Frak Tur

26
floresiya

description

JFCVGB

Transcript of Frak Tur

  • floresiya

  • Fraktur adalah terputusnya hubungan/kontinuitas struktur tulang atau tulang rawan bisa komplet atau inkompletTerputusnya kontinuitas jaringan tulang dikarenakan patologik ataupun ruda paksa

  • Secara umum fraktur dibagi menjadi duafraktur tertutup: jika kulit diatas tulang yang fraktur masih utuhfraktur terbuka: kulit diatasnya tertembus Trauma langsung akibat benturan akan menimbulkan garis fraktur transversal dan kerusakan jaringan lunak. Benturan yang lebih keras disertai dengan penghimpitan tulang akan mengakibatkan garis fraktur kominutif diikuti dengan kerusakan jaringan lunak yang lebih luas.

  • Trauma tidak langsung mengakibatkan fraktur terletak jauh dari titik trauma dan jaringan sekitar fraktur tidak mengalami kerusakan berat.Pada olahragawan, penari dan tentara dapat pula terjadi fraktur pada tibia, fibula atau metatarsal yang disebabkan oleh karena trauma yang berulang. Selain trauma, adanya proses patologi pada tulang seperti. tumorPada penyakit Paget dengan energi yang minimal saja akan mengakibatkan fraktur. Sedang pada orang normal hal tersebut belum tentu menimbulkan fraktur.

  • Menurut hubungan dg jaringan ikat sekitarnyaFraktur Simple : fraktur tertutupFraktur Terbuka : bone exposeFraktur Komplikasi : kerusakan pembuluh darah, saraf, organ visera

  • Menurut bentukFraktur Komplet :Garis fraktur membagi tulang menjadi 2 fragmen atau lebih. Garis fraktur bisa transversal, oblique, spiral. Kelainan ini menentukan arah trauma, fraktur stabil atau tidakFraktur Inkomplet : sifat stabil, misal greenstik frakturFraktur Kominutif : lebih dari 2 segmenFraktur Kompresi / Crush fracture : umumnya pada tulang kanselus

  • Fraktur terjadi bila ada suatu trauma yang mengenai tulang, dimana trauma tersebut kekuatannya melebihi kekuatan tulang. 2 faktor mempengaruhi terjadinya fraktur:Ekstrinsik meliputi kecepatan dan durasi trauma yang mengenai tulang, arah dan kekuatan trauma. Intrinsik meliputi kapasitas tulang mengasorbsi energi trauma, kelenturan, kekuatan, dan densitas tulang.

  • RiwayatAnamnesis dilakukan untuk menggali riwayat mekanisme cedera (posisi kejadian) dan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan cedera tersebut. riwayat cedera atau fraktur sebelumnya, riwayat sosial ekonomi, pekerjaan, obat-obatan yang dia konsumsi, merokok, riwayat alergi dan riwayat osteoporosis serta penyakit lain.

  • Pemeriksaan FisikInspeksi / LookDeformitas : angulasi, rotasi, pemendekan, pemanjangan, bengkakPada fraktur terbuka : klasifikasi GustiloPalpasi / Feel ( nyeri tekan (tenderness), Krepitasi)Status neurologis dan vaskuler di bagian distalnya perlu diperiksa. Lakukan palpasi pada daerah ekstremitas tempat fraktur tersebut, meliputi persendian diatas dan dibawah cedera, daerah yang mengalami nyeri, efusi, dan krepitasiNeurovaskularisasi bagian distal fraktur meliputi : pulsasi aretri, warna kulit, pengembalian cairan kapler (Capillary refill test) sensasi

  • Gerakan / Moving Pemeriksaan trauma di tempat lain : kepala, toraks, abdomen, pelvis

  • Sedangkan pada pasien dengan politrauma, pemeriksaan awal dilakukan menurut protokol ATLS.Langkah pertama adalah menilai airway, breathing, dan circulation. Perlindungan pada vertebra dilakukan sampai cedera vertebra dapat disingkirkan dengan pemeriksaan klinis dan radiologis. Saat pasien stabil, maka dilakukan secondary survey.

  • Pemeriksaan Penunjang Laboratorium : darah rutin, faktor pembekuan darah, golongan darah, cross-test, dan urinalisa.Radiologis untuk lokasi fraktur harus menurut rule of two, terdiri dari :2 gambaran, anteroposterior (AP) dan lateralMemuat dua sendi di proksimal dan distal frakturMemuat gambaran foto dua ekstremitas, yaitu ekstremitas yang cedera dan yang tidak terkena cedera (pada anak) ; dan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.

