Gagasan Dan Kesimpulan Sars

13

Click here to load reader

description

n

Transcript of Gagasan Dan Kesimpulan Sars

Page 1: Gagasan Dan Kesimpulan Sars

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Potensi Bencana Alam Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang sering mengalami bencana

alam Salah satu penyebabnya adalah letak geografis Indonesia Indonesia

merupakan salah satu negara yang mempunyai intensitas kegempaan paling aktif

di dunia yang disebabkan karena letaknya di pertemuan tiga lempeng tektonik

yang aktif Hampir75 diantaranya atau pada The Ring of Fire yang melintasi

wilayah Indonesia Tomascik dkk (1997) Wilayah ini berpenduduk padat dan

sedang berkembang pesat Resiko atau korban akibat gempa bumi tidak hanya

jiwa manusia saja tetapi juga harta benda hewan ternak sarana dan prasarana

yang ada di wilayah terjadinya bencana tersebut

Gambar 1 Peta Rawan Bencana Gempa Bumi di Indonesia

(Sumberhttpmuseumbglesdmgoidindexphplink-terkaitbencana-alam

geologihtml)

Berdasarkan KESDM (2010) di Indonesia terdapat 129 gunung api aktif

(plusmn 13 dari gunung api aktif dunia) dan 3 diantaranya dalam status siaga Semua

gunung api tersebut berada pada jalur tektonik yang memanjang mulai dari

Sumatera bagian utara menerus ke arah selatan melalui Jawa Nusa Tenggara

sampai Laut Banda (sesuai dengan penyusupan Lempeng Indo-Australia ke

bawah Lempeng Eurasia) Deretan ini dikenal sebagai jalur Mediteran Kelompok

gunung api lainnya terdapat di Sulawesi Utara dan Maluku (penyusupan Lempeng

Pasifik ke bawah Lempeng Eurasia) Deretan ini disebut jalur Lingkar Pasifik

(ldquoCircum Pacificrdquo)

2

Potensi Hewan Ternak sebagai Mata Pencaharian Sebagian Besar Masyarakat

Indonesia

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di

Asia tenggara (Badan Pusat Statistik 2010) Potensi jumlah penduduk yang

banyak ini mengharuskan pemerintah untuk mencukupi kebutuhan hidup yang

memadai bagi masyarakat Salah satu mata pencaharian andalan masyarakat

Indonesia adalah beternak plusmn70 masyarakat Indonesia bermatapencaharian di

bidang pertanian yang tidak bisa terlepas dari usaha peternakan khususnya sapi

(Request artikel 2010)

Berdasarkan data yang didapat dari Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan - Kementerian Pertanian Republik Indonesia populasi sapi

potong mencapai 14231 juta ekor (dengan pertumbuhan ratarata 27 per tahun)

dan produksi daging 4204 ribu ton (pertumbuhan rata-rata 792 per tahun)

Dan populasi sapi perah mencapai 613554 ribu ekor (pertumbuhan ratarata 928

pertahun) dan produksi susu mencapai 129 juta ton (pertumbuhan ratarata 155

per tahun) (Request artikel 2010)

Gambar 1 Grafik Pertumbuhan Ternak di Indonesia

(Sumberhttpwwwgooglecoidimglandingq=tabel+hewan+ternak+indon

esiaamp)

Usaha peternakan yang dimiliki oleh Indonesia memiliki potensi yang luar

biasa bagi masyarakat Hasil peternakan di Indonesia umumnya digunakan untuk

kebutuhan utama bagi pangan masyarakat seperti daging susu dan telur Selain

itu hasil peternakan yang lain seperti kulit dapat digunakan untuk kerajinan

Kemudian pemanfaatan kotoran hewan sebagai alternatif bahan bakar yakni

sebagai biogas Dari data statistik 2009 dengan komposisi potensi 13 juta sapi

ternak dan perah serta 28 juta kambing domba dan kerbau Indonesia memiliki

potensi biogas yang besar (Bagus2011)

3

Pengaruh Bencana Alam Terhadap Peternakan di Indonesia

Bencana alam yang terjadi di Indonesia menyebabkan kerugian yang besar

di sektor peternakan (BNPB 2010) Salah satu contoh yang relevan adalah Erupsi

Gunung Merapi yang merugikan sektor peternakan di Kabupaten Sleman Daerah

Istimewa Yogyakarta sekitar Rp149 miliar Kerugian sebesar itu belum termasuk

yang dialami peternak jika dihitung dengan kandang ternak yang juga luluh lantak

akibat diterjang awan panas Merapi (Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian

dan Kehutanan Kabupaten Sleman Suwandi Azis 2010) Kerugian terbesar

dialami peternakan sapi khsususnya sapi perah khususnya di Kecamatan

Cangkringan yang sebagian besar wilayahnya mengalami kerusakan parah akibat

awan panas maupun lahar panas Gunung Merapi (Antara 2010) Selain itu

Berdasarkan data yang diperoleh dari Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian

Provinsi DIY jumlah ternak yang mati akibat bencana alam letusan gunung

merapi November 2010 jumlah ternak yang mati berjumlah 2079 ekor Dimana

sapi perah tercatat 1780 ekor 119 sapi potong kambing dan domba tercatat 180

ekor Data yang diperoleh tersebut belum termasuk yang berada di daerah lain di

Jawa Tengah yang juga terkena bencana seperti Magelang Boyolali dan Klaten

Terkait musibah Merapi amuk wedhus gembel begitu dahsyat yang dirasakan

tidak hanya di desa-desa persis di kaki Merapi tetapi debunya pun juga sampai di

wilayah Puncak Bogor dan Sukabumi Jawa Barat Dampak Merapi juga dirasakan

ternak yang dipelihara masyarakat di lereng Merapi seperti di Kecamatan

Cangkringan dan Pakem Tercatat jumlah ayam petelur yang terdampak musibah

merapi mencapai 1432500 ekor dan broiler sejumlah 178 ribu ekor sehingga

totalnya lebih dari 16 juta ekor Populasinya tersebar pada KRB (Kawasan

Rawan Bencana) III hingga KRB I yang beradius 15-20 km dari puncak Merapi

Dampak yang dialami bermacam-macam dari ayam hangus terbakar kandangnya

musnah tidak bisa memberi pakan pekerjanya mengungsi harus membeli genset

karena listrik padam hingga penurunan produksi dari 30 sampai di atas 50

persen (Poultry Indonesia 2010)

Tujuan Penulisan

1 Untuk menghasilkan sebuah system aplikatif penyelamatan dan

penanganan ternak sejak pra bencana saat bencana pasca bencana

2 Untuk mengetahui dampak system penyelamatan dan penanganan ternak

terhadap resiko kematian ternak korban bencana alam

Manfaat Penulisan

1 Sebagai solusi atas permasalahan tingginya angka kematian manusia dan

ternak yang menjadi korban bencana alam

2 Sebagai referensi system penyelamatan dan penanganan ternak sejak pra

bencana saat bencana pasca bencana

4

3 Sebagai inovasi terbaru system penyelamatan dan penanganan ternak pra

bencana saat bencana dan pasca bencana

GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

Bencana alam yang terjadi di Indonesia

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh

faktor alam danatau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan

timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan

dampak psikologis (UU RI 242007) Sedangkan bencana alam merupakan

peristiwa kejadian fenomena alamiah yang disebabkan oleh proses geologi dan

mengakibatkan terjadinya kerusakan alam kerugian harta benda serta jatuhnya

korban jiwa Bencana Alam Geologi ini dapat disebabkan oleh berbagai

penyebab yaitu Gempa Bumi (Earthquake) Tsunami (Tsunamis) Letusan

Gunung api (Vulcanic Eruptions) dan Gerakan Tanah (Mass Movement)

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

tahun 2008 110 dari 456 kabupaten atau kota di Indonesia termasuk

berkerawanan tinggi gunung api Luar biasa hampir 25 persen daerah

kabupatenkota di negara ini dalam situasi dan kondisi terancam aktifitas gunung

api Hal ini disebabkan karena dari tujuh lempeng tektonik tiga diantaranya

berada di Indonesia Pertemuan antara ketiga lempeng tektonik tersebut

menimbulkan zona retakan yang menjadi tempat keluarnya magma dari dalam

bumi dan membentuk gunung berapi Menurut Katili dan Siswowidjojo (1994)

para pakar kebumian sedikitnya telah mencatat kurang lebih 400 gunung berapi

Kuater yang tersebar di Sumatra Jawa Bali Nusatenggara Sulawesi Utara

Halmahera dan Laut Banda Dari 400 gunung api tersebut 129 diantaranya masih

aktif Menurut Tomascik dkk (1997) dari 800 gunung api aktif di dunia 75

diantaranya atau pada The Ring of Fire yang melintasi wilayah Indonesia

Gambar 2 Peta Daerah Rawan Bencana

5

(Sumberhttppibatdmrcorgcontentpedoman-penanggulangan-letusan

gunungapi )

Selain itu bencana alam yang terjadi di Indonesia juga disebabkan karena

berbagai aktivitas yang dilakukan manusia dengan tidak mengindahkan aspek

kelestarian lingkungan dapat mengakibatkan terjadinya banyak daerah rawan

bencana seperti banjir kekeringan tanah longsor dan kebakaran hutan (Jerri

Indrawan 2011) Akibat dari bencana alam tersebut tidak hanya jiwa manusia

saja tetapi juga harta benda hewan ternak serta sarana dan prasarana di wilayah

terjadinya bencana alam

Penyelamatan Ternak Ruminansia saat Terjadi Bencana Alam

Upaya penyelamatan ternak saat terjadi bencana alam selama ini kurang

mendapat perhatian khusus dari pemerintah (Bambang Unjianto 2010) Hal ini

disebakan karena belum adanya prosedur baku yang diberlakukan secara resmi

bagi pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan bencana Sehingga pada

saat terjadi bencana alam seringkali ternak kurang mendapatkan perhatian untuk

diselamatkan Akibatnya kerugian yang dialami oleh penduduk di daerah bencana

juga semakin bertambah

Jalan keluar yang selama ini ditawarkan oleh pemerintah hanya sebatas

pemberian uang ganti rugi yang jumlahnya tidak seberapa Selain kerugian dari

segi ekonomi bencana alam juga mengakibatkan berkurangnya jumlah ternak di

wilayah tersebut Jika hal ini terus terjadi maka semakin lama jumlah ternak di

Indonesia akan semakin sedikit mengingat potensi bencana alam di Indonesia

yang sangat besar sekali Oleh karena itu penting sekali dibuat suatu prosedur dan

metode penyelamatan ternak yang terorganisir pada saat bencana alam terjadi

sehingga resiko terjadinya kepunahan ternak di Indonesia bisa di hindari

Solusi yang Pernah Ditawarkan

Sebuah sistem penyelamatan dan penanganan ternak korban bencana

melalui koordinasi pihak-pihak terkait memang pernah diwacakan sebelumnya

oleh Pemerintah namun sampai saat ini hal ini belum juga terlaksana Perhatian

Pemerintah terhadap penanganan ternak dirasa sangat kurang selama ini perhatian

Pemerintah hanya difokuskan terhadap penyelamatan manusia Di wilayah saat

terjadi bencana pemerintah daerah masih belum memikirkan tentang ganti rugi

ternak sapi warga Pemda masih konsentrasi terhadap tanggap darurat

(Tom2010) Sekalipun ada perhatian terhadap ternak orientasi pemerintah adalah

penggantian sapi Harga yang dipatok oleh Pemerintah dalam penggantian hewan

ternak antara lain pedet Rp 5 juta sapi dara 7 juta sapi dara bunting 9 juta sapi

laktasi yang sedang diperah 10 juta Sementara harga sapi potong berdasarkan

bobot badan Rp 22000kg untuk jantan dan Rp 20000kg untuk betina tidak

6

produktif Namun hal ini sangat merugikan pihak peternak karena peternak pada

umumnya menjual ternak mereka diatas harga ganti Pemerintah (Pusda

Tinhumas 2010)

Selain itu sistem penyelamatan dan penanganan berupa evakuasi

ternak saat bencana telah banyak dilakukan oleh komunitas pecinta satwa di

seluruh Indonesia Fakultas Kedokteran Hewan di daerah sekitar bencana Satuan

Tugas Tanggap Bencana daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dll Namun karena kurangnya koordinasi dan persiapan angka kematian

ternak tetap saja tinggi

Kemudian Asosiasi Epidemologi Veteriner Indonesia (AEVI) juga

akan membentuk prosedur tetap (protap) pada penanggulangan ternak di daerah

rawan bencana Namun hal ini masih berupa wacana dan belum terealisasi secara

nyata

SARS (System of Animal ReScue) sebagai inovasi sistem evakuasi dan

rehabilitasi ternak ruminansia korban bencana alam

Agar ternak milik penduduk di wilayah bencana tidak terkena dampak dari

bencana alam maka inovasi sistem evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia

korban bencana alam SARS (Sistem of Animal ReScue) harus mampu

menanamkan bahwa pelaksanaan program ini memiliki peranan penting dalam

penyelamatan ternak yang berada di sekitar bencana Dalam kode etik

Kedokteran Hewan seorang dokter hewan harus mampu mengutamakan

kesehatan dan keselamatan dari seorang hewan dalam kondisi apapun karena

ruang lingkup profesi dokter hewan adalah kesehatan seluruh satwa baik hewan

darat maupun hewan akuatik SARS (System of Animal Rescue) merupakan

inovasi aplikatif system evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia yang menjadi

korban bencana alam yang dimulai sejak pra saat dan pasca bencana Program

ini bertujuan untuk menanggulangi banyaknya ternak yang mati akibat bencana

alam melalui pembentukan tim khusus dalam evakuasi ternak Selain itu program

ini juga memaksimalkan dan mengkoordinasikan pihak-pihak yang sekiranya

dapat membantu dalam pencegahan ternak yang mati karena menjadi korban dan

pengevakuasian ternak seperti BMKG BNPB Dinas Pertanian setempat Fakultas

Kedokteran Hewan di sekitar bencana maupun komunitas pecinta satwa yang

tersebar diseluruh Indonesia Program ini diharapkan dapat mengurangi jumlah

korban manusia dan ternak yang mati akibat bencana alam Selain itu dapat

mengurangi beban kerugian materi maupun psikis yang dialamai warga pasca

bencana

7

Pihak yang Dapat Mengimplementasikan SARS (System of Animal Rescue)

Agar sistem penyelamatan dan penanganan ternak pra hingga pasca

bencana SARS (System of Animal Rescue) dapat terealisasikan maka pihak-

pihak yang dapat membantu mengimplementasikan antara lain

1 Dokter Hewan

Peran dari seorang dokter hewan dalam mengimplementasikan SARS

(System of Animal Rescue) sangatlah penting Peran dari seorang dokter hewan

adalah mengontrol kesehatan ternak Terjadinya bencana dapat membuat

kesehatan fisik dan psikis ternak terganggu Dalam hal ini seorang dokter hewan

juga harus mampu menangani ternak yang sakit dengan memberikan obat dan

terapi bagi ternak yang mengalami trauma psikis Selain itu dokter hewan juga

bertanggung jawab untuk merancang kebutuhan nutrisi para ternak (feed intake)

dan konsumsi vitamin atau obat (medicine intake) sehingga kesehatan fisik dan

psikis ternak terjaga dengan baik selama periode evakuasi dan rehabilitasi

2 BMKG

Peran penting dari BMKG dalam implementasi SARS (System of Animal

Rescue) adalah berupa update and share informasi Yakni BMKG harus

senantiasa memantau kondisi bencana dan terus melaporkan setiap

perkembangannya kepada tim Livestock Rescue agar evakuasi dan rehabilitasi

dapat berjalan sinergis dan tepat guna

3 BNPB dan BPBD

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (disingkat BNPB) adalah

sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas membantu

Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu serta

melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum pada

saat dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan kesiapsiagaan

penanganan darurat dan pemulihan Kontribusi BNPB sangat dibutuhkan pada

pengimplementasian SARS khususnya sebagai mitra pembagian job description

saat penanganan bencana Yakni mengkoordinasikan penanganan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh (Pasal 13 UU RI No 24 Tahun2007) untuk

korban manusia dan memberikan komando untuk memerintahkan sektorlembaga

(pasal 50h UU RI No 24 Tahun 2007) untuk penanganan ternak para korban

bencana kepada tim Livestock Rescue Yang dilakukan sejak pra bencana yakni

pada status wilayah Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya

disingkat BPBD adalah badan pemerintah daerah yang melakukan

penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah (PP RI No 21 Tahun 2008)

