gini, kadang ngecor

juga, ya sesuai

tahapannya aja kita

pasti kan kalo awal-

awal mah kan bikin

pondasi gitu yaa,

ngegali juga kadang-

kadang sama ya kerja di

atas ya sama aja yang

dikerjain mah, kita mah

dikerjain aja

semuanya..tapi ya tetep

sesuai tahap nya semua

gitu mba

kalo awal gali tanah

dulu kita kan bikin

pondasi gitu, ngecor,

susun bata, sama

nantinya pasangin

besi-besi di atas itu

kan, masang atep nya

jugaa, tapi ga tiap hari

semuanya gitu

tergantung prosesnya

gitu kan tiap harinya

mau ngelanjutin

kerjaan yang mana

gitu..

ngecor, ngegergaji

kayu-kayunya buat

dipasangin ya kan, trus

disusun batanya,

disemen, namanya

bikin bangunan ya mba

ya begitu lah.. kadang

ya motong besi

jugaa,ngelas juga, ya

tergantung gitu

perharinya kita

gimananya..

Pekerjaan sehari-

harinya adalah

menggali tanah

untuk pondasi, bikin

pondasi, ngaduk

semen, nyemen,

ngecat, bekerja di

ketinggian,

mengelas, dan

motong besi,

tergantung progres

dari proses kerja.

Bagaimana Anda

melakukan pekerjaan

Anda tersebut?

ya yang pasti sih sesuai

sama yang disuruh kita

mah kerjanya, cepet

sesuai target yang

disuruh gitu biar ga

diomelin sama bos kita

kerjain aja neng, kaya

ngecet ya pasti ambil

cet kan sama kuasnya

gitu, trus nyampur cet

nya, ya kalo ngecor kita

disini ada alat corannya

gitu

yaa kalo ngegali yaaa

biasanya sih

kebanyakan pake itu

sih..alat itu, bikin

pondasi juga kaya

ngegali trus masang

besi nya gitu kan,yaa

kalo bikin pondasi ya

digali dulu gitu mba

kan tanahnya.. abis itu

dipasang besi gitu,

yang lain mah ya kaya

nyemen ya ngaduk

semen dulu kan tuh,

Pekerjaan

dikerjakan dengan

cepat sesuai target.

Page 184: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

164

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Swakelola

IU1 IU2 IU3 IU4 Kesimpulan

dipasang aja gitu

trus ya kalo ngece

misalnya kalo yang di

cat di atas ya kita naik

ke atas gitu aja sih...

Bagaimana perilaku

yang biasanya anda

lakukan pada saat

melakukan pekerjaan

yang bisa menyebabkan

kecelakaan kerja?

kaya sarung tangan

saya ga pake mba, ga

dapet, ga punya, jadi

gimana mau make,

kalo kerja di atas itu

sih mba jarang pake

harness, itu ribet mba

berat.. lagian juga

susah makenya saya

dari kampung e mba

gabisa makenya,

sepatu kadang panas

gitu mba suka ga

betah, kalo lempar alat

kerja gitu mah

mungkin ya kayak

kayu gitu mah kadang

ke bawah kalo lagi di

atas.

kalo rawat gitu sih

engga ya, ga sempet,

paling kalo udh rusak

gitu ya gadipake lagi

gitu kayak gergaji

misalnya patah yaudah

hmm iya mungkin

gapake APD ya mba,

gapake sepatu kadang-

kadang, sama sarung

tangan juga kalo kita

mah jarang pake juga

kayanya temen-temen

yang lain juga,

ngerokok ya kita

ngerokok mba sambil

kerja ngobrol sama

temen

ga pake itu mba apa

body harness gitu,

ngerokok juga sih

mbaa iyaa... trus

paling sama ngelempar

kayu itu tuh, kadang

kalo lagi di atas kan

ada kayu atau apa

yang udah gaperlu, ga

dipake, harus diturunin

kalo lagi gaada orang

ya kita lempar-

lemparin aja ke bawah

ke tumpukan kayu

yang udah ga dipake..

tapi liat – liat dulu di

bawah ada orang apa

engga..

paling dijemur aja sih

mba kadang siang lagi

istirahat ya dijemur aja

gitu di depan, gitu aja

sih.. ga sempet juga

sih dicuci kaya gitu,.

Kalo alat kerja gitu ya

iyaa... itu APD, sering,

paling itu, ga pake

sarung tangan, ga pake

masker, maskernya itu

pernah dikasih tapi

gaenak gitu neng

dipakenya, ga betah

gitu.. jadi kita gapernah

pake lagi..

kalo ngerawat alat kerja

itu ya paling kan kalo

make alat kan kita yang

bener gitu kan dijaga

gitu biar ga rusak kan

mba paling gitu aja..

kalo kerja ya emang

harus cepet lah mba

kan banyak kerjaan

mah ntar diomelin yang

ada kalo gacepet

diselesaiin kerjaannya.

Tidak

menggunakan APD

seperti sarung

tangan, masker,

full body harness,

dan sepatu,

melempar kayu dari

atas ke bawah,

bekerja sambil

merokok, tidak

melakukan tindakan

perawatan alat kerja

dan alat

keselamatan serta

melakukan

pekerjaan dengan

cepat dan terburu-

buru.

Page 185: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

165

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Swakelola

IU1 IU2 IU3 IU4 Kesimpulan

gadipake lagi kan, kalo

APD gitu mah engga

ya, dipake doang, kan

tiap hari kerja kan

dipake, jadi ya gimana

ntar dicuci ga mungkin

langsung kering..

paling diliat aja kan

berasa kadang tuh

yang buat ngelas udah

gaenak dipake atau

rusak gabisa gitu

paling kita lapor ke

mandor gitu ntar

dicariin las yang baru

sama mandor

Motivasi

Mengapa Anda

berperilaku demikian? susah makenya saya

dari kampung e mba

gabisa makenya.. paling karna apa itu

namanya kalo buat

kerja di atas itu mba,

ribet banget itu berat

dan gabisa juga

makenya, jadi ya gitu

dari pada ribet kerjaan

saya ga selesai

mending ya biar

gimana enaknya aja

mba biar kerjaan saya

selesai hehe, kalo

untuk sarung tangan

gitu, kalo kerja pake

Ya karna kenapa ya, ya

udah biasa aja gitu, ga

enak juga kalo ga

ngerokok, lagian kan

gapapa kalo ngerokok

kan ga deket api juga,

jadi gapapa lah..kan

kita dari pagi sampe

sore kerjanya, tapi kalo

sepatu boots itu tuh

mba gaenak banget

dipake nya mba, panas,

gaenak lah pokonya

kalo pake body

harness itu ribet mba,

lagi juga saya kurang

bisa mba makenya, ga

enak kalo kerja pake

gituan mah, ya kalo

ngerokok ya emang

udah biasa mba.. lagi

juga kan ngerokok

doang ga napa lah..

kalo lempar kayu gitu

y biar cepet beres mba

kerjaannya, kan kita

disuruh kerja tuh

cepet, biar cepet kelar

gitu...

bikin ga nyaman gitu lo

neng sakit diidungnya

teh, kan keras gitu kan

ya yang kaya neng

pake, kalo kita kan

kerja seharian gitu, ya

mana kuat pake itu

paling setengah jam aja

udah engap udah sakit

ya kan, jadi biar enak

kerjanya ya kita gapake

Untuk perilaku

tidak menggunakan

APD alasannya

adalah karena tidak

bisa menggunakan

APD, ribet, berat,

tidak bisa

menggunakannya,

karena panas, dan

karena tidak

nyaman digunakan

serta demi

kenyamanan

bekerja. Selain itu

untuk perilaku

merokok sambil

bekerja dikarenakan

kebiasaan dan tidak

Page 186: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

166

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Swakelola

IU1 IU2 IU3 IU4 Kesimpulan

sarung tangan itu susah

juga kadang mba,

apalagi kalo kita

angkat-angkat barang

yang berat gitu atau

ngegergaji atau apalah

gitu takut kelepas gitu

mba ga kepegang gitu

kalo ngerokok kan ga

ganggu mba, udah

biasa mba namanya

cowo kan.. kalo kayak

nyuci APD gitu sih

karna ga sempet sih ya

mba, kan tiap hari

kerja.

menganggap

merokok di tempat

kerja itu berbahaya,

serta untuk perilaku

melempar material

dikarenakan demi

pekerjaaan

terselesaikan

dengan cepat.

Bagaimana perasaan

anda saat Anda

berperilaku demikian?

yaa biasa aja mba, toh

kita disini kerja kok

biar kerjaan selesai

gitu ga maksud

macem-macem.. lagian

banyak juga kok yang

kaya gitu, kan pekerja

disini banyak mba, jadi

ya biasa aja

gimana ya mbaa, biar

enak aja gitu mba

kerjanya jadi ya ga

gimana gimana

perasaannya mah biasa

aja sih,.

ya ga gimana mana sih,

yang penting mah kita

enak gitu kerjanya, ga

ngerasa sakit, terus

kerjaan beres, udah

gitu..

Informan

mengataka bahwa

perasaan saat

melakukan perilaku

tidak aman biasa

saja demi kenyaman

melakukan

pekerjaan.

Page 187: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

167

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Swakelola

IU1 IU2 IU3 IU4 Kesimpulan

Ketersediaan APD

Bagaimana ketersediaan

APD di tempat anda

bekerja?

kalo ini mah kita

disediain ya mba

sepatu, helm, dari

mandornya mba.. yang

dari kantor sarung

tangan sama buat yang

kerja di atas itu mba,

tapi sarung tangan juga

susah dapet nya mba,

saya mah kalo dikasi

ya dibawa kalo minta

saya gamau mba, ribet,

mending saya kerja,

minta juga belum tentu

dapet

ya kita ada yg dari

mandor ada yg dari

orang kantornya mba,

kaya helm sepatu kita

dikasi mandor, trus

yang lainnya itu

katanya dari sini, tapi

ya kaya gitu kaya

masker udah berkali-

kali minta ke

gudangnya eh katanya

gaada, jadi ya gimana

mau make orang

gapernah dikasih kan

ya ada mba APD mah,

ada yang dari mandor

sama ada yang dari

orang kantor sini mba,

kalo yang dari mandor

yaa helm sama sepatu,

nah selain itu dari

kantornya, kalo yang

dari orang kantor kalo

harness itu dipinjemin

sama dia, nah selain

itu kita minta dulu ke

mereka baru dikasih

mba..

kita dari mandor ya

helm sama sepatu, kalo

yang selain itu ya ada

yang dipinjemin orang

kantornya, body

harness, ada juga itu teh

yang dikasih kaya

masker gitu, pernah,

nah yang susah

dapetnya itu sarung

tangan gitu, kadang

juga kalo dapet, ga

cukup buat kita semua,

jadi ga make semua

juga gitu neng

APD disediakan

oleh mandor dan

dari pihak PT. KE.

Penyediaan APD

untuk pekerja

swakelola yang dari

mandor berupa

helm sama sepatu

selain itu disediakan

oleh pihak PT. KE

dengan sistem

permintaan terlebih

dahulu yaitu berupa

masker, sarung

tangan, sedangkan

untuk full body

harness

dipinjamkan dari

pihak PT. KE untuk

pekerja swakelola.

Apa saja jenis APD

yang disediakan?

ya sepatu, helm, sarung

tangan sama buat yang

kerja di atas itu mba,

masker itu suka ada

kadang-kadang mba

body harness, masker,

sama penutup kuping

kadang-kadang dikasih

yang dari mandor itu

ya itu helm sama

sepatu mba, yang dari

kantor itu body

harness, masker,

sarung tangan, sama

apa tuh yang buat

kuping namanya

helm sepatu kan ya dari

mandor, yang lainnya

sih dari kantor, body

harness, masker, sama

sarung tangan, katanya

sih dari kantor, kantor

yang nyediain gitu,

APD yang tersedia

berupa helm,

sepatu, masker,

sarung tangan,

earplug dan full

body harness.

Page 188: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

168

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Swakelola

IU1 IU2 IU3 IU4 Kesimpulan

Bagaimana Anda dalam

menyimpan APD Anda?

ya biasa aja mba, di

taro aja gitu, sarung

tangan juga paling

Cuma beberapa kali

pake juga udah

gakepake lagi mba..

ditaro dideket kita kerja

gitu aja sih, kalo abis

kerja ya di bawa pulang

gitu ke mes disimpen,

besok kerja di bawa

lagi

taro dideket kita aja

mba, misalnya duduk

minum kopi di warung

ya bawa ke warung

gitu aja.. terus dibawa

pulang lah mba kalo

udahan mah kan udah

jadi punya kita gitu,

jadi ya tanggung

jawab kita gitu

yaa disimpen aja

dideket saya gitu..

Untuk penyimpanan

APD informan

ketika sedang di

tempat kerja hanya

diletakkan di sekitar

pekerja saja, dan

juga dibawa

kemanapun pekerja

pergi jika sedang

tidak digunakan

tidak pada tempat

khusus

penyimpanan APD.

Dan ketika jam

kerja selesai APD

tersebut dibawa

oleh masing-masing

informan pulang

dan disimpan di

rumah masing-

masing.

Page 189: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

169

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Swakelola

IU1 IU2 IU3 IU4 Kesimpulan

Bagaimana kondisi

APD yang disediakan?

kalo kondisi kayanya

baik-baik aja gitu yaa

yaa kalo untuk

kondisinya sih bagus ya

mbaa, gamungkin juga

orang kantor nyediain

yang udah jelek kan

ibaratnya, tapi ya gitu

mba, susah kalo minta

eh gadikasih mba

bagus sih mba kalo

kondisinya mah, Cuma

paling suka gaenak

dipake aja gitu mba,

masker nya tuh suka

sakit makenya, jadi

lebih enak yang pake

dari kain ini nih mba

kita bawa sendiri...

baguslah ya kalo

kondisinya, Cuma

masalahnya teh suka

gaada gituu...kalo

kondisi mah gaada

masalah

APD yang

disediakan dalam

kondisi yang baik

dan layak

digunakan.