  • Pergeseran fragmen Tulang ada 4 :Alignman : perubahan arah axis longitudinal, bisa membentuk sudutPanjang : dapat terjadi pemendekan (shortening)Aposisi : hubungan ujung fragmen satu dengan lainnyaRotasi : terjadi perputaran terhadap fragmen proksimal

  • Komplikasi fraktur dapat diakibatkan oleh trauma itu sendiri atau akibat penanganan fraktur yang disebut komplikasi iatrogenik . Komplikasi umumSyok karena perdarahan ataupun oleh karena nyeri,koagulopati diffus gangguan fungsi pernafasan.Ketiga macam komplikasi tersebut diatas dapat terjadi dalam 24 jam pertama pasca trauma dan setelah beberapa hari atau minggu akan terjadi gangguan metabolisme, berupa peningkatan katabolisme. Komplikasi umum lain dapat berupa emboli lemak, trombosis vena dalam (DVT), tetanus atau gas gangren

  • Komplikasi LokalKomplikasi dini: kejadian komplikasi dalam satu minggu pasca trauma, sedangkan apabila kejadiannya sesudah satu minggu pasca trauma disebut komplikasi lanjut.Pada Tulang Infeksi, terutama pada fraktur terbuka. Osteomielitis dapat diakibatkan oleh fraktur terbuka atau tindakan operasi pada fraktur tertutup. Keadaan ini dapat menimbulkan delayed union atau bahkan non union Komplikasi sendi dan tulang dapat berupa artritis supuratif yang sering terjadi pada fraktur terbuka atau pasca operasi yang melibatkan sendi sehingga terjadi kerusakan kartilago sendi dan berakhir dengan degenerasi

  • Pada Jaringan lunak Lepuh , Kulit yang melepuh adalah akibat dari elevasi kulit superfisial karena edema. Terapinya adalah dengan menutup kasa steril kering dan melakukan pemasangan elastikDekubitus.. terjadi akibat penekanan jaringan lunak tulang oleh gips. Oleh karena itu perlu diberikan bantalan yang tebal pada daerah-daerah yang menonjol Pada Otot Terputusnya serabut otot yang mengakibatkan gerakan aktif otot tersebut terganggu.

  • Pada pembuluh darah Pada robekan arteri inkomplit akan terjadi perdarahan terus menerus, sedangkan pada robekan yang komplit ujung pembuluh darah mengalami retraksi dan perdarahan berhenti spontan.Pada jaringan distal dari lesi akan mengalami iskemi bahkan nekrosis. Trauma atau manipulasi sewaktu melakukan reposisi dapat menimbulkan tarikan mendadak pada pembuluh darah spasme. Apabila iskhemi dalam 6 jam pertama tidak mendapat tindakan dapat menimbulkan kematian/nekrosis otot yang nantinya akan diganti dengan jaringan fibrus yang secara periahan-lahan menjadi pendekGejala klinisnya adalah 5 P yaitu Pain (nyeri), Parestesia, Pallor (pucat), Pulseness (denyut nadi hilang) dan ParalisisPada saraf Berupa kompresi, neuropraksi, neurometsis (saraf putus), aksonometsis (kerusakan akson). Setiap trauma terbuka dilakukan eksplorasi dan identifikasi nervus

  • Komplikasi lanjut: pada pemeriksaan terlihat deformitas berupa angulasi, rotasi, perpendekan atau perpanjangan. Delayed union: proses penyembuhan lambat dari waktu yang dibutuhkan secara normal. Non union : klinis dan radiologis tidak terjadi penyambungan.Mal union: penyambungan fraktur tidak normal sehingga menimbukan deformitas. Tindakan refraktur atau osteotomi koreksi .

  • Osteomielitis: osteomielitis kronis dapat terjadi pada fraktur terbuka atau tindakan operasi pada fraktur tertutup sehingga dapat menimbulkan delayed union sampai non union (infected non union). Kekakuan sendi: kekakuan sendi baik sementara atau menetap dapat diakibatkan imobilisasi lama, sehingga terjadi perlengketan peri artikuler, perlengketan intraartikuler, perlengketan antara otot dan tendon.

  • Prinsip 4R:Recognition : diagnosis dan penilaian frakturReductionRetention : ImmobilisasiRehabilitation : mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin

  • REPOSISI: dengan tujuan mengembalikan fragmen keposisi anatomiTertutup : fiksasi eksterna, Traksi (kulit, sekeletal)Terbuka : Indikasi :Reposisi tertutup gagalFragmen bergeser dari apa yang diharapkanMobilisasi diniFraktur multipleFraktur Patologis

  • IMOBILISASI / FIKSASI: Tujuan mempertahankan posisi fragmen post reposisi sampai Union.Jenis Fiksasi :Ekternal / OREFGips ( plester cast)Traksi Indikasi :Pemendekan (shortening) Fraktur unstabel : oblique, spiral Kerusakan hebat pada kulit dan jaringan sekitarInternal / ORIF : K-wire, plating, screw, k-nail

  • RETENSION :Dewasa : Kortikal 3 bulan, Kanselus 6 mingguAnak-anak : separuh dari orang dewasaREHABILITASI

  • Fase inflamasi : berakhir kurang lebih satu hingga dua minggu yang pada awalnya terjadi reaksi inflamasi. Secara radiologis, garis fraktur akan lebih terlihat karena material nekrotik disingkirkan.Fase reparatif : umumnya beriangsung beberapa bulan. Secara radiologis garis fraktur mulai tak tampak.Fase remodelling: membutuhkan waktu bulanan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur