fungsi atropin

5
2. Fungsi Atropin Atropine bekerja dengan cara memblok aksi kolinomimetik pada reseptor muskarinik secara reversible (tergantung jumlahnya) yaitu, hambatan oleh atropine dalam dosis kecil dapat diatasi oleh asetilkolin atau agonis muskarinik yang setara dalam dosis besar. Hal ini menunjukan adanya kompetisi untuk memperebutkan tempat ikatan. Hasil ikatan pada reseptor muskarinik adalah mencegah aksi seperti pelepasan IP3 dan hambatan adenilil siklase yang di akibatkan oleh asetilkolin atau antagonis muskarinik lainnya. Manfaat daripada atropine antara lain : Mengurangi sekresi kelenjar (liur, keringat, dahak) Memperlebar pupil dan berkurangnya akomodasi Meningkatkan frekuensi jantung dan mempercepat penerusan impuls di berkas His (bundle of his), yang disebabkan penekanan SSP. Menurunkan tonus dan motilitas saluran lambung-usus dan produksi HCl. Merelaksasi otot dari organ urogenital dengan efek dilatasi dari rahim dan kandung kemih Merangsang SSP dan pada dosis tinggi menekan SSP (kecuali pada zat-zat ammonium kwatener). Penggunaan daripada atropine yaitu :

description

tugas

Transcript of fungsi atropin

Page 1: fungsi atropin

2. Fungsi Atropin

Atropine bekerja dengan cara memblok aksi kolinomimetik pada reseptor muskarinik

secara reversible (tergantung jumlahnya) yaitu, hambatan oleh atropine dalam dosis kecil

dapat diatasi oleh asetilkolin atau agonis muskarinik yang setara dalam dosis besar. Hal ini

menunjukan adanya kompetisi untuk memperebutkan tempat ikatan. Hasil ikatan pada

reseptor muskarinik adalah mencegah aksi seperti pelepasan IP3 dan hambatan adenilil

siklase yang di akibatkan oleh asetilkolin atau antagonis muskarinik lainnya.

Manfaat daripada atropine antara lain :

Mengurangi sekresi kelenjar (liur, keringat, dahak)

Memperlebar pupil dan berkurangnya akomodasi

Meningkatkan frekuensi jantung dan mempercepat penerusan impuls di berkas His

(bundle of his), yang disebabkan penekanan SSP.

Menurunkan tonus dan motilitas saluran lambung-usus dan produksi HCl.

Merelaksasi otot dari organ urogenital dengan efek dilatasi dari rahim dan kandung

kemih

Merangsang SSP dan pada dosis tinggi menekan SSP (kecuali pada zat-zat

ammonium kwatener).

Penggunaan daripada atropine yaitu :

Sebagai spasmolitikum (pereda kejang otot) dari saluran lambung-usus, saluran

empedu, dan organ urogenital.

Tukak lambung/ usus, guna mengurangi motilitas dan sekresi HCL dilambung,

khususnya pirenzepin.

Sebagai medriatikum, untuk melebarkan pupil dan melumpuhkan akomodasi. Jika

efek terakhir tidak diingginkan, maka harus digunakan suatu adrenergikum, misalnya

fenilefrin.

Page 2: fungsi atropin

Sebagai sadativum, berdasarkan efek menekan SSP, terutama atropine dan skolamin,

digunakan sebelum pembedahan. Bersamaan dengan anastetika umum.

Antihistaminika dan fenotiazin juga digunakan untuk maksud ini.

Sebagai zat anti mabuk jalan guna mencegah mual dan muntah.

Pada hiperhidrosus, untuk menekan pengeluaran keringat berlebihan.

pada inkontinesi urin, atas dasar kerja spasmolitisnya pada kandung kemih, sehingga

kapasitasnya diperbesar dan kontraksi spontan serta hasrat berkemih dikurangi.

Efek pada sistem organ :

1. Susunan Saraf Pusat

Pada dosis lazim, atropine merupakan stimulant ringan terhadap SSP, terutama pada

pusat parasimpatis medulla, dan efek sedative yang lama dan lambat pada otak.efek

pemacu Vagal pusat seringkali cukup untuk menimbulkan bradikardia, yang

kemudian nodus SA yang menjadi nyata. Atropine juga menimbulkan kegelisahan,

agitasi, halusinasi, dan koma.

2. Mata

Otot konstriktor pupil tergantung pada aktivitas kolinoseptor muskarinik. Aktivitas ini

secara efektif dihambat oleh atropine topical dan obat antimuskarinik tersier serta

hasilnya aktivitas dilator simpatis yang tidak berlawanan dan midriasis (pupil yang

melebar) nampaknya disenangi oleh kosmetik selama Renaissance dan oleh karena ini

obatnya disebut belladonna (bahasa italic, “wanita cantik”) yang digunakan sebagai

obat tetes mata selama waktu itu.

Efek penting kedua pada mata dari obat antimuskarinik adalah kelumpuhan otot

siliaris, atau sikloplegia. Akibat sigloplegia ini terjadi penurunan kemampuan untung

mengakomodasi ; mata yang teratropinisasi penuh tidak dapat memfokus untuk

melihat dekat.

Page 3: fungsi atropin

Kedua efek midriasis dan sigloplegia berguna dalam pftalmologi. Namun efek ini juga

cukup berbahaya karena pada pasien dengan sudut kamar depan yang sempit akan

menimbulkan gejala glaucoma akut.

Efek ketiga dari obat antimuskarinik pada mata adalah mengurangi sekresi air mata.

Kadang-kadang pasien akan merasa matanya kering atau mata “berpasir” bila

diberikan obat anti muskarinik dalam dosis besar.

3. Sistem Kardiovaskuler

Atrium sangat kaya dipersyarafi oleh serabut syaraf parasimpatis (n.vagus), dan oleh

karena itu nodus SA peka terhadap hambatan reseptor muskarinik. Efek denyut

jantung yang terisolasi, dipersarafi, dan secara spontan memukul jantung berupa

hambatan perlambatan vagus yang jelas dan takikardia relative. Bila diberikan dosis

terapi sedang sampai tinggi, maka efek takikardi nampaknya dapat menetap pada

pasien tertentu. Namun, dalam dosis kecil justru memacu pusat parasimpatis dan

sering menimbulkan gejala brakikardia awal sebelum efek hambatan terhadap vagus

perifer menjadi jelas.

Dengan mekanisme yang sama juga mengatur fungsi nodus AV; pada keadaan tonus

vagus yang meninggi, maka pemberian atropine dapat menurunkan interval PR dalam

EKG dengan memblok reseptor muskarinik jantung.

4. Sistem Pernafasan

Baik otot polos atau sel kelenjar sekresi pada saluran pernafasan dipersarafi oleh

vagus dan mengandung reseptor muskarini. Bahkan pada individu normal, maka efek

bronkodilatasi dan pengurangan sekresi setelah menelan atropine dapat diukur. Efek

demikian lebih dramatic pada pasien saluran pernafasan terganggu, walaupun obat

antimuskarinik ini tidak sebaik pemacu beta-adrenoseptor pada pengobatan asma.

5. Saluran Cerna

Page 4: fungsi atropin

Hambatan reseptor muskarinik menimbulkan efek dramatic terhadap motilitas dan

beberapa fungsi sekresi pada saluran cerna. Seperti pada organ lainnya, pacuan

muskarinik eksogen lebih efektif dihambat disbanding efek dari aktivitas saraf

simpatis (vagal).

6. Kelenjar Keringat

Termoregulasi keringat di tekan pula oleh atropine. Reseptor muskarinik pada

kelenjarkeringat ekkrin dipersarafi oleh serabut kolinergik simpatetik dan dapat

dipengaruhi oleh obat antimuskarinik. Hanya pada dosis tinggi efek antimuskarinik

pada orang dewasa akan menimbulkan peninggian suhu tubuh. Sedangkan pada bayi

dan anak-anak maka dalam dosis biasapun sudah menimbulkan demam atropine

(atropine fever).