4 Peternak

Peran peternak adalah ikut berpartisipasi dalam implementasi SARS

khususnya sebagai tim pelaksana perawatan nutrisi ternak dibawah bimbingan

dan pengawasan dokter hewan yang bertugas PSDM peternak bisa terdiri dari

relawan warga yang terbebas bencana namun diutamakan relawan yang telah

memiliki bekal studi program peternakan maupun pihak-pihak yang memiliki

pengalaman beternak

5 Masyarakat wilayah bencana

8

Peran masyarakat korban bencana sebagai pemilik ternak adalah

memberikan persetujuan dukungan dan kepercayaan terhadap tim Livesock

Rescue untuk mengimplementasikan penanganan ternak saat pra hingga

pascabencana melalui metode SARS Sehingga aset perekonomian mereka dapat

terjaga dan terawat dengan baik oleh pihak Livestock Rescue di bawah

pengawasan dari dokter hewan yang bertugas dan tanggung jawab dari BNPB

sesuai dengan fungsinya untuk mengevaluasi dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana daerah (pasal 22 ayat 1c UU RI No 24 Tahun 2007)

selain itu masyarakat yang berada diwilayah aktif bencana nantinya akan

membantu dalam proses evakuasi dan perawatan ternak selama bencana alam

terjadi

Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk

Memgimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang

Diharapkan Dapat Tercapai

Secara garis besar metode SARS (System of Animal Rescue) sistem

evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia pra hingga pasca bencana meliputi

1 Pembentukan tim khusus Livestock Rescue (LR) Tim khusus Livestock

Rescue bertugas melakukan berbagai upaya penyelamatan dan penanganan

ternak yang terdiri dari beberapa tahap

a Tahap pertama adalah tahap yang dilakukan pra bencana Pada tahap ini

dilakukan persiapan pra penyelamatan ternak berupa pendataan yang

meliputi data pemilik jumlah ternak identifikasi ternak (misal ear tag

tatooing) pembuatan surat perjanjian antara peternak dengan pihak

Livestock Rescue observasi lokasi penanganan ternak observasi jumlah

pakan yang dibutuhkan SDM dan jumlah dokter hewan yang dibutuhkan

dan jumlah kendaraan yang di butuhkan saat evakuasi Pada tahap

persiapan ini pihak Livestock Rescue akan bekerjasama dengan

perusahaan pakan ternak Comfeed Phokpand dll Kerjasama dengan

perusahaan pakan ternak ini adalah untuk penyediaan pakan ternak pada

saat hewan berada di penampungan Karena saat terjadi bencana

pencarian pakan di daerah sekitar bencana sangat susah oleh karena itu

dibutuhkan kerjasama dengan perusahaan pakan ternak Surat perjanjian

antara peternak dengan pihak Livestock Rescue yang telah dibuat

bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya protes pemilik ternak terkait

hewan ternak mereka (misal meliputi kualitas dan kuantitas) Pada saat

pembuatan surat perjanjian tim Livestock Rescue akan menggandeng

mantri hewan setempat yang sudah dipercaya oleh masyarakat Hal ini

dilakukan agar masyarakat percaya terhadap program SARS ini kemudian

mau untuk menyerahkan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan

kerjasama dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat

Kerjasama dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi

ketika BMKG mendeteksi adanya gejala bencana tim Livestock Rescue

9

segera melakukan tahap persiapanpra penyelamatan tersebut guna

mengurangi angka kematian ternak Selain itu pada tahap persiapan ini

juga dilakukan penggalangan dana dengan mencari donatur Sasaran

donatur adalah perseorangan perusahaan pemerintah media massa

(televisi radio koran dll) Berdasarkan penglaman bencana-bencana

sebelumnya jumlah ternak yang ada di sekitar bencana jumlahnya tidak

sedikit oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk proses

evakuasi dll

b Tahap kedua adalah tahap yang dilakukan saat bencana Tahap ini

terdiri dari 2 pelaksanaan yaitu evakuasi dan rehabilitasi Pada tahap

evakuasi dilaksanakan pembagian job description kepada tim pelaksana di

lapangan yang meliputi penyelamatan ternak penghimpunan ternak dan

transportasi pengangkutan ternak dari tempat bencana menuju tempat

penampungan ternak Sedangkan pada tahap rehabilitasi dilaksanakan

pemisahan ternak berdasarkan jenisnya (misal kambing dengan kambing

domba dengan domba sapi dengan sapi dll) pendataan ulang berdasarkan

identifikasi ternak pengecekan kesehatan oleh dokter hewan penanganan

hewan yang sakit (bagi hewan yang sakit dipisahkan ke kandang

karantina) terapi bagi hewan-hewan yang mengalami trauma psikis

program perawatan ternak selama bencana (misal pemberian

pakanfeeding medicine intake pada hewan yang sakit dan pemberian

vitamin)

Berdasarkan pengalaman bencana-bencana alam yang terjadi

sebelumnya penyediaan air bersih di daerah bencana sangat kurang

Akses untuk mendapatkan air bersih juga susah karena banyak sumber

mata air yang tertutup lahar panas atau terkena abu vulkanik Untuk

mengantisipasi hal ini tim Livestock Rescue akan memaksimalkan

penggunaan air kotor atau keruh yang ada di sekitar bencana Tim

Livestock Rescue akan melakukan penyaringan terhadap air kotor atau

keruh yang berada di sekitar bencana Teknik penyaringan yang digunakan

sederhana yaitu dengan kapas batu pasir kerikil dan tawas Air bersih

ini nantinya akan memudahkan tim untuk kebutuhan ternak seperti

minum dsb Selain itu kotoran yang berada di tempat penampungan juga

diberi mikroba khusus untuk menghilangkan bau tidak sedap agar tidak

mencemari tempat pengungsian yang berada di dekat tempat

penampungan ternak Kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak

dikumpulkan dan ditampung Kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan untuk

biogas atau dijual kepada warga

Pada tahap rehabilitasi dilaksanakan di tempat penampungan

khusus yang disediakan khusus untuk hewan Lokasi penampungan hewan

ini berada tidak terlalu jauh dari tempat penampungan manusia Hal ini

dilakukan agar pemilik ternak dapat dengan mudah mengunjungi dan

mengontrol hewan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama

dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama

dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi ketika

BMKG menginformasikan bahwa bencana sudah masuk tahap bdquoawas‟

maka tim Livestock Rescue segera melakukan tahap evakuasi tersebut

untuk mengurangi angka kematian ternak

10

c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap

ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah

memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa

administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan

pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan

pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya

Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan

Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi

penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa

bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera

melakukan proses pengembalian ternak kepada warga

2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti

pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana

perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll

3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif

Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam

menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan

tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa

bumi gunung meletus banjir tsunami dll

KESIMPULAN

Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk

kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana

alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya

potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan

sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan

keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai

dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)

2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan

hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan

masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni

penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana

3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini

pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif

penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan

bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif

pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran

evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir

tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam

11

Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya

SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan

SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of

Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang

dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk

mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan

konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat

keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran

penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals

Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur

2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka

diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap

Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai

dengan konsep yang telah dicanangkan

3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan

dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam

merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan

kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi

bencana

Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat

penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi

masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan

tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau

mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya

2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai

metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak

positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat

meningkatkan efisiensi kinerja BNPB

12

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan

httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-

rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret

2011

Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia

httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian

+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011

Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-

ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada

hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011

BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses

pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011

Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-

fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu

tanggal 6 Maret 2011

Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana

httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-

apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-

terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek

Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7

Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi

wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf

Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan

Bencana

PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan

Bencana

PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan

Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana

Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak

Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp

id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011

Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-

standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml

Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa

httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-

dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27

Februari 2011

Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi

Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-

rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia

jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf

13

Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi

httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan

Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011

UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi

Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm

Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Page 2: Gagasan Dan Kesimpulan Sars

2

Potensi Hewan Ternak sebagai Mata Pencaharian Sebagian Besar Masyarakat

Indonesia

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di

Asia tenggara (Badan Pusat Statistik 2010) Potensi jumlah penduduk yang

banyak ini mengharuskan pemerintah untuk mencukupi kebutuhan hidup yang

memadai bagi masyarakat Salah satu mata pencaharian andalan masyarakat

Indonesia adalah beternak plusmn70 masyarakat Indonesia bermatapencaharian di

bidang pertanian yang tidak bisa terlepas dari usaha peternakan khususnya sapi

(Request artikel 2010)

Berdasarkan data yang didapat dari Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan - Kementerian Pertanian Republik Indonesia populasi sapi

potong mencapai 14231 juta ekor (dengan pertumbuhan ratarata 27 per tahun)

dan produksi daging 4204 ribu ton (pertumbuhan rata-rata 792 per tahun)

Dan populasi sapi perah mencapai 613554 ribu ekor (pertumbuhan ratarata 928

pertahun) dan produksi susu mencapai 129 juta ton (pertumbuhan ratarata 155

per tahun) (Request artikel 2010)

Gambar 1 Grafik Pertumbuhan Ternak di Indonesia

(Sumberhttpwwwgooglecoidimglandingq=tabel+hewan+ternak+indon

esiaamp)

Usaha peternakan yang dimiliki oleh Indonesia memiliki potensi yang luar

biasa bagi masyarakat Hasil peternakan di Indonesia umumnya digunakan untuk

kebutuhan utama bagi pangan masyarakat seperti daging susu dan telur Selain

itu hasil peternakan yang lain seperti kulit dapat digunakan untuk kerajinan

Kemudian pemanfaatan kotoran hewan sebagai alternatif bahan bakar yakni

sebagai biogas Dari data statistik 2009 dengan komposisi potensi 13 juta sapi

ternak dan perah serta 28 juta kambing domba dan kerbau Indonesia memiliki

potensi biogas yang besar (Bagus2011)

3

Pengaruh Bencana Alam Terhadap Peternakan di Indonesia

Bencana alam yang terjadi di Indonesia menyebabkan kerugian yang besar

di sektor peternakan (BNPB 2010) Salah satu contoh yang relevan adalah Erupsi

Gunung Merapi yang merugikan sektor peternakan di Kabupaten Sleman Daerah

Istimewa Yogyakarta sekitar Rp149 miliar Kerugian sebesar itu belum termasuk

yang dialami peternak jika dihitung dengan kandang ternak yang juga luluh lantak

akibat diterjang awan panas Merapi (Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian

dan Kehutanan Kabupaten Sleman Suwandi Azis 2010) Kerugian terbesar

dialami peternakan sapi khsususnya sapi perah khususnya di Kecamatan

Cangkringan yang sebagian besar wilayahnya mengalami kerusakan parah akibat

awan panas maupun lahar panas Gunung Merapi (Antara 2010) Selain itu

Berdasarkan data yang diperoleh dari Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian

Provinsi DIY jumlah ternak yang mati akibat bencana alam letusan gunung

merapi November 2010 jumlah ternak yang mati berjumlah 2079 ekor Dimana

sapi perah tercatat 1780 ekor 119 sapi potong kambing dan domba tercatat 180

ekor Data yang diperoleh tersebut belum termasuk yang berada di daerah lain di

Jawa Tengah yang juga terkena bencana seperti Magelang Boyolali dan Klaten

Terkait musibah Merapi amuk wedhus gembel begitu dahsyat yang dirasakan

tidak hanya di desa-desa persis di kaki Merapi tetapi debunya pun juga sampai di

wilayah Puncak Bogor dan Sukabumi Jawa Barat Dampak Merapi juga dirasakan

ternak yang dipelihara masyarakat di lereng Merapi seperti di Kecamatan

Cangkringan dan Pakem Tercatat jumlah ayam petelur yang terdampak musibah

merapi mencapai 1432500 ekor dan broiler sejumlah 178 ribu ekor sehingga

totalnya lebih dari 16 juta ekor Populasinya tersebar pada KRB (Kawasan

Rawan Bencana) III hingga KRB I yang beradius 15-20 km dari puncak Merapi

Dampak yang dialami bermacam-macam dari ayam hangus terbakar kandangnya

musnah tidak bisa memberi pakan pekerjanya mengungsi harus membeli genset

karena listrik padam hingga penurunan produksi dari 30 sampai di atas 50

persen (Poultry Indonesia 2010)

Tujuan Penulisan

1 Untuk menghasilkan sebuah system aplikatif penyelamatan dan

penanganan ternak sejak pra bencana saat bencana pasca bencana

2 Untuk mengetahui dampak system penyelamatan dan penanganan ternak

terhadap resiko kematian ternak korban bencana alam

Manfaat Penulisan

1 Sebagai solusi atas permasalahan tingginya angka kematian manusia dan

ternak yang menjadi korban bencana alam

2 Sebagai referensi system penyelamatan dan penanganan ternak sejak pra

bencana saat bencana pasca bencana

4

3 Sebagai inovasi terbaru system penyelamatan dan penanganan ternak pra

bencana saat bencana dan pasca bencana

GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

Bencana alam yang terjadi di Indonesia

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh

faktor alam danatau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan

timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan

dampak psikologis (UU RI 242007) Sedangkan bencana alam merupakan

peristiwa kejadian fenomena alamiah yang disebabkan oleh proses geologi dan

mengakibatkan terjadinya kerusakan alam kerugian harta benda serta jatuhnya

korban jiwa Bencana Alam Geologi ini dapat disebabkan oleh berbagai

penyebab yaitu Gempa Bumi (Earthquake) Tsunami (Tsunamis) Letusan

Gunung api (Vulcanic Eruptions) dan Gerakan Tanah (Mass Movement)

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

tahun 2008 110 dari 456 kabupaten atau kota di Indonesia termasuk

berkerawanan tinggi gunung api Luar biasa hampir 25 persen daerah

kabupatenkota di negara ini dalam situasi dan kondisi terancam aktifitas gunung

api Hal ini disebabkan karena dari tujuh lempeng tektonik tiga diantaranya

berada di Indonesia Pertemuan antara ketiga lempeng tektonik tersebut

menimbulkan zona retakan yang menjadi tempat keluarnya magma dari dalam

bumi dan membentuk gunung berapi Menurut Katili dan Siswowidjojo (1994)

para pakar kebumian sedikitnya telah mencatat kurang lebih 400 gunung berapi

Kuater yang tersebar di Sumatra Jawa Bali Nusatenggara Sulawesi Utara

Halmahera dan Laut Banda Dari 400 gunung api tersebut 129 diantaranya masih

aktif Menurut Tomascik dkk (1997) dari 800 gunung api aktif di dunia 75

diantaranya atau pada The Ring of Fire yang melintasi wilayah Indonesia

Gambar 2 Peta Daerah Rawan Bencana

5

(Sumberhttppibatdmrcorgcontentpedoman-penanggulangan-letusan

gunungapi )

Selain itu bencana alam yang terjadi di Indonesia juga disebabkan karena

berbagai aktivitas yang dilakukan manusia dengan tidak mengindahkan aspek

kelestarian lingkungan dapat mengakibatkan terjadinya banyak daerah rawan

bencana seperti banjir kekeringan tanah longsor dan kebakaran hutan (Jerri

Indrawan 2011) Akibat dari bencana alam tersebut tidak hanya jiwa manusia

saja tetapi juga harta benda hewan ternak serta sarana dan prasarana di wilayah

terjadinya bencana alam

Penyelamatan Ternak Ruminansia saat Terjadi Bencana Alam

Upaya penyelamatan ternak saat terjadi bencana alam selama ini kurang

mendapat perhatian khusus dari pemerintah (Bambang Unjianto 2010) Hal ini

disebakan karena belum adanya prosedur baku yang diberlakukan secara resmi

bagi pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan bencana Sehingga pada

saat terjadi bencana alam seringkali ternak kurang mendapatkan perhatian untuk

diselamatkan Akibatnya kerugian yang dialami oleh penduduk di daerah bencana

juga semakin bertambah

Jalan keluar yang selama ini ditawarkan oleh pemerintah hanya sebatas

pemberian uang ganti rugi yang jumlahnya tidak seberapa Selain kerugian dari

segi ekonomi bencana alam juga mengakibatkan berkurangnya jumlah ternak di

wilayah tersebut Jika hal ini terus terjadi maka semakin lama jumlah ternak di

Indonesia akan semakin sedikit mengingat potensi bencana alam di Indonesia

yang sangat besar sekali Oleh karena itu penting sekali dibuat suatu prosedur dan

metode penyelamatan ternak yang terorganisir pada saat bencana alam terjadi

sehingga resiko terjadinya kepunahan ternak di Indonesia bisa di hindari

Solusi yang Pernah Ditawarkan

Sebuah sistem penyelamatan dan penanganan ternak korban bencana

melalui koordinasi pihak-pihak terkait memang pernah diwacakan sebelumnya

oleh Pemerintah namun sampai saat ini hal ini belum juga terlaksana Perhatian

Pemerintah terhadap penanganan ternak dirasa sangat kurang selama ini perhatian

Pemerintah hanya difokuskan terhadap penyelamatan manusia Di wilayah saat

terjadi bencana pemerintah daerah masih belum memikirkan tentang ganti rugi

ternak sapi warga Pemda masih konsentrasi terhadap tanggap darurat

(Tom2010) Sekalipun ada perhatian terhadap ternak orientasi pemerintah adalah

penggantian sapi Harga yang dipatok oleh Pemerintah dalam penggantian hewan

ternak antara lain pedet Rp 5 juta sapi dara 7 juta sapi dara bunting 9 juta sapi

laktasi yang sedang diperah 10 juta Sementara harga sapi potong berdasarkan

bobot badan Rp 22000kg untuk jantan dan Rp 20000kg untuk betina tidak

6

produktif Namun hal ini sangat merugikan pihak peternak karena peternak pada

umumnya menjual ternak mereka diatas harga ganti Pemerintah (Pusda

Tinhumas 2010)

Selain itu sistem penyelamatan dan penanganan berupa evakuasi

ternak saat bencana telah banyak dilakukan oleh komunitas pecinta satwa di

seluruh Indonesia Fakultas Kedokteran Hewan di daerah sekitar bencana Satuan

Tugas Tanggap Bencana daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dll Namun karena kurangnya koordinasi dan persiapan angka kematian

ternak tetap saja tinggi

Kemudian Asosiasi Epidemologi Veteriner Indonesia (AEVI) juga

akan membentuk prosedur tetap (protap) pada penanggulangan ternak di daerah

rawan bencana Namun hal ini masih berupa wacana dan belum terealisasi secara

nyata

SARS (System of Animal ReScue) sebagai inovasi sistem evakuasi dan

rehabilitasi ternak ruminansia korban bencana alam

Agar ternak milik penduduk di wilayah bencana tidak terkena dampak dari

bencana alam maka inovasi sistem evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia

korban bencana alam SARS (Sistem of Animal ReScue) harus mampu

menanamkan bahwa pelaksanaan program ini memiliki peranan penting dalam

penyelamatan ternak yang berada di sekitar bencana Dalam kode etik

Kedokteran Hewan seorang dokter hewan harus mampu mengutamakan

kesehatan dan keselamatan dari seorang hewan dalam kondisi apapun karena

ruang lingkup profesi dokter hewan adalah kesehatan seluruh satwa baik hewan

darat maupun hewan akuatik SARS (System of Animal Rescue) merupakan

inovasi aplikatif system evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia yang menjadi

korban bencana alam yang dimulai sejak pra saat dan pasca bencana Program

ini bertujuan untuk menanggulangi banyaknya ternak yang mati akibat bencana

alam melalui pembentukan tim khusus dalam evakuasi ternak Selain itu program

ini juga memaksimalkan dan mengkoordinasikan pihak-pihak yang sekiranya

dapat membantu dalam pencegahan ternak yang mati karena menjadi korban dan

pengevakuasian ternak seperti BMKG BNPB Dinas Pertanian setempat Fakultas

Kedokteran Hewan di sekitar bencana maupun komunitas pecinta satwa yang

tersebar diseluruh Indonesia Program ini diharapkan dapat mengurangi jumlah

korban manusia dan ternak yang mati akibat bencana alam Selain itu dapat

mengurangi beban kerugian materi maupun psikis yang dialamai warga pasca

bencana

7

Pihak yang Dapat Mengimplementasikan SARS (System of Animal Rescue)

Agar sistem penyelamatan dan penanganan ternak pra hingga pasca

bencana SARS (System of Animal Rescue) dapat terealisasikan maka pihak-

pihak yang dapat membantu mengimplementasikan antara lain

1 Dokter Hewan

Peran dari seorang dokter hewan dalam mengimplementasikan SARS

(System of Animal Rescue) sangatlah penting Peran dari seorang dokter hewan

adalah mengontrol kesehatan ternak Terjadinya bencana dapat membuat

kesehatan fisik dan psikis ternak terganggu Dalam hal ini seorang dokter hewan

juga harus mampu menangani ternak yang sakit dengan memberikan obat dan

terapi bagi ternak yang mengalami trauma psikis Selain itu dokter hewan juga

bertanggung jawab untuk merancang kebutuhan nutrisi para ternak (feed intake)

dan konsumsi vitamin atau obat (medicine intake) sehingga kesehatan fisik dan

psikis ternak terjaga dengan baik selama periode evakuasi dan rehabilitasi

2 BMKG

Peran penting dari BMKG dalam implementasi SARS (System of Animal

Rescue) adalah berupa update and share informasi Yakni BMKG harus

senantiasa memantau kondisi bencana dan terus melaporkan setiap

perkembangannya kepada tim Livestock Rescue agar evakuasi dan rehabilitasi

dapat berjalan sinergis dan tepat guna

3 BNPB dan BPBD

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (disingkat BNPB) adalah

sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas membantu

Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu serta

melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum pada

saat dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan kesiapsiagaan

penanganan darurat dan pemulihan Kontribusi BNPB sangat dibutuhkan pada

pengimplementasian SARS khususnya sebagai mitra pembagian job description

saat penanganan bencana Yakni mengkoordinasikan penanganan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh (Pasal 13 UU RI No 24 Tahun2007) untuk

korban manusia dan memberikan komando untuk memerintahkan sektorlembaga

(pasal 50h UU RI No 24 Tahun 2007) untuk penanganan ternak para korban

bencana kepada tim Livestock Rescue Yang dilakukan sejak pra bencana yakni

pada status wilayah Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya

disingkat BPBD adalah badan pemerintah daerah yang melakukan

penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah (PP RI No 21 Tahun 2008)

4 Peternak

Peran peternak adalah ikut berpartisipasi dalam implementasi SARS

khususnya sebagai tim pelaksana perawatan nutrisi ternak dibawah bimbingan

dan pengawasan dokter hewan yang bertugas PSDM peternak bisa terdiri dari

relawan warga yang terbebas bencana namun diutamakan relawan yang telah

memiliki bekal studi program peternakan maupun pihak-pihak yang memiliki

pengalaman beternak

5 Masyarakat wilayah bencana

8

Peran masyarakat korban bencana sebagai pemilik ternak adalah

memberikan persetujuan dukungan dan kepercayaan terhadap tim Livesock

Rescue untuk mengimplementasikan penanganan ternak saat pra hingga

pascabencana melalui metode SARS Sehingga aset perekonomian mereka dapat

terjaga dan terawat dengan baik oleh pihak Livestock Rescue di bawah

pengawasan dari dokter hewan yang bertugas dan tanggung jawab dari BNPB

sesuai dengan fungsinya untuk mengevaluasi dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana daerah (pasal 22 ayat 1c UU RI No 24 Tahun 2007)

selain itu masyarakat yang berada diwilayah aktif bencana nantinya akan

membantu dalam proses evakuasi dan perawatan ternak selama bencana alam

terjadi

Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk

Memgimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang

Diharapkan Dapat Tercapai

Secara garis besar metode SARS (System of Animal Rescue) sistem

evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia pra hingga pasca bencana meliputi

1 Pembentukan tim khusus Livestock Rescue (LR) Tim khusus Livestock

Rescue bertugas melakukan berbagai upaya penyelamatan dan penanganan

ternak yang terdiri dari beberapa tahap

a Tahap pertama adalah tahap yang dilakukan pra bencana Pada tahap ini

dilakukan persiapan pra penyelamatan ternak berupa pendataan yang

meliputi data pemilik jumlah ternak identifikasi ternak (misal ear tag

tatooing) pembuatan surat perjanjian antara peternak dengan pihak

Livestock Rescue observasi lokasi penanganan ternak observasi jumlah

pakan yang dibutuhkan SDM dan jumlah dokter hewan yang dibutuhkan

dan jumlah kendaraan yang di butuhkan saat evakuasi Pada tahap

persiapan ini pihak Livestock Rescue akan bekerjasama dengan

perusahaan pakan ternak Comfeed Phokpand dll Kerjasama dengan

perusahaan pakan ternak ini adalah untuk penyediaan pakan ternak pada

saat hewan berada di penampungan Karena saat terjadi bencana

pencarian pakan di daerah sekitar bencana sangat susah oleh karena itu

dibutuhkan kerjasama dengan perusahaan pakan ternak Surat perjanjian

antara peternak dengan pihak Livestock Rescue yang telah dibuat

bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya protes pemilik ternak terkait

hewan ternak mereka (misal meliputi kualitas dan kuantitas) Pada saat

pembuatan surat perjanjian tim Livestock Rescue akan menggandeng

mantri hewan setempat yang sudah dipercaya oleh masyarakat Hal ini

dilakukan agar masyarakat percaya terhadap program SARS ini kemudian

mau untuk menyerahkan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan

kerjasama dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat

Kerjasama dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi

ketika BMKG mendeteksi adanya gejala bencana tim Livestock Rescue

9

segera melakukan tahap persiapanpra penyelamatan tersebut guna

mengurangi angka kematian ternak Selain itu pada tahap persiapan ini

juga dilakukan penggalangan dana dengan mencari donatur Sasaran

donatur adalah perseorangan perusahaan pemerintah media massa

(televisi radio koran dll) Berdasarkan penglaman bencana-bencana

sebelumnya jumlah ternak yang ada di sekitar bencana jumlahnya tidak

sedikit oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk proses

evakuasi dll

b Tahap kedua adalah tahap yang dilakukan saat bencana Tahap ini

terdiri dari 2 pelaksanaan yaitu evakuasi dan rehabilitasi Pada tahap

evakuasi dilaksanakan pembagian job description kepada tim pelaksana di

lapangan yang meliputi penyelamatan ternak penghimpunan ternak dan

transportasi pengangkutan ternak dari tempat bencana menuju tempat

penampungan ternak Sedangkan pada tahap rehabilitasi dilaksanakan

pemisahan ternak berdasarkan jenisnya (misal kambing dengan kambing

domba dengan domba sapi dengan sapi dll) pendataan ulang berdasarkan

identifikasi ternak pengecekan kesehatan oleh dokter hewan penanganan

hewan yang sakit (bagi hewan yang sakit dipisahkan ke kandang

karantina) terapi bagi hewan-hewan yang mengalami trauma psikis

program perawatan ternak selama bencana (misal pemberian

pakanfeeding medicine intake pada hewan yang sakit dan pemberian

vitamin)

Berdasarkan pengalaman bencana-bencana alam yang terjadi

sebelumnya penyediaan air bersih di daerah bencana sangat kurang

Akses untuk mendapatkan air bersih juga susah karena banyak sumber

mata air yang tertutup lahar panas atau terkena abu vulkanik Untuk

mengantisipasi hal ini tim Livestock Rescue akan memaksimalkan

penggunaan air kotor atau keruh yang ada di sekitar bencana Tim

Livestock Rescue akan melakukan penyaringan terhadap air kotor atau

keruh yang berada di sekitar bencana Teknik penyaringan yang digunakan

sederhana yaitu dengan kapas batu pasir kerikil dan tawas Air bersih

ini nantinya akan memudahkan tim untuk kebutuhan ternak seperti

minum dsb Selain itu kotoran yang berada di tempat penampungan juga

diberi mikroba khusus untuk menghilangkan bau tidak sedap agar tidak

mencemari tempat pengungsian yang berada di dekat tempat

penampungan ternak Kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak

dikumpulkan dan ditampung Kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan untuk

biogas atau dijual kepada warga

Pada tahap rehabilitasi dilaksanakan di tempat penampungan

khusus yang disediakan khusus untuk hewan Lokasi penampungan hewan

ini berada tidak terlalu jauh dari tempat penampungan manusia Hal ini

dilakukan agar pemilik ternak dapat dengan mudah mengunjungi dan

mengontrol hewan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama

dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama

dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi ketika

BMKG menginformasikan bahwa bencana sudah masuk tahap bdquoawas‟

maka tim Livestock Rescue segera melakukan tahap evakuasi tersebut

untuk mengurangi angka kematian ternak

10

c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap

ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah

memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa

administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan

pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan

pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya

Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan

Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi

penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa

bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera

melakukan proses pengembalian ternak kepada warga

2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti

pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana

perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll

3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif

Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam

menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan

tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa

bumi gunung meletus banjir tsunami dll

KESIMPULAN

Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk

kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana

alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya

potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan

sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan

keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai

dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)

2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan

hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan

masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni

penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana

3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini

pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif

penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan

bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif

pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran

evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir

tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam

11

Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya

SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan

SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of

Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang

dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk

mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan

konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat

keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran

penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals

Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur

2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka

diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap

Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai

dengan konsep yang telah dicanangkan

3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan

dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam

merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan

kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi

bencana

Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat

penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi

masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan

tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau

mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya

2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai

metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak

positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat

meningkatkan efisiensi kinerja BNPB

12

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan

httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-

rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret

2011

Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia

httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian

+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011

Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-

ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada

hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011

BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses

pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011

Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-

fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu

tanggal 6 Maret 2011

Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana

httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-

apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-

terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek

Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7

Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi

wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf

Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan

Bencana

PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan

Bencana

PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan

Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana

Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak

Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp

id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011

Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-

standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml

Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa

httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-

dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27

Februari 2011

Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi

Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-

rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia

jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf

13

Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi

httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan

Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011

UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi

Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm

Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Page 3: Gagasan Dan Kesimpulan Sars

3

Pengaruh Bencana Alam Terhadap Peternakan di Indonesia

Bencana alam yang terjadi di Indonesia menyebabkan kerugian yang besar

di sektor peternakan (BNPB 2010) Salah satu contoh yang relevan adalah Erupsi

Gunung Merapi yang merugikan sektor peternakan di Kabupaten Sleman Daerah

Istimewa Yogyakarta sekitar Rp149 miliar Kerugian sebesar itu belum termasuk

yang dialami peternak jika dihitung dengan kandang ternak yang juga luluh lantak

akibat diterjang awan panas Merapi (Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian

dan Kehutanan Kabupaten Sleman Suwandi Azis 2010) Kerugian terbesar

dialami peternakan sapi khsususnya sapi perah khususnya di Kecamatan

Cangkringan yang sebagian besar wilayahnya mengalami kerusakan parah akibat

awan panas maupun lahar panas Gunung Merapi (Antara 2010) Selain itu

Berdasarkan data yang diperoleh dari Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian

Provinsi DIY jumlah ternak yang mati akibat bencana alam letusan gunung

merapi November 2010 jumlah ternak yang mati berjumlah 2079 ekor Dimana

sapi perah tercatat 1780 ekor 119 sapi potong kambing dan domba tercatat 180

ekor Data yang diperoleh tersebut belum termasuk yang berada di daerah lain di

Jawa Tengah yang juga terkena bencana seperti Magelang Boyolali dan Klaten

Terkait musibah Merapi amuk wedhus gembel begitu dahsyat yang dirasakan

tidak hanya di desa-desa persis di kaki Merapi tetapi debunya pun juga sampai di

wilayah Puncak Bogor dan Sukabumi Jawa Barat Dampak Merapi juga dirasakan

ternak yang dipelihara masyarakat di lereng Merapi seperti di Kecamatan

Cangkringan dan Pakem Tercatat jumlah ayam petelur yang terdampak musibah

merapi mencapai 1432500 ekor dan broiler sejumlah 178 ribu ekor sehingga

totalnya lebih dari 16 juta ekor Populasinya tersebar pada KRB (Kawasan

Rawan Bencana) III hingga KRB I yang beradius 15-20 km dari puncak Merapi

Dampak yang dialami bermacam-macam dari ayam hangus terbakar kandangnya

musnah tidak bisa memberi pakan pekerjanya mengungsi harus membeli genset

karena listrik padam hingga penurunan produksi dari 30 sampai di atas 50

persen (Poultry Indonesia 2010)

Tujuan Penulisan

1 Untuk menghasilkan sebuah system aplikatif penyelamatan dan

penanganan ternak sejak pra bencana saat bencana pasca bencana

2 Untuk mengetahui dampak system penyelamatan dan penanganan ternak

terhadap resiko kematian ternak korban bencana alam

Manfaat Penulisan

1 Sebagai solusi atas permasalahan tingginya angka kematian manusia dan

ternak yang menjadi korban bencana alam

2 Sebagai referensi system penyelamatan dan penanganan ternak sejak pra

bencana saat bencana pasca bencana

4

3 Sebagai inovasi terbaru system penyelamatan dan penanganan ternak pra

bencana saat bencana dan pasca bencana

GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

Bencana alam yang terjadi di Indonesia

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh

faktor alam danatau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan

timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan

dampak psikologis (UU RI 242007) Sedangkan bencana alam merupakan

peristiwa kejadian fenomena alamiah yang disebabkan oleh proses geologi dan

mengakibatkan terjadinya kerusakan alam kerugian harta benda serta jatuhnya

korban jiwa Bencana Alam Geologi ini dapat disebabkan oleh berbagai

penyebab yaitu Gempa Bumi (Earthquake) Tsunami (Tsunamis) Letusan

Gunung api (Vulcanic Eruptions) dan Gerakan Tanah (Mass Movement)

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

tahun 2008 110 dari 456 kabupaten atau kota di Indonesia termasuk

berkerawanan tinggi gunung api Luar biasa hampir 25 persen daerah

kabupatenkota di negara ini dalam situasi dan kondisi terancam aktifitas gunung

api Hal ini disebabkan karena dari tujuh lempeng tektonik tiga diantaranya

berada di Indonesia Pertemuan antara ketiga lempeng tektonik tersebut

menimbulkan zona retakan yang menjadi tempat keluarnya magma dari dalam

bumi dan membentuk gunung berapi Menurut Katili dan Siswowidjojo (1994)

para pakar kebumian sedikitnya telah mencatat kurang lebih 400 gunung berapi

Kuater yang tersebar di Sumatra Jawa Bali Nusatenggara Sulawesi Utara

Halmahera dan Laut Banda Dari 400 gunung api tersebut 129 diantaranya masih

aktif Menurut Tomascik dkk (1997) dari 800 gunung api aktif di dunia 75

diantaranya atau pada The Ring of Fire yang melintasi wilayah Indonesia

Gambar 2 Peta Daerah Rawan Bencana

5

(Sumberhttppibatdmrcorgcontentpedoman-penanggulangan-letusan

gunungapi )

Selain itu bencana alam yang terjadi di Indonesia juga disebabkan karena

berbagai aktivitas yang dilakukan manusia dengan tidak mengindahkan aspek

kelestarian lingkungan dapat mengakibatkan terjadinya banyak daerah rawan

bencana seperti banjir kekeringan tanah longsor dan kebakaran hutan (Jerri

Indrawan 2011) Akibat dari bencana alam tersebut tidak hanya jiwa manusia

saja tetapi juga harta benda hewan ternak serta sarana dan prasarana di wilayah

terjadinya bencana alam

Penyelamatan Ternak Ruminansia saat Terjadi Bencana Alam

Upaya penyelamatan ternak saat terjadi bencana alam selama ini kurang

mendapat perhatian khusus dari pemerintah (Bambang Unjianto 2010) Hal ini

disebakan karena belum adanya prosedur baku yang diberlakukan secara resmi

bagi pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan bencana Sehingga pada

saat terjadi bencana alam seringkali ternak kurang mendapatkan perhatian untuk

diselamatkan Akibatnya kerugian yang dialami oleh penduduk di daerah bencana

juga semakin bertambah

Jalan keluar yang selama ini ditawarkan oleh pemerintah hanya sebatas

pemberian uang ganti rugi yang jumlahnya tidak seberapa Selain kerugian dari

segi ekonomi bencana alam juga mengakibatkan berkurangnya jumlah ternak di

wilayah tersebut Jika hal ini terus terjadi maka semakin lama jumlah ternak di

Indonesia akan semakin sedikit mengingat potensi bencana alam di Indonesia

yang sangat besar sekali Oleh karena itu penting sekali dibuat suatu prosedur dan

metode penyelamatan ternak yang terorganisir pada saat bencana alam terjadi

sehingga resiko terjadinya kepunahan ternak di Indonesia bisa di hindari

Solusi yang Pernah Ditawarkan

Sebuah sistem penyelamatan dan penanganan ternak korban bencana

melalui koordinasi pihak-pihak terkait memang pernah diwacakan sebelumnya

oleh Pemerintah namun sampai saat ini hal ini belum juga terlaksana Perhatian

Pemerintah terhadap penanganan ternak dirasa sangat kurang selama ini perhatian

Pemerintah hanya difokuskan terhadap penyelamatan manusia Di wilayah saat

terjadi bencana pemerintah daerah masih belum memikirkan tentang ganti rugi

ternak sapi warga Pemda masih konsentrasi terhadap tanggap darurat

(Tom2010) Sekalipun ada perhatian terhadap ternak orientasi pemerintah adalah

penggantian sapi Harga yang dipatok oleh Pemerintah dalam penggantian hewan

ternak antara lain pedet Rp 5 juta sapi dara 7 juta sapi dara bunting 9 juta sapi

laktasi yang sedang diperah 10 juta Sementara harga sapi potong berdasarkan

bobot badan Rp 22000kg untuk jantan dan Rp 20000kg untuk betina tidak

6

produktif Namun hal ini sangat merugikan pihak peternak karena peternak pada

umumnya menjual ternak mereka diatas harga ganti Pemerintah (Pusda

Tinhumas 2010)

Selain itu sistem penyelamatan dan penanganan berupa evakuasi

ternak saat bencana telah banyak dilakukan oleh komunitas pecinta satwa di

seluruh Indonesia Fakultas Kedokteran Hewan di daerah sekitar bencana Satuan

Tugas Tanggap Bencana daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dll Namun karena kurangnya koordinasi dan persiapan angka kematian

ternak tetap saja tinggi

Kemudian Asosiasi Epidemologi Veteriner Indonesia (AEVI) juga

akan membentuk prosedur tetap (protap) pada penanggulangan ternak di daerah

rawan bencana Namun hal ini masih berupa wacana dan belum terealisasi secara

nyata

SARS (System of Animal ReScue) sebagai inovasi sistem evakuasi dan

rehabilitasi ternak ruminansia korban bencana alam

Agar ternak milik penduduk di wilayah bencana tidak terkena dampak dari

bencana alam maka inovasi sistem evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia

korban bencana alam SARS (Sistem of Animal ReScue) harus mampu

menanamkan bahwa pelaksanaan program ini memiliki peranan penting dalam

penyelamatan ternak yang berada di sekitar bencana Dalam kode etik

Kedokteran Hewan seorang dokter hewan harus mampu mengutamakan

kesehatan dan keselamatan dari seorang hewan dalam kondisi apapun karena

ruang lingkup profesi dokter hewan adalah kesehatan seluruh satwa baik hewan

darat maupun hewan akuatik SARS (System of Animal Rescue) merupakan

inovasi aplikatif system evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia yang menjadi

korban bencana alam yang dimulai sejak pra saat dan pasca bencana Program

ini bertujuan untuk menanggulangi banyaknya ternak yang mati akibat bencana

alam melalui pembentukan tim khusus dalam evakuasi ternak Selain itu program

ini juga memaksimalkan dan mengkoordinasikan pihak-pihak yang sekiranya

dapat membantu dalam pencegahan ternak yang mati karena menjadi korban dan

pengevakuasian ternak seperti BMKG BNPB Dinas Pertanian setempat Fakultas

Kedokteran Hewan di sekitar bencana maupun komunitas pecinta satwa yang

tersebar diseluruh Indonesia Program ini diharapkan dapat mengurangi jumlah

korban manusia dan ternak yang mati akibat bencana alam Selain itu dapat

mengurangi beban kerugian materi maupun psikis yang dialamai warga pasca

bencana

7

Pihak yang Dapat Mengimplementasikan SARS (System of Animal Rescue)

Agar sistem penyelamatan dan penanganan ternak pra hingga pasca

bencana SARS (System of Animal Rescue) dapat terealisasikan maka pihak-

pihak yang dapat membantu mengimplementasikan antara lain

1 Dokter Hewan

Peran dari seorang dokter hewan dalam mengimplementasikan SARS

(System of Animal Rescue) sangatlah penting Peran dari seorang dokter hewan

adalah mengontrol kesehatan ternak Terjadinya bencana dapat membuat

kesehatan fisik dan psikis ternak terganggu Dalam hal ini seorang dokter hewan

juga harus mampu menangani ternak yang sakit dengan memberikan obat dan

terapi bagi ternak yang mengalami trauma psikis Selain itu dokter hewan juga

bertanggung jawab untuk merancang kebutuhan nutrisi para ternak (feed intake)

dan konsumsi vitamin atau obat (medicine intake) sehingga kesehatan fisik dan

psikis ternak terjaga dengan baik selama periode evakuasi dan rehabilitasi

2 BMKG

Peran penting dari BMKG dalam implementasi SARS (System of Animal

Rescue) adalah berupa update and share informasi Yakni BMKG harus

senantiasa memantau kondisi bencana dan terus melaporkan setiap

perkembangannya kepada tim Livestock Rescue agar evakuasi dan rehabilitasi

dapat berjalan sinergis dan tepat guna

3 BNPB dan BPBD

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (disingkat BNPB) adalah

sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas membantu

Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu serta

melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum pada

saat dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan kesiapsiagaan

penanganan darurat dan pemulihan Kontribusi BNPB sangat dibutuhkan pada

pengimplementasian SARS khususnya sebagai mitra pembagian job description

saat penanganan bencana Yakni mengkoordinasikan penanganan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh (Pasal 13 UU RI No 24 Tahun2007) untuk

korban manusia dan memberikan komando untuk memerintahkan sektorlembaga

(pasal 50h UU RI No 24 Tahun 2007) untuk penanganan ternak para korban

bencana kepada tim Livestock Rescue Yang dilakukan sejak pra bencana yakni

pada status wilayah Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya

disingkat BPBD adalah badan pemerintah daerah yang melakukan

penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah (PP RI No 21 Tahun 2008)

4 Peternak

Peran peternak adalah ikut berpartisipasi dalam implementasi SARS

khususnya sebagai tim pelaksana perawatan nutrisi ternak dibawah bimbingan

dan pengawasan dokter hewan yang bertugas PSDM peternak bisa terdiri dari

relawan warga yang terbebas bencana namun diutamakan relawan yang telah

memiliki bekal studi program peternakan maupun pihak-pihak yang memiliki

pengalaman beternak

5 Masyarakat wilayah bencana

8

Peran masyarakat korban bencana sebagai pemilik ternak adalah

memberikan persetujuan dukungan dan kepercayaan terhadap tim Livesock

Rescue untuk mengimplementasikan penanganan ternak saat pra hingga

pascabencana melalui metode SARS Sehingga aset perekonomian mereka dapat

terjaga dan terawat dengan baik oleh pihak Livestock Rescue di bawah

pengawasan dari dokter hewan yang bertugas dan tanggung jawab dari BNPB

sesuai dengan fungsinya untuk mengevaluasi dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana daerah (pasal 22 ayat 1c UU RI No 24 Tahun 2007)

selain itu masyarakat yang berada diwilayah aktif bencana nantinya akan

membantu dalam proses evakuasi dan perawatan ternak selama bencana alam

terjadi

Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk

Memgimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang

Diharapkan Dapat Tercapai

Secara garis besar metode SARS (System of Animal Rescue) sistem

evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia pra hingga pasca bencana meliputi

1 Pembentukan tim khusus Livestock Rescue (LR) Tim khusus Livestock

Rescue bertugas melakukan berbagai upaya penyelamatan dan penanganan

ternak yang terdiri dari beberapa tahap

a Tahap pertama adalah tahap yang dilakukan pra bencana Pada tahap ini

dilakukan persiapan pra penyelamatan ternak berupa pendataan yang

meliputi data pemilik jumlah ternak identifikasi ternak (misal ear tag

tatooing) pembuatan surat perjanjian antara peternak dengan pihak

Livestock Rescue observasi lokasi penanganan ternak observasi jumlah

pakan yang dibutuhkan SDM dan jumlah dokter hewan yang dibutuhkan

dan jumlah kendaraan yang di butuhkan saat evakuasi Pada tahap

persiapan ini pihak Livestock Rescue akan bekerjasama dengan

perusahaan pakan ternak Comfeed Phokpand dll Kerjasama dengan

perusahaan pakan ternak ini adalah untuk penyediaan pakan ternak pada

saat hewan berada di penampungan Karena saat terjadi bencana

pencarian pakan di daerah sekitar bencana sangat susah oleh karena itu

dibutuhkan kerjasama dengan perusahaan pakan ternak Surat perjanjian

antara peternak dengan pihak Livestock Rescue yang telah dibuat

bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya protes pemilik ternak terkait

hewan ternak mereka (misal meliputi kualitas dan kuantitas) Pada saat

pembuatan surat perjanjian tim Livestock Rescue akan menggandeng

mantri hewan setempat yang sudah dipercaya oleh masyarakat Hal ini

dilakukan agar masyarakat percaya terhadap program SARS ini kemudian

mau untuk menyerahkan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan

kerjasama dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat

Kerjasama dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi

ketika BMKG mendeteksi adanya gejala bencana tim Livestock Rescue

9

segera melakukan tahap persiapanpra penyelamatan tersebut guna

mengurangi angka kematian ternak Selain itu pada tahap persiapan ini

juga dilakukan penggalangan dana dengan mencari donatur Sasaran

donatur adalah perseorangan perusahaan pemerintah media massa

(televisi radio koran dll) Berdasarkan penglaman bencana-bencana

sebelumnya jumlah ternak yang ada di sekitar bencana jumlahnya tidak

sedikit oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk proses

evakuasi dll

b Tahap kedua adalah tahap yang dilakukan saat bencana Tahap ini

terdiri dari 2 pelaksanaan yaitu evakuasi dan rehabilitasi Pada tahap

evakuasi dilaksanakan pembagian job description kepada tim pelaksana di

lapangan yang meliputi penyelamatan ternak penghimpunan ternak dan

transportasi pengangkutan ternak dari tempat bencana menuju tempat

penampungan ternak Sedangkan pada tahap rehabilitasi dilaksanakan

pemisahan ternak berdasarkan jenisnya (misal kambing dengan kambing

domba dengan domba sapi dengan sapi dll) pendataan ulang berdasarkan

identifikasi ternak pengecekan kesehatan oleh dokter hewan penanganan

hewan yang sakit (bagi hewan yang sakit dipisahkan ke kandang

karantina) terapi bagi hewan-hewan yang mengalami trauma psikis

program perawatan ternak selama bencana (misal pemberian

pakanfeeding medicine intake pada hewan yang sakit dan pemberian

vitamin)

Berdasarkan pengalaman bencana-bencana alam yang terjadi

sebelumnya penyediaan air bersih di daerah bencana sangat kurang

Akses untuk mendapatkan air bersih juga susah karena banyak sumber

mata air yang tertutup lahar panas atau terkena abu vulkanik Untuk

mengantisipasi hal ini tim Livestock Rescue akan memaksimalkan

penggunaan air kotor atau keruh yang ada di sekitar bencana Tim

Livestock Rescue akan melakukan penyaringan terhadap air kotor atau

keruh yang berada di sekitar bencana Teknik penyaringan yang digunakan

sederhana yaitu dengan kapas batu pasir kerikil dan tawas Air bersih

ini nantinya akan memudahkan tim untuk kebutuhan ternak seperti

minum dsb Selain itu kotoran yang berada di tempat penampungan juga

diberi mikroba khusus untuk menghilangkan bau tidak sedap agar tidak

mencemari tempat pengungsian yang berada di dekat tempat

penampungan ternak Kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak

dikumpulkan dan ditampung Kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan untuk

biogas atau dijual kepada warga

Pada tahap rehabilitasi dilaksanakan di tempat penampungan

khusus yang disediakan khusus untuk hewan Lokasi penampungan hewan

ini berada tidak terlalu jauh dari tempat penampungan manusia Hal ini

dilakukan agar pemilik ternak dapat dengan mudah mengunjungi dan

mengontrol hewan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama

dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama

dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi ketika

BMKG menginformasikan bahwa bencana sudah masuk tahap bdquoawas‟

maka tim Livestock Rescue segera melakukan tahap evakuasi tersebut

untuk mengurangi angka kematian ternak

10

c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap

ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah

memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa

administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan

pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan

pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya

Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan

Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi

penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa

bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera

melakukan proses pengembalian ternak kepada warga

2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti

pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana

perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll

3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif

Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam

menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan

tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa

bumi gunung meletus banjir tsunami dll

KESIMPULAN

Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk

kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana

alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya

potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan

sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan

keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai

dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)

2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan

hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan

masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni

penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana

3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini

pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif

penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan

bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif

pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran

evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir

tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam

11

Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya

SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan

SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of

Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang

dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk

mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan

konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat

keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran

penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals

Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur

2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka

diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap

Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai

dengan konsep yang telah dicanangkan

3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan

dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam

merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan

kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi

bencana

Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat

penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi

masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan

tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau

mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya

2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai

metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak

positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat

meningkatkan efisiensi kinerja BNPB

12

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan

httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-

rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret

2011

Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia

httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian

+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011

Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-

ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada

hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011

BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses

pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011

Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-

fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu

tanggal 6 Maret 2011

Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana

httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-

apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-

terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek

Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7

Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi

wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf

Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan

Bencana

PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan

Bencana

PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan

Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana

Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak

Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp

id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011

Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-

standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml

Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa

httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-

dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27

Februari 2011

Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi

Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-

rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia

jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf

13

Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi

httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan

Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011

UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi

Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm

Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Page 4: Gagasan Dan Kesimpulan Sars

4

3 Sebagai inovasi terbaru system penyelamatan dan penanganan ternak pra

bencana saat bencana dan pasca bencana

GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

Bencana alam yang terjadi di Indonesia

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh

faktor alam danatau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan

timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan

dampak psikologis (UU RI 242007) Sedangkan bencana alam merupakan

peristiwa kejadian fenomena alamiah yang disebabkan oleh proses geologi dan

mengakibatkan terjadinya kerusakan alam kerugian harta benda serta jatuhnya

korban jiwa Bencana Alam Geologi ini dapat disebabkan oleh berbagai

penyebab yaitu Gempa Bumi (Earthquake) Tsunami (Tsunamis) Letusan

Gunung api (Vulcanic Eruptions) dan Gerakan Tanah (Mass Movement)

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

tahun 2008 110 dari 456 kabupaten atau kota di Indonesia termasuk

berkerawanan tinggi gunung api Luar biasa hampir 25 persen daerah

kabupatenkota di negara ini dalam situasi dan kondisi terancam aktifitas gunung

api Hal ini disebabkan karena dari tujuh lempeng tektonik tiga diantaranya

berada di Indonesia Pertemuan antara ketiga lempeng tektonik tersebut

menimbulkan zona retakan yang menjadi tempat keluarnya magma dari dalam

bumi dan membentuk gunung berapi Menurut Katili dan Siswowidjojo (1994)

para pakar kebumian sedikitnya telah mencatat kurang lebih 400 gunung berapi

Kuater yang tersebar di Sumatra Jawa Bali Nusatenggara Sulawesi Utara

Halmahera dan Laut Banda Dari 400 gunung api tersebut 129 diantaranya masih

aktif Menurut Tomascik dkk (1997) dari 800 gunung api aktif di dunia 75

diantaranya atau pada The Ring of Fire yang melintasi wilayah Indonesia

Gambar 2 Peta Daerah Rawan Bencana

5

(Sumberhttppibatdmrcorgcontentpedoman-penanggulangan-letusan

gunungapi )

