FUNGSI MAJAS
-
Upload
yulia-utami-putri -
Category
Documents
-
view
982 -
download
0
Transcript of FUNGSI MAJAS
FUNGSI MAJAS
Majas tidak hanya digunakan dalam puisi. Majas diperlukan karangan-karangan
lainnya seperti cerpen, novel, esei, ataupun ceramah dan pidato.
Orde baru tumbang. Namun, hal itu ternyata tidak serta merta menunjukkan
bahwa kebenaran telah datang. Reformasi yang bergerak dari nurani mahasiswa dengan
cepat mengalami pergeseran makna dan fungsi. Tiba di tangan elit politik dan penguasa
baru, reformasi menjadi jargon politik. Maknanya pun aus. Semakin lama kata itu
semakin kehilangan darah.
Cuplikan di atas diambil dari sebuah tulisan yang berbentuk esai. Tulisan tersebut
menjadi lebih menarik berkat permainan kata-kata bermetafor. Kata Tumbang yang lazim
disanding dengan kata pohon kemudian dikreasikan dengan gender waktu. Orde baru.
Kata bergerak yang awalnya digunakan untuk makhluk hidup, kemudian digunakan pada
sesuatu yang abstrak, reformasi; demikian halnya dengan kata darah. Pemakaian kalimat-
kalimat bermajas menjadikan tulisan itu lebih hidup dan enak dibaca.
Serentetan tembakan senapan mesin merebut kesempatan dan Basridin
mengurungkan niatnya, ia kembali bertiarap. Ia berharap Amir tidak kena lagi. Lalu
berteriakdi antara nafasnya yang terputus-putus. (Silus karya Muhammad Dipenogoro)
Dalam cuplikan di atas terdapat pemakaian ungkapan merebut kesempatan.
Secara harfiah, merebut kesempatan merupakan perbuatan yang dilakukan oleh manusia.
Merebut adalah suatu tindakan yang kasar atau memaksa. Namun demikian, oleh
pengarang kata tersebut dikenakan untuk benda mati. Senapan mesin, suatu benda yang
tidak bernyawa, dinyatakan seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Efeknya luar
biasa. Pembaca akan lebih mudah membayangkan bagaimana mematikan dan
berbahayanya bila tembakan senapan itu sudah ditembakkan.
Dari celah-celah kembang flamboyan yang merah marak turun melandai ke
tanah, cahaya matahari, halus-halus dan panjang-panjang, laksana hujan yang jatuh
ditiup angin, menyirami tanah kuning kelabu dengan air emas (Layar Terkembang karya
Sultan Takdir Alisyahbana).
Cuplikan tersebut sarat oleh perumpamaan-perumpamaan. Dengan cara itulah, penulis
bermaksud memberikan kesan yang kuat mengenai keindahan alam yang hendak
digambarkannya.
sumber:
- Kosasih, E. 2006. Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia.Bandung:Yrama Widya.
Diposkan oleh majas di 18.33 1 komentar
Majas Perulangan
Majas perulangan meliputi aliterasi,antanaklasis, kiasmus, repetisi, dan pararelisme.
a. Aliterasi
Adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya.
Contoh:
Dengarlah dendang durjana
Lelaki tua putra Madura:
(Dari Lagu Nelayan Selat Madura karya Djuwastin Hasugian)
b. Antanaklasis
Adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang
berbeda.
Contoh:
Pintu-pintu awan, nadi-nadi cahaya
dan kegelapan, rimba sepi dan kejadian..
(Dari Mimpi karya Abdul Hadi W.M )
c. Repetisi
Adalah majas perulangan kata sebagai penegasaan yang dirunut dalam baris yang
sama.
Contoh:
Dalam kesunyian malam waktu
Tidak berpawang tidak berkawan
(Dari Dibawa Gelombang karya Sanusi Pane)
d. Pararelisme
Adalah majas perulangan kata yang disusn dalam baris yang berbeda.
Contoh:
Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu lapus
e. Kiasmus
Adalah majas yang berisi perulangan dan sekaligus merupakan inversi.