Bagaimana kesesuaian

jenis APD yang

disediakan dengan

bahaya yang ada saat

anda bekerja?

ya sesuai sih kayanya

mba hehe

Sesuai sih, tapi ada

yang gaada juga..

kacamata gitu gaada..

kadang mau ngelas apa

gitu kan, kalo kena

debu juga tuh kan butuh

karna suka masuk mba

debunya ke mata perih,

apalagi musim panas

kaya gini liat sendiri

kan nih debunya

sesuai lah ya kayanya

mba yakk, tapi

mungkin yang banyak

gitu nyediainnya biar

pas kita butuh minta

ke kantor tuh ada gitu..

sesuai-sesuai aja sih.. Informan

mengatakan bahwa

APD yang

disediakan sudah

sesuai dengan

bahaya yang ada,

namun juga

terdapat

ketidaksesuaian

yaitu tidak adanya

disediakan Alat

Pelindung Mata

berupa kacamata

untuk pekerja

swakelola.

Page 190: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

170

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Swakelola

IU1 IU2 IU3 IU4 Kesimpulan

Bagaimana menurut

anda kesesuaian jumlah

APD yang ada dengan

jumlah pekerja yang

ada?

ya engga sebanding lah

mba, buktinya aja kita

sering gadapet APD,

kita sering minta tapi

gadapet abis katanya,

jadi yang ga sebanding

lah sama kita

harus ditambah dong

mba, masa kita berkali-

kali minta gadapet-

dapet, katanya kan kalo

butuh tinggal minta ke

kantor terus ambil

digudang, eh setiap kita

kesana dibilangnya abis

mulu, ya kurang lah

kayanya sih musti

ditambah yaa.. kurang

banget lah kalo gitu

menurut saya

waah jauh neng, kaya

yang saya bilang tadi,

kadang minta sarung

tangan ga dikasih,

sekalinya dikasih Cuma

selusin doang, selusin

paling berapa kan

selusin 12..ya kita aja

ada berapa ya mana

cukup.. ga cukup lah..

jauh.. ga sesuai...

Untuk kesesuaian

jumlah APD yang

disediakan belum

sesuai dengan

jumlah pekerja

swakelola yang ada.

Masih banyak

pekerja yang tidak

memiliki APD dan

pada saat

melakukan

permintaan pada

pihak safety stock

APD sedang tidak

tersedia.

Page 191: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

171

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Swakelola

IU1 IU2 IU3 IU4 Kesimpulan

Hukuman dan

Penghargaan

Jelaskan bagaimana

hukuman/sanksi yang

berlaku di tempat Anda

bekerja untuk pekerja

yang sering berperilaku

yang bisa menyebabkan

kecelakan?

ditegor aja sih mba

suruh pake gitu,

kadang kalo lagi di

atas, gapake body

harness ya disuruh

turun dulu gitu pake

dulu katanya

cuma ditegor doang sih

mbaa setau saya mah,

itu juga kalo ada orang

safety nya yang liat kan

tuh biasanya orang

safety kadang suka

lewat kan ngeliat

misalnya gapake APD

atau ngerokok gitu kan

ya paling disuruh pake

APD nya, suruh buang

rokoknya gitu aja

bukan sanksi sih

ngingetin doang

ga dihukum sih mba,

Cuma ditegur aja

palingan kalo gapake

APD, pernah liat

temen tapi di area lain

gitu neng pernah

dikeluarin gitu gaboleh

kerja lagi, nah pas

saya tanya kan yaa,

katanya dia alo kerja

di atas tuh gamau pake

body harness jadi

sering kepergok sama

orang safety gitu

gaada kalo hukuman

gitu, paling ya

ngingetin aja gitu, pake

APD nya gitu,

pernah disuruh pulang

gitu gausah kerja

katanya.. tapi kadang

ada toleransi gitu, oke

ga saya pulangin

katanya, Cuma tolong

dipake sekarang APD

nya gitu, pake sekarang

harus, kalo gamau,

pulang

Hukuman yang

diberikan untuk

pekerja yang

berperilaku tidak

aman berupa

teguran dari pihak

safety saat

berkeliling

melakukan safety

patrol. Dan jika

pelanggaran

berlanjut setelah

diberikan teguran

maka akan

dikeluarkan.

Bagaimana pula

penghargaan yang

gatau deh mba,

kayanya gaada ya kalo

waduh selama saya

disini kerja saya belum

walah.. haha hadiah

apaan neng, gaada

kalo hadiah...belum

yaa.. belum pernah

Belum pernah ada

pemberian

Page 192: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

172

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Swakelola

IU1 IU2 IU3 IU4 Kesimpulan

diberikan untuk pekerja

yang berperilaku aman?

yang ke kita, gapernah

mba, kita mah Cuma

taunya kerja aja mba,

gatau kita ga pernah

terima yang begitu-

begituan mah hehe

apalagi hadiah gitu

gaada mba

tau mba ada gitu-gitu

kayanya, paling kalo

yang gasesuai ya

ditegor gitu kalau yang

kerjanya bagus gitu

kayanya gapernah

dikasih apa-apa deh

mba kita

mba, gapernah terima

hadiah kita mah,

selama ini sih saya

gapernah liat juga ya

mba ya yang dapet

hadiah gitu dari kantor

karna dia kerjanya

bagus.. ga ada tuh

dapet penghargaan

aataupun hadiah

untuk pekerja

swakelola yang

berperilaku aman,

Pengawasan

Bagaimana pengawasan

yang diberikan oleh

pihak perusahaan ketika

Anda sedang bekerja?

Gatau tuh saya, gaada

yang ngawasin

kayanya, mandor aja

sih biasanya..ga

perhatiin juga saya

yang ngawasin terus

dan selalu ada disini

kan mandor kita kan ya,

trus ada juga orang

safety kalo lagi jalan

keliling-keliling gitu

biasanya bentaran

doang tapi ada tuh tiap

hari biasanya,

sembari lewat liat gitu

kalo ada yang ga sesuai

menurut mereka ya

ditegor

ya kaya yang tadi tuh

mba, liatin kita kerja

gitu biar bener gitu

kaya suruh pake APD

kalo kita gapake gitu

mba..

ada itu pak ma un,

safety man ya keliling

gitu

kalo ada yang gapake

helm gitu kadang lupa,

ditegor gitu, pas dia

lagi keliling, kalo ga

juga, ngelanggar juga

tetep, disuruh pulang

sama dia

Pengawasan untuk

pekerja swakelola

dilakukan oleh

pihak safety PT.KE

melalui safety

patrol. Diberikan

teguran kepada

pekerja jika pada

saat pihak safety

melakukan patroli

terdapat pekerja

berperilaku tidak

aman. Namun

menurut salah satu

informan, tidak ada

pengawasan dari

pihak perusahaan,

artinya, salah satu

informan ada yang

Page 193: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

173

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Swakelola

IU1 IU2 IU3 IU4 Kesimpulan

merasa tidak adanya

pengawasan selama

mereka bekerja.

Siapa yang melakukan

pengawasan tersebut?

Gatau ya, saya taunya

kerja doang

mba..diawasin kaga

diaawasin saya mah

kerja

ada disini kan mandor

kita kan ya, trus ada

juga orang safety kalo

lagi jalan keliling-

keliling gitu biasanya

ada sih mba yang

ngawasin, mandor kita

ngawasin, dari orang

kantor ada mba orang

safetynya suka jalan

aja gitu liat kita pada

lagi kerja gitu

ada itu pak ma un,

safety man ya keliling

gitu, bertiga kadang

keliling orang safety

lah pokonyaa

Pengawasan

dilakukan oleh

pihak safety PT.KE.

Kapan biasanya

pengawasan tersebut

dilakukan?

ga jelas mba kalo

waktunya mah, suka

suka dia aja, tapi tiap

hari ada sih, tapi

sebentar-sebentar aja

lewat aja kayanya

kapan aja gitu, kadang

suka ada pagii..

kadang siang, kadang

juga kalo udah mau

pulang..

yaa, sering keliling, ya

ga pasti gitu waktunya

kapan aja tapi adaa..

sering dia.. siang, sore,

pagi juga sering

keliling sih..tapi ga

disini terus gitu.. jalan

keliling muter liat yang

lain juga..

Pengawasan

dilakukan setiap

hari pada pagi,

siang dan sore hari.

Bagaimana yang anda

rasakan ketika adanya

biasa aja orang mereka

kan itu juga ga lama

biasa aja.. mereka juga

biasa aja kok.. Cuma

yaa kalo gasalah mah

saya ga takut gitu...

Pengawasan yang

diberikan belum

Page 194: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

174

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Swakelola

IU1 IU2 IU3 IU4 Kesimpulan

pengawasan tersebut? kalo disininya mah, ya

kalo gasalah ya kenapa

harus takut, lagian juga

gabakal diapa-apain

kok jadi ya santai

ajalah..

jalan aja keliling liat

kita kerja gitu.. itu

juga bentar-bentar aja..

jadi yaa biasa aja gitu

neng.. ga gimana

gimana

lagian ga lama juga kok

pak maunnya keliling-

keliling gitu sama

temennya, ga liatin

sepanjang hari gitu, jadi

yaa gapapa biasa aja

gitu..

menimbulkan efek

takut untuk

melanggar bagi

informan. Informan

merasa biasa saja

tidak merasa takut

untuk melakukan

pelanggaran saat

adanya pengawasan

dikarenakan

pengawasan yang

dilakukan hanya

sebentar tidak

sepanjang jam kerja

Page 195: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

175

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Subkontraktor

IU5 IU6 IU7 IU8 Kesimpulan

Perilaku Tidak Aman

Coba Anda Ceritakan,

Bagaimana pekerjaan

Anda sehari-hari?

kalo kita disini

kerjaannya yaa

semacam kaya angkat

barang yang pake crane

tuh, kadang kita yang

ngerjain, trus kita juga

ngerjain yang kaya gini

nih (lagi ngelas),

ngerakit rakit

nyambungin besi gitu

buat dipasang nanti..

ngegerinda gitu jugaa,

motong besi-besi

gitu...yaa macem-

macem lah

ngecek pondasi.. ini apa

nurunin atau angkat ini

yang mau dipasang kan

udah dirakit dibawah

dipasang ke atas gitu

pake crane, trus kadang

juga ada lagi yang di las

di atas, motong besi-besi

gitu ngegerinda.. banyak

lah..

kalo saya macem-

macem yaa.. ngelas,

kemaren-kemaren

ngecat juga,

ngegerindah, ngangkat

sama nurunin barang,

ngerakit itu kan ya

macem-macem lah

sesuai kebutuhan sesuai

hari ini apa yang musti

dikerjain lah kan..

biasanya sih saya

ngerakit baja-baja ini

mba..di las..di

gerinda..dipotong

besinya trus digabungin

gitu, terus nanti

dipasang deh.. terus

nanti kalo udah

kepasang, di cek

dipastiin udah sesuai

sama gambar gitu..

Pekerjaan berupa

pengangkatan dan

penurunan barang

menggunakan

crane, perakitan

baja, besi yang

kemudian

dipasang,

pengelasan,

gerinda, motong

besi, bekerja di

ketinggian,

pengecekan

pondasi dan

penyesuaian

dengan gambar

serta pengecatan.

Page 196: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

176

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Subkontraktor

IU5 IU6 IU7 IU8 Kesimpulan

Bagaimana Anda

melakukan pekerjaan

Anda tersebut?

yaa kalo angkat barang

gitu sih sesuai sama

aba-aba aja yaa..kan

ada 1 yang ngarahin

gitu soalnya kan bahaya

kan angkat barang gitu

kalo salah-salah bisa

ketiban kan rame-rame

tuh kan, apalagi yang

kaya nurunin barang

gitu bukan barang yang

enteng, bisa baaya kalo

ketiban mba, kalo

ngelas gini sih yang

pasti kan pake alat las

nya kan, ngegerinda

juga..

kalo ngecek pondasi gitu

mah kan diliat udah

sesuai apa belum gitu

kayak kemiringannya

gitu-gitu lah.. trus ngelas

gitu kan ya ini pake

mesin lasnya

gimana yaa..ini aja sih

ya harus cepet selesai

mba ngerjainnya, kan

tiap harinya kan banyak

yang harus dikejar kan

ngerjainnya, paling ya

kalo ngerjainnya itu

mah yang paling

pentingnya mah cepet

ya harus cepet biar

cepet beres gitu kan..

ya tiap harinya mah saya

beda-beda gitu

kerjaannya sesuai yang

dibutuhin gitu

kan..misalnya hari ini

bajanya harus di las

dulu semua gitu.. atau

dipotong dulu semua

nanti kalo udah beres

baru dipasangin kan

sesuai sama

gambarnya..terus nanti

di cek deh udah sesuai

sama gambarnya itu apa

belum..di cek lagi gitu..

ya kalo ngelas gitu yaa

dipegang baja yang mau

di las ya kan, ambil

mesin las di box nya..

biasanya bareng sih

disini karna harus ada

yang megangin juga

kadang yang dilas gitu

besi-besi gede gitu kan..

jadi gabisa sendiri

kadang..

Untuk pekerjaan

pengangkatan dan

penurunan barang

sesuai dengan

aba-aba yang

diberikan.

Pekerjaan yang

dilakukan sesuai

dengan

kebutuhan

progress kerja.

Pekerjaan

dilakukan dengan

cepat agar cepat

selesai.

Page 197: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

177

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Subkontraktor

IU5 IU6 IU7 IU8 Kesimpulan

Bagaimana perilaku

yang sering anda

lakukan pada saat

melakukan pekerjaan

yang bisa

menyebabkan

kecelakaan kerja?

yang sering yaa...paling

ini ya APD, kan

harusnya ini lagi ngelas

pake sarung tangan ya

tapi ga enak mba kalo

ngelas gini pake sarung

tangan gitu takut salah-

salah maksudnya apa ya

gimana gitu hmmm kan

kalo pake sarung tangan

tuh ga kokoh gitu

pengangannya.. paling

ear plug ya dikasih sih

tapi kadang lupa

makenya mba..

ngerokok aja mba ini..

dirawat khusus gitu sih

engga, boro-boro mba,

setiap hari banyak yang

harus dikerjain mana

sempet.

kadang lagi ngelas

kadang di atas, kadang

susah kan kalo pake

body harness gitu kan

berat, itu juga ga tinggi2

banget jadi ya kita naik

aja kadang gitu.. yang

pelindung muka buat

ngelas itu, kita juga

jarang pake itu sering

diomelin juga sih, tapi

ya abis gimana kan pake

itu bikin engap gitu ya,

nah katanya kalo ngelas

harus pake itu, lagi juga

itu gaada disini harus ke

kantor dulu minta kan

males, kerjaan saya juga

kan banyak..iya kalo

dikasih kalo engga.. :

ngerokok sih yaa..iyaa

juga sering.. paling diliat

aja sih mba alatnya

masih bisa dipake ga,

rusak ga gitu aja.. kan

orang kantor paling mah

yang perawatan khusus

gitu..tapi gaada juga

kayanya.

iya itu sih ini kadang

gapake pelindung buat

ngelas itu tuh

pelindung muka kan..

sarung tangan kadang

juga tuh, sama kan

kadang kita juga naik

ke atas itu kan pake

body harness, tapi

males ngambilnya di

kantor jadi kalo ga

terlalu tinggi kan

gapapa ya..kalo

ngambil dulu ke kantor

lama..

earplugjuga jarang bgt

kalo saya mah

gapernah gapernah

dikasih siih..

kerja ya emang kita

harus cepet lah mba..

diomelin yang ada kalo

kerjanya lama.

ini sih masker yaa yang

paling sering kalo saya

mah malah gamau make

nya, sakit itu

maskernya, masker yang

biasa itu loh mba, bukan

topeng itu.. yang putih

yang ada besinya itu

bikin idung sakit

makanya saya gapake..

palingan kacamata sama

sarung tangan juga

jarang sih.. kalo

kacamata mah susah

mintanya harus ke

kantor dulu kan minta,

isi formulir gitu dulu

kalo lagi gaada, ribet

ngabisin waktu saya,

mending waktunya buat

nyelesaiin kerjaan kan

biar cepet selesai biar

cepet beres kan kita

harus kerjanya cepet

gitu harus cepet selesai.

Tidak

menggunakan

APD seperti

sarung tangan,

earplug, masker,

welding cap, full

body harness,

faceshield, dan

kacamata.

Perilaku tidak

aman lainnya

adalah merokok

pada saat bekerja,

tidak melakukan

tindakan

perawatan alat

kerja dan alat

keselamatan,

serta bekerja

dengan cepat dan

terburu buru.

Page 198: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

178

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Subkontraktor

IU5 IU6 IU7 IU8 Kesimpulan

Motivasi

Mengapa Anda

berperilaku demikian?

cuma ga enak aja itu

tadi kaya yang saya

bilang kalo yang

disediain kaya penutup

kaya masker gitu kan

sakit ya, susah nafas

juga, kalo dipake yang

ada kita ribet sama

itunya aja gaberes nanti

kerjaan.. kalo ngerokok

ya emang udah biasa

aja itu mah mba..

sehari-hari ngerokok

gitu kan..ya udah biasa

aja gitu..

susah kan kalo pake

body harness gitu kan

berat, itu juga ga tinggi2

banget jadi ya kita naik

aja kadang gitu.. : ribet

berat itu kalo ke atas

pake body harness gitu

mba, ribet sama body

harness

doang..masangnya lama,

make nya susah juga gitu

kan..jadi yaudah naik aja

gitu..welding cap itu tuh

bikin engap..susah napas

gitu..ya susah kan

makanya gadipake.. kalo

ngerokok itu mah biar

enak aja gitu kerjanya

kan

males ngambilnya di

kantor jadi kalo ga

terlalu tinggi kan

gapapa ya..kalo

ngambil dulu ke kantor

lama.. kadang kan juga

kan bikin gaenak

kerja,nyusahin kadang

APD nya itu karna ini

bakal ngeganggu gitu..

kadang dari pada kita

bolak balik ke kantor

ngabisin waktu buat

minta apd doang ya

mending kita kerja kan

biar cepet selesai

kerjaan, kerjaan kan

juga banyak..

Mintanya susah harus ke

kantor dulu kan minta,

isi formulir gitu dulu

kalo lagi gaada, ribet

ngabisin waktu saya,

mending waktunya buat

nyelesaiin kerjaan kan.

Alasan untuk

tidak

menggunakan

APD karena tidak

nyaman

digunakan, ribet,

dan karena tidak

mau mengurus

pengajuan

permintaan APD,

serta karena APD

tersebut susah

untuk didapatkan.

Page 199: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

179

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Subkontraktor

IU5 IU6 IU7 IU8 Kesimpulan

Ketersediaan APD

Bagaimana

ketersediaan APD di

tempat anda bekerja?

ya semua disediain

sama kantor kita semua

mba...dikasih helm

sama sepatu gitu.. trus

kalo yang lainnya kita

minta dulu bilang butuh

gitu baru dikasih.. ada

juga yang dipinjemin

gitu..

ada kalo Apd

mah..sepatu dikasih

orang kantor, sama

helmnya ini juga,

terusnya ada yang lain

juga sih..

ada yang dikasih juga

ada juga yang apa itu

namanya ini dipinjemin

gitu kan..kita pinjem

nanti dibalikin lagi ke

orang kantornya..

kita harus minta dulu ke

kantornya baaru dikasih

gitu..trus yang lainnya

ada juga sih dipinjemin

doang sih..

ada sih APD..katanya

sih dulu dari kantor

semuanya, semua

kantor yang ngasih

yang nyediain gitu...

ada yang dari awal itu

helm kita sama sepatu

ini itu dari awal.. terus

makin ke sini kan

kerjaan kan banyak

katanya disuruh minta

butuhnya APD apa aja

gitu nanti dikasih gitu..

di minta ke kantor..

kalo yang biasa nih kaya

helm sepatu emang dari

dulu mulai kerja udah

dikasih, trus yang

lainnya macem-macem..

ada yg istilahnya ya

dipinjemin

Semua APD

disediakan oleh

kantor.

Penyediaan helm

dan sepatu

diberikan dari

awal kerja.

Sedangkan untuk

APD yang lain

dengan sistem

peminjaman dan

permintaan

terlebih dahulu.

Page 200: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

180

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Subkontraktor

IU5 IU6 IU7 IU8 Kesimpulan

Apa saja jenis APD

yang disediakan?

helm sama sepatu,

sarung tangan,

kacamata, sama masker

Sepatu, helm, body

harness, trus yang buat

ngelas itu, kacamata

Helm, sepatu, full body

harness, penutup atau

pelindung muka yang

buat ngelas atau

ngegerinda itu, penutup

kuping, kacamata trus

sama sarung tangan,

masker

full body harness

dipinjemin, topeng buat

ngelas gitu dipinjemin..

sarung tangan, masker,

sama kacamata sih

dikasih, ear plug juga

Penyediaan APD

berupa helm,

sepatu yang

diberikan dari

awal kerja.

Pelindung muka

(Faceshield),

kacamata earplug,

sarung tangan,

full body harness

dan masker. Full

body harness dan

faceshield dengan

sistem

dipinjamkan

orang kantor.

Page 201: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

181

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Subkontraktor

IU5 IU6 IU7 IU8 Kesimpulan

Bagaimana Anda

dalam menyimpan

APD Anda?

dibawa pulang aja kalo

udah jam pulang gitu

mba.. di bawa ke rumah

disimpen di rumah..

dipegang aja dipake

kaya sepatu helm gini

kan dipake ya mba, ya

paling selain itu ya

dibawa aja kemana kita

pergi..

gaada juga mba disini

tempat khusus gitu

mah.. belum ada, belum

disediain kayanya mba..

Ga disimpen Cuma

ditaro aja dideket-deket

sini aja mba biar ga

susah ngambil lagi kalo

mau mulai kerja lagi yaa

kalo jauh-jauh ntar susah

lagi ngambilnya,

istirahat juga sebentar

aja..

saya nyimpen di

rumah..kalo disini ya

gimana mau nyimpen

kan dipake paling kalo

lagi dilepas gitu ya

dipegang aja..kalo yang

lain mah kayak yang

topeng itu kan kalo udh

ga dipake taro di kotak-

kotak itu mba..

ya saya taro aja di atas

itu yang penting orang

lewat ga ngalangin gitu

ga ketendang-tendang

sama orang..

Untuk

penyimpanan

APD tidak

disimpan di

tempat khusus

disaat sedang

tidak digunakan.

Bagaimana kondisi

APD yang disediakan?

mmm... kondisi mah

bagus ya mba pasti..

gaada ini lah kalo untuk

kondisinya.. bagus lah

gitu kalo saya liat mah

ya layak mbaa..

bagus sih kayanya ya..

yang dikasih bukan APD

yang rusak kok..

Kondisinya ya masih

baru..

Masih bersih.. masih

kinclong.. ya belum

pernah dipake kan

soalnya

Untuk kondisi

yang disediakan

untuk pekerja

dalam kondisi

yang bagus,

layak, masih

bersih dan baru.

Bagaimana kesesuaian

jenis APD yang

disediakan dengan

bahaya yang ada saat

anda bekerja?

sesuai-sesuai aja ya

mba kayanya..

yaa,,udah sih sesuai aja

lah..

kalo itu mah udah

sesuai kayanya sih ya...

sesuai sih udah yaa.. Untuk jenis APD

yang disediakan

sudah sesuai

dengan bahaya

yang ada.

Page 202: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

182

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Subkontraktor

IU5 IU6 IU7 IU8 Kesimpulan

Bagaimana menurut

anda kesesuaian

jumlah APD yang ada

dengan jumlah pekerja

yang ada?

itu mungkin yang ga ya

mba.. kan ini kita kalo

perlu APD gitu harus

minta gitu kan ke

kantor, jadi kalo butuh

kita minta kan..nah

kadang tuh suka abis

katanya..jadinya kita

apa ditulis dulu gitu

yang butuh, apa gitu

trus nunggu dulu sampe

APD nya ada lagi baru

kita dapet gitu..kan

susah ya mba jadi kalo

kita minta ga langsung

ada gitu sedangkan

kadang kita butuhnya

pas itu..jadi mungkin

belum cukup lah ya..

nah itu yang masih

kurang kan kayak tadi

saya cerita..kuranglah

pokonya..

mungkin kayanya kalo

jumlah agak kurang ya

mba ya.. harusnya

disediain lebih banyak

biar masing-masing

semua dapet..

hmm sesuai kayanya

Cuma harusnya dibikin

gampang gitu APD nya

buat kita, jangan bikin

ngabisin waktu doang

buat ke kantor minta

tapi ujung-ujungnya

gadikasih juga gitu..

Untuk jumlah

APD yang

disediakan belum

sesuai dengan

jumlah pekerja

yang ada.

Page 203: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

183

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Subkontraktor

IU5 IU6 IU7 IU8 Kesimpulan

Hukuman dan

Penghargaan

Jelaskan bagaimana

hukuman/sanksi yang

berlaku di tempat Anda

bekerja untuk pekerja

yang sering berperilaku

yang bisa

menyebabkan

kecelakan?

hukuman ya..ga ada

mba hukuman

gitu..Cuma ya mungkin

ini aja kadang kayak

ditegor gitu kalo orang

safetynya ngeliat ada

yang gabener gitu

misalnya ya ditegor aja

ga dihukum gitu..

hmm..yaa kalo kita

gapake APD gitu ya

paling ditegor aja gitu

kadang ya juga diomelin

gitu kadang-

kadang..dikasi tau

diingetin gitu mba..

gaada..diingetin gitu

doang sama yang biasa

nungguin kita kerja

kadang...

kalo itu mah paling

ditegor aja sama orang

safety kalo lagi di deket

kita gitu..disuruh pake

APD nya sama suruh

matiin rokoknya, kalo

hukuman begitu begitu

mah kaga ada deh

kayanya..

Hukuman yang

diberikan hanya

berupa teguran.

Bagaimana pula

penghargaan yang

diberikan untuk

pekerja yang

berperilaku aman?

belum ada sih mba

setau saya mah ya

belum...

ga pernah tau tuh saya

mba..ga ngerti..

hadiah sih belum

pernah sih ya kantor

ngasih hadiah mba

selama kerja..

gapernah tuh.. belum

pernah liat kantor ngasih

hadiah buat kita-kita

yang kerja disini..

Belum pernah ada

pemberian hadiah

atau penghargaan

dari pihak kantor

untuk pekerja.

Page 204: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

184

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Subkontraktor

IU5 IU6 IU7 IU8 Kesimpulan

Pengawasan

Bagaimana

pengawasan yang

diberikan oleh pihak

perusahaan ketika

Anda sedang bekerja?

pengawasan gitu sih ini

ya orang safety

biasanya ke lapangan

liatin kita kerja gitu..

jalan, keliling gitu

ngeliatin.. kadang

ditegur gitu yang

gapake APD kan

disuruh berhenti dulu

kerjanya, dipake dulu

APD nya baru boleh

lanjut kerja lagi gitu

mba..

sekali-sekali doang

adanya..ga disini

ngawasin terus gitu..

Ada sih yang ngawasin

mah kadang-kadang

disini ya muter gitu kan

soalnya..

biasanya ga selalu ada

disini., di kantor

orangnya , tapi sekali-

kali ke sini gitu liat dan

negor kalo lagi gapake

APD gitu

Terdapat

pengawasan

berupa safety

patrol namun

safety man dan

safety officer

yang melakukan

pengawasan tidak

selalu di lapangan

atau area kerja.

Jika ada

ditemukan

pelanggaran

seperti tidak

menggunakan

APD maka

dilakukan

peneguran pada

saat pengawasan.

Siapa yang melakukan

pengawasan tersebut?

orang safety biasanya

ke lapangan

Orang kantor

kayanya..safety

Ada sih itu berdua

biasanya pak agus sama

pak batak..

yang sering sih pak

lamsihar namanya

(safety man) itu sering

saya liat disini merhatiin

kita make APDnya apa

gitu-gitu..

Pengawasan

dilakukan oleh

safety man dan

safety officer

Page 205: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

185

Pertanyaan Informan Utama Pekerja Subkontraktor

IU5 IU6 IU7 IU8 Kesimpulan

Kapan biasanya

pengawasan tersebut

dilakukan?

setiap hari kayanya ya

mba, selalu ada sih

setiap harinya

walaupun Cuma

sebentar aja, walaupun

sambil jalan lewat gitu

tapi ada sih kayanya

tiap harinya..

jarang-jarang ya

kayanya..tapi kadang

ada..ga terlalu merhatiin

juga sih saya..

Kadang pagi ada.. sore

pas jam pulang suka

ada juga tuh..ya

pokonya ini lah

kayanya mah pagi

siang sore gitu tapi ga

selalu disini gitu lo

tiap hari sih, tapi bentar-

bentaran...

Pengawasan

dilakukan setiap

hari di pagi siang

dan sore hari.

Bagaimana yang anda

rasakan ketika adanya

pengawasan tersebut?

takut mah ya engga

mba..paling juga kan

kalo gapake APD kan

diomongin doang

palingan ini ditegur lah

gitu kan..jadi ga takut

saya mah..

merhatiin aja engga mba

saya, saya mah kerja aja,

kalo ditegor suruh pake

sarung tangan tuh

misalnya ya kalo ada

saya pake gitu.. kadang

saya juga gatau lagi ada

yang ngawasin..

Ga ngaruh juga sih mba

diawasin apa engganya

sebenernya..

biasa aja mba udah biasa

juga lagi juga kan ga

selalu dideket kita

doang gitu..ya biasa aja..

Pengawasan yang

diberikan belum

menimbulkan

efek takut dan

efek jera untuk

para pekerja

dikarenakan

sanksi yang

diberikan hanya

berupa teguran

dan pengawasan

dilakukan hanya

sebentar dan tidak

selama jam kerja.

Page 206: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

186

Lampiran 3

Matriks Wawancara Informan Kunci

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

Perilaku Tidak

Aman

Jelaskan

menurut Anda,

bagaimana

perilaku tidak

aman yang

sering

dilakukan

pekerja saat

bekerja?

ya kebanyakan dari

mereka mah itu,

apa kurang care

sama yang

namanya Alat

Pelindung Diri

kebanyakan itu,

kadang gimana

pengen kerja cepet

aja gitu, kayak

helm sepatu, sama

yang diketinggian

tuh, body harness,

ngerokok sambil

kerja juga tuh,

kadang

disebelahnya

temennya lagi

ngelas eh dia malah

ngerokok, kadang

malah itu ada aja

yang paling

sering tuh

ketika bekerja

diketinggian

sih gapake

body harness,

gapake helm

gitu, yang

paling sering

sih itu yaa,

paling kalo

untuk kerja

masalah

material gitu

sih yang

sering kita

tegur tentang

ini yaa, apa

kan banyak

ketinggian

tuh kan, nah

intinya mah kalo

konstruksi gini

mah paling

penting APD yaa,

dari APD nya yaa

jarang-jarang

make nyaa,

kadang juga

galengkap

dipakenya, apalagi

untuk kerja di

ketinggian, apalagi

body harness tuh

ya jarang dipakai,

dipake pun

misalnya kadang

dipake tapi tidak

difungsikan.. ga

dipasangin itu

cantolannya.,selain

itu ngerokok sih

yang pasti terkait

APD nya itu susah

banget..kalo ga

diingetin ya pada ga

dipake APD nya..

itu jarang body

harnessnya jarang

tuh dipake, terus

hmm ini helmnya

suka di lepas di area

kerja, padahal mah

selama di proyek

helm itu harus

selalu dipake

walaupun ga lagi

kerja kan..terus ada

juga tuh faceshield

nya gadipake

padahal kita selalu

sediakan untuk

pekerja kan banyak

masalah APD nya

mereka sih.. masih ada

aja itu yang susah

dibilangin buat make

APDnya.. ngelas pada

males pake

faceshield..katanya

engaplah..gerahlah..pa

dahal kan itu wajib

mereka pake kalo

emang lagi ngelas atau

welding cap gitu

masalah bodyharness

juga kalo ngerokok sih

masih ya ada lah

beberapa orang gituu

kadang-kadang

ngerokok besi abis

pemotongan itu

loh..besi..baja.. gitu

gitu, dibiarin aja

Perilaku tidak aman

yang sering dilakukan

pekerja swakelola

adalah tidak

menggunakan APD ,

merokok sambil

bekerja, melempar

material, tidak

menggunakan APD

secara benar

Sedangkan untuk

pekerja subkontraktor

perilaku tidak aman

yang sering dilakukan

adalah juga tidak

menggunakan APD ,

tidak menempatkan

peralatan dengan sesuai

dan bekerja sambil

merokok, melakukan

pekerjaan dengan cepat

Page 207: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

187

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

tuh kadang yang

ngelas sambil

ngerokok coba,

namanya kaya kuli

gitu kan, udah biasa

katanya, jadi sering

banget kerja sambil

ngerokok

kadang

material itu

suka dilempar

aja gitu buat

naronya ke

bawah,

harusnya kan

prosedurnya

pake tali kan

ditarik gitu

ya paling yaa,

padahal mah pas

safety induction

tuh selalu dijelasin

sebelum pada

mulai kerja, yang

ngasih induction

selalu bilang, kalo

lagi kerja

sebaiknya jangan

ngerokok gitu, kan

bahaya ya kan..

yang ngelas, nah itu

pada males-malesan

makenya, ada juga

yang gatau kalo

ngelas harus pake

itu.. paling itu

motong besi kan

mereka sering

motong-motong

besi gitu kan eh

emang kerjaannya

sih begitu-begituan,

nah sisa-sisanya itu

kadang ga ditaro ke

tempat tumpukan

pembuangan gitu,

kadang mereka

motong besi itu di

atas, nah dibiarin

aja kadang di atas

gitu kalo ada angin

kan bisa ke bawa

kena orang gitu

kan.. ini sih ya

ngerokok itu yang

susah dilarangnya

kadang di atas gtu kalo

terbang, kebawa angin

ke bawah kan bahaya..

harusnya disatuin sama

tumpukan material

yang udah gakepake

kan.. nah itu..

pengennya kerjaannya

biar gimana cepet kelar

aja, ya itu buru-buru.

dan terburu-buru

Page 208: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

188

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

Motivasi

Menurut Anda,

mengapa

pekerja

berperilaku

demikian?

ya mungkin karna

kebiasaan, karna

waktu sebelum

bekerja di proyek

besar begini ya, kan

mereka kebanyakan

perumahan tuh

yang memang pake

sendal gitu ya kaya

perumahan yang

memang safety nya

ga diutamain gitu,

kebanyakan mereka

gitu ga biasa gitu

jadi mereka ga

disiplin, jadi lebih

ditekankan ya mau

ga mau ya harus

dipake kan gitu,

trus kadang udah

dipake eh dilepas,

jadi ya mereka jadi

ngerasa ga nyaman

aja, katanya saya

biasanya gapake

beginian kalo kerja

alasan yang

pertama ribet

pasti... untuk

masalah yang

gapake APD

ya, selain itu

ya paling sih

karna

kebiasaan

mereka juga

yaa, susah

jugaa

ya kaya yang saya

bilang tadi kan,

mungkin pengen

nyari jalan pintas

kali ya, pengen

cepet gitu lah kali,

apalagi APD itu

kan, membuat

mereka mungkin

merasa terganggu

yaa, ya ga nyaman

lah gitu kan,

mungkin biar bisa

lebih simpel

kerjanya kan. Nah

pernah tuh ada

pekerja yang

gapake sepatu, trus

saya tanya kenapa

gapake kan

sepatunya, trus dia

jawab, wah pak

saya ga biasa pak

pake sepatu kalo

kerja. Nah ternyata

dulunya dia petani,

jadi yang gabiasa

pake sepatu gitu..

yang alasan yang

pertama ada yang ga

biasa mungkin,

terus ada juga ga tau

gitu..kadang kan

mereka dikejar

target juga kerjanya,

nah itu pada males

ke kantor, pada ribet

sama kerjaannya

aja.. pokonya kan

karna mereka selalu

diteken kerjaan

beres tepat waktu

gitu kan makanya..

yang begitu tuh

kadang yang ga

sadar sama

keselamatan diri

gitu.. ya kalo

ngerokok ya pasti

karna udah terbiasa

kan.. gabisa juga

kita ngelarang

banget gitu

intinya sih karna ga

dibiasain aja gitu, ga

menilai itu tuh perlu

gitu buat diri sendiri..

mau gimana enaknya

aja..

Alasan pekerja

swakelola berperilaku

tidak aman adalah

karena kebiasaan, tidak

nyaman, ribet atau

menyulitkan dalam

bekerja, dan demi

pekerjaan selesai tepat

waktu.

Sedangkan untuk

pekerja subkontraktor,

motivasi berperilaku

tidak aman tidak

menggunakan APD

adalah karena tidak

terbiasa, karena tidak

mau mengurus

prosedur permintaan

atau peminjaman APD

kepada pihak safety

kantor. Sedangkan

untuk perilaku merokok

dikarenakan kebiasaan.

Page 209: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

189

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

Ketersediaan

APD

Bagaimana

ketersediaan

APD yang

disediakan

pihak

perusahaan

untuk pekerja?

ya nyediain kita

mah, untuk

swakelola kita

sediakan, ada yang

disediin mandor

sama dari kita kan,

tergantung kontrak

juga sih, kita yang

menyediakan kalo

gasalah itu ya apa,

body harness sama

kaya sarung tangan

gitu, masker juga

nyediain tuh kita,

iya masker

nyediain, pokonya

selain sepatu sama

helmet kita sediain,

earplug juga ada

tapi kalo udah

butuh banget lah

gitu tapi jarang sih

yang mau pake

kayanya. yang pasti

mereka kesini

bilang butuh APD

apa gitu, kalo

kalo untuk

swakelola tuh

ada yang dari

kita ada yang

dari mandor

mereka,

Cuma yang

dari kita

makin kesini

berkurang,

karna yaaaaaa

pertama kita

juga juga

bingung juga

karna APD

yang sudah

ada juga tidak

banyak

dipake juga

gitu..

kalo untuk

subkon

semua

mereka yang

nyediaiin

kalo swakelola

sendiri sebenernya

ada yaa, seperti

helm, sepatu boots

yang buat kalo

hujan itu yang

karet, masker,

sarung tangan juga

ada gitu kan.

Cuma emang

sepatu sama helm

yang nyediain dari

mandornya, yang

lain mah dari kita,

Cuma kita

ngasihnya atas

permintaan

mereka gitu, kita

ada stocknya, jadi

mereka kalo butuh

lapor, minta ke

sini butuh apa trus

kalo lagi ada ya

kita kasih

gitu..kalo lagi

gaada, mereka

nulis gitu ada kaya

APD mah ada kita

sediakan seluruhnya

untuk pekerja..

mulai dari helm,

sepatu. kalau yang

kita kasih helm,

sepatu, terus kayak

masker, sarung

tangan, kacamata,

masker, sama

earplug itu

berdasarkan

permintaan..

full body harness,

faceshield, sama

welding cap itu kita

pinjamkan...

kita menyediakan

APD, kita sangat

memperhatikan banget

itu yang namanya APD

untuk pekerja

kita..semua kita

sediakan, kita bagikan

mulai dari awal

mereka mulai bekerja

disini..

APD standar itu kita

kasih semua pekerja

yang mulai kerja disini

APD selain yang itu

kita berikan dengan

mereka minta dulu

kesini mereka lagi

kerja misalnya ngelas

gitu kan butuh kan

sarung tangan nah

harusnya mereka ke

sini dulu lapor ke kita

minta sarung tangan

terus ya kita kasih

selagi...stock kita ya

ada gitu kan.. kalo

engga makanya itu kita

Penyediaan APD untuk

pekerja swakelola ada

yang disediakan oleh

masing-masing mandir

dan ada yang

disediakan oleh pihak

PT. KE. APD untuk

pekerja swakelola yang

disediakan mandor

adalah safety helmet

dan safety shoes.

Sedangkan APD yang

lain disediakan pihak

PT.KE dengan

prosedur permintaan

terlebih dahulu yaitu

berupa masker,

sepatuboots,sarung

tangan, kacamata dan

earplug. Sedangkan

untuk full bodyharness

dipinjamkan dan

dipertanggungjawabkan

ke masing-masing

mandor.

Sedangkan penyediaan

APD untuk pekerja

Page 210: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

190

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

harness biasanya

kita tanggung

jawabin ke

mandornya, jadi

yang minjem atas

nama mandor, kalo

untuk yang lain-

lain mereka mah

langsung dikasih

kalo ada, kalo

engga kita tulis

dulu namanya yang

udah minta butuh

berapa, nanti kita

request ke orang

procurement, gitu

sih biasanya. Kalo

untuk subkon

semua disediain

mereka dari subkon

itu sendiri, tapi

tetep sih sistemnya

ngikut ke kita

semacam form

request APD gitu,

jadi misalnya kalo

pas mereka minta

gaada, ya kita data

gitu, jadi nanti

udah di list

biasanya nunggu

agak banyak dan

baru di minta ke

bagian

procurement untuk

penambahahn gitu

sistemnya, kalo

untuk body

harness kan kita

pinjamkan saja

jadi kan ga abis

gitu ga kaya yang

lain lah gitu

kalo untuk subkon

semua dari mereka

kita ga nyediain

apa apalagi kalo

untuk subkon

memang

keseluruhan dari

mereka kan

mereka punya div

minta mereka catet

nama mereka dan

mintanya apa abis itu

nanti kita request APD

baru untuk

penambahan stock

untuk mereka kan

beda halnya sama

faceshield, welding

cap sama juga harness

yang kita sediakan..itu

sistemnya disini kita

pinjamkan selama

mereka butuh gitu..

setelah itu ya harus

dikembalikan lagi ke

kita kalo aktivitas

pekerjaannya udah ga

ngelas atau motong

besi lagi gitu..pokonya

udah gaperlu lagii ya

dikembaliin ke kita

gitu..

subkontraktor

sepenuhnya disediakan

oleh pihak kantor

dengan sistem yang

sama yaitu sesuai

permintaan untuk APD

selain safety helmet

dan safetyshoes yang

sudah disediakan untuk

masing-masing pekerja

dari awal mulai

bekerja. Dan untuk

faceshield, welding cap

dan full bodyharness

dengan sistem

peminjaman kepada

pihak kantor.

Page 211: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

191

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

SHE sendiri. Itu

mereka sendiri

yang ngurus

APDnya mereka.

Bagaimana

prosedur yang

ada tentang

APD? (APD

wajib)

(dokumen

tertulis)

wah saya sih juga

kurang hafal ya,

nanti diliat aja,

paling ya terkait

aturan APD yang

harus dipake sama

gimana sistemnya

kan,

penatalaksanaannya

gitu, kayak

pengadaannya

gimana gitu,

distribusi ataupun

pembuangan. Kalo

untuk APD wajib

ya helm sama

sepatu udah pasti,

bisa diliat juga

safety sign kita,

bukan Cuma

pekerja aja, tapi

semua yang masuk

proyek wajib pake

APD sama helm,

nah kalo untuk

kalo itu

mungkin

safety officer

sama pak

manager

lebih paham

yaa, kalo kita

kan orang

lapangannya

gitu, tapi yaa

paling sih

aturan APD

nya gitu,

APD apa

yang kita

sediain dan

apa yang jadi

tanggung

jawab

mandor,

kayanya gitu

ya..

adaa paling

tentang ketentuan

APD apa aja yang

wajib pekerja

pakai gitu kan

yang pasti sesuai

sama apa yang

mereka kerjain

kan, tapi sepatu

sama helm itu

wajib, kalo udah di

proyek itu wajib

mau apa juga

kerjaan yang lagi

dikerjain kan, trus

yang lain juga kalo

di atas ya pake

body harness gitu

kan, housekeeping

pake sarung

tangan, yang kaya

gitu gitu, dan

mana aja yang kita

sediain mana aja

yang dari mandor,

ngikutin prosedur

dari KE kita mah

kan semuanya..

Prosedur ya sama yang

punya KE..liat ke KE

nya aja nanti coba

gimana

Prosedur terkait APD

yang berlaku pada

PT.KE yaitu terkait

penggunaan APD, APD

wajib dan APD

tambahan,

penatalaksanaan APD,

pengadaan, distribusi

dan pembuangan

Page 212: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

192

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

pekerja kan nanti

ada tambahannya

kan ya sesuai sama

kerjaan mereka

gitu..

sama prosedur

pengadaannya,

sama apa tuh kaya

pengaturannya,

pentalaksanaan,

manajemennya

kaya gitu.. paling

gitu sih nanti mba

nya liat aja yaa..

Bagaimana

sistem

penyimpanan

APD?

ya kalo stock-stock

gitu ya kita simpen

di kantor safety ada

ruangannya khusus

gitu, nah kalo untuk

yang udah dikasi ke

pekerjanya ya itu

tanggung jawab

mereka, sama

halnya kaya sepatu

sama helm mereka

kan, kalo body

harness sih kan

yang minjem

mandornya kan,

nah mandornya

biasanya yang

nyimpen mah,

yaa kalo

untuk harness

kan selama

dipinjem kan

disimpen

mandornya,

nah kalo

stock ya

kitaa, itu di

ruangan

khusus

penyimpanan

APD itu kita

nyimpennya,

kalo untuk

APD yang

udah kita

kasih kaya

sarung

kita kalo untuk

stock APD tempat

rungan khusus

APD itu kan.. nah

itu untuk stock,

jadi kalo pekerja

swakelola minta

ya kita ambilin

dari situ gtuu, kalo

lagi istirahat mah

kalo untuk pekerja

belum ada untuk

penyimpanan

khusus pas saat

istirahat gitu jadi

yaa sepinter-

pinternya mereka

aja nyimpennya di

tempat yang aman

ada kita

gudangnya.. di

masing-masing

tempat juga ada kita

sediakan semacam

box kotak tools nya

mereka gitu, itu

kayak APD yang ga

selalu dipake gitu

tapi udah dipinjem

biasanya mereka

taro disitu.. welding

cap faceshield,

mesin las yang gitu-

gitu ada tuh

kotaknya.. kalo

stock ya otomatis

kita simpen d kantor

kan di ruangan

ada kita simpan di

gudang kalo untuk

stock nya.. gudang

yang di samping itu..

kalo lagi istirahat gitu

sih baru semacam

kotak box besi gitu ya,

tapi bukan khusus

APD aja sih alat-alat

kerja yang lain.. kalo

khusus untuk APD nya

banget mah kita belum

nyediain untuk

pekerja.. jadi

seamannya aja mereka

naro nya..

Untuk penyimpanan

stock APD disimpan

pada ruangan khusus.

Untuk APD yang sudah

diberikan kepada

pekerja disimpan oleh

masing-masing pekerja

dan tidak pada tempat

khusus. Sedangkan

untuk APD subkon

juga sama, untuk stock

disimpan pada gudang

khusus dan untuk APD

yang lain disimpan oleh

masing-masing pekerja.

Namun untuk APD

seperti welding cap

atau faceshield yang

dipinjam dari kantor,

Page 213: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

193

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

tangan,

earplug atau

masker ya

tanggung

jawab mereka

kalo pas jam

istirahat gitu

kalo lagi ga

dipake yaa

suka-suka

mereka

biasanya, kan

yaa itu sih

kita juga ga

nyediain

tempat

khusus kan

buat APD

mereka kalo

lagi istirahat

misalnya, jadi

ya seadanya

aja gitu

nyimpennya

sebisanya

jangan berserakan

aja gitu, trus kalo

udah selesai jam

kerja kan di bawa

pulang juga gitu

lo...

tersendiri...tapi kaya

tempay helm sama

sepatu gitu sih

gaada kita belum

nyediain

biasanya ketika tidak

digunakan disimpan

pada kotak yang

disediakan kantor

namun disatukan

dengan alat kerja yang

lain, tidak hanya APD.

Page 214: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

194

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

Apa saja jenis

APD yang

disediakan

untuk pekerja?

Untuk swakelola

sarung tangan, ear

plug, masker, sama

harness kan, kalo

sepatu helm kan

dari mandor, tapi

kadang kita

nyediain tuh sepatu

juga yang boots

gitu kadang kita

kasih ke pekerja.

Tapi kalo subkon

biasanya mereka

lebih lengkap APD

nya ada welding

cap segala karna

mereka aktivitasnya

banyak ngelas gitu

kan..

helm, sepatu,

dari mandor

kan, body

harness, ear

plug, masker

dan

sebagainya

dari kita,

sarung

tangan, sama

sepatu yang

karet itu

kadang-

kadang, kalo

harness kan

kita pinjemin

aja. Kalo

untuk

kacamata, ya

kalo untuk

pekerja

swakelola sih

kalo

kacamata

emang ga

nyediain ya.

Tapi kalo

subkon ada

tuh lebih

Yaa sepatu kan ya

safety shoes, helm

nya mereka dari

masing-masing

mandor, yang

lainnya ya dari

kita kaya full body

harness, masker,

sarung tangan

sama earplug

kadang-kadang

kalo udah butuh

banget gitu..

Kalo untuk subkon

lebih beragam

APD nya lebih

banyak, kacamata

ada,, yang buat

ngelas motong-

motong besi kayak

faceshield dan

welding cap pun

mereka sediakan..

helm, sepatu, terus

kayak masker,

sarung tangan,

kacamata, masker,

sama earplug itu

berdasarkan

permintaan..

full body harness,

faceshield, sama

welding cap.

kita disini nyediain

semuanya, mulai dari

sepatu, helm, masker

sarung tangan, hmmm

ear plug, apa tuh oo

kacamata.. body

harness juga,

faceshield dan juga

welding cap..

Untuk swakelola APD

yang disediakan berupa

safety helmet, safety

shoes, sarung tangan,

earplug, masker serta

full body harness.

Sedangkan untuk

subkontraktor APD

yang tersedia adalah

safety helmet, safety

shoes, masker, sarung

tangan, earplug,

kacamata, faceshield,

welding cap dan juga

full body harness.

Page 215: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

195

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

lengkap

termasuk

kacamata

mereka ada

kayanya..

faceshield,

welding cap

juga ada..

Bagaimana

kondisi APD

yang disediakan

tersebut?

ya pasti kita

nyediain yang

bagus lah ya

maksudnya yang ga

rusak gitu, kan kita

juga kalo rusak ada

pengecekan gitu,

untuk body harness

sih biasanya mah

kita periksain, kalo

ada yang rusak kalo

bisa diganti bagian

yang rusaknya ya

diganti, kalo body

harness harus kita

liat secara fisik kalo

masih bagus ya

gaperlu digantii..

biasanya kalo yang

banyak rusak itu di

ininya, layer nya

ya kalo dari

kita mah

bagus yang

kita sediain

ga mungkin

juga yang

jelek kan, tapi

kadangsepatu

sama helm

kadang yang

mandoryang

nyediain tuh

asal ada aja,

pernah

kejadian

cidera kaki

waktu itu

kena paku

padahal pake

sepatu safety

gitu,itu kanga

kalo yang dari kita

mah dalam kondisi

yang bagus ya

pastinya, kan baru

jugaa, nah yang

jadi masalah tuh

kadang yang dari

mandornya

mereka, kadang

asal aja nyediain

gtu asal menuhin

syarat doang gitu,

kalo yang dari kita

mah bagus yaa

baru

kalo untuk kondisi

yang pasti gaada

masalah ya kita

yang kita sediain

kondisinya pasti

yang layak, yang

masih layak untuk

dipake, kan kalo

udah galayak pake

kita buang..

Kondisinya ya dalam

kondisi yang layak lah

gitu ya untuk

digunakan.

untuk pekerja

swakelola APD yang

disediakan pihak

PT>KE dalam kondisi

yang baik dan layak

untuk digunakan.

Namun untuk APD

yang disediakan

mandor yaitu safety

helmet dan safety

shoes, tidak semua

sesuai dengan standar

kelayakan. Sedangkan

untuk kondisi APD

yang disediakan untuk

pekerja subkontraktor

secara keseluruhan

APD yang disediakan

dalam kondisi yang

baik dan layak

digunakan.

Page 216: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

196

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

itu, tapi kalo udah

gabisa ya beli baru

seharusnya

sebenernya

kan,

Bagaimana

tindakan Bapak

jika ada APD

yang rusak?

kalo kaya body

harness ya itu

diganti bagian yang

rusaknya, kalo udah

gabisa di ganti atau

dibenerin ya kita

buang udah ga

dipake lagi gitu,

pokonya kalo ada

yang udah gabisa

dipake lagi ya kita

ambil kita pisahin

ke pembuangan

biasanya

dikumpulin dulu itu

deket kayu di

belakang, nanti ada

yang angkut

yaa APD

udah rusak yg

pasti

fungsinya

udah ga

optimal kan,

galayak pake

yaa kita

buang diganti

sama yang

baru gitu, nah

kalo masih

bisa

diperbaiki

kalo untuk

body harness

ya kita

perbaikii,

diganti

bagian yang

rusaknya aja

gitu, kaya

pengait

misalnya

untuk yang udah

galayak pake ya

kita musnahin yaa

hehe pemusnahan

gitu lah.. kita

pisahkan untuk

dibuang, kalau

untuk yang masih

bisa kita perbaiki

ya kita perbaiki,

itu untuk body

harness sih yang

sering, ganti

bagian apa nya

gitu , kalo yang

lain mah kalo udah

rusak ya dibuang

gitu.. yang galayak

dipake lagi ya

engga dipake gitu

kan kalo udah

galayak pake kita

buang..

kita tarok di tempat

barang yang udah

ga dipake lagi

mba...

kita taro di tempat

pembuangan.. nanti

ada orang KE yang

angkutin..kita gatau

menau lagi gitu..

artinya kan udah ga

layak pake gitu ya kita

buang kalau semisal

sudah tidak bisa

diperbaiki yaa.. kalo

masih bisa dibenerin

ya kita benerin, tapi

kalo tidak ya kita

buang..

Untuk APD yang rusak

jika APD tersebut

masih bisa diperbaiki

seperti fullbody harness

maka akan diperbaiki,

namun jika sudah tidak

bisa lagi diperbaiki

akan di buang,

diletakkan pada tempat

pembuangan dan

kemudian akan

diangkut oleh pihak

PT.KE untuk dilakukan

pembuangan dan

pemusnahan.

Page 217: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

197

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

Bagaimana

kesesuaian jenis

APD yang

disediakan

untuk pekerja

dengan bahaya

yang ada saat

mereka

bekerja?

ya sesuai sih

menurut saya mah

kadang merekanya

aja yang bandel

gitu gamake

kalo menurut

saya sih udah

yaa, paling

Cuma

kacamata tuh

tadi yang ga

tersedia untuk

mereka kan,

tapi menurut

saya mah

secara

keseluruhan

udah sesuai

lah, mungkin

pemakaian

nya aja yang

belum tepat

yaa dibilang sesuai

sih udah sesuai sih

mungkin belum

semua ya,

mungkin ya

namanya ini kan

pasti ada aja

kekurangannya

gitu mungkin

jenisnya kita yang

kadang ga sesuai

sama aktifitasnya

yaa, karna kita

nyediain satu jenis

aja di masing-

masing nya gitu,

kan kaya mba tau

nih yang masih

kuliah pasti masih

seger kan

ilmunya.. kaya

sarung tangan

banyak jenisnya

juga ya kita Cuma

ada yang wool itu

yang kain kan..

trus ya gitu kaya

masker kadang

mereka ngeluh

kalo untuk

kesesuaian mah

sudah sesuai

yaa..tinggal

mungkin

penggunaannya

harus dioptimalkan

gitu..pekerjanya

jangan males-males

makenya, jangan

banyak alesan gitu

harus dibiasakan..

kalau secara

keseluruhan sih sudah

sesuai ya..karna kan

emang sebelum

penyediaan APD itu

kan ada penilaian

risiko dulu kan.. sesuai

sih ya..

Untuk pekerja

swakelola APD yang

tersedia belum

sepenuhnya sesuai

dengan bahaya yang

ada dikarenakan tidak

tersedianya Alat

Pelindung Mata

(Kacamata). Selain itu

jenis masing-masing

APD yang disediakan

hanya satu jenis saja

tidak disesuaikan

dengan keseluruhan

bahaya yang dihadapi

pekerja saat bekerja.

Sedangkan untuk APD

pekerja subkontraktor

jenis APD yang

disediakan sudah sesuai

dengan bahaya yang

ada.

Page 218: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

198

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

juga ga nyaman

lah apa gimana,

tapi ya gimana lagi

kita Cuma

nyediain yang itu

gitu lo..

Bagaimana

kesesuaian

jumlah APD

yang ada

dengan jumlah

pekerja ?

yaa..namanya

pekerja sebanyak

itu ya mbaa,

apalagi kalo untuk

APD kaya sarung

tangan tuh, beuh

kan cepet rusak

kadang jadi minta

terus ya kita

gimana kadang kan,

ga cukup jugaa

untuk sebanyak itu

dibilang

kurang sih

kurang juga,

kan mereka

banyak tuh,

nah kaya

masker,

sarung

tangan,

mereka kan

paling dikasi

hari ini juga

bakal rusak

kan besoknya

minta lagi

gitu, ya gitu

gakan mampu

nyediain

untuk

sebanyak itu

mah. Nah

kadang juga

kalo dibilang

cukup sih yaaa,

mungkin belum

cukup untuk

keseluruhan

pekerja swakelola

yang sebanyak itu

udah sesuai sih

cuma kan mungkin

kesulitannya karna

kita penyediaan

APD itu harus

sesuai permintaan

jadi kadang stock

gitu bisa sempet aja

kurang gitu, nah

pasti kalo lagi

gaada, pekerjanya

nunggu dulu kan,

akhinya mereka

karna galangsung

dapet gitu, untuk

minta selanjutnya

mereka males

gitu..jadi mungkin

perlu sedikit

penambahan biar

stock ga bener-

bener abis

dibilang sesuai mah

udah diusahakan untuk

sesuai ya.. kita selalu

ada stock gitu.. tapi

kadang stocknya abis

juga gitu.. yaa masih

perlu lah ya

penambahan gitu tapi

kita juga gabisa naro

stock banyak-banyak

kan.. karna kita disini

sistemnya request

permintaan.. Jadi

pengadaan APD sesuai

dengan request

kebutuhan gitu.. jadi

ya dari pekerja yang

minta itu kalo lagi

gaada kan ngisi form

gitu, nah iya dari situ

nanti kita ngajuin

penambahan APDnya..

Jumlah APD yang

disediakan belum

sesuai dengan jumlah

pekerja baik swakelola

maupun pekerja

subkontraktor sehingga

masih sangat perlu

penambahan. Hal ini

dikarenakan sistem

pengadaan APD yang

harus sesuai dengan

data permintaan

sehingga stock yang

disediakan tidak bisa

terlalu banyak dan

mencukupi semua

pekerja.

Page 219: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

199

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

nih kaya

masker

sarung

tangan, kan

kita ada kan

stock terus,

kalo gada

stock kan

mereka

sistemnya

request gitu

kan, nah

kadang udah

ada dan

kadang

distribusinya

sih yang

kurang gitu.

Kaya gitu..

kurang

koordinasi

sama

mandornya

gitu,

gitu..istilahnya kalo

mereka minta bisa

langsung dapet

gitu..

belum mencukupi

untuk seluruhnya

banget lah gitu..

Page 220: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

200

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

Hukuman dan

Penghargaan

Coba ceritakan,

bagaimana

Anda

memberikan

hukuman/sanksi

untuk pekerja

yang berilaku

tidak aman?

ya kita ya pertama

teguran dulu ya

mba sekali dua kali,

kalo ketiga kita

cabut id card nya

mba, gaboleh kerja

lagi tapi ya kadang

gitu, dia pindah

tempat aja gitu

mba, pindah area.

walaupun gatau

nama ya paling ga

kan wajah nya bisa

diingat lah kan nah

kalo udah tiga kali

mah udahlah besok

gausah kerja lagi.

Trus juga

sebenernya kita tuh

punya semacam

form gitu kalo

pekerja melakukan

pelanggaran ditulis

namanya gitu, ada

dua warna tuh mba,

putih sama merah

kalo gasalah, nah

sanksi adaaa

bentuknya

peringatan,

trus teguran

dan kemudian

dikeluarkan

kalo misalnya

masih ketemu

lagi kita

panggil

supervisornya

gitu sih, kalo

udah 3 kali ya

kita ambil id

cardnya dan

gausah kerja

lagi gitu sih

kalo untuk sanksi

yang pasti teguran

dulu gitu.. sampe 3

kali pelanggaran,

nah kalo udah 3

kali id cardnya

dibolongin gitu

dan gaboleh kerja

lagi.. gitu sih..

yang paling pertama

sih saya tegor dulu

kalo saya liat ada

yang gapake APD..

saya tegor saya

suruh pake APD

nya baru

melanjutkan

pekerjaan,

selanjutnya kalau

udah sampe berkali-

kali dan sering

melanggar ya kita

keluarkan karna

kalau gitu susah di

atur kan berarti

padahal buat diri

mereka juga..

kalo untuk hukuman

bentuknya disini kita

Cuma berupa teguran

yaa.. iyaa.. kita tegur

aja supaya

pelanggarannya ga

diulangin lagi gitu..

Hukuman yang

diberikan untuk pekerja

yang berperilaku tidak

aman berupa teguran

terlebih dahulu namun

jika pelanggaran masih

berlanjut hingga tiga

kali peneguran makan

akan dilakukan

pembolongan ID Card

dan dikeluarkan.

Page 221: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

201

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

yang putih kita

kasih ke

supervisornya nah

yang merah buat

kita sebagai bukti,

tapi ya gitu siih,

kayanya jarang

dipake sekarang

mah

Bagaimana

dokumen atau

prosedur terkait

pemberian

hukuman atau

sanksi kepada

pekerja yang

berperilaku

tidak aman?

ya kalo untuk

prosedur khusus

pengawasan gitu

mah saya kurang

inget ya ya ada apa

engganya, Cuma

itu ketentuan dan

kesepakatan kita

pihak safety disini

biar ga ngelanggar

terus gitu

lupa tuh nanti

coba di cek

ke mba nana

aja, Cuma sih

disini emang

ketentuannya

gitu..

kalo aturan khusus

tentang itu sih

kayanya sih gaada

yaa, gaada tertulis

gitu.. Cuma itu

ketentuan yang

kita bikin disini

kaya gituuu..

kita kalau untuk

prosedur dan aturan

gitu kita ngikut ke

mainkon yaa.. KE..

semuanya kita

ikut..ibaratnya ini

kita punya div. SHE

untuk ngebantu

ngejalanin yang

buat pekerja-pekerja

kita gitu, ngawasin,

ngurusin APD

mereka, tapi tetep

sistemnya sama dan

ngikut KE

ada sih form nya gitu..

dari KE form

pelaporan bahaya gitu..

nah biasanya ditulis

disitu pelanggarannya

apa aja.. buat dikasih

ke supervisor supaya

pekerja itu ga

ngelanggar lagi gitu..

Belum ada aturan

kebijakan prosedur

tertulis mengenai

pengawasan dari

PT.KE, sehingga untuk

subkontraktor pun

belum tersedia

diakrenakan semua

kebijakan yang berlaku

pada subkontraktor

mengikuti dan sama

dengan pihak PT.KE.

yang ada hanyalah

form pencatatan bahaya

baik unsafe act maupun

unsafe condition yang

digunakan pada saat

pengawasan

Page 222: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

202

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

Bagaimana pula

Anda

memberikan

penghargaan

untuk pekerja

yang

berperilaku

aman?

wah kalo

penghargaan atau

hadiah gitu kita

gaada, belum ada

deh mba disini,

paling kita ekstra

puding aja kadang

ngasih susu kotak

tuh itu juga untuk

semua pekerja sih

sejauh ini sih

reward atau

penghargaan

khusus gitu

belum ada

yaa di kita

disini,

bingung juga

ngasihnya

gitu kalopun

ada,

keterbatasan

dana juga

mbaa, kan

gada dana

khusus buat

safety kan,

jadi kita

minim-

minimin lah

pengeluaran

gitu...

hmmm.... reward

yaaa kita belum

berlakuin disini

paling kita ngasih

secara keseluruhan

aja sih susu

kadang sama roti

gitu tiap jumat

abis safety talk,

sekali sebulan lah

kadang gitu aja

sih.. kalo khusus

untuk pekerja yang

berperilaku aman

belum sih yaa..

karna itu kan

menyangkut

ketersediaan

adananya juga

kan..

sejauh ini sih kita

belum sempet kasih

yaa kayak hadiah

gitu..cuma kadang

kita ngasih susu

sama roti gitu

kadang..itu juga dari

KE gitu.. kalau

hadiah untuk

pekerja teladan gitu

sih belum kita adain

ya..

kalau untuk khusus

pekerja yang

berperilaku aman gitu

sih belum ada ya

selama di proyek ini..

karna memang belum

ada kebijakannya

kayak gitu gitu..

Belum terdapat

penghargaan yang

diberikan untuk pekerja

yang berperilaku aman

pada proyek Blast

Furnacebaik pekerja

swakelola maupun juga

pekerja subkontraktor

dikarenakan

keterbatasan dana dan

sistem pemberian yang

sulit.

Page 223: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

203

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

Bagaimana

pengawasan

yang diberikan

kepada pekerja

saat bekerja?

oo ya ada mba, kan

kita ada safety

officer sama safety

man ya, nah ada

safety patroll setiap

harinya mba, ya

paling muter aja

gitu, liatin kalo ada

yang ngelanggar

mah ditegur gitu,

pake APD misalnya

kalo

pengawasan

pasti adalah

yang pasti

kan kita ada

safety patrol

kan setiap

harinya

keliling gitu

ngeliat

pekerja,

negur kalo

ada yang

ngelanggar,

kaya gapake

APD kadang

lagi di atas

gapake body

harness ya

kita suruh

turun dulu,

pake, baru

kerja lagi gitu

aja sih muter-

muter. Kita

kan juga ada

kaya form

gitu kan jadi

itu ditulis

Kalo pengawasan

mah yang pasti

supervisornya ya

itu kan untuk

keseluruhan gitu

kan, paling kalo

dari kita mah

safety man sama

safety officer kan

ada yang namanya

safety patrol setiap

hari gitu muter

ngawasin pekerja

per areanya gitu...

baik dari perilaku

atau unsafe

conditionnya yaa..

paling gitu sih..

ada kita selalu

safety patrol, saya

safety man sama

safety officer kita..

kita patrol untuk

ngawasin pekerja

dari sgegi safetynya

ya meskipun ga

terus-terusan selama

jam kerja kita

dilapangan,

yaa itu safety patrol

safety man sama saya

gitu.. patroli aja setiap

harinya.. ngeliat

gimana APD nya..

perilaku tidak amannya

itu..unsafe

conditionnya juga kita

liat.. gitu tapi itu sih

memang kita ngawasin

gitu ga full selama jam

kerja kita disana sih..

patroli aja sistemnya..

Terdapat pengawasan

untuk pekerja ketika

bekerja yang dilakukan

oleh safety man dan

safety officer PT.KE

untuk pekerja

swakelola dan safety

man dan safety officer

dari subkontraktor

untuk pekerja

subkontraktor.

Pengawasan yang

dilakukan berupa safety

patrol untuk melihat

unsafe act dan juga

unsafe condition. Jika

ditemukan pekerja yang

berperilaku tidak aman

pada safety patrol maka

akan dilakukan

peneguran.

Page 224: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

204

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

pekerja di

area mana

gitu buat

laporan kita

juga, tapi yaa

kadang ga

selalu kebawa

gitu ke

lapangan

Siapa yang

melakukan

pengawasan

tersebut?

kita ada safety

officer sama safety

man ya

yang paling

pasti tuh

supervisor ya

tapi itu secara

keseluruhan,

nah yang

pasti dari kita

kan safety,

untuk mastiin

mereka sudah

sesuai sama

ketentuan

keselamatan

lah gitu

kalo dari kita mah

safety man sama

safety officer kan

ada

safety man sama

safety officer kita..

safety man sama

saya(safety officer)

gitu..

Pengawasan dilakukan

oleh safety man dan

safety officer dari pihak

PT.KE untuk pekerja

swakelola dan safety

man dan safety officer

subkontraktor untuk

pekerja subkontraktor.

Page 225: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

205

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

Kapan biasanya

pengawasan

tersebut

dilakukan?

yaa setiap hari pasti

ada mbaa, kadang

pagi, siang atau

sore juga, yang

sering sih pagi

setiap hari...

setiap saat itu

harus

sebenernya,

tapi kan

karna jumlah

kita ga

sebanding

banget kan

sama mereka,

jadi ga bisa

keawasin

semua gituu,

jadi yaa

paling kan

kita lewat,

muter biar

secara

keseluruhan

bisa terpantau

lah walaupun

secara umum

gitu

yaa setiap hariii

harus.. di

pagi..siang sama

sore..

tapi kita keliling-

keliling aja

pagi..siang sore

sejam sejam paling..

setiap harinya.. Pengawasan untuk

pekerja swakelola dan

subkontraktor

dilakukan setiap hari

pada pagi siang dan

sore hari.

Page 226: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

206

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

Menurut Anda

bagaimana

keefektifan

pengawasan

yang diberikan

kepada pekerja?

mungkin gimana ya

mba efektif ga

efektif sih hehehe

ya kaya gitu kan

gamungkin

terawasi setiap saat

kan, paling ini sih

ya minta bantu

supervisor nya juga

buat liatin APD

doang sih tapi kan,

gamungkin

terawasi semua

mba, kita aja orang

safety Cuma

berapa, nah

harusnya kan ga

ngandelin safety

doang mba, jadi

masih kurang

efektif lah kayanya

ya..

belum kalo

untuk efektif

mah.. karna

yaa itu kita

kan ga

ngawasin

setiap saat

setiap waktu

disana kan,

gabisa juga

melototin

satu satu gitu

lo, jadi ya

kalo dibilang

efektif sih

yaa belum

sih..

kalo dari kita sih

yaa, itu mungkin

belum efektif

karna kalah jumlah

gitu kan sama

mereka gituu,

mereka kan

banyak kan, safety

man sama safety

officer mungkin

cuma 1 orang kan

di masing-masing

area, safety officer

juga tugasnya ga

selalu di lapangan

kan banyak

kerjaan juga di

kantor, kan

jadinya belum

maksimal untuk

ngawasin semua

pekerja, ga

terawasin semua

lah gitu..

mungkin kalo

efektif sih belum

yaa..karna 1 kita

gabisa sepanjang

jam kerja melototin

mereka aja

ngawasin mereka

aja gitu kan..

dibutuhin juga

kesadaran dari

mereka gitu

istilahnya ada ga

ada kita ngawasin

mereka sayang

sama diri mereka

sendiri gitu, kalo ini

mah engga, kadang

pas lagi ada kita

udah ditegor kadang

masih banyak

alesannya.. jadi

mungkin kalau

untuk pengawasan

gitu belum efektif

yaa.. mungkin

supaya efektif butuh

lebih banyak

pengawas lagi kan

kalo gitu, yang bisa

mungkin kayanya

belum karna sistem

pengawasan kita dari

safety hanya patroli aja

gitu kan gabisa

ngeliatin sepanjang

mereka kerja gitu.. jadi

yaa..,mungkin nanti

bisa lebih

dimaksimalkan

lagi..kalo untuk

sekarang mungkin

belum..

Menurut keseluruhan

informan pendukung,

pengawasan yang

dilakukan belum

sepenuhnya efektif

dikarenakan kurangnya

jumlah pengawas

dibandingkan dengan

pekerja sehingga tidak

mungkin terawasi satu

per satu, selain itu juga

karena bentuk

pengawasan yang

hanya berbentuk safety

patrol yang tidak bisa

selalu mengawasi

selama pekerja bekerja

pada jam kerja setiap

harinya.

Page 227: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

207

Pertanyaan Informan Pendukung

IK1 IK2 IK3 IK4 IK5 Kesimpulan

kepelototin satu2

ibaratnya kan

sepanjang mereka

kerja..

Page 228: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

208

Lampiran 4

Matriks Wawancara Informan Pendukung

Pertanyaan Informan Kunci

IP Kesimpulan

Perilaku Tidak Aman

Menurut Anda bagaimana perilaku tidak aman

yang sering pekerja proyek konstruksi lakukan

pada saat bekerja?

banyak yaa.. menurut saya sih lebih kepada jalan

pintas gitu yaa, mereka kerja tidak memperhatikan

aspek safety yang penting kerjaan mereka selesai,

target tercapai gitu.. contoh misalnya melempar

material ngasih ke rekan kerjanya gitu, namanya

konstruksi pasti ada pekerjaan di ketinggian kan

nah gitu sering jalan pintasnya ngasih ketemennya

di bawah main lempar gitu aja biar cepet..

kemudian perilaku tidak menggunakan APD itu

juga sering.. karna mereka ngerasa ga nyaman,

apalagi kuli bangunan yang apalagi biasa kerja di

konstruksi biasa gitu kaya bangun rumah, mana

ada sih biasanya yang pake safety shoes gitu atau

safety helm.. gaada paling kaos yang ditutupin ke

kepala karna panas kan

Menurut informan kunci, perilaku tidak

aman yang sering dilakukan oleh pekerja

pada proyek konstruksi adalah melempar

alat-alat kerja dan tidak menggunakan APD.

Page 229: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

209

Pertanyaan Informan Kunci

IP Kesimpulan

Menurut Anda, mengapa pekerja tersebut

berperilaku demikian?

mereka lebih mengarah ke pekerjaan selesai..

target selesai, sesuai dengan tugas kerjanya tapi

aspek safetynya ga diliat sama sekali, padahal kan

di samping target selesai kalo misalnya target

selesai tanpa ada kjadian kan lebih enak lagi

sebenernya tapi terkadang mereka tidak

memikirkan itu, yang mereka tau kerjaan selesai

target selesai, udah.. jadi mereka gitu tuh demi

kenyamanan mereka kerja gitu karna itu tadi risih

dan ga biasa gitu kan jadi gimana caranya biar

kerja enak, gada yang ngeganggu dan target

mereka selesai gitu sih

Menurut informan utama, perilaku

konstruksi yang sering dilakukan pekerja

konstruksi dikarenakan untuk pekerjaan

selesai tepat waktu sesuai target dan demi

kenyamanan bekerja

Bagaimana biasanya ketersediaan APD yang

disediakan pihak perusahaan bagi pekerja pada

proyek konstruksi?

harusnya kan perusahaan yang tau aturan harusnya

mereka akan menyediakan APD secara Cuma-

Cuma untuk pekerja.. karna kan sudah disebutkan

juga di UU No 1 Th 1970, biasanya kalopun

owner nya sendiri tidak menyediakan, biasanya

mereka menyerahakan penyediaannya kepada

subkontraktor nya untuk menyediakan APD untuk

semua pekerja kuli bangunan itu tanpa terkecuali

Menurut informan utama APD harus

disediakan oleh pihak perusahaan secara

Cuma-Cuma untuk semua pekerja, biasanya

jika perusahaan tidak menyediakan sendiri

maka akan bekerjasama untuk penyediaan

APDnya kepada subkontraktor.

apa saja biasanya jenis APD yang disediakan? kalo untuk proyek konstruksi gitu sih safety shoes

sama helm itu udah umum banget yaa.. itu udah

standar banget, udah harus dan udah umum banget

gitu.. paling yang lain sarung tangan, kacamata

sama masker yaa untuk proyek konstruksi gitu

biasanya..

APD yang disediakan biasanya safety shoes,

helm, sarung tangan, kacamata dan masker.

Page 230: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

210

Pertanyaan Informan Kunci

IP Kesimpulan

Bagaimana ketersediaan APD yang seharusnya

disediakan oleh pihak perusahaan?

penyediaan APD itu harus dilakukan identifikasi

bahaya dulu kan, bahaya apa yang mereka kira-

kira hadapi, bahaya apa aja gitu, kemudian

perusahaan tersebut menyediakan APD sesuai

dengan bahayanya. . kalo untuk proyek konstruksi

gitu sih safety shoes sama helm itu udah umum

banget yaa.. itu udah standar banget, udah harus

dan udah umum banget gitu.. karna kan ada

bahaya terjatuh, tertimpa kayu, itu udah bahaya

yang biasa kan di proyek konstruksi gitu..

kemudian kalo untuk pengelolaannya sih dimulai

dari distribusi itu harus di jelaskan, APD diberikan

kepada orang yang memang membutuhkan atau

engga, dan setelah dikasi, dirawat atau engga nih

ADP gitu, nah itu juga harus dilakukan inspeksi

juga gitu, jangan sampe udah dikasi tapi ga

dirawat gitu.. kemudian kalo udah rusak harus

gimana gitu aturannya..

Seharusnya penyediaan APD dilakukan

dengan identifikasi bahaya terlebih dahulu,

dan juga harus diatur pengelolaannya

termasuk distribusi, perawatan dan

seharusnya dilakukan inspeksi APD untuk

selalu memantau kondisi APD yang

disediakan.

menurut Anda, bagaimana biasanya

hukuman/sanksi yang berlaku untuk pekerja yang

berperilaku tidak aman?

kalo hukuman sih harus ada ya pasti untuk pekerja

yang berperilaku ga aman yaa, kalo untuk awal sih

yaa, teguran dulu gitu yaa.. tapi kalo untuk teguran

lisan gitu kayanya sering ga mempan yaa..

Hukuman atau sanksi yang biasanya

diberikan untuk pekerja yang berperilaku

tidak aman biasanya dengan teguran terlebih

dahulu, namun teguran ini sering tidak

efektif.

Bagaimana pula penghargaan yang biasanya

diberikan untuk pekerja yang berperilaku aman?

ada bisa bentuknya penghargaan atau hadiah apa

lah gitu kan, jadi mereka yang bekerja dengan

aman dan teladan itu ngerasa keberadaan mereka

disana tuh dihargai..

Penghargaan seharusnya ada diberikan untuk

pekerja agar pekerja lebih termotivasi dan

merasa dihargai.

Page 231: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

211

Pertanyaan Informan Kunci

IP Kesimpulan

Menurut Anda, bagaimana seharusnya sistem

hukuman atau penghargaan yang efektif diberikan

kepada pekerja konstruksi?

kalo untuk sanksi atau hukuman sebaiknya jangan

Cuma teguran lisan aja pasti gabakal mempan gitu,

bisa diberlakukan sistem denda yang akan lebih

ngena ke mereka atau ya itu bikin mading yang

nampilin foto pekerja yang berperilaku ga aman

gitu.. pasti malu diliat banyak orang gitu.. trus kalo

untuk reward y memang harus ada bentuknya ya

bisa mungkin ucapan terimakasih dulu dari

manajemen kan.. dan bisa dilanjutkan dengan

penghargaan atau pemberian hadiah seperti safety

shoes atau apalah gitu yang akan bikin mereka tuh

termotivasi untuk bekerja dengan baik gitu lo..

Hukuman atau sanksi yang diberikan

sebaiknya berbentuk denda, atau

menampilkan foto pekerja yang berperilaku

tidak aman di papan pengumuman untuk

menimbulkan efek rasa malu dan jera bagi

para pekerja. Selain itu untuk reward bisa

diberikan dengan dimulai dari ucapan

terimakasih kepada pekerja dan juga

pemberian hadiah seperti APD.

Bagaimana pengawasan yang biasanya diberikan

kepada pekerja saat bekerja pada proyek

konstruksi?

pengawasan mungkin dari patroli gitu di area

kerja, bisa dilihat dari lingkungan kerjanya ada

perilaku yang tidak baik atau engga, aturan

safetynya dijalankan atau tidak.. atau dari perilaku

pekerjanya gitu kan

Pengawasan yang diberikan berupa patoli di

area kerja untuk melihat perilaku tidak aman

yang dilakukan pekerja serta kondisi tidak

aman yang ada di area kerja

Siapa yang biasanya melakukan pengawasan

tersebut?

biasanya sih orang safetynya yaa HSE, tapi kalo

gaada biasanya project manager atau penanggung

jawab area nya gitu

Pengawasan biasanya dilakukan oleh pihak

safety dan penanggung jawab area.

Kapan biasanya pengawasan tersebut dilakukan? mungkin pada saat pagi, atau siang jam jam

ngantuk, jam jam males nih, atau sore gitu

Pengawasan dilakukan pada pagi, siang dan

sore.

Page 232: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

212

Pertanyaan Informan Kunci

IP Kesimpulan

Menurut Anda, bagaimana seharusnya pengawasan

yang efektif diberikan kepada pekerja di proyek

konstruksi?

kalo pengawasan itu ga bisa ini sih yaa.. kalo

pengawasan itu emang mata kita bisa terus gitu

liatin mereka kerja, apalagi kalo jumlah pekerja

nya banyak kan. Jadi gini aja mungkin pada saat

dilakukan pengawasan, yang ngawasin ini jadi roll

model untuk kary awannya, dari APD nya

dilengkapi, dicoba untuk menghindari juga

perilaku yang tidak aman.. kemudian kalopun ada

perilaku tidak aman yang dilakukan atau

ditemukan saat pengawasan, itu bisa diberikan

informasi atau teguran, tapi teguran by lisan dulu..

tapi kalo mereka gaterima atau terus menerus

masih melakukan pelanggaran itu baru harus

ditindak lanjuti secara serius gitu, tapi kalo sekali

dua kali ya teguran by lisan aja dulu gitu, tapi

negur juga bukan berarti menggurui mereka gitu,

jadi komunikasi kita ke mereka harus baik gitu,

dengan memberi penjelasn gitu

Pengawasan sebaiknya dilakukan dengan

cara para pengawas yang melakukan

pengawasan memberikan contoh yang baik

dan juga tidak melakukan perilaku tidak

aman, selain itu juga dilakukan peneguran

bila ada pekerja yang berperilaku tidak

aman.

Page 233: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

213

Lampiran 5

HASIL OBSERVASI PERILAKU TIDAK AMAN

Nama Pekerja : Yatno

Umur : 41 Tahun

Pendidikan Terakhir : SD

Indikator Perilaku Tidak Aman Pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur

Tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan

peralatan keselamatan

Memberi peringatan terhadap adanya bahaya

dengan cara yang tidak dapat dimengerti

Tidak menggunakan APD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Menggunakan APD secara tidak benar √ √

Tidak menempatkan peralatan dengan sesuai √

Melempar alat-alat kerja √ √ √

Bekerja dibawah pengaruh obat, dan minuman

beralkohol

Bekerja sambil merokok √ √ √ √ √ √ √ √

Bekerja sambil berkelakar dengan teman √ √ √ √ √

Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-

buru.

√ √

Page 234: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

214

Indikator Perilaku Tidak Aman Pengamatan

16 17 18 19 20 21 22 23

Tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur

Tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan peralatan

keselamatan

Memberi peringatan terhadap adanya bahaya dengan cara yang

tidak dapat dimengerti

Tidak menggunakan APD √ √ √ √ √

Menggunakan APD secara tidak benar √

Tidak menempatkan peralatan dengan sesuai √ √

Melempar alat-alat kerja √

Bekerja dibawah pengaruh obat, dan minuman beralkohol

Bekerja sambil merokok √ √ √ √ √ √ √ √

Bekerja sambil berkelakar dengan teman √ √

Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-buru. √ √

Page 235: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

215

Nama Pekerja : Rohman

Umur : 31 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMP

Indikator Perilaku Tidak Aman Pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur

Tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan

peralatan keselamatan

Memberi peringatan terhadap adanya bahaya

dengan cara yang tidak dapat dimengerti

Tidak menggunakan APD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Menggunakan APD secara tidak benar √ √ √ √

Tidak menempatkan peralatan dengan sesuai √ √

Melempar alat-alat kerja √ √ √

Bekerja dibawah pengaruh obat, dan minuman

beralkohol

Bekerja sambil merokok √ √ √ √ √ √ √ √ √

Bekerja sambil berkelakar dengan teman √ √ √ √ √ √ √

Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-

buru.

√ √ √

Page 236: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

216

Indikator Perilaku Tidak Aman Pengamatan

16 17 18 19 20 21 22 23

Tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur

Tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan peralatan keselamatan

Memberi peringatan terhadap adanya bahaya dengan cara yang tidak dapat

dimengerti

Tidak menggunakan APD √ √ √ √ √ √ √ √

Menggunakan APD secara tidak benar √

Tidak menempatkan peralatan dengan sesuai

Melempar alat-alat kerja √ √

Bekerja dibawah pengaruh obat, dan minuman beralkohol

Bekerja sambil merokok √ √ √ √ √ √

Bekerja sambil berkelakar dengan teman √

Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-buru. √ √

Page 237: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

217

Nama Pekerja : Medi

Umur : 38 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMP

Indikator Perilaku Tidak Aman Pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur

Tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan

peralatan keselamatan

Memberi peringatan terhadap adanya bahaya

dengan cara yang tidak dapat dimengerti

Tidak menggunakan APD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Menggunakan APD secara tidak benar √ √ √

Tidak menempatkan peralatan dengan sesuai √ √

Melempar alat-alat kerja √

Bekerja dibawah pengaruh obat, dan minuman

beralkohol

Bekerja sambil merokok √ √ √ √ √ √ √ √ √

Bekerja sambil berkelakar dengan teman √ √ √ √ √ √ √

Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-

buru.

Page 238: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

218

Indikator Perilaku Tidak Aman Pengamatan

16 17 18 19 20 21 22 23

Tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur

Tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan peralatan keselamatan

Memberi peringatan terhadap adanya bahaya dengan cara yang tidak dapat

dimengerti

Tidak menggunakan APD √ √ √ √ √ √ √ √

Menggunakan APD secara tidak benar

Tidak menempatkan peralatan dengan sesuai

Melempar alat-alat kerja √

Bekerja dibawah pengaruh obat, dan minuman beralkohol

Bekerja sambil merokok √ √ √ √

Bekerja sambil berkelakar dengan teman √ √ √ √ √

Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-buru. √

Page 239: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

219

Nama Pekerja : Zainudin

Umur : 29 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Indikator Perilaku Tidak Aman Pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur

Tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan

peralatan keselamatan

Memberi peringatan terhadap adanya bahaya

dengan cara yang tidak dapat dimengerti

Tidak menggunakan APD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Menggunakan APD secara tidak benar √ √ √

Tidak menempatkan peralatan dengan sesuai

Melempar alat-alat kerja √ √ √

Bekerja dibawah pengaruh obat, dan minuman

beralkohol

Bekerja sambil merokok √ √ √ √ √ √ √ √

Bekerja sambil berkelakar dengan teman √ √ √ √ √ √

Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-

buru.

√ √ √

Page 240: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

220

Indikator Perilaku Tidak Aman Pengamatan Hari Ke-

16 17 18 19 20 21 22 23

Tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur

Tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan peralatan keselamatan

Memberi peringatan terhadap adanya bahaya dengan cara yang tidak dapat

dimengerti

Tidak menggunakan APD √ √ √ √ √ √

Menggunakan APD secara tidak benar √ √

Tidak menempatkan peralatan dengan sesuai

Melempar alat-alat kerja √ √

Bekerja dibawah pengaruh obat, dan minuman beralkohol

Bekerja sambil merokok √ √ √

Bekerja sambil berkelakar dengan teman √ √ √ √ √

Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-buru. √ √

Page 241: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

221

Nama Pekerja : Firman

Umur : 36 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Indikator Perilaku Tidak Aman Pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur

Tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan

peralatan keselamatan

Memberi peringatan terhadap adanya bahaya

dengan cara yang tidak dapat dimengerti

Tidak menggunakan APD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Menggunakan APD secara tidak benar √ √ √

Tidak menempatkan peralatan dengan sesuai

Melempar alat-alat kerja

Bekerja dibawah pengaruh obat, dan minuman

beralkohol

Bekerja sambil merokok √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Bekerja sambil berkelakar dengan teman √ √ √ √ √ √

Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-

buru.

Page 242: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

222

Indikator Perilaku Tidak Aman Pengamatan Hari Ke-

16 17 18 19 20 21 22 23

Tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur

Tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan peralatan keselamatan

Memberi peringatan terhadap adanya bahaya dengan cara yang tidak dapat

dimengerti

Tidak menggunakan APD √ √ √ √ √ √

Menggunakan APD secara tidak benar

Tidak menempatkan peralatan dengan sesuai

Melempar alat-alat kerja

Bekerja dibawah pengaruh obat, dan minuman beralkohol

Bekerja sambil merokok √ √ √ √ √

Bekerja sambil berkelakar dengan teman √ √ √

Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-buru. √ √

Page 243: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

223

Nama Pekerja : Hendri

Umur : 30 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMP

Indikator Perilaku Tidak Aman Pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur

Tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan

peralatan keselamatan

Memberi peringatan terhadap adanya bahaya

dengan cara yang tidak dapat dimengerti

Tidak menggunakan APD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Menggunakan APD secara tidak benar √ √ √ √

Tidak menempatkan peralatan dengan sesuai

Melempar alat-alat kerja

Bekerja dibawah pengaruh obat, dan minuman

beralkohol

Bekerja sambil merokok √ √ √ √ √ √ √ √ √

Bekerja sambil berkelakar dengan teman √ √ √ √ √ √ √ √ √

Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-

buru.

Page 244: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

224

Indikator Perilaku Tidak Aman Pengamatan

16 17 18 19 20 21 22 23

Tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur

Tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan peralatan keselamatan

Memberi peringatan terhadap adanya bahaya dengan cara yang tidak dapat

dimengerti

Tidak menggunakan APD √ √ √ √ √

Menggunakan APD secara tidak benar √ √ √

Tidak menempatkan peralatan dengan sesuai

Melempar alat-alat kerja

Bekerja dibawah pengaruh obat, dan minuman beralkohol

Bekerja sambil merokok √ √ √ √ √ √

Bekerja sambil berkelakar dengan teman √ √ √

Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-buru. √ √

Page 245: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

225

Nama Pekerja : Herman

Umur : 27 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Indikator Perilaku Tidak Aman Pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur

Tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan

peralatan keselamatan

Memberi peringatan terhadap adanya bahaya

dengan cara yang tidak dapat dimengerti

Tidak menggunakan APD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Menggunakan APD secara tidak benar √ √ √ √

Tidak menempatkan peralatan dengan sesuai

Melempar alat-alat kerja

Bekerja dibawah pengaruh obat, dan minuman

beralkohol

Bekerja sambil merokok √ √ √ √ √ √ √ √ √

Bekerja sambil berkelakar dengan teman √ √ √ √ √ √

Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-

buru.

√ √ √

Page 246: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

226

Indikator Perilaku Tidak Aman Pengamatan

16 17 18 19 20 21 22 23

Tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur

Tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan peralatan keselamatan

Memberi peringatan terhadap adanya bahaya dengan cara yang tidak dapat

dimengerti

Tidak menggunakan APD √ √ √ √ √ √ √

Menggunakan APD secara tidak benar √

Tidak menempatkan peralatan dengan sesuai

Melempar alat-alat kerja

Bekerja dibawah pengaruh obat, dan minuman beralkohol

Bekerja sambil merokok √ √ √

Bekerja sambil berkelakar dengan teman √ √ √

Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-buru. √

Page 247: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

227

Nama Pekerja : Mustaqim

Umur : 38 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMK

Indikator Perilaku Tidak Aman Pengamatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur

Tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan

peralatan keselamatan

Memberi peringatan terhadap adanya bahaya

dengan cara yang tidak dapat dimengerti

Tidak menggunakan APD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Menggunakan APD secara tidak benar √ √ √ √

Tidak menempatkan peralatan dengan sesuai √ √

Melempar alat-alat kerja

Bekerja dibawah pengaruh obat, dan minuman

beralkohol

Bekerja sambil merokok √ √ √ √ √ √ √

Bekerja sambil berkelakar dengan teman √ √ √ √ √ √ √ √ √

Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-

buru.

√ √

Page 248: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

228

Indikator Perilaku Tidak Aman Pengamatan

16 17 18 19 20 21 22 23

Tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur

Tidak melakukan tindakan perawatan kerja dan peralatan keselamatan

Memberi peringatan terhadap adanya bahaya dengan cara yang tidak dapat

dimengerti

Tidak menggunakan APD √ √ √ √ √ √

Menggunakan APD secara tidak benar √ √ √

Tidak menempatkan peralatan dengan sesuai

Melempar alat-alat kerja

Bekerja dibawah pengaruh obat, dan minuman beralkohol

Bekerja sambil merokok √ √ √ √ √

Bekerja sambil berkelakar dengan teman √ √ √ √ √

Melakukan pekerjaan dengan cepat dan terburu-buru.

Page 249: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

229

Lampiran6

PROSEDUR ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PT. KRAKATAU

ENGINEERING

A. Tujuan

Mengatur tentang penyediaan dan pemakaian APD bagi pekerja,

sehingga dapat mencegah dan mengendalikan potensi bahaya dan

kerugian terhadap keselamatan, kesehatan kerja, proses serta lingkungan.

B. Tanggung jawab

a. Penanggung jawab area bertanggung jawab untuk memastikan

penyediaan dan pemakaian APD bagi seluruh pekerja.

b. Project Procurement Manager bertanggung jawab untuk

melakukan pembelian APD sesuai dengan standar yang

berlaku.

c. Penanggung jawab K3L bertanggung jawab untuk:

1. Membuat daftar pekerja/penerima APD dan membuat

pengajuan kebutuhan APD berdasarkan potensi bahaya

yang ada dalam kegiatan pekerjaan dan/atau lingkungan

kerja.

2. Memastikan distribusi APD kepada pekerja

3. Memastikan tersedianya APD cadangan untuk

dipijamkan kepada pekerja dan tamu.

4. Mensosialisasikan mengenai cara pemakaian dan

pemeliharaan APD

5. Melakukan pemeriksaan kondisi dan masa pakai APD.

Page 250: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

230

C. Prosedur

1. Penanggung jawab K3L membuat daftar kebutuhan APD

dan diusulkan kepada penanggung jawab area agar

mendapatkan persetujuan

2. Jika sudah mendapatkan persetujuan, daftar kebutuhan

APD tersebut diserahkan kepada Project Procurement

Manager dan/atau Dinas Umum/General Affair Project

untuk dilakukan pembelian

3. Dinas Umum/General Affair Project menyediakan APD

cadangan untuk dipinjamkan kepada pekerja dan tamu

4. Dinas Umum/General Affair Project melakukan sosialisasi

mengenai cara pemakaian dan pemeliharaan APD

5. Penanggung jawab K3L melakukan pemeriksaan kondisi

dan masa pakai APD. Semua APD yang rusak atau sudah

berakhir masa pakainya diserahkan kembali ke Dinas

Umum/General Affair Project dan/atau penanggung jawab

K3L untuk dimusnahkan dan diberikan APD pengganti

kepada pekerja.

6. Pemusnahan APD dilakukan sesuai dengan kebijakan dari

penanggung jawab area.

Page 251: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

231

Lampiran 7

FORM PERMINTAAN APD

Page 252: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

232

Lampiran 8

Form Pelaporan Bahaya

Page 253: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

233

Lampiran 9

FORM PEMINJAMAN APD

Page 254: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

234

Lampiran 10

PROSEDUR KESEHATAN KESELAMATAN KERJA DAN

LINGKUNGAN PT.KRAKATAU ENGINEERING

Page 255: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

235

Page 256: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

236

Lampiran 11

DOKUMENTASI

PERILAKU TIDAK AMAN PEKERJA AREA COP PROYEK BLAST FURNACE PT.KRAKATAU STEEL (PERSERO), Tbk

Tidak Menggunakan APD tidak menggunakan APD dengan Benar tidak menggunakan Full Body Harness

Page 257: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

237

Tidak menggunakan APD dengan benar tidak Menggunakan APD Bekerja Sambil Merokok

Tidak Menggunakan APD (helmet) Tidak Menggunakan Sarung Tangan Bekerja Sambil Merokok

Page 258: GAMBARAN FAKTOR PERILAKU TIDAK AMAN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37717/1/SELLY TRI MINATI-FKIK.pdf · - Juara 1 Vocal Group Tingkat SMP se-Kecamatan

238

Tidak Menggunakan Masker & Sarung Tangan Tidak menggunakan Faceshield & Sarung Tangan Melempar Alat Kerja

Tidak Menggunakan faceshield dan sarung tangan Tidak menggunakan APD