Frase

13
4. FRASE 4.1 PENGERTIAN FRASE Kalimat dua orang mahasiswa sedang membfaca buku baru di perpustakaan terdiri dari satu klausa, yaitu dua orang mahasiswa dsedang membaca buku baru di perpustakaan. Selanjutnya, klausa terdiri dari empat unsur yang lebih rendah tatarannya, yaitu dua orang mahasiswa, sedang membaca, buku baru, dan di perpustakaan. Unsur-unsur itu ada yang terdiri dari dua kata, yakni sedang membaca, buku baru, dan di perpustakaan, dan ada yang terdiri dari tiga kata, yaitu dua orang mahasiswa. Di samping itu, masing-masing unsur itu menduduki satu fungsi. Dua orang mahasiswa menduduki fungsi S, sedang membaca menduduki fungsi P, buku baru menempati fungsi O, dan di perpustakaan menempati fungsi KET. Demikianlah, unsur klausa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi itu sendiri merupakan satuan gramatik yang disebut frase. Jadi, frase ialah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Beberapa contoh, misalnya: (836) gedung sekolah itu (837) yang sedang membaca (838) akan pergi (839) sakit sekali (840) kemari pagi (841) di halaman Dari batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase memunyai dua sifat, yaitu: 1. Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih. 2. Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa, yaitu S, P, O, PEL, atau KET. Apabilia frase itu terdiri dari dua kata, misalnya frase akan pergi, sakit sekali, kemarin pagi, dan di halaman di atas, dengan mudah dapat ditentukan bahwa kedua kata itu merupakan unsurnya, tetapi apabila frase itu terdiri dari tiga kata atau lebih, untuk menentukan unsurnya harus diperhatikan adanya prinsip hirarki dalam bahasa. Misalnya frase gedung sekolah itu, yang terdiri dari tiga kata, yaitu kata gedung, sekolah, dan itu. Kata itu mungkin berkaitan dengan kata gedung,hingga frase itu terdiri dari dua unsur, yaitu unsur gedung sekolah dan kata itu, dan mungkin juga kata itu berkaitan dengan kata sekolah, sehingga frase gedung sekolah itu terdiri dari dua unsur, yaitu kata gedung dan frase sekolah itu. Jadi diagramnya mungkin: gedung sekolah itu gedung sekolah itu gedung sekolah

description

Linguistik

Transcript of Frase

  • 4. FRASE 4.1 PENGERTIAN FRASE

    Kalimat dua orang mahasiswa sedang membfaca buku baru di perpustakaan

    terdiri dari satu klausa, yaitu dua orang mahasiswa dsedang membaca buku baru di

    perpustakaan. Selanjutnya, klausa terdiri dari empat unsur yang lebih rendah

    tatarannya, yaitu dua orang mahasiswa, sedang membaca, buku baru, dan di

    perpustakaan. Unsur-unsur itu ada yang terdiri dari dua kata, yakni sedang membaca,

    buku baru, dan di perpustakaan, dan ada yang terdiri dari tiga kata, yaitu dua orang

    mahasiswa. Di samping itu, masing-masing unsur itu menduduki satu fungsi. Dua

    orang mahasiswa menduduki fungsi S, sedang membaca menduduki fungsi P, buku

    baru menempati fungsi O, dan di perpustakaan menempati fungsi KET. Demikianlah,

    unsur klausa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi

    itu sendiri merupakan satuan gramatik yang disebut frase. Jadi, frase ialah satuan

    gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi

    unsur klausa.

    Beberapa contoh, misalnya:

    (836) gedung sekolah itu (837) yang sedang membaca (838) akan pergi (839) sakit sekali (840) kemari pagi (841) di halaman

    Dari batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase memunyai dua sifat,

    yaitu:

    1. Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih. 2. Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa,

    maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa, yaitu S,

    P, O, PEL, atau KET.

    Apabilia frase itu terdiri dari dua kata, misalnya frase akan pergi, sakit sekali,

    kemarin pagi, dan di halaman di atas, dengan mudah dapat ditentukan bahwa kedua

    kata itu merupakan unsurnya, tetapi apabila frase itu terdiri dari tiga kata atau lebih,

    untuk menentukan unsurnya harus diperhatikan adanya prinsip hirarki dalam bahasa.

    Misalnya frase gedung sekolah itu, yang terdiri dari tiga kata, yaitu kata gedung,

    sekolah, dan itu. Kata itu mungkin berkaitan dengan kata gedung,hingga frase itu

    terdiri dari dua unsur, yaitu unsur gedung sekolah dan kata itu, dan mungkin juga

    kata itu berkaitan dengan kata sekolah, sehingga frase gedung sekolah itu terdiri dari

    dua unsur, yaitu kata gedung dan frase sekolah itu. Jadi diagramnya mungkin:

    gedung sekolah itu

    gedung sekolah itu

    gedung sekolah

  • Mungkin juga:

    Frase yang sedang membaca, yang juga terdiri dari tiga kata, yaitu kata yang,

    sedang, dan membaca, terdiri dari dua unsur, yaitu kata yang dan frase sedang

    membaca, dan tidak mungkin terdiri dari unsur yang sedang dan kata membaca

    karena kata yang tidak pernah berkelompok dengan kata tambah. Jadi diagramnya

    sebagai berikut:

    Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa unsur frase itu mungkin berupa

    kata, dan mungkin juga berupa frase. Frase baju baru anak itu, misalnya, unsurnya

    berupa frase semua, yaitu baju baru terdiri dari dua unsur yang berupa kata, yaitu

    kata baju dan kata baru, dan frase anak itu terdiri dari dua unsur yang berupa kata

    juga, yaitu kata anak dan kata itu. Diagramnya sebagai berikut:

    Satuan gramatiks eperti rumah sakit, kolam renang, dan lomba tari tidak

    termasuk satuan frase, melainkan termasuk satuan kata, yaitu yang disebut

    katamajemuk, mengingat satuan-satuan itu memiliki ciri sebagai kata majemuk,

    yaitu:

    1. Salah satu atau semua unsurnya berupa pokok kata; 2. Unsur-unsurnya tidak mungkin dipisahkan, atau tidak mungkin diubah

    strukturnya.

    Satuan rumah sakit terdiri dari dua unsur yang berupa kata, yaitu kata rumahd an

    kata sakit. Namun demikian, berdasarkan ciri bahwa unsur-unsurnya tidak dapat

    dipisahkan atau tidak dapat diubah strukturnya, satuan itu tidak termasuk golongan

    gedung sekolah itu

    gedung sekolah itu

    sekolah itu

    yang sedang membaca

    yang sedang membaca

    sedang membaca

    baju baru anak itu

    baju baru anak itu

    anak itu baru baju

  • frase, melainkan termasuk kata, yaitu katamejmuk. Demikian pula satuan kolam

    renang dan lomba tari. Berdasarkan ciri bahwa salah satu atau semua unsurnya

    berupa pokok kata, kedua satuan itu tidak termasuk golongan frase, melainkan

    termasuk kata, yaitu kata majemuk. Kolam renang terdiri dari unsur kolam yang

    berupa kata dan unsur renang yang berupa pokok kata, sedangkan lomba tari terdiri

    dari unsur yang berupa pokok kata semua.

    Sebaliknya, satuan seperti bukumu, bukuku, dan bukunya yang terdiri dari unsur

    yang berupa kata, yaitu kata buku dan unsur yang berupa klitika, yaitu mu, ku, dan

    nya, termasuk satuan frase karena klitika masih memunyai sifat bebas seperti halnya

    kata, lagi pula satuan-satuan tersebut tidak merupakan kata majemuk. Hal itu dapat

    dibuktikan bahwa di samping bukumu, bukuku, dan bukunya terdapat buku barumu,

    buku baruku, dan buku barunya, buku matematikamu, buku matematikaku, buku

    matematikanya, dan seterusnya.

    4.2 FRASE ENDOSENTRIK DAN EKSOSENTRIK Frase dua orang mahasiswa dalam klausa dua orang mahasiswa sedang membaca

    buku baru di perpustakaan memunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik

    dengan unsur dua orang, maupun dengan unsur mahasiswa. Persamaan distribusi ini

    dapat dilihat dari jajaran di bawah ini.

    Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan.

    dua orang -- sedang membaca buku baru di perpustakaan

    -- mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan

    Demikian juga frase sedang membaca yang memunyai distribusi yang sama

    dengan unsurnya, yaitu dengan unsur membaca, dan frase buku baru yang memunyai

    persamaan distribusi dengan unsurnya, yaitu dengan unsur buku. Frase yang

    memunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun

    salah satu dari unsurnya, disebut frase endosentrik, dan frase yang tidak demikian,

    maksudnya tidak memunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya, disebut

    frase eksosentrik. Contoh frase eksosentrik ialah frase di perpustakaan dalam klausa

    di atas. Frase tersebut tidak memunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya.

    Ketidaksamaannya dapat dilihat dari jajaran di bawah ini:

    Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di perpusakaan.

    dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di --

    dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru -- perpustakaan

    Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu::

    1. Frase endosentrik yang koordinatif. 2. Frase endosentrik yang atributif.. 3. Frase endosentrik yang apositif.

  • 4.2.1 Frase Endosentrik yang Koordinatif Frase ini terdiri dari unsur-unsur yang setara. Kesetaraannya itu dapat dibuktikan

    oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung dan atau

    atau. Misalnya:

    (842) rumah pekarangan (843) suami istri (844) dua tiga (hari) (845) ayah ibu (846) pembinaan dan pengembangan (847) pembangunan dan pembaharuan (848) belajar atau bekerja

    4.2.2 Frase Endosentrik yang Atributif Berbeda dengan frase endosentrik yang koordinatif, frase golongan ini terdiri

    dari unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin

    dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau. Misalnya:

    (849) pembangunan lima tahun (850) sekolah inpres (851) buku baru (852) pekarangan luas (853) orang itu (854) malam ini (855) sedang belajar (856) sangat bangga

    Kata-kata yang dicetak miring dalam frase-frase di atas, yaitu kata pembangunan,

    sekolah, buku, pekarangan, orang, malam, belajar, dan bangga, merupakan unsur

    pusat (UP), yaitu unsur yang secara distribusional sama dengan sluruh frase dan

    secara semantik merupakan unsur yang terpenting, sedangkan unsur lainnya

    merupakan atribut (Atr).

    4.2.3 Frase Endosentrik yang Apositif Dalam klausa Ahmad, anak Pak Sastro, sedang belajar, satuan Ahmad, anak Pak

    Sastro juga merupakan frase. Frase ini memiliki sifat yang berbeda dengan frase

    endosentrik yang koordinatif dan yang atributif. Dalam frase endosentrik yang

    koordinatif unsur-unsurnya dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau

    atau, dan dalam frase endosentrik yang atributif unsur-unsurnya tidak dapat

    dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau dan secara semantik ada yang

    terpenting, yang lebih penting dari unsur lainnya. Dalam frase Ahmad, anak Pak

    Sastro unsur-unsurnya tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau

    atau dan secara semantik unsur yang satu, dalam hal ini unsur anak Pak Sastro, sama

    dengan unsur Ahmad. Karena sama, maka unsur anak Pak Sastro dapat menggantikan

    unsur Ahmad.

  • Ahmad, anak Pak Sastro, sedang belajar

    Ahmad, --- sedang belajar

    --- anak Pak Sastro sedang belajar

    Unsur Ahmad merupakan UP, sedangkan unsur anak Pak Sastro merupakan

    aposisi (Ap). Contoh lain, misalnya:

    (857) Yogya, kota pelajar (858) Indonesia, tanah airku (859) Bapak Suharto, Presiden RI (860) Ahmad, teman karibku

    4.3 FRASE NOMINAL, FRASE VERBAL, FRASE BILANGAN, VRASE KETERANGAN, DAN FRASE DEPAN

    Berdasarkan persamaan distribusi dengan golongan atau kategori kata, frase

    digolongkan menjadi empat golongan, yaitu frase nominal, frase verbal, frase

    bilangan, dan frase keterangan. Frase nominal memunyai distribusi yang sama

    dengan kata golongan nominal, frase berbal memunyai distribusi yang sama dengan

    kata verbal, frase bilangan memunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan, dan

    frase keterangan memunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan. Si samping

    itu, ada frase yang tidak memiliki persamaan dengan golongan kata, yaitu yang

    disebut frase depan, sehingga seluruhnya terdapat lima golongan frase, yaitu frase

    nominal, frase berbal, frase bilangan, frase keterangan, dan frase depan.

    4.3.1 Frase Nominal Frase nominal ialah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan nominal.

    Persamaan distribusi itu dapat diketahui dengan jelas dari jajaran:

    Ia membeli baju baru

    Ia membeli baju

    Frase baju baru dalam klausa di atas memunyai distribusi yang sama dengan kata

    baju. Kata baju termasuk golongan kata nominal, karena itu, frase baju baru termasuk

    golongan frase nominal. Contoh-contoh lain misalnya:

    (861) mahasiswa lama (862) gedung sekolah (863) guru yang bijaksana (864) kapal terbang itu (865) jalan raya ini (866) yang akan pergi

    Frase (866) yang akan pergi termasuk golongan frase nominal karena frase ini

    memunyai distribusi yang sama dengan kata nominal:

  • Yang akan pergi kakaknya

    Ia kakaknya

    Orang itu kakaknya

    Dari jajaran di atas diketahui bahwa frase yang akan pergi memunyai distribusi

    yang sama dengan kataia dan juga frase orang itu.

    4.3.1.1 Kategori Kata atau Frase yang Menjadi Unsurnya: Secara kategorial frase nominal mungkin terdiri dari:

    1. N diikuti N, maksudnya terdiri dari kata atau frase nominal sebagai UP, diikuti oleh kata atau frase nominal sebagai UP atau Atr. Jadi semua unsurnya berupa

    kata atau frase nominal. Misalnya:

    (867) rumah pekarangan (868) ayah ibu (869) suami istri (870) gedung sekolah (871) kakak saya (872) kapal terbang itu (873) cincin emas (874) perusahaan batik

    Frase rumah pekarangan (867), ayah ibu (868), dan suami istri (869) terdiri dari

    kata nominal semua, yaitu rumah, ayah, dan suami sebagai UP, diikuti kata

    pekarangan, ibu, dan istrei sebagai UP pula, sedang frase-frase yang lain terdiri dari

    kata nominal, yaitu kata gedung, kakak, kapal terbang, cincin, dan perusahaan

    sebagai UP, diikuti nominal, yaitu kata-kata sekolah, saya, itu, emas, dan batik

    sebagai Atr.

    2. N diikuti V, maksudnya terdiri dari kata atau frase nominal sebagai UP, diikuti kata atau frase verbal sebagai Atr. Misalnya:

    (875) mahasiswa lama (876) acara terakhir (877) rumah baru (878) musik klasik (879) orang bertopi

    3. N diikuti Bil, maksudnya frase ini terdiri dari kata atau frase nominal sebagai UP, diikuti kata atau frase bilangan sebagai Atr. Misalnya:

    (880) orang dua (881) petani dua orang (882) telur tiga butir (883) sawah lima petak (884) sarung sepuluh helai

  • 4. N diikuti Ket, maksudnya frase ini terdiri dari kata atau frase nominal sebagai UP, diikuti kata atau frase keterangan sebagai Atr. Misalnya:

    (885) koran kemarin pagi (886) orang tadi

    5. N diikuti FD, maksudnya terdiri dari kata atau frase nominal sebagai UP, diikuti frase depan sebagai Atr. Misalnya:

    (887) beras dan delanggu (888) kiriman untuk ibu (889) kereta api ke surabaya (890) penilaian terhadap masalah itu (891) pengabdian kepada masyarakat

    6. N didahului Bil. Maksudnya terdiri dari kata atau frase nominal sebagai UP, didahului oleh kata atau frase bilangan sebagai Atr. Misalnya:

    (892) dua ketas kerja (893) dua buah sepeda baru (894) lima kodi kain bati (895) enam penjahat (896) sepuluh ekor ayam

    7. N didahului Sd, maksudnya terdiri dari kata atau frase nominal sebagai UP didahului oleh kata sandang sebagai Atr. Misalnya:

    (897) si Ahmad (898) sang kancil

    8. yang diikuti N, maksudnya terdiri dari kata yang sebagai penanda, diikuti kata atau frase nominal sebagai aksisnya. Misalnya:

    (899) yang ini (900) yang itu

    9. yang diikuti V, maksudnya terdiri dari kata yang sebagai penanda diikuti kata atau frase verbal sebagai aksisnya. Misalnya:

    (901) yang akan mengajar (902) yang sangat menderita (903) yang tidak naik kelas (904) yang pandai (905) c

    10. yang diikuti Bil, maksudnya terdiri dari kata yang sebagai penanda, diikuti kata atau frase bilangan sebagai aksisnya. Misalnya:

  • (906) yang dua (907) yang tiga buah (908) yang sepuluh biji (909) yang kelima puluh

    11. yang diikuti Ket., maksudnya terdiri dari kata yang sebagai penanda, diikuti kata atau frase keterangan. Misalnya:

    (910) yang kemarin siang (911) yang tadi (912) yang sekarang

    12. yang diikuti FD, maksudnya terdiri dari kata yang sebagai penanda, diikuti frase depan sebagai aksisnya. Misalnya:

    (913) yang dari Jepang (914) yang ke Surabaya (915) yang untuk Ahmad

    4.3.1.2 Hubungan Makna antar Unsur-unsurnya Pertemuan unsur-unsur dalam suatu frase menimbulkan hubungan makna.

    Misalnya pertemuan kata rumah dengan kata pekarangan dalam frase rumah

    pekarangan menimbulkan hubungan makna penjumlahan. Di samping itu, mungkin

    juga menimbulkan hubungan makna pemilihan. Hubungan makna itu secara jelas

    ditandai oleh kemungkinan diletakkannya kata dan atau atau di antara kedua

    unsurnya, menjadi rumah dan pekarangan atau rumah atau pekarangan.

    Dari penelitian terhadap hubungan makna antara unsur-unsur dalam frae,

    diperoleh hubungan-hubungan makna dalam frase nominal sebagai berikut:

    1. Penjumlahan Telah dikemukakan di atas bahwa secara jelas hubungan makna ini ditandai oleh

    kemungkinan diletakkannya kata penghubung dan di antara kedua unsurnya.

    Misalnya:

    (916) suami (dan) istri (917) nusa (dan) bangsa (918) pembinaan dan pengembangan (919) penanaman modal asing dan pembangunan daerah instri

    2. Pemilihan Secara jelas hubungan makna ini ditandai oleh kemungkinan diletakkannya kata

    atau di antara unsurnya. Misalnya:

    (920) Senin atau Selasa (921) ayah (atau) ibu (922) Januari atau Februari (923) dua (atau) tiga hari lagi

  • 3. Kesamaan Dalam frase Yogyakarta, kota pelajar secara semantik unsur Yogyakarta sama

    dengan unsur kota pelajar. Kesamaannya secara jelas ditandai oleh kemungkinan

    diletakkannya kata adalah di antara unsurnya, menjadi Yogyakarta adalah kota pelajar.

    Demikianlah, pertemuan unsur Yogyakarta dengan kota pelajar dalam frase

    Yogyakarta, kota pelajar menimbulkan hubungan makna kesamaan. Contoh lain,

    misalnya:

    (924) Bapak Suharto, presiden RI (925) Gadjah Mada, universitas perjuangan (926) Ahmad, mahsiswa fakultas sastra (927) Kakak saya, Ahmad

    4. Penerang Dalam frase buku baru kata baru yang berfungsi sebagai Atr menerangkan kata

    buku yang berfungsi sebagai UP, atau dengan kata buku. Demikianlah, pertemuan

    unsur baru dengan unsur buku menimbulkan hubungan makna penerang, maksudnya

    unsur Atr merupakan penerang bagi UP. Hubungan makna in secara jelas ditandai

    oleh kemungkinan diletakkannya kata yang di antara unsurnya sehingga di samping

    buku baru kita dapati buku yang baru. Contoh-contoh yang lain, misalnya:

    (928) acara terakhir (929) pohon rindang (930) rumah bagus (931) binatang buas (932) mahasiswa rajin

    5. Pembatas Dalam frase rumah mereka unsur mereka yang berfungsi sebagai Art

    menyatakan makna pemilik: rumah (kepunyaan) mereka; dalam frase gedung

    sekolah unsur sekolah yang berfungsi sebagai Art menyatakan makna tujuan:

    gedung (untuk) sekolah; dalam frase beras Delanggu unsur Delanggu yang berfungsi

    sebagai Art menyatakan makna asal: beras (dari) Delanggu; dan dalam frase cincin

    emas unsur emas yang berfungsi sebagai Atr menyatakan makna bahan; cincin

    (yang terbuat daripada) emas.

    Berbagai hubungan makna yang dinyatakan oleh Atr dalam frase - frase di atas di

    sini dirangkum dalam satu huungan makna, yaitu hubungan makna pembatas.

    Unsur Atr sebagai pembatas bagi UP. Hubungan makna ini ditandai oleh tidak

    mungkinnya diletakkan kata yang, dan, atau, dan adalah di antara unsur frase yang

    terdiri dari N diikuti N. Contoh lain, misalnya:

    (933) jendela rumah (934) pembangunan Indonesia (935) anggota DPR (936) pekerja pabrik (937) buku sejarah

  • (938) kota Yogyakarta (939) mahasiswa jurusan Sastra Indonesia

    6. Penentu atau Penunjuk Frase jendela itu berbeda dengan frase jendela rumah, dan berbeda pula dengan

    frase jendela baru. Frase jendela rumah dan frase jendela baru masih dapat diikuti,

    unsur Atr lagi menjadi jendela rumah itu dan jendela baru itu, jendela rumah Ahmad

    dan jendela baru rumah Ahmad, tetapi frase jendela itu sudah tidak mungkin

    ditambah dengan Atr lagi. Demikianlah, unsur itu dalam frase jendela itu bukan

    menyatakan hubungan makna penerang sekalipun dapat ditambahkan kata yang di

    antara unsurnya, dan bukan menyatakan hubungan makna pembatas, tetapi

    menyatakan hubungan makna penentu atau penunjuk. Contoh lain, misalnya:

    (940) pekarangan luas itu (941) penggilingan padi ini (942) mahasiswa yang raji itu (943) bangunan baru ini (944) pembangunan ini (945) pemilihan umum itu

    7. Jumlah Dalam frase dua jembatan unsur dua yang berfungsi sebagai Atr menyatakan

    hubungan makna jumlah bagi kata jembatan yang berfungsi sebagai UP. Contoh lain,

    misalnya:

    (946) dua orang petani ini (947) sepuluh helai sarung (948) lima kilogram beras merah (949) dua puluh liter minyak tanah

    Dalam frase-frase di atas unsur dua orang, sepuluh helai, lima kilogram, dan dua

    puluh liter menyatakan hubungan makna jumlah bagi unsur petani, sarung, beras

    merah, dan minyak tanah.

    8. Sebutan Dalam frase Drs. Ahmad kata Drs. menyatakan makna nama gelar kesarjanaan;

    dalam frase Letkol Suaji kate Letkol menyatakan makna nama gelar kepangkatan;

    dalam frase Haji Dasuki kata Haji menyatakan makna nama gelar keagamaan;

    dalam Ibu Dosan kata Ibu menyatakan makna nama panggilan. Makna-makna

    tersebut dirangkum menjadi satu makna, yaitu sebutan. Beberapa contoh, misalnya:

    (950) Kak Amin (951) Bapak Menteri (952) Bapak Suharto (953) Dr. Sudibya (954) Si Kunyil

  • 4.3.2 Frase Verbal Frase verbal atau frase golongan V ialah frase yang memunyai fistribusi yang

    sama dengan kata verbal. Persamaan distribusi itu dapat diketahui dengan jelas dari

    adanya jajaran:

    dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan

    dua orang mahasiswa membaca buku baru di perpustakaan

    Frase sedang membaca dalam klausa di atas memunyai distribusi yang sama

    dengan kata membaca. Kata membaca termasuk golongan V, karena itu frase sedang

    membaca juga termasuk golongan V. Contoh lain, misalnya:

    (955) akan pergi (956) sudah datang (957) sering lari (958) dapat menyanyi (959) duduk lagi (960) makan dan minum (961) hitam lagi kelam

    Frase akan pergi terdiri dari unsur akan dan pergi. Kata akan termasuk golongan

    kata tambah (T), sedangkan kata pergi termasuk golongan V. Jadi secara kategorial

    frase tersebut terdiri dari T sebagai Atr diikuti V sebagai UP. Contoh lain, misalnya:

    (962) sudah dewasa (963) sering sakit (964) dapat lulus (965) sedang bermain-main (966) baru tidur (967) tidak belajar

    kata-kata akan, sudah, sering, dapat, sedang, baru, tidak dalam frase-frase di atas

    termasuk golongan T. Yang termasuk kata golongan T ialah kata-kata yang dalam

    frase endosentrik yang atributif berfungsi sebagai Atr bagi UP yang berupa kata

    golongan V. Selain kata-kata di atas, yang termasuk kata golongan T ialah kata-kata

    mungkin, sering, tentu, pasti, belum, lagi, tengah, jarang, kerapkali, pernah, selalu,

    ingin, harus, wajib, perlu, bisa, sanggup, bersedia, mau, boleh, amat, sangat, terlalu,

    kurang, sekali, saja, dan masih ada beberapa lagi.

    4.3.3 Frase Bilangan

    4.3.4 Frase Keterangan

    4.3.5 Frase Depan

  • Index:

    Klitika :

    Aksis :