Contoh:
karena malam bukan siangnya gelombang
dan siang bukan malamnya jalang
(Dari Orang Perahu karya Sutan Iwan Soekri Mukri)
Diposkan oleh majas di 18.32 0 komentar
Majas Pertautan
Majas pertautan, antara lain meliputi, metonimia, sinekdoke, alusio, eufimisme,
elipsis, dan inversi.
a. Metonimia
Adalah majas yang memakia nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama
orang, barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut nama
pencipta atau pembuatnya jika yang kita maksudkan adalah ciptaan atau buatannya.
Bisa pula kita menyebut bahan dari barang yang dimaksud.
Contoh.
Dan potret-potret pahlawan
Mengusap-usapkaren tua
Baby mortir buatan sendiri
(Dari Buku Tamu Musium Perjuangan karya Taufik Ismail)
b. Sinekdoke
Adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama
keseluruhannya, ataupun sebaliknya.
Contoh.
Lewat gardu Belanda dengan berani
Berlindung warna malam
Sendiri masuk kota
Ingin ngubur ibunya
(Dari Gerilya karya W.S Rendra)
c. Alusio
Adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa
yang sudah diketahui bersama.
Contoh.
Hari 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
(Dari Pahlawan Tak Dikenal karya Toto Sudarto Bachtiar)
d. Elipsis
Adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
Contoh :
Biarkan layang-layangnya terbang ke angkasa
Dan...hilang di balik awan
(Dari Pergi karya Dinny Widya Agustiny)
e. Inversi
Adalah majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.
Contoh:
Kuraba mitlaliur Jepang dari baja hitam
(Dari Buku Tamu Musium Perjuangan karya Taufik Ismail )
Diposkan oleh majas di 18.31 1 komentar
Majas Pertentangan
Majas petentangan antara lain meliputi, hiperbola, litotes, Ironi, dan oksimoron.
a. Hiperbola
Adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan maksud
memperhebat, meningkatakn kesan dan pengaruhnya.
Contoh.
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
(Dari Doa karya Chairil Anwar)
b. Litotes
Adalah majas yang mengurangi, mengecil-ngecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Tujuannya, antara lain, untuk merendahkan diri.
Contoh.
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang ditentukan nilai tulang-tulang berserakan
(Dari Karawang Bekasi karya Chairil Anwar)
c. Ironi
Adalah majas menyatakan nmakna yang bertentangan dengan maksud untuk
menyindir atau memperolok-olok.
Contoh.
Malam lebaran
Bulan di atas kuburan
(J.E Tatengkeng)
d. Paradoks
Adalah majas yang antar bagian-bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh.
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbangun, tetapi bukan tidursayang
(Dari Pahlawan Tak dikenal karya Toto Sudarto Bachtiar)
e. Antitesis
Adalah majas pertentangan yang menggunakan paduan kata yang berlawanan arti.
Contoh.
Barat dan timur adalah guruku
Muslim, Hindu, Kristen, Budha.
Pengikut Zen dan Tao
Semua adlah guruku
(Dari Barat dan Timur karya Abdul Hadi W.M) Diposkan oleh majas di 18.28 3 komentar
Sabtu, 29 Maret 2008
Majas Perbandingan
1. PersonifikasiAdalah majas yang membandingkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Perhatikan puisi berjudul ajal di bawah ini!AjalApakah ia sebilah belati yang menancap secara gaibTanpa aku bisa melihat sehingga kebodohanku terperanjatAtaukah ia tangan kabut yang nakal yang telah mencekik lehernyasehingga tak satupun tangan kami yang bisa menghalanginya?(Arifin. C. Noer)
2. Perumpamaan (Simile)Adalah majas yang membandingkan dua hal yang pada hakekatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh pemakaian kata pembanding seperti, bagai(kan), bak, semisal, seperti, serupa, dan kata pembanding lainnya.Perhatikan puisi berikut.Engkau pelik menarik inginSerupa dara di balik tirai(Dari padamu jua karya Amir Hamzah)3. MetaforaAdalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat. berbeda dengan simile , metafora tidak menggunakan kata-kata pembanding.Contoh:Aku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuang(Dari aku karya Chairil Anwar)
4. AlegoriAdalah majas yang mempertautkan satu hal atau kejadian dengan hal atau kejadian lain dalam satu kesatuan yang utuh.Perhatikan Puisi Teratai berikut ini.TerataiKepada Ki hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga terataiTersembunyi kembang indah permaiTidak terlihat orang yang laluAkarnya tumbuh di hati duniaDaun bersemi laksmi mengarangBiarpun Ia diabaikan orangSeroja kembang gemilang mulia........................................................(Sanusi Pane)Dalam puisi teratai, penyair menyimbulkan Ki Hajar Dewantara dengan kuntum bunga teratai dngan maksud untuk menautkan ciri-ciri bunga teratai dengan gagasan, pikiran, dan cita-cita tokoh pendidikan tersebut.b.Majas PertentanganMajas petentangan antara lain meliputi, hiperbola, litotes, Ironi, dan oksimoron.a.HiperbolaAdalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan maksud memperhebat, meningkatakn kesan dan pengaruhnya.Contoh.TuhankuAku hilang bentukRemuk(Dari Doa karya Chairil Anwar)b.LitotesAdalah majas yang mengurangi, mengecil-ngecilkan kenyataan yang sebenarnya. Tujuannya, antara lain, untuk merendahkan diri.Contoh.Kami cuma tulang-tulang berserakanTapi adalah kepunyaanmuKaulah lagi yang ditentukan nilai tulang-tulang berserakan(Dari Karawang Bekasi karya Chairil Anwar)c.IroniAdalah majas menyatakan nmakna yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir atau memperolok-olok.Contoh.Malam lebaranBulan di atas kuburan(J.E Tatengkeng)d.Paradoks
Adalah majas yang antar bagian-bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.Contoh.Dia tidak tahu untuk siapa dia datangKemudian dia terbangun, tetapi bukan tidursayang(Dari Pahlawan Tak dikenal karya Toto Sudarto Bachtiar)
e.AntitesisAdalah majas pertentangan yang menggunakan paduan kata yang berlawanan arti.Contoh.Barat dan timur adalah gurukuMuslim, Hindu, Kristen, Budha.Pengikut Zen dan TaoSemua adlah guruku(Dari Barat dan Timur karya Abdul Hadi W.M)c.Majas PertautanMajas pertautan, antara lain meliputi, metonimia, sinekdoke, alusio, eufimisme, elipsis, dan inversi.a.MetonimiaAdalah majas yang memakia nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut nama pencipta atau pembuatnya jika yang kita maksudkan adalah ciptaan atau buatannya. Bisa pula kita menyebut bahan dari barang yang dimaksud.Contoh.Dan potret-potret pahlawanMengusap-usapkaren tuaBaby mortir buatan sendiri(Dari Buku Tamu Musium Perjuangan karya Taufik Ismail)b.SinekdokeAdalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya, ataupun sebaliknya.Contoh.Lewat gardu Belanda dengan beraniBerlindung warna malamSendiri masuk kotaIngin ngubur ibunya(Dari Gerilya karya W.S Rendra)c.AlusioAdalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama.Contoh.Hari 10 November, hujan pun mulai turunOrang-orang ingin kembali memandangnya(Dari Pahlawan Tak Dikenal karya Toto Sudarto Bachtiar)d.ElipsisAdalah majas yang didalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.Contoh.
Biarkan layang-layangnya terbang ke angkasaDan…hilang di balik awan(Dari Pergi karya Dinny Widya Agustina)e.InversiAdalah majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.Contoh.Kuraba mitlaliur Jepang dari baja hitam(Dari Buku Tamu Musium Perjuangan karya Taufik Ismail)d.Majas PerulanganMajas perulangan meliputi, aliterasi, antanaklasis, kiasmus, repetisi, dan pararelisme.a.AliterasiAdalh majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya.Contoh.Dengarlah dendang durjanaLelaki tua putra Madura(Dari Lagu Nelayan Selat Madura karya Djawastin Hasugian)b.AntanaklasisAdalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.Contoh.Pintu-pintu awan, nadi-nadi cahayadan kegelapan, rimbasepi dan kejadian..(Dari Mimpi karya Abdul Hadi W.M)c.RepetisiAdalah majas perulangan kata sebagai penegasan yang dirunut dalam baris yang sama.Contoh.Dalam kesunyian malam waktuTidak berpawang, tidak berkawan(Dari Dibawa Gelombang karya Sanusi Pane)d.PararelismeAdalah majas perulangan kata yang disusun dalam baris yang berbeda.Contoh.Sunyi itu dukaSunyi itu kudusSunyi itu lupaSunyi itu lapuse.KiasmusAdalah majas berisi perulangan dan sekaligus merupakan inversi.Contoh.Karena malam bukan siangnya gelombangDan siang bukan malamnya jalang(Dari Orang Perahu karya Sutan Iwan Soekri Munaf)
3. Fungsi MajasMajas tidak hanya digunakan dalam puisi. Majas juga diperlukan karangan-karangan lainnya, seperti cerpen, novel, esai, atau pun ceramah dan pidato.Orde baru tumbang. Namun hal itu tidak serta-merta menunjukkan bahwa kemenangan telah
datang. Reformasi yang bergerak dari nurani mahasiswa denagn cepat mengalami pergeseran makna dan fungsi. Tiba di tangan elit politik dan penguasa baru, reformasi menjad jargon politik. Maknanya pun aus. Semakin lama kata itu semakin kehilangan darah.Cuplikan di atas diambil dari sebuah tulisan yang berbentuk esai. Tulisan tersebut menjadi lebih menarik berkat pemakaian kata-kata bermetafor. Kata tumbang yang lazim disandingkan dengan kata pohon kemudian dikreasikan dengan gender waktu orde baru. Kata bergerak yang awalnya digunakan untuk makhluk hidup, kemudian digunakan kepada sesuatu yang abstrak, reformasi; denmikian halnya dengan kata darah. Pemakaian kalimat-kalimat bermajas menjadikan tulisan itu lebih hidup dan lebih enak dibaca.Serentetan tembakan senapan mesin merebut kesempatan dan Basridin mengurungkan niatnya, ia kembali bertiarap. Ia berharap Amir tidak kena lagi, lalu berteriak diantara nafasnya yang terputus-putus.(Silus karya Muhammad Diponegoro)Dalam cuplikan di atas terdapat pemakaian ungkapan merebut kesempatan. Secara harfiah merebut kesempatan merupakan perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Merebut adalah suatu tindakan yng kasar atau memaksa. Namun demikian, oleh pengarang kata tersebut dikenakan untuk benda mati. Senapan mesin, suatu benda yang tidak bernyawa, dinyatakan seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Efeknya luar biasa. Pembaca akan lebih mudah membayangkan bagaimana mematikan dan berbahayanya bila tembakan senapan mesin itu sudah ditembakkan.Dari celah-celah kembang flamboyan yang merah marak turun melandai ke tanah, cahaya matahari halus-halus dan panjang-panjang, laksana hujan yang jatuh ditiup angin, menyirami tanah kuning kelabu dengan air emas. (Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana)Cuplikan tersebut sarat oleh perumpamaan-perumpamaan. Dengan cara itulah, penulis bermaksud memberikan kesan yang kuat mengenai keindahan alam yang hendak digambarkannya.
Disadur dari: Kosasih, E.2006.Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia.Bandung:Yrama Widya.
Diposkan oleh majas di 17.52 3 komentar
Jenis-Jenis |Majas
Majas terbagi atas empat jenis, yakni: majas perbandingan, mjas pertentangan, majas pertautan, dan majs perulangan.
1. Majas perbandingan. Majas perbandingan meliputi personifikasi, metafora, perumpamaan, dan alegori.
2. Majas pertentangan. Majas pertentangan antara lain meliputi hiperbola, litotes, ironi, dan, oksimorom.
3. Majas pertautan. Majas pertauatan antara lain meliputi metonimia, sinekdoke, alusio, eufimisme, elipsis, dan inversi.
4. Majas perulangan meliputi aliterasi, antanaklasis, kiasmus, repetisi, dan pararelisme.
Diposkan oleh majas di 05.25 1 komentar
Rabu, 26 Maret 2008
Pengertian Majas
Majas adalah bahasa kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu. Majas sering pula disebut gaya bahasa.