Organoleptik (Triangle Test) Nindyo
-
Upload
aprinia-dian-nurhayati -
Category
Documents
-
view
720 -
download
15
Transcript of Organoleptik (Triangle Test) Nindyo
ORGANOLEPTIK
UJI PEMBEDAAN SEGITIGA
(TRIANGLE TEST)
Disusun untuk memenuhi tugas Pengolahan dan Pengawetan Makanan
Oleh :
Nindyo Glorita Maribeth
105070301111021 / Kelas A2 / 58
PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
ORGANOLEPTIK
UJI PEMBEDAAN SEGITIGA
(TRIANGLE TEST)
Uji pembedaan merupakan uji untuk mendeteksi adanya perbedaan
karakteristik organoleptik yang kecil antara dua contoh (produk). Uji pembedaan
segitiga merupakan uji pembedaan yang lebih sensitif dibanding uji pembedaan
pasangan. Uji ini merupakan uji sederhana yang menggunakan tiga buah contoh
(produk), dimana dua contoh adalah sama (identik) dan satu contoh lainnya
berbeda. Uji pembedaan segitiga biasanya digunakan pada ”product development
and improvement” dan ”quality control”.
BAHAN :
Bubur susu rasa pisang dalam kemasan 2 merk (Promina dan Sun)
Air panas
Air mineral
ALAT :
Panci
Spatula
Gelas plastik
Sendok plastik
Baki
Gelas belimbing
Tissue
PROSES :
1. Buatlah bubur susu rasa pisang dari 2 merk yang berbeda.
Perbandingan bahan dan cara membuat bubur susu tersebut lihat petunjuk
pada kemasannya.
2. Jumlah panelis : 20 orang
3. Jumlah contoh : 3 contoh (produk)
Di dalam pelaksanaan uji, tidak dikenal adanya contoh standar
(pembanding).
4. Cara penyajian contoh :
Beri kode pada setiap jenis contoh bubur susu dengan
menggunakan bilangan acak.
Ketiga contoh disajikan sekaligus secara acak. Panelis
diberitahukan bahwa dua contoh di antaranya adalah sama dan ia
diminta untuk menunjukkan contoh yang berbeda.
5. Cara penilaian :
Panelis diminta untuk mengisi formulir penilaian organoleptik.
6. Cara analisis :
Pada uji pembedaan pasangan disajikan tiga contoh, sehingga
peluang setiap contoh untuk dipilih adalah 1/3.
Buat tabulasi hasil penilaian panelis, selanjutnya jumlah penilaian
tersebut dibandingkan dengan Tabel Statistik jumlah terkecil untuk
menyatakan beda nyata pada “triangle test”.
HASIL UJI PEMBEDAAN :
Kode :
279 : Sun
527, 837 : Promina
Hasil 1 (Kriteria Penilaian)
Panelis
Bubur Susu Rasa Pisang
Warna Flavor Konsistensi
279 527 837 279 527 837 279 527 837
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
2 1 0 0 1 0 0 0 0 0
3 0 0 1 1 0 0 0 0 0
4 0 0 0 1 0 0 1 0 0
5 0 0 0 1 0 0 0 0 0
6 0 0 0 1 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 1 0 1 0
8 0 0 0 1 0 0 0 0 0
9 0 0 0 1 1 1 1 1 1
10 1 0 0 1 0 0 0 0 0
11 0 1 0 1 0 0 1 0 0
12 1 0 0 0 1 0 1 0 0
13 0 0 1 1 0 0 0 1 0
14 1 0 0 1 0 0 1 0 0
15 1 0 0 1 0 0 1 0 0
16 0 0 1 1 0 0 1 0 0
17 1 0 0 1 0 0 1 0 1
18 1 0 0 1 0 0 0 0 1
19 0 0 1 0 1 0 0 0 1
20 0 0 1 1 0 0 0 1 0
Jumlah 7 1 5 17 3 2 8 4 4
Hasil 2 (Derajat Perbedaan)
Panelis
Derajat Perbedaan
Berbeda
sedikit
Cukup
berbeda
Berbeda
banyak
Benar-benar
berbeda
1 √
2 √
3 √
4 √
5 √
6 √
7 √
8 √
9 √
10 √
11 √
12 √
13 √
14 √
15 √
16 √
17 √
18 √
19 √
20 √
Jumlah 13 7
Hasil 3 (Contoh yang lebih dapat diterima)
Contoh yang sama : 8 orang
Contoh yang beda : 12 orang
PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA :
Analisis Data dan Pembahasan 1
Data uji pembedaan segitiga dari 20 orang panelis
Panelis
Bubur Susu Rasa Pisang
Warna Flavor Konsistensi
279 527 837 279 527 837 279 527 837
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
2 1 0 0 1 0 0 0 0 0
3 0 0 1 1 0 0 0 0 0
4 0 0 0 1 0 0 1 0 0
5 0 0 0 1 0 0 0 0 0
6 0 0 0 1 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 1 0 1 0
8 0 0 0 1 0 0 0 0 0
9 0 0 0 1 1 1 1 1 1
10 1 0 0 1 0 0 0 0 0
11 0 1 0 1 0 0 1 0 0
12 1 0 0 0 1 0 1 0 0
13 0 0 1 1 0 0 0 1 0
14 1 0 0 1 0 0 1 0 0
15 1 0 0 1 0 0 1 0 0
16 0 0 1 1 0 0 1 0 0
17 1 0 0 1 0 0 1 0 1
18 1 0 0 1 0 0 0 0 1
19 0 0 1 0 1 0 0 0 1
20 0 0 1 1 0 0 0 1 0
Jumlah 7 1 5 17 3 2 8 4 4
Pada tabel di atas, terlihat bahwa jumlah panelis yang memilih contoh yang
memang berbeda untuk kriteria “warna” adalah 7 orang, “flavor” adalah 17 orang,
dan “konsistensi” adalah 8 orang. Berdasarkan tabel statistik ditentukan bahwa
jumlah terkecil pilihan yang benar untuk menyatakan beda nyata untuk jumlah
panelis 20 orang adalah 11 orang (α = 0,05).
Berdasarkan data di atas, dapat dianalisis sebagai berikut :
Tidak ada perbedaan ”warna” yang signifikan antara 2 merk bubur susu
rasa pisang yang disajikan pada α = 0,05. Karena hanya ada 7 orang dari 11
orang yang seharusnya menyatakan contoh memang benar berbeda warna.
Ada perbedaan ”flavor” secara nyata yang signifikan antara 2 merk bubur
susu rasa pisang yang disajikan pada α = 0,05. Karena ada 17 orang dari 11
orang yang seharusnya menyatakan contoh memang benar berbeda flavor.
Tidak ada perbedaan ”konsistensi” yang signifikan antara 2 merk bubur
susu rasa pisang yang disajikan pada α = 0,05. Karena hanya ada 8 orang dari
11 orang yang seharusnya menyatakan contoh memang benar berbeda
konsistensi.
Analisis Data dan Pembahasan 2
Jumlah panelis yang memberikan jawaban beda yang benar adalah hanya 2
orang. Tetapi kedua panelis tersebut memberikan derajat perbedaan yang tidak
sama, yaitu berbeda sedikit dan cukup berbeda. Sehingga, kami tidak dapat
mengelompokkan dan menyimpulkan tingkat perbedaan berdasarkan jawaban
yang dinyatakan oleh panelis yang memberikan jawaban beda yang benar.
Analisis Data dan Pembahasan 3
Contoh yang sama : 8 orang
Contoh yang beda : 12 orang
Dari data di atas, didapatkan jawaban dari 20 orang panelis bahwa contoh yang
lebih dapat diterima adalah contoh yang beda, yaitu sejumlah 12 orang.
Sedangkan contoh yang sama hanya ada 8 orang yang lebih dapat menerima.
Sehingga dapat dikatakan bahwa contoh yang beda, yaitu produk ”Sun” lebih
dapat diterima oleh panelis ditinjau dari segi warna, flavor, dan konsistensi jika
dibandingkan dengan produk ”Promina”.
Analisis Data dan Pembahasan 4
Jumlah bahan yang digunakan untuk membuat Bubur Susu Rasa Pisang
Produk ”Sun” (Kode : 279)
1. Bubur susu = 120 gram
2. Air panas = 2 ½ gelas = 500 ml
Jumlah bahan yang digunakan untuk membuat Bubur Susu Rasa Pisang
Produk ”Promina” (Kode : 527, 837)
1. Bubur susu = 120 gram
2. Air panas = 3 gelas = 600 ml
Analisis Data dan Pembahasan 5
Penilaian organoleptik dengan uji pembedaan segitiga terhadap warna, flavor, dan
konsistensi :
Secara umum, dari segi warna antara 2 merk yang berbeda tersebut,
memang hampir sama. Perbedaan warna kuningnya hampir tidak terlihat.
Dari segi flavor antara 2 merk yang berbeda, memang cukup berbeda dan
dapat dibedakan mana produk yang berbeda. Rasa produk dengan kode
279, terasa lebih manis. Kemungkinan dikarenakan oleh jumlah air yang
digunakan lebih sedikit dibandingkan pada produk yang lain, yaitu hanya
500 ml. Sedangkan produk dengan kode 527 dan 837, terasa lebih hambar.
Karena jumlah air yang digunakan adalah 600 ml. Namun aroma dari
kedua merk tersebut hampir sama.
Dari segi konsistensi antara 2 merk yang berbeda, hanya ada sedikit
perbedaan. Pada produk dengan kode 527 dan 837, terlihat lebih encer
karena jumlah air yang ditambahkan lebih banyak, sedangkan jumlah
bubur susu antara 2 produk adalah sama, yaitu 120 gram.
TINJAUAN PUSTAKA :
Uji pembedaan adalah suatu kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan
dunia industri. Karena semakin tingginya permintaan pasar dan persaingan maka
industri tersebut harus meningkatkan kualitas produk yang dihasilkannya harus
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah ditetapkan.
Pengujian pembedaan menggunakan metode uji segitiga digunakan untuk
mendeteksi perbedaan yang kecil, dan pengujian metode ini hanya dipilih satu
yang berbeda diantara tiga contoh yang disediakan. Pada pengujian dengan
metode segitiga penilaiaanya tidak boleh direka–reka karena pengujian ini
disajikan tiga contoh yang berbeda dan hanya memilih satu contoh yang berbeda,
dan pengujian ini tidak menggunakan pembanding (tanpa acuan). Pengindraan
adalah proses dasar yang digunakan oleh seorang panelis pada pengujian
organoleptik. Ambang kepekaan panelis adalah ambang perbedaan yaitu tingkat
pembedaan dua tingkat terkecil yang sudah dikenali oleh panelis.
Uji pembedaan tanpa pembanding (tanpa acuan), pengujian ini bertujuan
untuk menentukan ada atau tidak ada pebedaan antara dua atau lebih contoh yang
disajikan. Ambang pembedaan dianggap telah dilampaui jika minimal 90%
panelis telah mampu menunjukkan adanya perbedaan pada parameter yang diuji.
Bilik pencicip terdapat dalam ruang pencicipan, bilik ini berupa sekatan-
sekatan dengan ukuran panjang 60-80 cm dan lebar 50-60 cm. Bilik pencicip
berupa bilik yang terisolir dan cukup untuk duduk satu orang panelis. Hal ini
dimaksudkan agar tiap panelis dapat melakukan penilaian secara individual. Tiap
bilik pencicip dilengkapi dengan : a) Jendela (untuk memasukkan sampel yang
diuji); b) Meja (untuk menulis/mencatat kesan, tempat meletakkan sampel, gelas
air kumur); c) Kursi bundar ; d) Kran pipa air, penampung air buangan.
Penyajian contoh harus memperhatikan estetika dan beberapa hal lainnya
seperti berikut :
1. Suhu
Contoh harus disajikan pada suhu yang seragam, suhu dimana contoh tersbuut
biasa dikonsumsi. Misalkan dalam penyajian contoh sup, maka contoh
tersebut harus disajikan dalam keadaan hangat (40-50oC). Penyajian conto
dengan suhu yang ekstrim, yaitu kondisi dimana suhu contoh terlalu tinggi
atau terlalu rendah akan menyebabkan kepekaan pencicipan berkurang. Selain
itu suhu yang terlalu tinggi atau rendah akan mempengaruhi terhadap
pengukuran aroma dan flavor.
2. Ukuran
Contoh untuk uji organoleptik juga harus disajikan dengan ukuran seragam.
Untuk contoh padatan dapat disajikan dalam bentuk kubus, segiempat atau
menurut bentuk asli contoh. Selain itu contoh harus disajikan dalam ukuran
yang biasa dikonsumsi, misalnya penyajian 5-15 gram contoh untuk sekali
cicip. Contoh keju cukup disajikan dalam bentuk kubus seberat kurang lebih 1
gram.Untuk contoh air dapat disajikan contoh berukuran 5-15 ml dan
tergantung pada jenis contohnya. Apabila akan diambil contoh dari kemasan
tertentu, misalkan produk minuman kaleng, perlu dilakukan pencampuran dan
pengadukan contoh dari beberapa kaleng
3. Kode
Penamaan contoh harus dilakukan sedemikian rupa sehingga panelis tidak
dapat menebak isi contoh tersebut berdasarkan penamaannya. Untuk
pemberian nama biasanya digunakan 3 angkacrab atau 3 huruf secara acak.
Pemberian nama secara berurutan biasanya menimbulkan bias, karena panelis
terbawa untuk meberikan penilaian terbaik untuk contoh yang
bernama/berkode awal (misal 1 dan A) dan memberikan nilai terendah untuk
contoh yang berkode akhir (misal 3 atau C) pada suatu pemberian nama/kode
sampai 1,2,3 atau A,B,C
4. Jumlah contoh
Pemberian contoh dalam setiap pengujian sangat tergantung pada jenis uji
yang dilakukan. dalam uji pembedaan akan disajikan jumlah contoh yang
lebih sedikit dari uji penerimaan. selain itu kesulitan factor yang akan diuji
juga mempengaruhi jumlah contoh yang akan disajikan.
Urutan penyajian contoh juga dapat mempengaruhi penilaian panelis
terhadap contoh. dalam uji organoleptik dikenal beberapa pengaruh pengujian
seperti tersebut di bawah ini :
1. Expectation error
Terjadi karena panelis telah menerima informasi tentang pengujian. oleh
karena itu sebaiknya panel diberikan informasi yang mendetail tentang
pengujian dan sample diberi kode 3 digit agar tidak dapat dikenali oleh
panelis.
2. Convergen error
Panelis cenderung memberikan penilaian lebih baik atau lebih buruk apabila
didahului pemberian sample yang lebih baik atau lebih buruk.
3. Stimulus error
Terjadi karena penampakan sample yang tidak seragam sehingga panel ragu-
ragu dalam memberikan penilaian.
4. Logical error
Mirip dengan stimulus error, dimana panelis memberikan penilaiannya
berdasarkan karakteristik tertentu menurut logikanyaa. Karakteristik tersebut
akan berhubungan dengan karakteristik lainnya.
5. Holo efek
Terjadi karena evaluasi sample dilakukan terhadap lebih dari 1 (satu) factor
sehingga panelis memberikan kesan yang umum dari suatu produk
6. Efek kontras
Pemberian sample yang berkualitas lebih baik sebelum sample lainnya
mengakibatkan panelis terhadap sample yang berikutnya, sebab lebih rendah.
panelis cenderung memberi mutu rata-rata
7. Motivasi
Respon dari seorang panelis akan mempengaruhi persepsi sensorinya. Oleh
karena itu penggunaan panelis yang terbaik (termotivasi) dengan pengujian
akan memberikan hasil yang lebih baik
8. Sugesti
Respon dari seoarang panelis akan mempengaruhi panelis lainnya. Oleh
karena itu pengujian dilakukan secara individu
9. Posisi bias
Dalam beberpa uji terutama uji segitiga. Gejala ini terjadi akibat kecilnya
perbedaan antar sampel sehingga panelis cenderung memilih sampel yang
ditengah sebagai sampel paling berbeda.
KESIMPULAN :
Ambang pembedaan belum bisa dilampaui karena jumlah panelis yang
menyatakan jawaban beda benar tidak mencapai 90% dari jumlah panelis,
yaitu hanya sejumlah 10% dari jumlah panelis (2 orang) yang menyatakan
beda benar.
Tidak ada perbedaan ”warna” yang signifikan antara 2 merk bubur susu
rasa pisang yang disajikan pada α = 0,05.
Ada perbedaan ”flavor” secara nyata yang signifikan antara 2 merk bubur
susu rasa pisang yang disajikan pada α = 0,05.
Tidak ada perbedaan ”konsistensi” yang signifikan antara 2 merk bubur
susu rasa pisang yang disajikan pada α = 0,05.
Tingkat perbedaan berdasarkan jawaban yang dinyatakan oleh panelis
yang memberikan jawaban beda yang benar tidak dapat disimpulkan, karena
ada dua jawaban derajat perbedaan, yaitu berbeda sedikit dan cukup berbeda.
Contoh produk yang lebih dapat diterima oleh panelis adalah produk
dengan kode 279, yaitu Bubur Susu Rasa Pisang ”SUN”.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Iman. 2008. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/ 6179/Iman%20Rahayu%20HS%20(Herni).pdf. Diunduh pada tanggal 22 September 2011. Pukul 20.29 WIB.
Susiwi. 2009. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/951091 1980032-SUSIWI/SUSIWI-32)._Penilaian_Organoleptik.pdf. Diunduh pada tanggal 22 September 2011. Pukul 20.35 WIB.
Wiryawan, Adam. 2011. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_ analisis/ujiorganoleptik/uji-organoleptik/. Diunduh pada tanggal 22 September 2011. Pukul 20.43 WIB.
LAMPIRAN
ALUR PROSES
Mempersiapkan ruangan
uji organoleptik
Mengolah data dan
menyusun laporan hasil uji
Merekam hasil
penginderaan panelis
Panelis melakukan
penginderaan sesuai form
yang diberikan
Mencari 20 orang
sebagai panelis
Menyiapkan form
penilaian panelis
Mempersiapkan contoh
produk
GAMBARAN LABORATORIUM ORGANOLEPTIK
DOKUMENTASI SAAT UJI PEMBEDAAN SEGITIGA
Persiapan contoh produk sebelum dibagi pada gelas plastik
(Kiri, Kode : 279 ; Kanan, Kode : 527 dan 837)
Dapur persiapan
Laboratorum Uji
Ruang Tunggu
Proses pembagian produk pada gelas plastik untuk 20 orang panelis
Proses uji pembedaan segitiga oleh panelis di dalam bilik pencicip
Penguji memberikan 3 contoh produk yang diuji kepada panelis di dalam bilik