4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

26
Kata, Frase, Klausa dalam Kalimat Dra. Siti Sahara

Transcript of 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

Page 1: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

Kata, Frase, Klausa dalam Kalimat

Dra. Siti Sahara

Page 2: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

SINTAKSIS BAHASA INDONESIA

Istilah sintaksis berasal dari bahasa

Yunani

(Sun + tattein) yang berarti mengatur

bersama-sama.

Manaf (2009 : 3) menjelaskan bahwa

sintaksis adalah cabang linguistik

yang membahas struktur internal

kalimat. Struktur internal kalimat yang

dibahas adalah frasa, klausa, dan kalimat.

Jadi frasa adalah objek kajian sintaksis

terkecil dan kalimat adalah objek kajian

sintaksis terbesar.

Page 3: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

Pengertian Sintaksis

Ø  Kridalaksana (2001:199) menyatakan bahwa sintaksis adalah

cabang linguistik yang mempelajari pengaturan dan hubungan antara

kata dan kata, atau antara kata dan satuan–satuan yang lebih besar,

atau antar satuan yang lebuih besar itu dalam bahasa.

Ø  Ramlan (1981) menyatakan bahwa sintaksis ialah cabang ilmu

bahasa yang membicarakan seluk–beluk wacana, kalimat, klausa,

dan frase.

Ø Jadi sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas struktur

internal kalimat: frasa, klausa, dan kalimat.

Apabila dilihat dari unsur terkecil, yaitu kata: kata unsur

pembentuk frase, frase pembentuk klausa, klausa pembentuk

kalimat, kalimat pembentuk wacana.

Page 4: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

Fungsi kajian

sintaksis terdiri atas

beberapa komponen.

Diantaranya subjek,

predikat, objek,

pelengkap dan

keterangan.

Page 5: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

.

Kata, Frasa, Klausa, Dalam Kalimat

Page 6: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

. Definisi Kata

1. Kata: sebagai satuan gramatikal

yang terdiri dari satu morfem atau

lebih yang menjadi unsur langsung

pembentukan frase atau klausa.

2. Kata: dalam bahasa lisan deretan

bunyi yang mengandung arti.

3. Kata: dalam bahasa tulis deretan

huruf yang mengandung arti.

Page 7: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

Kelas Kata

“Kelas kata” adalah istilah dalam tatabahasa struktural.

“Jenis kata” dalam tatabahas tradisional.

Page 8: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

Jenis Kata

1. Kata Benda (nomina) rumah, air, angin, Tuhan, dsb. 2. Kata Kerja (verba) tidur, menangis, berjalan, dsb. 3. Kata Sifat/keadaan (adiectiva) tinggi, cantik, lama, dsb. 4. Kata Ganti (pronomina) aku, kami, kita, dia, dsb. 5. Kata Bilangan (numeralia) satu, dua, tiga, dsb. 6. Kata Keterangan (adverbia) sudah, selesai, dsb. 7. Kata Sambung (coniunctio) dan, tetapi, serta, dsb. 8. Kata Depan (praeposito) di, ke, dari, pada, dsb. 9. Kata Sandang (articula) yang, si, sang, hang, dsb. 10. Kata Seru (interjectio) ya, wah, ah, hai, o, oh, dsb.

(Dr. Gorys Keraf 1982 : 61)

Page 9: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

Frase

  Frasa:

Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih

yang bersifat nonpredikatif atau lazim

juga disebut gabungan kata yang mengisi

salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat

(Chaer, 2003 : 222). Contoh: bayi sehat,

pisang goreng, baru datang, sedang

membaca

Page 10: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

Widjono (2007:140) membedakan frasa berdasarkan kelas kata

Jenis Frase atau kelas kata: 1. Frasa verbal (kata kerja) 2. Frasa adjektival (kata sifat) 3. Frase nominal (kata benda) 4. Frasa adverbial (keterangan kata sifat) 5. Frasa pronominal (kata ganti) 6. Frasa numeralia (kata bilangan) 7. Frasa interogativa koordinatif (kata tanya) 8. Frasa demonstrativa koordinatif (dua kata tidak saling menerangkan) 9. Frasa preposisional koordinatif (kata depan tidak saling menerangkan)

Page 11: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

Klausa

Klausa: adalah suatu gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat.

Klausa adalah sebuah konstruksi yang di dalamnya terdapat beberapa kata yang mengandung unsur predikatif (Gorys Keraf 1984 :138). Klausa berpotensi menjadi kalimat.

(Manaf 2009 :13) menjelaskan bahwa yang membedakan klausa dan kalimat adalah intonasi final di akhir satuan bahasa itu. Kalimat diakhiri dengan intonasi final, sedangkan klausa tidak diakhiri intonasi final. Intonasi final itu dapat berupa intonasi berita, tanya, dan perintah.

Page 12: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

Klausa

Widjono (2007 : 143) membedakan klausa sebagai

berikut:

1. Kalimat majemuk setara (koordinatif), setiap

klausa memiliki kedudukan yang

sama. Kalimat majemuk koordinatif dibangun

dengan dua klausa atau lebih yang tidak saling

menerangkan.

Contoh:

- Rima membaca buku, dan adiknya bermain catur.

Klausa pertama ”Rima membaca buku”. Klausa

kedua 

”adiknya bermain catur”. Keduanya tidak saling

menerangkan.

Page 13: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

Klausa

2. Klausa kalimat majemuk bertingkat

(Subordinatif)

dibangun dengan klausa yang berfungsi

menerangkan klausa lainnya. Contoh:

- Orang itu pindah ke Jakarta setelah

suaminya

bekerja di Bank Indonesia.

Klausa ”Orang itu pindah ke

Jakarta” sebagai klausa utama (lazim

disebut induk kalimat) dan klausa

kedua ”suaminya bekerja di Bank

Indonesia” merupakan klausa sematan

(lazim disebut anak kalimat).

Page 14: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

.

Klausa

3. Klausa gabungan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat, terdir atas tiga klausa atau lebih. Contoh:

- Dia pindah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal dan ibunya kawin lagi. Kalimat di atas terdiri atas tiga klausa yaitu.

1)  Dia pindah ke Jakarta (klausa utama) 2)  Setelah ayahnya meninggal (klausa

sematan) 3)  Ibunya kawin lagi (klausa sematan) 1) Dia pindah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal. (Kalimat majemuk bertingkat) 2) Ayahnya meninggal dan ibunya kawin lagi. (Kalimat majemuk setara)

Page 15: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

.

 Definisi Kalimat

Kalimat: adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan maupun tulisan yang mengungkapkan pikiran secara utuh. Dalam wujud lisan kalimat diungkapkan dengan suara yang naik dan turun, lemah dan lembut, disela dengan jeda, dan diakhiri dengan intonasi. Sedangkan dalam wujud tertulis kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya dan tanda seru.

Page 16: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

.

 Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang

merupakan kesatuan pikiran (Widjono :146).

Manaf (2009 :11) lebih menjelaskan dengan

membedakan kalimat menjadi bahasa lisan

dan bahasa tulis. Dalam bahasa lisan, kalimat

adalah satuan bahasa yang mempunyai ciri

sebagai berikut:

(1) satuan bahasa yang terbentuk atas

gabungan kata dengan kata, gabungan

kata dengan frasa, atau gabungan frasa

dengan frasa, yang minimal berupa sebuah

klausa bebas yang minimal

mengandung satu subjek dan prediket, baik

unsur fungsi itu eksplisit maupun implisit.

Page 17: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

.

Lanjut

(2) Satuan bahasa itu didahului oleh suatu

kesenyapan awal, diselingi atau tidak

diselingi oleh kesenyapan antara dan diakhiri

dengan kesenyapan akhir yang berupa

intonasi final, yaitu intonasi berita, tanya,

intonasi perintah, dan intonasi kagum.

Dalam bahasa tulis, kalimat adalah satuan

bahasa yang diawali oleh huruf kapital,

diselingi atau tidak diselingi tanda koma

(,), titik dua (:), atau titik koma (;), dan

diakhiri dengan lambang intonasi final yaitu

tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda

seru (!).

Page 18: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

Fungsi Sintaksis dalam Kalimat

Fungsi sintaksis pada hakikatnya adalah

”tempat” atau ”laci” yang dapat diisi oleh

bentuk bahasa tertentu (Manaf 2009 : 34). Wujud

fungsi sintaksis adalah subjek (S), prediket (P),

objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (ket).

Tidak semua kalimat harus mengandung

semua fungsi sintaksis itu. Unsur fungsi

sintaksis yang harus ada dalam setiap kalimat

adalah subjek dan prediket, sedangkan

unsur lainnya, yaitu objek, pelengkap dan

keterangan merupakan unsur penunjang

dalam kalimat.

Page 19: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

Ciri-Ciri Kalimat

Susilo (1990 : 2) mengemukakan lima ciri

kalimat bahasa Indonesia ialah:

- bermakna, bersistem, urutan frase,

dapat berdiri sendiri dalam

hubungannya, dengan kalimat yang

lain, berjeda atau berhenti dengan

berakhirnya intonasi.

Page 20: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

Latihan Yuk!

Tentukan: Kalimat sederhana, Kalimat luas, dan Kalimat gabung Wacana di bawah ini

Page 21: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

Wacana

1) Aku sebetulnya seorang artis. 2) Sukses yang kuperoleh di bidang lain, tidak lain karena nasib baik. 3) Aku bekerja sebagai penulis interviu dan artikel mengenai bintang film dan tokoh-tokoh Hollywood yang dimuat di luar negeri dalam majalah perdagangan dan film Inggris. 4) Pekerjaan itu tidak kusukai, tapi aku memperoleh penghasilan yang besar darinya. 5) Sungguh, sukses yang kuperoleh lebih dari-pada cukup, kesenangan dan keselamatan terjamin. 6) Tapi rasa jemu mengamuk jua dalam jiwaku. 7) Aku tidak puas dan keadaanku jauh dari bahagia. 8) Seringku inginkan untuk menjadi untuk menjadi seorang penyelidik, dan tentunya menjelajah tempat-tempat yang jauh. 9) Aku ingin melukis, lain tidak, tapi banyak hal-hal yang menghambat. 10) Aku berpendapat, bahwa orang-orang yang kukenal mempunyai pendapat yang dangkal. 11) Tujuan dan ambisi mereka berbedah jauh dengan getaran jiwaku.

Page 22: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

Latihan: Soal

Teks: Kalimat-kalimat tunggal di bawa ini jadikan sebuah “kalimat gabung!”.

1. Gadis itu kecil.

2. Gadis itu penjaja kue.

3. Gadis itu kemarin dikabarkan hilang.

4. Gadis itu ditemukan tadi pagi.

5. Gadis itu ditemukan oleh seorang polisi.

6. Gadis itu hendak menumpang sebuah

kapal kecil.

7. Gadis itu hendak berangkat ke Bengkulu.

Page 23: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

Latihan: Soal

Teks: Jadikanlah kalimat gabung di bawah

ini menjadi “5” buah kalimat

sederhana!

* Keindahan sawah dan ladang, lereng

bukit serta kabutnya yang mempesona,

Gunung Penanggungan yang

kehijauan, serta puncak semeru yang

jauh dan kebiru-biruan, dengan

awannya yang penuh rahasia selalu

memenuhi jiwanya.

Page 24: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

1. Adjat Sakri. Bangun Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit ITB, 1994.2. Ida Bagus Putrayasa. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: Refika Aditama, 2006.3. M. Ramlan. Morfologi; Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono, 1985.4.--------------. Sintaksis; Ilmu Bahasa Indonesia. Yogyakarta: CV Karyono, 1986.5. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang

Disempurnakan (EYD). Jakarta: Pusat Bahasa.6.Sudarnao, Eman A. Rahman. Kemampuan Berbahasa Indonesia, PT Hikmat Syahid Indah, 1986

Buku Sumber

Page 25: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat

.

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah.Manaf, Ngusman Abdul, 2009. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. Padang: Sukabina

Press.Widjono HS. 2007. Bahasa Indonesia: Mata ` Kuliah Pengembangan Kepribadian di

Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.

. DAFTAR PUSTAKA

Page 26: 4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat