fraktur zygoma (maju refrat).docx

20
Penatalaksanaan Fraktur Komplek Zygoma Disertai Fraktur Palatum Tipe 2 Secara Open Reduction Oleh : Imran Aska Saputra 160121100010 Pembimbing : Drg. Abel Tasman Yuza SpBM Dr. Fathurachman, SpOT FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD / FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI SUB BAG ORTHOPAEDI / BEDAH MULUT MAKSILOFACIAL

description

Fraktur

Transcript of fraktur zygoma (maju refrat).docx

Page 1: fraktur zygoma (maju refrat).docx

Penatalaksanaan Fraktur Komplek Zygoma

Disertai Fraktur Palatum Tipe 2 Secara Open Reduction

Oleh :

Imran Aska Saputra

160121100010

Pembimbing :

Drg. Abel Tasman Yuza SpBM

Dr. Fathurachman, SpOT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD / FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

SUB BAG ORTHOPAEDI / BEDAH MULUT MAKSILOFACIAL

Page 2: fraktur zygoma (maju refrat).docx

Penatalaksanaan Fraktur Komplek Zygoma

Disertai Fraktur Palatum Tipe 2 Secara Open Reduction

Abstrak

Tulang zygoma merupakan salah satu tulang pada daerah midfasial yang memiliki

hubungan yang kompleks dengan tulang sekitarnya os frontale, os temporale, os sphenoidale,

dan os maksila. Jika terjadi trauma pada os zygoma dan sering juga melibatkan keempat tulang

tersebut maka fraktur tersebut adalah fraktur kompleks zygoma. Penatalaksanaan fraktur

kompleks zygoma pada dasarnya sama dengan penatalaksanaan fraktur maksilofasial lainnya

yaitu meliputi reduksi, fiksasi, dan imobilisasi. Namun karena strukturnya yang kompleks tentu

saja penatalaksanannya lebih rumit. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk memberikan

gambaran mengenai fraktur kompleks zygoma beserta panatalaksanaannya secara reduksi

terbuka.

Kami melaporkan suatu kasus fraktur zygoma pada seorang laki-laki berusia 23 tahun

datang ke Unit Gawat Darurat RS.Dr.Hasan sadikin Bandung dengan keluhan utama patah pada

rahang atas akibat kecelakaan lalu lintas

Dari hasil pemeriksaan radiologis foto Schedel AP-LAT menunjukkan adanya garis

fraktur pada segmen zygoma dextra dan pada foto panoramik serta waters views terlihat

gambaran adanya garis fraktur pada komplek zygoma dextra. Terapi pada pasien ini adalah

dengan reduksi terbuka menggunakan pelat pada, zygomaticomaxillary buttress dan ,maxillary.

Evaluasi pasca operasi pada pasien ini diperoleh hasil yaitu berupa penyatuan tulang yang baik

dan oklusi rahang atas dan rahang bawah yang optimal.

Kata kunci: Trauma, Fraktur kompleks zygoma, reduksi, fiksasi, imobilisasi

2

Page 3: fraktur zygoma (maju refrat).docx

Pendahuluan

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas jaringan keras tubuh. Fraktur maksilo fasial adalah

fraktur yang terjadi pada tulang tulang wajah yaitu tulang frontal,temporal,

orbitozygomatikus,maksila dan mandibula. Fraktur maksilo fasial lebih sering terjadi sebagai

akibat dari faktor yang datangnya dari luar seperti kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja,

kecelakaan akibat olahraga dan juga sebagai akibat dari tindakan kekerasan.

Fraktur midfasial terdiri dari fraktur zigomatikomaksilar (zygomaticomaxillary complex /ZMC)

termasuk fraktur Le fort, dan fraktur nasoorbitoethmoid (nasoorbitalethmoid /NOE). Fraktur

midfasial cenderung terjadi pada sisi benturan terjadi dan bagian yang lemah seperti sutura,

foramen, dan apertura.2 Fraktur zigoma merupakan salah satu fraktur midfasial yang paling

sering terjadi,3 umumnya sering terjadi pada trauma yang melibatkan 1/3 bagian tengah wajah,

hal ini dikarenakan posisi zigoma agak lebih menonjol pada daerah sekitarnya.4 Fraktur ZMC

biasanya melibatkan dinding bawah orbita tepat diatas nervus alveolaris inferior, sutura

zigomatikofrontal, sepanjang arkus pada sutura zigomatikotemporal, dinding lateral

zigomatikomaksila, dan sutura zigomatikosplenoid yang terletak di dinding lateral orbita,

sedangkan dinding medial orbita tetap utuh.2

Fraktur midfasial merupakan tantangan di bidang bedah karena struktur anatomi yang kompleks

dan padat.2 Penanganan yang tepat dapat menghindari efek samping baik anatomis, fungsi, dan

kosmetik. Tujuan utama perawatan fraktur fasial adalah rehabilitasi penderita secara maksimal

yaitu penyembuhan tulang yang cepat, pengembalian fungsi okuler, fungsi pengunyah, fungsi

hidung, perbaikan fungsi bicara, mencapai susunan wajah dan gigi-geligi yang memenuhi estetis

serta memperbaiki oklusi dan mengurangi rasa sakit akibat adanya mobilitas segmen tulang.1

3

Page 4: fraktur zygoma (maju refrat).docx

Laporan kasus ini membahas tentang penatalaksanaan fraktur komplek zygoma disertai fraktur

palatum tipe 2 secara open reduction pada seorang pasien laki laki berusia23 tahun yang datang

ke UGD RSUP Dr.Hasan Sadikin

Laporan Kasus

Seorang pasien laki-laki berusia 23 tahun datang ke Unit Gawat Darurat RS.Dr.Hasan sadikin

Bandung dengan keluhan patah pada rahang atas. ± 8jam yang lalu saat pasien sedang bekerja

mengecor di lantai tiga tiba-tiba tangga penyangga pasien berdiri patah dan pasien terjatuh dari

ketinggian ±8m dari lantai dua tersebut, dengan mekanisme jatuh tidak diketahui, tidak terdapat

perdarahan telinga hidung tetapi terdapat perdarahan dari mulut,dan terdapat riwayat pingsan

±10 menit, mual muntah (-), helm kerja (+). Pasien lalu dibawa ke RS Al-Islam disana dilakukan

CT Scan Kepala,pemberian cairan,pemberian antibiotic dan analgetik. Pada pemeriksaan fisik

didapatkan tanda vital dalam batas normal,GCS 14 (E3V5M6) .Pada pemeriksaan ekstra oral di

dapatkan wajah asimetri ,terdapat oedem a/r orbita dx dan zygoma dx, serta post hecting a/r

infraorbita dx ukuran 1,5cm,post hecting a/r bukal dx uk. 1cm,tidak terdapat fraktur cervical.

Gambar (1) . Gambar klinis penderita (a) tampak samping kanan (b) tampak depan (c) tampak

samping kiri.

4

Page 5: fraktur zygoma (maju refrat).docx

Pada pemeriksaan intra oral di dapatkan oedem a/r mukosa bukal dx, gingiva a/r anterior 11, 21

dan vestibulum dx a/r 11-26. dan fraktur palatum a/r 11,21

Gambar (2) Intra Oral

Untuk menegakkan diagnosa telah dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang radiologi yaitu

foto panoramik,schedel AP-LAT dan CT SCAN kepala.

Gambar (3) : Pada CT-Scan menunjukkan adanya fraktur dinding sinus maksilaris kanan, os

sphenoid kanan dan os zygomatigus kanan disertai hematom pada sinus maksilaris kanan, sinus

ethmoid kanan dan kavum nasi kanan

5

Page 6: fraktur zygoma (maju refrat).docx

Gambar(4) : Foto Schedel AP-LAT menunjukkan adanya garis fraktur pada segmen zygoma

dextra

Gambar (5) Foto Panoramik dan waters views terlihat gambaran adanya garis fraktur pada

komplek zygoma dextra dan palatum

Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan tindakan ORIF (Open Reduktion internal

Fixation) dalam narkose umum.Persiapan pasien untuk tindakan dalam narkose umum meliputi

pemasangan eyelet pada gigi 11,21 dan IDW ( Inter Dental Wiring ) pada rahang atas dari gigi

16-26 dan rahang bawah dari gigi 37-47,pemeriksaan darah lengkap,thorax foto,fungsi jantung

6

Page 7: fraktur zygoma (maju refrat).docx

dan paru.Kemudian pasien dikonsul ke bagian penyakit dalam dan anestesi tidak ditemukan

kontra indikasi untuk tindakan anestesi umum.Dilakukan tindakan ORIF dalam narkose umum

dengan menggunakan pelat pada zygomaticomaksilaris dan maxilla dengan cara insisi pada

vestibulum maksilaris 3 hingga 5 mm diatas perlekatan mukogingiva. Insisi meluas dari area

kaninus hingga daerah molar kedua. Penggunaan elektrokauter dapat mengurangi perdarahan.

Insisi periosteal dibuat, dan flap mukoperiosteal diangkat untuk memaparkan nervus infraorbital,

lempeng piriformis, dan buttress zygomaticomaksilaris (Gambar 10) lalu dipasangkan pelat 8

hole pada maksila dan 4 hole pada zygomaticomaksilaris. Potongan superior tambahan

digunakan untuk memvisualisasi lingkaran infraorbital.

Gambar ( 6) (a) Insisi pada vestibulum sampai molar kedua (b) pemasangan pelat dan screw

pada maxilla

7

Page 8: fraktur zygoma (maju refrat).docx

Gambar (7) Insisi pada sulsilia

Kemudian dilakukan Sebuah insisi subsilia dibuat 1 hingga 2 mm dibawah dan paralel terhadap

margin bulu mata bawah (Gambar 7). Ia harus meluas dari lateral hingga punctum pada lipatan

kulit alami. Serat-serat dari otot orbicularis dipisahkan secara horisontal pada tingkat yang sama

seperti insisi kulit, dan sebuah flap otot kulit komposit diangkat anterior terhadap septum orbita.

Sebuah insisi periosteal dibuat pada permukaan anterior lingkaran infraorbital. Potongan

subperiosteal kemudian dilengkapi untuk memaparkan lingkaran orbita dan dasar

orbita.kemudian dilakukan pemasangan mess pada infra orbita,untuk menyangga bola mata7.

Follow up pasien pasca operasi POD 2 dilakukan pemasangan rubber elastic untuk fiksasi

intermaxillary serta dilakukan pemeriksaan foto panoramik ( gambar 9) Pada hari ke 14 pasien

kontrol ke poli bedah mulut dan menunjukkan perbaikan oklusi (gambar 10 a dan b)

8

Page 9: fraktur zygoma (maju refrat).docx

Gambar ( 8 ) pemasangan rubber elastik Gambar (9) Foto panoramic

Gambar (10a) Oklusi sentrik dex Gambar (10b) Oklusi sentrik sin

Pada hari ke 30 pasien kemudian kontrol kembali ke poli bedah mulut untuk dilakukan

pembukaan IDW ( Interdental wiring) fiksasi serta ro panoramik dan menunjukkan hasil yang

baik dalam oklusi gigi (gambar 11a,b,c)

Gambar (11a) Gambar(11b) Gambar (11c)

9

Page 10: fraktur zygoma (maju refrat).docx

Pembahasan

Fraktur zigoma merupakan merupakan fraktur fasial yang paling sering terjadi. Tingginya

insiden dari fraktur zigoma berhubungan dengan lokasi zigoma yang lebih menonjol. Predileksi

terutama pada laki-laki, dengan perbandingan 4:1 dengan perempuan. Penyebab dari fraktur

zigoma yang paling sering adalah dikarenakan kecelakaan kendaraan bermotor. Bilateral fraktur

zigoma jarang terjadi, hanya sekitar 4 % dari 2067 kasus yang diteliti oleh Ellis et al. Zigoma

mempunyai peran yang penting dalam membentuk struktur wajah, dan disrupsi dari posisi

zigoma dapat mengganggu fungsi okular dan mandibular; oleh karena itu trauma pada zigoma

harus didiagnosa secara tepat dan ditangani secara adekuat.5

Pada kasus ini untuk mendiagnosa fraktur zigoma didasarkan pada pemeriksaan klinis dan

pemeriksaan penunjang.5 Riwayat trauma pada wajah dapat dijadikan informasi kemungkinan

adanya fraktur pada kompleks zigomatikus selain tanda-tanda klinis.4,7 Tetapi pemeriksaan klinis

seringkali sulit dilakukan karena adanya penurunan kesadaran, oedem dan kontusio jaringan

lunak dari pasien yang dapat mengaburkan pemeriksaan klinis, dan pula tidak ada indikator yang

sensitif terhadap adanya fraktur zigoma.5

Dari anamnesis dapat ditanyakan kronologis kejadian trauma, arah dan kekuatan dari trauma

terhadap pasien maupun saksi mata. Pada kasus ini arah trauma dari arah lateral yang sering

mengakibatkan fraktur arkus zigoma terisolasi atau fraktur zigoma komplek yang terdislokasi

inferomedial.6

Pemeriksaan zigoma termasuk inspeksi dan palpasi. Inspeksi dilakukan dari arah frontal, lateral,

superior, dan inferior. Diperhatikan simetri dan ketinggian pupil yang merupakan petunjuk

10

Page 11: fraktur zygoma (maju refrat).docx

adanya pergeseran pada dasar orbita dan aspek lateral orbita, adanya ekimosis periorbita,

ekimosis subkonjungtiva, abnormal sensitivitas nervus, diplopia dan enoptalmus; yang

merupakan gejala yang khas efek pergeseran tulang zigoma terhadap jaringan lunak sekitarnya.

Pada kasus ini terdapat tanda yang khas dan jelas pada trauma zigoma yaitu hilangnya tonjolan

prominen pada daerah zigomatikus dan terdapat deformitas pada tepi orbita, terutama pada tepi

orbital lateral dan infraorbita.4,5

Penggunaan CT Scan dan foto roentgen sangat membantu menegakkan diagnosa, mengetahui

luasnya kerusakan akibat trauma, dan perawatan.4 CT scan pada potongan axial maupun coronal

merupakan gold standard untuk mengetahui kecurigaan fraktur zigoma, mendapatkan pola

fraktur, derajat pergeseran, dan evaluasi jaringan lunak orbital. Secara spesifik CT scan dapat

memperlihatkan keadaan pilar dari midfasial: pilar nasomaxillary, zygomaticomaxillary,

infraorbital, zygomaticofrontal, zygomaticosphenoid, dan zygomaticotemporal.6 Penilaian

radiologis fraktur zigoma pada pasien ini menggunakan foto waters, dan panoramik. Dari foto

waters dapat dilihat pergeseran pada tepi orbita inferior, maksila, dan bodi zigoma. Foto

panoramik dapat menunjukkan oklusi dental, pergeseran komplek zygoma ,maxilla dan

mandibula.4

Fraktur midfasial merupakan tantangan di bidang bedah karena struktur anatomi yang kompleks

dan padat.2 Penanganan yang tepat dapat menghindari efek samping baik anatomis, fungsi, dan

kosmetik. Tujuan utama perawatan fraktur fasial adalah rehabilitasi penderita secara maksimal

yaitu penyembuhan tulang yang cepat, pengembalian fungsi okuler, fungsi pengunyah, fungsi

hidung, perbaikan fungsi bicara, mencapai susunan wajah dan gigi-geligi yang memenuhi estetis

serta memperbaiki oklusi dan mengurangi rasa sakit akibat adanya mobilitas segmen tulang.1

11

Page 12: fraktur zygoma (maju refrat).docx

Penatalaksanaan fraktur zigoma pada kasus ini menggunakan satu minipelat pada buttres

zygomatiko maxilary dan maxilary serta titanium mesh pada dasar orbita yang berguna untuk

reduksi dan menstabilisasi tulang zigoma, maksilla dan dasar orbita .

Kesimpulan

Fraktur zigoma merupakan merupakan fraktur fasial yang paling sering terjadi. Penyebab dari

fraktur zigoma yang paling sering adalah akibat dari kecelakaan kendaraan bermotor.Untuk

menentukan diagnosa diperlukan pemeriksaan fisik dan penunjang yang tepat agar dapat

penatalaksanaan yang baik. Tujuan utama perawatan fraktur fasial adalah rehabilitasi penderita

secara maksimal yaitu penyembuhan tulang yang cepat, pengembalian fungsi okuler, fungsi

pengunyah, fungsi hidung, perbaikan fungsi bicara, mencapai susunan wajah dan gigi-geligi

yang memenuhi estetis serta memperbaiki oklusi dan mengurangi rasa sakit akibat adanya

mobilitas segmen tulang dengan cara menggunakan mini pelat dan titanium mesh dan

pemasangan IDW untuk mendapatkan reduksi,stabilisasi dan immobilisasi.

12

Page 13: fraktur zygoma (maju refrat).docx

Daftar pustaka

1. Sofii I, Dachlan I. Correlation between midfacial fractures and intracranial lesion in

mild and moderate head injury patients. (online), (http://bedahugm.com/Correlation-

between-midfacial-fractures-and-intracranial-lesion-in-mild-and-moderate-head-injury-

patients.php , diakses 18 april 2008).

2. Dwidarto D. Affandi M. Pengelolaan deformitas dentofasial pasca fraktur panfascial

(Management of the Dentofacial Defomity Post Panfacial Fracture : Case Report).

(online), (http://www.pdgionline.com/web/index. php ?option=co ntent

&task=category&sectionid=4&id=10&Itemid=26, diakses 18 april 2008).

3. Tucker MR, Ochs MW. Management of facial fractures. Dalam : Peterson lj et al.

contemporary oral and maxillofacial surgery. St louis: mosby co. 2003

4. Prasetiyono A. Penanganan fraktur arkus dan kompleks zigomatikus. Indonesian journal

of oral and maxillofacial surgeons. Feb 2005 no 1 tahun IX hal 41-50.

5. Bailey JS, Goldwasser MS. Management of Zygomatic Complex Fractures. Dalam :

Miloro M et al. Peterson’s principles of Oral and Maxillofacial Surgery 2nd. Hamilton,

London : BC Decker Inc. 2004

6. Ellis E. fractures of the zygomatic complex and arch. Dalam : fonseca rj et al. oral and

maxillofacial trauma. St. louis : Elsevier. 2005

7. Lars A,Karl E, Anthony P. Fracture of Zigomatic bone and Fraktur of the orbit. Dalam :

Oral And Maxillo facial Surgery.Willey Blackwell.2010

13

Page 14: fraktur zygoma (maju refrat).docx

14