Selain itu bencana alam yang terjadi di Indonesia juga disebabkan karena

berbagai aktivitas yang dilakukan manusia dengan tidak mengindahkan aspek

kelestarian lingkungan dapat mengakibatkan terjadinya banyak daerah rawan

bencana seperti banjir kekeringan tanah longsor dan kebakaran hutan (Jerri

Indrawan 2011) Akibat dari bencana alam tersebut tidak hanya jiwa manusia

saja tetapi juga harta benda hewan ternak serta sarana dan prasarana di wilayah

terjadinya bencana alam

Penyelamatan Ternak Ruminansia saat Terjadi Bencana Alam

Upaya penyelamatan ternak saat terjadi bencana alam selama ini kurang

mendapat perhatian khusus dari pemerintah (Bambang Unjianto 2010) Hal ini

disebakan karena belum adanya prosedur baku yang diberlakukan secara resmi

bagi pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan bencana Sehingga pada

saat terjadi bencana alam seringkali ternak kurang mendapatkan perhatian untuk

diselamatkan Akibatnya kerugian yang dialami oleh penduduk di daerah bencana

juga semakin bertambah

Jalan keluar yang selama ini ditawarkan oleh pemerintah hanya sebatas

pemberian uang ganti rugi yang jumlahnya tidak seberapa Selain kerugian dari

segi ekonomi bencana alam juga mengakibatkan berkurangnya jumlah ternak di

wilayah tersebut Jika hal ini terus terjadi maka semakin lama jumlah ternak di

Indonesia akan semakin sedikit mengingat potensi bencana alam di Indonesia

yang sangat besar sekali Oleh karena itu penting sekali dibuat suatu prosedur dan

metode penyelamatan ternak yang terorganisir pada saat bencana alam terjadi

sehingga resiko terjadinya kepunahan ternak di Indonesia bisa di hindari

Solusi yang Pernah Ditawarkan

Sebuah sistem penyelamatan dan penanganan ternak korban bencana

melalui koordinasi pihak-pihak terkait memang pernah diwacakan sebelumnya

oleh Pemerintah namun sampai saat ini hal ini belum juga terlaksana Perhatian

Pemerintah terhadap penanganan ternak dirasa sangat kurang selama ini perhatian

Pemerintah hanya difokuskan terhadap penyelamatan manusia Di wilayah saat

terjadi bencana pemerintah daerah masih belum memikirkan tentang ganti rugi

ternak sapi warga Pemda masih konsentrasi terhadap tanggap darurat

(Tom2010) Sekalipun ada perhatian terhadap ternak orientasi pemerintah adalah

penggantian sapi Harga yang dipatok oleh Pemerintah dalam penggantian hewan

ternak antara lain pedet Rp 5 juta sapi dara 7 juta sapi dara bunting 9 juta sapi

laktasi yang sedang diperah 10 juta Sementara harga sapi potong berdasarkan

bobot badan Rp 22000kg untuk jantan dan Rp 20000kg untuk betina tidak

6

produktif Namun hal ini sangat merugikan pihak peternak karena peternak pada

umumnya menjual ternak mereka diatas harga ganti Pemerintah (Pusda

Tinhumas 2010)

Selain itu sistem penyelamatan dan penanganan berupa evakuasi

ternak saat bencana telah banyak dilakukan oleh komunitas pecinta satwa di

seluruh Indonesia Fakultas Kedokteran Hewan di daerah sekitar bencana Satuan

Tugas Tanggap Bencana daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dll Namun karena kurangnya koordinasi dan persiapan angka kematian

ternak tetap saja tinggi

Kemudian Asosiasi Epidemologi Veteriner Indonesia (AEVI) juga

akan membentuk prosedur tetap (protap) pada penanggulangan ternak di daerah

rawan bencana Namun hal ini masih berupa wacana dan belum terealisasi secara

nyata

SARS (System of Animal ReScue) sebagai inovasi sistem evakuasi dan

rehabilitasi ternak ruminansia korban bencana alam

Agar ternak milik penduduk di wilayah bencana tidak terkena dampak dari

bencana alam maka inovasi sistem evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia

korban bencana alam SARS (Sistem of Animal ReScue) harus mampu

menanamkan bahwa pelaksanaan program ini memiliki peranan penting dalam

penyelamatan ternak yang berada di sekitar bencana Dalam kode etik

Kedokteran Hewan seorang dokter hewan harus mampu mengutamakan

kesehatan dan keselamatan dari seorang hewan dalam kondisi apapun karena

ruang lingkup profesi dokter hewan adalah kesehatan seluruh satwa baik hewan

darat maupun hewan akuatik SARS (System of Animal Rescue) merupakan

inovasi aplikatif system evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia yang menjadi

korban bencana alam yang dimulai sejak pra saat dan pasca bencana Program

ini bertujuan untuk menanggulangi banyaknya ternak yang mati akibat bencana

alam melalui pembentukan tim khusus dalam evakuasi ternak Selain itu program

ini juga memaksimalkan dan mengkoordinasikan pihak-pihak yang sekiranya

dapat membantu dalam pencegahan ternak yang mati karena menjadi korban dan

pengevakuasian ternak seperti BMKG BNPB Dinas Pertanian setempat Fakultas

Kedokteran Hewan di sekitar bencana maupun komunitas pecinta satwa yang

tersebar diseluruh Indonesia Program ini diharapkan dapat mengurangi jumlah

korban manusia dan ternak yang mati akibat bencana alam Selain itu dapat

mengurangi beban kerugian materi maupun psikis yang dialamai warga pasca

bencana

7

Pihak yang Dapat Mengimplementasikan SARS (System of Animal Rescue)

Agar sistem penyelamatan dan penanganan ternak pra hingga pasca

bencana SARS (System of Animal Rescue) dapat terealisasikan maka pihak-

pihak yang dapat membantu mengimplementasikan antara lain

1 Dokter Hewan

Peran dari seorang dokter hewan dalam mengimplementasikan SARS

(System of Animal Rescue) sangatlah penting Peran dari seorang dokter hewan

adalah mengontrol kesehatan ternak Terjadinya bencana dapat membuat

kesehatan fisik dan psikis ternak terganggu Dalam hal ini seorang dokter hewan

juga harus mampu menangani ternak yang sakit dengan memberikan obat dan

terapi bagi ternak yang mengalami trauma psikis Selain itu dokter hewan juga

bertanggung jawab untuk merancang kebutuhan nutrisi para ternak (feed intake)

dan konsumsi vitamin atau obat (medicine intake) sehingga kesehatan fisik dan

psikis ternak terjaga dengan baik selama periode evakuasi dan rehabilitasi

2 BMKG

Peran penting dari BMKG dalam implementasi SARS (System of Animal

Rescue) adalah berupa update and share informasi Yakni BMKG harus

senantiasa memantau kondisi bencana dan terus melaporkan setiap

perkembangannya kepada tim Livestock Rescue agar evakuasi dan rehabilitasi

dapat berjalan sinergis dan tepat guna

3 BNPB dan BPBD

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (disingkat BNPB) adalah

sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas membantu

Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu serta

melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum pada

saat dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan kesiapsiagaan

penanganan darurat dan pemulihan Kontribusi BNPB sangat dibutuhkan pada

pengimplementasian SARS khususnya sebagai mitra pembagian job description

saat penanganan bencana Yakni mengkoordinasikan penanganan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh (Pasal 13 UU RI No 24 Tahun2007) untuk

korban manusia dan memberikan komando untuk memerintahkan sektorlembaga

(pasal 50h UU RI No 24 Tahun 2007) untuk penanganan ternak para korban

bencana kepada tim Livestock Rescue Yang dilakukan sejak pra bencana yakni

pada status wilayah Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya

disingkat BPBD adalah badan pemerintah daerah yang melakukan

penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah (PP RI No 21 Tahun 2008)

4 Peternak

Peran peternak adalah ikut berpartisipasi dalam implementasi SARS

khususnya sebagai tim pelaksana perawatan nutrisi ternak dibawah bimbingan

dan pengawasan dokter hewan yang bertugas PSDM peternak bisa terdiri dari

relawan warga yang terbebas bencana namun diutamakan relawan yang telah

memiliki bekal studi program peternakan maupun pihak-pihak yang memiliki

pengalaman beternak

5 Masyarakat wilayah bencana

8

Peran masyarakat korban bencana sebagai pemilik ternak adalah

memberikan persetujuan dukungan dan kepercayaan terhadap tim Livesock

Rescue untuk mengimplementasikan penanganan ternak saat pra hingga

pascabencana melalui metode SARS Sehingga aset perekonomian mereka dapat

terjaga dan terawat dengan baik oleh pihak Livestock Rescue di bawah

pengawasan dari dokter hewan yang bertugas dan tanggung jawab dari BNPB

sesuai dengan fungsinya untuk mengevaluasi dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana daerah (pasal 22 ayat 1c UU RI No 24 Tahun 2007)

selain itu masyarakat yang berada diwilayah aktif bencana nantinya akan

membantu dalam proses evakuasi dan perawatan ternak selama bencana alam

terjadi

Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk

Memgimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang

Diharapkan Dapat Tercapai

Secara garis besar metode SARS (System of Animal Rescue) sistem

evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia pra hingga pasca bencana meliputi

1 Pembentukan tim khusus Livestock Rescue (LR) Tim khusus Livestock

Rescue bertugas melakukan berbagai upaya penyelamatan dan penanganan

ternak yang terdiri dari beberapa tahap

a Tahap pertama adalah tahap yang dilakukan pra bencana Pada tahap ini

dilakukan persiapan pra penyelamatan ternak berupa pendataan yang

meliputi data pemilik jumlah ternak identifikasi ternak (misal ear tag

tatooing) pembuatan surat perjanjian antara peternak dengan pihak

Livestock Rescue observasi lokasi penanganan ternak observasi jumlah

pakan yang dibutuhkan SDM dan jumlah dokter hewan yang dibutuhkan

dan jumlah kendaraan yang di butuhkan saat evakuasi Pada tahap

persiapan ini pihak Livestock Rescue akan bekerjasama dengan

perusahaan pakan ternak Comfeed Phokpand dll Kerjasama dengan

perusahaan pakan ternak ini adalah untuk penyediaan pakan ternak pada

saat hewan berada di penampungan Karena saat terjadi bencana

pencarian pakan di daerah sekitar bencana sangat susah oleh karena itu

dibutuhkan kerjasama dengan perusahaan pakan ternak Surat perjanjian

antara peternak dengan pihak Livestock Rescue yang telah dibuat

bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya protes pemilik ternak terkait

hewan ternak mereka (misal meliputi kualitas dan kuantitas) Pada saat

pembuatan surat perjanjian tim Livestock Rescue akan menggandeng

mantri hewan setempat yang sudah dipercaya oleh masyarakat Hal ini

dilakukan agar masyarakat percaya terhadap program SARS ini kemudian

mau untuk menyerahkan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan

kerjasama dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat

Kerjasama dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi

ketika BMKG mendeteksi adanya gejala bencana tim Livestock Rescue

9

segera melakukan tahap persiapanpra penyelamatan tersebut guna

mengurangi angka kematian ternak Selain itu pada tahap persiapan ini

juga dilakukan penggalangan dana dengan mencari donatur Sasaran

donatur adalah perseorangan perusahaan pemerintah media massa

(televisi radio koran dll) Berdasarkan penglaman bencana-bencana

sebelumnya jumlah ternak yang ada di sekitar bencana jumlahnya tidak

sedikit oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk proses

evakuasi dll

b Tahap kedua adalah tahap yang dilakukan saat bencana Tahap ini

terdiri dari 2 pelaksanaan yaitu evakuasi dan rehabilitasi Pada tahap

evakuasi dilaksanakan pembagian job description kepada tim pelaksana di

lapangan yang meliputi penyelamatan ternak penghimpunan ternak dan

transportasi pengangkutan ternak dari tempat bencana menuju tempat

penampungan ternak Sedangkan pada tahap rehabilitasi dilaksanakan

pemisahan ternak berdasarkan jenisnya (misal kambing dengan kambing

domba dengan domba sapi dengan sapi dll) pendataan ulang berdasarkan

identifikasi ternak pengecekan kesehatan oleh dokter hewan penanganan

hewan yang sakit (bagi hewan yang sakit dipisahkan ke kandang

karantina) terapi bagi hewan-hewan yang mengalami trauma psikis

program perawatan ternak selama bencana (misal pemberian

pakanfeeding medicine intake pada hewan yang sakit dan pemberian

vitamin)

Berdasarkan pengalaman bencana-bencana alam yang terjadi

sebelumnya penyediaan air bersih di daerah bencana sangat kurang

Akses untuk mendapatkan air bersih juga susah karena banyak sumber

mata air yang tertutup lahar panas atau terkena abu vulkanik Untuk

mengantisipasi hal ini tim Livestock Rescue akan memaksimalkan

penggunaan air kotor atau keruh yang ada di sekitar bencana Tim

Livestock Rescue akan melakukan penyaringan terhadap air kotor atau

keruh yang berada di sekitar bencana Teknik penyaringan yang digunakan

sederhana yaitu dengan kapas batu pasir kerikil dan tawas Air bersih

ini nantinya akan memudahkan tim untuk kebutuhan ternak seperti

minum dsb Selain itu kotoran yang berada di tempat penampungan juga

diberi mikroba khusus untuk menghilangkan bau tidak sedap agar tidak

mencemari tempat pengungsian yang berada di dekat tempat

penampungan ternak Kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak

dikumpulkan dan ditampung Kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan untuk

biogas atau dijual kepada warga

Pada tahap rehabilitasi dilaksanakan di tempat penampungan

khusus yang disediakan khusus untuk hewan Lokasi penampungan hewan

ini berada tidak terlalu jauh dari tempat penampungan manusia Hal ini

dilakukan agar pemilik ternak dapat dengan mudah mengunjungi dan

mengontrol hewan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama

dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama

dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi ketika

BMKG menginformasikan bahwa bencana sudah masuk tahap bdquoawas‟

maka tim Livestock Rescue segera melakukan tahap evakuasi tersebut

untuk mengurangi angka kematian ternak

10

c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap

ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah

memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa

administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan

pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan

pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya

Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan

Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi

penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa

bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera

melakukan proses pengembalian ternak kepada warga

2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti

pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana

perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll

3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif

Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam

menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan

tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa

bumi gunung meletus banjir tsunami dll

KESIMPULAN

Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk

kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana

alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya

potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan

sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan

keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai

dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)

2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan

hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan

masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni

penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana

3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini

pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif

penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan

bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif

pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran

evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir

tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam

11

Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya

SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan

SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of

Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang

dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk

mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan

konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat

keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran

penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals

Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur

2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka

diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap

Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai

dengan konsep yang telah dicanangkan

3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan

dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam

merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan

kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi

bencana

Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat

penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi

masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan

tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau

mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya

2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai

metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak

positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat

meningkatkan efisiensi kinerja BNPB

12

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan

httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-

rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret

2011

Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia

httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian

+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011

Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-

ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada

hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011

BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses

pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011

Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-

fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu

tanggal 6 Maret 2011

Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana

httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-

apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-

terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek

Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7

Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi

wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf

Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan

Bencana

PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan

Bencana

PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan

Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana

Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak

Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp

id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011

Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-

standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml

Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa

httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-

dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27

Februari 2011

Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi

Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-

rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia

jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf

13

Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi

httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan

Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011

UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi

Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm

Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Page 5: Gagasan Dan Kesimpulan Sars

5

(Sumberhttppibatdmrcorgcontentpedoman-penanggulangan-letusan

gunungapi )

Selain itu bencana alam yang terjadi di Indonesia juga disebabkan karena

berbagai aktivitas yang dilakukan manusia dengan tidak mengindahkan aspek

kelestarian lingkungan dapat mengakibatkan terjadinya banyak daerah rawan

bencana seperti banjir kekeringan tanah longsor dan kebakaran hutan (Jerri

Indrawan 2011) Akibat dari bencana alam tersebut tidak hanya jiwa manusia

saja tetapi juga harta benda hewan ternak serta sarana dan prasarana di wilayah

terjadinya bencana alam

Penyelamatan Ternak Ruminansia saat Terjadi Bencana Alam

Upaya penyelamatan ternak saat terjadi bencana alam selama ini kurang

mendapat perhatian khusus dari pemerintah (Bambang Unjianto 2010) Hal ini

disebakan karena belum adanya prosedur baku yang diberlakukan secara resmi

bagi pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan bencana Sehingga pada

saat terjadi bencana alam seringkali ternak kurang mendapatkan perhatian untuk

diselamatkan Akibatnya kerugian yang dialami oleh penduduk di daerah bencana

juga semakin bertambah

Jalan keluar yang selama ini ditawarkan oleh pemerintah hanya sebatas

pemberian uang ganti rugi yang jumlahnya tidak seberapa Selain kerugian dari

segi ekonomi bencana alam juga mengakibatkan berkurangnya jumlah ternak di

wilayah tersebut Jika hal ini terus terjadi maka semakin lama jumlah ternak di

Indonesia akan semakin sedikit mengingat potensi bencana alam di Indonesia

yang sangat besar sekali Oleh karena itu penting sekali dibuat suatu prosedur dan

metode penyelamatan ternak yang terorganisir pada saat bencana alam terjadi

sehingga resiko terjadinya kepunahan ternak di Indonesia bisa di hindari

Solusi yang Pernah Ditawarkan

Sebuah sistem penyelamatan dan penanganan ternak korban bencana

melalui koordinasi pihak-pihak terkait memang pernah diwacakan sebelumnya

oleh Pemerintah namun sampai saat ini hal ini belum juga terlaksana Perhatian

Pemerintah terhadap penanganan ternak dirasa sangat kurang selama ini perhatian

Pemerintah hanya difokuskan terhadap penyelamatan manusia Di wilayah saat

terjadi bencana pemerintah daerah masih belum memikirkan tentang ganti rugi

ternak sapi warga Pemda masih konsentrasi terhadap tanggap darurat

(Tom2010) Sekalipun ada perhatian terhadap ternak orientasi pemerintah adalah

penggantian sapi Harga yang dipatok oleh Pemerintah dalam penggantian hewan

ternak antara lain pedet Rp 5 juta sapi dara 7 juta sapi dara bunting 9 juta sapi

laktasi yang sedang diperah 10 juta Sementara harga sapi potong berdasarkan

bobot badan Rp 22000kg untuk jantan dan Rp 20000kg untuk betina tidak

6

produktif Namun hal ini sangat merugikan pihak peternak karena peternak pada

umumnya menjual ternak mereka diatas harga ganti Pemerintah (Pusda

Tinhumas 2010)

Selain itu sistem penyelamatan dan penanganan berupa evakuasi

ternak saat bencana telah banyak dilakukan oleh komunitas pecinta satwa di

seluruh Indonesia Fakultas Kedokteran Hewan di daerah sekitar bencana Satuan

Tugas Tanggap Bencana daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dll Namun karena kurangnya koordinasi dan persiapan angka kematian

ternak tetap saja tinggi

Kemudian Asosiasi Epidemologi Veteriner Indonesia (AEVI) juga

akan membentuk prosedur tetap (protap) pada penanggulangan ternak di daerah

rawan bencana Namun hal ini masih berupa wacana dan belum terealisasi secara

nyata

SARS (System of Animal ReScue) sebagai inovasi sistem evakuasi dan

rehabilitasi ternak ruminansia korban bencana alam

Agar ternak milik penduduk di wilayah bencana tidak terkena dampak dari

bencana alam maka inovasi sistem evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia

korban bencana alam SARS (Sistem of Animal ReScue) harus mampu

menanamkan bahwa pelaksanaan program ini memiliki peranan penting dalam

penyelamatan ternak yang berada di sekitar bencana Dalam kode etik

Kedokteran Hewan seorang dokter hewan harus mampu mengutamakan

kesehatan dan keselamatan dari seorang hewan dalam kondisi apapun karena

ruang lingkup profesi dokter hewan adalah kesehatan seluruh satwa baik hewan

darat maupun hewan akuatik SARS (System of Animal Rescue) merupakan

inovasi aplikatif system evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia yang menjadi

korban bencana alam yang dimulai sejak pra saat dan pasca bencana Program

ini bertujuan untuk menanggulangi banyaknya ternak yang mati akibat bencana

alam melalui pembentukan tim khusus dalam evakuasi ternak Selain itu program

ini juga memaksimalkan dan mengkoordinasikan pihak-pihak yang sekiranya

dapat membantu dalam pencegahan ternak yang mati karena menjadi korban dan

pengevakuasian ternak seperti BMKG BNPB Dinas Pertanian setempat Fakultas

Kedokteran Hewan di sekitar bencana maupun komunitas pecinta satwa yang

tersebar diseluruh Indonesia Program ini diharapkan dapat mengurangi jumlah

korban manusia dan ternak yang mati akibat bencana alam Selain itu dapat

mengurangi beban kerugian materi maupun psikis yang dialamai warga pasca

bencana

7

Pihak yang Dapat Mengimplementasikan SARS (System of Animal Rescue)

Agar sistem penyelamatan dan penanganan ternak pra hingga pasca

bencana SARS (System of Animal Rescue) dapat terealisasikan maka pihak-

pihak yang dapat membantu mengimplementasikan antara lain

1 Dokter Hewan

Peran dari seorang dokter hewan dalam mengimplementasikan SARS

(System of Animal Rescue) sangatlah penting Peran dari seorang dokter hewan

adalah mengontrol kesehatan ternak Terjadinya bencana dapat membuat

kesehatan fisik dan psikis ternak terganggu Dalam hal ini seorang dokter hewan

juga harus mampu menangani ternak yang sakit dengan memberikan obat dan

terapi bagi ternak yang mengalami trauma psikis Selain itu dokter hewan juga

bertanggung jawab untuk merancang kebutuhan nutrisi para ternak (feed intake)

dan konsumsi vitamin atau obat (medicine intake) sehingga kesehatan fisik dan

psikis ternak terjaga dengan baik selama periode evakuasi dan rehabilitasi

2 BMKG

Peran penting dari BMKG dalam implementasi SARS (System of Animal

Rescue) adalah berupa update and share informasi Yakni BMKG harus

senantiasa memantau kondisi bencana dan terus melaporkan setiap

perkembangannya kepada tim Livestock Rescue agar evakuasi dan rehabilitasi

dapat berjalan sinergis dan tepat guna

3 BNPB dan BPBD

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (disingkat BNPB) adalah

sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas membantu

Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu serta

melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum pada

saat dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan kesiapsiagaan

penanganan darurat dan pemulihan Kontribusi BNPB sangat dibutuhkan pada

pengimplementasian SARS khususnya sebagai mitra pembagian job description

saat penanganan bencana Yakni mengkoordinasikan penanganan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh (Pasal 13 UU RI No 24 Tahun2007) untuk

korban manusia dan memberikan komando untuk memerintahkan sektorlembaga

(pasal 50h UU RI No 24 Tahun 2007) untuk penanganan ternak para korban

bencana kepada tim Livestock Rescue Yang dilakukan sejak pra bencana yakni

pada status wilayah Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya

disingkat BPBD adalah badan pemerintah daerah yang melakukan

penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah (PP RI No 21 Tahun 2008)

4 Peternak

Peran peternak adalah ikut berpartisipasi dalam implementasi SARS

khususnya sebagai tim pelaksana perawatan nutrisi ternak dibawah bimbingan

dan pengawasan dokter hewan yang bertugas PSDM peternak bisa terdiri dari

relawan warga yang terbebas bencana namun diutamakan relawan yang telah

memiliki bekal studi program peternakan maupun pihak-pihak yang memiliki

pengalaman beternak

5 Masyarakat wilayah bencana

8

Peran masyarakat korban bencana sebagai pemilik ternak adalah

memberikan persetujuan dukungan dan kepercayaan terhadap tim Livesock

Rescue untuk mengimplementasikan penanganan ternak saat pra hingga

pascabencana melalui metode SARS Sehingga aset perekonomian mereka dapat

terjaga dan terawat dengan baik oleh pihak Livestock Rescue di bawah

pengawasan dari dokter hewan yang bertugas dan tanggung jawab dari BNPB

sesuai dengan fungsinya untuk mengevaluasi dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana daerah (pasal 22 ayat 1c UU RI No 24 Tahun 2007)

selain itu masyarakat yang berada diwilayah aktif bencana nantinya akan

membantu dalam proses evakuasi dan perawatan ternak selama bencana alam

terjadi

Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk

Memgimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang

Diharapkan Dapat Tercapai

Secara garis besar metode SARS (System of Animal Rescue) sistem

evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia pra hingga pasca bencana meliputi

1 Pembentukan tim khusus Livestock Rescue (LR) Tim khusus Livestock

Rescue bertugas melakukan berbagai upaya penyelamatan dan penanganan

ternak yang terdiri dari beberapa tahap

a Tahap pertama adalah tahap yang dilakukan pra bencana Pada tahap ini

dilakukan persiapan pra penyelamatan ternak berupa pendataan yang

meliputi data pemilik jumlah ternak identifikasi ternak (misal ear tag

tatooing) pembuatan surat perjanjian antara peternak dengan pihak

Livestock Rescue observasi lokasi penanganan ternak observasi jumlah

pakan yang dibutuhkan SDM dan jumlah dokter hewan yang dibutuhkan

dan jumlah kendaraan yang di butuhkan saat evakuasi Pada tahap

persiapan ini pihak Livestock Rescue akan bekerjasama dengan

perusahaan pakan ternak Comfeed Phokpand dll Kerjasama dengan

perusahaan pakan ternak ini adalah untuk penyediaan pakan ternak pada

saat hewan berada di penampungan Karena saat terjadi bencana

pencarian pakan di daerah sekitar bencana sangat susah oleh karena itu

dibutuhkan kerjasama dengan perusahaan pakan ternak Surat perjanjian

antara peternak dengan pihak Livestock Rescue yang telah dibuat

bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya protes pemilik ternak terkait

hewan ternak mereka (misal meliputi kualitas dan kuantitas) Pada saat

pembuatan surat perjanjian tim Livestock Rescue akan menggandeng

mantri hewan setempat yang sudah dipercaya oleh masyarakat Hal ini

dilakukan agar masyarakat percaya terhadap program SARS ini kemudian

mau untuk menyerahkan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan

kerjasama dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat

Kerjasama dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi

ketika BMKG mendeteksi adanya gejala bencana tim Livestock Rescue

9

segera melakukan tahap persiapanpra penyelamatan tersebut guna

mengurangi angka kematian ternak Selain itu pada tahap persiapan ini

juga dilakukan penggalangan dana dengan mencari donatur Sasaran

donatur adalah perseorangan perusahaan pemerintah media massa

(televisi radio koran dll) Berdasarkan penglaman bencana-bencana

sebelumnya jumlah ternak yang ada di sekitar bencana jumlahnya tidak

sedikit oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk proses

evakuasi dll

b Tahap kedua adalah tahap yang dilakukan saat bencana Tahap ini

terdiri dari 2 pelaksanaan yaitu evakuasi dan rehabilitasi Pada tahap

evakuasi dilaksanakan pembagian job description kepada tim pelaksana di

lapangan yang meliputi penyelamatan ternak penghimpunan ternak dan

transportasi pengangkutan ternak dari tempat bencana menuju tempat

penampungan ternak Sedangkan pada tahap rehabilitasi dilaksanakan

pemisahan ternak berdasarkan jenisnya (misal kambing dengan kambing

domba dengan domba sapi dengan sapi dll) pendataan ulang berdasarkan

identifikasi ternak pengecekan kesehatan oleh dokter hewan penanganan

hewan yang sakit (bagi hewan yang sakit dipisahkan ke kandang

karantina) terapi bagi hewan-hewan yang mengalami trauma psikis

program perawatan ternak selama bencana (misal pemberian

pakanfeeding medicine intake pada hewan yang sakit dan pemberian

vitamin)

Berdasarkan pengalaman bencana-bencana alam yang terjadi

sebelumnya penyediaan air bersih di daerah bencana sangat kurang

Akses untuk mendapatkan air bersih juga susah karena banyak sumber

mata air yang tertutup lahar panas atau terkena abu vulkanik Untuk

mengantisipasi hal ini tim Livestock Rescue akan memaksimalkan

penggunaan air kotor atau keruh yang ada di sekitar bencana Tim

Livestock Rescue akan melakukan penyaringan terhadap air kotor atau

keruh yang berada di sekitar bencana Teknik penyaringan yang digunakan

sederhana yaitu dengan kapas batu pasir kerikil dan tawas Air bersih

ini nantinya akan memudahkan tim untuk kebutuhan ternak seperti

minum dsb Selain itu kotoran yang berada di tempat penampungan juga

diberi mikroba khusus untuk menghilangkan bau tidak sedap agar tidak

mencemari tempat pengungsian yang berada di dekat tempat

penampungan ternak Kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak

dikumpulkan dan ditampung Kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan untuk

biogas atau dijual kepada warga

Pada tahap rehabilitasi dilaksanakan di tempat penampungan

khusus yang disediakan khusus untuk hewan Lokasi penampungan hewan

ini berada tidak terlalu jauh dari tempat penampungan manusia Hal ini

dilakukan agar pemilik ternak dapat dengan mudah mengunjungi dan

mengontrol hewan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama

dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama

dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi ketika

BMKG menginformasikan bahwa bencana sudah masuk tahap bdquoawas‟

maka tim Livestock Rescue segera melakukan tahap evakuasi tersebut

untuk mengurangi angka kematian ternak

10

c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap

ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah

memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa

administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan

pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan

pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya

Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan

Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi

penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa

bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera

melakukan proses pengembalian ternak kepada warga

2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti

pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana

perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll

3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif

Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam

menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan

tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa

bumi gunung meletus banjir tsunami dll

KESIMPULAN

Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk

kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana

alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya

potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan

sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan

keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai

dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)

2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan

hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan

masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni

penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana

3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini

pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif

penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan

bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif

pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran

evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir

tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam

11

Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya

SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan

SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of

Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang

dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk

mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan

konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat

keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran

penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals

Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur

2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka

diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap

Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai

dengan konsep yang telah dicanangkan

3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan

dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam

merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan

kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi

bencana

Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat

penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi

masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan

tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau

mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya

2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai

metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak

positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat

meningkatkan efisiensi kinerja BNPB

12

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan

httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-

rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret

2011

Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia

httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian

+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011

Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-

ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada

hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011

BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses

pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011

Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-

fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu

tanggal 6 Maret 2011

Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana

httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-

apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-

terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek

Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7

Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi

wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf

Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan

Bencana

PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan

Bencana

PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan

Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana

Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak

Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp

id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011

Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-

standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml

Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa

httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-

dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27

Februari 2011

Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi

Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-

rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia

jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf

13

Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi

httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan

Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011

UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi

Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm

Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Page 6: Gagasan Dan Kesimpulan Sars

6

produktif Namun hal ini sangat merugikan pihak peternak karena peternak pada

umumnya menjual ternak mereka diatas harga ganti Pemerintah (Pusda

Tinhumas 2010)

Selain itu sistem penyelamatan dan penanganan berupa evakuasi

ternak saat bencana telah banyak dilakukan oleh komunitas pecinta satwa di

seluruh Indonesia Fakultas Kedokteran Hewan di daerah sekitar bencana Satuan

Tugas Tanggap Bencana daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dll Namun karena kurangnya koordinasi dan persiapan angka kematian

ternak tetap saja tinggi

Kemudian Asosiasi Epidemologi Veteriner Indonesia (AEVI) juga

akan membentuk prosedur tetap (protap) pada penanggulangan ternak di daerah

rawan bencana Namun hal ini masih berupa wacana dan belum terealisasi secara

nyata

SARS (System of Animal ReScue) sebagai inovasi sistem evakuasi dan

rehabilitasi ternak ruminansia korban bencana alam

Agar ternak milik penduduk di wilayah bencana tidak terkena dampak dari

bencana alam maka inovasi sistem evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia

korban bencana alam SARS (Sistem of Animal ReScue) harus mampu

menanamkan bahwa pelaksanaan program ini memiliki peranan penting dalam

penyelamatan ternak yang berada di sekitar bencana Dalam kode etik

Kedokteran Hewan seorang dokter hewan harus mampu mengutamakan

kesehatan dan keselamatan dari seorang hewan dalam kondisi apapun karena

ruang lingkup profesi dokter hewan adalah kesehatan seluruh satwa baik hewan

darat maupun hewan akuatik SARS (System of Animal Rescue) merupakan

inovasi aplikatif system evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia yang menjadi

korban bencana alam yang dimulai sejak pra saat dan pasca bencana Program

ini bertujuan untuk menanggulangi banyaknya ternak yang mati akibat bencana

alam melalui pembentukan tim khusus dalam evakuasi ternak Selain itu program

ini juga memaksimalkan dan mengkoordinasikan pihak-pihak yang sekiranya

dapat membantu dalam pencegahan ternak yang mati karena menjadi korban dan

pengevakuasian ternak seperti BMKG BNPB Dinas Pertanian setempat Fakultas

Kedokteran Hewan di sekitar bencana maupun komunitas pecinta satwa yang

tersebar diseluruh Indonesia Program ini diharapkan dapat mengurangi jumlah

korban manusia dan ternak yang mati akibat bencana alam Selain itu dapat

mengurangi beban kerugian materi maupun psikis yang dialamai warga pasca

bencana

7

Pihak yang Dapat Mengimplementasikan SARS (System of Animal Rescue)

Agar sistem penyelamatan dan penanganan ternak pra hingga pasca

bencana SARS (System of Animal Rescue) dapat terealisasikan maka pihak-

pihak yang dapat membantu mengimplementasikan antara lain

1 Dokter Hewan

Peran dari seorang dokter hewan dalam mengimplementasikan SARS

(System of Animal Rescue) sangatlah penting Peran dari seorang dokter hewan

adalah mengontrol kesehatan ternak Terjadinya bencana dapat membuat

kesehatan fisik dan psikis ternak terganggu Dalam hal ini seorang dokter hewan

juga harus mampu menangani ternak yang sakit dengan memberikan obat dan

terapi bagi ternak yang mengalami trauma psikis Selain itu dokter hewan juga

bertanggung jawab untuk merancang kebutuhan nutrisi para ternak (feed intake)

dan konsumsi vitamin atau obat (medicine intake) sehingga kesehatan fisik dan

psikis ternak terjaga dengan baik selama periode evakuasi dan rehabilitasi

2 BMKG

Peran penting dari BMKG dalam implementasi SARS (System of Animal

Rescue) adalah berupa update and share informasi Yakni BMKG harus

senantiasa memantau kondisi bencana dan terus melaporkan setiap

perkembangannya kepada tim Livestock Rescue agar evakuasi dan rehabilitasi

dapat berjalan sinergis dan tepat guna

3 BNPB dan BPBD

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (disingkat BNPB) adalah

sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas membantu

Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu serta

melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum pada

saat dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan kesiapsiagaan

penanganan darurat dan pemulihan Kontribusi BNPB sangat dibutuhkan pada

pengimplementasian SARS khususnya sebagai mitra pembagian job description

saat penanganan bencana Yakni mengkoordinasikan penanganan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh (Pasal 13 UU RI No 24 Tahun2007) untuk

korban manusia dan memberikan komando untuk memerintahkan sektorlembaga

(pasal 50h UU RI No 24 Tahun 2007) untuk penanganan ternak para korban

bencana kepada tim Livestock Rescue Yang dilakukan sejak pra bencana yakni

pada status wilayah Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya

disingkat BPBD adalah badan pemerintah daerah yang melakukan

penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah (PP RI No 21 Tahun 2008)

4 Peternak

Peran peternak adalah ikut berpartisipasi dalam implementasi SARS

khususnya sebagai tim pelaksana perawatan nutrisi ternak dibawah bimbingan

dan pengawasan dokter hewan yang bertugas PSDM peternak bisa terdiri dari

relawan warga yang terbebas bencana namun diutamakan relawan yang telah

memiliki bekal studi program peternakan maupun pihak-pihak yang memiliki

pengalaman beternak

5 Masyarakat wilayah bencana

8

Peran masyarakat korban bencana sebagai pemilik ternak adalah

memberikan persetujuan dukungan dan kepercayaan terhadap tim Livesock

Rescue untuk mengimplementasikan penanganan ternak saat pra hingga

pascabencana melalui metode SARS Sehingga aset perekonomian mereka dapat

terjaga dan terawat dengan baik oleh pihak Livestock Rescue di bawah

pengawasan dari dokter hewan yang bertugas dan tanggung jawab dari BNPB

sesuai dengan fungsinya untuk mengevaluasi dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana daerah (pasal 22 ayat 1c UU RI No 24 Tahun 2007)

selain itu masyarakat yang berada diwilayah aktif bencana nantinya akan

membantu dalam proses evakuasi dan perawatan ternak selama bencana alam

terjadi

Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk

Memgimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang

Diharapkan Dapat Tercapai

Secara garis besar metode SARS (System of Animal Rescue) sistem

evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia pra hingga pasca bencana meliputi

1 Pembentukan tim khusus Livestock Rescue (LR) Tim khusus Livestock

Rescue bertugas melakukan berbagai upaya penyelamatan dan penanganan

ternak yang terdiri dari beberapa tahap

a Tahap pertama adalah tahap yang dilakukan pra bencana Pada tahap ini

dilakukan persiapan pra penyelamatan ternak berupa pendataan yang

meliputi data pemilik jumlah ternak identifikasi ternak (misal ear tag

tatooing) pembuatan surat perjanjian antara peternak dengan pihak

Livestock Rescue observasi lokasi penanganan ternak observasi jumlah

pakan yang dibutuhkan SDM dan jumlah dokter hewan yang dibutuhkan

dan jumlah kendaraan yang di butuhkan saat evakuasi Pada tahap

persiapan ini pihak Livestock Rescue akan bekerjasama dengan

perusahaan pakan ternak Comfeed Phokpand dll Kerjasama dengan

perusahaan pakan ternak ini adalah untuk penyediaan pakan ternak pada

saat hewan berada di penampungan Karena saat terjadi bencana

pencarian pakan di daerah sekitar bencana sangat susah oleh karena itu

dibutuhkan kerjasama dengan perusahaan pakan ternak Surat perjanjian

antara peternak dengan pihak Livestock Rescue yang telah dibuat

bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya protes pemilik ternak terkait

hewan ternak mereka (misal meliputi kualitas dan kuantitas) Pada saat

pembuatan surat perjanjian tim Livestock Rescue akan menggandeng

mantri hewan setempat yang sudah dipercaya oleh masyarakat Hal ini

dilakukan agar masyarakat percaya terhadap program SARS ini kemudian

mau untuk menyerahkan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan

kerjasama dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat

Kerjasama dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi

ketika BMKG mendeteksi adanya gejala bencana tim Livestock Rescue

9

segera melakukan tahap persiapanpra penyelamatan tersebut guna

mengurangi angka kematian ternak Selain itu pada tahap persiapan ini

juga dilakukan penggalangan dana dengan mencari donatur Sasaran

donatur adalah perseorangan perusahaan pemerintah media massa

(televisi radio koran dll) Berdasarkan penglaman bencana-bencana

sebelumnya jumlah ternak yang ada di sekitar bencana jumlahnya tidak

sedikit oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk proses

evakuasi dll

b Tahap kedua adalah tahap yang dilakukan saat bencana Tahap ini

terdiri dari 2 pelaksanaan yaitu evakuasi dan rehabilitasi Pada tahap

evakuasi dilaksanakan pembagian job description kepada tim pelaksana di

lapangan yang meliputi penyelamatan ternak penghimpunan ternak dan

transportasi pengangkutan ternak dari tempat bencana menuju tempat

penampungan ternak Sedangkan pada tahap rehabilitasi dilaksanakan

pemisahan ternak berdasarkan jenisnya (misal kambing dengan kambing

domba dengan domba sapi dengan sapi dll) pendataan ulang berdasarkan

identifikasi ternak pengecekan kesehatan oleh dokter hewan penanganan

hewan yang sakit (bagi hewan yang sakit dipisahkan ke kandang

karantina) terapi bagi hewan-hewan yang mengalami trauma psikis

program perawatan ternak selama bencana (misal pemberian

pakanfeeding medicine intake pada hewan yang sakit dan pemberian

vitamin)

Berdasarkan pengalaman bencana-bencana alam yang terjadi

sebelumnya penyediaan air bersih di daerah bencana sangat kurang

Akses untuk mendapatkan air bersih juga susah karena banyak sumber

mata air yang tertutup lahar panas atau terkena abu vulkanik Untuk

mengantisipasi hal ini tim Livestock Rescue akan memaksimalkan

penggunaan air kotor atau keruh yang ada di sekitar bencana Tim

Livestock Rescue akan melakukan penyaringan terhadap air kotor atau

keruh yang berada di sekitar bencana Teknik penyaringan yang digunakan

sederhana yaitu dengan kapas batu pasir kerikil dan tawas Air bersih

ini nantinya akan memudahkan tim untuk kebutuhan ternak seperti

minum dsb Selain itu kotoran yang berada di tempat penampungan juga

diberi mikroba khusus untuk menghilangkan bau tidak sedap agar tidak

mencemari tempat pengungsian yang berada di dekat tempat

penampungan ternak Kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak

dikumpulkan dan ditampung Kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan untuk

biogas atau dijual kepada warga

Pada tahap rehabilitasi dilaksanakan di tempat penampungan

khusus yang disediakan khusus untuk hewan Lokasi penampungan hewan

ini berada tidak terlalu jauh dari tempat penampungan manusia Hal ini

dilakukan agar pemilik ternak dapat dengan mudah mengunjungi dan

mengontrol hewan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama

dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama

dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi ketika

BMKG menginformasikan bahwa bencana sudah masuk tahap bdquoawas‟

maka tim Livestock Rescue segera melakukan tahap evakuasi tersebut

untuk mengurangi angka kematian ternak

10

c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap

ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah

memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa

administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan

pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan

pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya

Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan

Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi

penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa

bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera

melakukan proses pengembalian ternak kepada warga

2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti

pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana

perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll

3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif

Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam

menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan

tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa

bumi gunung meletus banjir tsunami dll

KESIMPULAN

Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk

kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana

alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya

potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan

sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan

keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai

dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)

2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan

hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan

masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni

penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana

3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini

pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif

penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan

bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif

pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran

evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir

tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam

11

Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya

SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan

SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of

Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang

dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk

mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan

konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat

keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran

penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals

Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur

2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka

diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap

Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai

dengan konsep yang telah dicanangkan

3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan

dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam

merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan

kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi

bencana

Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat

penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi

masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan

tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau

mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya

2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai

metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak

positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat

meningkatkan efisiensi kinerja BNPB

12

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan

httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-

rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret

2011

Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia

httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian

+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011

Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-

ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada

hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011

BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses

pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011

Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-

fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu

tanggal 6 Maret 2011

Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana

httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-

apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-

terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek

Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7

Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi

wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf

Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan

Bencana

PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan

Bencana

PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan

Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana

Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak

Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp

id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011

Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-

standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml

Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa

httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-

dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27

Februari 2011

Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi

Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-

rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia

jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf

13

Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi

httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan

Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011

UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi

Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm

Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Page 7: Gagasan Dan Kesimpulan Sars

7

Pihak yang Dapat Mengimplementasikan SARS (System of Animal Rescue)

Agar sistem penyelamatan dan penanganan ternak pra hingga pasca

bencana SARS (System of Animal Rescue) dapat terealisasikan maka pihak-

pihak yang dapat membantu mengimplementasikan antara lain

1 Dokter Hewan

Peran dari seorang dokter hewan dalam mengimplementasikan SARS

(System of Animal Rescue) sangatlah penting Peran dari seorang dokter hewan

adalah mengontrol kesehatan ternak Terjadinya bencana dapat membuat

kesehatan fisik dan psikis ternak terganggu Dalam hal ini seorang dokter hewan

juga harus mampu menangani ternak yang sakit dengan memberikan obat dan

terapi bagi ternak yang mengalami trauma psikis Selain itu dokter hewan juga

bertanggung jawab untuk merancang kebutuhan nutrisi para ternak (feed intake)

dan konsumsi vitamin atau obat (medicine intake) sehingga kesehatan fisik dan

psikis ternak terjaga dengan baik selama periode evakuasi dan rehabilitasi

2 BMKG

Peran penting dari BMKG dalam implementasi SARS (System of Animal

Rescue) adalah berupa update and share informasi Yakni BMKG harus

senantiasa memantau kondisi bencana dan terus melaporkan setiap

perkembangannya kepada tim Livestock Rescue agar evakuasi dan rehabilitasi

dapat berjalan sinergis dan tepat guna

3 BNPB dan BPBD

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (disingkat BNPB) adalah

sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas membantu

Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu serta

melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum pada

saat dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan kesiapsiagaan

penanganan darurat dan pemulihan Kontribusi BNPB sangat dibutuhkan pada

pengimplementasian SARS khususnya sebagai mitra pembagian job description

saat penanganan bencana Yakni mengkoordinasikan penanganan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh (Pasal 13 UU RI No 24 Tahun2007) untuk

korban manusia dan memberikan komando untuk memerintahkan sektorlembaga

(pasal 50h UU RI No 24 Tahun 2007) untuk penanganan ternak para korban

bencana kepada tim Livestock Rescue Yang dilakukan sejak pra bencana yakni

pada status wilayah Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya

disingkat BPBD adalah badan pemerintah daerah yang melakukan

penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah (PP RI No 21 Tahun 2008)

4 Peternak

Peran peternak adalah ikut berpartisipasi dalam implementasi SARS

khususnya sebagai tim pelaksana perawatan nutrisi ternak dibawah bimbingan

dan pengawasan dokter hewan yang bertugas PSDM peternak bisa terdiri dari

relawan warga yang terbebas bencana namun diutamakan relawan yang telah

memiliki bekal studi program peternakan maupun pihak-pihak yang memiliki

pengalaman beternak

5 Masyarakat wilayah bencana

8

Peran masyarakat korban bencana sebagai pemilik ternak adalah

memberikan persetujuan dukungan dan kepercayaan terhadap tim Livesock

Rescue untuk mengimplementasikan penanganan ternak saat pra hingga

pascabencana melalui metode SARS Sehingga aset perekonomian mereka dapat

terjaga dan terawat dengan baik oleh pihak Livestock Rescue di bawah

pengawasan dari dokter hewan yang bertugas dan tanggung jawab dari BNPB

sesuai dengan fungsinya untuk mengevaluasi dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana daerah (pasal 22 ayat 1c UU RI No 24 Tahun 2007)

selain itu masyarakat yang berada diwilayah aktif bencana nantinya akan

membantu dalam proses evakuasi dan perawatan ternak selama bencana alam

terjadi

Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk

Memgimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang

Diharapkan Dapat Tercapai

Secara garis besar metode SARS (System of Animal Rescue) sistem

evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia pra hingga pasca bencana meliputi

1 Pembentukan tim khusus Livestock Rescue (LR) Tim khusus Livestock

Rescue bertugas melakukan berbagai upaya penyelamatan dan penanganan

ternak yang terdiri dari beberapa tahap

a Tahap pertama adalah tahap yang dilakukan pra bencana Pada tahap ini

dilakukan persiapan pra penyelamatan ternak berupa pendataan yang

meliputi data pemilik jumlah ternak identifikasi ternak (misal ear tag

tatooing) pembuatan surat perjanjian antara peternak dengan pihak

Livestock Rescue observasi lokasi penanganan ternak observasi jumlah

pakan yang dibutuhkan SDM dan jumlah dokter hewan yang dibutuhkan

dan jumlah kendaraan yang di butuhkan saat evakuasi Pada tahap

persiapan ini pihak Livestock Rescue akan bekerjasama dengan

perusahaan pakan ternak Comfeed Phokpand dll Kerjasama dengan

perusahaan pakan ternak ini adalah untuk penyediaan pakan ternak pada

saat hewan berada di penampungan Karena saat terjadi bencana

pencarian pakan di daerah sekitar bencana sangat susah oleh karena itu

dibutuhkan kerjasama dengan perusahaan pakan ternak Surat perjanjian

antara peternak dengan pihak Livestock Rescue yang telah dibuat

bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya protes pemilik ternak terkait

hewan ternak mereka (misal meliputi kualitas dan kuantitas) Pada saat

pembuatan surat perjanjian tim Livestock Rescue akan menggandeng

mantri hewan setempat yang sudah dipercaya oleh masyarakat Hal ini

dilakukan agar masyarakat percaya terhadap program SARS ini kemudian

mau untuk menyerahkan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan

kerjasama dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat

Kerjasama dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi

ketika BMKG mendeteksi adanya gejala bencana tim Livestock Rescue

9

segera melakukan tahap persiapanpra penyelamatan tersebut guna

mengurangi angka kematian ternak Selain itu pada tahap persiapan ini

juga dilakukan penggalangan dana dengan mencari donatur Sasaran

donatur adalah perseorangan perusahaan pemerintah media massa

(televisi radio koran dll) Berdasarkan penglaman bencana-bencana

sebelumnya jumlah ternak yang ada di sekitar bencana jumlahnya tidak

sedikit oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk proses

evakuasi dll

b Tahap kedua adalah tahap yang dilakukan saat bencana Tahap ini

terdiri dari 2 pelaksanaan yaitu evakuasi dan rehabilitasi Pada tahap

evakuasi dilaksanakan pembagian job description kepada tim pelaksana di

lapangan yang meliputi penyelamatan ternak penghimpunan ternak dan

transportasi pengangkutan ternak dari tempat bencana menuju tempat

penampungan ternak Sedangkan pada tahap rehabilitasi dilaksanakan

pemisahan ternak berdasarkan jenisnya (misal kambing dengan kambing

domba dengan domba sapi dengan sapi dll) pendataan ulang berdasarkan

identifikasi ternak pengecekan kesehatan oleh dokter hewan penanganan

hewan yang sakit (bagi hewan yang sakit dipisahkan ke kandang

karantina) terapi bagi hewan-hewan yang mengalami trauma psikis

program perawatan ternak selama bencana (misal pemberian

pakanfeeding medicine intake pada hewan yang sakit dan pemberian

vitamin)

Berdasarkan pengalaman bencana-bencana alam yang terjadi

sebelumnya penyediaan air bersih di daerah bencana sangat kurang

Akses untuk mendapatkan air bersih juga susah karena banyak sumber

mata air yang tertutup lahar panas atau terkena abu vulkanik Untuk

mengantisipasi hal ini tim Livestock Rescue akan memaksimalkan

penggunaan air kotor atau keruh yang ada di sekitar bencana Tim

Livestock Rescue akan melakukan penyaringan terhadap air kotor atau

keruh yang berada di sekitar bencana Teknik penyaringan yang digunakan

sederhana yaitu dengan kapas batu pasir kerikil dan tawas Air bersih

ini nantinya akan memudahkan tim untuk kebutuhan ternak seperti

minum dsb Selain itu kotoran yang berada di tempat penampungan juga

diberi mikroba khusus untuk menghilangkan bau tidak sedap agar tidak

mencemari tempat pengungsian yang berada di dekat tempat

penampungan ternak Kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak

dikumpulkan dan ditampung Kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan untuk

biogas atau dijual kepada warga

Pada tahap rehabilitasi dilaksanakan di tempat penampungan

khusus yang disediakan khusus untuk hewan Lokasi penampungan hewan

ini berada tidak terlalu jauh dari tempat penampungan manusia Hal ini

dilakukan agar pemilik ternak dapat dengan mudah mengunjungi dan

mengontrol hewan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama

dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama

dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi ketika

BMKG menginformasikan bahwa bencana sudah masuk tahap bdquoawas‟

maka tim Livestock Rescue segera melakukan tahap evakuasi tersebut

untuk mengurangi angka kematian ternak

10

c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap

ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah

memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa

administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan

pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan

pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya

Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan

Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi

penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa

bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera

melakukan proses pengembalian ternak kepada warga

2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti

pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana

perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll

3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif

Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam

menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan

tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa

bumi gunung meletus banjir tsunami dll

KESIMPULAN

Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk

kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana

alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya

potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan

sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan

keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai

dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)

2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan

hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan

masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni

penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana

3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini

pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif

penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan

bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif

pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran

evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir

tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam

11

Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya

SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan

SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of

Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang

dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk

mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan

konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat

keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran

penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals

Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur

2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka

diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap

Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai

dengan konsep yang telah dicanangkan

3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan

dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam

merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan

kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi

bencana

Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat

penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi

masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan

tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau

mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya

2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai

metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak

positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat

meningkatkan efisiensi kinerja BNPB

12

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan

httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-

rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret

2011

Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia

httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian

+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011

Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-

ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada

hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011

BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses

pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011

Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-

fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu

tanggal 6 Maret 2011

Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana

httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-

apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-

terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek

Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7

Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi

wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf

Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan

Bencana

PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan

Bencana

PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan

Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana

Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak

Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp

id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011

Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-

standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml

Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa

httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-

dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27

Februari 2011

Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi

Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-

rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia

jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf

13

Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi

httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan

Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011

UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi

Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm

Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Page 8: Gagasan Dan Kesimpulan Sars

8

Peran masyarakat korban bencana sebagai pemilik ternak adalah

memberikan persetujuan dukungan dan kepercayaan terhadap tim Livesock

Rescue untuk mengimplementasikan penanganan ternak saat pra hingga

pascabencana melalui metode SARS Sehingga aset perekonomian mereka dapat

terjaga dan terawat dengan baik oleh pihak Livestock Rescue di bawah

pengawasan dari dokter hewan yang bertugas dan tanggung jawab dari BNPB

sesuai dengan fungsinya untuk mengevaluasi dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana daerah (pasal 22 ayat 1c UU RI No 24 Tahun 2007)

selain itu masyarakat yang berada diwilayah aktif bencana nantinya akan

membantu dalam proses evakuasi dan perawatan ternak selama bencana alam

terjadi

Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk

Memgimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang

Diharapkan Dapat Tercapai

Secara garis besar metode SARS (System of Animal Rescue) sistem

evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia pra hingga pasca bencana meliputi

1 Pembentukan tim khusus Livestock Rescue (LR) Tim khusus Livestock

Rescue bertugas melakukan berbagai upaya penyelamatan dan penanganan

ternak yang terdiri dari beberapa tahap

a Tahap pertama adalah tahap yang dilakukan pra bencana Pada tahap ini

dilakukan persiapan pra penyelamatan ternak berupa pendataan yang

meliputi data pemilik jumlah ternak identifikasi ternak (misal ear tag

tatooing) pembuatan surat perjanjian antara peternak dengan pihak

Livestock Rescue observasi lokasi penanganan ternak observasi jumlah

pakan yang dibutuhkan SDM dan jumlah dokter hewan yang dibutuhkan

dan jumlah kendaraan yang di butuhkan saat evakuasi Pada tahap

persiapan ini pihak Livestock Rescue akan bekerjasama dengan

perusahaan pakan ternak Comfeed Phokpand dll Kerjasama dengan

perusahaan pakan ternak ini adalah untuk penyediaan pakan ternak pada

saat hewan berada di penampungan Karena saat terjadi bencana

pencarian pakan di daerah sekitar bencana sangat susah oleh karena itu

dibutuhkan kerjasama dengan perusahaan pakan ternak Surat perjanjian

antara peternak dengan pihak Livestock Rescue yang telah dibuat

bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya protes pemilik ternak terkait

hewan ternak mereka (misal meliputi kualitas dan kuantitas) Pada saat

pembuatan surat perjanjian tim Livestock Rescue akan menggandeng

mantri hewan setempat yang sudah dipercaya oleh masyarakat Hal ini

dilakukan agar masyarakat percaya terhadap program SARS ini kemudian

mau untuk menyerahkan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan

kerjasama dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat

Kerjasama dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi

ketika BMKG mendeteksi adanya gejala bencana tim Livestock Rescue

9

segera melakukan tahap persiapanpra penyelamatan tersebut guna

mengurangi angka kematian ternak Selain itu pada tahap persiapan ini

juga dilakukan penggalangan dana dengan mencari donatur Sasaran

donatur adalah perseorangan perusahaan pemerintah media massa

(televisi radio koran dll) Berdasarkan penglaman bencana-bencana

sebelumnya jumlah ternak yang ada di sekitar bencana jumlahnya tidak

sedikit oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk proses

evakuasi dll

b Tahap kedua adalah tahap yang dilakukan saat bencana Tahap ini

terdiri dari 2 pelaksanaan yaitu evakuasi dan rehabilitasi Pada tahap

evakuasi dilaksanakan pembagian job description kepada tim pelaksana di

lapangan yang meliputi penyelamatan ternak penghimpunan ternak dan

transportasi pengangkutan ternak dari tempat bencana menuju tempat

penampungan ternak Sedangkan pada tahap rehabilitasi dilaksanakan

pemisahan ternak berdasarkan jenisnya (misal kambing dengan kambing

domba dengan domba sapi dengan sapi dll) pendataan ulang berdasarkan

identifikasi ternak pengecekan kesehatan oleh dokter hewan penanganan

hewan yang sakit (bagi hewan yang sakit dipisahkan ke kandang

karantina) terapi bagi hewan-hewan yang mengalami trauma psikis

program perawatan ternak selama bencana (misal pemberian

pakanfeeding medicine intake pada hewan yang sakit dan pemberian

vitamin)

Berdasarkan pengalaman bencana-bencana alam yang terjadi

sebelumnya penyediaan air bersih di daerah bencana sangat kurang

Akses untuk mendapatkan air bersih juga susah karena banyak sumber

mata air yang tertutup lahar panas atau terkena abu vulkanik Untuk

mengantisipasi hal ini tim Livestock Rescue akan memaksimalkan

penggunaan air kotor atau keruh yang ada di sekitar bencana Tim

Livestock Rescue akan melakukan penyaringan terhadap air kotor atau

keruh yang berada di sekitar bencana Teknik penyaringan yang digunakan

sederhana yaitu dengan kapas batu pasir kerikil dan tawas Air bersih

ini nantinya akan memudahkan tim untuk kebutuhan ternak seperti

minum dsb Selain itu kotoran yang berada di tempat penampungan juga

diberi mikroba khusus untuk menghilangkan bau tidak sedap agar tidak

mencemari tempat pengungsian yang berada di dekat tempat

penampungan ternak Kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak

dikumpulkan dan ditampung Kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan untuk

biogas atau dijual kepada warga

Pada tahap rehabilitasi dilaksanakan di tempat penampungan

khusus yang disediakan khusus untuk hewan Lokasi penampungan hewan

ini berada tidak terlalu jauh dari tempat penampungan manusia Hal ini

dilakukan agar pemilik ternak dapat dengan mudah mengunjungi dan

mengontrol hewan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama

dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama

dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi ketika

BMKG menginformasikan bahwa bencana sudah masuk tahap bdquoawas‟

maka tim Livestock Rescue segera melakukan tahap evakuasi tersebut

untuk mengurangi angka kematian ternak

10

c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap

ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah

memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa

administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan

pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan

pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya

Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan

Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi

penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa

bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera

melakukan proses pengembalian ternak kepada warga

2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti

pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana

perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll

3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif

Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam

menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan

tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa

bumi gunung meletus banjir tsunami dll

KESIMPULAN

Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk

kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana

alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya

potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan

sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan

keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai

dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)

2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan

hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan

masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni

penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana

3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini

pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif

penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan

bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif

pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran

evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir

tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam

11

Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya

SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan

SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of

Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang

dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk

mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan

konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat

keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran

penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals

Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur

2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka

diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap

Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai

dengan konsep yang telah dicanangkan

3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan

dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam

merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan

kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi

bencana

Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat

penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi

masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan

tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau

mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya

2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai

metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak

positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat

meningkatkan efisiensi kinerja BNPB

12

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan

httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-

rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret

2011

Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia

httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian

+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011

Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-

ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada

hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011

BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses

pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011

Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-

fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu

tanggal 6 Maret 2011

Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana

httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-

apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-

terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek

Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7

Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi

wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf

Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan

Bencana

PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan

Bencana

PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan

Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana

Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak

Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp

id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011

Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-

standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml

Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa

httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-

dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27

Februari 2011

Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi

Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-

rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia

jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf

13

Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi

httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan

Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011

UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi

Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm

Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Page 9: Gagasan Dan Kesimpulan Sars

9

segera melakukan tahap persiapanpra penyelamatan tersebut guna

mengurangi angka kematian ternak Selain itu pada tahap persiapan ini

juga dilakukan penggalangan dana dengan mencari donatur Sasaran

donatur adalah perseorangan perusahaan pemerintah media massa

(televisi radio koran dll) Berdasarkan penglaman bencana-bencana

sebelumnya jumlah ternak yang ada di sekitar bencana jumlahnya tidak

sedikit oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk proses

evakuasi dll

b Tahap kedua adalah tahap yang dilakukan saat bencana Tahap ini

terdiri dari 2 pelaksanaan yaitu evakuasi dan rehabilitasi Pada tahap

evakuasi dilaksanakan pembagian job description kepada tim pelaksana di

lapangan yang meliputi penyelamatan ternak penghimpunan ternak dan

transportasi pengangkutan ternak dari tempat bencana menuju tempat

penampungan ternak Sedangkan pada tahap rehabilitasi dilaksanakan

pemisahan ternak berdasarkan jenisnya (misal kambing dengan kambing

domba dengan domba sapi dengan sapi dll) pendataan ulang berdasarkan

identifikasi ternak pengecekan kesehatan oleh dokter hewan penanganan

hewan yang sakit (bagi hewan yang sakit dipisahkan ke kandang

karantina) terapi bagi hewan-hewan yang mengalami trauma psikis

program perawatan ternak selama bencana (misal pemberian

pakanfeeding medicine intake pada hewan yang sakit dan pemberian

vitamin)

Berdasarkan pengalaman bencana-bencana alam yang terjadi

sebelumnya penyediaan air bersih di daerah bencana sangat kurang

Akses untuk mendapatkan air bersih juga susah karena banyak sumber

mata air yang tertutup lahar panas atau terkena abu vulkanik Untuk

mengantisipasi hal ini tim Livestock Rescue akan memaksimalkan

penggunaan air kotor atau keruh yang ada di sekitar bencana Tim

Livestock Rescue akan melakukan penyaringan terhadap air kotor atau

keruh yang berada di sekitar bencana Teknik penyaringan yang digunakan

sederhana yaitu dengan kapas batu pasir kerikil dan tawas Air bersih

ini nantinya akan memudahkan tim untuk kebutuhan ternak seperti

minum dsb Selain itu kotoran yang berada di tempat penampungan juga

diberi mikroba khusus untuk menghilangkan bau tidak sedap agar tidak

mencemari tempat pengungsian yang berada di dekat tempat

penampungan ternak Kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak

dikumpulkan dan ditampung Kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan untuk

biogas atau dijual kepada warga

Pada tahap rehabilitasi dilaksanakan di tempat penampungan

khusus yang disediakan khusus untuk hewan Lokasi penampungan hewan

ini berada tidak terlalu jauh dari tempat penampungan manusia Hal ini

dilakukan agar pemilik ternak dapat dengan mudah mengunjungi dan

mengontrol hewan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama

dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama

dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi ketika

BMKG menginformasikan bahwa bencana sudah masuk tahap bdquoawas‟

maka tim Livestock Rescue segera melakukan tahap evakuasi tersebut

untuk mengurangi angka kematian ternak

10

c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap

ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah

memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa

administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan

pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan

pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya

Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan

Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi

penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa

bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera

melakukan proses pengembalian ternak kepada warga

2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti

pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana

perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll

3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif

Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam

menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan

tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa

bumi gunung meletus banjir tsunami dll

KESIMPULAN

Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk

kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana

alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya

potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan

sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan

keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai

dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)

2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan

hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan

masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni

penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana

3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini

pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif

penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan

bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif

pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran

evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir

tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam

11

Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya

SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan

SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of

Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang

dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk

mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan

konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat

keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran

penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals

Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur

2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka

diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap

Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai

dengan konsep yang telah dicanangkan

3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan

dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam

merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan

kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi

bencana

Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat

penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi

masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan

tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau

mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya

2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai

metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak

positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat

meningkatkan efisiensi kinerja BNPB

12

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan

httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-

rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret

2011

Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia

httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian

+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011

Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-

ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada

hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011

BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses

pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011

Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-

fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu

tanggal 6 Maret 2011

Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana

httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-

apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-

terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek

Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7

Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi

wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf

Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan

Bencana

PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan

Bencana

PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan

Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana

Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak

Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp

id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011

Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-

standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml

Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa

httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-

dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27

Februari 2011

Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi

Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-

rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia

jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf

13

Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi

httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan

Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011

UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi

Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm

Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Page 10: Gagasan Dan Kesimpulan Sars

10

c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap

ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah

memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa

administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan

pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan

pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya

Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan

Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi

penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa

bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera

melakukan proses pengembalian ternak kepada warga

2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti

pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana

perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll

3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif

Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam

menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan

tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa

bumi gunung meletus banjir tsunami dll

KESIMPULAN

Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk

kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana

alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya

potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan

sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan

keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai

dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)

2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan

hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan

masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni

penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana

3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini

pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif

penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan

bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif

pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran

evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir

tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam

11

Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya

SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan

SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of

Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang

dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk

mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan

konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat

keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran

penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals

Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur

2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka

diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap

Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai

dengan konsep yang telah dicanangkan

3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan

dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam

merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan

kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi

bencana

Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat

penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi

masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan

tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau

mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya

2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai

metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak

positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat

meningkatkan efisiensi kinerja BNPB

12

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan

httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-

rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret

2011

Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia

httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian

+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011

Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-

ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada

hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011

BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses

pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011

Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-

fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu

tanggal 6 Maret 2011

Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana

httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-

apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-

terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek

Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7

Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi

wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf

Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan

Bencana

PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan

Bencana

PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan

Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana

Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak

Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp

id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011

Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-

standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml

Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa

httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-

dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27

Februari 2011

Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi

Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-

rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia

jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf

13

Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi

httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan

Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011

UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi

Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm

Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Page 11: Gagasan Dan Kesimpulan Sars

11

Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya

SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan

SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of

Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang

dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk

mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan

konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat

keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran

penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals

Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur

2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka

diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap

Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai

dengan konsep yang telah dicanangkan

3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan

dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam

merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan

kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi

bencana

Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)

1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat

penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi

masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan

tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau

mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya

2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai

metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak

positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat

meningkatkan efisiensi kinerja BNPB

12

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan

httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-

rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret

2011

Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia

httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian

+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011

Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-

ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada

hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011

BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses

pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011

Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-

fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu

tanggal 6 Maret 2011

Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana

httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-

apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-

terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek

Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7

Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi

wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf

Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan

Bencana

PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan

Bencana

PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan

Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana

Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak

Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp

id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011

Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-

standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml

Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa

httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-

dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27

Februari 2011

Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi

Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-

rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia

jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf

13

Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi

httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan

Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011

UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi

Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm

Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Page 12: Gagasan Dan Kesimpulan Sars

12

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan

httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-

rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret

2011

Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia

httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian

+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011

Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-

ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada

hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011

BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses

pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011

Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-

fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu

tanggal 6 Maret 2011

Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana

httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-

apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-

terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek

Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7

Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi

wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf

Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan

Bencana

PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan

Bencana

PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan

Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana

Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak

Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp

id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011

Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-

standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml

Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa

httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-

dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27

Februari 2011

Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi

Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-

rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011

Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia

jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf

13

Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi

httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan

Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011

UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi

Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm

Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Page 13: Gagasan Dan Kesimpulan Sars

13

Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi

httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan

Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011

UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi

Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm

Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011

UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana