FRAUD TRIANGLE TERHADAP EARNINGS...
Transcript of FRAUD TRIANGLE TERHADAP EARNINGS...
ANALISIS PRESSURE DAN OPPORTUNITY DALAM PERSPEKTIF
FRAUD TRIANGLE TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
Nuruliani Budiasri
NIM: 1113082000044
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
ii
ANALISIS PRESSURE DAN OPPORTUNITY DALAM PERSPERTIF
FRAUD TRIANGLE TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Nuruliani Budiasri
NIM: 1113082000044
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing:
Reskino, S.E., M.Si., Ak., CA.
NIP.19740928 200801 2 004
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari Rabu, 8 Maret 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Nuruliani Budiasri
2. NIM : 1113082000044
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Analisis Pressure dan Opportunity dalam Perspektif
Fraud Triangle terhadap Earnings Management.
Setelah mencermati dan mengamati penampilan dan kemampuan yang bersangkutan
selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 8 Maret 2017
1. Fitri Yani Jalil, S.E., M.Sc.
NIDN. 2004068701
2. Husnul Khotimah
-
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari Selasa, 25 Juli 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Nuruliani Budiasri
2. NIM : 1113082000044
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Analisis Pressure dan Opportunity dalam Perspektif Fraud
Triangle terhadap Earnings Management
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas
dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Juli 2017
1. Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA.
NIP.19760924 200604 2 002
2. Dr. Rini, S.E., M.Si., Ak., CA.
NIP. 19760315 200501 2 002
3. Reskino, S.E., M.Si., Ak., CA.
NIP. 19740928 200801 2 004
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Nuruliani Budiasri
NIM : 1113082000044
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan tidak
mempertanggungjawabkannya.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan
bukti saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi
berdasarkan peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, agar dipergunakan
sebagaimana semestinya.
Jakarta, Juli 2017
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
Nama : Nuruliani Budiasri
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 31 Maret 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Ayah : Budi Sempurno
Nama Ibu : Lina Mardiana
Anak ke Dari : 2 dari 3 bersaudara
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Tebet Barat Dalam XC No 5
Tebet – Jakarta Selatan
No Telp. : 087871126210
E-mail : [email protected]
II. Pendidikan Formal
SD Pertiwi 3 Padang : 2001 – 2002
SDN Pondok Pinang 12 Jakarta : 2002 – 2006
SMPN 11 Jakarta : 2006 – 2009
SMAN 70 Jakarta : 2009 – 2012
III. Pengalaman Organisasi
Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Periode 2014 – 2015.
IV. Seminar dan Workshop
1. Sebagai peserta dalam seminar nasional Accounting Fair 2014
“Kredibilitas Seorang Akuntan dalam Menghadapi Perkembangan
vii
Perbankan Syariah di Indonesia”, 2014, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Sebagai peserta dalam Visit Company to Badan Pemeriksa Keuangan
RI”, 2014, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Sebagai peserta dalam Safari Ramadhan OJK “Edukasi Produk dan Jasa
Keuangan”, 2014, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Sebagai peserta dalam Sosialisasi Perkembangan Terkini Profesi di
Bidang Akuntansi dan Ujian Sertifikasi Akuntan (CA) dan Akuntan
Publik (CPA) Kementerian Keuangan RI – Sekretariat Jendral Pusat
Pembinaan Profesi Keuangan, 2015, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Sebagai peserta dalam Company Visit to Direktorat Jenderal Pajak RI,
2015, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Sebagai peserta dalam The 16th ATV FEB UI Training Forensic Audit
to Enhance Accountability in Public Sector, 2016.
viii
Pressure and Opportunity Analysis in Fraud Triangle’s Perspective Towards
Earnings Management
ABSTRACT
The primary aim of this research examines the relationship fraud triangle
(pressure and opportunity factors) and earnings management. This research uses
Financial Stability, Personal Financial Need, Leverage, Effective Monitoring, and
Discretionary Accruals model by Friedlan, 1994, as a proxy for earnings management.
Using a sample of 189 firm in 3 years observations for the period of 2013-2015, which
listed on Indonesian Exchange (idx), the research finds that financial stability
(ACHANGE) and personal financial need (OSHIP) significantly show there is
affecting to earnings management. Meanwhile, leverage and effective monitoring
(IND) do not support the hypothesis in this research.
Keywords: financial stability, personal financial need, leverage, effective monitoring,
and discretionary accruals.
ix
Analisis Pressure dan Opportunity dalam Perspektif Fraud Triangle terhadap
Earnings Management
ABSTRAK
Tujuan utama penelitian ini menguji hubungan fraud triangle (faktor tekanan
dan peluang) dan earnings management. Penelitian ini menggunakan model Financial
Stability, Personal Financial Need, Leverage, Effective Monitoring, dan Discretionary
Accruals oleh Friedlan, 1994, sebagai proksi untuk earnings management. Dengan
menggunakan 189 sample perusahaan dalam 3 tahun pengamatan selama periode 2013-
2015, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), penelitian menemukan bahwa
financial stability (ACHANGE) dan personal financial need (OSHIP) secara signifikan
menunjukkan adanya pengaruh terhadap earnings management. Sementara itu,
leverage dan effective monitoring (IND) tidak mendukung hipotesis dalam penelitian
ini.
Keywords: financial stability, personal financial need, leverage, effective monitoring,
dan discretionary accruals.
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji dan syukur hanya milik Allah swt
yang telah melimpahkan segala rahmat dan nikmat-Nya kepada kita semua, karena
hanya dengan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Pressure dan Opportunity dalam Perspektif Fraud Triangle terhadap
Earnings Management”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai masalah
dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah semata-mata
hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan, bimbingan, motivasi,
dan arahan yang tidak ternilai harganya dari pihak lain, yakni ucapan terima kasih
kepada:
1. Kedua orang tua dan dua saudara perempuanku yang tak henti-hentinya
mendo’akan dan selalu mendukung.
2. Ibu Reskino, S.E., M.Si., Ak., CA., selaku dosen pembimbing yang selalu
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, ilmu, saran, dan nasihat yang
sangat berharga selama penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Arif Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yesi Fitri, S.E., M.M., selaku Ketua Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiwan, S.E., M.M., Ak, selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ka Nur Wachidah Yulianti, S.E., M.Si, yang telah sangat membantu dalam
pengolahan data.
7. Teman-temanku yang selalu mendengarkan setiap keluh kesah dan tidak ada
hentinya selalu mendukung: Meliana Utami, Dyah Reza Lestari, Agias Maulidya,
xi
Fadhillah Rahmi Karim, Saptawanti Nia Sari, Astriana Fitri Hapsari, Laksmita
Rachma Deanti, dan Adinda Mutiara Kasih.
8. Teman-teman Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah angkatan 2013.
9. Sahabat-sahabatku di lingkungan kampus dan di luar kampus.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah swt memberikan balasan yang verlipat ganda kepada semua
pihak atas bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai. Akhir kata, penulis mengharapkan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Jakarta, Juli 2017
Nuruliani Budiasri
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................................. viii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
Kata Pengantar ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat ................................................................................... 6
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil .............................. 8
1. Agency Theory ................................................................................ 8
2. Fraud .............................................................................................. 10
3. Fraud Triangle ............................................................................... 15
4. Earnings Management ................................................................... 19
B. Penelitian Sebelumnya ............................................................................... 22
C. Kerangka Berfikir ....................................................................................... 26
D. Hipotesis ..................................................................................................... 27
1. Financial Stability dengan Earnings Management ......................... 27
2. Personal Financial Need dengan Earnings Management ............. 29
3. Leverage dengan Earning Management ........................................ 30
4. Effective Monitoring dengan Earning Management ...................... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 36
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 36
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 37
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 37
D. Metode Analisis Data ................................................................................. 38
1. Analisis Data .................................................................................. 38
2. Teknik Analisis .............................................................................. 39
xiv
a. Statistik Deskriptif ............................................................. 39
b. Pengujian Asumsi Klasik ................................................... 40
c. Uji Hipotesis ...................................................................... 42
1) Koefisien Determinasi (R2) ............................................ 43
2) Uji Simultan (f-test) ....................................................... 43
3) Uji Parsial (t-test) ........................................................... 44
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .......................................................... 45
1. Variabel Dependen ......................................................................... 45
2. Variabel Independen ...................................................................... 48
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................... 55
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 55
B. Analisis dan Pembahasan ........................................................................... 58
1. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 60
2. Hasil Pengujian Hipotesis .............................................................. 64
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 77
A. Kesimpulan ................................................................................................ 77
B. Saran ........................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 79
LAMPIRAN ........................................................................................................... 83
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya 22
3.1 Operasional Variabel 54
4.1 Tahapan Seleksi Sampel Penelitian 55
4.2 Daftar Nama Perusahaan 56
4.3 Statistik Deskriptif 68
4.4 Hasil Uji Kolmogorov–Smirnov 61
4.5 Hasil Uji Multikoleniaritas 62
4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas 63
4.7 Hasil Uji Autokorelasi 64
4.8 Hasil Uji Regresi Berganda 65
4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi 67
4.10 Hasil Uji F 68
4.11 Hasil Uji Statistik T 69
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
3.1 Kerangka Berfikir 26
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Laporan keuangan menggambarkan informasi akuntansi yang
menghubungkan kegiatan ekonomi perusahaan dengan pihak
berkepentingan. Laporan keuangan secara umum bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
arus kas entitas sebuah perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan
ekonomi, serta menunjukkan pertanggung jawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dapat dipercayakan kepada mereka (Ikatan
Akuntansi Indonesia, 2009). Oleh karena itu, semakin baik laporan
keuangan disusun, maka semakin baik informasi relevan yang bisa
dihasilkan (Widyastuti, 2009).
Pengguna laporan keuangan terdiri dari pemakai internal dan
pemakai eksternal. Pemakai eksternal adalah investor atau calon investor
yang meliputi pembeli atau calon pembeli saham atau obligasi, kreditur atau
peminjam dana bank, supplier, dan pemakai-pemakai lain seperti karyawan,
analisis keuangan, pialang saham, pemerintah (berkaitan dengan pajak),
Bapepam (berkaitan dengan perusahaan go public). Pemakaian internal
adalah pihak manajemen yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan
2
perusahaan harian (jangka pendek) dan juga jangka panjang. FASB
berpendapat bahwa pemegang saham, investor lain, dan kreditor adalah
pemakai utama laporan keuangan.
Perusahaan-perusahaan berusaha memberikan dan menampilkan
laporan keuangan dalam kondisi yang baik agar dapat menarik perhatian
investor baru untuk menanamkan modalnya dan merupakan upaya
perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya dalam persaingan pasar.
Komponen dalam laporan keuangan yang merupakan poin yang
diperhatikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh
pengguna laporan keuangan salah satunya adalah laba. Informasi tentang
laba yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan salah satu bentuk
penilaian dari pemegang saham kepada manajer.
Manajer (agent) diberikan kewenangan oleh principal dalam
mengelola perusahaan oleh sebab itu manajer memiliki pengetahuan yang
lebih mendalam terkait kondisi perusahaan dibandingkan dengan pemegang
saham, hal tersebut mengakibatkan berbagai konsekuensi seperti
munculnya masalah keagenan seperti asymetric information. Menurut teori
keagenan dari Jensen dan Meckling (1976), permasalahan keagenan
ditandai dengan adanya perbedaan kepentingan dan informasi yang tidak
lengkap (asymetric information) antara manajemen (agent) dan pemilik
perusahaan (principal). Beberapa ahli berpendapat bahwa keberadaan agen
dan prinsipal merupakan salah satu faktor yang menjadi dasar timbulnya
teori keagenan (agency theory). Ketidakselarasan tujuan dan kepentingan
3
antara agen dan prinsipal tersebut dapat menimbulkan asymetric
informastion. Asymetric information merupakan ketidakseimbangan antara
informasi yang dimiliki oleh agen dan prinsipal dalam pengelolaan
perusahaan (Ujiyantho & Pramuka, 2007). Menurut (Halim, Meiden, &
Tobing, 2005) adanya asimetris informasi memberi peluang bagi
manajemen untuk melakukan tindakan manajemen laba.
Menurut (Scott W. R., 2015) manajemen laba merupakan keputusan
manajer untuk memilih kebijakan akuntansi tertentu yang dianggap bisa
mencapai tujuan yang diinginkan, baik itu untuk meningkatkan laba atau
mengurangi kerugian yang dilaporkan. Asimetris informasi yang terjadi
dikarenakan adanya praktek manajemen laba dapat menimbulkan informasi
yang salah dan tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya sehingga
menyesatkan para pengguna laporan. Laba yang disajikan menjadi
diragukan kualitasnya.
Ketidaksamaan insentif antara manajer dan pemegang saham juda
dapat menajdi faktor penyebab manajer berbuat curang dengan
memanfaatkan fleksibilitas yang diperbolehkan dalam Pernyataan
Akuntansi yang Berlaku Umum. Kesempatan tersebut dapat digunakan
manajemen untuk melakukan manajemen laba secara oportunistik, sehingga
menciptakan distorsi dalam laba yang dilaporkan. Hal ini disebut
Opportunistic Earnings Management (OEM) (Veronika & Bactiar, 2003).
Praktik manajemen laba dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya adalah pemilihan metode akuntansi dan kebijakan akrual.
4
Jumlah akrual yang tercermin dalam perhitungan laba terdiri dari
discretionary accrual dan nondiscretionary accrual. Nondiscretionary
accrual merupakan komponen akrual yang terjadi secara alami seiring
dengan perubahan dari aktivitas perusahaan. Sebaliknya discretionary
accrual merupakan komponen akrual yang berasal dari earnings
management yang dilakukan manajer (Veronika & Bactiar, 2003). (Zamri,
Rahman, & Isa, 2013) Penentuan arah dan pengukuran dari akrual sangat
dipengaruhi oleh pertimbangan pihak manajemen, sehingga akrual sangat
mudah untuk dimanipulasi. Menurut (Dechow, Sloan, & Sweeney, 1995)
disscretionary accrual dapat digunakan sebagai proksi earnings
management dalam mengukur kecurangan laporan keuangan.
Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak aktivitas yang tidak
dapat terlepas dari praktek kecurangan atau fraud. Kecurangan (fraud) ialah
suatu perbuatan sengaja untuk menipu, membohongi atau cara-cara yang
tidak jujur untuk mengambil atau menghilangkan uang, harta, hak yang sah
milik orang lain baik karena suatu tindakan atau dampak yang fatal dari
tindakan itu sendiri (Priantara, 2013). Kecurangan bisa saja dilakukan oleh
perseorangan, tetapi bisa juga dilakukan oleh sekelompok orang di dalam
organisasi yang bekerja sama dalam praktek kecurangan (Skousen, Smith,
& Wright, 2008). Meningkatnya kasus skandal akuntansi menyebabkan
berbagai pihak berspekulasi bahwa manajemen telah melakukan
kecurangan pada laporan keuangan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
ACFE (Association of Certified Fraud Examiners) menunjukkan bahwa
5
58% dari kasus kecurangan yang dilaporkan dilakukan oleh karyawan pada
tingkat manajerial, 36% dilakukan oleh manajer tanpa melibatkan orang
lain, dan 6% dilakukan oleh manajer dengan melakukan kolusi bersama
karyawan.
Secara umum, kecurangan akan selalu terjadi jika tidak ada
pencegahan dan pendeteksian. Menurut (Skousen, Smith, & Wright, 2008)
terdapat tiga kondisi yang selalu hadir dalam tindakan fraud, yaitu pressure,
opportunity, dan razionalitation yang disebut sebagai fraud triangle. Selain
itu (Lou & Wang, 2009) melakukan penelitian untuk menguji faktor resiko
dari fraud triangle. Hasil mengindikasikan bahwa kecurangan pelaporan
berhubungan dengan salah satu kondisi berikut: tekanan keuangan dari
suatu perusahaan atau supervisor perusahaan, persentase yang lebih dari
transaksi yang kompleks suatu perusahaan, lebih dipertanyakannya
integritas manajer sebuah perusahaan, atau penurunan hubungan antara
perusahaan dengan auditornya. Sebuah mode logistik sederhana
berdasarkan contoh faktor resiko kecurangan ISA 240 dan SAS No 99
mengukur kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan dapat
menguntungkan praktisi.
Skandal akuntansi dalam tahun belakangan ini memberikan bukti
mengenai kegagalan audit yang membawa dampak merugikan bagi pelaku
bisnis. Kasus seperti ini terjadi pada Enron, Global Crossing, Worldcom di
Amerika Serikat yang menyebabkan kegemparan besar dalam pasar modal.
Kasus serupa terjadi juga di Indonesia, seperti yang terjadi pada tahun 2009
6
yang menimpa PT Waskita Karya yang dianggap telah menerima suntikan
dana dari PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA) senilai Rp 400 miliar serta
kasus yang baru saja terjadi berasal dari skandal yang dilakukan Toshiba di
mana diindikasikan terdapat penggelebungan dana sebesar ¥ 151,8 miliar
sejak tahun 2008 dan di dalam ini tiga direksi dari Toshiba juga dianggap
berperan aktif dalam melakukan penggelembungan laba tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul “Analisis
Pressure dan Opportunity dalam Perspektif Fraud Triangle terhadap
Earnings Management”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
hendak diteliti alam penelitian ini adalah apakah financial stability yang
diproksikan dengan persentase total perubahan aset (ACHANGE), personal
financial need yang diproksikan dengan persentase kepemilikan saham oleh
orang dalam (OSHIP), external pressure yang diproksikan dengan
persentase leverage (DER), dan effective monitoring yang diproksikan
dengan komite audit independen (IND) berpengaruh dengan earnings
management?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Beradasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dari
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
mengalasisis financial stability yang diproksikan dengan persentase
7
total perubahan aset (ACHANGE), personal financial need yang
diproksikan dengan persentase kepemilikan saham oleh orang dalam
(OSHIP), external pressure yang diproksikan dengan persentase
leverage (DER), dan effective monitoring yang diproksikan dengan
komite audit independen (IND) dalam mendeteksi earnings
management.
2. Manfaat
Sejalan dengan tujuan penelitian di atas, maka kegunaan
penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Bagi Akademik
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
terhadap pengembangan teori, khusunya dalam bidang auditing.
b. Bagi Kantor Akuntan Publik
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bahan masukan
dan pertimbangan untuk mengambil langkah, tindakan maupun
kebijakan berkaitan dengan pencegahan tindakan kecurangan
keuangan.
c. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bahan untuk
pengambilan kebijakan berkaitan dengan pencegahan tindakan
kecurangan keuangan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil
1. Agency Theory
Definisi teori agency menurut (Jensen & Meckling, 1976), yaitu:
“Agency relationship is a contract under which one or more persons (the
principal) engage another person (the agent) to perform some service on
their behalf which involves delegating some decision making authority to the
agent”.
Artinya bahwa teori agensi merupakan kontrak antara satu orang atau
lebih (principal) dengan melibatkan orang lain (agent) untuk melakukan
beberapa tugas atas nama principal yang melibatkan beberapa pendelegasian
wewenang kepada pihak agent untuk suatu pengambilan keputusan.
Principal yang dimaksud adalah investor atau pemegang saham, sedangkan
agent yaitu manajer sebagai pengelola perusahaan.
Agen maupun principal memiliki tujuan yang berbeda. Pemegang
saham (principal) menginginkan pengembalian yang tinggi atas investasi
yang mereka tanamkan pada perusahaan, sedangkan manajer menginginkan
bonus maksimal atas hasil pekerjaan mereka. Pertentangan tujuan tersebut
menimbulkan conflict of interest atara agen dan principal. Manajer sebagai
agen mendapat tekanan dari orincipal untuk menaikan kinerja perusahaan
9
dan manaher berusaha untuk menaikan kinerja perusahaan dengan harapan
mendapatkan apresiasi dari principal (rationalization). Manajer memiliki
informasi dan akses yang luas di perusahaan oleh karena itu manajer dapat
mengetahui kondisi perusahaan yang sebenarnya apakah perusahaan dalam
kondisi sehat atau tidak, dengan kewenangan yang dimilikinya manajer
mempunyai kesempatan (opportunity) untuk menaikan laba agar kinerja
perusahaan terlihat baik.
(Eisenhardt, 1989) mengungkapkan bahwa teori agensi
menggunakan tiga sumsi sifat manusia yaitu:
a. Manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest).
b. Manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang
(bounded rationality).
c. Manusia selalu menghindari risiko (risk adverse).
Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut, manajer sebagai
manusia akan beertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan
peribadinya (Ujiyantho & Pramuka, 2007). Tanpa pengawasan dan kontrol
yang efektif dari principal, kecurangan laporan keuangan yang dilakukan
oleh manajemen bisa saja terjadi. Hal tersebut dilakukan agar kinerja mereka
terlihat bagus di mata principal dan akhirnya akan mendatangkan
keuntungan bagi manajer sendiri. Manajemen laba tanpa diketahui oleh
pemilik (principal) pada akhirnya akan berkembang menjadi kecurangan
10
laporan keuangan dan output informasi yang diberikan hanya akan
menyesatkan pengguna laporan keuangan.
2. Fraud
a. Definisi Fraud
Statement on Auditting Standards No 99 mendefinisikan fraud
sebagai "an intention act that result in a material misstatement in
financial statements that are the subject of an audit". Sedangkan
menurut Black's law Dictionary, fraud didefinisikan sebagai:
Mencakup semua macam yang dapat dipikirkan manusia dan
yang diupayakan oleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari
orang lain dengan sasaran yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan
mencakup semua cara yang tak terduga, penuh siasat licik atau
tersembunyi, dan setiap cara yang tidak wajar yang menyebabkan orang
lain tertipu.
Sedangkan menurut The Association of Certified Fraud
Examiners (ACFE), fraud adalah:
“Perbuatan-perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan dengan
sengaja untuk tujuan tertentu (manipulasi atau memberikan laporan
keliru terhadap pihak lain) dilakukan orang-orang dari dalam atau luar
organisasi untuk mendapakan keuntungan pribadi ataupun kelompok
yang secara langsung atau tidak langsung merugikan pihak lain”.
11
(Tampubolon, 2005) berpendapat, fraud tidak selalu sama
dengan tindakan kriminal didefinisikan sebagai an intentional at that
violates the Criminal Law under which no legal excuse applies.
Sementara itu fraud didefinisikan sebagai any behaviour by which one
person gains or intend to gain a dishonest advantage over another.
Tindakan fraud dapat dikatakan sebagai kriminal apabila niat atau
perbuatan untuk mendapatkan keuntungan tang tidak jujur tersbut juga
sekaligus melanggar ketentuan hukum, misalnya korupsi atau
penggelapan pajak. Fraud bukan masuk kategori kriminal risiko
operasional, sedangkan fraud yang sekaligus tindak kriminal masuk
kategori risiko ilegal.
Dari beberapa definisi atau pengertian fraud (kecurangan) di
atas, maka dapat diketahui bahwa pengertian fraud sangat luas dan dapat
dilihat pada beberapa kategori kecurangan. Menurut BPK (2008) secara
umum, unsur-unsur dari kecurangan adalah
1) Harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation);
2) Dari suatu masa lampau (past) atau sekarang (present);
3) Fakta bersifat material (material fact);
4) Dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan (make-knowing or
reckless);
5) Dengan maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi;
12
6) Pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah pernyataan
tersebut (misrepresentation);
7) Yang merugikan (detriment).
Berdasarkan dengan penjelasan yang telah dijabarkan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa fraud merupakan sebuah perbuatan
yang melawan hukum yang dapat merugikan orang banyak, di mana
fraud ini biasanya dilakukan dengan sengaja dengan memanipulasi
ataupun menyajikan informasi yang keliru untuk mendapatkan
keuntungan.
b. Jenis-jenis Fraud
Menurut Albrecth, fraud diklasifikasikan menjadi lima jenis,
yaitu:
1) Embezzlement employee atau occupational fraud
Merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh bawahan kepada
atasannya secara langsung maupun tidak langsung.
2) Magement fraud
Merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh manajemen puncak
kepada pemegang saham, kreditor, dan pihak lain yang
mengandalkan laporan keuangan. Jenis fraud ini dilakukan
manajemen puncak dengan cara menyediakan penyajian yang keliru,
biasanya pada informasi keuangan.
13
3) Investment Scan
Merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh individu atau perorangan
kepada investor. Jenis fraud ini dilakukan individu dengan
mengelabui atau menipu investor dengan cara menanamkan uangnya
dalam investasi yang salah.
4) Vendor fraud
Merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh organisasi atau
perorangan yang menjual barang atau jasa kepada organisai atau
perusahaan yang menjual barang atau jasa. Jenis fraud ini dilakukan
organisasi dengan memasang harga terlalu tinggi untuk barang dan
jasa atau tidak adanya pengiriman barang meskipun pembayaran
telah dilakukan.
5) Customer fraud
Merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh pelanggan kepada
organisasi atau perusahaan yang menjual barang atau jasa. Jenis
fraud ini dilaukan pelanggan dengan cara membohongi penjual
dengan memberikan kepada pelanggan yang tidak seharusnya atau
menuduh penjual memberikan lebih sedikit dari seharusnya.
Menurut (Pearson, 2009) terdapat beberapa pola dalam
manajemen laba, yaitu:
14
1) Taking a Bath
Pola ini dapat terjadi saat ada tekanan organisasional pada saat
pergantian manajemen baru. Teknik ini dilakukan dengan mengakui
adanya biaya-biaya pada periode mendatang dan kerugian periode
berjalan. Konsekuensinya manajemen melakukan write-off asset
dengan membebankan perkiraan-perkiraan berikutnya akan lebih
tinggi dari seharusnya.
2) Income minimization
Pola manajemen ini hampir sama dengan taking a bath, namun tidak
terlalu ekstrim. Pola ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan
sangat tinggi dengan maksud agar tidak mendapatkan perhatian oleh
pihak-pihak yang berkepentingan. Kebijakan yang diambil dapat
berupa write-off atas barang modal dan aktiva tak berwujud,
pembebanan biaya iklan, biaya riset dan pengembangan,
menggunakan metode persediaan yang dapat mengecilkan
pendapatan, tujuannya yaitu kepentingan pajak.
3) Income maximization
Pola manajemen laba income maximization dilakukan dengan cara
menjadikan laba pada laporan keuangan periode berjalan lebih tinggi
dari pada laba sesungguhnya. Pola ini dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh bonus yang lebih besar, meningkatkan keuntungan,
15
menghindari pelanggaran atas kontrak hutang jangka panjang,
ataupun untuk menarik investor.
4) Income smoothing
Perataan laba (smoothing) merupakan cara yang paling populer dan
sering dilakukan. Perataan laba merupakan salah satu bentuk
manajemen laba yang dilakukan dengan cara membuat laba
akuntansi relatif konsisten (smooth) dari periode ke periode. Dalam
hal ini pihak manajemen dengan sengaja menurunkan atau
meningkatkan laba untuk megurangi gejolak dalam pelaporan laba,
sehingga perusahaan terlihat stabil atau berisiko tinggi.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dilihat bahwa fraud terdiri dari
bermacam jenis dilihat dari pelaku, korban, dan tindakan fraud yang
dilakukan.
3. Fraud Triangle Theory
Fraud triangle theory merupakan suatu gagasan yang meneliti
tentang penyebab terjadinya kecurangan. Gagasan ini pertama kali
diciptakan oleh (Cressey, 1953) yang dinamakan fraud triangle atau
segituga kehancuran. Fraud triangle menjelaskan tiga faktor yang hadir
dalam setiap situasi fraud, yaitu:
a. Pressure (Tekanan), yaitu adanya inisiatif atau tekanan atau kebutuhan
untuk melakukan fraud. Tekanan dapat mencakup hampir semua hal
16
termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan lain-lain termsuk hal
keuangan dan non-keuangan.
b. Oppportunity (Kesempatan), yaitu situasi yang membuka kesempatan
untuk memungkinkan suatu kecurangan terjadi.
c. Rationalization (Rasionalisasi), yaitu adanya sikap, karakter, atau
serangkaian nilai etis yang membolehkan pihak-pihak tertentu untuk
melakukan tindakan kecurangan, atau orang-orang yang berada dalam
lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka
merasionalisasi tindakan fraud.
1) Pressure
Pressure adalah dorongan orang yang melakukan fraud. Tekanan
dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan
ekonomi, dan lain-lain. Termasuk hal keuangan dan non-keuangan.
Dalam hal keuangan sebagai contoh dorongan untuk memiliki
barang-barang yang bersifat materi. Tekanan dalam hal non-
keuangan juga dapat mendorong seseorang untuk melakukan fraud,
misalnya tindakan untuk menutupi kinerja yang buruk karena
tuntutan pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang baik.
Menurut SAS No 99, terdapat empat jenis kondisi yang umum terjadi
pada pressure yang dapat mengakibatkan kecurangan. Kondisi
tersebut adalah financial stability, external pressure, personal
financial need, dan financial target.Opportunity
17
2) Opportunity
Opportunity adalah peluang yang memungkikan terjadinya fraud.
Para pelaku fraud percaya bahwa aktivitas mereka tidak akan
terdeteksi. Peluang dapat terjadi karena pengendalian internal yang
lemah, manajemen pengawasan yang kurang baik, dan melalui
penggunaan posisi. Kegagalan untuk menetapkan prosedur yang
memadai untuk mendeteksi aktivitas fraud juga meningkatkan
kesempatan terjadinya kecurangan. Dari tiga elemen dalam fraud
triangle, kesempatan memiliki kontrol yang paling atas. Organisasi
perlu untuk membangun sebuah proses, prosedur, dan kontrol agar
membuat karyawan dalam posisi tidak dapat melakukan fraud dan
yang efetif dapat mendeteksi aktivitas kecurangan jika hal itu terjadi.
Adanya peluang memungkinkan terjadinya kecurangan. Peluan
tercipta karena adanya kelemahan pengendalian internal,
ketidakefektifan pengawasan manajemen, atau penyalahgunaan
posisi atau otorisasi. Kegagalan untuk menetapkan prosedur yang
memadai untuk mendeteksi aktivitas kecurangan juga meningkatkan
peluang terjadinya kecurangan. Dari tiga faktor risiko kecurangan
(pressure, opportunity, dan rationalization), peluang merupakan hal
dasar yang dapat terjadi kapan saja sehingga memerlukan
pengawasan dari struktur organisasi mulai dari atas. Organisasi harus
membangun adanya proses, prosedur, dan pengendalian yang
18
bermanfaat dan menempatkan karyawan dalam posisi tertentu agar
mereka tidak dapat melakukan kecurangan dan efektif dalam
mendeteksi kecurangan yang dinyatakan dalam SAS No 99.
SAS No 99 menyebutkan bahwa peluang pada financial statement
fraud dapat terjadi pada tiga kategori. Kondisi tersebut adalah nature
of industry, ineffective monitoring, dan organization structure.
3) Razionalization
Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, di
mana pelaku mencari pembenaran atas perbuatannya. Rasionalisasi
merupakan bagian dari fraud triangle yang paling sulit diukur. Bagi
mereka yang umumnya tidak jujur, mungkin lebih mudah untuk
merasionalisasi penipuan begitu mudah. Pelaku fraud selalu mencari
pembenaran secara rasional untuk membenarkan perbuatannya.
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa fraud
triangle theory merupakan suatu bentuk gagasan untuk mengetahui
penyebab terjadinya fraud dengan menggolongkannya menjadi 3 faktor
yang berbeda, yaitu: pressure, opportunity, dan razionalizationa, di mana
ketiga faktor tersebut membatu peneliti untuk mengukur atau menentukan
ada atau tidak adanya kecurangan.
19
4. Earnings Management
Earnings management (EM) sering dianggap sebagai teknik yang
digunakan oleh manajemen perusahaan dengan tujuan untuk
mempengaruhi pendapatan (earnings) agar sesuai dengan akhir yang
diinginkan. Dalam pelaporan keuangan perusahaan, pendapatan (earnings)
merupakan informasi terpenting yang menunjukkan sejauh mana
perusahaan telah terlibat dalam aktivitas dalam memberikan value-added
(nilai tambah). Informasi tentang pendapatan (earnings) digunakan oleh
berbagai pihak dalam pengambilan keputusan mengenai apakah mereka
harus menyediakan sumber daya untuk perusahaan atau tidak. Dengan
demikian, pendapatan (earnings) merupakan elemen kunci yang
menentukan nilai ekonomi perusahaan dan alokasi sumber daya di pasar
modal. Setelah memperhitungkan dampak signifikan dari kinerja
perusahaan, manajemen perusahaan akan selalu berusaha untuk
memanipulasi laba yang dilaporkan dengan mengambil keuntungan dari
efek pilihan akuntansi yang memberikan dasar untuk keputusan terbaik
bagi perusahaan. Manajemen dimotivasi untuk terlibat dalam manipulasi
pendapatan, yaitu earnings management (manajemen laba), untuk
melaporkan pendapatan tinggi dan nilai ekonomi perusahaan yang lebih
besar. Dengan demikian, kecurangan dan kesalahan manajemen dalam
pelaporan keuangan dapat terjadi sebagai akibat dari kepentingan pribadi
manajer pihak terkait lainnya (Noor, Sanusia, & Heang, 2015).
20
Earnings management telah dijelaskan secara berbeda oleh para
akademisi, peneliti, praktisi dan badan lain yang terotorisasi (Rezaee,
2002). (Schipper, 1989) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu
intervensi terhadap proses pelaporan keuangan eksternal untuk
memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Earnings management
seringkali dilakukan atas intervensi manajemen. Pernyataan itu sejalan
dengan (Healy & Wahlen, 1999) yang menyatakan bahwa earnings
management terjadi ketika manajer menggunakan judgment dalam
pelaporan keuangan dan melakukan manipulasi transaksi untuk mengubah
laporan keuangan, baik untuk menyesatkan beberapa stakeholders tentang
kinerja perusahaan atau untuk mempengaruhi kontrak yang bergantung
pada angka-angka dalam laporan keuangan.
(Belkaoui, 2007) mendefinisikan manajemen laba adalah potensi
manajemen akrual dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi.
Penyisihan kerugian atau loan loss provision (LLP) adalah akrual yang
relatif besar bagi bank dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
laba.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan fleksibilitas bagi
manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan. Fleksibilitas inilah yang terkadang dimanfaatkan oleh
manajemen untuk memilih kebijakan yang dapat menguntungkannya.
Menurut (Scott W. R., 2000) earnings management adalah tindakan
21
manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi dari suatu standar tertentu
dengan tujuan memaksimalkan kesejahteraan dan/atau nilai pasar
perusahaan. Earnings management ditujukan untuk memberikan sinyal
positif tentang perusahaan yang dikelolanya, namun sinyal positif
semacam ini tidak dapat seterusnya dipertahankan oleh manajemen.
Fenomena EM telah membuat banyak peneliti penasaran untuk
menyelidiki lebih jauh tentang keberadaannya, sehingga banyak penelitian
di berbagai negara telah dilakukan dengan hasil yang bervariasi.
Dasar akrual telah disepakati sebagai dasar penyusunan laporan
keuangan (Wibisono, 2004). Pemilihan basis akrual sebagai dasar
penyusunan laporan keuangan bertujuan untuk menjadikan laporan
keuangan lebih informatif yaitu laporan keuangan yang mencerminkan
kondisi yang sebenarnya. Chaerul (2003) meyatakan bahwa dalam
mengaplikasikan kebijakan akrual digunakan accrual, defferal dan
prosedur alokasi yang bertujuan untuk menyesuaikan beban dan
pendapatan dengan periodenya, bukan mengaitkan beban dan pendapatan
berdasarkan atas pengeluaran dan penerimaan kas (cash basis) (Ujiyantho
dan Pramuka, 2007). Oleh karena itu, kebijakan accrual dalam
mengaplikasikan standar akuntansi ini dapat digunakan untuk melakukan
manajemen laba.
Berdasarkan penjealsan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya
earnings mangement merupakan teknik yang digunakan oleh pihak manajemen
22
dengan tujuan untuk mengetahui pendapatan sudah sesuai dengan akhir yang
diingikan, di mana manajemen dimotivasi untuk terlibat dalam praktik
manipulasi pendapatan sehingga dapat melaporkan pendapatan yang tinggi dan
nilai ekonomi perusahaan akan meningkat karena kerap kali informasi
mengenai pendapatan digunakan untuk pengambilan keputusan.
B. Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Sebelumnya
No Peneliti dan
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
Hasil
1. Jerry Sun dan
George Lan (2014)
Independent Audit
Committee and
Real Earnings
Management
Persentase
komite audit
independen
(IND) menjadi
proksi terhadap
earnings
management.
Modified Jones
Model
digunakan untuk
mengitung
discretionary
accrual.
Independensi
komite audit
terbukti
secara
signifikan
berpengaruh
terhadap
tingkat
earnings
management.
2. Michael J.
Gombola, Amy
Yueh-Fah Ho, dan
Chin-Chuan
Huang (2015)
The Effect of
Leverage and
Liquidity on
Earnings and
Capital
Management:
Evidence from
U.S. Commercial
Banks
Menggunakan
leverage sebagai
proksi terhadap
earnings
management.
Non-
discretionary
accrual
digunakan untuk
mengukur EM.
Leverage
menunjukkan
hasil positif
signifikan
terhadap
earnings
management.
23
No Peneliti dan
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
Hasil
3. Nurul Fitri Noor,
Zuraidah Mohd
Sanusia, Lee Teck
Heang, Takiah
Mohd Iskandar,
dan Yusarina Mat
Isa (2015)
Fraud Motives and
Opportunities
Factors on
Earnings
Manipulations
Penggunaan
proksi leverage
pada varibel
fraud motives.
Proksi yang
digunakan untuk
mengukur faktor
pressure adalah
dividend
payment.
Free cash flow
digunakan
sebagai proksi
dalam mengukur
opportunity
factors.
Model Jones
digunakan
dalam
perhitungan
discretionary
accrual.
Leverage
menunjukkan
hasil bahwa
adanya
hubungan
yang
signifikan
terhadap
earnings
management.
4. Widarti (2015)
Pengaruh Fraud
Triangle terhadap
Deteksi
Kecurangan
Laporan Keuangan
pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
(BEI)
ACHANGE
digunakan untuk
memproksikan
financial
stability
(pressure
factors) dan
OSHIP dalam
personal finance
need
(opportunity
factors).
Model Skousen
digunakan
sebagai proksi
untuk mengukur
earnings
management.
ACHANGE
berpengaruh
kepada
financial
statement
fraud
sedangkan
OSHIP tidak
secara
signifikan
berpengaruh
terhadap
financial
statement
fraud yang
diproksikan
menggunaka
n earnings
management
(DA).
5.
Aziatul Waznaah
Ghazali, Nur Aima
Penggunaan
leverage untuk
Opportunistic
factors
Leverage
berpengaruh
24
No Peneliti dan
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
Hasil
Shafie, dan
Zuraidah Mohd
Sanusi (2015)
Earnings
Management: An
Analysis of
Opportunistic
Behaviour,
Monitoring
Mechanism, and
Financial Distress.
memproksikan
external
pressure.
menggunakan
proksi free cash
flow.
Pressure factors
menggunakan
proksi financial
distress.
secara
signifikan
terhadap
earnings
management.
6. Soheil Kazemian
dan Zuraidah
Mohd Sanusi
(2016)
Earnings
Management and
Ownership
Structure
Kepemilikan
manajerial
(OSHIP)
digunakan dalam
memproksikan
ownership.
Menggunakan
tinjauan
literature.
OSHIP
memiliki
hasil positif
signifikan
terhadap
earnings
management.
7. Molika Mariana
dan Luqman
Hakim (2016)
Pendeteksian
Pemanipulasian
Laba: Pengujian
Teori Fraud
Triangle dan
Dampak
Pengadopsian
International
Financial
Reporting
Standard (IFRS)
Perubahan aset
(ACHANGET)
digunakan untuk
memproksikan
pressure dan
leverage
digunakan untuk
memproksikan
external
pressure.
Menggunakan
Model
MSCORE
Benish untuk
perhitungan
discretionary
accrual.
ACHANGE
dan leverage
memiliki
signifikansi
terhadap
kemungkinan
terjadinya
earnings
management.
8. Merissa Yesiariani
dan Isti Rahayu
(2016)
Perubahan total
aset
(ACHANGE),
leverage, dan
Rumus Jones
digunakan untuk
menghitung
ACHANGE
dan leverage
memiliki
pengaruh,
25
No Peneliti dan
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
Hasil
Analisis Fraud
Diamond dalam
Mendeteksi
Financial
Statement Fraud
kepemilikan
orang
dalam/institusion
al (OSHIP)
digunakan untuk
memproksikan
pressure factors.
discretionary
accrual.
sedangkan
OSHIP tidak
menunjukkan
adanya
pengaruh
terhadap
financial
statement
fraud yang
diproksikan
dengan DA.
9. Mafiana Annisya,
Lindrianasari, dan
Yuztitya
Asmaranti (2016)
Pendeteksian
Kecurangan
Laporan Keuangan
Menggunakan
Fraud Diamond
ACHANGE dan
leverage
digunakan untuk
memproksikan
pressure factors.
J-Score yang
pakai juga oleh
Skousen
digunakan untuk
menghitung
earnings
management.
ACHANGE
dan leverage
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
fraudulent
financial
stametent.
10. Shuji Rosey Bao
dan Krista B.
Lewellyn (2017)
Ownership
Structure and
Earnings
Management in
Emerging Markets
– An
Institutionalized
Agency
Persperctive
Kepemilikan
manajerialdigun
akan untuk diuji
kepada earnings
management.
Penelitian ini
menggunakan
rumus Jones
untuk
menghitung
discretionary
accrual.
Kepemilikan
manajerial
memiliki
hubungan
signifikan
terhadap
earnings
management.
26
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai factor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Kerangka berpikir dalam penilitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 3.1
Kerangka Berfikir
Adanya kasus manipulasi laporan keuangan pada perusahan-perusahaan besar
Basis Teori: Teori Agensi dan Teori Fraud Triangle
Effective Monitoring
(IND)
Financial Stability
(ACHANGE)
Personal Financial Need
(OSHIP)
Leverage
(DER)
Earnings Management
(DA)
Pressure
Opportunity
27
D. Hipotesis
1. Financial Stability dengan Earnings Management
Financial stability menurut (Skousen, Smith, & Wright, 2008) merupakan
keadaan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada kondisi stabil. Ketika
suatu perusahaan berada dalam kondisi stabil, maka nilai perusahaan akan naik dalam
pandangan investor, kreditur, dan publik. Oleh karena itu manajer akan melakukan
berbagi cara agar financial stability perusahaan terlihat baik. Menurut SAS No 99,
manajer menghadapi tekanan untuk melakukan kecurangan ketika stabilitas keuangan
atau profitabilitas terancam oleh keadaan ekonomi, industri, dan situasi entitas yang
beroperasi.
Financial stability menurut SAS No 99 tahun 2002 dapat meningkatkan
kecurangan dalam pelaporan keuangandilihat dari oleh beberapa hal, seperti ekonomi,
industri, dan juga kondisi operasi perusahaan.
a. Tingkat persaingan yang tinggi atau kejenuhan pasar, disertai dengan penurunan
marjin.
b. Kerentanan yang tinggi terhadap perubahan yang cepat, seperti perubahan teknologi,
usang produk, atau suku bunga.
c. Penurunan yang signifikan dalam permintaan pelanggan dan meningkatkan
kegagalan bisnis baik industri atau ekonomi secara keseluruhan.
28
d. Kerugian operasi membuat ancaman kebangkrutan, penyitaan, atau pengambilalihan
segera.
e. Berulang arus kas negatif dari operasi dan ketidakmampuan untuk menghasilkan arus
kas dari operasi saat melaporkan pendapatan dan pertumbuhan laba.
f. Pertumbuhan yang cepat atau profitabilitas yang tidak biasa, terutama dibandingkan
dengan yang perusahaan lain di industri yang sama.
g. Akuntansi baru, hukum, atau persyaratan peraturan.
Bentuk manipulasi pada laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen
berkaitan dengan pertumbuhan aset perusahaan (Skousen, Smith, & Wright, 2008). Oleh
sebab itu, financial stability diproksi degan persentase perubahan total aset
(ACHANGE). FASB mendefinisikan aset sebagai manfaat ekonomik masa mendatang
yang cukup pasti atau diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas aibat
transaksi atau kejadian masa lalu. Total aset menggambarkan kekayaan yang dimiliki
oleh perusahaan. Total aset meliputi aset lancar dan aset tidak lancar.
Tingginya set yang dimiliki perusahaan menjadi daya tarik bagi investor. Untuk
menarik para investor, manajemen perusahaan tentunya berupaya untuk menyajikan
tampilan perusahaan yang meyakinkan bagi investor. Agar dapat menampilkan
pertumbuhan dan performa perusahaan yang meningkat, manajemen perusahaaan kerap
kali melakukan manipulasi pada laporan keuangan. Oleh sebab itu, adanya perubahan
persentase total aset yang tinggi mengindikasikan terjadinya manpulasi pada laporan
keuangan.
29
Menurut (Yesiariani & Rahayu, 2016) financial stability yang merukapan proksi
dari variabel tekanan (pressure) dalam menghitung rasio perubahan total aset
menunjukkan hasil bahwa ACHANGE berpengaruh signifikan negatif terhadap EM.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Widarti, 2015), (Annisya, Lindrianasari, &
Asmaranti, 2016), dan (Mariana & Hakim, 2016) menunjukkan bahwa presentase total
aset (ACHANGE) berpengaruh positif terhadap earnings management. Berdasarkan
uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1: Financial stability dengan proksi persentase perubahan total aset (ACHANGE)
berpengaruh positif terhadap earnings management.
2. Personal Financial Need dengan Earnings Management
Personal financial need merupakan suatu kondisi di mana keuangan perusahaan
turut dipengaruhi oleh kondisi keuangan para eksekutif perusahaan (Skousen, Smith, &
Wright, 2008). Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission
(COSO) (1999) menunjukkan bahwa ketika eksekutif perusahaan memiliki peranan
keuangan yang kuat dalam perusahaan, personal financial need dari eksekutif
perusahaan tersebut akan turut terpengaruh oleh kinerja keuangan perusahaan (Skousen,
Smith, & Wright, 2008).
Ketika keuangan perusahaan turut dipengaruhi oleh kondisi keuangan para
eksekutif perusahaan. Contoh faktor resiko adalah kepentingan keuangan oleh
manajemen yang signifikan dalam entitas, manajemen memiliki bagian kompensasi
yang signifikan bergantung pada pencapaian target yang agresif untuk harga saham,
30
hasil operasi, posisi keuangan, atau arus kas manajemen menjaminkan harta pribadi
untuk utang entitas. Sebagian saham yang dimiliki oleh eksekutif perusahaan akan
mempengaruhi kebijakan manajemen dalam mengungkapkan kinerja keuangan
perusahaan. Oleh sebab itu, personal financial need diproksi dengan persentase
kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP).
Penelitian yang dilakukan oleh (Skousen, Smith, & Wright, 2008) dan (Popoola,
Ratnawati, & Hamid, 2016) menunjukkan persentase kepemilikan saham oleh orang
dalam (OSHIP) berpengaruh positif terhadap EM. Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh (Kazemian & Sanusi, 2015), dan (Bao & Lewellyn, 2017) menunjukkan bahwa
adanya hubungan negative antara OSHIP dengan EM, sehingga berdasarkan uraian di
atas maka dibuatlah hipotesis sebagai berikut:
H2: Personal financial need dengan proksi persentase kepemilikan saham oleh
orang dalam (OSHIP) berpengaruh positif terhadap earning management.
3. External pressure dengan Earning Management
External pressure merupakan tekanan yang berlebihan bagi manajemen untuk
memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga. Untuk mengatasi tekanan tersebut
perusahaan membutuhkan tambahan utang atau sumber pembiayan eksternal agar tetap
kompetitif, termasuk pembiayaan riset dan pengeluaran pembangunan atau modal.
Kebutuhan pembiayaan eksternal terkait dengan kas dihasilkan dari pembiayaan melalui
hutang (Skousen, Smith, & Wright, 2008).
Leverage adalah salah satu rasio keuangan yang menggambarkan hubungan
antara hutang perusahaan terhadap modal maupun aset perusahaan. Selain itu leverage
31
adalah penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap
dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Manfaat
leverage adalah untuk analisis, perrencaan, dan pengendalian keuangan. Adapun
tujuannya agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada biaya aset dan sumber
dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan pegemang saham. Rasio
leverage menggambarkan sumber dana operasi yang digunakan oleh perusahaan. Rasio
leverage juga menunjukkan resiko yang dihadapi perusahaan. Rasio ini dapat mengukur
seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang atau pihak luar dengan kemampuan
perusahaan yang digambarkan oleh modal.
Financial leverage diukur dengan persentase dari total hutang terhadap ekuitas
perusahaan pada suatu periode yang disebut juga debt to equity ratio (DER). DER
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang
ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar
hutang. Selain itu DER juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal
yang dimiliki perusahaan. Jenis leverage, yaitu:
a. Operating leverage
Mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba
sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Multiplier effect hasil penggunaan biaya
operasi tetap terhadap laba sebelum bunga dan pajak disebut degree of operating
leverage (DOL).
32
b. Financial leverage
Penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan
memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya
sehingga akan meningkat keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.
Multiplier effect yang dihasilkan karena penggunaan dana dengan biaya tetap disebut
degree of financial leverage (DFL).
c. Biaya (cost)
Biaya variable (variable cost), biaya yang dalam jangka pendek verubah karena
perubahan operasi perusahaan. Perubahan itu dalam hubungannya dengan perubahan
unit yang diproduksi atau karena perubahan unit yang dijual. Meliputi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya pemasaran langsung.
Biaya tetap (fixed cost), biaya yang dalam jangka pendek tidak berubah karena
variabilitas operasi maupun penjualan. Meliputi depresiasi bangunan kantor dan
pabrik, kendaraan, peralatan kantor, asuransi kecelakaan, keseharan, dan gaji
manajer. Biaya semi variable, biaya yang meningkat secara bertahap dengan
kenaikan output. Meliputi gaji manajer yang meningkat secara bertahap.
Menurut (Selahudin, Zakaria, & Sanusi, 2014) leverage memberikan insentif
bagi perusahaan untuk mengelola pendapatan sebagai akibat dari konsekuensi buruk
yang terkait dengan kegagalan dari kewajiban utang. Penggunaan pembiayaan utang
luar juga akan mengakibatkan sampel datanya pemantauan luar oleh penyedia utang
mirip dengan yang disediakan oleh investor institusi besar atau pemegang saham
33
eksternal untuk melindungi kepentingan investasi mereka. Dengan demikian,
peningkatan tingkat leverage akan mengurangi biaya yang melekat dalam struktur
operasi perusahaan.
Pengujian yang dilakukan oleh (Yesiariani & Rahayu, 2016) menunjukkan
bahwa variabel external pressure yang diproksikan dengan persentase leverage (DER)
terhadap probabilitas suatu perusahaan melakukan tindakan EM menunjukkan nilai sig
(0,000) < (0,05) yang memiliki arti bahwa DER signifikan pada level 5%. Dapat
disimpulkan bahwa DER berpengaruh posotif terhadap resiko terjadinya EM. Hal ini
berarti menunjukkan apabila perusahaan tidak memiliki kemampuan dalam
mengembalikan hutangnya sehingga menjadi tekanan bagi manajemen untuk
melakukan manipulasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Ghazali, Shafie, & Sanusi, 2015)
bahwa ada hubungan antara leverage dan manajemen laba. Hubungan yang signifikan
dan positif antara monitoring mechanism, proksi oleh leverage ini tidak konsisten
dengan hasil yang diharapkan harapan bahwa hubungan negatif oleh pihak eksternal
akan meningkat, maka manajer mungkin akan kurang untuk menggunakan manajemen
laba.
Penelitian yang dilakukan oleh (Ghazali, Shafie, & Sanusi, 2015), (Gombola,
Amy, & Huang, 2015), (Mariana & Hakim, 2016), dan (Yesiariani & Rahayu, 2016)
menunjukkan persentase leverage berpengaruh positif tehadap earnings management.
Selain itu (Noor, Sanusia, & Heang, 2015) dan (Annisya, Lindrianasari, & Asmaranti,
2016) leverage menunjukkan negatif signifikan terhadap earning management yang
34
mengindikasikan bahwa dengan tingginya tingkat hutang perusahaan akan
meningkankan juga kemungkinan untuk para manager melakukan earning
management.
H3: External pressure yang diproksikan dengan persentase leverage berpengaruh
positif terhadap earnings management.
4. Effective Monitoring dengan Earning Management
Fraud dapat diminimalkan salah satunya dengan mekanisme pengawasan yang
baik. Komite audit dipercaya dapat meningkatkan efektifitas pengawasan perusahaan.
Mengamati bahwa perusahaan yang melakukan fraud memiliki anggota di luar Board
of director (BOD) yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
melakukan fraud (Skousen, Smith, & Wright, 2008). (Skousen, Smith, & Wright, 2008)
menambahkan bahwa insiden fraud akan berkurang dengan perusahaan yang memiliki
komite audit. Selanjutnya (Beasly, 2000) mengatakan bahwa anggota komite audit yang
lebih besar dapat mengurangi insiden fraud (Skousen, Smith, & Wright, 2008).
Komite audit meningkatkan integritas dan kredibilitas pelaporan keuangan
melalui: (1) pengawasan atas proses pealporan termasuk sistem pengendalian internal
dan prinsip akuntansi berterima umum; (2) mengawasi proses audit secara keseluruhan.
Hasilnya mengindikasikan bahwa adanya komite audit memiliki konsekuensi pada
laporan keuangan yaitu: (a) berkurangnya oengukuran akuntansi yang tidak tepat; (b)
berkurangnya pengukuran akuntansi yang tidak tepat; (c) berkurangnya tindakan
kecurangan manajemen dan tindakan ilegal. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan
35
bahwa komite audit dapat mengurangi aktivitas earnings management salah satu bentuk
kecurangan laporan keuangan.
Kehadiran komite audit membantu dewan komisaris untuk mengawasi
manajemen dalam penyusunan laporan keuangan. Komite audit diharapkan memiliki
banyak waktu untuk mengawasi proses pelaporan keuangan perusahaan sehingga
kemungkinan terjadinya manajemen laba dapat berkurang.Independensi merupakan
karakteristik terpenting yang harus dimiliki oleh komite audit untuk memenuhi peran
pengawasannya. Hal tersebut menjelaskan mengapa bursa efek mengeluarkan undang-
undang dan peraturan yang berkaitan dengan independensi komite audit (Pamudji &
Trihartati, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh (Skousen, Smith, & Wright, 2008) membuktikan
bahwa proporsi anggota komite audit independen (IND) berpengaruh negatif terhadap
earnings management. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis
sebagai berikut:
H4: Effevtive monitoring yang diproksikan dengan persentase komite audit
independen berpengaruh negatif terhadap earnings management.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memerlukan data dan informasi yang sesuai dengan
permasalahan yang diteliti, data, dan informasi yang diperoleh harus cukup
lengkap dan benar sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam membahas
masalah yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kausalitas yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh variable-variabel yang berkaitan
dengan masalah sehingga peneliti dapat menemukan proporsi hipotesis
penelitian studi kasus yang ditunjukan kepada pengujian hipotesis.
Penelitian ini mengambil lokasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
berasal dari situs resminya yaitu www.idx.com. Objek penelitian adalah rasio-
rasio keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari periode tahun
2013 sampai dengan 2015. Perusahaan manufaktur dipilih dengan
pertimbangan agar data yang didapatkan homogen sehingga menggambarkan
kekhususan hasil pada satu jenis perusahaan. Di samping itu, mayoritas emiten
BEI adalah perusahaan manufaktur sehingga dimungkinkan untuk memperoleh
variasi data.
37
B. Metodologi Penentuan Sampel
Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dengan
menggunakan purposive sampling. Adapun kriteria dalam pemilihan sampel
adalalah sebagai berikut:
1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode penelitian
tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.
2. Kelengkapan laporan tahunan (annual report) dari tahun 2013 sampai
dengan tahun 2015.
3. Perusahaan menerbitkan laporan tahunan (annual report) per 31 Desember.
4. Perusahaan yang memperoleh laba selama periode 2013-2015.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder,
sementara teknik pengumpulan data guna melengkapi penelitian ini dilakukan
melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut:
1. Penelitian Laporan
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil data perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berupa laporan keuangan tahun
2013-2015.
38
2. Metode Kepustakaan
Penelitian ini juga dilakukan melalui studi kepustakaan dengan melihat
annual report perusahaan sampel pada Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM)
serta dengan melihat referensi dari buku, jurnal, majalah, artikel, dan sumber
lain yang relevan dengan penelitian penulis.
3. Metode Analisis
Dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh tiap variabel independen
dan dependen digunakan analisis regresi linear berganda.
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Data
Dalam melakukan anlisis data dan uji hipotesis, pengelolaan data
dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel dan program SPSS
(Statistical Product and Service Solution). Setelah data yang diperlukan
dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data
yang terdiri dari uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
Friedlan yang merupakan pengembangan dari model Healy tahun 1985,
model Friedlan adalah sebagai berikut:
𝐷𝐴𝐶𝑝𝑡 = 𝑇𝐴𝐶𝑝𝑡
𝑆𝐴𝐿𝐸𝑝𝑡−
𝑇𝐴𝐶𝑝𝑑
𝑆𝐴𝐿𝐸𝑝𝑑
Keterangan:
DACpt : Discretionary accruals pada periode tes
39
TACpt : Total accruals pada periode tes
TACpd : Total accruals pada periode dasar
SALEpt : Penjualan pada periode tes
SALEpd : Penjualan pada periode dasar
2. Teknik Analisis
Adapun penjelasan mengenai metode analisis data tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Statistik Deskriptif
Metode analisis data dilakukan melalui statistik deskriptif menjelaskan
karakteristik responden dengan menggunakan table yang
menggambarkan kisarsan teoritis, kisaran frekuensi, dan kisaran
presentase. Pada dasarnya statistic deskriptif dalam penelitian merupakan
proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga
dipahami dan diinterpretasikan. Statistik deskriptif digunakan oleh
penelitian untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variable
penelitian yang utama dan daftar demografi responden. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan
distribusi) (Ghozali, 2011).
40
b. Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan karena merupakan salah satu syarat untuk
melakukan uji regresi berganda agar menunjukkan hubungan yang valid
dan tidak bisa. Adapun pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Menurut (Ghozali, 2011) uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Uji normalitas ini dapat diketahui dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika
data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal,
maka mdoel regresi mengikuti asumsi normalitas, sedangkan jika data
menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka arah regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2) Uji Multikolineritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi
masalah multikolineritas ini adalah dengan melihat Tolerance (TOL)
dan Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi yang bebas
masalah multikolineritas jika nilai VIF disekitar angka 1 dan TOL
mendekati 1. Selain itu, cara untuk mengetahuiadanya indikasi
41
korelasi antar variabel bebas, dapat dilihat dengan tingkat korelasi.
Apabila tingkat korelasi di atas 0,90 maka hal ini merupakan indikasi
adanya multikolonieritas (Ghozali, 2011).
3) Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi apakah terdapat
heteroskedastisitas pada model regresi, dapat dilihat pada model grafik
scatterplot. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin) yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar,
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas,
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik (poin-poin) menyebar
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).
4) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan penggganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
42
korelasi maka dinamakan adanya problem autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang beruntutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi yang lain.
Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (notime series) karena
“gangguan” pada seorang individu atau kelompok cenderung
mempengaruhi “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama
pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas autokorelasi (Ghozali, 2011).
c. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
beberapa variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
Variabel independen financial stability yang diproksikan dengan
persentase perubahan total aset (ACHANGE), personal financial need
yang diproksikan dengan persentase kepemilikan saham oleh orang
dalam (OSHIP), persentase leverage (DER), dan effective monitoring
yang diproksikan dengan komite audit independen (IND) terhadap
variable dependen yaitu earnings management (DA) yang diproksikan
dengan discretionary accruals.
43
Analisis linier berganda dilakukan dengan uji koefisien
determinasi, uji t, dan uji f. Model regresi dalam penelitian ini sebagai
berikut:
𝑫𝑨 = 𝜶 + 𝜷𝟏𝑨𝑪𝑯𝑨𝑵𝑮𝑬 + 𝜷𝟐𝑶𝑺𝑯𝑰𝑷 + 𝜷𝟑𝑫𝑬𝑹 + 𝜷𝟒 𝑰𝑵𝑫 + 𝜺
Dimana:
DA = Earnings management (DA)
α = Konstanta
β1,2,3,… = Koefisien variabel
ACHANGE = Persentase perubahan total aset
OSHIP = Persentase kepemilikan saham orang dalam
DER = Persentase hutang dengan aset atau modal
IND = Persentase komite audit independen
ε = Kesalahan residual (error)
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
44
hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2011).
2. Uji Simultan (f-test)
Uji statistik f pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimaksud dalam penelitian secara simultan atau
bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikan
level 0,05 (α=5%). Ketentuan penolakan dan penerimaan hipotesis
adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikansi F > 0,05 atau F hitung < F tabel maka Ho
diterima dan menolak H1 (koefisien regresi tidak signifikan). Ini
berarti bahwa secara bersama-sama keempat variabel independen
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
b. Jika nilai signifikansi t ≤ 0,05 atau Fhitung > Ftabel maka H0
ditolak dan menerima H1 (koefisien regresi signifikan). Ini berarti
bahwa secara bersama-sama keempat variabel independen tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2011).
3. Uji Parsial (t-test)
Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen. Menurut tingkat
45
signifikansi (α) yaitu sebesar 5% dapat dilakukan dengan
berdasarkan nilai profitabilitas, dengan cara pengambilan keputusan,
jika nilai profitabilitas.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang
dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas
(Sekaran, 2006). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah financial statement fraud. Definisi financial statement fraud menurut
Association of Certified Fraud Examiners (Rezaee, 2002) adalah:
“the intentional, deliberate, misstatement, or omission of material facts, or
accounting data which is misleading and, when considered with all the
information made available, would case the reader to change or alter his or
her judgment or decision”.
Selanjutnya, penelitian ini memproksikan financial statement fraud
dengan earnings management. (Rezaee, 2002) menyatakan bahwa:
”Suatu financial statement fraud sering kali diawali dengan salah saji atau
manajemen laba dari laporan keuangan kuartal yang dianggap tidak material
tetapi akhirnya tumbuh menjadi fraud secara besar-besaran dan
menghasilkan laporan keuangan tahunan yang menyesatkan secara
material”.
46
Oleh sebab itu, earnings managemet digunakan sebagai proksi
financial statement fraud dalam penelitian ini. Earnings management
merupakan suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses
pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk memperoleh beberapa
keuntungan pribadi (Schipper, 1989). Earnings management muncul karena
adanya kesempatan bagi manajemen perusahaan untuk memilih metode
akuntansi tertentu sehingga dapat memanipulasi laba perusahaan yang
akhirnya mendatangkan keuntungan bagi dirinya. Dalam pelaksanannya,
Standar Akuntansi Keuangan memperbolehkan manajer untuk memilih
kebijakan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan, salah satunya
dengan dengan berbasis akuntansi akrual. FASB (1978) dalam (Andayani,
2010) menyatakan bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan
akuntansi akrual memberikan keunggulan karena informasi laba perusahaan
dan pengukuran komponennya mempunyai indikasi yang lebih baik
dibandingkan informasi yang dihasilkan dari akuntansi berbasis kas.
Dasar akrual dalam laporan keuangan memberikan kesempatan
kepada manajer untuk memodifikasi laporan keuangan untuk menghasilkan
jumlah laba yang (Halim e. a., 2005). Jumlah akrual yang tercermin dalam
penghitungan laba terdiri dari discretionary accruals dan nondiscretionary
accruals. Nondiscretionary accruals merupakan komponen akrual yang
terjadi seiring dengan perubahan dari aktivitas perusahaan. Discretionary
47
accruals merupakan komponen akrual yang berasal dari earnings
management yang dilakukan manajer.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan Friedlan, discretionary accrual merupa kan perbedaan antara
total accruals pada periode yang diuji yang distandarisasi dengan penjualan
pada periode yang diuji dan total accruals pada periode dasar yang
distandarisasi dengan penjualan pada periode dasar. Pendekatan Friedlan ini
sebelumnya juga pernah digunakan dalam penelitian (Gumanti, 2001) dan
(Miloud, 2014).
Secara sistematis, total accruals itu sendiri merupakan selisih antara
laba bersih operasi (net operating income) dengan aliran kas dari aktivitas
operasi (cash flow operating activities), dalam menghitung total accruals
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑻𝑨 = 𝑵𝑶𝑰 − 𝑪𝑭𝑶
Keterangan:
TA = Total Accruals
NOI = Net Operating Income
CFO = Cash Flow Operating Activities
Kemudian akan diukur nilai discretionary accruals dengan
menggunakan persamaan:
𝑫𝑨𝑪𝒑𝒕 = 𝑻𝑨𝒑𝒕
𝑺𝑨𝑳𝑬𝒑𝒕−
𝑻𝑨𝒑𝒅
𝑺𝑨𝑳𝑬𝒑𝒅
48
Keterangan:
DACpt = Discretionary Accrual periode tes
TApt = Total Accrual periode tes
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
memepengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel independen
yang digunakan adalah financial stability yang diproksikan dengan rasio
perubahan total aset (ACHANGE), personal financial need yang
diproksikan dengan rasio kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP),
leverage, dan effective monitoring yang diproksikan dengan rasio IND.
a. Financial Stability
Financial stability merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi
keuangan perusahaan dalam kondisi stabil. Ketika suatu perusahaan
berada dalam kondisi stabil, maka nilai perusahaan akan naik dalam
pandangan investor, kreditur, dan publik (Skousen, Smith, & Wright,
2008). Penilaian mengenai kestabilan kondisi keuangan perusahaan dapat
dilihat dari bagaimana keadaan asetnya. FASB (1980) mendefinisikan
aset sebagai manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa mendatang
yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai
akibat transaksi atau peristiwa masa lalu. Total aset menggambarkan
kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dan sering kali aset digunakan
untuk melihat kondisi keuangan perusahaan karena aset dapat
49
menggambarkan kekayaan satu perusahaan. Kondisi perusahaan yang
tidak stabil dapat dilihat dengan adanya perubahan aset yang terlalu tinggi
ataupun terlalu rendah dari tahun ke tahun yang secara tiak langsung
mengindikasikan kinerja dari manajer yang buruk. Oleh sebab itulah
manajer sering kali melakukan manipulasi laba agar menunjukkan
kondisi perubahan aset yang stabil sehingga menarik minat investor untuk
menanamkan modalnya di perusahaan.
ACHANGE sebelumnya juga sudah sering digunakan dalam penelitian
sebagai proksi untuk menghitung financial stability, seperti penelitian
yang dilakukan oleh (Skousen, Smith, & Wright, 2008), (Widarti, 2015),
(Annisya, Lindrianasari, & Asmaranti, 2016), dan (Yesiariani & Rahayu,
2016).
Financial stability diproksikan dengan perubatan total aset (ACHANGE)
yang merupakan rasio perubahan aset selama dua tahun. ACHANGE
dihitung dengan rumus:
𝑨𝑪𝑯𝑨𝑵𝑮𝑬 = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕𝒕 − 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕𝒕−𝟏
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕𝒕
b. Personal Financial Need
Personal financial need adalah suatu keadaan di mana keuangan
perusahaan turut dipengaruhi oleh kondisi keuangan para eksekutif
perusahaan (Skousen, Smith, & Wright, 2008). Saham adalah setifikat
yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan dan pemegang
50
saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.
Kondisi di mana sebagaian saham dimiliki oleh manajer, direktur,
maupun komisaris perusahaan. Kepemilikan sebagian saham oleh orang
dalam ini dapat dijadikan sebagai kontrol dalam meminimalisir praktik
manipulasi laba.
Berdasarkan pandangan alignment effect yang mengacu pada kerangka
(Jensen & Meckling, 1976) yang menyatakan bahwa penyatuan
kepentingan antara manajer dan pemilik dapat dicapai dengan
memberikan kepemilikan saham kepada manajer. Namun, manajer yang
memiliki akses terhadap informasi perusahaan akan melakukan inisiatif
untuk memanipulasi informasi tersebut apabila mereka merasa informasi
tersebut merugikan kepentingan mereka. Di samping itu, kemungkinan
adanya tekanan lain untuk tetap melakukan praktik manipulasi labapun
tetap ada, misalnya karena tuntutan ekonomi, sehingga mengharapkan
dengan memanipulasi laba sehingga hasil laporan terlihat bagus yang
secara tidak langsung mencerminkan kinerja mereka yang baik dan
mereka mendapatkan insentif berupa bonus, yang digunanakan untuk
memenuhi kebutuhan pribadi mereka.
OSHIP juga digunakan dalam beberapa penelitian seperti (Skousen,
Smith, & Wright, 2008), (Manurung & Hadian, 2013), dan , (Kazemian
& Sanusi, 2015) dalam memproksikan personal financial need.
51
Rasio kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP) dapat diukur
dengan:
𝑶𝑺𝑯𝑰𝑷 = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒊𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝑶𝒓𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒂𝒍𝒂𝒎
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝑩𝒊𝒂𝒔𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑩𝒆𝒓𝒆𝒅𝒂𝒓
c. External Pressure
Perusahaan sering kali mendapatkan tekanan dari pihak eksternal.
Sebagai contoh adalah rasio leverage, di mana rasio hutang merupakan
salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan
kemampuan aktiva perusahaan untuk membayar kwajiban atau hutang.
Di mana asumsinya adalah perusahaan yang memiliki persentase
leverage yang rendah akan memiliki kinerja yang lebih baik
dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki persentase leverage
yang tinggi, sehingga memungkinkan mereka untuk memanipulasi laba.
Oleh karena itulah rasio leverage yang tinggi mengindikasikan terjadinya
manipilasi laba.
Leverage sering kali digunakan pula dalam berbagai penelitian sebagai
proksi untuk mengukur external pressure, seperti (Selahudin, Zakaria, &
Sanusi, 2014), (Ghazali, Shafie, & Sanusi, 2015), dan (Yesiariani &
Rahayu, 2016).
Leverage diukur dengan total debt to equity ratio dengan rumus sebagai
berikut:
52
𝑫𝑬𝑹 = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈
𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑺𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊
d. Effective Monitoring
Ineffective monitoring merupakan keadaan di mana perusahaan tidak
memiliki unit pengawas yang efektif memantau kinerja perusahaan.
Kasus kecurangan atau fraud dapat diminimalkan dengan adanya
mekanisme pengawasan yang baik. Komite audit independen dipercaya
daoat meningkatkan efektifitas pengawasan terhadap proses pelaporan
keuangan dan pengendalian internal dan sejenisnya. Proporsi anggota
komite audit independen lebih besar memiliki tingkatan yang rendah
dalam terjadinya fraud (Skousen, 2009). Hal ini membuktikan bahwa
proporsi anggota komite audit independen mempengaruhi tingkatan fraud
pada perusahaan. Effective monitoring yang diproksikan dengan
persentse komite audit independen (IND). Proksi IND merupakan
proporsi anggota komite audit independen terhadap jumlah komite audit.
Komite audit dibentuk sebagai salah satu komite khusus di perusahaan
untuk mengoptimalkan fungsi pengawasan yang sebeumnya merupakan
tanggung jawab penuh dari dewan komisaris. Adanya komite audit
independen diharapkan dapat meningkatkan pengawasan kinerja
perusahaan sehingga mengurangi tindakan fraud.
53
IND juga digunakan untuk memproksikan effective monitoring dalam
berbagai penelitian seperti (Skousen, Smith, & Wright, 2008) dan
(Pamudji & Trihartati, 2010).
Proporsi komite audit independen (IND) dapat diukur dengan:
𝐈𝐍𝐃 = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑨𝒏𝒈𝒈𝒐𝒕𝒂 𝑲𝒐𝒎𝒊𝒕𝒆 𝑨𝒖𝒅𝒊𝒕 𝑰𝒏𝒅𝒆𝒑𝒆𝒏𝒅𝒆𝒏
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑲𝒐𝒎𝒊𝒕𝒆 𝑨𝒖𝒅𝒊𝒕
54
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala
Financial
Stability
𝐴𝐶𝐻𝐴𝑁𝐺𝐸 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡𝑡 − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡𝑡−1
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡𝑡
Rasio
Personal
Financial Need
𝑂𝑆𝐻𝐼𝑃 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑖𝑎𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
Rasio
Leverage
𝐷𝐸𝑅 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
Rasio
Effective
Monitoring
𝐼𝑁𝐷 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝐴𝑢𝑑𝑖𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝐴𝑢𝑑𝑖𝑡
Rasio
Earnings
Management
(EM)
𝐷𝐴𝐶𝑝𝑡 = 𝑇𝐴𝐶𝑝𝑡
𝑆𝐴𝐿𝐸𝑝𝑡−
𝑇𝐴𝐶𝑝𝑑
𝑆𝐴𝐿𝐸𝑝𝑑
Rasio
55
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
periode 2013 hingga 2015 merupakan populasi dalam penelitian ini. Perusahaan-
perusahaan tersebut tidak keluar dari BEI (delisting) dan telah sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya. Dari pertimbangan tersebut
didapatkan sampel sebanyak 198 data observasi. Adapun setelah dilakukannya
proses outlier untuk data yang ekstrim di dalam SPSS, sampel penelitian menjadi
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Tahapan Seleksi Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
Jumlah perusahaan di industri manufaktur yang terdaftar
di BEI pada tahun 2013-2015 133
Jumlah perusahaan yang mem-publish annual report
secara berturut-turut selama periode 2013-2015 (9)
Jumlah perusahaan yang mengalami kerugian pada tahun
2013-2015 (58)
Periode penelitian 3
Sampel data yang memenuhi kriteria dalam periode
penelitian 198
Data outlier (9)
Jumlah sampel data dalam periode penelitian terpilih 189
Sumber: Data sekunder diolah
56
Setelah dilakukan seleksi sampel penelitian, terdapat 189 perusahaan yang
sesuai dengan kriteria dalam periode penelitian. Berikut merupakan daftar
perusahaan Manufaktur yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Tabel 4.2
Daftar Nama Perusahaan
No Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1 PT Astra Agro Lestari, Tbk. AALI
2 PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. AISA
3 PT Argha Karya Prima Industry, Tbk. AKPI
4 PT AKR Corporindo, Tbk. AKRA
5 PT Alkindo Naratama, Tbk. ALDO
6 PT Asahimas Flat Glass, Tbk. AMFG
7 PT Asia Plast Industries, Tbk. APLI
8 PT Arwana Citramulia, Tbk. ARNA
9 PT Astra International, Tbk. ASII
10 PT Astra Otoparts, Tbk. AUTO
11 PT Berlina, Tbk. BRNA
12 PT Betonjaya Manunggal, Tbk. BTON
13 PT Budi Acid Jaya, Tbk. BUDI
14 PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk. CEKA
15 PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk. CPIN
16 PT Delta Djakarta, Tbk. DLTA
17 PT Duta Pertiwi Nusantara, Tbk. DPNS
18 PT Darya-Varia Laboratoria, Tbk. DVLA
19 PT Ekadharma International, Tbk. EKAD
20 PT Gudang Garam, Tbk. GGRM
21 PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. HMSP
22 PT Indofood CBP Sukses Makmur,
Tbk. ICBP
23 PT Champion Pacific Indonesia, Tbk. IGAR
24 PT Indal Aluminium Industry, Tbk. INAI
25 PT Intanwijaya Internasiona, Tbk. INCI
26 PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. INDF
27 PT Indospring, Tbk. INDS
28 PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk. INTP
29 PT Jembo Calbe Company, Tbk. JECC
30 PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. JPFA
57
No Nama Perusahaan Kode Perusahaan
31 PT Kimia Farma (Persero), Tbk. KAEF
32 PT KMI Wire and Cable, Tbk. KBLI
33 PT Kabelindo Murni, Tbk. KBLM
34 PT Kedawung Setia Industrial KDSI
35 PT Kalbe Farma, Tbk. KLBF
36 PT Lion Metal Works, Tbk. LION
37 PT Lionmesh Prima, Tbk. LMSH
38 PT Merck, Tbk. MERK
39 PT Mayora Indah, Tbk. MYOR
40 PT Nipress, Tbk. NIPS
41 PT Pelangi Indah Canindo, Tbk. PICO
42 PT Prima Alloy Seteel Universal, Tbk. PRAS
43 PT Bukit Asam (Persero), Tbk. PTBA
44 PT Pyridam Farma, Tbk. PYFA
45 PT Ricy Putra Globalindo, Tbk. RICY
46 PT Nippon Indosari Corporindo, Tbk. ROTI
47 PT Supreme Cable Manufacturing &
Commerce, Tbk. SCCO
48 PT Sido Muncul, Tbk. SIDO
49 PT Sekar Laut, Tbk. SKLT
50 PT Semen Baturaja (Persero), Tbk. SMBR
51 PT Holcim Indonesia, Tbk. SMCB
52 PT Semen Indonesia (Persero), Tbk. SMGR
53 PT Selamat Sempurna, Tbk. SMSM
54 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia,
Tbk. SQBB
55 PT Indo Acidatama, Tbk. SRSN
56 PT Siantar Top, Tbk. STTP
57 PT Mandom Indonesia, Tbk. TCID
58 PT Surya Toto Indonesia, Tbk. TOTO
59 PT Trisula International, Tbk. TRIS
60 PT Trias Sentosa, Tbk. TRST
61 PT Tempo Scan Pacific, Tbk. TSPC
62 PT Ultrajaya Milk Industry & Trading,
Tbk. ULTJ
63 PT Nusantara Inti Corpora, Tbk. UNIT
64 PT United Tractors, Tbk. UNTR
65 PT Unilever Indonesia, Tbk. UNVR
66 PT Wismilak Inti Makmur, Tbk. WIIM
Sumber: Data sekunder diolah
58
B. Analisis dan Pembahasan
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi berganda.
Tujuannya untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai pengaruh
variabel independen persentase perubahan total aset (ACHANGE), persentase
kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP), persentase hutang pada modal
(LEV), dan anggota komite independen (IND) terhadap variable dependen yaitu
earnings management (DA) yang diproksikan dengan Discretionary Accruals.
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai data
yang dimiliki dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Analisis ini hanya
digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data agar dapat memperjelas
keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu nilai terendah (minimum), nilai tertinggi (maximum),
rata-rata (mean), dan standar deviasi. Berikut ini adalah hasil statistik deskriptif
dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
C. Tabel 4.3
D. Statistik Deskriptif
Sumber: Data sekunder diolah
59
Berdasarkan hasil statistik deskriptif di atas, variabel earnings
management (DA) yang diproksikan dengan Discretionary Accrual menunjukan
nilai terendah (minimum) sebesar -0,24879, nilai tertinggi (maximum) sebesar
0,21736, nilai rata-rata (mean) sebesar -0,0104175 dan standar deviasi sebesar
0,08173359. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada perusahaan
Manufaktur melakukan manajemen laba cenderung dengan teknik income
minimization.
Selanjutnya hasil analisis statistik deskriptif persentase perubahan total aset
(ACHANGE) menunjukan nilai terendah (minimum) sebesar -1,18374, nilai
tertinggi (maximum) sebesar 0,80689, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,3140212,
dan standar deviasi sebesar 0,15076993. Hasil analisis statistik deskriptif
kepemilikan orang dalam (OSHIP) menunjukan nilai terendah (minimum) sebesar
0, nilai tertinggi (maximum) sebesar 0,26660 , nilai rata-rata (mean) sebesar
0,0277239, dan standar deviasi sebesar 0,06365534. Hasil analisis statistik
deskriptif effective monitoring (IND) menunjukan nilai terendah (minimum)
sebesar 0, nilai tertinggi (maximum) sebesar 1, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,07,
dan standar deviasi sebesar 0,16132045. Hasil analisis statistik deskriptif Debt to
Equty Ration (DER) menunjukan nilai terendah (minimum) sebesar -0,07432, nilai
tertinggi (maximum) sebesar 7,43985, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,8876892,
dan standar deviasi sebesar 0,94602612.
60
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji apakah
data memenuhi asumsi klasik atau tidak. Hal ini untuk menghindari terjadinya
estimasi yang bias mengingat tidak semua data dapat diterapkan menggunakan
regresi. Di bawah ini merupakan uji asumsi klasik yang telah dilakukan dan
hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal (Gujarati,
2011). Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data
normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini pengujian uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan metode uji non-parametrik Kolmogorov-
Smirnov (K-S). Dasar pengambilan keputusan pada uji K-S ini adalah
dengan melihat nilai probabilitas signifikansi data residual. Jika angka
probabilitas kurang dari 0,05 maka variabel ini tidak berdistribusi secara
normal. Sebaliknya, bila angka probabilitas di atas 0,05 maka HA ditolak
yang berarti variabel terdistribusi secara normal (Ghozali, 2011). Adapun
hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat dalam tabel berikut:
61
Tabel 4.4
Hasil Uji Kolmogorov–Smirnov (K–S)
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
menunjukan nilai sebesar 0,200 yang berarti bahwa data terdistribusi secara
normal. Hal ini dapat terlihat karena nilai probabilitas sebesar 0,200 lebih
besar dari 0,05. Sehingga model penelitian ini memenuhi uji asumsi klasik
normalitas.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertjuan untuk menguji apakah adanya korelasi antar
variabel bebas (independen) dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya
masalah multikolonieritas dalam penelitian ini dengan menggunakan nilai
Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Regresi yang terbebas dari
masalah multikolonieritas apabila nilai VIF <10 dan nilai Tolerance >0,10
62
maka data tersebut tidak ada multikolonieritas. Berikut ini disajikan hasil uji
multikolonieritas dengan menggunakan Nilai Tolerance dan VIF (Variance
Inflation Factor), yaitu:
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolonieritas
Model
Collinearity Statistics
B Tolerance VIF
1 (Constant) -.048 ACHANGE .116 .992 1.008
OSHIP .190 .976 1.025
IND .039 .996 1.004
DER .007 .978 1.022
Sumber: Data sekunder diolah
Dalam tabel 4.5 di atas menunjukan hasil uji multikolonieritas dengan
nilai Tolerance berkisar antara 0,976 – 0,996. Sedangkan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) berkisar antara 1,008 – 1,025. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa dalam model penelitian ini tidak terjadi
masalah multikolonieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.6 di bawah merupakan hasil Uji Heteroskedastisitas dengan
menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai
absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada
indikasi terjadi heteroskedastisitas (probabilitas signifikansi tingkat
kepercayaan 5%) (Ghozali, 2011).
63
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Glejser
Sumber: Data sekunder diolah
Dari hasil uji glejser tersebut semua variabel independen menunjukan
angka signifikansi di atas 0,05 yang berarti bahwa dalam persamaan
regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka
dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini
timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2011). Berikut merupakan hasil uji
autokorelasi dengan menggunakan Durbin – Watson (DW test):
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .069 .009 7.355 .000
ACHANGE -.013 .025 -.038 -.518 .605
OSHIP .042 .059 .052 .708 .480
IND -.013 .023 -.040 -.550 .583
DER -.005 .004 -.098 -1.327 .186
64
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Uji Durbin–Watson (DW test)
Sumber: Data sekunder diolah
Oleh karena nilai DW 2,151 lebih besar dari batas atas (dU) 1,8503 dan
kurang dari 4 – 1,8053, maka dapat disimpulkan bahwa hasil tidak dapat
menolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau
negatif atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
2. Hasil Pengujian Hipotesis
a. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda untuk menguji pengaruh dua atau lebih
variabel independen terhadap satu variabel dependen. Persamaan regresi
dapat dilihat dari table hasil uji coefficient berdasarkan output SPSS versi
22 terhadap keempat variabel independen yaitu ACHANGE, OSHIP, DER,
dan IND terhadap DA ditunjukkan pada tabel berikut:
65
Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Pada tabel coefficients yang dibaca adalah nilai dalam kolom B, baris
pertama menunjukkan konstanta (α) dan baris selanjutnya menunjukkan
konstanta variabel independen. Berdasarkan tabel di atas maka model
regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
𝑫𝑨𝑪 = −𝟎, 𝟎𝟒𝟖 + 𝟎, 𝟏𝟏𝟔𝑨𝑪𝑯𝑨𝑵𝑮𝑬 + 𝟎, 𝟏𝟗𝟎𝑶𝑺𝑯𝑰𝑷 + 𝟎, 𝟎𝟑𝟗𝑫𝑬𝑹
+ 𝟎, 𝟎𝟎𝟕𝑰𝑵𝑫 + 𝜺
Berdasarkan model regresi dan tabel 4.8 di atas maka hasil regresi berganda
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Persamaan regresi linier berganda di atas, diketahui mempunyai
konstanta sebesar 0,048 dengan tanda negatif. Sehingga besaran
konstanta menunjukkan bahwa apabila variabel-variabel independen
(ACHANGE, OSHIP, DER, dan IND) diasumsikan konstan, maka
variabel dependen yaitu DA akan turun sebesar 4,8%.
66
2) Koefisien variabel ACHANGE sebesar 0,116, berarti setiap kenaikan
ACHANGE 1% akan menyebabkan peningkatan DA sebesar 0,116%
(dengan asumsi bahwa variabel independen lainnya adalah tetap).
3) Koefisien variabel OSHIP sebesar 0,190, berarti setiap kenaikan OSHIP
1% akan menyebabkan peningkatan DA sebesar 0,190% (dengan
asumsi bahwa variabel independen lainnya adalah tetap).
4) Koefisien variabel DER sebesar 0,039, berarti setiap kenaikan DER 1%
akan menyebabkan peningkatan DA sebesar 0,039% (dengan asumsi
bahwa variabel independen lainnya adalah tetap).
5) Koefisien variabel IND sebesar 0,007, berarti setiap kenaikan IND 1%
akan menyebabkan peningkatan DA sebesar 0,007% (dengan asumsi
bahwa variabel independen lainnya adalah tetap).
b. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerapkan model regresi dalam menerangkan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini
menggunakan variabel independen financial stability yang diproksikan
dengan persentase perubahan total aset (ACHANGE), personal financial
need yang diproksikan dengan persentase kepemilikan orang dalam
(OSHIP), external pressure yang diproksikan dengan leverage (DER), dan
effective monitoring yang diproksikan dengan komite audit independen
67
(IND), serta variable dependen yaitu earnings management yang
diproksikan dengan discretionary accruals (DA).
Adapun hasil uji koefisien Adjusted R2 disajikan pada tabel 4.9 di bawah
ini:
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Data sekunder diolah
Tabel 4.9 menunjukkan nilai Adjusted R2 sebesar 0,056, hal ini berarti
bahwa 5,6% variabel earnings management dapat dijelaskan oleh
financial stability yang diproksikan dengan persentase perubahan total
aset (ACHANGE), personal financial need yang diproksikan dengan
persentase kepemilikan orang dalam (OSHIP), external pressure yang
diproksikan dengan leverage (DER), dan effective monitoring yang
diproksikan dengan komite audit independen (IND). Sedangkan sisanya
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
c. Uji F (Model Fit)
Hasil Uji F pada penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai signifikansi
pada tabel hasil Uji F berikut ini:
68
Tabel 4.10
Hasil Uji F (ANOVA)
Sumber: Data sekunder diolah
Pada tabel 4.10 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,006, nilai tersebut
lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang
digunakan layak untuk menguji data atau dapat dikatakan bahwa oleh
financial stability yang diproksikan dengan persentase perubahan total aset
(ACHANGE), personal financial need yang diproksikan dengan
persentase kepemilikan orang dalam (OSHIP), external pressure yang
diproksikan dengan leverage (DER), dan effective monitoring yang
diproksikan dengan komite audit independen (IND) secara bersama-sama
mempengaruhi earnings management yang diproksikan dengan
discretionary accruals (DA).
d. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-
masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.
69
Tabel 4.11 berikut ini menyajikan hasil uji statistik t dalam penelitian ini,
yaitu:
Tabel 4.11
Hasil Uji Statistik t
Variabel dependen: earnings management (DA)
Sifnifikansi pada α 5%
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat empat
variabel independen yaitu financial stability yang diproksikan dengan
persentase perubahan total aset (ACHANGE) dan personal financial need
yang diproksikan dengan persentase kepemilikan saham oleh orang
dalam (OSHIP) yang berpengaruh signifikan dengan tingkat signifikansi
pada 5%. Sedangkan dua variabel independen lainnya yaitu external
pressure yang diproksikan dengan persentase leverage (DER) dan
effective monitoring yang diproksikan dengan persentase komite audit
independen (IND) tidak berpengaruh pada kecurangan laporan keuangan
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.048 .014 -3.288 .001
ACHANGE .116 .039 .215 3.020 .003
OSHIP .190 .092 .148 2.059 .041
IND .039 .036 .078 1.093 .276
DER .007 .006 .084 1.169 .244
70
yang diindikasikan dengan earnings management yang diproksikan
dengan proksi discretionary accruals (DA).
Adapun penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
1) Pengaruh financial stability yang diproksikan dengan persentase
perubahan total aset (ACHANGE) terhadap earnings
management
Hasil analsisi regresi linier berganda dari variabel financial
stability yang diproksikan dengan persentase perubahan total aset
(ACHANGE) mempunya tingkat signifikansi 0,003 lebih kecil dari
α = 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,116. Hal ini
menunjukan bahwa hipotesis H1 terdukung sehingga dapat dikatakan
financial stability yang diproksikan dengan persentase perubahan
total aset (ACHANGE) berpengaruh positif signifikan terhadap
earnings management pada tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian
ini berhasil menunjukkan bahwa perubahan total aset yang stabil
dapat meningkatkan praktik earnings management yang diukur
dengan discretionary accruals.
Hasil penelitian ini sejalan dengan (Skousen, Smith, &
Wright, 2008) yang menyatakan ketika suatu perusahaan sedang
berada dalam keadaan yang stabil, maka nilai perusahaan akan naik
dalam pandangan investor, kreditur, dan publik. Oleh karena itu,
71
pihak manajemen akan melakukan berbagai cara agar financial
stability perusahaan terlihat baik. Hal inilah yang menjadi tekanan
bagi manajer untuk menampilkan kondisi perubahan aset yang stabil
dan menunjukkan stabilitas perusahaan yang terlihat baik kepada
para pengguna laporan keuangan dengan melakukan manipulasi,
sebagai upaya untuk menarik minat investor untuk menanamkan
modal diperusahaannya (Annisya, Lindrianasari, & Asmaranti,
2016).
Perusahaan yang perubahan total asetnya stabil dari tahun ke
tahun mengindikasikan adanya praktik manipulasi laba karena
manajer mendapatkan pressure untuk menampilkan laporan
perubahan aset yang stabil karena tidak ingin kinerjanya dinilai buruk
karena dianggap tidak mampu mengelola aset perusahaan dengan
baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh (Skousen, Smith, & Wright, 2008), (Widarti, 2015),
dan (Annisya, Lindrianasari, & Asmaranti, 2016) berhasil
membuktikan bahwa financial stability yang diproksikan dengan
persentase perubahan total aset (ACHANGE) memiliki pengaruh
positif terhadap earnings management yang diproksikan dengan
discretionary accrual (DA).
72
2) Pengaruh personal financial need yang diproksikan dengan
persentase kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP)
terhadap earnings management
Tabel 4.11 menunjukkan hasil analisis regresi linier berganda
dari variabel personal financial need yang diproksikan dengan
kepemilikan saham orang dalam (OSHIP) mempunyai tingkat
signifikansi sebesar 0,041 lebih kecil dari α = 0,05 dengan nilai
koefisien regresi yang dihasilkan sebesar 0,190. Hal tersebut
menunjukkan bahwa hipotesis H2 didukung sehingga dapat dikatakan
personal financial need yang diproksikan dengan persentase
keemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP) berpengaruh positif
signifikan terhadap earnings management pada tingkat signifikansi
5%. Hasil penelitian ini berhasil menunjukkan bahwa kepemilikan
saham olehh orang dalam dapat meningkatkan praktik earnings
management yang diukur dengan discretionary accruals.
Hasil penelitian ini sejalan dengan (Skousen, Smith, &
Wright, 2008) yang menyatakan semakin besar persentase saham
yang dimiliki oleh manajer, semakin rendah kemungkinan terjadinya
kecurangan selama manajer individual tidak memegang bagian
substansial dari saham perusahaan. Dengan kata lain, bila sebagian
besar saham perusahaan dimiliki oleh manajemen, kecurangan
insiden meningkat. Manajer yang memiliki akses terhadap informasi
73
perusahaan akan memiliki inisiatif untuk memanipulasi informasi
tersebut jika mereka merasa informasi tersebut merugikan mereka
(Jensen & Meckling, 1976).
Ketika manajer memiliki tekanan dari kebutuhan pribadinya
seperti tuntutan ekonomi yang besar, dengan asumsi pendapatan
yang akan bertambah dari pembagian dividen perusahaan tidak akan
sebanyak ketika manajer ini mendapatkan insentif bonus dari
perusahaan karena kinerjanya yang dianggap baik. Oleh karena itulah
manajer dapat melakukan segala cara, salah satunya adalah dengan
memanipulasi informasi yang ada di dalam lapran keuangan
sehingga seakan-akan kinerjanya selama baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh (Skousen, Smith, & Wright, 2008). Dalam penelitian
tersebut dapatkan membuktikan bahwa personal financial need yang
diproksikan dnegan persentase kepemilikan saham oleh orang dalam
(OSHIP) memiliki pengaruh terhadap earnings management yang
diproksikan dengan discretionary accrual (DA).
3) Pengaruh effective monitoring yang diproksikan dengan
persentase leverage (hutangan dengan aset atau modal) terhadap
earnings management
Tabel 4.11 menunjukkan hasil analisis regresi pengujian
external pressure yang diproksikan dengan persentase leverage
74
(DER) menghasilkan tingkat signifikansi 0,244 lebih besar dari α =
0,05 dengan nilai koefisien regresi yang dihasilkan sebesar 0,007.
Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis H3 tidak terdukung
sehingga dapat dikatakan personal financial need yang diproksikan
dengan persentase leverage (DER) tidak berhasil mendukung
hipotesis dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh (Jao & Pagalung, 2011) (Mariana & Hakim, 2016),
dan (Manurung & Hadian, 2013) yang menunjukkan bahwa external
pressure yang diproksikan dengan leverage (DER) belum dapat
mendukung hipotesa terhadap earnings management yang
diproksikan dengan discretionary accruals (DA).
Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akibat
besarnya total hutang terhadap modal akan menghadapi resiko
default yang tinggi yaitu perusahaan terancam tidak mampu
memenuhi kewajibannya. Tindakan memanipulasi laba tidak dapat
dijadikan mekanisme untuk menghindari default tersebut.
Pemenuhan kewajiban harus tetap dilakukan dan tidak dapat
dihindarkan dengan praktik earnings management (Jao & Pagalung,
2011).
75
4) Pengaruh effective monitoring yang diproksikan dengan
persentase komite audit independen (IND) terhadap earnings
management
Tabel 4.11 menunjukkan hasil analisis regresi dari pengujian
effective montoring yang diproksikan dengan persentase komite audit
independen (IND) menghasilkan tingkat signifikansi 0,276 lebih
besar dari α = 0,05 dengan nilai koefisien regresi yang dihasilkan
sebesar 0,039. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis H4 tidak
terdukung sehingga dapat dikatakan effective monitoring yang
diproksikan dengan persentase komite audit independen (IND) tidak
mendukung hipotesis terhadap earnings management yang
diproksikan dengan discretionary accruals (DA).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh (Pamudji & Trihartati, 2010) yang menunjukkan bahwa variabel
effective monitoring yang diproksikan dengan persentase komite
audit independen (IND) belum dapat mendukung hipotesa dalam
penilitian ini.
Berdasarkan penelitian ini komite audit independen belum
mampu mendukung adanya pengaruh effective monitoring yang
diproksikan dengan persentase komite audit independen (IND)
dengan earnings management. Keahlian di bidang akuntansi dan
keuangan seperti yang disyaratkan oleh regulator berpengaruh positif
76
namun tidak signifikan terhadap earnings management (Klein,
2002). Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan komite audit yang
berkompetensi di bidang akuntansi dan keuangan hanya dilakukan
bersifat mandotary terhadap peraturan yang berlaku.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka didapat beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Financial stability yang diproksikan dengan persentase perubahan total aset
(ACHANGE) berpengaruh terhadap earnings management (DA). Hasil
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
(Skousen, Smith, & Wright, 2008) dan (Widarti, 2015).
2. Personal financial need yang diproksikan dengan persentase kepemilikan
saham oleh orang dalam (OSHIP) berpengaruh terhadap earnings
management (DA). Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah
dilakukan (Skousen, Smith, & Wright, 2008).
3. External pressure yang diproksikan dengan persentase leverage (DER) tidak
mendukung dalam pengujian terhadap earnings management (DA). Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Jao &
Pagalung, 2011), (Manurung & Hadian, 2013), dan (Mariana & Hakim, 2016).
4. Effective monitoring yang diproksikan dengan persentase komite audit
independen (IND) tidak mendukung dalam pengujian terhadap earnings
management (DA). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh (Pamudji & Trihartati, 2010)
78
B. Saran
Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih baik lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai
beberapa hal diantaranya:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel
kategori perusahaan agar dapat memprediksi earnings management pada
kategori perusahan lain atau menggunakan seluruh kategori perusahaan
yang ada untuk meneliti earnings management secara menyeluruh.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah atau mengganti
periode penelitian.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan pengukuran lain
dalam menentukan nilai discretionary accrauls seperti model Jones (1991)
dan model Beneish (1999) .
79
DAFTAR PUSTAKA
Alves, S. (2015). Ownership Structure and Earnings Management: Evidence from
Portugal. Australasian Accounting, Business, and Finance Journal.
Andayani, T. D. (2010). Pengaruh Karakteristik dewan Komisaris Independen
terhadap Manajemen Laba. Universita Dipenogoro.
Annisya, M., Lindrianasari, & Asmaranti, Y. (2016). Pendeteksian Kecurangan
Laporan Keuangan Menggunakan Fraud Diamond.
Apriyono, S. (2008). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.
Bao, S. R., & Lewellyn, K. B. (2017). Ownership Structure and Earnings Management
in Emerging Markets - An Institutinalized Agency Perspective. International
Business Review. Elsevier.
Baridwan, Z. (2004). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE.
Beasly, M. S. (2000). Preventing Fraudulent Financial Reporting. The CPA Journal.
Belkaoui, A. (2007). Accounting Theory. Jakarta: Salemba Empat.
Cressey, D. R. (1953). Other People's Money. New Jersey: Patterson Smith.
Dechow, P. M., Sloan, R. G., & Sweeny, A. P. (1995). Detecting Earnings
Management. The Accounting Review.
Eisenhardt, K. M. (1989). Agency Theory: An Assessment and Review. Academy of
Management.
Ghazali, A. W., Shafie, N. A., & Sanusi, Z. M. (2015). Earnings Management: An
Analysis of Opportunistic Behaviour, Monitoring Mechanism, and Financial
Distress. Elsevier.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21.
Semarang: BP Universitas Dipenogoro.
Gombola, M. J., Amy, H. Y.-F., & Huang, C.-C. (2015). The Effect of Leverage and
Liquidity on Earnings and Capital Management: Evidence from U.S.
Commercial Banks. International Review of Economics and Finance.
Gumanti, T. A. (2001). Earnings Management pada Penawaran Pasar Perdana di Bursa
Efek Jakarta.
80
Halim, J., Meiden, C., & Tobing, R. L. (2005). Pengaruh Manajemen Laba pada
Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang
Termasuk dalam Indeks LQ-45. Simposium Nasional Akuntansi.
Healy, P. M., & Wahlen, J. M. (1999). A Review of The Earnings Management
Literature and Its Implications for Standard Setting. American Accounting
Association.
Intal, T., & Do, L. T. (2002). Financial Statement Fraud: Recognition of Revenue and
the Auditor's Responsibility for Detecting Financial Statement Fraud. Thesis
Graduate Business School, Goteborg University.
Jao, R., & Pagalung, G. (2011). Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan
Leverage terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia. Jurnal
Akuntansi dan Auditing.
Jensen, & Meckling. (1976). Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost,
and Ownership Structure. Journal of Financial Economics.
Kazemian, S., & Sanusi, Z. M. (2015). Earnings Management and Ownership
Structure. Procedia Economics and Finance, 623.
Klein, A. (2002). Audit Committee, Board of Director Characteristics, and Earnings
Management. Joutnal of Accounting and Economics 33.
Lou, Y. I., & Wang, M. L. (2009). Fraud Risk Factor of The Fraud Triangle Assessing
The Likelihood of Fraudulent Financial Reporting. Journal of Business &
Economy Research.
Manurung, D. T., & Hadian, N. (2013). Detection Fraud of Financial Statement with
Fraud Triangle.
Mariana, M., & Hakim, L. (2016). Pendeteksian Pemanipulasian Laba: Pengujian Teori
Fraud Triangle dan Dampak Pengadopsian International Financial Reporting
Standards (IFRS). Simposium Nasional Akuntansi XIX.
Miloud, T. (2014). Earnings Management and Initial Public Offerings: An Empirical
Analysis.
Mulyadi. (2002). Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Na'im, A. (1988). Akuntansi Keuangan 1. Jakarta: Salemba Empat.
Nguyen, K. (2008). Financial Statement Fraud: Motives, Methods, Cases, and
Detection. Florida: Dissertation.com.
Noor, N. F., Sanusia, Z. M., & Heang, L. T. (2015). Fraud Motives and Opportunities
Factors on Earnings Manipulations. Elsevier.
81
Norbarani, L. (2011). Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan dengan Analisis
Fraud Triangle yang Diadopsi dalam SAS No. 99. 21.
Pamudji, S., & Trihartati, A. (2010). Pengaruh Independensi dan Effektivitas Komite
Audit terhadap Manajemen Laba. Jurnal Dinamika Akuntansi.
Pearson, W. R. (2009). Financial Accounting Theory. Toronto: Pearson.
Popoola, O. M., Ratnawati, V., & Hamid, M. A. (2016). The Interaction Effect of
Institutional Ownership and Firm Size on the Relationship Between
Managerian Ownership and Earnings Management. MPRA Paper No. 75943.
Priantara, D. (2013). Fraud Auditing & Investigation. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Reskino, & Anshori, M. F. (2016). Model Pendeteksian Kecurangan Laporan
Keuangan dengan Analisis Fraud Triangle. Jurnal Akuntansi Multiparadigma.
Rezaee, Z. (2002). Financial Statement Fraud: Prevention and Detection. Jhon Wiley
& Sons.
Schipper, K. (1989). Commentary on Earnings Management’. Accounting Horizons 3.
Jhon Wiley & Sons.
Scott, W. R. (2015). Financial Accounting Theory 7th Edition. Pearson.
Sekaran, U. (2006). Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat.
Selahudin, N. F., Zakaria, N. B., & Sanusi, Z. M. (2014). Monitoring Financial Risk
Rations and Earnings Management: Evidence from Malaysia and Thailand.
International Conference on Corporate Governance & Strategic Management
(ICGSM).
Skousen, C. J., Smith, K. R., & Wright, C. J. (2008). Detecting and Predicting
Financial Statement Fraud: The Effectiveness of The Fraud Triangle and SAS
No 99. Advances in Financial Economics.
Spathis, C. T. (2002). Detecting False Financial Statements Using Published Data:
Some Evidence from Greece. Emerald Insight.
Sun, J., Lan, G., & Liu, G. (2014). Independent Audit Committee Characteristics and
Real Earnings Management. Managerial Auditing Journal.
Tampubolon. (2005). Risk and System Based Auditing. Jakarta.
Ujiyantho, M. A., & Pramuka, B. A. (2007). Mekanisme Corporate Governance,
Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X.
Veronika, S., & Bactiar, Y. S. (2003). Hubungan Antara Manajemen Laba dengan
Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi.
82
Widarti. (2015). Pengaruh Fraud Triangle terhadap Deteksi Kecurangan Laporan
Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya.
Widyastuti, T. (2009). Pengaruh Struktut Kepemilikan dan Kinerja Keuangan terhadap
Manajemen Laba: Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Magister
Akuntansi Vol. 9.
Yesiariani, M., & Rahayu, I. (2016). Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi
Financial Statement Fraud. Simposium Nasional Akuntansi XIX.
Zamri, N., Rahman, R. A., & Isa, N. S. (2013). The Impact of Leverage on Real
Earnings Management. Procedia Economics and Finance.
LAMPIRAN
83
Keterangan:
ACHANGE : Perubahan Total Aset
OSHIP : Kepemilikan Orang Dalam
DER : Hutang dengan Modal atau Aset
IND : Komite Audit Independen
DA : Discretionary Accrual
DATA OLAHAN
No Kode ACHANGE OSHIP DER IND DA
1 AALI 0.17004 0.00000 0.458045 0.33333 (0.11923)
2 AISA 0.23045 0.00000 1.130352 0.33333 0.01113
3 AKPI 0.17737 0.00000 1.028921 0.33333 0.01990
4 AKRA 0.19430 0.00524 1.723491 0.33333 0.05592
5 ALDO 0.25581 0.14322 1.259493 0.33333 (0.01363)
6 AMFG 0.12530 0.00005 0.322152 0.25000 (0.05120)
7 ARNA 0.17594 0.00000 0.493298 0.33333 0.04183
8 ASII 0.14823 0.00000 1.015237 0.33333 (0.07039)
9 AUTO 0.29456 0.00064 0.324523 0.33333 (0.03549)
10 BRNA (1.18374) 0.00000 2.748025 0.33333 (0.08235)
11 BTON 0.17619 0.09583 0.265518 0.33333 0.13257
12 BUDI 0.03496 0.00000 0.629336 0.33333 (0.06306)
13 CEKA 0.03920 0.00000 1.024755 0.33333 0.10574
14 CPIN 0.21369 0.00000 0.569825 0.20000 (0.02391)
15 DLTA 0.14596 0.00000 0.296517 0.33333 (0.01999)
16 DPNS 0.28028 0.05711 0.147931 0.25000 0.21736
17 DVLA 0.10076 0.00000 0.328567 0.50000 (0.01618)
18 EKAD 0.20698 0.00000 0.48638 0.33333 0.01650
19 GGRM 0.18243 0.00920 0.727401 0.33333 0.03384
20 HMSP 0.04222 0.00000 0.936032 0.00000 (0.08855)
21 ICBP 0.16770 0.00000 0.674119 0.66667 0.04043
22 IGAR 0.00840 0.00000 0.425649 0.00000 (0.02169)
23 INCI 0.02560 0.08380 0.076393 0.33333 0.01129
24 INDF 0.23642 0.00016 1.108712 0.33333 (0.00390)
25 INDS 0.24208 0.00435 0.25531 0.00000 (0.10025)
26 INTP 0.14489 0.00000 0.169277 0.00000 0.02282
27 JECC 0.42829 0.00000 7.439847 0.33333 0.07928
28 JPFA 0.26609 0.00000 1.88582 0.00000 (0.02513)
29 KAEF 0.17432 0.00166 0.680965 0.33333 (0.00541)
84
No Kode ACHANGE OSHIP DER IND DA
30 KBLI 0.13648 0.00000 0.561065 0.33333 (0.01845)
31 KBLM (0.12032) 0.00000 1.426337 0.33333 0.02061
32 KDSI 0.33274 0.04838 1.534049 0.33333 (0.02961)
33 KLBF 0.16798 0.00000 0.334931 0.33333 0.03731
34 LION 0.13887 0.00249 0.252172 0.00000 (0.02393)
35 LMSH 0.09939 0.00033 0.329526 0.33333 (0.13870)
36 MERK 0.18592 0.00001 0.386138 0.33333 0.07265
37 MYOR 0.14521 0.00000 1.495618 0.33333 (0.00460)
38 NIPS 0.34282 0.12400 2.401535 0.33333 0.12552
39 PICO 0.04327 0.00038 1.899026 0.33333 (0.03402)
40 PRAS 0.27435 0.04956 0.87633 0.33333 0.14146
41 PTBA (0.09038) 0.00000 0.543918 0.33333 (0.10991)
42 PYFA 0.22393 0.23077 0.86 0.33333 0.03080
43 RICY 0.24093 0.00000 1.922155 0.33333 0.19702
44 ROTI 0.33892 0.00000 1.345912 0.33333 (0.06287)
45 SCCO 0.15613 0.00000 1.490114 0.33333 0.00921
46 SIDO 0.27219 0.00000 0.130797 0.33333 0.05638
47 SKLT 0.17849 0.00125 1.275677 0.33333 0.01271
48 SMBR 0.55795 0.00000 0.114585 0.33333 (0.02104)
49 SMCB 0.18317 0.00000 0.716286 0.33333 (0.08113)
50 SMGR 0.13797 0.00000 0.294541 0.25000 0.01136
51 SMSM 0.08614 0.08342 0.71561 0.33333 0.02364
52 SQBB 0.05709 0.00000 0.213615 0.33333 0.00062
53 SRSN 0.04511 0.09420 0.343625 0.66667 (0.09554)
54 STTP 0.14980 0.03127 1.131848 0.00000 (0.00192)
55 TCID 0.14407 0.00142 0.271618 0.50000 0.00802
56 TOTO 0.13667 0.00000 0.794063 0.33333 (0.09200)
57 TRIS 0.22957 0.00000 0.573874 0.33333 (0.04712)
58 TRST 0.32898 0.00000 0.910238 0.33333 (0.01817)
59 TSPC 0.14474 0.00097 0.412331 1.00000 0.02890
60 ULTJ 0.13914 0.17797 0.3906 0.33333 0.09093
61 UNIT 0.17252 0.00000 0.896832 0.33333 0.19774
62 UNTR 0.12311 0.00057 0.609089 0.33333 (0.13152)
63 UNVR 0.05656 0.00000 2.12289 0.33333 (0.01767)
64 WIIM 0.02083 0.24608 0.602035 0.33333 0.04341
65 AALI 0.19370 0.00000 0.568337 0.33333 0.08467
66 AISA 0.31843 0.00000 1.05633 0.33333 (0.06835)
67 AKPI 0.06398 0.00000 1.158813 0.33333 (0.20837)
68 AKRA 0.01082 0.00723 1.479192 0.33333 (0.13615)
69 ALDO 0.16163 0.14322 1.329744 0.33333 0.07613
85
No Kode ACHANGE OSHIP DER IND DA
70 AMFG 0.09742 0.00005 0.272353 0.25000 0.03774
71 APLI (0.11155) 0.26660 0.216204 0.33333 0.18616
72 ARNA 0.09721 0.00000 0.384635 0.33333 0.04039
73 ASII 0.09335 0.00000 0.963831 0.33333 (0.02917)
74 AUTO 0.13228 0.00021 0.418514 0.33333 0.00583
75 BRNA (0.00331) 0.00000 2.725741 0.33333 0.02404
76 BTON (0.01174) 0.09583 0.185228 0.33333 (0.16083)
77 BUDI 0.03799 0.00000 0.641123 0.33333 0.05385
78 CEKA 0.16705 0.00000 1.388889 0.33333 0.03804
79 CPIN 0.25511 0.00000 0.875647 0.20000 0.01551
80 DLTA 0.12508 0.00000 0.311742 0.33333 0.09389
81 DPNS 0.04647 0.00003 0.139169 0.25000 (0.24879)
82 DVLA 0.03717 0.00000 0.310078 0.33333 (0.06282)
83 EKAD 0.16114 0.00000 0.53683 0.33333 0.03459
84 HMSP 0.03439 0.00000 1.102563 0.00000 (0.01740)
85 ICBP 0.14460 0.00000 0.716194 0.66667 (0.05352)
86 IGAR 0.10162 0.00000 0.36071 0.00000 0.04219
87 INAI 0.14824 0.00218 6.340625 0.33333 0.05541
88 INCI 0.08122 0.11129 0.083036 0.33333 0.17373
89 INDF 0.09642 0.00016 1.13728 0.33333 (0.01597)
90 INDS 0.03774 0.00435 0.252377 0.00000 0.09314
91 INTP 0.07873 0.00000 0.17527 0.00000 (0.00179)
92 JECC (0.16533) 0.00000 5.395249 0.33333 (0.14001)
93 KAEF 0.16531 0.00152 0.751099 0.33333 0.00951
94 KBLI (0.00330) 0.00000 0.44704 0.33333 (0.08209)
95 KBLM 0.00302 0.00000 1.229682 0.33333 (0.11916)
96 KDSI 0.10959 0.00000 1.581312 0.33333 0.09254
97 KLBF 0.09003 0.00000 0.27398 0.00000 (0.07718)
98 LION 0.16815 0.00249 0.420798 0.00000 (0.08917)
99 LMSH (0.01205) 0.25154 0.252608 0.33333 (0.02093)
100 MERK 0.01628 0.00000 0.306501 0.33333 (0.17750)
101 MYOR 0.05681 0.00000 1.525854 0.33333 0.09729
102 NIPS 0.33844 0.06005 1.072842 0.33333 0.08130
103 PICO 0.00817 0.00038 1.718265 0.33333 (0.04242)
104 PRAS 0.38171 0.04956 0.834077 0.33333 (0.00292)
105 PTBA 0.21444 0.00000 0.743164 0.50000 (0.00345)
106 PYFA (0.01444) 0.23077 0.777172 0.00000 (0.05197)
107 RICY 0.05299 0.00000 2.003133 0.33333 (0.18630)
108 ROTI 0.14943 0.00000 1.247202 0.33333 0.01936
109 SCCO (0.06402) 0.00000 1.044569 0.33333 0.00785
86
No Kode ACHANGE OSHIP DER IND DA
110 SIDO (0.04793) 0.00000 0.074316 0.33333 (0.24058)
111 SKLT 0.09771 0.00125 1.454062 0.33333 0.01809
112 SMBR 0.07412 0.00000 0.091457 0.33333 (0.06038)
113 SMCB 0.13385 0.00000 1.004121 0.33333 (0.01052)
114 SMGR 0.10191 0.00000 0.271666 0.25000 (0.00847)
115 SMSM 0.02556 0.08342 0.566351 0.33333 0.02592
116 SQBB 0.08308 0.00000 0.245267 0.33333 0.05061
117 SRSN 0.09430 0.11594 0.434895 0.66667 0.05906
118 STTP 0.13536 0.03167 1.084833 0.33333 (0.07248)
119 TCID 0.20913 0.00136 0.490755 0.50000 0.07139
120 TOTO 0.14482 0.00000 0.831771 0.33333 0.03474
121 TRIS 0.09420 0.00000 0.690661 0.33333 0.01326
122 TRST 0.00011 0.00000 0.856758 0.33333 (0.04482)
123 TSPC 0.03432 0.00081 0.374175 1.00000 (0.02364)
124 ULTJ 0.03635 0.17892 0.283652 0.33333 (0.00293)
125 UNIT (0.04218) 0.00000 0.81852 0.33333 (0.21206)
126 UNTR 0.04883 0.00057 0.565205 0.33333 0.05341
127 UNVR 0.11044 0.00000 2.008665 0.33333 0.01475
128 WIIM 0.07614 0.24608 0.576748 0.33333 (0.06363)
129 AALI 0.13727 0.00000 0.838855 0.33333 (0.02642)
130 AISA 0.18620 0.00000 1.284142 0.33333 (0.00680)
131 AKPI 0.22756 0.00000 1.603135 0.33333 0.20886
132 AKRA 0.05283 0.14322 1.141303 0.33333 0.00271
133 ALDO 0.07591 0.00005 0.259585 0.25000 0.01721
134 AMFG 0.11501 0.23260 0.392936 0.33333 (0.05829)
135 APLI 0.11937 0.00000 0.599121 0.33333 (0.07770)
136 ARNA 0.03833 0.00000 0.939692 0.25000 (0.03788)
137 ASII (0.00338) 0.00021 0.413636 0.33333 (0.09542)
138 AUTO 0.80689 0.00000 1.199242 0.33333 (0.10707)
139 BRNA 0.04930 0.09583 0.228106 0.33333 0.06357
140 BTON 0.24157 0.00000 0.661584 0.33333 (0.01740)
141 BUDI 0.13573 0.00000 1.32199 0.33333 (0.06651)
142 CEKA 0.15386 0.00000 0.948644 0.20000 (0.02084)
143 CPIN 0.03937 0.00000 0.222099 0.33333 (0.10342)
144 DLTA 0.02037 0.00003 0.137537 0.25000 (0.02412)
145 DPNS 0.09812 0.00000 0.413717 0.33333 (0.05872)
146 DVLA (0.05654) 0.00000 0.334737 0.00000 (0.16792)
147 EKAD 0.25335 0.00000 0.187239 0.00000 0.11547
148 HMSP 0.05765 0.00000 0.620844 0.66667 0.03846
149 ICBP 0.08678 0.00000 0.236651 0.00000 (0.09572)
87
No Kode ACHANGE OSHIP DER IND DA
150 IGAR 0.32820 0.00505 4.546886 0.33333 0.03112
151 INAI 0.12852 0.11170 0.100582 0.33333 (0.21852)
152 INCI 0.06266 0.00016 1.129595 0.66667 0.03857
153 INDF 0.10621 0.00435 0.330837 0.00000 (0.10432)
154 INDS (0.04509) 0.00000 0.158067 0.00000 (0.03227)
155 INTP 0.21667 0.00000 2.693925 0.33333 0.02213
156 JECC 0.12289 0.00144 0.670207 0.00000 0.02554
157 KAEF 0.13592 0.00000 0.51047 0.00000 0.07306
158 KBLI 0.01091 0.00000 1.207218 0.33333 (0.03801)
159 KBLM 0.18415 0.00000 2.106433 0.33333 (0.01445)
160 KDSI 0.09179 0.00000 0.252154 0.33333 (0.00711)
161 KLBF 0.05344 0.00249 0.406359 0.00000 0.02475
162 LION (0.05421) 0.25589 0.1898 0.33333 (0.04815)
163 LMSH (0.10817) 0.00000 0.354991 0.33333 0.08491
164 MERK 0.09210 0.00000 1.183618 0.33333 (0.15573)
165 MYOR 0.22024 0.06005 1.541401 0.33333 (0.02371)
166 NIPS (0.03440) 0.00038 1.451681 0.33333 (0.04758)
167 PICO 0.16203 0.04956 1.12207 0.33333 (0.02489)
168 PRAS 0.12036 0.00000 0.818999 0.50000 0.03565
169 PTBA (0.07881) 0.23077 0.580204 0.00000 (0.06477)
170 PYFA 0.02185 0.00000 1.994893 0.33333 (0.07063)
171 RICY 0.20819 0.00000 1.277025 0.33333 (0.04628)
172 ROTI 0.06606 0.00000 0.922415 0.33333 (0.03135)
173 SCCO (0.00864) 0.00000 0.076125 0.33333 (0.00834)
174 SIDO 0.10654 0.00242 1.789531 0.33333 (0.00013)
175 SKLT 0.10408 0.00000 0.108266 0.33333 (0.09329)
176 SMBR 0.00988 0.00000 1.05576 0.33333 0.09375
177 SMCB 0.10016 0.00000 0.280772 0.25000 (0.08296)
178 SMGR 0.20831 0.07996 0.541476 0.25000 (0.01917)
179 SMSM 0.01007 0.00000 0.310614 0.33333 (0.47524)
180 SRSN 0.19009 0.11594 0.688055 0.66667 0.14689
181 STTP 0.11428 0.03190 0.902805 0.33333 0.04180
182 TCID 0.10490 0.00136 0.214142 0.50000 (0.01531)
183 TOTO 0.15460 0.00000 0.635582 0.33333 0.02656
184 TRIS 0.09167 0.00000 0.710384 0.33333 (0.06576)
185 TRST 0.02862 0.00000 0.715634 0.33333 0.03330
186 TSPC 0.10743 0.00068 0.449049 1.00000 (0.03194)
187 ULTJ 0.17567 0.17905 0.265412 0.33333 (0.05814)
188 UNTR 0.02282 0.00001 0.572354 0.33333 (0.11635)
189 WIIM 0.00607 0.24608 0.42279 0.33333 0.01516
88
OUTPUT SPSS
Descriptive Statistics
Uji Normalitas
Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
89
Uji Multikolinearitas
90
Uji Heterokedastisitas
Uji Glejser
Uji Autokorelasi
Uji Durbin – Watson (DW test)